uji mic dan koefisien fenol 93
DESCRIPTION
Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.TRANSCRIPT
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
I. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara-cara penentuan
nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari suatu desinfektan. Dan
mengetahui dan memahami cara-cara penentuan koefisien fenol dari
suatu desinfektan dan antiseptik.
II. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration
(MIC) dari desinfektan yaitu vixal. Dan praktikan juga dapat
menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel
desinfektan dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan
menggunakan bakteri uji Bacillus subtilis.
III. PRINSIP
Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu penentuan nilai MIC
(Minimum Inhibitoring Concentration) dari desinfektan yang akan diuji
daya hambatnya terhadap pertumbuhan mikroba dan membandingkan
daya kerjanya dengan fenol 5% berdasarkan nilai koefisien fenol yang
diperoleh dari hasil perhitungan.
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
IV. LANDASAN TEORI
Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan
mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seperti perka dan
tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti
persenyawaan amonium kuaterner. Berbagai substansi tersebut
menunjukkan efek antimikrobanya dalam berbagai cara dan terhadap
berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap permukaan
benda atau bahan juga berbeda-beda, ada yang serasi dan ada yang
bersifat merusak. Karena ini dan juga karena variabel-variabel lain,
maka perlu sekali diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia
sebelum digunakan untuk penerapan praktis tertentu (Dwyana, 2011).
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum
inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat minimum) yaitu
konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme (Pratiwi, 2008).
Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen
antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada
permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme.
Pengamatan dilakukan padaa area jernih yang ditimbulkannya yang
menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada media Agar (Pratiwi, 2008).
Untuk mengetahui kemurnian bakteri uji, dilakukan uji konfirmasi
sebelum dan sesudah pengujian koefisien fenol. Uji konfirmasi ini
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi bakteri uji. Identifikasi bakteri
sesudah pengujian juga dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
kontaminasi bakteri yang lain (Djide, 2003).
Lister adalah orang pertama yang menggunakan fenol untuk
mencegah terjadi infeksi diruang operasi. Fenol sekarang jarang
digunakan sebagai desinfektan karena mengiritasi kulit dan memiliki
bau yang tidak disukai. Fenol terkadang digunakan sebagai antiseptik
lokal untuk pelega tenggorokan, tetapi mempunyai sedikit efek
antimikroba pada konsentrasi rendah. Pada konsentrasi 1%, fenol
mempunyai efek antibakteri yang signifikan (Radji, 2007).
Keefektifan suau disinfektan yang dapat larut dalam air dan terdiri
dari turunan (golongan) senyawaan fenol dapat diuji dengan
penentuan koefisien fenol. Pengujian ini dilakukan berdasarkan
perbandingan dengan fenol murni dalam keadaan yang sama (Irianto,
2006).
Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang
menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh
mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.
Bakteri uji yang digunakan dalam penentuan angka fenol adalah
Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri Gram-positif dan
Salmonellan typhi yang mewakili bakteri Gram-negatif. Kedua bakteri
uji ini diinokulasi dalam berbagai pengenceran larutan fenol murni dan
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
bahan desinfektan yang akan ditentukan koefisien fenolnya (Radji,
2007).
Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran setiap
bahan yang diuji (fenol dan bahan disinfektan uji) yang tidak
mematikan bakteri uji dalam waktu 5 menit tetapi mematikan bakteri uji
dalam waktu 10 menit (Radji, 2007).
Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan, yang dihitung
dengan cara membandingkan aktivitas larutan bahan disinfektan
dengan pengenceran tertentu dan aktivitas larutan fenol dengan
pengenceran baku (Radji, 2007).
Koefisien fenol dihitung sebagai ratio pengenceran tertinggi dari
disinfektan (X) yang diuji, yang tidak mematikan organisme uji dalam
waktu 5 menit (dalam medium pembiakan ada pertumbuhan), tetapi
mematikan organisme uji dalam waktu 10 menit (tidak ada
pertumbuhan dalam medium pembiakan) terhadap pengenceran fenol
dalam keadaan dan waktu yang sama (Irianto, 2006)
V. METODE KERJA
1. Penyiapan Bahan Praktikum
Pembuatan larutan uji sampel vixal dalam tabung reaksi dengan
perbandingan 1 : 14, 1 : 20, 1 : 26, 1 : 32, 1 : 38.
2. Pengenceran sampel porstex
a. Disiapkan 10 buah tabung reaksi dimana telah berisi medium NB
5 ml dan satu tabung yang lain berisi 9,5 ml.
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
b. Tabung yang berisi 9,5 ml medium dimasukkan sampel
sebanyak 0,5 ml dan dihomogenkan yang dikenal sebagai
pengenceran 1 : 14. Kemudian 5 ml perbandingan 1 : 20 dipipet
dan dimasukkan ke dalam tabung yang lain yang berisi 5 ml
medium NB dan dihomogenkan (pengenceran 1 : 26) dan begitu
seterusnya hingga didapatkan pengenceran 1 : 38 untuk
memudahkan pengamatan maka dibuat satu pengenceran lagi
sebagai kontrol.
3. Pengujian Mikrobiologis
a. Disiapkan tabung reaksi yang telah berisi pengenceran sampel
dan medium NB.
b. Sebanyak 0,02 ml suspensi biakan bakteri Bacillus subtilis dan
dimasukkan ke dalam tiap-tiap pengenceran dan
dihomogenkan.Setelah itu diinkubasikan pada inkubator selama
1 x 24 jam pada suhu 37oC.
c. Diamati pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan keruhnya
larutan dalam tabung reaksi.
4. Pengujian Sampel
Penentuan Nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dilakukan pengerjaannya secara aseptis
c. Diisi 9 tabung reaksi masing-masing dengan medium LB
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
d. Dipipet 5 ml dari pengenceran 1 : 20 dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kedua yang telah diisi 5 ml medium NB (Nutrient
Broth).
e. Dipipet 5 ml dari pengenceran 1 : 60 (tabung ke dua),
dimasukkan ke dalam tabung reaksi ketiga yang telah diisi 5 ml
medium NB, dicampur dengan homogen (penenceran 1 : 100).
f. Dilakukan hal yang sama seperti di atas hingga diperoleh
pengenceran 1 : 120
g. Dibuat kontrol dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
tabung yang telah berisi 5 ml medium NB, lalu dicampur hingga
homogen.
h. Ditambahkan 0,02 ml suspensi bakteri Bacillus subtilis ke
dalam tiap-tiap tabung pengenceran kecuali untuk tabung
kontrol.
i. Diinkubasi semua tabung pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam
dalam inkubator.
j. Diamati perubahan pada tiap tabung pengenceran.
B. Uji Koefisien Fenol
1. Ditentukan dahulu nilai MIC desinfektan yang akan di uji.
a. Sediakan 10 buah tabung steril dan isi 9,5 ml medium NB steril ke
dalam tabung I dan 5 ml ke dalam tabung lainnya.
b. Tambahkan ke dalam tabung I 0,5 ml anti mikroba yang akan di
uji, sehingga diperoleh pengenceran 1: 80.
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
c. Diambil dengan pipet steril 5 ml dari tabung I dan masukkan ke
dalam tabung ke dua, campurkan sampai homogen.
d. Proses c dilakukan sampai tabung ke 10.
e. Ditanam ke dalam tiap tabung 0,02 ml biakan yang berumur 24
jam
f. Di inkubasi semua tabung pada suhu 37 C dan diamati setelah 24-
72 jam, kemudian diamati.
2. Buatlah 5 pengenceran desinfektansia yang akan di uji, dengan
perbedaan konsentrasi masing-masing 1 : 80.
3. Buatlah larutan murni fenol dengan konsentrasi 5% dan buat dari
larutan ini 3 pengenceran yaitu 1:80, 1:90, 1:100.
4. Sediakan 4 deret tabung builon, masing-masing deret sebanyak 5
tabung
5. Di depan deret tabung buylon itu diletakkan desinfektansia dari 5
pengenceran tersebut di atas sebanyak 5 ml per tabung. Tabung
tabung ini sebaiknya direndam dalam air dingin dengan suhu 5-10
oC.
6. Selang tiap 30 detik masukkan 0,2 ml biakan 24 jam bakteri uji ke
dalam masing-masing tabung desinfektansia, dimulai dari
pengenceran terendah sampai tertinggi.
7. Penanaman ini memerlukan waktu 3 menit, sehingga waktu kontak
untuk tiap-tiap tabung adalah 2 menit.
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
8. Pada menit ke 30 detik ke nol, pindahkan 1 ose bulat dari tabung
pengenceran pertama deret pertama, ke tabung deret buylon ke 2
9. 30 detik kemudian dipindahkan 1 ose bulat dari pengenceran ke 2
deret buylon pertama ke dalam tabung ke dua dan deret buylon ke
dua.
10. 30 detik kemudian tanam dengan cara yang sama pada tabung ke
tiga. Demikian seterusnya sampai deret buylon tertanam dengan
masing-masing pengenceran desinfektansia.
11. Ulangi perlakuan ini pada tabung buylon deret buylon ke tiga masing-
masing selang 30 detik, tetapi setelah bakteri berada 10 menit dalam
tiap-tiap pengenceran desinfektansia.
12. Ulangi dengan cara yang sama perlakuan pada deret buylon ke
empat setelah waktu kontak bakteri uji dengan desinfektansia 15
menit.
13. Lakukan dengan cara yang sama pada larutan pembanding fenol 5 %
14. Tabung di inkubasi 37 C selama 24 jam
15. Amati hasil percobaan, catat dan hitung koefisien fenol desinfektan
tersebut.
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
VI. HASIL PRAKTIKUM
a. Gambar pengamatan
1. Uji MIC
Tabung
reaksi
Medium
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NB
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
2. Uji koefien fenol
Tabung reaksi
Medium
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NB
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
Tabung reaksi
Medium
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NB
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
B. Tabel Pengamatan
Perhitungan
1. Ket : Uji MIC
No Pengenceran Pengamatan Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1:20
1:40
1:80
1:160
1:320
1:640
1:1280
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Nilai MIC
Keterangan :
(-) = tidak ada
(+) = ada
2. Uji Koefisien Fenol
a. Sampel Vixal
No.Pengenceran
tabung
Hasil pengamatan
waktu kontakKeterangan
5’ 10’ 15’
1 1 : 14 + - +
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
2 1: 20 + + +
3 1: 26 + - +
4 1: 32 + + +
5 1: 38 - + +
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
b. Fenol
No.Pengenceran
tabung
Hasil pengamatan
waktu kontak Keterangan
5’ 10’ 15’
1 1:80 + + -
2 1:90 + + -
3 1:100 + - -
Ket : (-) tidak ada pertumbuhan
(+) ada pertumbuhan
Perhitungan Koefisien fenol :
Kf=pengencerantertinggi5¿¿
¿ 26100
¿0,26
VII. Pembahasan
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran
setiap bahan yang diuji (fenol dan bahan disinfektan uji) yang tidak
mematikan bakteri uji dalam waktu 5 menit tetapi mematikan bakteri
uji dalam waktu 10 menit.
Penentuan koefisien fenol dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui kekuatan daya mematikan dari suatu desinfektan apakah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebagai desinfektan
yang baik atau tidak. Mekanisme dari fenol 5% adalah berdasarkan
kemampuannya mendenaturasi protein-protein sel bakteri sehingga
mengubah struktur sel bakteri dan sifat khasnya hilang.
UJi MIC dilakukan untuk mengetahui nilai konsentrasi terkecil
dari suatu desinfektansia atau antiseptika yang masih dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pada percobaan ini
digunakan bakteri uji Bacillus subtilis.
Digunakan medium Nutrient Broth (NB) karena NB untuk
membiakkan bakteri karena terdiri dari ekstrak beef yang berfungsi
sebagai sumber energi dan karbon untuk pertumbuhan bakteri, pepton
sebagai sumber utama senyawa organik nitrogen, vitamin dan
karbohidrat, dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan
medium dan sumber O2.
Pada percobaan ini dimulai dengan mensterilisasikan alat-alat
yang akan digunakan agar alat-alat tersebut tidak terkontaminasi oleh
mikroba lain.Kemudian membuat pengenceran larutan vixal dengan
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
perbandingan 1:14, 1:20, 1:26, 1:32 dan 1:38. Perbandingan ini
dilakukan agar mengetahui keefektivan dari desinfektan uji yang
digunakan. Setelah itu membuat media agar dengan menggunakan
Nutrien Borth.
Pada percobaan ini dilakukan penentuan uji koefisen fenol pada
vixal yang merupakan salah satu pruduk desinfektan yang banyak
beredardi pasaran. Menurut SNI 26-1990, syarat mutu suatu cairan
desinfektan sebagai pembersih lantai adalah koefisien fenol, PH,
kelarutan dalam air soda dan daya memucatkan sebagai indicator
kekuatan desinfektan dalam membasmi mikroorganism adalah
koefisien fenol. Pecobaan koefisien fenol suatu desinfektan yakni vixal
dimana pengeceran yang digunakan adalah 1:14, 1:20, 1:26, 1:32 dan
1:38. Sampel yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtillis.
Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah sampel
disenfektan yang digunakan merupakan yang baik atau tidak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa sampel dengan pengenceran 1:14 sampai 1:32 pada menit ke 5
bakteri masih bisa hidup sedangkan pada pengenceran 1:38 tidak
terjadi pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan penampilan medium
yang jernih. Sedangkan pada menit ke 10, sampel pengenceran 1:14
tidak terjadi pertumbuhan bakteri, selanjutnya untuk pengenceran 1:20
terjadi pertumbuhan bakteri, dan pada pengenceran selajutnya yaitu
1:26 tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada pengenceran
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
1;32 dan 1:38 terjadi pertumbuhan bakteri. Pada menit ke 15, semua
pengenceran sampel terjadi pertumbuhan bakteri.
Dari hasil yang didapat, pengenceran yang dapat diambil untuk
menghitung nilai koefisien fenol yaitu pada pengencera 1:26 dimana
pada menit ke 5 bakteri masih hidup dan pada menit ke 10 bakteri
tidak hidup lagi, begitupun dengan hasil pengenceran pada fenol. Hasil
ini sesuai dengan literatur yang ada bahwa bakteri dapat mati dalam
waktu 5 menit, tetapi vixal bukan desinfektan yang efektif sebab daya
membunuhnya sangat kecil jika dibandingkan dengan fenol
VIII. Kesimpulan
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa desinfektan vixal dapat digunakan untuk membunuh mikroba.
Hal ini dapat dilihat pada nilai KF dari produk desinfektan vixal yaitu
0,26 dimana nilai koefisien fenol lebih dari 0,05 sudah memenuhi
syarat sebagai desinfektan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
Djide, Natsir, 2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Dwyana, Z, 2011. Mikrobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Irianto, Koes, 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. YRAMA WIDYA : Bandung.
Pratiwi, Sylvia, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta.
Radji, Maksum, 2007. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. EGC : Jakarta.
LAMPIRAN
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
SKEMA KERJA
MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION ( M I C )
0,02 ml
Biakan
bakteri
0,5 ml
5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml
Sampel 1 : 20 1 : 40 1 : 80 1 : 160 1 : 320 1 : 590 1 : 1280 1 : 1280
Diinkubasikan 1 x 24 jam pada suhu 37o
UJI KOEFISIEN FENOL
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092
U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L
Suspensi bakteri
1 ose 1 ose
I 30” 30” 30” 30” 3’ I 30” 30” 4’
istirahat istirahat
II 30” 30” 30” 30” 3’ II 30” 30” 4’
istirahat istirahat
III 30” 30” 30” 30” 3’ III 30” 30” 4’
istirahat istirahat
IV 30” 30” 30” 30” 3’ IV 30” 30” 4’
istirahat istirahat
inkubasi 2 x 24 jam, suhu 37o
Pengamatan
Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092