uin syarif hidayatullah jakarta official...
TRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2010 – 2018
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Master Ekonomi
(M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Magister Perbankan Syariah
Diajukan oleh
BUKHORI MUSLIM
NIM 21160850000010
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
iii
iv
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Internal and External Factors on Profitability in Sharia Banking in Indonesia for the period 2010-2018. The analysis was conducted using monthly data published by the financial services authority and Bank Indonesia. The method used is a quantitative method. This study uses an error correction model method by processing data using eviews. The results of this study indicate that the CAR variable has no significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.1169 and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0052. The FDR variable has no significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.1152, and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0060. The NPF variable has no significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.1700, and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0000. BOPO variables significantly influence ROA in the short run with a probability value of 0.0000, and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0000. Inflation variable has a significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.0004 and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0000. The exchange rate variable has no significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.11143, and a significant effect on ROA in the long run with a probability value of 0.0319. BI Rate variable does not significantly influence ROA in the short run with a probability value of 0.2449, and a significant effect on ROA in the long run 0.0007. The simultaneous variables CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflation, Exchange Rates, and BI Rates simultaneously have a significant effect on ROA in the short run with a probability value of 0.0000, and simultaneously a significant effect on ROA in the long run with a probability of 0.0000. The contribution of CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflation, Exchange Rate, and BI Rate to the ROA variable in the short term was 67.4%, and the remaining 32.6% was explained by other variables not included in this study. While the contribution of CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflation, Exchange Rate, and BI Rate variables to the ROA variable in the long run is 89%, and the remaining 11% is explained by other variables not included in this study.
Keywords : CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflation, Exchange Rates, and BI Rates, ROA
v
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010–2018. Analisis dilakukan dengan menggunakan data bulanan yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan maupun Bank Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode error correction model dengan pengolahan data menggunakan eviews. Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.1169 dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0052. Variabel FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.1152, dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0060. Variabel NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.1700, dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0000. Variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.0000, dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0000. Variabel Inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.0004 dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang nilai probabilitas 0.0000. Variabel Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.11143, dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0319. Variabel Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.2449, dan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0007. Adapun secara simultan Variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek dengan nilai probabilitas 0.0000, dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai probabilitas 0.0000. Kontribusi variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga terhadap variabel ROA dalam jangka pendek sebesar 67,4%, dan sisanya 32,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Sedangkan kontribusi variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga terhadap variabel ROA dalam jangka panjang sebesar 89%, dan sisanya 11% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci, CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga, ROA
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala karunia dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul
“Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah Periode 2010-2018” ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :
1. Ayahanda Alm H. Usman, beliau seorang bapak Pendidikan bagi keluarga
besar kami, tanpa wasilah beliau, kami putra-putri beliau tidak dapat
mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Ibunda Hj. Hapsah, cinta,
kasih sayang, doa beliau dari kecil hingga saat ini menjadikan api
penyemangat bagi penulis menyelesaikan tesis ini.
2. Istri tercinta, Hj. Siti Nuraini, S.Pd.I yang selalu memberikan semangat,
mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayangnya bagi penulis,
memberikan dukungan baik moril maupun materil, seorang wanita yang selalu
mendampingi setiap saat. Buah hatiku tercinta, Ananda Ahmad Sahal
Mahfudz, semoga kelak menjadi manusia bermanfaat bagi keluarga, bangsa,
dan agama. Ayahanda KH. Muhammad Jaidi dan Ibunda Ustadzah Hj.
Nurhasanah yang telah memberikan doa dan perhatiannya.
3. Kanda Drs. Alkomi Ashari, M.Pd.I, Kanda Syarif Hidayat, SE, Kanda Ahmad
Gojali, Kanda Suhandi, SE, Adinda Dede Firdaus, SEI semoga dapat
melanjutkan estafet perjuangan orang tua untuk mendidik putra-putrinya ke
jenjang pendidikan tertinggi. Mpo Hj. Umi Kulsum. SKM. Ners. Kakak yang
selalu membimbing sejak kecil hingga dewasa dan selalu berkontribusi baik
moril maupun materi, semoga menjadi wanita dan istri solehah.
4. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar
Lubis, LC., MA. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP.,
vii
CRMP, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Dr. Herni Ali HT., MM, selaku Kepala Program Studi Magister
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Bapak Dr. Asyari Hasan, SH.I.,M.Ag, selaku Sekertaris Program
Studi Magister Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si, selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan,
arahan dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi
membimbing dengan penuh kesabaran. Semoga kebaikan Bapak dibalas oleh
Allah SWT.
7. Seluruh Dosen Program Magister Perbankan Syariah yang telah memberikan
arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu Perbankan Syariah, juga kepada
civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya teman teman di Program Studi MPS angkatan 2016 atas dukungan
dan bantuannya serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan tesis ini.
Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,
penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan pengembangan
lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis
untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua
terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Januari 2020
Bukhori Muslim
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS.............................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT...............................................................................................................................
ABSTRAK................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................9
D. Batasan Masalah..........................................................................................10
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................10
BAB II......................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................
A. Perbankan Syariah.......................................................................................12
1. Pengertian Bank Syariah..............................................................................................
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah...................................................................................
3. Tujuan Bank Syariah....................................................................................................
4. Prinsip-Prinsip Bank Syariah.......................................................................................
5. Landasan Hukum Perbankan Syariah..........................................................................
6. Produk Perbankan Syariah...........................................................................................
B. Rasio Perbankan Syariah (Faktor Internal).................................................26
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)....................................................................................
ix
2. Financing Deposit Ratio (FDR)...................................................................................
3. Non Perfoming Financing (NPF).................................................................................
4. Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).....................................
C. Makro Ekonomi (Faktor Eksternal).............................................................30
1. Inflasi............................................................................................................................
2. Nilai Tukar Mata Uang (KURS)...................................................................................
3. Tingkat Suku Bunga.....................................................................................................
D. Profitabilitas.................................................................................................40
1. Definisi Profitabilitas...................................................................................................
2. Definisi Rasio Profitabilitas.........................................................................................
3. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas......................................................................
4. Metode Pengukuran Profitabilitas................................................................................
E. Penelitian Terdahulu....................................................................................46
F. Kerangka Pemikiran....................................................................................65
G. Hipotesis......................................................................................................66
H. Pengembangan Hipotesis.............................................................................67
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA)...............................................................................................................................
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Return On Asset
(ROA)...............................................................................................................................
3. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Return On Asset
(ROA)...............................................................................................................................
4. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO)
terhadap Return On Asset (ROA).....................................................................................
5. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas.......................................................................
6. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Profitabilitas................................
7. Pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas.....................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................
A. Jenis Penelitian............................................................................................73
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling......................................................74
x
C. Metode Penelitian........................................................................................74
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data.................................................75
E. Metode Analisis Data..................................................................................76
BAB IV....................................................................................................................................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................................................
A. Deskripsi Data.............................................................................................88
B. Hasil Penelitian............................................................................................89
1. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................................
2. Uji Normalitas..............................................................................................................
3. Uji Linieritas................................................................................................................
4. Uji Stationer.................................................................................................................
5. Model Jangka Panjang...............................................................................................
6. Uji Error Correction Model.......................................................................................
7. Pengujian Asumsi Klasik...........................................................................................
8. Uji Hipotesis...............................................................................................................
C. Pembahasan...............................................................................................115
BAB V....................................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................126
B. Saran..........................................................................................................128
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 2. 1 PENELITIAN TERDAHULU....................................................................46
TABEL 4. 1 HASIL UJI LINIERITAS..........................................................................98
TABEL 4. 2 UNIT ROOT TEST - AUGMENTED DICKEY FULLER (DF) PADA LEVEL...99
TABEL 4. 3 UNIT ROOT TEST –............................................................................100
TABEL 4. 4 HASIL UJI KOINTEGRASI....................................................................101
TABEL 4. 5 UJI PERSAMAAN JANGKA PANJANG..................................................102
TABEL 4. 6 UJI PERSAMAAN JANGKA PENDEK....................................................105
TABEL 4. 7 PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS.......................................................108
TABEL 4. 8 PENGUJIAN HETEROSKEDASTISITAS..................................................109
TABEL 4. 9 PENGUJIAN AUTOKORELASI..............................................................110
xii
DAFTAR GAMBAR
BAGAN 2. 1 KERANGKA PEMIKIRAN......................................................................65
Grafik 4. 1 Nilai ROA tahun 2010-2018 89
GRAFIK 4. 2 NILAI CAR TAHUN 2010-2018..........................................................90
GRAFIK 4. 3 NILAI FDR TAHUN 2010-2018...........................................................91
GRAFIK 4. 4 NILAI NPF TAHUN 2010-2018...........................................................92
GRAFIK 4. 5 NILAI BOPO TAHUN 2010-2018........................................................93
GRAFIK 4. 6 NILAI INFLASI TAHUN 2010-2018......................................................94
GRAFIK 4. 7 NILAI KURS TAHUN 2010-2018.........................................................95
GRAFIK 4. 8 NILAI SUKU BUNGA TAHUN 2010-2018............................................96
GRAFIK 4. 9 HASIL UJI NORMALITAS....................................................................97
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat berperan
dalam kegiatan pembangunan ekonomi, karena fungsi utamanya yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 menyatakan
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan syariah mulai diakui eksistensinya pada saat dikeluarkannya
UU No.7 Tahun 1992 tentang bank yang menerapkan konsep bagi hasil, meskipun
tidak disebutkan secara jelas terkait prinsip syariahnya. Semenjak itu Bank
Muamalat yang merupakan bank Islam pertama mulai beroperasi di Indonesia.
Eksistensi perbankan syariah semakin kuat ketika disahkannya UU No.10 Tahun
1998 sebagai amandemen dari UU No.7 Tahun 1992. Dalam undang-undang yang
diperbaharui tersebut disebutkan secara jelas bahwa Bank Umum maupun Bank
Perkreditan Rakyat yang beroperasi secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah. Lalu kemudian pada tahun 2008, disahkannya UU No.21 Tahun
2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang Perbankan Islam, dimana
regulasi ini yang digunakan sampai saat ini. (Thalha Alhamid, 2018)
1
Percepatan perkembangan industri perbankan syariah ini dapat dilihat dari
laporan Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa bank syariah terus berkembang
dari tahun ke tahun. Menurut data statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan
oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK) pada Desember 2019, terdapat 14 Bank Umum
Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 168 BPRS dengan total aset
BUS dan UUS sebesar Rp. 484.059 Miliar. Jumlah BUS di Indonesia relatif stabil
dengan kenaikan dari tahun 2011 BUS berjumlah 11 Bank, hingga tahun 2019
menjadi 14 bank. Bertambahnya jumlah BUS di Indonesia harus diimbangi
dengan kinerja keuangan dan pengelolaan manajemen yang optimal guna
memperoleh profitabilitas secara menyeluruh. Ini dilakukan guna
mempertahankan kepercayaan nasabah dan perbankan syariah dengan melakukan
tugas dan fungsinya dengan baik.
Menurut Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal
1 ayat 2), menyebutkan bahwa bank adalah sebuah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk-bentuk lain dengan
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan menurut
Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 3)
menjelaskan, definisi bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan-
kegiatan konvensional maupun secara syariah dalam kegiatannya memberikan
jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran. Untuk bisa menghimpun dana dari
masyarakat, maka bank memiliki keharusan untuk meyakinkan nasabah bahwa
uang yang mereka titipkan dijamin keamanannya. Dengan demikian, agar bisa
2
memberikan keamanan kepada para nasabah, maka bank tersebut haruslah likuid
atau dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yakni memiliki dana segar
atau uang kas untuk melayani nasabah dalam pengambilan tunai dan juga
memenuhi dan merealisasikan pengajuan permohonan pembiayaan.
Bank syariah sebagai lembaga perantara keuangan diharapkan dapat
menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan bank berbasis bunga. Salah
satu indikator untuk menilai kinerja keuangan bank adalah melihat tingkat
profitabilitasnya. Sebab pada dasarnya, semua kegiatan operasional perusahaan
akan bermuara pada perolehan laba usaha. Rasio profitabilitas digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas membandingkan antara laba dengan investasi atau ekuitas
yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. (Handoko,2008:3)
Salah satu alat ukur profitabilitas adalah return on asset (ROA), yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Profitabilitas
dipengaruhi baik dari kondisi internal maupun eksternal (makro ekonomi)
perbankan syariah itu sendiri (http//www.bi.go.id).
Berdasarkan jurnal Ecodemica, Vol. 2 No. 1 April 2018, penelitian
dilakukan oleh Ratnawaty Marginingsih dengan judul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, faktor internal
yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah Capital Adequacy Ratio (CAR),
3
rasio ini merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan
perbankan dalam menyediakan dana yang digunakan untuk mengatasi
kemungkinan risiko kerugian. Rasio ini penting karena dengan menjaga CAR
pada batas aman (minimal 8%), berarti juga melindungi nasabah dan menjaga
stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Semakin besar nilai CAR
mencerminkan kemampuan perbankan yang semakin baik dalam menghadapi
kemungkinan risiko kerugian.
Faktor internal selanjutnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah
financing deposit ratio (FDR), yang dimaksud dengan financing deposit ratio
adalah rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara
membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak
ketiga (Hariyani, 2010:55). Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pula
likuiditasnya bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga
kemungkinan suat bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini
akan mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun dananya.
Rasio yang tinggi menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas suatu bank.
Faktor internal selanjutnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah
Non Perfoming Financing (NPF), Non Perfoming Financing (NPF) adalah
pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi
pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan pembiayaan macet. Kondisi
Pembiayaan bermasalah di bank syariah alias non performing financing (NPF)
berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Syariah
4
(SPS) periode Desember 2019 mencatatkan NPF bank umum syariah (BUS) di
akhir 2019 berada pada level 1,89% dari periode tahun sebelumnya 1,39%.
Faktor internal lainnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah
biaya operasional dan pendapatan operasional, Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka
biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil
bunga (Hendrayanti dan Muharam, 2013:3). Menurut Loen dan Ericson
(2007:121) menyatakan bahwa biaya operasional dan pendapatan operasional
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Sedangkan menurut
Iqbal (2010:148) menyatakan bahwa untuk menilai seberapa jauh efektivitas
operasi dan efisiensi lembaga keuangan mikro, semakin kecil nilai BOPO maka
semakin baik.
Selain faktor internal, faktor eksternal atau makro ekonomi dapat
mempengaruhi profitabilitas, adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
profitabilitas perbankan adalah inflasi, hal ini berdasarkan penelitian Amalia Nuril
Hidayati pada jurnal An-Nisbah, Vol. 01, No. 01, Oktober 2014, dengan hasil
penelitian inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank
syariah di Indonesia, yang dimaksud dengan inflasi adalah peningkatan tingkat
harga secara keseluruhan. Mempertahankan inflasi tetal rendah telah lama
menjadi tujuan kebijakan pemerintah. Yang menjadi masalah utama adalah
5
hiperinflasi, atau periode peningkatan yang sangat cepat dalam tingkat harga
secara keseluruhan (Case dan Fair, 2007:4).
Menurut Sipahutar (2007:94) mengatakan bahwa inflasi merupakan
indikator yang patut diwaspadai. Inflasi merupakan musuh perekonomian. Salah
satu alat yang dipergunakan untuk mengendalikan inflasi adalah suku bunga.
Dengan manajemen suku bunga inflasi dapat dikendalikan dan dengan suku bunga
yang terkendali, perekonomian dapat digerakkan secara berkelanjutan. Otoritas
moneter telah berhasil mengelola suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
Menurut penelitian Anto dan M. Ghafur Wibowo (2012) pada jurnal
ekonomi islam La Riba Volume VI, No. 2, Desember 2012, dengan hasil
penelitian variabel tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Dari hasil penelitian tersebut faktor selanjutnya yang dapat
mempengaruhi profitabilitas adalah suku bunga, suku bunga ini disebut sebagai
tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku bunga acuan (Sinungan, 2000).
Sedangkan nilai riilnya tercermin dalam tingkat sukubunga SBI menurut PBI No.
4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, SBI adalah surat berharga
dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti
Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI
dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.
Selain inflasi, berdasarkan penelitian Amalia Nuril Hidayati (2014) Faktor
lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah nilai tukar rupiah, yang
6
dimaksud dengan nilai tukar rupiah adalah harga dari suatu mata uang ketika
dipertukarkan dengan mata uang lain, atau dengan kata lain bagi mereka yang
tinggal di Amerika Serikat, nilai tukar adalah seberapa banyak seseorang akan
membutuhkan mata uang lain yang akan setara dengan satu dolar Amerika Serikat
(Boone dan Kurtz, 2007:159). Hubungan nilai tukar dengan profitabilitas
diungkapkan oleh (Prasetyantoko, 2008:258) yang menyatakan bahwa nilai tukar
umumya tidak didukung oleh profitabilitas yang baik. Dengan kata lain nilai tukar
tidak mampu mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih baik apabila nilai tukar
tidak memberi peningkatan profitabilitas perusahaan, dia akan menjadi sangat
berbahaya manakala depresiasi nilai tukar, karena akan membebani perusahaan-
perusahaan dengan tingkat keuntungan yang rendah tadi.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
selama periode tertentu (Munawir, 2010). Penting bagi bank menjaga
profitabilitasnya tetap stabil bahkan meningkat untuk memenuhi kewajiban
kepada pemegang saham, meningkatkan dayatarik investor dalam menanamkan
modal, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan
dana yang dimiliki pada bank.
Maka sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (return on asset) perbankan
Syariah di Indonesia dengan tema “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor
Eksternal Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 2010 – 2018”.
7
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan dalam latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat
diketahui bahwa faktor internal dan faktor eksternal menjadi sangat penting dalam
menganalisis profitabilitas Perbankan Syariah, dari permasalahan tersebut, dapat
dijelaskan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana pengaruh faktor internal (capital adequacy ratio, financing to
deposit ratio, non performing finance, dan beban operasional terhadap
pendapatan operasional) terhadap profitabilitas (return on asset) perbankan
syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?
2. Bagaimana pengaruh faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs),
dan tingkat suku bunga) terhadap profitabilitas (return on asset) perbankan
syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?
3. Bagaimana pengaruh faktor internal (capital adequacy ratio, financing to
deposit ratio, non performing finance, beban operasional terhadap pendapatan
operasional) dan faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs), dan
tingkat suku bunga) secara simultan terhadap profitabilitas (return on asset)
perbankan syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?
4. Berapa besar kontribusi faktor internal (capital adequacy ratio, financing to
deposit ratio, non performing finance, beban operasional terhadap pendapatan
operasional) dan faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs), dan
tingkat suku bunga) secara simultan terhadap profitabilitas (return on asset)
perbankan syariah di Indonesia?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh faktor internal (capital adequacy
ratio, financing to deposit ratio, non performing finance, dan beban
operasional terhadap pendapatan operasional) terhadap profitabilitas (return
on asset) perbankan di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh faktor eksternal (inflasi, nilai tukar
mata uang (kurs), dan tingkat suku bunga) terhadap profitabilitas (return on
asset) perbankan syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
3. Menjelaskan dan menganalisis pengaruh faktor internal (capital adequacy
ratio, financing to deposit ratio, non performing finance, dan beban
operasional terhadap pendapatan operasional dan faktor eksternal (inflasi, nilai
tukar mata uang (kurs), dan tingkat suku bunga) secara simultan terhadap
profitabilitas (return on asset) perbankan syariah di Indonesia dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
4. Menjelaskan dan menganalisis berapa besar kontribusi faktor internal (capital
adequacy ratio, financing to deposit ratio, non performing finance, beban
operasional terhadap pendapatan operasional) dan faktor eksternal (inflasi,
nilai tukar mata uang (kurs), dan tingkat suku bunga) secara simultan terhadap
profitabilitas (return on asset) perbankan syariah di Indonesia.
9
D. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan fokus pada permasalahan yang akan
dibahas, maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:
1. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh jangka pendek dan
jangka panjang faktor internal yang diwakili oleh Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing
(NPF), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap profitabilitas (Return On Asset) Perbankan Syariah di Indonesia.
2. Penelitian yang mengukur pengaruh jangka pendek dan jangka panjang faktor
eksternal yang diwakili oleh inflasi, nilai tukar mata uang (kurs),dan tingkat
suku bunga terhadap profitabilitas yang diwakili oleh return on asset pada
perbankan Syariah di Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada
berbagai kalangan diantaranya :
1. Bagi Bank
Khususnya bagi Perbankan Syariah di Indonesia Penelitian ini diharapkan
memberikan gambaran mengenai faktor internal dan faktor eksternal terhadap
profitabilitas yang akan dihadapi dalam perkembangan perbankan syariah
kedepannya. Sehingga Perbankan Syariah di Indonesia dapat lebih berhati-hati
dan waspada dalam mengelola dana yang dimiliki dan dalam menyalurkan
dananya kepada masyarakat.
10
2. Bagi Perguruan Tinggi
Bagi akademisi dan peneliti di bidang keuangan syariah di Indonesia, hasil
studi ini diharapkan dapat menjadi data pustaka tambahan dan dijadikan salah
satu masukan atau referensi dalam penelitian berikutnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan penulis tentang
perbankan dan metode analisis perbankan dilihat dari pengaruh faktor internal
dan faktor eksternal terhadap profitabilitas perbankan Syariah di Indonesia,
serta untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Menurut Sudarsono (2012:29), Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan atau pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariah. Sedangkan definisi bank syariah menurut Ascarya
(2007:2) yaitu bank dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama
dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun
dalam produk-produk lainnya.
Pada umumnya, hal yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberi layanan pembiayaan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip syariah Islam, mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang
ada dalam Al-Quran dan Al- Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-
Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang
mengandung unsur riba dan segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
Adapun perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensioanl
terdiri dari beberapa hal. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam
seluruh aktivitasnya, sedang bank konvensional memakai sistem bunga. Hal ini
12
memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada aspek
operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. Bank syariah lebih
menekankan sistem kerja serta partnership, kebersamaan terutama kesiapan semua
pihak untuk berbagi termasuk dalam hal-hal keuntungan dan kerugian.
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya
berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Peran dan fungsi bank syariah, menurut
Imamul Arifin (2007:14) di antaranya sebagai berikut:
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau dunia usaha dalam
bentuk tabungan (mudharabah), dan giro (wadiah), serta menyalurkannya
kepada sektor rill yang membutuhkan.
b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha (baik dana modal maupun dana
rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai
dengan syariah.
c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah kontrak
perwakilan atau penyewaan.
d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan, zakat dan dana sosial
lainnya yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Tujuan Bank Syariah
Upaya percapaian keuntungan yang setinggi-tingginya (profit
maximization) adalah tujuan yang biasa dicanangkan oleh bank komersial,
13
terutama bank konvensional. Berbeda dengan tujuan bank konvensional, bank
syariah berdiri untuk menggalakkan, memelihara dan mengembangkan jasa-jasa
serta produk-produk perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam.
Bank syariah juga memiliki kewajiban untuk mendukung aktivitas investasi dan
bisnis yang ada di lembaga keuangan sepanjang aktifitas tersebut tidak dilarang
dalam Islam. Selain itu, bank syariah harus lebih menyentuh kepentingan
masyarakat kecil.
4. Prinsip-Prinsip Bank Syariah
Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah
adalah kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut
istilah maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja
keras. Maisirsering dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian
seseorang dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam
perjudian, seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa rugi.Judi dilarang
dalam praktik keuangan Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman
Allah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, maisir, berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syetan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan” (QS Al-Maaidah : 90)
14
Pelarangan maisir oleh Allah SWT dikarenakan efek negative maisir. Ketika
melakukan perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung maupun rugi
secara abnormal. Suatu saat ketika seseorang beruntung ia mendapatkan
keuntungan yang lebih besar ketimbang usaha yang dilakukannya. Sedangkan
ketika tidak beruntung seseorang dapat mengalami kerugian yang sangat
besar. Perjudian tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan keseimbangan
sehingga diharamkan dalam sistem keuangan Islam.
2. Gharar : Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut
istilah ghararberarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan
atau perjudian. Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak
berada dalam kuasanya alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar.
Misalnya membeli burung di udara atau ikan dalam air atau membeli ternak
yang masih dalam kandungan induknya termasuk dalam transaksi yang
bersifat gharar. Pelarangan gharar karena memberikan efek negatif dalam
kehidupan karena gharar merupakan praktik pengambilan keuntungan secara
bathil. Ayat dan hadits yang melarang gharar diantaranya :
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui” (Al-Baqarah : 188)
3. Riba: Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan,
pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
15
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Para ulama
sepakat bahwa hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 130 yang melarang kita untuk memakan harta riba
secara berlipat ganda. Sangatlah penting bagi kita sejak awal pembahasan
bahwa tidak terdapat perbedaan pendapat di antara umat Muslim mengenai
pengharaman Riba dan bahwa semua mazhab Muslim berpendapat
keterlibatan dalam transaksi yang mengandung riba adalah dosa besar. Hal ini
dikarenakan sumber utama syariah, yaitu Al-Qur’an dan Sunah benar-benar
mengutuk riba. Akan tetapi, ada perbedaan terkait dengan makna dari riba atau
apa saja yang merupakan riba harus dihindari untuk kesesuaian aktivitas-
aktivitas perekonomian dengan ajaran Syariah.
Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharaman riba,
diantaranya QS Al Baqarah ayat 275 :
Orang-orang yang makan (mengambil) RIBA’ tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan RIBA’, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan RIBA’. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
RIBA’), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Orang yang kembali
16
(mengambil RIBA’), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah ayat 275)
Surat An-Nisa, ayat 161:
Dan karena mereka menjalankan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang darinya dan karena mereka memakan harta orang dengan cara yang
tidak sah (bathil). Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir diantara
mereka azab yang pedih. ( QS Annisa : 161)
Surat Ali ‘Imran, ayat 130:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
Surat Ar-Rum, ayat 39:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
1) Jenis-jenis Riba
Menurut para ulama fiqih, riba dibagi menjadi 4 (empat) macam:
a) Riba Fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya
dengan tidak sama timbangannya atau takarannya yang disyaratkan
oleh orang yang menukarkan. Contoh: tukar menukar dengan emas,
perak dengan perak, beras dengan beras, gandum dan sebagainya.
17
b) Riba Qardh, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada
keuntungan atau tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
Contoh : Andi meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Budi. Budi
mengharuskan Andi mengembalikan hutangnya kepada Budi sebesar
Rp. 30.000. maka tambahan Rp. 5.000 adalah riba Qardh.
c) Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum timbang diterima.
Maksudnya: orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelumnya
ia menerima barang tersebut dari sipenjual, pembeli menjualnya
kepada orang lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual-beli
masih dalam ikatan dengan pihak pertama.
d) Riba Nasi’ah, yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun
tidak sejenis yang pembayarannya disyaratkan lebih, dengan
diakhiri/dilambatkan oleh yang meminjam. Contoh : Rusminah
membeli cincin seberat 10 Gram. Oleh penjualnya disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan cincin emas seberat 12 gram, dan
jika terlambat satu tahun lagi, maka tambah 2 gram lagi menjadi 14
gram dan seterusnya.
2) Hikmah Pelarangan Riba
Banyak pihak yang telah menyatakan pandangan berbeda
mengenai dasar rasional atau tujuan pengharaman riba oleh Syariah.
Secara keseluruhan, keadilan sosio ekonomi dan distribusi, keseimbangan
antargenerasi, instabilitas perekonomian, dan kehancuran ekologis
18
dianggap sebagai dasar pengharaman riba. Mengingat semua teks dan
prinsip yang relevan dalam hukum Islam, alasan satu-satunya yang
meyakinkan adalah tentang keadilan distribusi karena pengharaman Riba
dimaksudkan untuk mencegah akumulasi kekayaan pada segelintir orang,
yaitu harta itu jangan hanya “beredar di antara orang-orang kaya” (Kitab
Suci Al-Quran, 59:7). Oleh sebab itu, tujuan utama pelarangan atas Riba
adalah untuk menghalangi sarana yang dapat menuntun ke akumulasi
kekayaan pada segelintir pihak, baik itu bank maupun individu
5. Landasan Hukum Perbankan Syariah
a. Landasan Hukum Islam
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Quran Surat Al Baqoroh : 275
Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.
(QS. Al-Baqarah : 275)
Kemudian sebagaimana Hadist Rasulullah SAW
Artinya:
Dari Ibnu Mas'ud ra bahwa Rasulullah SAW melaknat pemakan riba’, yang
memberi makan, kedua orang saksinya dan pencatatnya. (HR Muslim).
19
b. Landasan Hukum Positif
1) Undang-undang No.7 Tahun 1992
Sejak diberlakukannya UU No.7 tahun 1992 yang memosisikan
bank Syariah sebagai bank umum dan bank perkreditan rakyat,
memberikan angin segar kepada sebagian umat muslim yang anti-riba,
yang ditandai dengan mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia
(BMI) pada tanggal 1 Mei 1992 dengan modal awal
Rp.106.126.382.000,00.
Meskipun UU No.7 Tahun 1992 tersebut tidak secara eksplisit
menyebutkan pendirian bank syariah atau bank bagi hasil dalam pasal-
pasalnya, kebebasan yang diberikan oleh pemerintah melalui deregulasi
tersebut telah memberikan pilihan bebas kepada masyarakat untuk
merefleksikan pemahaman mereka atas maksud dan kandungan peraturan
tersebut.
2) Undang-undang No.10 Tahun 1998
UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang- undang
No.7 Tahun 1992 hadir untuk memberikan kesempatan meningkatkan
peranan bank syariah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan
masyarakat. Arah kebijakan regulasi ini dimaksudkan agar ada
peningkatan peranan bank nasional sesuai fungsinya dalam menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat dengan prioritas koperasi, pengusaha
kecil, dan menengah serta seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.
Dalam UU No.10 Tahun 1998 ini pun memberi kesempatan bagi
20
masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip Syariah, termasuk pemberian kesempatan
kepada Bank Umum Konvensional untuk membuka kantor cabangnya
yang khusus menyelenggarakan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah.
3) Undang-undang No.23 Tahun 2003
UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah menugaskan
kepada BI untuk mempersiapkan perangkat aturan dan fasilitas-fasilitas
penunjang lainnya yang mendukung kelancaran operasional bank berbasis
Syariah serta penerapan dual bank system.
4) Undang-undang No.21 Tahun 2008
Beberapa aspek penting dalam UU No.21 Tahun 2008:
a) Adanya kewajiban mencantumkan kata “syariah” bagi bank
syariah, kecuali bagi bank-bank syariah yang telah beroperasi
sebelum berlakunya UU No.21 Tahun 2008 (pasal 5 no.4). Bagi
bank umum konvensional (BUK) yang memiliki unit usaha syariah
(UUS) diwajibkan mencantumkan nama syariah setelah nama bank
(pasal 5 no.5).
b) Adanya sanksi bagi pemegang saham pengendali yang tidak lulus
fit and proper test dari BI (pasal 27).
c) Satu-satunya pemegang fatwa syariah adalah MUI. Karena fatwa
MUI harus diterjemahkan menjadi produk perundang-undangan
(dalam hal ini Peraturan Bank Indonesia / PBI), dalam rangka
penyusunan PBI, BI membentuk komite perbankan syariah yang
21
beranggotakan unsur-unsur dari BI, Departemen agama, dan unsur
masyarakat dengan komposisi yang berimbang dan memiliki
keahlian di bidang syariah (pasal 26).
d) Adanya definisi baru mengenai transaksi murabahah.
Dalam definisi lama disebutkan bahwa murabahah adalah jual beli
barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati. Menurut UU No.21 Tahun 2008
disebutkan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang
disepakati.
Diubahnya kata “jual beli” dengan kata “pembiayaan”, secara
implisit UU No.21 Tahun 2008 ini ingin mengatakan bahwa
transaksi murabahah tidak termasuk transaksi yang dikenakan
pajak sebagaimana yang kini menjadi masalah bagi bank syariah.
5) Beberapa Peraturan Bank Indonesia mengenai Perbankan syariah
a) PBI No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan
jasa bank syariah.
b) PBI No.7/35/PBI/2005 tentang perubahan atas peraturan bank
Indonesia No.6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c) PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang melaksnakan
22
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
6. Produk Perbankan Syariah
Menurut Adiwarman A. Karim (2004:98) produk perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Produk Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, produk pembiayaan
syariah terbagi ke dalam empat kategori yaitu :
1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).
Prinsip ini dapat dibagi sebagai berikut:
a) Pembiayaan Murabahah
Menurut Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd
bahwa pengertian murabahah yaitu: Bahwa pada dasarnya
murabahah tersebut adalah jual beli dengan kesepakatan pemberian
keuntungan bagi si penjual dengan memperhatikan dan
memperhitungkannya dari modal awal si penjual.
b) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada.
c) Pembiayaan Istisna
Produk Istisna menyerupai produk salam, tapi dalam Istisna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali
23
(termin) pembayaran. Skim Istisna dalam Bank Syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.
2) Prinsip Sewa
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli. Namun
perbedaanya terletak pada objek traksaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada Ijarah objek transaksinya
adalah jasa.
3) Prinsip Bagi Hasil (Shirkah)
a) Pembiayaan Musharakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah Musharakah (shirkah
atau sharikah atau serikat atau kongsi). Dalam artian semua modal
disatukan untuk dijadikan modal proyek Musharakah dan dikelola
bersama-sama.
b) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah
modal kepada pengelola (mudarib) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan.
4) Akad Pelengkap
a) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
Tujuan fasilitas Hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.
24
b) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.
c) Qard (Pinjaman Uang)
Qard adalah pinjaman uang. Aplikasi qard dalam perbankan
biasanya dalam empat hal, yaitu: pertama, sebagai pinjaman
talangan haji, kedua, sebagai pinjaman tunai (cash advanced),
ketiga, sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, keempat, sebagai
pinjaman kepada pengurus bank.
d) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan
pekerjaan jasa tertentu, seperti inkasi dan transfer uang.
e) Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran.
2) Produk Penghimpunan Dana
Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadiah dan Mudharabah.
3) Produk Jasa
1) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
25
Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus
dilakukan pada waktu yang sama (spot).
2) Ijarah (Sewa)
Menurut bahasa ijarah adalah (menjual mafaat). Sedangkan menurut
istilah syarak menurut pendapat ulama Hanafiyah: Ijarah adalah akad
atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.
B. Rasio Perbankan Syariah (Faktor Internal)
Bank Syariah dituntut untuk meningkatkan pengelolaan banknya
semaksimal dan seefesien mungkin, salah satu sarana pengelolaan yang dapat
digunakan adalah analisis laporan keuangan. Untuk menginterpretasi dan
menganalisis laporan keuangan, suatu bank memerlukan adanya ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam menganalisis adalah rasio. Dari rasio itulah
dapat diketahui kinerja bank yang disajikan dalam bentuk angka yang dapat
dianalisis, dan hasil analisis rasio itulah yang akan dijadikan sumber informasi
dan pedoman prosedur kerja oleh pihak bank, serta menjadi dasar pengambilan
keputusan oleh pihak lain yang berkepentingan terhadap bank tersebut.
Menurut S. Munawir (2006:24) pengertian rasio yaitu menggambarkan
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
Analisistor tentang baik ataun buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
26
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Darmawi (2011:91), salah satu komponen faktor permodalan
adalah kecukupan modal. Rasio untuk menguji kecukupan modal bank yaitu rasio
CAR (Capital Adequacy Ratio). Menurut Kasmir (2014:46), CAR adalah
perbandingan rasio tersebut antara rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko dan sesuai ketentuan pemerintah.
a. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Menurut Sudirman (2013:112), ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)
merupakan jumlah timbangan risiko aktiva neraca dan rekening administratif
bank. Aktiva neraca dan aktiva administratif telah dibobot sesuai tingkat
bobot risiko yang telah ditentukan. Masing-masing pos dalam aktiva
diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang
terkandung pada aktiva itu sendiri atau golongan nasabah atau sifat agunan.
Pengawasan mengenai ketentuan tentang ATMR adalah untuk memastikan
bahwa batas maksimum ATMR berdasarkan pembobotan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Bobot resiko berkisar antara 0-100% tergantung dari
tingkat likuidnya, semakin likuid aktiva maka semakin kecil bobot resikonya.
Tujuan pembatasan ATMR adalah untuk mengendalikan pertumbuhan aset
bank yang memberikan return tinggi dengan resiko rendah.
Menurut Sudirman (2013:111), cara menghitung besarnya jumlah modal
bank yaitu dengan cara menambahkan modal inti ditambah dengan modal
pelengkap. Modal inti terdiri dari modal yang disetor oleh pemilik,
sumbangan, agio saham, dana setoran modal, modal sumbangan, dan
27
sebagainya. Sedangkan modal pelengkap hanya dapat diperhitungkan
maksimum 100% dari modal inti yang terdiri dari cadangan revaluasi aktiva
tetap, penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), modal pinjaman,
dan sebagainya. Kewajiban kebutuhan modal minimum dihitung dengan
mengalikan ATMR dengan 8%. Rasio modal dihitung dengan
membandingkan modal minimum dengan ATMR.
Menurut Hasibuan (2009:58), rasio CAR dapat dirumuskan sebagai
berikut:
2. Financing Deposit Ratio (FDR)
FDR yaitu rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga, FDR
menunjukan seberapa besar kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah
pula likuiditasnya bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga
kemungkinan suat bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini
akan mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun
dananya.Rasio yang tinggi menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas
suatu bank
(Siamat, 2001:160).
FDR = PEMBIAYAAN
DANA PIHAK KETIGAx 100%
28
CAR ModalSendiri (ModalInti Modal Pelengkap)
x 100%ATMR(Neraca Aktiva Neraca Adm)
3. Non Perfoming Financing (NPF)
Non Perfoming Financing (NPF) adalah pembiayaan bermasalah yang
terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi pembiayaan kurang lancar, diragukan,
dan pembiayaan macet. Pembiayaan bermasalah adalah suatu penyaluran dana
yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan dalam pelaksanaan pembayaran
pembiayaan oleh nasabah itu terjadi hal-hal seperti pembiayaan yang tidak lancar,
pembiayaan yang debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan, serta
pembiayaan tersebut tidak menepati jadwal angsuran, sehingga hal-hal tersebut
memberikan dampak negatif bagi kedua belah pihak (debitur dan kreditur).
NPF lebih dikenal dengan nama Non Perfoming Loan (NPL) atau rasio
pembiayaan bermasalah istilah yang digunakan sebagai pengukur tingkat
kegagalan pengembalian kredit atau pembiayaan oleh bank selaku kreditur, dalam
peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang
sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPF
(diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat, sehingga semakin tinggi nilai NPF
suatu bank maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut ;
NPF =Pembiayaan(KL , D , M )Totalpembiayaan
x100 %
4. Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO adalah rasio yang menunjukan tingkat efisiensi kinerja operasional
bank, alasan dipilihnya variabel ROA pengembalian asset dikarenakan analisisnya
29
bersifat komprehensif atau menyeluruh yaitu meliputi kegiatan penjualan,
investasi, dan pengeluaran-pengeluran (Rangkuti, 1997).
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional. Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang digunakan bank untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai BOPO maka kinerja
keuangannya semakin buruk, namun semakin rendah nilai BOPO maka kinerja
keuangannya semakin baik. Rumus Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional
(BOPO) sebagai berikut :
BOPO =BiayaOperasional
Pendapatan Operasionalx100 %
C. Makro Ekonomi (Faktor Eksternal)
Secara umum pengertian ekonomi makro adalah studi tentang ekonomi
secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan dan pasar. Ekonomi makro
termasuk dalam cabang ilmu teori ekonomi. Permasalahan ekonomi makro pun
dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Kebijakan ekonomi makro biasa dibuat
oleh pemerintah dan pihak yang terkait.
1. Inflasi
Menurut Frederic dalam Silvia Tesa (2012) inflasi adalah suatu kondisi
dimana tingkat harga naik secara terus menerus. Inflasi secara umum sering
30
dipahami sebagai meningkatnya harga barang secara keseluruhan. Dengan
demikian, terjadi penurunan daya beli uang atau decreasing purchasing power of
money. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu, inflasi suatu proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat
harga, artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling
mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persedian uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang (Suparmoko, 2000). Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
31
Samuelson dan Nordhaus (2004) mengatakan bahwa Inflasi berusia sama
dengan pasar ekonomi berawal sekitar abad pertengahan abad ke 13 mengikuti
adanya sejarah harga dan upah nyata di Inggris dan Amerika. inflasi terjadi saat
tingkat harga umum naik. Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan indeks
harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk individual. Tingkat inflasi
adalah perubahan presentase pada tingkat harga:
InflasiTahun ( t )= tingkathargatahun ( t )−Tingkathargatahunt−1Tingkathargatahunt−1
x 100
Menurut Idris (2016) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum
secara terus – menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu
penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah
besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada
tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin
berkurangnya daya beli masyarakat.
Menurut Karim (2010), secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama suatu periode waktu
tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya
penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Menurut
Idris (2016), Jenis-jenis Inflasi terbagi atas beberapa bagian yaitu:
a) Menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu
sebagai berikut:
32
i. Inflasi merayap/rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang
besarnya kurang dari 10%.
ii. Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10%-30%
pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga
secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini disebut
inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30% dan sebagainya.
iii. Inflasi berat (high inflation), yaitu yang besarnya antara 30% - 100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga secara umum naik.
iv. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (diatas 100%.
b) Berdasarkan sebabnya
Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul adanya permintaan
keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi
telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya
adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini
berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi
berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan
adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan
tenaga kerja baru.
Cost push inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena
tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
33
bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku produksi,
adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa
dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikan harga
produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga
produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.
c) Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu inflasi yang
berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena
terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada
anggaran belanja negara, dan inflasi yang berasal dari luar negeri
(imported inflation), inflasi ini bersumber dari kenaikan harga-harga
barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor
yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan pengeluaran perusahaanperusahaan atau dalam setiap kegiatan
produksi.
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur
denganmenggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat
digunakan untuk mengukur laju inflasi antara lain :
1. Consumer Price Index (CPI)
34
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran
rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan
rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan
kebutuhan hidup:
CPI = (cost of marketbasket ingiven year: cost of masrkebasket in
base year) x 100%
2. Produsen price index dikenal dengan who sale price index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti
harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang
setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
3. GNP deflator
GNP Deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan
indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah
barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga
jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP deflator = (GNP Nominal: GNP Riil) x 100%
2. Nilai Tukar Mata Uang (KURS)
Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Menurut Salvator (1997 : 10) Kurs atau Nilai Tukar adalah Harga suatu Mata
Uang terhadap Mata Uang lainnya.
35
Kurs (exchange rate) adalah harga sebuah mata uang dari sutu negara
yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan
penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, Karena kurs memungkinkan
kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang
sama. Bila semua kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara
terhadap segenap mata uang lainnya (kenaikan harga valuta asing bagi negara
yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih
mahal. Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di negara yang
bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah.
Kurs atau tukar (kurs) adalah harga dalam negeri dari uang luar negeri
(asing). Suatu kenaikan kurs tukar disebut depresiasi atau pengurangan nilai mata
uang dalam negeri dalam hubungannya dengan mata uang asing, sedangkan
penurunan kurs tukar disebut apresiasi atau kenaikan nilai mata uang dalam negeri
dalam hubungannya dengan mata uang asing. (Dahlan Siamat, 2001 ). Kebijakan
nilai tukar mata uang besar pengaruhnya terhadap kegiatan transaksi perusahaan.
terutama perusahaan yang tergantung pada impor dan yang berorientasi pada
pasar luar negeri . Hal ini dapat terjadi karena besarnya nilai tukar akan
mempengaruhi harga barang yang diperdagangkan, sekaligus berpengaruh
terhadap besarnya investasi.
Nilai tukar terbagi atas nilai tukar riil (real exchange rate) dan nilai tukar
nominal (nominal exchange rate). Nilai riil adalah nilai yang digunakan untuk
menukar barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara
36
lain. Sedangkan nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan untuk menukar
mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain, (Mankiw, 2003).
Nilai tukar suatu mata uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap
negara asing lainya, misalnya harga dari satu dollar Amerika saat ini Rp 9.900
atau harga satu dollar Hongkong (HKD) adalah Rp1.500,00 dan seterusnya. Harga
pada umumnya terkait dengan sejumlah uang, dan nilai tukar mata uang ini
bersifat stabil dan bisa labil atau terlalu bergerak naik atau turun.
Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi
ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch, R.,
Fischer, S., and Richard Starz, 2008) :
a. Selling Rate (kurs jual), yakni kurs yang ditentukan oleh suatu Bank untuk
penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu
b. Midle Rate (kurs tengah), adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli
valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central
pada suatu saat tertentu.
c. Buying rate (kurs beli), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk
pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d. Flate Rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank
notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan
promosi dan biaya-biaya lainya.
Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian
terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan
maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lain. Ada dua pendekatan yang
37
digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan
pendekatan pasar.
Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai
harga dimana mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan
harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang. Naik
turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai
cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara
yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena
tarik menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar
(market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa
terjadi karena empat hal (Thobarry, 2009), yaitu :
a. Depresiasi(depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional
berbagai terhadap mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik
menariknya kekuatan‐kekuatan supply and demand di dalam pasar (market
mechanism).
b. Appresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang nasional
terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik
menariknya kekuatan‐kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market
mechanism).
c. Devaluasi (devaluation), adalah penurunan harga mata uang nasional terhadap
berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh
pemerintah suatu negara.
38
d. Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional
terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh
pemerintah suatu negara.
Secara teori ada dua sudut pandang tentang keterkaitan antara harga saham
dan nilai tukar. Di satu sisi, para pendukung model “portfolio-balance" meyakini
bahwa harga saham mempengaruhi nilai tukar uang secara negatif (Saini dkk.,
2002). Ekuitas yang merupakan bagian dari kekayaan (wealth) perusahaan dapat
mempengaruhi nilai tukar uang melalui permintaan uang. Sebagai contoh semakin
tinggi harga saham akan menyebabkan semakin tinggi permintaan uang dengan
tingkat bunga yang semakin tinggi pula, sehingga hal ini akan menarik minat
investor asing untuk menanamkan modalnya dan hasilnya terjadi apresiasi
terhadap mata uang domestik.
3. Tingkat Suku Bunga
Suku bunga ini disebut sebagai tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku
bunga acuan (Sinungan, 2000). Sedangkan nilai riilnya tercermin dalam tingkat
sukubunga SBI menurut PBI No. 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank
Indonesia, SBIadalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan
oleh Bank Indonesiasebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI
diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan
transaksi di pasar uang yangdilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam
rangka pengendalian moneter.
39
Tingkat suku bunga selalu menunjukan perubahan dari waktu ke waktu
atau tidak bersifat konstan. Pengetahuan yang baik terhadap tingkat suku bunga
serta perubahan-perubahannya akan membantu memahami fenomena ekonomi
yang sangat kompleks. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada
perubahan jumlah investasi di suatu negara baik yang berasal dari investor
domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis investasi portofolio
yang umumnya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan
berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang
domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk
(capital inflows) di luar negeri, hal ini mengakibatkan perubahan nilai tukar mata
uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.
Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu berubah
disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Sebuah
mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila permintaan menjadi lebih
besar dari pasokan yang tersedia. nilai akan menjadi berkurang bila permintaan
kurang dari suplai yang tersedia.
D. Profitabilitas
1. Definisi Profitabilitas
Menurut Munawir (2014:33), Rentabilitas atau profitability adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian
40
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara
laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut.
Menurut Agus Sartono (2010:122), profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dengan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.”
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode
tertentu dengan modal atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Mohammad Nur Fauzi (2015) Tinggi rendahnya laba merupakan faktor
penting perusahaan. Besar kecilnya laba perusahaan dapat diketahui melalui
analisa laporan keuangan perusahaan dengan rasio profitabilitas.
2. Definisi Rasio Profitabilitas
Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan
keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan, salah
satunya adalah rasio profitabilitas.
Menurut I Made Sudana (2011:22) Rasio profitabilitas mengukur
kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan.
Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr. (2012:180)
yang dialihbahasakan oleh Quratul’ain Mubarakah bahwa Rasio profitabilitas
41
adalah rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi.
Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2010:146)
yang dialihbahasakan oleh Ali Akbar Yuliyanto bahwa Rasio profitabilitas adalah
sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas,
manajemen asset, dan hutang ada hasil operasi.
Menurut Irham Fahmi (2015:135) bahwa Rasio ini mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi.
Berdasarkan definisi dari berbagai sumber di atas dapat diketahui bahwa
rasio profitabilitas merupakan rasio yang dapat menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan dapat digunakan oleh
perusahaan dalam menilai tingkat pengembalian investasi dan penjualan
berdasarkan dari jumlah laba yang diperoleh perusahaan.
3. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2015:197), tujuan dan manfaat penggunaan
rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi
pihak luar perusahaan adalah:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu;
42
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang;
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Untuk mengukur produktivitas seluruhdana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri;
Adapun manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas adalah untuk:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode;
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri;
6. Manfaat lainnya.”
4. Metode Pengukuran Profitabilitas
Rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara.
Menurut I Made Sudana (2011:22), berikut adalah cara untuk mengukur rasio
profitabilitas perusahaan.
43
a. Return On Assets (ROA)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting
bagi pihak manajemen untuk mengevalueasi efektivitas dan efisiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA,
berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain
dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan
sebaliknya. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih SetelahPajak
Total Aktivax100 %
b. Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi pengolahan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal
sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. ROE dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak
Modalx100 %
c. Profit Margin Ratio
Profit margin ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
44
laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi
rasio menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan
operasinya. Profit margin ratio dibedakan menjadi:
1. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih
dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mencerminkan efisiensi
seluruh bagian, yaitu produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang
ada dalam perusahaan. NPM dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
2. Operating Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan
pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukkan
efisiensi bagian produksi, personalia, serta pemasaran dalam menghasilkan
laba. OPM dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Gross Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor
dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini menggambarkan
efisiensi yang dicapai oleh bagian produksi. GPM dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
45
4. Basic Earning Power
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan seluruh aktiva
yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya merupakan kumpulan beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Hasil – hasil dari penelitian sebelumnya dapat
dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang akandilakukan.
Adapun ringkasan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
NO NAMA JUDUL VARIABEL DAN MODEL PENELITIAN
KESIMPULAN
46
Persamaan Perbedaan1 Anto
M. Ghafur Wibowo
Faktor-Faktor Penentu Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
Variabel independent :Inflasi (INF)Tingkat Suku Bunga (SBI)
Metode penelitian :Error Correction Model
Variabel Independen :Pendapatan Nasional (GDP)Pangsa PasarJumlah Uang yang beredar
Variabel Dependen :Return on Equity
1. Secara bersama-sama variabel independen yang terdiri dari pendapatan nasional, inflasi, tingkat suku bunga, pangsa pasar dan jumlah uang yang beredar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan return on equity (ROE).
2. Secara parsial hanya variable tingkat suku bunga yang berpengaruh negative terhadap profitabilitas bank umum syariah secara signifikan. Sedangkan variable lainnya tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum syariah.
3. Dalam jangka pendek pengaruh variabel makro ekonomi terhadap profitabilitas bank syariah
47
sebesar 55,18% dan dalam jangka panjang sebesar 52,11%.
2 ElzaYulia Effendi (2014 )
Pengaruh Rasio Keuangan dan Variabel Makro Ekonomi terhadap Kondisi Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia tahun 2004-2014
Variabel independent Rasio Keuangan : NPFBOPOBI Rate
Variabel independent :PembiayaanCAR
Metode : Regresi Linier Berganda
Pembiayaan memiliki pengaruh yang signifikan ke arah negatif terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia (BMI).Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki pengaruh yang signifikan ke arah negatif terhadap profitabilitas BMI.Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diperoleh.Tingkat kecukupan modal yang diukur oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas BMI.Suku bunga acuan atau BI rate juga tidak memiliki pengaruh terhadap besar kecilnya profitabilitas BMI.
3 Rima Yunita
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Profitabilitas
Variabel Independen :FDRNPFBOPO
Variabel Independen :CARREO
1) CAR berpengaruh positif terhadap ROA. 2) FDR berpengaruh positif terhadap
48
Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2009 –2012)
Variabel Dependen :ROA
ROA. 3) NPF tidak berpengaruh negatif terhadap ROA. 4) REO berpengaruh negatif terhadap ROA. 5) BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
4 Budi Sungkowo Utomo
Analisis Pengaruh CAR,NPL,PDN,NIM,BOPO,LDR, danSuku Bunga SBI Terhadap ROA
Variabel Independen :NPFBOPOFDRSuku Bunga
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :CARPDNNIM
Metode :Analisis Regresi berganda
Berdasar hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variable CapitalAdequacy Ratio (CAR) berpengaruh positifterhadap Return On Asset (ROA). 2. Berdasar hasilperhitungan statistik dengan uji t menunjukkanbahwa variable Non Performing Loan (NPL)berpengaruh negatif terhadap Return On Asset(ROA). 3. Berdasar hasil perhitungan statistikdengan uji t menunjukkan bahwa variable PosisiDevisa Netto (PDN) tidak berpengaruh terhadapReturn On Asset (ROA). Hal tersebut
49
menunjukkan bahwa peningkatan Posisi DevisaNetto (PDN) tidak mempengaruhi besarnya ReturnOn Asset (ROA).4. Berdasar hasil perhitunganstatistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabelNet BI Margin (NIM) berpengaruh positifterhadap Return On Asset (ROA). 5. Berdasar hasilperhitungan statistik dengan uji t menunjukkanbahwa variable BOPO (BiayaOperasional/Pendapatan Operasional) berpengaruhnegative terhadap Return On Asset (ROA). 6. Berdasar hasil perhitungan statistik dengan uji tmenunjukkan bahwa variable Loan to DepositRatio (LDR) berpengaruh positif terhadap ReturnOn Asset (ROA). 7. Berdasar hasil perhitunganstatistik dengan uji t menunjukkan bahwa variable
50
Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadapReturn On Asset (ROA).
5 I Nyoman Sidhi Adinyadna, Luh Gede Sri Artini, Heni Rahyuda (2016)
pengaruh beberapa variabel ekonomi makro terhadap profitabilitas dan return saham pada industri perbankan BEI
Variabel independent : Inflasi Kurs
Variabel independent :Produk Domestik Bruto
Variabel Dependen :ROEReturn Saham
Metode : Analisis Jalur Path Analysis
Hasil penelitian menunjukan bahwa laju inflasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap profitabilitas, PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, kurs dollar berpengaruh negative tidak signifikan terhadap profitabilitas, laju inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap return saham, PDB berpengaruh negative signifikan terhadap return saham, kurs dollar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
6 Ayu Anita Sahara
Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah
Variabel Independen :InflasiSuku Bunga
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :PDB
Metode : Analisis Regresi Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga BI berpengaruh negative terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan produk domestic brutp menunjukan hasil
51
di Indonesia bahwa terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara Bersama-sama inflasi, suku bunga, produk domestic bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA.
7 Desi Marilin SwandayaniRohmawati Kusumaningtias
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Valas dan Jumlah Uang yang beredar terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2005-2009
Variabel Independen :InflasiSuku BungaNilai Tukar
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :Jumlah Uang Beredar
Metode :Analisis Regresi Berganda
Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara Bersama-sama variable inflasi, suku bunga, nilai tukar valas, dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA perbankan Syariah di Indonesia. Hasil secara parsial suku bunga, nilai tukar valas dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan variable inflasi mempunyai variable yang tidak signifikan terhadap ROA perbankan Syariah.
8 Luthfia Hanania
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Syariah dalam
Variabel Independen :NPFTingkat Suku BungaInflasi
Variabel Independen :DPKPembiayaan
Secara umum, faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah
52
Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
Variabel Dependen :ROA
Metode :Error Correction Model
di Indonesia memiliki dampak atau pengaruh baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Dalam jangka panjang, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan dalam jangka pendek, pertumbuhan DPK perbankan syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitasnya. 3.Pertumbuhan pembiayaan berpengaruh signifikan positif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.
4. Pembiayaan bermasalah yang diukur oleh NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka
53
pendek maupun dalam jangka panjang. 5. Tingkat suku bunga acuan berpengaruh signifikan dan negatif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 6. Tingkat inflasi di Indonesia dalam jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, tetapi dalam jangka panjang inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.
9 Imam Mukhlis Kinerja Keuangan Bank dan Stabilitas Makroekonomi terhadap Profitabilitas Bank Syariah Indonesia
Variabel Independen :FDRNPFINF
Variabel Dependen :ROA
Metode :Error Correction Model
Variabel Independen :CARGRW
Hasil Penelitian menunjukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal dapat mempenaruhi profitabilitas bank syariah di Indonesia selama tahun 2008-2010. Faktor internal tersebut adalah berkaitan dengan kinerja keuangan bank syariah pada indikator CAR. Dalam penelitian
54
ini indikator CAR memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap profitabilitas bank Syariah di Indonesia. Faktor eksternal bank syariah dalam kegiatan usahanya meliputi pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Diantara indikator makroekonomi tersebut, pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitasyang dapat diperoleh oleh bank Syariah di Indonesia.
10. Amalia Nuril Hidayati
Pengaruh Inflasi, BI Rate Dan KursTerhadap Profitabilitas Bank Syariah diIndonesia
Variabel IndependenInflasiSuku BungaKurs
Variabel Dependen :ROA
Metode :Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan statistik maka dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas, yaitu faktor inflasi, tingkat suku bunga (BI Rate), dan kurs secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadapprofitabilitas bank syariah di Indonesia.
11 Heri Sudarsono
Analisis Pengaruh Kinerja
Variabel Independen :FDR
Variabel Independen :DPK
Hasil penelitian menunjukan bahwa jangka Panjang
55
Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia
NPFBOPO
Variabel Dependen :ROA
Metode :Error Correction Model
PembiayaanSBISTingkat Bagi Hasil
variable DPK, TBH, FDR berpengaruh negatif terhadap tingkat ROA, sedangkan FIN dan BOPO berpengaruh positif terhadap ROA. Berbeda dengan variable yang lain variable SBIS dan NPF tidak berpengaruh terhadap ROA dalam jangka Panjang.Dalam jangka pendek, variable yang berpengaruh terhadap ROA adalah ROA sebelumnya dan FDR. Variable DPK, FIN, SBIS TBH, NPF dan BOPO CAR tidak berpengaruh dalam jangka pendek.
12. Guven SayilganOnur Yildirim
Determinants of Profitability in Turkish Banking Sector: 2002-2007
Variabel Independen :Inflasi
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :GDPCARBalance sheet asset
Variabel Dependen :ROE
Profitabilitas (ROA dan ROE) dari sektor perbankan tampaknya telah meningkat seiring dengan penurunan tingkat inflasi, secara konsisten meningkatkan indeks produksi industri dan meningkatkan keseimbangan anggaran.Capital Adequacy ratio berpengaruh positif terhadap profitabilitas
56
Pertumbuhan balance sheet assets berpengaruh negative terhadap profitabilitas.
13 Deger Alpera Adem Anbar
Bank Specific and Macroeconomic Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence from Turkey
Variabel Independen :InflasiSuku Bunga
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :Asset SizeCapital AdequacyAsset QualityLiquidityIncome-ExpenditureStructureEconomic Activity
Variabel Dependen :ROE
Hasil penelitian bahwa ukuran aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Ini menunjukkan bahwa bank yang lebih besar mencapai ROA dan ROE yang lebih tinggi.Rasio loan to asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.Non BI income berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.Suku bunga berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROE. Jika suku bunga naik, maka ROE akan meningkat.Capital adequacy, liquidity, deposits/assets ratio and net BI margin) and macroeconomic factors (real GDP growth rate and inflation rate) tidak berpengaruh
57
terhadap profitabilitas.
14 Saira JavaidJamil AnwarKhalid ZamanAbdul Gafoor
Determinants of Bank Profitability in Pakistan: Internal Factor Analysis
Variabel dependen :ROA
Variabel Independen Total Assets (TA)Total Equity (TE) to Total Assets (TA)Total Loans (TL) to Total Assets (TA)Total Deposits (TD) to Total Assets (TA)
Metode :Analisis Regresi Berganda
1. Higher total assets may not necessarily lead to higher profits. The negative coefficient of size,significant at the 1 percent level, indicates that this relation might be negative due to diseconomies of scale i.e. possible bureaucratic bottlenecks and managerial inefficiencies suffered by banks having too large size and network.
2. Higher loans contribute towards profitability but their impact is not significant that reveals that more dependence on one major asset, may lead to profitability but with less significant impact on overall profitability.
3. One major
58
finding was the negative relationship of loans towards profitability when one of the banks showed a loss.
4. Total deposit to total assets and total equity to total assets showed a positive and significant relationship with profitability indicator ROA.
5. Overall it is concluded that Total Assets, Equity/Total Assets, Deposits/Total Assets, and Loans/Total Assets are the major internal determinants of profitability of banks in Pakistan.
15 Ali Mustafa Al-Qudah & Mahmoud Ali Jaradat (2013)
The Impact of Macroeconomic Variables and Banks Characteristics on Jordanian Islamic Banks Profitability: Empirical Evidence
Variabel dependen :ROA
Variabel Independen :Total Equity To Total Assets (TETA)Total Loans To Total Deposits (TLTD)Total Deposit To Total Assets (TDTA)
Variabel
Ukuran bank berpengaruh positif secara Signifikan terhadap ROA dan ROA. total deposit terhadap total asset berpengaruh negative secara signifikan terhadap ROA dan ROE. Likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap
59
Dependen :ROE
Metode : Analisis Regresi Berganda
ROA dan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ROA.
16 Christine Nanjala Simiyu & Lessah Ngile
Effect Of Macroeconomic Variables On Profitability Of Commercial Banks Listed In The Nairobi Securities Exchange Kenya
Variabel Independen :Kurs Suku Bunga
Variabel Dependen :ROA
Variabel Independen :GDP
Metode :Fix Effect Model
GDP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.Suku Bunga berpengaruh negative secara signifikan terhadap ROA.Kurs berpengaruh positif secara signifikan terhadap ROA.
17 Silvia Hendrayanti dan Harjum Muharam
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2012).
Variabel Independen :ROA
Variabel Dependen :BOPOInflasi
Variabel Dependen :1. Equity to
Total Assets Ratio (EAR)
2. Loan to Assets Ratio
3. Firm size4. GDP5. Volatilitas
ROA
Metode :Regresi Berganda
Hasil Penelitian ini menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi ROA. Dari tujuh variabel yang diteliti ( EAR, BOPO, LAR, Firm size, Pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan volatilitas ROA), terbukti bahwa EAR, BOPO, LAR, Firm size, dan volatilitas ROA berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan variabel lainnya yaitu Pertumbuhan ekonomi dan Inflasi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
60
18 Sehrish Gul, Faiza Irshad dan Khalid Zaman
Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan
Variabel Independen :ROA
Variabel Dependen :1. LDR2. Inflasi
Variabel Independen :ROE, ROCE, NIM
Metode :Pooled Ordinary Least Square (POLS
Adapun hasil penelitiannya adalah dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang telah dikembangkan untuk menganalisis profitabilitas bank, Hipotesis pertama menyatakan faktor internal memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Sedangkan, hipotesis kedua menyatakan bahwa faktor eksternal bank berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua hipotesis telah diterima, dengan demikian faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank di Pakistan.
19 Hedwigis Esti Riwayati dan Dwiningtyas Anggraeni,
Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Bank Terhadap Profitabilitas Bank Persero.
Variabel Independen :ROAVariabel Dependen :1. NPL2. BOPO3. LDR4. Inflasi5. Suku
Bunga
Variabel Dependen :CARMetode :Regresi Berganda
Secara parsial CAR dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA) bank persero sedangkan NPL dan suku bunga SBI berpengaruh negatif signifikan
61
6. Kurs terhadap ROA bank persero. BOPO tidak berpengaruh positif signifikan terhadap ROA bank persero sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan inflasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA bank persero. Variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA bank pesero dalam penelitian ini adalah variabel Capital Adequacy Ratio karena memiliki uji t paling tinggi sebesar 7,913. Secara simultan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, suku bunga SBI (1 bulan), dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) bank
62
persero. Kontribusi seluruh variabel bebas (Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, suku bunga SBI 1 bulan, dan inflasi) terhadap ROA Bank Pesero sebesar 81,1 persen sisanya 11,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
20 Dedi Supiyadi dan Budi S. Purnomo
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah di Indonesia.
Variabel Dependen :Inflasi
Variabel Independen :ROE
Variabel Dependen :LIQRisk, CAR, CRISK, BANK SIZE
Metode :Regresi Berganda
Temuan empiris menunjukkan bahwa profitabilitas bank syariah di Indonesia secara signifikan dipengaruhi oleh risiko kredit, capital adequacy ratio, ukuran perusahaan dan risiko liquiditas, akan tetapi inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Penelitian menemukan bahwa
63
risiko kredit memiliki efek yang positif terhadap kinerja bank syariah di Indonesia, oleh karena itu perbankan syariah perlu meningkatkan kehatihatian dalam menyalurkan kredit, hasil studi ini mendukung studi sebelumnya oleh (Abiola and Olausi, 2014),(Li and Zou, 2014), (Bayyoud and Sayyad, 2015), (MS and N, 2016). Hasil studi menemukan bahwa CAR signifikan negatif teradap profitabilitas, oleh karena itu bank syariah di Indonesia perlu meningkatkan kecukupan modal supaya dapat meningkat profitabilitas, demikian juga dengan ukuran perusahaan, studi menemukan bahwa ukuran perusahaan signifikan negatif terhadap profitabilitas. Selain itu, risiko liquiditas Bank syariah Indonesia signifikan positif
64
terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil studi ini, bank syariah di Indonesia harus meningkatkan kecukupan modalnya.
65
F. Kerangka Pemikiran
Faktor internal dan faktor eksternal tidak terpisah dari kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh laba, maka secara sistematis kerangka
pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran
66
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2018)
PROFITABILITAS
KURSINFLASIBOPO
Uji Normalitas
Uji Stasioner
Uji Kointegrasi
Uji Derajat Integrasi
Uji ECM
Kesimpulan dan Implikasi
Uji Linieritas
SUKU BUNGACAR
FAKTOR EKSTERNALFAKTOR INTERNAL
FDR NPF
Jangka Pendek Jangka Panjang
Uji Asumsi Klasik
G. Hipotesis
Hipotesis adalah gambaran sementara atas suatu persoalan yang masih
perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas dan dapat diuji.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. H0: Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
H1: Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap
profitabilitas.
b. H0: Diduga Financing to Deposit Ratio (FDR), tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
H1: Diduga Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
profitabilitas.
c. H0: Diduga Non Perfoming Financing (NPF), tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
H1: Diduga Non Perfoming Financing (NPF), berpengaruh terhadap
profitabilitas.
d. H0: Diduga Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
H1: Diduga Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap profitabilitas.
e. H0: Diduga Inflasi, tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
H1Diduga Inflasi, berpengaruh terhadap profitabilitas.
f. H0: Diduga Kurs, tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
67
H1: Diduga Kurs, berpengaruh terhadap profitabilitas.
g. H0: Diduga tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
H1: Diduga tingkat suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas.
h. H0: Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Non Perfoming Financing (NPF), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Inflasi, Kurs, dan tingkat suku bunga tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas.
H1: Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Non Perfoming Financing (NPF), Pendapatan Operasional (BOPO)
Inflasi, Kurs, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas.
H. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA)
CAR mencerminkan modal bank, semakin besar CAR maka semakin besar
ROA, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam
menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Hal ini
didukung oleh penelitian Deden Edwar Yokeu Bernardin (2016) Hasil yang
diperoleh untuk pengaruh CAR terhadap ROA adalah sebesar 1,032 atau 103,2%
pada arah positif dengan tingkat signifikan sebesar 0,021 < 0,05 berarti memiliki
pengaruh yang signifikan dan berbanding lurus juga searah. Dengan demikian
maka CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan Almilia dan Hedyningtyas, (2005);
68
Sutadanu (2009); dan Gelos (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan positif antara CAR dengan ROA.
H1: Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas.
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Return On Asset
(ROA).
Besar nilai FDR menurut PBI nomor 17/11/PBI/2015 minimal sebesar
78% dan maksimal sebesar 92%. Namun, jika mencapai lebih dari 92% dapat
menimbulkan kondisi likuiditas semakin riskan, karena kurang efektifitas bank
dalam menyalurkan pembiayaan. Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio
(FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin
rendah Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektifitas
bank dalam menyalurkan pembiayaan sehingga hilangnya kesempatan bank untuk
memperoleh laba. Perubahan Financing to Deposit Ratio (FDR) bank yang berada
pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (78% dan maksimal sebesar
92%), maka perubahan laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat
(dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya
dengan efektif).
Jika rasio FDR bank mencapai lebih dari 92%, berarti total pembiayaan
yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana
yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat
dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara)
dengan baik. Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada
69
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank
tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan
pembiayaannya dengan efektif). Dengan meningkatnya laba, maka Return On
Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang
membentuk Return On Asset (ROA).
H1: Diduga Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
profitabilitas.
3. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Return On Asset
(ROA).
NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Pengelolaan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai
penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Tingkat kesehatan
pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank (Suhada, 2009).
Bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk
memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi
perolehan laba dan berpengaruh buruk pada ROA. Hal ini didukung oleh
penelitian Wisnu Mawardi (2004) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh
signifikan negatif terhadap ROA.
H1: Diduga Non Perfoming Financing (NPF), berpengaruh terhadap profitabilitas.
70
4. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO)
terhadap Return On Asset (ROA)
Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha
pokoknya terutama pembiayaan, dimana bunga pembiayaan menjadi pendapatan
terbesar perbankan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank,
mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi
bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi
pencapaian laba bank (Suhada, 2009). Semakin kecil BOPO menunjukkan
semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat
rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO-
nya lebih dari 1. Semakin tinggi biaya pendapatan bank berarti kegiatan
operasionalnya semakin tidak efisien sehingga pendapatanya juga semakin kecil.
Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif terhadap profitabilitas bank.
H1: Diduga Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap profitabilitas.
5. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas.
Menurut Reksoprayitno (125: 2011). Dengan menggunakan asumsi tidak
berubahnya kecepatan peredaran uang dalam masyarakat meningkatnya
(menurunnya) jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan bergesernya kurva
permintaan agregatif ke kanan/ke atas (ke kiri/ke bawah) yang selanjutnya dengan
kurva penawaran agregatif yang berbentuk vertikal sejajar dengan sumbu tingkat
harga, akan mengakibatkan meningkatnya (menurunnya) tingkat harga dengan
71
presentase yang tingginya sama dengan presentase (kenaikan/penurunan) jumlah
uang yang beredar.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa inflasi mempunyai arah
hubungan yang positif dengan jumlah uang beredar. Semakin tinggi inflasi maka
semakin banyak pula uang yang beredar di masyarakat. Begitu pula sebaliknya,
apabila terjadi deflasi maka uang yang beredar di masyarakat akan mengalami
penurunan. Banyaknya jumlah uang yang beredar inilah yang akan berpengaruh
terhadap Profitabilitas.
Dari sudut perusahaan inflasi cenderung meningkatkan nilai pasar aktiva.
Nilai penggantian aktiva akan meningkat dari sudut laba, kenaikan inflasi akan
meningkatkan laba akuntansi. Hal ini terjadi pada perusahaan yang memiliki
fleksibilitas harga (Sihombing, 2008)
H1: Diduga Inflasi, berpengaruh terhadap profitabilitas.
6. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Profitabilitas.
Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu faktor profitabilitas
perbankan karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta
asing. Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya
sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih
kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing selalu
menawarkan dua harga nilai tukar (Leon & Ericson, 2008).
Dalam kegatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing
menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat
72
profitabilitas bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang asing,
bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs, dengan perolehan
pendapatan berupa fee dan selisih kurs Profitabilitas Bank akan naik.
H1: Diduga Kurs, berpengaruh terhadap profitabilitas.
7. Pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas.
Menurut Karim (2006), BI Rate juga ikut mempengaruhi profitabilitas
bank. Ketika suku bunga BI naik, maka akan di ikuti oleh naiknya suku bunga
deposito yang berakibat langsung terhadap penurunan sumber dana pihak ketiga
bank syariah. Penurunan DPK ini sebagai akibat dari pemindahan dana
masyarakat ke bank konvesional untuk mendapatkan imbalan bunga lebih tinggi.
Apabila DPK turun maka Profitabilitas Bank Syariah juga akan mengalami
penurunan.
H1: Diduga tingkat suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas.
73
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif dan
kuantitatif dengan pendekatan regresional. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya
(Suharsimi Arikunto: 2013 : 27). Sedangkan penelitian regresional dimaksudkan
untuk menghubungkan serta mengukur pengaruh variabel independen, yaitu :
faktor internal yang meliputi, capital adequacy ratio, financing to deposit ratio,
non performing finance, dan beban operasional terhadap pendapatan operasional,
dan faktor eksternal yang meliputi Inflasi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga,
sebagai variable bebas (predictor) terhadap profitabilitas yang meliputi Return on
Assets (ROA), perbankan syariah di Indonesia.
Error Correction Model (ECM) merupakan analisis data time series yang
digunakan untuk variabel-variabel yang memiliki ketergantungan yang sering
disebut dengan kointegrasi. Metode ECM digunakan menyeimbangkan hubungan
ekonomi jangka pendek variabel-variabel yang telah memiliki
keseimbangan/hubungan ekonomi jangka panjang.
74
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus (Suharsimi
Arikunto:2006:130). Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian
(Sukardi:2010:53).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono:2010:120). Sampel yang baik adalah sampel yang
anggota-anggotanya mencerminkan sifat dan ciri-ciri yang terdapat yang terdapat
pada populasi (Tulus Winarsunu: 2006: 11).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sampling purposif sampel (Purposive Sampling) yaitu teknik pengambilan sample
dengan pertimbangan tertentu (Sugiono:2010:126). Karena penelitian mengenai
perbankan syariah di Indonesia, maka seluruh perbankan syariah di Indonesia
yang memiliki kriteria sesuai dengan penelitian akan dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
C. Metode Penelitian
Untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor internal yang meliputi,
capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, non performing finance, dan
beban operasional terhadap pendapatan operasional, dan faktor eksternal yang
75
meliputi Inflansi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga, sebagai variable bebas
(predictor) terhadap profitabilitas yang meliputi Return on Assets (ROA). Selain
itu penelitian ini untuk mengetahui apakah telah terjadi hubungan keseimbangan
(equilibrium relationship) baik jangka panjang (long run) maupun jangka pendek
(short run) antara variabel faktor internal yaitu capital adequacy ratio, financing
to deposit ratio, non performing finance, dan beban operasional terhadap
pendapatan operasional dan faktor eksternal yaitu Inflasi, Nilai Tukar Uang,
Tingkat Suku Bunga terhadap profitabilitas bank yaitu Return on Assets (ROA).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder dan data runtun waktu (time series) dari tahun 2010 sampai dengan
2018. Data sekunder ini diperoleh dari beberapa sumber yaitu dari Bank
Indonesia melalui akses www.bi.go.id, Biro Pusat Statistik melalui akses
www.bps.go.id dan dari Otoritas Jasa Keuangan www.ojk.go.id. Metode yang
digunakan untuk menganalisa model penelitian ini dihitung dengan menggunakan
metode ECM. Perhitungan model ECM dilakukan dengan bantuan program
EViews 7.
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-
data yang dikumpulkan adalah faktor internal meliputi, capital adequacy ratio,
financing to deposit ratio, non performing finance, dan beban operasional
terhadap pendapatan operasional dan faktor eksternal yaitu Inflasi, Nilai Tukar
Uang, Tingkat Suku Bunga terhadap profitabilitas bank yaitu Return on Assets
76
(ROA) yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah Indonesia yang diterbitkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia yang dipublikasikan tahun 2010-
2018.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data yang diperoleh
melalui berbagai sumber antara lain Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, majalah dan webste lainnya.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi tentang
variabel penelitian tersebut dan lalu di hitung nilai sesuai dengan rumus yang
telah ditentukan untuk diolah untuk membuktikan teori dan rumusan masalah
penelitian.
E. Metode Analisis Data
Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan kuantitatif regresional yang digunakan untuk mempelajari dan
membandingkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada objek
penelitian. Seberapa besar pengaruh dan hubungan antar variabel dilakukan
dengan pengujian regresional statistik dengan menggunakan alat analisis
EViews 7 dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda (Multiple
Regreression Analysis Model) dengan metode OLS (ordinary least square) yang
digunakan untuk melihat pengaruh dan kontribusi antara variabel bebas dengan
variabel terikat, selanjutnya untuk melihat keseimbangan hubungan jangka
panjang antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan metode
Kointegreasi dengan menggunakan nilai residual yang stationary dan untuk
77
melihat keseimbangan jangka pendeknya antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Model ECM (Error Correction Model) digunakan untuk melakukan
koreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju jangka panjang atau dengan
kata lain bahwa apa yang diinginkan dalam penelitian belum tentu sesuai dengan
apa yang terjadi sebenarnya.
Pendekatan model ECM mulai diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Hendry dan akhirnya dipopulerkan oleh Engle-
Granger. Pada tahun 1987 Engle-Granger mengemukakan sebuah teori tentang
konsep kointegrasi dan koreksi kesalahan. Model ini memasukan penyesuaian
untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan, dan model ini mempunyai
beberapa kegunaan, namun penggunaan yang utamanya mengatasi masalah time
series yang tidak stasioner.
Terdapat beberapa keuntungan dari model ECM antara lain :
1. ECM dapat melakukan spesifikasi model atas bentuk umum.
2. ECM dapat menjelaskan pengaruh jangka Panjang dan jangka pendek dari
model yang kita gunakan. Jangka Panjang mengacu pada pengaruh yang
diberikan dalam runtun waktu yang relatif lama misalnya adalah tahunan.
Sedangkan jangka pendek mengacu pada pengaruh yang diberikan dalam
runtun waktu yang relative singkat misalnya bulanan.
3. ECM merupakan model yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
runtun waktu yang tidak stasioner.
Adapun model Ekonomi Engle- Granger adalah:
Yt = 0 + 1X1t + 2X2t + 3X3t + 4X4t + 5X5t + t ECT+ t
78
Melalui model ekonomi Engle-Granger di atas maka dapat dirumuskan
model ekonomi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROAt = β 0 + β 1CARt + β 2FDRt + β 3NPFt + β 4BOPOt + β 5INFt + β
6KURSt + β 7SUKt + ECT+ t
ECT = LnY t-1 + LnCAR t-1 + DLnFDRt-1 + DLnNPF t-1+ DLnBOPO t-1
Di mana :
ROAt = Return on Assets
β 0 = Konstanta
β 1- β 7 = Koefisien regresi
INF = Inflasi
KURS = Nilai Tukar Uang
SUK = Suku Bunga Bank
CAR = Capital Adequacy Ratio
FDR = Financing to Deposit Ratio
NPF = Non Performing Financing
BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
ECT = Nilai yang diestimasi dari residual persamaan sebelumnya (Error
Corection Term)
t = Periode Waktu
79
Terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan sebelum mengestimasi
hasil uji ECM. Pengujian yang harus dilakukan antara lain : Uji Normalitas, Uji
Linieritas, Uji Stasioner, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Pengujian jenis ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi,
variabel lainnya atau residual memiliki distribusi normal. Dengan menggunakan
Jarque- Berr, maka: Ho menunjukkan data tersebar normal dan Ha menunjukkan
data tersebar tidak normal. Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka
menunjukkan bahwa hubungan antar variabelnya normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan uji
statistik dan grafik. Data yang dinilai normal maka baik untuk dilanjutkan sebagai
bahan penelitian. Langkah-langkah pengujian normailtas data sebagai berikut:
Hipotesis :
Ho : Model Normal
Ha : Model Tidak Normal
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, Ho diterima.
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak
2. Uji Linieritas
80
Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang
dikembangkan oleg J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama
Ramsey Reset Test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel
penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Akan tetapi
menurut Kennedy (1996) dalam (Insukindro:2003:72-80) uji yang dikembangkan
oleh J.B Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model
estimasi linier atau tidak linier. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : Model Linear
Ha : Model Tidak Linear
Bila probabilitas Chi-Square > 0.05 → Signifikan, Ho diterima
Bila probabilitas Chi-Square < 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak
3. Uji Stationer
Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan dari
variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series merupakan suatu
data dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses random dikatakan stationer
jika memenuhi tiga kriteria yaitu jika rata-rata dan variannya konstan sepanjang
waktu dan kovarian antara dua data runtun waktu hanya tergantung dari
kelambanan antara dua periode waktu tersebut.
Analisis diawali dengan pengujian stasioner masing masing variabel
dengan menggunakan uji Unit Root Test. Data time series akan dikatakan stationer
jika rata-rata, varian dan kovarian pada setiap lag adalah tetap sama dalam setiap
81
waktu. Jika data time series tidak memenuhi kriteria tersebut maka data dikatakan
tidak stasioner. Dengan kata lain data time series dikatakan tidak stasioner jika
rata-ratanya maupun variannya tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu
(time-varying mean and variance). (Agus Widarjono. 2013: 316-320). Pada
umumnya data time series sering mengalami ketidak stasioneran pada level series.
Jika hal ini terjadi, maka agar data menjadi stasioner dapat dilakukan differensiasi
satu kali atau lebih. Apabila data telah stasioner pada level series, maka data
tersebut ada pada intergrasi I(0). Apabila data stasioner pada first difference level
maka data tersebut adalah ada pada integrasi I(1). Ada beberapa prosedur untuk
melakukan uji akar-akar unit namun yang banyak digunakan adalah uji
Augmented Dickey-Fuller ( ADF ) dan uji Philips Peron.
a. Uji Akar Unit
Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di dalam variabel
gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan
diferensi. Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan menggunakan
metode statistik nonparametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi
antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas kelambanan
diferensi (Agus Widarjono. 2013: 320-323).
Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan
cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu
distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar dari
nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika
82
sebaliknya nilai absolut staistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data
tidak stasioner.
Konsep yang dipakai untuk menguji stasioner suatu data runtut waktu
adalah uji akar unit. Apabila suatu data runtut waktu bersifat tidak stasioner,
maka dapat dikatakan bahwa data tersebu tengah menghadapi persoalan akar
unit (unit root probelem. Keberadaan unit root problem bisa terlihat dengan
cara membandingkan nilai t-statistics hasil regresi dengan nilai test
Augmented Dickey Fuller (Agus Tri Basuki dan Nano Prawoto:5).
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat Nol
Ha : Data tersebut stasioner pada derajat Nol.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
Jika PP t-statistik > PP kritis statistik (critical value α = ....%) maka
Ho ditolak
Jika PP t-statistik < PP kritis statistik (critical value α = ....%) maka
Ho diterima
*critical value, 5% atau 10%
Prosedur pengujian stasioner data adalah sebagai berikut :
1) Langkah pertama dalam uji unit root adalah melakukan uji terhadap level
series. variabel penelitian yang kita pakai seluruhnya stasioner pada data
level (mean dan varians konstan sepanjang periode waktu), maka kita
menggunakan analisis regresi biasa (OLS). Dalam analisis time series,
83
syarat stasioner seluruh variabel bebas harus dipenuhi untuk penerapan
metode analisis regresi biasa (simpel atau berganda).
2) Jika terdapat satu saja (minimal satu) variabel yang stasioner pada level
sedangkan variabel lainnya stasioner pada differens pertama, maka kita
harus menggunakan analisis vector auto regression (VAR) dengan data
pada differens. Biasanya dikenal dengan VAR in difference.
3) Jika tidak ada satupun variabel yang stationary pada level berarti harus
dilakukan uji unit root pada tingkat first difference, jika semua variabel
series sudah stasioner pada first different atau lebih, maka estimasi dapat
dilakukan dengan menggunakan metode kointegrasi.
4) Jika residualnya ternyata bisa stasioner pada level (inilah maksudnya
terkointegrasi), maka kita bisa melakukan estimasi atau turunkan ke
model ECM atau model jangka pendeknya. Kalau, ternyata residual
regresi biasa (pada level) tidak stasioner pada level berarti menunjukkan
tidak ada hubungan kointegrasi (hubungan jangka panjang), maka analisis
cukup berhenti sampai pada kointegrasi saja (model ECM/model jangka
pendeknya tidak bisa diturunkan). Karena syarat ECM adalah
terpenuhinya kointegrasi.
b. Uji Derajat Integrasi (Odd different)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order differensi ke
berapa derajat data yang diteliti akan stasioner. Pengujian ini dilakukan pada uji
akar-akar unit (langkah pertama di atas), jika ternyata data tersebut tidak stasioner
84
pada derajat pertama (Insukindro:1992:261). Uji derajat integrasi ini mirip dengan
uji akar unit. Untuk melakukan uji tersebut juga dilakukan penaksiran model
otoregresif dengan OLS.
Menurut Nachrowi dalam berbagai studi ekonometrika, data time series
sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata data
time series ‘menyimpan’ berbagai permasalahan, salah satunya yaitu otokorelasi.
Otokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak
stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka otokorelasi akan hilang
dengan sendirinya.
Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi.
Seperti uji akar unit Phillip-Perron, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu
data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik
Phillip-Perron yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi
statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai
kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada
derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu
dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang
stasioner. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat 1, 2, ........ dst
Ha : Data tersebut stasioner pada derajat 1, 2, .........dst
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
85
Jika PP t-statistik > PP kritis statistik (critical value α = ....%) maka Ho
ditolak
Jika PP t-statistik < PP kritis statistik (critical value α = ....%) maka Ho
diterima
c. Uji Kointegrasi
Data time series yang tidak stasioner kemungkinan besar akan
menghasilkan regresi lancung (spurious regression). Regresi lancung terjadi jika
koefisien determinasi cukup tinggi tapi hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen tidak mempunyai makna. Hal ini terjadi karena hubungan
keduanya yang merupakan data time series hanya menunjukkan trend saja. Jadi
tingginya koefisien determinasi karena trend bukan karena hubungan antar
keduanya. Kointegrasi itu adalah analisis regresi biasa model jangka panjang.
Keberadaan variabel yang tidak stasioner menyebabkan kemungkinan
besar adanya hubungan jangka panjang antara variabel dalam model penelitian.
Oleh karena itu langkah selanjutnya di dalam estimasi ECM adalah uji kointegrasi
untuk mengetahui keseimbangan hubungan jangka panjang antar variabel. Konsep
kointegrasi adalah hubungan linier antar variabel yang tidak stasioner. Uji
kointegrasi digunakan agar seluruh variabel terintegrasi pada order yang sama.
Berdasarkan uji stasionaritas, apabila data variabel tidak stasioner pada
tingkat level sedangkan pada tingkat diferensi pertama, semua variabel data
menjadi stasioner, maka penelitian dapat dilanjutkan pada uji kointegrasi.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
86
Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen
dan variabel dependen.
Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
Jika nilai trace statistic > nilai critical value maka Ho ditolak
Jika nilai trace statistic < nilai critical value maka Ho diterima
4. Uji Error Correction Model (ECM)
Setelah melakukan uji regresi kointegrasi dan hasil pada model kointegrasi
atau mempunyai hubungan atau keseimbangan jangka panjang. Bagaimana
dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan atau
keduanya tidak mencapai keseimbangan. Teknik untuk mengoreksi
ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut
dengan Error Correction Model (ECM), yang dikenalkan oleh Sargan dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Hendry lalu kemudian dipopulerkan oleh Engle-
Granger.
Model ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian
dikembangkan oleh Hendry dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Model ini
memasukan penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan, dan
model ini mempunyai beberapa kegunaan, namun penggunaan yang utamanya
adalah mengatasi masalah pada data time series yang tidak stasioner.
87
Digunakan ECM karena mekanisme ECM memiliki keunggulan baik dari
segi nilainya dalam menghasilkan persamaan yang diestimasi dengan property
statistik yang diinginkan maupun dari kemudahan persamaan tersebut untuk
diinterprestasikan (Insukindro, 1993:65).
Pada penelitian ini menggunakan ECM karena memiliki keunggulan dapat
melihat pengaruh jangka pendek dan jangka panjang. Proses analisis yang akan
dilakukan terdiri dari Unit Root Test dan Uji Derajat Integrasi, Uji Kointegrasi,
Uji Asumsi Klasik serta pendekatan ECM. Hubungan faktor internal dan faktor
eksternal dengan profitabilitas dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROAt = f (CARt, FDRt, NPFt, BOPOt, INFt, KURSt, SUKt)
Berikut merupakan model ECM yang digunakan pada penelitian ini:
DROAt= β0 + β1 DCARt + β2 DFDRt + β3 DNPFt + β4 DBOPOt +
β5DINFt + β6DKURSt + β7 DSUKt + β8 ECT + e
Di mana:
DROAt = Perubahan ROA periode t
DCARt = Perubahan CAR periode t
DFDRt = Perubahan Financing to Deposit Ratio periode t
DNPFt = Perubahan Non Performing Financing periode t
DBOPOt = Perubahan BOPO periode t-1
DKURSt = Perubahan Nilai Tukar Uang periode t
DSUKt = Perubahan Suku Bunga priode t
ECT = Error Correction Term
β0 = Konstanta
88
β1 – β7 = Koefisien regresi
β8 = Koefisien ECT
e = error residual
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder
deret waktu (time series) dari periode 2010 sampai 2018. Jumlah variabel yang
digunakan adalah sebanyak 8 variabel mengenai Return on Asset (ROA) pada
Perbankan Syariah sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan
variabel independen (variabel bebas) terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Perfoming Financing (NPF), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Inflasi, Kurs, dan tingkat
suku bunga.
89
Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan alat bantu perangkat lunak komputer (software) Microsoft Excel
2007 dan EViews 7 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti, dengan metode analisis secara ekonometrik.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan
sebagai alat analisis adalah model dinamis Error Correction Model (ECM) yang
pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian dikembangkan lebih lanjut
oleh Henry dan akhirnya dipopulerkan oleh Eangle-Grenger (RF Eangle dan CW
Granger, 1987). Langkah-langkah metode Error Correction Model (ECM) yang
akan dilakukan adalah 1). pengujian normalitas data, 2) pengujian linieiritas data,
4) pengujian asumsi yang terdiri dari pengujian multikolinieritas, pengujian
heterokedastisitas, dan pengujian autokorelasi 5) pengujian stationer, 6) pengujian
derajat integritas, 7). pengujian kointegrasi, dan 8) pengujian Error Correction
Model (ECM).
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Perkembangan ROA tahun 2010-2018
Nilai ROA yang digunakan dalam penelitian adalah nilai ROA selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 1 Nilai ROA tahun 2010-2018
90
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
1.741.87 1.93
2.14
1.20
0.61 0.64
1.031.20
ROA
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tahun 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah bahwa standar ROA
yang baik adalah 1.5%, dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai ROA pada
tahun 2010 dengan nilai ROA 1.74% hingga puncaknya pada tahun 2013 dengan
nilai ROA 2.14%, hal ini menunjukan nilai ROA lebih dari standar BI (1.5%),
sehingga dapat diketahui bahwa ROA pada tahun tersebut dalam keadaan baik.
Namun pada tahun 2014 dengan nilai ROA 1.20% sampai tahun 2018 dengan
nilai ROA 1.20% hal ini menunjukan nilai ROA dibawah standar BI, namun dari
data ini bank Syariah masih masuk kategori sehat.
b. Perkembangan CAR tahun 2010-2018
Data CAR yang digunakan dalam penelitian adalah nilai CAR selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 2 Nilai CAR Tahun 2010-2018
91
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
13.5016.34 15.19 14.43
15.9414.66 15.21
16.7819.82
CAR
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai CAR
fluktuatif dari tahun 2010 sampai 2015, dan meningkat di tahun 2016 dengan nilai
15.21 %, naik kembali di tahun 2017 dengan nilai 16.78 % dan puncaknya di
tahun 2018 dengan nilai 19.82%. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.
15/12/3013 standar nilai CAR sebesar 8%, melihat rata-rata rasio CAR pada
perbankan Syariah di Indonesia tahun 2010 sampai 2018 menunjukan bahwa rata-
rata rasio CAR berada di atas 8% sehingga dapat dikatakan kondisi permodalan
pada perbankan Syariah di Indonesia selama periode 2010-2018 dalam kondisi
sehat.
c. Perkembangan FDR tahun 2010-2018
Data FDR yang digunakan dalam penelitian adalah nilai FDR selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 3 Nilai FDR tahun 2010-2018
92
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
94.37 94.29 97.07102.63 98.65
90.02 87.5181.76 78.88
FDR
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai FDR
cenderung meningkat dari tahun 2010 dengan nilai 94.37% sampai tahun 2013
dengan nilai 102.63%. Namun nilainya menurun kembali sampai tahun 2018
dengan nilai 78.88%. Penurunan FDR tersebut disebabkan oleh kondisi makro
ekonomi yang belum stabil, sehingga perbankan Syariah membatasi untuk
memberikan pembiayaan. Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor
17/11/PBI/2015 nilai FDR minimal sebesar 78% dan maksimal sebesar 92%.
Melihat rata-rata nilai FDR perbankan Syariah pada tahun 2010-2014 berada di
atas 92%, dan pada tahun 2015 sampai tahun 2018 berada dibawah 92%.
d. Perkembangan NPF tahun 2010-2018
Data NPF yang digunakan dalam penelitian adalah nilai NPF selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 4 Nilai NPF tahun 2010-2018
93
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
4.16
3.402.72 2.80
4.04
5.29 5.264.71
2.71
NPF
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai
NPF cenderung menurun dari tahun 2010 dengan nilai 4.16 % sampai
tahun 2012 dengan nilai 2.72%. Selanjutnya nilainya naik sampai tahun
2015 dengan nilai 5.29%, dan menurun kembali sampai tahun 2018
dengan nilai 2.71%. Pembiayaan bermasalah tidak dapat dihindari namun
dapat dijaga dengan tingkat wajar pembiayaan bermasalah sebesar 3-5%
dari total pembiayaan yang disalurkan. Rasio NPF yang menjadi acuan
Bank Indonesia menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/ DPNP
Tahun 2004 maksimal 5%. Melihat rata-rata NPF dari tahun 2010 sampai
tahun 2018 nilai NPF yang melebihi tingkat wajar terjadi di tahun 2015
dengan nilai NPF 5.29% dan tahun 2016 dengan nilai NPF 5.26%.
e. Perkembangan BOPO tahun 2010-2018
Data BOPO yang digunakan dalam penelitian adalah nilai BOPO selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
94
Grafik 4. 5 Nilai BOPO tahun 2010-2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
80.02 77.97 77.03 76.27 81.69
96.41 96.02 92.89 90.10
BOPO
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum rata-rata
nilai BOPO perbankan Syariah Indonesia pada tahun 2010 mencapai 80.02% dan
cenderung stabil dari tahun 2010 sampai tahun 2018, meskipun terdapat sedikit
kenaikan yang menjadi nilai tertinggi pada tahun 2015 dengan nilai BOPO
96.41%. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) dengan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/ DPNP Tahun 2004, standar BOPO adalah dibawah 92%,
kondisi BOPO di atas 92% terjadi pada tahun 2015 dengan nilai BOPO mencapai
96.41%, semakin besar nilai BOPO menunjukan kurang efesiennya bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional yang ditanggung
menjadi lebih besar dari pada pendapatan operasionalnya. Namun kondisi ini
berangsur membaik dengan menurunnya nilai BOPO secara perlahan hingga pada
tahun 2018 nilai BOPO berada dibawah 92%.
95
f. Perkembangan Inflasi tahun 2010-2018
Data Inflasi yang digunakan dalam penelitian adalah nilai inflasi selama
Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 6 Nilai Inflasi tahun 2010-2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.001.002.003.004.005.006.007.008.00
5.13 5.384.28
6.975.74
6.38
3.53 3.813.20
INF
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai Inflasi
bersifat fluktuatif dari tahun 2010 sampai tahun 2018, dapat dilihat pada tahun
2010 nilai inflasi mencapai 5.13% kemudian meningkat pada tahun 2011 dengan
nilai 5.38% dan menurun pada tahun 2012 dengan nilai 4.28% dan meningkat
kembali pada tahun 2013 dengan nilai 6.97% dan menurun kembali pada tahun
2014 dengan nilai 5.74% dan kembali meningkat di tahun 2015 dengan nilai
6.38% dan kembali menurun hingga tahun 2018 dengan nilai 3.20%. Dengan
keadaan inflasi yang tinggi, menunjukan hubungan yang positif dengan ROA.
Karena dikala tingkat inflasi sedang tinggi menjadikan harga-harga barang
cenderung naik, maka pemerintah akan menerapkan kebijakan moneter untuk
mengatasi masalah tersebut dengan cara menaikan suku bunga pada bank, agar
masyarakat cenderung menabungkan uang mereka di bank daripada
96
membelanjakan uang mereka. Dengan masuknya dana masyarakat yang dihimpun
oleh bank akan semakin baik tingkat kesehatan bank yang juga akan
meningkatkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba.
g. Perkembangan KURS tahun 2010-2018
Data Kurs yang digunakan dalam penelitian adalah nilai kurs selama Januari
2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data sebagai berikut:
Grafik 4. 7 Nilai Kurs tahun 2010-2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.000
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
9.078 8.7739.419
10.313
11.885
13.458 13.330 13.39814.267
KURS
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai KURS
dari tahun 2010 sampai tahun 2018 nilainya cenderung meningkat. Nilai Kurs
tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan nilai 14. 267. Melemahnya nilai rupiah
pada tahun 2015 dengan nilai 13.458 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
kelanjutan krisis berkepanjangan di Yunani, pemulihan ekonomi AS, penghentian
quantitative easing di AS serta dinamika politik di masa transisi pemerintahan.
97
h. SUK (Suku Bunga Bank)
Data Suku Bunga yang digunakan dalam penelitian adalah nilai Suku
Bunga selama Januari 2010 sampai dengan Desember 2018 dengan rincian data
sebagai berikut:
Grafik 4. 8 Nilai Suku Bunga tahun 2010-2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20180.001.002.003.004.005.006.007.008.00
6.50 6.585.77
6.48
7.54 7.52
6.17
4.565.10
SUK
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat bahwa secara umum nilai Suku
Bunga dari tahun 2010 sampai tahun 2018 bersifat fluktuatif . Nilai rata-rata Suku
Bunga tertinggi pada tahun 2014 sebesar 7.54%. Nilai rata-rata SUK terendah
terdapat pada tahun 2017 sebesar 4.56%.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas residual dilakukan untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam hal ini menggunakan uji
Jarque- Berra.
Hipotesis :
Ho : Model Normal
98
Ha : Model Tidak Normal
Bila probabilitas > 0.05 → Ho diterima.
Bila probabilitas < 0.05 → Ho ditolak
Grafik 4. 9 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Diolah dengan Eviews
Berdasarkan hasil uji di atas, diketahui nilai Jarque- Berra sebesar 5,494
dengan probabilitas 0,064. Oleh karena probabilitas > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
3. Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Uji linieritas
menggunakan uji Ramsey Reset Test. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai
probabilitas Chi-Square. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : Model Linear
Ha : Model Tidak Linear
99
Bila probabilitas Chi-Square > 0.05 → Signifikan, Ho diterima
Bila probabilitas Chi-Square < 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak
Hasil pengujian dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Hasil Uji Linieritas
Ramsey RESET TestEquation: MODEL1Specification: ROA C CAR FDR NPF BOPO INF KURS SUKOmitted Variables: Squares of fitted values
Value df Probabilityt-statistic 1.809654 99 0.0734F-statistic 3.274848 (1, 99) 0.0734Likelihood ratio 3.514744 1 0.0608
F-test summary:Sum of
Sq. dfMean
SquaresTest SSR 0.111056 1 0.111056Restricted SSR 3.468329 100 0.034683Unrestricted SSR 3.357273 99 0.033912
LR test summary:Value
Restricted LogL 32.43139Unrestricted LogL 34.18876
Sumber : Diolah dengan Eviews
Oleh karena nilai probabilitas Chi-Square pada bagian Likelihood
ratio sebesar 0,0608 > 0.05, maka keputusannya Ho diterima. Artinya,
model regresi bersifat linier.
4. Uji Stationer
a. Uji Akar Unit
Pengujian akar unit ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan stasioner apa tidak. Data stasioner adalah data time series
100
yang tidak mengandung akar unit dan sebaliknya. Pengujian data
dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey Fuller (DF)
dengan membandingkan nilai signifikansi α 5%.
Hipotesis:
Ho: data tidak stasioner
Ha: data stasioner
Keputusan uji Augmented Dickey-Fuller menyatakan bahwa:
a. Nilai Prob > 0.05 maka Ho diterima atau data tidak stasioner
b. Nilai Prob < 0.05 maka Ho ditolak atau data stasioner
Hasil pengujian akar unit dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 2 Unit Root Test - Augmented Dickey Fuller (DF) Pada Level
VariabelNilai t-statistik
ADF
Test Critical values
5%
Probability Kesimpulan
CAR -2.43907 -2.888669 0.1336 Tidak StasionerFDR -0.90688 -2.888669 0.7827 Tidak StasionerNPF -1.78821 -2.888669 0.3846 Tidak Stasioner
BOPO -1.45166 -2.888932 0.5542 Tidak StasionerINF -2.90616 -2.888932 0.0480 Stasioner
KURS -0.34515 -2.888932 0.9132 Tidak StasionerSUK -1.58046 -2.888669 0.4890 Tidak StasionerROA -1.84287 -2.888932 0.3581 Tidak Stasioner
Sumber : Diolah dengan Eviews
Dari tabel diatas menunjukkan sebagaian besar variabel tidak stasioner
pada level artinya terdapat unit root. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan
uji derajat integrasi dimana tes pada tingkat 1st Different.
b. Uji Derajat Integrasi
101
Hasil pengujian uji derajat integrasi pada 1st Different dapat disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4. 3 Unit Root Test –
Augmented Dickey Fuller (DF) Pada 1st Different
VariabelNilai t-statistik
ADF
Test Critical values
5%
Probability Kesimpulan
CAR -11.8429 -2.888932 0.000 StasionerFDR -11.8038 -2.888932 0.000 StasionerNPF -13.3509 -2.888932 0.000 Stasioner
BOPO -16.788 -2.888932 0.000 StasionerINF -14.5466 -2.888932 0.000 Stasioner
KURS -18.6111 -2.888932 0.000 StasionerSUK -12.8557 -2.888669 0.000 StasionerROA -15.8619 -2.888932 0.000 Stasioner
Sumber : Diolah dengan Eviews
Pada tabel diatas setelah dilakukan pengujian pada tingkat 1st Different
didapatkan hasil bahwa semuanya telah stasioner. Karena seluruh variabel
stasioner pada difference pertama, maka pengujian ini dapat diteruskan ke dalam
model ECM.
c. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji unit root dan uji derajat
integrasi. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah
residual regresi terkointegrasi stasioner atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi
maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya, jika tidak
terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan
hubungan dalam jangka panjang. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
102
Ho : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen.
Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
Jika nilai trace statistic > nilai critical value maka Ho ditolak
Jika nilai trace statistic < nilai critical value maka Ho diterima
Hasil uji kointegrasi dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Uji Kointegrasi
Date: 10/24/19 Time: 11:15Sample (adjusted): 2010M06 2018M12Included observations: 103 after adjustmentsTrend assumption: Linear deterministic trendSeries: CAR FDR NPF BOPO INF KURS SUK ROA Lags interval (in first differences): 1 to 4
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.489403 226.0742 159.5297 0.0000At most 1 * 0.437003 156.8401 125.6154 0.0002At most 2 * 0.324920 97.66861 95.75366 0.0367At most 3 0.228446 57.19739 69.81889 0.3314At most 4 0.133491 30.48448 47.85613 0.6939At most 5 0.103327 15.72636 29.79707 0.7314At most 6 0.041961 4.492725 15.49471 0.8601At most 7 0.000752 0.077484 3.841466 0.7807
Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber : Diolah dengan Eviews
103
Berdasarkan hasil uji kointegrasi di atas, diketahui terdapat tiga nilai trace
statistic yang lebih besar dari nilai critical. Oleh karena itu maka Ho ditolak, atau
terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan variabel
dependen. Artinya model tersebut terkontegrasi atau terdapat indikasi hubungan
jangka panjang.
5. Model Jangka Panjang
Setelah uji kointegrasi dilakukan dan hasilnya terdapat kointegrasi
hubungan jangka panjang. Maka selanjutnya adalah mengestimasi persamaan
jangka panjangnya. Adapun bentuk persamaan regresi atau model jangka
panjang yang terbentuk adalah :
Tabel 4. 5 Uji Persamaan Jangka PanjangDependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:09Sample: 2010M01 2018M12Included observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.776310 0.779576 11.25780 0.0000CAR -0.040671 0.014220 -2.860121 0.0052FDR -0.014257 0.005075 -2.809373 0.0060NPF -0.126252 0.029052 -4.345727 0.0000
BOPO -0.050279 0.005680 -8.851686 0.0000INF 0.062382 0.014028 4.447125 0.0000
KURS -0.036901 0.016960 -2.175730 0.0319SUK -0.088561 0.025297 -3.500837 0.0007
R-squared 0.903682 Mean dependent var 1.371481Adjusted R-squared 0.896940 S.D. dependent var 0.580116S.E. of regression 0.186234 Akaike info criterion -0.452433Sum squared resid 3.468329 Schwarz criterion -0.253757Log likelihood 32.43139 Hannan-Quinn criter. -0.371877F-statistic 134.0326 Durbin-Watson stat 1.337012Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Diolah dengan Eviews
104
Persamaan jangka panjang dapat ditulis sebagai berikut:
ROA = 8.776310 - 0.040671 CAR - 0.014257 FDR - 0.126252 NPF -
0.050279 BOPO + 0.062382 INF - 0.036901 KURS - 0.088561
SUK
Dari hasil uji persamaan jangka panjang, diperoleh estimasi data
sebagai berikut:
1. C = Konstanta sebesar 8.776310 satuan, artinya apabila seluruh
variabel independen konstan. Maka pertumbuhan ROA secara
jangka panjang adalah 8.776310 satuan.
2. CAR = -0.040671, artinya setiap kenaikan perubahan CAR
Sebesar 1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA
sebesar 0.040671%.
3. FDR = -0.014257, artinya setiap kenaikan perubahan FDR Sebesar
1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.014257%.
4. NPF = -0.126252, artinya setiap kenaikan perubahan NPF Sebesar
1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.126252%.
5. BOPO = -0.050279, artinya setiap kenaikan perubahan BOPO
Sebesar 1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA
sebesar 0.050279%.
105
6. INF = 0.062382, artinya setiap kenaikan perubahan INF sebesar
1%, maka akan menyebabkan kenaikan perubahan ROA sebesar
0.062382%.
7. KURS = -0.036901, artinya setiap kenaikan perubahan KURS
sebesar 1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA
sebesar 0.036901%.
8. SUK = -0.088561, artinya setiap kenaikan perubahan SUK sebesar
1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.088561%.
Persamaan diatas memberikan kesimpulan bahwa dalam jangka panjang
seluruh variabel bebas memiliki pengaruh signifikan jangka panjang terhadap
pertumbuhan ROA. Nilai Adjusted R-squared adalah 0.896940 atau sebesar 89%.
Artinya, pengaruh jangka panjang antara CAR, FDR, NPF, BOPO, INF, KURS,
dan SUK dalam jangka panjang sebesar 89%, sisanya 11% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
6. Uji Error Correction Model
Pada uji kointegrasi sebelumnya, ditemukan bahwa data dalam
penelitian stasioner artinya memiliki hubungan jangka panjang antara variabel
independen dan variabel dependen. Setelah itu, model ECM dapat dibentuk
dengan menggunakan residual dari persamaan jangka panjangnya atau
persamaan yang terkointegrasi. Uji model ECM ini dilakukan untuk
mengetahui persamaan jangka pendeknya. Pembentukan model ECM
106
dimaksudkan untuk mengetahui perubahan variabel mana diantara CAR, FDR,
NPF, BOPO, INF, KURS, dan SUK yang memiliki pengaruh signifikan
(dalam jangka pendek) terhadap pertumbuhan nilai ROA. Berikut adalah
persamaan ECM yang dapat terbentuk :
Tabel 4. 6 Uji Persamaan Jangka Pendek
Dependent Variable: D(ROA)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 12:25Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.001272 0.016971 0.074946 0.9404D(CAR) -0.029452 0.018620 -1.581788 0.1169D(FDR) -0.013065 0.008220 -1.589427 0.1152D(NPF) -0.054391 0.039346 -1.382396 0.1700
D(BOPO) -0.049863 0.004704 -10.60027 0.0000D(INF) 0.055677 0.015113 3.684070 0.0004
D(KURS) -0.062434 0.039187 -1.593251 0.1143D(SUK) -0.061575 0.052631 -1.169933 0.2449
RESID01(-1) -0.671332 0.093355 -7.191209 0.0000
R-squared 0.699049 Mean dependent var -0.003458Adjusted R-squared 0.674481 S.D. dependent var 0.303493S.E. of regression 0.173155 Akaike info criterion -0.588892Sum squared resid 2.938313 Schwarz criterion -0.364075Log likelihood 40.50572 Hannan-Quinn criter. -0.497754F-statistic 28.45428 Durbin-Watson stat 2.154675Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber Data : Diolah dengan Eviews
Persamaan jangka pendek dapat ditulis sebagai berikut:
DROA = 0.001272 - 0.029452DCAR - 0.013065 DFDR - 0.054391
DNPF - 0.049863 DBOPO + 0.055677 DINF - 0.062434
DKURS - 0. 061575 DSUK - 0.671332 RESID01(-1)
107
Dari hasil uji persamaan jangka panjang, diperoleh estimasi data sebagai
berikut:
1. C = Konstanta sebesar 0.001272, artinya apabila seluruh variabel
independen konstan. maka pertumbuhan ROA secara jangka
pendek adalah 0.001272 satuan.
2. CAR = -0.029452, artinya setiap kenaikan perubahan CAR Sebesar 1%,
maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.029452%.
3. FDR = -0.013065, artinya setiap kenaikan perubahan FDR Sebesar 1%,
maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.013065%.
4. NPF = -0.054391, artinya setiap kenaikan perubahan NPF Sebesar 1%,
maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.054391%.
5. BOPO = -0.049863, artinya setiap kenaikan perubahan BOPO Sebesar
1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.049863%.
6. INF = 0.055677, artinya setiap kenaikan perubahan INF sebesar 1%,
maka akan menyebabkan kenaikan perubahan ROA sebesar
0.055677%.
7. KURS = -0.062434, artinya setiap kenaikan perubahan KURS sebesar
1%, maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.062434%.
108
8. SUK = -0.061575, artinya setiap kenaikan perubahan SUK sebesar 1%,
maka akan menyebabkan penurunan perubahan ROA sebesar
0.061575%.
9. RESID01(-1) = – 0.671332 , artinya kecepatan error correction untuk
mengoreksi perilaku tiap variabel dalam jangka panjang adalah
67,1%.
Dari persamaan di atas. terlihat bahwa besarnya koefisien kointegrasi yang
berfungsi sebagai elemen penyesuaian (speed of adjustment) yakni ECT yang
digambarkan pada RESID01(-1) bernilai negatif sebesar -0.671332 dan
probabilitiasnya signifikan pada taraf uji 5% yaitu sebesar 0.0000 Oleh karena itu
model pengujian ECM ini dapat dikatakan valid.
Nilai Adjusted R-squared adalah 0.674481 atau sebesar 67,4%. Artinya,
pengaruh jangka pendek antara CAR, FDR, NPF, BOPO, INF, KURS, dan SUK
dalam jangka pendek hanya 67,4%, sedangkan sisanya 32,6% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
7. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi klasik dari hasil penelitian dalam model persamaan regresi yang meliputi
uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Pengujian Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier antara variabel
independen di dalam model regresi. Untuk menguji ada atau tidaknya
multikolinieritas pada model regresi OLS, peneliti menggunakan metode
109
parsial antar variabel independen. Rule of thumb dari metode ini adalah jika
koefisien korelasi cukup tinggi di atas 0,85 maka diduga ada
multikolinieritas dalam model regresi OLS. Sebaliknya jika koefisien korelasi
relatif rendah maka duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas
(Ajija at al, 2011).
Tabel 4. 7 Pengujian Multikolinieritas
Sumber Data : Diolah dengan Eviews
Berdasarkan tabel pengujian multikolinieritas diatas yang dihitung dengan
metode korelasi parsial antar variabel independen diperoleh bahwa tidak terdapat
masalah multikolinieritas. Hal itu dikarenakan nilai matrik korelasi (correlation
matrix) persamaan regresi berganda tersebut kurang dari 0,85.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi yang faktor gangguan
tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Hal ini akan
memunculkan berbagai permasalahan yaitu penaksir OLS yang bias, varian dari
koefisien OLS akan salah. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya
asumsi heterokedastisitas dalam model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :
110
CAR FDR NPF BOPO INFLASI KURS SUK
CAR 1.000000 -0.543367 -0.374664 0.189000 -0.216728 0.363234 -0.374727
FDR -0.543367 1.000000 -0.128550 -0.707616 0.323831 -0.642962 0.608515
NPF -0.374664 -0.128550 1.000000 0.571724 0.090740 0.290917 0.209324
BOPO 0.189000 -0.707616 0.571724 1.000000 -0.163514 0.798510 -0.208811
INFLASI -0.216728 0.323831 0.090740 -0.163514 1.000000 -0.214584 0.331470
KURS 0.363234 -0.642962 0.290917 0.798510 -0.214584 1.000000 -0.218774
SUK -0.374727 0.608515 0.209324 -0.208811 0.331470 -0.218774 1.000000
Tabel 4. 8 Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.776208 Prob. F(7,100) 0.1003Obs*R-squared 11.94318 Prob. Chi-Square(7) 0.1024Scaled explained SS 34.65249 Prob. Chi-Square(7) 0.0000
Sumber Data : Diolah dengan Eviews
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai Obs* Rsquared
atau hitung adalah 0.1024 lebih besar dari a = 5%. Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam model tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model
ECM.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara anggota serangkaian
observasi. Jika model mempunyai korelasi, parameter yang diestimasi menjadi
bias dan variasinya tidak lagi minimum dan model menjadi tidak efisien. Hasil
pengujian LM Test adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 9 Pengujian Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.276669 Prob. F(2,98) 0.2836Obs*R-squared 2.742429 Prob. Chi-Square(2) 0.2538
Sumber : Diolah dengan Eviews
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai probabilitas Obs*
Rsquared atau hitung adalah 0,2538 lebih besar dari a = 5%. Maka dapat
111
disimpulkan bahwa dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi dalam
model ECM.
8. Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1 Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 didapat nilai probabilitas variabel CAR dalam
jangka pendek sebesar 0.1169 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi
(0.1169>0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 di dapat nilai probabilitas variabel CAR dalam jangka
panjang sebesar 0.0052 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.0052<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel CAR
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
b. Hipotesis 2 Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 didapat nilai probabilitas variabel FDR dalam
jangka pendek sebesar 0.1152 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi
(0.1152>0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, dari data ini dapat
112
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel FDR tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 didapat nilai probabilitas variabel FDR dalam jangka
panjang sebesar 0.0060 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.0060<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel FDR
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
c. Hipotesis 3 Non Perfoming Financing (NPF), berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 didapat nilai probabilitas variabel NPF dalam jangka
pendek sebesar 0.1700 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi
(0.1700>0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel NPF tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 didapat nilai probabilitas variabel NPF dalam jangka
panjang sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.0000<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
113
d. Hipotesis 4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 nilai probabilitas variabel BOPO dalam jangka
pendek sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.0000<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel BOPO
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 nilai probabilitas variabel BOPO dalam jangka panjang
sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini menunjukan
bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0.0000<0.05),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel BOPO berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
e. Hipotesis 5 Inflasi berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 nilai probabilitas variabel inflasi dalam jangka
pendek sebesar 0.0004 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.0004<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel Inflasi
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 nilai probabilitas variabel inflasi dalam jangka panjang
sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini menunjukan
114
bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0.0000<0.05),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel Inflasi berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
f. Hipotesis 6 Kurs berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 nilai probabilitas variabel kurs dalam jangka pendek
sebesar 0.11143 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini menunjukan
bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi (0.11143>0.05),
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, dari data ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel Kurs tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 nilai probabilitas variabel Kurs dalam jangka panjang
sebesar 0.0319 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini menunjukan
bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0.0319<0.05),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam jangka panjang variabel Kurs berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
g. Hipotesis 7 Suku bunga berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 nilai probabilitas variabel suku bunga dalam jangka
pendek sebesar 0.2449 dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini
menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi
(0.2449>0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, dari data ini dapat
115
diambil kesimpulan bahwa dalam jangka pendek variabel Suku Bunga
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 nilai probabilitas variabel suku bunga sebesar 0.0007
dengan taraf signifikansi sebesar 5%, hal ini menunjukan bahwa nilai
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (0.0007<0.05), sehingga H0
ditolak dan H1 diterima, dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam jangka panjang variabel Suku Bunga berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
h. Hipotesis 8 CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga
secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Berdasarkan tabel 4.6 nilai probabilitas variabel CAR, FDR, NPF, BOPO,
Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga sebesar 0.000000 dengan taraf signifikansi
sebesar 5%, hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas (F statistic) lebih
kecil dari taraf signifikansi (0.000000<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam jangka
pendek variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dari tabel 4.5 nilai probabilitas variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi,
Kurs, dan Suku Bunga sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar
5%, hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas (F statistic) lebih kecil
dari taraf signifikansi (0.0000<0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam jangka panjang
116
variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA.
C. Pembahasan
1. Pengaruh faktor internal (capital adequacy ratio, financing to deposit
ratio, non performing finance, dan beban operasional terhadap
pendapatan operasional) terhadap profitabilitas (return on asset)
perbankan Syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka
panjang?
a. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, nilai
probabilitas variabel CAR dalam jangka pendek sebesar 0.1169
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka pendek. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Elza Yulia Effendi dengan hasil penelitian bahwa CAR
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
b. Sedangkan nilai probabilitas variabel CAR dalam jangka panjang sebesar
0.0052 menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel CAR sebesar -0.040671
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada CAR sebesar 1 % maka akan
menyebabkan penurunan ROA sebesar 0.040671 % dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan.
Koefisiennya bernilai negatif, artinya variabel CAR memiliki hubungan
negatif terhadap ROA Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini
117
berbeda dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin
tinggi CAR maka bank akan mampu membiayai kegiatan operasionalnya
dan memberikan kontribusi bagi tingkat profitabilitas bank. Apabila modal
dengan jumlah besar yang dimiliki oleh bank tidak dikelola secara efektif
dan ditempatkan secara baik pada investasi-investasi yang tidak dapat
memberikan keuntungan sehingga tidak mampu memberikan kontribusi
bagi profitabilitas bank, maka bank akan mengalami kerugian. Bank tetap
harus berhati-hati dalam menempatkan dananya, karena bank harus
menjaga tingkat kecukupan modalnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia agar tingkat kesehatan bank tetap terjaga
dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, karena tingkat kesehatan
bank terjaga dan memiliki citra yang baik sehingga masyarakat akan
merasa aman saat menyimpan dananya di bank. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Imam Mukhlis (2012)
dengan hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA.
c. Nilai probabilitas variabel FDR dalam jangka pendek sebesar 0.1152
menunjukan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka pendek. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lemiyana dan Erdah Litriani (2016) dengan hasil
penelitian bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Sedangkan nilai probabilitas variabel FDR dalam jangka panjang sebesar
0.0060 menunjukan bahwa FDR berpengaruh signifikan terhadap ROA
118
dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel FDR sebesar -0.014257
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada FDR sebesar 1 % maka akan
menyebabkan penurunan ROA sebesar 0.014257 % dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan.
Koefisiennya bernilai negatif, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
FDR berpengaruh negatif terhadap ROA Perbankan Syariah di Indonesia.
Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja perbankan di Bank Umum di
Indonesia pada umumnya tidak efisien atau dengan kata lain kinerja bank
menurun, sehingga akibatnya tidak dapat mengoptimalkan nilai
pendapatan dari dana yang dipinjamkan kepada masyarakat. Ketidak
efisienan ini bisa disebabkan karena banyak pembiayaan yang mengalami
kegagalan, sehingga menambah beban bagi bank. Idealnya FDR lebih
memperhatikan kualitas pembiayaan yang disalurkan agar tidak menjadi
pembiayaan yang bermasalah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari
pembiayaan yang disalurkan bagi perbankan syariah agar dapat
meningkatkan ROA. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh M Aditya Ananda (2013) dengan hasil penelitian bahwa
FDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA serta signifikan.
d. Nilai probabilitas variabel NPF dalam jangka pendek sebesar 0.1700
menunjukan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka pendek. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Elza Yulia Effendi dan Luthfia Hanania (2015) dengan
119
hasil penelitian bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
Sedangkan nilai probabilitas variabel NPF pada jangka panjang sebesar
0.0000 menunjukan bahwa NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel NPF sebesar -0.126252
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada NPF sebesar 1 % maka akan
menyebabkan penurunan ROA sebesar 0.126252 % dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan.
Koefisiennya bernilai negatif, dapat ditarik kesimpulan bahwa NPF
berpengaruh negatif terhadap ROA Perbankan Syariah di Indonesia.
Semakin kecil NPF maka akan membawa dampak pada peningkatan ROA.
Sebaliknya, Apabila kondisi NPF pada bank meningkat akan
mengakibatkan semakin buruknya kualitas pembiayaan bank yang
menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar, oleh karena
itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya
sehingga menurunkan laba atau pendapatan yang diperoleh bank tersebut
dan kualitas bank juga akan menurun. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Budi Sungkowo Utomo dengan hasil
penelitian bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.
d. Nilai probabilitas variabel BOPO dalam jangka pendek sebesar 0.0000
menunjukan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam
jangka pendek. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Rima Yunita, Budi Sungkowo Utomo, Silvia Hendrayanti
120
dan Harjum Muharam (2013) dengan hasil penelitian bahwa BOPO
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien variabel BOPO
sebesar -0.049863 menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada BOPO
sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan ROA sebesar 0.049863
% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan atau tidak mengalami
perubahan.
Sedangkan nilai probabilitas variabel BOPO dalam jangka panjang sebesar
0.0000 menunjukan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel BOPO sebesar -0.050279
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada BOPO sebesar 1 % maka akan
menyebabkan penurunan ROA sebesar 0.050279 % dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan. Baik
dalam jangka pendek dan jangka panjang, BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA perbankan Syariah. BOPO menunjukkan efisiensi
bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama pembiayaan, dimana
margin pembiayaan menjadi pendapatan terbesar perbankan. Pengelolaan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan
sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi perbankan syariah. Tingkat
kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank
(Suhada, 2009). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya. Semakin tinggi biaya pendapatan
bank berarti kegiatan operasionalnya semakin tidak efisien sehingga
pendapatanya juga semakin kecil. Dengan kata lain BOPO berhubungan
121
negatif terhadap profitabilitas bank. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Rima Yunita dan ElzaYulia Effendi (2014)
dengan hasil penelitian bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA.
2. Pengaruh faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs), dan
tingkat suku bunga) terhadap profitabilitas (return on asset) perbankan
syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.
a. Nilai probabilitas variabel inflasi dalam jangka pendek sebesar 0.0004
menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam
jangka pendek. Nilai koefisien variabel inflasi sebesar 0.055677
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada inflasi sebesar 1 % maka akan
menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0.055677 % dengan asumsi variabel
lain dianggap konstan atau tidak mengalam perubahan. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ayu Anita Sahara dengan
hasil penelitian bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA.
Sedangkan nilai probabilitas variabel inflasi dalam jangka panjang sebesar
0.0000 menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel inflasi sebesar 0.062382
menunjukkan apabila terjadi kenaikan pada inflasi sebesar 1 % maka akan
menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0.062382 % dengan asumsi variabel
lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan. Baik jangka
122
pendek maupun jangka panjang, inflasi berpengaruh signifikan terhadap
ROA, hal ini menunjukan bahwa inflasi berbanding lurus dengan ROA,
jika inflasi naik maka akan menyebabkan kenaikan ROA. Kepercayaan
masyarakat itu berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi saat krisis
ekonomi tahun 1997-1998, dimana pada saat itu tingkat inflasi di
Indonesia sangat tinggi dan banyak mengakibatkan bank konvensional
jatuh bangkrut akibat menerapkan tingkat bunga yang terlalu tinggi untuk
mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar menempatkan
dananya sehingga mengakibatkan negative spread dan pada akhirnya
bank tersebut tidak mengembalikan dana masyarakat yang telah disimpan
beserta bunga. Pada kondisi ini perbankan syariah yang mampu bertahan
dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Meskipun inflasi
mengalami kenaikan, laba yang diperoleh oleh bank syariah tidak
mengalami penurunan yang signifikan dan sebaliknya. Sehingga adanya
inflasi tidak banyak mengurangi deposito maupun tabungan pada
perbankan syariah. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa ada daya tahan
bank syariah terhadap inflasi dan dapat disimpulkan bahwa pada saat
inflasi meningkat maka masyarakat lebih percaya terhadap bank syariah
dibandingkan bank konvensional. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Luthfia Hanania (2015) dengan hasil
penelitian bahwa dalam jangka panjang inflasi berpengaruh signifikan
positif terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia
123
b. Nilai probabilitas Variabel KURS dalam jangka pendek sebesar 0.1143
menunjukkan bahwa KURS tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
dalam jangka pendek. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh I Nyoman Sidhi Adinyadna, Luh Gede Sri Artini, Heni
Rahyuda (2016) dengan hasil penelitian bahwa kurs tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
Sedangkan nilai probabilitas Variabel KURS dalam jangka panjang
sebesar 0.0319 menunjukkan bahwa KURS berpengaruh signifikan
terhadap ROA dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel KURS
dalam jangka panjang sebesar -0.036901 menunjukkan apabila terjadi
kenaikan pada KURS sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan
ROA sebesar 0.036901 % dengan asumsi variabel lain dianggap konstan
atau tidak mengalami perubahan. Koefisiennya bernilai negatif, dapat
ditarik kesimpulan bahwa variabel KURS berpengaruh negatif terhadap
ROA perbankan syariah di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa KURS
menentukan jumlah pendapatan investasi riil. Nilai mata uang yang
menurun akan mengurangi daya beli masyarakat dari pendapatan dan
keuntungan modal yang didapat dari investasi apapun. Dengan
menurunnya tingkat investasi, dapat mempengaruhi kegiatan operasional
bank seperti permintaan dan pembiayaan. Selanjutnya, jika kegiatan
operasional bank terganggu akan berpengaruh terhadap rasio keuangan
bank, salah satunya rasio profitabilitas yang diwakili oleh ROA. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amalia Nuril
124
Hidayati (2014) dengan hasil penelitian bahwa kurs berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas
c. Nilai probabilitas variabel suku bunga dalam jangka pendek sebesar
0.2449 menunjukkan bahwa Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan kenaikan suku
bunga tidak mempengaruhi perbankan syariah secara langsung. Dalam
pelaksanaan usahanya bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku
bunga. Selain itu, bank syariah juga telah melakukan beberapa kebijakan
internal, diantaranya dengan menaikkan nisbah bagi hasil yang ditawarkan
untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Budi Sungkowo Utomo dan Elza
Yulia Effendi dengan hasil penelitian bahwa Suka Bunga tidak
berpengaruh terhadap ROA.
Sedangkan nilai probabilitas variabel suku bunga dalam jangka panjang
sebesar 0.0007 menunjukkan bahwa Suku Bunga berpengaruh signifikan
terhadap ROA dalam jangka panjang. Nilai koefisien variabel suku bunga
dalam jangka panjang sebesar -0.088561 menunjukkan apabila terjadi
kenaikan pada Suku Bunga sebesar 1% maka akan menyebabkan
penurunan ROA sebesar 0.088561 % dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ayu Anita Sahara, Desi
Marilin Swandayani dan Rohmawati Kusumaningtias (2012) dengan hasil
penelitian suku bunga berpengaruh negatif terhadap ROA.
125
3. Pengaruh faktor internal (capital adequacy ratio, financing to deposit
ratio, non performing finance, beban operasional terhadap pendapatan
operasional) dan faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs),
dan tingkat suku bunga) secara simultan terhadap profitabilitas (return
on asset) perbankan syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
Nilai probabilitas variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku
Bunga pada jangka pendek sebesar 0.000000 dengan taraf signifikansi sebesar
5%, hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf
signifikansi (0.000000<0.05), dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam jangka pendek variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan
Suku Bunga secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Nilai probabilitas variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku
Bunga pada jangka panjang sebesar 0.0000 dengan taraf signifikansi sebesar
5%, hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf
signifikansi (0.0000<0.05), dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam jangka panjang variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan
Suku Bunga secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Dengan demikian baik dalam jangka pendek dan jangka
panjang variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas ROA Perbankan Syariah Indonesia.
126
4. Kontribusi faktor internal (capital adequacy ratio, financing to deposit
ratio, non performing finance, beban operasional terhadap pendapatan
operasional) dan faktor eksternal (inflasi, nilai tukar mata uang (kurs),
dan tingkat suku bunga) secara simultan terhadap profitabilitas (return
on asset) perbankan syariah di Indonesia.
a. Berdasarkan Tabel 4.6 didapat nilai Adjusted R-squared sebesar 0.674481
atau sebesar 67,4%. Artinya, kontribusi pengaruh jangka pendek antara
CAR, FDR, NPF, BOPO, INF, KURS, dan SUK dalam jangka pendek
hanya 67,4%, sedangkan sisanya 32,6% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
b. Berdasarkan Tabel 4.5 didapat nilai Adjusted R-squared adalah 0.896940
atau sebesar 89%. Artinya, kontribusi pengaruh jangka panjang antara
CAR, FDR, NPF, BOPO, INF, KURS, dan SUK dalam jangka panjang
sebesar 89%, sisanya 11% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini.
127
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan data dan analisis data terhadap Faktor
Internal dan Eksternal Perbankan Syariah di Indonesia yaitu Return on Asset
(ROA) sebagai variabel dependen dan tujuh variabel independen yaitu Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposits Ratio (FDR), Non Performing
Financing (NPF), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
Inflasi (INF), Nilai Tukar Rupiah (Kurs), dan Tingkat Suku Bunga (TSB). Hasil
penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Pengaruh Faktor Internal terhadap ROA dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
a. Variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.1169>0.05) dan variabel CAR
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai
probabilitas (0.0052<0.05).
128
b. Variabel FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.1152>0.05), dan variabel FDR
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka Panjang dengan nilai
probabilitas (0.0060<0.05)
c. Variabel NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.1700>0.05), dan variabel NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai
probabilitas (0.0000<0.05).
d. Variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.0000<0.05), dan variabel BOPO
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai
probabilitas (0.0000<0.05).
2. Pengaruh Faktor Eksternal terhadap ROA dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
a. Variabel Inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.0004<0.05) dan variabel Inflasi
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang nilai
probabilitas (0.0000<0.05).
b. Variabel Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka
pendek dengan nilai probabilitas (0.11143>0.05), dan variabel Kurs
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan nilai
probabilitas (0.0319<0.05).
129
c. Variabel Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam
jangka pendek dengan nilai probabilitas (0.2449>0.05), dan variabel Suku
Bunga berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang
(0.0007<0.05).
3. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal secara simultan dalam jangka pendek
dan jangka Panjang.
Variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam
jangka pendek dengan nilai probabilitas (0.000000<0.05), dan variabel CAR,
FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang dengan
probabilitas (0.0000<0.05).
4. Kontribusi Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap ROA
Kontribusi variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga
terhadap variabel ROA dalam jangka pendek sebesar 67,4%, dan sisanya
32,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian
ini. Sedangkan kontribusi variabel CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Kurs, dan
Suku Bunga terhadap variabel ROA dalam jangka panjang sebesar 89%, dan
sisanya 11% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini.
130
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti ingin memberikan saran baik
kepada pemerintah maupun perbankan syariah serta peneliti berikutnya sebagai
berikut:
1. Bank Indonesia
a. Bagi Bank Indonesia sebaiknya memiliki peraturan khusus untuk
perbankan syariah agar perbankan syariah tetap going concern dan dalam
menentukan margin tidak mengingkuti bank konvensional.
b. Karena mayoritas umat muslim sebaiknya perbankan syariah harus lebih
diutamakan peruntukan dan fungsinya agar konsep syariah terus
berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dalam Al-Quran.
2. Bagi Pemerintah
a. Bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas perbankan syariah selalu
memberikan kebijakan sesuai dengan syariah melalui Bank Indonesia
sehingga perbankan syariah memiliki daya tahan yang kuat sebagai ikon
bank muslim di tanah air.
b. Memberikan kebijakan yang dapat mengaklerasi pertumbuhan ekonomi
Syariah sehingga Indonesia menjadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia.
c. Mengutamakan kepentingan orang banyak sesuai sila kelima Pancasila,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Bagi Peneliti
131
Bagi peneliti berikutnya semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi
dalam penelitian berikutnya serta dapat melakukan penyesuaian dalam model
ekonometrika yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Ath Thobarry, 2009. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008)”, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang
Agus Widarjono.(2013). “Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya”, Ekonosia, Jakarta.
Agus, R. Sartono. 2010. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Ali Mustafa Al-Qudah & Mahmoud Ali Jaradat (2013). “The Impact of Macroeconomic Variables and Banks Characteristics on Jordanian Islamic Banks Profitability: Empirical Evidence”. International Business Research; Vol. 6, No. 10; 2013 ISSN 1913-9004 E-ISSN 1913-9012 Published by Canadian Center of Science and Education
Amalia (2014) “Pengaruh Inflasi, Bi Rate dan Kurs terhadap Profitabilitas bank Syariah di Indonesia”. An-Nisbah, Vol. 01 No 01, Oktober 2014.
Anto dan Wibowo (2012). “Faktor-faktor penentu tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia” Jurnal Ekonomi Islam. Vol VI. No. 2 Desember.
Ascarya, 2008. “Akad & Produk Bank Syariah”, Raja Grafindo Persada: Jakarta
132
Ayu Anita Sahara (2013). “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia”. Junal Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013.
Aziz, Roikhan Muhammad. 2010. Ekonomi Islam Tiga Dimensi. Modul Kuliah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Basuki Agus Tri dan Prawoto Nano, 2003. “Analisis Model Regresi Model ECM dengan SPSS dan Eviews”, Bandung: Alfabeta.
Budi Sungkowo Utomo. “Analisis Pengaruh Car, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI terhadap ROA”. Prosiding Seminar Nasional Multi Disipilin Ilmu & Call For paper UNISBANK.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru, 2006. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi 2, Jakarta : Salemba Empat
Catur Wahyu Endra Yogianta (2013). “Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL dan BOPO Terhadap Profitabilitas Studi Pada Bank Umum Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2010”. Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 2 Des. 2013
Christine Nanjala Simiyu & Lessah Ngile (2015). “Effect Of Macroeconomic Variables On Profitability Of Commercial Banks Listed In The Nairobi Securities Exchange”. International Journal of Economics, Commerce and Management United Kingdom Vol. III, Issue 4, April 2015 Licensed under Creative Common Page 1 http://ijecm.co.uk/ ISSN 2348 0386
Darmadji dan Fakhruddin, 2012. “Pasar Modal Indonesia”, Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat
Darminto,2008. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap kebijakan Dividen”. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial (Social Science) Vol. 20 No. 2 Agustus 2008, hal. 87-97.
Deden Edwar Yokeu Bernardin (2016). “Pengaruh CAR dan LDR Terhadap Return On Assets”. Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
Dedi Supiyadi & Budi S. Purnomo (2018). “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah di Indonesia”. jurnal riset akuntansi dan keuangan, 7 (1), 2018, 55-66
Deger Alpera & Adem Anbar (2011). “Bank Specific and Macroeconomic Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence
133
from Turkey”. Business and Economics Research Journal, Vol. 2, No. 2, pp. 139-152, 2011
Desi Marilin swandani dan Rohmati Kusumaningtias (2012). “pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Valas dan Jumlah Uang yang beredar terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode 2005-2009”. Jurnal ekonomi Akrual.
Dominick, Salvatore, 1997. “Ekonomi Internasional”, Alih Bahasa oleh Haris Munandar Edisi 5 Cetak 1, Jakarta : Erlangga
Dwi Prastowo, Rifka Juliaty, 2002. “Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi”, Yogyakarta : Unit Penerbit & Percetakan AMP YKPN
Elza Yulia Effendi (2014). “Pengaruh Rasio keuangan dan Variabel Makro Ekonomi terhadap Kondisi Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Tahun 2004-2014.
Fahmi, Irham, 2015. “Manajemen Perbankan Konvensional & Syariah”, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Fauzi, MohammadNur. 2015. Pengaruh Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal dan Profitabilitas (Studi pada Sektor Mining yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 24 No. 1 Juli 2015
Guven Sayilgan dan Onur Yildirim (2009) “Determinants of Profitability in Turkish Banking Sector: 2002-2007”. International Research Journal of Finance and Economics 1(28):207-214 · June 2009
Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. 2009. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi 4. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Hedwigis Esti Riwayati dan Dwiningtyas Anggraeni (2012). “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Bank Terhadap Profitabilitas Bank Persero “.
Heri Sudarsono (2017). “Analisa Pengaruh Kinerja keuangan terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”. Economica Jurnal Ekonomi Islam-Volume 8, Nomor 2 (2017) : 175-203.
Horne James C. Van & John M. Wachowicz jr, 2012. “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”, (Edisi 13, Buku 1), Jakarta: Salemba Empat
I Made Sudana, (2012). “Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik”. Jakarta: Erlangga.
134
I Nyoman Sidhi Adiyadnya, Luh Gede Sri Artini dan Henry Rahyuda, (2016). “Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro terhadap Profitabilitas dan Return Saham pada Industri Perbankan di BEI”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.8
Idris, Amiruddin, 2016. “Ekonomi Publik”, Yogyakarta: Deepublish
Imam Mukhlis (2010). “Kinerja Keuangan Bank dan stabilitas Makro Ekonomi Terhadap Profitabilitas bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Keuangan dan perbankan. Vol 16 No 2 Mei 2012.
Insukindro, 2003. “Modul Ekonometrika Dasar”, Yogyakarta, FE UGM
Karim Adiwarman, 2010. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuanagan”. PT Raja Grafindo persada.Jakarta
Karim Adiwarman, Ekonomi Makro Islami, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Karim, Adiwarman A, “Momentum Emas Perbankan Syariah, Republika”, 4 April 2008, http://www.sebi.ac.id/index.php?option=com_content&taskview&id=415&Itemid=33
Kasmir, 2004. “Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kasmir. (2015), “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta. Rajawali Pers
Luthfia Hanania (2015). “Faktor Internal dan Ekternal yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang”. Perbanas Review Volume 1, Nomor 1, November 2015.
Mahrinasari, 2003. “Pengelolaan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor 3 Jilid 8, Universitas Lampung, Lampung
Mahrinasari, 2003. “Pengelolaan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Bandarlampung”,Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor 3 Jilid 8, Universitas Lampung, Lampung
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono. 2002. “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Munawir (2014). “Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta : Liberty
135
Narimawati, Umi, 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif": Teori dan Aplikasi”, Bandung
Rima Yunita (2014). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. (studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2009-2012”. Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal, 143-160.
Saira Javaid, Jamil Anwar, Khalid Zaman dan Abdul Gafoor (2011). “Determinants of Bank Profitability in Pakistan: Internal Factor Analysis”. Journal of Yaşar University 2011 23(6) 3794-3804
Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D, 2004. “Ilmu Makro Ekonomi”, Jakarta PT. Media Edukasi
Santosa, Pandji. 2009. “Administrsi Publik: Teori dan Aplikasi Good Goverrnance” .Refika Asitama: bandung.
Sehrish Gul, Faiza Irshad dan Khalid Zaman (2011). “Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan”. The Romanian Economic Journal Year XIV, no. 39 March 2011
Siamat Dahlan, 2001. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta
Silvia Hendrayanti dan Harjum Muharam (2013). “Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2012). DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volum 2., Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ISSN (Online): 2337-3792
Sudarsono, Heri, 2012. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Edisi Keempat, Yogyakarta :Ekonisia
Sugiono, 2014. “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”, Bandung: Alfabeta. 126
Sugiono, 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta
Suharsimi, Arikunto, 2013. “Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta : Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto. 2006. “Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik)”, Jakarta: Rineka Cipta.
136
Sukardi, 2010. “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistiowaty, 2015. “Manajemen Likuiditas Bank Syari’ah (Upaya Peningkatan Good Corporate Governance)”, (9), Universum.
Suparmoko, 2000. “Keuangan Negara: Teori dan Praktek”, BPFE-Yogyakarta
Tesa Silvia, 2012. “Pengaruh Suku Bunga Internasional, Nilai Tukar Rupiah /U$ Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Gabungan Tahun 2000-2010”, Economics Development Analysis Journal, 1(1)
Winarsunu Tulus, 2006. “Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan”, Malang: UMM Press
Y. Widi Kurnia Adityantoro dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013). “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Di Indonesia”. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume Nomor Tahun 2013.
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
https://id.investing.com/analysis/debt-to-equity-ratio-dalam-laporan-keuangan-
perusahaan-200210336), diakses 5 Juli 2019, pukul 07.03
https://keuangan.kontan.co.id/news/npf-bank-syariah-membaik-di-tahun-lalu,
diakses, 05 Juli 2019, pukul 07.27
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1061, diakses 10 Juli 2019,
pukul 22.43
https://www.sahamok.com/bi-rate/, diakses 10 Juli 2019, pukul 23.13
https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/mengingat-lagi-masa-masa-rupiah-
melemah-2005-2018/ar-BBMWBmF, diakses 11 Juli 2019, pukul 01.12
137
https://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/economic-indicators/exchange-
rates, diakses 11 Juli 2019, pukul 01.32
LAMPIRAN 1. DATA PENELITIAN
DATA CAR
Tahun
Bulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 18.05 16.99 15.11 14.16 16.76 15.29 16.27 14.23 11.26Feb 18.62 17.04 15.44 14.38 16.71 15.20 15.91 15.17 11.43Mar 18.47 16.98 14.90 14.43 16.20 14.30 15.33 16.57 11.07Apr 17.93 16.91 15.43 14.50 16.68 14.72 14.97 19.86 12.12Mei 19.04 16.88 14.78 14.37 16.85 14.28 13.40 19.58 12.31Jun 20.59 16.42 14.72 14.09 16.21 14.30 16.12 15.92 12.89Jul 20.41 17.01 14.86 14.47 15.62 15.28 16.12 15.92 14.66Ags 20.46 16.42 14.87 15.05 14.73 14.71 15.63 15.83 14.23Sep 21.25 16.16 15.43 15.15 14.54 14.19 14.98 16.18 14.58Okt 21.22 16.14 15.27 14.96 15.25 14.19 14.54 15.30 15.74Nov 21.39 16.46 15.78 15.31 15.66 12.23 14.82 14.88 15.40Des 20.39 17.91 15.95 15.02 16.10 14.42 14.13 16.63 16.25
Rata-rata 19.82 16.78 15.21 14.66 15.94 14.43 15.19 16.34 13.50
DATA FDR
138
Tahun
Bulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 77.93 84.74 87.86 88.85 100.07 100.63 87.27 91.97 88.67Feb 78.35 83.78 87.30 89.37 102.03 102.17 90.49 95.16 90.96Mar 77.63 83.53 87.52 89.15 102.22 102.62 87.13 93.22 95.07Apr 78.05 81.36 88.11 89.57 95.50 103.08 95.39 95.17 95.57Mei 79.65 81.96 89.31 90.05 99.43 102.08 97.95 94.88 96.65Jun 78.68 82.69 89.32 92.56 100.80 104.43 98.59 94.93 96.08Jul 79.45 80.51 87.58 90.13 99.89 104.83 99.91 94.18 95.32Ags 80.45 81.78 87.53 90.72 98.99 102.53 104.03 98.39 98.86Sep 78.95 80.12 86.43 90.82 99.71 103.27 102.10 94.97 95.40Okt 79.17 80.94 86.88 90.67 98.99 103.03 100.84 95.24 94.76Nov 79.69 80.07 86.27 90.26 94.62 102.58 101.19 94.40 95.45Des 78.53 79.65 85.99 88.03 91.50 100.32 100.00 88.94 89.67
Rata-rata 78.88 81.76 87.51 90.02 98.65 102.63 97.07 94.29 94.37
139
DATA NPF
TahunBulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 5.83 4.72 5.46 5.56 3.01 2.49 2.68 3.28 4.36Feb 2.76 4.78 5.59 5.83 3.53 2.72 2.82 3.66 4.75Mar 2.54 4.61 5.35 5.49 3.22 2.75 2.76 3.60 4.53Apr 2.77 4.82 5.48 5.20 3.48 2.85 2.85 3.79 4.47Mei 2.82 4.75 6.17 5.44 4.02 2.92 2.93 3.76 4.77Jun 2.13 4.47 5.68 5.09 3.90 2.64 2.88 3.55 3.89Jul 2.30 4.50 5.32 5.30 4.31 2.75 2.92 3.75 4.14Ags 2.33 4.49 5.55 5.30 4.58 3.01 2.78 3.53 4.10Sep 2.35 4.41 4.67 5.14 4.67 2.80 2.74 3.50 3.95Okt 2.40 4.91 4.80 5.16 4.58 2.96 2.58 3.11 3.95Nov 2.33 5.27 4.68 5.13 4.86 3.08 2.50 2.74 3.99Des 1.95 4.77 4.42 4.84 4.33 2.62 2.22 2.52 3.02
Rata-rata 2.71 4.71 5.26 5.29 4.04 2.80 2.72 3.40 4.16
DATA BOPO
TahunBulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 97.01 95.09 95.28 94.80 80.05 75.43 86.22 75.75 84.87Feb 93.81 93.35 94.49 94.23 83.77 72.06 78.39 79.56 79.73Mar 89.90 92.34 94.40 95.98 91.90 72.95 77.77 77.63 76.27Apr 89.75 92.31 94.71 96.69 84.50 73.95 77.77 78.78 77.17Mei 88.90 92.26 99.04 96.51 76.49 76.87 76.24 79.05 85.79Jun 88.75 90.98 95.61 96.98 71.76 76.18 75.74 78.13 79.99Jul 88.69 91.56 96.15 97.08 79.80 76.13 75.87 77.13 79.77Ags 88.64 92.03 96.96 97.30 81.20 77.87 75.89 77.65 80.36Sep 88.08 91.68 96.27 96.94 82.39 77.98 75.44 77.54 79.10Okt 89.36 94.16 97.21 96.71 75.61 79.06 75.04 78.03 78.94Nov 89.17 94.05 95.91 96.75 93.50 78.59 75.29 77.92 77.70Des 89.18 94.91 96.23 97.01 79.28 78.21 74.75 78.41 80.54
Rata-rata 90.10 92.89 96.02 96.41 81.69 76.27 77.03 77.97 80.02
140
DATA INFLASI
TahunBulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 3.25 3.49 4.14 6.96 0.08 4.57 3.65 7.02 3.72Feb 3.18 3.83 4.42 6.29 7.75 5.31 3.56 6.84 3.81Mar 3.40 3.61 4.45 6.38 7.32 5.90 3.97 6.65 3.43Apr 3.41 4.17 3.60 6.79 7.25 5.57 4.50 6.16 3.91Mei 3.23 4.33 3.33 7.15 7.32 5.47 4.45 5.98 4.16Jun 3.12 4.37 3.45 7.26 6.70 5.90 4.53 5.54 5.05Jul 3.18 3.88 3.21 7.26 4.53 8.61 4.56 4.61 6.22Ags 3.20 3.82 2.79 7.18 3.99 8.79 4.58 4.79 6.44Sep 2.88 3.72 3.07 6.83 4.53 8.40 4.31 4.61 5.80Okt 3.16 3.58 3.31 6.25 4.83 8.32 4.61 4.42 5.67Nov 3.23 3.30 3.58 4.89 6.23 8.37 4.32 4.15 6.33Des 3.13 3.61 3.02 3.35 8.36 8.38 4.30 3.79 6.96
Rata-rata 3.20 3.81 3.53 6.38 5.74 6.97 4.28 5.38 5.13
DATA KURS
TahunBulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 13.413 13.343 13.846 12.625 12.226 9.698 9.000 9.057 9.365Feb 13.707 13.347 13.395 12.863 11.634 9.667 9.085 8.823 9.335Mar 13.756 13.321 13.276 13.084 11.404 9.719 9.180 8.709 9.115Apr 13.877 13.327 13.204 12.937 11.532 9.722 9.190 8.574 9.012Mei 13.951 13.321 13.615 13.211 11.611 9.802 9.565 8.537 9.180Jun 14.404 13.319 13.180 13.332 11.969 9.929 9.480 8.597 9.083Jul 14.413 13.323 13.094 13.481 11.591 10.278 9.485 8.508 8.952Ags 14.711 13.351 13.300 14.027 11.717 10.924 9.560 8.578 9.041Sep 14.929 13.492 12.998 14.657 12.212 11.613 9.588 8.823 8.924Okt 15.227 13.572 13.051 13.639 12.082 11.234 9.615 8.835 8.928Nov 14.339 13.514 13.563 13.840 12.196 11.977 9.605 9.170 9.013Des 14.481 13.548 13.436 13.795 12.440 9.189 9.670 9.068 8.991
Rata-rata 14.267 13.398 13.330 13.458 11.885 10.313 9.419 8.773 9.078
141
DATA SUKU BUNGA
TahunBulan 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 4.25 4.75 7.25 7.75 7.50 5.75 6.00 6.50 6.50Feb 4.25 4.75 7.00 7.50 7.50 5.75 5.75 6.75 6.50Mar 4.25 4.75 6.75 7.50 7.50 5.75 5.75 6.75 6.50Apr 4.25 4.75 6.75 7.50 7.50 5.75 5.75 6.75 6.50Mei 4.75 4.75 6.75 7.50 7.50 5.75 5.75 6.75 6.50Jun 5.25 4.75 6.50 7.50 7.50 6.00 5.75 6.75 6.50Jul 5.25 4.75 6.50 7.50 7.50 6.50 5.75 6.75 6.50Ags 5.50 4.50 5.25 7.50 7.50 7.00 5.75 6.75 6.50Sep 5.75 4.25 5.00 7.50 7.50 7.25 5.75 6.75 6.50Okt 5.75 4.25 6.75 7.50 7.50 7.25 5.75 6.50 6.50Nov 6.00 4.25 4.75 7.50 7.75 7.50 5.75 6.00 6.50Des 6.00 4.25 4.75 7.50 7.75 7.50 5.75 6.00 6.50
Rata-rata 5.10 4.56 6.17 7.52 7.54 6.48 5.77 6.58 6.50
DATA ROA
Bulan Tahun
2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010Jan 0.62 1.01 0.81 0.88 1.08 2.52 1.36 2.26 1.65Feb 0.74 1.00 0.81 0.78 1.13 2.29 1.79 1.81 1.76Mar 1.23 1.12 0.88 0.69 1.16 2.39 1.83 1.97 2.13Apr 1.23 1.10 0.80 0.62 1.09 2.29 1.79 1.90 2.06Mei 1.31 1.11 0.16 1.13 1.43 2.07 1.99 1.84 1.25Jun 1.37 1.10 0.73 0.50 1.62 2.10 2.05 1.84 1.66Jul 1.35 1.04 0.63 0.50 1.05 2.02 2.05 1.86 1.67Ags 1.35 0.98 0.48 0.26 0.93 2.01 1.84 1.81 1.63Sep 1.41 1.80 0.59 0.49 0.97 2.04 2.07 1.80 1.77Okt 1.26 0.70 0.46 0.51 1.22 1.94 2.11 1.75 1.79Nov 1.26 0.73 0.67 0.52 0.87 1.96 2.09 1.78 1.83Des 1.28 0.63 0.63 0.49 1.80 2.00 2.14 1.79 1.67
Rata-rata 1.20 1.03 0.64 0.61 1.20 2.14 1.93 1.87 1.74
142
LAMPIRAN 2. HASIL UJI NORMALITAS
143
LAMPIRAN 3. UJI LINIERITAS
Ramsey RESET TestEquation: MODEL1Specification: ROA C CAR FDR NPF BOPO INF KURS SUKOmitted Variables: Squares of fitted values
Value df Probabilityt-statistic 1.809654 99 0.0734F-statistic 3.274848 (1, 99) 0.0734Likelihood ratio 3.514744 1 0.0608
F-test summary:Sum of Sq. df Mean Squares
Test SSR 0.111056 1 0.111056Restricted SSR 3.468329 100 0.034683Unrestricted SSR 3.357273 99 0.033912
LR test summary:Value
Restricted LogL 32.43139Unrestricted LogL 34.18876
Unrestricted Test Equation:Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 10:54Sample: 2010M01 2018M12Included observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.526391 1.954329 2.827769 0.0057CAR -0.017098 0.019168 -0.892014 0.3745FDR -0.010451 0.005441 -1.920888 0.0576NPF -0.068365 0.042994 -1.590111 0.1150
BOPO -0.031211 0.011941 -2.613858 0.0103INF 0.036059 0.020099 1.794042 0.0759
KURS -0.019618 0.019299 -1.016550 0.3118SUK -0.048141 0.033535 -1.435517 0.1543
FITTED^2 0.161982 0.089510 1.809654 0.0734
R-squared 0.906766 Mean dependent var 1.371481Adjusted R-squared 0.899232 S.D. dependent var 0.580116S.E. of regression 0.184152 Akaike info criterion -0.466459Sum squared resid 3.357273 Schwarz criterion -0.242948Log likelihood 34.18876 Hannan-Quinn criter. -0.375833F-statistic 120.3558 Durbin-Watson stat 1.398664Prob(F-statistic) 0.000000
144
LAMPIRAN 4. UJI STATIONER
a. Uji Akar Unit
1) Uji akar unit CAR
Null Hypothesis: CAR has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.439071 0.1336Test critical values: 1% level -3.492523
5% level -2.88866910% level -2.581313
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(CAR)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:44Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR(-1) -0.108632 0.044538 -2.439071 0.0164C 1.792835 0.705558 2.541016 0.0125
R-squared 0.053620 Mean dependent var 0.085332Adjusted R-squared 0.044607 S.D. dependent var 0.930106S.E. of regression 0.909125 Akaike info criterion 2.665846Sum squared resid 86.78336 Schwarz criterion 2.715806Log likelihood -140.6228 Hannan-Quinn criter. 2.686099F-statistic 5.949068 Durbin-Watson stat 1.959651Prob(F-statistic) 0.016402
2) Uji akar unit FDR
Null Hypothesis: FDR has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.906878 0.7827Test critical values: 1% level -3.492523
5% level -2.88866910% level -2.581313
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
145
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(FDR)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:45Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR(-1) -0.023872 0.026323 -0.906878 0.3665C 2.096883 2.425351 0.864569 0.3892
R-squared 0.007772 Mean dependent var -0.094766Adjusted R-squared -0.001678 S.D. dependent var 2.115558S.E. of regression 2.117332 Akaike info criterion 4.356706Sum squared resid 470.7251 Schwarz criterion 4.406665Log likelihood -231.0838 Hannan-Quinn criter. 4.376959F-statistic 0.822427 Durbin-Watson stat 2.229289Prob(F-statistic) 0.366548
3) Uji akar unit NPF
Null Hypothesis: NPF has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.788207 0.3846Test critical values: 1% level -3.492523
5% level -2.88866910% level -2.581313
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(NPF)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:49Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
NPF(-1) -0.071037 0.039725 -1.788207 0.0766C 0.255741 0.161525 1.583289 0.1164
R-squared 0.029554 Mean dependent var -0.022556Adjusted R-squared 0.020312 S.D. dependent var 0.451912S.E. of regression 0.447299 Akaike info criterion 1.247336Sum squared resid 21.00803 Schwarz criterion 1.297296Log likelihood -64.73248 Hannan-Quinn criter. 1.267589
146
F-statistic 3.197683 Durbin-Watson stat 2.405259Prob(F-statistic) 0.076627
4) Uji akar unit BOPO
Null Hypothesis: BOPO has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.451657 0.5542Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(BOPO)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:50Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
BOPO(-1) -0.058037 0.039980 -1.451657 0.1496D(BOPO(-1)) -0.422825 0.088375 -4.784453 0.0000
C 5.059597 3.427184 1.476313 0.1429
R-squared 0.223926 Mean dependent var 0.089108Adjusted R-squared 0.208856 S.D. dependent var 3.806906S.E. of regression 3.386101 Akaike info criterion 5.305129Sum squared resid 1180.965 Schwarz criterion 5.380509Log likelihood -278.1718 Hannan-Quinn criter. 5.335681F-statistic 14.85962 Durbin-Watson stat 2.025241Prob(F-statistic) 0.000002
5) Uji akar unit INF
Null Hypothesis: INF has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.906160 0.0480Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
147
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(INF)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:50Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INF(-1) -0.208027 0.071581 -2.906160 0.0045D(INF(-1)) -0.236017 0.096091 -2.456186 0.0157
C 1.024919 0.372537 2.751192 0.0070
R-squared 0.183216 Mean dependent var -0.006415Adjusted R-squared 0.167357 S.D. dependent var 1.259412S.E. of regression 1.149205 Akaike info criterion 3.143912Sum squared resid 136.0292 Schwarz criterion 3.219292Log likelihood -163.6273 Hannan-Quinn criter. 3.174464F-statistic 11.55220 Durbin-Watson stat 2.034523Prob(F-statistic) 0.000030
6) Uji akar unit KURS
Null Hypothesis: KURS has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.345146 0.9132Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(KURS)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:51Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
KURS(-1) -0.006704 0.019425 -0.345146 0.7307D(KURS(-1)) -0.534413 0.083733 -6.382370 0.0000
C 0.150990 0.227217 0.664520 0.5078
148
R-squared 0.290468 Mean dependent var 0.048547Adjusted R-squared 0.276691 S.D. dependent var 0.484077S.E. of regression 0.411696 Akaike info criterion 1.090829Sum squared resid 17.45781 Schwarz criterion 1.166209Log likelihood -54.81394 Hannan-Quinn criter. 1.121381F-statistic 21.08305 Durbin-Watson stat 2.155023Prob(F-statistic) 0.000000
7) Uji akar unit SUK
Null Hypothesis: SUK has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.580456 0.4890Test critical values: 1% level -3.492523
5% level -2.88866910% level -2.581313
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(SUK)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:51Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
SUK(-1) -0.046463 0.029398 -1.580456 0.1170C 0.285718 0.186322 1.533460 0.1282
R-squared 0.023236 Mean dependent var -0.004673Adjusted R-squared 0.013934 S.D. dependent var 0.322105S.E. of regression 0.319853 Akaike info criterion 0.576604Sum squared resid 10.74212 Schwarz criterion 0.626563Log likelihood -28.84831 Hannan-Quinn criter. 0.596857F-statistic 2.497840 Durbin-Watson stat 2.398899Prob(F-statistic) 0.117010
8) Uji akar unit ROA
Null Hypothesis: ROA has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
149
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.842874 0.3581Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(ROA)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:52Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA(-1) -0.087690 0.047583 -1.842874 0.0682D(ROA(-1)) -0.370882 0.091275 -4.063357 0.0001
C 0.114217 0.070535 1.619304 0.1084
R-squared 0.198406 Mean dependent var -0.004528Adjusted R-squared 0.182841 S.D. dependent var 0.304731S.E. of regression 0.275468 Akaike info criterion 0.287200Sum squared resid 7.815887 Schwarz criterion 0.362581Log likelihood -12.22161 Hannan-Quinn criter. 0.317752F-statistic 12.74696 Durbin-Watson stat 2.085027Prob(F-statistic) 0.000011
b. Uji Derajat Integrasi
1) Uji derajat integrasi CAR
Null Hypothesis: ROA has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.842874 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(ROA)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:52Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
150
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA(-1) -0.087690 0.047583 -1.842874 0.0682D(ROA(-1)) -0.370882 0.091275 -4.063357 0.0001
C 0.114217 0.070535 1.619304 0.1084
R-squared 0.198406 Mean dependent var -0.004528Adjusted R-squared 0.182841 S.D. dependent var 0.304731S.E. of regression 0.275468 Akaike info criterion 0.287200Sum squared resid 7.815887 Schwarz criterion 0.362581Log likelihood -12.22161 Hannan-Quinn criter. 0.317752F-statistic 12.74696 Durbin-Watson stat 2.085027Prob(F-statistic) 0.000011
2) Uji derajat integrasi FDR
Null Hypothesis: D(FDR) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.80377 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(FDR,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:54Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(FDR(-1)) -1.140307 0.096605 -11.80377 0.0000C -0.129155 0.204293 -0.632203 0.5286
R-squared 0.572595 Mean dependent var -0.032516Adjusted R-squared 0.568485 S.D. dependent var 3.199334S.E. of regression 2.101635 Akaike info criterion 4.341996Sum squared resid 459.3545 Schwarz criterion 4.392250Log likelihood -228.1258 Hannan-Quinn criter. 4.362364F-statistic 139.3289 Durbin-Watson stat 2.012821Prob(F-statistic) 0.000000
151
3) Uji derajat integrasi NPF
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -13.35094 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(NPF,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:55Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(NPF(-1)) -1.262159 0.094537 -13.35094 0.0000C -0.031464 0.042629 -0.738078 0.4621
R-squared 0.631529 Mean dependent var -0.007318Adjusted R-squared 0.627986 S.D. dependent var 0.718936S.E. of regression 0.438500 Akaike info criterion 1.207774Sum squared resid 19.99736 Schwarz criterion 1.258027Log likelihood -62.01202 Hannan-Quinn criter. 1.228142F-statistic 178.2477 Durbin-Watson stat 2.047945Prob(F-statistic) 0.000000
4) Uji derajat integrasi BOPO
Null Hypothesis: D(BOPO) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -16.78803 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
152
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(BOPO,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:56Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(BOPO(-1)) -1.452116 0.086497 -16.78803 0.0000C 0.107466 0.330652 0.325013 0.7458
R-squared 0.730457 Mean dependent var 0.048503Adjusted R-squared 0.727865 S.D. dependent var 6.525406S.E. of regression 3.404079 Akaike info criterion 5.306514Sum squared resid 1205.127 Schwarz criterion 5.356767Log likelihood -279.2452 Hannan-Quinn criter. 5.326882F-statistic 281.8380 Durbin-Watson stat 2.043782Prob(F-statistic) 0.000000
5) Uji derajat integrasi INF
Null Hypothesis: D(INF) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -14.54657 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(INF,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:57Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(INF(-1)) -1.340943 0.092183 -14.54657 0.0000C -0.007991 0.115548 -0.069159 0.9450
R-squared 0.670472 Mean dependent var -0.001792Adjusted R-squared 0.667303 S.D. dependent var 2.062473S.E. of regression 1.189632 Akaike info criterion 3.203853Sum squared resid 147.1833 Schwarz criterion 3.254106Log likelihood -167.8042 Hannan-Quinn criter. 3.224221F-statistic 211.6026 Durbin-Watson stat 2.102202
153
Prob(F-statistic) 0.000000
6) Uji derajat integrasi KURS
Null Hypothesis: D(KURS) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -18.61114 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(KURS,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:57Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(KURS(-1)) -1.538220 0.082650 -18.61114 0.0000C 0.073803 0.040006 1.844789 0.0679
R-squared 0.769081 Mean dependent var 0.001623Adjusted R-squared 0.766861 S.D. dependent var 0.849027S.E. of regression 0.409948 Akaike info criterion 1.073117Sum squared resid 17.47800 Schwarz criterion 1.123371Log likelihood -54.87520 Hannan-Quinn criter. 1.093485F-statistic 346.3746 Durbin-Watson stat 2.159384Prob(F-statistic) 0.000000
7) Uji derajat integrasi SUK
Null Hypothesis: D(SUK) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -12.85567 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
154
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(SUK,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 12:02Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(SUK(-1)) -1.227536 0.095486 -12.85567 0.0000C -0.005790 0.030760 -0.188241 0.8511
R-squared 0.613768 Mean dependent var 0.000000Adjusted R-squared 0.610054 S.D. dependent var 0.507093S.E. of regression 0.316657 Akaike info criterion 0.556694Sum squared resid 10.42827 Schwarz criterion 0.606947Log likelihood -27.50477 Hannan-Quinn criter. 0.577062F-statistic 165.2682 Durbin-Watson stat 2.060095Prob(F-statistic) 0.000000
8) Uji derajat integrasi ROA
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -15.86188 0.0000Test critical values: 1% level -3.493129
5% level -2.88893210% level -2.581453
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(ROA,2)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 12:04Sample (adjusted): 2010M03 2018M12Included observations: 106 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(ROA(-1)) -1.414434 0.089172 -15.86188 0.0000C -0.006053 0.027064 -0.223657 0.8235
R-squared 0.707536 Mean dependent var -0.000849Adjusted R-squared 0.704724 S.D. dependent var 0.512746S.E. of regression 0.278623 Akaike info criterion 0.300773Sum squared resid 8.073598 Schwarz criterion 0.351027Log likelihood -13.94097 Hannan-Quinn criter. 0.321141F-statistic 251.5991 Durbin-Watson stat 2.117974Prob(F-statistic) 0.000000
155
c. Uji Kointegrasi
Date: 10/24/19 Time: 11:15Sample (adjusted): 2010M06 2018M12Included observations: 103 after adjustmentsTrend assumption: Linear deterministic trendSeries: CAR FDR NPF BOPO INF KURS SUK ROA Lags interval (in first differences): 1 to 4
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.489403 226.0742 159.5297 0.0000At most 1 * 0.437003 156.8401 125.6154 0.0002At most 2 * 0.324920 97.66861 95.75366 0.0367At most 3 0.228446 57.19739 69.81889 0.3314At most 4 0.133491 30.48448 47.85613 0.6939At most 5 0.103327 15.72636 29.79707 0.7314At most 6 0.041961 4.492725 15.49471 0.8601At most 7 0.000752 0.077484 3.841466 0.7807
Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
156
LAMPIRAN 4. UJI ECM
Tahap Pertama
Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 11:09Sample: 2010M01 2018M12Included observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.776310 0.779576 11.25780 0.0000CAR -0.040671 0.014220 -2.860121 0.0052FDR -0.014257 0.005075 -2.809373 0.0060NPF -0.126252 0.029052 -4.345727 0.0000
BOPO -0.050279 0.005680 -8.851686 0.0000INF 0.062382 0.014028 4.447125 0.0000
KURS -0.036901 0.016960 -2.175730 0.0319SUK -0.088561 0.025297 -3.500837 0.0007
R-squared 0.903682 Mean dependent var 1.371481Adjusted R-squared 0.896940 S.D. dependent var 0.580116S.E. of regression 0.186234 Akaike info criterion -0.452433Sum squared resid 3.468329 Schwarz criterion -0.253757Log likelihood 32.43139 Hannan-Quinn criter. -0.371877F-statistic 134.0326 Durbin-Watson stat 1.337012Prob(F-statistic) 0.000000
Tahap Kedua
Dependent Variable: D(ROA)Method: Least SquaresDate: 10/24/19 Time: 12:25Sample (adjusted): 2010M02 2018M12Included observations: 107 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.001272 0.016971 0.074946 0.9404D(CAR) -0.029452 0.018620 -1.581788 0.1169D(FDR) -0.013065 0.008220 -1.589427 0.1152D(NPF) -0.054391 0.039346 -1.382396 0.1700
D(BOPO) -0.049863 0.004704 -10.60027 0.0000D(INF) 0.055677 0.015113 3.684070 0.0004
D(KURS) -0.062434 0.039187 -1.593251 0.1143D(SUK) -0.061575 0.052631 -1.169933 0.2449
RESID01(-1) -0.671332 0.093355 -7.191209 0.0000
R-squared 0.699049 Mean dependent var -0.003458Adjusted R-squared 0.674481 S.D. dependent var 0.303493S.E. of regression 0.173155 Akaike info criterion -0.588892
157
Sum squared resid 2.938313 Schwarz criterion -0.364075Log likelihood 40.50572 Hannan-Quinn criter. -0.497754F-statistic 28.45428 Durbin-Watson stat 2.154675Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik
A. Uji Multikolinieritas
B. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.776208 Prob. F(7,100) 0.1003Obs*R-squared 11.94318 Prob. Chi-Square(7) 0.1024Scaled explained SS 34.65249 Prob. Chi-Square(7) 0.0000
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.776208 Prob. F(7,100) 0.1003Obs*R-squared 11.94318 Prob. Chi-Square(7) 0.1024Scaled explained SS 34.65249 Prob. Chi-Square(7) 0.0000
Test Equation:Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 01/20/20 Time: 18:51Sample: 2010M01 2018M12Included observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.234437 0.299884 -0.781758 0.4362CAR^2 5.28E-09 4.96E-08 0.106480 0.9154FDR^2 2.10E-05 2.33E-05 0.899424 0.3706NPF^2 -0.002992 0.003340 -0.895870 0.3725
BOPO^2 -1.85E-05 3.09E-05 -0.598780 0.5507INFLASI^2 -0.000770 0.001282 -0.600608 0.5495
KURS^2 0.001387 0.000666 2.083833 0.0397
158
CAR FDR NPF BOPO INFLASI KURS SUK
CAR 1.000000 -0.543367 -0.374664 0.189000 -0.216728 0.363234 -0.374727
FDR -0.543367 1.000000 -0.128550 -0.707616 0.323831 -0.642962 0.608515
NPF -0.374664 -0.128550 1.000000 0.571724 0.090740 0.290917 0.209324
BOPO 0.189000 -0.707616 0.571724 1.000000 -0.163514 0.798510 -0.208811
INFLASI -0.216728 0.323831 0.090740 -0.163514 1.000000 -0.214584 0.331470
KURS 0.363234 -0.642962 0.290917 0.798510 -0.214584 1.000000 -0.218774
SUK -0.374727 0.608515 0.209324 -0.208811 0.331470 -0.218774 1.000000
SUK^2 0.003469 0.002090 1.659489 0.1002
R-squared 0.110585 Mean dependent var 0.068526Adjusted R-squared 0.048326 S.D. dependent var 0.179109S.E. of regression 0.174728 Akaike info criterion -0.579986Sum squared resid 3.052986 Schwarz criterion -0.381310Log likelihood 39.31924 Hannan-Quinn criter. -0.499430F-statistic 1.776208 Durbin-Watson stat 1.330904Prob(F-statistic) 0.100325
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.276669 Prob. F(2,98) 0.2836Obs*R-squared 2.742429 Prob. Chi-Square(2) 0.2538
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.276669 Prob. F(2,98) 0.2836Obs*R-squared 2.742429 Prob. Chi-Square(2) 0.2538
Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 01/21/20 Time: 03:09Sample: 2010M01 2018M12Included observations: 108Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.032105 0.347247 0.092454 0.9265FDR 0.192504 0.796178 0.241785 0.8095NPF -0.054713 0.170122 -0.321610 0.7484
BOPO 0.418763 0.835919 0.500962 0.6175INFLASI 0.013100 0.066011 0.198452 0.8431
KURS -0.100627 0.305194 -0.329716 0.7423SUK -0.013651 0.240066 -0.056864 0.9548
C -1.800512 5.913822 -0.304458 0.7614RESID(-1) 0.117377 0.107516 1.091712 0.2776RESID(-2) 0.110955 0.101570 1.092402 0.2773
R-squared 0.025393 Mean dependent var -4.95E-15Adjusted R-squared -0.064112 S.D. dependent var 0.303744S.E. of regression 0.313329 Akaike info criterion 0.604897Sum squared resid 9.621168 Schwarz criterion 0.853242Log likelihood -22.66442 Hannan-Quinn criter. 0.705592F-statistic 0.283704 Durbin-Watson stat 2.019402Prob(F-statistic) 0.977787
159