4. bab 1,2,3
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, tidak
terkecuali di bidang kesehatan.1 Didukung oleh keadaan sosial ekonomi
yang baik, hal ini menyebabkan peningkatan angka harapan hidup penduduk
di dunia, bahkan saat ini Indonesia sendiri telah memasuki era penduduk
struktur lansia.1Angka Harapan Hidup (AHH) atau Usia Harapan Hidup
(UHH)adalah perkiraan ratarata lama hidup yang dicapai oleh sekelompok
penduduk, mulai lahir sampai.! Sedangkan pengertian lansia menurut UU
"egara #epublik Indonesia "o 1$ %ahun 1&&' adalah seseorang yang telah
mencapai usia tahun.$
*erdasarkan data yang dirilis +ementerian +esehatan #epublik
Indonesia pada tahun ! usia harapan hidup di Indonesia adalah ,!
tahun. Angka ini meningkat men-adi , tahun pada tahun !&, dan akan
men-adi ! tahun pada tahun !1. /ada tahun ! Indonesia memiliki
1,$ -uta -i0a lansia. Satu dekade kemudian, yaitu tahun !1, -umlah
penduduk lansia di Indonesia adalah ! -uta -i0a. Angka tersebut
diperkirakan akan terus bertambah, antara lain men-adi !',' -uta -i0a di
tahun !! dan ' -uta -i0a pada tahun !.,,
/eningkatan usia harapan hidup akan mengakibatkan transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya angka kesakitan
karena penyakit degenerati2e.
/roses penuaan secara umum memiliki kecenderungan ter-adinya
penurunan kapasitas 3ungsional baik pada tingkat selular maupun pada
tingkat organ se-alan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas
3ungsional tersebut, pada orang lan-ut usia biasanya ter-adi penurunan
respon pada berbagai rangsangan, baik internal maupun eksternal.
4enurunnya respon tersebut cenderung membuat orang usia lan-ut sulit
untuk memelihara kestabilan homeostatis tubuh. Salah satunya adalah
1
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
2/22
inkontinensia urin, yaitu keluarnya urin yang tidak terkendali. Inkontinensia
urin merupakan masalah kesehatan yang cukup sering di-umpai pada pasien
geriatri, khususnya perempuan,,' dan menimbulkan masalah 3isik dan
psikososial, seperti dekubitus, -atuh, depresi, dan isolasi sosial pada lansia.
BAB 2
2
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
3/22
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Inkontinensia urin adalah keluarnya urin yang tidak terkendali
sehingga menimbulkan masalah higiene dan sosial.
Dari aspek klinis praktis, inkontinensia urin dide3inisikan sebagai
keluarnya urin yang tidak dikehendaki tanpa memperlihatkan 3rekuensi dan
-umlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienis penderitanya.'
2.2 Epidei!l!gi
/re2alensi inkontinensia urin sulit ditentukan dengan pasti.'
/re2alensinya meningkat seiring dengan peningkatan umur.' /erempuan
lebih sering mengalami inkontinensia urin daripada lakilaki',11 dengan
perbandingan 1,51.' Sur2ei yang dilakukan oleh Di2isi 6eriatri *agian
Ilmu /enyakit Dalam #SU/" Dr. 7ipto 4angunkusumo di /oliklinik
6eriatri #SU/" Dr. 7ipto 4angunkusumo (!$) terhadap 1& pasiengeriatri mendapatkan angka ke-adian inkontinensia urin tipe stres pada laki
laki sebesar !,8 dan perempuan sebesar $!,8.' Sedangkan hasil
penelitian di India terhadap $ 0anita berbagai umur menun-ukkan
bah0a pre2alensi inkontinensia urin sebesar !1,'8 dan !,'8 nya memiliki
usia 1 tahun.',&
2." Eti!l!gi
Seiring dengan bertambahnya usia, ter-adi beberapa perubahan pada
anatomi dan 3ungsi organ untuk berkemih,',1antara lain melemahnya otot
dasar panggul akibat multigra2ida, kebiasaan menge-an yang salah, atau
batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni.
Selain itu, adanya kontraksi abnormal dari dinding kandung kemih,
sehingga 0alaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan
rasa ingin berkemih.1
3
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
4/22
/enyebab inkontinensia urin antara lain terkait dengan gangguan di
saluran kemih bagian ba0ah, e3ek obatobatan, produksi urin meningkat
atau adanya gangguan kemampuan9keinginan ke toilet. 6angguan saluran
kemih bagian ba0ah bisa karena in3eksi. :ika ter-adi in3eksi saluran kemih,
maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila 2aginitis atau
uretritis atro3i penyebabnya, maka dilakukan terapi estrogen topical. %erapi
perilaku harus dilakukan -ika pasien baru men-alani prostatektomi.
Inkontinensia urin -uga bisa ter-adi karena produksi urin berlebih karena
berbagai sebab. 4isalnya gangguan metabolik, seperti diabetes melitus,
yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan
yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersi3at diuretika
seperti ka3ein.
6agal -antung kongesti3 -uga bisa men-adi 3aktor penyebab produksi
urin meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. 6angguan
kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik, trauma, atau
gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke
toilet secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. Apabila
penyebabnya adalah masalah psikologis, maka hal itu harus disingkirkan
dengan terapi non 3armakologik atau 3armakologik yang tepat. /asien lansia,
kerap mengonsumsi obatobatan tertentu karena penyakit yang dideritanya
yang men-adi 3aktor pencetus inkontinensia urin. :ika kondisi ini yang
ter-adi, maka penghentian atau penggantian obat -ika memungkinkan,
penurunan dosis atau modi3ikasi -ad0al pemberian obat.
6olongan obat yang berkontribusi pada inkontinensia urin, antara lain,
diuretika, antikolinergik, analgesik, narkotik, antagonis adrenergic al3a,
agonic adrenergic al3a, A7; inhibitor, dan kalsium antagonik. 6olongan
psikotropika seperti antidepresi, antipsikotik, dan sedati3 hipnotik -uga
memiliki andil dalam inkontinensia urin. +a3ein dan alkohol -uga berperan
dalam ter-adinya inkontinensia urin. Selain halhal yang disebutkan diatas
inkontinensia urin -uga ter-adi akibat kelemahan otot dasar panggul, karena
kehamilan, pasca melahirkan, kegemukan (obesitas), menopause, usia
4
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
5/22
lan-ut, kurang akti2itas dan operasi 2agina. /enambahan berat dan tekanan
selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul
karena tertekan selama masa mengandung.
/roses persalinan -uga dapat membuat otototot dasar panggul rusak
akibat regangan otot dan -aringan penun-ang serta robekan -alan lahir,
sehingga dapat meningkatkan risiko ter-adinya inkontinensia urin. Dengan
menurunnya kadar hormon estrogen pada 0anita di usia menopause (
tahun ke atas), akan ter-adi penurunan tonus otot 2agina dan otot pintu
saluran kemih (uretra), sehingga menyebabkan ter-adinya inkontinensia
urin.
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
6/22
&a'ar 1. +omponenkomponen struktural proses berkemih normal.'
/roses berkemih normal merupakan proses dinamis yang memerlukan
rangkaian koordinasi proses 3isiologik berurutan yang pada dasarnya dibagi
men-adi ! 3ase yaitu, 3ase pengisisan, dengan kandung kemih ber3ungsi
sebagai reservoar urine yang masuk secara berangsurangsur dari ureter,
dan 3ase miksi dengan kandung kemih be3ungsi sebagai pompa serta
menuangkan urin melalui uretra dalam 0aktu relati3 singkat. /ada keadaan
normal selama 3ase pengisian tidak ter-adi kebocoran urin, 0alaupun
kandung kemih penuh atau tekanan intraabdomen meningkat seperti
se0aktu batuk, meloncatloncat atau kencing. /eningkatan isi kandung
kemih memperbesar keinginan ini dan pada keadaan normal tidak ter-adi
kebocoran di luar kesadaran. /ada 3ase pengosongan, isi seluruh kandung
kemih dikosongkan sama sekali. =rang de0asa dapat mempercepat atau
memperlambat miksi menurut kehendaknya secara sadar, tanpa dipengaruhi
kuatnya rasa ingin kencing. 7ara ker-a kandung kemih yaitu se0aktu 3ase
pengisian otot kandung kemih tetap relaksasi sehingga meskipun 2olume
kandung kemih meningkat, tekanan di dalam kandung kemih tetap rendah.
6
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
7/22
Sebaliknya otototot yang merupakan mekanisme penutupan selalu dalam
keadaan kontraksi untuk menutup aliran ke uretra. Se0aktu miksi, tekanan
di dalam kandung kemih meningkat karena kontraksi akti3 ototototnya,
sementara ter-adi relaksasi mekanisme penutup di dalam uretra. Uretra
membuka dan urin memancar keluar. Ada semacam ker-asama antara otot
otot kandung kemih dan uretra, baik semasa 3ase pengisian maupun se0aktu
3ase pengeluaran. /ada kedua 3ase itu urin tidak boleh mengalir balik ke
dalam ureter (re3luks).
/roses berkemih normal melibatkan mekanisme 2olunter dan
in2olunter. S3ingter uretra eksternal dan otot dasar panggul berada diba0ah
kontrol 2olunter dan disuplai oleh sara3 pudenda, sedangkan m. detrusor
kandung kemih dan s3ingter uretra internal berada di ba0ah kontrol sistem
sa3ar otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak. +andung kemih
terdiri atas lapisan, yakni lapisan serosa, lapisan otot detrusor, lapisan
submukosa dan lapisan mukosa.
7
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
8/22
+etika otot detrusor berelaksasi, pengisian kandung kemih ter-adi dan
bila otot kandung kemih berkontraksi pengosongan kandung kemih atau
proses berkemih berlangsung. otot detrusor adalah otot kontraktil yang
terdiri atas beberapa lapisan kandung kemih. 4ekanisme detrusor meliputi
otot detrusor, sara3 pel2is, medula spinalis dan pusat sara3 yang mengontrol
berkemih. +etika kandung kemih seseorang mulai terisi oleh urin,
rangsangan sara3 diteruskan melalui sara3 pel2is dan medula spinalis ke
pusar sara3 kortikal dan subkortikal. /usat subkortikal (pada ganglia basal
dan serebelum) menyebabkan kandung kemih berelaksasi sehingga dapat
mengisi tanpa menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih.
+etika pengisian kandung kemih berlan-ut, rasa penggebungan kandung
kemih disadari, dan pusat kortikal (pada lobus 3rontal), beker-a menghambat
pengeluaran urin. 6angguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat
atau penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran urin.
+omponen penting dalam mekanisme s3ingter adalah hubungan urethra
dengan kandung kemih dan rongga perut. 4ekanisme s3ingter berkemih
memerlukan agulasi yang tepat antara urethra dan kandung kemih.
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
9/22
2.( Pr!ses )en*a dan Ink!ntinensia Urin
Inkontinensia pada usia lan-ut bukan merupakan kondisi normal,
namun merupakan 3aktor predisposisi ter-adinya inkontinensia urin.'
*erbagai perubahan anatomis dan 3isiologis ter-adi pada orang tua.'
/erubahanperubahan tersebut berkaitan dengan penurunan kadar estrogen
pada perempuan dan hormon androgen pada laklaki.'
/ada dinding kandung kemih ter-adi peningkatan 3ibrosis dan
kandungan kolagen, sehingga mneyebabkan 3ungsi kontraktil tidak e3ekti3
lagi, dan mudah terbentuk trabekulasi sampai di2ertikel.'Selain itu -uga
ter-adi atro3i mukosa, perubahan 2askularisasi submukosa, dan menipisnya
lapisan otot uretra, sehingga ter-adi penurunan tekanan penutupan uretra.'
Dasar panggul mempunyai peran penting dalam mempertahankan
miksi. 4elemahnya 3ungsi dasar panggul disebabkan berbagai 3aktor
3isiologis dan patologis (trauma, operasi).' /erbahan 3isiologis dasar
panggul tercantum pada tabel di ba0ah ini.'
Ta'el 1. /erubahanperubahan 3isiologik terkait /roses 4enua
pada Saluran +emih *a0ah.'
+andung kemih /erubahan 4or3ologis
> %rabekulasi?
> Sara3 otonom @
> /embentukan di2ertikula
/erubahan +apasitas @
> +emampuan menahan kemcing @
> +ontraksi in2olunter ?
> olume residu setelah berkemih ?Uretra /erubahan 4or3ologis
> +omponen seluler @
> Deposit kolagen ?
/erubahan %ekanan penutupan @
/rostat Hiperplasia dan membesar
agina +omponen seluler @
4ukosa atro3i
Dasar /anggul Deposit kolagen ?
#asio -aringan ikatotot ?
=tot melemah
9
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
10/22
Secara keseluruhan perubahan akibat proses menua pada sistem
urogenital menyebabkan posisi kandung kemih prolaps sehingga
melemahkan tekanan akhiran kemih keluar.'
/ada usia lan-ut biasanya ada beberapa -enis inkontinensia urin yaitu
ada inkontinensia urin tipe stress, inkontinensia tipe urgensi, tipe 3ungsional
dan tipe o2er3lo0.'/ato3isiologi yang akan dibahas adalah inkontinensia
urin tipe stress dimana inkontinensia urin tipe stres merupakan inkontinensia
urin yang paling banyak di-umai pada perempuan. Ada sebuah penelitian
yang melaporkan bah0a inkontinensia urin stres ternyata tidak hanya
disebabkan oleh kegagalan penyokong ureter tetapi -uga karena penutupan
leher 2esika yang tidak adekuat dan gangguan pada sestem kendali
kontinensia urin (neuromuskular). /emahaman itu memicu kesimpulan
bah0a tatalaksana yang diberikan pada perempuan dengan inkontinensia
urin harus disesuaikan dengan -enis inkontinensia urin dan penyebab
kerusakanB sebaiknya tatalaksana ini tidak disamaratakan untuk semua kasus
inkontinensia urin. Untuk lebih memahami pato3isiologinya, inkontinensia
urin akan dibahas dengan pendekatan anatomi dan 3isiologi.
10
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
11/22
6ambar !. %ampak lateral mekanisme kontinensia yang memperlihatkan
pendesakan 3asia endopel2is menu-u 3ascia arkus tendinosus pel2is dan otot
le2ator ani.
Irisan lateral organ panggul pada gambar ! menun-ukkan anatomi
yang berkaitan dengan sistem kendali kontinensia. *eberapa komponen
penting yang berperan ialah otot le2ator ani yang ber-alan dari tulang pubis
menu-u ke s3ingter ani dibalik rectum untuk menyokong organ pel2is. =tot
itu ber-alan disebelah lateral 3ascia arkus tendinosus pel2is yang merupakan
3asia endopel2is yang menghubungkan tulang pubis dengan spina isiadika.
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
12/22
lantai keras yang mendasari. :ika lapisan diba0ah uretra tidak stabil dan
tidak memberikan tahanan yang kokoh terhadap tekanan abdominal yang
menekan uretra, maka tekanan yang berla0anan akan menyebabkan
hilangnya penutupan dan ker-a oklusi akan berkurang. +ondisi yang ter-adi
selan-utnya dapat diibaratkan seperti saat seseorang mencoba menghentikan
aliran air melalui selang taman dengan mengin-ak selang yang berada di atas
tanah liat.
Analog tersebut -uga dapat men-elaskan mengapa pada inkontinensia
urin dapat terbentuk sistoureterokel yang besar dan pada pasien dengan
uretra yang terletak -auh diba0ah posisi normal sering kali tidak dapat
men-alankan 3ungsi kontinensia dengan baik. :ika lapisan suburetral dapat
mempertahankan stabilitasnya maka mekanisme itu dipertahankan e3ekti3
(gambar $).
&a'ar ". A. tekanan abdominal medesak uretra terhadap penyokong
uretra. *. /ada gambar ini, -aringan penyokong tidak stabil sehingga tidak
membentuk -aringan yang kokoh saat uretra ditekan. 7. Sistouretrokelterbentuk saat uretra terletak lebih rendah dari normal tetapi memiliki lapisan
penyokong kuat yang memungkinkan kompresi uretra.
2.+ Diagn!sis
Ananesis
/ada inkontinensia urin, pasien datang dengan keluhan sering
tidak dapat menahan kencing sehingga sering kencing dicelana sebelum
sampai ke kamar mandi. /assien -uga mengatakan kadang saat terta0a
12
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
13/22
terbahak, tanpa sadar terkencingkencing. Sedangkan penyakit -antung,
darah tinggi, kencing manis sebelumnya tidak ada.
Peeriksaan $isik',1
%u-uan pemeriksaan 3isik adalah mengenali pemicu inkontinensia
urin dan membantu menetapkan pato3isiologinya. Selain pemeriksaan
3isik umum yang selalu harus dilakukan, pemeriksaan terhadap
abdomen, genitalia, rectum, 3ungsi neurologis, dan pel2is (pada 0anita)
sangat diperlukan.
/emeriksaan abdomen harus mengenali adanya kandung kemih
yang penuh, rasa nyeri, massa, atau ri0ayat pembedahan.
+ondisi kulit dan abnormalitas anatomis harus diidenti3ikasi
ketika memeriksa genitalia.
/emeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan
adanya obstipasi atau skibala, dan e2aluasi tonus s3ingter, sensasi
perineal, dan re3leks bulboka2ernosus. "odul prostat dapat dikenali pada
saat pemeriksaan rectum.
/emeriksaan pel2is menge2aluasi adanya atro3i mukosa, 2aginitis
atro3i, massa, tonus otot, prolaps pel2is, dan adanya sistokel atau
rektokel.
;2aluasi neurologis sebagian diperoleh saat pemeriksaan rectum
ketika pemeriksan sensasi perineum, tonus anus, dan re3les
bulboka2ernosus. /emeriksaan neurologis -uga perlu menge2aluasi
penyakitpenyakit yang dapat diobati seperti kompresi medula spinalis
dan penyakit parkinson.
/emeriksaan 3isik seyogyanya -uga meliputi pengka-ian tehadap
status 3ungsional dan kogniti3, memperhatikan apakah pasien menyadari
keinginan untuk berkemih dan mengunakan toilet.
Peeriksaan Pen*n,ang
13
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
14/22
4enurut =uslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu
dilakukan untuk mengidenti3ikasi 3aktor yang potensial mengakibatkan
inkontinensia, mengidenti3ikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe
inkontinensia.
4engukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan cara
setelah buang air kecil, pasang kateter, urin yang keluar melalui kateter
diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pel2is, bila sisa urin C
1 cc berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat.
Urinalisis
Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk mendeteksi
adanya 3aktor yang berperan terhadap ter-adinya inkontinensia urin
seperti hematuri, piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. %es
diagnostik lan-utan perlu dilan-utkan bila e2aluasi a0al didiagnosis
belum -elas. %es lan-utan tersebut adalah5
La'!rat!ri* ta'a%an
+ultur urin, blood urea nitrogen, creatinin, kalsium glukosa sitologi.
Tes *r!dinaik
Untuk mengetahui anatomi dan 3ungsi saluran kemih bagian ba0ah.
Tes tekanan *ret%ra
4engukur tekanan di dalam urethra saat istirahat dan saat dinamis.
-adi!l!gi
Imagingtes terhadap saluran perkemihan bagian atas dan ba0ah.
2. Klasifikasi Ink!ntinensia Urin
Inkontinensia %ransien atau Akut
4erupakan episode inkontinensia sementara yang hilang ketika
penyebab episode teridenti3ikasi dan diobati. Inkontinensia transien
memiliki onset yang mendadak, biasanya dihubungkan dengan
penggunaan obatobatan atau penyakit akut.
14
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
15/22
/asien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak
dapat pergi ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. *ila
delirium teratasi maka inkontinensia urin umumnya -uga akan teratasi.
Setiap kondisi yang menghambat mobilisasi pasien dapat memicu
timbulnya inkontinensia urin 3ungsional atau memburuknya
inkontinensia persisten, seperti 3raktur tulang pinggul, stroke, arthritis
dan sebagainya.
#esistensi urin karena obatobatan, atau obstruksi anatomis dapat
pula menyebabkan inkontinensia urin. +eadaan in3lamasi pada 2agina
dan urethra (2aginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia
urin. +onstipasi -uga sering menyebabkan inkontinensia akut.
*erbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu
ter-adinya inkontinensia urin, seperti glukosuria atau kalsiuria. 6agal
-antung dan insu3isiensi 2ena dapat menyebabkan edema dan nokturia
yang kemudian mencetuskan ter-adinya inkontinensia urin nokturnal.
*erbagai macam obat -uga dapat mencetuskan ter-adinya inkontinensia
urin seperti 7alcium 7hannel *locker, agonist adrenergic al3a, analgesic
narcotic, psikotropik, antikolinergik dan diuretic.
Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut
re2ersible dapat menggunakan akronim (#esnick 1&') di ba0ah ini 5
D 5Delirium
I 5Infection of urinary tract or other infection
A 5Atrophic urethritis and vaginitis
/ 5Pharmaceutical (diuretics, anticholinergic, antihistamine, Ca
channel blocker)
/ 5Psychological Problems, especially depression
15
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
16/22
; 5 Ecess urine output (eg! congestive heart failure,
hyperglycaemia)
# 5"estricted mobility
S 5#tool impaction
Inkontinensia Urin /ersisten atau +ronik
Inkontinensia urin persisten dapat diklasi3ikasikan dalam berbagai
cara, meliputi anatomi, pato3isiologi dan klinis. Untuk kepentingan
praktek klinis, klasi3ikasi klinis lebih berman3aat karena dapat membantu
e2aluasi dan inter2ensi klinis.
+ategori klinis meliputi 5
a. Inkontinensia urin stress (stres inkontinence)
%ak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan
intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga.
Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul,
merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di
ba0ah tahun. ebih sering ter-adi pada 0anita tetapi mungkin
ter-adi pada lakilaki akibat kerusakan pada s3ingter urethra setelah
pembedahan transurethral dan radiasi. /asien mengeluh
mengeluarkan urin pada saat terta0a, batuk, atau berdiri. :umlah urin
yang keluar dapat sedikit atau banyak.
16
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
17/22
b. Inkontinensia urin urgensi (urgency inkontinence)
+eluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi
keinginan berkemih. Inkontinensia urin -enis ini umumnya dikaitkan
dengan kontraksi detrusor tak terkendali (detrusor o2eracti2ity).
4asalahmasalah neurologis sering dikaitkan dengan inkontinensia
urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit /arkinson, demensia dan
cedera medula spinalis. /asien mengeluh tak cukup 0aktu untuk
sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga
timbul peristi0a inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini
merupakan penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas
tahun. Satu 2ariasi inkontinensia urgensi adalah hiperakti3itas
detrusor dengan kontraktilitas yang terganggu. /asien mengalami
kontraksi in2olunter tetapi tidak dapat mengosongkan kandung kemih
sama sekali. 4ereka memiliki ge-ala seperti inkontinensia urin stress,
o2er3lo0 dan obstruksi. =leh karena itu perlu untuk mengenali
kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain
sehingga penanganannya tidak tepat.
/. Inkontinensia urin luapan 9 o2er3lo0 (o2er3lo0 incontinence)
%idak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi
kandung kemih yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksianatomis, seperti pembesaran prostat, 3aktor neurogenik pada
diabetes melitus atau sclerosis multiple, yang menyebabkan
berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih, dan 3aktor
3aktor obatobatan. /asien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin
tanpa adanya sensasi bah0a kandung kemih sudah penuh.
17
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
18/22
d. Inkontinensia urin 3ungsional
4emerlukan identi3ikasi semua komponen tidak terkendalinya
pengeluaran urin akibat 3aktor3aktor di luar saluran kemih. /enyebab
tersering adalah demensia berat, masalah muskuloskeletal berat,
3aktor lingkungan yang menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar
mandi, dan 3aktor psikologis.
2.0 K!plikasiInkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi in3eksi saluran
kemih, lecet pada area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu
lembab, serta -atuh dan 3raktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer.
2. Penatalaksanaan
/ada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi.
Akan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa dicoba dengan terapi
konser2ati3. atihan otot dasar panggul adalah terapi non operati3 yang
paling populer, selain itu -uga dipakai obatobatan, stimulasi dan pemakaian
alat mekanis.
/enatalaksanaan inkontinensia urin menurut 4uller adalah mengurangi
3aktor resiko, mempertahankan homeostasis, mengontrol inkontinensia urin,
modi3ikasi lingkungan, medikasi, latihan otot pel2is dan pembedahan.
%erapi non 3armakologi
Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya
inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, in3eksi saluran kemih,
diuretik, gula darah tinggi, dan lainlain. Adapun terapi yang dapat
dilakukan adalah5
4elakukan latihan menahan kemih (memperpan-ang inter2al 0aktu
berkemih) dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga 3rek0ensi
18
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
19/22
berkemih E9hari. ansia diharapkan dapat menahan keinginan
untuk berkemih bila belum 0aktunya. ansia dian-urkan untuk
berkemih pada inter2al 0aktu tertentu, mulamula setiap -am,
selan-utnya diperpan-ang secara bertahap sampai lansia ingin
berkemih setiap !$ -am.
4embiasakan berkemih pada 0aktu0aktu yang telah ditentukan
sesuai dengan kebiasaan lansia.
/romted 2oiding dilakukan dengan cara menga-ari lansia mengenal
kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau
pengasuhnya bila ingin berkemih. %eknik ini dilakukan pada lansia
dengan gangguan 3ungsi kogniti3 (berpikir).
4elakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot
dasar panggul secara berulangulang. Adapun caracara
mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara 5
o *erdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan
terbuka, kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri F 1
kali, ke depan ke belakang F 1 kali, dan berputar searah dan
berla0anan dengan -arum -am F 1 kali.
o 6erakan seolaholah memotong 3eses pada saat kita buang air besar
dilakukan F 1 kali.
o Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul men-adi lebih kuat dan
urethra dapat tertutup dengan baik.
%erapi 3armakologi
=batobat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah
antikolinergik seperti =Eybutinin, /ropantteine, Dicylomine,
3la2oEate, Imipramine.
/ada inkontinensia stress diberikan al3a adrenergic agonis, yaitu
pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra.
19
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
20/22
/ada s3ingter relaE diberikan kolinergik agonis seperti *ethanechol
atau al3akolinergik antagonis seperti praGosin untuk stimulasikontraksi, dan terapi diberikan secara singkat.
%erapi pembedahan
%erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan
urgensi, bila terapi non 3armakologis dan 3armakologis tidak berhasil.
Inkontinensia tipe o2er3lo0 umumnya memerlukan tindakan pembedahan
untuk menghilangkan retensi urin. %erapi ini dilakukan terhadap tumor,
batu, di2ertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pel2ic (pada 0anita).
4odalitas lain
Sambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang
menyebabkan inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa alat
bantu bagi lansia yang mengalami inkontinensia urin, diantaranya adalah
pampers, kateter, dan alat bantu toilet seperti urinal, komod dan bedpan.
/ampers
Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana
pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin. "amun
pemasangan pampers -uga dapat menimbulkan masalah seperti luka
lecet bila -umlah air seni melebihi daya tampung pampers sehingga air
seni keluar dan akibatnya kulit men-adi lembab, selain itu dapat
menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan alergi.
20
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
21/22
+ateter
+ateter menetap tidak dian-urkan untuk digunakan secara rutin
karena dapat menyebabkan in3eksi saluran kemih, dan -uga ter-adi
pembentukan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara
yang merupakan alat yang secara rutin digunakan untuk
mengosongkan kandung kemih. %eknik ini digunakan pada pasien
yang tidak dapat mengosongkan kandung kemih. "amun teknik ini
-uga beresiko menimbulkan in3eksi pada saluran kemih.
Alat bantu toilet
Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia
lan-ut yang tidak mampu bergerak dan men-alani tirah baring. Alat
bantu tersebut akan menolong lansia terhindar dari -atuh serta
membantu memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan
toilet.
2.1/rognosis
Inkontinensia urin tipe sterss biasanya dapat diatasi dengan latihan otot
dasar panggul, prognesia cukup baik.
Inkontinensia urin tipe urgensi atau o2eracti2e blader umumnya dapatdiperbaiki dengan obat obat golongan antimuskarinik, prognosis cukup
baik.
Inkontinensia urin tipe o2er3lo0, tergantung pada penyebabnya (misalnya
dengan mengatasi sumbatan 9 retensi urin).
21
-
7/24/2019 4. BAB 1,2,3
22/22
BAB III
KESI)PULAN
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan kencing. Anamnesis
dan pemeriksaan 3isik yang baik, dengan beberapa prosedur diagnostik yang
diperlukan mempunyai hasil yang baik untuk menegakkan diagnosis gangguan
ini. :enis inkontinensia urine yang utama yaitu inkontinensia stres, urgensi, luapan
dan 3ungsional.
Inkontinensia pada usia lan-ut bukan merupakan kondisi normal, namunmerupakan 3aktor predisposisi ter-adinya inkontinensia urin. *erbagai perubahan
anatomis dan 3isiologis ter-adi pada orang tua. /erubahanperubahan tersebut
berkaitan dengan penurunan kadar estrogen pada perempuan dan hormon
androgen pada laklaki. /ada dinding kandung kemih ter-adi peningkatan 3ibrosis
dan kandungan kolagen, sehingga mneyebabkan 3ungsi kontraktil tidak e3ekti3
lagi, dan mudah terbentuk trabekulasi sampai di2ertikel. Selain itu -uga ter-adi
atro3i mukosa, perubahan 2askularisasi submukosa, dan menipisnya lapisan otot
uretra, sehingga ter-adi penurunan tekanan penutupan uretra .
/enatalaksanaan konser2ati3 dilakukan pada kasus inkompeten s3ingter
uretra sebelum terapi bedah. *ila dasar inkontinensia neurogen atau mental maka
pengobatan disesuaikan dengan 3aktor penyebab.
22