tugas rtrw pelabuhan

Upload: bayhu-kai-z

Post on 14-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • TUGAS

    MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH

    HIRERKI PEMBANGUNAN BERDASARKAN ATURAN YANG LEBIH

    TINGGI, STUDY KASUS PELABUHAN KHUSUS MILIK PT SANENT

    POWER NETWORK (PT SPN)

    Dosen pengampu:

    Satya Budi Nugraha. S.T, M.T

    Dibuat Oleh :

    Sigit Bayhu Iryanthony

    3201411028

    Pendidikan Geografi 2011

    JURUSAN GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    Juni, 2014

  • A. Judul.

    HIRERKI PEMBANGUNAN BERDASARKAN ATURAN YANG LEBIH TINGGI,

    STUDY KASUS PELABUHAN KHUSUS MILIK PT SANENT POWER NETWORK (PT

    SPN)

    B. Latar Belakang Masalah.

    Tanah merupakan bahan primer bagi berlangsungnya suatu pembangunan. Di mana

    pembangunan sebagai suatu upaya untuk menciptakan atau mengembangkan wilayah

    menjadi lingkungan yang nyaman, baik untuk kepentingan ekonomi, sosial-budaya (tempat

    hidup komunitas kota). Kota yang selalu berkembang baik secara alamiah maupun melalui

    proses perencanaan dan perancangan, dihadapkan pada permasalahan tidak tercapainya

    kondisi "ideal akan tuntuntan kebutuhan tujuan pembangunan tersebut. Ada tiga orientasi

    pembangunan yang seharusnya diperhatikan dalam melakukan proses pembangunan, yakni;

    orientasi pada pengembangan fisik (development orientation); orientasi pada komunitas

    (community orientation) dan orientasi pada konservasi (conservation orientation).1 Oleh

    karena itu, pembangunan menjadi hal yang sangat menentukan dalam

    keberhasilan/kegagalan "intervensi fisik pembangunan kota.

    Seperti halnya pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus di Kota Rembang,

    Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan seperti mall, ruko, perumahan

    dan lain-lain. Salah satu contohnya yaitu pembangunan Pabrik pakan ternak yang berada

    tepat di tengah tengah sawah lestari dimana berada di bawah waduk Panohan di kecamtan

    Gunem, yang ada di rembang yang menurut saya IMBnya tidak sesuai dengan peta RTRW.

    Pembanguan pabrik pakan ternak banyak menimbulkan masalah dimana hal ini

    menyebabkan banyak sawah lestari yang hilang dan memicu semkin banyaknya pengalih

    fungsian lahan akibat adanya pabrik pakan ternak ini, banyak dampak negatif, selain

    mengurangi Lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kebijakan yang dikeluarkan oleh

    Pemerintah Kabupaten Rembang terkait pemberian izin berdirinya pabrik menimbulkan

    banyak permasalahan, baik permasalahan hukum, permasalahan lingkungan dan

    permasalahan sosial.

    Mudah pengajuan pembuatan IMB membuat masalah baru yang sangat

    mengkhawatirkan dimana semakin banyak kerusakan lahan yang disebabkan oleh hal ini. PT

  • Sanent Power Network (PT SPN) merupakan masalah yang sangat menarik untuk di kaji

    karena setelah adanya pembangunan pelabuhan pribadi milik PT SPN sudah berjalan ketika

    ditanyakan izin ternyata tidak sesuai dengan RTRW provinsi sehingga pembangunan di

    hentikan. Hal ini menunjukan adanya masalah IMB di kabupaten rembang yang sangat

    semrawut dan terkesan asal asalan.

    C. Rumusan Masalah.

    1. Bagaimanakah prosedur pemberian izin bangunan yang seharusnya sehingga tidak

    menimbulkan masalah.

    2. Masalah dalam perizinan tata ruang daerah dan provinsi

    D. Tujuan.

    1. Untuk mengetahui masalah dalam perizinan tata ruang daerah dan provinsi

    2. Bagaimanakah prosedur pemberian izin bangunan yang seharusnya sehingga tidak

    menimbulkan masalah.

    E. Dasar Teori.

    Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerahpada

    orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan yang dimaksud agar desain,

    pelaksanaan pembangunan, dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku,

    sesuai dengan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien

    ketinggian bangunan (KKB), koefisien lokasi kota/daerah, koefisien kelas jalan, koefisien

    kelas bangunan, koefisien status bangunan yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat

    keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut termasuk penggunaan bangunan,

    merobohkan bangunan dan balik nama bangunan dan/atau sanksi administratif berupa denda

    dan/atau bunga(Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 15 Tahun 2011).

    Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di

    sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

    sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh,

    dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

    kegiatan penunjang perikanan.

  • Gros Ton (GT) adalah ukuran besarnya kapal secara keseluruhan dengan

    memperhitungkan jumlah isi semua ruangan-ruangan tertutup baik yang ada di atas geladak

    maupun di bawah geladak ukur. (GT=0,25 x V).

    Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan

    tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam

    peraturan perundang-undangan retribusi daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan

    Retribusi Terutang, Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi Daerah

    Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Nihil, Surat Ketetapan Retribusi

    Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Retribusi Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau

    Surat Keputusan Keberatan.

    Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat

    Pemberitahuan Retribusi Terutang, Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan

    Retribusi Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar

    Tambahan, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau

    pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Retribusi.

    Jenis Retribusi Perizinan Tertentu dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas :

    a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

    b. Retribusi Izin Gangguan;

    c. Retribusi Izin Trayek;

    d. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

    Alur perizinan dan pematauan pembangunan berdasarkan Bab IV Retribusi Izin

    Mendirikan Bangunan Pasal 5, Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 15 Tahun

    2011.

    (1) Objek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan

    suatu bangunan.

    (2) Pemberian Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan peninjauan desain

    dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis

  • bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar

    Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan

    (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam

    rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

    (3) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pemberian

    izin untuk bangunan milik Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah.

    .

    F. Pembahsan

    Gb. Hirarki Tata Ruang.

  • Dalam herarki pembangunan sebuah wilayah dimana sebuah Rencana Tata Ruang Wilayah

    RTRW kabupaten harus dibuat berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Provinsi

    yang seperti digambarkan gambar di atas. Jika suatu perusahaan ingin mengajukan Izin

    Mendirikan Bangunan (IMB) maka harus melalui prosedur dimana hal yang pertama di

    lakukan adalah

    1. Pengajuan izin kepada dinas Cipta karya dan PU.

    2. Penetuan lokasi sesuai dengan acuan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW), baik

    kabupaten maupun nasional.

    3. Setelah izin diberikan maka baru bisa dilakukan pembangunan.

    Dalam kasus PT Sanent Power Network (PT SPN) harusnya pemerintah kabupaten

    mengetahui tentang izin pendirian bangunan tersebut dimana tidak mungkin suatu

    perusahaan berani mendirikan bangunan tanpa meminta izin kedaerah terlebih dahulu,

    apalagi terkait masalah reklamasi pantai dan pendirian pelabuhan pribadi yang sudah jelas di

    atur dalam PERDA (Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 15 Tahun 2011), tentang

    pelabuhan dan berat kapal dalam pemberian retribusi kepada daerah. Kutipan dari media

    massa masalah kasu PT SPN.

    REMBANG - Pelabuhan khusus milik PT Sanent Power Network (PT SPN) yang

    dibangun di Pantai Binangun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang terancam mangkrak,

    karena permohonan izin kesesuaian terminal pelabuhan di lokasi tersebut ditolak Gubernur.

    Karena permohonan izinnya ditolak, otomatis pembangunan pelabuhan milik PT

    SPN itu tidak boleh dilanjutkan, ujar Bupati H Moch Salim kepada Suara Merdeka, Rabu

    (26/10) lalu.

    Didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

    (Dinhubkominfo) Rembang Suyono SH dan Kepala Bagian Humas HM Daenuri SPd SH

    MM, Bupati mengemukakan, penolakan permohonan izin dari PT SPN tersebut tertuang

    dalam Surat Nomor 500/16534 bertanggal 7 Oktober 2011 ditandatangani Asisten Ekonomi

    dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Drs Sriyadhi MM atas nama Gubernur.

    Dia mengemukakan, surat penolakan permohonan izin kesesuaian terminal

    pelabuhan tersebut sudah dikirimkan ke PT SPN di Desa Binangun. Tembusannya dikirim

    ke Menteri Perhubungan, Kepala BKPM RI, Kepala Biro Hukum Setda Jateng, Bupati

    Rembang, dan pihak terkait lainnya.

    Tak Sesuai RTRW

  • Menurut Moch Salim, Pemerintah Provinsi tidak bisa memberikan rekomendasi

    kesesuaian lokasi pelabuhan yang dibangun di Pantai Binangun oleh PT SPN, karena ada

    beberapa pertimbangan mendasar. Antara lain tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) Jawa Tengah.

    Selain itu, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Rembang Nomor 14 Tahun 2011

    tentang RTRW Kabupaten Rembang, Desa Binangun bukan kawasan yang diperuntukkan

    terminal pelabuhan. Jadi, jelas PT SPN menyalahi arah kebijakan pembangunan Pemerintah

    Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Rembang.

    Sementara itu, Kepala Dinhumkominfo Rembang Suyono SH mengemukakan, PT

    SPN memang telah mengantongi izin sebagai badan usaha pelabuhan. Tetapi izin tersebut

    bukan untuk pembangunan pelabuhan. (jl-57)

    Dalam pernyataan ini jelas tidak mungkin sebagai kepala daerah tidak tau masalah ini, dan

    bagaimana proyek bisa berjalan tanpa adanya izin dari daerah. Sedangkan hampir semua tau

    bahwa tanah yang digunakan untuk pengurugan adalah tanah milik bupetinya sendiri.

    Dalam kasus PT Sanent Power Network (PT SPN) kesalah yang dibuat adalah

    1. Ketidak sesuaian IMB dengan peta Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kabupaten

    Rembang.

    2. Ketidak sesuaian IMB dengan peta Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Provinsi jawa

    Teangah.

    3. Belum keluarnya izin dari pendirian bangunan dari provinsi.

    Dampak danya pembanguna pelabuhan pribadi PT Sanent Power Network (PT SPN) :

    1. Rusaknya ekosistim laut yang dipicu oleh adanya water breaker.

    2. Potensi longsoran akibat adanya Hill cutting untuk reklamasi laut.

    3. Dampak abrasi yang tinggi di sekitar anjungan

    4. Berukurangnya ruang terbuka hijau.

    Sarana Hukum Administrasi

    a. Pengawasan

    Pengawasan bangunan dilakukan oleh dua instansi, yaitu :

    - Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Pengawas Bangunan (DPU)

    - Satuan Polisi Pamong praja (Satpol PP)

  • Pengawasan bangunan di Kabupaten Rembang terjadi apabila ada pelapor yang

    mengadukan adanya terjadi pelanggaran tata ruang.13 Sedangkan menurut pasal 55 ayat

    (2) UU Nomor 26 Tahun 2007, pengawasan tersebut terdiri atas tindakan pemantauan,

    evaluasi dan pelaporan. Jadi tidak hanya menunggu laporan dari masyarakat yang merasa

    dirugikan atas pelanggaran tata ruang tersebut.

    b. Sanksi Administrasi

    Sanksi administrasi yang dikenai sesuai dengan pasal 63 Undang-Undang Nomor

    26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah :

    a. Peringatan tertulis

    b. Penghentian sementara kegiatan

    c. Penghentian sementara pelayanan umum

    d. Penutupan lokasi

    e. Pencabutan izin

    f. Pembatalan izin

    g. Pembongkaran bangunan;

    h. Pemulihan fungsi ruang

    i. Denda administratif.

    2. Sarana Hukum Perdata

    Penegakan hukum perdata diatur dalam pasal 66 dan 67 Undang-Undang Nomor

    26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sarana Hukum Perdatadiajukan apabila terdapat

    masyarakat atau pihak yang merasa dirugikan terutama dari segi materi akibat

    penyalahgunaan pemanfaatan ruang. Sarana Hukum Perdata yang dimaksud adalah

    berupa gugatan perdata yang diajukan ke pengadilan. Namun sebelum diajukan ke

    pengadilan, diupayakan musyawarah untuk mufakat terlebihdulu.

    3. Sarana Hukum Pidana

    a. Penyidikan

    Selain upaya pengawasan dan pengenaan sanksi administrasi, juga ada

    proses atau upaya penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan

  • mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut dapat membuat terang tindak

    pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya. Seperti pada umumnya, setiap

    terjadi suatu pelanggaran maka pasti ada penyidikan sebelum terlaksananya

    ketentuan pidana. Begitu juga dalam hal penerbitan IMB yang melanggar tata

    ruang, sebelum mengetahui benar adanya terjadi pelanggaran tata ruang dan

    diterapkannya ketentuan pidana, maka perlu diadakannya pemeriksaan kepada

    pihak-pihak yang terkait dan pengumpulan barang bukti. Seperti yang tercantum

    di dalam pasal 68 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang.

    b. Ketentuan Pidana

    Bagi orang yang melanggar tata ruang atau RTRW yang telah ditetapkan,

    maka sanksi di jelaskan menurut pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26

    Tahun 2007 tentang Penataan ruang. Sedangkan bagi pejabat yang berwenang,

    yang terbukti menyalahgunakan wewenangnya dengan mengeluarkan IMB yang

    tidak sesuai/melanggar tata ruang yang ada,

    maka menurut pasal 73. Sarana Hukum Pidana ditujukan kepada dua pihak, yaitu

    :

    - Orang yang mengajukan/pemohon (investor atau pengusaha)

    - Pejabat yang berwenang

    Bagi orang yang melanggar, ketentuannya diatur pada pasal 69 ayat (1)

    UU Nomor 26 Tahun 2007. Sedangkan bagi pejabat tercantum di dalam pasal 73,

    Namun permasalahannya kembali lagi adalah dari segi implementasinya. UU

    nomor 26 tahun 2007 dan Perda Nomor 4 Tahun 2011 seolah-olah hanya

    merupakan formalitas saja jika ditinjau dari segi penegakan hukumnya, khususnya

    dari segi penegakan ketentuan pidana terhadap pelanggaran tata ruang. Karena

    bangunan-bangunan di Kabupaten Rembang yang memiliki izin atau tidak dan

    melanggar tata ruang, tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dalam penegakan

    hukum dari pejabat yang berwenang, mulai dari upaya administratif, perdata

    maupun pidana. Faktanya adalah banyak bangunan yang melanggar tata ruang

    dan memiliki IMB namun tidak ada upaya penegakan hukum pidana yang

  • dikenakan, baik bagi orang si pemilik bangunan yang melanggar tata ruang

    maupun bagi pejabat yang berwenang yang menerbitkan izin yang tidak sesuai

    dengan RTRW.

    G. Simpulan

    Semua masalah ini sebenarnya adalah suatu kebohongan yang ditutupi oleh pemerintah

    daerah rembang yang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri sehingga ketika

    permohonan izin di tolak oleh pemerintah provinsi yang tidak sesuai dengan RTRW provinsi

    semua pihak dinas dan kepala daerah sengaja mengatakan tidak tau, agar tidak terjerat

    hokum pidana masalah tata ruang yang memeliki sangsi yang berat . alangkah naifnya jika

    seorang kepala daerah tidak mengetahui perizinan IMB daerahnya sendiri dimana proyek

    yang dibangun dalam skala besar yang melibatkan banyak pihak.

    Saran.

    1. Lebih tegas lagi dalam mengambil kebijakan

    2. Jangan mementingkan kepentingan pribadi.

    3. Sesuakan pembangunan dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Provinsi

    dan daerah.

    4. Jagalah ruang terbuka hijau dan sawah lestari.

    H. Daftar Pustaka.

    _ . 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang

    Tataruang. Rembang. Pemerintah Daerah (PEMDA).

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang. Jakarta.

    Mukti Satrio. 2013. Penerbitan Imb Yang Melanggar Tata Ruang (Kajian Tentang

    Implementasi Perda Rtrw Kota Malang Terhadap Penerbitan Imb Yang

    Melanggar Tata Ruang). Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

    Unibersitas Brawijaya Fakultas Hukum. Malang