ei unit 1,2,3

44
UNIT I UJT-SCR PHASE CONTROL Bab I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui karakteristik UJT-SCR phase control. 2. Memahami bentuk gelombang tegangan pada keluaran tegangan penyulut. 3. Dapat menyimpulkan hasil percobaan. Bab II. Alat dan Bahan 1. Penyedia daya unit KL-51001. 2. Isolation transformer KL-58002. 3. Modul KL-53005. 4. Osiloskope. Bab III. Dasar Teori Setiap alat semi konduktor dengan hambatan negative karakteristik dapat digunakan sebagai suatu alat yang mencetuskan hambatan. Gambar di atas menunjukkan beberapa 1

Upload: ar-pratama

Post on 09-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

elka industri

TRANSCRIPT

Page 1: EI UNIT 1,2,3

UNIT I

UJT-SCR PHASE CONTROL

Bab I. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui karakteristik UJT-SCR phase control.

2. Memahami bentuk gelombang tegangan pada keluaran tegangan penyulut.

3. Dapat menyimpulkan hasil percobaan.

Bab II. Alat dan Bahan

1. Penyedia daya unit KL-51001.

2. Isolation transformer KL-58002.

3. Modul KL-53005.

4. Osiloskope.

Bab III. Dasar Teori

Setiap alat semi konduktor dengan hambatan negative karakteristik dapat digunakan

sebagai suatu alat yang mencetuskan hambatan. Gambar di atas menunjukkan

beberapa aplikasi dasar alat yang mencetuskan hambatan sering digunakan untuk SCR

atau TRIAC.

Pergeseran fase sirkit yang hampri bias dipastikan untuk menghadapi di dalam

kendali tahap menjadi UJT relaksasi osilator. Gambar di bawah menunjukkan UJT

relaksasi sirkuit getaran mengingatkan bahwa frekuensi goyangan ditentukan oleh

nilai-nilai pemilihan waktu unsur RT dan CT atau f = 1/RTCT. Voltase bentuk

gelombang di emitter VE adalah suatu sawtooth gelombang dan pada satu dasar VB1

adalah suatu nilai positif dari pulsa train yang ditunjukkan pada gambar (b) di bawah.

1

Page 2: EI UNIT 1,2,3

Pulsa train dihubungkan pada gerbang SCR untuk mengendalikan keluaran kepada

beban. Untuk operasi yang lebih baik, kita perlu melakukan catatan sebagai berikut:

1. Waktu constant RTCT menetukan sudut SCR. Terapan waktu RTCT sebanding dengan

sudut SCR dan berbanding terbalik dengan beban.

2. Arus IBB yang kecil mengalir melalui R1 akan menghasilkan suatu penurunan voltase

IBB x R1 ketika UJT pada keadaan off state.

3. Untuk menghindari mencetuskan SCR selama UJT dalam keadaan mati. Nilai R1

harus dibatasi pada suatu cakupan yang sesuai.

4. R2 adalah nilai untuk ganti rugi temperature.

Nilai maksimum R1 gerbang dapat menentukan nilai gerbang minimum yang

mencetuskan nilai voltase SCR dan IBB. Pada gambar (a) di atas hubungan persamaan

matematikanya adalah:

R1 (max) = VGK

(min)/IBB

Di dalam praktek, R1 dan R2 yang bernilai tetap 100 ohm.

rBB>>R1+R2:IBB-VBB/rBB

R1(mac)"VGK

2

Page 3: EI UNIT 1,2,3

(min) (rBB)/VBB

Gambar (a) di atas menunjukkan suatu UJT-SCR half-wave tahap pengendalian sirkit.

Resistor RD dan dioda zener D1 mengatur arus bolak-balik untuk memelihara suatu

perbaikan potensi VZ untuk UJT relaksasi osilator. Bentuk grlombang di dalam sirkit

ditunjukkan pada gambar (b) di atas. Ringkasan operasinya adalah sebagai berikut:

1. Dioda zener D1 mengeluarkan perbaikan arus dc untuk UJT relaksasi osilator dan

melindungi UJT.

2. Emiter voltase adalah suatu gelombang sawtooth dan voltase pada B1 adalah suatu

pulsa trains, lihat gambar (b) di atas.

3. Bandingkan bentuk gelombang VE, VB1, dan VLOAD, kita lihat varisai dari RT, varisai

dari perioda relaxation oscillator, sehingga sudut fase dari triggering akan bervarisai.

4. Ketika SCR dicetuskan ke kondisi separuh siklus positif, voltase penyedia daya untuk

sirkit UJT akan diturunkan menjadi potensial yang sangat kecil. Karena pulsa

pencetus tidak terjadi di dalam porsi sisa separuh siklus.

3

Page 4: EI UNIT 1,2,3

5. Ketika SCR dalam keadaan off, arus pada dioda zener masih mengalir sepanjang

beban dan RD, arus zener dikecilkan dengan menambahkan nilai RD, dapat dituliskan:

RD>>RLOAD.

Rangkaian Tahap Pengaturan AC

Gambar di atas menunjukkan tahapan sirkit control UJT-SCR yang digunakan di

dalam eksperimen ini. Jembatan penyearah, D1 ke D4 menyediakan sutu pulsa DC

4

Page 5: EI UNIT 1,2,3

membentuk 18V tegangan AC. Dioda zener (ZD1) mengapit pulsa DC pada 12V

untuk osilator relaksasi. Resistor R1 melidungi zener dari over current yang merusak.

Ketika tidak ada gerbang pencetus pada gerbang SCR, SCR akan dalam kondisi off

state sehingga lampu mati. Jika UJT relaksasi osilator beroperasi, pulsa yang ada akan

memicu SCR ke kondisi pada kondisi masing-masing positif separuh siklus, begitu

arus mengalir sepanjang lampu. Beban daya dikendalikan oleh sudut SCR. Singkatnya

beban daya berbanding terbalik dengan perioda dalam memicu pulsa.

Bab IV. Langkah Percobaan

1. Amatilah bentuk tegangan pada keluaran tegangan penyulut, titik E (Osilator

Relaksasi) titik keluaran UJT sebagai pulsa penyulutan dan tegangan keluaran SCR.

Ulangi langkah tersebut untuk beberapa penyulutan berbeda.

2. Catat perubahan tegangan pada beberapa penyulutan: 180, 135, 90, 45, 0.

5

Page 6: EI UNIT 1,2,3

Bab V. Data Percobaan

A. Bentuk tegangan pada tegangan penyulut, titik E (Osilator Relaksasi) titik keluaran

UJT sebagai pulsa penyulutan dan tegangan keluaran SCR.

B. Bentuk perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan

NoSudut penyulutan

derajat (0)

Tegangan Keluaran

Volt (DC)Ketrangan

1 180 0 Lampu Mati

2 135 11 Sangat redup

3 90 29 Lampu redup

4 45 80 LampuTerang

5 0 0 Lampu Mati

6

Page 7: EI UNIT 1,2,3

Bab VI. Analasisa Data

Besar perubahan tegangan berbanding terbalik dengan besar sudut penyulutan.

Semakin kecil sudut penyulutan maka semakin besar tegangan keluaran. Hal ini akan

mempengaruhi redup terang cahaya lampu. Semakin besar tegangan keluaran maka

semakin terang cahaya lampu dan tegangan keluaran dari rangkain ini adalah DC

karena menggunakan penyulutan SCR.

Bab VII. Kesimpulan

Setiap bahan semikonduktor dengan hambatan negative karakteristik dapat digunakan

sebagai suatu alat yang mencetuskan hambatan. Beberapa aplikasi dasar alat yang

mencetuskan hambatan sering digunakan untuk SCR atau TRIAC.

7

Page 8: EI UNIT 1,2,3

UNIT II

KARAKTERISTIK DIAC dan TRIAC

Bab I. Tujuan Percobaan

1. Dapat mengetahui karakteristik DIAC dan TRIAC.

2. Dapaat memahami betuk tegangan pada penyulutan TRIAC.

3. Dapat menyimpulkan hasil percobaan.

Bab II. Alat dan Bahan

1. Penyedia daya unit KL-51001.

2. Isolasi Trafo KL-58002.

3. Modul KL-53006.

4. Osciloscope.

Bab III. Dasar Teori

A. TRIAC Sakelar Sirkuit Stasis

TRIAC sangat cocok untuk penggunaan sakelar arus AC. Sakelar kendali

digunakan untuk menyediakan tegangan pemicu kepada gerbang TRIAC.

Ketika tombol diatur pada posisi 1, arus gebang mengalir melalui R untuk

memicu TRIAC agar bekerja. Selama TRIAC bekerja, arus gerbang dihalangi

dengan sakelar tombol untuk memposisikan ke posisi 2 TRIAC akan tinggal

pada posisinya sampai akhir separuh siklus sumber arus AC.

8

Page 9: EI UNIT 1,2,3

RC penekanan jaringan dapat juga disebut penghubung sirkit sumber paralel

dengan MT2-MT1 dan digunkan untuk mencegah kerusakan terhadap dv/dt

yang berlebihan pada induktif.

Sirkit pada gambar di atas adalah suatu sirkit sakelar hipotesis untuk

menunjukkan bahwa isyarat gerbang yang sesuai harus berlaku untuk gerbang

terminal pada MT2. Acuan untuk sirkit ada pada gambar di bawah.

1. Pada setengah gelombang positif dari arus AC, isyarat pemicu ke terminal B

harus positif untuk mengaktifkan TRIAC.

2. Pada setengah gelombang negative dari arus bolak-balik, isyarat pemicu ke

terminal B harus negatif untuk mengaktifkan TRIAC.

9

Page 10: EI UNIT 1,2,3

Pada gambar di bawah menunjukkan sirkit gerbang TRIAC yang didasari oleh

dua dioda dan sebuah variable resistor. D1 dan D2 digunakan untuk

mengendalikan polaritas tegangan pada gerbang positif dan negatif untuk

diterapkan pada tegangan AC yang berturut-turut. Resistor digunakan untuk

mengendalikan gerbang arus dan gerbang TRIAC dan karenanya firing dan

kondisi sudut dapat dikendalikan.

1. Selama setengah gelombang positif diterapkan, arus positif melalui D1 dan

R1 untuk mengaktifkan gerbang TRIAC.

2. Selama setengah gelombang negative diterapkan, arus negative melalui D1

dan R1 untuk mengaktifkan gerbang TRIAC.

3. Besarnya R1 menentukan jumlah dari sudut firing 0F dan sudut kondisi 0C

dari TRIAC, lihat bentuk gelombang arus beban.

4. Ketika R1 diputar kearah ke kanan, 0F berubah lebih besar dan 0C lebih

kecil.

5. Ketika R1 diputar kearah ke kiri, 0F menjadi lebih kecil dan 0C menjadi

lebih besar.

B. Tahap Dasar Pengendalian Sirkit DIAC-TRIAC

Gambar di bawah menunjukkan DIAC-TRIAC tahap dasar pengendalian sirkit

, tahap pengendalian sirkit digunakan untuk mengendalikan sudut firring pada

TRIAC.

10

Page 11: EI UNIT 1,2,3

Pada gambar di bawah menujukkan bentuk gelombang tegangan di dalam

sirkit. Gambar di atas, tegangan VC tertinggal dibelakang tegangan masukan.

Ketika VC mencapai tegangan puncak dari DIAC (+VP atau –VP), DIAC dan

TRIAC dipasang. Arus AC dikirimkan pada beban yang pada area yang

diarsir.

Ringkasan operasi dari sirtkit gambar di atas sebagai berikut:

1. Muataan kapasitor C1 malalui resistor R1 yang mana C1 diubah melalui

TRIAC dan DIAC.

2. Untuk mengaktifkan TRIAC, ini sangat diperlukan untuk menaikkan

muatan C1 di atas tegangan breakover dari DIAC, +VP dan –VP.

3. Jika waktu konstan R1, C1 meningkat karena penyesuaian R1 sudut firring

OF akan membesar dan sudut konduksi akan mengecil. Pada keadaan ini

daya dikirimkan ke beban yang lebih kecil.

11

Page 12: EI UNIT 1,2,3

4. Kebalikannya, jika waktu konstan R1, C1 mengecil karena penyesuaian

R1 sudut firring OF akan mengecil dan sudut konduksi akan membesar,

pada keadaan ini daya dikirimkan pada beban yang lebih besar.

5. E2 dan C2 membentuk sirkit snubber untuk menghindari dv/dt yang

berlebihan.

6. Sirkit ini sering digunakan sebagai sirkit pengontrol cahaya.

7. Kerugian yang ada di dalam sirkit gambar di atas disebut fenomena

histeresis yang ditunjukkan pada gambar di bawah.

Fenomena Histeresis Pada Sirkuit Di Atas

1. Tingkatan tegangan +Vp dan –Vp menghadirkan besar picu dari DIAC.

Bentuk gelombang Vc1 adalah tegangan kapasitor tanpa histeresis.

2. Ketika R dibuat sangat kecil, tingkat muatan C1 berubah sangat cepat. Ini

disebabkan karena perbedaan tegangan inisial kapasitor dimulai dari separuh

gelombang dan pada saat itu DIAC memicu TRIAC pada tingkat masukan

yang berbeda.

3. Fenomena histeresis mengakibatkan tegangan beban yang tidak setangkup

ketika ditampilkan.

12

Page 13: EI UNIT 1,2,3

Untuk suatu beban yang memberi hambatan seperti lampu, ditunjukkan pada

gambar (a) di bawah. Fenomena histeresis menjadi terpisah.

1. Kapan R1 diatur pada beban tinggi untuk mengendalikan lampu di dalam penerangan

yang sangat lemah, mematikan daya. Jika daya dipasang kembali, TRIAC tidak akan

dipasang dan akibatnya lampu mati. R1 harus disesuaikan lagi untuk mengaktifkan

TRIAC.

2. Ketika lampu terang sedang meningkat secara perlahan, pada suatu titik spesifide

terang lampu akan meningkat tiba-tiba. Oleh karena itu tidak bisa dikendalikan

dengan lembut.

Ada banyak cara untuk meningkatkan fenomena histeresis. Sirkit pada gambar di atas

adalah suatu cara sederhana. 10K ohm resistor digunakan untuk menghindari beban

resistor berkurang menjadi nol ketika menyesuaikan R. sutu jaringan RC tambahan

dihubungkan kepda DIAC untuk meluaskan pemecatan waktu.

13

Page 14: EI UNIT 1,2,3

Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar di atas menunjukkan sirkit yang digunakan di dalam eksperimen. Kita akan

menggunakan sirkit yang bagian atas untuk melaksanakan pengukuran karakteristik

DIAC dan TRIAC. Karakteristik DIAC dan TRIAC telah menjadi pengenalan secara

detil. Resistor variable (VR2) digunakan untuk mengubah tegangan DC ke gerbang

TRIAC untuk merencakan kurva V-1. D1 dan C1 digunakan untuk menyediakan

suatu tegangan DC kepada DIAC dari tegangan 36-Vac. VR1 akan mengendalikan

muatan ke kapasitor C2.

Sirkit yang lebih rendah adalah DIAC-TRIAC tahap pengendalian sirkit. Sirkit ini

mempunyai suatu kerugian fenomena histeresis. R9 dan C4 digunakan untuk

meningkatkan efek.

Bab IV. Langkah Percobaan

1. Hubungkanlah suplai 110Vac persediaan dari penyedia daya unit KL-51001 KL-

58002 ke modul KL-53006. 36Vac disediakan dengan menghubungkan dua 18 Vac

secara urut.

14

Page 15: EI UNIT 1,2,3

2. Memasukkan penghubung dengan menyambungkan posisi 2 dan 3. osiloskop diatur

ke X-Y mode. menghubungkan CH1 masuk ke arus AC terminal 0V , GND pada

terminal beban yang yang lain R2, dan CH2 dimasukkan ke terminal AC36V. Atur

3. scope Kontrol untuk menandai adanya karakteristik V-I pada tampilan scope dan

gambar dalam tabel di bawah ini.

4. Dari kurva V-I, DIAC VBO= volt, tegangan antara dua kutub positip= Volt.

5. Matikanlahlah sumber daya. Pindahkan penghubung dari posisi 1 dan masukkan

pada posisi 4. Nyalakan sumber daya. Ukurlah dan rekam tegangan kapasitor C1

menggunakan multimeter.

Vc1 = Volt.

6. Atur VR1 ke midposition. Gunakanlah osciloscope, ukuran dan rekam bentuk

gelombang tegangan yang melewati kapasitor C2 di dalam tabel yang ada di bawah

poin 9.

7. Dari tabel yang ada di bawah point 9, DIAC Vp= volt; Vv= volt.

8. Pindahkan penghubung pada posisi 1 dan masukkan pada posisi 5. hubungkanlah Dc

12V dari unit penyedia daya ke Modul KL-53006

9. Atur scope ke X-Y mode, hubungkan GND ke Triac terminal T2, CH1 masuk ke

terminal beban yang lain R7 dan CH2 masuk ke Triac terminal T1. Aturlah scope

control untuk mengetahui karakteristik kurva V-I dan gambar dalam tabel yang ada di

bawah point 2.

10. Putar VR2, amati dan rekam perubahan karakteristik V-I.

15

Page 16: EI UNIT 1,2,3

11. Merencanakan dua V-I kurva untuk VBO = 0 volt dan VBO = 10V volt

12. Hubungkan AC110V dari unit penyedia daya ke modul KL-53006. pindahkan

penghubung posisi 5 dan masukkan pada posisi 9. Putar VR3 amati dan rekam

perubahan terang lampu.

Atur VR3 ke midposition. Gunakan Osiloskope, ukur dan rekam bentuk gelombang

tegangan kapasitor C3 dan TRIAC2 T2 pada tabel di atas.

13. Pindahkan penghubung dari posisi 9dan sambungkan pada posisi posisi 7 dan 10,

putar VR3. Amati dan rekam perubahan terang lampu. Atur VR3 ke midposition.

Gunakanlah osiloskop, ukur dan rekam bentuk gelombang tegangan kapasitor C3 dan

TRIAC T2 pada tabel di bawah.

16

Page 17: EI UNIT 1,2,3

14. Pindahkan penghubung dari posisi 7 dan 10 dan sambungkan pada posisi 6 dan 11.

Putar VR3, amati dan kedua perubahan terang lampu. Hasil langkah 11, menjadi

histeresis phenomenon improved? Atur VR3 ke midposition. Gunakanlah osiloskop,

ukur dan rekam bentuk gelombang tegangan kapasitor C3 dan Triac2 T2 pada tabel di

bawah.

17

Page 18: EI UNIT 1,2,3

Bab V. Data Percobaan

A. Bentuk tegangan pada penyulutan TRIAC.

B. Bentuk perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan

N

o

Sudut penyulutan

(derajat)

Tegangan

Keluaran Volt

(AC)

Ketrangan

1 180 0 Mati

2 135 11Sangat

Redup

3 90 29 Redup

4 45 80 Terang

18

Page 19: EI UNIT 1,2,3

5 0 0 Mati

Bab VI. Analisa Data

Bentuk tegangan keluaran dari rangkain ini adalah AC, karena dilakukan dengan

penyulutan TRIAC. Tegangan keluaran bertanding terbalik dengan besar sudut

penyulutan. Semakin kecil suatu penyulutan, maka semakin besar keluaran tegangan

AC-nya dan akan mempengaruhi kondisi lampu. Semakin besar tegangan keluaran

maka semakin terang cahaya lampu.

Bab VII. Kesimpulan

Dari hasil pratek yang didapat, DIAC dan TRIAC sangat bermanfaat dalam

kehidupan sehari- hari, misalnya dapat digunakan sebagai lampu belajar yang dapat

diatur intensitas cahayanya. Selain itu TRIAC dapat juga digunakan sebagai sakelar

arus AC otomatis.

19

Page 20: EI UNIT 1,2,3

UNIT III

MOTOR STARTING AND SPEED CONTROL WITH DIAC-TRIAC

Bab I. Tujuan Percobaan

1.Memahami perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan serta kecepatan

putar motor universal.

2.Dapat menyimpulkan hasil percobaan.

Bab II. Alat dan Bahan

1.Power Supply KL-51001

2.Trafo Isolasi KL-58002

3.Modul Motor KL-58001

4.Modul KL-53007

5.Osiloskop

6.Multimeter

Bab III. Dasar Teori

Gambar di atas menunjukkan suatu DIAC-TRIAC sirkit pengendalian sederhana

kelajuan gelombang penuh untuk suatu motor universal.

Tegangan Breakover DIAC adalah antara 18 dan 35V. Ketika tegangan kapasitor

menjangkau DIAC tegangan breakover, DIAC mengirimkan suatu pulsa tegangan

20

Page 21: EI UNIT 1,2,3

kepada gerbang TRIAC. TRIAC melakukan penerapan tegangan ke motor. Pada

ujung masing-masing half-cycle TRIAC memotong aliran anoda yang ikut dan

menahan level arus. Karena motor universal adalah suatu beban induktif. Aliran

anoda akan sungguh-sungguh mengalir sepenuhnya sampai bidang dengan bidangnya.

arus mengalir sepanjang jangkar-motor dan voltase ke seberang kombinasi medan-

jangkar ditunjukkan pada gambar di bawah.

Beban Tegangan dan Arus Bentuk Gelombang Dalam Sirkuit

Sirkit Snubber.C2-R2 suppresion jaringan, digunakan untuk melindungi TRIAC

terhadap kerusakan dari dv/dt yang berlebihan di dalam beban induktif. Salah satu

karakteristik yang menyangkut motor universal adalah bahwa kecepatan berkurang

ketika beban eksternal meningkat. Sirkit gambar di bawah umpan balik arus

digunakan untuk memelihara kecepatan suatu motor universal yang tetap di atas

keseluruhan cakupan beban.

Pengaturan Kecepatan Tinggi Torsi Motor Dengan Arus Umpan Balik

Pada gambar di atas, dioda D1 dan D2 bersama dengan SCRS Q1 dan Q2 membentuk

penuh gelombang penyearah jembatan untuk menyediakan arus jangkar untuk motor.

21

Page 22: EI UNIT 1,2,3

Arus jangkar juga mengalir sepanjang umpan balik resistor RF.Kita mengasumsikan

tegangan AC diterapkan pada terminal A pada saat tegangan sinusoidal pada kondisi

nol dengan positif keserongan SCRS Q1 dan Q2 saat kondisi mati. Dioda D1, D2,

D3 dan D4 membentuk suatu penyearah jembatan gelombang penuh untuk

menyediakan tegangan DC untuk sirkit pemicu. Resistor R1 dan dioda zener D5

membentuk pengatur tegangan. Resistor R2 dan R3, Capcitor C1 dan UJT Q3

menjadikan relaksasi osilator UJT yang baik. Muatan Kapasitor C1 melalui D4, R!,

R2, D2, dan jangkar motor sirkit,. Ketika muatan kapasitor C1 menuju tegangan firing

UJT. UJT Q3 bekerja, Arus mengalir sepanjang D6 untuk memicu SCR Q1. Ketika

Q1 bekerja, tegangan yang tersuplai ke sirkit picu tidaklah cukup tinggi untuk

menyimpan pengatur dioda zener D5. Kapasitor C1 akan memuat nilai penurunan

voltase ke seberang RF dan memperbaiki sisa dari arus tegangn half-cycle. Pada ujung

half-cycle, SCR akan padam ketika aliran anoda jatuh sesuai dengan tegangan yang

dikehendaki untuk memelihara prasikapnya. VAC pada terminal B sekarang menjadi

positif berkenaan dengan terminal A. Arus palung melalui D3, R1, dan R2 akan

memuat C1 ke arah tegangan firing UJT, tetapi sinus C1 akan siap dimuatkan ke

seberang RF menjangkau picu tegangan sooner UJT. sudut firing SCR Q2 akan

menjadi mengedepan dengan beban-awal pada C1. Persamaan berhubungan dengan

variabel ini adalah :

t = R2 C1 ln VZ /VZ –ηVZZ+ IFRF berlaku untuk gambar di bawah

di mana :

t = waktu firing SCR

VZ = zener regualting voltase

= hakiki perbandingan UJT

If = arus di (dalam) perlengkapan

Arus If meningkat dan t berkurang karena peningkatan beban. Dari persamaan di

atas, SCRS adalah awal bidang penerapan tegangan lebih untuk jangkar motor pada

pemeliharaan kecepatan konstan sebuah motor.

Seperti beban menurun, SCRS menembak kemudian, mengurangi voltase berlaku

untuk perlengkapan lagi mainting kecepatan motor tetap.

22

Page 23: EI UNIT 1,2,3

Di dalam sirkit ini, tembakan penjuru/sudut menyangkut SCRS yang disesuaikan

menurut jumlah yang mengalir sekarang di dalam angker-motor sirkit. Kecepatan

yang lain mengendalikan sirkit untuk tenaga putaran tinggi yang menggunakan satu

SCR, ditunjukkan didalam gambar di bawah. SCR dan R2 dihubungkan secara urut

dengan angker-motor melalui jembatan perata arus. Ketika motor berjalan, di dalam

perlengkapan mengalir sepanjang R2 dan membangun suatu tegangan ke seberang

R2. Tegangan ini bertindak sebagai umpan balik tegangan untuk memelihara

kecepatan dari motor yang tetap atas keseluruhan cakupan beban. Dioda D1, D2, D3,

dan D4 membentuk suatu penuh gelombang. penyearah jembatan untuk menyediakan

DC voltase untuk SCR dan UJT relaksasi osilator. Sepanjang SCR off, kapasitor

beban C2 ke arah tegangan zener, 5.1V. ketika SCR kan memicu. Pembebanan waktu

ditentukan pada saat costant (R3+R4)C2.

Rangkaian Pengaturan Kecepatan Tinggi Torsi Motor

Ketika Q1 SCR dipasang, tegangan antara terminal A dan B, VAB, bequal ke depan

penurunan-voltase SCR yang lebih penurunan-voltase ke seberang R2 disebabkan

oleh perlengkapan dan mengurangi penurunan suatu potensi kurang dari tegangan

zener D6. Hasil tegangan menyediakan kepada pemicu circuit tidaklah cukup tinggi

untuk menyimpan dioda zener D6. Kapasitor C2 akan mengisi ke VAB dan

memperbaiki untuk sisa dari separuh siklus voltase arus. Pada ujung half-cycle, SCR

akan memadamkan aliran anoda ketika jatuh di bawah arus turunan yang diperlukan

untuk memelihara konduksi. Arus mengalir melalui palung R3 dan R4 aka mengisi

23

Page 24: EI UNIT 1,2,3

muatan C2 ke arah UJT mencetuskan voltase lebih cepat. Tembakan sudut SCR akan

mengedepan dengan beban-awal pada C2. ketika beban increae dan arus jangkar

peningkatan, SCR dipicu lebih cepat, meningkatkan voltase berlaku untuk

perlengkapan lagi mainting kecepatan motor tetap.Di dalam sirkit ini, penyalaan sudut

dari SCR disesuaikan menurut jumlah yang mengalir sekarang di dalam angker-motor

sirkit. Pemilihan umpan balik resistor R2 tergantung pada penilaian beban maksimum

motor yang beroperasi saat ini dan arus UJT.

Motor pengendalian Dc Shunt-Wound

Kerja beban dari industri ketika motor kecepatan dapat disetel adalah terkait menjadi

Dc shunt-wound motor. Kecepatan dengan senang hati dikendalikan dengan

bermacam-macam tegangan jangkar atau bidang arus. Ini dapat dilihat dengan

pengujian penyamaan untuk melangsir motor. Total voltase di dalam sirkuit jangkar

adalah:

VA= Vemf + IARA berlaku untuk gambar di bawah

di mana :

IA = Arus jangkar

RA = Perlawanan dari belitan jangkar

Vemf = countereelectromotive kekuatan yang dihasilkan oleh motor.

Counter-Emf yang dihasilkan oleh motor adalah:

Vemf = K1NФ

di mana :

N = kecepatan Motor dalam r/min

Ф = Kekuatan dari bidang

K1= ketetapan konversi.

Tegangan berlaku untuk bidang yang melilit untuk menetapkan nilai Ф sebelum

motor dimulai. Ketika tegangan jangkar diterapkan, kecepatan motor meningkat

demikian juga current-emf. Counter-Emf akan meningkatkan arus jangkar hanya

cukup untuk memperdaya kerugian dan kelesuan di dalam motor itu. Ketika beban

yang eksternal diterapkan, arus jangkar akan meningkat, untuk menyediakan tenaga

putaran diperlukan beban menurut penyamaan.

24

Page 25: EI UNIT 1,2,3

T2= KФIA

Counter-Emf harus berkurang untuk memelihara sisanya di dalam persamaan di atas.

Motor Kecepatan berkurang sebanding. Persamaan yang tadi dapat kita selesaikan

secara serempak untuk kecepatan.

N = VA – IARA/K1

Motor Kecepatan dapat dikendalikan dengan bermacam-macam VA atauФ. teknik

yang umum untuk bertukar tegangan jangkar VA untuk kecepatan kendali sampai

kecepatan yang dinilai dan untuk bertukar bidang Ф untuk mengendalikan kecepatan

di atas kecepatan yang menyangkut motor.

Gambar di bawah menunjukan cakupan untuk perlengkapan pengendalian dan bidang

lemah pengendalian.

Pengaturan Motor DC Shunt

Unsur dasar kendali motor DC adalah suatu isyarat acuan untuk menetapkan

kecepatan yang diinginkan. Suatu alat kendali untuk bertukar bidang tegangan atau

perlengkapan dan suatu mekanisme umpan balik untuk membandingkan motor

dengan pagar kembali sting perintah. Secara sederhan, disain yang paling hemat

menjadi kendali SCR fig.15-20. Counter-emf yang dihasilkan oleh motor atau arus

jangkar bertindak sebagai mekanisme umpan balik.

Pemilihan waktu pemicu SCR adalah bergantung atas perbedaan antara acuan yang

menentukan umpan balik isyarat. Jika suatu kendali kecepatan stabil tidaklah

diperlukan beberapa aplikasi, mekanisme umpan balik tidaklah perlu.

25

Page 26: EI UNIT 1,2,3

Gambar Blok Dasar Dari Pengaturan Motor SCR

Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar di atas menunjukan penggunaan sirkit di dalam percobaan. Motor adalah

suatu motor universal. DIAC-TRIAC tahap kendali sirkit yang digunakan untuk

mengendalikan kecepatan motor universal. Sirkit adalah sirkit kendali kecepatan

dengan permulaan ganti-rugi untuk suatu motor satu-fasa. DIAC-TRIAC tahap

kendali diuraikan di dalam percobaan 15 digunakan di dalam percobaan ini kalau

tidak lampu digantikan oleh motor yang universal itu. Kita sekarang memusatkan

pada operasi sirkit ganti-rugi permulaan.

Permulaan sirkit ganti-rugi terdiri dari rersistor R3, R4, dan R5, kapasitor C5, DIAC2,

dan penyearah jembatan D1-D4. ketika kuasa diterapkan, voltase awal kapasitor ( C1,

C2, atau C3) adalah nol sedemikian sehingga DIAC1 mati. R5 membangun suatu

26

Page 27: EI UNIT 1,2,3

tegangan besar melalui R3, D1 dan D4. tegangan ke seberang R5 mencetuskan

DIAC2 dan TRIAC untuk melakukan. Dari sini motor akan berjalan. Pada waktu

kapasitor ( C1, C2 atau C3) beban melalui R1 Dan VR1 dan menjangkau tegangan

breakover DIAC1. tombol DIAC1 terpasang. Picu pulsa dari DIAC2 membelakangi

dari DIAC1. ketika tegangan ke seberang R5 berkurang voltase kapasitor C5

meningkat. Ketika voltase kurang dari breakover tegangan DIAC2, DIAC2

memadamkan permulaan perhentian sirkit ganti-rugi yang bekerja. Kecepatan kendali

dicapai dengan menyesuaikan VR1. bentuk gelombang voltase di dalam sirkit ini

ditunjukkan dalam gambar di bawah. Resistor R2 dan kapasitor C2 membentuk

hentakan sirkit untuk melindungi TRIAC terhadap dv/dt dari kerusakan.

Bentuk Gelombang Tegangan Dalam Rangkaian Di Atas

Bab IV. Langkah Percobaan

1. Hubungkan motor yang universal pada modul KL-58001 kepada modul sirkit

eksperimen KL-53007 seperti ditunjukan dalam gambar rangkaian percobaan.

2. Hubungkan 110 Vac dari unit power supply KL-51001, KL-58002, KL-53007.

3. Putar VR1 secara penuh CW. Masukan penghubung ke posisi 2, 4, 5, dan8.

4. Gunakan osiloskop dan hubungkan antaran acros R5. menyalakan power

supply saat tertentu. Apakah motor bekerja? mengamati dan merekam

perubahan VR5 dan motor.

5. Putar VR1, amati dan rekam perubahan dari kecepatan motor

6. Putar VR1 ke kendali motor pada saat motor bergerak rendah. Putar power

supply pada saat On. Amati dan rekam perubahan dari kecepatan

motor.Gunakan osiloskop, amati dan rekam perubahan dari bentuk gelombang

tegangan TRIAC T2.

27

Page 28: EI UNIT 1,2,3

7. Atur VR1 ke posisi tengah. Gunakan osiloskop. Ukur dan rekam bentuk

gelombang tegangan pada SCR T2 dan gambar bentuk gelombangnya ke

dalam tabel yang di bawah.

8. Matikan tegangan. Pindahkan penghubung busi dari posisi 5 dan

memasukkan dalam posisi 6. Putar VR1 secara penuh CW. Ulangi langkah-

langkah 4 sampai 7. tulis hasilnya pada tabel di bawah.

28

Page 29: EI UNIT 1,2,3

9. Matikan tegangan. Pindahkan penghubung busi dari posisi 6 dan

memasukkan dalam posisi 7. Putar VR1 secara penuh CW. Ulangi langkah-

langkah 4 sampai 7. tulis hasilnya pada table di bawah.

10. .Matikan tegangan, masukan penghubung di posisi 1, 3, 5, dan 8. putar on

tegangan.

11. Putar VR1 untuk menetapkan motor berjalan normal ketika CDS

menunjukkan ke tingkatan cahaya normal. Tutuplah jendela CDS dengan

tanganmu.

12. Apakah motor berjalan?

13. Pindahkan tanganmu dari jendela CDS. apakah motor masih berjalan?

Bab V. Data Percobaan

A. Perubahan tegangan pada beberapa sudut penyulutan serta kecepatan

putaran motor universal.

No Sudut penyulutan

derajat (0)

Tegangan Keluaran

Volt (AC)

Kecepatan

Putar motor

(RPM)

1 180 2 -

2 135 51 31,70

3 90 55 260,09

4 45 100 520

5 0

29

Page 30: EI UNIT 1,2,3

B. Bentuk tegangan pada penyulutan TRIAC.

30

Page 31: EI UNIT 1,2,3

C. Hasil variasi tegangan dan kecapatan putaran motor universal.

NoTegangan Keluaran

Volt (AC)

Kecepatan Putar Motor

(RPM)

1 10 0

2 20 0

3 30 0

4 40 0

5 50 2,038

6 60 444,65

7 70 499,58

8 80 569,44

9 90 597,34

10 100 641,3

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KecepatanPutar Motor(RPM)

TeganganKeluaran Volt(AC)

Grafik Perbandingan Tegangan dan Kecepatan Putar Motor

31

Page 32: EI UNIT 1,2,3

Bab VI. Analasisa Data

1. Besar sudut penyulutan adalah berbanding terbalik dengan tegangan keluaran

dan kecepatan putar motor. Semakin kecil sudut penyulutan maka semakin

besar tegangan keluaran dan kecepatan putar motor. Sedangkan untuk

tegangan keluaran dan kecepatan putar motor adalah berbanding lurus. Jadi

kecepatan motor dipengaruhi oleh tegangan keluaran.

2. Dalam percobaan ini, motor berputar pada tegangan 40 VAC dan dibawah 40

VAC motor masih belum berputar . Besar kecepatan putar motor berbanding

lurus dengan tegangan keluaran, sehingga kecepatan motor akan dipengaruhi

oleh tegangan keluaran. Semakin besar VAC –nya maka semakin cepat

putaran motornya.

Bab VII. Kesimpulan

Unsur dasar kendali motor DC adalah suatu isyarat acuan untuk menetapkan

kecepatan yang diinginkan. Suatu alat kendali untuk bertukar bidang tegangan

atau perlengkapan dan suatu mekanisme umpan balik untuk membandingkan

motor dengan pagar kembali sting perintah. Secara sederhan, disain yang

paling hemat menjadi kendali SCR fig.15-20. counter-emf yang dihasilkan

oleh motor atau arus jangkar bertindak sebagai mekanisme umpan balik.

32