tugas pelabuhan

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Rencana Pelabuhan 1. Latar Belakang Pelabuhan Cirebon Cirebon merupakan sebuah kota kabupaten yang terletak diwilayah utara Pulau Jawa yang cukup ramai. Disamping mempunyai dataran yang cukup luas Cirebon juga mempunyai perairan yang dapat di layari oleh berbagai ukuran kapal, dengan kata lain Cirebon mudah dijangkau baik melalui darat maupun melalui laut. Terhadap kota-kota di luar Jawa seperti kota-kota di Pulau Kalimantan, slawesi, Sumatera dan daerah lainnya, hubungan yang paling ekonomis ialah jalur laut, yaitu memenuhi kebutuhan daerah baik ekspor maupun import. 2. Faktor Penduduk Dalam perencanaan pelabuhan sebagai sarana arus lalu lintas laut, haruslah di perhitungkan faktor penduduk di sekitar pelabuhan dengan penduduk di masa yang akan dating. Hal umum yang terjadi adalah bartambahnya pemukiman penduduk di sekitar pelabuhan, mungkin di daerah tesebut akan banyak sumber mata pencahariaan. Jumlah penduduk Cirebon yang tercatat pada Biri Pusat Statistik tahun 1990 adalah berjumlah 1.649.428 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata = 2,16% B. Kemungkinan Perluasan Daerah.

Upload: roby-milanisti-rvp

Post on 11-Dec-2014

189 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PELABUHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Rencana Pelabuhan

1. Latar Belakang Pelabuhan Cirebon

Cirebon merupakan sebuah kota kabupaten yang terletak diwilayah utara Pulau

Jawa yang cukup ramai. Disamping mempunyai dataran yang cukup luas Cirebon juga

mempunyai perairan yang dapat di layari oleh berbagai ukuran kapal, dengan kata lain

Cirebon mudah dijangkau baik melalui darat maupun melalui laut.

Terhadap kota-kota di luar Jawa seperti kota-kota di Pulau Kalimantan, slawesi,

Sumatera dan daerah lainnya, hubungan yang paling ekonomis ialah jalur laut, yaitu

memenuhi kebutuhan daerah baik ekspor maupun import.

2. Faktor Penduduk

Dalam perencanaan pelabuhan sebagai sarana arus lalu lintas laut, haruslah di

perhitungkan faktor penduduk di sekitar pelabuhan dengan penduduk di masa yang

akan dating.

Hal umum yang terjadi adalah bartambahnya pemukiman penduduk di sekitar

pelabuhan, mungkin di daerah tesebut akan banyak sumber mata pencahariaan. Jumlah

penduduk Cirebon yang tercatat pada Biri Pusat Statistik tahun 1990 adalah berjumlah

1.649.428 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata = 2,16%

B. Kemungkinan Perluasan Daerah.

Cirebon merupakan daerah yang berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat

dari faktor penumpang seperti populasi, sosial-ekonomi, di samping potensi dari daerah

itu sendiri.

1. Populasi

Daerah Cirebon ini terdiri dari beberapa kota dan desa yang cukup padat

penduduknya. Perkembangan ini Nampak sekali terlihat dari tingkap populasi

penduduknya, sehingga banyak sekali daerah yang sebelumnya masih belum terbuka

menjadi daerah yang potensial.

2. Potensi Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi di daerah Cirebon ini cukup tinggi. Pendapatan penduduk

perkapita cendrung terus meningkat hal ini berkaitan dengan program pembangunan

yang tidak pernah lepas terjangkau oleh daerah ini.

Page 2: TUGAS PELABUHAN

2

Cirebon juga merupakan daerah transfortasi dan penumpang, kerena merupakan

daerah penghubung antar Jawa Tengah dan Jawa Barat, baik dari darat maupun dari

laut.

C. Potensi Daerah

Dari sector pertaniaan sangat di harapkan, sebab sampai saat ini hanya hasil

pertanian dari daerah ini sudah di harapka di ekspor keluar negeri seperti beras dan lain-

lain. Dari sector perikanan, Cirebon sangat potensial dengan tambak udangnya untuk di

ekspor, selain itu juga ikan laut merupakan hasil yang cukup dominan dari daerah ini.

D. Keadaan Pantai dan Perairan

Pantai dan luasnya perairan sangat menentukan dalam perencanaan pelabuhan,

keadaan pantai yang landai, curam atau berkarang, banyak ditumbuhi tanaman laut dan

lain sebagainya, sangat menentukan dalam merencanakan pelabuhan.

Selain faktor dari medan pantai tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah

mengenai luas daerah perairan. Apakah pelabuhan cukup dengan kondisi yang ada, atau

perlu perbaikan/ peningkatan daerah pengairanya seperti pengerukan pantai dan lain-lain.

E. Luas Daerah Perairan

Seiring dengan bertambah pesatnya perkembangan daerah, arus lalu lintas

perairan dan ukuran kapal berlabuh / singgah akan bertambah pesat, maka perlu

diperhitungkan kemungkinan perluasan daerah perairan di muka pelabuhan. Dalam

perencanaan pelabuhan ini nantinya yang akan di tentukan apakah diperlukan breakwater.

(pemecah gelombang).

Page 3: TUGAS PELABUHAN

3

BAB II

SUMBER DATA

A. Data Iklim

Untuk perencanaan di perlukan data iklim. Untuk data iklim yang paling penting

adalah data angin, hal ini karena:

Angin laut yang menimbulkan gelombang dan arus angin

Angin juga mengakibatkan timbulnya tekanan (gaya-gaya) pada bangunan dan kapal.

Sifat-sifat angin yang perlu diketahui adalah :

1. Arah angin (wing direction)

Arah angin yang bertiup dapat di perhitungkan kedudukannya terhadap arah utara

dan arah angin tersebut dapat dilihat dari arah asap. Di daerah Cirebon ini angin bertiup

dari Barat ke Timur membentuk sudut 600 dengan sumbu Utara-Selatan.

2. Kecepatan angin (wind speed)

Kecepatan angin diukur dengan alat anemometer, yang menurut jenisya ada 2

(dua) macam, yaitu konvensional dan otomatis. Stasiun Meteorologi menggunakan

anemometer yang dihubungkan dengan generator. Generator itu membangkitkan arus

listrik yang menjadi fungsi dari jumlah peputaran anemometer dalam satuan menit

(RPM).

3. Lama angin bertiup (duration)

Bentuk ombak selain dipengaruhi oleh kecepatan angin, keadaan perairan,

keadaan dasar laut, juga oleh lamanya angin bertiup, di daerah Cirebon ini lama angin

bertiup (duration) yang terjadi adalah 3 jam.

B. Data Hidrometri

1. Ombak /gelombang.

Page 4: TUGAS PELABUHAN

4

Gelombang terjadi akibat :

Gerakan kapal

Letusan gunung berapi

Gempa bumi

Angin topan

Thomas stevension dapat merumuskan tinggi ombak/ gelombang, dengan jarak antara

timbulnya angin sampai gelombang, yaitu “Fetch”. Tinggi gelombang di daerah

Cirebon adalah 1,9 m (seperti pada data).

2. Pasang surut air laut

Untuk mengetahui gerakan pasang surut air laut, dilaksanakan dengan cara

konvensional, yaitu dengan mencatat kedudukan permukaan air tiap jam selama 15

hari. Perbedaan pasang surut untuk daerah Cirebon adalah 1,75 m (seperti pada data).

a

AT

Titik nol mistar Patok

resmi(BM)

AR

Dengan mengadakan pengamatan pasang surut muka air, dapat di ketahui pasang

tertinggi (AT) dan pasang terendah (AR). Perubahan livel muka air laut akibat pasang

surut muka air laut di beberapa lokasi di bumi sangat berbeda mengakibatkan

pergerakan air secara horizontal.

Perpindahan air dibawah permukaan ini umumnya di sebut arus air pasang surut

(ridal current/ stream). Arah arus pasang umumnya berlawanan dengan arus surut.

Sebagaimana pergerakan pasang surut yang harmonis, maka kecepatan arus pasang

surut-pun dapat dijabarkan sebagai berikut :

V = V max Cos (fase)

Page 5: TUGAS PELABUHAN

5

Pengaruh pasang surut sangat besar pada muara-muara sungai (estelary) jadi bila

suatu pelabuhan di bangun pada muara-muara sungai, maka dua hal yang perlu di

perhatikan adalah:

Navigasi melalui muara harus aman

Pengendapan (sedimentasi) harus cukup kecil.

Kedua hal ini sangat bertentangan. Di satu pihak, keamanan navigasi

membutuhkan mulut pelabuhan yang besar. Tetapi hal ini menyebebkan kecepatan

arus rendah, jadi mempermudah terbentuknya sedimentasi.

Sebaiknya mulut pelabuhan yang kecil akan mengurangi keamanan navigasi,

tetapi menghindari terjadinya pengendapan (sedimentasi).

3. Kedalaman perairan

Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhap besar kecilnya kapal yang

berlabuh. Berkenaan dengan gerakan kapal yang ditimbulkan oleh mesin, maka di

bawah kapal harus terdapat lapisan air yang cukup (clearance under the keel) setinggi

2-4 feet. Untuk perairan yang tidak dalam, dapat digunakan sembarang bamboo yang

diberi ukuran sebagai alat penduga (kira-kira). Untuk perairan yang agak dalam

digunakan tali (hand wat) atau menggunakan lalat elimsinker, echo sounders dan lain-

lain. Mengukur kedalaman daengan echo sounders.

Kapal survey :

1 5 4

A B

Keterangan :1. Generator oskilasi2. Oscilator teransmisi

Page 6: TUGAS PELABUHAN

6

Clearence 3. Oscillator penerima

4. Amplifier

5. Fathometer / recorder

B

C. Data Tanah

Pada setiap bangunan Teknik Sipil, selalu diharapkan pada masalah pondasi dan

stabilitas yang erat dengan masalah karakteristik dan daya dukung tanah. Karakteristik

dan struktur tanah sebagai pendukung bangunan keseluruhan banyak ditentukan atas

kekuatan tersebut dan di ukur sebagai tekanan tanah yang diijinkan. Di daerah Cirebon

tanah ijin (σ tanah) = 2,2 kg/Cm2 (data).

Untuk mendalami jenis-jenis/ macam tanah untuk mendukung bangunan (dalam

hal ini adalah pelabuhan), maka kita harus mengetahui klasifikasi jenis tanah tersebut

yaitu :

Jenis Tanah Ukuran Butir

1. Berangkal (boulders) ≥ 8”

2. Kerakal (cobbles) 3” – 8”

3. Kerikil (gravel) 2 mm – 3”

4. Pasir Kasar 0,6 mm – 2,0 mm

5. Pasir Sedang 0,2 mm – 0,6 mm

6. Pasir Halus 0,06 mm – 0,2 mm

7. Lanau (silit) 0,02 mm – 0,06 mm

8. Lempung (clay) ≤ 0,02 mm

Sumber : Perencanaan pelabuhan : hal 292.

Biasanya seorang perencana memisalkan bahwa daerah tekanan efektif di bawah

tanah yang di bebani, diperdalam ± 1,5 kali dari lebar tanah yang dibebani tersebut.

Page 7: TUGAS PELABUHAN

7

Kondisi yang diperkirakan pada daerah dimana gaya efektif terjadi dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Merata

Lapisan lunak yang dapat tertekan diatas lapisan keras

Lapisan keras diatas lapisan lunak

Dapat terdiri dari berbagai macam jenis tebal lapisan.

Keempat jenis kondisi tanah diatas, menentukan perhitungan/ percobaan lapangan

dan digunakan sebagai data hal penentuan macam pondasi dan perkiraan penurunannya.

D. Data Bongkar Muat

Dari data yang ada pada kantor statistic, dapat diperkirakan proyeksi dari data-

data pada tahun yang akan di kehendaki dengan rumus :

Pn = Po (1+I)n

Keterangan :

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke- n

Po = Jumlah tahun awal

N = Jumlah tahun

I = Pertumbuhan rata-rata

Page 8: TUGAS PELABUHAN

8

BAB III

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN PELABUHAN

A. Asumsi Dasar

1. General Cargo

Perpindahan dari general cargo harus dilakukan dengan penelitian untuk

menghindari/ mengurangi kerusakan.

Kapal hanya berisi 90% muatan dari jenis DWT kapal.

Barang-barang di tamping :

- 80% digudang unit I

- 20% pada open strage

Untuk keperluan lalu lintas barang dalam gudang yaitu lalu lintas pekerja dan

lain-lain akan diperlukan 35% - 40% dari ruas ruangan gudang.

Gudang unit I digunakan untuk menumpang barang-barang yang akan dimuat

ke kapal.

Luas gudang unit II di gunakan untuk menampung barang-barang dalam waktu

lama adalah 35% dari luas gudang unit I.

2. Liquid Cargo.

Tangki penampung liquid cargo direncanakan terbagi dalam 2 macam :

- Untuk eksport

- Untuk import

Page 9: TUGAS PELABUHAN

9

Kerena daerah Cirebon (Jawa Barat) lebih banyak barang import minyak, maka

tangki import dasediakan 25% dari tangki liquid eksport.

3. Bulk Cargo

Untuk mengimport kayu, sebaiknya di gergaji dulu dalam bentuk balok (bahan

mentah setengah jadi)

Muatan kayu maksimal adalah 75% dari jumlah DWT kapal, tetapi diimport

dalam bentuk papan sebesar 90% dari jumlah DWT kapal.

4. Pelabuhan Ternak

Mengingat daerah Cirebon membutuhkan ternak untuk kepentingan bahan

makanan, maka dibuat suatu pelabuhan untuk kebutuhan ternak yang besarnya

162.000 kg/tahun. Jika berat se-ekor sapi adalah 75 s/d 100 kg, maka

banyaknya sapi yang diperlukan minimum adalah 162.000/100 = 1.620 ekor

(data setatistik pada tahun 1983).

Kapal muatan adalah 50% - 70% dari jumlah DWT kapal.

5. Pelabuhan penumpang

Karena banyaknya penduduk yang akan bepergian atau dating kedaerah dengan

menggunakan fasilitas angkutan tersebut, maka perencanaan berasumsi dalam

memuat pelabuhan.

Dengan melakukan perhitungan yang seperti yang akan di uraikan dapat di

tentukan jumlah kapal maupun typenya yang akan melakukan bongkar muat

pada daerah Cirebon, begitu juga jenis general cargo, bulk cargo, liquid cargo

maupun ternak dan penumpang. Perhitungan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

Daftar Muatan : Genaral Cargo (1989)

No Jenis Barang Muatan (ton) Bongkar (tob)

1 Makanan dan Minuman 563 ---

2 Besi beton 1.195 266

3 Mesin, alat listrik dan elektronik -- 43.249

4 Lain – lain 45.012 743

Jumlah 76.770 44.258

Page 10: TUGAS PELABUHAN

10

Daftar Muatan : Bulk Cargo (1989)

No Jenis Barang Muat (ton) Bongkar (ton)

1 Beras 89.847 ---

2 Jagung 5.315 ---

3 Terigu 514 ---

4 Tepung lainnya 46.516 38.154

5 Makanan ternak 35.770 6.245

6 Kelapa dan kopra 7.558 356

7 Gula pasir 5.507 ---

8 Biji kelapa sawit --- 32.188

9 Ikan kering --- 3.590

10 Terasi 9 ---

11 Pupuk --- 5.363

12 Garam 9.163 1.010

13 Semen 300.176 1.672

14 Kacang – kacangan 252 155

Page 11: TUGAS PELABUHAN

11

15 Kayu gergajian 3.105 110.371

16 Kayu bulat 8.829 102.033

17 Renpah – rempah 401 46

18 Perkebunan lainnya 68 ---

19 Hasil tambang lainnya 125.381 24.704

20 Hasil hutan lainnya 302 1.422

Jumlah 635.713 454.768

Daftar Muatan : Liquid Cargo (1989)

No Jenis Barang Muat (ton) Bongkar (ton)

1 Bensin -- 103.158

2 Minyak tanah 29.159 171.319

3 Minyak diesel 350.734 374.750

4 Bahan kimia cair 9 1.081

Jumlah 379.902 650.308

Daftar Muatan : Ternak (1989)

No Jenis barang Muat (ton) Bongkar (kg)

1 Binatang 223.374 1.379

Daftar Muatan : General Cargo (1989)

No Jenis barang Muatan (ton) Bongkar (kg)

1 Penumpang 1.484.485 1.425.003

Analisa Data

No Uraian Muatan (ton) Bongkat (ton)

1 General Cargo 46.770 44.258

2 Liquid cargo 635.713 454.768

3 Bulk cargo 379.902 650.308

4 Ternak 223.374 1.379

Page 12: TUGAS PELABUHAN

12

5 Penumpang 1.848.485 1.435.003

Tingkat pertumbuhan ekonomi di taksit 5% - 7%

No Uraian Presentase Pmax

1 General Cargo 7,50% 46.770

2 Liquid cargo 6,00% 635.713

3 Bulk cargo 6,80% 650.308

4 Ternak 5,50% 223.374

5 Penumpang 5,40% 1.484.485

Jika konstruksi dilaksanakan 2 tahun mendatang dan umur pelabuhan 15 tahun dengan

rumus : Pi + (1+i)n . Po

Maka didapatkan hasil sebagai berikut :

No Uraian Presentase Pmax

1 General Cargo 50.048,58 159.925,12

2 Liquid cargo 730.686,07 1.751.131,68

3 Bulk cargo 725.109,50 1.945.236,40

4 Ternak 248.629,85 555.040,1

5 Penumpang 5,40%5,40% 1.484.485

B. Pemilihan lokasi

No UraianLokasi rencana pelabuhan

A B C D

1 Letak topografis 7 6 5 5

2 Keadaan fasilitas bongkar/muat 7 7 6 6

Page 13: TUGAS PELABUHAN

13

3 Keadaan fasilitas bongkar/muat 5 6 7 7

4 Keadaan arah angin dan gelombang7 6 7 6

5 Keadaan endapan sungai 8 6 6 6

6 Keadaan kondisi tanah 7 6 6 7

7 Fasilitas telepon, listrik dan air 6 8 8 7

8 Keadaan penduduk pada lokasi 8 7 8 6

Jumlah 55 52 53 50

C. Rencana Pelabuhan

1. Data – data Perencanaan :

a. Muatan :

General Cargo = 106985,850 ton/th

Bulk Cargo = 1335172,95 ton/th

Liquid Cargo = 1328530,89 ton/th

Ternak = 4019 ton/th

Penumpang = 2639400 ton/th

b. Arah angin :

Kecepatan angin = 20 knot

Sifat angin = agak kuat

Tekanan angin = 5,488 lb/tt

c. Tinggi gelombang = 1,9 meter(data)

d. Perbendaharaan = 1,75 meter

e. Keadaan tanah = 2,2 Kg/cm2

f. Kapal direncanakan dengan data – data sebagai berikut :

DWT = 25.000 ton (cargo boat)

Panjang = 170 meter

Lebar = 21 meter

Dalam = 12,7 meter

Draft = 9,8 meter

2. Dermaga untuk Bongkar Muat General cargo dan Bulk Cargo

a. Menentukan Penjang Dermaga

General Cargo = 1.069.850 ton/th

Page 14: TUGAS PELABUHAN

14

Bulk = 1.335.172,95 ton/th

Asumsi kapasitas muat rencana 90% yaitu :

90% DWT = 0,9 . 25000 = 22.500

n=(106985,850+1335172,95)

18000 = 64,096 buah/ton

Sehingga jumlah kapal dalam ( 1 ) hari adalah :

n¿(64,096)

356 = 0,180 buah/hari = 1 buah/ hari

waktu untuk bongkar muat ( asumsi ) = 3 hari

Jadi jumlah kapal dalam cargo = 3 . 0,220 = 0,659 buah = 1 buah

Kapal cargo sebanyak 1 buah yang merapat pada dermaga.

Jadi panjang dermaga :

D

d = n . L + (n – 1) . 15 + 2.25

= 1.170 + ( 1 – 1 ) . 15 + 50

= 220 meter

Jadi panjang dermaga cargo adalah + 220 meter

b. Menentukan Lebar Dermaga

Kapasitas lantai dermaga (q) = 0,3 Kg/cm2 = 3 t/m2

Luas dermaga ( A ) = 90 % DWT

q n

= 0,90 x20000

3 . 1

Page 15: TUGAS PELABUHAN

15

= 6000 m2

Diambil lebar dermaga selebar 27,5 meter.

c. Menentukan Tinggi Dermaga (Td)

Td = a + Bps + d + C1

Keterangan :

a = niviu, diambil 0,5 meter

Bps = bede pasang surut = 1,75 meter

d = draft = 9,8 meter

C1 = clearance, diambil 1 meter

Maka Td adalah

Td = a + Bps + d + C1

= 0,5 + 1,9 + 9,8 +1

= 12,7 meter (tinggi dermaga yang di perlukan)

Jadi ukuran dermaga untuk bongkar muat general cargo dan bulk cargo

adalah :

Panjang dermaga = 220,0 meter

Lebar dermaga = 27,5 meter

Tinggi dermaga = 12,7 meter

3. Dermaga untuk Bongkar Muat Liquid Cargo

a. Menentukan Penjang Dermaga

Untuk liquid cargo digunakan kapal tenker DWT – 1000, data sebagai berikut :

DWT =400 ton

Panjang = 92 meter

Lebar = 12,3 meter

Kedalaman = 6,9 meter

Dreft = 5,9 meter

Liquid cargo = 1328530,89 ton

Kapasitas kuat rencana = 100% DWT

= 100% 4000

= 4000 ton

Jumlah kapal yang berlabuh / merapat (n)

Page 16: TUGAS PELABUHAN

16

n=132853,1334000

= 332,113 buah/ton

Jumlah kapal dalam 1 hari adalah :

n=332,113365

= 0,91 buah

= 1 buah

Asumsi : waktu bongkar muat adalah 1 hari.

Banyaknya kapal = 3 . 0,901

= 2,73 buah

= 3 buah

Panjang dermaga yang diperlukan (d)

d = n . L + (n – 1) . 15+50

= 3.92 + (3 – 1) . 15+50

= 356 meter

b. Menentukan Lebar Dermaga

Kapasitas lantai dermaga (A) = 0,3 kg/cm2 = 3 t/m2

Luas Dermaga (A) ¿DWT

q n

¿4000

3 3

= 4000 m2

Maka lebar dermaga adalah ¿4000356

= 11,23 meter

Diambil lebar dermaga selebar 11,50 meter

Jadi ukuran dermaga = 356 meter

Lebar dermaga = 11,5 meter

4. Dermaga Kapal Untuk Pelabuhan Ternak

Page 17: TUGAS PELABUHAN

17

Digunakan kapal Cargo DWT 700, dari table didapat :

Panjang = 50 meter

Lebar = 8,3 meter

Dalam = 4,2 meter

Draft = 3,9 meter

Ternak = 2019 ekor/thn

= 555040,20 kg/thn

= 555,04 ton/thn

Asumsi :

Kapasitas muat = 70% DWT

= 0,7 . 00

= 490 ton

Bongkar muat 1 hari

Jumlah kapal (n) ¿555,04

490

= 1,113 = 2 buah / thn

Jumlah kapal/hari ¿2

365

= 0,005 buah

= 0 buah

Karena kapal yang digunakan terlalu kecil, sehingga kapal berlabuh tidak

secara rutin(tiap hari), maka pada daerah Cirebon tidak perlu dibangun

pelabuhan kehusus.

5. Dermaga kapal untuk Pelabuhan Penumpang

a. Menentukan Panjang Dermaga

Untuk liquid cargo ini digunakan kapal tanker DWT 1000 sebagai berikut

DWT = 100 ton

Panjang = 65 meter

Lebar = 10 meter

Dalam = 5,5 meter

Draft = 4,5 meter

Page 18: TUGAS PELABUHAN

18

Enumpang = 263 org/thn, jika diasomsikan rata – rata penumpang

beratnya 5,5 maka bobot penumpang adalah 14516 ton/thn

Kapasitas Muatan Rencana = 75% DWT

= 75% . 1000

= 750 ton

Jumlah kapal yang berlabuh (n) ¿145167

750

= 193,556 buah/thn

Jumlah kapal/hari (n) ¿196,556

356

= 0,53 buah = 1 buah

Panjang dermaga yang diperlukan (d) :

d = n . L + (n – 1) . 15 + 50

= 1.65 + (1 – 1) . 15 + 50

= 115 meter

b. Menentukan Lebar Dermaga :

Kapasitas lantai dermaga (q) = 0,3 kg/cm2 = 3 t/m2

Luas Dermaga (A) 90 % . DWT

q n

¿0,9 x 1000

3 . 1

= 300 m2

Maka lebar dermaga adalah ¿300115

= 2,609 meter

Diambil lebar dermaga = 3,0 meter

c. Menentukan Tinggi Dermaga (Td)

Td = a + Bps + d + C1

= 0,5 + 1,9 + 4,5 +1

= 7,4 meter

Jadi ukuran dermaga untuk bongkar muat liquid cargo adalah :

Panjang = 115 meter

Lebar = 3,0 meter

Tinggi dermaga = 7,4 meter

Page 19: TUGAS PELABUHAN

19

6. Menghitung Luas Daerah Perairan Masing-Masing Dermaga

General cargo bulk cargo (F1) = 5 . (170.21) = 17850 m2

Liquid Cargo (F2) = 5 . 3 (92.12,3) = 16974 m2

Penumpang (F3) = 5. (65.10) = 3290 m2

Total Luas perairan (F) = F1 + F2 + F3

= 17850 + 16974 + 3290

= 2807 m2

7. Menentukan Lebar Muara Kolam

Rumus Stevenson :

HL = 1,5 √ F0

Diambil : F0 = 20 knot = 20 x 1,855

1,6093

= 23,054 st. miles

H1 = 1,5 √23,054 = 7.202 ft

= 2,195 meter

Hd ¿ 0,8 meter, diambil Hd = 0,6 meter

Panjang dermaga total :

B = d1 + d2 + d3

= 220 + 365 + 11,5 m

= 691 meter

Y = FB

= 38074

691 = 55,00998 = 55 meter

H diH 1

= √b/B = 0,0269(1+√b/B) . ∜Y

H diH 1

= √b/B = 0,0269(1+√b/B) . ∜55

0,273 = 0,038 . 0,073 – 0,00028 . b0,5

0,033 . b0,5 = 0,345

b = 97,099 meter = 97,5 meter

HL

Page 20: TUGAS PELABUHAN

20

B = 691 m HdI b = 97,5 m

y = 55m

8. Perencanaan Break Water

Rumus dasar irribaren :

W = S . K .H 3

(cosα−sin α )(S−1)

Keterangan :

K = 1,5 (koefisien untuk batu )

Sr = 2,6863 (berat jenis batu )

Tg α = 1/3 → α = 180 26, 5, 28”

H = 2,195 meter

Cos (180 26, 5, 28” ) – Sin (180 26, 5, 28”) = 0,254

Maka :

W = 2,6853.15 .(2,195)

(0,254 ) (1,6853 )

= 5430,688 Kg

= 5,431 ton

Untuk tinggi minimum dihitung :

t min = 5 H

= 5 . 2,195

= 10,975 = 11 meter

B = 691 m

D. Perencanaan Gudang

Penjang gudang disesuaikan dengan panjang kapal yang nanti akan dilayani, yaitu:

Cargo Boat DWT 20,000 dengan data sebagai berikut :

Panjang ( L ) = 170 Meter

Page 21: TUGAS PELABUHAN

21

Lebar (B = 21 Meter

Draft full = 9,8 Meter

Asumsi kapasitas angkut cargo boat = 90% DWT = 18.000 ton

Ruangan di darat yang harus tesedia (eksport dan import) = 2 x 18.000 =

36.000 ton

Open strage = 25% x 36.000 = 900 ton

Ware house = 75% x 36.000 = 27.000 ton

Kapasitas gudang = 0,25 kg/cm2 = 2,5 ton/m2

Luas untuk lalu lintas yang ada dalam gudang, diambil 20%

Luas gudang untuk barang = 27.000

2,5 = 10,800 m2

Luas untuk lalu lintas = 20% x 10.800 = 2.160 m2

Maka luas total gudang adalah = 10.800 + 2.160 = 12.960 m2

Ukuran gudang adalah :

Panjang gudang = 170 meter ( panjang kapal )

Lebar gudang = 12.960

170 = 76,235 = 76,5 meter

Jadi ukuran gudang adalah 170 m x 76,5 m

E. Perencanaan Penimbunan Minyak

1. Volume tangki yang diperlukan

Penimbunan yang direncanakan ± 15 hari dengan perincian sebagai berikut :

Minyak tanah

= 29.159

360 . 15 = 1214,958 = 1,21 ton

Minyak diesel

= 350.734

360. 15 = 14613,917 = 14,6135 ton

Minyak kimia cair

= 1081360

. 15 = 45 ton

Ruang didarat yang disediakan (eksport dan import)

Minyak tanah = 2 x 1215 = 2439 ton

Minyak siesel = 2 x 14614 = 29228 ton

Bahan bakar cair = 2 x 45 = 90 ton

Page 22: TUGAS PELABUHAN

22

Diketahui :

Berat jenis minyak tanah = 0,83 t/m3

Berat jenis minyah diesel = 0,70 t/m3

Berat jenis bahan kimia cair = 0,80 t/m3

Maka didapat :

Volume minyak tanah = 2430,83

= 2927,711 m3

Volume minyak diesel = 292280,70

= 41754,28 m3

Volume bahan baka cair = 9

0,80 = 112,5 m3

2. Dimensi tangki

Minyak tanah

Vmt = 2927,711 m3

Missal :

D = 3/2 . H

V = ¼ . π . D2 .H = ¼ . 3,14 . ( 3/2 . H)2 H

2927,711 = 1,76625 . H3

H = 11,835 meter = 12 meter

V = 2/3 . H = 1,5 . 12 = 18 meter

Minyak siesel

Vmd = 241854,286 m3

V = 1,76625 . H3

4175,266 = 1,76625 . H3

H = 28,70 meter = 29 meter

D = 43,5 meter

Minyak Kimia cair

V = 112,5 m3

V = 1,76625 . H3

112,5 = 1,76625 . H3

H = 3996 meter = 4 meter

D = 6,0 meter

Page 23: TUGAS PELABUHAN

23

3. Control Tegangan

Ditinjau terhadap tangki yang terbesar, bangunan tangki dengan pondasi terbuat

dari beton tumbuk.

Ybeton = 2,4 t/m3

∅ tangki = 43,5 m + 2m = 4,55 m3

Tebal = 0,5 m

Beat beton = γ . ½ . π . D2 .t

= 2,4 . ½ . 3,14 (45,5)2. 0,5

= 3900,351 ton

Berat minyak = γ . 1/4 . π . [ D2 .H – ¿ D – 0,05)2 (H – 0,05¿ ] ]

= 7,25 . ¼ . 3 . 14 [ 43 ,52 . 29 – ¿ 43,5 – 0,05)2 (29 – 0,0¿ ] ]

= 1254, 765 ton

Berat total = 3900,35 + 29228 + 1254,765

= 34383,116 ton

Tegangan yang terjadi (σ )

σ = berat total

luas

= 3438,116

14

. (3,15 ) .45,5¿¿

2 = 1,92 kg/cm ¿ 2,2 kg/cm2……..aman

F. Perencanaan pondasi dermaga

Beban dianggap merata sepanjang pelabuhan (arah memanjang pelabuhan).

Panjang pelabuhan adalah 691 meter dibagi dalam 192 tiang.

Panjang bentang adalah = 691/192 = 3,6 meter. Konstruksi dianggap terjepit

qt

Mb = 1/8

qt – t

Kapal yang beroperasi dalam satu hari:

1 buah kapal kago DWT 20.000

Page 24: TUGAS PELABUHAN

24

3 buah kapal tanker DWT 4.000

1 buah kapal penumpang DWT 1000

Untuk :

Cargo boat = 90% . 20000 . 1 = 18.000 ton

Tanker = 100 & 4.000 . 3 = 12.000 ton

Passanger boat = 75% . 1000 . 1 = 750 ton

Total = 30.750 ton

Beban yang terpikul pemeter panjang (qt)

qt = 30750

691 = 44,5 ton/m

berat sendiri konstruksi (q2):

Lantai beton (t = 25 cm) = 0,25 . 2,4 .1,0 = 0,60 t/m

Balok (35 x 50) =0,35 . 0,5 . 2,4 = 0,42 t/m

Tiang balok (50 x 50) = 0,50 . 0,5 . 2,4 = 0,60 t/m

Total q2 = 1,62 t/m

Beban hidup (q3) = 2 t/m (asumsi)

Total beban (qt) :

Qt = q1 + q2 + q3 = 44,50 + 1,62 + 2,00 = 48,12 t/m

Qt = 48,12 t/m

Mb

Va Vb

Mb = 1/8 . qt . L2 = 1/8 . 48,12 . (3,5)2 = 73,684 tm

∑Ma = 0

Page 25: TUGAS PELABUHAN

25

−¿Vb . 3,6 + Mb + ½ . qt . L2 = 0

Vb= 102,339 ton (↑)

Va= 70,893 ton (↑)

untuk menghitung daya pikul tiang tehadap beban simetris dgunakan umus berikut :

Pw = K . σ bk .Ab = (0,33 . σ bk . Ab + σ a . A

Keterangan :

Pw = daya pikul tiang

K = koefisien tegangan yang diijinkan

σbk = kekuatan beton karakteristik kibus

σa = tegangan ijin baja

A’ = luas penampang baja memanjang pada tiang

Ab = Luas penampang beton (“Perencanaan Pelabuhan” Sujono : hal.352)

σbk = 225 kg/cm2 →K – 225

Ab = 50 x 50 = 2500 cm2

σa = 1400 kg/cm2

A’ = ∅25 = 4,906 cm2

Maka :

Pw = 0,33 . σbk . Ab + σa .A’

= (0,33 . 225 2500) + (1400 . 4,906)

=192493,4 ton ¿Vb = 102,339 ton…………………………..aman

Kesimpulan :

Dai perhitungan diatas didapat :

Page 26: TUGAS PELABUHAN

26

Tebal plat = 25 cm, A’ = ∅25 mm

Balok = (35 x 50) cm2

Tiang beton = (50 x 50) cm2