tugas orto

16
Macam-Macam Kebiasaan Buruk Beberapa jenis kebiasaan buruk pada anak yaitu mengisap ibu jari tangan (thumbsucking), menjulurkan lidah (tongue thrusting), bernapas melalui mulut (mouth breathing), menggigit kuku (nail biting) dan menghisap bibir (lip sucking). 2.2.1 Menghisap Ibu Jari (Thumb Sucking) A. Thumb/Finger Sucking Perawatan psikologis Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun, maka orang tua disarankan untuk mulai melakukan pendekatan kepada anak agar dapat menghilangkan kebiasaan buruknya tersebut, antara lain 28 : a) Mengetahui penyebab. Ketahui kebiasaan anak sehari-hari termasuk cara anak beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Faktor emosional dan psikologis dapat menjadi faktor pencetus kebiasaan mengisap ibu jari. b) Menguatkan anak. Menumbuhkan rasa ketertarikan pada anak untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Orang tua diingatkan untuk tidak memberikan hukuman pada anak karena anak akan makin menolak untuk menghentikan kebiasaan ini.

Upload: miranti-utami-putri

Post on 15-Jul-2016

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bAD HABIT MEMPENGRUHI MALOKLUSI

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Orto

Macam-Macam Kebiasaan Buruk

Beberapa jenis kebiasaan buruk pada anak yaitu mengisap ibu jari tangan

(thumbsucking), menjulurkan lidah (tongue thrusting), bernapas melalui mulut (mouth

breathing), menggigit kuku (nail biting) dan menghisap bibir (lip sucking).

2.2.1 Menghisap Ibu Jari (Thumb Sucking)

A. Thumb/Finger Sucking

Perawatan psikologis

Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun, maka orang tua disarankan

untuk mulai melakukan pendekatan kepada anak agar dapat menghilangkan kebiasaan buruknya

tersebut, antara lain28 :

a) Mengetahui penyebab. Ketahui kebiasaan anak sehari-hari termasuk cara anak beradaptasi

terhadap lingkungan sekitar. Faktor emosional dan psikologis dapat menjadi faktor pencetus

kebiasaan mengisap ibu jari.

b) Menguatkan anak. Menumbuhkan rasa ketertarikan pada anak untuk menghentikan

kebiasaan tersebut. Orang tua diingatkan untuk tidak memberikan hukuman pada anak

karena anak akan makin menolak untuk menghentikan kebiasaan ini.

c) Mengingatkan anak. Buat semacam agenda atau kalender yang mencatat keberhasilan anak

untuk tidak mengisap ibu jari.

d) Berikan penghargaan. Orang tua dapat memberikan pujian dan hadiah yang disenangi si

anak, bila anak sudah berhasil menghilangkan kebiasaannya.

Perawatan eksta oral

Perawatan ekstra oral yang dapat dilakukan pada anak yang memiliki kebiasaan

mengisap ibu jari atau jari tangan lainnya, antara lain17,20 :

Page 2: Tugas Orto

a) Ibu jari atau jari diolesi bahan yang tidak enak (pahit) dan tidak berbahaya, misalnya

betadine. Ini diberikan pada waktu-waktu anak sering memulai kebiasaannya mengisap ibu

jari.

b) Ibu jari diberi satu atau dua plester anti air.

c) Penggunaan thumb guard atau finger guard.

Gambar 3. Thumb guard dan finger guardSumber : http://www.plioz.com/braeak-the-habit-thumbguard-and-fingerguard/#more-376. Accessed on 20th Jun

2011

d) Sarung tangan.

e) Penggunaan thumb crib (fixed palatal crib) pada bagian palatum.

Gambar 4. Thumb cribSumber : http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=13548.

Accessed on 20th Jun 2011

Pada umumnya mengisap ibu jari dapat diberhentikan dengan memberikan nasehat

berupa penjelasan secara halus dan bijaksana untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan

anak mengenai kebiasaan buruk mengisap ibu jari, misalnya kotoran pada sela-sela kuku akan

Page 3: Tugas Orto

masuk ke mulut dan menyebabkan sakit perut. Usahakan anak sadar dan tahu betul mengapa ia

harus menghentikan kebiasaannya. Karena anak-anak memiliki keterbatasan kemampuan

penalaran secara logis, namun tidak ada salahnya memberitahukan bahwa akan jauh lebih baik

gigi yang terlihat di masa depan jika mereka menghentikan kebiasaan itu.

Selanjutnya jangan biarkan anak melamun atau berkhayal, berilah kesibukan dengan

menemani bermain atau memberi dongeng sebelum tidur. Jangan sekali-kali melarang secara

langsung dengan keras misalnya mencabut ibu jari yang sedang diisap dengan kasar atau

mengejek dan memperolok-olok. Hal ini akan mengganggu perkembangan jiwanya. Apabila

kebiasaan tersebut disertai kebiasaan lain misalnya menarik-narik ujung rambut, memegang-

megang daun telinga, menarik ke arah baju, ujung bantal dan lain-lain maka usaha pertama ialah

menghilang kebiasaan sekunder tersebut misalnya, rambut dipotong pendek, anak diberi baju

kaos, tanpa kerah, tidur tanpa bantal dan lain-lain maka kebiasaan primernya akan berhenti.

Dapat pula kita memberikan permen atau kue sebagai pengganti ibu jari yang diisapnya,

memberikan pujian, upah atau hadiah kecil sebagai imbalan untuk menghentikannya.

2.2.2 Menjulurkan Lidah (Tongue Thrusting)

Menjulurkan lidah (tongue thrusting) adalah keadaan lidah berada diantara gigi anterior

dan molar selama penelanan, berbicara atau istirahat.2 Hal ini menyebabkan selama penelanan

gigi tidak dapat oklusi. Kebiasaan menjulurkan lidah akibat bertahannya infantile swallow dari

anak-anak hingga dewasa.Infantile swallow berubah menjadi pola penelanan normal saat gigi

posterior desidui erupsi.24 Pada proses menelan normal lidah menyentuh anterior palatum, gigi

dalam keadaan oklusi dan bibir menutup. Kebiasaan menjulurkan lidah, posisi lidah berada

diantara gigi anterior dan molar. Hal tersebut menyebabkan gigi insisivus mengalami tekanan

Page 4: Tugas Orto

secara terus menerus sehingga terdorong ke arah labial. Penanganan yang bisa dilakukan untuk

menghilangkan kebiasaan menyodorkan lidah pada anak-anak adalah41,42 :

a) Terapi bicara

b) Latihan myofunctional

Menarik bibir bawah pasien. Sementara bibir menjauh dari gigi, pasien diminta untuk menelan.

Jika pasien biasa menyodorkan lidahnya, bibir akan menjadi sedemikian kencang seolah

berusaha untuk menarik jari-jari yang menarik bibir pada saat pasien berusaha menelan. Pasien

yang menyodorkan lidah tidak dapat melakukan prosedur penelanan mekanis sampai bibir-bibir

membuka rongga mulut.

c) Latihan lidah

Berlatih meletakkan posisi lidah yang benar saat menelan. Pasien harus belajar melakukan

“klik”. Prosedur ini mengharuskan pasien meletakkan ujung lidah pada atap mulut dan

menghentakkannya lepas dari palatum untuk membuat suara klik. Posisi lidah pada palatum

selama aktivitas ini kira-kira seperti posisi jika menelan dengan tepat. Pasien juga diminta

membuat suara gumaman dimana pasien akan mengisap udara ke dalam atap mulutnya di

sekeliling lidah. Selama latihan ini, lidah secara alamiah meletakkan dirinya ke atap anterior

palatum. Selanjutnya pasien akan meletakkan ujung lidah di posisi ini dan menelan. Latihan ini

dilakukan terus-menerus sampai gerakan otot-otot menjadi lebih mudah dan lebih alamiah.

Manajemen perawatan yang dapat dilakukan mulai dari mengontrol kebiasaan buruknya, terapi

myofunctional, ortodonsi hingga kemungkinan operasi bila tingkat keparahannya tinggi.38

Penanganan kebiasaan buruk dapat dikoreksi oleh dokter gigi namun harus dikonsultasikan

terlebih dahulu. Dapat pula diatasi dengan cara mekanik berupa alat-alat khusus yang diberikan

dokter gigi untuk dipakai anak, meski tetap ada kemungkinan gagal. Cara kedua adalah dengan

Page 5: Tugas Orto

myotherapy. Myoterapi ini adalah latihan otot-otot lidah dan mulut untuk meletakkan lidah pada

waktu menelan dan istirahat pada posisi yang benar. Latihan menelan ini dilakukan setelah

penyebab-penyebab terjadinya tongue thrust dihilangkan. Terdapat penurunan jumlah tongue

thrust pada anak di atas usia 8 tahun yang menunjukkan bahwa kebiasaan tongue thrust dapat

hilang dengan sendirinya.

2.2.3 Bernapas Melalui Mulut (Mouth Breathing)

Bernapas melalui mulut (mouth breathing) adalah suatu keadaan abnormal yang terjadi

karena adanya kesulitan pengambilan dan pengeluaran napas secara normal melalui hidung,

menyebabkan kebutuhan pernapasan dipenuhi lewat mulut. Kebiasaan bernapas melalui mulut

pada anak biasanya terjadi saat anak dalam keadaan diam maupun saat melakukan kegiatan.

Orangtua harus segera mencari penyebabnya dan membawa si anak ke poliklinik telinga,

hidung, dan tenggorokan (THT) untuk mengetahui ada tidaknya kelainan saluran pernapasan

seperti terjadinya sumbatan hidung, alergi, adenoid membesar, tonsil membesar, polip hidung,

septum bengkok. Apabila tidak ditemukan kelainan atau kelainan tersebut dapat disembuhkan,

tetapi kebiasaan buruk masih tetap dilakukan, tahap selanjutnya orangtua perlu bekerjasama

dengan dokter gigi. Dokter gigi akan membuat alat ortodonti untuk menutup jalan napas melalui

mulut. Lambat-laun si anak akan berusaha bernapas melalui hidungnya kembali.25,41

Perawatan untuk menghentikan pernafasan mulut pada anak dilakukan sesuai dengan

penyebab terjadinya obstruksi pernafasan atas. Penyebab obstruksi nasal pada anak dapat

ditentukan melalui pemeriksaan riwayat menyeluruh dan fisik, yang meliputi Rhinoscopy

anterior dan Nasopharingoscopy. Sebagian pasien mendapat pemeriksaan PA dan Sepalometri

lateral untuk melihat obstruksi pernafasan atas. Prosedur seperti tonsilektomi, adenoidektomi,

dan perawatan alergi dapat membantu mengembalikan pola pertumbuhan yang normal dan

Page 6: Tugas Orto

postur lidah lebih ke belakang sehingga erupsi gigi geligi anterior tidak terganggu. Pilihan

perawatan yang dapat dilakukan untuk penanganan kebiasaan bernafas melalui antara lain43,41 :

a) Adenoidektomi merupakan perawatan yang paling umum untuk obstruksi nasal akibat

pembesaran adenoid. Adenoidektomi merupakan suatu operasi pengambilan adenoid yang

mengalami pembesaran untuk mendapatkan ukuran yang normal.

b) Medikasi antibiotik dan steroid topikal diindikasi bila obstruksi tersebut disebabkan oleh

karena infeksi, misalnya pada rinosinusitis kronis. Antibiotik juga bisa digunakan pada

pembesararan adenoid untuk menurunkan inflamasi lokal. Kortikosteroid yang digunakan

biasanya deksametasone 0,6 mg/kg untuk menurunkan gejala pada infeksi bakteri.

Antibiotik parenteral yakni ceftriakxone 100 mg/kg perhari untuk jangka 8-10 hari.

c) Rhinitis alergi dapat dirawat dengan antihistamin, antihistamin non-sedatif, semprotan nasal

anti-inflamasi, semprotan nasal steroid, dekongestan nasal topical dan dekongestan.

Antihistamin yang sering digunakan adalah etanolamin, etilendiamin, alkilamin, fenotiazin,

dan agen lain seperti siproheptadin, hidroksizin, dan piperazin. Efek samping antihistamin

yang sering terlihat adalah rasa ngantuk, kehilangan nafsu makan, konstipasi, efek

antikolinergik seperti kekeringan membran mukosa dan kesulitan berkemih.

d) Malformasi kongenital dan tumor yang dapat menyebabkan obstruksi nasal, dapat dirawat

dengan pendekatan pembedahan.

Keterlibatan ahli ortodontik diperlukan bila terjadi perkembangan wajah yang abnormal

atau pernafasan mulut telah mengakibatkan wajah adenoid, dimana terjadi crossbite, dan

malposisi gigi yang haru dikoreksi dengan tindakan orthodontik.

Page 7: Tugas Orto

II.1.3.5 Bruksisme (Bruxism)

Ada 3 macam pendekatan untuk menanggulangi pasien dengan bruksisme. Pendekatan

perilaku biasanya diawali oleh dokter giginya melalui penjelasan dan menyadarkan pasien akan

kebiasaan yang dilakukannya. Dapat pula dianjurkan pada pasien untuk mendapatkan terapi

perilaku yang spesifik, seperti hipnosis, biofeedback, dan semacamnya. Pendekatan secara

emosional dapat diawali dengan cara bimbingan psikologi. Hal ini bertujuan agar pasien dapat

mengelola stresnya. Pendekatan interseptif meliputi menawarkan peralatan night guard atau bite

guard (splin stabilisasi maksila) untuk melindungi permukaan gigi dan untuk mengurangi atau

untuk menyebarkan tekanan yang terbentuk di sistem muskuloskeletal akibat bruksisme. Ada

beberapa kenyataan bahwa peralatan tersebut secara signifikan menurunkan kebiasaan bruksisme

pada beberapa individu. Terapi dengan menggunakan splin gigitan (night guard) secara

signifikan mengurangi tingkat bruksisme ketika splin tersebut dipakai, tapi jika splin dilepas,

bruksisme kembali terjadi. Pada penerapannya, night guard dipakai lebih banyak untuk

bruksisme yang dilakukan malam hari dibanding dengan kebiasaan parafungsi siang hari. Dari

hasil suatu penelitian disebutkan bahwa tekanan kunyah pada saat tidur 6 kali lebih besar

daripada tekanan kunyah pada saat terjaga. Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa

respons pasien-pasien bruksisme terhadap terapi oklusal dengan alat splin sangat bervariasi. 1,51

Biasanya kasus-kasus bruxism terlambat didiagnosa karena penderita tidak menyadari

bahwa mereka memiliki kebiasaan tersebut. Untuk perawatan kasus ini dokter gigi akan

membuatkan alat tertentu yang didesain dan dibuat khusus sesuai dengan susunan gigi-geligi

pasien, alat ini disebut night-guard dan digunakan saat tidur pada malam hari. Alat ini akan

membentuk batas antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah sehingga tidak akan saling

beradu. Pemakaian alat ini akan mencegah kerusakan yang lebih jauh pada gigi-geligi dan

Page 8: Tugas Orto

membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan buruknya. Bila penyebab utama dari bruxism

adalah stres, maka melakukan konsultasi dengan psikolog merupakan salah satu hal yang dapat

membantu dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini.46

Penyesuaian oklusal berperan penting dalam perawatan bruksisme jika terdapat kontak

prematur, khususnya jika oklusal prematur tersebut berkaitan dengan restorasi gigi yang kurang

baik. Terapi oklusal, bahkan setelah digabungkan dengan bimbingan psikologis dan terapi

perilaku, mungkin tidak efektif pada sebagian pasien. Pada pasien yang tidak berespons terhadap

perawatan di atas, pemakaian night guard hanya bermanfaat untuk menanggulangi efek

destruksi bruksisme. 1

Penanganan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan bruxism pada anak-

anak adalah47,30 :

a) Penggunaan Night-guard

Perawatan untuk kasus ini dokter gigi akan membuatkan alat tertentu yang didesain dan

dibuat khusus sesuai dengan susunan gigi-geligi pasien, alat ini disebut night-guard dan

digunakan saat tidur pada malam hari. Alat ini akan membentuk batas antara gigi-gigi rahang

atas dan rahang bawah sehingga tidak akan saling beradu. Pemakaian alat ini akan mencegah

kerusakan yang lebih jauh pada gigi-geligi dan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan

buruknya.

Gambar 10. Night-guard

Page 9: Tugas Orto

Sumber : http://www.majdalani-dental-lab.com/4-3.html. Accessed on 30th Jan 2011

b) Bila penyebab utama dari bruxism adalah stress. Cobalah untuk mencari tahu apa yang

mungkin membuat anak stress dan membantu mereka menghadapinya. Konsultasi dengan

psikolog merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam menghilangkan kebiasaan buruk

ini.

2.2.4 Menggigit Kuku (Nail Biting)

Menggigit kuku (nail biting) adalah suatu kebiasaan menggigit kuku pada anak dan

remaja. Kebiasaan ini umumnya terjadi pada anak usia 3-4 tahun dan meningkat pada masa

remaja. Kebiasaan menggigit kuku lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.

Kebiasaan ini muncul sebagai manifestasi stress yang meningkat. Pada beberapa anak kebiasaan

menggigit kuku sebagai pengganti kebiasaan menghisap ibu jari atau jari. Keinginan untuk

menggigit bahkan memakan kuku berhubungan dengan tahap psikoemosional yaitu rasa

gelisah.Kebiasaan menggigit kuku menggambarkan kecemasan anak saat mengalami keadaan

yang tegang. Hal ini terlihat sebagai efek akibat refleks emosi yang tidak seimbang. Kebiasaan

menggigit kuku terdiri atas empat tahapan. Pada awalnya tangan diletakkan berdekatan dengan

mulut dan tidak berpindah dalam beberapa detik sampai 30 detik. Kemudian jari dimasukkan

dengan cepat mengenai gigi anterior. Diikuti dengan gerakan menggigit kuku dengan cepat

secara tidak teratur, dengan kuku ditekan pada tepi gigi yang menggigit dengan kuat. Terakhir

jari dikeluarkan dari mulut untuk diperiksa secara visual atau dirasakan dengan jari yang lain

secara palpasi.

Kebiasaan menggigit kuku biasanya terjadi saat anak dalam keadaan yang sedih atau tertekan

misalnya saat tidak mengerti pelajaran di sekolah, membaca cerita yang sedih, ketika mendengar

Page 10: Tugas Orto

cerita horor atau ketika mereka dipaksa untuk tidur saat malam.Pada anak yang menelan kuku

yang telah digigit dapat menyebabkan masalah pada perut, karena kuku anak tidak bersih

sehingga mudah tertular berbagai penyakit.

2.2.5 Menghisap Bibir (Lip Sucking)

Menghisap bibir (lip sucking) adalah suatu kebiasaan menghisap bibir yang dilakukan

secara terus-menerus secara sadar maupun tidak sadar. Kebiasaan ini muncul setelah kebiasaan

menghisap ibu jari atau jari berhenti. Penanganan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan

kebiasaan mengisap bibir atau menggigit bibir pada anak-anak antara lain17,20 :

a) Myotherapi (latihan bibir)

Memanjangkan bibir atas menutupi incisivus rahang atas dan menumpangkan bibir

bawah dengan tekanan di atas bibir atas

Memainkan alat tiup

b) Orang tua harus berperan aktif mencari tahu tentang sebab-sebab yang membuat anak

stress. Konsultasi dengan seorang psikiater merupakan salah satu hal yang dapat membantu

dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini.