uji mic dan koefisien fenol€¦  · web viewfenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain...

35
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui dan memahami Uji Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dan Uji Koefisien Fenol pada suatu desinfektan tertentu. II. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari sampel desinfektan vixal dan menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel desinfektan vixal dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan menggunakan bakteri uji pseudomonas aeruginosa. III. PRINSIP PERCOBAAN Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan nilai MIC dari sampel vixal berdasarkan penghambatan pertumbuhan bakteri uji Pseudomonas aeruginosa dalam medium Nutrien Broth (NB) yang telah diberi berbagai tingkat pengenceran sampel desinfektan yang diinkubasikan pada suhu 37º C selama 1 x 24 jam dimana hasil menunjukkan positif jika terjadi WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L. 150 2012 0299

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

I. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui dan memahami Uji Minimal

Inhibitory Concentration (MIC) dan Uji Koefisien Fenol pada suatu

desinfektan tertentu.

II. KOMPETENSI KHUSUS

Praktikan dapat menentukan nilai Minimal Inhibitory

Concentration (MIC) dari sampel desinfektan vixal dan menentukan

nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel desinfektan vixal

dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan menggunakan

bakteri uji pseudomonas aeruginosa.

III. PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan nilai MIC dari sampel

vixal berdasarkan penghambatan pertumbuhan bakteri uji

Pseudomonas aeruginosa dalam medium Nutrien Broth (NB) yang

telah diberi berbagai tingkat pengenceran sampel desinfektan yang

diinkubasikan pada suhu 37º C selama 1 x 24 jam dimana hasil

menunjukkan positif jika terjadi kekeruhan atau adanya endapan dalam

medium NB yang kemudian dilanjutkan dengan uji pada medium NA

dalam cawan petri.

IV. DASAR TEORI

Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah

keadaan sepsis. Antiseptik ialah zat yang digunakan unutk membunuh

atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya digunakan

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 2: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

pada jaringan hidup. Desinfektan ialah zat yang digunakan untuk

mencegah infeksi dengan  mematikan mikroba misalnya, sterilisasi alat

kedokteran. Sterilisasi ditujukan untuk membunuh semua

mikroorganisme. Obat ini dapat bersifat bakterisid atau bakteriostatik.

Berdasarkan sifat kimia, antiseptik digolongkan  dalam golongan fenol,

alkohol, aldehid asam, halogen, peroksidan dan logam berat

(Ganiswara, 1995).

Yang termasuk dalam golongan fenol ini ialah fenol, timol,

resorsinol dan heksaklorofen. Fenol merupakan zat pembaku daya

antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan

koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik yang kuat. Banyak obat lain

mempunyai daya antiseptik lebih kuat (Ganiswara, 1995).

Dalam kadar 0,01 – 1%, fenol bersifat bakteriostatik. Larutan

1,6% bersifat bakterisid yang dapat mengadakan koagulasi protein.

Ikatan fenol dengan protein mudah lepas, sehingga fenol dapat

penetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid berguna

untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran. Dalam toksikologi

senyawa ini penting, karena sering digunakan pada percobaan bunuh

diri. Terhadap mukosa saluran cerna dan mulut, bahan ini bersifat

kaustik dan korosif. Terhadap SSP menyebabkan eksitasi disusul

depresi (Ganiswara, 1995).

Fenol (asam karbolat) yang digunakan untuk pertama kalinya

oleh Lister sekitar tahun 1860 didalam pekerjaannya untuk

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 3: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

mengembangkan teknik - teknik pembedahan aseptik, telah lama

merupakan standar pembanding bagi desinfektan lain untuk

mengevaluasi aktivitas bakterisidalnya. pada masa kini telah tersedia

banyak desinfektan lain yang lebih efektif dan aktif pada konsentrasi

yang jauh lebih rendah. Sturuktur kimiawi fenol dan beberapa

turunannya yang jumlahnya sangat banyak itu, yang memang

disiapkan untuk digunakan sebagai desinfektan; banyak diantaranya

yang disebutkan terakhir ini lebih efektif dari pada fenol itu senditi.

Persenyawaan - persenyawaan ini boleh jadi bekerja terutama dengan

cara mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel ( Pelczar,

2009).

Persyaratan ideal bagi desinfektansia dapat dirumuskan

sebagai berikut (Tjay, 2007) :

Berkhasiat mikrobisid yang luas terhadap kuman, jamur dan

sporanya, ragi, virus serta protozoa (broad spectrum).

Mulai kerjanya cepat dan bertahan lama (long acting).

Toksisitasnya rendah dan begitu pula daya absorbsinya melalui

kulit dan mukosa.

Tidak merangsang kulit maupun mukosa, baunya pun tidak

merangsang.

Daya kerjanya tidak diurangi oleh zat-zat organis, seperti nanah

dan darah.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 4: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Daya adsorbsinya rendah pada akaret, zat-zat sintesis dan bahan

lain.

Tidak korosif (bereaksi secara kimiawi) terhadap alat yang

didesinfeksi.

Menurut SNI 06-872-1990, syarat mutu cairan desinfektansia

sebagai pembersih lantai dan lain-lain adalah koefisien fenol, pH,

kelarutan dalam air sadah, dan daya memucatkan sebagai indicator

kekuatan desinfektansia dalam membasmi mikroorganisme adalah

koefisien fenol (Djide, 2008).

Desinfektan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok,

yakni (Tjay; 2007) :

1. Senyawa halogen: Povidon-iod, iodoform, Ca-hipoklorit, Na-

hipoklorit, tosilkloramida, klorheksidin, kliokinol, dan triklosan.

2. Derivat : fenol, kresol, resorsinol, dan timol.

3. Zat-zat dengan aktivitas permukaan: cetrimida, cetylpiridinium,

benzalkonium, dan dequalinium.

4. Senyawa alkohol, aldehida dan asam : etanol dan isopropanol,

formaldehida danglutaral, asam asetat dan borat.

5. Senyawa logam: merkuri klorida, fenil merkuri nitrat dan

merbromin, perak nitrat dan silverdiazin, sengoksida.

6. Oksidansia : hidrogenperoksida, sengperoksida, Na-perborat dan

kalium klorat.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 5: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

7. Lainnya : heksetidin dan heksamidin, belerang, etilen

oksida,oksikinolin dan acriflavin.

Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran tertinggi

desinfektansia dengan pengenceran tertinggi bahan baku fenol 5%,

dimana penegnceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalam

kontak 10 menit, tetapi tidak mematikan bakteri uji dalam kontak

waktu 5 menit. Mikroorganisme yang dipakai, menurut FDA adalah

galur Salmonella thyposa dan Staphylacoccus aureus yang khas

(Djide, 2008).

MIC (Minimum  Inhibitory Concentration) merupakan kadar obat,

di mana kuman tidak tumbuh atau berkembang biak lagi. Bagi obat

lain (bukan kemoterapeutika) digunakan MEC (Minimum Effective

Concentration), yakni kadar plasma, dimana obat baru memberikan

efek terapeutis yang diinginkan (Tjay, 2007).

Fenol merupakan salah satu salah satu antiseptikum tertua

(Lister,1870) dengan khasiat bakterisid dan fungisid, juga terdapat

basil dan spura, walaupun memerlukan waktu yang lebih lama.

Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni

perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang. Khaistnya

dikurangi oleh zat organis dan ditiadakan oleh sabum, karena dengan

alkali terbentuk fenolat inaktif, karena sefat mendenaturasi juga

berlaku untuk jaringan utuh manusia fenol berdaya korosit

(membakar) terhadap kulit dan sangat merangsang sehingga jarang

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 6: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

digunakan sebagai antiseptikum kulit, berdasarkan sufat anestetik

likjalonya adalkalanya senyawa ini digunakan dalam lotion antigatal

misalnya lotion alba (Tjay ,2007).

Fenol adalah zat pembaku daya antiseptic obat lain sehingga

daya antiseptic dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan

antiseptic yang kuat. Banyak obat lain yang mempunyai daya

antiseptic yang lebih kuat (Ganiswara, 1995).

Keefektifan mematikan mikroorganisme dari suatu desinfektan

dapat ditentukan dengan penyampuran biakan mikroorganisme apa

saja yang harus dimusnahkan, kemudian menentukan waktu yang

diperlukan oleh desinfektan untuk mematikan mikroorganisme

tersebut. Hal ini dapat dilakukan dalam keadaan yang telah dibakukan

secara teliti, yaitu dengan medium pembiakan yang susunannya

sudah ditetapkan, suhu dan jumlah bakteri yang sudah diketahui

dengan resistensi yang konstan sehingga diperoleh hasil yang tepat

dan dapat diulang kembali (Irianto, 2006).

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 7: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

V. METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

cawan petri, erlenmeyer, enkas, hand sprayer, inkubator, laminary

air flow (LAF), lampu spiritus, lampu UV, ose bulat, oven, pipet

tetes, rak tabung, spoit 5 ml, dan tabung reaksi.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air

es / air dingin, air steril, alkohol, biakan, fenol 5 %, kapas, kertas

pembungkus, kertas label, medium NB (Nutrient Broth) dan vixal.

C.Cara kerja (Anonim, 2014)

I. Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)

a. Disiapkan 10 buah tabung reaksi.

b. Tabung yang pertama berisi 9,5 ml medium NB dan

tabung yanglainnya berisi 5 ml medium NB.

c. Dipipet 0,5 ml sampel dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi pertama (1:20) homogenkan.

d. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi pertama

dimasukkan dalam tabung reaksi ke dua (1:40)

homogenkan.

e. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi kedua dimasukkan

dalam tabung reaksi ke tiga (1:80) homogenkan.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 8: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

f. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke tiga dimasukkan

dalam tabung reaksi ke empat (1:160) homogenkan.

g. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke empat

dimasukkan dalam tabung reaksi ke lima (1:320)

homogenkan.

h. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke lima

dimasukkan dalam tabung reaksi ke enam (1:640)

homogenkan.

i. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke enam

dimasukkan dalam tabung reaksi ke tujuh (1:1280)

homogenkan.

j. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke tujuh

dimasukkan dalam tabung reaksi ke delapan (1:2560)

homogenkan.

k. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke delapan

dimasukkan dalam tabung reaksi ke sembilan (1:5120)

homogenkan.

l. Dipipet 5 ml sampel dari tabung reaksi ke sembilan

dimasukkan dalam tabung reaksi ke sepuluh (1:10240)

homogenkan.

m. Diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 370C.

n. Dilakukan pengamatan dan ditentukkan nilai MICnya .

o. Dilakukan Uji lanjutan.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 9: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

II. Uji Koefisien Fenol dan Desinfektan

Pengenceran Sampel Uji Koefisien Fenol untuk

Desinfektan

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dibuat larutan stock 1 : 10.

3. Dipipet 0,83 ml sampel desinfektan lalu dilarutkan

dalam 4,17 ml air steril.

4. Dipipet larutan stock sebanyak 0,625 ml untuk tabung 1

(1:80) yang telah berisi air steril.

5. Dipipet larutan stock sebanyak 0,5 ml untuk tabung 2

(1:100) yang telah berisi air steril.

6. Dipipet larutan stock sebanyak 0,41 ml untuk tabung 3

(1:120) yang telah berisi air steril.

7. Dipipet larutan stock sebanyak 0,35 ml untuk tabung 4

(1:140) yang telah berisi air steril.

8. Didiamkan dalam wadah yang berisi es batu.

9. Sedangkan tabung deret 2 – 4 berisi 5 ml medium NB

Uji koefisien fenol untuk desinfektan

1. Disiapkan 5 buah tabung reaksi.

2. Untuk tabung yang berisi 5 ml air steril larutan sampel

desifektan dianggap sebagai deret I.

3. Untuk deret II, III, dan IV air steril diganti dengan 5 ml

medium NB.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 10: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

4. Pada detik pertama diinokulasikan suspensi bakteri

menggunakan ose bulat ke dalam tabung deret I

pengenceran 1 : 60.

5. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret I pengenceran 1 : 80.

6. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret I pengenceran 1 : 100.

7. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret I pengenceran 1 :120.

8. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret I pengenceran 1 :140.

9. Di simpan tabung deret I pada wadah yang berisi air es.

10. Kemudian istirahat selama 3 menit.

11. Dimasukkan 1 ose larutan dari tabung I (1 : 60) deret I

ke dalam tabung I deret II.

12. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari

tabung II (1 : 80) deret I ke dalam tabung III deret II.

13. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari

tabung III (1 : 100) deret I ke dalam tabung IV deret II.

14. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari

tabung IV (1 : 120) deret I ke dalam tabung V deret II.

15. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari

tabung IV (1 : 140) deret I ke dalam tabung VI deret II.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 11: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

16. Diulangi langkah tersebut untuk deret selanjutnya yaitu

deret III sampai pada deret IV dengan waktu kontak

secara keseluruhan 15 menit.

17. Diinkubasi semua tabung selama 1 x 24 jam di dalam

inkubator kecuali tabung deret I.

18. Diamati kejernihan medium NB.

Pengenceran fenol 5%

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dibuat pengenceran fenol 5% 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100

dari fenol 5 %.

3. Dipipet fenol 5 % sebanyak 1,25 ml kemudian

dicukupkan dengan hingga 5 ml dengan air steril (1 :

80).

4. Dipipet fenol 5 % sebanyak 1,1 ml kemudian dicukupkan

dengan hingga 5 ml dengan air steril (1 : 90).

5. Dipipet fenol 5 % sebanyak 1,0 ml kemudian dicukupkan

dengan hingga 5 ml dengan air steril (1 : 100).

III. Uji koefisien fenol

1. Disiapkan 15 buah tabung reaksi

2. Untuk tabung yang berisi 5 ml air steril dan larutan

medium NB dianggap sebagai deret I, dan semua tabung

deret I berisi air steril 5 ml

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 12: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

3. Untuk deret II, III, dan IV air steril diganti dengan 5 ml

medium NB.

4. Dimasukkan fenol(1:80) lalu dimasukkan suspensi bakteri.

5. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret II pengenceran 1 : 90.

6. 30 detik selanjutnya dinokulasikan suspensi bakteri ke

dalam tabung deret III pengenceran 1 : 100.

7. Di simpan tabung deret I.

8. Kemudian istirahat selama 4 menit.

9. Dimasukkan 1 ose larutan dari tabung I (1 : 80) deret I ke

dalam tabung I deret II.

10. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari tabung

II (1:90) deret I ke dalam tabung II deret II.

11. 30 detik selanjutnya dimasukkan 1 ose larutan dari tabung

II (1:100) deret I ke dalam tabung III deret II.

12. Diulangi langkah tersebut untuk tabung selanjutnya

sampai pada tabung III deret IV dengan waktu kontak

secara keseluruhan 15 menit.

13. Diinkubasi semua tabung selama 1 x 24 jam di dalam

inkubator kecuali tabung deret I.

14. Diamati kejernihan medium NB

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 13: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

VII. PEMBAHASAN

Praktikum kedua dalam mikrobiologi ini berjudul ‘’Uji MIC dan

Koefisien Fenol dengan tujuan dapat mengetahui dan memahami Uji

Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dan Uji Koefisien Fenol pada

suatu desinfektan tertentu.

Antiseptik merupakan bahan atau zat yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme yang digunakan pada makhluk hidup

sedangkan desinfektan merupakan bahan atau zat yang mampu

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang digunakan pada

lingkungan. MIC (Minimal Inhibitory Concentration) yaitu daya

hambat minimum, artinya konsentrasi terkecil suatu desinfektan atau

antiseptik untuk menghambat atatu membunuh pertumbuhan suatu

mikroba sedangkan pada MKC dimaksudkan agar dalam pemilihan

obat tradisional yang berkhasiat antibiotik tepat pada sasarannya,

serta merupakan dasar untuk mensintesis obat antibiotik dari bahan

alam yang baru.

Koefisien fenol adalah pengenceran tertinggi desinfektan ataupun

antiseptik yang mematikan di mana dapat membunuh mikroba dalam

waktu 10 menit tetapi tidak dalam masa kontak 5 menit per larutan

fenol pada kondisi yang sama. Suatu desinfektansia atau antiseptik

yang baik adalah mempunyai daya mematikan atau merusak

mikroba. Dan untuk mengetahui daya mematikan tersebut biasanya

distandarkan dengan larutan baku fenol. Sebagai suatu desinfektan

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 14: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

standar, fenol memiliki aktivitas antimikroba dengan mekanisme

utama mendenaturasi protein mikroba. Dengan terdenaturasinya

protein sel bakteri maka permeabilitas dari membran sel bakteri akan

mengalami kerusakan sehingga menyebabkan bakteri tersebut mati.

Pada percobaan ini dilakukan penentuan koefisien fenol dimana

pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan daya

mematikan dari suatu desinfektan apakah memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan sebagai desinfektan yang baik atau tidak.

Dalam penentuan nilai koefisien fenol ini yang digunakan sebagai

sampel adalah desinfektan vixal yang sebelumnya telah ditentukan

nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) nya yaitu konsentrasi

terendah desinfektan yang masih mampu menghambat pertumbuhan

mikroba. Penentuan nilai koefisien fenol ini dilakukan dengan

membandingkan daya mematikan desinfektan Vixal dengan daya

mematikan terhadap larutan baku fenol dengan menggunakan

mikroba uji Pseudomonas Aeruginosa.

Dalam percobaan ini digunakan medium NB (Nutrien Broth)

karena medium ini mengandung senyawa karbohidrat dan protein

sebagai nutrisi yang dubutuhkan oleh bakteri untuk pertumbuhannya.

Digunakan kontak berbeda-beda 5, 10, dan 15 menit yakni untuk

melihat bahwa pada kontak atau menit keberapa yang dapat

mematikan bakteri uji dimana kontak 5 menit belum dapat mematikan

bakteri uji, dan pada kontak 10 menit sudah dapat mematikan bakteri

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 15: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

uji dan dilakukan pada kontak 15 menit hanya untuk memastikan

bahwa pengerjaannya telah aseptis. Semakin lama waktu kontak

maka semakin cepat kerja desinfektan untuk membunuh mikroba dan

berarti akan cepat mati.

Suatu desinfektan yang baik harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Dalam waktu yang singkat mendesinfeksi dengan baik

2. Sebaiknya dapat digunakan untuk banyak jenis mikroorganisme

artinya sedapat mungkin mempunyai spektrum yang luas

3. Dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit dan mukosa

4. Mempunyai daya tahan yang lama

5. Jika terabsorbsi mempunyai toksisitas yang rendah

6. Tidak menyebabkan bau yang mengganggu

Nilai MIC diletakkan pada tabung kedua yaitu sebagai tolak ukur

dimana ditakutkan bahwa hasil yang diperoleh dari pengujian MIC

tidak sesuai dengan nilai MIC sebagai desinfektan sehingga pada uji

koefisien fenol kita mengambil nilai pengenceran di bawah dari nilai

MIC yang diperoleh.

Digunakan fenol 5%  karena dengan pengenceran 5% sudah

dapat mematikan bakteri uji. Digunakan fenol sebagi pembanding

supaya dapat melihat mana yang lebih bagus apakah fenol atau

turunan-turunannya.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 16: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Adapun hasil uji MIC yang kami dapatkan yaitu pada konsentrasi

1 : 320 masih dapat menghambat bakteri. Selanjutnya dalam

koefisien fenol pada sampel vixal dan fenol 5% semua tabung reaksi

dalam keadaan keruh setelah diinkubasi. Jadi dilakukan

penggoresan untuk masing – masing pengenceran pada cawan petri.

Dari hasil penggoresan tersebut tumbuh banyak mikroba pada

semua cawan petri.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 17: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh:

1. Uji MIC

Nilai UJI Minimal Inhibitory Concentration (MIC) yang

diperoleh pada percobaan kali ini dengan menggunakan

antiseptik, yaitu vixal 1 :320.

2. Uji Koefisien Fenol

Nilai koefisen fenol untuk sampel vixal tidak didapatkan.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 18: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisis III. Depkes RI: Jakarta.

Djide, M.N., Sartini, 2008. Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, F. MIPA, UNHAS: Makassar.

Ganiswara, 1995. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya; Bandung.

Pelczar., 2009., Dasar – Dasar Mikrobiologi.,Universitas Indonesia : Jakarta.

Rusli, 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Terapan, Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Tan Hoan Tjay, 2007, Obat - Obat Penting. PT. Gramedia : Jakarta.

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 19: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

IX. LAMPIRAN

1. SKEMA KERJA

MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION ( M I C )

0,02 ml

Biakan

bakteri

0,5 ml

5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml

Sampel 1 : 20 1 : 40 1 : 80 1 : 160 1 : 320 1 : 640 1 : 1280 1 : 2560

Diinkubasikan 1 x 24 jam pada suhu 37o

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 20: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

UJI KOEFISIEN FENOL

Suspensi bakteri

1 ose 1 ose

I 30” 30” 30” 30” 3’ I 30” 30” 4’

istirahat istirahat

II 30” 30” 30” 30” 3’ II 30” 30” 4’

istirahat istirahat

III 30” 30” 30” 30” 3’ III 30” 30” 4’

istirahat istirahat

IV 30” 30” 30” 30” 3’ IV 30” 30” 4’

istirahat istirahat

inkubasi 2 x 24 jam, suhu 37o

Pengamatan

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 21: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

2. PERHITUNGAN

1. Pembuatan larutan stok

1 : 100, berarti 1 mL sampel dan 99 mL air steril

30 mLx100 = 130

100 x = 30

X = 0,3 mL sampel, berarti air steril 29,7 mL

2. Pengenceran sampel

Perhitungan jumlah yang diukur (dimisalkan x) untuk

membuat pengenceran berdasarkan perbandingan.

Pengenceran sampel vixal

1. Perbandingan 1 : 220

x5 = 1100 = 1220

x500 = 1220

220 X = 500

X= 2,27 mL atau 2,3 mL

2. Perbandingan 1 : 320

x5 = 1100 = 1320

x500 = 1320

320 x = 500

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 22: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

X= 1,56 mL atau 1,6 mL

3. Perbandingan 1 : 420

x5 = 1100 = 1420

x500 = 1420

420x = 500

X= 1,19 mL atau 1,2 mL

4. Perbandingan 1 : 520

x5 = 1100 = 1520

x500 = 1520

520x = 500

X = 0,96 mL atau 1 mL

5. Perbandingan 1 : 620

x5 = 1100 = 1220

x500 = 1620

620x = 500

X = 0,806 mL atau 0,8 mL

3. Perhitungan Fenol

Larutan stok 20 mL

Untuk Tabung 1 =1,25 mL

Tabung 2 = 1,1 mL

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 23: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Tabung 3 = 1 mL

3. URAIAN BAHAN

1. Air suling (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquades, air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan

tidak mengandung bahan kimia yang dapat

membahayakan tubuh

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform p dan dalam eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai Antiseptik

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 24: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

3. Fenol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Phenolum

Nama lain : Fenol

RM/ BM : C6H5OH / 94,11

Rumus Bangun :

OH-

Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau massa hablur ;

tidak berwarna atau merah jambu, bau khas,

kaustik.

Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air ; mudah larut

dalam etanol (95 %) P, dalam kloroform P,

dalam eter P, dalam gliserol P dan dalam

minyak lemak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk.

Khasiat : Desinfektan

Kegunaan : Sebagai pembanding (standar)

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299

Page 25: UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL€¦  · Web viewFenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

4. URAIAN SAMPEL

VIXAL

Komposisi : Bahan Aktif HCL 17 %

DEPKES RI PKD 20304400379

Produksi : PT. Budi Nusa Tataprima

Bekasi – Indonesia

WIRANTI NUR AZIZAH NUR AZIZAH FARADIBA L.150 2012 0299