4. bab 1,2,3

Upload: aaliafegitri

Post on 23-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, tidak

    terkecuali di bidang kesehatan.1 Didukung oleh keadaan sosial ekonomi

    yang baik, hal ini menyebabkan peningkatan angka harapan hidup penduduk

    di dunia, bahkan saat ini Indonesia sendiri telah memasuki era penduduk

    struktur lansia.1Angka Harapan Hidup (AHH) atau Usia Harapan Hidup

    (UHH)adalah perkiraan ratarata lama hidup yang dicapai oleh sekelompok

    penduduk, mulai lahir sampai.! Sedangkan pengertian lansia menurut UU

    "egara #epublik Indonesia "o 1$ %ahun 1&&' adalah seseorang yang telah

    mencapai usia tahun.$

    *erdasarkan data yang dirilis +ementerian +esehatan #epublik

    Indonesia pada tahun ! usia harapan hidup di Indonesia adalah ,!

    tahun. Angka ini meningkat men-adi , tahun pada tahun !&, dan akan

    men-adi ! tahun pada tahun !1. /ada tahun ! Indonesia memiliki

    1,$ -uta -i0a lansia. Satu dekade kemudian, yaitu tahun !1, -umlah

    penduduk lansia di Indonesia adalah ! -uta -i0a. Angka tersebut

    diperkirakan akan terus bertambah, antara lain men-adi !',' -uta -i0a di

    tahun !! dan ' -uta -i0a pada tahun !.,,

    /eningkatan usia harapan hidup akan mengakibatkan transisi

    epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya angka kesakitan

    karena penyakit degenerati2e.

    /roses penuaan secara umum memiliki kecenderungan ter-adinya

    penurunan kapasitas 3ungsional baik pada tingkat selular maupun pada

    tingkat organ se-alan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas

    3ungsional tersebut, pada orang lan-ut usia biasanya ter-adi penurunan

    respon pada berbagai rangsangan, baik internal maupun eksternal.

    4enurunnya respon tersebut cenderung membuat orang usia lan-ut sulit

    untuk memelihara kestabilan homeostatis tubuh. Salah satunya adalah

    1

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    2/22

    inkontinensia urin, yaitu keluarnya urin yang tidak terkendali. Inkontinensia

    urin merupakan masalah kesehatan yang cukup sering di-umpai pada pasien

    geriatri, khususnya perempuan,,' dan menimbulkan masalah 3isik dan

    psikososial, seperti dekubitus, -atuh, depresi, dan isolasi sosial pada lansia.

    BAB 2

    2

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    3/22

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Inkontinensia urin adalah keluarnya urin yang tidak terkendali

    sehingga menimbulkan masalah higiene dan sosial.

    Dari aspek klinis praktis, inkontinensia urin dide3inisikan sebagai

    keluarnya urin yang tidak dikehendaki tanpa memperlihatkan 3rekuensi dan

    -umlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienis penderitanya.'

    2.2 Epidei!l!gi

    /re2alensi inkontinensia urin sulit ditentukan dengan pasti.'

    /re2alensinya meningkat seiring dengan peningkatan umur.' /erempuan

    lebih sering mengalami inkontinensia urin daripada lakilaki',11 dengan

    perbandingan 1,51.' Sur2ei yang dilakukan oleh Di2isi 6eriatri *agian

    Ilmu /enyakit Dalam #SU/" Dr. 7ipto 4angunkusumo di /oliklinik

    6eriatri #SU/" Dr. 7ipto 4angunkusumo (!$) terhadap 1& pasiengeriatri mendapatkan angka ke-adian inkontinensia urin tipe stres pada laki

    laki sebesar !,8 dan perempuan sebesar $!,8.' Sedangkan hasil

    penelitian di India terhadap $ 0anita berbagai umur menun-ukkan

    bah0a pre2alensi inkontinensia urin sebesar !1,'8 dan !,'8 nya memiliki

    usia 1 tahun.',&

    2." Eti!l!gi

    Seiring dengan bertambahnya usia, ter-adi beberapa perubahan pada

    anatomi dan 3ungsi organ untuk berkemih,',1antara lain melemahnya otot

    dasar panggul akibat multigra2ida, kebiasaan menge-an yang salah, atau

    batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni.

    Selain itu, adanya kontraksi abnormal dari dinding kandung kemih,

    sehingga 0alaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan

    rasa ingin berkemih.1

    3

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    4/22

    /enyebab inkontinensia urin antara lain terkait dengan gangguan di

    saluran kemih bagian ba0ah, e3ek obatobatan, produksi urin meningkat

    atau adanya gangguan kemampuan9keinginan ke toilet. 6angguan saluran

    kemih bagian ba0ah bisa karena in3eksi. :ika ter-adi in3eksi saluran kemih,

    maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila 2aginitis atau

    uretritis atro3i penyebabnya, maka dilakukan terapi estrogen topical. %erapi

    perilaku harus dilakukan -ika pasien baru men-alani prostatektomi.

    Inkontinensia urin -uga bisa ter-adi karena produksi urin berlebih karena

    berbagai sebab. 4isalnya gangguan metabolik, seperti diabetes melitus,

    yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan

    yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersi3at diuretika

    seperti ka3ein.

    6agal -antung kongesti3 -uga bisa men-adi 3aktor penyebab produksi

    urin meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. 6angguan

    kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik, trauma, atau

    gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke

    toilet secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. Apabila

    penyebabnya adalah masalah psikologis, maka hal itu harus disingkirkan

    dengan terapi non 3armakologik atau 3armakologik yang tepat. /asien lansia,

    kerap mengonsumsi obatobatan tertentu karena penyakit yang dideritanya

    yang men-adi 3aktor pencetus inkontinensia urin. :ika kondisi ini yang

    ter-adi, maka penghentian atau penggantian obat -ika memungkinkan,

    penurunan dosis atau modi3ikasi -ad0al pemberian obat.

    6olongan obat yang berkontribusi pada inkontinensia urin, antara lain,

    diuretika, antikolinergik, analgesik, narkotik, antagonis adrenergic al3a,

    agonic adrenergic al3a, A7; inhibitor, dan kalsium antagonik. 6olongan

    psikotropika seperti antidepresi, antipsikotik, dan sedati3 hipnotik -uga

    memiliki andil dalam inkontinensia urin. +a3ein dan alkohol -uga berperan

    dalam ter-adinya inkontinensia urin. Selain halhal yang disebutkan diatas

    inkontinensia urin -uga ter-adi akibat kelemahan otot dasar panggul, karena

    kehamilan, pasca melahirkan, kegemukan (obesitas), menopause, usia

    4

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    5/22

    lan-ut, kurang akti2itas dan operasi 2agina. /enambahan berat dan tekanan

    selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul

    karena tertekan selama masa mengandung.

    /roses persalinan -uga dapat membuat otototot dasar panggul rusak

    akibat regangan otot dan -aringan penun-ang serta robekan -alan lahir,

    sehingga dapat meningkatkan risiko ter-adinya inkontinensia urin. Dengan

    menurunnya kadar hormon estrogen pada 0anita di usia menopause (

    tahun ke atas), akan ter-adi penurunan tonus otot 2agina dan otot pintu

    saluran kemih (uretra), sehingga menyebabkan ter-adinya inkontinensia

    urin.

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    6/22

    &a'ar 1. +omponenkomponen struktural proses berkemih normal.'

    /roses berkemih normal merupakan proses dinamis yang memerlukan

    rangkaian koordinasi proses 3isiologik berurutan yang pada dasarnya dibagi

    men-adi ! 3ase yaitu, 3ase pengisisan, dengan kandung kemih ber3ungsi

    sebagai reservoar urine yang masuk secara berangsurangsur dari ureter,

    dan 3ase miksi dengan kandung kemih be3ungsi sebagai pompa serta

    menuangkan urin melalui uretra dalam 0aktu relati3 singkat. /ada keadaan

    normal selama 3ase pengisian tidak ter-adi kebocoran urin, 0alaupun

    kandung kemih penuh atau tekanan intraabdomen meningkat seperti

    se0aktu batuk, meloncatloncat atau kencing. /eningkatan isi kandung

    kemih memperbesar keinginan ini dan pada keadaan normal tidak ter-adi

    kebocoran di luar kesadaran. /ada 3ase pengosongan, isi seluruh kandung

    kemih dikosongkan sama sekali. =rang de0asa dapat mempercepat atau

    memperlambat miksi menurut kehendaknya secara sadar, tanpa dipengaruhi

    kuatnya rasa ingin kencing. 7ara ker-a kandung kemih yaitu se0aktu 3ase

    pengisian otot kandung kemih tetap relaksasi sehingga meskipun 2olume

    kandung kemih meningkat, tekanan di dalam kandung kemih tetap rendah.

    6

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    7/22

    Sebaliknya otototot yang merupakan mekanisme penutupan selalu dalam

    keadaan kontraksi untuk menutup aliran ke uretra. Se0aktu miksi, tekanan

    di dalam kandung kemih meningkat karena kontraksi akti3 ototototnya,

    sementara ter-adi relaksasi mekanisme penutup di dalam uretra. Uretra

    membuka dan urin memancar keluar. Ada semacam ker-asama antara otot

    otot kandung kemih dan uretra, baik semasa 3ase pengisian maupun se0aktu

    3ase pengeluaran. /ada kedua 3ase itu urin tidak boleh mengalir balik ke

    dalam ureter (re3luks).

    /roses berkemih normal melibatkan mekanisme 2olunter dan

    in2olunter. S3ingter uretra eksternal dan otot dasar panggul berada diba0ah

    kontrol 2olunter dan disuplai oleh sara3 pudenda, sedangkan m. detrusor

    kandung kemih dan s3ingter uretra internal berada di ba0ah kontrol sistem

    sa3ar otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak. +andung kemih

    terdiri atas lapisan, yakni lapisan serosa, lapisan otot detrusor, lapisan

    submukosa dan lapisan mukosa.

    7

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    8/22

    +etika otot detrusor berelaksasi, pengisian kandung kemih ter-adi dan

    bila otot kandung kemih berkontraksi pengosongan kandung kemih atau

    proses berkemih berlangsung. otot detrusor adalah otot kontraktil yang

    terdiri atas beberapa lapisan kandung kemih. 4ekanisme detrusor meliputi

    otot detrusor, sara3 pel2is, medula spinalis dan pusat sara3 yang mengontrol

    berkemih. +etika kandung kemih seseorang mulai terisi oleh urin,

    rangsangan sara3 diteruskan melalui sara3 pel2is dan medula spinalis ke

    pusar sara3 kortikal dan subkortikal. /usat subkortikal (pada ganglia basal

    dan serebelum) menyebabkan kandung kemih berelaksasi sehingga dapat

    mengisi tanpa menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih.

    +etika pengisian kandung kemih berlan-ut, rasa penggebungan kandung

    kemih disadari, dan pusat kortikal (pada lobus 3rontal), beker-a menghambat

    pengeluaran urin. 6angguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat

    atau penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran urin.

    +omponen penting dalam mekanisme s3ingter adalah hubungan urethra

    dengan kandung kemih dan rongga perut. 4ekanisme s3ingter berkemih

    memerlukan agulasi yang tepat antara urethra dan kandung kemih.

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    9/22

    2.( Pr!ses )en*a dan Ink!ntinensia Urin

    Inkontinensia pada usia lan-ut bukan merupakan kondisi normal,

    namun merupakan 3aktor predisposisi ter-adinya inkontinensia urin.'

    *erbagai perubahan anatomis dan 3isiologis ter-adi pada orang tua.'

    /erubahanperubahan tersebut berkaitan dengan penurunan kadar estrogen

    pada perempuan dan hormon androgen pada laklaki.'

    /ada dinding kandung kemih ter-adi peningkatan 3ibrosis dan

    kandungan kolagen, sehingga mneyebabkan 3ungsi kontraktil tidak e3ekti3

    lagi, dan mudah terbentuk trabekulasi sampai di2ertikel.'Selain itu -uga

    ter-adi atro3i mukosa, perubahan 2askularisasi submukosa, dan menipisnya

    lapisan otot uretra, sehingga ter-adi penurunan tekanan penutupan uretra.'

    Dasar panggul mempunyai peran penting dalam mempertahankan

    miksi. 4elemahnya 3ungsi dasar panggul disebabkan berbagai 3aktor

    3isiologis dan patologis (trauma, operasi).' /erbahan 3isiologis dasar

    panggul tercantum pada tabel di ba0ah ini.'

    Ta'el 1. /erubahanperubahan 3isiologik terkait /roses 4enua

    pada Saluran +emih *a0ah.'

    +andung kemih /erubahan 4or3ologis

    > %rabekulasi?

    > Sara3 otonom @

    > /embentukan di2ertikula

    /erubahan +apasitas @

    > +emampuan menahan kemcing @

    > +ontraksi in2olunter ?

    > olume residu setelah berkemih ?Uretra /erubahan 4or3ologis

    > +omponen seluler @

    > Deposit kolagen ?

    /erubahan %ekanan penutupan @

    /rostat Hiperplasia dan membesar

    agina +omponen seluler @

    4ukosa atro3i

    Dasar /anggul Deposit kolagen ?

    #asio -aringan ikatotot ?

    =tot melemah

    9

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    10/22

    Secara keseluruhan perubahan akibat proses menua pada sistem

    urogenital menyebabkan posisi kandung kemih prolaps sehingga

    melemahkan tekanan akhiran kemih keluar.'

    /ada usia lan-ut biasanya ada beberapa -enis inkontinensia urin yaitu

    ada inkontinensia urin tipe stress, inkontinensia tipe urgensi, tipe 3ungsional

    dan tipe o2er3lo0.'/ato3isiologi yang akan dibahas adalah inkontinensia

    urin tipe stress dimana inkontinensia urin tipe stres merupakan inkontinensia

    urin yang paling banyak di-umai pada perempuan. Ada sebuah penelitian

    yang melaporkan bah0a inkontinensia urin stres ternyata tidak hanya

    disebabkan oleh kegagalan penyokong ureter tetapi -uga karena penutupan

    leher 2esika yang tidak adekuat dan gangguan pada sestem kendali

    kontinensia urin (neuromuskular). /emahaman itu memicu kesimpulan

    bah0a tatalaksana yang diberikan pada perempuan dengan inkontinensia

    urin harus disesuaikan dengan -enis inkontinensia urin dan penyebab

    kerusakanB sebaiknya tatalaksana ini tidak disamaratakan untuk semua kasus

    inkontinensia urin. Untuk lebih memahami pato3isiologinya, inkontinensia

    urin akan dibahas dengan pendekatan anatomi dan 3isiologi.

    10

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    11/22

    6ambar !. %ampak lateral mekanisme kontinensia yang memperlihatkan

    pendesakan 3asia endopel2is menu-u 3ascia arkus tendinosus pel2is dan otot

    le2ator ani.

    Irisan lateral organ panggul pada gambar ! menun-ukkan anatomi

    yang berkaitan dengan sistem kendali kontinensia. *eberapa komponen

    penting yang berperan ialah otot le2ator ani yang ber-alan dari tulang pubis

    menu-u ke s3ingter ani dibalik rectum untuk menyokong organ pel2is. =tot

    itu ber-alan disebelah lateral 3ascia arkus tendinosus pel2is yang merupakan

    3asia endopel2is yang menghubungkan tulang pubis dengan spina isiadika.

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    12/22

    lantai keras yang mendasari. :ika lapisan diba0ah uretra tidak stabil dan

    tidak memberikan tahanan yang kokoh terhadap tekanan abdominal yang

    menekan uretra, maka tekanan yang berla0anan akan menyebabkan

    hilangnya penutupan dan ker-a oklusi akan berkurang. +ondisi yang ter-adi

    selan-utnya dapat diibaratkan seperti saat seseorang mencoba menghentikan

    aliran air melalui selang taman dengan mengin-ak selang yang berada di atas

    tanah liat.

    Analog tersebut -uga dapat men-elaskan mengapa pada inkontinensia

    urin dapat terbentuk sistoureterokel yang besar dan pada pasien dengan

    uretra yang terletak -auh diba0ah posisi normal sering kali tidak dapat

    men-alankan 3ungsi kontinensia dengan baik. :ika lapisan suburetral dapat

    mempertahankan stabilitasnya maka mekanisme itu dipertahankan e3ekti3

    (gambar $).

    &a'ar ". A. tekanan abdominal medesak uretra terhadap penyokong

    uretra. *. /ada gambar ini, -aringan penyokong tidak stabil sehingga tidak

    membentuk -aringan yang kokoh saat uretra ditekan. 7. Sistouretrokelterbentuk saat uretra terletak lebih rendah dari normal tetapi memiliki lapisan

    penyokong kuat yang memungkinkan kompresi uretra.

    2.+ Diagn!sis

    Ananesis

    /ada inkontinensia urin, pasien datang dengan keluhan sering

    tidak dapat menahan kencing sehingga sering kencing dicelana sebelum

    sampai ke kamar mandi. /assien -uga mengatakan kadang saat terta0a

    12

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    13/22

    terbahak, tanpa sadar terkencingkencing. Sedangkan penyakit -antung,

    darah tinggi, kencing manis sebelumnya tidak ada.

    Peeriksaan $isik',1

    %u-uan pemeriksaan 3isik adalah mengenali pemicu inkontinensia

    urin dan membantu menetapkan pato3isiologinya. Selain pemeriksaan

    3isik umum yang selalu harus dilakukan, pemeriksaan terhadap

    abdomen, genitalia, rectum, 3ungsi neurologis, dan pel2is (pada 0anita)

    sangat diperlukan.

    /emeriksaan abdomen harus mengenali adanya kandung kemih

    yang penuh, rasa nyeri, massa, atau ri0ayat pembedahan.

    +ondisi kulit dan abnormalitas anatomis harus diidenti3ikasi

    ketika memeriksa genitalia.

    /emeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan

    adanya obstipasi atau skibala, dan e2aluasi tonus s3ingter, sensasi

    perineal, dan re3leks bulboka2ernosus. "odul prostat dapat dikenali pada

    saat pemeriksaan rectum.

    /emeriksaan pel2is menge2aluasi adanya atro3i mukosa, 2aginitis

    atro3i, massa, tonus otot, prolaps pel2is, dan adanya sistokel atau

    rektokel.

    ;2aluasi neurologis sebagian diperoleh saat pemeriksaan rectum

    ketika pemeriksan sensasi perineum, tonus anus, dan re3les

    bulboka2ernosus. /emeriksaan neurologis -uga perlu menge2aluasi

    penyakitpenyakit yang dapat diobati seperti kompresi medula spinalis

    dan penyakit parkinson.

    /emeriksaan 3isik seyogyanya -uga meliputi pengka-ian tehadap

    status 3ungsional dan kogniti3, memperhatikan apakah pasien menyadari

    keinginan untuk berkemih dan mengunakan toilet.

    Peeriksaan Pen*n,ang

    13

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    14/22

    4enurut =uslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu

    dilakukan untuk mengidenti3ikasi 3aktor yang potensial mengakibatkan

    inkontinensia, mengidenti3ikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe

    inkontinensia.

    4engukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan cara

    setelah buang air kecil, pasang kateter, urin yang keluar melalui kateter

    diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pel2is, bila sisa urin C

    1 cc berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat.

    Urinalisis

    Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk mendeteksi

    adanya 3aktor yang berperan terhadap ter-adinya inkontinensia urin

    seperti hematuri, piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. %es

    diagnostik lan-utan perlu dilan-utkan bila e2aluasi a0al didiagnosis

    belum -elas. %es lan-utan tersebut adalah5

    La'!rat!ri* ta'a%an

    +ultur urin, blood urea nitrogen, creatinin, kalsium glukosa sitologi.

    Tes *r!dinaik

    Untuk mengetahui anatomi dan 3ungsi saluran kemih bagian ba0ah.

    Tes tekanan *ret%ra

    4engukur tekanan di dalam urethra saat istirahat dan saat dinamis.

    -adi!l!gi

    Imagingtes terhadap saluran perkemihan bagian atas dan ba0ah.

    2. Klasifikasi Ink!ntinensia Urin

    Inkontinensia %ransien atau Akut

    4erupakan episode inkontinensia sementara yang hilang ketika

    penyebab episode teridenti3ikasi dan diobati. Inkontinensia transien

    memiliki onset yang mendadak, biasanya dihubungkan dengan

    penggunaan obatobatan atau penyakit akut.

    14

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    15/22

    /asien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak

    dapat pergi ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. *ila

    delirium teratasi maka inkontinensia urin umumnya -uga akan teratasi.

    Setiap kondisi yang menghambat mobilisasi pasien dapat memicu

    timbulnya inkontinensia urin 3ungsional atau memburuknya

    inkontinensia persisten, seperti 3raktur tulang pinggul, stroke, arthritis

    dan sebagainya.

    #esistensi urin karena obatobatan, atau obstruksi anatomis dapat

    pula menyebabkan inkontinensia urin. +eadaan in3lamasi pada 2agina

    dan urethra (2aginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia

    urin. +onstipasi -uga sering menyebabkan inkontinensia akut.

    *erbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu

    ter-adinya inkontinensia urin, seperti glukosuria atau kalsiuria. 6agal

    -antung dan insu3isiensi 2ena dapat menyebabkan edema dan nokturia

    yang kemudian mencetuskan ter-adinya inkontinensia urin nokturnal.

    *erbagai macam obat -uga dapat mencetuskan ter-adinya inkontinensia

    urin seperti 7alcium 7hannel *locker, agonist adrenergic al3a, analgesic

    narcotic, psikotropik, antikolinergik dan diuretic.

    Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut

    re2ersible dapat menggunakan akronim (#esnick 1&') di ba0ah ini 5

    D 5Delirium

    I 5Infection of urinary tract or other infection

    A 5Atrophic urethritis and vaginitis

    / 5Pharmaceutical (diuretics, anticholinergic, antihistamine, Ca

    channel blocker)

    / 5Psychological Problems, especially depression

    15

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    16/22

    ; 5 Ecess urine output (eg! congestive heart failure,

    hyperglycaemia)

    # 5"estricted mobility

    S 5#tool impaction

    Inkontinensia Urin /ersisten atau +ronik

    Inkontinensia urin persisten dapat diklasi3ikasikan dalam berbagai

    cara, meliputi anatomi, pato3isiologi dan klinis. Untuk kepentingan

    praktek klinis, klasi3ikasi klinis lebih berman3aat karena dapat membantu

    e2aluasi dan inter2ensi klinis.

    +ategori klinis meliputi 5

    a. Inkontinensia urin stress (stres inkontinence)

    %ak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan

    intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga.

    Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul,

    merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di

    ba0ah tahun. ebih sering ter-adi pada 0anita tetapi mungkin

    ter-adi pada lakilaki akibat kerusakan pada s3ingter urethra setelah

    pembedahan transurethral dan radiasi. /asien mengeluh

    mengeluarkan urin pada saat terta0a, batuk, atau berdiri. :umlah urin

    yang keluar dapat sedikit atau banyak.

    16

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    17/22

    b. Inkontinensia urin urgensi (urgency inkontinence)

    +eluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi

    keinginan berkemih. Inkontinensia urin -enis ini umumnya dikaitkan

    dengan kontraksi detrusor tak terkendali (detrusor o2eracti2ity).

    4asalahmasalah neurologis sering dikaitkan dengan inkontinensia

    urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit /arkinson, demensia dan

    cedera medula spinalis. /asien mengeluh tak cukup 0aktu untuk

    sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga

    timbul peristi0a inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini

    merupakan penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas

    tahun. Satu 2ariasi inkontinensia urgensi adalah hiperakti3itas

    detrusor dengan kontraktilitas yang terganggu. /asien mengalami

    kontraksi in2olunter tetapi tidak dapat mengosongkan kandung kemih

    sama sekali. 4ereka memiliki ge-ala seperti inkontinensia urin stress,

    o2er3lo0 dan obstruksi. =leh karena itu perlu untuk mengenali

    kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain

    sehingga penanganannya tidak tepat.

    /. Inkontinensia urin luapan 9 o2er3lo0 (o2er3lo0 incontinence)

    %idak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi

    kandung kemih yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksianatomis, seperti pembesaran prostat, 3aktor neurogenik pada

    diabetes melitus atau sclerosis multiple, yang menyebabkan

    berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih, dan 3aktor

    3aktor obatobatan. /asien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin

    tanpa adanya sensasi bah0a kandung kemih sudah penuh.

    17

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    18/22

    d. Inkontinensia urin 3ungsional

    4emerlukan identi3ikasi semua komponen tidak terkendalinya

    pengeluaran urin akibat 3aktor3aktor di luar saluran kemih. /enyebab

    tersering adalah demensia berat, masalah muskuloskeletal berat,

    3aktor lingkungan yang menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar

    mandi, dan 3aktor psikologis.

    2.0 K!plikasiInkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi in3eksi saluran

    kemih, lecet pada area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu

    lembab, serta -atuh dan 3raktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer.

    2. Penatalaksanaan

    /ada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi.

    Akan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa dicoba dengan terapi

    konser2ati3. atihan otot dasar panggul adalah terapi non operati3 yang

    paling populer, selain itu -uga dipakai obatobatan, stimulasi dan pemakaian

    alat mekanis.

    /enatalaksanaan inkontinensia urin menurut 4uller adalah mengurangi

    3aktor resiko, mempertahankan homeostasis, mengontrol inkontinensia urin,

    modi3ikasi lingkungan, medikasi, latihan otot pel2is dan pembedahan.

    %erapi non 3armakologi

    Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya

    inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, in3eksi saluran kemih,

    diuretik, gula darah tinggi, dan lainlain. Adapun terapi yang dapat

    dilakukan adalah5

    4elakukan latihan menahan kemih (memperpan-ang inter2al 0aktu

    berkemih) dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga 3rek0ensi

    18

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    19/22

    berkemih E9hari. ansia diharapkan dapat menahan keinginan

    untuk berkemih bila belum 0aktunya. ansia dian-urkan untuk

    berkemih pada inter2al 0aktu tertentu, mulamula setiap -am,

    selan-utnya diperpan-ang secara bertahap sampai lansia ingin

    berkemih setiap !$ -am.

    4embiasakan berkemih pada 0aktu0aktu yang telah ditentukan

    sesuai dengan kebiasaan lansia.

    /romted 2oiding dilakukan dengan cara menga-ari lansia mengenal

    kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau

    pengasuhnya bila ingin berkemih. %eknik ini dilakukan pada lansia

    dengan gangguan 3ungsi kogniti3 (berpikir).

    4elakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot

    dasar panggul secara berulangulang. Adapun caracara

    mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara 5

    o *erdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan

    terbuka, kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri F 1

    kali, ke depan ke belakang F 1 kali, dan berputar searah dan

    berla0anan dengan -arum -am F 1 kali.

    o 6erakan seolaholah memotong 3eses pada saat kita buang air besar

    dilakukan F 1 kali.

    o Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul men-adi lebih kuat dan

    urethra dapat tertutup dengan baik.

    %erapi 3armakologi

    =batobat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah

    antikolinergik seperti =Eybutinin, /ropantteine, Dicylomine,

    3la2oEate, Imipramine.

    /ada inkontinensia stress diberikan al3a adrenergic agonis, yaitu

    pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra.

    19

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    20/22

    /ada s3ingter relaE diberikan kolinergik agonis seperti *ethanechol

    atau al3akolinergik antagonis seperti praGosin untuk stimulasikontraksi, dan terapi diberikan secara singkat.

    %erapi pembedahan

    %erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan

    urgensi, bila terapi non 3armakologis dan 3armakologis tidak berhasil.

    Inkontinensia tipe o2er3lo0 umumnya memerlukan tindakan pembedahan

    untuk menghilangkan retensi urin. %erapi ini dilakukan terhadap tumor,

    batu, di2ertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pel2ic (pada 0anita).

    4odalitas lain

    Sambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang

    menyebabkan inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa alat

    bantu bagi lansia yang mengalami inkontinensia urin, diantaranya adalah

    pampers, kateter, dan alat bantu toilet seperti urinal, komod dan bedpan.

    /ampers

    Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana

    pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin. "amun

    pemasangan pampers -uga dapat menimbulkan masalah seperti luka

    lecet bila -umlah air seni melebihi daya tampung pampers sehingga air

    seni keluar dan akibatnya kulit men-adi lembab, selain itu dapat

    menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan alergi.

    20

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    21/22

    +ateter

    +ateter menetap tidak dian-urkan untuk digunakan secara rutin

    karena dapat menyebabkan in3eksi saluran kemih, dan -uga ter-adi

    pembentukan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara

    yang merupakan alat yang secara rutin digunakan untuk

    mengosongkan kandung kemih. %eknik ini digunakan pada pasien

    yang tidak dapat mengosongkan kandung kemih. "amun teknik ini

    -uga beresiko menimbulkan in3eksi pada saluran kemih.

    Alat bantu toilet

    Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia

    lan-ut yang tidak mampu bergerak dan men-alani tirah baring. Alat

    bantu tersebut akan menolong lansia terhindar dari -atuh serta

    membantu memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan

    toilet.

    2.1/rognosis

    Inkontinensia urin tipe sterss biasanya dapat diatasi dengan latihan otot

    dasar panggul, prognesia cukup baik.

    Inkontinensia urin tipe urgensi atau o2eracti2e blader umumnya dapatdiperbaiki dengan obat obat golongan antimuskarinik, prognosis cukup

    baik.

    Inkontinensia urin tipe o2er3lo0, tergantung pada penyebabnya (misalnya

    dengan mengatasi sumbatan 9 retensi urin).

    21

  • 7/24/2019 4. BAB 1,2,3

    22/22

    BAB III

    KESI)PULAN

    Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan kencing. Anamnesis

    dan pemeriksaan 3isik yang baik, dengan beberapa prosedur diagnostik yang

    diperlukan mempunyai hasil yang baik untuk menegakkan diagnosis gangguan

    ini. :enis inkontinensia urine yang utama yaitu inkontinensia stres, urgensi, luapan

    dan 3ungsional.

    Inkontinensia pada usia lan-ut bukan merupakan kondisi normal, namunmerupakan 3aktor predisposisi ter-adinya inkontinensia urin. *erbagai perubahan

    anatomis dan 3isiologis ter-adi pada orang tua. /erubahanperubahan tersebut

    berkaitan dengan penurunan kadar estrogen pada perempuan dan hormon

    androgen pada laklaki. /ada dinding kandung kemih ter-adi peningkatan 3ibrosis

    dan kandungan kolagen, sehingga mneyebabkan 3ungsi kontraktil tidak e3ekti3

    lagi, dan mudah terbentuk trabekulasi sampai di2ertikel. Selain itu -uga ter-adi

    atro3i mukosa, perubahan 2askularisasi submukosa, dan menipisnya lapisan otot

    uretra, sehingga ter-adi penurunan tekanan penutupan uretra .

    /enatalaksanaan konser2ati3 dilakukan pada kasus inkompeten s3ingter

    uretra sebelum terapi bedah. *ila dasar inkontinensia neurogen atau mental maka

    pengobatan disesuaikan dengan 3aktor penyebab.

    22