tugas pelabuhan

10
TUGAS 5 KL - 4211 Operasi dan Manajemen Pelabuhan Dosen : Andojo Wurjanto, Ph.D Tulus Citra Lestari 15511045 Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 2015

Upload: tulus-citra-lestari

Post on 16-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Operasi Manajemen Pelabuhan

TRANSCRIPT

  • TUGAS 5

    KL - 4211

    Operasi dan Manajemen Pelabuhan

    Dosen : Andojo Wurjanto, Ph.D

    Tulus Citra Lestari

    15511045

    Teknik Kelautan

    Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

    ITB

    2015

  • Pengantar: Air ballast kapal sebenarnya masuk dalam satu kategori limbah

    MARPOL, namun penanganannya tidak praktis menggunakan RF(Reception

    Facilities) karena volumenya yang bvesar, bukan B3(Bahan berbahaya&beracun),

    dan tidak bernilai ekonomis. Penanganan air ballast mengarah ke BMWS.

    Cari dan sarikan materi tentang pengelolaan air ballast kapal

    1. Pengertian air ballast

    Jawab:

    Air ballast adalah air yang digunakan sebagai pemberat dan penyeimbang kapal

    saat berlayar. Sistem ballast adalah salah satu sistem pelayanan di kapal yang

    mengangkut dan mengisi air ballast. Sistem ballast berfungsi untuk dapat

    memposisikan kapal dalam keadaan seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun

    belakang, maupun keadaan oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan

    air sebagai bahan ballast agar posisi kapal dapat kembali dengan semurna sehingga

    tidak meninmbulkan dampak atau kerugian.

    Terdapat ribuan spesies laut (termasuk bakteri dan mikrobia yang lainya,

    invertebrate kecil, kista, dan larva berbagai spesies) yang terkandung dalam air ballast

    kapal. Ketika kapal melakukan proses ballasting dan deballasting maka akan terjadi

    pertukaran organisme di satu daerah dengan daerah lainya. Proses ini berlangsung

    selama bertahun-tahun selama kapal beroperasi di dunia. Hal ini mengakibatkan

    keseimbangan ekosistem terganggu. Karena organism asli bercampur dengan

    organisme pendatang menyebabkan banyak terjadi mutasi genetika.

    Pertukaran air ballast buangan kapal mendapat perhatian oleh IMO

    (International Maritim Organization), dengan mengeluarkan peraturan yang

    mengharuskan air ballast yang keluar dari kapal dalam kondisi bersih. Aturan ini dapat

    dipenuhi dengan berbagai macam jalan, sehingga air yang dikeluarkan dalam kondisi

    bersih dan aman bagi air di pelabuhan tujuan.

    Sumber:

    http://www.bbtklppbjb.freeiz.com/1_40_Pemantauan-Air-Ballast.html

    http://www.maritimeworld.web.id/2011/01/ribuan-spesies-laut-termasuk-bakteri.html

  • 2. Resiko Air Ballast Terhadap Lingkungan

    Jawab:

    Air pada ballast kapal mengandung berbagai macam organisme meliputi

    bakteria, virus, dan berbagai macam larva dari hewan dan tanaman laut. Meskipun

    sebagian besar organisme tersebut tidak dapat bertahan ketika air ballast terdischarge,

    organisme lainnya dapat bertahan dan dapat beradaptasi di habitat barunya. Organisme

    yang dapat bertahan hidup tersebut dapat menyebabkan masalah ekologi, ekonomi, dan

    kesehatan publik ketika spesies non-native ini dapat bertahan hidup dan berkembang

    biak di lingkungan barunya. Dampak yang ditimbulkan akibat pindahnya spesies non-

    native lungkungan barunya seperti perusakan-perusakan pipa bawah air yang

    menyebabkan kerugian ekonomi, berkurangnya jumlah spesies lokal akibat munculnya

    bibit predator baru, kematian biota laut akibat meledaknya perkembangan Protista dan

    kandungan racun pada ikan laut akibat termakannya bakteri yang terbawa oleh air

    ballast kapal.

    Gambar Sistem Ballast menggunakan air laut

  • Seperti terlihat pada gambar di atas, bahwa ketika kapal-kapal barang seperti kapal kontainer

    atau tanker membongkar muatan, air laut dipompa ke dalam kompartemen di lambung kapal,

    sedang ketika mengangkut muatan, air laut di lambung kapal tadi dibuang ke laut. Air laut yang

    dipompakan ke lambung atau dibuang ke laut tadi berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan

    dan menyeimbangkan kapal.

    Jenis-jenis organisme yang terdapat pada ballast water tank:

    Zebra Mussel

    Vibrio Cholerae

    Comb Jelly

    European Green Crab

  • Contoh kasus pencemaran lingkungan akibat pertukaran air ballast:

    Ilustrasi di atas menggambarkan sebuah kapal dari Lautan India berlayar

    melalui Terusan Suez, membongkar muatan di Mediterania sehingga kapal tersebut

    perlu mengisi tanki balas sebelum mengarungi Lautan Atlantic.

    Pertukaran air balas (ballast water exchange) terjadi di Lautan Atlantik

    sehubungan dengan akan masuk ke kawasan Great Lakes. Sehubungan dengan kapal

    mengangkut muatan terigu/gandum, maka air balas dibuang ke laut.

    Mnemiopsis leidy, spesies sejenis comb jellyfish yang menghuni estuari dari

    Amerika Serikat sampai ke Tanjung Valds di Argentina sepanjang pantai Lautan

    Atlantik telah menyebabkan kerusakan di Laut Hitam.

    Pada tahun 1982, diidentifikasi bahwa populasi ubur-ubur meningkat secara

    eksponensial dan pada tahun 1988 merusak usaha penangkapan ikan setempat. Spesies

    seperti ubur-ubur ini telah meluluhlantakkan zooplankton termasuk larva ikan sehingga

    jumlahnya menurun secara drastis.

    Untuk memperbaiki kerusakan lingkungan di daratan dan lautan Amerika yang

    diakibatkan oleh spesies invasif ini dikeluarkan biaya sekitar 137 milyar dolar Amerika

    setiap tahun.

    Sumber:

    http://www.maritimeworld.web.id/2014/05/sistem-air-balast-di-kapal-dan-

    berbagai-permasalahanya.html

    http://www.slideshare.net/ekapranadaniswara/pemilihan-water-ballast-

    treatment-plant-pada-kapal-tanker-17500-dwt

  • 3. Penanganan Air Ballast Kapal:

    a. BWE (Ballast Water Exchanges)

    Jawab:

    Ballast Water Exchanges Standard:

    Pemilik/operator yang telah memilih untuk beroperasi dengan BWE sebagai

    metode BWM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    Kapal melakukan pertukaran air ballast harus mencapai pertukaran

    volumetrik 95% dari air ballast.

    Untuk mencapai 95% pertukaran volumetrik, kapal memanfaatkan metode

    aliran atau difusi. Harus memimpa tiga kali volume masing-masing tangki

    air ballast.

    Jika kapal memanfaatkan metode aliran atau pengenceran, metode ini

    setidaknya menyelesaikan 95% volumetrik. Dokumentasi dan studi rinci

    harus diserahkan untuk diperiksa dan harus dilampirkan sebagai lampiran

    rencana BWM.

    Terdapat tiga metode Ballast Water Exchanges yang telah dievaluasi dan

    diterima oleh IMO, yaitu:

    Metode Sequential : Sebuah proses dimana tangki ballast yang

    ditujukan untuk mengangkut air ballast dikosongkan dan kemudian diisi

    ulang oleh ait pengganti untuk mencapai setidaknya 95% volumetrik.

    Metode Aliran : Sebuah proses dimana penggantian air balast

    dipompa ke pemberat tangki yang dimaksudkan untuk pengangkutan air

    ballast, sehingga air mengalir melalui overflow atau pengaturan lainnya.

    Setidaknya 3x volume tangki yang akan dipompa menuju tangki.

    Metode Dilusi : Sebuah proses dimana air pengganti ballast yang

    diisi melalui bagian atas tangki ballast yang dimaksudkan untuk

    pengangkutan air ballast dengan debit simultan dari bawah pada laju air

    yang sama dan mempertahankan tingkat konstan dalam tangki seluruh

    pertukaran balast. Setidaknya 3x volume tangki yang akan dipompa

    menuju tangki.

    Sumber: ABS Guide for Ballast Water Exchange July 2010.

  • b. BMWS (Ballast Water Management System)

    Jawab:

    Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pemilihan sistem pengelolaan air

    ballast untuk kapal-kapal tertentu:

    - Efektifitas organisme terhadap air ballast

    - Ramah lingkungan

    - Keselamatan pada awak

    - Efektifitas biaya

    - Kemudahan dalam aplikasi

    - Alat yang tidak memakan tempat di kapal

    Berikut adalah standar manajemen air ballast berdasarkan regulasi D-1:

    Ketika proses pengisian atau pengosongan balat, sistem kapal harus mampu

    mengisi atau mengosongkan sedikitnya 95% dari total kapasitas tangki ballast.

    Untuk kapal dengan menggunakan metode pumping-through, kemampuan

    pompa harus dapat memompa terus menerus selama pengisian 3x volume

    tangki ballast.

    Berikut adalah standar manajemen air ballast berdasarkan regulasi D-1:

    Kapal dengan sistem manajemen air ballast tidak boleh mengeluarkan lebih dari

    10 organisme hidup tiap meter kubik atau setara dengan ukuran lebih dari 50

    mikrometer dan tidak boleh mengeluarkan lebih dari 10 organisme hidup tiap

    milliliter untuk ukuran kurang dari 50 mikrometer. Indicator discharge

    mikroorganisme tidak boleh melebihi konsentrasi yang ditentukan berikut:

    1. Toxicogenic Vibrio cholera kurang dari 1 cfu (colony forming unit) tiap

    100 mililiter atau kurang dari 1 cfu per gram zooplankton.

    2. Eschericia coli kurang dari 250 cfu per 100 mililiter

    3. Intestinal entericocci kurang dari 100 cfu per 100 mililiter

    Sistem manajemen air ballast harus disetujui oleh pihak sesuai dengan regulasi

    IMO Ada beberapa perlakuan untuk menangani masalah ini. Beberapa

    diantaranya adalah dengan proses kimia dan proses fisika.

  • 1. Proses kimia: dilakukan perlakuan khusus terhadap air ballast dengan bahan

    kimia seperti chlorine atau ozone untuk membunuh organisme yang

    terkandung di dalamnya.

    2. Proses fisika: dapat dilakukan dengan radiasi ultra violet, pemanasan,

    penyaringan, dan sedimentasi.

    Salah satu contoh sistem peralatan yang digunakan untuk menunjang peraturan

    ini adalah alat berupa sedimentor yang dapat bekerja pada sistem ballast dengan

    rata-rata aliran mulai dari 50 m3/jam 500 m3/jam. Di bawah ini adalah contoh

    sedimentor dengan hasil pengujian berdasar standar IMO:

  • Alat tersebut terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:

    1. Sediment removal system sedimentor untuk menghilangkan sedimen

    dan biota ( 80% > 10 mikron ).

    2. System electrolysis untuk membasmi bakteri dan organism kecil

    lainya.

    Sumber:

    http://www.indonesianship.com/beritaisi.php?ID=2345

    https://adhikarablog.wordpress.com/2010/06/19/water-ballast-management-

    system/

  • c. Isolasi BW di darat

    Jawab:

    Metode isolasi adalah metode dimana air ballast yang digunakan ditampung

    dalam tangki yang selanjutnnya disimpan dalam Reception Facilities untuk

    diolah menjadi air bersih atau dikembalikan ke tempat asalnya. Metode ini

    bertujuan agar air ballast yang dibawa tidak mencemari daerah lainnya. Metode

    ini terbilang jarang digunakan karena sulit dalam proses pelaksanaannya.