efek rumah kaca (bab 1,2,3)

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negatif. Misalnya saja, dengan adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat. Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. 1

Upload: daniel-marison

Post on 22-Jun-2015

456 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Makalah kimia lingkungan " Efek Rumah Kaca"

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang

sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat

menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak

hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga

dampak-dampak negatif.

Misalnya saja, dengan adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk

menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor

dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat.

Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca

apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada

pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan  juga

menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat. Masalah lain yang juga kita alami saat

ini adalah meningkatnya  temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940

temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius

dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secara perlahan-lahan sejak tahun 1975.

Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini

berhembus masalah yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global warming.

Oleh karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas dalam makalah

ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca,global warming, penyebab efek

rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, dan keterkaitan masalah-masalah tersebut

diatas satu sama lain. Semua ini akan kami coba cari tahu dan membahasnya dalam makalah

ini.

1

Page 2: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yag kami bahas pada makalah ini meliputi :

1. Apa pengertian efek rumah kaca?

2. Apa penyebab efek rumah kaca?

3. Bagaimana keterkaitan efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim?

4. Apa dampak yang diakibatkan oleh efek rumah kaca?

5. Bagaimana carauntuk menanggulangi efek rumah kaca?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui:

1. Pengertian efek rumah kaca.

2. Penyebab efek rumah kaca.

3. Keterkaitan antara efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim.

4. Dampak efek rumah kaca.

5. Cara menanggulangi efek rumah kaca.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah mengenai Efek Rumah Kaca ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi mengenai efek rumah kaca, baik penyebab maupun akibatnya.

2. Memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih rinci kepada penulis dan pembaca

mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.

2

Page 3: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian efek rumah kaca

Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang menyentuh permukaan

bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini akan

dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah

gelombang panjang. Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh

gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air,

karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer

bumi. Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama

dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat

menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Peristiwa

alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak

ada Efek Rumah Kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.

Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya, planet ini

akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, bila

gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan

berkelebihan dan akan semakin berlanjut. Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan

oleh Joseph Fourier pada tahun1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda

langit (terutama pada planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan

atmosfernya. Efek rumah kaca hanya terjadi pada planet-planet yang mempunyai lapisan

atmosfer seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit alami Saturnus (Titan).

2.2 Penyebab efek rumah kaca

Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi

gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini

disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik

lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Peningkatan kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan

oleh alasan-alasan berikut ini, Karbondioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar

3

Page 4: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat

mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang

diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar

tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat

sampai ke permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh

permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak,

yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul CO2 menyerap energi dari

sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah,

memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak

menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk

kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca. Lapisan terbawah

(troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.

Gas rumah kaca  adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.

Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat

aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer

akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua.

Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia

(yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material

organik (seperti  tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan

diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah

karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya. Selain

gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen

monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas

metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam

meningkatkan efek rumah kaca (Wikipedia, 2011).

Green house effect atau lebih kita kenal dengan sebutan efek rumah kaca adalah sebuah

kondisi di mana suhu dari sebuah benda permukaan langit, seperti planet dan bintang,

meningkat secara drastis. Meningkatnya suhu ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi

dari komposisi serta keadaan atmosfir yang mengelilingi benda langit tersebut.

4

Page 5: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

Sebenarnya, penggunaan istilah efek rumah kaca diadopsi dari petani di negara Eropa dan

Amerika, karena mekanisme pemanasan bumi ini sama seperti yang terjadi di rumah kaca

yang digunakan untuk perkebunan di negara tersebut. Biasanya para petani menggunakan

rumah kaca di musim dingin. Tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca akan tetap hidup

dan tidak mati membeku, oleh pengaruh musim dingin. Karena kaca akan menghalangi

suhu yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Ini menyebabkan seringnya terjadi

kesalah pahaman. bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh banyaknya rumah berdinding

kaca.

Yang terjadi pada bumi adalah, ketika cahaya matahari mengenai atmosfer serta

permukaan bumi, sekitar 70 persen dari energi tersebut tetap tinggal di bumi, diserap oleh

tanah, tumbuhan, lautan dan benda lainnya. Tiga puluh persen sisanya dipantulkan kembali

melalui awan, hujan serta permukaan reflektif lainnya. Tetapi panas 70 persen itu, tidak

selamanya berada di bumi. Benda-benda di sekitar planet yang menyerap cahaya matahari

seringkali meradiasikan kembali panas yang diserapnya.

Sebagian panas tersebut masuk ke ruang angkasa, tinggal di sana dan akan dipantulkan

kembali ke bawah permukaan bumi, ketika mengenai zat yang berada di atmosfer. Seperti

karbon dioksida, gas metana dan uap air. Panas tersebut yang membuat permukaan bumi

tetap hangat daripada di luar angkasa, karena energi lebih banyak yang terserap

dibandingkan dengan yang dipantulkan kembali.

Jadi, jika bumi tidak memiliki gas rumah kaca, maka suhu di bumi akan terlalu dingin

untuk kehidupan makhluk di dalamnya. Sebagai contoh, planet Mars tidak memiliki gas

rumah kaca, sehingga suhu di sana berada di sekitar -30°C. Jika suhu yang sama terjadi di

bumi, tentu saja tidak ada makhluk hidup dapat hidup di bumi.

Tidak menjadi masalah seandainya konsentrasi gas-gas rumah kaca berada dalam

keadaan konstan, tidak terjadi lonjakan drastis seperti sekarang ini. Meningkatnya

konsentrasi gas-gas rumah kaca diakibatkan berbagai aktivitas manusia yang memicu

pancaran gas tersebut ke atmosfir. Dengan adanya pancaran gas ini, maka konsentrasinya di

lapisan atmosfir bumi akan semakin tinggi. Kondisi ini akan mengakibatkan sinar matahari

5

Page 6: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

yang dipantulkan oleh permukaan bumi akan sulit lewat dan menjadi terperangkap di

permukaan bumi.

Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca

bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan

kemampuan penyerapan energi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek

rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin

meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap

di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang berperan dalam efek rumah

kaca dengan persentase kontribusi mereka terhadap efek rumah kaca . Adapun gas-gas yang

terdapat dalam rumah kaca, adalah sebagai berikut :

1. Uap Air (36-70%)

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab

terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara

regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air

kecuali pada skala lokal. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang

disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan

meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak

konstan.

Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca;

yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan

jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik

ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik

positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca

seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak

langsung melalui terbentuknya awan.

6

Page 7: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

2. Karbondioksida (9-26%)

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer

ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk

menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat

yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin

berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan

lahan pertanian.

Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di

atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat

dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul

karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi

karbondioksida telah mencapai 383 ppm, pada gambar 3 (peningkatan 36 persen). Jika

prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540

hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya

akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.

3. Metana (4-9%)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah

kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak

bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan

transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari

pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat

keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari

pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana

di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.

4. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan

terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida

dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini

telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

7

Page 8: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

5. Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran

berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)

terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan

(furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara

berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin

yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang

melindungi Bumi dari radiasi  ultraviolet). Komsumsi CFC tertinggi terdapat pada

Negara-negara maju. Amerika Serikat mengkomsumsi hampir sepertiga komsumsi CFC

dunia.

2.3 Keterkaitan antara efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim.

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana

parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang

terjadi  pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca,

dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata

parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah

berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi

mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.

Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi

tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem

peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi

dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan

faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim

bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh

permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh

gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut

8

Page 9: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena

peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di

dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca

tersebut.

Efek rumah kaca, Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati

manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih

dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metana) dan N2O (Nitrous

Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride)

yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan

dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan

tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, dan memasak.

Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas

pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida,

metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global

akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan

bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi.

Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya

suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan

bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa

energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau

lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.

Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar

kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke

bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek

rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu,

akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.

9

Page 10: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi,

terjadilah perubahan iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya

es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang

berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi

intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole

(IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan

berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah

penyakit, dan lain-lainnya.

2.4 Dampak efek rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-

5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan

peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya

konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan

dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi

menjadi meningkat (Wikipedia, 2011).

10

Page 11: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi.

Sehingga terjadi perubahan iklim  yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan

terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk

menyerap karbon dioksida di atmosfer.Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-

gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah

kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan

terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan

pengaruh yang sangat besar.

Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih

memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm

(4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9

– 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit

diprakirakan.Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang

berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain bisa

mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena  kenaikan suhu dan turunnya

kelembaban. Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada segala sektor, meliputi:

1. Ketahanan Pangan Terancam

Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,

kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat.

Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman.

Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.

2. Dampak Lingkungan

Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan

gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu

karang akankehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena

suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat

11

Page 12: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

menjadi punah di enam wilayah bumi pada 2050.Keenam wilayah yang dipelajari

mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).

Terutama yang termasuk kedalam kelompok stenotermal yang memiliki daya

toleransi atau kisaran suhu yang sempit.Berbeda dengan hewan eurytermal yang memiliki

kisaran toleransi suhu yang luas (Swasta, 2003).Terumbu karang memiliki peranan

penting bagi keanekaragaman organisme laut.

Masalah secara global terjadi akibat semakin meningkatnya kandungan karbon

dioksida dan efek rumah kaca pada atmosfer dan mendorong naiknya suhu permukaan

laut (yang diduga juga menyebabkan pemutihan dan kematian karang) serta

meningkatkan derajat keasaman air laut. Air laut yang semakin asam akan membuat ion

karbonat berkurang sehingga menurunkan kemampuan karang untuk membangun

kerangka. Jika terumbu karang tidak dapat beradaptasi maka akan mempengaruhi fungsi

ekosistem terumbu karang dan struktur geologi terumbu karang serta mempengaruhi

fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi masayarakat sekitar yang bergantung dari

ekosistem terumbu karang.

3. Risiko Kesehatan

Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa

memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan

suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa

setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan

meningkat di negara tropis seperti Indonesia.

4. Air

Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah

tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim

kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.

12

Page 13: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

5. Ekonomi

Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan,

bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern,

penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang

perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa

dunia harus berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk

beradaptasi terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi.Ia

menjelaskan bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk

mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan

iklim.

Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia.

Namun beberapa data menunjukkan bahwa :

1. Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.

2. Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif

sehingga meningkatkan risiko banjir. Pada 2080 diperkirakan sebagian Sumatera dan

Kalimantan menjadi 10-30% lebih basah pada musim hujan; sedangkan Jawa dan

Bali 15% lebih kering.

3. Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan

dan lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (CIFOR, 2004)

4. Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada

sektor pertanian dan ketahanan pangan. Perubahan iklim akan menurunkan kesuburan

tanah sekitar 2% sampai dengan 8%, diperkirakan akan mengurangi panen padi

sekitar 4% per tahun, kacang kedelai sekitar 10%, dan jagung sekitar 50%.

5. Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir.

Sebagai contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160

km2 dari kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-

Hatta dan Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret 2007).

6. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar 430

km. Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke

daratan 50-100 meter per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah

13

Page 14: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

potensi dampak dari perubahan iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6

meter pada 2030, sehingga Kuta dan Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus

2007). Hal ini mengancam keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang

mengandalkan kekayaan dan keindahan pantai dan laut di Bali.

Daerah yang lebih ‘aman’ adalah pantai berkarang yang bersifat terjal, seperti

Uluwatu dan Nusa Penida serta daerah perbukitan dan pegunungan yang saat ini

mempunyai ketinggian di atas 50 meter.

7. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko

kehilangan banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat

kenaikan permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada

pengungsi dalam negeri.

8. Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan perikanan

yang pada akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani

dan nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait dengan hal itu akan

mengurangi pendapatan negara dan masyarakat dari sektor pariwisata.

Sementara itu, negara harus menaikkan anggaran untuk menanggulangi bencana

yang meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan menyediakan sarana bagi

pengungsi yang meningkat akibat bencana. Industri di kawasan pesisir juga

kemungkinan besar akan menghadapi dampak ekonomi akibat permukaan air laut

naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan beban anggaran pembangunan nasional dan

daerah.

2.5 Cara menanggulangi efek rumah kaca

Terdapat  dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.

1. Pencegahan

Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut

atau komponen karbon-nya di tempat lain. Salah satu sumber penyumbang

karbondioksida adalah  pembakaran bahan bakar fosil (BBM, batubara). Penggunaan

bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada

saat itu, batu bara  menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh

14

Page 15: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa

digunakan di dunia sebagai sumber energi.

Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak

langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas

melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila

dibandingkan dengan batubara.

2. Penanganan

Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).Cara yang paling

mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara

pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.Pohon, terutama yang muda dan cepat

pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui

fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat

perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman

yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah

untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah

tinggal.Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang

berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan

menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong

agar minyak bumi keluar ke permukaan .Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi

gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer.Hal ini

telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norowegia, di mana

karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan

diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Selain itu dalam perjanjian internasional, terlihat pula usaha-usaha berbagai

Negara untuk mengurangi emosi gas rumah kaca, yakni pada  Kyoto Protocol to the

United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto). Protokol

15

Page 16: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang

Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan

global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi

emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca (metan, nitrous oxide, sulfur

heksafluorida, HFC, dan PFC), atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka

menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan

dengan pemanasan global.

Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah meratifikasi protokol tersebut,

termasuk Kanada, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggota

Uni Eropa, serta Rumania dan Bulgaria. Namun masih terdapat Negara yang tidak

menandatangani perjanjian ini, yakni Amerika Serikat. Jika berhasil diberlakukan,

Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan

0,28 °C pada tahun 2050.  Nature, Oktober 2003 dalam Wikipedia, 2011.

16

Page 17: Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut :

1. Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan atmosfer

yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah. Efek rumah

kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena

tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-

gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah

kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga

timbul akibat aktivitas manusia.

3. Efek rumah kaca akan mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming).

Hal tersebut akan menciptakan perubahan yang sangat besar terhadap cuaca, iklim,

serta kondisi abiotik lainnya di permukaan bumi. Sehingga organismepun terganggu

kelangsungan hidupnya.

4. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah

kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas

tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon

sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca

demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

17