tugas perencanaan pelabuhan kelompok 2
TRANSCRIPT
TRANSFORMER PORT OF IRELAND
Debora Elluisa Manurung
Eristian Gunadi
Ramadhan Syahriadi
Siti Irmawati
Zaenudin
(11312760)
(15312207)
(15312302)
(17312058)
(12312153)
SMTS 06 2012 B
Mencari/ membuat/ mengasumsi data hasil penyelidikan tanah (boring log dan data lab) yang sesuai dengan ketentuan kebutuhan dan kondisi pelabuhan.
Soal Nomor 1
Berikut ini merupakan data Boring Log dan data lab parameter tanah dari hasil penyelidikan tanah:
Merencanakan Kebutuhan Dan Letak Prasarana Darat Dan Prasarana Perairan Untuk Pelabuhan (Lengkap Dengan Sketsa/ Layout Rencana)
Soal Nomor 2
Pelabuhan direncanakan di negara Irlandia dengan luas perairan adalah 9.000 ha dan luas daratan 2.000 ha, sedangkan rencana sarana prasarana/fasilitas darat pelabuhan yaitu sebagai berikut:
Menghitung Perkiraan Jumlah Arus Muatan untuk Kebutuhan 30 Tahun y.a.d
Soal Nomor 3
Grafik diperkirakan berbentuk garis lurus dari hasil regresi linier data-data yang di dapat dari tahun-tahun sebelumnya:
Dimana:
x = Volume barang tiap tahun
y = Tahun
p dan C= Konstanta
Data arus pelabuhan campuran dari muatan penumpang dan muatan barang batubara didapat dari data arus muatan pada tabel di bawah ini :
Merencanakan Kebutuhan Kapal Dan Menghitung Lalu-Lintas (Keluar Masuknya) Kapal untuk Kebutuhan 5 & 30 Tahun y.a.d
Soal Nomor 4
Perencanaan Dermaga dan prasarananya untuk kebutuhan 5 tahun yang akan datang (y.a.d)
Soal Nomor 5
a. Menentukan Bentuk dan Ukuran Dermaga
1. Penumpang
Perencanaan panjang dan lebar dermaga penumpang untuk 5 tahun yang akan datang (y.a.d) yaitu :
Jumlah dermaga yang direncanakan sebanyak 3 dermaga, sehingga jumlah kapal pada periode 5 tahun yang akan datang di bagi dalam 3 dermaga yang telah direncanakan tersebut. Pembagian jumlah kapal dapat dilihat seperti pada tabel di bawah ini :
Sehingga ukuran panjang dan lebar dermaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Contoh perhitungan :Panjang dermaga zona 1(d1) = (n x L) + [(n-1) x 15] + (2 x 25)
= (6 x 120) + [(6-1) x 15] + (2 x 25) = 845 mPanjang dermaga zona 2 (d2) = (n x L) + [(n-1) x 15] + (2 x 25)
= (7 x 51) + [(7-1) x 15] + (2 x 25) = 980 mLebar dermaga (l) = 2 x B + (30 s/d 40) = 2 x 16,9 + 35 = 68,8 m
Gambar Rencana Dermaga Penumpang
2. Batubara (Internasional)
Gambar Rencana Dermaga Batubara (Internasional)
Ukuran Panjang Dermaga :
Panjang dermaga zona 1 (d1)
= [(3 x 177) + (4 x 153) + (5 x 137)] + [(12-1) x 15] + (2 x 25)
= (531 + 612 + 685) + 165 + 50
= 2043 m
Panjang dermaga zona 2 (d2)
= [(2 x 177) + (3 x 153) + (6 x 137)] + [(11-1) x 15] + (2 x 25)
= (354 + 459 + 822) + 150 + 50
= 1835 m
Lebar dermaga (l) = 2 x B + (30 s/d 40)
= (2 x 23,4) + 35
= 81,8 m
2. Batubara (Transhipment)
Gambar Rencana Dermaga Batubara (Transhipment)
Ukuran Panjang Dermaga :
Panjang dermaga zona 1 (d1)
= [(3 x 126) + (4 x 109) + (7 x 92)] + [(14-1) x 15] + (2 x 25)
= (378 + 436 + 644) + 195 + 50
= 1703 m
Panjang dermaga zona 2 (d2)
= [(3 x 126) + (4 x 109) + (6 x 92)] + [(13-1) x 15] + (2 x 25)
= (378 + 436 + 552) + 180 + 50
= 1596 m
Lebar dermaga (l) = 2 x B + (30 s/d 40)
= (2 x 18,7) + 35
= 72,4 m
b. Merencanakan Sistem Fender dan Tambatan/Bollard
Energi yang timbul akibat benturan kapal pada dermaga adalah :
Jadi, energi yang diserap fender = ½ E = ½ x 23,53 tm = 11,76 tm
1. Sistem Fender
Dipakai fender tipe V (FV 003-5-2).
2. Bollard
Kontrol Tegangan Beton
M = K x 0,4 = 25.020,4 x 0,4 = 10.008,16 kgm
σ = M/W = 10.008,16/0,048 = 208.503,4 kg/m2
σ = 20,86 kg/cm2 < σijin = 125 kg/cm2 ............. OK, Beton cukup kuat !
h = 0,6 m
e = 0,4 m
Ø = 0,5 m
b = 0,8 m
Menentukan Diameter Baut
Gaya pada baut : T = M/d , dimana d = jarak baut kiri dan kanan
T = 10.008,16/0,60 = 16.680,27 kg
Gaya tiap baut : T1 = T/3 = 16.680,27/3 = 5.560,09 kg
Tegangan pada baut =
σ = T1/F < σijin
T1 < F x σijin = ¼ π d2 x 1400d > 2,249 cm
Diambil baut dengan diameter 3 cm
W = (1/6 b h3)
= (1/6 x 0,8 x 0,63)
= 0,048 m3
c. Merencanakan Ukuran Open Storage dan Transhit Shet untuk Transhipment Barang1. Batubara (Internasional)
Gambar Rencana Luas Minimum Daerah Penumpukan Barang
Zona 2:
6 kapal 10.000 DWT
3 kapal 15.000 DWT
2 kapal 20.000 DWT
Jumlah barang:87.000 ton
Volume tiap penumpukan:60.900 m3
b = 101,5 m dan L = 150 m
Zona 1 :
2. Batubara (Transhipment)
Gambar Rencana Luas Minimum Daerah Penumpukan BarangZona 2:
Jumlah barang:37.200 ton
Volume tiap penumpukan:26.040 m3
b = 65,1 m dan L = 100 m
Zona 1 :
6 kapal 3.000 DWT
4 kapal 5.000 DWT
3 kapal 8.000 DWT
d. Merencanakan Prasarana Bongkar Muat dan Prasarana Pengangkutan Barang
1. Batubara (Internasional)
2. Batubara (Transhipment)
E. MERANCANG KONSTRUKSI DERMAGA (PEMBEBANAN, STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH)
Agar penentuan dimensi dapat lebih dipertanggung jawabkan, maka untuk merencanakan dermaga harus diperhitungkan gaya-gaya yang diakibatkan oleh:A. Muatan Horisontal/ Lateral B. Muatan Vertikal1) Angin dan arus Untuk memudahkan perhitungan,
muatan vertikal diambil 2) Benturan kapal sama dengan perhitungan muatan
vertikal gempa3) Gempa4) Muatan hidup horisontal
Angin dan arus
Benturan KapalEnergi kinetis akibat benturan (The kinetic energy of impact) dari kapal pada dermaga pada saat kapal akan bertambat adalah:E = ½ ( w/g ) (V.Sin α )2 , untuk ukuran kapal besar bisanya kecepatannya ( V ) = 7,5 – 15 cm/dtk, Dalam hal ini diambil V = 15 cm/dt dan Kecepatan kapal pada saat bertambat dengan sudut α = 100
Maka :(V.Sin α )2 = ( 15 . Sin 10◦ )2 = 6,659 x 10-3 m2/dt2
W = L , B draft ( b , j ) β → dengan β = 0,8 (koef, Koreksi)→ dengan bj = 1,026 t/m3
Diambil ukuran kapal terbesar (kapal barang = 50.000 DWT)W = 21.600 x 3.150 x 1.240 x 1,026 x 0,8
= 69.250.567.680 gram = 69.250,57 ton
Jadi kapal barang = (½)(69.250,57/9,81 ) x (6,659 . 10-3)= 23,5 t.m
GempaPelabuhan yang direncanakan adalah terletak di Negara Republik Irlandia, maka faktor-
faktor yang menyangkut perhitungan untuk gaya gempa akan sangat berpengaruh bila tidak disesuaikan dengan lokasi dimana pelabuhan ditempatkan. Untuk perhitungan gaya gempa ini konstruksi dermaga termasuk dalam kategori resiko I, karena memiliki resiko rendah terhadap jiwa manusia pada saat kegagalan. Dan menggunakan metode statik ekuivalent dimana aturan yang dipakai adalah berdasarkan SNI 1726 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Perhitungan muatan vertikal/ berat struktur1) Muatan hidupBeban merata (2-4 t/m2) = 3 x 3,5 = 10,5 t/mBeban terpusat akibat crane = 20 ton2) Muatan matiBesar balok 45/60 = 0,6 x 0,8 x 2,4 = 1,152 t/mPlat bawah = 0,8 x 3,5 x 2,4 = 6,720 t/mPlat atas = 0,75 x 3,5 x 2,4 = 6,300 t/mPasir = 1,95x 3,5 x 1,75 = 11,94 t/m
= 26,12 t/mTotal beban merata = 10,5 + 26,12 = 36,62 t/mLebar Dermaga = 8 x 2,5 = 20 mJadi W = 20 x 36,62 = 732,315 ton
3,5 m
2,5 m
Dan yang terakhir adalah menghitung gaya dasar seismik / gaya gempanya berdasarkan
persamaan berikut :
WCV s . ; dimana W adalah berat strukturnya sebesar = 732,315 ton
2,484732,3150,00339V ton
Akibat muatan hidup horisontalBesar muatan hidup horizontal diambil secara prosentase, sekitar 5 – 10 % dari muatan vertikal yang bekerja pada dermaga (muatan hidup vertikal). Dalam soal ini diambil 8 % dari muatan vertikal.1) Akibat beban merata
H1 = 0,08 x 10,5 x 20 = 16,8 ton
2) Akibat muatan craneH2 = 0,08 x 20 = 1,6 ton
H1 + H2 = 16,8 + 1,6 = 18,4 ton
B. Muatan VertikalUntuk memudahkan perhitungan, muatan vertikal
diambil sama dengan perhitungan muatan vertikal gempa, W = 732,315 ton diterima 9 tiang, jadi tiap–tiap tiang menerima 732,315 /9 = 81,368 ton. Beban crane diterima khusus oleh tiang no, 3 = 20 jadi khusus tiang no, 3 menerima beban tetap sebesar : W = 81,368 + 20 = 101,368 ton.
C. Perhitungan Konstruksi Dermaga1. Gaya-Gaya Pada Tiang PancangGaya pada tiang-tiang pancang (akibat beban merata dan gempa arah kiri)a) Gaya horisontal (H)Gaya Gempa + Muatan hidup horisontal = 2,484 + 18,4 = 20,884 ton (arah ke kanan)
b) Gaya vertikal (V)Muatan vertikal akibat muatan mati dan muatan hidup merata : W = 732,315 ton. Gaya horisontal H yang bekerja pada dermaga diimbangi oleh tiang-tiang vertikal (=V) dan tang-tiang miring (=R) yang membentuk sudut α = arc.tg (V/H).Didapat : V = 101,368 ton
R = arc. tg (V/H) = 78,359 ton Bila : PI = W/9 = 732,315/9 = 81,368 ton
PII = -V/9 = -101,368/9 = -11,263 ton PIII = R/9 = 78,359/9 = 39,179 tonh = ((4×2,5)-(1/2 × 2,5)-0,75) × 2 = 16Ma = H.h = 20,884 × 16 = 334,147 ton.m
Maka yang diterima :Tiang vertikal : (85×85) = Pvertikal = PI + PII + M.c/ITiang miring : (75×75) = Pmiring = PIII + M.c/I
Tiang No.
c c2 c/I M.c/I P1 P2 P3 P total
1 -10 100 -0,027-
8,88481,36
8-11,263 61,221
2 -7,5 56,25 -0,020-
6,66381,36
8-11,263 63,442
3 -5 25 -0,013-
4,44281,36
8-11,263 65,663
4 -2,5 6,25 -0,007-
2,22181,36
8-11,263 67,884
5 0 0 0,000 0,00081,36
8-11,263 70,105
6 2,5 6,25 0,007 2,22181,36
8-11,263 72,326
7 5 25 0,013 4,44281,36
8-11,263 74,547
8 7,5 56,25 0,020 6,66381,36
8-11,263 76,768
9 10 100 0,027 8,88481,36
8-11,263 78,989
10-
0,750,562 -0,002
-0,666
39,180 38,513
11 0,75 0,562 0,002 0,666 39,180 39,846
I=376,12
5
Tabel 5.15 Gaya Vertikal Akibat Beban Merata dan Gempa Arah Kiri A. Gaya-Gaya pada Tiang PancangGaya pada tiang-tiang pancang (akibat beban merata dan gempa arah kanan)1) Gaya horisontal (H)Gaya Gempa + Muatan hidup horisontal = 2,484 + 18,4 = 20,884 ton (arah ke kanan)
2) Gaya vertikal (V)Muatan vertikal akibat muatan mati dan muatan hidup merata : W = 732,315 ton. Gaya horisontal H yang bekerja pada dermaga diimbangi oleh tiang-tiang vertikal (=V) dan tang-tiang miring (=R) yang membentuk sudut α = arc.tg (V/H).Didapat : V = 101,368 ton R = arc. tg (V/H) = 78,359 tonBila : PI = W/9 = 732,315/9 = 81,368 ton
PII = V/9 = 101,368/9 = 11,263 ton
PIII = -R/9 = -78,359/9 = -39,179 ton
h = ((4×2,5)-(1/2 × 2,5)-0,75) × 2 = 16
Ma = H.h = 20,884 × 16 = 334,147 ton.mMaka yang diterima :Tiang vertikal : (85×85) = Pvertikal = PI + PII + M.c/ITiang miring : (75×75) = Pmiring = PIII + M.c/I
Tiang No.
c c2 c/I M.c/I P1 P2 P3 P total
1 10 100 0,027 8,88481,36
811,26
3101,515
2 7,5 56,25 0,020 6,66381,36
811,26
399,294
3 5 25 0,013 4,44281,36
811,26
397,073
4 2,5 6,25 0,007 2,22181,36
811,26
394,852
5 0 0 0,000 0,00081,36
811,26
392,631
6 -2,5 6,25 -0,007 -2,22181,36
811,26
390,410
7 -5 25 -0,013 -4,44281,36
811,26
388,190
8 -7,5 56,25 -0,020 -6,66381,36
811,26
385,969
9 -10 100 -0,027 -8,88481,36
811,26
383,748
10 0,75 0,563 0,002 0,666-
39,180
-38,513
11 -0,75 0,563 -0,002 -0,666-
39,180
-39,846
I=376,12
5
Tabel 5.16 Gaya Vertikal Akibat Beban Merata dan Gempa Arah Kanan
B. Menentukan Dalamnya pemancangan Tiang PancangBerhubung kondisi tanah adalah kohesi, maka tiang pancang yang dipakai adalah jenis “Friction Pile”. Secara teoritis daya dukung tiang ini dapat dihitung dengan rumus sbb:Q = c. Nc.A + k.c.O.LDimana : A : Luas tiang pancang
O : Keliling tiang pancang L : Dalamnya pemancangan tiang Nc : Faktor daya dukung k : Perbandingan antara gaya perlekatan
dengan kekuatan geser tanah c : Kekuatan geser tanah (Undrained)
Tiang Vertikal : (85×85) cm2
Untuk tiang no. 1,2 dan 4 s/d 9Ptetap = 81,368 tonPsementara = 101,515 tonData tanah : Ø = 0º
C = 2,6 ton/m2 = 0,26 kg/cm2
Nc = 9 (untuk pondasi dalam) k = 0,9 (dari grafik Tomlinson)FK = 2 (faktor keamanan)
Pada pembebanan tetap : Q = c. Nc.A + k.c.O.L
2 × 81,268 = 2,6 × 9 × (0,85 × 0,85) + 0,9 × 2,6 × (4 × 0,85) × L
L = 18,33 m ; diambil L = 19 mKontrol pada pembebanan sementara :Daya dukung tiang = 2,6 × 9 × (0,85 × 0,85) + 0,9 × 2,6 ×(4 × 0,85)
× 19 = 168,07 ton > Psementara
max = 101,515 ton
Jadi dalam pemancangan L = 19 m, cukup kuat.
Untuk tiang no. 3 Ptetap = 101,368 tonPsementara = 97,073 tonData tanah : Ø = 0º
C = 2,6 ton/m2 = 0,26 kg/cm2
Nc = 9 (untuk pondasi dalam) k = 0,9 (dari grafik Tomlinson)FK = 2 (faktor keamanan)
Pada pembebanan tetap : Q = c. Nc.A + k.c.O.L
2 × 101,368 = 2,6 × 9 × (0,85 × 0,85) + 0,9 × 2,6 × (4 × 0,85) × L
L = 23,6 m ; diambil L = 24 m
Kontrol pada pembebanan sementara :Daya dukung tiang = 2,6 × 9 × (0,85 × 0,85) + 0,9 × 2,6 ×(4 × 0,85)
× 24 = 207,85 ton > Psementara max = 97,073 tonJadi dalam pemancangan L = 24 m, cukup kuat.
Tiang Miring : (75×75) cm2
Untuk tiang no. 10 dan 11Psementara = 39,846 tonFK = 1,5
Q = c. Nc.A + k.c.O.L 1,5 × 39,846 = 2,6 × 9 × (0,75 × 0,75) + 0,9 × 2,6 × (4 × 0,75) × L
L = 6,6 m ; diambil L = 7 m
C. Menghitung Penulangan Tiang PancangTiang pancang dibuat dari beton bertulang dengan bentuk bujur sangkar. Mutu beton yang digunakan adalah K-250, dan mutu baja yang digunakan adalah tulangan ulir untuk diameter 12 mm maka fy= 3.900 kg/cm2. Dengan memperhitungkan adanya faktor tekuk pada tiang, dihitung besarnya daya pikul tiang beton dalam keadaan tekuk (allowable buckling pile load)
C. Menghitung Penulangan Pelat BawahPerhitungan Dead LoadTebal di-estimate t = 20 cm, Berat sendiri plat bawah = 0,8 × 3,5 × 2,4 = 6,72 ton/mBerat sendiri plat atas = 0,75 × 3,5 × 2,4 = 6,3 ton/mBerat Pasir = 1,95 × 3,5 × 1,75 = 11,94 ton/m +
qD = 24,96 ton/mqL = Beban merata (2-4 t/m2) = 3 x 3,5 = 10,5 ton/mqu = 1,2 qD + 1,6 qL = (1,2×24,96)+(1,6×10,5) = 46,76 ton/mPenulangan pelat dihitung untuk per meter lebar q= 46,76/3,5 = 13,36 t/m2 = 13.359 kg/m2
Untuk menghitung momen dipergunakan Tabel 13.3.1 PBI 1971
D. Menghitung Penulangan Balok BetonBalok 600/800 seperti tergambar. Mutu beton fc’=25 MPa, Mutu baja fy= 400 MPa, Penutup beton (Sn) = 50 mmBentang balok = 3,5 mdan tersedia tulangan D29 dan tulangan begel Ø10. Penentuan nilai dsds = Penutup beton + Øbegel + D/2 = 50+10+29/2 = 74,5 mm (dipakai 75 mm)Hitung tulangan longitudinal balokBerat balok = 0,6×0,8×2,4=1,152 ton/mBerat sendiri plat bawah = 0,8 × 3,5 × 2,4 = 6,72 ton/mBerat sendiri plat atas = 0,75 × 3,5 × 2,4 = 6,3 ton/mBerat Pasir = 1,95 × 3,5 × 1,75 = 11,94 ton/m +
qD = 26,116 ton/mqL = Beban merata (2-4 t/m2) = 3 x 3,5 = 10,5 ton/mBeban perlu qu = 1,2 qD + 1,6 qL = (1,2×26,116)+(1,6×10,5) = 48,14 ton/mBeban terpusat akibat crane Pu = 1,2×20 = 24 tonds = ds’ = 75 mm, d = 800-75 = 725 mmJumlah tulangan maksimal per baris (m):m = (600-2×75)/(29+50)+1 = 6,7 ; maksimal 7 batang.Balok lapangan : Mu(+) = 1/8. qu.L2+1/4.Pu.L
= 1/8×48,14×3,52 + 1/4×24×3,5 = 94,71 ton.m = 947,13 kNm
fc’ = 25 Mpa, fy = 400 MPa diperoleh dari tabel 5.17 Kmaks = 6,5736 dan dari tabel 5.18 diperoleh
Merancang Kolam Pelabuhan dan Menghitung Volume Pengerukan yang Dibutuhkan
Soal Nomor 6
kolam pelabuhan
Kolam UntukDraft Kapal
LWSClearanc
e
Dalamnya
Terbesar Kolam
IBatu Bara
10,00 -1,00 3,00 -14,00Internasional
IIBatu Bara
8,00 -1,00 3,00 -12,00Transhipment
III Penumpang 6,20 -1,00 3,00 -10,20
Kolam Untuk
Draft Kapal
LWSClearanc
e
Dalamnya
Terbesar Kolam
IBatu Bara
12,40 -1,00 3,00 -16,40Internasional
IIBatu Bara
8,00 -1,00 3,00 -12,00Transhipment
III Penumpang 8,50 -1,00 3,00 -12,50
Perencanaan untuk Jangka Waktu 5 Tahun yang Akan Datang
Perencanaan untuk Jangka Waktu 30 Tahun yang Akan Datang
Merencanakan Alur Pelayaran untuk kebutuhan 30 tahun y.a.d (jalur pelayaran 1 arah dan jalur pelayaran 2 arah
Soal Nomor 7
Alur pelayaran
Lebar alur pelayaran 1 arah
Lebar kapal terbesar (B) = 31,50 m
Bank Clearance (BC) = (60% - 150%) B diambil 150% B
= 47,25 m
Manuvering Lane (ML) = (120% - 150%) B diambil 150% B
= 47,25 m
Ship Clearance (SC) = 2-3 m Pelabuhan Dalam
1 m Pelabuhan Dangkal
Diambil 3 m
Lebar Alur (W) = 2 BC + ML
= 2 (47,25) + 47,25
= 141,75 m
• LEBAR ALUR PELAYARAN 2 ARAH
Lebar Alur (W) = (5,40 × B) + 30
= (5,40 × 31,75) + 30
= 200,10 m
Volum Pengerukan Alur Pelayaran untuk 30 Tahun yang Akan Datang
Potongan Memanjang Dasar Pelabuhan
Potongan Melintang A
Potongan Melintang B
Luas A = ½ x (174 + 130) x 6,40 = 2492,80 m2
Luas B = ½ x (146 + 130) x 5,40 = 745,20 m2
Potongan Melintang C
Luas C = ½ x (134 + 130) x 3 = 396 m2
Volume A – B = ½ (2492,8 + 745,2) x 5640 = 9.131.160 m3
Volume B – C = ½ (745,2 + 396) x 17860 = 10.190.916 m3
Volume Pengerukan = 9.131.160 + 10.190.961 = 19.322.076 m3
Merencanakan Bangunan Pelindung Pelabuhan
Soal Nomor 8
Perencanaan Breakwater
Perencanaaan pemecah gelombang memakai konstruksi dari tumpukan batu/tetrapod (rubble mounds breakwater) dengan tipe breakwater yaitu penahan gelombang lepas pantai. Dibuat beberapa lapis batu alam atau buatan, dimana lapis yang paling bawah mempunyai diameter dan berat batu yang lebih kecil daripada lapisan bagian atas. Hal ini dikarenakan lapisan paling atas (lapis lindung) yang terkena langsung gelombang / ombak, sehingga harus dari tumpukan batu yang berdiameter besar atau berat.
Perencanaan Breakwater1 .perencanaan dimensi breakwater
2. Perencanaan settlement and bearing capacity
perencanaan dimensi breakwater
1. Merencanakan elevasi BW
2. Merencanakan tebal fist under layer
3. Merencanakan tebal scond under layer
4. Merencanakan tebal core
5. Merencanakan toe
6. Merencanakan filter/ bad
Maka akan didapat dimensi masing masing
Perencanaan settlement and bearing capacity
1. Menghitung BW Load ( sehingga akan di dapat tegangan tiap lapisan )
2. bearing capacity (Terzaghi )
3. Penurunan tanah
perencanaan dimensi breakwaterMerencanakan elevasi BW Data yang diberikan
HHWL = 2 m
MHWS = 1,8 m
MHWL = 1,5 m
MSL = 0 m
MLWL = -1 m
MSWL = -1,2 m
LLWL = -1,5 m
Kedalaman= -9 m
H = 2,78 m
L = 40 m
T = 8 detik
Kr = 0,95 m
Tinggi Gelombang Ekuivalen
H’0 = Kr × H= 0,95 m × 2,78 m= 2,641
T = 8 dtk
1/50 = 0,02= 0,004206 = 1,2 (didapat dari
grafik)Hb = ×
= 3,1692 m
perencanaan dimensi breakwaterMerencanakan elevasi BW
Kedalaman Gelombang Pecah = 0,005048 = 1,18 (didapat dari grafik)
db = × Hb
= 3,73965 m
Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 3,739 m, karena db<dlwl dan db<dMHWS, berarti dilokasi bangunan pada kedalaman -9 m gelombang tidak pecah.
perencanaan dimensi breakwaterMerencanakan elevasi BW Penentuan Elevasi Puncak Pemecah
Gelombang
Gambar 8.2 penentua tinggi gelombang pecah
Tinggi gelombang didalam laut
L0 = 2,78 × T2
= 99,84m
Bilangan Irribaren
Ir =
= 2,99
Dihitung nilai runup
= 1,1
Ru = × H
= 3,058 m
perencanaan dimensi breakwaterMerencanakan elevasi BW Elevasi Puncak Pemecah Gelombang Dengan
Memperhitungkan Tinggi Bebas Sebesar 0.5 m.
El pem.gel = MHWS + Ru + tinggi kebebasan
= 1,8 + 3,058 + 0,5 = 5,358 m
Tinggi Breakwater = El pem.gel – kedalaman
= 4,6225 m – (-9 m)
= 14,358 m
Merencanakan tebal fist under layer
Merencanakan tebal scond under layer
Merencanakan tebal core
Merencanakan toe
Merencanakan filter/ bad
Maka akan didapat dimensi masing masing
Perencanaan settlement and bearing capacity
Menghitung BW Load
Menghitung BW Load
bearing capacity (Terzaghi )
bearing capacity (Terzaghi )
Penurunan tanah
Penurunan tanah
Merencanakan Prasarana Keselamatan Pelayaran
Soal Nomor 9
Keselamatan pelayaranperhitungan marcusuar
Analisa Ekonomi Mikro dengan Menghitung Capital Cost dan Operational Cost
Soal Nomor 10