karya tulis bab 1,2,3 [ 14 juni ]

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Pembuatan pengendali mesin press dan folding SPB sarana penyimpanan beras ini bertujuan untuk : 1. Menghasilkan suatu lintasan produksi pengerjaan sheet metal (pemotongan dan pembentukan) untuk komponen SPB (sarana penyimpanan beras) lima varian, yang terdiri dari mesin penekan, sistem pembawa dan alat penekan. 2. Membuat produk komponen SPB ( sarana penyimpanan beras ) dari 4 tahapan proses (Pemotongan, Penekukan satu, penekukan dua, penekukan U ) menjadi tiga tahapan proses yakni tahapan pemotongan, penekukan satu, dua ( dilakukan dalam satu proses) bagian tepi, pembengkokan membentuk U. 3. Mengotomatiskan sebuah mesin press, folding dan feeder untuk pembuatan komponen SPB. 4. Mampu mengubah bentuk bahan dasar lembaran plat menjadi sebuah bentukan komponen sarana penyimpan beras. 5. Mampu menyelesaikan proses pembuatan dalam waktu tujuh belas detik setiap barangnya. 6. Membuat pengendali kordinasi antara panel master dengan bagian yang lainnya ( feeder dan stasion satu, dua, dan tiga). 7. Membuat pengendali pada setiap stasion yang digunakan (stasion satu, dua, tiga). 8. Membuat pengendali feeder sebagai pembawa benda kerja ke setiap stasion. 1.2 Teknologi yang digunakan Teknologi yang digunakan pada mesin press dan folding SPB Cosmos ini antara lain : 1.2.1 Teknologi Pada Stasion Satu, Dua, dan Tiga 1. Motor tiga fasa Bologna Type BLC-160M-4. 2. Directional Valve 4/3 Bistabil with Selesnoid Yuken DSG-0tiga3C2-A220- NI-50. 1

Upload: mohamediq

Post on 14-Sep-2015

236 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

BAB I PENDAHULUAN1.1 TujuanPembuatan pengendali mesin press dan folding SPB sarana penyimpanan beras ini bertujuan untuk :1. Menghasilkan suatu lintasan produksi pengerjaan sheet metal (pemotongan dan pembentukan) untuk komponen SPB (sarana penyimpanan beras) lima varian, yang terdiri dari mesin penekan, sistem pembawa dan alat penekan.

2. Membuat produk komponen SPB ( sarana penyimpanan beras ) dari 4 tahapan proses (Pemotongan, Penekukan satu, penekukan dua, penekukan U ) menjadi tiga tahapan proses yakni tahapan pemotongan, penekukan satu, dua ( dilakukan dalam satu proses) bagian tepi, pembengkokan membentuk U.

3. Mengotomatiskan sebuah mesin press, folding dan feeder untuk pembuatan komponen SPB.4. Mampu mengubah bentuk bahan dasar lembaran plat menjadi sebuah bentukan komponen sarana penyimpan beras.

5. Mampu menyelesaikan proses pembuatan dalam waktu tujuh belas detik setiap barangnya.6. Membuat pengendali kordinasi antara panel master dengan bagian yang lainnya ( feeder dan stasion satu, dua, dan tiga).

7. Membuat pengendali pada setiap stasion yang digunakan (stasion satu, dua, tiga).

8. Membuat pengendali feeder sebagai pembawa benda kerja ke setiap stasion.1.2 Teknologi yang digunakan

Teknologi yang digunakan pada mesin press dan folding SPB Cosmos ini antara lain :1.2.1 Teknologi Pada Stasion Satu, Dua, dan Tiga1. Motor tiga fasa Bologna Type BLC-160M-4.

2. Directional Valve 4/3 Bistabil with Selesnoid Yuken DSG-0tiga3C2-A220-NI-50.

3. Directional Valve 4/2 MonoStabil with Selesnoid Yuken BSG-06-2B3B-A220-NI-50.4. Silinder aksi ganda (double acting cylinder).

5. Penyaring (filter).

6. Limit switch CNTD T2-8104.1.2.2 Teknologi Pada Mesin Pembawa (Feeder)1. Inverter Thosiba VF-S15 ( 3PH-200/240V-0,75kW/1HP ).

2. Motor 3 fasa MEZ 3~ Mot 7AA/IM04 ( UD 1201/1410590-002 38 ).3. Silinder aksi ganda Festo DNC-32-50-PPV-A 163307 C958.4. Pengatur saringan LFR- -D-MIDI.

5. Selenoid katup MN1H-2- -MS+MSM1G.

6. Selenoid katup 5/2 MEBH-5/2-1/8/PB.

7. Blok konektor PRS-ME-1/8-2.

8. Peredam U-1/4.

9. Proximity sensor SMT-8-K-1ED-24.

10. Vaccum generator 1VN-14-H-T4-PQ3-VQ-3-R02-B.

11. Vaccum switch VPEV-1/8.12. Vaccum gauge VAM-40-V1/0-R1/8EN.

13. Suction gripper ESG-60-GT-HD-G.

14. Multiple Distributor QSLV6-3/8-8.

15. Reducing Nipple D-3/8I-1/2A.

16. Push-in L-Fit QSL-1/4-8 dan QSL-1/4-6.

17. Push-in T-Fit QSTF-1/8-6B dan QSTF-1/8-6I.

18. P/in Y-Connect QSY-6.

19. Blanking Plug QSC-8H.

20. Coupling KD4-1/2I+K54-1/2A.

21. Double Neple E-1/2-1/222. Generator Penghisap Festo VN-14-H-T4-PQ3-VQtigaRO2B.

1.2.3 Teknologi Pada Pengendali

1. Zelio Soft 2.

2. CX Programmer.

3. Smart Relay Schneider SR3B261BD dan SR3XT141BD.

4. PLC Omron CPM2A.5. Limit Switch Sensor.BAB IILANDASAN TEORI2.1 Motor Induksi Tiga Fasa

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa dioperasikan pada sistem tenaga tigafasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industry dengan kapasitas yang besar. Motor induksi satu fasa dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu fasa mempunyai daya keluaran yang rendah. Bentuk gambaran motor induksi tiga fasa diperlihatkan pada gambar 1.

a) Bentuk fisik

b. Bagian dalam motor induksiGambar 1. Motor induksi tiga fasa

2.1.1 Konstruksi

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang diperlihatkan pada gambar sebagai berikut : 1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.

2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor.

3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.

a) stator dan rotor sangkar

b) rotor belitan Gambar 2 Bentuk konstruksi dari motor induksi

Bentuk konstruksi rotor sangkar motor induksi secara lebih rinci diperlihatkan pada gambar 3.

a) bentuk rotor sangkar

b) kumparan dikeluarkan dari rotor Gambar 3. Konstrksi rotor sangkar motor induksi

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.

2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.

3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan stator).

4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 4, yaitu.

1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).

2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)

Gambar 4. Jenis rotor motor induksi

Gambar 5. Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi

Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi diperlihatkan pada gambar 5 dan gambaran sederhana penempatan stator dan rotor pada motor induksi diperlihatkan pada gambar 6.

Gambar 6. Gambaran sederhana motor induksi dengan satu kumparan stator dan satu kumparan rotorTanda silang (x) pada kumparan stator atau rotor pada gambar 3.6 menunjukkan arah arus yang melewati kumparan masuk ke dalam kertas (tulisan ini) sedangkan tanda titik (.) menunjukkan bahwa arah arus keluar dari kertas.

2.1.2 Prinsip Kerja

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi tigafasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tigafasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi. Bila bebanmotor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang di-induksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut. sink = 2pf (listrik, rad/dt) = 2pf / P (mekanik, rad/dt)atau:

Ns = 60. f / P (putaran/menit, rpm) (3.2)

yang mana :

f = frekuensi sumber AC (Hz)

P = jumlah pasang kutup

Ns dan = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator sink.

2.1.3 Hubungan Star Delta

Prinsipnya adalah saat sebuah motor 3 fase distart awal, motor tidak dikenakan nilai tegangan penuh dan hanya arus saja yang digunakan secara penuh. Tentunya motor induksi bertipikal seperti ini hanya motor induksi dengan daya diatas 5.5 HP (Horse Power), sedangkan 1 HP adalah bernilai 0.75 KW (kilowatt). Karena penggunaan arus mula yang lumayan besar ini, maka diperlukanlah hubungan bintang (star) untuk meminimalisir arus. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun, barulah dipindahkan menjadi hubungan segitiga (delta) sehingga motor tersebut mendapatkan nilai tegangan secara penuh.

Gambar 7. Hubungan bintang motor induksi tiga fasa

Gambar 8. Hubungan segitiga motor induksi tiga fasa

2.2 Inverter DC ke AC Tiga FasaInverter tiga fasa merupakan inverter dengan tegangan keluaran berupa tegangan bolak balik (ac) tiga fasa per segi. Sebuah rangkaian dasar inverter tiga fasa tunggal sederhana terdiri dari tiga buah inveter satu fasa dengan menggunakan MOSFET daya (power MOSFET) sebagai sakelar diperlihatkan pada gambar dibawah. Tegangan suplai merupakan sumber dc dengan tegangan sebesar Vs, dengan titik netral merupakan titik hubung dari titik bintang (Y) pada beban. Terdapat dua jenis mode operasi dari inverter jenis ini, yaitu mode kondusi 120 dan mode konduksi 180. Diagram blok dari inverter tiga fasa dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 9. Diagram blok inverter tiga fasaDari mode konduksi, inverter tiga fasa dibedakan atas :

1. inverter tiga fasa mode konduksi 120 derajat

Inverter tiga fasa dengan mode konduksi 120 memungkinkan setiap komponen pensakelaran akan konduksi selama 120 dengan pasangan konduksi yang berbeda, misalnya 60 pertama antara Q1Q6, dan 60 ke dua antara Q1Q2, dan seterusnya.

2. inverter tiga fasa mode konduksi 180 derjat

Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 memungkinkan 3 komponen pensakelaran konduksi pada saat yang bersamaan. Ke tiga komponen pensakelaran akan konduksi selama 180 dengan pasangan konduksi yang juga berbeda-beda.

Dari segi teknik pensakelaran (switching technique) dibedakan atas :

1. inverter persegi (square inverter).2. inverter pwm (inverter PWM).3. inverter quasi PWM (quasi PWM inverter).Inverter pada umumnya digunakan secara luas untuk keperluan industri, diantaranya sebagai penyedia daya bolak-balik cadangan, peralatan pengendali frekuensi untuk kebutuhan industry, peralatan pengendali kecepatan motor induksi (single fasa and poly fasa ac induction motor control). Penerapan penggunaan inverter juga biasa digunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari, misalnya sebagai penyedia sumber energi listrik cadangan untuk keperluan komputer, peralatan pengendali tegangan pada pusat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

2.3 Sistem Pneumatik

Gambar 10. Gambaran Sistem Pneumatik Dasar

Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi sebagai tenaga untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi, maka sistem pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor, sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan tertentu.

Pada sistem pneumatik menggunakan fluida kompresibel. Tekanan kerjanya juga pada rentang yang kecil jika dibaningkan denga sistem hidrolik. Sistem pneumatik bekerja pada tekanan rendah 550-690 KPa. Dan pada aplikasinya, sistem pneumatik digunakan untuk memindahkan beban yang relatif ringan dibanding beban kerja sistem hidrolik.Sistem kontrol pneumatik terdiri dari beberapa komponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan kontrol menggunakan rangkaian atau urut-urutan kerja dari bagian kerja yang disebut sebagai katup (valve). Ada sementara orang yang menyebut ventil (dari bahasa Jerman atau Belanda). Jadi katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol ataupun pengatur, baik untuk mulai (start), berhenti (stop), arah aliran angin.

2.3.1 Katup Solenoida

Gambar 11. Katup SolenoidKatup solenoida pneumatik adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan plunger yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC. Katup solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan, lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang inlet main. Lubang Inlet Main, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk (dari service unit), lalu lubang keluaran (outlet port) dan lubang masukan (inlet port), berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke rangkaian pneumatik, sedangkan lubang jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika katup solenoida pneumatik bekerja.2.3.2 Prinsip kerja katup solenoida

Prinsip kerja dari katup solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat suplai tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi maka pada lubang keluaran dari katup solenoida akan keluar udara bertekanan yang berasal dari suplai (service unit), pada umumnya katup solenoida ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.

Gambar 12. Gambaran Katup Solenoida

Berikut keterangan gambar Solenoid Valve Pneumatic:

1. Valve Body

2. Terminal masukan (Inlet Port)

3. Terminal keluaran (Outlet Port)

4. Manual Plunger5. Terminal slot power suplai tegangan

6. Kumparan gulungan (koil)

7. Pegas

8. Plunger

9. Lubang jebakan udara (exhaust from Outlet Port)

10. Lubang Inlet Main11. Lubang jebakan udara (exhaust from inlet Port)

12. Lubang plunger untuk exhaust Outlet Port

13. Lubang plunger untuk Inlet Main

14. Lubang plunger untuk exhaust inlet Port

2.4 Vaccum GeneratorKomponen ini digunakan untuk menghasilkan udara vakum atau udara hisap. Digunakan bersamaan dengan mangkuk hisap untuk memindahkan berbagai benda kerja. Alat ini bekerja pada prinsip venturi meter (vakum).

Gambar 12. Gambaran Katup Solenoid2.5 Sistem Hidrolik

Gambar 13. Gambaran Sistem Hodrolik Dasar

Sistem Hidrolik adalah Suatu sistem yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power (sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit untuk membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan. Sistem hidrolik menggunakan fluida inkompresibel, sistem hidrolik bekerja pada tekanan 6,9-34 MPa. Pada kebanyakan aplikasi, sistem hidrolik banyak digunakan seperti memindahkan beban yang berat, sebagai alat penekan dan pengangkat. Dalam industri banyak ditemui penggunaan sistem hidrolik pada alat-alat berat, seperti truk pengangkat (dump truck), mesin moulding, mesin press, forklift, crane, dan lain-lain. Berikut adalah contoh-contoh penggunaan sistem hidrolik:

Dongkrak hidrolik Hydrostatic transmission, untuk menggerakkan peralatan konstruksi, kendaraan berat, mesin pertanian dan mentransmisikan tenaga ke aktuator tipe rotasi. Komponen yang digunakan pada sistem hidrolik:

1. Piston sebagai actuator

2. Pompa mengubah energi mekanis dari putaran poros menjadi energy fluida dan juga untuk menaikkan fluida kerja

3. Tangki menstabilkan sirkulasi tekanan minyak yang dikeluarkan pompa, menyimpan fluida bertekanan, menghindari pressure drop apabila sejumlah besar minyak dipakai dalam waktu singkat

4. Manometer (pressure gauge): mengukur tekanan kerja fluida pada saat piston melakukan langkah maju dan langkah mundur

5. Hose

6. Hose Couplers (penyambung hose)

2.6 Silinder Kerja Ganda

Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung jawab pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir.

Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi 2 kelompok : gerak lurus dan putar.

1. Gerakan lurus (gerakan linear)

a. Silinder kerja tunggal.b. Silinder kerja ganda.

2. Gerakan putar

a. Motor udara.

b. Aktuator yang berputar (ayun).2.6.1 Konstruksi Silinder Kerja Ganda

Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan). Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar berikut ini :Gambar 14. Konstruksi Silinder Kerja Ganda

Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk memperpanjang usia komponen seal permukaan dalam tabung silinder dikerjakan dengan mesin yang presisi. Untuk aplikasi khusus tabung silinder bisa dibuat dari aluminium , kuningan dan baja pada permukaan yang bergeser dilapisi chrom keras. Rancangan khusus dipasang pada suatu area dimana tidak boleh terkena korosi.

Penutup akhir tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak seperti aluminium besi tuang. Kedua penutup bisa diikatkan pada tabung silinder dengan batang pengikat yang mempunyai baut dan mur.

Batang piston terbuat dari baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari korosi dan menjaga kelangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara. Bantalan penyangga gerakan batang piston terbuat dari PVC, atau perunggu. Di depan bantalan ada sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu dan butiran kecil yang akan masuk ke permukaan dalam silinder. Bahan seal pasak dengan alur ganda :

1. Perbunan untuk 20 C s/d + 80 C.2. Viton untuk 20 C s/d + 190 C.3. Teflon untuk 80 C s/d + 200 C.Ring O normal digunakan untuk seal diam.2.6.2 Prinsip KerjaDengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfir.Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk. Karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston.Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah gerakannya. Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor lengkungan dan bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti silinder kerja tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan seal jenis cincin O atau membran.2.6.3 Pemasangan Silinder

Jenis pemasangan silinder ditentukan oleh cara cara gerakan silinder yang ditempatkan pada sebuah mesin atau peralatan . Silinder bisa dirancang dengan jenis pemasangan permanen jika tidak harus diatur setiap saat. Alternatif lain, silinder bisa menggunakan jenis pemasangan yang diatur, yang bisa diubah dengan menggunakan perlengkapan yang cocok pada prinsip konstruksi modul. Alasan ini adalah penyederhanaan yang penting sekali dalam penyimpanan, lebih khusus lagi dimana silinder pneumatik dengan jumlah besar digunakan seperti halnya silinder dasar dan bagian pemasangan dipilih secara bebas membutuhkan untuk disimpan.Pemasangan silinder dan kopling batang piston harus digabungkan dengan hati-hati pada penerapan yang relevan, karena silinder harus dibebani hanya pada arah aksial. Secepat gaya dipindahkan ke sebuah mesin, secepat itu pula tekanan terjadi pada silinder. Jika sumbu salah gabung dan tidak segaris dipasang, tekanan bantalan pada tabung silinder dan batang piston dapat diterima. Sebagai akibatnya adalah :

1. Tekanan samping yang besar pada bantalan silinder memberikan indikasi bahwa pemakaian silinder meningkat.

2. Tekanan samping pada batang piston akan mengikis bantalan.3. Tekanan tidak seimbang pada seal piston dan batang piston.

Tekanan samping ini sering mendahului faktor pengurangan perawatan silinder yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemasangan bantalan silinder yang dapat diatur dalam tiga dimensi membuat kemungkinan untuk menghindari tekanan bantalan yang berlebihan pada silinder. Momen bengkok yang akan terjadi selanjutnya dibatasi oleh penggesekan yang bergeser pada bantalan. Ini bertujuan bahwa silinder diutamakan bekerja hanya pada tekanan yang sudah direncanakan, sehingga bisa mencapai secara maksimum perawatan yang sudah direncanakan.

Gambar di bawah menunjukkan cara pemasangan silinder.

Gambar 15. Gambar Pemasangan Silinder

2.6.4 Macam-Macam Silinder Kerja GandaTabel 1. Simbol dan nama komponen silinder kerja ganda

2.7 Perbedaan Sistem Pneumatik dan Hidrolik

Perbedaan antara sistem hidrolik dan pneumatik adalah sebagai berikut:

1. Pada fluida kerja, sistem hidrolik menggunakan fluida cair bertekanan sedangkan pada pneumatic menggunakan fluida gas bertekanan.2. Sistem pneumatik umumnya menggunakan tekanan 4 7 kgf/cm2 dan menghasilkan output yang lebih kecil daripada sirkuit hidrolik, sehingga cocok untuk pekerjaan ringan.

3. Sifat compressibility (mampu tekan) dari sirkuit hidrolik lebih besar daripada sirkuit pneumatic.

4. Udara bertekanan memiliki resistansi (tahanan) kecil terhadap aliran dan dapat dijalankan dengan lebih tepat daripada tenaga hidrolik.

5. Sistem hidrolik sensitif terhadap kebocoran minyak, api dan kontaminasi. Sedangkan udara bertekanan tidak mempunyai masalah seperti itu jika sirkuitnya dirancang dengan baik.

6. Udara bertekanan dihasilkan oleh kompresor yang umumnya dimiliki oleh pabrik, tetapi sistem hidrolik membutuhkan pompa.

7. Batas temperatur yang mampu diterima oleh peralatan hidrolik 60 70C, sedangkan untuk pneumatik dapat dijalankan hingga 180C.

BAB IIIPROSES PENYELESAIAN PROYEK3.1 Gambaran Umum SistemBerikut adalah gambar perancangan umum mesin press, folding dan feeder sarana penyimpanan beras ( SPB ) Cosmos :

Gambar 16. Mesin press dan folding sarana penyimpanan barang.Mesin press, folding dan feeder sarana penyimpanan beras ( SPB ) memiliki tiga tahapan pembentukan. Tiga tahapan tersebut adalah stasion satu yaitu proses pemotongan, stasion dua yakni proses penekukan satu, dua (penekukan L) pada tepian , stasion tiga yakni proses penekukan tiga (penekukan U), serta sistem pemindah benda kerja atau produk (feeder) menuju stasion selanjutnya.

Pada stasion satu yakni proses pemotongan, silinder dengan membawa alat penekan digerakan untuk memotong bagian tepi lembaran plat SPB, melubangi (piercing), dan membentuk collar. Setelah lembaran plat SPB selesai dipotong, sistem pembawa benda kerja ( feeder ) memindahkan benda kerja dari pemotongan di stasion satu selanjutnya masuk menuju proses penekukan L bagian tepi di stasion dua, setelah itu, sistem pembawa kembali membawa plat SPB ke stasion tiga yakni penekukan U. Untuk mengoperasikan sistem mesin press dan bending SPB tersebut, dibuat sebuah sistem pengendalian, dengan diagram seperti dibawah ini:.

Gambar 17. Sistem pengendali mesin press dan bending SPB

Pengguna memilih mode kerja terlebih dahulu pada panel master, terdapat dua mode untuk menggerakan mesin yang dapat dipilih oleh operator pada panel operator master yakni mode integrasi atau single, mode pergerakan step dan cycle yang hanya berfungsi pada mode pergerakan integrasi. Jika operator memilih mode single pada panel master maka pergerakan mesin difungsikan dari panel-panel yang terdapat disetiap stasion, jika operator memilih mode integrasi maka panel-panel yang terdapat disetiap stasion tidak dapat difungsikan, apabila mode integrasi step dipilih oleh operator, untuk menggerakan pembawa benda kerja mesin membutuhkan penekanan tombol mulai pada master setelah stasion satu, dua, dan tiga selesai melakukan siklus kerjanya. Sedangkan, jika operator memilih mode integrasi cycle, maka pembawa benda kerja akan secara otomatis bergerak setelah stasion satu, dua, dan tiga selesai melakukan siklus kerja. Sinyal dari panel-panel operator akan diolah oleh Smart relay untuk menggerakan stasion satu, dua dan tiga. Smart relay akan mengaktifkan relay kemudian kontak NO pada relay akan mengalirkan tegangan pada pole 220V AC menuju selenoid valve. Selenoid valve akan membuka aliran fluida pada katup hidraulik power pack sehingga silinder pada mesin press dan bending dapat bergerak.

Sedangkan pada stasion pembawa benda kerja, PLC Omron CPM2A akan mengolah sinyal-sinyal yang diberikan dari panel operator, terdapat tiga proses pengolahan sinyal pada PLC Omron tersebut yakni pengolahan sinyal untuk mengaktifkan penghisap, menjalankan putaran motor tiga fasa dan menggerakan silinder. Untuk pengolahan sinyal agar penghisap aktif PLC Omron akan mengirimkan sinyal aktif pada vaccum generator, kemudian vaccum generator akan mengaktifkan fungsi vaccum dengan cara mengaktifkan udara pada fungsi pneumatic untuk pnghisapan. Sinyal berikutnya yang dikirim oleh PLC Omron tersebut digunakan untuk mengaktifkan fungsi inverter untuk menggerakan motor tiga fasa, inverter akan memberikan tegangan SPWM pada motor tiga fasa sehingga motor tersebut dapat bergerak dan stasion pembawa benda kerja dapat bergerak ke kiri atau kanan. Untuk pengaktifan fungsi silinder pneumatik aksi ganda, PLC Omron mengirimkan sinyal pada selenoid valve kemudian selenoid valve akan mengalirkan udara pada silinder sehingga silinder dapat bergerak.

3.2 Tuntutan Sistem

1. Mampu melakukan pembuatan satu produk dalam waktu tujuh belas detik ( memiliki cycle time tujuh belas detik ).2. Mesin mampu membuat lima varian produk.

3. Mesin dapat bekerja secara otomatis maupun secara manual.4. Mesin dapat bekerja dengan aman, bagi pengguna, mesin, dan barangnya.5. Mesin dapat mendeteksi kesalahan sumber tiga fasa ( terjadi trip atau ketiga-tiganya putus ).3.3 Diagram Alir Sistem

3.3.1 Diagram Alir Stasion MasterTerdapat dua mode pengoperasian yakni single dan integrase, pemilihan mode ini merupakan pengaturan dari sistem kerja mesin.

Gambar 18. Diagram alir sistem master3.3.2 Diagram Fungsi Mengaktifkan Stasion

Diagram ini menjelaskan syarat utama untuk mengaktifkan fungsi stasion.

Gambar 19. Diagram alir mengaktifkan stasion

3.3.3 Diagram Alir Stasion Pemotongan

a. Diagram Alir Mode otomatis

Gambar 20. Diagram alir stasion pemotongan mode otomatis

b. Diagram Alir Mode Manual

Gambar 21. Diagram alir stasion pemotongan mode manual

c. Diagram Alir Mode Integrasi

Gambar 22. Diagram alir stasion pemotongan mode integrasi

3.3.4 Diagram Alir Stasion Penekukan Bentuk U dan La. Diagram Alir Mode Otomatis

Gambar 23. Diagram alir stasion penekukan U dan L mode otomatis

b. Diagram Alir Mode Manual

Gambar 24. Diagram alir stasion penekukan U dan L mode Manualc. Diagram Alir Mode Integrasi

Gambar 25. Diagram alir stasion penekukan U dan L mode integrasi

3.3.5 Diagram Alir Penekukan U

a. Diagram Alir Mode Otomatis

Gambar 26. Diagram alir stasion penekukan U mode otomatis

b. Diagram Alir Mode Manual

Gambar 27. Diagram alir stasion penekukan U mode manual

c. Diagram Alir Mode Integrasi

Gambar 28. Diagram alir stasion penekukan U mode integrasi3.3.6 Diagram Alir Sistem Pembawa Benda Kerja

a. Diagram Alir Mode Otomatis

Gambar 29. Diagram alir pembawa benda kerja mode otomatis

b. Diagram Alir Mode Manual

Gambar 30. Diagram alir pembawa benda kerja mode manual

c. Diagram Alir Mode Integrasi

Gambar 31. Diagram alir pembawa benda kerja mode integrasi

3.3 Perancangan SistemMesin press dan folding sarana penyimpanan beras ( SPB ) Cosmos adalah sebuah penekan, pemotong, dan pembentuk lembaran plat menjadi sebuah komponen sarana penyimpanan beras. Untuk Membuat mesin tersebut dibutuhkan sebuah perancangan sistem kerja pembentukan lembaran plat menjadi sebuah produk jadi.Berdasarkan analisis kebutuhan mengenai perancangan proses pembuatan produk, untuk menghasilkan produk tersebut dapat dibuat menjadi tiga tahapan proses, untuk tahapan proses penekukan satu dan dua dapat disatukan dalam satu proses.

Mesin press dan folding sarana penyimpanan beras ( SPB ) terdiri dari tiga station/proses pembentukan lembaran plat, yaitu : proses cutting, proses bending satu, dua (U dan L), dan proses bending tiga ( U ), serta satu sistem pembawa benda kerja/produk ( feeder ). Deskripsi kerja dari masing-masing proses adalah sebagai berikut : 3.3.1 Proses Pemotongan ( Cutting ) a. Diskripsi KerjaPada proses ini pergerakan silinder digunakan untuk pemotongan lembaran plat SPB. Silinder dapat digerakkan naik/turun (Up/Down) dengan kecepatan yang tetap secara manual atau secara otomatis. Pada proses ini terdapat Limit switch yang berfungsi sebagai pengaman ( safety ) dan membatasi gerakan silinder pada batas atas dan batas bawah.

Gambar 32. Siklus pergerakan silinder station pemotongan

b. Pembuatan Program Stasion Pemotongan

Pembuatan program stasion pemotongan dibagi menjadi dua bagian yakni program ketika mesin dalam mode single otomatis atau single manual dari stasion dan mode integrasi dari master.

Gambar 33. Program mode single manual dan otomatis

Gambar 34. Program mode integrasi

Pada program, fungsi limit switch sebagai pembatas akan menghentikan fungsi pengaktif silinder. Pada program stasion pemotongan, terdapat syarat awal untuk mengaktifkan stasion tersebut yakni syarat nonaktifnnya safety bar dan sinyal posisi aman yang dikirim dari stasion pembawa benda kerja.

Gambar 35. Syarat keseluruhan sistem aktifKetika semua syarat terpenuhi, stasion pemotongan benda kerjapun dapat diaktifkan. Untuk menjalankan silinder, dibutuhkan 3 buah solenoid sekaligus yang diaktifkan secara bersamaan. Pengaktifkan 3 selenoid ini akan menyebabkan silinder bergerak turun atau naik dengan cepat. Pada stasion pemotongan tidak terdapat perlambatan pergerak dari silinder.

Gambar 36. Program aktifnya silinderc. Sinyal Masukan dan Keluaran

Pada proses pemotongan tersebut tentunya membutuhkan sinyal masukan yang digunakan sebagai masukan pada panel kendali untuk menjalankan aktuator yakni silinder. Sinyal masukan yang dibutuhkan pada proses pemotongan antara lain sebagai berikut :

1. Tombol tekan

Mode manual : Silinder turun, silinder naik.

Mode otomaris : Tombol mulai ( start ), tombol berhenti ( stop ).

2. Tombol pilihan ( selector ) mode manual atau otomatis.

3. Limit switch : pengaman ( safety ), batas atas dan batas bawah silinder.

Sedangkan untuk keluaran pada proses pemotongan lembaran plat antara lain :

1. Aktuator : Silinder pemotong ( double cylinder ). 2. Penghitung ( counter ) langkah kerja.

Gambar 37. Diagram blok sistem pengendali station pemotongan

Daftar masukan dan keluaran pada stasion pemotongan dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :Tabel 2. Daftar masukan dan keluaran stasion pemotongan

Stasion Pemotongan

MasukanKeluaran

AlamatKomponenFungsiAlamatKomponenFungsi

I1SELECTORAUTOQ1SOLENOID 1SILINDER TURUN LAMBAT

I2MANUALQ2SOLENOID 2SILINDER NAIK LAMBAT

I3STARTAUTO MODEQ3SOLENOID 3SILINDER NAIK CEPAT

I4STOPQ4SOLENOID 4SILINDER TURUN CEPAT

I5DOWNMANUAL MODEQ5SOLENOID 5RELIEF VALVE

I6UPQ6PENGHITUNGHITUNG SIKLUS KERJA

I7LS1BATAS ATASQ7SIGNAL KE MASTER1 CYCLE FINISH

I8LS2BATAS BAWAHQ8

I9SAFETY BAR ONSAFETY BARQ9

IASAFETY BAR OFF

IBSINGLE/INTEGRASIMODE MASTER

ICSTART MASTERMASUKAN DARI MASTER

IDSTOP MASTER

IERESET STOP

IFSIGNAL FEEDERSYARAT SINYAL HOME FEEDER

IGEMERGENCYMASUKAN EMERGENCY

ZELIO SR3B261

3.3.2 Proses Penekukan Bentuk U Dan L a. Diskripsi KerjaPada proses ini pergerakan silinder digunakan untuk penekukan ( bending ) U dan L pada plat yang telah dipotong pada station satu, kemudian saat silinder naik menyentuh limitswitch dua, silinder utama berhenti kemudian silinder penekukan L akan bergerak masuk, pergerakan ini berfungsi untuk melepas benda kerja dari proses penekukan L. Silinder dapat digerakkan naik/turun ( Up/Down ) dengan kecepatan yang dapat berubah, silinder bergerak cepat saat turun dan pada saat naik silinder bergerak lambat, namun setelah menyentuh limit switch dua silinder akan bergerak naik cepat. Proses satu siklus gerakan turun lalu naik dapat dilakukan secara otomatis dalam satu siklus (mode: otomatis) atau satu siklus dengan menekan tombol-tombol secara manual (mode: manual). Limit switch digunakan untuk pengaman ( safety ) dan membatasi gerakan silinder pada batas atas dan batas bawah serta posisi dimana proses pelepasan benda kerja setelah penekukan ( bending ) U dan L selesai dilakukan.

Gambar 38. Siklus pergerakan silinder station penekuakn Udan Lb. Pembuatan Program Stasion Penekukan U dan L

Sama dengan stasion pemotongan, program stasion penekukan U dan L pun terbagi menjadi dua mode, memiliki syarat untuk mengaktifkan keseluruhan program, dan pengaktifan silinder. Namun perbedaanya terdapat pada pergerakan yang mengalami perlambatan dan terdapat silinder luncur.

Gambar 39. Program aktif silinder luncur

Stasion penekukan U dan L mengalami perlambatan ketika silinder selesai menekuk benda kerja dan naik sampai menyentuh batas tengah (limit switch dua) kemudian silinder luncur diaktifkan pada posisi tersebut.

c. Sinyal Masukan dan Keluaran Terdapat beberapa masukan yang digunakan pada mesin penekuk ( bending ) U dan L, masukan tersebut antara lain : 1. Tombol tekan

Mode manual : Silinder turun, silinder naik.Mode otomaris : Tombol mulai ( start ), tombol berhenti ( stop ).

2. Tombol pilihan ( selector ) mode manual atau otomatis.

3. Limit switch : pengaman ( safety ), batas atas, batas bawah silinder dan pelepasan benda kerja setelah penekukan U dan L ( limit switch dua ).

Sedangkan untuk keluaran pada proses penekukan plat U dan L antara lain :

1. Aktuator : Silinder penekukan U ( double cylinder ) dan Silinder penekukan L (double cylinder). 2. Penghitung ( counter ) langkah kerja.

Gambar 40. Diagram blok sistem pengendali station penekukan U dan L

Daftar masukan dan keluaran stasion penekukan U dan L, dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Daftar masukan dan keluaran stasion penekukan U dan L

Stasion Penekukan U dan L

MasukanKeluaran

AlamatKomponenFungsiAlamatKomponenFungsi

I1SELECTORAUTOQ1SOLENOID 1SILINDER TURUN LAMBAT

I2MANUALQ2SOLENOID 2SILINDER NAIK LAMBAT

I3STARTAUTO MODEQ3SOLENOID 3SILINDER TURUN CEPAT

I4STOPQ4SELENOID 4SILINDER NAIK CEPAT

I5DOWNMANUAL MODEQ5SELENOID 5RELIEF VALVE

I6UPQ6SELENOID 6SLIDE OUT

I7SLIDE OUTQ7SELENOID 7SLIDE IN

I8SLIDE INQ8PENGHITUNGHITUNG SIKLUS KERJA

I9LS1BATAS ATASQ9SIGNAL TO MASTER1 CYCLE FINISH

IALS2SLIDE IN AKTIF ( AUTO )QA

IBLS3BATAS BAWAHQB

ICSAFETY BAR ONSAFETY BARQC

IDSAFETY BAR OFFQD

IESINGLE/INTEGRASIMODE MASTERQE

IFSTART MASTERMASUKAN DARI MASTERQF

IGSTOP MASTERQG

IHRESET STOP

IJSIGNAL FEEDERSYARAT SINYAL HOME FEEDER

IKEMERGENCYMASUKAN EMERGENCY

IL

IN

IP

IQ

IR

ZELIO SR3B261 AND SR3XT141BD

3.3.3 Proses PenekukanTiga

a. Diskripsi KerjaPada proses ini gerakan silinder digunakan untuk penekukan ( bending ) U pada plat yang telah ditekuk pada station dua. Silinder dapat digerakkan naik/turun (Up/Down) dengan kecepatan yang berubah-ubah. Pada proses ini terdapat Limit switch yang berfungsi sebagai pengaman ( safety ) dan membatasi gerakan silinder pada batas atas dan batas bawah serta limit switch kedua untuk proses pelambatan sebelum dilakukan penekukan U.

Gambar 41. Siklus pergerakan silinder station penekukan U

b. Pembuatan Program Stasion Penekukan U

Secara keseluruhan program yang dibuat pada stasion Penekukan U hampir sama dengan stasion pemotongan. Perbedaanya terdapat pada perlambatan silinder saat akan melakukan penekukan U.

Program perlambatan ini diaktifkan oleh limit switch dua ketika silinder akan melakukan penekukan U.

Gambar 42. Program perlambatan silinderc. Sinyal Masukan dan Keluaran

Pada proses penekukan tiga ini membutuhkan beberapa sinyal masukan antara lain sebagai berikut :

1. Tombol tekan

Mode manual : Silinder turun, silinder naik.

Mode otomaris : Tombol mulai ( start ), tombol berhenti ( stop ).

2. Tombol pilihan ( selector ) mode manual atau otomatis.

3. Limit switch : pengaman ( safety ), batas atas, batas bawah silinder, dan proses pelambatan sebelum penekukan U.Sedangkan untuk keluaran pada proses penekukan plat U antara lain :

1. Aktuator : Silinder pemotong ( double cylinder ). 2. Penghitung ( counter ) langkah kerja.

Gambar 43. Diagram blok sistem kendali station penekukan U

Daftar masukan dan keluaran untuk stasion penekukan U, dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4. Daftar masukan dan keluaran stasion penekukan UStasion Penekukan U

MasukanKeluaran

AlamatKomponenFungsiAlamatKomponenFungsi

I1SELECTORAUTOQ1SOLENOID 1SILINDER TURUN LAMBAT

I2MANUALQ2SOLENOID 2SILINDER NAIK LAMBAT

I3STARTAUTO MODEQ3SOLENOID 3SILINDER TURUN CEPAT

I4STOPQ4SELENOID 4SILINDER NAIK CEPAT

I5DOWNMANUAL MODEQ5SELENOID 5RELIEF VALVE

I6UPQ6PENGHITUNGHITUNG SIKLUS KERJA

I7LS1BATAS ATASQ7SIGNAL TO MASTER1 CYCLE FINISH

I8LS2PERLAMBATAN SILINDERQ8

I9LS3BATAS BAWAHQ9

IASTOPPER ONSAFETY BARQA

IBSTOPPER OFFQB

ICSINGLE/INTEGRASIMODE MASTERQC

IDSTART MASTERMASUKAN DARI MASTERQD

IESTOP MASTERQE

IFRESET STOPQF

IGSIGNAL FEEDERSYARAT SINYAL HOME FEEDERQG

IHEMERGENCYMASUKAN EMERGENCY

IJ

IK

IL

IN

IP

IQ

IR

ZELIO SR3B261 AND SR3XT141BD

3.3.4 Proses Pembawa Benda Kerja ( Feeder )a. Diskripsi Kerja Proses pembawa benda kerja ( feeder ) digunakan untuk memindahkan produk yang telah diproses oleh station satu ke station dua ataupun dari stasiondua ke tstasion tiga. Proses ini melibatkan empat langkah kerja yaitu : forward (fetch (backward( setdown ( forward (home . Proses fetch dan setdown dilakukan dengan menggunakan sistem kerja pneumatik ( vacum dan silinder up/down ) sedangkan proses forward dan backward dilakukan dengan menggunakan motor listrik dengan variable speed dan kendali posisi.

Gambar 44. Diagram waktu siklus kerja feederb. Pembuatan Program Stasion Pembawa Benda Kerja

c. Sinyal Masukan dan Keluaran

Pada proses pembawa benda kerja, membutuhkan beberapa sinyal masukan antara lain sebagai berikut :

1. Tombol tekanMode manual : Mesin maju ( forward ), mesin mundur ( reverse ), silinder naik, silinder turun, penghisap aktif, penghisap mati, home position.

Mode otomatis : Tombol mulai ( start ), tombol berhenti ( stop ).2. Tombol pilihan ( selector ) mode manual atau otomatis.

3. Read switch : Batas atas, dan batas bawah silinder.

4. Sensor posisi dan jarak mesin pembawa benda kerja.

Sedangkan untuk keluaran pada mesin pembawa benda kerja antara lain :

1. Aktuator : Motor tiga fasa yang kecepatannya diatur oleh inverter. 2. Penghisap dan silinder aksi ganda.

Gambar 45. Diagram blok sistem kendali feederDaftar masukan dan keluaran stasion pembawa benda kerja dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini :

Tabel 5. Daftar masukan dan keluaran stasion pembawa benda kerjaStasion Pembawa Benda Kerja (Feeder)

MasukanKeluaran

AlamatKomponenFungsiAlamatKomponenFungsi

0.00SELECTORMANUAL/AUTO10.00INVERTER MOTORFORWARD MOTOR

0.01MODE SELECTION10.01INVERTER MOTORREVERSE MOTOR

0.02STARTAUTO MODE10.02SOLENOIDE CYLINDER (1)CYLINDER DOWN

0.03STOP10.03SOLENOIDE CYLINDER (2)CYLINDER DOWN

0.04FORWARDMANUAL MODE10.04SOLENOIDE MAIN

0.05REVERSE10.05VACUM GENERATOR-1A

0.06UP10.06VACUM GENERATOR-1B

0.07DOWN10.07VACUM GENERATOR-2A

0.08VACCUM ON11.00VACUM GENERATOR-2B

0.09VACCUM OFF11.01SIGNAL FEEDER FINISHOut for Communication

0.10REED SWITCH 1A11.02Out for Communication

0.11REED SWITCH 1B11.03Out for Communication

1.00READ SWITCH 2A11.04Preset Speed Sr 1

1.01READ SWITCH 2B11.05Preset Speed Sr 2

1.02VACCUM PRESSURE 1A11.06Preset Speed Sr 3

1.03VACCUM PRESSURE 1B11.07Preset Speed Sr 4

1.04VACCUM PRESSURE 2A12.00SIGNAL ERROR 1

1.05VACCUM PRESSURE 2B12.01SIGNAL ERROR 2

1.06SENSOR 1A12.02SIGNAL NON-HOMEPOSITIONOut for Communication

1.07SENSOR 2A12.03

1.08SENSOR 1B12.04

1.09SENSOR 2B12.05

1.10SENSOR 1C12.06

1.11SENSOR 2C12.07

2.00SENSOR 3C

2.01LS3D

2.02Home Position

2.03SIGNAL AUTO MASTER

2.04SIGNAL SINGLE MASTER

2.05SIGNAL STEP MASTER

2.06

2.07SIGNAL OBJECT POTITION1

2.08SIGNAL OBJECT POTITION2

OMRON CPM2A

3.3.5 Sistem Kordinasi Stasion dan Pembawa Benda Kerja/Feeder ( Master )a. Diskripsi Kerja

Sistem ini berfungsi untuk mengatur sistem kerja ke-empat stasion/sub-sistem ( stasion satu, dua, tiga dan pembawa benda kerja/feeder ) di atas sehingga masing-masing sub-sistem tersebut dapat dijalankan satu per satu atau bekerja bersamaan secara sekuensial dari awal hingga akhir yang melibatkan semua proses.

Gambar 46. Step ladder sistem kordinasi mode single

Gambar 47. Step ladder sistem kordinasi mode integrasi

b. Pembuatan Program MasterStasion master yang berfungsi sebagai pengatur mode pergerakan setiap stasion bertugas sebagai pemberi sinyal masukan mode pada setiap stasion. Selain memberikan sinyal kepada setiap stasion, master pula menerima sinyal yang dikirim oleh setiap stasion. Penerimaan sinyal tersebut berfungsi sebagai syarat aktifnya mode integrasi pada master. Stasion master juga berfungsi memberikan isyarat aktifnya mesin yang dikirim pada lampu tower.

Gambar 48. Kirim sinyal single/integrasi master

Gambar 49. Sinyal masuk dari setiap stasion dan

syarat aktifnya feeder

Ketika mode integrasi aktif master akan mengirimkan signal Q1 pada stasion pemotongan, penekukan U dan L, dan penekukan U. Sedangkan stasion pembawa benda kerja menerima sinyal Q3 dari master, untuk mengirimkan sinyal tersebut master membutuhkan sinyal masukan selesai dari stasion pemotongan, stasion penekukan U dan L, dan stasion penekukan U.

Gambar 50. Mengirimkan sinyal Q1

Gambar 51. Mengirimkan sinyal Q3

c. Sinyal Masukan dan Keluaran

Selain sinyal masukan dari tombol, sistem kordinasi juga membutuhkan beberapa sinyal-sinyal masukan yang diterima dari setiap stasion, sinyal-sinyal tersebut akan menjadi sebuah syarat untuk menjalankan sistem kordinasi semua stasion dan pembawa benda kerja ( feeder ). Setelah semua proses selesai semua sistem akan mengirimkan sinyal masukan sebagai tanda bahwa keseluruhan sistem sudah melakukan satu siklus kerja sehingga sistem kordinasi keseluruhan stasion dapat digunakan kembali. Sinyal-sinyal masukan tersebut antara lain :

1. Sinyal dari setiap stasion dan pembawa benda kerja : Sinyal batas atas stasion satu, dua, dan tiga, sinyal home position pembawa benda kerja ( feeder ).

2. Tombol tekan : Tombol mulai ( start ), tombol berhenti ( stop ), tombol operator.

3. Tombol pilihan ( selector )

Mode : Kerja masing- masing sub-sistem ( single ), kerja keseluruhan sub-sistem (integrase).

Mode : Kerja perlangkah ( step ), kerja satu siklus penuh ( cycle ).

Sedangkan untuk keluaran pada sistem kordinasi yakni sebagai berikut :

1. Sinyal aktif ke semua stasion dan pembawa benda kerja. 2. Lampu indikator.

Gambar 52. Diagram blok sistem kordinasi

stasion dan pembawa benda kerja

Daftar masukan dan keluaran master dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6. Daftar masukan dan keluaran masterMaster Station

MasukanKeluaran

AlamatKomponenFungsiAlamatKomponenFungsi

I1SELECTORSINGLEQ1SINYAL INTERASISTASION

I2INTEGRATIONQ2SINGLE/INTEGRASI

I3SELECTORCYCLEQ3FEEDER ONFEEDER

I4STEPQ4STOP

I5START PANELOPERATOR PANELQ5RESERT STOP

I6STOP PANELQ6INDOCATOR TOWER LAMPHIJAU

I7SIGNAL ST.1SYARAT SIGNALQ7KUNING

I8SIGNAL ST.2Q8INDICATOR LAMPU MESINHIJAU

I9SIGNAL ST.3Q9MERAH

IASIGNAL FEEDER

IBDUA TOMBOL START MESIN

ICREADY BUTTON

ID

IE

IF

IG

ZELIO SR3B261

3.3.6 Koordinasi Keseluruhan Stasion dengan MasterSaat master mengaktifkan mode single, maka keseluruhan stasion dapat difungsikan dengan menggunakan panel operator yang ada pada stasionnya masing-masing. Namun, ketika master mengaktifkan mode integrasi maka fungsi dari panel operator yang ada pada setiap stasion tidak dapat difungsikan. Semua fungsi kerja stasion akan dijalankan dari panel operator oleh master.Proses integrasi keseluruhan stasion membutuhkan beberapa masukan dari setiap stasion yang dijadikan syarat aktifnya fungsi integrasi dari master. Syarat yang harus aktif pada master ketika fungsi integrasi anatara lain :

i. Syarat posisi atas dari stasion pemotongan, penekukan U dan L, dan penekukan U.

ii. Syarat posisi aman/homeposition stasion pembawa benda kerja.

Setelah semua syarat terpenuhi, mode integrasi siap untuk dijalankan. Master akan mengirimkan signal untuk mengaktifkan fungsi masing-masing stasion. Signal tersebut antara lain :

1. Sinyal aktif (Q1) untuk mengaktifkan stasion pemotongan, penekukan U dan L, penekukan U.

2. Sinyal aktif (Q3) untuk mengaktifkan stasion pembawa benda kerja. Namun untuk mengirimkan sinyal aktif tersebut, mater membutuhkan sinyal siklus selesai dari stasion pemotongan, penekukan U dan L, dan penekukan U.

3.3.7 Sistem Keamanan MesinKeamanan dan keselamat kerja merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan begitu saja, jika keamanan dan keselamatan kerja ini diabaikan akan sangat berbahaya dan berpotensi merusak bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sistem keamanan dan keselamatan kerja bukan hanya diperuntukan pada pengguna saja, juga harus diterapkan pada mesin, benda kerja, dan lingkungan sekitar. Tujuan dari sistem keamanan pada mesin press dan folding SPB adalah mengamankan perangkat mesin dan penggunanya. Hal ini dikarenakan pada mesin ini, sumber tenaga yang digunakan adalah hidrolik yang memiliki tenaga yang kuat. Oleh karena itu penerapan sistem keamanan dan keselamatan kerja pada mesin ini adalah sebagai berikut.

a. Penerapan Keamanan pada MesinPada mesin press dan folding SPB ini, penerapan keamananya adalah sebagai berikut :

1. Pemasangan tiang penyanggah silinder (safety bar)

Tiang ini berfungsi sebagai penahan silider ketika mesin tidak dioperasikan.

2. Pemasangan sensor area sebagai pengaman pengguna

Sensor area ini berfungsi sebagai pengaman pengguna ketika memasukan benda kerja, sensor akan mematikan fungsi keseluruhan mesin ketika sensor aktif.

3. Pemasangan limit switch batas aman stasion pembawa benda kerja

Pemasangan tersebut berfungsi sebagai pengaman stasion pembawa benda kerja. Ketika stasion tersebut keluar dari jalur amannya yakni dari posisi homeposition, limit switch batas aman akan aktif dan memutus fungsi dari stasion pemotongan, penekukan U dan L, dan penekukan U.

4. Pemasangan tombol darurat/emergencyTombol ini akan mematikan keseluruhan kerja mesin ketika ditekan.

b. Penerapan Keamanan pada Program

Pada program mesin press dan folding SPB, penerapan keamanannya adalah sebagai berikut :

1. Syarat fungsi stasion pemotong, penekuk U dan L, dan penekuk U aktif

Syarat untuk mengaktifkan fungsi keseluruhan stasion adalah sinyal posisi aman/ homeposition yang dikirim oleh stasion pembawa benda kerja. Ketika fungsi keseluruhan stasion sedang bekerja dan syarat tersebut tidak terpenuhi maka fungsi keseluruhan stasion akan dinonaktifkan.

2. Syarat fungsi stasion pembawa benda kerja (feeder)

Syarat aktifnya fungsi stasion pembawa benda kerja adalah sinyal yang dikirim oleh stasion pemotong, penekuk U dan L, dan penekuk U saat keseluruhan stasion berada pada posisi paling atas atau homeposition. Ketika fungsi pembawa benda kerja aktif dan syarat tersebut tidak terpenuhi maka fungsi stasion pembawa akan dinonaktifkan.Pergerakan SilinderAlamat Selenoid AktifKeterangan

Silinder turun cepatSel. Turun cepat (Q4)

Sel. Turun lambat (Q1)Relief valve (Q5)

Silinder naik cepatSel. Naik cepat (Q3)

Sel. Naik lambat (Q2)Relief valve (Q5)

Pergerakan SilinderAlamat Selenoid AktifKeterangan

Silinder turun cepatSel. Turun cepat (Q3)

Sel. Turun lambat (Q1)

Relief valve (Q5)

Silinder naik cepatSel. Naik cepat (Q4)

Sel. Naik lambat (Q2)Relief valve (Q5)

Slide outSel. Slide out (Q6)

Relief valve (Q5)

Slide inSel. Slide in (Q7)

Relief valve (Q5)

Pergerakan SilinderAlamat Selenoid AktifKeterangan

Silinder turun cepatSel. Turun cepat (Q3)

Sel. Turun lambat (Q1)Relief valve (Q5)

Silinder turun lambatSel. Turun lambat (Q1)

Relief valve (Q5)

Silinder naik cepatSel. Naik cepat (Q4)

Sel. Naik lambat (Q2)Relief valve (Q5)

BAB IVHASIL IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Visualisasi Sistem4.2 Pengujian Sistem4.2.1 Pengujian Daya Motor Hidrolik4.2.2 Pengujian Peregerakan Motor Penggerak Feeder4.2.3 Pengujian Sistem Keamanan Mesin4.2.4 Data Arus dan Tegangan Pada sistem4.2.5 Data Penggunaan Gaya pada Mesin ( Hidrolik )

BAB V

PENUTUP

5.1 Ketercapaian Tujuan dan Tuntutan5.2 Permasalahan yang Ditemukan5.3 Solusi PermasalahanStasion 3

Stasion 1

Stasion 2

Feeder

50

_1495729932.vsdMulai

Mode Manual

Tombol Turun

Penekanan Tombol

Silinder Turun

Silinder Berhenti

Limit Switch Bawah Aktif ?

Selesai

Tombol Naik

Penekanan Tombol

Silinder Naik

Limit Switch AtasAktif ?

Mode Single Master

Pilihan Mode Manual/Auto

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Limit Switch Safety barAktif ?

Syarat Stasion Aktif

Ya

Tidak

Otomatis Pemotongan

Auto

Manual

_1495730267.vsdMulai

Mode Integrasi Master

Limit Switch Atas aktif ?

Sinyal Q1 Master

Silinder Turun Cepat

Limit Switch BawahAktif ?

Counter ++

A

A

Selesai

Tidak

Ya

Ya

Penekanan Tombol

Tidak

Ya

Slide Keluar

Timer = 0.3

Selenoid Slide Keluar Tidak Aktif

Silinder Naik Lambat

Limit Switch 2Aktif ?

Slide Masuk

Ya

Tidak

Limit Switch AtasAktif ?

Timer = 0.3

Selenoid Slide Masuk Tidak Aktif

Tidak

Tidak

Syarat Stasion Aktif

Limit Switch Safety BarAktif ?

Tidak

Ya

Ya

Silinder Naik Cepat

_1495730322.vsdMulai

Tombol Turun

Penekanan Tombol

Silinder Turun Cepat

Silinder Berhenti

Limit Switch 2 Aktif ?

Silinder Turun Lambat

Selesai

Tombol Naik

Penekanan Tombol

Silinder Naik Cepat

Limit Switch Atas Aktif ?

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Mode Manual

Syarat Stasion Aktif

Limit Switch Safety Bar Aktif ?

Limit Switch Bawah Aktif ?

Ya

Pilihan Mode Manual/Auto

Otomatis Penekukan U

Auto

Manual

Ya

Tidak

Mode Single Master

_1495730370.vsdOtomatis Feeder

HomepositionStasionSilinder Diatas Aktif ?

Tombol Start

Penekanan Tombol

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Sensor 1B Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 1A Aktif ?

Feeder Berhenti

Silinder Pembawa Vaccum Turun

Reed Switch B Aktif ?

Penghisap dan Tekanan Penghisap Aktif

A

Silinder Pembawa Vaccum Naik

A

Feeder Bergerak ke Kanan Cepat

Sensor 2A Aktif ?

Reed Switch A Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kanan Lambat

Ya

Sensor 2B Aktif ?

Silinder Pembawa Vaccum Turun

Reed Switch B Aktif ?

Penghisap dan Tekanan Penghisap Tidak Aktif

Silinder Pembawa Vaccum Naik

Reed Switch A Aktif ?

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Sensor 3C Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 3B Aktif ?

Selesai

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

_1495730437.vsdMulai

Mode Manual

Homeposition Stasion Aktif ?

Tombol Forward

Penekanan Tombol

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Sensor 1B Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 1A Aktif ?

Tombol Reverse

Penekanan Tombol

Feeder Bergerak ke Kanan Cepat

Sensor 2A Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kanan Lambat

Sensor 2B Aktif ?

Tombol Down

Penekanan Tombol

Silinder Turun

Reed Switch B Aktif ?

Tombol Up

Penekanan Tombol

Silinder Naik

Reed Switch A Aktif ?

Tombol Vaccum On

Penekanan Tombol

Penghisap Hidup

Tombol Vaccum Off

Penghisap Mati

Penekanan Tombol

Ya

Tidak

Pilihan Mode Manual/Auto

Otomatis Feeder

Auto

Manual

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tombol Home Position

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Penekanan Tombol

Mode Single Master

Ya

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Sensor 1B Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 1A Aktif ?

Tidak

Feeder Bergerak ke Kanan Cepat

Sensor 3A Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kanan Lambat

Sensor 3B Aktif ?

Selesai

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

_1495730341.vsdMulai

Limit Switch Atas Aktif ?

Sinyal Q1 dari Master

Silinder Turun Cepat

Limit Switch 2 Aktif ?

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Penekanan Tombol

Tidak

Ya

Silinder Turun Lambat

Limit Switch Bawah Aktif ?

Ya

Tidak

Selesai

Limit Switch Safety Bar Aktif ?

Mode Integrasi Master

Ya

Tidak

Syarat Stasion Aktif

Counter ++

Silinder Naik Cepat

_1495730307.vsdOtomatis Penekukan U

Limit Switch Atas Aktif ?

Limit Switch Safety Bar Aktif ?

Tombol Mulai

Silinder Turun Cepat

Limit Switch 2 Aktif ?

Counter ++

Silinder Naik Cepat

Selesai

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Penekanan Tombol

Tidak

Ya

Silinder Turun Lambat

Limit Switch Bawah Aktif ?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

_1495730037.vsdOtomatis Penekukan U dan L

Limit Switch Atas aktif ?

Tombol Mulai

Silinder Turun Cepat

Silinder Naik Cepat

Limit Switch BawahAktif ?

Counter ++

A

A

Timer = 0.3

Selenoid Slide Masuk Tidak Aktif

Tidak

Selesai

Silinder Naik Lambat

Limit Switch 2Aktif ?

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Slide Keluar

Penekanan Tombol

Tidak

Ya

Timer = 0.3

Selenoid Slide Keluar Tidak Aktif

Slide Masuk

Tidak

Limit Switch AtasAktif ?

Limit Switch Safety BarAktif ?

Tidak

Ya

Ya

_1495730073.vsdMulai

Mode Manual

Tombol Turun

Penekanan Tombol

Silinder Turun Cepat

Silinder Berhenti

Limit Switch 3Aktif ?

Selesai

Tombol Naik

Penekanan Tombol

Silinder Naik Lambat

Silinder Naik Cepat

Limit Switch 2Aktif ?

Syarat Stasion Aktif

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Limit Switch 3Aktif ?

Tidak

Limit Switch 1Aktif ?

Slide Keluar

Tidak

Tombol Slide Out

Tombol Slide In

Penekanan Tombol

Penekanan Tombol

Timer = 0.3

Slide Masuk

Timer = 0.3

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Limit Switch Safety Bar aktif ?

Pilihan Mode Manual/Auto

Otomatis Stasion Penekukan U dan L

Manual

Auto

Ya

Tidak

Ya

Mode Single Master

Selenoid Slide Keluar Tidak Aktif

Selenoid Slide Masuk Tidak Aktif

_1495730013.vsdMulai

Mode Integrasi Master

Limit Switch Atas Aktif ?

Syarat Stasion Aktif

Silinder Turun

Limit Switch Bawah Aktif ?

Counter ++

Silinder Naik

Limit Switch Atas Aktif ?

Selesai

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya

Sinyal Q1 Dari Master

Tidak

Ya

Pembacaan Sinyal

Limit Switch Safety BarAktif ?

Ya

Tidak

_1495189246.vsdPenekukan U dan L

Turun Cepat

Naik lambat

Naik Cepat

LS1

LS2

LS3

Sil-1

Sil-2

_1495189250.vsdMotor feeder

Silinder

Penghisap

t

t

_1495729658.vsdSyarat Stasion Aktif

Homeposition Feeder Aktif ?

LS Pengaman Feeder Aktif ?

Selesai

Stasion 1,2,3 Aktif

Sensor Area Aktif ?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

_1495729786.vsdYa

Limit Switch Atas Aktif ?

Limit Switch Safety BarAktif ?

Tombol Mulai

Silinder Turun

Limit Switch BawahAktif ?

Penekanan Tombol

Counter ++

Silinder Naik

Limit Switch AtasAktif ?

Selesai

Tidak

Tidak

Ya

Ya

A

A

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Otomatis Pemotongan

_1495189252.vsdMulai

Pemotongan

Penekukan U dan L

Penekukan U

Pembawa Benda Kerja

Station-1

Station-2

Station-3

Feeder

Single

_1495189254.vsdStation-2

Station-3

Feeder

Station-1

Controller (PLC)

Push Button (Start, Stop)

Sinyal Batas atas stasion, Homeposition feeder

SelectorSelector-1 : Single/IntegrasiSelector-2 : STEP-CYCLE

_1495729578.vsdMulai

Sinyal Homeposition Feeder Stasion 1,2,3 Masuk ?

Pilihan Mode Single/Integrasi

Selesai

Tombol Siap Stasion 3

Penekanan Tombol Siap Stasion 3

Dua Tombol Mulai Stasion 1

Penekanan Dua Tombol Mulai

Kirim Sinyal Q1 Pada Stasion 1,2,3

Pilihan Mode Cycle

Mode Step

Tidak

Ya

Ya

Sinyal Home Stasion 1,2,3Masuk ?

Kirim Sinyal Q3 Pada Feeder

Feeder Mengirimkan Sinyal Home

Dua Tombol Mulai Stasion 1

A

A

Mode Single

Kirim Signal Q2 Pada Stasion 1,2,3 dan Feeder

Fungsi single stasion 1,2,3 dan feeder aktif

Integrasi

Ya

Single

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

_1495189253.vsdMulai

Pemotongan

Penekukan U dan L

Penekukan U

Pembawa Benda Kerja

Pemotongan

Step

Start

Start

Penekukan U dan L

Penekukan U

Pembawa Benda Kerja

Integrasi

Cycle

Start

_1495189251.vsdPneumatic Valve control

Product Holder

Controller (PLC)

Push Button(For, Rev, Up, Down, Vacum)

Reed Switch

Feeder Position

VG

Vacum Generator

M

Feeder Motor

Driver

_1495189248.vsdPenekukan U

Turun Lambat

LS3

Naik Cepat

LS1

LS2

Siklus Pergerakan Silinder Satu Pemotongan

Turun cepat

_1495189249.vsdController (PLC)

Push Button( Start, Stop )

Limit Switch(LS1,LS2, LS3)

Counter

Hydrolic Valve control

Cutting

Push Button( Up, Down )

Selector( Manual, Auto )

_1495189247.vsdHydrolic Valve control

Bending U

Controller (PLC)

Push Button( Start, Stop )

Limit Switch(LS1,LS2, LS3)

Push Button( Up, Down, Slide in Slide Out )

Selector( Manual, Auto )

Counter

Bending L

_1495189244.vsdPemotongan

Naik

LS1

LS2

Siklus Pergerakan Silinder Satu Pemotongan

Turun

_1495189245.vsdController (PLC)

Push Button( Start, Stop )

Limit Switch(LS1,LS2)

Counter

Hydrolic Valve control

Cutting

Push Button( Up, Down )

Selector( Manual, Auto )

_1495189243.vsdMulai

HomepositionStasionSilinder Diatas Aktif ?

Penekanan Tombol

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Sensor 1B Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 1A Aktif ?

Feeder Berhenti

Silinder Pembawa Vaccum Turun

Reed Switch B Aktif ?

Penghisap dan Tekanan Penghisap Aktif

A

Sinyal Q3 Master

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Silinder Pembawa Vaccum Naik

Reed Switch A Aktif ?

Ya

A

Feeder Bergerak ke Kanan Cepat

Sensor 2A Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kanan Lambat

Sensor 2B Aktif ?

Silinder Pembawa Vaccum Turun

Reed Switch B Aktif ?

Penghisap dan Tekanan Penghisap Tidak Aktif

Silinder Pembawa Vaccum Naik

Reed Switch A Aktif ?

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Mode Integrasi Master

Tidak

Tidak

Ya

Sensor 3C Aktif ?

Feeder Bergerak ke Kiri Lambat

Sensor 3B Aktif ?

Selesai

Feeder Bergerak ke Kiri Cepat

Tidak

Ya

Tidak

Ya