bab 1,2,3 pknkhuw

40
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara di dunia hingga saat ini masih berdasarkan prospek – prospek penelitian politiknya kepada berbagai ideologi politik yang dianut masing – masing. Adanya ideologi politik sebagai konsentrasi utama menjadi sebab utama pula bisa terjadi berbagai warna demokrasi di masing – masing negara yang pada umumnya sudah menggolongkan diri sebagai nagara yang menjunjung tinggi demokrasi, tetapi diartikan sebagai negara yang pemerintahannya dijalankan oleh rakyat. Berbagai ideology politik digolongkan ke dalam isme – isme, antara lain komunisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan dalam perkembangan terakhir dari ideologi – ideologi tersebut muncullah ideologi Pancasila yang memilih pandangan hidup yang bersifat kekeluargaan sebagai jalan lurus dari hakekat manusia yang berpolitik ( zoon politicon ). Pancasila adalah dasar filsafat Negara Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan 1

Upload: aishkhuw

Post on 03-Jul-2015

173 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1,2,3 Pknkhuw

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Negara di dunia hingga saat ini masih berdasarkan prospek – prospek

penelitian politiknya kepada berbagai ideologi politik yang dianut masing – masing.

Adanya ideologi politik sebagai konsentrasi utama menjadi sebab utama pula bisa

terjadi berbagai warna demokrasi di masing – masing negara yang pada umumnya

sudah menggolongkan diri sebagai nagara yang menjunjung tinggi demokrasi, tetapi

diartikan sebagai negara yang pemerintahannya dijalankan oleh rakyat.

Berbagai ideology politik digolongkan ke dalam isme – isme, antara lain

komunisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan dalam perkembangan terakhir dari

ideologi – ideologi tersebut muncullah ideologi Pancasila yang memilih pandangan

hidup yang bersifat kekeluargaan sebagai jalan lurus dari hakekat manusia yang

berpolitik ( zoon politicon ).

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Indonesia yang secara resmi disahkan

oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD

1945 dan dikumandangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama –

sama dengan batang tubuh UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Republik

Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi manipulasi politik sesuai dengan

kepentingan penguasa demi tegaknya kekuasaan yang terlindung dibalik legitimasi

ideologi negara, Pancasila. Pancasila yang diletakkan sebagai dasar negara direduksi,

dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa saat itu. Berdasarkan

kenyataan itu, reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi –

fungsi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Dampak yang serius dari manipulasi pancasila yang dilakukan oleh penguasa

masa lampau dewasa ini banyak kalangan elit politik sebagian masyarakat

beranggapan bahwa Pancasila merupakan label pemerintahan orde baru. Dalam hal

1

Page 2: BAB 1,2,3 Pknkhuw

ini, melahirkan pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan ideologi

Pancasila pada era reformasi yang bisa menimbulkan melemahnya kepercayaan

masyarakat terhadap Pancasila.

Bukti secara obyektif adalah hasil dari reformasi yang selama ini berjalan

belum menampakkan hasil yang dapat dinikmati rakyat, nasionalisme yang rapuh,

sehingga martabat bangsa dipandang rendah oleh masyarakat internasional. Maka

dalam hal ini perlu pengkajian ulang Pancasila, terutama dalam kaitannya untuk

mengembalikan tatanan negara kita yang porak – poranda dan berusaha secara

obyektif memandang ideologi bangsa dan membandingkannya dengan ideologi

bangsa lain dengan tujuan memahami dan mengetahui keunggulannya dalam upaya

mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

Republik Indonesia.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pancasila ?

2. Bagaimana nilai – nilai Pancasila dalam sejarah dan bagaimana rumusan kesatuan

sila – silanya sebagai suatu sistem ?

3. Bagaimana kedudukan Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik

Indonesia?

4. Bagaimanakah ideologi dan hukum Belanda ?

3. Tujuan Pembahasan

1. Memahami pengertian dari Pancasila

2. Memahami nilai – nilai Pancasila dalam sejarah dan bagaimana rumusan kesatuan

sila – silanya sebagai suatu sistem

3. Mengerti kedudukan Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia

4. Memahami ideologi dan hukum Belanda

2

Page 3: BAB 1,2,3 Pknkhuw

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA

Secara estimologi, pancasila berasal dari bahasa sanskerta dari India. Kata ini

memiliki 2 arti, yaitu :

“panca” artinya lima

“syila” vocal i pendek yang berarti batu sendi, alas atau dasar.

“syiila” dengan vokal i panjang yang berarti peraturan tingkah laku yang

baik, yang penting atau yang senonoh.

Kata – kata tersebut dalam bahasa Indonesia terutama dalam bahasa Jawa diartikan

dengan susila yang dihubungkan dengan moralitas. Sehingga secara estimologis

istilah Pancasila yang dimaksud adalah istilah panca syila dengan i pendek yang

berarti yang memiliki makna leksikal, yaitu “berbatu sendi lima” atau secara harfiah

“ dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah panca syiila dengan dewanagari i

bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.1

Dengan masuknya budaya India ke Indonesia melalui penyebaran agama

Hindu dan Budha, maka ajaran Budhisme masuk ke dalam kepustakaan Jawa,

terutama pada zaman kerajaan Majapahit. Perkataan “pancasila” dalam khazanah

kesusastraan nenek moyang kita dizaman keemasan keprabuan Hayam Wuruk dan

Gajah Mada, yang mana yterdapat dalam kitab Negara kertagama yang dikarang oleh

empu Prapanca yang selesai ditulis pada tahun 1365,dalam sarga 53 bait ke 2, yang

berbunyi :

“yatnaggegwani pancasyiila kertasangskarbhisekaka krama” yang artinya

raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (pancasila), begitu pula upacara –

upacara ibadat dan penobatan – penobatan.2

3

Page 4: BAB 1,2,3 Pknkhuw

Secara historis, perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI

yang pertama. Saat itu dr. Radjiman Widyodiningrat mengajukan beberapa masalah,

khususnya tentang masalah yang akan dibahas dalam sidang tersebut, yaitu tentang

suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.

Adapun secara terminologi historis proses perumusan pancasila adalah

sebagai berikut :

a. Mr. Muh. Yamin

Pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI yang pertama, Muh.

Yamin mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pemikirannya tentang dasar –

dasar Negara, dengan isi sebagai berikut :

1. peri kebangsaan

2. peri kemanusiaan

3. peri ketuhanan

4. peri kerakyatan

5. kesejahteraan rakyat

Dan beliau juga menyampaikan usulan tertulis tentang rancangan UUD –

RI, yang di dalam pembukaannya tercantum rumusan lima asas dasar Negara yang

sebagai berikut :

1 Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, di hadapan BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya

menyatakan secara lisan usulan rancangan lima asas dasar Negara Indonesia, yang

mana rumusan tersebut adalah sebagai berikut :

4

Page 5: BAB 1,2,3 Pknkhuw

1. Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia

2. Internasoinalisme atau perikemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan Nasional

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Usulan tersebut diberi nama “pancasila”, yang dikatakan oleh beliau sebagai

saran dari seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Dan usulan nama

tersebut diterima oleh BPUPKI.

Kemudian beliau mengusulkan bahwa kelima asas tersebut dapat diperas

menjadi trisila yang rumusannya :

1. Sosio Nasional yaitu nasionalisme dan internasionalisme

2. Sosio Demokrasi yaitu demokrasi dengan kesejahteraan rakyat

3. Ketuhanan Yang Maha Esa

Adapuin trisila ini masih diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang

intinya adalah gotong royong.

Pada tahun 1947 pidato tersebut diterbitkan dan dipublikasikan dengan judul

“lahirnya Pancasila” dan kemudian tanggal 1 Juni sempat populer sebagai hari

kelahiran Pancasila.

c. Piagam Jakarta

Pada tanggal 22 Juni 1945, PPKI mengadakan perundingan yang membahas

tentang usulan – usulan yang telah diterima oleh BPUPKI. Yang kemudian menyusun

suatu naskah piagam yang dikenal dengan nama piagam Jakarta, yang di dalamnya

memuat tentang Pancasila, sebagai hasil pertama kali yang disepakati olah sidang.

Adapun rumusan Pancasila yang termuat adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk

- pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

5

Page 6: BAB 1,2,3 Pknkhuw

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Secara terminologis, proklamasi Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 itu telah

melahirkan Negara Indonesia. Yang untuk melengkapi alat – alat perlengkapan

Negara sebagaimana lazimnya Negara – Negara merdeka, maka PPKI mengadakan

sidang. Yang dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil

mengesahkan UUD 1945, yang terdiri ats 2 bagian, yaitu pembukaan UUD 1945 dan

pasal – pasal UUD 1945.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 tersebut, pada alinea keempat tercantum

rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan inilah yang secara konstitusional dianggap sah dan benar sebagai

dasar Negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh

rakyat Indonesia. Namun dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, dalam upaya

mempertahankan proklamasi dan eksistensi bangsa dan Negara Indonesia maka

terdapat pula rumusan – rumusan pancasila sebagai berikut :

a. dalam konstitusi RIS

Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 hingga 17

Agustus 1950, tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri kemanusiaan

6

Page 7: BAB 1,2,3 Pknkhuw

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial

b. dalam UUDS 1950

Dalam UUDS 1950 yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 hingga 5

Juli 1959, terdapat rancangan pancasila yang sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial

c. rumusan Pancasila di kalangan masyarakat

Selain rumusan pancasila yang tercantum dalam perundangan sementara

diatas, terdapat pula rumusan yang beredar di kalangan masyarakat luas, salah

satunya adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kedaulatan Rakyat

5. Kedilan sosial

Dari berbagai rumusan pancasila yang ada diatas, yang sah dan benar secara

konstitusi adalah rumusan pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Hal ini diperkuat dengan ketetapan no. XX/MPRS/1966 dan inpres no. 12 tanggal 13

April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan, dan rumusan pancasila

Dasar Negara Indonesia yang benar adalah adalah sebagaimana yang tercantum

dalam Pembukaan UUD 1945.

7

Page 8: BAB 1,2,3 Pknkhuw

_______________________________________________________________1 Yamin, 1960 : 4372 Slamet Mulyono, 1979 : 20

8

Page 9: BAB 1,2,3 Pknkhuw

B. NILAI – NILAI PANCASILA DALAM SEJARAH DAN RUMUSAN

KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM

1. Nilai – nilai Pancasila dalam sejarah

Sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai – nilai

Pancasila telah telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala

sebelumbangsa Indonesia mendirikan suatu Negara. Nilai – nilai tersebut kemudian

diangkat dan dirumuskan untuk dijadikan dasar filsafat Indonesia. Proses perumusan

Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang – sidang BPUPKI yang pada

akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

Maka, untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam

kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia diperlukan pemahaman sejarah

perjuangan bangsa Indonesia unuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan suatu

asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu bangsa yang

berdasarkan Pancasila. Nilai – nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila adalah

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang secara obyektif

telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.

Kemudian dasar – dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para

pejuang kemerdekaan bangsa yang diantaranya dilakukan oleh para pejuang

kebangkitan nasional pada tahun 1908 dan kemudian dicetuskan pada sumpah

pemuda pada tahun 1928.

1. Zaman Kutai

Indonesia memasuki masa sejarah pasa tahun 400 M, dengan ditemukannya

prasasti 7 yupa (tiang batu). Menurut prasasti tersebut, raja Mulawarman mengadakan

kenduri dan memberikan sedekah pada para brahmana dan kemudian para brahmana

membuat yupa tersebut sebagai tanda terima kasih pada raja yang dermawan.1

Masyarakat Kutai telah membuka sejarah bangsa Indonesia pertama kali ini

9

Page 10: BAB 1,2,3 Pknkhuw

menampilkan nilai – nilai sosial politik dan ketuhanan dalam Negara dalam bentuk

kenduri dan sedekah pada para brahmana.

2. Zaman Sriwijaya

Menurut Mr. M. Yamin, Indonesia terbentuk melalui 3 tahap, yaitu : pertama,

zaman Sriwijaya dibawah wangsa syailendra ( 600 – 1400 ) yang bercirikan kesatuan,

kedua, Negara kebangsaan zaman Majapahit ( 1239 – 1525 ) yang bercirikan

keprabuan. Keduanya adalah Negara kebangsaan Indonesia lama dan yang ketiga

adalah Negara kebangsaan modern yaitu Negara kebangsaan Indonesia yang merdeka

atau Negara proklamasi 17 Agustus 1945.2

Pada zaman itu, kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang disegani di Asia

Selatan. Perdagangan dilakukan dengan mengumpulkan pengrajin dan pegawai

Negara sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah

untuk memasarkan barang dagangannya.3 Demikian pula dalam sistem

pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, pengurus harta benda Negara,

rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung – gedung dan

patung – patung suci, sehingga pada saat itu kerajaan kerajaan dalam menjalankan

sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. 4

Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas

agama budha yang sangat terkenal di Negara lain. Dan banyak musafir dari Negara

lain yang belajar agama budha dan bahasa sanskerta di Sriwijaya sebelum

meneruskan belajar di India.

Cita – cita tentang kesejahteraan dalam suatu Negara telah tercermin pada

kerajan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi : “marvuat vanua criwijaya siddhayatra

subhiksa” ( suatu cita – sita Negara yang adil dan makmur ).5

3. Zaman kerajaan sebelum Majapahit

Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang

mencanangkan nilai – nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan – kerajaan lainnya di

10

Page 11: BAB 1,2,3 Pknkhuw

Jawa Tengah, dan Jawa Timur secara bergantian. Dan refleksi puncak dari

perkembangan budaya di Jawa Tengah dalam periode ini adalah dibangunnya candi

Borobudur dan Prambanan.

Selain kerajaan – kerajaan di Jawa Tengah tersebut, di Jawa Timur muncul

kerajaan Isana pada abad IX, kerajaan Darmawangsa pada abad X dan kerajaan

Airlangga pada abad XI. Raja airlangga memiliki toleransi yang tinggi dalam

beragama, dan agama yang diakui dalam kerajaan adalah agama Budha, agama

Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan secara damai.6

Menurut prasasti kelagen, Airlangga menjalin hubungan dagang dan kerja

sama dengan Negara lain yang mencerminkan adanya nilai – nilai kemanusiaan. Dan

pada tahun 1037 Airlangga menyuruh untuk membangun tanggul untuk kepentingan

pertanian rakyat yang hal ini sesuai dengan nilai – nilai sila kelima pancasila.7

4. Kerajaan Majapahit

Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mengalami masa

kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan mahapatihnya Gajah Mada

yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya. Ketika itu agama

Hindu dan Budha hidup berdampingan dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis

buku Negarakertagama ( 1365 ) yang didalamnya tertulis seloka persatuan nasional

yaitu “bhineka tunggal ika” yang bunyi lengkapnya adalah “bhineka tungggal ika tan

hana dharma mangrua” yang artinya walau berbeda tetap satu jua adanya sebab tidak

ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda.

Dan sumpah palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada pada tahun 1331 yang

berisi cita – cita mempersatukan wilayah nusantara raya sebagai berikut : “saya baru

akan berhenti puasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertahluk di bawah

kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali,

Sunda, Palembang, Tumasik telah dikalahkan.”8

Selain itu dalam hubungannya dengan negara lain, Hayam Wuruk senantiasa

membangun hubungan baik dengan negara – negara lain dan dalam tata

kenegaraannya, Majapahit memiliki semacam penasihat yang bertugas memberikan

11

Page 12: BAB 1,2,3 Pknkhuw

masukan kepada raja, hal ini sebagai nilai – nilai musyawarah mufakat yang

dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit.

5. Zaman Penjajahan

Setalah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVII dan berkembanglah

agama Islam dengan pesat di Indonesia. Bersaman dengan itu berkembang pulalah

kerajaan – kerajaan Islam dan mulai berdatangan pula bangsa – bangsa asing untuk

berdagang.

Bangsa asing yang pertama kali masuk ke tanah air adalah bangsa portugis

yang tujuan awalnya adalah untuk berdagang yang kemudian menunjukkan

peranannya dalam perdagangan yang meningkat dengan mengadakan penjajahan.

Pada akhir abad ke XVI belanda datang pula ke Indonesia, dan untuk menghindari

persaingan di antara mereka sendiri,mereka mendirikan organisasi dagang yang

disebut VOC yang di kalangan rakyat Indonesia disebut kompeni.

Praktek VOC mulai kelihatan dengan adanya paksaan – paksaan sehingga

rakyat mulai melakukan perlawanan. Perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan

bangsa Indonesia yang masih terpencar – pencar dan tanpa koordinasi tersebut

tersebut banyak mengalami kegagalan dan banyak menjatuhkan anak – anak bangsa

sebagai korban. Demikianlah Belanda menguasai Indonesia pada awalnya dan

menguasai daerah – daerah strategis dan kaya akan rempah – rempah pada abad ke

XVII dan semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan

militer.

Penghisapan mulai memuncak saat Belanda melakukan monopoli melalui

tanam paksa ( 1830 – 1870 ) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat

yang tidak berdosa. Penderitaan rakyat kian menjadi saat Belanda sudah tidak peduli

lagi dengan ratap tangis rakyat, bahkan mereka semakin gigih dalam menyiksa rakyat

untuk memperkaya kekayaan Belanda.

12

Page 13: BAB 1,2,3 Pknkhuw

6. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan

kebangkitan dunia timur dengan kesadaran akan kekuatannya sendiri. Adapun di

Indonesia kebangkitan nasional ini dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan

Budi Utomonya ( 1908 ). Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908

inilah pelopor gerakan kebangkitan bangsa yang kemudian diikuti munculnya

gerakan – gerakan yang lainnya.

Perjuangan rintisan kesatuan nasional diteruskan dengan diadakannya Sumpah

pemuda pada 28 Oktober 1928 yang isinya satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air

Indonesia. Saat itulah pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan untuk

pertama kalinya sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.

Kemudian diiringi dengan munculnya semboyan pergerakan bahwa kemerdekaan

Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

7. Zaman Penjajahan Jepang

Janji Belanda tentang kemerdekaan Indonesia dalam kenyataannya hanyalah

kebohongan belaka. Bahkan hingga akhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940,

kemerdekaan bangsa Indonesia tidak pernah terwujud.

Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “ Jepang pemimpin Asia,

Jepang saudara tua Indonesia”, akan tetapi Jepang dalam perang melawan sekutu

barat tampak terdesak. Sehingga untuk mendapatkan simpati Indonesia, Jepang

menjanjikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia kelak. Maka untuk membuktikan

janjinya tersebut, Jepang membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki

usaha – usaha kemerdekaan Indonesia yang disebut dengan BPUPKI.

a. Sidang pertama BPUPKI

Sidang ini dilaksanakan selama empat hari berturut – turut untuk menerima

usulan – usulan yang berkaitan dengan rumusan dasar filsafat Indonesia dan usulan –

usulan lainnya.

13

Page 14: BAB 1,2,3 Pknkhuw

b. Sidang kedua BPUPKI

Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 16 Juli 1945, yang diawali dengan

penambahan anggota BPUPKI dan pembentukan panitia kcil yang terdiri atas

Sembilan orang atau yang dikenal dengan panitia “9”. Keputusan - keputusan yang

ada dari sidang tersebut adalah :

1. dibentuknya panitia perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Sukarno

2. dibentuknya panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Moh.

Hatta

3. dibentuknya panitia pembela tanah air yang diketuai oleh Abikusno

Tjokrosoejoso

8. Proklamasi kemerdekaan dan sidang PPKI

Kemenangan Sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa

Indonesia. Yaitu pembentukan PPKI sebagai pembuktian dari Jepang akan janjinya,

sehingga Ir. Sukarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon untuk

memenuhi panggilan Jenderal Besar Terauchi penguasa daerah selatan, termasuk

Indonesia. Dalam pertemuan ini, jenderal Terauchi memberikan 3 keputusan, yaitu :

1. Sukarno diangkat sebagai ketua PPKI dengan Moh. Hatta sebagai

wakilnya dan Radjiman sebagai anggota.

2. Panitia persiapan tersebut bisa mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus itu

juga.

3. Cepat tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya pada panitia

itu sendir

Berbeda dengan BPUPKI, dalam susunan kepanitiaan PPKI tidak duduk

seorangpun bangsa Jepang, demikian pula dalam kantor tata usahanya.

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu, maka kesempatan itu digunakan

dengan sebaik – baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia untuk

menyegerakan pelaksanaan proklamasi. Yang kemudian disepakati untuk

diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur no. 56

14

Page 15: BAB 1,2,3 Pknkhuw

Jakarta pada pukul 10 pagi. Dan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh

Moh. Hatta.

a. Sidang pertama PPKI ( 18 Agustus 1945 )

hasil dari pelaksanaan sidang yang pertama tersebut adalah :

1) mengesahkan UUD 1945

2) memilih presiden dan wakil presiden yang pertama

3) menetapkan berdirinya KNIP sebagai badan musyawarah darurat.

b. Sidang kedua PPKI ( 19 Agustus 1945 )

Hasil dari pelaksanaan sidang PPKI yang kedua ini adalah :

1) tentang daerah propinsi, dengan pembagian sebagai berikut :

- Jawa Barat

- Jawa Tengah

- Jawa Timur

- Sumatera

- Borneo

- Sulawesi

- Maluku

- Sunda Kecil

2) untuk sementara waktu kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan seperti

sekarang.

3) untuk sementara waktu kedudukan kota dan geemente diteruskan seperti sekarang.

4) dibentuknya kementerian atau departemen yang terdiri dari 12 departemen.9

c. Sidang ketiga PPKI ( 20 Agustus 1945 )

hasil dari sidang yang ketiga ini adalah : dibentuknya suatu badan pengaman Negara

yang disebut BKR.

d. Sidang keempat PPKI ( 22 Agustus 1945 )

hasil dari sidang ini adalah : membahas tentang Komite Nasional Partai Nasional

Indonesia yang berkedudukan di Jakarta.

15

Page 16: BAB 1,2,3 Pknkhuw

9 Masa setelah proklamasi kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 ternyata Indonesia

masih harus menghadapi serangan sekutu yang berupaya untuk menanamkan kembali

kuasa Belanda di Indonesia. Keadaan seperti inilah yang membuat keadaan Indonesia

tidak stabil demikian juga di bidang politik. Hingga diberlakukannya sistem

demikrasi liberal yang jelas – jelas menyimpang dari konstitusi Indonesia yaitu UUD

1945 dan dari Ideologis Indonesia yaitu Pancasila, yang menyebabkan jatuh

bangunnya kabinet pemerintahan di Indonesia.

Republik Indonesia Serikat ( RIS )

Sebagai hasil dari KMB,maka ratu Belanda dan wakil Indonesia

menandatangani suatu perjanjian di Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949.

Sebelum diadakannya perjanjian ini, Indonesia telah memiliki kedaulatan, sehingga

perjanjian tersebut bukanlah suatu penyerahan kedaulatan melainkan adalah

pemulihan kedaulatan atau penyerahan kedaulatan.

Terbentuknya NKRI

Berdirinya Negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah

sebagai suatu taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi

yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, yaitu Negara persatuan dan kesatuan.

Maka terjadilah gerakan unitaritis secara spontan dan rakyat membentuk Negara

persatuan dengan menggabungkan diri dengan Negara NKRI yang berpusat di

Yogjakarta. Maka dengan persetujuan RIS,disusunlah UUDS 1950 dan berlaku sejak

17 Agustus 1950.

Meski UUDS 1950 adalah tonggak untuk menuju cita – cita proklamasi,

pancasila dan UUD 1945, dalam pelaksanaanya masih beroriantasi pada

pemerintahan liberal sehingga isi dan jiwanya merupakan penyimpangan terhadap

Pancasila.

Dekrit Presiden

Pemilu 1955 dalam kenyataanya tidak dapat memenuhi keinginan rakyat dan

harapan – harapan mereka, yang mengakibatkan ketidak stabilan dalam bidang

16

Page 17: BAB 1,2,3 Pknkhuw

politik, ekonomi, sosial dan hankam, sehingga pesiden mengeluarkan dekrit presiden

pada tanggal 5 Juli 1959.

Dan berdasarkan dekrit presiden tersebut, UUD 1945 berlaku hingga sekarang.10

Masa Orde Baru

Tatanan masyarakat dan pemerintah semenjak G 30 S/ PKI dikenal dengan

istilah Orde Baru, yaitu suatu tatanan yang menuntut pelaksanaan UUD 1945 dan

Pancasila yang murni dan konsekwen. Yang diawali dengan adanya beberapa aksi

yang menyiarkan tuntutan - tuntutannya yang dikenal dengan tritura. Karena orde

lama tak mampu lagi memimpin, maka panglima tertinggi memberi kuasa penuh

kepada panglima AD, yaitu jenderal Soeharto dalam bentuk “supersemar”.

Tugas pemegang supersemar sangat berat, yaitu memulihkan keamanan

dengan jalan menindak pengacau keamanan yaitu PKI dan ormas - ormasnya,serta

mengamankan menteri – menteri yang terlibat di dalamnya. 11

Demikianlah orde baru berangsur – angsur menjalankan programnya dalam

upaya melaksanakan pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan UUD

1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

1. Bambang Sumadio, dkk..,1977 : 32 - 332. Sekretaris Negara RI... 1995 : 113. Keneth R. Hall, 1976 : 75 – 774. Suwarno, 1993 : 195. Sulaiman, tanpa tahun : 956. Toyibin, 1997 : 267. Toyibin, 1997 : 28 – 298. Yamin, 1960 : 609. Sekretaris Negara, 1995 : 46110.Mardojo, 1976 : 19211.Mardojo, 1978 : 200

17

Page 18: BAB 1,2,3 Pknkhuw

2. Rumusan Kesatuan Sila – sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat

yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara

keseluruhan merupakan kesatuan yang utuh. Dan setiap sila yang terkandung

didalamnya merupakan suatu asas sendiri yang memiliki fungsi sendiri – sendiri

namun secara keseluruhan merupakan kesatuan yang sistematis.

a. Susunan Kesatuan Sila – sila Pancasila yang Bersifat Organis

Isi sila – sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan dasar

filsafat negara Indonesia terdiri atas sila – sila yang merupakan suatu asas peradaban.

Maka Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal. Konsekuensinya

adalah bahwa setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila – silanya yang

lain ataupun saling bertentangan. Kesatuan yang organis tersebut pada hakikatnya

secara filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologism sebgai pendukung isi dari

sila – sila tersebut.

b. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan

hierarkhi sila – sila Pancasila dalam urut – urutan luas ( kwantitas ) demikian juga

dalam hal isi sifatnya ( kwalitas ). Kalau dilihat dari intinya urut – urutan lima sila

menunjukan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan juga isi sifatnya merupakan

pengkhususan dari sila – sila di depannya.

Andai kata urut – urutan itu dipandang tidak mutlak maka antara satu sila

dengan sila yang lainnya tidak ada sangkut pautnya, maka Pancasila akan terpecah –

pecah dan tidak dapat digunakan sebagai asas kerohanian suatu negara.

Secara ontologis hakikat sila – sila Pancasila berdasarkan pada landasan

Pancasila, yaitu : Tuhan , manusia , satu , rakyat dan adil.1

18

Page 19: BAB 1,2,3 Pknkhuw

Kesatuan sila – sila yang ‘majemuk tunggal’, ‘ hierarkhis piramidal’ juga

memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa

dalam sila yang terkandung nilai keempat sila yang lainnya atau dengan lain

perkataan dalam setiap sila pasti dikualifikasi oleh keempat sila yang lainnya.

c. Nilai – nilai Pancasila sebagai suatu sistem

Isi arti sila – sila Pancasila, pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat

Pancasila yang umum universal yang merupakan substansi sila – sila Pancasila,

sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar

Negara yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengamalan Pancasila yang

bersifat khusus dan konkrit. Hakikat Pancasila adalah suatu nilai, adapun sebagai

dasar negara adalah merupakan norma dan aktualisasi atau pengamalannya adalah

realisasi konkrit Pancasila. Substansi Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat

pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan merupakan suatu

sistem nilai.

Prinsip – prinsip dasar tersebut telah menjelma dalam tertib sosial, tertib

masyarakat dan tertib kehidupan bangsa Indonesia yang dapat ditemukan dalam adat

– istiadat, kebudayaan dan kehidupan keagamaan bangsa Indonesia. Dengan

demikian sesuai dengan yang terkandung dalam Pancasila secara ontologis

mengandung tiga masalah pokok dalam kehidupan manusia yaitu bagaimana manusia

itu terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap dirinya sendiri dan terhadap manusia

lain dan masyarakat, maka dalam pancasila itu terkandung implikasi moral pada

substansi Pancasila yang merupakan nilai.

Nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan cita – cita, harapan, dan

dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud

masyarakat yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja yang diupayakan

terealisasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia Indonesia.

1. Notonagoro, 1975 : 49

19

Page 20: BAB 1,2,3 Pknkhuw

C. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN INDONESIA

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam

ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce gronslag).

Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam

setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk dalam sumber tertib hukum di

Indonesia, sehingga Pancasila merupakan sumber nilai, norma dan kaidah baik moral

maupun hukum di Indonesia. Oleh karenanya, Pancasila merupakan sumber hukum

negara baik yang tertulis maupun yang tak tertulis atau convensi.

Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena

itu dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system

peraturan perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.

Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam

konteks ketatanegaraan Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena

merupakan suatu staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum

tertinggi di Indonesia.

Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada

hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek

penyelenggaraan negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum di Indonesia.

Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD

1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, sesuai dengan

yang tercantum dalam penjelasan tentang pembukaan UUD yang termuat dalam

Berita Republik Indonesia tahun II no. 7, hal ini dapat disimpulkan bahwa

pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber hukum positif Indonesia.

Dengan demikian seluruh peraturan perundang – undangan di Indonesia harus

bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung dasar filsafat

Indonesia.

20

Page 21: BAB 1,2,3 Pknkhuw

D. BELANDA

Koninkrijk der NederlandenBelanda

(Bendera) (Lambang)

Motto: Je Maintiendrai(Perancis: "Saya akan mempertahankan")

Lagu kebangsaan : Wilhelmus Ibu kota : Amsterdam, Den Haag 52°21′   LU 04°52′   BT Kota terbesar : Amsterdam Bahasa resmi : Belanda, Frisia PemerintahanRatu BeatrixPerdana Menteri Monarki konstitusional : Jan Peter BalkenendeKemerdekaan(Dari Spanyol) - Proklamasi 26 Juli 1581 - Diakui 30 Januari 1648 Wilayah - Total 41.526 km² (ke-131) - Air (%)  18,41%Penduduk - Perk. 2007 16.570.613 jiwa (ke-58) - Kepadatan  395 jiwa/km² (ke-15) Mata uang Euro (EUR) 1

21

Page 22: BAB 1,2,3 Pknkhuw

SEJARAH BELANDA

Di bawah pemerintahan Karel V (kaisar Romawi Suci dan raja Spanyol)

kawasan ini (kini Belanda) merupakan salah satu dari 17 daerah Belanda, yaitu

daerah yang meliputi sebagian besar kawasan yang dikenal hari ini sebagai Belgia,

Luxemburg dan Utara Perancis. Selepas mendapat kemerdekaan dari Phillip II (anak

lelaki Karel V) pada 1648, Belanda menjadi sebuah negara republik yang dinamakan

Republik Tujuh Belanda Bersatu (Republiek der Zeven Provinciën). Republik ini

menjadi penguasa ekonomi dan penjelajah laut yang mahir pada abad ke 17. Zaman

ini dikenal sebagai Zaman Keemasan Belanda. Antara perusahaan-perusahaan

internasional yang berawal di sini termasuk VOC.

Belanda pernah mempunyai beberapa koloni, salah satu yang paling ternama

adalah Nederlands-Indië (yakni Indonesia) dan Suriname (nantinya dibarter dengan

Inggris untuk Nieuw Amsterdam, atau sekarang dikenal dengan New York). Koloni

ini pertama diadministrasi oleh Vereeinigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan

West-Indische Compagnie (WIC atau resminya adalah Geoctroyeerde West-Indische

Compagnie (GWIC)), keduanya adalah dua perusahaan milik pribadi. Tiga abad

kemudian, perusahaan ini mendapat kesulitan finansial dan teritori dimana mereka

beroperasi diambil alih oleh pemerintahan Belanda (pada tahun 1815 dan 1791). Pada

saat inilah daerah tersebut menjadi koloni resmi pemerintahan Belanda

Belanda masuk ke dalam Kekaisaran Perancis oleh Napoleon Bonaparte, yang

kemudian dibebaskan selepas kekalahannya. Selepas itu, Kerajaan Belanda didirikan

pada 1815 dengan meliputi kawasan yang dikenali pada hari ini sebagai Belgia dan

Luxemburg. Belgia mendapat kemerdekaan pada 1830, sedangkan Luxemburg

berpisah selepas kematian Raja Willem III. Pada abad ke-19, Belanda sudah menjadi

sebuah negara industri yang sebanding dengan negara negara tetangganya.

Pada abad ke-19. Belanda dapat dikategorikan 'lamban' dalam proses

industrialisasi jika dibandingkan oleh negara tetangganya, terutama karena

ketergantungannya terhadap infrastruktur air dan kekuatan angin. Belanda bersifat

22

Page 23: BAB 1,2,3 Pknkhuw

netral semasa Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Belanda ditaklukkan oleh Nazi

pada Mei 1940 pada saat perang dunia ke II, dan memaksanya untuk menjadi anggota

sekutu. Belanda secara sekejap dalam masa itu untuk didominasi oleh Nazi. Lebih

dari 100000 Yahudi-Belanda dibunuh semasa itu. Perkumpulan Bersenjata Abad ke-

21 (The 21st Century Army Group) melaksanakan operasi militer yang bertujuan

untuk membebaskan Belanda setelah pertentangan oleh warga Normandy, Inggris,

Kanada, Polandia dan Amerika yang bertempur di Belanda mulai dari tahun 1944

sampai Belanda dibebaskan tahun 1945. Selepas perang, ekonomi Belanda menjadi

semakin maju dengan Belanda menjadi anggota Benelux dan Komunitas Eropa.

Belanda juga menjadi anggota NATO.

Belanda merupakan negara perintis Uni Eropa saat pendirian organisasi itu

pada 1992. 2

STATUS PERSONAL

Belanda adalah Negara yang dalam sistem jurisprudensinya menganut sistem

status personal.

Istilah status personal ( statute personalia, personal status, statut personnel3,

personalen statut, personeel statuut ) berasal dari madzhab Itali, zaman

possglassatoren dari abad 13 sampai abad 154.

Statuta personalia adalah kelompok kaidah – kaidah yang mengikuti

seseorang dimana pun dia pergi. Kaidah – kaidah seperti ini dengan demikian

memiliki lingkungan-kuasa-berlaku serta ekstra-teritorial atau universal5, tidak

terbatas pada teritoral suatu Negara.

Mengenai apa yang termasuk dalam istilah “status personal” ini tidak terdapat

kata sepakat, sejak dahulu hingga sekarang pendapat para ahli adalah berbeda

mengenai persoalan kualifikasi ini6. Pada masing – masing Negara terdapat konsepsi

yang berbeda tentang apa yang termasuk dalam bidang ini.

23

Page 24: BAB 1,2,3 Pknkhuw

Walau terdapat perbedaan mengenai apa yang diartikan dalam istilah ini,

boleh dikatakan terdapat kata sepakat tentang inti dalam pengertiannya yakni yang

dimaksud dengannya adalah kedudukan hukum seseorang yang umumnya ditentukan

oleh kedudukan suatu Negara dan ia dianggap terikat secara permanen.

Menurut konsepsi yang luas, istilah ini diartikan:7wewenang untuk memiliki

hak – hak hukum pada umumnya, yang oleh Jerman disebut Recthsfahigkeit8, dan

dalam bahasa Prancis disebut Capacite de Joussance. Di dalamnya termasuk pula

perlindungan dari kepentingan perseorangan, seperti kehormatan, nama, dan

perusahaan dagang. Dan yang terpenting adalah termasuk pula di dalamnya masalah

keluarga.

Konsepsi ini kita saksikan antara lain dalam perjanjian – perjanjian antara

Negara – Negara barat dengan Negara – Negara timur (oriental ), dimana orang –

orang asing dikecualikan dari jurisdiksi pengadilan – pengadilan dalam soal – soal

yang termasuk hukum pribadi ( personal law ).

Perjanjian antara USA dan Persia pada tahun 1928, dimana di dalamnya

terdapat pengecualian tertentu mengenai peradilan dalam perkara – perkara yang

menyangkut status personal terhadap warga amerika yang bukan islam. Ditentukan

bahwa warga Persia di Amerika memperoleh the most favored nation mengenai

perkara - perkara status personal. Sehingga, warga Amerika non muslim di Persia

akan tetap tunduk dibawah hukum nasional mereka berkenaan dengan hal – hal yang

bersangkutan dengan hukum personal yang luas.

Personal status dalam konsepsi yang sempit, pada konsepsi luasnya dibatasi

oleh praktik hukum yang didukung oleh penulis – penulis. Menurut Battifol

jurisprudensi Prancis tidak membenarkan konsepsi yang luas seperti yang

dikehendaki oleh “doctrine personnaliste”9. Yang hanya termasuk dalam “I’etat des

personnes” ialah kaidah – kaidah yang berkenaan dengan identification, indiduelle,

24

Page 25: BAB 1,2,3 Pknkhuw

seperti nama, domisili, nasionalitas, status perdata dan hubungan – hubungan

familinya.

Tujuan dari status ini adalah untuk memelihara “social institution”. Dari

perumusan ini tampak berbagai corak terpenting, yaitu pertama, bahwa status ini

hanya dilimpahkan Negara pada perseorangan, kedua, bahwa hal yang merupakan

kepentingan umum atau masyarakat, ketiga, bahwa status ini tidak dapat diperoleh

sesuai dengan kehendak perorangan, keempat, universalitasnya.

____________________________________________________________________

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda2. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah Belanda3. Bdgk. Lerebours-Pigeonnierre-Leussouarn no. 333 dst4. HPI, I , 122,dst5. Bdgk. Graveson 1946. HPI, II, bab VII, 418,dst7. perincian menurut Rabel, I, 1108. Bdgk. Schnitzer,I, 2699. Dari 11-7 1928, Bdgk. Batiffol Legal Essay Yntema, 295, dst.

25

Page 26: BAB 1,2,3 Pknkhuw

BAB III

KESIMPULAN

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum Indonesia yang nilai –

nilainya sudah ada pada kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu. Dengan landasan

utamanya adalah asas kekeluargaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam sila – sila Pancasila terdapat saling keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan

atau ditegakkan secara tunggal tanpa yang lain. Sehingga apabila salah satu silanya

tidak dijalankan, maka akan timbul suatu ketimpangan dalam kehidupan dan

pemerintahannya.

Perbedaan dengan Belanda dalam perundang – undangannya adalah Indonesia

menggunakan sistem nasionalitas sedangkan Belanda mengedepankan personal

statusnya, yang di adobsi dari perudangan Negara – Negara lain seperti Inggris,

Perancis dan Amerika.

DAFTAR PUSTAKA

26

Page 27: BAB 1,2,3 Pknkhuw

1. DR. Kaelan M,S, Pendidikan Pancasila, Paradigma Jogjakarta

2. Melik Fajar, Ahmad, Pancasila dasar filsafat Negara

3. Pendidikan Kewarganegaraan, ICCE UIN Jakarta

4. Encyclopaedia Brittanica 2006

5. Gautama, Prof. Dr. Sudarjo, Hukum Perdata Internasional, Alumni Bandung 1995

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda

27