tugas portofolio 1,2,3

49
TUGAS PORTOFOLIO ANALISIS KESESUAIAN RESEP DI SUSUN OLEH: RESTU AYUNING KUMALA AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013

Upload: tole

Post on 20-Oct-2015

332 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

penjelasan

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

TUGAS PORTOFOLIO

ANALISIS KESESUAIAN RESEP

DI SUSUN OLEH:

RESTU AYUNING KUMALA

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

TAHUN AJARAN 2012-2013

Page 2: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

RESEP I

Pemerintahan Kabupaten Malang

RSUD “ KANJURUHAN “ Kepanjen

Jl. Panji 100 Telp (0341)395041

Dr. Kristin tgl, 26/12/2012

R/ Salbutamol 1,5mg

Aminophyllin ½ tab

Methyl prednisolon 2mg

Interhistin ½ tab

Ranitidin ½ tab

Mf caps dtd no xxx

S 3dd I

Pro : Tn. Mochtar

Alamat : Pakisaji

Page 3: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

I. SKRINING RESEP

a. Analisa kelengkapan resep:

Nama Dokter

Praktek Dokter

Tanggal resep

Nama pasien

Alamat pasien

Umur pasien

Paraf dokter

b. Analisa Kesesuaian dosis

Analisa jumlah obat :

- Salbutamol 1,5mg x 30 = 11 tab

4mg

- Aminophyllin ½ x 30 = 15 tab

- Methylprednisolon 2mgx 30 = 15 tab

4mg

- Interhistin ½ x 30 = 15 tab

- Ranitidin ½ x 30 = 15 tab

Kesimpulan:

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker yang membuat/ menyerahkan obat kepada pasien, yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dokter hewan. Dalam resep sudah sesuai dengan poin di atas maka resep tersebut telah sesuai/ sah / memenuhi aturan penulisan resep yang benar, terdapat nama dokter, tempat prktek dokter, nama dan alamat pasien, umur pasien. Pasien di anggap dewasa jika dalam resep terdapat awalan nama Tn dan Ny.

Page 4: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Analisa dosis Lazim, dosis terapi dan dosis maksimal obat

a. Salbutamol

DL : 0-2 tahun = 100mcg / kg = 4x sehari

2-6 tahun = 1-2mg = 3-4x sehari

6-12 tahun = 2mg = 3-4x sehari

(Formula dari BNF)

DR : 1 x p = 1,5 mg

1 hari = 1,5mg x 3 = 4,5 mg

DM : -

Dosis tersebut adalah ½ dari formula

b. Aminophyllin

DL : 1 x p =100mg – 200mg

1 hari = 300mg-600mg

(Formula FI III )

DR/ : 1 x p= ½ tab x 200mg = 100 mg

1 hari = 100mg x 3 = 300mg

Kesimpulan :

Perhitungan pengambilan obat yaitiu jika jumlah dalam satuan mg dilakukan dengan cara jumlah yang tertera di masing-masing obat (sabutamol 1,5mg) dikalikan dengan jumlah pembuatan kapsul yang diminta oleh dokter (dtd n0 xxx) kemudian dibagi dengan sediaan yang ada d apotek. Tetapi jika jumlah langsung kepada ½ tab, maka hanya tinggal dikalikan oleh jumlah pembuatan kapsul yang diminta oleh doketr (dtd no xxx).

Page 5: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

DM : 1 x p = 500mg

1 hari = 1,5g (1500mg)

(Formula FI III)

1 x p = 100mg x 100% = 20 %

500mg

1 hari = 300mg x 100% = 20%

1500mg

Dosis tersebut adalah sesuai

c. Methylprednisolon

DL : 4 – 4 mg perhari

(Formula ISO )

DR : 1 x p = 2mg

1 hari = 2mg x 3 = 6mg

DM : -

Dosis tersebut adalah sesuai

d. Interhistin

DL : > 10 tahun = 2-6 tab = 1 hari

5 – 10 tahun = 2 – 4 tab = 1 hari

2 – 5 tahun = 1 – 3 tab = 1 hari

(Formula ISO)

DR/DT : 1 x p = ½ tab x 50mg = 25 mg

1 hari = 25mg x 3 = 75mg

DM : -

Dosis tersebut adalah ½ dari formula

Page 6: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

e. Ranitidin

DL : > 12 tahun = 150mg = 2x sehari atau 300mg selama

4-8 minggu

3-12 tahun = 2-4 mg/kg (max 150mg) = 2x sehari,

selama 4-8 minggu

(Formula BNF)

DR : 1 x p = ½ tab x 150mg = 75mg

1 hari = 75 mg x 3 = 225mg

DM = -

Dosis tersebut adalah ½ dari formula

Kesimpulan :

Dosis yang diberikan dokter pada salbutamol, interhistin, ranitidine di atas hanya ½ dari DL yang ada pada tiap formula (BNF dan ISO). Pemilihan dosis di atas mungkin dipengaruhi juga pada keadaan fisik pasien yang mungkin kurus. Ranitidin diberikan untuk mengatasai efek samping dari Aminophyllin.

Page 7: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

II. URAIAN MASING-MASING OBAT BERDASARKAN

FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK.

a. Salbutamol

(Formula farmakologi dan terapi Ed. V, Obat-obat penting, interaksi obat,

martindale )

Farmakodinamika

Melalui aktivitas reseptor B2 menimbulkan relaksasi otot

polos pada saluran pernafasan, Salbutamol merelaksasikan

semua otot polos dari trakea sampai ujung bronkiolus dan

melindungi terhadap semua penyebab

bronkokontruksi.salbutamol berdaya bronkodilatasi baik,

salbutamol juga memiliki efek lemah terhadap stabilitasi

mastcell, maka sangat efektif mencegah atau meniadakan

serangan asma.

(Formula Farmakologi dan terapi ed. V dan Obat-obat

penting)

Farmakokinetika :

Kelas terapi : Agonis selektif reseptor B2

(Formula farmakologi dan terapi ed V)

ESO : Jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri

Kepala, pusing-pusing, mual dan tremor

tangan.pada overdose dapat terjadi

stimulasi reseptor B1 dengan efek

kardiovaskuler.

Interaksi : Aminophyllin meningkatkan efek

Salbutamol

(Formula interaksi obat)

Page 8: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Kontra indikasi: Dikontraindikasikan kepada pasien

dengan penyakit jantung atau diabetes yang bergantung

pada insulin.

Absorbsi : Diabsorbsi disaluran cerna.

Biotransformasi : mengalami metabolism tingkat I pada

dan kemungkinan lain pada dinding usus tetapi tidak

dimetabolisme di paru.

T ½ : Plasma dari salbutamol berkisar 4-6 jam (Formula

martindale)

Ekskresi : Di ekskresi di urin sebagai metabolis dan

obat utuh tidah berubah, sebagian kecil diekresikan di

feces.

Kesimpulan:

Salbutamol termasuk golongan selektif reseptor B2, mempunyai aktivitas kerja melalui aktivitas reseptor B2 menimbulkan relaksasi otot polos pada saluran pernapasan, salbutamol merelaksasi semua otot polos mulai dari trakea sampai ujung bronkiolus .salbutamol ini jika diberikan bersama aminophyllin, maka aminophyllin tersebuta akan meningkatkan efek salbutamol, sehingga salbutamol menjadi lebih baik sebagai bronkodilatasi.

Page 9: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

b. Aminophyllin

(Formula farmakologi dan terapi Ed. V , obat-obat penting,interaksi obat)

Farmakodinamika

Merupakan campuran dari teophyllin dan etilen diamin.

Teophyllin secara langsung melemaskan otot polos bronkus

dan pembuluh darah pylomer, jadi bekerja sebagai

bronkodilatasi dan pelemas otot polos. Turunan

trimethyxantin mekanisme kerjanya memungkinkan di

sebabkan penghambatan enzim kokodiesterose, sehingga

meningkatkan siklus-siklus AMP intrasol. secara invitro

teophyllin terbukti secara sinergis dengan antagonis beta

dan sekarang adany efek invivo.

(Formula Farmakologi dan terapi ed V)

Farmakokinetik

Kelas terapi :Trimethylxantin (Antagonis reseptor

adenosine)

ESO : Secara oral sering mengakibatkan

gangguan lambung (mual,muntah), pada overdose terjadi

efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor dan konvulsi) serta

gangguan pernafasan, juga efek kardiovaskuler .

Interaksi obat : jika doberikan bersama dengan salbutamol,

akan meningkatkan efek salbutamol.

Kontra indi : Obat ini dikontraindikasikan pada individu

yang menunjukan hipersensitivitas terhadap komponen

obat termasuk etilendiamin, pada individu dengan penyakit

tukak peptic dan individu yang mempunyai riwayat

penyakit kejang.

Absorbsi : Obat ini cepat diabsorbsi apabila tablet

dalam keadaan tidak bersalut, abssorbi dalam bentuk garam

yang mudah larut tidak lebih baik.

Page 10: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Biotransformasi: Obat ini didistribusikan keseluruh tubuh

melewati plasma dan masuk ke ASI , volume distribusi

antara 400 dan 600 ml/kg

T ½ : Pada orang dewasa 8-9 jam, pada anak

muda kira-kira 3,5 jam.

Ekskresi : Melalui metabolisme dalam hati, sebagian

besar di ekkresi bersama urine dalam bentuk metilurat.

c. Methylprednisolon(Formula farmakologi dan terapi Ed . V, Obat-obat penting)

Farmakodinamika Suatu glukokotiroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat, bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsive. diperantarai sebagai inhibisi, produksi sitokiri dengan cara melemaskan otot polos saluran nafas tapi menurunkan reaktivitas bronkus . Kelompok steroid ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein.

Farmakokinetik Kelas terapi : Kortikosteroid 6- a ESO : jika pemberian jangka lama dihentikan

secara tiba-tiba dapat menimbulkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam,malgia, atralgia dan malaise, jika pemberian secara terus-menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan gangguan cairan dan

Kesimpulan:

Aminophyllin termasuk dalam golongan trimethylxantin, mempunyai mekanisme kerja langsung melemaskan otot polos bronkus dan pembuluh darah pylomer, adanya aminophyllin adalah untuk meningktkan efek dari salbutamol.

Page 11: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

elektrolit,hiperglikemia,mudah mendapat infeksi terutama tuberculosis

Interaksi obat : - Kontra indi : Hampir tidak ada kontraindikasi

kortikosteroid. Pemberian dosis tunggal besar bila dperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat merupakan kontraindikasi relative dapat dilupakan, terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien.

Biotrasformasi : Terjadi didalam dan diluat hati, metabolitnya merupakan senyawa inaktif/ berpotensi rendah.

T ½ : t ½ biologic 12-36 jam.

d. Interhistin(Formula DOI, Martindale Obat-obat penting)

Farmakodinamika Suatu antihistamin yang umum digunakan untuk pengobatan reaksi-reaksi alergi, dibandingkan dengan antihistamin lainya,mebidrolin mempunyai suatu keunggulan yaitu tidak berkhasiat sebagai sedative/ hipnotis sehingga dapat diberikan siang hari tanpa mengurangi aktivitas dan kondisi psikis maupun fisik dari penderita

Farmakokinetika

Kelas terapi : Antihistamin golongan lain non sedative ESO : Mual, muntah, mulut erring, penglihatan

kabur.

Kesimpulan:

Termasuk dalam kelas terapi kortikosteroid 6-a yang mempunyai mekanisme kerja anti inflamasi yang luas,diperantarai sebagai inhibisi, produksi sitokiri dengan cara melemaskan otot polos saluran nafas tapi menurunkan reaktivitas bronkus.

Page 12: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Interaksi : - Kontra indi : Hipertropiprostat, glaucoma dan serangan

asma. T ½ : 4- 6 jam.

e. Rantidin(Formula Farmakologi dan terapi Ed. V, Obat-obat peting)

Farmakodinamika Mekanisme kerja ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Perangsang reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian ranitidine sekresi asam lambung di hambat. Ranitidine dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik stimulasi vagus/ gastrin. Ranitidine juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung.

Farmakokinetika

Kelas terapi : Antagonis reseptor H2 (AH2) ESO : Efek samping pada obat ini umumnya rendah dan

berhubungan dengan penghambatan terhadap reseptor H2, efek lain adalah nyeri kepala, pusing, malise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit,prurius, kehilangan libido dan impoten.

Interaksi obat : - Kontra indi : Hipersensitiv terhadap ranitidine

Kesimpulan:

Termasuk dalam kelas terapi antihistamin golongan lain non sedative, antihistamin yang umum digunakan untuk pengobatan reaksi-reaksi alergi, mempunyai efek samping mual, muntah, mulut kering.

Page 13: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Biotranformasi : Ranitidin menjalani metabolism lintas pertama dihati dalam jumlah cukup besar setelah pemberian oral.

T ½ : Pada orang dewasa 1,7 - 3 jaam dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal, pada pasien penyakit hati masa paruh ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada pasiem gagal ginjal.

Ekskresi : Ranitidin dan metabolitnya diekskresi melalui ginjal, sisanya melalui tinja.

Kesimpulan:

Ranitidin termasuk dalam kelas terapi antagonis reseptor H2 (AH2) mempunyai mekanisme kerja menghambat reseptor H2 secara selektif dan ireversibel. Perangsang reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian ranitidine sekresi asam lambung dihambat,ranitidine dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik stimulasi vagus/gastrin.

Pemberian ranitidine dalam resep tersebut yang hanya ½ dari DL formula dimaksudkan untuk mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh aminophyllin.

Page 14: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

KESIMPULAN KESELURUHAN RESEP:

Aminophyllin dan methyl prednisolon dalam resep berfungsi sebagai bronkodilator, salbutamol sebagai relaksasi otot polos dari trakea sampai ujung bronkiolus dan melindungi terhadap semua penyebab bronkokontruksi yang efeknya diperkuat oleh aminophyllin. Efek samping yang ditimbulkan dari amonophyllin dan salbutamol adalah gangguan lambung (mual,muntah) sehingga diberikan ranitidine yang dapat menghambat sekresi asam lambung, sedangkan pemberian interhistin sebagai antihistamin.

Page 15: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

III. PROSES PERACIKAN

Cara pembuatan :1. Siapkan mortir dan stamper2. Ambil salbutamol 11 tab.3. Ambil Aminophyllin 15 tab.4. 2 + 3 masuk mortar gerus ad hancur dan halus, sisihkan5. Ambil methylprednisolon 15 tab6. Ambil interhistin 15 tab7. 5 + 6 masuk mortar gerus ad hancur dan halus.8. 7 + 4 gerus ad homogen, sisihkan9. Ambil ranitidine 15 tab, masuk mortir10. 9 gerus ad hancur dan halus11. 10 ayak ad kulit ranitidine terpisah12. 11 + 8 gerus ad homogeny.13. 12 bagi menjadi dalam 30 bungkus.14. 13 masukan dalam kapsul15. 14 masuk wadah16. 15 beri etiket putih.

Page 16: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

IV. ETIKET

Etiket putih

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

KABUPATEN-MALANG

JALAN PANJI 100, TELP(0341)395041

Tanggal : 26/12/2012

Tn. Mochtar

3 X SEHARI I tab/ / bungkus

Sebelum/sesudah makan

kapsul

Page 17: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

RESEP II

APOTEK BAMUDA FARMA

JL. SULTAN AGUNG 28 KEPANJEN

TELP : 0341 391672

APOTEKER : Dra. Supini, Apt

Dr : Harsono hugeng tangaal : 12/6/2013

Nama pasien : Tn Budi Tanggal: 18/6/2013

No :38764 umur : -

APOGRHAP

R/ Dilantin 100mg

Hexymer 2mg

Mf pulv da in cap no LX

S 2 dd I cap

ITER :3X

Det orig + iter 1x

R/ Xanax 0,5mg No XXX

S O – O – 1

Det

Resep asli pcc

Copy resep

Page 18: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

I. SKRINING RESEP

a. Analisa kelengkapan resep:

Nama Dokter

Praktek Dokter

Tanggal resep

Nama pasien

Alamat pasien

Umur pasien

Paraf Apoteker

Kesimpulan : Resep tersebut dikatakan sah karena sudah

memenuhi persyaratan dalam copy resep tersebut

karena sudah tercancum seperti nama dokter,

tanggal resep, nama pasien, alamat pasien, umur

pasien dan paraf apoteker.

b. Analisa keseuaian dosis

Analisa jumlah obat

- Dilantin : 100mg x 30 = 3000mg = 3g

(Sediaan dalam bentuk serbuk)

- Hexymer : 2mg x 30 = 30 tablet

2 mg

Page 19: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Kesimpulan : Perhitungan pengambilan bahan dilakukan dengan

cara dosis yang tertera pada resep (2mg) dikalikan

dengan jumlah obat yang diminta(dtd 30)

kemudian dibagi sediaan yang tersedia.Jika dalam

sediaan yang tersedia dalam bentuk serbuk maka

dosis yang tertera pada resep dikalikan jumlah

yang diminta (dalam satuan mg, g)

Analisa dosis lazim, dosis terapi dan dosis maksimal

a. Dilantin

DL : 1 x p = 100mg

1 hari = 300mg

(Formula FI III)

DR : 1 x p = 100 mg

1 hari = 100mg x 2 = 200 mg

DM : 1 x p = 400mg

1 hari = 800mg

(Formula FI III)

1 x p = 100mg x 100% = 25%

400mg

1 hari = 200mg x 100% = 25%

800mg

Dosis tersebut adalah sesuai

Page 20: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

b. Hexymer

DL : 1 mg – 2 mg = 2-2 x sehari, selama 3-5 hari

(Formula ISO)

DR : 1 x p : 2mg

1 hari : 2mg x 2 = 4 mg

DM : -

Kesimpulan : Pemberian dosis Dilantin pada resep tersebut

adalah sesuai dengan DL yang tertera dan tidak

melebihi dosis maksimum. Dalam Hexymer dosis

yang diberikan juga sudah sesuai dengan DL yang

ada.

Page 21: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

II. URAIAN MASING-MASING OBAT BERDASARKAN

FARAMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK

A. Dilantin

Farmakodinamika : Phenitoin berefek antikonvulsi tanpa

menyebabkan depresi umum SSP. Sifat anti

konvulsi phenitoin berdasarkan pada

penghambatan perjalanan rangsang dari focus di

bagian dalam otak. Efek stabilitas membrane sel

oleh phenitoin juga terlihat pada saraf tepid an

membrane sel lainya yang juga mudah terpacu,

phenitoin mempengaruhi berbagai sistem fisiologi.

Farmakokinetik

- Kelas terapi : Anti epilepsy

- Efek samping : Sering timbul hiperpalsia gusi (tumbuh berlebih)

obstipansi, efek lainya menyebabkan pusing, mual

dan bertambahnya rambut/ bulu badan, wanita

hamil tidak mengkonsumsi pheniton karena

bersifat teratogenik.

- Interaksi : Phenitoin – hexymer

Efek hexymer dapat berkurang. Hexymer

diberikan untuk mengendalikan tremor dan gejala

lainya pada penyakit Parkinson, akibatnya kondisi

yang ditangani tak dapat dikendalikan dengan baik.

- Kontra indi : Phenitoin dikontraindikasiakan pada pasien yang

hipersensitiv terhadap penitoin atau hidantoin lain.

- Absorbsi : Phenitoin yang diberikan peroral berlangsung

lambat, seskali tidak lengkap 10% dari dosis awal.

- T ½ : Rata- rata 22 jam (sangat variable)

- Ekskresi : Di

Page 22: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

- ekskresi bersama tinja dalam bentuk utuh.

B. Hexymer

Farmakodinamika : Berefek sentral, dibandingkan dengan potensi

atropine, trihexypenidil memperlihatkan potensi

antispasmodic setengahnya, efek midriatikum

sepertiganya, efek terhadap kelenjar ludah dan

vagus sepersepuluhnya dan dosis besar

menyebabkan perangsan obat.

Farmakokinetika

- Kelas terapi : Antikolinergik (antiparkinson)

- Efek samping : Antiparkinson kelompok antikolinergik ini

menimbulkan efek samping sentral dan perifer:

a. Efek sentral : Gangguan neurologic yaitu:

ataksia, disatria,hipertemia, gangguan mental,

oikiran kacau, amnesia, delusi, halusinansi,

somnolen dan koma.

b. Efek perifer : serupa atropine dapat

menyebabkan kebutaan akibat komplikasi

glaucoma sudut tertutup.

- Interaksi : Antikolinergik( jika absorspi lambat dosis),

antidepresan trisiklik,fenitoin dan benzodizepin

menurunkan efek levodopa.

- Konta indi : Hipersensitiv terhadap THD atau komponen lain

dalam sediaan glaucoma sudut tetutup, obstruksi

duodenal/pyloric.peptik ulcer,obstruksi saluran

urin.

- T ½ : 10 dan 12 jam

Page 23: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

C. Xanax (Alprazolam)

Farmakodinamika : Merupanakan potensi inhibisi neuron dengan

GABA sebagai mediatornya. Efek

farmakodinamika lebih luas daripada efek

meprobamat dan barbiturate, obat ini tidak saja

bekerja sentral, tetapi juga perifer pada susunan

saraf kolinergik.

Farmakokinetika

- Kelas terapi : Anti depresan (antiasientas)

- Efek samping : Pada pengguaan dosis terapi jarang timbul kantuk,

tetapi pada takar lajak menimbulkan depresi SSP,

efek yang ditimbulkan berupa kantuk dan ataksia

merupakan kelanjutan efek farmakodinamik obat-

obat ini.

- Interaksi : TDH – aprazolam = efek THD dapt berkurang.

THD untuk Parkinson sehingga kondisi yang

diobati tidak terkendali dengan baik.

- Kontraindi : Pada pasien gangguan pernafasan, obat ini dapat

memperberat gejala sesak napas.

- T ½ : Waktu paruh panjang sampai 24 jam.

- Ekskresi : Melalui ginjal lambat, setelah pemberian satu

dosis obat ini masih ditemukan dalam urin selama

beberapa hari.

Page 24: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

III. PROSES PERCIKAN

CP:

1. Siapkan mortar dan stamper.

2. Siapkan 30 kapsul.,sisihkan

3. Ambil heymer 30 tablet,masuk mortar,gerus ad hancur dan halus.

4. Timbang Dilantin 3g, masuk mortir

5. 3+4 gerus ad homogen

6. 5 bagidalam 30 perkamen

7. 6 masukan kedalam kapsul pada masing-masing perkamen.

8. 7 masuk wadah

9. 8 beri etiket putih

Page 25: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

IV. ETIKET

- Etiket cp 1:

APOTEK BAMUDA FARMA

JL.SULTAN AGUNG 28 KEPANJEN

APOTEKER : Dra. Supini sik: 5827

No : 002 tanggal: 18/6/13

Tn. Budi

2 x Sehari 1 tab / kapsul

/ bungkus

Sebelum/sesudah makan

Page 26: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

COPY RESEP

APOTEK BAMUDA FARMA

JL. SULTAN AGUNG 28 KEPANJEN

TELP : 0341 391672

APOTEKER : Dra. Supini, Apt

Dr : Harsono hugeng tangaal : 12/6/2013

Nama pasien : Tn Budi Tanggal: 18/6/2013

No :38764 umur : -

APOGRHAP

R/ Dilantin 100mg

Hexymer 2mg

Mf pulv da in cap no LX

S 2 dd I cap

ITER:3x

Det orig + iter 1x + det 30

R/ Xanax 0,5mg No XXX

S O – O – 1

Det

Resep asli pcc

Copy resep

Page 27: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

RESEP III

Membuat sediaan bedak purol

R/ Standart bedak purol (FMS hal 108)

SARI HUSADA KLINIK 24 JAM

JL. TRUNOJOYO N0 110 Kepanjen

Telp(0341)396512 fax : 0341390002

Dr. Nora tgl 20/6/2013

R/ Acid salicyl 2g

Bals. Peru 2g

Adeps lanae 4g

Magnesium Oxyd 10gZinc Oxyd 10g

Talk venet ad 100g

Mf pulvis

S ue

Pro : Orida

Alamat: Kepanjen

Umur :18tahun

Page 28: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

I. SKRINING RESEP

c. Analisa kelengkapan resep:

Nama Dokter (ada)

Praktek Dokter (ada)

Tanggal resep (ada)

Nama pasien (ada)

Alamat pasien (ada)

Paraf dokter (ada)

Umur pasien (ada)

d. Analisa Kesesuaian dosis

Analisis jumlah obat

(Dalam resep dokter meminta 20g bedak purol dari resep standart )

- Acid salicyl : 2 x 20 = 0,4g (400mg)

100

- Bals. Peru : 2 x 20 = 0,4g (400mg)

100

- Adeps lanae : 4 x 20 = 0,8g (800mg)

Kesimpulan:

Resep diatas sudah sah , karena sudah terdapat semua komponen persyaratan dalam penulisan resep, yaitu nama dokter, alamat praktek dokter, no. telp dokter,paraf dokter,nama dan alamat pasien, umur pasien

Page 29: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

100

- Mg. Oxyd : 10 x20 = 2g

100

- Zno : 10 x20 = 2g

100

- Talc : 20 – (400mg+400mg+800mg+2000mg+2000mg)

: 20.000 – 5600 = 14.400mg (14,4g)

Penelitian dosis lazim, dosis terapi, dosis maksimal

Dalam resep tidak dihitung dosis lazim,dosis terapi dan dosis

maksimal, karena pada pemakaian topikal toksis sistemik yang

ditimbulkan sangat kecil.

Masalah dalam resep atau OTT (Obat tak tercampurkan)

Dalam resep terdapat Asam salisilat dan Zno, mereka adalah zat

yang tak tercampurkan, apabila dicampur akan membentuk masa

semen sub salisilat. (Formula buku Obat Tak Tercampurkan o/ J.H

Soenarto)

Kesimpulan:

Perhitungan pengambilan bahan obat yaitu dengan cara, resep diatas dokter meminta membuat sediaan 20g, maka bahan obat dalam resep standart(acid salycil 2g) dibagi jumlah sediaan pada resep standart (ad 100g)kemudian dikalian dengan jumlah yang diminta oleh dokter (20g). Kemudian untuk menghitung jumlah basis sediaan (talk venet)maka dilakukan dengan cara jumlah yang diminta oleh dokter (20g) dikurangi dari hasil masing-masing zat aktiv (acid salicyl, balsm. Peru, adeps lanae,

Page 30: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Penyelesaian masalah atau POTT(Penyelesaian obat tak tercampurkan)

Penyelesaian masalah yaitu dengan cara masing-masing zat asam

salisilat dan Zno disekat dengan talk venet.(Formula buku Obat

Tak Tercampurkan o/ J.H. Soenarto)

Page 31: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

II. URAIAN MASING-MASING BAHAN OBAT

A. Acid salicyl

(Formula FI III dan Catatan Sinonim)

Khasiat : Keratolitikum, antifungi

Pemerian : Hablur putih biasanya berbentuk jarum halus, rasa agak manis

tajam dan stabil di udara, bentuk sinresis, warna putih,dan tidak

berbau.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%)

Sinonim : Acidum salicylicum, asam salisilat, asam ortho oksi benzoate.

B. Balsamum Peruvianum

(Formula FI III dan Catatan Sinonim)

Khasiat : Antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah luka

luar agar tidak membusuk)

Pemerian : Cairan kental, lengket, tidak berserat, voklat tua, dlam lapisan

tipis berwarna coklat, transparan kemerhan, bau aromatic khas

menyerupai vanillin.

Kelarutan : Larum dalam etanol 95% dalam 1 bagian.

Sinonim : Balsam peru, perubalsem, minyak menyan.

Kesimpulan:

Asam salisilat digunakan sebagai antifungi dan cara pengerjaanny yaitu dengan dilarutkan alkhohol 95%, karena asam salisilat mudah larut dalam alkhohol 95%.

Kesimpulan:

Balsam peru digunakan sebagai antiseptic luka, cara pengerjaan balsam peru yaitu dilarutkan dalam etanol 95% dan dikerjakan terakhir.

Page 32: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

C. Adeps Lanae

(Formula FI III Dan Catatan sinonim)

Khasiat : Sebagai bahan pengisi

Pemerian : Zat seperti lemak, liat lengket, kuning ,uda atau kuning pucat,

agak tembus cahaya, bau lemah dan khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)

Mudah larut dalam eter atau kloroform.dilarutkan dengan aceton

Sinonim : Adeps lanae anhydricus,Gemuk domba,lanolin anhydricum,lemak

bulu domba, minyak domba, wolvet.

D. Magnesii oxyda

(Formula FI III dan Catatan Sinonim)

Khasiat : Penambah volume

Pemerian : Serbuk sangat ringan, putih, tidak berbau,relative padat.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol

95%, larut dalam asam encer.

Sinonim : maknesium oksida ringan, magnesia usta, oxydum magnesicum

Levis.

.

Kesimpulan:

Adeps lanae digunakan sebagai bahan pengisi, cara pengerjaanya yaitu dilarutkan dengan aceton karena adeps lanae berbentuk lemak dan dapat menggumpal.

Kesimpulan:

Mgo digunakan sebagai penambah volum,cara pengerjaanya dikerjakan terakhir sebelum balsam peru karena berat jenis Mgo sangat kecil.

Page 33: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

E. Zinc oxyd(Formula FI III dan Catatan Sinonim)Khasiat : Antiseptikum local (mencegah luka luar agar tidak membusuk)Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih/ putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara.Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan hidroksida.Sinonim : Kapur sepatu, flores zinci, sengoksida,Zno, kaput topi, putih seng, zinkwit.

F. Talk venet(Formula FI III dan Catatan Sinonim)Khasiat : Basis serbukPemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.Kelarutan : Tidak larut hampir dalam semua pelarutSinonim : Talcum, talk.

Kesimpulan:

Zno digunakan sebagai antiseptic, dan cara pengerjaany di ayak terlebih dahulu, kemudian ditimbang, kemudian ditambahkan sedikit talk.

Kesimpulan:

Talk disini digunakan sebagai basis dalam sediaan serbuk tabur ini.

Page 34: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

Kesimpulan keseluruhan dari resep :

Dalam resep tersebut asam salisilat digunakan sebagai anti fungi ,keratolitik, kemudian balsam peru dan zinci oxyd digunakan sebagai antiseptic , Mgo digunakan sebagai penambah volume bedak dan adeps digunakan sebagai pengisi.

Asam salisilat dilarutkan dengan spirit fort 96%, kemudian dikeringkan dengan sedikit talk Balsam peru juga sama dengan asamsalisilat(cara pengerjaan) dimasukan terakhir Adeps lanae dilarutkan dengan aceton, kemudian dikeringkan dengan sedikit talk Zno di ayak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan sedikit talk. Talk sebagai basis bedaktabur. Mgo dikerjakan terakhir sebelum balsam peru.

Page 35: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

III. PROSES PEMBUATAN

CP:1. Siapkan mortir dan stamper2. Setarakan timbangan3. Timbang Talk 14,4g, sisihkan4. Timbang Asam salisilat 400mg, masuk mortir5. 4 + spiritus fort 96% gerus ad tepatl arut,keringakan dengan sedikit talk sishkan6. Timbang adeps lanae 800mg,masuk mortir7. 6+ aceton gerus ad tepat larut, keringkan dengan sedikit talk8. 7+5 gerus ad homogen,sisihkan9. Ambil Zno , ayak, kemudian timbang 2g10. 9 + sedikit talk gerus ad homogen11. 10 + 8 gerus ad homogen,sisihkan12. Timbang Mgo 2g, masuk mortir13. 12 + sedikit talk, gerus ad homogeny14. 13+11 gerus ad homogeny,sisihkan15. Timbang balsam peru 400mg16. 15 + spiritus fort96 % gerus ad tepat larut, keringkan dengan sedikit talk17. 16 + 14 gerus ad homogen18. 17 + sisa talk gerus ad homogen19. 18 ayak dengan ayakan B3020. 19 masuk wadah21. 20 beri etiket biru22. Kemudian timbang hasil sediaan, hitung bobot kehilangan.

NB: Dari hasil praktikum sediaan saya tidak mengalami kehilangan bahan, hasil setelah ditimbang tetap 20g

Page 36: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3

IV. ETIKET

Waran BIRU

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

KABUPATEN-MALANG

Jl. Panji 100 Telp (0341) 395041

Tanggal, 20/6/2013

Orida

Pemakaian luar (ditaburkan)

Obat Luar

Page 37: TUGAS PORTOFOLIO 1,2,3