tugas mandiri skenario 3 blok cairan b6

Upload: monicanurliza

Post on 10-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    1/7

    Monica N/1102012166

    LI.1. Memahami dan menjelaskan Asam Basa

    LO.1.1. Definisi

    Menurut Bronsted Lowry

    Asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton Basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam

    konjugatnya.

    Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang

    dilepaskan. Oleh karena itu, rx asam basa adalah suatu reaksi pelepasan dan penerimaan proton,

    misalnya :

    LO.1.2. Klasifikasi

    Berdasarkan KekuatannyaKlasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan kekuatannya dan ukuran terionisasi

    Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air

    dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCl, HNO3, H2SO4, HClO4.

    Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam air dan

    bereaksi dengan asam. Contoh NaOH, KOH, Ba(OH)2.

    Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air

    kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh H 3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH.

    Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air. Contoh

    NaHCO3, NH4OH.

    Berdasarkan Bentuk IonAsam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. (SO3

    -)

    Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. (NN4+)

    Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. (Cl, CN-)

    Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. (Na+)

    Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basaAsam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu

    ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)

    Contoh : asam monoprotik [HCl, HNO3, CH3COOH]

    basa monoprotik [NaOH, KOH]Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H

    atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)

    Contoh : asam diprotik [H2SO4H2S]

    basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]

    Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau

    lebih ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)

    Contoh : asam poliprotik [H3PO4]

    basa poliprotik [Al(OH)3]

    HA H++ A

    -

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    2/7

    Monica N/1102012166

    Asam-asam yang berasal dari proses metabolismeAsam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi

    bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari metabolisme

    asam amino, lemak dan karbohidrat.

    Contoh : karbondioksida, asam karbonat

    Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubahbentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan oleh

    ginjal.

    Contoh : asam organik, asam nonorganic

    LO.1.3. Fungsi

    Fungsi asam basa sangat bervariasi. Sebagai salah satunya adalah sebagai donor dan reseptor

    ion.

    LI.2. Memahami dan menjelaskan Keseimbangan Asam Basa

    LO.2.1. Definisi

    Keseimbangan asam-basa adalah keseimbangan ion [H+]. Suatu keadaan dimana konsentrasi ion

    H yang diproduksi setara dengan kosentrasi ion Hyang di keluarkan oleh sel. Pada proses

    kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molekular umumnya berhubungan dengan asam

    lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat kosentrasinya ion H atau ion OH yang sangat

    rendah.

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem, yaitu

    sistem buffer, sistem paru dan sistem ginjal. Prinsip pengaturan keseimbangan asam-basa oleh

    sistem buffer adalah menetralisir kelebihan ion H+, bersifat temporer, dan tidak melakukan

    eliminasi. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam

    menunjang sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer

    tambahan (fosfat, ammonia).

    Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru, sedangkan

    untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer. Mekanisme

    buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7.35-7.45.

    LO.2.2. Mekanisme

    Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh untuk

    mencegah asidosis dan alkalosis :

    1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh2. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa3. Kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjal

    1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuhSistem buffer disebut juga sebagai sistem penahan atau sistem penyangga,karena dapat menahan

    perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya. Buffer

    HA H+

    + A-

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    3/7

    Monica N/1102012166

    terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hidrogen dan basa lemah yang berfungsi sebagai akseptor

    ion hidrogen.

    Bila H+

    bertambah ion hidrogen ini akan bergabung dengan A-. Reaksi mengarah ke kiri, mengurangi H

    +

    dan A- dan menambah HA. Bila H

    + berkurang reaksi mengarah ke kanan,meningkatkan H

    +dan A

    -dan

    mengurangi HA. Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer yaitu :

    a. sistem buffer Bikarbonat,b. sistem buffer Protein,c. sistem buffer Haemoglobin,d. sistem buffer Fosfat.Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan, yaitu :

    - Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraselular yang disebabkan karena peningkatanCO2.

    - Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerjanormal.

    - Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.a. Sistem buffer Asam Karbonat-Bikarbonant

    Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan

    ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer tetap

    merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO 2

    melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan

    pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

    H2O + CO2 H2CO3 H+

    + HCO3-

    CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan

    ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi

    dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat

    bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk

    akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui

    paru.

    b. Sistem buffer ProteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial. Protein sebagai

    buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino

    yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asamdan bersifat sebagai anion pada suasana basa.

    Fungsi pengaturan buffer protein :

    - Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basalemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak

    sebagai akseptor proton.

    - Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi danberubah menjadi ion karboksil dan ion H

    +. Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    4/7

    Monica N/1102012166

    Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan mengatur

    pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0.

    Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan

    lambat karena ion hidrogen harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa

    natrium.

    c.

    Sistem buffer Hemoglobin

    Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hb

    dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat

    berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

    Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi karbonat

    karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan

    cepat karena CO2berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa memerlukan mekanisme

    transport aktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

    Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb penting untuk

    pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2dan sebagai sistem buffer yang kuat.

    d. Sistem buffer FosfatSistem buffer fosfat berperan pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin. Bentuk asam lemah

    dari buffer fosfat ini adalah dihidrogenfosfat (H2PO4-) dan monohidrogenfosfat ( HPO4-

    2-) yang

    berperan menstabilkan pH cairan interstitial dan urin.

    Sebagaimana asam karbonat-bikarbonat, sistem ini juga memiliki cadangan fosfat yang tersedia

    dalam bentuk natriummonohidro genfosfat (NaHPO42-

    ).

    Senyawa fosfat terdapat dalam bentuk :

    Fosfat anorganik

    Mempunyai 3 bentuk ion :

    - H3PO4 (pKa = 2) merupakan asam kuat sehingga tidak terdapat dalam cairan tubuh

    - H2PO4- (pKa = 6,8) dengan basa konjugasi HPO42- berfungsi sebagai buffer yang sangat efektif

    terutama di ginjal

    - PO43- (pKa = 12,4) juga tidak terdapat dalam cairan tubuh

    Pasangan ion fosfat ini berfungsi sebagai buffer fisiologis terutama di cairan ekstrasel dengan rentang

    pH lebar, namun jumlahnya hanya 1mM dalam cairan ekstrasel,kapasitasnya jauh lebih rendah dari

    Na++ HCO3 NaHCO3

    Hb-

    + H+

    HHb (PK 7-8)

    H2PO4- H + + HPO4

    2-

    Na++ HPO42- NaHPO4

    -

    H+ + HPO42- H2PO4

    -

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    5/7

    Monica N/1102012166

    sistem bikarbonat. Di dalam cairan tubulus ginjal dan intrasel buffer fosfat snagat penting. pH intrasel

    lebih rendah dari cairan ekstrasel begitu juga pada urin.

    pH : 5.38.5

    Fosfat Organik

    Terdapat dalam bentuk 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG), AMP, ADP maupun ATP

    masing-masing gugus fosfat berfungsi sebagai buffer. pKa bervariasi dari 6,0 s/d 9,0

    terdapat dalam jumlah yang melimpah di dalam sel, sehingga berkontribusi penting dalam kapasitas

    buffer .

    2. Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basaGaris pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO 2 cairan

    ekstrasel oleh paru paru. Peningkatan ventilasi akan mengeluarkan CO2 dari cairan ekstrasel, yang

    melalui kerja besar-besaran,akan mengurangi konsentrasi H+

    . Sebaliknya,penurunan CO2,yang juga

    meningkatkan konsentrasi H+

    dalam cairan ekstrasel.

    Pengaturan umpan balik konsentrasi Ion Hidrogen oleh sistem pernapasan H+ akan naik sehingga CO2

    akan naik dan akan merangsang peningkatan pernapasan ( hiperventilasi ) sehingga CO 2 akan menurun

    dan konsentrasi H+

    pun ikut menurun.

    3. Kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjalGinjal mengatur keseimbangan asam basa dengan mengekskresikan urin yang asam atau basa.

    Mekanisme : sejumlah besar HCO3-ini difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila HCO3

    -ini

    diekskresikan kedalam urin,keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sejumlah besar H+juga

    diseksresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus, sehingga menghilangkan asam dari darah .

    Bila lebih banyak H+

    yang disekresikan dari pada HCO3-

    yang difiltrasi,akan terjadi kehilangan asam daricairan ekstrasel. Sebaliknya, bila lebih banyak HCO3

    -yang difiltrasi dari pada H

    +yang disekresikan akan

    terjadi kehilangan basa.

    LI.3. Memahami dan menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

    LO.3.1. Definisi

    Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi dimana kadar pH dalam darah tidak normal.

    LO.3.2. Macam-macam

    Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama, antara lain

    Respiratorikdan Metabolik.

    Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai PCO2 yang terjadi krn ketidak seimbangan antara

    pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru,

    Sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ion difference), yang terjadi krn

    pembentukan CO2 oleh asam fix dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion

    bikarbonat di jaringan perifer atau CES.

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    6/7

    Monica N/1102012166

    LO.3.3. Etiologi (penyebab)

    Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi

    mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain :

    1. System buffer,2. System respirasi,3. Fungsi ginjal,4. Gangguan system kardiovaskular,5. Gangguan fungsi susunan saraf pusat.

    LO.3.4. Kompensasi

    Metabolic asidosisPeningkatan respirasi untuk mengeluarkan CO2dari tubuh.

    Metabolic alkalosisPengurangan pernapasan untuk menahan CO2didalam tubuh.

    Respiratorik asidosisGinjal mengekskresi ion H

    +dan menyerap Na serta HCO3

    -.

    Respiratorik alkalosisGinjal menahan ion H

    +dan mengekskresi ion Na serta HCO3

    -.

    LI.4. Memahami dan menjelaskan Analisa Gas Darah

    LO.4.1. Definisi

    Untuk menilai keadaan fungsi paru. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah

    astrup dari arteri radialis, brachialis, atau formalis.

    Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (juga keseimbangan asam basa),

    oksigenisasi, kadar CO2 & HCO3-, saturasi O2, dan kelebihan/kekurangan basa.

    LO.4.2. Kadar normal

    LO.4.3. Anion gap

    Anion gap merupakan Selisih antara kation dan anion yang bisa dihitung jumlahnya didalam

    tubuh.

    Kadar normal : 8-16

    Parameter Sampel vena Sampel arteri

    pH 7,35 - 7,45 7,32 - 7,38

    tek. CO2 35 - 45 mmHg 42 - 50 mmHg

    tek. O2 80 - 100 mmHg 40 mmHg

    saturasi O2 95 - 100 % 75%

    HCO3- 22 - 26 mEq/L 23 - 27 mEq/L

  • 7/22/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan B6

    7/7

    Monica N/1102012166

    Ukuran gap anion signifikan karena penyebab dari asidosis metabolic :

    1. Peningkatan anion gapTerjadi pada pembentukan asam organic yang berlebihan sebagai penyebab asidosis

    metabolic; dan karena penambahan anion lain yang berasal dari asam organic.

    2. Anion gap yang normalBerkurangnya ion HCO3

    -

    sebagai penyebab asidosis metabolic ; adanya peningkatan kadar ionclorida (hipercloremik). Karena adanya kebutuhan listrik netral, maka clorida plasma akan

    menggantikan HCO3-yang kurang, sehingga terdapat kelebihan kadar Cl

    -.

    Hubungan gas darah dengan gangguan asam basa :

    pH PCO2 HCO3-

    asidosis Metabolik normal alkalosis Metabolik normal

    asidosis Respiratorik normal

    alkalosis Respiratorik normal

    terkompensasi

    terkompensasi pH PCO2- HCO3-

    asidosis Metabolik

    alkalosis Metabolik

    asidosis Respiratorik

    alkalosis Respiratorik

    Mekanisme hilangnya HCO3- Anion gap yang diharapkan Klorida

    Hilangnya HCO3- Normal Meningkat

    Titrasi oleh asam yang berlebihan Meningkat Normal