skripsi - uin syarif hidayatullah jakarta official...
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI DI JAKARTA PUSAT
TAHUN 1991-2016
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Disusun oleh:
Achmad Syahri
1112022000054
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1439 H
PERKEⅣIBANGAN YAYASAN HAJI KARIⅣ 1 0EI DIJAKARTA PUSAT
TAHUN 1991… 2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi Persyaratan Manperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Olch:
Achmad SvahriNIPI。 1112022000054
Pembimbing
PROGRW STUDISEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUttIORA
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SYARIF ⅡIDAYATULLAⅡ
JAKARTA
2017Ⅳ1/1438H
Dr.IIllanl Subchi■ 71.A
NIP。 196708102000031001
A
00. 節
I
1001C0000τ O180ん961°dIN
8ulqllIIq■■Iod
τ00 1 COシ661 SI106S61:cIIN
VI虹・Iセ3011S IIマBIInpЦIIIじd・IICI
I lln8ued
'e1o33uy
'u1o33uy du>13uure61 suuteDle S
qu.tsubuuny4l Suuprg Brllued
LI1Z ;eqilenoN 97 '1e1ndr3
'ru?lsl uuqepured uep qe:efeg
Ipnls uerSord uped (ulng'g) e:oruurung eueireg rele8 qeloreduour {n}un
1ure,(s n]es qel€s ru8uqes eurrrelrp qele] rur ISdlqS 'LrcZ requeloN 97 eped
eye)ef qu11n1e,(eprH JIre^S NIn uroruurunH r.rep qEpV sutln>leC qe,(subeumu
Suuprs tuulup ue>11fn1p qelet 910Z-166I NnHyI IvS:Id ylg\f,Xvf I11
IIO WIU\ilX IfvH NVSyAyA NyC\yglt3ydfd lnpnireq 3ue,( rsdplg
乙00τ10S00ZんI
Nvlfn vI■IxVdヽVHVSIIDヽⅡd
LEMBAR PERNYATAAI\
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam
jenjang strata satu (Sl) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 20 November 201'7
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam
jenjang strata satu (S1) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 20 November 2017
Achmad Syahri
iii
PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI DI JAKARTA PUSAT
TAHUN 1991-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Achmad Syahri
NIM. 1112022000054
Pembimbing
Dr. Imam Subchi M.A
NIP. 19670810 200003 1 001
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1439 H
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI
DI JAKARTA PUSAT TAHUN 1991-2016 telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 20 November 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada program studi
Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Ciputat, 20 November 2017
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
H. Nurhasan, MA Sholikatus Sa’diyah, M.Pd
NIP: 19690724 199703 1 001 NIP: 19750417 200501 2 007
Anggota,
Penguji I Penguji II
Dr. Parlindungan Siregar, MA Drs. Tarmizy Idris, MA
NIP: 19590115 199403 1 002 NIP: 19601212199003 1 003
Pembimbing
Dr. Imam Subchi M.A
NIP. 19670810 200003 1 001
v
ABSTRAK
Skripsi ini meneliti tentang Yayasan Haji Karim Oei di wilayah Jakarta
Pusat dalam periode 1991-2016, penelitian ini meliputi sejarah berdiri serta
pekembangan Yayasan Haji Karim Oei yang memiliki dampak terhadap internal
dan eksternal. Menariknya dari Yayasan Haji Karim Oei merupakan sebuah
yayasan Islam yang didirikan oleh mualaf keturunan Cina. Meskipun yayasan ini
dari kelompok minoritas di Indonesia, namun tetap bertahan dengan
keunggulanya yaitu identitas nya sebagai muslim keturunan cina.
Penilitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penilitian sejarah,
yaitu merekonstruksi kembali sejarah dan perkembangan Yayasan Haji Karim
Oei, melalui tahapan-tahapan heuristik, kritik, interpretasi, penulisan, wawancara
dan dokumentasi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
ialah melalui telaah pustaka, wawancara, dan observasi langsung ke lokasi
penelitian. Dari hasil penelitian ini akan diperoleh gambaran singkat wilayah
kecamatan Sawah Besar, dan kondisi masyarakatnya, sejarah Yayasan Haji
KarimOei dan perkembangannya, lalu dampak yang diterima oleh mualaf
keturunan Cina dan masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.
Kata Kunci: Yayasan, Yayasan Haji Karim Oei, Keturunan Cina
vi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada junjungan baginda Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Akhirnya
Skripsi ini selesai dengan tema tentang Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei
di Jakata Pusat Tahun 1991-2016. Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini
saya tidak semata-mata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri namun banyak
pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, baik yang bersifat
moril maupun materil, maka dengan ini sepatutnya penulis menyampaikan
terima kasih atas motivasinya. Rasa terimakasih yang begitu tinggi saya
sampaikan kepada:
1. Prof.Dr.Syukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab Dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak H.Nurhasan MA, selaku Ketua Program Studi Sejarah Dan
Peradaban Islam yang banyak membantu penulis selama menjadi
mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Shalikatus Sa‟diyah M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Sejarah
Dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu dan memberikan
nasihat kepada penulis saat menjadi mahasiswa yang berkenaan dengan
surat menyurat.
4. Teruntuk bapak Drs. Imam Subchi M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang banyak membantu dengan sabar serta selalu memotivasi
dalam mengarahkan proses penelitian ini.Penulis merasa sangat
beruntung karena telah dibimbing oleh beliau selama penulisan skripsi.
5. Terimakasih untuk para penguji bapak Dr. Parlindungan Siregar, MA dan
bapak Drs. Tarmizy Idris, MA yang telah memberikan pengarahan dan
membimbing hinga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak H. Ali Karim, SH selaku narasumber sebagai ketua Yayasan Haji
Karim Oei yang juga merupakan anak kandung dari Haji Karim Oei yang
telah memberikan keluasan penelitian di yayasan yang beliau pimpin.
vii
Serta para pengurus Yayasan Haji Karim Oei yang mau menjadi nara
sumber untuk bersedia meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibuk
kannya.
7. Dosen-dosen di Jurusan Sejarah Dan Peradaban Islam dan dosen jurusan
lain yang memberikan sumbangsih moril, ilmu dan pengalamannya.
8. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Keluargaku, ayahanda H. Muhibut Tobri S.E, ibunda Hj.Muniroh, S.Pd,
Adikku tercinta Atiatu Saskia dan Fauzi Faturrahman yang selalu
memberikan dukungan setiap waktu dan memberikan pelajaran-pelajaran
kehidupan di rumah menjadikan penulis memiliki karakter.
10. Terimakasih untuk Restu Diniyanti, S.Hum yang selalu memberikan
dukungan melalui meluangkan waktunya dengan sederhana untuk
menemani penulis mengerjakan skripsi ini.
11. Untuk kawan-kawan tersayang yang membuat penulis tersanjung, selalu
memberikan semangat untuk penulis yakni kawan-kawan angkatan 2012
Sejarah Dan Peradaban Islam serta teman-teman di Forum Komunikasi
Mahasiswa Attaqwa, KKN SIGMA, Pesantren Sabilussalam angkatan
2015 yang menemani berproses di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Terimakasih juga untuk The Wawewoh Abdul Rahman S.Pd, Riska
Ramdini S.Pd, Eka Nurdiana S.Pd dan Putri Rizki Amalia, S.Psi yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk terus bersemangat
dalam menulis skripsi.
Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung serta membimbing penulis hingga
selesai.Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Semoga skripsi
ini bermanfaat untuk pembaca sekalian.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR ........................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Peneliti........................................................................ 6
E. Tinjauan Pustaka............................................................... ....... 7
F. Kerangka Konseptual. .............................................................. 10
G. Metode Penelitian ..................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 16
ix
BAB II SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA YAYASAN
HAJI KARIM OEI
A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei ................................. 18
B. Letak Geografis dan Demografis .............................................. 22
C. Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei .................................. 27
D. Profil Yayasan Haji Karim Oei ................................................ 31
E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei .................................. 34
F. Faktor Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei ...................... 37
BAB III KEGIATAN INTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN
DAMPAKNYA
A. Kegiatan Mingguan .................................................................. 40
B. Kegiatan Tahunan ..................................................................... 42
C. Kegiatan Insidental. .................................................................. 44
BAB IV KEGIATAN EKSTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI
DAN DAMPAKNYA
A. Kegiatan dengan lembaga islam ............................................... 45
B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei bagi masyarakat sekitar ..... 46
1. Bidang dakwah ................................................................... 47
2. Bidang sosial. ..................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 51
B. Saran ......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
x
DAFTAR TABEL
Jumlah penganut agama di kecamatan Sawah Besar ....................................... 27
Jumlah yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai
dengan 2016 .................................................................................................... 36
Jumlah Pasien Teras Sehat Baznas Masjid Lautze Tahun 2016. ..................... 51
DAFTAR GAMBAR
Luas Kecamatan Sawah Besar Menurut Kelurahan ........................................ 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Yayasan merupakan sarana organisasi yang bergerak di dalam kehidupan
kita, seperti agama, pendidikan, dan sosial. Adapun definisi yayasan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Yayasan adalah badan hukum yang dikelola
oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan bantuan
seperti sekolah, rumah sakit, dan sebagainya)”.1Adapun Maksud lain dari
pendirian yayasan yaitu untuk beramal saleh, sehingga tindakannya merupakan
tindakan sukarela untuk menderma sebagian harta kekayaan.Yayasan selain untuk
beramal, ada pula yayasan yang didirikan untuk melestarikan harta warisan yang
telah berlangsung secara turun-temurun.2
Tumbuh kembangnya yayasan akhir-akhir ini menarik perhatian
masyarakat, sehingga sangat perlu sekiranya aturan yang mengatur jalannya
yayasan.Pada awalnya yayasan di Indonesia tidak memiliki landasan hukum
tertulis sehingga yayasan dalam praktiknya mengalami banyak kendala, seperti
yayasan yang bersifat tertutup, status hukumnya tidak jelas, dan pengelolaannya
belum ke arah profesional. 3
Lahirnya undang-undang yang mengatur tentang yayasan baru ada di
tanggal 6 agustus 2001 dengan nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan. Dalam
perkembangannya, ternyata undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan
ini belum mampu menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum di
dalam masyarakat.Terdapat beberapa subtansi dari undang-undang tentang
yayasan ini yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran dalam masyarakat
sehingga dapat menimbulkan ke tidak kepastian hukum dan ketertiban hukum,
serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan,
1 DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), h. 1015.
2 Anwar Borahima, Kebudayaan Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Prenada media, 2010),
h.19. 3Media Pan Kharsyi, Peranan Pengurus Terhadap Perkembangan Yayasan Darul
Hikmah di Kabupaten Dharmasraya, Skripsi, (Padang:Universitas Andalas Padang, 2011), h.4.
2
sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranta hukum dalam
rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Perubahan undang-undang yayasan dilakukan bukan untuk pengganti Undang-
Undang, dalam arti undang-undang yang lama diganti dengan yang baru. Undang-
Undang nomor 28 tahun 2004 tidak mengganti Undang-Undang nomor 16 tahun
2001. Perubahan itu hanya sekedar mengubah sebagian pasal-pasal dari Undang-
Undang nomor 16 tahun 2001.Undang-Undang tahun 28 tahun 2004 tidak
mengubah seluruh pasal dalam Undang-Undang nomor 16 tahun 2001.4 Adanya
perubahan di tahun 2004 merupakan undang-undang yang memiliki arti saling
berkaitan dan menjadi satu kesatuan.
Dari penjelasan di atas, saya bermaksud untuk melakukan penelitian
secara langsung ke lapangan mengenai bagaimana kondisi yayasan pada saat ini,
dan adapun yayasan yang penulis ingin teliti adalah Yayasan Haji Karim Oei yang
terletak di Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Yayasan ini memiliki alamat di
pusat kota yaitu Jalan Lautze No.87-89 Kecamatan Sawah Besar dengan memiliki
jumlah penduduk dilihat dari Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Pusat di tahun
2014-2015 adalah 100.593 ribu jiwa penduduk.5 Kondisi fisik bangunan empat
lantai berwarna merah mendominasi mencerminkan Cina dan paling bawah
bangunan merupakan masjid yang diberi nama dengan Masjid Lautze memiliki
ornamen dengan warna khas etnis Cina dipadukan kaligrafi Arab dan Cina.
Masjid Lautze diresmikan oleh Bapak B.J Habibie pada tanggal 04 Februari 1994.
Adapun yayasannya didirikan pada tanggal 9 April 1991 di hadapan Notaris
Azhar Alia, SH dengan susunan para pendirinya ialah, Dewan Pembina : Ketua
Prof. Dr. Sri Edi Swasno, Sekretaris Drs. H. Junus Jahja. Anggota : KH. Ali
Yafie, H.Sofyan Tanjoeng, H. Yunan Helmi Nasution, Drs. H.Fahmi Idris, H.M.
D.Rachman dan H.Mohammad Amid.6
4 Gatoto Supramono, Hukum Yayasan Di Indonesia,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.9.
5 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses tanggal 22 November
2016, 19:07 WIB. 6 Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa
(Jakarta:Teplok Press, 2016), h.5.
3
Alasan dipilih tempatnya Pasar Baru Pecinan7 oleh para pendiri yayasan
karena wilayah ini kawasan Pecinan Jakarta Pusat tempat berkumpulnya
keturunan Cina dan berdirinya Yayasan Haji Karim Oei di Pecinan untuk menarik
perhatian kepada kelompok-kelompok keturunan Cina yang berada di kawasan
Pecinan Jakarta Pusat.8
“Yayasan Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien” yang disingkat dengan
“Yayasan Haji Karim Oei” awal mulanya merupakan gagasan yang dibawa oleh
bapak Junus Jahja ketika diundang untuk menghadiri Sidang Tanwir
Muhammadiyah di Yogyakarta pada akhir tahun 1980-an yang mana ketika itu
bapak Junus Jahja menjadi salah satu pembicara. Gagasan yang dibawa oleh
bapak Junus Jahja ketika itu belum mendapatkan sambutan yang cukup baik
sehingga dibawa gagasan tersebut kepada kawan-kawannya tentang mendirikan
sebuah yayasan dakwah yang khusus bergerak di kalangan keturunan Cina.9 Atas
usul pak Junus Jahja yang merupakan salah satu pendiri yayasan maka dipilih
nama seorang tokoh keturunan Cina, yaitu Haji Karim Oei alasannya antara lain
beliau salah seorang pelopor warga negara Indonesia keturunan Cina yang
memeluk agama Islam dan mengenang sosok Karim Oei atau yang dikenal
dengan nama Haji Karim Abdul Karim Oei, nama asli nya Oei Tjeng Hien lahir
pada tanggal 6 Juni tahun 1905 dan meninggal pada tanggal 14 Oktober 1988 di
usia 83 tahun.
Beliau adalah orang Cina dan masuk agama Islam pada tahun 1926.
Memang, pada saat itu sangat langka sekali dari keturunan Cina yang masuk
Islam, sehingga keberadaan Karim Oei saat ini menjadi sorotan masyarakat baik
dari kalangan pribumi maupun dari keturunan Cina.10
Karim Oei merupakan
pelopor pembauran melalui agama antara kaum keturunan Cina dengan warga
sekitar.
7 Pecinan berasal kata dari Pe-Cina-an yang berarti wilayah yang banyak ditempati oleh
penduduk etnis Cina. Biasanya banyak ditemukan atribut-atribut khas Cina di wilayah ini. dan
pada waktu tertentu diadakan berbagai acara khas kebudayaan Cina. 8Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim..., h.98.
9Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim..., h.4.
10Junus Jahja, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993), h.37.
4
Dalam lingkungan keluarganya pun, Karim Oei juga menerapkan konsep
asimilasi di mana putrinya Tjioe Nio menikah dengan seorang dokter asal
Indonesia asli. Putrinya yang kedua Eng Lie (Iriana) juga menikah dengan Ir.
Machyar Helmy Nasution, putra dari mubaligh kenamaan Yunan Helmy
Nasution. Para tokoh-tokoh nasional pada saat itu sangat mengagumi sosok Karim
Oei dalam menerapkan pembaruan dalam keluarganya sendiri.11
Yayasan Haji Karim Oei memiliki fokus perhatian dakwahnya di kalangan
keturunan Cina, sehingga beberapa kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh Yayasan
Haji Karim Oei lebih dikhususkan dengan keturunan Cina akan tetapi tidak
menutup kemungkinan yang bukan keturunan Cina untuk berpartisipasi
membantu yayasan atau ikut serta di dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh yayasan seperti acara-acara hari besar Islam seperti
berqurban dengan mengajak masyarakat sekitar untuk saling bahu-membahu
membantu kegiatan tersebut.
Sebagai sebuah lembaga dakwah yang memberikan fokusnya terhadap
keturunan Cina, Yayasan Haji Karim Oei menyadari pentingnya informasi tentang
Islam di kalangan masyarakat keturunan Cina karena dengan berdirinya yayasan
dan masjid Lautze di lingkungan “Chinatown” memang berhasil menarik
perhatian warga keturunan Cina baik sebagai sarana ibadah untuk para
masyarakat, buruh kantor dan tamu yang sudah masuk waktu sholat mereka akan
sholat di Masjid Lautze dan selain itu Yayasan Haji Karim Oei juga menjadi pusat
informasi untuk non Muslim keturunan Cina yang ingin mengetahui tentang
agama Islam. Walaupun Masjid Lautze ini hanya dibuka untuk waktu salat ashar
dan zuhur saja, tetapi momentum tersebut yang telah ikut mendorong cukup
banyak tokoh keturunan Cina untuk memeluk Islam, Dewasa ini Yayasan Haji
Karim Oei mengislamkan keturunan Cina kurang lebih satu sampai dengan tiga
orang setiap bulan.
Diperkirakan sekitar 50.000 etnis Tionghoa di Indonesia masuk Islam
yang pada kali ini akan disebut mualaf, terutama para mualaf yang dari berbagai
11
Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San sampai Yap
Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010), 149.
5
lapisan masyarakat, kaum muda, intelektual dan pengusaha. Menurut Junus Jahja
ketika keturunan Cina masuk Islam itu memberikan daya tarik bagi pengamat
masalah Cina baik dalam negri maupun luar negri dari pihak media massa, serta
peneliti dan ilmuwan, sehingga sampai saat ini semangat proaktif untuk
memberikan informasi tentang Islam di kalangan keturunan Cina, maka
didirikanlah cabang-cabang di Bandung, Cirebon, Cilacap, Tangerang.12
Dari penjelasan di atas, Yayasan Haji Karim Oei bisa saya anggap sebagai
sebuah lembaga yang menjadi fungsi sentral di kalangan masyarakat, khususnya
di kalangan keturunan Cina dan pada umumnya masyarakat sekitar yayasan. Hal
ini menjadi menarik perhatian untuk penulis teliti lebih dalam untuk dikaji secara
historis dengan mengumpulkan bahan-bahan melalui wawancara langsung
terhadap pimpinan yayasan dan masyarakat yang bersentuhan dengan Yayasan
Haji Karim Oei secara langsung. dari kajian berbagai sumber dan wawancara
tersebut saya menulis dalam skripsi ini, dengan judul Perkembangan Yayasan
Haji Karim Oei Di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sebelum melakukan perumusan masalah, penulis terlebih dahulu
membatasi masalah penulisan skripsi ini agar pembahasannya tidak melebar.
Hadirnya Yayasan Haji Karim Oei di tengah-tengah masyarakat bukan hanya
sebagai lembaga dakwah saja, tetapi juga sebagai lembaga sosial kesemua itu
merupakan memiliki tujuan untuk memberikan informasi, memahami dan
mengamalkan nilai-nilai keislaman serta mempererat jalinan silaturrahmi dengan
titik kumpul dan kegiatan di masjid Lautze. Semua usaha mengadakan kegiatan
dan perkumpulan di masjid Lautze menunjukkan bahwa Yayasan Haji Karim Oei
berusaha untuk terus memiliki dampak bagi internal dan eksternal Yayasan Haji
Karim Oei.
Untuk itu Penulis membatasi pembahasannya hanya pada lingkup Sejarah
berdirinya Yayasan Haji Karim Oei dan perkembangannya sampai tahun 2016.
12
Anonim. “ 10 Tahun Masjid Lautze”, dalam Surat Kabar Harian Pelita, 11 Juli 2001, h.
11.
6
Adapun untuk wilayah penelitian yang penulis teliti berada di kecamatan Sawah
Besar Jakarta Pusat
Dari pembatasan masalah diatas maka Penulis merumuskan masalahnya
sebagai berikut, agar skripsi ini dapat menjawab beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya Yayasan Haji Karim
Oei?
2. Bagaimana dampak kegiatan Yayasan Haji Karim Oei terhadap
internal?
3. Bagaimana dampak kegiatan Yayasan Haji Karim Oei terhadap
eksternal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian pada umumnya yakni untuk mengetahui perkembangan
Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta Pusat tahun 1991-2016 dengan tujuan
penelitian ini :
a. Menjelaskan sejarah Yayasan Haji Karim Oei di kecamatan Sawah
Besar Jakarta Pusat
b. Mendeskripsikan dampak berdirinya Yayasan Haji Karim Oei bagi
internal dan eksternal.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi berbagai pihak yang ingin
mengetahui, adapun manfaat penelitiannya adalah :
1. Menambah wawasan intelektual khususnya wawasan kesejarahan, terkait
sejarah yayasan Islam khususnya di Indonesia.
2. Menyumbang hasil karya Penulis bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada umumnya dan Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam khususnya.
7
3. Memberikan informasi tentang perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di
kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat Tahun 1991-2016 dan apa saja
dampak yang diperoleh mualaf Yayasan Haji Karim Oei dan masyarakat
sekitar.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian terkait dengan yayasan tentunya bukan penelitian yang baru.
Yayasan merupakan objek penelitian yang tidak pernah habis. Penelitian tentang
yayasan telah banyak dimuat dalam buku-buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis,
ataupun disertasi. Penelitian mengenai Yayasan Haji Karim Oei dalam skirpsi ini,
akan banyak merujuk kepada sumber-sumber yang telah penulis dapati di
kearsipan Yayasan Haji Karim Oei dan wawancara dari pengurus dan pimpinan
Yayasan Haji Karim Oei,selain itu juga wawancara dari para mualaf dan
masyarakat sekitar yang bersentuhan langsung dengan Yayasan Haji Karim Oei.
Oleh karena itu penelitian yang membahas tentang yayasan telah banyak
yang meneliti dan telah ada penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penyusunan
skripsi ini, Penulis melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan di yayasan yang sedang penulis teliti,
kalau untuk buku ada beberapa referensi tentang Yayasan Haji Karim Oei di
Jakarta Pusat.
Sumber-sumber berupa buku yang dianggap penting dan berhubungan
langsung dengan permasalahan yang hendak diuraikan dalam penulisan ini ialah
sebagai berikut :
1. Buku Rumah Bagi Muslim,Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta:
Yayasan Haji Karim Oei 2016),disunting oleh B.Wiwoho. Buku berisi
berbagai macam tulisan tentang Masjid Lautze dan Yayasan Haji Karim Oei
yang berbagai macam aktivitasnya membuktikan bahwa nilai-nilai Islam dan
Cina adalah selaras dan saling melengkapi sehingga proses pembauran
8
menjadi suatu yang lebih nyata.13
Buku ini sangat berguna bagi penulis skirpsi
ini, khususnya pada bab III skripsi ini. untuk mengetahui latar belakang
Yayasan Haji Karim Oei didirikan.
2. Junus Jahja melalui buku Catatan Seorang WNI (Jakarta: Yayasan Tunas
Bangsa 1989). Buku ini berisi bahan-bahan yang ditulis oleh Tokoh keturunan
Cina yang masuk islam. Buku ini disetiap bagian beberapa judulnya terdapat
informasi mengenai inti permasalahan keturunan Cina dengan dasar-dasar
pokok untuk menyelesaikannya adapun gagasan-gagasannya mengenai
pembauran dan proses keindonesiaan masyarakat Tionghoa di Indonesia.14
3. Buku dengan judul Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia: Dari Tjpe Bou
San sampai Yap Thiam Hien ditulis oleh Leo Suryadinata. Buku ini
memaparkan tokoh-tokoh Tionghoa di Indonesia yang ditulis tahun 1983-
1989. Jumlah 8 (delapan) tokoh yang di paparkan oleh penulis ialah tokoh
Tionghoa yang sudah meninggal dan terbagi menjadi dua waktu yakni tokoh
sesudah dan sebelum perang. Buku ini sangat berguna bagi penulis skirpsi ini,
khususnya untuk mengenal sosok Abdul Karim Oei Tjeng Hien atau biasa
disebut H. Karim Oei.15
Penulis juga menemukan beberapa skripsi yang mengangkat judul seperti
di atas yang berkaitan dengan Yayasan Haji Karim Oei di kecamatan Sawah Besar
Jakarta Pusat. dari hasil penelusuran sebelumnya mengenai Yayasan Haji Karim
Oei ini. yakni :
4. Tesis yang berjudul; “Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada
Masyarakat Cina Muslim”, karya Nurarni Widiastuti dari Universitas
Indonesia. Tesis ini membahas upaya masyarakat Tionghoa muslim Yayasan
13
Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa
(Jakarta:Teplok Press, 2016). 14
Junus Jahja, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993). 15
Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San sampai Yap
Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010).
9
Haji Karim Oei didalam berinteraksi dan penulis tesis ini memilih informan
yakni mualaf dengan penelitian mengamati keseharian mualaf.16
5. Tesis yang berjudul; “Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa
Muslim di Jakarta”, karya Mustopa dari Universitas Indonesia. Tesis ini
membahas tentang pembauran etnis Tionghoa dan interaksi sosial yang terjadi
antara muslim Tionghoa dengan pribumi di Jakarta. Masjid Lautze yang
berada di Yayasan Haji Karim Oei adalah tempat penelitian penulis.17
6. Skripsi yang berjudul Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok
Kecil Antara Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei
Jakarta) kajian tentang yayasan yang sama namun berbeda judul, dia
membahas tentang Interpersonal needs dalam komunikasi kelompok kecil
antara pengurus yayasan dan mualaf yang diterapkan oleh Yayasan Haji
Karim Oei dan dia juga menjelaskan pentingnya interpersonal yang digunakan
pengurus yayasan untuk mempengaruhi pada perubahan pandangan dan
adanya penambahan pengetahuan tentang ke Islaman.18
7. Skripsi yang berjudul Respon Jamaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan
Haji Karim Oei yang mengkaji tentang Yayasan Haji Karim Oei namun
berbeda pembahasan, ia membahasa tentang Respon jamaah yang mengikuti
kegiatan tafakur yakni salah satu kegiatan di Yayasan Haji Karim Oei dengan
yang di jadikan pembahasannya adalah tentang adanya hubungan antara umur
dan pendidikan responden terhadap metode dakwah Yayasan Haji Karim
Oei.19
16
Nurarni Widiastuti, Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada Masyarakat
pada Masyarakat Cina Muslim, Skripsi, (Depok: Universitas Indonesia, 2009). 17
Mustopa, Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa Muslim di Jakarta,
Skripsi, (Depok: Universitas, 2006. 18
Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara
Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta), Skripsi,
(Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 19
Ababil Nur Alam, Respon Jmaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan Haji Krim
Oei, Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
10
F. Kerangka Konseptual
Menurut Sartono Kartodirdjo bahwa penggambaran kita mengenai suatu
peristiwa sangat tergantung pada pendekatan, ialah dari segi mana kita
memandangnya, dimensi mana yang di perhatikan, unsur-unsur mana yang
diungkapkan, dan lain sebagainya.20
mengutip dari penjelasan Sartono Kartodirdjo
tersebut, maka penulis memutuskan untuk menggunakan Pendekatan sosoiologi
dalam penulisan skirpsi ini.
Pendekatan sosiologi yang penulis gunakan adalah diferensiasi sosial yang
digambarkan oleh variabel-variabel parsons yakni AGIL : (1). Adaptasi
(Adaption) dimana Yayasan Haji Karim Oei dapat bertahan dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang mayoritas adalah komunitas
keturunan Cina, (2). Tujuan (Goal) merupakan sebuah sistem yang dapat
berproses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh para pendiri yayasan
secara bersama-sama, (3). Integrasi (Integration) yakni Yayasan Haji Karim Oei
dapat mengintegrasikan komponen-komponen masyarakat yang mana dapat
dilihat dari dari faktor-faktor berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei yang mana
komponen-komponen masyarakat sekitar yayasan bersedia bekerja sama untuk
berkembangnya yayasan, (4). Pemilahan pola-pola yang sudah ada (Latensy)
dengan melihat kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda Yayasan Haji Karim
Oei memilih pola-pola/format yang tepat untuk kegiatan masyarakat sekitar dan
para mualaf.21
Serta konsep organisasi yang Penulis tambahkan guna menjelaskan
tentang kondisi Yayasan Haji Karim Oei mengenai peranannya di masyarakat
khususnya bagi mualaf keturunan Cina. Organisasi di bangun dari suatu
keputusan yang disadari atau disengaja oleh individu atau sekumpulan individu
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu melalui kerjasama dengan disiplin yang
tinggi dari sumber daya manusia dan sumber daya material, terbentuknya sebuah
organisasi pada akhirnya secara sadar maupun tidak sadar akan membentuk suatu
komunitas yang orang-orangnya adalah anggota dari organisasi tersebut.
20
Sartono Kartodidjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1992), h.4. 21
George Ritzer, Handbook Teori Sosial, (Bandung: Penerbit Nusa Media,2012), h.301.
11
komunitas itu sendiri dapat dilihat sebagai satuan kehidupan berskala kecil yang
menempati suatu wilayah. Komunitas dapat juga dilihat sebagai perkumpulan
profesi, kepentingan, atau lainnya.22
Oleh karena itu, organisasi sekecil apapun akan membutuhkan kontrol dan
monitoring terhadap hubungan-hubungan antara tujuan dengan tata cara dan hasil
yang akan atau telah diperoleh. Begitu juga halnya dengan Yayasan Haji Karim
Oei yang juga merupakan suatu bentuk dari organisasi. Yayasan tersebut juga
memiliki tujuan dan fungsi yang telah disepakati bersama oleh para pendiri serta
pengurus yayasan tersebut yakni untuk meciptakan pembauran antara keturunan
Cina dengan masyarakat sekitar dengan melalui agama Islam sebagai perantara.
Dan juga penulis memaparkan dampak sosial yang diterima oleh para
mualaf Yayasan Haji Karim Oei, secara etimologis dampak artinya pelanggaran,
tubrukan, atau benturan, sedangkan pendekatan secara sosiologis dapat diartikan
sebagai penggunaan konsep dasar untuk menelaah sebuah gejala sosial dalam
artian dampak sosial merupakan sebuh efek dari fenomena sosial yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.23
Dalam hal ini berdirinya Yayasan Haji Karim Oei
memiliki dampak terhadap mualaf keturunan Cina dan masyarakat sekitar.
G. Metode Penelitian
Metode satu hal lain yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada
masalah sistem adalah Metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka kata
metode (Yunani :Methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja ; yaitu cara kerja untuk
memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.24
Dalam karya ilmiah metode penelitian mempunyai peranan penting,
karena metode sangat terkait dengan tata cara mengkaji dan menganalisis
22
Suparlan Parsudi, Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa, (Jakarta: YPKIK
Press, 2005), h.28. 23
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2006),
h.374. 24
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1985),
h.7.
12
persoalan yang akan diteliti. Penulisan ini menggunakan metode penelitian
sejarah. Metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisis
secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan data-
data yang telah di peroleh.25
Setelah penulis menetapkan dan menentukan obyek
dalam pembahasan tentang Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei tahun di
Jakarta Pusat Tahun 1991-2016, sebagai lembaga dakwah yang tentunya dalam
mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarah tersendiri .
Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah
berdiri dan berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei dan dampaknya bagi mualaf
keturunan Cina dan masyakarat sekitar.
Dalam buku metode penelitian sejarah karya Dudung Abdurrahman,
pendekatan sosiologis sebagai penggambaran peristiwa masa lalu yang
didalamnya terungkap segi-segi sosial. Sejarah sosial dalam pembahasannya
melingkupi golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik
berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan sebagai
metode historis dengan pendekatan sosiologi dapat dikatakan sebagai sejarah
sosial. Karena, ada hubungannya dengan upaya pemahaman atas pergerakan sosial
dan perubahan sosial yang mempunyai efek terhadap kehidupan masyakarat.
Metode historis ialah sebuah penelitian yang tujuannya mendeskripsikan dan
menganalisis peristiwa- peristiwa masa lampau, 26
yang bertumpu pada 6 (enam)
langkah kegiatan diantaranya yaitu : (1) Pengumpulan data (heuristik), (2) Kritik
sumber (verifikasi), (3) Interpretasi, (4) Penulisan, (5) wawancara dan (6)
dokumentasi.27
25
Louis Gottschalck, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Noto Susanto, (Jakarta: Universitas
Indonesia, Press, 2008), h.39. 26
Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2007), h.63, Lihat juga Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metode Sejarah
(Yogya: Benteng Pustaka,n 2005), h.5. 27
Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah…, h.90.
13
1. Tahap Pencarian Sumber (heuristik)
Heuristik merupakan tahap awal yakni kegiatan pengumpulan sumber.
Pengumpulan sumber dilakukan oleh penulis melalui survey lapangan, data
tertulis berupa dokumen terkait, buku-buku, Koran-Koran yang terkait dengan
Yayasan Haji Karim Oei dan wawancara langsung. Pengumpulan sumber-sumber
dilakukan penulis dengan menggunakan 2 (dua) metode, yakni :
Metode Library research (Penelusuran sumber kepustakaan) yakni
kegiatan penelusuran data-data tertulis, berupa buku-buku, skripsi-skripsi dan
tesis yang berkaitan dengan tema yang serupa melalui Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora,
Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Kecil Yayasan Haji Karim Oei
dan Arsip Yayasan Haji Karim Oei.
Metode field research (penelitian lapangan), yakni dengan mengunjungi
kantor Yayasan Haji Karim Oei yang berada di kecamatan Sawah Besat Jakarta
Pusat. untuk memperoleh data di lapangan dilakukan dengan wawancara
(Interview) dengan narasumber, diantaranya dengan pengurus Yayasan Haji
Karim Oei yaitu H. Ali Karim Oei (Pimpinan Yayasan Haji Karim Oei), Yusman
Irwansyah, S.H (Humas Yayasan Haji Karim Oei), Hj. Kirbrandiana (Sekretaris
Pengurus Harian Yayasan Haji Karim Oei), Para Mualaf Yayasan Haji Karim Oei
dan masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.
2. Kritik Sumber (Verifikasi)
Kritik sumber merupakan tahap selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah
atau skripsi setelah melakukan pengumpulan data. Dalam tahap ini penulis
menganalisis dan mengkritik sumber-sumber yang didapati serta melakukan
perbandingan terhadap sumber-sumber yang didapat agar mendapatkan sumber
yang valid dan relevan dengan tema yang dikaji oleh penulis.
14
a) Kritik Eksteren (Otentisitas)
Tahapan ini dikaukan dalam rangka menguji apakah sumber tersebut
asli atau tidak, baik sumber tertulis maupun lisan, sumber tertulis dilakukan
dengan memperhatikan aspek fisik sumber tertulis baik segi gaya tulisan dan
penampilan luar yang lain. Dalam menguji sumber lisan penulis mencoba melihat
latar belakang informasi yang terkait ada hubungannya dengan Yayasan Haji
Karim Oei atau Masyarakat sekitar yang memiliki kedekatan waktu dengan
penelitian ini.
b) Kritik Interen (Kredibilitas)
Langkah ini dilakukan guna menguji sumber yang dapat dipercaya atau
tidak untuk sumber tertulis, peneliti membandingkan isi sumber tersebut dengan
karya lain, untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara atau sumber lisan
penulis membandingkan hasil wawancara mulai dari kondisi fisik, dan informasi
yang di ungkapkan oleh responden terkait hubungannya dengan Yayasan Haji
Karim Oei.
3. Interpertasi
Setelah sumber-sumber tadi dikumpulkan dan dikritisi, tahap selanjutnya
yaitu menafsirkan sumber-sumber itu sehingga didapatkan pemecahan
permasalahannya. Dalam hal ini mengenai perkembangan Yayasan Haji Karim
Oei dan dampak berdirinya yayasan bagi mualaf dan masyarakat sekitar.
4. Penulisan
Tahap ini adalah tahap akhir dari penelitian atau sebagai penulisan akhir,
yang berupa skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan di Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan sosiologis.
Menurut Dudung Abdurrahman pendekatan sosiologi ialah penggambaran
peristiwa masa lalu yang didalamnya akan terungkap segi-segi sosial, yakni
pembahasannya mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial,
15
dan sebagainya, oleh karena metode historis dengan pendekatan sosiologis dapat
dikatakan sebagai sejarah sosial.28
Menurut Sartono Kartodirdjo, deskripsi dalam sejarah sosial sebagai peta
sosial gejala sejarah akan mencakup golongan sosial, jenis hubungan sosial,
pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan lain-lain. 29
Dalam hal ini
hubungan pendekatan sosiologis yang di gunakan penulis teori identitas dan
dampak sosial ialah pembahasan dalam studi penulisan skirpsi ini mengenai suatu
Yayasan Haji Karim Oei yang memberikan informasi Islam kepada Keturunan
Cina dan dampak berdirinya Yayasan Haji Karim Oei bagi masyarakat sekitar.
5. Wawancara
Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan
keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-
pendirian mereka itu,30
pengumpulan sumber dengan wawancara dilakukan
dengan bertemu beberapa responden yang berkaitan dengan Yayasan Haji Karim
Oei, seperti pengurus yayasan, pengajar yayasan, para mualaf, dan masyarakat
sekitar Yayasan Haji Karim Oei. Terdapat 10 responden yang penulis
wawancarai, diantaranya 3 dari pengurus Yayasan Haji Karim Oei yaitu Pimpinan
Yayasan Haji Karim Oei, Sekretaris Harian Yayasan Haji Karim Oei dan Humas
Yayasan Haji Karim Oei. 3 dari para mualaf Yayasan Haji Karim Oei, 1 dari
pengajar atau pendamping Yayasan Haji Karim Oei dan 3 dari masyarakat sekitar
Yayasan Haji Karim Oei. Penulis dalam wawancara ini belum termasuk
wawancara diluar rekaman yang di dapatkan, karena saat di lapangan ada
beberapa responden yang tidak terekam akan tetapi penulis mencatatnya di sebuah
catatan milik penulis.
Wawancara yang dilakukan adalah untuk mencari data yang berkaitan
dengan perkembangan Yayasan Haji Karim, dampak berdirinya Yayasan Haji
Karim Oei dan berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
28
Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah…, h.22. 29
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial…, h.5. 30
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1985),
h.129.
16
6. Dokumentasi
Dokumentasi berupa arsip tertulis yang diperoleh dengan cara
dokumentasi. Data tertulis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah buku-buku
arsip dan dokumen Yayasan Haji Karim Oei yang diperoleh dari pengurus
Yayasan Haji Karim Oei. Penelusuran dokumen dilakukan untuk mendapatkan
data tambahan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara,
dokumen yang terkumpul akan melewati fase seleksi data kritik sumber. Proses
seleksi data dilakukan sebagai bentuk atau upaya untuk menyeleksi dan mengubah
data mentah yang diperoleh dari catatan penelitian di lapangan. Penulis dalam hal
ini, melakukan dokumentasi dalam bentuk foto di lingkungan Yayasan Haji
Karim Oei. Dapat dilihat lebih lanjut di halaman lampiran.
Penelitian dalam skripsi ini berusaha menyajikan fakta sejarah secara
sistematis dan dalam penulisannya disajikan dalam beberapa tahapan Bab per Bab
yang saling berkaitan satu sama lain, agar mudah di pahami pembaca. adapun
sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah buku
Pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan
oleh UIN Press, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya baik dari segi
isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.31
H. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “ Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta
Pusat Tahun 1991-2016” agar mudah di mengerti dan dipahami gambaran dalam
proses pemahaman penelitian, oleh karena itu penulis menyusun secara sistematis
hasil penelitian tersebut menjadi lima bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
31
Hamid Nasuhi, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta:
Ceqda,Uin Syarif Hidayatullah. 2007), h.17.
17
D. Manfaat penelitian
E. Tinjauan pustaka
F. Kerangka Konseptual
G. Metode penelitian
H. Sistematika penulisan
Bab II Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei
A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei
B. Letak Geografis dan Demografis
C. Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei
D. Profil Yayasan Haji Karim Oei
E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei
F. Faktor Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei
Bab III Kegiatan Internal Yayasan Haji Karim Oei dan Dampaknya
A. Kegiatan Mingguan
B. Kegiatan Tahunan
C. Kegiatan Insidental
Bab IV Kegiatan Eksternal Yayasan Haji Karim Oei dan Dampaknya
A. Kegiatan Dengan Lembaga Islam
B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei Bagi Masyarakat Sekitar
1. Bidang Dakwah
2. Bidang Sosial
Bab V Penutup
A. Kesimpulan.
B. Saran.
18
BAB II
SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA
YAYASAN HAJI KARIM OEI
A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei
Sejarah berdirinya “Yayasan Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien” yang
disingkat “Yayasan Haji Karim Oei” dimulai Pada tahun 1991 dengan akte notaris
no.49 tanggal 9 April 1991 oleh pejabat notaris H.Azhar Alia, SH. menurut Ketua
Umum Yayasan Haji Karim Oei Junus Jahja yang mendirikan yayasan itu
bersama sejumlah tokoh NU, Muhammadiyah, Al-Wasliyah, ICMI, KAHMI dan
muslim keturunan Cina.1
Dinamakan Yayasan Haji Karim Oei alasannya antara lain beliau
merupakan seorang pelopor warga negara Indonesia keturunan Cina yang
memeluk agama Islam sampai memegang peranan penting dalam
Muhammadiyah. Beliau seorang pedagang yang sukses.2 . Beliau salah satu
pengurus di Muhammadiyah pada akhir tahun 1980-an. Maka diambil lah sosok
bapak H.Karim Oei yang menurut Junus Jahja sebagai tokoh three in one yang
mana diketahui setelah memeluk Islam , ia berjuang melawan kolonialisme
Belanda dan Jepang lalu dikenal sebagai pejuang dan nasionalis tulen, Bapak
H.Karim Oei juga dikenal sebagai pemulak Islam yang saleh dan dibidang
ekonomi pak Karim Oei juga dikenal sebagai penguasaha yang sukses. Ia pendiri
bank tersebar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA). Dalam perjalananya, bank
tersebut diambil oleh Liem Sie Liong. Menurut Bapak Ali Karim,seluruh sayap
bisnis Liem Sie Liong awalnya dirintis dan dibesarkan oleh ayahnya maka di
juluki oleh pak Junus jahja sebagai tokoh three in one yaitu karena kehebatannya
di ketiga bidang tersebut.3
1 Junus Jahja, Muslim Tionghoa : Kumpulan Karangan, (Jakarta: Yayasan Haji Karim
Oei, 1996), h.69. 2 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…, h.4.
3Anonim. ”Karim Oei Tokoh Theere in One”,dalam surat kabar Nastional News a
friendly newspaper. No.78, 04 Oktober 2006, h.18.
19
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim Oei Tjeng Hien akan tetapi
masyakarat lebih kenal dengan nama Abdul Karim Oei, ia seorang Tionghoa dari
ayah dan ibunya yang berasal dari propinsi Fujian (Hokkian) Tiongkok Selatan
sehingga di abad ke 19 ayah dan ibu Abdul Karim Oei berimigrasi ke Indonesia
sehingga Abdul Karim Oei lahir di padang pada tahun 1905. Di usia 25 tahun
Abdul Karim Oei memeluk agama Islam didepan guru agamnya Abdul Kadir.
Pada waktu itu masih belum banyak orang keturunan Cina yang memeluk Islam
dengan kondisi sosial yang tidak mendukung Islam dan prasangka yang ada
terhadap agama Islam, banyak kebiasaan agama Islam tampak tak sesuai dengan
sistem kepercayaan keturunan Cina seperti makan daging Babi.4
Pada tahun 1937 merupakan kejadian Sukarno dibuang ke Bengkulu, pada
suatu hari ia mengadakan suatu pertemuan Muhammadiyah untuk memilih konsul
baru karena konsul yang lama mengalami sakit keras. Dari beberapa pengurus
yang hadir mencalonkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang hadir, akan tetapi dari
beberapa yang dicalonkan itu tidak diterima oleh Sukarno dengan alasan orang-
orang yang dicalonkan kala itu terlalu menonjolkan kesukuan dan kedaerahannya
sehingga akhirnya Hasan Din mengusulkan nama Abdul Karim Oei, sehingga
ditelegramlah Abdul Karim Oei untuk diminta tingggal di Bengkulu menjadi
konsul Muhammadiyah. Di bengkulu Abdul Karim Oei bergaul erat dengan
Sukarno.5
Setalah Indonesia merdeka, Abdul Karim Oei tetap bermukim di Bengkulu
dan menjadi konsul Muhammadiyah disana sehingga di tahun 1952 ia pindah ke
Jakarta dan di tahun yang sama ia diangkat menjadi anggota Majelis Tanwir
Muhammadiyah anggota Majelis Tanwir Muhammadiyah dari tahun 1952-1973.
Di tahun 1957 beliau juga terpilih sebagai dewan Partai Masyumi dan dari tahun
1956 menjadi anggota DPR selama empat tahun. Di tahun 1963 Abdul Karim Oei
juga mendikrian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan dipilih
sebagaiTionghoa Indonesia (PITI) dan dipilih sebagai ketua umum. Hingga
4Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia Dari Tjoe Bou San Sampai Yap
Thiam Hien, (Komunitas Bambu: Jakarta,2010), h. 141 5 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia,,, h. 143
20
akhirnya Abdul Karim Oei meninggal dunia 13 Oktober 1998 di Jakarta dalam
usia 83 tahun. Beliau yang memiliki semangat nasionalis yang tinggi terhadap
Indonesia. Hingga akhirnya, untuk mengenang sosok beliau dan konstribusinya
kepada Negara, didirikanlah Yayasan Haji Karim Oei.6
Atas usul pak Junus Jahja maka dipilihlah nama seorang tokoh keturunan
Cina yang pernah menjadi Konsul Muhammadiyah di Bengkulu, yaitu Haji Karim
Oei.7 Yayasan Haji Karim Oei bergerak didalam memberikan informasi Islam
kepada orang-orang Cina yang selama ini orang Islam tidak banyak berdakwah
kepada mereka karena menurut Bapak Ali Karim selama ini dibenci dengan istilah
kafir. Sedangkan semestinya mengasih contoh, berangkat dari salah satu alasan
didirikannya yayasan Haji Karim Oei ini maka yayasan mendirikan masjid.
Menurut keterangan bapak Ali Karim selaku ketua Yayasan Haji Karim Oei
Masjid Lautze bisa disebut Masjid Cina supaya orang keturunan Cina itu yang
mau tau tentang Islam pada datang, mau nanya seputar agama Islam.8
Alamat yayasan Jl.Lautze No.87-89 RT.010 RW.03 Karang Anyar
Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kantor sementara yayasan dengan
menyewa bangunan/ruko bertingkat empat di Jalan Lautze no.89 Pasar Baru
Jakarta. Kegiatan Yayasan Haji Karim Oei yang mulai dilakukan di gedung yang
statusnya sewa berfungsi sebagai Islamic Center yang merupakan motor kegiatan
Yayasan Haji Karim Oei seperti tempat memberi informasi mengenai Islam
kepada WNI keturunan Cina dan biasa dipakai juga untuk melaksanakan Sholat
Jum‟at. Dengan berjalannya waktu, Pemilik dari jalan Lautze 89 menawarkan
bangunan Jalan Lautze No.87-89 tersebut untuk dibeli dengan harga Rp.200 juta.
Pengurus yayasan diberi waktu enam bulan. Jika bangunan tersebut tidak dibeli
,pengurus yayasan harus meninggalkam tempat tersebut setelah jangka waktu
enam bulan. Setelah dirapatkan di yayasan, pengurus yayasan mencoba
menghubungi beberapa pihak termasuk Menteri Agama RI Bapak H. Munawir
Sjadzali. Bapak Munawir menaruh perhatian bersar terhadap persoalan kami dan
6 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia,,, h. 149
7 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.4.
8H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-
Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017
21
ikut membantu Rp.25 Juta. Namun tentu saja uang tersebut jauh dari
mencukupi.Tanggal 19 September 1992 pengurus yayasan membuat surat kepada
Bapak Presiden Soeharto dan Ketua Umum ICMI/ Menteri Negara Riset dan
Teknologi/Ketua BPPT Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Diluar dugaan pengurus
yayasan, Prof. H. Habibie. Selaku Ketua Umum ICMI memberi perhatian yang
serius atas surat yang dibuat oleh pengurus yayasan. Melalui Yayasan Abdi
Bangsa yang didirikan ICMI beliau menugaskan untuk membeli bangunan
tersebut. akhirnya pada tanggal 16 Desember 1992 terjadi jual beli bangunan
antara pemilik dengan Yayasan Abdi Bangsa. Kemudian Yayasan Abdi Bangsa
menyerahkan penggunaan dan pengelolaan bangunan kepada Yayasan Karim
Oei.9
Pada tanggal 4 Februari 1994 diresmikannya bangunan Yayasan Haji
Karim Oei yang sekaligus juga Masjid Lautze oleh bapak Prof. Dr. B.J. Habibie.
Masjid Lautze tempatnya startegis sekali karena berada di daerah pecinan. Papan
nama Yayasan Karim Oei menarik perhatian keturunan Cina. Adanya perkataan
“Oei” ternyata juga mempunyai daya tarik tersendiri, karena ada identitas
Cinanya, karena itulah banyak orang-orang keturunan Cina yang mampir untuk
bertanya mengenai Islam, sehingga cukup banyak yang memeluk Islam.
Dikalangan keturunan Cina yang berwarganegara Indonesia telah masuk agama
Islam masjid Lautze memiliki daya tarik sendiri, dengan lokasi dimana keturunan
Cina yang berwarganegara Indonesia senang menjadi titik kumpul bagi mereka
yang lintas wilayah, Dengan berwarna merah yang mendominasi mencerminkan
warna Cina dan memiliki ornament dengan warna khas etnis Cina dapadukan
kaligrafi Arab ala Shu Fa atau kaligrafi Cina asli buatan Beijing.
Dengan menjadikan Masjid Lautze sebagai titik kumpul untuk sebagian
besar mualaf keturunan Cina yang telah memeluk agama Islam karena hampir
sebagian jamaah10
Yayasan Haji Karim Oei terdiri dari lintas daerah, sekitaran
9 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.5.
10 Dalam kamus Arabic-English yang ditulis oleh Hanz Wehr Kata Jamaah dalam bahasa
Arab berasal dari akar kata جمع (Jama‟a) artinya berkumpul, mengumpulkan, bersatu. Lalu dalam
bentuk nominannya berasal dari kata dasar جماعة (Jamã’a) jamaknya جماعت artinya berkelompok
,golongan, kumpulan orang, dan masyarakat. Adapun didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) kata Jamaah pengertiannya adalah sehimpuna penganut agama, orang banyak, dan
22
Jabodetabek. Sehingga kultur Cina yang senang berkumpul sesama mereka
terlihat di Masjid Lautze, sehingga mereka tidak malu kalau dalam melakukan
salatnya masih ada yang belum sempurna, karena mereka berada di tengah-tengah
mualaf.
B. Letak Geografis dan Demografis
Jakarta sebagai Ibu kota yang memiliki status daerah khusus, telah
membawa serta peranan penting untuk tampil sebagai kota besar di Indonesia,
yang cukup berpengaruh dalam percaturan pembangunan nasional dan
internasional. Dengan keberadaaannya itu pula, kemudian Jakarta meyandang
sebutan sebagai “pintu gerbang utama Indonesia”, dan juga sebagai barometer
stabilitas Nasional, sebagai panutan pembangunan bagi daerah-daerah lain.11
Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu daerah penyangga ibu kota
tersebut yang banyak orang menduga dan meyakini bahwa nama Sawah Besar
berasal dari kedaan tempat itu di masa lampau yang mana di tempat itu dulu
banyak sawah luas dan besar akan tetapi berbeda menurut Zaenuddin HM Sawah
Besar bukanlah dari kata “Sawah” melainkan dari kata “Sawo” jadi dikawasan
tersebut dahulunya terdapat pohon sawo yang bukan hanya pohonnya besar,
melainkan buahnya pun besar-besar.Sehingga orang-orang sering menyebutnya
“sawo besar dan lama-lama menjadi Sawah Besar yang mana kata “sawo
diplesetkan menjadi sawah.12
Daerah Sawah Besar yang memiliki peranan penting didalam menopang
pertumbuhan sosial, ekonomi, politik dan budaya Indonesia, maka dari itu
menurut penulis penting untuk di bahas tentang kondisi umum masyarakat
kecamatan Sawah Besar di Jakarta Pusat. Yayasan Haji Karim Oei terletak di
Kecamatan Sawah Besar Jalan Lautze No.87-89 kota Jakarta Pusat. lokasi ini
dipilih oleh para pendiri yayasan karena wilayah ini merupakan Chinatown di
kumpulan dan rombongan orang. Adapun kata jamaah dipakai untuk menunjukkan orang yang
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan yayasan Haji Karim Oei. 11
R.Soeprapto, “Rentangan Pembangunan Jakarta”, (Jakarta:C.V. Cahaya Makmur,
1987), h.29. 12
Zaenuddin HM, “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, (Jakarta: Ufuk Press, 2012),
h. 86.
23
kawasan pecinan Jakarta Pusat yang mana demi memasyaratkan gagasan dakwah
Islam di kalangan keturunan Cina.13
Kecamatan Sawah Besar yang merupakan salah satu kecamatan di Jakarta
Pusat, yang mencakup 5 Kelurahan yaitu Pasar Baru, Gunung Sahari Utara,
Kartini, Karang Anyar dan Mangga Dua Selatan. Secara umum akan diuraikan
kondisi masyarakat di Kecamatan Sawah Besar diantaranya dari letak Geografis,
Demografis, dan Kondisi keagamaan. Oleh karenanya informasi ini sangat
mendukung didalam perkembangan yayasan yang ada di Jakarta Pusat tepatnya di
Kecamatan Sawah Besar terlebih Khususnya bagi Yayasan Haji Karim Oei adalah
lembaga yang bergerak tidak hanya dalam bidang dakwah tetapi juga pada sosial
dan bidang keagamaan.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171
Tahun 2007, Maka luas wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah 6,16 Km (12,79
persen dari total luas wilayah Kota Administrasi Jakara Pusat). Secara
Administrasu pemerintahan, Kecamatan Sawah Besar terdiri dari 5 Kelurahan,
Yaitu kelurahan Pasar Baru, Gunug Sahari Utara, Kartini, Karang Anyar dan
Mangga Dua Selatan.14
Dilihat dari luas keluarahan, kelurahan Gunung Sahari Utara merupakan
kelurahan yang terluas dengan luas wilayah 1,9 km atau sekitar 30,81 persen dari
seluruh luas kecamatan Sawah Besar dan kelurahan yang terkecil luasnya adalah
Karang Anyar dengan luas wilayah 0,51 km atau sekitar 8,3 persen dari seluruh
luas wilayah Kecamatan Sawah Besar sedangkan topografi permukaan dataran
kecamatan ini relatif datar .15
13
Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim…, h.4. 14
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN--
SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:07 WIB. 15
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN--
SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:16 WIB..
24
25
dengan curah hujan sebesar 0,1 mm dan jumlah hari hujan hanya 1 hari. Rata-rata
suhu udara di Kecamatan Sawah Besar berkisar antara 24,3 Celcius hingga 29,8
Celcius.17
Di akhir tahun 2010 jumlah penduduk Sawah Besar adalah sebesar
100.801 jiwa yang terdiri atas 49.793 laki-laki atau sekitar 49,4 persen dari
seluruh jumlah penduduk kecamatan Sawah Besar dan 51.008 perempuan atau
50,6 persen dari seluruh jumlah penduduk kecamatan Sawah Besar dengan
kepadatan rata-rata 23.944 jiwa per km². Sebagian besar mata pencaharian
penduduk bergerak dibidang pemerintahan dan jasa-jasa kemudian perdagangan,
industri pertanian dan angkutan umum.18
Secara administrasi, kecamatan sawah besar terbagi menjadi 5 kelurahan.
dan untuk mempermudah koordinasi dan pemantauan, setiap keluarahan dibagi
menjadi beberapa rukun warga (RW) dan rukun warga terbagi menjadi beberapa
rukun tetangga (RT). Adapaun kecamatan Sawah Besar memiliki 49 RW dan 598
RT. Pada tahun 2015, terdapat 147.794 penduduk. Kelurahan Mangga Dua
Selatan memiliki RT,RW dan rumah tangga terbanyak yaitu 13 RW,167 RT dan
34.321 penduduk adapun terendah adalah keluarahan Gunung Sahari Utara yaitu 7
RW, 99 RT dan 19.651 penduduk.19
Indonesia merupakan negara yang berlandaskan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, kecamatan Sawah Besar yang dihuni oleh berbagai macam
suku dan ras tentu memiliki agama yang pastinya beragam. Ada 5 Agama yang
diakui oleh Negara antara lain: Islam, Kristen, Protestan, Katholik, Hindu dan
Budha. Adapun jika dilihat dari kondisi kegamaan dari badan statistik untuk
kecamatan Sawah Besar20
,sebagai berikut:
17
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR-
DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 22:50 WIB. 18
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR-
DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 23:15WIB.. 19
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR-
DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 23:24 WIB.. 20
http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama,
diakses tanggal 25 November 2016, 23:00 WIB.
26
Tabel 2.1
Jumlah penganut agama di Kecamatan Sawah Besar
AGAMA PENGIKUT
ISLAM 78.110/Orang
KRISTEN 22.852/Orang
KATHOLIK 11.532/Orang
HINDU 987/Orang
BUDHA 18.401/Orang
KHONGHUCU 33/Orang
Dapat terlihat dari jumlah pengikut agama yang tertera diatas penganut
agama Islam di kecamatan Sawah besar memiliki jumlah yang paling banyak,
penganut agama islam ini merupakan penganut agama tertinggi di Kecamatan
Sawah Besar dibanding dengan 4 (empat) agama lainnya.
Kondisi penganut agama diatas sangat mempengaruhi bagaimana kondisi
suatu yayasan berada serta dampaknya bagi masyarakat sekitar atas berdirinya
Yayasan Haji Karim Oei. Apabila ada di dalam suatu wilayah yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, itu berarti akan memudahkan yayasan tersebut
menjalankan kegiatan yang diselenggarakan setiap minggu, tahun serta kegiatan
insidentalnya, karena diharapkan umat Islam dapat menerima kehadiran dan dapat
memberikan konstribusinya atas Yayasan Haji Karim Oei yang berada ditengah-
tengah mereka. Kondisi demikian akan sangat membantu untuk sebuah yayasan
yang lebih mengembangkan agama Islam di wilayah tersebut misalnya
mengadakan salat berjamaah lima waktu, pengajian dan memberikan informasi-
informasi seputar Islam terhadap keturunan Cina.
27
C. Tokoh-Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei
Pendirian Yayasan Haji Karim Oei tidak terlepas dari peran serta beberapa
tokoh agama maupun para hartawan dan dermawan yang ikut berperan aktif
dalam pembangunan Yayasan Haji Karim Oei, baik dalam bentuk sumbangan
moril maupun materil. Salah satu tokoh yang mempunyai pemikiran dan gagasan
dalam pendirian Yayasan Haji Karim Oei di kawasan pecinan kecamatan Sawah
Besar ini adalah bapak Junus Jahja, seorang mualaf keturunan Cina yang
menggencarkan informasi Islam untuk keturunan Cina dan membuat wadah untuk
aksinya tersebut.21
Menurut keterangan Bapak Ali Karim Oei selaku anak kandung dari Haji
Karim Oei, Junus Jahja selalu membujuk untuk mendirikan yayasan yang
mengatas namakan ayahnya, setelah sekian lama dipikirkan maka pada tahun
1991 berdirilah Yayasan Haji Karim Oei dengan status kontrak ruko di kawasan
pecinan. para tokoh pendiri dengan berdirinya di ruko kawasan pecinan tersebut
dijadikan tempat berdirinya yayasan yang bergerak karena niatnya sama jadi
Yayasan Haji Karim Oei ini ingin memberikan informasi islam itu kepada orang-
orang Cina yang selama ini orang Islam tidak banyak berdakwah kepada
mereka.22
Adapun penamaan yayasan menjadi Yayasan Haji Karim Oei. Atas saran
Junus Jahja salah satu pendiri yang berkeinginan untuk mendirikan lembaga Islam
yang memberikan informasi kepada keturunan Cina dan diberinya nama Haji
Karim Oei, menurut keterangan penulis dapatkan dari Ali Karim Oei selaku
pimpinan yayasan Haji Karim Oei:
“penamaan yayasan Haji karim Oei karena Haji Karim Oei adalah tokoh aneh dia Cina,
tapi nasionalismenya tinggi, dia Cina, dia beragama bener, dia pemimpin Muhammadiyah
di sumatera selatan, dan pengusaha sukses. Dia mendirikan BCA. Nah kita memakai
nama itu, kata junus jahja buat menciptakan karim oei,karim oei baru. Cina-cina itu
21
https://tirto.id/junus-jahja-tionghoa-nasionalis-petinggi-mui-cnfm, diakses tanggal 29 oktober 2017, 22:03 WIB.
22H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017
28
supaya beragama islam, dia mempunyai nasionalismenya yang tinggi dan penguasaha
sukses”.23
Dengan harapan dinamakan Yayasan Haji Karim Oei tersebut maka lahir Karim
Oei-Karim Oei yang baru.
Salah satu pendiri Yayasan Haji Karim Oei yaitu :
Nama Lengkap : Junus Jahja (Lauw Chuan To)
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 April 1927
Pendidikan : pada tahun 1949 Tamat pendidikan sekolah
Belanda/HBS, melanjutkan di Universiteit Van Rotterdam dan meraih gelar Drs.
Pada tahun 1959.
Pengalaman-pengalaman :
Pada tahun 1951, saat kuliah di Belanda ia aktif di PPI.
Pada tahun 1974 diangkat menjadi anggota Badan Komunikasi Penghayatan
Kesatuan Bangsa (Bakom-PKB) untuk daerah DKI Jakarta.
Pada tahun 1980 ia menjadi anggota MUI.
Pada tahun 1981 menjadi ketua dari Yayasan Ukhwah Islamiah.
Ketua lembaga pengkajian pembauran dan penasihat Pembina Iman Tauhid
Islam (PITI: dulunya perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia).
Pada tahun 1988 mendirikan Parpindo (Partai Pembauran Indonesia)
bersama Jusuf Hamka.
Pendiri Yayasan Haji Karim Oei dan menjadi sekretaris yayasan di tahun
1991
Dimasa Presiden Bj. Habibie dari tahun 1998-2003, ia menjadi anggota
DPA dan mendapat anugrah Bintang Mahaputera Utama No.080/TK/1998
tertanggal 13 Agustus 1998.
1960 menulis di majalah Star weekly tentang gerakan Asimilasi.
23
H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017
29
Dan menulis bukut antara lain Catatan seorang WNI (1988) dan Peranakan
Idealis (2000).24
Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni :
Nama Lengkap : Ali Karim Oei
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Juli 1956
Pendidikan :
SD Negri Menteng
SMP negri 4 Jakarta
SMA 24 Jakarta
Dan melanjutkan Kuliah S1 di Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Pengalaman-pengalaman :
Bendahara di Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pendiri Yayasan Haji Karim Oei.
Pendiri Yayasan Sultan Hasanuddin.25
Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni:
Nama Lengkap : Sri Edi Swasono
Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 16 September 1940
Pendidikan :
TK Tulungagung, Ngawi, Solo (1945-1947)
Lulus SMP II Solo (1955)
Lulus SMA IV Solo (1958)
24
Sam Setyautama, Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, (Jakarta: KPG, 2008),
h.159 25
H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017
30
Dan melanjutkan Kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di
tahun 1963
Kemudian melanjutkan studi S2 di University of Pittsburgh mendapat
gelar MPIA (1966)
Lalu dilanjutkan studi S3 di Universtias yang sama dengan meraih P.hD
(1969), Pengalaman-pengalaman :
Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ilmu Kopeerasi (1987).
Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (1988).
Dewan Pembina Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1991).
Anggota Ikatan Peminat dan Ahlo Demografi (IPADI).
Pengajar di SESKOAD (1971).
Pengajar pada SESKOGAB/SESKOABRI (1972).
Pengajar pada Lemhanas (1973).
Staf Pengajar tetap (Guru Besar) pada Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (1961).26
Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni :
Nama Lengkap : Ali Yafie
Tempat Tanggal Lahir : Donggala, 1 September 1926
Pengalaman-pengalaman:
Ketua Dewan Penasehat ICMI.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad Pare-Pare (1947).
Badan Penasihat Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1999).
Rais „Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1991-2000).
Ketua Yayasan Pengurus Perguruan Tinggi AS-Syafiyah.
Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) tahun 1990-2000.
Badan Penasihat Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1999).
Anggota Dewan Riset Nasional (BDN).27
26
https://tokoh.id/tokoh/direktoris/sri-edi-swasono/, diakses tanggal 26 September 2016,
15:53WIB. 27
https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/ali-yafie/, diakses tanggal 24 September 2016, 16:33
WIB
31
D. Profil Yayasan Haji Karim Oei
1. Visi Misi Yayasan
Pada umumnya sebagai organisasi atau lembaga lainnya, Yayasan Haji
Karim Oei juga memiliki Visi dan Misi yang dipegang teguh oleh para
pengurusnya. Berikut visinya antara lain:28
Dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa kita itu saling menghargai satu sama
lain, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah al-Hujuraat ayat 13, berikut :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dalam Al Qur‟an dinyatakan bahwa sesama muslim itu saudara,
sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Hujuraat ayat 10,berikut :
“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat”
“Orang yang benar-benar Muslim harus cinta tanah air dan cinta pribumi”
(H.Abdul Karim Oei dalam Tempo, 23 Februari 1973).
28
Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara
Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta), Skripsi,
(Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h.46.
32
33
1. Makna kubah masjid
Makna kubah masjid adalah melambangkan tempat ibadah agama
Islam untuk melaksanakan salat dan kegiatan Islam lainnya.
2. Makna kepala seseorang yang memakai peci
Makna kepala seseorang yang memakai peci adalah seseorang
yang sedang salat pada tahiyyat terakhir ketika mengucapkan
salam terakhir
3. Makna warna kuning
Makna warna kuning yang ada di seseorang memakai peci adalah
kata dari Oei, karena arti dari Oei sendiri adalah Kuning
4. Makna lingkaran yang didalam kubah masjid
Makna lingkaran yang didalam kubah masjid adalah didalam
kubah masjid seperti celengan diartikan tabungan untuk akhirat
5. Makna garis warna hijau
Makna garis warna hijau adalah garis tersebut berjumlah Sembilan
mengartikan walisongo dan warna hijau itu diartikan perdamaian.
6. Tulisan “Yayasan Haji Karim Oei”
Yakni menunjukkan sebutan bagi sebuah nama yayasan tersebut
dengan dipilih warna hijau sebagai arti perdamaian.30
3. Struktur Kepengurusan Yayasan Haji Karim Oei
Diresmikannya Yayasan Haji Karim Oei sebagai Yayasan yang berbadan
hukum pada tahun 1991, maka dibentuklah stuktur yang terdiri dari Pembina dan
pengurus bertujuan untuk menjadikan Yayasan Haji Karim Oei lebih
terorganisir.Sehingga jangka waktu kepengurusan di Yayasan Haji Karim Oei
tidak memiliki jangka waktu tertentu dalam struktur kepengurusan, mekanisme
jika diperlukan pergantian pengurusanpun dilakukan apabila jika dari pengurus
yang menjabat itu ada yang meninggal dunia, mengundurkan diri ataupun hasil
rapat tahunan yang diadakan oleh yayasan setiap tahunnya lalu untuk pengesahan
susunan kepengurusan yang ada akan dilakukan oleh notaris dan orang-orang
30
H.M. Ali Karim, SH , ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017.
34
yang terpilih untuk menandatanganinya sebagai pengurus Yayasan Haji Karim
Oei. (Struktur Yayasan Haji Karim Oei dari masa ke masa: terlampir di Lampiran
15).
E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei
Semakin lama Yayasan Haji Karim Oei semakin berkembang, saat ini
sudah ada dua bangunan yang dijadikan satu yang menjadikan ruangan lumayan
luas untuk menopang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji
Karim Oei adapun perkembangan yayasan Haji Karim Oei sebagai berikut :
A. Sertifikat Mualaf
Masjid besar di Indonesia biasanya dapat memberikan sertifikat mualaf
resmi sebagai bukti bahwa calon mualaf telah menjadi Mualaf dan untuk
sertifikat Mualaf ini menjadi penting terutama untuk para mualaf yang nantinya
berniat menikah secara resmi melalui Kantor Urusan Agama (KUA) karena kantor
urusan agama memberlakukan persyaratan tentang adanya Sertifikat Mualaf ini
untuk pasangan bakal menikah yang sebelumnya berbeda agama, agar kantor
urusan agama juga dapat menerbitkan buku nikah.31
Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei didalam mengeluarkan sertifikat
mualaf itu memiliki beberapa proses, Menurut ibu Anna selaku sekretaris harian
Yayasan Haji Karim Oei ini memiliki dua periode mengislamkan yakni 1991
sampai dengan 1996 dan tahun 1997 sampai dengan saat ini. pada periode pertam,
calon mualaf yang mau masuk Islam itu tidak dilakukan di Yayasan Haji Karim
Oei walaupun warga yang ingin masuk Islam banyak yang datang dan mencari
informasi tentang Islam di Yayasan Haji Karim Oei. Selama lima tahun itu
pengislaman dilakukan dengan merujuk ke masjid Agung Sunda Kelapa agar
dapat sertifikat mualaf karena ditahun itu Yayasan Haji Karim Oei belum dapat
mengeluarkan sertifikat mualaf sehingga pembukuan mengenai jumlah dan nama
31
http://www.sajadalife.com/index.php/sajada-news/189-mendapatkan-sertifikat-mualaf-di-masjid, diakses tanggal 07 November 2017, 23:16 WIB.
35
para mualaf yang masuk Islam pada periode pertama juga tidak tercatat dalam
arsip yayasan. karena banyak permintaan dari masyarakat untuk dilakukan
pengislaman di Yayasan Haji Karim Oei dan yayasan bisa memberikan sertifikat
mualaf atas nama Yayasan Haji Karim Oei maka barulah diperiode kedua ini
tahun 1997 sampai saat ini dilakukan proses pengucapan syahadat di yayasan dan
mendapatkan sertifikat dari Yayasan Haji Karim Oei.32
Adapun berikut table
jumlah orang yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai dengan 2016
:
Tabel 4.1.
Jumlah yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai dengan 201633
TAHUN PRIA WANITA JUMLAH
1997 67 39 106
1998 62 21 83
1999 39 15 54
2000 36 15 51
2001 25 19 44
2002 35 7 42
2003 20 7 27
2004 23 7 30
2005 13 9 22
2006 30 17 47
2007 42 14 56
2008 50 11 61
2009 64 17 81
2010 54 25 79
32
Hj. Kirbrandiana, pengurus yayasan haji karim oei dari tahun 1991sampai dengan
sekarang, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 September 2017. 33
Arsip Yayasan Haji Karim Oei (Di Lampiran nomer 13)
36
2011 58 19 77
2012 46 25 71
2013 43 21 64
2014 49 17 66
2015 60 28 88
2016 46 25 71
Maka pada tahun 1997 Yayasan Haji Karim Oei bisa memberikan
serfitikat mualaf dan melaksanakan pengislamannya di Yayasan. adapun syarat
calon mualaf yang sudah ditentukan oleh pengurus Yayasan Haji Karim Oei untuk
mendapatkan sertifikat mualaf yakni harus memiliki KTP dengan status agama
bukan Islam di kolom KTP kalau KTP calon mualaf sudah Islam pengurus
Yayasan Haji Karim Oei tidak akan memberikan sertifikat mualaf akan tetapi bisa
diadakan pengislaman di yayasan tanpa diberikan sertifikat mualaf dan syarat
yang terakhir yakni bersedia mengikuti pembinaan seperti mengikuti kegiatan-
kegiatan selama satu bulan di Yayasan Haji Karim Oei.34
B. Cabang - Cabang Yayasan Haji Karim Oei
Di tahun 1999 Yayasan Haji Karim Oei memiliki Perkembangan yakni
dengan mendirikan cabang di daerah-daerah salah satunya wilayah Bandung di
Jalan Tambalong Nomor 27, jadi bukan hanya di daerah Jakarta Pusat saja yang
dapat merasakan informasi-informasi Islam dari Yayasan Haji Karim Oei akan
tetapi dapat di rasakan diluar Jakarta Pusat karena menurut penuturan Bapak
Yusman ada dari jamaah Yayasan Haji Karim Oei yang ingin cabang yayasan ada
di daerah tempat tinggalnya sehingga di daerah Bandung, Cilacap, Cirebon dan
Tangerang sudah menjadi cabang-cabang dari Yayasan Haji Karim Oei. terkait
bentuk yayasan sendiri disetiap cabang itu berbeda-beda ada yang berupa hanya
yayasan dan ada juga yang mendirikan masjid. Seperti Masjid Lautze 2 di
34
Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017.
37
Bandung adalah contohnya yang memiliki kantor yayasan dan ada masjidnya juga
lalu ada juga di daerah Gading Serpong Tangerang salah satu masjid di komplek
perumahan dengan akhiran Kata Lautze yang diambil dan meminta izin ke
Yayasan Haji Karim Oei untuk dipakai nama Lautze. Adapun untuk pelaksanaan
kegiatan dan mekanisme kepengurusan dicabang itu semua diatur oleh daerah
masing-masing cabang Yayasan adapun pusat Yayasan Haji Karim Oei hanya
meresmikan saja.35
F. Faktor berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei
Sejak pertama kali berdiri yaitu tanggal 9 April 1991, Yayasan Haji Karim
Oei, memiliki peranan langsung dalam berdakwah di sekitar Jakarta khususnya
daerah Sawah Besar atau tepatnya di Pecinan, dengan berbagai macam kegiatan
yang diselenggarakan serta ikut andil didalam konsep pembauran bangsa
Indonesia dengan menghadirkan pembicara dari bebarapa tokoh nasional dan
para pendakwah yang mengambil bagian untuk memberikan motivasi dengan
bersama-sama memahami persepsi yang keliru tentang ajaran agama Islam sejak
zaman kolonial Belanda yang bertujuan memecah belah bangsa.
Yayasan Haji Karim Oei sampai saat ini masih berusaha terus
mengembangkan dan mewujudkan pengabdian kepada masyarakat khususnya
para mualaf yang sudah menjadi warga negara Indonesia, dengan pusat yayasan
di Jakarta tidak menutup kemungkinan untuk para mualaf yang datang dari
berbagai daerah bukan hanya Jabodetabek saja. Yayasan Haji Karim Oei selalu
berusaha menyempurnakan visi dan misinya dengan meningkatkan kualitas,fungsi
dan peranannya sebagai lembaga yang membina umat Islam khususnya para
mualaf.
Berdirinya Yayasan Haji Karim Oei dikarenakan adanya berbagai macam
faktor yang mendukungnya. Untuk mencapai yang di cita-citakan oleh para
pendiri yayasan serta menjaga keseimbangan Yayasan Haji Karim Oei diperlukan
dukungan dari berbagai pihak, karena tanpa adanya dukungan tersebut suatu
Yayasan Haji Karim Oei tidak dapat berjalan hingga saat ini, Untuk menjadi
35
Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19 September 2017.
38
yayasan yang besar,setiap yayasan tidak lahir begitu saja, melainkan berproses
sedikit demi sedikit dengan kurun waktu yang lama.
Grafik naik tidak selalu menandakan bahwa yayasan itu berkembang, akan
tetapi dengan mengalami pasang surut, oleh karena itu para pendiri yayasan
nampaknya memiliki peranan atas pasang surutnya sebuah yayasan. ada beberapa
faktor yang turut mendukung dalam melancarkan perkembangan Yayasan Haji
Karim Oei adalah :
1. Jamaah Yayasan Haji Karim Oei
Jamaah Yayasan Haji Karim Oei atau yang pernah melakukan ibadah di
Masjid Lautze, mereka yang menyerahkan bantuan dalam wujud dana, tenaga,
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Haji Karim Oei
dan aktif didalam kegiatan yang diselenggarakan.
2. Tokoh Muslim
Tokoh Muslim adalah orang yang dijadikan panutan dalam hal kehidupan
ataupun keilmuan, sebagai tokoh yang sangat berperan sekali di masyarakat dalam
perkembangan Yayasan Haji Karim Oei, yang memberikan ilmunya untuk jamaah
Yayasan Haji Karim Oei pada umumnya dan khusus bagi mualaf yang perlu di
bina dan diberikan motivasi sehingga menjadikan rasa simpati terhadap Yayasan
Haji Karim Oei seperti bapak B.J. Habibi yang bukan saja memberikan ilmunya
tetapi jauh lebih dari itu memberikan rukonya untuk menjadikan Yayasan Haji
Karim Oei ini berkembang.
3. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah DKI Jakarta yang
mengijinkan atas berdirinya Yayasan Haji Karim Oei di lingkungan pecinan, dan
juga memberikan bantuan berupa dukungan moril dan pembinaan melalui
kegiatan-kegiatan seperti bina mental untuk mualaf Yayasan Haji Karim Oei.
39
4. Wartawan
Wartawan adalah orang yang bekerja mencari segala informasi dan berita,
sehingga dengan di beritakan adanya Yayasan Haji Karim Oei di pecinan ini
menjadi magnet untuk para pengunjung datang ada yang hanya sekedar
mendokumentasikan, menggali informasi di kantor Yayasan dan sengaja
melaksanakan ibadah walaupu jarak tempat tinggal dan lokasi Yayasan Haji
Karim Oei jauh. Berkat informasi yang di beritakan oleh para wartawan baik cetak
maupun online itu memberikan rasa keingintahuan untuk mengunjungi Yayasan
Haji Karim Oei.
5. Memiliki identitas dan niat baik
Yayasan Haji Karim Oei memiliki identitas yang jelas menjadikan
yayasan ini memiliki dasar yang mana setiap yayasan didirikan itu modal
pertama adalah identitas, identitas Yayasan Haji Karim Oei dengan niat
baiknya yaitu memberikan informasi Islam terhadap keturunan Cina yang
bukan hanya di Jakarta akan tetapi di Indonesia mengembangkan yayasan
ini memiliki cabang yang ada di Bandung, Tangerang, Cilacap dan
Cirebon.36
36
H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 05 Oktober 2017
40
BAB III
KEGIATAN INTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN
DAMPAKNYA
A. Kegiatan Mingguan
1. Pengajian Mingguan
Yayasan Haji Karim Oei sering melakukan pengajian mingguan yang rutin
dilaksankan sebelumnya kegiatan ini dinamakan Cermin akronim dari Ceramah
Mingguan yang dirintis oleh Bapak Junus Jahja di tahun 1992.1
Pengajian mingguan ini diadakan setiap hari Minggu dan hanya sekali
dalam seminggu dengan waktu dimulainya dari pukul 11:00 WIB hingga waktu
Ashar atau sekitar 15:30 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat muslim baik
dari kalangan keturunan Cina maupun masyarakat sekitar. Banyak dari para
mualaf pria maupun wanita yang ikut serta dalam kegiatan ini, diantara para
jamaah pengajian mingguan juga banyak orang-orang yang sudah beragama Islam
sejak lahir yang ingin mendalami agama Islam maupun yang baru mengucapkan
kalimat sahadat. Untuk mengikuti pengajian Minggu ini bukan hanya sekitaran
yayasan saja yang datang tetapi banyak yang datang dari berbagai sejumlah
daerah luar Jakarta dan ini alasan mengapa hari Minggu dijadikan hari untuk
kegiatan pengajian mingguan alasannya mempermudah orang-orang yang diluar
Jakarta untuk hadir serta hari minggu inilah biasanya libur dari rutinitas kerja
karena sebagian dari orang-orang yang ikut pengajian mingguan yayasan
memiliki hari Minggu sebagai waktu luang.
Kegiatan pengajian mingguan diadakan dengan dua sesi, sesi pertama itu
biasanya di isi dengan ceramah-ceramah dan sesi kedua di isi dengan pembinaan
mualaf. Kegiatan ini merupakan pembinaan serta pengisian pengetahuan bagi para
mualaf yang datang tentang dasar-dasar agama Islam. Adapun hal-hal yang dibina
dan diajarkan adalah seputar tata cara hidup seorang muslim dan tata cara salat,
1 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.329.
41
dengan contoh mengenai hal apa saja saja yang diperbolehkan dan dilarang
didalam agama Islam serta berbagai pengetahuan dasar tentang Islam.
2. Lingkaran Kecil
Kelompok Kecil merupakan salah satu kegiatan yang biasa di lakukan
setiap minggunya di jam 13:00 WIB sampai dengan waktu salat Ashar, kegiatan
ini biasanya mempunyai satu pendamping dalam lingkaran kecil hal ini seorang
mualaf yang sudah lama masuk Islamnya dan beberapa orang mualaf yang baru di
Yayasan Haji Karim Oei, seperti penuturan salah satu pengajar/pendamping di
Yayasan Haji Karim Oei yang penulis temui menyatakan bahwa:
“saya bilang lingkaran kecil karena memang tidak ada pembelajaran khusus karena di
sesuaikan oleh masing-masing orang, individu yang dateng itu kebutuhannya beda-beda
ada yang belum masuk Islam hanya sekedar maksudnya pacarnya mungkin muslim tapi
dia cuman mau tanya-tanya aja boleh gitu, tapi ada yang masuk Islam baru masuk Islam
dia mau belajar mungkin belajar wudu baru mau belajar salat silakkan, ada yang mungkin
udah agak lama Islamnya dikit oh saya pengen bisa baca quran hayuk belajar iqro gitu,
jadi kebutuhan setiap orang yang dateng kesini beda-beda”.2
Maka dari itulah lingkaran kecil muncul, apabila ada yang ingin belajar
baca Quran Yayasan Haji Karim Oei menyediakan metode Iqro‟ untuk di
gunakan. berkat lingkaran kecil juga para mualaf yang tadinya tidak sudah bisa
membaca al Quran dan menulis Arab serta tidak dapat salat maka seiring
berjalannya proses dapat dipelajari secara pelan-pelan. Seperti Bapak Naga yang
merupakan salah satu mualaf keturunan Cina dari Kabupaten Tangerang yang
mana beliau juga melakukan pengislaman di Yayasan Haji Karim Oei.
Menuturkan Bahwa sebelumnya bapak Naga dateng ke Yayasan itu di tahun 2000
tidak mengerti apa itu Islam ? dan bagaimana tata cara beribadah dengan
seringnya hadir dan ikut kegiatan, semua itu bisa dipelajari di yayasan dari nol
sehingga saat ini Bapak Naga merupakan menjadi salah satu tenaga pengajar di
2 Hj. Hevi Wirda Han Hai Lie, pengajar dan pendamping Yayasan Haji Karim Oei dari
tahun 1996 sampai dengan sekarang,Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 08
Oktober 2017.
42
Yayasan Haji Karim Oei.3 Karena mungkin yang ada dilingkaran kecil ini hampir
mayoritas adalah mualaf keturunan Cina maka itu membuat suatu ciri khas
tersendiri, laih halnya ceritanya ketika penulis menemui Bapak Ruli ini yang
sudah mengikuti beberapa kegiatan pembinaan untuk mualaf dari berbagai macam
tempat, akan tetapi di tahun 2000 ketika diberitahu oleh temannya ada Yayasan
yang memang mayoritas keturunan Cina, beliau tertarik untuk melihat bagaimana
dan apa aja kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Yayasan Haji Karim Oei,
sehingga saat ini beliau sudah 17 tahun mengabdi di Yayasan Haji Karim Oei.
Karena Bapak Ruli juga berharap kedepannya Yayasan Haji Karim Oei ini dapat
menjadi lembaga pendamping hukum yang menangani kasus-kasus hukum seperti
pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa para jamaah
Yayasan Haji Karim Oei.4
B. Kegiatan Tahunan
1. Pembagian hewan kurban Masjid Lauzte
Setiap hari raya Idul Adha kegiatan ini biasa dilakukan oleh Yayasan Haji
Karim Oei dengan mengadakan pembagian hewan kurban untuk sekitar yayasan.
Adapun alasan tidak dipotongnya hewan kurban di Yayasan adalah karena bau
yang ditinggalkan masih sangat menyengat dan menyebar kemana-mana. Terlebih
bekas penyembelihan sangat sulit dihilangkan dan lingungan Yayasan Haji Karim
Oei merupaka area pertokoan dan perkantoran yang mana baunya dapat
menganggu masyarakat sekitar, jadi pengurus masjid Lautze menyerahkan
pemotongan hewa kurban di pusat penjegalan daerah cakung setelahnya sampai di
masjid, hewan kurban yang sudah dipotong-potong dan dibungkus dengan plastik
pengurus Yayasan Haji Karim Oei menyerahkan langsung kepada RT dan RW
setempat.5
3Naga Funadi, mualaf yang di Islamkan di Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara
Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19 September 2017. 4Ruli, Mualaf di Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah
Besar, Tanggal 06 Juni 2017. 5Joko Nugroho. “Masjid Lautze Kurbankan 17 Kambing dan Satu Sapi”, dalam surat
kabar Harian Indonesia Business Today, 09 Desember 2008, h.6.
43
2. Buka Puasa Bersama Mualaf
Bulan Ramadhan merupakan sangat penting bagi Yayasan Haji Karim Oei
yang dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kegiatan Pada saat bulan puasa
rutinitas yang dilakukan oleh Yayasan Haji Karim Oei yaitu mengadakan acara
buka puasa bersama yang berlangsung di hari Sabtu, begitu juga dengan
dilanjtkan salat tarawih berjamaah juga dilakukan setelah acara buka puasa
bersama. Hari Sabtu dipilih karena pada saat itulah mualaf keturunan Cina lebih
dapat meluangkan waktu mereka untuk datang ke yayasan Haji Karim Oei.
Adapun susunan kegiatan yang dilaksanakan buka puasa bersama dibulan
Ramadhan yakni dimulai dengan Ashar Jamaah di masjid Lautze setelah itu
tadarus bersama di masjid dengan membuat lingkaran kecil. Setelah itu ketika
sudah waktunya berbuka para jamaah Yayasan Haji Karim Oei dan warga sekitar
ikut serta melakukan kegiatan buka bersama . Selain itu ada yang unik didalam
pelaksanaan terawih di Yayasan Haji Karim Oei ini yakni menurut keterangan
yang penulis dapat dari ibu Ana merupakan salah satu pengurus dari Yayasan Haji
Karim Oei selaku Sekretaris di yayasan. pelaksanaan terawihnya dengan
memberikan kesempatan para mualaf untuk menjadi imam salat terawih jadi dua
rakaat selesai maka diganti imam salatnya dengan para mualaf yang hadir, itu
merupakan dari wujud dari memberikan pelajaran dan pemantapan kepada para
mualaf untuk berani tampil dan mau belajar walaupun bacaan surah didalam
salatnya ada yang salah.6
6 Hj. Kirbrandiana, pengurus yayasan haji karim oei dari tahun 1991sampai dengan
sekarang, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 September 2017.
44
C. Kegiatan Insidental
1. Pengislaman
Yayasan Haji Karim Oei memiliki wadah untuk melakukan pengislaman
untuk non muslim yang berada di Jakarta Pusat, kegiatan pengislaman ini biasa
dilakukan di hari Jumat atau hari Minggu dengan alasan waktu tersebut Yayasan
Haji Karim Oei ramai di kunjungi masyarakat sehingga masyarakat dapat
menyakasikan proses pengislaman dan juga masyarakat dapa menjadi saksi bagi
calon mualaf yang hari itu melakukan pengislaman di lantai satu masjid Lautze.
Namun kesemua hari itu dikembalikan lagi dengan kesediaan calon mualaf
namun biasanya pengurus yayasan memberikan pilihan karena proses
pengislaman menurut bapak Yusman selaku Humas Yayasan Haji Karim Oei ada
beberapa tahap seseorang calon mualaf itu untuk diislamkan dari mulai dari
proses wawancara oleh pengurus yayasan seputar pemantapan untuk menjadi
seorang muslim karena biasanya calon mualaf akan sering bolak-balik ke yayasan
bukan hanya sekali saja, ketika sudah mantap untuk menjadi seorang mualaf maka
barulah pemilihan hari proses pengislaman.7
Selama Yayasan Haji Karim Oei berdiri sudah banyak mualaf-mualaf
yang melakukan pengislamannya di yayasan dari berbagai macam alasan,
sebagaimana penuturan pak Ali Karim, ada beberapa alasan orang-orang
keturunan Cina untuk masuk Islam diantaranya adalah perkawaninan serta
lingkuan setempat yang mayoritas teman-temannya muslim.8 Akan tetapi, jika
dilihat lebih banyak mana maka para mualaf keturunan Cina yang berpindah ke
agama Islam lebih banyak disebabkan karena faktor perkawinan dengan
masyarakat sekitar.9
7 Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017. 8H.M. Ali Karim, SH , ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017.
45
BAB IV
KEGIATAN EKSTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN
DAMPAKNYA
A. Kegiatan dengan lembaga Islam
1. Teras Sehat Baznas Mask Masjid Lautze
Teras sehat merupakan salah satu kegiatan yayasan dalam bidang sosial
yang dilaksanakan pada tahun 2016 di bulan maret sampai saat ini dalam rangka
meringankan beban masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei yang kurang
mampu itu dapat terbantu didalam segi kesehatannya. Kegiatan ini atas kerja sama
dengan lembaga zakat yaitu Baznas yang berada di Jakarta yaitu rumah sehat
Baznas Sunda Kelapa. Dengan jadwal di hari selasa setiap minggunya para
masyarakat sekitar sudah berkumpul di sekitaran yayasan dengan suka rela
mengantri yang diadakan pemeriksaan serta daftarnya di lantai dua Yayasan Haji
Karim Oei, Baznas yang mengutus Dokter Iqbal untuk bertugas di teras sehat
Yayasan Haji Karim Oei ini biasanya dibantu oleh pengurus-pengurus Yayasan
Haji Karim Oei dengan mekanisme Dokter Iqbal yang memberikan resep lalu
pengurus dari yayasan Haji Karim Oei yang akan memberikan obatnya dengan
tetap diawasi oleh Dokter Iqbal.1
Kegiatan ini tidak dipungut biaya cukup membawa fotocopy kartu tanda
penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta surat keterangan tidak mampu dari
RT/RW dan termasuk penerima zakat. Untuk pasein yang belum mempunyai
kartu anggota/yang belum terdaftar adapun yang sudah punya tinggal
membawanya karena data pasein biasanya sudah ada di dokumen yang telah
disimpan dengan begitu para pasein dapat menggunakan layanan teras sehat ini
1 Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi
Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017.
46
tanpa biaya, waktu operasional dua jam yakni dari jam 10:00 pagi sampai dengan
12:00 siang disetiap hari selasa.
B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei Bagi Masyarakat Sekitar
Yayasan Haji Karim Oei tidak menutup diri dari berbagai kalangan
masyarakat untuk ikut serta didalam kegiatan yang diselenggarakan, karena fungsi
yayasan sendiri salah satunya adalah menyebarkan informasi Islam seluas-
luasnya. Akan tetapi karena kebutuhan mualaf itu berbeda. Seperti penuturan dari
salah satu pengajar yang penulis temui di Yayasan Haji Karim Oei yakni Ibu Hevi
sudah mengabdi di Yayasan Haji Karim Oei 21 Tahun sebagai berikut :
“untuk masyarakat sekitar kitakan memang berbaur jadi pengajian yang hari minggu/hari
ahad jam 11 siang itu adalah bentuknya, kalau ngomongnya dulu cermin ya ceramah
mingguan itu memang gabungan artinya buat umum, siapapun boleh hadir, termasuk
sekitar lingkungan masjid lautze. tapi yang saya bilang lingkaran kecil itu memang kita
mengkhususkan tapi sebenarnya tidak mualaf aja si tapi bagi orang-orang yang bener-
bener serius mau belajar pasti kita ajarkan juga jadi dalam belajar engga pernah
membeda-bedakan cuman memang kalau untuk mualaf pasti berbeda gitu ya, seperti itu”.
2
Maka penulis hanya dapat menemui bidang dakwah dan bidang sosial
yang memiliki dampak untuk eksternal Yayasan Haji Karim Oei. Adapun
ekternal adalah masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei didalam hal ini
warga kecamatan Sawah Besar yang ikut serta didalam kegiatan Yayasan Haji
Karim Oei.
2 Hj. Hevi Wirda Han Hai Lie, pengajar dan pendamping Yayasan Haji Karim Oei dari
tahun 1996 sampai dengan sekarang,Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 08
Oktober 2017.
47
Bidang Dakwah
Pengertian dakwah secara etimologis adalah panggilan, seruan, ajakan
yang berasal dari bahasa Arab yaitu isim masdar dari kata da‟aa yad‟u-da‟wah.
Sedangkan menurut istilah, dakwah yaitu setiap kegiatan yang menyeru,
mengajak dan memanggil orang untuk beriman kepada Allah sesuai dengan garis
aqidah, syari‟at dan ahlak islamiyah. Adapun tujuan utama dakwah adalah
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat yang
diridhoi oleh Allah sesuai dengan segi bidang masing-masing.3
Dakwah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode yang bermacam-macam dan dilaksanakan oleh perorangan, sekelompok
komunitas dan masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung sejak dunia ini
berkembang. Yayasan Haji Karim Oei sebagai lembaga tertua yang sudah ada
dan mengakar di masyarakat Indonesia, tentunya memiliki dampak yang cukup
besar dalam kehidupan beragama bagi para mualaf, Yayasan Haji Karim Oei
sebagai tempat informasi bagi orang yang bukan beragama Islam untuk lebih
mengenal Islam dari sudut pandang yang berbeda. Adapun kegiatan dakwah
Yayasan Haji Karim Oei Pengajian Mingguan ini memang dibagi dua sesi yang
biasanya untuk masyarakat sekitar yayasan mengikuti sesi pertama yakni
pengajian-pengajian yang di isi oleh para ustadz dan ustadzah yang biasa di gilir
setiap minggunya, bertugas di minggu pertama itu Hj. Yayah Umayah, minggu
kedua Drs. H. Fefen Efendi dan minggu ketiga Bunda Lea dengan tema yang
diangkat biasanya seputar penguatan aqidah.4
Dengan hadirnya kegiatan pengajian mingguan ini menjadi sebuah wujud
bahwa Yayasan Haji Karim Oei tidak menutup diri untuk masyarakat sekitar,
bahkan ikut serta membantu menyebarkan ilmu tentang Islam seperti pengakuan
ibu Rosalina Romlah, sebagai berikut :
3 Dewan Redaksi Ensklopedia Islam, Ensklopedia Islam, (Jakarta : Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 1994), Cet ke-3, h.280-281. 4 Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta
Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017.
48
“banyak manfaatnya, bagus sekali bener deh.. yayasan sendiri terbuka, pokoknye
enak deh, sekarang dimana ada pengajian tiap habis ngaji begini banyak orang di kasih
makan di sediain makan, dimane ade yang kayak gitu, udah gitu udah engga ada iuran
yang macem-macem.. kan orang suka ada tuh pengajian ini buat anak yatim ini buat ini-
itu, kalau soal anak yatim mah gimane kita aja masing-masing, kalau emang kita niat mau
ngasih ya ngasih ama anak yatim. pake seragam-seragam juga engga boleh jadi kita mau
ngaji mau nuntut ilmu dateng engga di bebanin apa-apa jangankan pake seragam bayaran
aje engga paling kita mau ngisi tromol kalau engga ya engga”.5
Lalu dirasa manfaatnya juga oleh ibu Tati Herawati yakni masyarakat
Karang Anyar yang mengikuti pengajian mingguan sudah lima belas tahun, beliau
mengaku bahwa perkembangan yang dirasakan oleh nya adalah menjadi tahu
pejabat-pejabat negara yang datang sekedar memberi sambutan di pengajian
mingguan Yayasan Haji Karim Oei.6 Adapun ibu Sri Wagini berbeda lagi karena
baginya selama ia mengikuti pengajian mingguan ini jadi tahu bagaimana dalil-
dalil yang ada bukan karena alasan ikut-ikutan, karena ibu Sri Wagini mengaku
adalah Islam keturunan dengan mengikuti pengajian ini ia merasa lebih tau isi Al
quran.7
Adapun susunan acara pengajian mingguan ini yakni dimulai dengan
kegiatan ceramah dari pukul 11:00 WIB setelah acara Ceramah selesai, maka
dilanjutkan dengan salat Zuhur berjamaah yang diikuti oleh seluruh warga dan
pengunjung Yayasan Haji Karim Oei. Setelah salat zuhur berjamaah, para jamaah
pengajian mingguan dipersilakkan untuk mengikuti acara makan siang bersama
dengan model perasmanan yang disediakan di lantai tiga yayasan Haji Karim Oei.
5 Rosalina Romlah, jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang sudah lima belas
tahun lebih, Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017. 6Tati Herawati, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang sudah lima belas tahun,
Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017. 7Sri Wagini, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang baru tiga tahun,
Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017.
49
Bidang Sosial
Yayasan secara umum berdiri dan berkembang di tengah masyarakat,
dapat di katakan bahwa yayasan tersebut hidup dari masyarakat dan mengabdi
juga untuk masyarakat. Jadi yayasan memiliki basis sosial yang jelas, karena
hidup menyatu dengan masyarakat. Yayasan Haji Karim Oei tidak hanya sebagai
lembaga informasi saja tetapi juga sebagai lembaga sosial yang berusaha
memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan, khususnya dalam segi Agama.
Untuk itu Yayasan Haji Karim Oei sangat tanggap dengan itu semua , apalagi
dengan lokasi Yayasan Haji Karim Oei di tengah-tengah area pertokoan dan
perkantoran yang padat dengan para pekerja meskipun tidak semua beragama
Islam akan tetapi dengan hadirnya Yayasan Haji Karim Oei yang didalamnya ada
Masjid Lautze itu mempermudah warga sekitar area pertokoan dan perkantoran
untuk menunaikan kewajiban beribadahnya sebagai penganut agama Islam.
Yayasan Haji Karim Oei yang bekerjasama dengan Baznas telah
memberikan terobosan baru di tahun 2016 guna menjawab masalah sosial yakni
dalam aspek kesehatan, berkat kerjasama tersebut masyarakat sekitar sangat
terbantu. Sebagaimana keterangan yang penulis dapatkan dari Dokter Iqbal selaku
dokter yang memiliki tanggung jawab Teras sehat Baznas di masjid Lautze,
mereka sangat terbantu dalam hal kesehatan. Masyarakat sekitar yang tidak
memiliki biaya untuk berobat menjadi tidak perlu kesusahan dan pusing untuk
mendapatkan pengobatan sehingga awal dibukanya Teras sehat antusiasme
masyarakat yang datang sangat banyak bahkan yang bukan termasuk orang yang
tidak mampu dan bukan yang beragama Islam juga ikut serta berobat. Teras sehat
yang bekerja sama dengan Baznas ini mendapatkan respon yang baik dari
masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.8
Hal ini terbukti dari beberapa warga sekitar yang penulis temui untuk
diwawancarai. Masyarakat sekitar bersyukur dengan adanya Yayasan Haji Karim
Oei ada di tempat sekitar mereka tinggal. Adanya teras sehat Baznas ini
8 Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi
Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017.
50
membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu, seperti Ibu Rosmawati
berumur 57 tahun merupakan salah satu warga sekitar yayasan yang berstatus
janda memiliki penyakit darah tinggi sehingga mesti minum obat rutin yang
biasanya 2 minggu sekali datang guna berobat ke Teras sehat Baznas masjid
Lautze.9 Hampir semua warga sekitar yang kurang mampu berobat di Teras sehat
Baznas yang berada di Yayasan Haji Karim Oei ini, Berikut adalah jumlah pasien
yang penulis dapat dari arsip Yayasan Haji Karim Oei :
Tabel 4.1.
Jumlah Pasien Teras Sehat Baznas Masjid Lautze tahun 201610
BULAN PRIA WANITA ANAK-ANAK JUMLAH
Maret 24 52 5 81
April 14 51 7 72
Mei 23 43 3 69
Juni 14 30 2 46
Juli 13 12 2 26
Agustus 39 83 8 130
September 29 59 15 103
Oktober - - - -
November 20 78 21 119
Desember 12 37 4 53
9 Rosmawati, Pasein dari teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi
Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017. 10
Arsip Yayasan Haji Karim Oei , diakses pada tanggal 05 Oktober 2017
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian Penulis diatas berkenaan dengan perkembangan
Yayasan Haji Karim Oei yang berlokasi di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta
Pusat. Penulis dapat menyimpulkan skripsi ini sebagai berikut :
Di tahun 1991 adalah tahun dimana yayasan masih sangat sederhana
dengan posisi bangunan satu ruko yang berlantai empat. Pada tahun tersebut juga,
Yayasan Haji Karim Oei baru mulai mau berkembang dengan diadakannya
berbagai macam kegiatan dan menghadirkan tokoh-tokoh nasional untuk
mengenalkan adanya Yayasan Islam yang dipegang oleh keturunan Cina dan
hadirnya komunitas keturunan Cina yang muslim. Setelah itu, dari tahun ke tahun
Yayasan Haji Karim Oei mulai melengkapi keperluan untuk menopang kegiatan-
kegiatan yang sering diselenggarakan di Yayasan.
Maka di tahun 1994 diresmikan oleh bapak Prof. Dr. B.J. Habibie
bangunan Yayasan Haji Karim Oei yang ditahun itu juga Masjid Lautze dengan
menjadi dua bangunan ruko yang digabung jadi satu bangunan dengan luas lebih
leluasa untuk digunakan berbagai macam kegiatan-kegiatan yayasan. Masjid
Lautze yang berada di lantai paling bawah yayasan merupakan Masjid yang
menjadi ciri khas dari Yayasan Haji Karim Oei dan di Masjid Lautze juga
dijadikan pusat lokasi kegiatan maupun pusat lokasi perkumpulan mualaf
keturunan Cina.
Kemudian, pada tahun 1994-2016 Yayasan Haji karim Oei terus
berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan para mualaf. Hal
ini terbukti di tahun 1997 masyarakat sekitar yayasan ataupun diluar Yayasan Haji
Karim Oei dapat mengislamkan di yayasan dan dapat sertifikat mualafnya atas
nama Yayasan Haji Karim Oei karena sebelumnya Yayasan Haji Karim Oei hanya
menyalurkan ke Masjid Agung Sunda Kelapa. Serta di buatnya cabang di daerah-
daerah menjadikan Yayasan Haji Karim Oei tidak hanya di Jakarta. Dan ada juga
52
kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji Karim Oei untuk menjawab
kebutuhan jamaah Yayasan Haji Karim Oei bekerja sama dengan Rumah Sehat
Baznas Masjid Agung Sunda Kelapa melakukan pengobatan gratis untuk mereka
yang kurang mampu dilaksanakan di Yayasan Haji Karim Oei serta tersedianya
berbagai macam buku-buku mengenai pembauran di perpustakaan Yayasan Haji
Karim Oei.
Dalam penelitian studi ini menemukan bahwa, aktifitas kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji Karim Oei sangat baik dan mendapatkan
respon positif dari masyarakat sekitar maupun masyarakat diluar Jakarta, seperti
dalam bidang dakwah yakni kegiatan yang setiap minggu di adakan dihari minggu
yang awalnya cermin (ceramah mingguan) menjadi pengajian mingguan adapun
perbedaannya untuk cermin biasanya yang mengisi acara yakni para mualaf
Yayasan Haji Karim Oei yang bercerita kenapa bisa masuk Islam dan adapun
pengajian mingguan yang saat ini dilaksanakan adalah kegiatan yang diisi oleh
para ustadz-ustadzah. Yayasan Haji Karim Oei memiliki kegiatan-kegiatan yang
positif berbasis kemasyarakatan walaupun kebutuhan mualaf itu lebih banyak,
akan tetapi tidak menutup pintu untuk masyarakat ikut serta didalam kegiatan,
diantaranya adalah acara-acara keagamaan seperti kegiatan yang rutin yang
dilaksanakan yaitu pengajian mingguan yang di isi oleh ceramah-ceramah dan
pembelajaran tata cara beribadah.
B. Saran
Dengan adanya penelitian tentang Yayasan Haji Karim Oei ini, Penulis
ingin memberikan saran untuk pihak yang mendukung adanya penelitian tentang
Yayasan Haji Karim Oei,adapun saran-saran yang ingin Penulis berikan sebagai
berikut :
1. untuk perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar lebih
memperkaya sumber-sumber menengenai sejarah perkembangan
lembaga dakwah yang dimotori oleh keturunan Cina di Indonesia, baik
dalam cetakan buku maupun jurnal. Selain itu disediakan buku yang
53
berkenaan dengan tokoh-tokoh tionghoa di Indonesia, agar Penulis
maupun penulis selanjutnya mendapatkan sumber penulisan yang baik.
2. Untuk Yayasan Haji Karim Oei, diharapkan terus berinovasu dalam
memajukan dan meningkatkan kuliatas kegiatan-kegiatan yang di
selenggarakan dengan semangat cita-cita pendiri Yayasan Haji Karim
Oei yang terus hidup.selain itu, Yayasan Haji Karim Oei agar
menambahkan koleksi buku-buku yang berkenaan dengan sejarah
maupun biografi para pendiri yayasan, agar peniliti maupun penulis
selanutnya akan lebih baik dan mudah dalam mencari sumber
mengenai Yayasan Haji Karim Oei.
3. Untuk para pembaca skripsi ini, diharapkan dengan adanya penelitian
secara tertulis ini dapat memberikan informasi mengenai lembaga
Islam yang dimotori oleh keturunan Cina.
Demikian lah kesimpulan ini dibuat, dengan harapan agar penulisan ini
dapat memberikan mafaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya.
54
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdurahman, Dudung , Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2007).
Borahima, Anwar, Kebudayaan Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Prenada media,
2010).
DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998)
Dewan Redaksi Ensklopedia Islam, Ensklopedia Islam, (Jakarta : Ikhtiar
Baru Van Hoeve, 1994), Cet ke-3.
Gottschalck, Louis. Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Noto Susanto, (Jakarta:
Universitas Indonesia, Press, 2008).
HM, Zaenuddin , “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, (Jakarta: Ufuk Press,
2012).
Jahja, Junus, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993).
Jahja, Junus, Muslim Tionghoa : Kumpulan Karangan, (Jakarta: Yayasan Haji
Karim Oei, 1996).
Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi),
(Jakarta: Ceqda,Uin Syarif Hidayatullah. 2007).
Kartodidjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1992).
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT
Gramedia,1985)
Parsudi, Suparlan, Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa, (Jakarta:
YPKIK Press, 2005).
Ritzer, George, Handbook Teori Sosial, (Bandung: Penerbit Nusa Media,2012).
Setyautama, Sam, Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, (Jakarta: KPG,
2008).
Soeprapto, R., “Rentangan Pembangunan Jakarta”, (Jakarta:C.V. Cahaya
Makmur, 1987).
55
Soekanto , Soerjono. Sosiologi : Suatu Pengantar, (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2006).
Suryadinata. Leo. Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San
sampai Yap Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010).
Supramono, Gatot, Hukum Yayasan Di Indonesia,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Wehr, Hans, “Dictionary of Modern Written Arabic: Arabic-English” (Beirut:
Libraire Du Liban,1980).
Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa
(Jakarta:Teplok Press, 2016).
B. Surat Kabar dan Majalah
Anonim. “ 10 Tahun Masjid Lautze”, dalam Surat Kabar Harian Pelita, 11 Juli
2001.
Anonim. ”Karim Oei Tokoh Theere in One”,dalam surat kabar Nastional News a
friendly newspaper. No.78, 04 Oktober 2006.
Anonim. “Eksistensi Muslim Tionghoa di Indonesia ; Anak Bangsa yang Cinta
Damai dan kebersamaan”, Majalah Kartini No.2124, Oktober 2004.
Joko Nugroho. “Masjid Lautze Kurbankan 17 Kambing dan Satu Sapi”, dalam
surat kabar Harian Indonesia Business Today, 09 Desember 2008.
C. Internet
https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses tanggal 22
November 2016, 19:07 WIB.
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN-
-SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:16
WIB.
https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-
BESAR-DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016,
22:50 WIB.
http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama,
diakses tanggal 25 November 2016, 23:00 WIB.
56
https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/ali-yafie/, diakses tanggal 26 September 2016,
16:33 WIB.
https://tokoh.id/tokoh/direktoris/sri-edi-swasono/, diakses tanggal 26 September
2016, 15:53WIB.
http://www.sajadalife.com/index.php/sajada-news/189-mendapatkan-sertifikat-mualaf-di-masjid, diakses tanggal 07 November 2017, 23:16 WIB.
D. Wawancara
Wawancara kepada H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Pada 06
Juni 2017.
Wawancara kepada Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei,
Wawancara Pribadi, Pada 19September 2017.
Wawancara kepada Hj. Kirbrandiana, SekretarisYayasan Haji Karim Oei, pada 08
September 2017.
Wawancara kepada Naga Funadi, Tenaga Pengajar Yayasan Haji Karim Oei, Pada
19September 2017.
Wawancara kepada Ruli, Pelayan Informasi Yayasan Haji Karim Oei, Pada 06
Juni 2017.
Wawancara kepada Hj. Hevi Wirda Han Lie, Pengajar dan Pendamping di
Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017.
Wawancara kepada Andi Suryadi, Mualaf Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08
Oktober 2017.
Wawancara kepada Tati Herawati, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei,
Pada 08 Oktober 2017.
Wawancara kepada Sri Wagini, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei, Pada
08 Oktober 2017.
Wawancara kepada Rosalina Romlah, Jamaah Pengajian Yayasan Haji Karim Oei,
Pada 08 Oktober 2017.
Wawancara kepada Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid
Lautze, Pada 07 November 2017.
Wawancara kepada Rosmawati, Pasein dari teras sehat Baznas mask masjid
lautze, Pada 07 November 2017.
57
E. Skripsi dan Tesis
Ababil Nur Alam, Respon Jmaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan Haji
Krim Oei, Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015).
Media Pan Kharsyi, Peranan Pengurus Terhadap Perkembangan Yayasan Darul
Hikmah di Kabupaten Dharmasraya, Skripsi, (Padang:Universitas
Andalas Padang, 2011).
Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara
Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta),
Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2016).
Widiastuti , Nurarni. Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada
Masyarakat pada Masyarakat Cina Muslim, Tesis, (Depok: Universitas
Indonesia, 2009).
Mustopa. Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa Muslim di
Jakarta, Tesis, (Depok: Universitas, 2006).
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Lampiran 15 :
STRUKTUR PEMBINA DAN PENGURUS YAYASAN HAJI KARIM OEI
DENGAN AKTE NOTARIS H.AZHAR ALIA, SH., No.49 09-04-1991
Dewan Pembina
Prof. DR. Sri Edi Swasono,K.H. Ali Yafie, H.Sofyan
S.Tandjoeng, H.Yunan Helmi Nasution, SH., Drs.H.
Lukman Harun, Fahmi Idris, M.D.Rachman, Drs.H.
Junus Jahja, Muhammad Amid
Badan Pengurus
Ketua Umum H.M. Ali Karim, SH
Ketua I Drs.Fairus Lubis
Ketua II H. Ahmad Gozali Katianda, SH
Ketua III Endang Suhendi
Sekretaris Umum Bambang Wiwoho
Sekretaris I M. Ridwan Lubis Ir.Lubis
Sekretaris H.R. Sudrajat Brotokuntjoro
Bendahara Umum H. Suria, SE
Bendahara II H. Syarief Tanujaya
STRUKTUR PEMBINA DAN PENGURUS YAYASAN HAJI KARIM OEI
DENGAN AKTE NOTARIS MINTARSIH NATAMIHARDJA, SH., No.4
15-10-1993
Dewan Pembina Prof. DR. Sri Edi Swasono, Sekretaris Drs. Junus Jahja,
dengan anggota K.H. Ali Yafie, H. Sofyan Tandjoeng,
H.Yunan Helmi Nasution, SH., Fahmi Idris,
H.M.D.Rachman, H.Muhammad Amid
67
Badan Pengurus
Ketua Umum Drs.H. Lukman Harun dengan wakil ketua H.M. Ali
Karim, SH
Ketua I Drs.Fairus Lubis
Ketua II H. Ahmad Gozali Katianda, SH
Ketua III H. Endang Suhendi
Sekretaris Umum H. Bambang Wiwoho
Sekretaris I M. Ridwan Lubis Ir.Lubis
Sekretaris H.R. Sudrajat Brotokuntjoro
Bendahara Umum H. Suria, SE
Bendahara II H.M. Syarief Tanujaya, SH
PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT YAYASAN HAJI KARIM OEI
DENGAN AKTA NOTARIS HAJI SYARIF SIANGAN TANUDJAJA SH.,
No.01 01-07-1999
Badan Pendiri Prof. DR. Sri Edi Swasono, H. Marzuki Usman MS,
Drs.Junus Jahja, H.Bambang Wiwoho, Drs. Fahmi Idris,
Prof. H.M.Hembing Wijayakusuma, Drs. H.Fairus Lubis,
H.M. Ridwan Ibrahum Lubis, H.R. Sudradjat
Brotokuntjoro, H.Azroel Haroen, H.M.Ali Karim,SH.,
H.M. Syarif Siangan Tanudjaja, SH., H.M.Syafi‟I
Antonio, M.Sc
Badan Perintis
Yayasan
Drs.H. Lukman Harun (Alm), H. Sofyan Tanjung (Alm),
H.Yunan Helmi Nasution, SH (Alm), H. Ahmad Gozali
Katianda, SH (Alm), H. Endang Suhendi, H. Suria, SE,
H. Muhammad Amid
68
Badan Penasihat
Yayasan
Ketua K.H. Ali Yafie, Sekretaris H.Bambang Wiwoho,
dengan anggota Drs. H.M. Ridwan Ibrahum Lubis, H.R.
Sudradjat Brotokuntjoro, H.Azroel Harun
Badan Pengurus Yayasan
Ketua Umum Drs.Junus Jahja
Wakil ketua umum H.M. Ali Karim, SH
Ketua I Drs.Fairus Lubis
Ketua II H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc
Sekretaris Umum Ir.H. Surya Madya
Sekretaris H.M.Ongko Brawi Santoso Hoentoro (Robert Ongko)
Bendahara Umum H.M. Syarif Siangan Tanudjaja, SH
Bendahara H. Prana Tanjudin, SH
Anggota- Anggota H.Azhar Burhanuddin,SE., Drs.Wasitomo, Fauzi HS, Dr.
Wierianto Prasodjo, Ir.H.Syafei Arif, H.Adirsyah,
H.Nabhan, Semua Ketua Cabang (Ex Officio)
AKTA PENDIRIAN YAYASAN HAJI KARIM OEI AKTA NOTARIS SRI
SULASTRI ANGGRAINI, SH.MH., No.4 07-01-2011
Dewan Pembina Prof. K.H. Ali Yafie, Prof. DR. H. Din Syamsuddin, Prof.
H.M.Hembing Wijayakusuma, Drs. H.Fahmi Idris, Drs.
H.M.Ridwan Ibrahim Lubis, H.Bambang wiwoho
Pengawas Ketua Marzuki Usman, dengan anggota H.M.Syafi‟I
Antonio, M.Sc., K.H. Moehammad Zain
Badan Pengurus
Ketua Umum Drs.Junus Jahja
69
Wakil ketua umum H.M. Ali Karim, SH
Ketua Umar Al Fattah Lubis
Sekretaris Umum Ir. H.Surya Madya
Wakil Sekretaris
Umum
Azmi Ali Yafie
Sekretaris Anita A.Witjaksono
Bendahara Dra. Hj. Lina Liputri, Apt
Wakil Bendahara
Umum
Nova Agung Siswanto
BERDASARKAN RAPAT BADAN PEMBINA YAYASAN HAJI KARIM
OEI AKTA NOTARIS RETNO WAHYUNINGSIH SH., 08-12-2015
Dewan Pembina Prof. K.H. Ali Yafie, Prof. DR. H. Din Syamsuddin, Drs.
H.Fahmi Idris.SE,, Drs. H.M.Ridwan Ibrahim Lubis,
H.Bambang wiwoho
Pengawas Ketua Marzuki Usman. MA., dengan anggota
H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc., K.H. Moehammad Zain
Badan Pengurus
Ketua Umum H.M. Ali Karim, SH
Ketua I Umar Al Fattah Lubis
Ketua II Ir. H.Surya Madya
Sekretaris Umum Azmi Ali Yafie
Sekretaris Kristanti
Bendahara Umum Dra. Hj. Lina Liputri, Apt
70
Wakil Bendahara
Umum
Nova Agung Siswanto
Sumber : Buku Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa
(Jakarta:Teplok Press, 2016), h.358.
Lampiran 16 :
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan
masalah pada penelitian yang berjudul “Perkembangan Yayasan Haji Karim
Oei di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016”. Adapun pertanyaanya yang diajukan
dibedakan menjadi 3 (tiga), yang pertama pertanyaan wawancara terhadap
pengurus dan pengajar Yayasan Haji Karim Oei, yang kedua pertanyaan
wawancara terhadap para mualaf Yayasan Haji Karim Oei, dan yang ketiga
pertanyaan terhadap masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei. Berikut daftar
pertanyaan,antara lain :
A. Pertanyaan wawancara terhadap pengurus dan pengajar Yayasan Haji
Karim Oei
1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh bapak/ibu memperkenalkan
diri terlebih dahulu ?
2. Kenapa beridiri Yayasan Haji Karim Oei?
3. Kenapa dinamai Yayasan Haji Karim Oei?
4. Kenapa di Pecinan ?
5. Apa Visi dan Misi Yayasan ?
6. Apa Makna lambang Yayayasan Haji Karim Oei?
7. Apakah Faktor yang mendukung Yayasan berkembang?
8. Bagaimana Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei dari awal sampai saat
ini?
9. Bagaimana menurut bapak/Ibu tentang berdirinya yayasan ini ?
10. Kegiatan pengislaman, bagaimana untuk waktu teknis pelaksanaannya?
11. Untuk pengajian mingguan, bagaimana teknis pelaksanaanya ?
71
12. Bagaimana Pengajar bahasa mandari yang justru berasal dari pribumi dan
bahasa arab berasal dari keturunan cina, itu sebuah semangat pembauran ?
13. Proses sertifikat mualaf itu bagaimana ?
14. Dan untuk masyarakat sekitar yang Bapak/ibu lihat bagaimana?
B. Pertanyaan wawancara terhadap mualaf Yayasan Haji Karim Oei
1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh bapak memperkenalkan diri
terlebih dahulu ?
2. Bapak kenal Yayasan Haji Karim Oei dari siapa?
3. Boleh di ceritakan bapak proses masuk Islam bagaimana ?
4. Bagaimana menurut bapak tentang perkembangan Yayasan Haji Karim
Oei dengan kegiatan-kegiatannya yang diselenggarakan ?
5. Menurut bapak bagaimana dampaknya dengan berdirinya Yayasan Haji
Karim Oei ini ?
6. Pertanyaan wawancara terhadap masyakarat sekitar Yayasan Haji
Karim Oei
1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh Bapak/Ibu memperkenalkan
diri terlebih dahulu ?
2. Sudah berapa lama mengikuti pengajian mingguan di Yayasan Haji Karim
Oei ?
3. Tau adanya pengajian mingguan di Yayasn Haji Karim Oei ini darimana?
4. Ibu ikut kegiatan apa aja selain pengajian mingguan ?
5. Ibu sebagai warga asli sini, bagaimana menrutu ibu dengan adanya
yayasan haji karim oei ?
6. Bagaimana menurut Bapak/ibu perkembangan Yayasan Haji Karim Oei ini
?