tugas mandiri skenario 3 blok cairan b6
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
1/7
Monica N/1102012166
LI.1. Memahami dan menjelaskan Asam Basa
LO.1.1. Definisi
Menurut Bronsted Lowry
Asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton Basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam
konjugatnya.
Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang
dilepaskan. Oleh karena itu, rx asam basa adalah suatu reaksi pelepasan dan penerimaan proton,
misalnya :
LO.1.2. Klasifikasi
Berdasarkan KekuatannyaKlasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan kekuatannya dan ukuran terionisasi
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air
dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCl, HNO3, H2SO4, HClO4.
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam air dan
bereaksi dengan asam. Contoh NaOH, KOH, Ba(OH)2.
Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air
kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh H 3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH.
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air. Contoh
NaHCO3, NH4OH.
Berdasarkan Bentuk IonAsam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. (SO3
-)
Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. (NN4+)
Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. (Cl, CN-)
Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. (Na+)
Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basaAsam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu
ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)
Contoh : asam monoprotik [HCl, HNO3, CH3COOH]
basa monoprotik [NaOH, KOH]Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H
atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)
Contoh : asam diprotik [H2SO4H2S]
basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]
Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau
lebih ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh : asam poliprotik [H3PO4]
basa poliprotik [Al(OH)3]
HA H++ A
-
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
2/7
Monica N/1102012166
Asam-asam yang berasal dari proses metabolismeAsam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi
bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari metabolisme
asam amino, lemak dan karbohidrat.
Contoh : karbondioksida, asam karbonat
Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubahbentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh
ginjal.
Contoh : asam organik, asam nonorganic
LO.1.3. Fungsi
Fungsi asam basa sangat bervariasi. Sebagai salah satunya adalah sebagai donor dan reseptor
ion.
LI.2. Memahami dan menjelaskan Keseimbangan Asam Basa
LO.2.1. Definisi
Keseimbangan asam-basa adalah keseimbangan ion [H+]. Suatu keadaan dimana konsentrasi ion
H yang diproduksi setara dengan kosentrasi ion Hyang di keluarkan oleh sel. Pada proses
kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molekular umumnya berhubungan dengan asam
lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat kosentrasinya ion H atau ion OH yang sangat
rendah.
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem, yaitu
sistem buffer, sistem paru dan sistem ginjal. Prinsip pengaturan keseimbangan asam-basa oleh
sistem buffer adalah menetralisir kelebihan ion H+, bersifat temporer, dan tidak melakukan
eliminasi. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer
tambahan (fosfat, ammonia).
Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru, sedangkan
untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer. Mekanisme
buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7.35-7.45.
LO.2.2. Mekanisme
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh untuk
mencegah asidosis dan alkalosis :
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh2. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa3. Kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjal
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuhSistem buffer disebut juga sebagai sistem penahan atau sistem penyangga,karena dapat menahan
perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya. Buffer
HA H+
+ A-
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
3/7
Monica N/1102012166
terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hidrogen dan basa lemah yang berfungsi sebagai akseptor
ion hidrogen.
Bila H+
bertambah ion hidrogen ini akan bergabung dengan A-. Reaksi mengarah ke kiri, mengurangi H
+
dan A- dan menambah HA. Bila H
+ berkurang reaksi mengarah ke kanan,meningkatkan H
+dan A
-dan
mengurangi HA. Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer yaitu :
a. sistem buffer Bikarbonat,b. sistem buffer Protein,c. sistem buffer Haemoglobin,d. sistem buffer Fosfat.Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan, yaitu :
- Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraselular yang disebabkan karena peningkatanCO2.
- Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerjanormal.
- Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.a. Sistem buffer Asam Karbonat-Bikarbonant
Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan
ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer tetap
merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO 2
melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan
pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.
H2O + CO2 H2CO3 H+
+ HCO3-
CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan
ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi
dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat
bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk
akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui
paru.
b. Sistem buffer ProteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial. Protein sebagai
buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino
yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asamdan bersifat sebagai anion pada suasana basa.
Fungsi pengaturan buffer protein :
- Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basalemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak
sebagai akseptor proton.
- Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi danberubah menjadi ion karboksil dan ion H
+. Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
4/7
Monica N/1102012166
Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan mengatur
pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0.
Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan
lambat karena ion hidrogen harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa
natrium.
c.
Sistem buffer Hemoglobin
Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hb
dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat
berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.
Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi karbonat
karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan
cepat karena CO2berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa memerlukan mekanisme
transport aktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb penting untuk
pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2dan sebagai sistem buffer yang kuat.
d. Sistem buffer FosfatSistem buffer fosfat berperan pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin. Bentuk asam lemah
dari buffer fosfat ini adalah dihidrogenfosfat (H2PO4-) dan monohidrogenfosfat ( HPO4-
2-) yang
berperan menstabilkan pH cairan interstitial dan urin.
Sebagaimana asam karbonat-bikarbonat, sistem ini juga memiliki cadangan fosfat yang tersedia
dalam bentuk natriummonohidro genfosfat (NaHPO42-
).
Senyawa fosfat terdapat dalam bentuk :
Fosfat anorganik
Mempunyai 3 bentuk ion :
- H3PO4 (pKa = 2) merupakan asam kuat sehingga tidak terdapat dalam cairan tubuh
- H2PO4- (pKa = 6,8) dengan basa konjugasi HPO42- berfungsi sebagai buffer yang sangat efektif
terutama di ginjal
- PO43- (pKa = 12,4) juga tidak terdapat dalam cairan tubuh
Pasangan ion fosfat ini berfungsi sebagai buffer fisiologis terutama di cairan ekstrasel dengan rentang
pH lebar, namun jumlahnya hanya 1mM dalam cairan ekstrasel,kapasitasnya jauh lebih rendah dari
Na++ HCO3 NaHCO3
Hb-
+ H+
HHb (PK 7-8)
H2PO4- H + + HPO4
2-
Na++ HPO42- NaHPO4
-
H+ + HPO42- H2PO4
-
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
5/7
Monica N/1102012166
sistem bikarbonat. Di dalam cairan tubulus ginjal dan intrasel buffer fosfat snagat penting. pH intrasel
lebih rendah dari cairan ekstrasel begitu juga pada urin.
pH : 5.38.5
Fosfat Organik
Terdapat dalam bentuk 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG), AMP, ADP maupun ATP
masing-masing gugus fosfat berfungsi sebagai buffer. pKa bervariasi dari 6,0 s/d 9,0
terdapat dalam jumlah yang melimpah di dalam sel, sehingga berkontribusi penting dalam kapasitas
buffer .
2. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basaGaris pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO 2 cairan
ekstrasel oleh paru paru. Peningkatan ventilasi akan mengeluarkan CO2 dari cairan ekstrasel, yang
melalui kerja besar-besaran,akan mengurangi konsentrasi H+
. Sebaliknya,penurunan CO2,yang juga
meningkatkan konsentrasi H+
dalam cairan ekstrasel.
Pengaturan umpan balik konsentrasi Ion Hidrogen oleh sistem pernapasan H+ akan naik sehingga CO2
akan naik dan akan merangsang peningkatan pernapasan ( hiperventilasi ) sehingga CO 2 akan menurun
dan konsentrasi H+
pun ikut menurun.
3. Kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjalGinjal mengatur keseimbangan asam basa dengan mengekskresikan urin yang asam atau basa.
Mekanisme : sejumlah besar HCO3-ini difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila HCO3
-ini
diekskresikan kedalam urin,keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sejumlah besar H+juga
diseksresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus, sehingga menghilangkan asam dari darah .
Bila lebih banyak H+
yang disekresikan dari pada HCO3-
yang difiltrasi,akan terjadi kehilangan asam daricairan ekstrasel. Sebaliknya, bila lebih banyak HCO3
-yang difiltrasi dari pada H
+yang disekresikan akan
terjadi kehilangan basa.
LI.3. Memahami dan menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa
LO.3.1. Definisi
Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi dimana kadar pH dalam darah tidak normal.
LO.3.2. Macam-macam
Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama, antara lain
Respiratorikdan Metabolik.
Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai PCO2 yang terjadi krn ketidak seimbangan antara
pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru,
Sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ion difference), yang terjadi krn
pembentukan CO2 oleh asam fix dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion
bikarbonat di jaringan perifer atau CES.
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
6/7
Monica N/1102012166
LO.3.3. Etiologi (penyebab)
Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi
mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain :
1. System buffer,2. System respirasi,3. Fungsi ginjal,4. Gangguan system kardiovaskular,5. Gangguan fungsi susunan saraf pusat.
LO.3.4. Kompensasi
Metabolic asidosisPeningkatan respirasi untuk mengeluarkan CO2dari tubuh.
Metabolic alkalosisPengurangan pernapasan untuk menahan CO2didalam tubuh.
Respiratorik asidosisGinjal mengekskresi ion H
+dan menyerap Na serta HCO3
-.
Respiratorik alkalosisGinjal menahan ion H
+dan mengekskresi ion Na serta HCO3
-.
LI.4. Memahami dan menjelaskan Analisa Gas Darah
LO.4.1. Definisi
Untuk menilai keadaan fungsi paru. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah
astrup dari arteri radialis, brachialis, atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (juga keseimbangan asam basa),
oksigenisasi, kadar CO2 & HCO3-, saturasi O2, dan kelebihan/kekurangan basa.
LO.4.2. Kadar normal
LO.4.3. Anion gap
Anion gap merupakan Selisih antara kation dan anion yang bisa dihitung jumlahnya didalam
tubuh.
Kadar normal : 8-16
Parameter Sampel vena Sampel arteri
pH 7,35 - 7,45 7,32 - 7,38
tek. CO2 35 - 45 mmHg 42 - 50 mmHg
tek. O2 80 - 100 mmHg 40 mmHg
saturasi O2 95 - 100 % 75%
HCO3- 22 - 26 mEq/L 23 - 27 mEq/L
-
7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6
7/7
Monica N/1102012166
Ukuran gap anion signifikan karena penyebab dari asidosis metabolic :
1. Peningkatan anion gapTerjadi pada pembentukan asam organic yang berlebihan sebagai penyebab asidosis
metabolic; dan karena penambahan anion lain yang berasal dari asam organic.
2. Anion gap yang normalBerkurangnya ion HCO3
-
sebagai penyebab asidosis metabolic ; adanya peningkatan kadar ionclorida (hipercloremik). Karena adanya kebutuhan listrik netral, maka clorida plasma akan
menggantikan HCO3-yang kurang, sehingga terdapat kelebihan kadar Cl
-.
Hubungan gas darah dengan gangguan asam basa :
pH PCO2 HCO3-
asidosis Metabolik normal alkalosis Metabolik normal
asidosis Respiratorik normal
alkalosis Respiratorik normal
terkompensasi
terkompensasi pH PCO2- HCO3-
asidosis Metabolik
alkalosis Metabolik
asidosis Respiratorik
alkalosis Respiratorik
Mekanisme hilangnya HCO3- Anion gap yang diharapkan Klorida
Hilangnya HCO3- Normal Meningkat
Titrasi oleh asam yang berlebihan Meningkat Normal