skripsi - uin syarif hidayatullah jakarta official...

144
STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DISABILITAS DAKSA DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) OLEH : ALIF RIZKI MAULANA NIM : 11150510000077 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 10-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH DALAM

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK

DISABILITAS DAKSA DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG

PROVINSI BANTEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

OLEH :

ALIF RIZKI MAULANA

NIM : 11150510000077

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 3: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 4: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Alif Rizki Maulana

NIM : 11150510000077

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH DALAM

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK

DISABILITAS DAKSA DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG

PROVINSI BANTEN adalah benar merupakan karya saya sendiri

dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya

cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia

melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau

keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 16 Januari 2020

Alif Rizki Maulana

NIM 11150510000077

Page 5: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

i

ABSTRAK

Alif Rizki Maulana, 11150510000077, STRATEGI KOMUNIKASI

PENGASUH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

DIRI PADA ANAK DISABILITAS DAKSA DI YAYASAN

SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN, Umi Musyarrofah

M.A.

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan

yayasan tempat penyantunan dan rehabilitasi anak disabilitas

yang terlantar dan yang memiliki keluarga, yayasan berada di

Bintaro Tangerang Selatan. Agar sesuai dengan visi dan misi

Yayasan Sayap Ibu dibantu dengan tenaga kerja yaitu pengasuh, agar

anak mendapatkan hak yang sama dengan anak lainnya. Dalam

merawat dan mengembangkan kepercayaan diri anak disabilitas daksa

tentu tidak mudah pengasuh harus mempunyai strategi komunikasi agar

tujuannya tercapai.

Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaan penelitian.

Bagaimana Strategi Komunikasi yang digunakan Pengasuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Disabilitas Daksa di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?.dan pertanyaan minor Bagaimana

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi strategi komunikasi Pengasuh

dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Disabilitas Daksa di

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Perspektif yang digunakan adalah manajemen strategik milik

R. David Fred, yang mana dikemukakan ada tiga tahapan startegi yaitu,

Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi strategi.

Adapun konsep yang sesuai dengan teori adalah Onong Uchjana

Effendy (2008), yang menyatakan bahwa, Strategi komunikasi

merupakan paduan dan perencanaan komunikasi dan manajemen

komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. (Effendy, 2008 : 29).

Strategi Komunikasi Pengasuh merupakan perencanaan strategi

yaitu mengetahui kondisi anak disabilitas daksa faktor eksternal dan

internal yang akan dihadapi. Lalu implementasi strategi yaitu

menerapkan komunikasi persuasif, mengajak anak aktif seperti melukis,

menari, bermain, berkebun dan lain-lain. Selanjutnya evaluasi strategi

pengasuh mengubah cara berkomunikasi terhadap anak disabilitas

daksa agar anak dapat memahami dan mengikuti apa yang pengasuh

katakan.

Kata Kunci : Yayasan Sayap Ibu, Pengasuh, Strategi Komunikasi,

Disabilitas Daksa, kepercayaan diri

Page 6: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahminirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi

Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya, serta shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Anak Disabilitas Daksa di Yayasan Sayap Ibu

Cabang Provinsi Banten”. Penulisan skripsi ini merupakan tugas

akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada bidang komunikasi

dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Selanjutnya penulis juga ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas segala

bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu rasa terima kasih

ini penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D. sebagai dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag

sebagai Wakil Dekan I bidang akademik, Dr. Sihabbudin

Noor, M.Ag. sebagai Wakil Dekan II bidang administrasi,

dan Dr. Cecep Castrawijaya, MA. sebagai Wakil Dekan

III bidang kemahasiswaan.

2. Dr. Armawati Arbi sebagai Ketua Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Page 7: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

iii

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. H. Edi Amin, MA. sebagai Sekertaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta

4. Drs. Azwar Chatib sebagai Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing dan mengarahakan penulis

selama menjadi mahasiswa.

5. Ibu Umi Musyarrofah M.A., sebagai Dosen Pembimbing

skripsi yang telah memberikan arahan, saran, motivasi,

doa, serta ilmunya sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Segenap seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan

akhlak yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu penulis dalam urusan

administrasi selama perkulihaan dan penelitian skripsi ini.

8. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama yang telah

melayani peminjaman buku sebagai bahan referensi

penulis dalam penyusunan skripsi

Page 8: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

iv

9. Seluruh pihak Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten.

Terutama, Ibu Renowati Hardjosubroto, Bapak Zulfahmi,

Bapak Agus Haryanto, Bapak Doni Ramdhoni, Kakak Siti

Salsabila Az-zahra, Mas Kamil, ibu Dedeh Sulastri, serta

adik-adik, saya ucapkan banyak terima kasih atas waktu

yang sudah diluangkan untuk memberikan semua yang

penulis perlukan dalam melengkapi penelitian ini.

10. Kedua orang tua, Ibu Yayat Yuningsih dan Bapak Nana

Sumarna, terima kasih atas segala dorogan dan segala

doanya yang terus dipanjatkan untuk penulis. Dan yang

senantaisa memberikan dukungan kepada penulis baik

secara moril maupun materil demi kelancaran penulisan

skripsi ini.

11. Seluruh keluarga besar Aki Joyo Warya dan keluarga

besar Abah Aming yang selalu mendoakan serta

mendukung penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu memberikan

kontribusi dalam masa studi 4 tahun ini dan juga dalam

tahap penyelesaian skripsi, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.

Semoga atas seluruh kontribusinya diberikan pahala yang

berlimpah dan dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT,

Aamin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap adanya kritik

dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat tidak hanya

Page 9: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

v

untuk penulis tetapi juga untuk pembaca serta segenap keluarga

besar civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 16 Januari 2020

Alif Rizki Maulana

Page 10: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7

C. Batasan Masalah ........................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................................... 9

G. Metodelogi Penelitian ................................................................... 11

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 19

A. Strategi Komunikasi ..................................................................... 19

1. Pengertian Strategi ..................................................................... 19

2. Pengertian Komunikasi ............................................................. 22

3. Pengertian Strategi Komunikasi ................................................ 25

B. Kepercayaan Diri .......................................................................... 29

C. Tuna Daksa ................................................................................... 30

1. Klasifikasi dan Sebab Tuna Daksa ............................................ 32

2. Perkembangan Kognitif Anak Tuna Daksa ............................... 35

3. Karakteristik dan Permasalahan Anak Tuna Daksa .................. 37

D. Yayasan .......................................................................................... 39

1. Unsur-unsur Yayasan ................................................................ 39

2. Tujuan dan Fungsi Yayasan ...................................................... 41

Page 11: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vii

3. Organ-organ Yayasan ................................................................ 42

E. Kerangka Berpikir ....................................................................... 44

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................. 45

A. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten ............................ 45

1. Sejarah Yayasan Sayap Ibu ....................................................... 45

2. Visi & Misi ................................................................................ 59

3. Struktur Organisasi .................................................................... 61

BAB IV TEMUAN DATA ..................................................................... 62

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 71

A. Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Pada Anak Disabilitas Daksa di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten ............................................ 71

B. Perencanaan Strategi .................................................................... 74

C. Implementasi Strategi .................................................................. 77

D. Evaluasi Strategi ........................................................................... 83

E. Tabel Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri pada Anak Disabilitas Daksa di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten ............................................ 84

BAB VI PENUTUP ................................................................................. 88

A. Kesimpulan .................................................................................... 88

B. Saran .............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 90

Page 12: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten .................................................................................. 61

Gambar 5.1 Kegiatan Anak dengan Salah Satu Komunitas ......... 72

Gambar 5.2 Kegiatan Belanja Sayur di Pasar ................................ 76

Gambar 5.3 Kegiatan Menyiram Kebun ......................................... 77

Gambar 5.4 Kegiatan Anak Bermain .............................................. 81

Gambar 5.5 Persiapan Fashion Show Baju Tradisional ................ 82

Page 13: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi manusia,

terlebih manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan

interaksi untuk saling berhubungan. Melalui komunikasi manusia

dapat berhubungan dan berinteraksi satu sama lain, karena itu

komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari, setiap manusia tidak pernah terlepas dari komunikasi.

Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus

berkomunikasi untuk tercapainya tujuan apa yang akan

disampaikan, komunikasi yang baik ialah ketika komunikator

mendapatkan timbal balik sesuai dengan apa yang dituju dari

komunikan. Komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seorang kepada orang lain, bahwa komunikasi

melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan

sesuatu kepada orang lain.1 Komunikasi terjadi apabila antar

komunikator dan komunikan memiliki kesamaan dalam

memaknai pesan yang disampaikan.2

Komunikasi adalah inti dari interaksi sosial, yaitu proses

saling berbagi gagasan, informasi, dan perasaan bagi setiap

individu. Komunikasi sangat penting bagi peranan sosial karena

1 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4. 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 30.

Page 14: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2

komunikasi merupakan proses dinamika transaksional yang

mempengaruhi perilaku, yang mana penerima dan sumbernya

berbagi sandi untuk menghasilkan pesan yang dapat di terima

kedua belah pihak. Tujuan dari komunikasi yaitu dapat

menambah wawasan, dapat menjalin hubungan relasi yang

positif, menimbulkan kesenangan, mengubah sikap maupun

mempengaruhi orang lain dan dapat membantu memecahkan

masalah orang lain.

Namun, setiap manusia tidak dilahirkan dengan keadaan

baik secara fisik ataupun mental. Keadaan yang seperti itu

menjadi sebuah permasalahan dan menyebabkan komunikasi

tidak berjalan dengan baik, keterbatasan fisik dan mental

membuat komunikasi terhambat. Anak yang lahir dengan

kecacatan fisik dan mental dikategorikan sebagai anak

berkebutuhan khusus. Maka dari itu, tentunya butuh dari sekedar

komunikasi biasa dan kesabaran agar pesan komunikator dapat

benar-benar dipahami dan dimengerti.

Realitas lain ditengah masyarakat anak berkebutuhan

khusus kurang diperhatikan bahkan masih ada perlakuan

diskriminatif dari masyarakat. Salah satu kasus perlakuan

diskriminatif terhadap penyandang disabilitas yaitu ketika shinta

(penyandang disabilitas) menggunakan transportasi udara

menggunakan layanan Wings Air, Shinta dipaksa

menandatangani surat pernyataan bahwa dirinya sakit dan pihak

maskapai tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap

Shinta atas kedisabilitasannya, padahal keadaan disabilitas

Page 15: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3

bukanlah keadaan sakit (misal sakit jantung) pihak maskapai

harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap

penumpangnya terlepas dari disabilitas atau tidaknya seseorang.3

Pada umumnya lingkungan, sikap orang tua, keluarga,

teman sebaya, teman sekolah, dan masyarakat sangat

berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak disabilitas,

ejekan dan gangguan anak-anak normal terhdap anak disabilitas

akan menimbulkan kepekaan efektif pada anak disabilitas yang

tidak jarang mengakibatkan timbulnya perasaan negatif pada diri

mereka terhadap lingkungan sosialnya.4

Bahkan di Indonesia banyak anak-anak berkebutuhan khusus

terlantar atau diterlantarkan oleh keluarganya, dari permasalahan

tersebut mulai banyak yayasan yang menampung anak-anak

terlantar dan tidak mempunyai identitas baik anak berkebutuhan

khusus ataupun anak yang normal. Badan Pusat Statistik (BPS)

mempublikasikan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

yang menyatakan sebanyak 9,9 juta anak Indonesia adalah Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam kategori penyandang

disabilitas. Susenas 2012 mendapatkan penduduk Indonesia yang

menyandang disabilitas sebesar 2,45% dan sekitar 33,74% dari

jumlah tersebut mengalami keterbatasan fisik atau tunadaksa.5

3 https://kumparan.com/kumparannews/tak-teken-surat-sakit-difabel-

dipaksa-turun-dari-wings-air-1rih4RKB4tT diakses pada hari kamis tanggal 6

November 2019 pukul 16:11 WIB 4 Soetjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:

PT.Refika Aditama, 2018), h.132

5 K. Kesehatan, “Infodatin Disabilita.” Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI, 2014.

Page 16: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4

Perkembangan yayasan anak di Indonesia saat ini cukup

dinamis sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki masa depan

anak-anak terlantar dan berkebutuhan khusus di era globalisasi.

Banyak yayasan yang membantu perkembangan anak hingga

benar-benar membangun karakter yang percaya diri dan mampu

berguna di tengah masyarakat, karena seperti yang dijelaskan

diatas banyak anak berkebutuhan khusus malah tidak percaya diri

bahkan sampai menutup diri dari dunia luar dan cenderung

menyakahkan keadaannya keterbatasan fisiknya.

Oleh karena itu, perlu adanya lembaga atau yayasan untuk

menangani masalah anak berkebutuhan khusus terlantar terlebih

yang mempunyai masalah kepercayaan diri, sehingga

menumbuhkan dan membangun rasa percaya diri yang baik dan

terciptanya suatu keberanian, keterampilan yang baik. Dengan

cara ini secara perlahan anak dapat meningkatkan rasa percaya

dirinya. Setiap yayasan anak berkebutuhan khusus, yatim piatu,

anak terlantar dan lain sebagainya pastinya mempunyai tenaga

kerja untuk mengasuh anak-anak tersebut membimbing mereka

agar dapat tumbuh berkembang sesuai bakat dan minat.

Menjadi pengasuh tentunya tidak mudah apalagi menjadi

pengasuh anak-anak berkebutuhan khusus yang kebanyakan anak

tersebut tidak memiliki kepercayaan diri yang diakibatkan

keadaan fisik dan latar belakang anak tersebut baik ekonomi,

traumatis, keluarga yang kurangnya ilmu untuk mengasuh anak

berkebutuhan khusus dan penyebab lainnya. Dalam membimbing

dibutuhkan pengasuhan secara lebih dekat dan intens agar anak

Page 17: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5

merasa nyaman dengan pengasuh, serta pengasuh juga harus

memenuhi syarat yaitu pandai mengasuh dan harus sabar

menghadapi anak-anak.

Yayasan Sayap Ibu (YSI) berdiri pada 25 Mei 1955, dan

didirikan oleh istrinya Bung Tomo (Menteri Sosial) yaitu Ibu

Sulistina di rumah dinas sosial yang berada di Jalan Barito II No.

55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Yayasan Sayap Ibu

menampung anak-anak yang diterlantarkan dan tidak memiliki

keluarga. Namun, setelah beberapa lama YSI tidak hanya

menerima anak telantar saja namun anak-anak terlantar disabiltas

pun ditampung, kemudian pada 1 Oktober 2005 didirikan YSI

Cabang Banten untuk fokus pada anak disabilitas saja.6

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

menggunakan dakwah bil hal. Dakwah bil hal, yaitu dakwah

dengan upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong,

memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya dengan

dilandasi proses kemandirian.7 Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten menampung anak disabilitas daksa yang terlantar

dan tidak diketahui keberadaan keluarganya peran yayasan sangat

penting dalam membina dan memberikan hak-hak yang anak

butuh kan seperti hak pendidikan, kesehatan, kasih sayang dan

lain-lain. dalam surah Al-baqarah ayat 220 Allah SWT

Berfirman:

6 http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/sejarah/ diakses

pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2019 pukul 19:10 WIB 7 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 378.

Page 18: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

6

“tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu

tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara

patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka

mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang

membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan

jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan

kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana.” (Al-baqarah 2:220)

Dalam surah Al-baqarah ayat 220 menjelaskan bahwa

sebagai umat yang baik kita harus merawat dan memperlakukan

anak yatim dengan baik karena sesungguhnya anak yatim adalah

saudara kita yang harus kita perhatikan sehingga anak yatim

mendapatkan hak-hak sama seperti anak lainnya.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui strategi

komunikasi yang dilakukan oleh pengasuh di yayasan sayap ibu

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak disabilitas daksa

sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul: Strategi

Komunikasi Pengasuh Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Pada Anak Disabilitas Daksa di Yayasan Sayap Ibu

Cabang Provinsi Banten.

Page 19: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang dari anak-anak di yayasan ini yaitu anak

telantar dan ditinggalkan oleh keluarganya serta penyandang

disabilitas ganda yaitu mempunyai lebih dari satu keterbatasan

atau disabilitas, hal tersebut yang menyebabkan anak-anak

menutup diri dan sulit diajak berkomunikasi, sehingga butuh

kesabaran dan strategi komunikasi agar bisa menyampaikan

pesan dengan baik. Dalam masalah ini saya ingin meneliti

bagaimana strategi komunikasi pengasuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri pada anak disabilitas daksa di Yayasan Sayap

Ibu Cabang Provinsi Banten yang beralamat di Jl. Graha Raya

Bintaro No.33B, Pd. Kacang Barat, Kec. Pd. Aren, Kota

Tangerang Selatan, Banten.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, penulis

membuat batasan masalah agar lebih jelas, fokus dan terarah,

maka penulis membatasi masalah pada 6 pengasuh dan 3 anak

asuh untuk mengetahui strategi komunikasi pengasuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada disabilitas daksa di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan penggambaran latar belakang yang telah

dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 20: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

8

1. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan

pengasuh Yayasan Sayap Ibu dalam meningkatkan

kepercayaan diri pada anak disabilitas daksa di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak Disabilitas daksa

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan batasan serta

rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang

diterapkan oleh pengasuh di Yayasan Sayap Ibu

dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan

penghambat strategi komunikasi pengasuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak disabilitas

daksa Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif dan menambah

literatur serta menambah ilmu pengetahuan dalam

Page 21: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9

bidang studi dakwah dan komunikasi, khususnya

dalam kajian yang berkaitan dengan strategi

komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah

ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, masyarakat, dan

bagi pihak lainnya baik secara langsung maupun

secara tidak langsung. Dapat menambah wawasan

bagi pembaca tentang strategi komunikasi pengasuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam menentukan judul skripsi penulis sudah melakukan

tinjauan pustaka ke Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, dan ke Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah. Berikut beberapa penelitian yang telah melakukan

kajian tentang:

Nama Judul Skripsi Hasil Persamaan Perbedaan

Rizqi

Nur Ilmi

Strategi

Komunikasi guru

dalam penanaman

nilai-nillai

pendidikan agama

pada anak

Penelitian ini

menggunakan

metode studi

kualitatif yang

membahas dan

menguraikan

Persamaannya

dengan skripsi

saya terdapat

pada

penggunaan

teori strategi

Perbedaannya

terletak pada

Rumusan

masalah, objek

dan Subjek yang

Diteliti.

Page 22: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10

penyandang

tunagrahita di

SLB-C Tunas

Kasih 1

Kabupaten Bogor

tentang strategi

komunikasi apakah

yang digunakan

oleh guru SLB-C

Tunas Kasih 1

Kabupaten Bogor

dalam penanaman

nilai-nillai

pendidikan agama

pada anak

penyandang

tunagrahita

komunikasi

Kurbia

Nuraini

Motivasi

Berprestasi

Mahasiswa

Penyandang Tuna

Daksa.

Penelitian ini

menggunakan

metode studi

kualitatif yang

membahas dan

menguraikan

tentang mahasiswa

berprestasi

penyandang tuna

daksa.

Persamaannya

Terletak Pada

objek

penelitaian

Yaitu

penyandang

disabilitas.

Perbedaan

dengan

penelitian ini

yaitu teori.

Mulinia Pemberdayaan

Penyandang

Disabilitas pada

Himpunan Wanita

menggunakan

metode studi

kualitatif yang

membahas dan

Persamaannya

Terletak Pada

objek

penelitaian

Perbedaan

dengan

penelitian ini

yaitu teori.

Page 23: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

11

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma

menunjukan apa saja yang penting, absah, dan masuk

akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukan apa

saja yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan

pertimbangan eksistensial dan epitemologis yang

panjang.8

Paradigma yang digunakan penelitian ini adalah

paradigma kontruktivis. Paradigma kotruktivis ialah

paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham

yang meletakan pengamatan dan objektivitas dalam

menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Peneliti ingin menunjukan bahwa hasil dari yang

diteliti dan pengamatan terhadap objek akan

8 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 9.

Penyandang Cacat

Indonesia

menguraikan

tentang

pemberdayaan

wanita penyandang

disabilitas pada

HWPCI

Yaitu

penyandang

disabilitas.

Page 24: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

12

menemukan suatu hal untuk membantu perkembangan

ilmu pengetahuan. Karena dalam penelitian ini

tetntunya menjadi pengasuh anak disabilitas daksa

tidaklah mudah karena komunikasi biasa saja tidak akan

cukup perlu kesabaran dan pengetahuan yang luas agar

pengasuh bisa menangani anak disabilitas tersebut.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitianya adalah fenomenologi.

Fenomenologi yaitu sebuah pendekatan filsafat yang

berpusat pada analisis terhadap gejala yang membanjiri

kesadaran manusia. Pemilihan pendekatan ini untuk

mengetahui bagaimana strategi komunikasi pengasuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi

Banten.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah yang sering

digunakan oleh peneliti dalam bidang ilmu sosial.

Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun

pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan

bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penulis

adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus

memiliki bekal dan wawasan yang luas sehingga bisa

bertanya, menganalisis dan mengontruksi objek yang

Page 25: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

13

diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih

menekankan pada makna dan terikat nilai.

Hakikat penelitian kualitatif adalah mengamati

orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan

mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran

mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau

berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan

dengan fokus penelitian dengan tujuan mencoba

memahami, menggali pandangan dan pengalaman

mereka untuk mendapatkan informasi atau data yang

diperlukan.9

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

dimana strategi komunikasi pengasuh dalam

meninngkatkan kepercayaan diri pada anak disabilitas

daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

haruslah meneliti ke lapangan dan harus memahami

cara pengasuh dalam melakukan strategi komunikasi

terhadap anak disabilitas daksa agar mendapatkan

informasi dari pandangan pengalaman pengasuh.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun data yang digunakan adalah data

kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk

9 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada,

2009), Cet. 1 h. 51.

Page 26: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

14

kata verbal bukan dalam bentuk angka.10

Data yang

peneliti dapatkan melalui wawancara langsung

pengasuh dan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu

Cabang Provinsi Banten dan juga data lainnya yaitu

dari website Yayasan Sayap Ibu, buku, dan artikel.

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan adalah

data primer dan sekunder. Data primer yaitu data

yang diberikan oleh sumber pertamanya, sedangkan

data sekunder yaitu sebagai data penunjang misalkan

dari majalah, buku, internet dan lain-lain.11

Peneliti

akan mewawancarai pengasuh dan anak asuh yang

merupakan anak disabilitas daksa, dan beberpa

sumber lainnya seperti website Yayasan Sayap Ibu,

Buku, majalah, internet dan lainnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-objek

alam yang lain. Dalam hal ini peneliti mengikuti

10

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Rakesarasin, 1996), h. 2. 11

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 193.

Page 27: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

15

kegiatan pengasuh Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten di Jl. Graha Raya Bintaro No.33B,

Pd. Kacang Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang

Selatan, Banten, untuk memperoleh data-data

mengenai strategi komunikasi pengasuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak disabilitas

daksa.

b. Wawancara

Dalam teknik wawancara ini akan dilakukan

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

selain itu ingin mengetahui hal-hal yang penting dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil.12

Peneliti

melakukan wawancara pada pengasuh, anak asuh

dan ketua yayasan di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten.

c. Studi Dokumen

Dokumentasi merupakan teknik mendapatkan

data dari berbagai sumber media, baik dari dokumen,

video, kamera, surat kabar, makalah, buletin dan

lainnya, dengan adanya dokumen ini akan terdapat

informasi yang sekiranya sesuai dengan variabel

penelitian.13

Peneliti mengambil dokumen berupa

12

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 137. 13

Ibid, h. 206.

Page 28: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

16

tulisan, berita, catatan-catatan terkait Yayasan Sayap

Ibu.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan

memilih mana yang penting serta mana yang perlu

dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober-

Desember 2019. Sedangkan tempat penelitian ini

dilakukan di Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi

Banten Jl. Graha Raya Bintaro No.33B, Pd. Kacang

Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten

15226.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini, agar lebih sistematis dan

saling berhubungan antara satu bab dengan bab berikutnya, maka

penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun susunannya

adalah sebagai berikut:

Page 29: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

17

BAB 1 PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis

memaparkan tentang latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan

BAB II LANDASAN TEORI, dalam bab ini penulis

memaparkan beberapa landasan teori relevan yang digunakan

dalam penulisan skripsi yang diperoleh dari berbagai sumber

seperti buku refrensi maupun internet.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN

SAYAP IBU CABANG PROVINSI BANTEN, dalam bab

ini penulis akan memaparkan beberapa hal diantaranya

meliputi profil dan sejarah Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten, visi dan misi Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN,

dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil temuan data di

lapangan mengenai strategi komunikasi pengasuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak disabilitas daksa di

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten berdasarkan

program yang dirancang dengan Perencanaan dan

evaluasinya.

BAB V PEMBAHASAN, dalam bab ini berisi uraian

yang mengaitkan latar belakang, teori dan rumusan teori baru

dari penelitian.

Page 30: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

18

BAB VI PENUTUP, pada bab terakhir, penulis

mengahkiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang

berfungsi menjadi jawaban umum dari Bab I, serta diikuti

pula saran penulis.

Page 31: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Strategi pada hakikatnya adalah sebuah hasil dari

rencana yang cermat untuk meraih suatu target atau

sasaran, sasaran atau target tidak akan tercapai jika

tidak adanya strategi, karena pada dasarnya segala

tindakan tidak terlepas dari suatu strategi, terlebih

dalam target komunikan.1 Strategi juga ialah sarana

yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir atau

sasaran.2 Secara umum strategi memiliki pengertian

sebagai suatu garis besar haluan dalam melakukan

tindakan guna untuk mencapai tujuan. Sedangkan

strategi menurut bahasa ialah berasal dari bahasa

Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Strategi

memiliki dasar-dasar atau pola untuk mencapai target

yang akan dituju. Jadi pada dasarnya strategi yaitu suatu

alat yang akan menuntun pada tujuan. Kata strategi

berasal dari yunani, yaitu stratagos, yang berarti

memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi adalah

suatu generalship atau suatu yang dilakukan oleh para

1 Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah

(Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h. 77. 2 Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis

dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2000), h 188.

Page 32: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

20

jenderal untuk membuat rencana dalam memenangkan

peperangan.3 Semua yang berkaitan dengan komunikasi

tentulah tidak asal jadi. Komunikasi yang baik dan

berkualitas tentunya harus direncanakan,

dikembangkan, diorganisasikan, hal yang terpenting

adalah menetapkan strategi komunikasi. Strategi

komunikasi yang baik adalah ketika strategi

komunikator dapat menempatkan posisi komunikan

secara tepat dalam komunikasi sehingga dapat mencapai

tujuan sesuai yang telah ditetapkan.

Tahapan-tahapan Strategi

Menurut R. David Fred dalam bukunya

Manajemen Strategis Konsep Untuk mencapai sutau

target atau sasaran dalam strategi komunikasi maka

ada tahapan-tahapan dalam prosesnya, berikut

tahapan- tahapan strategi:

a. Perumusan Strategi

Merumuskan strategi adalah langkah

pertama yang harus dilakukan apa saja yang akan

dilakukan nanti. Perumusan strategi ialah proses

penyusunan langkah-langkah apa saja yang akan

dilakukan saat eksekusi untuk membangun visi

dan misi organisasi, menetapkan tujuan,

mengetahui adanya peluang dan ancaman

3 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi

sebuah Konsep Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2001), h. 8.

Page 33: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

21

eksternal, memperkuat dan mengetahui adanya

kelemahan dalam internal, membuat pilihan

strategi alternatif untuk dilaksanakan.4

b. Pelaksanaan Strategi

Setelah merumuskan dan menetapkan

strategi yang akan diterapkan. Hal yang

selanjutnya adalah pelaksanaan menggunakan

perumusan yang telah ditetapkan tadi agar strategi

berjalan secara efektif.5 Langkah ini merupakan

langkah yang berat karena pasti ada faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan di lapangan dan tidak

berjalan sesuai dengan yang direncanakan.6 maka

dari itu, dalam tahapan pelaksanaan ini

membutuhkan komitmen dan kerjasama sesuai

budaya yang tertuang dalam organisasi agar

tercapai pada tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini

sangat penting, karena jika tidak tahap

pelaksanaan jauh dari apa yang diinginkan.

c. Evaluasi Strategi

Tahap yang selanjutnya yaitu tahap evaluasi

strategi. Tahap evaluasi strategi yaitu tahap

dimana apa yang telah dilaksanakan dinilai dan

dicari apakah ada penyimpangan dari rencana

4 Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep (Jakarta: Salemba

Empat, 2006), h. 6. 5 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:

Kencana, 2011), Cet. 1, h. 252 6 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan

Perang Bisnis,(Malang: Bayu Media Publishing, 2003), h.13.

Page 34: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

22

yang sudah ditetapkan, dan apabila ada

penyimpangan dari rencana yang sudah ditetapkan

maka akan ditentukan apa yang menjadi

penyebabnya.7

2. Pengertian Komunikasi

Meskipun komunikasi adalah hal yang sering kita

lakukan dalam kegiatan sehari-hari, namun definisi

komunikasi sendiri tidaklah mudah diterima semua

pihak. Sebagaimana dengan ilmu-ilmu sosial lainnya,

komunikasi memiliki banyak definisi setiap ahli

memberikan pandangannya masing-masing, hal ini

menunjukan komunikasi bersifat multidisipliner.

Kata komunikasi secara etimologi berasal dari

bahasa latin yaitu communicate yang artinya

memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang

dalam bahasa inggris communication yang artinya

proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan,

perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih.

Secara sederhana komunikasi ialah proses pengiriman

pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari

seorang sumber atau komunikator kepada seorang

penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu.8

Sedangkan secara terminologi, komunikasi merupakan

proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang

7 Ibid, h. 14

8 Santoso Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 2.

Page 35: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

23

lain. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi mengikutsertakan sejumlah orang, dimana

seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain.9

Sedangkan definisi komunikasi menurut para ahli

yaitu Wilbur Schramm dan Theodore Herbert seperti

yang dikutip Santoso Aw dalam bukunya Komunikasi

Sosial Budaya, Wilbur Schramm menyatakan bahwa

komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak

antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan;

pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman

bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang

dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan

oleh penerima. Sedangkan menurut Theodore Herbert

komunikasi ialah proses yang di dalamnya menunjukan

arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang

lain dengan tujuan khusus.10

Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi ialah sebuah aktivitas, kegiatan,

atau proses yang terbentuk karena adanya unsur-

unsur komunikasi, dari unsur-unsur inilah terbentuk

komunikasi yang utuh. Unsur-unsur komunikasi

didalam buku Santoso Aw yang berjudul Komunikasi

Sosial Budaya yaitu terdapat 6 unsur. Namun, dalam

melaksanakan sebuah komunikasi tidak melulu

9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4. 10

Santoso Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010) h. 2.

Page 36: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

24

keenam unsur tersebut harus ada, berikut adalah

unsur-unsur komunikasi:11

a. Komunikator (Source)

Komunikator ialah seorang yang

menyampaikan pesan, pesan yang akan

disampaikan seorang komunikator pastinya perlu

ada perencanaan dan proses pertimbangan yang

akan dikirim kepada pihak atau individu lain.

b. Pesan (Message)

Pesan atau ada juga yang menyebutnya

informasi ialah suatu ide, gagasan, simbol, stimuli

yang pada dasarnya adalah sebuah isi dari

komunikasi. Pesan terbagi menjadi 2 yaitu pesan

verbal dan nonverbal.

c. Saluran (Channel)

Media ialah suatu wadah, alat, atau sarana

yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

komunikator terhadap komunikan. Media pun

banyak jenisnya ada media cetak, media audio,

serta audio-visual.

d. Komunikan (Receiver)

Komunikan adalah orang atau pihak yang

menerima pesan. Disini komunikan tidak hanya

menerima pesan tetapi komunikan juga harus

11

Ibid, h. 5-8.

Page 37: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

25

menganalisis dan menafsirkan agar bisa

memahami isi pesan yang disampaikan

kepadanya.

e. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik yaitu merupakan reaksi, respon

atau tanggapan komunikan ketika mendapatkan

pesan dari komunikator.

f. Gangguan (Noise)

Gangguan merupakan hal yang kadang

sering terjadi, gangguan ini bisa disebabkan hal

teknis ataupun sistematis dan dapat mengurangi

efektifitas proses komunikasi tersebut.

3. Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan keseluruhan

perencanaan, cara dan taktik yang digunakan oleh

organisasi atau kelompok untuk memperlancar

komunikasi dengan menunjukan segala aspek yang ada

pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan.12

Strategi komunikasi juga merupakan perpaduan antara

perencanaan komunikasi (communication planning) dan

manajemen komunikasi (communication management)

untuk mencapai apa yang telah ditentukan. Untuk

mencapai tujuan strategi komunikasi harus dapat

12

Ami Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi

Akasara,2014), h.66.

Page 38: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

26

menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis

dan dilakukan dengan baik, dalam arti pendekatan

(approach) bisa saja berubah sewaktu-waktu tergantung

situasi dan kondisi.13

Sedangkan menurut Middleton, seperti yang

dikutip Hafied Cangara dalam bukunya Perencanaan

Dan Strategi Komunikasi, strategi komunikasi ialah

kombinasi yang baik antara unsur-unsur komunikasi

mulai dari komunikator, pesan, saluran, hingga

penerima pesan sampai pada pengaruh yang dirancang

untuk dapat mencapai tujuan sesuai yang diinginkan.14

Dalam hal ini strategi komunikasi harus disiapkan

dengan sebaik-baiknya karena kondisi dan situasi bisa

saja terjadi sewaktu-waktu. Maka dari itu perencanaan,

manajemen, operasional strategi komunikasi tidak

sembarangan dibuat butuh kematangan, konsisten,

memperhatikan aspek yang ada guna memperlancar

komunikasi sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Sesuai pengertian komunikasi diatas, seorang

individu melakukan komunikasi tentunya ingin ada

sesuatu yang dicapai mempengaruhi lawan

komunikasinya adalah hal yang utama. Namun, hal itu

tentu membutukan strategi komunikasi dan konsisten

13

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 301. 14

Hafied Cangara, Perencanaan Dan Strategi Komunikasi, (Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 61.

Page 39: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

27

dalam komunikasi guna menciptakan kondisi dan situasi

sesuai apa yang diinginkan komunikator.

a. Tujuan Strategi Komunikasi

R. Wayne Peace, Brent D. Patterson dan M

Dallas Burnet menjelaskan dalam bukunnya yang

berjudul Techniques for Effective Communication,

seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy,

ada tiga hal sentral yang menjadi tujuan strategi

komunikasi yaitu:

1) to secure understanding: yaitu menjaga agar

komunikasi yang disampaikan dimengerti oleh

komunikan dan jika komunikan sudah dapat

menerima dan mengerti, maka penerimaannya itu

akan dibina.

2) to establish acceptance: setelah komunikan

mengerti dan memahami pesan maka pesan ini

harus dilakukan pembinaan.

3) To motivation action: setelah penerimaan itu

dibina maka setelah itu akan dimotivasi. Setelah

berhasil maka disini akan ada sebuah aksi hasil

dari motivasi tersebut.

b. Perumusan Strategi Komunikasi

Dalam merumuskan strategi komunikasi yaitu

ada empat faktor yang harus diperhatikan, antara lain

sebagai berikut:15

15

Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,

(Bandung: Amrico, 1984), h. 87.

Page 40: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

28

1) Mengenali Sasaran

Sebelum melakukan komunikasi, tentunya

komunikator harus tahu siapa, apa, dan bagaimana

yang akan menjadi sasaran komunikasinya

tersebut. Hal ini tergantung bagaimana tujuan

komunikatornya dengan metode informatif,

apakah hanya bertujuan hanya agar komunikan

mengetahui, atau bertujuan mempengaruhi

komunikan agar melakukan tindakan sesuatu tentu

dengan metode komunikasi persuasif.

2) Penyusunan Pesan

Penyusunan pesan disini yaitu menentukan

materi atau tema yang akan disampaikan.

Penentuan materi atau tema akan menentukan

apakah khalayak akan memperhatikan. Dalam

upaya menentukan tema ada dua macam rumusan

tema yang bisa dipakai yaitu bersifat on side issue

yaitu hanya bersifat satu sisi saja misalkan tema

yang berisi hal yang positif saja dan yang kedua

yaitu on both side atau pesan yang bersifat kedua

sisi misalkan sisi positif dan negatif.

3) Penetapan Metode

Untuk mencapai efektifitas dari suatu

komunikasi, selain dari keabsahan isi pesan yang

diselaraskan dengan penempatan khalayak sesuai

pesan yang akan disampaikan, metode

komunikasi tentunya sangat berpengaruh dalam

Page 41: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

29

penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan.

4) Pemilihan Media

Media komunikasi banyak macamnya dan

tentu saja berbeda media beda juga pengaruhnya

terhadap khalayak. Pemilihan media akan

bergantung pada komunikasi yang akan dituju.

B. Percaya Diri

Percaya diri berasal dari bahasa inggris yakni self

confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan

penilaian diri sendiri. Secara sederhana percaya diri adalah suatu

keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang

dimiliki individu dan keyakinannya tersebut dapat membuatnya

merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam

hidupnya.16

Konsep diri adalah gagasan seseorang tentang dirinya

sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai

dirinya sendiri. Ada dua macam konsep, yaitu konsep diri positif

terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama

menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan

penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif sebaliknya

mendapatkan umpan balik yang negatif berupa ejekan dan

perendahan.17

16

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta:

Puspa Swara, 2002), h.6 17

Bastaman, Hana J, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 1995), h.123

Page 42: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

30

Kepercayaan diri sendiri sangat penting karena setiap

anak asuh harus mengembangkan bakat dan minat atau

mengahadapi kehidupan sekalipun karena keyakinan akan

kemampuan diri sendiri adalah bekal untuk anak asuh masa yang

akan datang.

Di Yayasan Sayap Ibu pengasuh diberi pelatihan dan

dibekali materi agar bisa menghadapi sikap anak asuh disabilitas

dengan sabar, baik, dan benar. Karena tidak mudah untuk

mengasuh anak apalagi dengan kedisabilitasannya, pengasuh

perlu kesabaran yang lebih dan juga perlu pengalaman yang luas

untuk mengetahui bagaimana karakteristik setiap anak. Pengasuh

juga harus mempersiapkan strategi komunikasi nya untuk dapat

meningkatkan kepercayaan diri anak agar anak bisa berkembang

sesuai keterampilan dan kemampuannya.

C. Tuna Daksa

Menurut Sutjihati Somantri dalam buku Psikologi Anak

Luar Biasa bahwa tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau

terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada

tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini

dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau dapat juga

disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. Tunadaksa sering juga

diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan

individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan

Page 43: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

31

otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk

mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.18

Cacat tubuh atau gangguan gangguan fisik mempunyai

arti yang luas dimana secara umum cacat tubuh atau tuna daksa

adalah anak yang memiliki kelainan cacat tubuh atau gangguan

kesehatan. Penyebab tunadaksa, misalnya karena terjadi infeksi

penyakit, kelainan kandungan, kandungan radiasi, saat

mengandung ibu mengalami trauma, proses kelahiran terlalu

lama, proses kelahiran dengan pemakaian anestesi berlebih,

infeksi penyakit, dan Ataxia.

Menurut Frieda Mangunsong, dalam bukunya yang

berjudul Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

mengatakan bahwa cacat fisik adalah ketidakmampuan tubuh

secara fisik untuk menjalankan fungsi tubuh seperti dalam

keadaan normal. Dalam hal ini yang termasuk gangguan fisik

adalah anak-anak yang lahir dengan cacat fisik bawaan seperti

anggota tubuh yang tidak lengkap, anak yang kehilangan anggota

badan karena amputasi, anak dengan gangguan neuro muscular

seperti cerebral palsy, anak dengan gangguan senso motorik dan

anak-anak yang menderita penyakit kronis.19

18

Soetjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:

PT.Refika Aditama, 2018), Cet. 5, h.121 19

Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus jilid kedua (Jakarta: Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan

pendidikan psikologi UI, 2016), Cet. 2, h.24-25

Page 44: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

32

1. Klasifikasi dan Sebab Tuna Daksa

Menurut Frances G. Koening dalam buku Sutjihati

Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, berpendapat

bahwa Tuna daksa dapat diklasifikasian sebagai

berikut:20

a. Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan

yang merupakan keturunan, meliputi:

1) Club-foot (kaki seperti tongkat).

2) Club-hand (tangan seperti tongkat).

3) Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada

masing-masing tangan atau kaki).

4) Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau

menempel satu dengan yang lainnya).

5) Torticolis (gangguan pada leher sehingga kepala

terkulai ke muka).

6) Spina-bifida (sebagian dari sumsum tulang

belakang tidak tertutupi).

7) Cretinism (kerdil/katai).

8) Mycrocepalus (kepala yang kecil, tidak normal).

9) Hydrocepalus (kepala yang besar karena berisi

cairan).

10) Clefpalats (langit-langit mulut yang berlubang).

11) Herelip (gangguan pada bibir dan mulut).

12) Congenital hip dislocation (kelumpuhan pada

bagian paha).

20

Soetjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:

PT.Refika Aditama, 2018), Cet. 5, h. 123-125

Page 45: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

33

13) Congenital amputation (bayi yang dilahirkan

tanpa anggota tubuh tertentu).

14) Fredresich ataxia (gangguan pada sumsum tulang

belakang).

15) Coxa valga (gangguan pada sendi paha, terlalu

besar).

16) Syphilis (kerusakan tulang dan sendi akibat

penyakit syphilis).

b. Kerusakan pada waktu kelahiran:

1) Erb‟s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat

tertekan atau tertarik waktu kelahiran).

2) Fragilitas osium (tulang yang rapuh dan mudah

patah).

c. Infeksi:

1) Tuberkulosis tulang (menyerang sendi paha

sehingga menjadi kaku).

2) Osteomyelitis (radang di dalam dan di sekeliling

sumsum tulang karena bakteri).

3) Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin

menyebabkan kelumpuhan).

4) Pott‟s disease (tuberkulosis sumsum tulang

belakang).

5) Still‟s disease (radang pada tulang yang

menyebabkan kerusakan permanen pada tulang).

6) Tuberkulosis pada lutut atau pada sendi lain.

Page 46: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

34

d. Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik:

1) Amputasi (anggota tubuh dibuang akibat

kecelakaan).

2) Kecelakaan akibat luka bakar.

3) Patah tulang.

e. Tumor:

1) Oxostosis (tumor tulang).

2) Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang

berisi cairan dalam tulang).

f. Kondisi-kondisi lainnya:

1) Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk).

2) Kyphosis (bagian belakang sumsum tulang

belakang yang cekung).

3) Lordosis (bagian muka sumsum tulang belakang

yang cekung).

4) Perthe‟s disease (sendi paha yang rusak atau

mengalami kelainan).

5) Rickets (tulang yang lunak karena nutrisi,

menyebabkan kerusakan tulang dan sendi).

6) Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu dan

paha yang miring).

Terjadinya kecacatan baik fisik maupun psikis, dapat

disebabkan seperti berikut:

a. Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran:

1) Faktor keturunan.

2) Trauma dan infeksi pada waktu kelahiran.

Page 47: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

35

3) Usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan

anak.

4) Pendarahan pada waktu kehamilan.

5) Keguguran yang dialami ibu.

b. Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran:

1) Penggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti

tang, tabung, vacum, dan lain-lain) yang tidak

lancar.

2) Penggunaan obat bius pada waktu kelahiran.

c. Sebab-sebab sesudah kelahiran:

1) Infeksi.

2) Trauma.

3) Tumor.

4) Kondisi-kondisi lainnya.

Anak yang menderita kelainan/masalah kesehatan

khusus adalah anak yang menderita gangguan jasmani

sedemikian rupa sehingga membutuhkan perhatian dan

penanganan khusus.21

2. Perkembangan Kognitif Anak Tuna Daksa

Proses perkembangan kognitif banyak ditentukan

dari pengalaman-pengalaman individu sebagai hasil

belajar. Proses perkembangan kognitif akan berjalan

dengan baik apabila ada dukungan atau dorongan dari

lingkungan. Seperti dikatakan Piaget bahwa setiap

21

Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus jilid kedua (Jakarta: Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan

pendidikan psikologi UI, 2016), Cet. 2, h.25

Page 48: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

36

individu memiliki struktur kognitif dasar yang disebut

schema (misalnya kemampuan untuk melakukan gerak

refleks, seperti menghisap, merangkak dan gerak refleks

lainnya). Schema ini akan berkembang melalui belajar.

Proses adaptasi yang didahulukan dengan adanya

persepsi. Anak tuna daksa yang mengalami kerusakan

alat tubuh, tidak ada masalah secara fisiologis dalam

struktur kognitifnya. Masalah terjadi ketika anak tuna

daksa mengalami hambatan dan mobilitas. Anak

mengalami hambatan dalam melakukan dan

mengembangkan gerakan-gerakan, sehingga sedikit

banyak masalah ini mengakibatkan hambatan dalam

perkembangan struktur kognitif anak tuna daksa. Dalam

pengukuran intelegensi pada anak tuna daksa, sering

ditemukan angka intelegensi yang cukup tinggi. Namun

potensi kognitif yang cukup tinggi pada anak-anak tuna

daksa belum dapat difungsikan secara optimal.22

Penderita tuna daksa merupakan orang yang

mengalami kesulitan akibat kondisi tubuhnya sehingga

membutuhkan bantuan orang lain. Penderita ini akan

mengalami gangguan psikologis sehingga cenderung

merasa malu, rendah diri, sensitif, dan memisahkan diri

dari lingkungannya.23

22

Soetjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:

PT.Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h.127 23

Bandi Delphie, Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan

Khusus), (Sleman: PT. Intan Sejati, 2009), h.126

Page 49: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

37

3. Karakteristik dan Permasalahan Anak Tuna Daksa

Banyak jenis dan variasi anak tuna daksa,

sehingga untuk mengidentifikasi karakteristiknya

diperlukan pembahasan yang sangat luas. Berdasarkan

berbagai sumber ditemukan beberapa karakteristik

umum bagi anak tuna daksa, diantaranya sebagai

berikut:

a. Karakteristik Kepribadian24

1) Mereka yang cacat sejak lahir tidak pernah

memperoleh pengalaman, yang demikian tidak

menimbulkan frustasi.

2) Tidak ada hubungan antara pribadi yang tertutup

dengan lamanya kelainan fisik yang diderita.

3) Adanya kelainan fisik tidak mempengaruhi

kepribadian atau ketidak mampuan individu

dalam menyesuaikan diri.

4) Anak cerebal-palsy dan polio cenderung memiliki

rasa takut yang tinggi.

b. Karakteristik Emosi-Sosial25

1) Kegiatan-kegiatan jasmani yang tidak dapat

dijangkau oleh anak tuna daksa dapat berakibat

timbulnya problem emosi, perasaan dan dapat

menimbulkan frustasi yang berat. Keadaan

24

Ibid, h.133 25

Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus jilid kedua (Jakarta: Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan

pendidikan psikologi UI, 2011), h.45

Page 50: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

38

tersebut dapat berakibat fatal, yaitu mereka dapat

menyingkirkan diri dari keramaian.

2) Anak tuna daksa cenderung acuh bila

dikumpulkan bersama anak-anak normal dalam

suatu permainan.

3) Akibat kecacatannya mereka dapat mengalami

keterbatasan dalam berkomunikasi dengan

lingkungannya.

c. Karakteristik Intelegensi26

1) Tidak ada hubungan antara kecerdasan dan

kecacatan, tapi ada beberapa kecenderungan

adanya penurunan sedemikian rupa kecerdasan

individu bila cacatnya meningkat.

2) Hasil dari beberapa penelitian ternyata IQ anak

tuna daksa rata-rata normal.

d. Karakteristik Fisik

1) Selain memiliki kecacatan tubuh, ada

kecenderungan mengalami gangguan-gangguan

lain, misalnya : sakit gigi, berkurangnya daya

pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan

lainnya.

2) Kemampuan motorik terbatas dan ini dapat

dikembangkan sampai pada batas-batas tertentu.

26

Soetjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:

PT.Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h.128

Page 51: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

39

D. Yayasan

Istilah yayasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah badan atau organisasi yang bergerak dibidang sosial,

keagamaan, dan pendidikan yang bertujuan tidak mencari

keuntungan.27

Sedangkan menurut perundang-undangan Pasal 1

Ayat (1) Undang-Undang Yayasan adalah “Badan hukum yang

terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk

mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan

kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota”.

1. Unsur-unsur Yayasan

Berdasarkan pengertian di atas, dapat

diidentifikasi beberapa unsur penting dari yayasan,

yaitu sebagai berikut:28

a. Yayasan sebagai badan hukum, berarti yayasan

sebagai subyek hukum seperti manusia yang dapat

menjadi pendukung hak dan kewajiban, dapat

melakukan perbuatan hukum dan berhubungan

dengan pihak ketiga, serta mempunyai tanggung

jawab yang terpisah dari pribadi-pribadi

pengurusnya.

b. Yayasan pada dasarnya adalah sebuah harta

kekayaan yang telah dipisahkan. Harta kekayaan

yang dipisahkan mengandung arti bahwa

27

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h.335 28

R. Murjiyanto, Badan Hukum Yayasan, (Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 2011), h.5

Page 52: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

40

kekayaan yang telah dipisahkan sudah terpisah

secara keperdataan dengan pendirinya yang

memisahkan kekayaan (terpisah dari hak

kepemilikannya), sehingga kekayaan yang

dipisahkan tersebut sebagai kekayaan yayasan

yang digunakan untuk mencapai maksud dan

tujuan yayasan. Dengan demikian, siapapun

termasuk pendiri yayasan tidak ada hak untuk

memperoleh pembagian keuntungan. Hal ini

berbeda dengan perusahaan, misalnya Perseroan

Terbatas, bahwa pemegang saham yang

menyisihkan kekayaannya sebagai modal masih

terdapat hubungan secara keperdataan dengan

modal yang dimiliki dalam perseroan tersebut,

sehingga ia berhak memperoleh pembagian

keuntungan perseroan.

c. Tujuan yayasan menyangkut bidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan. Tujuan yayasan

yang menyangkut bidang sosial, keagamaan, dan

kemanusiaan, nampak jelas bahwa yayasan tidak

dimaksudkan untuk mencari keuntungan.

d. Di dalam yayasan tidak terdapat anggota. Sesuai

dengan pengertian bahwa pada prinsipnya

yayasan adalah sebuah harta kekayaan yang

dipisahkan, sehingga yayasan sebenarnya tidak

ada pemiliknya, tidak seperti pada perusahaan,

dimana pemilik modal pada perusahaan pada

Page 53: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

41

dasarnya adalah anggota perusahaan sebagai

pemilik perusahaan. Sedangkan di dalam yayasan

yang ada adalah orang-orang yang mengelola

yayasan tersebut, yang dalam Undang-Undang

Yayasan disebut sebagai organ yayasan yang

terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas.

2. Tujuan dan Fungsi Yayasan

Di dalam Undang-Undang Yayasan, telah

membatasi dengan ketat mengenai tujuan dari yayasan

supaya tidak disalahgunakan. Pasal 1 Undang-Undang

Yayasan, ditentukan bahwa yayasan diperuntukan untuk

tujuan tertentu yaitu di bidang sosial, kegamaan, dan

kemanusiaan. Demikian yayasan hanya dapat

mempunyai tujuan dan fungsi di tiga sektor ini.29

Contohnya, sosial yaitu Lembaga formal dan

nonformal, panti asuhan, panti jompo, dan panti wreda,

rumah sakit, poliklinik, dan laboratorium, pembinaan

olahraga, penelitian di bidang ilmu pengetahuan, studi

banding. Keagamaan yaitu Mendirikan sarana ibadah,

menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah,

menerima serta menyalurkan amal, zakat, infak, dan

sedekah, meningkatkan pemahaman keagamaan,

melaksanakan syiar agama, studi banding keagamaan.

Kemanusiaan yaitu Memberikan bantuan kepada korban

bencana alam, memberikan bantuan kepada pengungsi

29

Rudhi Prasetya, Yayasan (dalam teori dan praktik), (Jakarta: Sinar

Grafika, 2012), hlm. 10

Page 54: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

42

akibat perang, memberikan bantuan kepada tunawisma,

fakir miskin, dan gelandangan, mendirikan dan

menyelenggarakan rumah singgah dan rumah duka,

memberikan perlindungan konsumen, melestarikan

lingkungan hidup.

3. Organ-organ Yayasan

Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari

pembina, pengurus, dan pengawas. Pemisahan yang

tegas antara fungsi, wewenang, dan tugas masing-

masing organ tersebut dimaksudkan untuk menghindari

konflik intern yayasan.

a. Pembina

Pembina dapat diartikan sebagai pengganti

pendiri dalam arti Pembina bertugas melakukan

sejumlah wewenang agar tidak disalahgunakan oleh

pendiri yang sebenarnya karena kekayaan yayasan

harus dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri

yayasan tersebut.30

Tugas Pembina antara lain yaitu:

1) Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar.

2) Pengangkatan dan pemberhentian anggota

pengurus dan anggota pengawas.

3) Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan

Anggaran Dasar yayasan.

4) Pengesahan program kerja dan rancangan

anggaran tahunan yayasan.

30

Chatamarrasjid Ais, Badan Hukum Yayasan, (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2002), hlm. 7.

Page 55: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

43

5) Penetapan keputusan mengenai penggabungan

atau pembubaran yayasan.

b. Pengurus

Pengurus adalah organ yayasan yang

melaksanakan kepengurusan yayasan. Pengurus tidak

boleh merangkap sebagai pembina atau pengawas

seperti yang sudah diatur dalam Pasal 31 sampai

dengan Pasal 39 Undang-Undang Yayasan. Susunan

pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari: seorang

ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.

Tugas dari pengurus yaitu:31

1) Melaksanakan kepengurusan yayasan.

2) Mewakili yayasan, baik di dalam dan di luar

pengadilan.

3) Mengangkat dan memberhentikan pelaksanaan

kegiatan yayasan.

4) Bersama-sama dengan anggota pengawas

mengangkat anggota pembina jika yayasan tidak

lagi mempunyai pembina.

5) Mengajukan perpanjangan jangka waktu

pendirian, jika yayasan didirikan untuk jangka

waktu tertentu.

6) Menandatangani laporan tahunan bersama-sama

dengan pengawas.

31

Suyud Margono, Badan Hukum Yayasan, (Bandung: Pustaka Reka

Cipta, 2015), hlm. 77.

Page 56: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

44

c. Pengawas

Pengawas merupakan organ dari masing-

masing yayasan, dalam Pasal 40 Ayat (1) Undang-

Undang Yayasan ditentukan bahwa pengawas adalah

organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan

serta nasihat kepada pengurus dalam menjalankan

kegiatan yayasan.

Pengawas dalam melakukan tugasnya haruslah

berdasarkan “duty of skill and care”, yaitu harus

berdasarkan kecakapan dan kehati-hatian yang

seharusnya dimiliki oleh seorang pengawas.32

karena

itu, bila terjadi kepailitan dikarenakan kesalahan atau

kelalaian, maka setiap anggota pengawas

bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

E. Kerangka Berfikir

32

Chatamarrasjid Ais, Badan Hukum Yayasan, (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2002), hlm. 17.

Anak Disabilitas

Daksa

Strategi

Komunikasi Pengasuh

Perencanaan Strategi

Pelaksanaan Strategi

Evaluasi Strategi

Page 57: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

45

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten atau YSIB

yaitu salah satu cabang yang berinduk pada Yayasan Sayap Ibu

Pusat yang berada di Jakartayang berperan di masyarakat dalam

menangani anak-anak terlantar sejak tahun 1955 tepatnya di

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten adalah organisasi nirlaba yang berada di Bintaro

Tangerang Selatan, yang diresmikan pada tanggal, 1 Oktober

2005 berlokasi di Graha Bintaro, Tangerang Selatan, yang

merupakan pengembangan dari Yayasan Sayap Ibu, bertujuan

untuk melakukan usaha kesejahteraan sosial kemasyarakatan

yang bersifat terbuka dan bersedia bermitra dengan lembaga,

perusahaan, atau perorangan, dalam maupun luar negeri dalam

bidang pembangunan kesejahteraan sosial dengan prinsip

kemanfaatan sebesar-besarnya bagi anak disabilitas ganda

terlantar.1

1. Sejarah Yayasan Sayap Ibu

Yayasan Sayap Ibu adalah sebuah nama yang

diambil dari bahasa Belanda “onder moeder’s vleugels”,

yang menggambarkan sayap induk ayam, dimana induk

1 http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/profil-ysi-

cabang-banten/ diakses pada hari selasa tanggal 20 Agustus 2019 pukul 13:50

WIB

Page 58: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

46

ayam menaungi anak-anaknya ketika bahaya mendekat.

Dibawah naungan sayap tersebut induk ayam

memberikan kehangatan dan kenyamanan kepada anak-

anaknya.

Yayasan Sayap Ibu berdiri pada tahun 1955, saat

itu ibu Sulistina yang tinggal bersama suaminya

dirumah Dinas Sosial yang berada di Jalan Barito II No.

55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada saat itu Bung

Tomo menjabat sebagai Menteri Sosial, Ibu Sulistina

adalah istri yang senantiasa mendampingi dan

membantu Bung Tomo. Tinggal di rumah Dinas Sosial

setiap hari ia mendapati sebuah pemandangan yang

miris didepan rumahnya. Setiap hari ia melihat para ibu-

ibu yang berdagang dijalanan tersebut membawa anak-

anaknya yang masih sangat kecil dan rentan terkena

penyakit untuk berjualan. Dengan kondisi mereka

mengikuti ibunya dari pagi hingga sore hari. Melihat

kondisi tersebut ibu Sulistina dan Bung Tomo tergerak

hatinya untuk membuka rumahnya bagi anak-anak

tersebut. Ia memulai sebuah langkah kecil untuk

menolong para ibu-ibu dengan membuka rumahnya

untuk menitipkan anak-anak mereka dirumahnya, untuk

menunggu hingga ibu mereka selesai berdagang. Di

rumah itu ia memberikan waktunya untuk menjaga,

mendidik, dan mengayomi anak-anak tersebut. Dari

sana akhirnya Ibu Sulistina mengetahui bahwa banyak

dari anak-anak tersebut tidak diharapkan keberadaanya,

Page 59: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

47

mereka tidak diharapkan karena berbagai hal. Mulai

dari faktor ekonomi keluarga yang sangat minim,

ketidakadaan tanggung jawab seorang ayah.

Awalnya anak-anak tersebut diantar pada pagi

hari, kemudian akan dijemput pada sore harinya.

Namun semakin hari semakin banyak yang dibiarkan

untuk menginap dirumah dinas tersebut. Dan banyak

dari anak-anak yang ditipkan akhirnya tidak pernah

diambil lagi. Keberadaan orang tuanya pun tidak pernah

diketahui lagi dimana. Pada waktu itu Ibu Sulistina

Sutomo bersama Ibu-Ibu yang tinggal di Jalan Jenggala

II Kebayoran Baru dan sekelompok yang ikut English

Conversation merasa sangat prihatin atas keadaan anak-

anak tersebut. Semenjak saat itu akhirnya ibu Sulistina

memutuskan untuk mengasuh mereka dalam naungan

sebuah yayasan. Ia menghimpun ibu-ibu yang tergerak

untuk merawat anak-anak, mengambil bagian dalam

mengelola yayasan tersebut bersama-sama. Satu persatu

ibu datang untuk merawat anak-anak, dan azas dalam

yayasan yang ia bangun adalah kekeluargaan dan juga

kasih sayang.

Pada tanggal 25 Mei 1955 Yayasan Sayap Ibu

resmi didirikan oleh Ibu Sulistina Sutomo, Ibu Arifien,

Ibu Gerland Sunario dan Ibu Sukardi di Jakarta dengan

maksud dan tujuan untuk menolong anak-anak bayi

yang tidak ada yang memelihara, anak-anak bayi yang

orang tuanya tidak mampu untuk memeliharanya.

Page 60: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

48

Peresmian Yayasan Sayap Ibu dihadiri oleh para

wartawan, diliput juga oleh RRI dan diresmikan oleh

Menteri Sosial. Untuk pertama kalinya pada tahun 1955

sesuai Akta Nomor 67 tanggal 25 Mei 1955 telah

terbentuk Kepengurusan Yayasan Sayap Ibu.

Ibu Sulistina bersama ibu-ibu lainnya bahu

membahu membangun yayasan dan merawat anak-anak

dengan kasih sayang. Setelah Yayasan Sayap Ibu

terbentuk, para pengurus bergerak cepat, Ibu Sulistina

selaku komandan memimpin langsung terjun ke

masyarakat mencari dukungan. Yayasan mendapat

banyak kemudahan, mungkin karena waktu itu masih

Republik Indonesia baru sehingga semangat perjuangan

masih sangat tinggi, sehingg masyarakat antusias

menyumbang. Ibu Sulistina dan tim meminta

sumbangan kepada pemerintah, yang kemudian berbuah

manis dengan mendapatkan tanah di Jalan Barito, oleh

Djawatan Sosial DKI Jakarta dibangunkan gedungnya,

untuk tempat tidurnya disumbang oleh Departemen

Kesehatan. Adapun untuk keperluan lainnya disamping

dari dana pribadi, ibu-ibu Pengurus juga meminta

sumbangan dari masyarakat. Ibu Sulistina pergi ke

Pasar Baru mendatangi toko-toko. Ada yang

memberikan peralatan masak, ada yang memberikan

kasur, bantal, dsb. Sebuah awal yang baik dimana

yayasan berhasil mencuri hati masyarakat. Hal itu

Page 61: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

49

sangat membantu, sebab pada saat itu banyak bayi-bayi

dititipkan pada Yayasan Sayap Ibu.

Kian hari anak-anak yang diasuh oleh Yayasan

Sayap Ibu semakin banyak. Sehingga yayasan pun

mulai membuat program kerja. Ibu-ibu Pengurus cukup

kreatif menggagas berbagai kegiatan. Yayasan Sayap

Ibu lah yang pertama kali mengadakan kontes Miss

Jakarta, dalam rangka mencari dana untuk anak-anak

asuhnya. Yayasan Sayap Ibu juga mengadakan Food

Festival yang menghadirkan masakan dari seluruh

Nusantara, Lomba Dansa dan sebagainya. Pada saat itu

yang mereka pikirkan adalah mereka harus kreatif untuk

mencari dana. Bahkan menurut ceritanya Yayasan

Sayap Ibu juga pernah berencana mengadakan kegiatan

bertaraf internasional yang menyelenggarakan orkes

Hawai. Namun tidak terlaksana karena tidak

mendapatkan izin dari Pemerintah, alasannya pada saat

itu belum ada hotel yang layak untuk menampung tamu

dari negara lain. Sampai sekarang dokumen dan surat-

surat mengenai rencana tersebut masih tersimpan

dengan rapi.

Kerja keras yang telah dibangun semenjak tahun

1955 akhirnya sempat memasuki masa yang sulit. Pada

tahun 1968 ibu Sulistina mulai merasakan adanya

kendala dalam menjalankan operasional Yayasan Sayap

Ibu. Hal tersebut dikarenakan aktivitas Bung Tomo

yang kian hari semakin padat, dan ibu Sulistina harus

Page 62: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

50

mengikuti Bung Tomo dalam setiap kegiatan-

kegiatannya. Kondisi pada saat itu merupakan masa-

masa sulit bagi yayasan, dimana pendiri yayasan harus

memutuskan mengikuti kegiatan sang suami. Kondisi

perekonomian yayasan pun mulai mengalami

penurunan.

Melihat kondisi yang sangat memprihatinkan

tersebut, ibu Sulistina memutuskan untuk menemui ibu

Johanna Sunarti Nasution (istri dari Jenderal Nasution).

Pasa saat itu bu Nas (panggilan untuk ibu Nasution)

sedang menjabat sebagai ketua dari seluruh Koordinasi

Yayasan Sosial di Jakarta BKKKS (Badan Koordinasi

Kegiatan Kesejahteraan Sosial). Lewat pembicaraan

dengan ibu Sulistina, bu Nas meminta agar yayasan

tidak ditutup sebab pada saat itu sudah banyak anak-

anak yang diasuh di yayasan. Bu Nas memutuskan

untuk mengambil alih Yayasan Sayap Ibu. Kehadiran

bu Nas dalam Yayasan Sayap Ibu membawa angin

segar bagi yayasan, sebab figur beliau sudah terkenal.

Selain sebagai istri seorang Jenderal, beliau juga sangat

aktif dalam yayasan sosial lainnya.

Tahun 1968 bu Nas bergabung dengan Yayasan

Sayap Ibu. Pada tahun itu juga dalam pengasuhan dan

perawatan anak, kriteria anak ditingkatkan menjadi usia

0-5 tahun. Dalam perjalanannya, Yayasan Sayap Ibu

sempat mengalami masalah keuangan sehingga harus

dihentikan untuk sementara pada tahun 1968 ini.

Page 63: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

51

Namun berkat tekad kuat para Ibu, terutama Ibu J.S

Nasution, Yayasan Sayap Ibu dapat berjalan kembali

dan terus berkembang pesat. Bu Nas memasukkan

Yayasan Sayap Ibu dibawah naungan BKKKS. Dalam

kepengurusan baru, Ibu Nasution menjabat sebagai

Pengawas YSI, sedangkan Ketua oleh Ibu Ciptaningsih

Utaryo. Permohonan untuk Pengangkatan Anak mulai

berdatangan ke Yayasan Sayap Ibu. pada waktu itu

belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur proses

Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Pengangkatan Anak

dari Yayasan Sayap Ibu dilaksanakan berdasarkan

Hukum Adat yang berlaku di daerah asal para Calon

Orang Tua Angkat karena memiliki kebutuhan khusus.

Mereka yang lahir sudah dalam keadaan memiliki

kebutuhan khusus, tetap dirawat dan menjadi tanggung

jawab Yayasan Sayap Ibu.

Pada tahun 1975 terjadi Pengangkatan Anak besar-

besaran dari Vietnam, Kamboja, Jepang, dan Korea.

Kebanyakan adalah anak-anak terlantar sebagai korban

perang melawan negara barat seperti Amerika, Inggris,

Perancis, dan lain-lain. Anak-anak tersebut dikirim

melalui Bandar Udara, dan diterima di Bandar Udara

Negara para Orang Tua Angkatnya. Belanda ikut dalam

arus Pengangkatan anak-anak tersebut. Mereka lebih

banyak mengambil anak-anak Indonesia karena adanya

hubungan sejarah. Pengangkatan Anak dilakukan secara

sah hanya dengan akte notaris. Terjadilah jual beli anak

Page 64: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

52

yang ramai sekali. Bahkan banyak kejadian, anak-anak

tersebut dititipkan kepada pramugari yang diberi kuasa.

Agen adopsi yang bekerjasama dengan Notaris,

Rumah-Rumah Bersalin, perantara-perantara pencari

anak tumbuh seperti cendawan di musim hujan. Namun

begitu, Pemerintah terlihat masih belum mengeluarkan

suatu peraturan apapun. Para relawan Yayasan Sayap

Ibu tentu saja terusik rasa kemanusiaan dan

kebangsaannya. Dengan bantuan ibu Joke

Berkouwer,SH seorang sarjana hukum dan relawan

Yayasan Sayap Ibu berkewarganegaraan Belanda.

Yayasan Sayap Ibu kemudian menyusun konsep

prosedur pengangkatan anak melalui Sidang

Pengadilan. Seperti halnya di Negara maju, ketentuan

pengangkatan anak tidak cukup hanya dengan akte

notaris saja. Dalam konsep tersebut juga diusulkan

adanya lembaga seperti “Kinder Bescherming Dients”

yang akan membantu Departemen Sosial dalam

perijinan dan pemantauan para orang tua angkat.

Lembaga ini diharapkan dapat membendung

perdagangan anak seperti yang terjadi pada waktu

sebelumnya. Konsep tersebut dikirimkan kepada

Departemen Kehakiman, Gubernur DKI Jakarta dan

Departemen Sosial.

Pada saat itu Gubernur yang memimpin adalah pak

Ali Sadikin. Pak Ali Sadikin cepat tanggap. Pada tahun

1976 mengeluarkan ijin serta mengakui Badan

Page 65: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

53

Konsultasi Pengangkatan Anak Yayasan Sayap Ibu

sebagai Lembaga Resmi. Departemen Kehakiman

menanggapi dengan dikeluarkannya, Surat Edaran

No.JHAI/1/2 tahun 1978 tentang Prosedur

Pengangkatan Anak WNI (Warga Negara Indonesia)

oleh WNA (Warga Negara Asing), yang menentukan

bahwa Notaris tidak dapat membuat Akte Adopsi

karena Pengangkatan Anak WNI oleh WNA harus

dilaksanakan dengan Penetapan Pengadilan. Pada tahun

1976, sebagai hasil rekomendasi Seminar tentang

Pengangkatan Anak sebagai Sarana Usaha

Kesejahteraan Anak yang dilaksanakan oleh Yayasan

Sayap Ibu, dan Dewan Nasional Indonesia untuk

Kesejahteraan Sosial, Mahkamah Agung mengeluarkan

surat edaran No. 2 tahun 1979 yang kemudian

disempurnakan dengan SEMA No. 6 tahun 1983

tentang: Prosedur Pengangkatan Anak WNI oleh WNA

dan anak WNA oleh WNI. Departemen Sosial pada

tahun 1981 mengeluarkan Peraturan Menteri No. 13

tentang Organisasi Sosial yang dapat menyelenggarakan

usaha penyantunan anak terlantar (termasuk

melaksanakan Pengangkatan Anak). Dengan

dikeluarkannya Permensos tersebut maka hanya 5

organisasi yang mendapat ijin resmi termasuk Yayasan

Sayap Ibu. Semua Pengadilan dapat memeberikan

penetapan Pengangkatan Anak baik untuk WNI maupun

WNA (Intercountry Adoption) mengacu pada Surat

Page 66: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

54

Edaran MA No. 6 tahun 1983 di atas. Ibu Ati

Dasaid,S.H. (Almh.) Pengurus YSI Pusat saat itu yang

berjuang keras untuk adanya Permensos yang mengatur

Pengangkatan Anak.

Bersama Yayasan Tiara Putra, sejak itu Yayasan

Sayap Ibu resmi diakui sebagai lembaga Pengangkatan

Anak Terlantar. Yayasan Sayap Ibu tidak hanya

melaksanakan Pengangkatan Anak untuk anak-anaknya

sendiri, namun juga dapat melaksanakan Bantuan

Pelaksanaan untuk Pengangkatan Anak sesuai Peraturan

Pemerintah yang mengambil anak-anak dari yayasan

lain.

Paska kepergian ibu Sulistina Sutomo karena

kesibukan beliau, digantikan oleh ibu Ciptaningsih

Utaryo. Beliau adalah bagian dari tim Bung Tomo dan

juga bu Nas. Pada masa kepemimpinan ibu Utaryo,

kondisi yayasan masih sangat memprihatinkan dan

masih membutuhkan uluran tangan kanan kiri untuk

anak-anak. Yang paling sulit didapat pada masa itu

adalah mencari persediaan susu, susu hampir tidak ada

ditemukan pada masa itu. Padahal susu adalah makanan

pokok bagi bayi. Untuk membantu mendapatkan susu

bagi bayi-bayi di yayasan, ibu Utaryo berusaha untuk

mencari bantuan keluar. Pada saat itu usahanya

membuahkan hasil adanya sumbangan susu dari WIC

(Women’s International Club). Daftar anggota yang

terdapat dalam WIC kebanyakan orang asing, dan

Page 67: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

55

mereka mendapatkan susu tersebut dari kedutaan

Negara mereka masing-masing, sehingga akhirnya

merekalah yang menjadi penolong bagi bayi-bayi dan

balita yang berada di Yayasan Sayap Ibu. WIC

merupakan salah satu organisasi yang banyak

membantu Yayasan Sayap Ibu, secara rutin mereka

membantu banyak hal termasuk dalam hal caring.

Ibu Utaryo sendiri memiliki andil yang cukup

besar dalam hal mendatangkan susu untuk bayi-bayi

yang dirawat yayasan. Melalui akses yang dimiliki oleh

suaminya yang bekerja di pelayaran, ibu Utaryo sering

mendapatkan bantuan susu dan juga sereal dari kapal.

Dimana sebenarnya barang-barang tersebut adalah jatah

dari para awak kapal yang berlayar berbulan-bulan.

Tetapi karena seringkali stok susu berlimpah, maka

mereka memberikannya secara rutin untuk Yayasan

Sayap Ibu. Bantuan susu dari sisa anak buah kapal itu

jumlahnya sangat banyak, bahkan bisa sampai

berkarung-karung. Sampai ibu-ibu yang mengurus

yayasan, menjadikan susu-susu tersebut bahan untuk

kreasi aneka kue. Setelah jadi masakan kue tersebut

digunakan uangnya untuk keperluan anak-anak Sayap

Ibu. Kinerja ibu Utaryo dan tim nya sangat membantu

proses berdiri tegaknya Yayasan Sayap Ibu, namun lagi-

lagi yayasan harus menerima keadaan untuk

melepaskan ibu Utaryo pindah mengikuti suaminya.

Page 68: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

56

Tahun 1977 ibu Utaryo pindah ke Yogyakarta,

beliau mengikuti suaminya Bapak Utaryo yang

mendapat panggilan dinas ke kota tersebut dan pada

saat itu kepemimpinan Yayasan Sayap Ibu kembali

dipegang oleh bu Nas. Pada saat itu di Yogyakarta, ibu

Utaryo juga berjumpa dengan ibu Sarwanto

Brojonegoro yang beliau kenal sewaktu mereka berdua

mewakili Indonesia dalam Asian Women Leadership

Training di USA pada tahun 1972. Pada saat itu ibu

Utaryo dikirim mewakili Yayasan Sayap Ibu, dan di

BKKKS. Bersama Ibu Sarwanto Brojonegoro, Ibu

Utaryo mendirikan YSI Cabang DIY dengan Ketua Ibu

Utaryo. YSI Cabang Jakarta diketuai oleh Ibu Titik

Mohammad Said menggantikan Ibu Utaryo, YSI Pusat

diketuai oleh Ibu Nasution. Yayasan Sayap Ibu Pusat

dengan Ketua bu Nas, Cabang Jakarta dengan Ketua Ibu

Titik Mohammad Said, dan Cabang Yogyakarta dengan

Ketua Ibu Utaryo. Pada tahun 1978 berdiri dua cabang

yaitu cabang jakarta kebayoran baru dan cabang

yogyakarta.

Berdirinya Cabang Banten adalah inisiatif Ibu Nas

untuk memisahkan anak-anak disabilitas, dengan anak-

anak pada umumnya yang berada di YSI Cabang

Jakarta. Sebab jika mereka dibiarkan terus bersama,

maka anak-anak yang terlahir non disabilitas akan

mendapat dampak yang tidak baik dalam proses tumbuh

kembangnya, mereka akan mengikuti pola bersikap

Page 69: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

57

seperti teman-temannya yang disabilitas. Pada awalnya

anak-anak non disabilitas dan anak-anak disabilitas

diasuh di tempat yang sama yaitu di Yayasan Sayap Ibu

Cabang Jakarta. Keterbatasan tempat maupun jumlah

Pengasuh, serta pertimbangan lainnya, juga seiring

dengan perkembangan, saran para psikolog serta

rekomendasi para ahli maka anak normal dan anak yang

mengalami disabilitas berat harus dirawat secara

terpisah. Alasannya kalau anak-anak non disabilitas

dicampur dengan yang disabilitas maka perilaku anak-

anak yang non disabilitas justru akan mengikuti anak-

anak disabilitas tersebut, mengingat kebiasaan anak

adalah suka meniru. Lebih dari itu alasan utama

pemisahan adalah agar anak-anak penyandang

disabilitas terutama yang tingkat disabilitasnya

tergolong berat dapat ditangani secara lebih spesifik.2

Dasar yang menjadi acuan adalah Undang-Undang

No.4 tahun 1997 tentang Penyandang cacat pada pasal 5

serta Undang-undang 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, dimana secara tegas disebutkan

bahwa hak-hak anak meliputi asas non diskriminasi,

kepentingan yang terbaik bagi anak, hak dalam

keberlangsungan untuk hidup, hak tumbuh kembang

secara layak baik fisik, mental, spiritual, hak

2 http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/sejarah/ diakses

pada hari Selasa tanggal, 20 Agustus 2019 pukul 13:37 WIB

Page 70: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

58

perlindungan, dan hak untuk turut serta partisipasi

dalam lingkup kehidupan sosial.

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten atau

dikenal juga dengan nama Yayasan Sayap Ibu – Bintaro

adalah organisasi nirlaba yang merupakan

pengembangan dari Yayasan Sayap Ibu, yang bertujuan

untuk melakukan usaha kesejahteraan sosial

kemasyarakatan yang bersifat terbuka dan bersedia

bermitra dengan lembaga, perusahaan atau perorangan

baik dari dalam maupun luar negeri dalam bidang

pembangunan kesejahteraan sosial dengan prinsip

kemanfaatan sebesar-besarnya bagi anak cacat ganda

terlantar.

Yayasan Sayap Ibu cabang provinsi Banten

diresmikan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Provinsi Banten pada tanggal 1 Oktober 2005, sesuai

dengan UUD no. 8 tahun 2016 tentang disabilitas. Awal

berdirinya Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

menyewa sebuah rumah di sektor 6, Bintaro. Lima belas

(15) anak pertama anak YSIB adalah anak-anak yang

dipindahkan dari Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta.

Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten memfokuskan

pelayanan kepada anak disabilitas majemuk dan

menyetarakan anak disabilitas. Dengan memegang

teguh komitmen terhadap perlindungan dan perawatan

tumbuh kembang anak cacat ganda terlantar yang secara

tidak langsung juga berarti membantu pemerintah dalam

Page 71: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

59

memenuhi hak-hak anak akan perlindungan dan

perawatan.

Dengan semangat dan perjuangan para pengurus

YSI-B selama 3 tahun pada tahun 2009 YSI-B

mendapat bantuan lahan fasilitas sosial seluas 2000 m2

dari Pemda Kotamadya Tangerang dan tentunya juga

fasilitas dari PT. Jaya Real Property, bedirilah sebuah

bangunan gedung permanen Yayasan Sayap Ibu –

Bintaro. Dalam pembangunan lahan ini didanai oleh

Bennink Foundation dari Netherlands. Dan saat ini

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten mengelola

Panti Penyantunan dan Rehabilitasi Anak Cacat

Terlantar, di Jl. Raya Graha Bintaro No. 33, Pondok

Kacang Barat Tangerang – Telp. 021 – 7331004.3

2. Visi & Misi

a. Visi

Terwujudnya Perlindungan, Perawatan dan

Pengasuhan Anak sejak dalam kandungan maupun

sesudah dilahirkan, termasuk Anak Penyandang

Disabilitas secara holistik, berkesinambungan

dengan penuh kasih sayang sepanjang hidupnya.

b. Misi

1. Melakukan Penyantunan, Perawatan, Pengasuhan

dan Pendidikan Anak Terlantar, Penyandang

3 http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/sejarah-

ysi-cabang-banten/ diakses pada hari selasa tanggal 20 Agustus 2019 pukul

13:40 WIB

Page 72: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

60

Disabilitas, baik di Panti maupun di luar Panti

secara profesional.

2. Mengusahakan Rehabilitasi Fisik, Psikis, Sosial

dan Keterampilan secara optimal.

3. Melaksanakan Pengentasan Anak agar bisa

mandiri.

4. Menyediakan Pelayanan Sosial yang berkualitas

bagi Anak Penyandang Disabilitas diatas 18

(delapan belas) tahun agar bisa hidup mandiri.

5. Melaksanakan Perlindungan, Perawatan dan

Pengasuhan Anak sejak dalam kandungan.

6. Menjalin Kemitraan Dalam dan Luar Negeri

secara aktif dalam rangka memberikan kontribusi

terhadap Perlindungan, Perawatan, Pengasuhan

dan Pendidikan Anak sesuai dengan Ketentuan

yang berlaku.4

4 http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/visi-misi/ diakses

pada hari selasa tanggal 20 Agustus 2019 pukul 14:15 WIB

Page 73: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

61

3. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

Page 74: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 75: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

62

BAB IV

DATA TEMUAN

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten merupakan

yayasan tempat penyantunan dan rehabilitasi anak disabilitas

majemuk atau ganda yang berada di Bintaro Tangerang Selatan,

diresmikan 1 Oktober 2005 silam yang berinduk pada Yayasan

Sayap Ibu Jakarta sebagai kantor pusat, dengan tujuan

memisahkan anak disabilitas dengan anak non-disabilitas. Sesuai

visi dan misi Yayasan Sayap Ibu yaitu merawat, melindungi, dan

mengasuh serta memberikan kasih sayang kepada anak disabilitas

dari kandungan maupun anak terlantar disabilitas.

Tujuan memisahkan anak disabilitas dan non-disabilitas

karena tumbuh kembang anak disabilitas dan non-disabilitas

sangatlah berbeda. Jumlah binaan anak disabilitas di Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten yaitu 480 orang anak dan

terbagi di beberapa daerah 70% anak binaan berasal dari

Jabodetabek, dan 30% berasal dari beberapa provinsi di

Indonesia. Anak binaan dibagi dua yaitu anak panti dan non-

panti, anak panti adalah anak yang ditelantarkan dan tidak

mempunyai keluarga dan dibina didalam panti di yayasan,

sedangkan anak non-panti adalah anak binaan yang mempunyai

keluarga dan mempunyai rumah tempat tinggal.

“Ini adalah inisiatif dari Ibu Nasution istri dari Jendral

Besar Nasution untuk memisahkan anak disabilitas

dengan anak non-disabilitas, 15 Anak pertama kami

Page 76: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

63

adalah dari YSI Cabang Jakarta, untuk dipisah karena

tumbuh kembang anak disabilitas dan non-disabilitas itu

sangat berbeda. YSIB sudah berdiri selama 14 tahun

untuk daerah Provinsi Banten, anak binaan kami lebih

dari 480 anak binaan didalam panti adalah anak yang

tidak diketahui keberadaan orang tuanya, ditelantarkan,

dan anak binaan yang mempunyai keluarga yaitu diluar

panti 70% di Jabodetabek, dan 30% dibeberapa provinsi

di Indonesia.”1

Yayasan Sayap Ibu sebagai tempat penyantunan dan

rehabilitasi penyandang disabilitas majemuk atau ganda tentunya

memenuhi fasilitas penunjang untuk anak asuh panti seperti

fasilitas pendidikan, kesehatan, dan untuk mengembangkan bakat

minat anak asuh di yayasan, karena semua fasilitas yang telah

disiapkan akan sangat membantu anak asuh agar kelak bisa

menghadapi dan bersosialisasi dengan masyarakat luar.

Selain itu yayasan juga mengasah dan memunculkan

bakat dan minat yang ada dalam anak asuh seperti membuat

batik, lilin dan prakarya lainnya, dengan cara ini yayasan juga

membantu anak untuk mandiri dan meningkatkan kepercayaan

diri. Yayasan juga memperhatikan kesehatan dan pendidikan

anak asuh dengan bekerjasa dengan Puskesmas, guru-guru

PAUD, dan masyarakat lainnya yang ingin bekerja sama

membantu anak asuh yang berada di yayasan.

“Anak panti ataupun binaan panti di luar panti yang

masih mempunyai keluarga, kedua orang tua nya dari

keluarga pra sejahtera itu mendapatkan fasilitas yang

sama hanya berbeda tempat saja. Yang di panti itu

1 Wawancara Pribadi dengan Renowati Hardjosubroto, ketua Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten,Tangerang Selatan, 5 Desember 2019

Page 77: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

64

mendapatkan hak anak-anak disabilitas adalah hak anak

berprestasi, mendapatkan pendidikan, mendapatkan kasih

sayang, dia harus bersosialisasi. Suatu saat dia remaja

harus bisa diterima di masyarakat. Untuk itu kita

mempersiapkan masa depan mereka yaitu kita punya

pendidikan fisioterapi, kegiatan-kegiatan pravokasional

dan vokasional seperti membuat karya batik, membuat

lilin. Bekerja sama dengan Puskesmas. Untuk fisioterapi

mencarikan fisioterapi yang keliling. Jadi kita juga

merangkul masyarakat untuk peduli penyandang

disabilitas dalam bidang masing-masing.”2

Dalam melakukan perekrutan pengasuh, yayasan akan

melakukan wawancara kerja dan psikotes dan minimal

pendidikan SLTA atau sederajat, setelah itu pengasuh akan

diberikan pembekalan dan pelatihan kepada pengasuh agar siap

dan bisa mengasuh anak disabilitas daksa. Tentunya yayasan

ingin menyeleksi pengasuh agar anak asuh mendapatkan

pengasuh yang mengerti dan kompeten dalam mengasuh anak,

karena butuh kesabaran yang lebih dan pengetahuan serta

pengalaman agar bisa berkomunikasi sesuai dengan kemampuan

anak karena pengasuh harus mempunyai cara tersendiri agar anak

asuh dengan kedisabilitasannya mengerti apa yang disampaikan

pengasuh.

“Perkrutan pengasuh sama seperti perekrutan karyawan

pada umumnya, dengan persyaratan minimal SLTA

dengan melewati beberapa tahap interview dan

pemeriksaan kesehatan serta psikotes. Kemudian setelah

diterima, pengasuh tersebut akan diberikan pembekalan

2 Wawancara pribadi Renowati Hardjosubroto, ketua Yayasan Sayap

Ibu Cabang Provinsi Banten, Tangerang Selatan, 5 Desember 2019

Page 78: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

65

dan pelatihan selama 3 bulan setelah itu baru bisa

dilakukan kontrak selama 1 tahun pertama”3

Komunikasi tentunya sangat penting untuk

menyampaikan pesan yang ingin kita tuju dan pesan tersebut

tersampaikan dengan baik kepada komunikan. Selaku

komunikator, pengasuh tentunya harus tahu kondisi psikis dan

suasana hati agar pesan tersampaikan dengan baik, karena setiap

anak asuh mempunyai latar belakang dan psikologis yang

berbeda-beda. Macam komunikasi pun dilakukan seperti

komunikasi verbal atau non-verbal agar anak asuh menegrti apa

yang disampaikan oleh pengasuh, karena setiap anak mempunyai

cara komunikasi yang berbeda sesuai kemampuan anak asuh

tersebut.

Pengasuh juga punya cara tersendiri agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri, setiap anak asuh pasti diberikan

tugas disetiap kegiatan agar mereka merasa mampu dalam

mengerjakan tugas tersebut, pengasuh juga mendampingi anak

dan memberikan motivasi sehingga anak terstimulus dan si anak

mengerjakan tugas tersebut dan merasa bahwa dirinya itu mampu

serta berpengaruh terhadap lingkungannya dan hal tersebut akan

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh dalam melakukan

segala hal.

”bentuknya sih kita macam-macam ya baik secara verbal

atau non verbal. Kalau secara non verbal misalnya pakai

benda atau gambar gitu kan, terus ada gestur, isyarat

3 Wawancara pribadi melalui Whatsapp dengan Zulfahmi, Tangerang

Selatan, 10 Desember 2019

Page 79: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

66

juga. Dan untuk masalah kepercayaan diri sih dengan

cara komunikasi itu kita bisa menjelaskan kepada anak,

memberi peran-peran dalam setiap kegiatan di kelas

sehingga punya peran penting. Jadi kita juga menjelaskan

pada anak kalau kamu ga menjalankan ini, teman-teman

kamu enggak bisa mengerjakan tahap selanjutnya

sehingga oh saya tuh bagian dari tim dan saya penting.

Gitu. Untuk meningkatkan kepercayaan diri kaya gitu.”4

Anak asuh adalah fokus utama dari pengasuh, bagaimana

pengasuh dapat mengembangkan dan mempersiapkan anak untuk

masa depan mereka serta agar anak asuh siap menghadapi

masyarakat luar. Menghadapi anak asuh dengan

kedisabilitasannya tentu bukan hal yang mudah terkadang emosi

anak berubah-ubah perlu kesabaran dan pengalaman agar tahu

apa yang dimaksud oleh anak itu. Meningkatkan kepercayaan diri

anak disabilitas juga butuh waktu bagaimana pengasuh

mengomunikasikan apa yang pengasuh maksud harus berulang-

ulang kali agar anak tersebut mengerti dan memahami.

Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan diri anak,

anak juga diajak keluar seperti ke pasar, taman supaya anak-anak

belajar bersosialisasi, berinteraksi dengan masyarakat dan agar

mereka tahu jika suatu saat nanti mereka sudah tidak di yayasan

lagi mereka bisa mandiri dan sudah terbiasa bersosialisasi dengan

masyarakat luar.

”kendalanya itu kadang-kadang komunikasi, yang

anaknya kita kasih tahu ini kadang-kadang dia enggak

ngerti gitu, mereka tuh rata-rata enggak sabaran anaknya

4 Wawancara pribadi dengan Doni Ramdhoni, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019

Page 80: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

67

maunya enggak bisa nunggu gitu, yaudah kita suruh

nunggu, misalnya kalau menunggu itu penting. sering-

sering kita ajak keluar, sosialisasi kayak belanja ke giant,

kayak tadi pagi kita ke taman kota jalan-jalan, mereka

disana belajar sosialisasi dengan orang, orang juga

ketemu mereka ya kalo orang-orang yang care ke mereka

ya disapa, mereka kita ajak salaman sama orang asing

gitukan, kita kenalin lingkukngan tadinya takut jadi ga

takut jadinya. kan dia nanti bisa kalo nanti dia dewasa

bisa hidup mandiri diluar.”5

Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri anak asuh,

pengasuh juga memberikan suatu tantangan kepada anak

disabilitas bahwa dirinya bisa melakukan sesuatu sesuai dengan

kapasitas kemampuan mereka, mereka tidak hanya bergantung

kepada orang lain namun mereka juga bisa mandiri dan

melakukan segala sesuatu layaknya orang pada umumnya.

Pengasuh juga berusaha memberikan motivasi kepada anak

asuh bahwa mereka bisa berkembang dan maju, dan memiliki

kepercayaan diri yang tinggi, karena kepercayaan diri adalah

suatu kualitas hidup bagaimana mereka mengahadapi kehidupan

dan berhasil melaluinya.

“Anak-anak diberi kesempatan sesuai kapasitasnya

masing-masing. Kalau kita bicara mereka yang masih

berbaring harus bisa berguling, yang bisa berguling

harus bisa mengangkat kepala, yang bisa mngangkat

kepala harus bisa duduk. Gitu kan. Jadi dengan

mamberikan satu tantangan dan kesempatan itu secara

otomatis mereka menjadi nyaman dan mereka merasa

tantangan-tantangan yang membuat mereka menjadi

tumbuh. karena anak-anak harus berkembang, anak-anak

5 Wawancara pribadi Ayu Wulandari, pengasuh, Tangerang Selatan, 5

Desember 2019

Page 81: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

68

harus maju, kepercayaan diri itu walaupun sederhana

kalau saya bilang sih kepercayaan diri itu kaya kualitas

hidup.”6

Dalam melakukan strategi komunikasi untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh disabilitas daksa,

pengasuh menyiapkan perencanaan apa saja yang akan dilakukan

anak asuh, salah satu metodenya adalah dengan cara mengajak

anak untuk berbelanja, pengasuh sudah membagi tugas siapa saja

yang akan membawa barang belanjaan, memasukan belanjaan

keranjang, secara tidak langsung anak akan berpikir bahwa

dirinya percaya untuk mempertanggungjawabkan tugasnya.

Tahap selanjutnya adalah pengperencanaanan, pengasuh

mengajak anak asuh untuk berbelanja sesuai rencana yang

disiapkan, jika salah satu anak tidak ingin melakukan tugas yang

diberikan maka pengasuh akan mengevaluasi dengan cara

memberikan tugas kepada anak lainnya. Dengan cara seperti itu

anak akan belajar berinteraksi dengan masyarakat luar dan

mengenal lingkungan sekitar, anak juga akan memiliki

kepercayaan diri bahwa dirinya bisa menyelesaikan tugas yang

diberikan pengasuh.

“sebelum ngajar tuh kita bikin plan, misalkan seminggu

satu kali, kita bikin tiap hari jumat, biasanya hari ini

ngajar apa, besoknya ngajar apa, dari situ kita bikin

pembagian anaknya sama siapa gitu, kalaupun akhirnya

setelah dilapangan reviewnya si a di pegang aku atau si b

dipegang pak doni padahal di plan nya beda. misalnya

kalau kita bagi tugas kan, saat belanja kita ngasih tugas

6 Wawancara pribadi dengan Agus Haryanto, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019

Page 82: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

69

sesuai plan, bagian yang minta uang toto, nanti bagian di

kasir si teguh, nanti yang bagian menyimpan masukan

belanjaan si ridho, begitu kurang lebih, usahakan si

enggak melenceng dari plan Perencanaannya.

evaluasikan anak ini jalan enggak nih sesuai ini nya

kadang ada yang mogok, si ini yang melakukan”7

Kepercayaan diri tentunya tidak muncul begitu saja

apalagi terhadap anak-anak penyandang disabilitas, setiap anak

memiliki karakter yang berbeda-beda, yang membuat pengasuh

harus mengenal karakter setiap anak dan mengetahui cara

berkomunikasi dengan anak untuk meningkatkan kepercayaan

diri anak asuh, pengasuh juga berkomunikasi dengan anak secara

halus dan pelan agar anak mengerti dan. Metode yang digunakan

pengasuh sesuai apa yang diinginkan anak agar kepercayaan diri

anak muncul. Semisal, dengan memperhatikan penampilan anak

dengan anak memakai pakaian bagus maka anak itu kan percaya

diri, atau jika akan ada penampilan seni maka pengasuh akan

mengajarkan anak agar nanti ketika tampil anak tidak malu dan

memiliki kepercayaan diri.

“Kalau misalkan ada acara bajunya yang bagus dan

penampilannya dirapihin. Kalau misalnya nari ada acara

dilatih dulu biar ngerti kalau harus ngapain-ngapain.

diajak ngomong baik-baik gitu, terus kalo misalkan mau

apa-apa kita kasih tahu dulu kan, contohnya Yuyun mau

ngelakuin apa-apa atau nari, kita harus ajarin dulu

supaya dia nggak malu nantinya karena kalau nggak

latihan dulu dia bakal malu. Terus Bela, dia misalkan

7 Wawancara pribadi dengan Ayu Wulandari, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019

Page 83: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

70

penampilannya acak-acakan dia nggak akan mau pergi,

dia harus rapi.”8

Segala kegiatan yang yang dilakukan pengasuh dengan

anak-anak tentunya akan menambah semangat dan percaya diri,

semua kegiatan akan didampingi oleh pengasuh sehingga anak

akan senang, kegiatan yang dilakukan sama halnya kegiatan

sehari-hari seperti laundry, memasak, belanja.

“Seneng, Laundry, nyuci sayur, belanja, masak, banyak”9

Seiring berjalannya waktu, interaksi pengasuh dan anak

asuh menciptakan ikatan sehingga anak asuh akan menganggap

pengasuh sebagai orang terdekatnya bahkan keluarganya sendiri.

Semua kegiatan-kegiatan pengasuh dan anak asuh yang hampir

24 jam dalam sehari tentu akan membuat pengaruh terhadap anak

asuh, tidak adanya gap atau jarak yang membedakan pengasuh

dan anak asuh, maka anak akan merasa dirinya lebih diterima

oleh pengasuh. Terlebih semua kegiatan akan mempengaruhi dan

membantu anak meningkatkan kepercayaan dirinya.

“Yak diajak becanda diajak ngobrol, jadi kita sama

mereka, jangan ada gap, mereka tuh gini kita tuh gini

biasa aja kayak bercanda sama anak normal”10

8 Wawancara pribadi dengan Siti Salsabila Az-zahra, pengasuh,

Tangerang Selatan, 5 Desember 2019 9 Wawancara pribadi dengan J, anak asuh, Tangerang Selatan, 5

Desember 2019. 10

Wawancara pribadi dengan Kamil, pengasuh, Tangerang Selatan, 5

Desember 2019.

Page 84: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 85: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

71

BAB V

PEMBAHASAN

A. Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Pada Anak Disabilitas Daksa di

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten.

Strategi komunikasi adalah salah satu aspek penting untuk

mencapai suatu tujuan sehingga pesan yang disampaikan akan

diterima dengan baik oleh komunikan, terutama untuk

meningkatkan kepercayaan diri untuk mencapai prestasi, karena

perlu komunikasi yang disiapkan oleh pengasuh agar semua

berjalan sesuai dengan apa yang dituju. Strategi yang terjadi dari

pengasuh kepada anak asuh disabilitas sangatlah penting karena

anak-anak yang ditinggal di Yayasan Sayap Ibu mempunyai hak

yang sama seperti anak yang tinggal di dalam rumah. Setiap anak

berhak untuk mendapatkan kasih sayang orang tua, hak

pendidikan, perlindungan, kesehatan serta hak-hak lainnya tak

terkecuali anak asuh disabilitas yang berada di Yayasan Sayap

Ibu.

Yayasan Sayap Ibu adalah sebuah wadah bagi anak-anak

disabilitas majemuk atau ganda yang terlantar, selain itu ada juga

penyandang disabilitas yang berasal dari masyarakat prasejahtera

binaan yang mempunyai keluarga dan tempat tinggal yang

dibantu oleh yayasan. Yayasan Sayap Ibu berusaha memberikan

pelayanan sosial dan mengembalikan hak-hak anak disabilitas

yang terlantar. Untuk mengurus dan membina anak-anak dalam

Page 86: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

72

yayasan, tentunya yayasan menyiapkan pengasuh agar anak bisa

dibina dengan baik.

Peran pengasuh sangatlah penting karena anak akan terus

didampingi oleh pengasuh dan dari pengasuh juga anak akan

belajar dan berkomunikasi dengan intens. Disinilah peran

pengasuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh agar

anak bisa bersosialisasi dan menghadapi masyarakat jika sudah

dewasa nanti. Strategi komunikasi yang dilakukan pengasuh akan

sangat penting dan berpengaruh terhadap anak-anak dalam

meraih prestasi ataupun melakukan kegiatan sehari-hari.

“Penting, karena suatu saat mereka akan bertemu dengan

banyak orang, macam-macam orang dan berbagai

macam karakter dan mereka harus siap untuk itu. Harus

bisa menerima banyak kondisi-kondisi yang mereka

engga bisa menduga. Itu yang menjadi penting.”1

Gambar 5.1 Kegiatan Anak dengan Salah Satu

Komunitas

1 Wawancara Pribadi dengan Doni Ramdhoni, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019

Page 87: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

73

Para pengasuh di yayasan juga harus mempunyai syarat-

syarat sebagai komunikator, yaitu memiliki kredibilitas yang

tinggi bagi komunikasinya, memiliki pengetahuan yang luas,

memiliki sikap yang baik, memiliki keterampilan berkomunikasi

dan memiliki daya tarik dalam artian komunikator memiliki

kempuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan

pengetahuan pada komunikan. Jika pengasuh memiliki syarat-

syarat tersebut, maka strategi komunikasi terhadap anak asuh

akan berhasil dan dapat diterima dengan baik.

Dalam melaksanakan strategi komuikasi, pengasuh

melalui tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

karena melalui tahapan-tahapan ini pengasuh akan mengetahui

strategi mana yang akan digunakan. Dengan menggunakan

tahapan-tahapan tersebut, maka pengasuh akan mempermudah

prosesnya atau jalan untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh.

Yayasan Sayap Ibu juga sangat berperan dalam membina

dan mengarahkan anak-anak asuh melalui strategi komunikasi

yang baik serta program kegiatan guna meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh dalam meraih prestasi akademis

maupun non-akademis. Untuk mencapai suatu keberhasilan

dalam melaksanakan komunikasi yang baik, perlu strategi agar

apa yang akan pengasuh tuju tercapai, dalam bukunya

Manajemen Strategis Konsep, Fred R. David menjelaskan bahwa

ada 3 tahapan dalam proses untuk mencapai strategi komunikasi

agar berhasil tepat sasaran, 3 tahapan itu yaitu perumusan

Page 88: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

74

strategi, perencanaan atau pelaksanaan strategi, dan evaluasi

strategi, yang snagat penting dalam melaksanakan strategi

komunikasi.2

B. Perencanaan Strategi

Dalam pelaksanaan strategi komunikasi ada 3 tahapan

salah satunya yaitu tahapan yang pertama perumusan atau

perencanaan strategi untuk menetapkan tujuan strategi, untuk

memahami hambatan maupun peluang yang akan dihadapi.

Perumusan atau perencanaan strategi yaitu penyusunan atau

proses langkah-langkah dalam melakukan strategi komunikasi

dalam mencapai visi dan misi yayasan melalui pengasuh untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh, sehingga tercapainya

suatu target seperti yang telah direncanakan.

Dalam perencanaan strategi, pengasuh tentunya harus

paham atau mengidentifikasi akan kondisi anak asuh serta

lingkungannya, peluang serta hambatan, menetapkan kekuatan

dan kelemahan yang ada dalam diri pengasuh serta menentukan

sasaran yang tepat. Perumusan atau perencanaan yang dibuat

pengasuh haruslah matang dalam kata lain pengasuh harus benar-

benar dalam menyiapkan strategi, supaya strategi yang telah

disiapkan mengarah tepat pada sasaran.

Dalam perumusan strategi komunikasi ada 4 faktor yang

harus diperhatiakan pengasuh, karena keempat faktor tersebut

2 Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep (Jakarta: Salemba

Empat, 2006), h. 30

Page 89: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

75

akan mendukung dalam menjalankan strategi komunikasi, yaitu

mengenali sasaran, penyusunan pesan, penetapan metode, dan

pemilihan media. Yang pertama pengasuh harus mengenal

sasaran (anak asuh), dalam arti pengasuh akan mengidentifikasi

anak asuh bagaimana kondisinya, karena kondisi anak asuh akan

berpengaruh akan berhasilnya komunikasi yang dilakukan

pengasuh.

“biasanya kalo marah itu susah banget, buat dipegang

aja enggak mau. Jadi kaya harus kalo misalkan yang

autis itu marah harus dikasih makanan sedangkan bukan

jam nya makan. Kayak punya cara sendiri biar enggak

marah lagi. Kayak naik ayunan atau apa gitu, keliling-

kelilinng sampe dia capek hmm diajak main.”3

Selanjutnya penyusunan pesan, yaitu menentukan materi

atau tema yang akan disampaikan, penentuan materi ini akan

mempengaruhi anak asuh sesuai yang dinginkan pengasuh, ada

dua rumusan dalam penentuan materi yang pertama yaitu bersifat

one side issue yaitu bersifat satu sisi saja semisal tema yang berisi

hal positif yang akan dikomunikasikan pengasuh yang kedua one

both side yaitu berisi tema dengan dua sisi misalkan sisi positif

atau negatif.

“anak-anak itu mereka tuh rata-rata enggak sabaran

anaknya maunya enggak bisa nunggu gitu, yaudah kita

suruh nunggu, misalnya kalau menunggu itu penting kira-

kira gitu.”4

3 Wawancara pribadi dengan Siti Salsabila Az-zahra, pengasuh,

Tangerang Selatan, 5 Desember 2019. 4 Wawancara pribadi dengan Ayu Wulandari, Pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019.

Page 90: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

76

Yang ketiga yaitu penetapan metode dengan

menggunakan metode komunikasi, tentunya pesan yang akan

disampaikan akan berpengaruh pada anak asuh sesuai apa yang

diinginkan pengasuh dalam meningkatkan kepercayan diri.

Biasanya pengasuh akan menggunakan metode persuasif untuk

mempengaruhi anak agar lebih terbuka lagi dan lebih percaya diri

ketika berada berada ditebgah masyarakat nanti.

“kita sering-sering ajak keluar aja, sosialisasi kayak

belanja ke giant, kayak tadi pagi kita ke taman kota tuh

jalan-jalan, mereka disana belajar sosialisasi dengan

orang, orang juga ketemu mereka ya kalo orang-orang

yang care ke mereka ya disapa, mereka kita ajak salaman

sama orang asing gitukan, kita kenalin lingkukngan,

tadinya takut jadi ga takut jadinya”5

Gambar 5.2 Kegiatan Belanja Sayur di Pasar

5 Wawancara pribadi dengan Ayu Wulandari, Pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019.

Page 91: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

77

Yang terakhir yaitu pemilihan media, media dalam

menyampaikan komunikasi bermacam-macam dan berbeda-beda

dalam memberikan pengaruh. Dalam pemilihan media untuk

berkomunikasi pengasuh akan menyesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan anak asuh.

“biasanya kita menyiapkan alat-alat komunikasi terutama

ya kaya misal dari gambar. Misalnya hari ini kita mau

ngapain, kalau anaknya mau melalui gambar ya kita

gambar kegiatan hari itu juga. Misalkan mau belanja kita

simbolkan dengan tas gitu kan atau dengan isyarat. Terus

misalkan mau berkebun, alat berkebunnya kita bawa

semprotannya karna mungkin level anaknya masih di

benda nyata gitukan”6

Gambar 5.3 Kegiatan Menyiram Kebun

C. Pelaksanaan Strategi

Setelah merumuskan dan menetapkan strategi yang akan

diterapkan. Hal yang selanjutnya adalah pelaksanaan

6 Wawancara pribadi dengan Dono Ramdhoni, Pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019.

Page 92: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

78

menggunakan perumusan yang telah ditetapkan tadi agar strategi

berjalan secara efektif.7 Tahap ini adalah tahap yang paling berat

karena tahap perencanaan menerapkan apa yang sudah

dirumuskan atau direncanakan pada tahapan yang pertama tadi,

apakah sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau malah

menyimpang. Banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

ketika dilapangan yang berasal dari internal maupun eksternal

yang menyebabkan strategi komunikasi menyimpang atau

melenceng dari yang telah direncanakan. maka dari itu, dalam

tahapan pelaksanaan ini membutuhkan komitmen dan kesabaran

serta pengetahuan yang luas dalam berkomunikasi sehingga dapat

berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan untuk meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh.

Implementasi atau pelaksanaan strategi yang dilakukan

pengasuh sesuai perencanaan yang telah ditentukan yaitu

mengenali sasaran, penyusunan pesan, penetapan metode, dan

pemilihan media. Dalam pelaksanaan strategi pengasuh akan

mengikuti kegiatan atau program yang telah ditetapkan yayasan.

Dalam program tersebut anak akan didampingi oleh pengasuh.

Berikut adalah kegiatn anak asuh di Yayasan Sayap Ibu:

No Kegiatan Waktu

1. Bangun Pagi 05.00 WIB

2. Mandi Pagi 05.00 – 06.00 WIB

3. Sarapan Pagi 06.00 – 06.30 WIB

7 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:

Kencana, 2011) Ed. 1 Cet. 1 h. 252

Page 93: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

79

4. Berjemur 06.30 – 07.30 WIB

5. Persiapan Kegiatan 07.30 – 08.00 WIB

6.

Kegiatan Pagi (Terapi, Hydroterapi,

Snack Time/jus, Pendidikan, Rumah

Sakit)

08.00 – 11.00 WIB

7. Makan Siang 11.00 – 12.00 WIB

8. Tidur Siang 12.00 – 13.30 WIB

9. Persiapan Kegiatan Sore 13.30 – 14.00 WIB

10.

Kegiatan Sore (Terapi, Hydroterapi,

Snack Time/jus, Pendidikan, Rumah

Sakit

14.00 – 16.00 WIB

11. Kegiatan Bebas 16.00 – 16.30 WIB

12. Makan Sore 16.30 – 17.30 WIB

13. Persiapan Masuk Kamar/Kegiatan

Bebas 17.30 – 19.00 WIB

14. Susu/Snack Malam 19.00- 19.30 WIB

15. Kegiatan Bebas 19.30 – 20.00 WIB

16. Tidur Malam 20.00 WIB

Tabel 5.1 kegiatan anak asuh yayasan sehari-hari

Dalam semua kegiatan di atas pengasuh akan

mendampingi anak asuh, pelaksanaan yang sesuai perencanaan

strategi belum tentu berhasil karena ketika dilapangan akan ada

faktor yang menyebabkan strategi komunikasi tidak berjalan

sesuai yang diinginkan, semisal anak asuh marah atau merajuk

karena setiap anak berbeda-beda karakternya terlebih yang diasuh

Page 94: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

80

adalah anak disabilitas sebatangkara atau tidak mempunyai

keluarga, traumatis dan penyebab lainnya yang membuat anak

susah diajak komunikasi.

Setiap pengasuh mempunyai strategi komunikasi yang

berbeda-beda dan bermacam-macam dalam menggunakan

metode ataupun media dalam melaksanakan strategi komunikasi.

Tahapan perencanaan juga ada setelah penilaian pengasuh

terhadap apa yang dibutuhkan anak. Semua pelaksanaan harus

jalan sesuai rencana, dan tepat sasaran sehinnga bisa

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh.

“Impelemtasi setelah di assesmnet tahu hasil, tahu

kebutuhan, tentunya kebutuhan anak pasti banyak,

tentunya kita harus menetapkan prioritasuhhygy dan

mengperencanaankannya adalah kalau bisa setiap

program khusus itu di integrasikan di asrama, di semua

area disini dan itu menjadi fokus semua pengasuh,

pendidikan, tim yang kita bangun. Dan itu menjadi suatu

prioritas oh setiap anak harus benar-benar mendapatkan

apa. Prioritas program khusus, kapan dijalankan, siapa

yang menjalankannya dan hasilnya apa harus jelas dan

clear”8

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, setiap pengasuh

mempunyai metode yang berbeda-beda dalam melaksanakan

strategi komunikasi, salah satunya adalah metode persuasif,

pengasuh akan berkomunikasi kepada anak dengan cara

membujuk dan merayu jika anak marah atau merajuk agar

8 Wawancara pribadi dengan Agus Haryanto, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019.

Page 95: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

81

strategi komunikasi yang dilakukan pengasuh berjalan sesuai apa

yang telah direncanakan.

“Biasanya kalo mereka marah itu dipuji dengan bahasa

yang halus, diajak ngomong baik-baik gitu, biasanya kalo

marah itu susah banget, buat dipegang aja enggak mau.

Jadi kaya harus kalo misalkan yang autis itu marah harus

dikasih makanan sedangkan bukan jam nya makan. Kayak

punya cara sendiri biar enggak marah lagi. Kayak naik

ayunan atau apa gitu, keliling-kelilinng sampe dia capek

hmm diajak main.”9

Gambar 5.4 Kegiatan Anak Bermain

Selain metode persuasif pengasuh juga menggunakan

metode mendidik, ketika ada acara di yayasan ataupun di luar

yayasan anak akan percaya diri dan tidak malu untuk tampil di

depan banyak orang. Salah satunya adalah ketika ada acara

menari maka pengasuh akan mengajarkan anak asuh tersebut

menari agar ketika tampil anak tahu apa yang harus dilakukan,

anak juga tidak mau tampil jika penampilannya atau pakaiannya

9 Wawancara pribadi dengan Siti Salsabila Az-zahra, pengasuh,

Tangerang Selatan, 5 Desember 2019.

Page 96: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

82

tidak rapi, berarti anak akan percaya diri dan berani tampil ketika

pakaiannya rapi.

“Kalo misalkan ada acara bajunya yang bagus dan

penampilannya dirapihin. Kalo misalnya nari ada acara

dilatih dulu biar ngerti kalo harus ngapain-ngapain.

contohnya Yuyun mau ngelakuin apa-apa atau nari, kita

harus ajarin dulu supaya dia nggak malu nantinya karena

kalau nggak latihan dulu dia bakal malu. Terus Bela, dia

misalkan penampilannya acak-acakan dia nggak akan

mau pergi, dia harus rapi”10

Gambar 5.5 Persiapan Fashion Show Baju Tradisional

Dalam pelaksanaan strategi juga pengasuh akan terus

mendampingi anak asuh agar tidak ada jarak antara pengasuh dan

anak, pengasuh juga mengerti bahwa kepercayaan diri itu sangat

penting dan harus tumbuh dalam diri anak asuh. Dalam

menghadapi anak disabilitas pengasuh tidak akan membeda-

bedakan dalam arti bahwa pengasuh dengan anak asuh adalah

10

Wawancara pribadi dengan Siti Salsabila Az-zahra, pengasuh,

Tangerang Selatan, 5 Desember 2019.

Page 97: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

83

sama. Karena ketika ada gap maka si anak juga akan ada perasaan

tidak nyaman dan malah menjauh atau marah. Maka dari itu,

pengasuh dengan anak asuh bersikap seperti biasanya layaknya

keluarga atau teman dekat, karena dengan begitu anak akan

merasa nyaman, percaya diri dan terbiasa jika bertemu orang lain

ketika berinteraksi.

“Penting banget, soalnya buat mereka biar mereka nggak

ngerasa beda sama kita, nggak ada gap lah, penting

banget sih meningkatkan kepercayaan diri. Yak diajak

becanda diajak ngobrol, jadi kita sama mereka, jangan

ada gap, mereka tuh gini kita tuh gini biasa aja kayak

bercanda sama anak normal, aku nih sama ucup saling

ledek tapi dia yak ngerti kalau aku lagi ngeledek apa, jadi

dia nya enggak kesinggung gitu.”11

D. Evaluasi Strategi

Tahap yang selanjutnya yaitu tahap evaluasi strategi dan

menjadi tahap yang terakhir dalam strategi komunikasi. Tahap

evaluasi strategi yaitu tahap dimana apa yang telah dilaksankan

dinilai dan dicari apakah ada penyimpangan dari rencana yang

sudah ditetapkan, dan apabila ada penyimpangan dari rencana

yang sudah ditetapkan maka akan ditentukan apa yang menjadi

penyebabnnya.12

Dalam tahapan ini pengasuh akan melihat dari tahapan

perencanaan apakah sesuai dengan apa yang direncanakan, jika

ada yang melenceng atau tidak berjalan seperti yang

11

Wawancara pribadi dengan Kamil, pengasuh, Tangerang Selatan, 5

Desember 2019. 12

Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan

Perang Bisnis,(Malang: Bayu Media Publishing, 2003), h.14.

Page 98: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

84

direncanakan maka pengasuh akan memperbaiki apa yang tidak

sesuai dengan apa yang ditetapkan pada saat perencanaan. Dalam

evaluasi ini pengasuh melihat dari sasarannya terlebih dahulu

yaitu anak asuh, bagaimana reaksi anak dalam berkomunikasi

dengan pengasuh jika pengasuh menilai bahwa komunikasi yang

diterapkan pengasuh tidak ditangkap oleh anak, maka pengasuh

akan mengganti metode ataupun media komunikasi dalam

berkomunikasi.

“Mungkin evaluasinya biasanya kita lihat dari reaksi

anak dalam berkomunikasi. Ketika misalnya enggak

nyambung dia biasanya agak rewel, tetapi kalau misalkan

nyambung ok dia akan melakukan apa yang kita lakukan

atau ketika dia mnginginkan sesuatu dia sudah pakai

bendanya, misalnya dia mau minum dia nyerahin gelas,

ok kita ngerti dia mau minum, kita kasih. Jadi setiap saat

dia berkomunikasi, kita selalu lihat dahulu dia mau apa

dan itu jadi bahan baku untuk berkomunikasi dan menjadi

bahan evaluasi buat kita supaya orang lain pun paham,

oh ketika dia kaya gini dia mau ini jadi ada gesturnya

masing-masing.”13

E. Tabel Strategi Komunikasi Pengasuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Anak

Disabilitas Daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

Teori Temuan Pembahasan

Perencanaan

strategi,

Yaitu proses

penyusunan atau

1. Memahami

kondisi anak

asuh.

2. Melakukan

Dalam Merancang

Strategi

Komunikasi

pengasuh akan

13

Wawancara pribadi dengan Doni Ramdhoni, pengasuh, Tangerang

Selatan, 5 Desember 2019.

Page 99: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

85

proses langkah-

langkah dalam

melakukan strategi

komunikasi, apa saja

yang akan dilakukan

saat eksekusi untuk

membangun visi dan

misi, tujuan, serta

mengetahui peluang

dan ancaman dari

internal maupun

eksternal.

rapat

mempersiapkan

kegiatan

akademis

maupun non-

akademis untuk

anak asuh.

3. Menentukan

media untuk

komunikasi.

megadakan rapat

untuk kegiatan apa

saja yang akan

dilakukan anak

asuh, selain itu

pengasuh juga akan

mengidentifikasi

dan berusaha untuk

memahami kondisi

anak agar ketika

eksekusi sesuai apa

yang diinginkan

pengasuh, selain

itu pengasuh akan

menentukan media

yang akan dipakai

untuk melakukan

komunikasi karena

menyesuaikan

dengan kondisi

anak.

Implementasi

startegi,

Setelah

merumuskan dan

menetapkan

strategi yang akan

1. Menyiapkan

media

komunikasi

untuk anak.

2. Melaksanakan

Dalam pelaksanaan

strategi pengasuh

biasanya

menggunakan

komunikasi

Page 100: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

86

diterapkan. Hal

yang selanjutnya

adalah pelaksanaan

menggunakan

perumusan yang

telah ditetapkan

tadi agar strategi

berjalan secara

efektif

kegiatan yang

telah

ditentukan,

misalkan

kegiatan

memasak,

menyiram

tanaman,

belanja dan

lain-lain.

3. Memberikan

motivasi agar

anak percaya

diri

4. Memberikan

hak pendidikan

untuk anak

asuh.

persuasif agar anak

mau melakukan

kegiatan atau tugas

yang diberikan

pengasuh,

kegiatan-kegiatan

yang dilakukan

oleh anak asuh

yaitu untuk

meningkatkan

kepercayaan diri

mereka bahwa

dalam keadanan

kedisabilitasan

mereka pun bisa

mandiri.

Evaluasi Strategi,

tahap dimana apa

yang telah

dilaksanakan

dinilai dan dicari

apakah ada

penyimpangan dari

rencana yang sudah

1. Melihat kondisi

anak setelah

melakukan

komunikasi,

apakah

memberikan

pengaruh atau

tidak.

Dalam tahapan ini

pengasuh akan

meliah anak apakah

strategi komunikasi

yang telah

dilaksanakan

berhasil atau tidak,

jika tidak berhasil

maka pengasuh akan

Page 101: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

87

ditetapkan, dan

apabila ada

penyimpangan dari

rencana yang sudah

ditetapkan maka

akan ditentukan

apa yang menjadi

penyebabnya.

2. Jika tidak ada

pengaruh,

pengasuh akan

mengadakan

rapat untuk

mengetahui

penyebabnya.

3. Ketika

diketahui

penyebabnya

maka pengasuh

akan mengubah

cara atau

metode yang

digunakan oleh

pengasuh.

mencari

penyebabnya, dan

akan mengganti

metode atau apapun

yang menyebabkan

ketidak berhasilan

strategi komunikasi

pengasuh.

Tabel 5.2 Hasil Temuan

Page 102: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 103: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

88

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data peneliti

menyimpulkan tentang Strategi Komunikasi Pengasuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Anak Disabilitas Daksa di

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten sebagai berikut:

1. Perumusan strategi komunikasi yang di lakukan

Pengasuh dengan memperhatikan penampilan anak,

menyiapkan pakaian bagus maka anak itu kan percaya

diri, atau jika akan ada penampilan seni maka pengasuh

akan mengajarkan anak agar nanti ketika tampil anak

tidak malu dan memiliki kepercayaan diri.

2. Implementasi atau pelaksanaan strategi komunikasi

yang dilakukan pengasuh dan yayasan juga mengasah

dan memunculkan bakat dan minat yang ada dalam

anak asuh seperti membuat batik, lilin dan prakarya

lainnya, atau pengasuh mengajak anak bersosialisasi

keluar panti bertemu dengan orang-orang dengan cara

ini yayasan juga membantu anak untuk mandiri dan

meningkatkan kepercayaan diri.

3. Evaluasi strategi komunikasi yang dilakukan pengasuh

melihat dari sasarannya terlebih dahulu yaitu anak asuh,

bagaimana reaksi anak dalam berkomunikasi dengan

pengasuh jika pengasuh menilai bahwa komunikasi

Page 104: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

89

yang diterapkan pengasuh tidak ditangkap oleh anak,

maka pengasuh akan mengganti metode ataupun media

komunikasi dalam berkomunikasi.

4. Penghambat dalam melaksanakan strategi komunikasi

yaitu terdapat dari komunikan yaitu anak asuh, dimana

kondisi suasana hati anak asuh yang kerap berubah-

ubah membuat pengasuh harus siap menghadapi anak

asuh dan berusaha untuk mengatasi hal ini dengan cara

masing-masing dari pengasuh.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Strategi

Komunikasi Pengasuh dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Pada Anak Disabilitas Daksa di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten, maka Peneliti memiliki beberapa saran antara

lain:

1. Agar strategi komunikasi terhadap anak asuh berjalan

dengan efektif dan intensif dan membangun ikatan yang

lebih dari pengasuh terhadap anak asuh, Yayasan Sayap

Ibu Cabang Provinsi Banten diharapkan mengadakan

program khusus kegiatan anak dan pengasuh guna

mempererat hubungan pengasuh dan anak asuh.

2. Kepada pihak pengasuh Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten diharapkan dapat mempertahankan dan

meningkatkan dalam memberikan motivasi dan

memberikan kegiatan-kegiatan pada anak supaya anak

mandiri dan memiliki kepercayaan diri untuk masa

depan anak.

Page 105: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

90

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ais, Chatamarrasjid. Badan Hukum Yayasan. Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2002.

Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas.

Bandung: Amrico, 1984.

Aw, Santoso. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010.

Bastaman, Hana Jumhana. Integrasi Psikologi dengan Islam.

Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1995.

Cangara, Hafied. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi. Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2013.

David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba

Empat, 2006.

Delphie, Bandi. Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan

Khusus). Sleman: PT. Intan Sejati, 2009.

Djaliel, Rafi’uddin dan Maman Abdul. Prinsip dan Strategi

Dakwah. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.

Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.

Glueck, Lawrence R. Jauch dan William F. Manajemen Strategis

dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 2000.

Hakim, Thursan. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta:

Puspa Swara, 2002.

Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan

Perang Bisnis. Malang: Bayu Media Publishing, 2003.

Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung

Persada, 2009.

Page 106: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

91

Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Liliweri, Alo. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta:

Kencana, 2011.

Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus jilid kedua. Jakarta: Lembaga

pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan

psikologi UI, 2011.

Margono, Suyud. Badan Hukum Yayasan. Bandung: Pustaka

Reka Cipta, 2015.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Rakesarasin, 1996.

Muhammad, Ami. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi

Akasara, 2014.

Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003.

Murjiyanto, R. Badan Hukum Yayasan. Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 2011.

Prasetya, Rudhi. Yayasan (dalam teori dan praktik). Jakarta:

Sinar Grafika, 2012.

Soemantri, Soetjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2018.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

bandung: Alfabeta, 2010.

Zulkiflimansyah, Setiawan Hari Purnomo dan. Manajemen

Strategi sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga

Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

2001.

Jurnal:

K. Kesehatan, “Infodatin Disabilita.” Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI, 2014.

Internet:

Page 107: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

92

Website Yayasan Sayap Ibu.

http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/sejarah/

Diakses pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2019 pukul

19.10 WIB.

Website Yayasan Sayap Ibu.

http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/profil-

ysi-cabang-banten/ Diakses pada hari Selasa tanggal 20

Agustus 2019 pukul 13.50 WIB.

Website Yayasan Sayap Ibu.

http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/sejarah/

Diakses pada hari Selasa tangga 20 Agustus 2019 pukul

13.37 WIB.

Website Yayasan Sayap Ibu.

http://www.yayasansayapibu.or.id/cabang/banten/sejarah-

ysi-cabang-banten/ Diakses pada hari Selasa tanggal 20

Agustus 2019 pukul 13.40 WIB

Website Yayasan Sayap Ibu.

http://www.yayasansayapibu.or.id/tentang-kami/visi-misi/

Diakses pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2019 pukul

14.15 WIB.

Website Kumparan.

https://kumparan.com/kumparannews/tak-teken-surat-

sakit-difabel-dipaksa-turun-dari-wings-air-1rih4RKB4tT

Diakses pada hari Rabu tanggal 6 November 2019 pukul

16.11 WIB.

Page 108: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 109: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 110: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 111: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Kantor Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Renowati Hardjosubroto sebagai

Ketua Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

1. Bagaimana Sejarah Terbentuknya Yayasan Sayap Ibu

Cabang Provinsi Banten?

Ini adalah inisiatif dari Ibu Nasution istri dari Jendral

Besar Nasution untuk memisahkan, anak disabilitas

dengan anak non-disabilitas. 15 Anak pertama kami

adalah dari YSI cabang Jakarta, untuk dipisah karena

tumbuh kembang anak disabilitas dan non-disabilitas itu

sangat berbeda. Kami percaya bahwa anak disabilitas itu

mempunyai potensi yang dapat dikembangkan, dengan

tentunya memberikan fasilitas penunjang bagi anak itu

bisa mandiri dan beraktifitas. YSIB sudah berdiri selama

14 tahun untuk daerah Provinsi Banten, anak binaan kami

lebih dari 480 anak binaan di dalam panti maupun diluar

panti. Anak-anak yang berada di dalam panti adalah anak

yang tidak diketahui keberadaan orang tuanya,

ditelantarkan, sementara anak-anak yang masih

mempunyai keluarga atau diluar panti 70% di

Jabodetabek, dan 30% dibeberapa provinsi di Indonesia.

Kami bekerja sama dengan Pekerja Sosial lainnya di

beberapa daerah dan juga Dinas Sosial setempat.

2. Siapa saja tokoh yang berpengaruh bagi Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Page 112: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

YSI ini berdiri di Indonesia dengan 4 cabang yang

pertama YSI Cabang Jakarta itu sudah 68 tahun berdiri.

Kedua YSI Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar

38 tahun. Ketiga YSI Cabang Provinsi Banten 14 tahun.

Keempat YSI Cabang Jawa Timur di Surabaya lokasinya.

Tokoh-tokoh panutan kami adalah tentunya pendiri dari

Yayasan Sayap Ibu. Ibu Sulistina Sutomo istri dari Bung

Tomo pahlawan Indonesia, kemudian yang kedua adalah

Ibu Nasution istri Jenderal Besar Nasution dan Ibu Utaryo

adalah tokoh peduli anak-anak disabilitas. Berikutnya

adalah Ibu Aisyah Baduwi adik dari Gus Dur, tokoh-

tokoh sudah wafat.

3. Bagaimana peran yayasan untuk mendorong anak

disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan diri?

Kami khususnya Cabang Provinsi Banten memberikan

fasilitas penunjang akses disabilitas agar anak dapat

mengeluarkan potensi mereka. Contoh misalnya kita

memberikan pelatihan pravokasional atau vokasional bagi

anak yang remaja bagaimana mereka bisa makan sendiri,

mandi sendiri, dan tentunya kita memerlukan fasilitas

penunjang untuk itu. Contoh penunjang adalah bagaimana

kita memberikan shower yang lebih ringan dan lemari

baju yang rendah agar mereka bisa memilih bajunya

sendiri, makan pun begitu dengan segala macam

kedisabilitasan mereka, kita memodifikasi alat-alat bantu

untuk mereka mandiri seperti sendok modifikasi, tempat

duduk modifikasi.

4. Bagaimana peran (bantuan) pemerintah terhadap

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Pemerintah cukup mendukung kami, tetapi mungkin

dalam hal rekomendasi, memudahkan kita akses ke

pemerintah, tetapi untuk bantuan keuangan mungkin agak

sedikit berkurang di banding donatur yang lain. Tentu kita

juga maklum bahwa di Indonesia mungkin saking

Page 113: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

banyaknya kue yang harus dibagi-bagi jadi enggak

kebagian nih hehe. Jadi terbatas lah ya hmm.

5. Apa program rutin yang berkaitan dengan anak-anak

Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Anak panti ataupun binaan panti di luar panti yang masih

mempunyai keluarga, kedua orang tua nya dari keluarga

prasejahtera itu mendapatkan fasilitas yang sama hanya

berbeda tempat saja. Yang di panti itu mendapatkan hak

anak-anak disabilitas adalah hak anak berprestasi,

mendapatkan pendidikan, mendapatkan kasih sayang, dia

harus bersosialisasi. Suatu saat dia remaja harus bisa

diterima di masyarakat, bisa bekerja. Nah untuk itu kita

mempersiapkan mereka untuk masa depan mereka yaitu

kita punya pendidikan, punya fisioterapi, punya kegiatan-

kegiatan vokasional dan provokasional seperti membuat

karya-karya batik, bikin lilin, seperti itu. Nah di unit

pelayanan kita untuk anak-anak non panti yaitu binaan

kita mendirikan 4 unit penyandang disabilitas. Itu

pelayanannya sama seperti yang ada di panti. Bekerja

sama dengan kepemeriksaan kesehatan bekerja sama

dengan puskesmas. Untuk fisioterapi kita mencarikan

fisioterapi yang keliling setiap saat setiap minggu atau

setiap harinya di 4 unit pelayanan disabilitas kami.

Pendidikan pun kita bekerja sama dengan ibu guru PAUD

yang kita latih untuk mengajarkan anak disabilitas. Jadi

kita juga merangkul masyarakat untuk peduli penyandang

disabilitas dalam bidang masing-masing.

Page 114: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Renowati

Hardjosubroto,

Ketua Yayasan

Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

Page 115: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 2

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Wawancara Melalui : Whatsapp

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Zulfahmi, Koordinator Pengembangan

Pelayanan

1. Berapa jumlah pengasuh di ysib?

Pengasuh saat ini berjumlah 32

2. ada berapa jumlah anak asuh di ysib? Perempuan ada

berapa? Laki-laki berapa?

Anak asuh binaan YSIB berjumlah 37 yang terdiri dari 19

laki-laki dan 18 perempuan

3. lahan tempat ysib berdiri diatas lahah siapa?

Saat ini sebagian besar lahan YSIB masih merupakan

Lahan FASOS/FASUM Kota Tangerang Selatan. Untuk

lahan milik yayasan akan dibangun sekolah disabilitas

ganda

4. bagaimana prosedur perekrutan pengasuh di ysib?

Apa saja syarat untuk menjadi pengasuh di ysib?

Apakah ada pembekalan atau pelatihan terhadap

pengasuh?

Perekrutan pengasuh sama seperti perekrutan karyawan

pada umumnya, dengan persyaratan minimal SLTA

dengan melewati beberapa tahap interview dan

pemeriksaan kesehatan serta psikotes. Kemudian setelah

diterima, pengasuh tersebut akan diberikan pembekalan

serta pelatihan bagaimana bekerja dengan anak disabilitas

selama 3 bulan setelah itu baru bisa dilakukan kontrak

dengan Yayasan selama 1 tahun pertama.

5. bagaimana prosedur yayasan dalam menampung anak

disabilitas yg terlantar?

Page 116: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

YSIB akan merima anak disabilitas terlantar atas rujukan

dari Dinas Sosial seluruh Indonesia atau rujukan

Kementerian Sosial. Proses tersebut melalui beberapa

tahapan, pertama ada surat dari kepolisian yang

menyatakan bahwa anak tersebut adalah anak terlantar

yang dikeluarkan oleh kepolisian setempat tempat anak

tersebut ditemukan, kemudian ada laporan sosial dari

Pekerja Sosial setempat, kemudian anak tersebut di urus

data kependudukan oleh Disdukcapil setempat agar bisa

dibuatkan BPJS sehingga sampai di YSIB, pelayanan

tinggal diteruskan.

6. bagaimana peran yayasan untuk mendorong anak

asuh disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri? Apakah ada program khusus atau program yg

membuat anak asuh mempunyai kepercayaan diri?

Untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak, YSIB

membuka kesempatan kepada semua binaan dalam

berbagai acara baik di dalam maupun luar panti agar anak

bisa tampil. Tentunya melalui divisi pendidikan dan

pengasuhan, anak-anak terus dilatih agar bisa tampil pada

setiap kegiatan. Di divisi pendidikan juga ada kegiatan-

kegiatan bersosialisasi dengan masyarakat seperti

kegiatan ke Taman, berbelanja, ataupun kegiatan dengan

menggunakan fasilitas umum lainnya.

7. apa saja program yang bersangkutan dengan anak

asuh di ysib?

Banyak program yang dilakukan untuk anak asuh, yaitu :

Terapi baik terapi fisik maupun terapi mental, program

kemandirian, pengembangan minat serta bakat, kemudian

program persiapan mereka menuju usia kerja.

Page 117: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Zulfahmi,

Koordinator

Pengembangan

Pelayanan

Page 118: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 3

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Belajar

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Agus Tri Haryanto, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

Tujuh tahun oktober 2012.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Alasannya sangat spesifik karena pertama latar belakang

kuliah. Saya memang mencintai pekerjaan ini. Mungkin

saya anggap fase kehidupan saya sebagai individu tuh

kalau usia sudah hampir setengah abad kan berarti fase ke

dua atau ke tiga gitu kan. Itu adalah pencarian tentang

value hidup dan lain-lain. Kurang lebih seperti itu. Bukan

lagi mayor bahwa saya itu kerja.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Yang penting membangun sama anak adalah prinsip

utama karena mereka memiliki keterbatasan gitu kan. Dan

komunikasi itu luas, dalam arti bukan sekedar lisan tetapi

juga meliputi bagaimana kita sentuhan juga berbicara.

Gesture dan lain-lain juga membantu komunikasi itu

disini menjadi inti dari semua kegiatan, menjadi paying.

Kalau boleh saya simpulkan tentang komunikasi itu.

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Anak-anak diberi kesempatan sesuai kapasitasnya

masing-masing. Kalau kita bicara mereka yang masih

Page 119: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

berbaring harus bisa berguling, yang bisa berguling harus

bisa mengangkat kepala, yang bisa mngangkat kepala

harus bisa duduk. Gitu kan. Jadi dengan mamberikan satu

tantangan dan kesempatan itu secara otomatis mereka

menjadi nyaman dan mereka merasa tantangan-tantangan

yang membuat mereka menjadi tumbuh.

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Menurut aku sih engga, dalam arti enggak nya itu

individual banget. Tetapi intinya saya pengen simpulkan

bahwa tidak ada hambatan yang tidak ada solusinya.

Menurut saya sih itu.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Sangat, karena anak-anak harus berkembang, anak-anak

harus maju, kepercayaan diri itu walaupun sederhana

kalau saya bilang sih kepercayaan diri itu kaya kualitas

hidup. Kepercayaan diri menarik diri dan itu tidak akan

hilang. Mereka mungkin hilang bukan hilang, tetapi

energinya hilang dan lain-lain. Itu sangat penting sekali.

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Mungkin sebagai tempat anak-anak yang kondisinya

parah itu kan saya pengen menjadi satu mode satu contoh,

satu tempat yang penting tidak hanya tentang anak-anak

supaya maju tetapi tentang bagaimana semua orang yang

di sana value nya baik atau setiap orang menjadi maju

satu alasan yang sama. Kalau boleh saya bilang sih untuk

anak-anak dengan kondisi multiple disabilitas atau anak-

anak dengan kondisi cacat mejemuk itulah alasannya

mungkin teman-teman saya juga disini.

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Page 120: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Banyak. Dalam arti bicara program khusus gitu kan.

Karena penanganan anak ini sangat individu, banyak hal

yang mungkin buat tempat lain itu tidak terpikirkan kami

tuh memindahkan anak dari kursi roda ke kursi biasa, dari

lantai ke kursi roda, kemudian bagaimana membersihkan

kebersihan dan kesehatan menurut anak-anak itu juga

program khusus. Komunikasi sendiri komunikasi

alternatif untuk mereka terutama anak-anak yang tidak

berbicara secara lisan sudah ikut program khusus.

Program khusus disini sangat bervariasi sangat banyak

gitu kan. Karena saya bilang kalau ke khususan ini

jadinya custom. Mungkin satu anak perlu komunikasi

alternatif khusus. Anak-anak perlu transisi dari satu

tempat ke tempat yang lain. Mereka belajar bergerak itu

juga program khusus. Jadi program khususnya menjadi

mayor kalau disini.

9. Bagaimana bapak/ibu menerapkan strategi

komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh?

Jadi kita setiap anak di assessment. Baik identifikasi

menggunakan semacam daftar pertanyaan dan lain-lain,

itu akan menghasilan suatu kondisi anak terkini dan itu

menjadi cerminan apa sih yang dibutuhkan anak-anak ke

depan. Dan itu tidak hanya komunikasi tetapi tentang

bagaimana mobilitas mereka bagaimana kemampuan yang

lain. Kita selalu menggunakan itu dan itu adalah kekuatan

di sayap itu. Impelemtasi setelah di assesmnet tahu hasil,

tahu kebutuhan, tentunya kebutuhan anak pasti banyak,

tentunya kita harus menetapkan prioritas dan

mengimplementasikannya adalah kalau bisa setiap

program khusus itu di integrasikanb di asrama, di semua

area disini dan itu menjadi fokus semua pengasuh,

pendidikan, tim yang kita bangun. Dan itu menjadi suatu

prioritas oh setiap anak harus benar-benar mendapatkan

apa. Prioritasm program khusus, kapan dijalankan, siapa

Page 121: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang menjalankannya dan hasilnya apa harus jelas dan

clear. Evaluasi mungkin 50% beberapa anak sama sih

sangat berhasil tetapi beberapa anak kita masih terlihst

error, itu menjadi feedback buat kami. Oh ini disini kita

belum, bicara mungkin semua anak harus secara

professional. Itu keterbatasan tim, kemudian bagaimana

kita membuat prioritas. Berapa anak sangat maju dari

pertama sampai kedua ke tiga lancar, tetapi untuk berapa

anak yang impelementasinya tidak maksimal.

10. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Sangat berhasil.

Agus Tri

Haryanto,

Pengasuh

Page 122: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 4

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Belajar

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Doni Romdoni, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

Hampir 4 tahun, Sekitar 2016 pertengahan maret atau

april.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Untuk jadi guru sih karena challenge ya. Maksudnya

anak-anak seperti ini kan tantangannya besar gitu. Baik

itu dari segi komunikasinya, keterampilan anaknya yang

harus kita kembangkan itu kan macam-macam banget dan

itu jadi tantangan buat saya, jadi gimana caranya anak-

anak bisa melakukan banyak hal secara mandiri dan

mungkin ga semua anak bisa mandiri tetapi ada beberapa

hal yang bisa dilakukan sama dia dan itu udah jadi

kemajuan buat anak-anak, dan itu jadi kebanggaan buat

kita.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Kalau bentuknya sih kita macam-macam ya baik secara

verbal atau non verbal itu kan kita tetap pakai gitu. Kalau

secara non verbal misalnya pakai benda atau gambar gitu

kan, terus ada gesture, isyarat juga. Ada bahasa isyarat

terutama kita bahasa isyaratnya CP (cerebal palsy) dan

untuk masalah kepercayaan diri sih dengan cara

komunikasi itu kita bisa menjelaskan kepada anak,

Page 123: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memberi peran-peran dalam setiap kegiatan di kelas

sehingga mereka ketika memiliki peran di dalam kelasnya

dan dia punya peran di antara teman-temannya dalam

bekerja sama juga akhirnya dia merasa oh saya bagian

dari kelas, punya peran penting. Jadi kita juga

menjelaskan pada anak kalau kamu ga menjalankan ini,

teman-teman kamu engga bisa mengerjakan tahap

selanjutnya sehingga oh saya tuh bagian dari tim dan saya

penting. Gitu. Untuk meningkatkan kepercayaan diri kaya

gitu.

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Itu biasanya dengan terus ayo kita misalkan kaya

semangatin udah pasti gitu kan. Ayo kamu engga ngerjain

nanti teman-teman kamu menunggu, kamu ketinggalan.

Sehingga dia jadi mau ngerjain. Kadang dia kaya nunggu

kelamaan kaya kurang ngeh jadi kadang harus kita ingetin

juga gitu. Ayo nih kerjaan kamu ini. Jadi dari situ dia bisa

tumbuh lagi oh saya harus ikut aktif dalam segala sesuatu.

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Kendala sih enggak ya, kayanya enggak terlalu terlihat

karena biasanya kita selalu punya, pada saat yang sama

misalkan kita punya masalah selalu kita bisa atasi.

Mungkin kaya anak itu Cuma ngantuk, Cuma kaya

kadang lagi rewel atau gimana sih biasa ya karena anak

panti.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Penting, karena suatu saat mereka akan bertemu dengan

banyak orang, macam-macam orang dan berbagai macam

karakter dan mereka harus siap untuk itu. Harus bisa

Page 124: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

menerima banyak kondisi-kondisi yang mereka engga

bisa menduga. Itu yang menjadi penting.

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Untuk metode sih yang pasti komunikasi secara intens

sama anak terus kita membangun bonding yang kuat sama

anak sehingga ketika kita berbicara sama anak, mengajak

anak, mengajarkan sesuatu ketika bonding itu sudah ada,

anak percaya sama kita. Jadi anak juga akan percaya diri

ketika melakukan sesuatu bersama kita, gitu. Kedepannya

nanti ketika dia sudah oh saya sudah bisa sendiri. Dia

sudah percaya diri, gitu.

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Untuk program sih kalau kita kan dari pendidikan ya.

Program tuh kalau kita lewat pembelajaran setiap hari

melalui kegiatan-kegiatan fungsional seperti memasak,

belanja dan segala macam. Nah itu kan cara atau strategi

dan cara-cara juga untuk kita kepercayaan diri anak

dimana pun dia nanti, jadi itu kayak strateginya sih. Jadi

kita terus melibatkan dia dalam segala aktivitas.

9. Bagaimana bapak/ibu menerapkan strategi

komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh?

Untuk mengajar sih biasanya kita menyiapkan alat-alat

komunikasi terutama ya kaya misal dari gambar. Misalnya

hari ini kita mau ngapain, kalau anaknya mau melalui

gambar ya kita gambar kegiatan hari itu juga. Misalkan

mau belanja kita simbolkan dengan tas gitu kan atau

dengan isyarat. Terus misalkan mau berkebun, alat

berkebunnya kita bawa karna mungkin level anaknya

masih di benda nyata gitukan, kita bawa semprotannya,

alatnya gitu kan. Jadi anak langsung oh saya siap untuk

berkebun. Impementasinya ya dengan gambar itu dengan

Page 125: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

gambar yang sama dengan alat benda yang sama. Kita

lakukan kegiatannya langsung di saat itu juga. Kalau

misalkan kita mau berkebun, ya dengan simbol

semprotan, semprotannya itu dipakai untuk berkebun

untuk menyiram. Misalnya kaya gitu. Sehingga semua itu

jadi berurutan. Jadi engga terpisah. Misalnya dari gambar

awalnya kita siapin gambarnya, oh gambarnya akan kita

pakai untuk nanti untuk beurutan, terus alatnya akan kita

pakai untuk melakukan kegiatan tersebut. Mungkin

evaluasinya biasanya kita lihat dari reaksi anak dalam

berkomunikasi. Ketika misalnya enggak nyambung dia

biasanya agak rewel, tetapi kalau misalkan nyambung ok

dia akan melakukan apa yang kita lakukan atau ketika dia

mnginginkan sesuatu dia sudah pakai bendanya, misalnya

dia mau minum dia nyerahin gelas, ok kita ngerti dia mau

minum, kita kasih. Jadi setiap saat dia berkomunikasi, kita

selalu lihat dahulu dia mau apa dan itu jadi bahan baku

untuk berkomunikasi dan menjadi bahan evaluasi buat

kita supaya orang lain pun paham, oh ketika dia kaya gini

dia mau ini jadi ada gesturnya masing-masing.

10. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Berhasil tetapi di banyak waktu kan komunikasi anak tuh

selalu berubah, engga akan berada di satu tempat aja. Dan

anak-anak disini macam-macam gitu. Kita komunikasi

total dari mulai gambar, isyarat, suara, verbal, gesture

terus misalkan dengan mata saja, menyentuh juga.

Menurut saya sih cukup berhasil dengan melihat

kemampuan perkembangan anak.

Doni Romdoni,

Pengasuh

Page 126: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 5

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Belajar

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Ayu Wulandari, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

1 tahun, saya lama di secretariat, 1 april tahun lalu.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Karena saya pengen lebih deket sama anak-anak, terus

melatih kesabnaran saya, supaya bisa lebih sabar lagi,

yaudah itu aja sih.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Wah berkomunikasinya berbagai macam cara dari gestur,

dari menggambar gitu nunjukin foto macem-macem mas.

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Hmm apa yak, kita yak paling apa namanya ehmm, selalu

kasih tau dia kalo semua itu bisa berjalan kalo dia mau

usaha, sabar, mau tenang, kemudian apa namanya nggak

mau apa, Contohnya kan megang anak-anak itu mereka

tuh rata-rata enggak sabaran anaknya maunya enggak bisa

nunggu gitu, yaudah kita suruh nunggu, misalnya kalau

menunggu itu penting kira-kira gitu. Biar mereka PD apa

ayah biasanya yah kira-kira gitu deh.

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Page 127: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kendalanya apa yah, kendalanya paling itu kadang-

kadang komunikasi, yang anaknya kita kasih tahu ini

kadang-kadang dia enggak ngerti gitu, yaah so far sih

enggak sih, gitu aja sedikit, komunikasi aja.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Sangat, sangat, sangat,alasannya yak kalo anak-anak itu

percaya diri, kan dia nanti bisa kalo nanti dia dewasa bisa

hidup mandiri diluar, yak kalo maunya kita sih, dia nggak

tinggal selamanya dipanti, nanti dia bisa survive sendiri.

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Metodenya yak kasih tahau aja apa sih anak-anak

kepercayaan dri anak tiga itu kelebihan pede malah,

nggak usah di bilang pede, kurang pede mereka udah

suruh percaya diri mencari perhatian.

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Yak kalau kayak kita sering-sering kita ajak keluar aja,

sosialisasi kayak belanja ke giant, kayak tadi pagi kita ke

taman kota tuh jalan-jalan, mereka disana belajar

sosialisasi dengan orang, orang juga ketemu mereka ya

kalo orang-orang yang care ke mereka ya disapa, mereka

kita ajak salaman sama orang asing gitukan, kita kenalin

lingkukngan, tadinya takut jadi ga takut jadinya, tadinya

lihat eskalator takut, setelah berapa kali kita ke giant,

udah maunya naek eskalator aja, nggak mau naik lift gitu.

9. Bagaimana bapak/ibu menerapkan strategi

komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh?

Yak kan biasanya kalau kita, sebelum ngajar tuh kita bikin

plan, misalkan seminggu satu kali, kita bikin tiap hari

jumat, biasanya hari ini ngajar apa, besoknya ngajar apa,

dari situ kita bikin pembagian anaknya sama siapa gitu,

Page 128: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kalaupun akhirnya setelah dilapangan reviewnya si a di

pegang aku atau si b dipegang pak doni padahal di plan

nya beda misalnya gitu. Itu misalnya kalau kita bagi tugas

kan, misalnya kalau saat belanja kita ngasih tugas sesuai

plan misalnya bagian yang minta uang toto nanti si yang

di bagian di kasir si teguh, misalnya nanti yang bagian

dorong-dorong, apa yak bagian menyimpan masukan

belanjaan si ridho begitu kurang lebih, usahakan si enggak

melenceng dari plan Implementasinya. Evaluasi, kan anak

ini jalan enggak nih sesuai ini nya kadang ada yang

mogok si ini yang melakukan ya kadang gitulah

10. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Sementara cukup berhasil karena sudah mulai bisa, paling

enggak dia komunikasi sama guru nya sudah jalan gitu,

walaupun pake benda nyata dulu, dia pengen sesuatu

narik tangan guru nya misalkan ambil gelas nunjuk

dispenser berarti dia pengen minum gitu, sementara sih

cukup berhasil.

Ayu Wulandari,

Pengasuh

Page 129: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 6

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Siti Salsabila Az-zahra, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

Baru tiga bulan jadi pengasuh.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Awalnya itu suka sama anak-anak disabilitas. Jadi kaya

mau ngasih simpati lebih, dan kebetulan lagi nyari-nyari

di internet ada Yayasan Sayap Ibu, yaudah akhirnya

kesini.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Biasanya kalo mereka marah itu dipuji dengan bahasa

yang halus.

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Kalo misalkan ada acara bajunya yang baguus dan

penampilannya dirapihin. Kalo misalnya nari ada acara

dilatih dulu biar ngerti kalo harus ngapain-ngapain.

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Ada sih, biasanya kalo marah itu susah banget, buat

dipegang aja enggak mau. Jadi kaya harus kalo misalkan

yang autis itu marah harus dikasih makanan sedangkan

bukan jam nya makan. Kayak punya cara sendiri biar

Page 130: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

enggak marah lagi. Kayak naik ayunan atau apa gitu,

keliling-kelilinng sampe dia capek hmm diajak main.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Penting, iya karena kalo mereka nggak punya kayak gitu,

mereka nggak mau bergaul. Kayak dulu satu anak, dia itu

kalo ngelihat orang tuh kayak takut suka kaburgitu kaya

marah-marah.

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Oh kayak di apa sih, Kayak diajak ngomong baik-baik

gitu, terus kalo misalkan mau apa-apa kita kasih tahu dulu

kan, contohnya Yuyun mau ngelakuin apa-apa atau nari,

kita harus ajarin dulu supaya dia nggak malu nantinya

karena kalau nggak latihan dulu dia bakal malu. Terus

Bela, dia misalkan penampilannya acak-acakan dia nggak

akan mau pergi, dia harus rapi.

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Playing Therapy, Playing Therapy itu kayak hmm kelas

bermain tapi menghasilkan gitu kan, kayak misalkan lilin,

terus masak, oh iya denger music kalo sore di taman gitu.

9. Bagaimana bapak/ibu menerapkan strategi

komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh?

Jadi gini meraka itu kan percaya dirinya misalnya nggak

setiap waktu, emtar tiba-tiba enggak mau ngapain-

ngapain, kayak dia kenapa nih? Terus nanti kita mikir-

mikirnya paling coba deh dikasih ini, coba ganti bajunya

terus coba deh aja ngomong baik-baik, kalau dia misalkan

sudah mau dia seneng apa yang kita lakuin pasti dia

terima, dan kalo apa yang kita lakuin dia enggak suka

pasti dia marah kalau enggak menghindar. Kalo enggak

ganti-ganti, misalnya dia sama aku enggak mau dia ganti

Page 131: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pengasuh yang lain, kalo misalkan pengasuh lain enggak

klop gitu ganti lagi yang lain.

10. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Kalau menurut aku sih ya… 50:50 lah karena enggak

semua anak bisa digituin bisa diajak komunikasi paling

bela, yuyun, umay, terus pokoknya mereka yang normal-

normal maksudnya nggak terlau ini banget, kana da yang

autis tuh dia enggak bakal ngerti apa yang kita bilang

kecuali gerakan.

Siti Salsabila Az-

zahra,

Pengasuh

Page 132: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 7

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Kamil, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

Empat bulan masuk 7 juli 2019.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Pertama buat kerja, sebenrnya si lebih pengen mengetahui

gimana ngurus anak disabilitas tuh, kan beda enggak

kayak ngurus anak biasa, kan ngurus anak disabilitas tuh

apa yah, harus penuh kesabaran sama peneh ekstra lah.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Kalau buat komunikasi sih ehmm kita diajak sering

ngobrol aja sih kalau sama autis sama ngobrol, main,

walaupun autis nggak ngerti gitu,tapi kalo lama kelamaan

dia ngerti juga, dipanggil namanya tuh awalnya nggak tau,

terus-terusan dipanggil namanya dia tahu, soalnya sih kalo

autis gitu harus konsisten, kegiatannya juga janagn euuh

misalnya nih kegiatan hari ini a terus kegiatan hari entar

nya b gitu jangan langsung b ke a, jadi harus konsisten,

misalnya makan jam makan Jm sekian entar dia tahu jam

makan jam sekian dia tahu, kalau lagi maen diajak maen

dia ngikut.

Page 133: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Yak diajak becanda diajak ngobrol, jadi kita sama mereka,

jangan ada gap, mereka tuh gini kita tuh gini biasa aja

kayak bercanda sama anak normal, aku nih sama ucup

saling ledek tapi dia yak ngerti kalau aku lagi ngeledek

apa, jadi dia nya enggak kesinggung gitu.

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Kendalanya sih kalo buat anak-anak kayak gini yang

komunikasi nya kurang ini sih kadang-kadang apa yang

mereka inginkan kadang-kadang kita tuh enggak

mengerti, mereka mau ini kadang kita bingung mereka

mau apa, dia ngamuk-ngamuk mau apa gitu sih, kita

belum yahu mereka ingin apa, kadang-kadang disitu sih.

Tapi lama kelamaan oh dia tuh pengen ini dengan dia

“heuh heuh heuh” lama kelamaan tahu dia pengen ini.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Penting banget, soalnya buat mereka biar mereka nggak

ngerasa beda sama kita, nggak ada gap lah, penting banget

sih meningkatkan kepercayaan diri.

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Ya itu sih yang tadi diajak maen sama diajak ngobrol, itu

sih, y analk-anak sini sih intinya, diajak maen sudah pada

seneng, diajak maen diajak ngonbrol, kepercayaan diri

mereka meningkat, kayak ucup juga sih diajak ngobrol

diajak bercanda dia jadi percaya diri.

Page 134: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Kalau disni si kurang ngerti pasti ada, tapi aku kurang sih,

adanya di pendidikan, kalo aku sih sebagai pengurus, apa

yak aku jadi pengasuh mereka. Aku belum tahu program

khususnya.

9. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Yak selama ini sih aku berhasil, tapi dengan catatan harus

sabar, ya ngalir ajasih, kadang aku juga kalo pikiran lagi

kemana gitu, ibaratnya lagi emosi, lagi emosi tuh kadang-

kadang, apa yang di mau anak-anak kadangkita nggak

ngerti, kadang nggak nyampe juga ke anaknya, harus ini

sih harus pas sabar terus lagi kitanya enjoy aja, kalo kita

pikirannya lagi ini ya kadang-kadang komunikasi kita

sama anak tuh nggak nyambung, iya harus ada rencana

nya juga sih, buat anak ini maksudnya biar harus gini,

bicaranya gini, itu dengan catatan emosi kitanya harus

stabil dulu, kalo emosi kita lagi nggak stabil males

ngobrol, terus anak mau komunikasi dengan kita nggak

nyambung.

Kamil,

Pengasuh

Page 135: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 8

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Dedeh Sulastri, Pengasuh.

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pengasuh di

Yayasan sayap Ibu Cabang Provinsi Bantern?

tiga tahun 11 juli 2016.

2. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengasuh Yayasan

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten?

Hhm seneng aja sama anak

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan

bapak/ibu dalam proses meningkatkan kepercayaan

diri anak disabilitas?

Alat bantu kadang, mendidik maksudnya dengan cara

ngomelin maksudnya, jangan nakal, kalo dibilangin

ngerti, dengerin.

4. Upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak

disabilitas?

Seneng deh maksudnya apaya mandiri buat kebutuhan dia

sendiri, kita iniin apasih ngedorong dia ngedampingin

gitu, kaya ngelondri biar dia sendiri kayak gitu

5. Adakah kendala/penghambat antara pengasuh dan

anak disabilitas dalam meningkatkan kepercayaan

diri?

Ya ada sih, kadang kalau dibilangin tuh suka ehm lama

maksuudnya kalo disuruh kadang suka apa sih kadang

mau kadang enggak, susah diatur juga sih.

6. Menurut bapak/ibu pentingkah meningkatkan

kepercayaan diri anak disabilitas?

Penting sih, buat mereka juga, bisa lebih mandiri lagi.

Page 136: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7. Metode apa yang anda gunakan agar anak asuh

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi?

Berkarya biar dia bisa terampil maksudnya untuk apa yak

biar dia mengasah bakatnya.

8. Apakah ada program khusus untuk meningkatkan

kepercayaan anak asuh di Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten?

Pendidikan kek model fisio juga semuanya terlibat sih,

pendamping juga semuanya sama.

9. Menurut bapak/ibu apakah strategi komunikasi yang

diterapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak berhasil?

Insya Allah berhasil.

Dedeh Sulastri,

Pengasuh

Page 137: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 9

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : J, Anak Asuh.

1. Sudah berapa lama adik tinggal disini?

Lama

2. Senang tidak adik dengan pengasuh disini?

Seneng

3. Apa saja kegiatan adik dengan pengasuh?

Laundry, nyuci sayur, belanja, masak, banyak

Page 138: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 10

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : Y, Anak Asuh.

1. Sudah berapa lama adik tinggal disini?

2006.

2. Senang tidak adik dengan pengasuh disini?

Seneng.

3. Apa saja kegiatan adik dengan pengasuh?

Renang, playing terapi, jaga warung, makan siang,

istirahat, sekolah, bermain.

Page 139: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 11

Transkip Wawancara

Waktu Wawancara : 5 Desember 2019

Tempat Wawancara : Ruang Fisioterapi

Wawancara : Alif Rizki Maulana

Narasumber : B, Anak Asuh.

1. Sudah berapa lama adik tinggal disini?

Lama.

2. Senang tidak adik dengan pengasuh disini?

Seneng, baik-baik.

3. Apa saja kegiatan adik dengan pengasuh?

Mandi, sarapan, sekolah, playing terapi, makan siang,

makan sore, tidur malem.

Page 140: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 12 :

Dokumentasi:

1. Yayasan Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

2. Dokumentasi saat Wawancara Ibu Renowati

Hardjosubroto Ketua Yayasan Sayap Ibu Cabang

Provinsi Banten

Page 141: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3. Wawancara dengan Anak Asuh dan Pengasuh

Page 142: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. Wawancara Pak Zulfahmi Koordinator

Pengembangan Pelayanan Melalui Whatsapp

Page 143: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5. Kegiatan Anak Asuh dan Pengasuh di Yayasan Sayap

Ibu Cabang provinsi Banten

Page 144: Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Websiterepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49866...Baju Tradisional..... 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang