tugas farmakologi 3 kelompok 5

Upload: hasmiladevi9607

Post on 10-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmako 3

TRANSCRIPT

TUGAS FARMAKOLOGI 3ANTASIDA

Oleh : Kelompok 51. Aulia Pratiwi (04031181320005)2. Leni Dekasari(04031181320010)3. Diedi Meilinda(04031181320015)4. Ratih Yolanda(04031181320020)5. Ana Maliah(04031181320025)6. Refina Aprina(04031181320030)7. Fitrya Pratiwi(04031181320035)8. Hasmila Devi(04031181320040)9. Ria Wijaya(04031281320005)

Dosen Pembimbing : dr. Debby H Harahap, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangAntasida merupakan basa lemah yang beraksi dengan HCl lambung akan membentuk garam dan air. Antasida memiliki kemampuan untuk menetralkan atau menurunkan keasaman isi lambung dan menurunkan aktivitas pepsin. Mekanisme kerja antasida antara lain sebagai salah satu obat anti tukak lambung, gangguan pencernaan adalah melindungi lapisan mukosa dan mengikat garam empedu. Keefektifan suatu dosis antasida tergantung dari kapasitastotalnya sebagai buffer, kecepatannya menetralisir HCl, kelarutan air, dan ada atau tidaknya makanan dalam lambung.Antasida ( antacid ) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral ( diminum ) untuk mengurangi rasa perikh akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme erlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam yang memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar dabn berbagai keluhan saluran cerna lainnya. Antasida penggunaanya bermacam-macam selain pada tukak lambung, usus juga pada indigesti dan rasa terbakar., pada reflux oesophagetis ringan dangastritis. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat.

B.TujuanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang antasida sebagai obat tukak lambung dengan memahami pengertian, farmakologi, cara kerja, prinsip, efek samping, indikasi dan kontradiksi maupun interaksi dengan obat lain agar dalam penggunaannya kita dapat mengaplikasikan secara baik dan benar.

BAB IIISI

PengertianAntasida berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acisud yang berarti asam , sehingga antasida adalah zat yang berlawanan dengan asam, yaitu basa. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifa asam yaitu asam klorida. Kondisi asam lambung akan terganggu apabila keadaan asam tersebut melebihi keadaan normal atau asam yang ada dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pada lambung. Obat dalam bentuk tablet harus dikunyah sebelum ditelan agar lebih cepat berekasi dengan asam lambung.

Macam macam Penggunaan AntasidaPenggunaan pada antasida ada beberapa macam, yaitu :1.Untuk tukak Lambung.2.Indigasi3.Repluk oesophagitis ringan4.Gastritis5.Rasa terbakar pada ulu hati6.Sakit perut7.Asam lambung yang berlebih8.Untuk saluran cerna.

Jenis jenis Antasida dan karakteristiknyaUmumnya antasida merupakan basa lemah yang biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida dan kalsium. Terkadang antasida dikombinasika juga dengan simetikon yang dapat mengurangi kelebihan gas.Alumunium HidroksidaDapat digunakan dalam terapi hiperfosfatemia (abnormalitas kadarfosfat dalam darah) dengan cara mengikat senyawaan fosfat disaluran cerna sehingga menghambat proses absorbsinya. Karena kemampuan ini juga alumunium hidroksida dapat digunakan untuk mencegah pembentukan batu ginjal ( batu ginjal terbentuk dari berbagai macam senyawan )

CalciumDapat digunakan pada kekurangan kalsium seperti osteoporosis posmenopause.

Magnesium HidroksidaDapat digunakan pada kasus difesiensi magnesium.

Secara umum antasida dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu antasid sistemik dan non sistemik. Seluruh antasida dapat digunakan untuk terapi tukak duodenum dan terbukti efektif untuk tukak lambung akut.1. Antasida sistemik, diabsorpsi dalam usus halus sehingga dapat menyebabkan urin bersifat alkali. Untuk keadaan pasien dengan gangguan ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik sehingga saat ini penggunaannya sudah jarang. Contoh antasida sistemik adalah Natrium bikarbonat (NaHCO3).Natrium Bikarbonat Na-Bikarbonat merupakan satu-satunya antasid sistemik yang digunakan dalam pengobatan Na-bikarbonat sangat efektif dan kerjanya cepat Na bikarbonat juga digunakan untuk alkalinisasi urine dan antipruritus Reaksinya dengan HCL lambung : NaHCO3 HCL NaCl H20 + gas CO2 Gas Co2 yang banyak terbentuk distensi lambung, hebat perforasi. Ion-ion bikarbonat mudah diserap oleh usus halus masuk ke cairan ekstraseluler kadar bikarbonat plasma . kelebihan bikarbonat ini akan diekskresi ke urine sehingga urine jdai alkalis. Bila terdapat gangguan fungsi ginjal, ekskresi bikarbonat juga terhalang dan terjadi alkalosis metabolik.Efek samping Obat (ESO)/ Kerugian Na-bikarbonat1. Acid rebound = rebound hyperacidity = rebound hypersecretion. Golongan antasid non-sistemik dengan acid rebound yang kuat iala Ca-karbonat.2. Terjadinya distensi lambung oleh CO23. Bahaya terjadinya alkalosis sitemikSedian dan dosis Na-bikarbonat tablet @500mg SODA water (banyak dijual di warung)

2. Antasida non sistemik, tidak diabsorpsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Salah satunya adalah Magnesium [Mg(OH)2], Aluminium [(Al(OH)3], Kalsium (CaCO3), Magnesium trisilikat (Mg2Si3O8nH2O), Magaldrat.Mg(OH)2 memiliki efek netralisasi yang lebih lama dibandingkan NaHCO3 atau CaCO3, sedangakan Magnesium trisilikat, Al(OH)3 dan Aluminium fosfat memiliki aktivitas antasid yang lemah.Secara klinik antasid dapat dibagi atas 2 golongan :a. Antasid kuat , yaitu antasid yang mempunyai aktivitas netralisasi asam yang efektif, termasuk Na-bikarbonat, Ca-karbonat, dan Mg-oksidb. Antasid tidak kuat, dengan kapasitas netralisasi asam lambung relatif kecil, termasuk semua antasid selain dari bagian (a), terutama Al-hidroksida gel. Pemberian antasid dalam dosis yang cukup dapat mempercepat proses penyembuhan (healing process) pada UP, terutama yang efektif untuk ini, yaitu : Bi-koloidal dan Al-Mg-hidroksidNama dan Struktur1.Aluminium Hydroxide (Al(OH)),2.Magnesia magma, milk of magnesia (MOM), magnesium hydroxide (Mg(OH)2.),3.Magnesii trisilicas,4.Magnesii subcarbonas.5.Aluminum magnesium hydroxide sulfate ((Al5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O.),6.Calcii carbonas( CaCO3 ).

Sifat sifat fisikokimia Gel aluminium hidroksida (USP 29) : suspensi aluminium hidroksida amorf dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. Berupa suspensi kental berwarna putih dari sejumlah kecil cairan jernih yang terpisah selama pendiaman, mempunyai pH antara 5,5 dan 8,0. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan hindari pembekuan. Gel kering aluminium hidroksida (USP 29):bentuk amorf dari aluminium hidroksida dimana terdapat substitusi sebagian karbonat untuk hidroksida. Mengandung ekivalen dengan tidak kurang dari 76,5 % Al(OH)3 dan dapat mengandung aluminium karbonat dan bicarbonat basa dalam jumlah yang bervariasi. 1 g gel kering aluminium hidroksida ekivalen dengan 765 mg Al(OH). Merupakan serbuk amorf yang tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidrosida. Dispersi 4% dalam air mempunyai pH tidak lebih dari 10,0. simpan dalan wadah tertutup rapat. USP 29 : serbuk putih meruah, praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut dalam asam-asam encer, simpan dalam wadah tertutup rapat. USP 29 : suatu senyawa dari magnesium oksida dan silikon dioksida dengan proporsi air yang bervariasi.Mengandung tidak kurang dari 20% magnesium oksida dan tidak kurang dari 45% silikon dioksida.Berupa serbuk halus berwarna putih, bebas dari partikel. Tidak larut dalam air dan alkohol, segera terurai oleh asam mineral. Mengandung ekivalen dengan 40,0%-43,5 % MgO. Berupa serbuk berwarna putih meruah, tidak berbau, atau massa rapuh berwarna putih yang ringan. Praktis tidak larut dalam air dan alkohol. Larut dalam asam encer dan effervescent. USP 29 : merupakan kombinasi aluminium magnesium hidroksida dan sulfat,mengandung ekivalen dengan 90%-105% Al5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O, dihitung berdasarkan basis kering. Berupa serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam larutan encer asam mineral, kehilangan 10%-20% dari beratnya bila dikeringkan pada suhu 200C selama 4 jam. (USP 29 : serbuk mikrokristalin, berwarna putih halus, tidak berbau, praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalam alkohol. Kelarutannya dalam air ditingkatkan dengan adanya karbondioksida atau garam-garam amonium meskipun keberadaan alkali hidroksida mengurangi kelarutannya

Macam-macam Merek DagangBeberapa Contoh Nama Dagang Antasida Preparat dagang (nama dagang yang digunakan)Mengandung

AludroxAluminium Hidroksida

Distra-cidGel Aluminium hidroksidaMagnesium oksidaGel Aluminium hidroksidaMagnesium Karbonat

GaviscoAsam AlginatAluminium HidroksidaMagnesium trisilikatNatrium Hidrogenkarbonat

GelusilMagnesium-aluminium-silikathidrat

LocidGel aluminium hidroksidakalsium karbonatGlisinMagnesium Hidroksida

MaaloxanGel Aluminium HidroksidaGel Magnesium Hidroksida

MasigelDimagnesium-Aluminium trisilikat

PalliacolAluminium HidroksidaMagnesium Hidroksida

PhosphalugelAluminium fosfat koloid

RennieKalsium KarbonatMagnesium kaarbonat

RiopanMagaldrat (=aluminium-magnesium-hidroksida-sulfathidrat)

SolugastrilGel aluminium hidroksidakalsium karbonat

TalcidHidrotalsit (=aluminium-magnesium-hidroksida-karbonathidrat)

Dosis, Cara Pemberian, dan Lama Pemberian1.Antasida : dewasa : oral 600 1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur malam.2.Hiperfosfatemia : anak : 50 150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi dosis sampai tercapai kadar fosfat dalam rentang normal. Dewasa : dosis awal : 300 600 mg 3 kali/hari bersama makanan.3.Magnesium hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dosis sampai dengan 1 gram per oral. Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dosis sekitar 2-5 gram per oral.4.Dosis sampai dengan sekitar 2 gram per oral.5.Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.6.Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 gram per oral. 1 Magaldrate diberikan di antara waktu makan dan malam sebelum tidur.7. Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 gram per oral. Kalsium karbonat mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan absorbsi mengurangi fosfat.

Indikasi1.Pengobatan jangka pendek konstipasi dan gejala-gejala hiperasiditas, terapi penggantian magnesium. Magnesium hidroksida juga digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan suplemen magnesium pada kondisi defisiensi magnesium.2. Pengobatan UP Efektif untuk mengurangi rasa nyeri UP Dapat membantu proses penyembuhan (healing process) Healing process ini ternyata berhasil baik dengan pemberian AH23.Hiperasiditas yang menyertai gastritis, UP, hiatal hernia, dan esofagitis4. Keluhan salurna cerna lain, seperti rasa panas di ulu hati (heart burn), spasme pilorus, reflek esofagitis, dan acute stress ulcer dapat diobati dengan antasid5. Pencegahan pembentukan batu fosfat dalam ginjal, digunakan Al-hidroksis gel dosis besar, Al akan mengikat fosfat dalam saluran cerna sehingga fosfat tidak banyak diserap6. Mencegah pembentukan batu/kristal. Na-bikarbonat sering digunakan untuk obat-obat yang menyebabkan pH urine jadi asam, seperti sulfa dan keracunan jengkol7. ESO konstipasi pada Al-hidroksis dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diare kronis, seperti kolitis dan sindrom kolon spastik, bila dengan diet banyak serat tidak memberikan hasil.

Kontraindikasi1.Hipersensitivitas terhadap garam alumunium atau bahan-bahan lain dalam formulasi.2.Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien dengan kolostomi atau ileostomi, obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis.3.Pada pasien yang harus mengontrol asupan sodium (seperti gagal jantung, hipertensi, gagal ginjal, sirosis, atau kehamilan)

Farmakologi1.Mula kerja obat : laksatif : 4-8 jam. Sekitar 30%ion magnesium diserap oleh usus halus. Ekskresi : urin (sampai dengan 30 % sebagai ion-ion magnesium yang terabsorbsi) ; feses (obat yang tidak diabsorbsi)2.Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung daripada magnesium hiodroksida.3.Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida. Karbondioksida dapat menyebabkan kembung atau eruktasi/bersendawa.4.Kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium karbonat juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan mengurangi absorbsi fosfat. Beberapa dari kalsium diabsorbsi dari usus dan bagian yang tidak terabsorbsi diekskresikan melalui feses.

Mekanisme Aksi1. Antasid bekerja menaikkan PH (menurunkan keasaman) isi lambung, (umumnya peningkatan pH di atas 3-4) , dengan cara :

Netralisasi secara kimia, misalnya Na-bikarbonat, dan Mengabsorpsi ion H, misalnya Al-hidroksid geldan zat-zat koloidal2. Antasid menurunkan aktivitas pepsin, bergantung pada pH isi lambung. pH 1-2 aktivitas pepsin optimal pH 4-4,5 aktivitas pepsin mulai menurun pH7-8 pepsin inaktif total peningkatan pH menginduksi pelepasan gastrin pH yang sangat tinggi menyebabkan acid rebound netralisasi asam juga akan meningkatkan tonus sfinkter esofagus bagian bawah antasid (khusunya produk-produk Al) dapat berikatan dengan asam empedu3. Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3dan H2O.4. Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung menbentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.5. Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung daripada magnesium hiodroksida.6. Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida.

Sediaan antasid terdiri atas suatu campuran senyawa-senyawa magnesium, aluminium, dan kalsium. Efikasinya didasarkan pada kemampuannya untuk bereaksi dan menetralkan asam lambung. Sifat-sifat zat zat ini disimpulkan dalam tabel 1.Natrium bikarbonat, yang dapat meninggalkan asam lambung dengan cepat, dapat menimbulkan alkalosis dan retensi natrium.Garam-garam kalsium dapat menimbulkan hiperkalsemia, yang dapat merugikan pada pasien-pasien gangguan fungsi ginjal.Garam-garam alumunium dapat mengurangi absorbsi obat-obat tetrasiklin dan antikolinergik.

Bentuk SediaanKaplet 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg; Tablet Kunyah250 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg; Suspensi 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5ml, 325mg/5 ml,400 mg/5mlFarmakokinetikUmumnya antasid (kecuali Na-bikarbonat) tidak diserap dari saluran cerna dan sebagian besar disekresi melalui tinja. Produk-produk Ca dan Mg dapat bereaksi dengan Cl membentuk garam klorida yang sebagian dapat di serap dan dieleminasi melalui ginjal.Aluminium HidroksidCara kerja:1. Menetralkan asam HCl, dan mengikat ion H2. Mengabsorpsi pepsin dan menginaktifkannyaKeuntungan :1. Efeknya lama walaupun potensinya kurang2. Bersifat adstringen, karena ion Al juga dapat mengikat protein3. Bersifat demulsen yang dapat melindungi ulkus dai HCl dan pepsin4. Bersifat adsorben (=zat yang secara lokal dapat menyerap toksin dan gas)Kerugian / efek samping obat :1. Konstipasi (yang utama)2. Defisiensi fosfat. Dosis besar jangka lama dapat terjadi osteomalasia3. Gangguan absorpsi vitamin, tetrasiklin, dll

Sediaan :1. Suspensi Al-hidroksid berisi 3,6-4,4 % Al2O3, dan2. Tablet Al-hidroksid berisi 50% Al2O3 (Al2O3 dihidrolisis dalam lambung menjadi Al [OH]3). Dosis 600 mg/kali

Kalsium Karbonat Ca- Karbonat merupakan antasid yang efektif karena sebagai antasid potensi nya cukup kuat, mulai kerjanya cepat, dan masa kerjanya lama. Satu gram Ca-karbonat dapat menetralkan 21 mEq asam HCl.Kekurangan/efek samping obat :1. Efek samping saluran cerna adalah konstipasi, mal, muntah dan perdarahan2. Dapat menimbulkan disfungsi ginjal berupa azotemia3. Adanya efek acid rebound. Fenomena ini tidak berdasarkan daya netralisasi asam, tetapi karena efek langsung Ca pada anturum pilori yang menyekresi gastrin akan dapat stimulasi sel parietal untuk menyekresikan HCl. Fenomena ini menimbulkan sekresi asam lambung yang sangat tinggi pada malam hari yang mengurangi efek netralisasi obat ini.4. Dosis atau pemakaian yang lama menimbulkan gejala-gejala keracunan Ca (milk alkali syndrome) berupa hiperkalsemia, alkalosis, kelainan ginjal azotemia, dan kalsifikasi metastatik. Keracunan ini dperkasai oleh banyak minum susu (banyak mengandung Ca)Sedian : tablet @600 dan 1000mgDosis : 1-2 gram sekali minum

Magnesium Hidroksid (Milk of Magnesia)Efektivitasnya sama dengan Ca-karbonat. Efeknya cukup lama karena obat ini sukar larut setelah bereaksi dengan HCl lambung sehingga obat ini berada lama dalam lambung. Dalam usus, ion Mg dapat diserap sebanyak 5-10% dan cepat diekresi melalui urine. Pemberian yang terus menerus dapat menimbulkan diare (efek pencahar). Bila terdapat kelainan ginjal, dapat terjadi retensi Mg sehingga timbul gejala keracunan Mg berupa kelainan-kelainan seperti neurologik, neuoromuskular, dan CV.Sediaan :a. Suspenso susu milk of magnesia, berisi 7-8% Mg(OH)2b. Tablet susu magnesium, berisi 325mg Mg(OH)2Dosis : biasa5-30ml/kali atau 1-2 tablet/kali

Efek samping antasida 1. Gastrointestinal : konstipasi, kram perut, fecal impaction, mual, muntah, diare, perubahan warna feses (bintik-bintik putih). 2. Endokrin dan metabolisme: hipofosfatemia, hipomagnesemia.3. Kardiovaskuler: hipotensi.4. Neuromuskuler dan skeletal: kelemahan otot. 5. Pernapasan:depresi pernapasan6. Dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid rebound). 7. Kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada pasien dengan gangguan ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi. Alkalosis dapat juga terjadi akibat absorpsi ion karbonat8. Efek samping lain (1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.9. Efek samping yang utama antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit).10. Antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan kadar magnesium dalam darah pada pasien gagal ginjal.Sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir.11. Antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan sembelit.12. Dapat mengahkibatkan hiperasiditas rebound, dan milk alkali syndrome

Interaksi1.Dengan obat lain : Alumunium hidroksida dapat mengurangi absorbsi allopurinol, efek antibiotik (tetrasiklin, kuinolon, beberapa sefalosporin), turunan bifosfonat, kortokosteroid, siklosporin, garam-garam besi, antifungiimidazol, isoniazid, penisilamin, suplemen fosfat, fenitoin, fenotiazin. Absorbsi alumunium hidroksida dapat dikurangi oleh turunan asam sitrat. Menurunkan absorbsi tetrasiklin, digoskin, garam-garam besi, isoniazid, atau kuinolon. Kalsium karbonat berinteraksi dengan banyak karbon karena mengubah pH asam lambung dan pengosongan lambung dengan pembentukan kompleks yang tidak diabsorbsi. Interaksi dapat diminimalisasi melalui pemberian terpisah kalsium karbonat dari obat lainnya selama 2-3 jam.2. Terhadap kehamilan : Kategori C. Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus., bukti yang ada saat ini menyatakan ama digunakan selama kehamilan dan menyusui. Kategori B3. Terhadap ibu menyusui : Tidak diketahui.4. Terhadap anak-anak : Dosis magnesium alumuninium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasikan untuk infant dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastrik serial, hasil terbaik diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan formula.5. Terhadap hasil laboratorium : Mengurangi kadar fosfatanorganik. Meningkatkan magnesium, menurunkan protein, kalsium ; menurunkan kalium.

Parameter MonitoringEfek terapetik : heartburn: perbaikan gejala-gejala berikut : disfagia, odinofagia, batuk , sakit kerongkongan, nyeri dada non kardiak, regurgitasi, mual, nafsu makan menurun, indigesti, bersendawa. Efek toksik : konstipasi (terutama akibat garam-garam alumunium dan kalsium) atau diare (terutama akibat garam-garam magnesium. Kadar alumunium, kalsium, dan magnesium pada pasien dengan gangguan ginjal berat; sesuai kebutuhan, elektrolit dalam urine, darah dan pH untuk menunjukkan kemungkinan alkalosis.

Kegagalan Terapi Umumnya disebabkan oleh :1. Frekuensi pemberian obat yang tidak adekuat2. Dosis yang tidak cukup3. Pemilihan preparat yang tidak tepat4. Pengobatan dimalam hari yang tidak terkontrol Regimen dosis antasid bergantung pada berat ringannya gejala Biasanya cukup diberikan tiap 1 dan 3 jam p.c. ditambah 1x sebelum tidur Di RS dapat diberikan intragastric drip malam hari dengan dosis 50 mEq antasid per jam yang menetralkan isi lambung pada 90% penderita UD. Selain itu, Ca- Karbonat 4 gram (=40-80 mEq/jam) intragastrik dapay mempertahankan pH lambung diatas 4 Al-hidroksis gel tidak efektif dengan intragastric drip ini karena dosis 30 ml (33-75 mEq/jam) tidak dapat menaikkan pH lambung diatas 3,4; dan secara teoritis, pengobatan baru berhasil bila obat ini diberikan 715 ml/jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian antasid1. Smaat dan frekuensi pemberianMasa kerja antasid umumnya < 1 jam. Pada pemberian 1 jam sesudah makan, antasid bertahan lama dalam lambung dan efeknya menetap selama 3 jam. Pada UP akut, obat diberikan tiap jam sampai gejala-hejala akut mereda2. Potensi : Yang paling kuat menetralkan asam lambung, berturut-turut adalah Ca-karbonat, Mg-karbonat, Mg-oksid, Mg-hidroksid, Dihidroksid Al, Na-Karbonat atau Dihidroksi Al-asetat Potensi ini tidak berarti banyak karena dapat diimbangi dengan dosis3. Respons penderita : jenis antasid yang dapat ditoleransi oleh penderita bervariasi diantarpenderita. Terutama rasa dan bau harus disesuaikan untuk tiap penderita4. Hindari penggunaan jangka panjang antasid sistemik5. Mulai kerja antasid bentuk suspensi lebih cepat dari bentuk tablet6. Campuran 2 atau lebih antasid tidak lebih baik dari satu macam saja7. Untuk menghilangkan efek konstipasi/pencahar, antasid lebih baik diberikan terpisah daripada campuran8. Perhitungan biaya pengobatan harus berdasarkan biaya per hari, dan bukan harga satuam obat.

ReferensiStaf pengajar departemen farmakologi. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta:EGC.