9-uji koefisien fenol
DESCRIPTION
kuliahTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UJI KOEFISIEN FENOL
Disusun oleh:
Annisa Auliyya (1006704890)
Annisaa Paramita Setiabudi (1006704902)
Bagus Adi Prasetyanto (1006704921)
Carmelita Dissa Wardhani (1006704966)
DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
I. PendahuluanUntuk mencegah adanya pertumbuhan mikroorganisme dapat
digunakan desinfektan. Namun desinfektan harus teruji daya anti
mikrobanya. Untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan,
perlu diperkirakan potensi atau kekuatannya dan efektifitas desinfektan
antara lain: konsentrasi, lamanya kontak sebagai pembunuh atau
penghambat pertumbuhan. Salah satu cara untuk mengukur efektifitas
suatu desinfektan terhadap mikroorganisme adalah dengan
membandingkannya terhadap fenol standar yang disebut sebagai uji
koefisien fenol.
II. Prinsip
Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri
tersebut kontak dengan desinfektan dalam waktu 5 dan 10 menit.
III. Tujuan
Untuk mengukur efektifitas suatu desinfektan terhadap mikroorganisme.
IV. Alat dan Bahan
1. Pipet ukur 10 ml
2. Pipet ukur 5 ml
3. Pipet tetes
4. Pipet 10 μl
5. Tabung reaksi ( 10 buah)
6. Lampu spiritus
7. Pematik api
8. Vortex
9. Ose
10. Filter bakteri
11. Labu takar 50 ml (2 buah)
12. Labu takar 25 ml (2 buah)
13. Inkubator
14. Suntikan
15. Rak tabung reaksi
16. Stiker label
17. Cawan Petri (7 buah)
18. Pinset
19. Spidol
20. Cakram kertas
21. Jangka sorong
Bahan
1. Antibiotika uji (kapsul amoksisilin trihidrat)
2. Antibiotika standar
3. Larutan buffer fosfat pH 8,0
4. Kuman standar (Staphylococcus aureus ATCC 25923)
5. Nutrien agar (Base Layer)
6. Medium antibiotika (Seed Layer)
7. NaCl fisiologis 0,9 %
8. Larutan Mc Farland III
V. Prosedur Kerja
Pembuatan Inokulum
Tabung reaksi sebanyak 4 buah disiapkan dan diberi label dengan nomor 1, 2, 3 dan 4 pada
masing-masing tabung.
Tabung 1 diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak 2 ml dan 3 tabung lainnya masing-masing diisi
dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 9 ml.
Biakan kuman standar diambil dengan ose. Tabung 1 diisi dengan suspensi kuman tersebut
hingga sesuai dengan Mc.Farland III 109 sel/ml., kemudian dikocok hingga homogen
dengan menggunakan Vortex.
Dari tabung 1 diambil 1 mL dan dimasukkan ke tabung 2, dikocok dengan vortek hingga
homogen. Didapat suatu pengenceran 10× atau setara dengan108 sel/ml.
Dari tabung 2 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung 3, dikocok dengan vortex hingga
homogen. Didapat suatu pengenceran 100× atau setara dengan 107 sel/ml.
Dari tabung 3 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung 4, dikocok dengan vortex hingga
homogen. Didapat suatu pengenceran 1000× atau setara dengan 106 sel/ml.
Dari hasil pengenceran di atas, yang digunakan sebagai inokulum adalah pengenceran
1000× atau setara dengan 106kuman /ml
Pembuatan Media
Media kaldu nutrisi (Nutrient Broth) dibuat dalam tabung-tabung reaksi ukuran 20 x 150 mm,
volume masing-masing dibuat 10 ml. Komposisi per liter terdiri dari pepton 10 gram, ekstrak
daging 5 gram dan NaCl 5 gram ; pH akhir 6,8.
Bakteri Uji
Bakteri Staphylococcus aureus ditanam pada agar nutrisi miring dan diinkubasi pada suhu 370C
selama 24 -48 jam. Biakan dari NA miring diinokulasikan pada media kaldu nutrisi dan
diinkubasi padasuhu 370C selama 24 jam. Buat pengenceran sesuai dengan Mc. Farland III,
kemudian lakukan pengenceran dengan larutan NaCl fisiologis hingga diperoleh pengenceran
10x; 100x; 1000x.
Larutan Baku Fenol
Dibuat larutan persediaan baku fenol 5% dengan cara menimbang 5 gram Kristal fenol dalam
100 ml air suling steril, kemudian diencerkan dengan perbandingan 1:80. 1:100, 1:150 di dalam
tabung-tabung steril ukuran 25 x 150 mm; volume baku fenol yang diperlukan untuk percobaan
ini adalah 5 ml tiap tabung.
Larutan Disinfektan
Dibuat larutan disinfektan di dalam air suling steril, sehingga diperoleh pengenceran 1:100,
1:150, 1:200, 1:250, 1:300, 1:350, dan 1:400 dan seterusnya. Pengenceran dibuat di dalam
tabung-tabung reaksi dengan ukuran 25 x 150 mm; volume disinfektan yang diperlukan dalam
percobaan ini adalah 5 ml setiap tabung
Memasukkan dan Menginokulasikan Bakteri Uji
1. Siapakan 6 seri tabung berisi larutan disinfektan dan larutan baku fenol
2. Tambahkan 0,5 ml biakan bakteri hasil pengenceran 100x dan catat waktu kontak (0),
kocok hingga homogen.
3. Setelah waktu kontak 5, 10, dan 15 menit, dalam setiap waktu kontak tersebut masing-
masing ambil cairan dengan ose dan inokulasikan ke dalam tabung yang berisi media
nutrient broth
4. Inokulasi dilakukan terhadap masing-masing hasil pengenceran perlakuan secara duplo
5. Eramkan dalam incubator pada suhu 37 0C selama 24-28 jam.
6. Amati ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung.
Skema
Pembuatan Inokulum
Pembuatan Larutan Fenol Standar
111
Kekeruhan ~ Lar Mc Farlan III (109sel/ml)
9 ml NaCl 0.9%
9 ml NaCl 0.9%
2 ml NaCl 0.9 %BiakanStaphylococcus aureus
Larutan Mc. Farlan III~ose
e
1 ml
1 ml
1 ml
9 ml NaCl 0.9%
Pengenceran Disinfektan
Cara Inokulasi Kuman Uji ke dalam Disinfektan
VI. Hasil Pengamatan
F 5’ F 10’ F 15’
Bening Bening Agak Keruh
5’ 10’ 15’
1 : 80 (U1) Keruh Keruh Keruh
1 : 100 (U2) Bening Agak Keruh Keruh
1 : 150 (U3) Keruh Keruh Keruh
VII. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, koefisien fenol tidak dapat dihitung.
Karena pada tabung reaksi didapatkan hasil yang keruh pada hampir semua tabung 1 :
80, 1 : 100, maupun 1 : 150. Seluruh tabung terdapat hasil yang keruh karena
pengerjaan yang tidak aseptis. Namun, terdapat satu tabung yang jernih pada tabung 1
: 100 (5’). Hasil ini tidak valid karena jika pada tabung 1 : 80 sudah keruh semua
maka seharusnya pada konsentrasi yang lain akan keruh juga. Hal ini dapat
disebabkan karena pada saat memindahkan inokulum pipet yang digunakan terlalu
panas sehingga bakteri mati. Koefisien fenol tidak dapat dihitung karena tidak ada
hasil dari larutan uji yang sama dengan hasil dari tabung F 5’, F 10’, maupun F 15’.
Karena koefisien fenol dapat dihitung jika pada tabung uji ada yang memberikan hasil
yang sama dengan tabung Fenol yaitu, bening (5’) , bening (10’) dan agak keruh
(15’).
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan koefisien fenol yang diuji tidak dapat
ditentukan.
IX. Daftar Pustaka
Radji, Dr. Maksum, M. Biomed. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi.
Depok : Departemen Farmasi FMIPA UI.
Radji, Dr. Maksum, M. Biomed. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan
Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC