uji mic dan koefisien fenol 93

28
UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara-cara penentuan nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari suatu desinfektan. Dan mengetahui dan memahami cara-cara penentuan koefisien fenol dari suatu desinfektan dan antiseptik. II. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari desinfektan yaitu vixal. Dan praktikan juga dapat menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel desinfektan dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan menggunakan bakteri uji Bacillus subtilis. III. PRINSIP Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu penentuan nilai MIC (Minimum Inhibitoring Concentration) dari desinfektan yang akan diuji daya hambatnya terhadap pertumbuhan mikroba dan membandingkan daya kerjanya dengan fenol 5% Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt 150 20120092

Upload: husnululfa

Post on 26-Dec-2015

198 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

I. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara-cara penentuan

nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari suatu desinfektan. Dan

mengetahui dan memahami cara-cara penentuan koefisien fenol dari

suatu desinfektan dan antiseptik.

II. KOMPETENSI KHUSUS

Praktikan dapat menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration

(MIC) dari desinfektan yaitu vixal. Dan praktikan juga dapat

menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel

desinfektan dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan

menggunakan bakteri uji Bacillus subtilis.

III. PRINSIP

Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu penentuan nilai MIC

(Minimum Inhibitoring Concentration) dari desinfektan yang akan diuji

daya hambatnya terhadap pertumbuhan mikroba dan membandingkan

daya kerjanya dengan fenol 5% berdasarkan nilai koefisien fenol yang

diperoleh dari hasil perhitungan.

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 2: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

IV. LANDASAN TEORI

Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan

mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seperti perka dan

tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti

persenyawaan amonium kuaterner. Berbagai substansi tersebut

menunjukkan efek antimikrobanya dalam berbagai cara dan terhadap

berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap permukaan

benda atau bahan juga berbeda-beda, ada yang serasi dan ada yang

bersifat merusak. Karena ini dan juga karena variabel-variabel lain,

maka perlu sekali diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia

sebelum digunakan untuk penerapan praktis tertentu (Dwyana, 2011).

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum

inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat minimum) yaitu

konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme (Pratiwi, 2008).

Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen

antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada

permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme.

Pengamatan dilakukan padaa area jernih yang ditimbulkannya yang

menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme pada media Agar (Pratiwi, 2008).

Untuk mengetahui kemurnian bakteri uji, dilakukan uji konfirmasi

sebelum dan sesudah pengujian koefisien fenol. Uji konfirmasi ini

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 3: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

dapat dilakukan dengan mengidentifikasi bakteri uji. Identifikasi bakteri

sesudah pengujian juga dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

kontaminasi bakteri yang lain (Djide, 2003).

Lister adalah orang pertama yang menggunakan fenol untuk

mencegah terjadi infeksi diruang operasi. Fenol sekarang jarang

digunakan sebagai desinfektan karena mengiritasi kulit dan memiliki

bau yang tidak disukai. Fenol terkadang digunakan sebagai antiseptik

lokal untuk pelega tenggorokan, tetapi mempunyai sedikit efek

antimikroba pada konsentrasi rendah. Pada konsentrasi 1%, fenol

mempunyai efek antibakteri yang signifikan (Radji, 2007).

Keefektifan suau disinfektan yang dapat larut dalam air dan terdiri

dari turunan (golongan) senyawaan fenol dapat diuji dengan

penentuan koefisien fenol. Pengujian ini dilakukan berdasarkan

perbandingan dengan fenol murni dalam keadaan yang sama (Irianto,

2006).

Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang

menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh

mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.

Bakteri uji yang digunakan dalam penentuan angka fenol adalah

Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri Gram-positif dan

Salmonellan typhi yang mewakili bakteri Gram-negatif. Kedua bakteri

uji ini diinokulasi dalam berbagai pengenceran larutan fenol murni dan

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 4: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

bahan desinfektan yang akan ditentukan koefisien fenolnya (Radji,

2007).

Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran setiap

bahan yang diuji (fenol dan bahan disinfektan uji) yang tidak

mematikan bakteri uji dalam waktu 5 menit tetapi mematikan bakteri uji

dalam waktu 10 menit (Radji, 2007).

Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan, yang dihitung

dengan cara membandingkan aktivitas larutan bahan disinfektan

dengan pengenceran tertentu dan aktivitas larutan fenol dengan

pengenceran baku (Radji, 2007).

Koefisien fenol dihitung sebagai ratio pengenceran tertinggi dari

disinfektan (X) yang diuji, yang tidak mematikan organisme uji dalam

waktu 5 menit (dalam medium pembiakan ada pertumbuhan), tetapi

mematikan organisme uji dalam waktu 10 menit (tidak ada

pertumbuhan dalam medium pembiakan) terhadap pengenceran fenol

dalam keadaan dan waktu yang sama (Irianto, 2006)

V. METODE KERJA

1. Penyiapan Bahan Praktikum

Pembuatan larutan uji sampel vixal dalam tabung reaksi dengan

perbandingan 1 : 14, 1 : 20, 1 : 26, 1 : 32, 1 : 38.

2. Pengenceran sampel porstex 

a. Disiapkan 10 buah tabung reaksi dimana telah berisi medium NB

5 ml dan satu tabung yang lain berisi 9,5 ml.

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 5: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

b. Tabung yang berisi 9,5 ml medium dimasukkan sampel

sebanyak 0,5 ml dan dihomogenkan yang dikenal sebagai

pengenceran 1 : 14. Kemudian 5 ml perbandingan 1 : 20 dipipet

dan dimasukkan ke dalam tabung yang lain yang berisi 5 ml

medium NB dan dihomogenkan (pengenceran 1 : 26) dan begitu

seterusnya hingga didapatkan pengenceran 1 : 38 untuk

memudahkan pengamatan maka dibuat satu pengenceran lagi

sebagai kontrol.

3. Pengujian Mikrobiologis

a. Disiapkan tabung reaksi yang telah berisi pengenceran sampel

dan medium NB.

b. Sebanyak 0,02 ml suspensi biakan bakteri Bacillus subtilis dan

dimasukkan ke dalam tiap-tiap pengenceran dan

dihomogenkan.Setelah itu diinkubasikan pada inkubator selama

1 x 24 jam pada suhu 37oC.

c. Diamati pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan keruhnya

larutan dalam tabung reaksi.

4. Pengujian Sampel

Penentuan Nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dilakukan pengerjaannya secara aseptis

c. Diisi 9 tabung reaksi masing-masing dengan medium LB

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 6: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

d. Dipipet 5 ml dari pengenceran 1 : 20 dimasukkan ke dalam

tabung reaksi kedua yang telah diisi 5 ml medium NB (Nutrient

Broth).

e. Dipipet 5 ml dari pengenceran 1 : 60 (tabung ke dua),

dimasukkan ke dalam tabung reaksi ketiga yang telah diisi 5 ml

medium NB, dicampur dengan homogen (penenceran 1 : 100).

f. Dilakukan hal yang sama seperti di atas hingga diperoleh

pengenceran 1 : 120

g. Dibuat kontrol dengan cara sampel dimasukkan ke dalam

tabung yang telah berisi 5 ml medium NB, lalu dicampur hingga

homogen.

h. Ditambahkan 0,02 ml suspensi bakteri Bacillus subtilis ke

dalam tiap-tiap tabung pengenceran kecuali untuk tabung

kontrol.

i. Diinkubasi semua tabung pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam

dalam inkubator.

j. Diamati perubahan pada tiap tabung pengenceran.

B. Uji Koefisien Fenol

1. Ditentukan dahulu nilai MIC desinfektan yang akan di uji.

a. Sediakan 10 buah tabung steril dan isi 9,5 ml medium NB steril ke

dalam tabung I dan 5 ml ke dalam tabung lainnya.

b. Tambahkan ke dalam tabung I 0,5 ml anti mikroba yang akan di

uji, sehingga diperoleh pengenceran 1: 80.

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 7: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

c. Diambil dengan pipet steril 5 ml dari tabung I dan masukkan ke

dalam tabung ke dua, campurkan sampai homogen.

d. Proses c dilakukan sampai tabung ke 10.

e. Ditanam ke dalam tiap tabung 0,02 ml biakan yang berumur 24

jam

f. Di inkubasi semua tabung pada suhu 37 C dan diamati setelah 24-

72 jam, kemudian diamati.

2. Buatlah 5 pengenceran desinfektansia yang akan di uji, dengan

perbedaan konsentrasi masing-masing 1 : 80.

3. Buatlah larutan murni fenol dengan konsentrasi 5% dan buat dari

larutan ini 3 pengenceran yaitu 1:80, 1:90, 1:100.

4. Sediakan 4 deret tabung builon, masing-masing deret sebanyak 5

tabung

5. Di depan deret tabung buylon itu diletakkan desinfektansia dari 5

pengenceran tersebut di atas sebanyak 5 ml per tabung. Tabung

tabung ini sebaiknya direndam dalam air dingin dengan suhu 5-10

oC.

6. Selang tiap 30 detik masukkan 0,2 ml biakan 24 jam bakteri uji ke

dalam masing-masing tabung desinfektansia, dimulai dari

pengenceran terendah sampai tertinggi.

7. Penanaman ini memerlukan waktu 3 menit, sehingga waktu kontak

untuk tiap-tiap tabung adalah 2 menit.

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 8: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

8. Pada menit ke 30 detik ke nol, pindahkan 1 ose bulat dari tabung

pengenceran pertama deret pertama, ke tabung deret buylon ke 2

9. 30 detik kemudian dipindahkan 1 ose bulat dari pengenceran ke 2

deret buylon pertama ke dalam tabung ke dua dan deret buylon ke

dua.

10. 30 detik kemudian tanam dengan cara yang sama pada tabung ke

tiga. Demikian seterusnya sampai deret buylon tertanam dengan

masing-masing pengenceran desinfektansia.

11. Ulangi perlakuan ini pada tabung buylon deret buylon ke tiga masing-

masing selang 30 detik, tetapi setelah bakteri berada 10 menit dalam

tiap-tiap pengenceran desinfektansia.

12. Ulangi dengan cara yang sama perlakuan pada deret buylon ke

empat setelah waktu kontak bakteri uji dengan desinfektansia 15

menit.

13. Lakukan dengan cara yang sama pada larutan pembanding fenol 5 %

14. Tabung di inkubasi 37 C selama 24 jam

15. Amati hasil percobaan, catat dan hitung koefisien fenol desinfektan

tersebut.

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 9: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

VI. HASIL PRAKTIKUM

a. Gambar pengamatan

1. Uji MIC

Tabung

reaksi

Medium

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : NB

Page 10: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

2. Uji koefien fenol

Tabung reaksi

Medium

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : NB

Page 11: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

Tabung reaksi

Medium

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : NB

Page 12: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

B. Tabel Pengamatan

Perhitungan

1. Ket : Uji MIC

No Pengenceran Pengamatan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

1:20

1:40

1:80

1:160

1:320

1:640

1:1280

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Nilai MIC

Keterangan :

(-) = tidak ada

(+) = ada

2. Uji Koefisien Fenol

a. Sampel Vixal

No.Pengenceran

tabung

Hasil pengamatan

waktu kontakKeterangan

5’ 10’ 15’

1 1 : 14 + - +

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 13: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

2 1: 20 + + +

3 1: 26 + - +

4 1: 32 + + +

5 1: 38 - + +

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 14: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

b. Fenol

No.Pengenceran

tabung

Hasil pengamatan

waktu kontak Keterangan

5’ 10’ 15’

1 1:80 + + -

2 1:90 + + -

3 1:100 + - -

Ket : (-) tidak ada pertumbuhan

(+) ada pertumbuhan

Perhitungan Koefisien fenol :

Kf=pengencerantertinggi5¿¿

¿ 26100

¿0,26

VII. Pembahasan

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 15: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran

setiap bahan yang diuji (fenol dan bahan disinfektan uji) yang tidak

mematikan bakteri uji dalam waktu 5 menit tetapi mematikan bakteri

uji dalam waktu 10 menit.

Penentuan koefisien fenol dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui kekuatan daya mematikan dari suatu desinfektan apakah

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebagai desinfektan

yang baik atau tidak. Mekanisme dari fenol 5% adalah berdasarkan

kemampuannya mendenaturasi protein-protein sel bakteri sehingga

mengubah struktur sel bakteri dan sifat khasnya hilang.

UJi MIC dilakukan untuk mengetahui nilai konsentrasi terkecil

dari suatu desinfektansia atau antiseptika yang masih dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pada percobaan ini

digunakan bakteri uji Bacillus subtilis.

Digunakan medium Nutrient Broth (NB) karena NB untuk

membiakkan bakteri karena terdiri dari ekstrak beef yang berfungsi

sebagai sumber energi dan karbon untuk pertumbuhan bakteri, pepton

sebagai sumber utama senyawa organik nitrogen, vitamin dan

karbohidrat, dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan

medium dan sumber O2.

Pada percobaan ini dimulai dengan mensterilisasikan alat-alat

yang akan digunakan agar alat-alat tersebut tidak terkontaminasi oleh

mikroba lain.Kemudian membuat pengenceran larutan vixal dengan

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 16: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

perbandingan 1:14, 1:20, 1:26, 1:32 dan 1:38. Perbandingan ini

dilakukan agar mengetahui keefektivan dari desinfektan uji yang

digunakan. Setelah itu membuat media agar dengan menggunakan

Nutrien Borth.

Pada percobaan ini dilakukan penentuan uji koefisen fenol pada

vixal yang merupakan salah satu pruduk desinfektan yang banyak

beredardi pasaran. Menurut SNI 26-1990, syarat mutu suatu cairan

desinfektan sebagai pembersih lantai adalah koefisien fenol, PH,

kelarutan dalam air soda dan daya memucatkan sebagai indicator

kekuatan desinfektan dalam membasmi mikroorganism adalah

koefisien fenol. Pecobaan koefisien fenol suatu desinfektan yakni vixal

dimana pengeceran yang digunakan adalah 1:14, 1:20, 1:26, 1:32 dan

1:38. Sampel yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtillis.

Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah sampel

disenfektan yang digunakan merupakan yang baik atau tidak.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil

bahwa sampel dengan pengenceran 1:14 sampai 1:32 pada menit ke 5

bakteri masih bisa hidup sedangkan pada pengenceran 1:38 tidak

terjadi pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan penampilan medium

yang jernih. Sedangkan pada menit ke 10, sampel pengenceran 1:14

tidak terjadi pertumbuhan bakteri, selanjutnya untuk pengenceran 1:20

terjadi pertumbuhan bakteri, dan pada pengenceran selajutnya yaitu

1:26 tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada pengenceran

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 17: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

1;32 dan 1:38 terjadi pertumbuhan bakteri. Pada menit ke 15, semua

pengenceran sampel terjadi pertumbuhan bakteri.

Dari hasil yang didapat, pengenceran yang dapat diambil untuk

menghitung nilai koefisien fenol yaitu pada pengencera 1:26 dimana

pada menit ke 5 bakteri masih hidup dan pada menit ke 10 bakteri

tidak hidup lagi, begitupun dengan hasil pengenceran pada fenol. Hasil

ini sesuai dengan literatur yang ada bahwa bakteri dapat mati dalam

waktu 5 menit, tetapi vixal bukan desinfektan yang efektif sebab daya

membunuhnya sangat kecil jika dibandingkan dengan fenol

VIII. Kesimpulan

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 18: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa desinfektan vixal dapat digunakan untuk membunuh mikroba.

Hal ini dapat dilihat pada nilai KF dari produk desinfektan vixal yaitu

0,26 dimana nilai koefisien fenol lebih dari 0,05 sudah memenuhi

syarat sebagai desinfektan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 19: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

Djide, Natsir, 2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Dwyana, Z, 2011. Mikrobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Irianto, Koes, 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. YRAMA WIDYA : Bandung.

Pratiwi, Sylvia, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta.

Radji, Maksum, 2007. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. EGC : Jakarta.

LAMPIRAN

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 20: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

SKEMA KERJA

MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION ( M I C )

0,02 ml

Biakan

bakteri

0,5 ml

5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml

Sampel 1 : 20 1 : 40 1 : 80 1 : 160 1 : 320 1 : 590 1 : 1280 1 : 1280

Diinkubasikan 1 x 24 jam pada suhu 37o

UJI KOEFISIEN FENOL

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092

Page 21: Uji Mic Dan Koefisien Fenol 93

U J I M I C D A N K O E F I S I E N F E N O L

Suspensi bakteri

1 ose 1 ose

I 30” 30” 30” 30” 3’ I 30” 30” 4’

istirahat istirahat

II 30” 30” 30” 30” 3’ II 30” 30” 4’

istirahat istirahat

III 30” 30” 30” 30” 3’ III 30” 30” 4’

istirahat istirahat

IV 30” 30” 30” 30” 3’ IV 30” 30” 4’

istirahat istirahat

inkubasi 2 x 24 jam, suhu 37o

Pengamatan

Husnul Khatimah Ulfa ST. Maryam, S.Si, M.SC, Apt150 20120092