tugas farmakologi bahan alam
TRANSCRIPT
TUGAS FARMAKOLOGI BAHAN ALAM
KANKER PROSTAT
Disusun oleh :
Nama : Dewi Soraya Z
NIM : J1E107034
Dosen : Arnida, S.Si., M. Si., Apt.
PROGRAM STUDI S-1 FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU
2009
KANKER PROSTAT
Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar Prostat
Spincter externa mengelilingi urethra di bawah vesica urinaria pada
wanita, tetapi pada laki-laki terdapat kelenjar prostat yang berada dibelakang
spincter penutup urethra. Prostat adalah kelenjar seks pada pria yang berukuran
kecil, terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing.
Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari besar, letaknya di bawah
kandung kemih. Normal beratnya prostat pada orang dewasa diperkirakan 20
gram. Prostat mengekskresikan cairannya ke dalam urethra pada saat ejakulasi,
cairan prostat ini memberi makanan kepada sperma. Cairan ini memasuki
urethra pars prostatika dari vas deferens. Prostat dilewati oleh :
a. Ductus ejakulatorius, terdiri dari 2 buah berasal dari vesica seminalis
bermuara ke urethra.
b. Urethra itu sendiri, yang panjangnya 17 – 23 cm. Secara otomatis besarnya
prostat adalah sebagai berikut :
1. Transversal : 1,5 inchi
2. Vertical : 1,25 inchi
3. Anterior Posterior : 0,75 inchi
Prostat terdiri dari 5 lobus yaitu : dua lobus lateralis, satu lobus posterior,
satu lobus anterior, satu lobus medial.
Gambar Kelenjar Prostat
Kanker Prostat
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat,
dimana sel-sel kelenjar prostat tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga
mendesak dan merusak jaringan sekitarnya bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Kanker prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis
terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan
adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria
yang berusia diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan
gejala karena penyebarannya sangat lambat. Kanker prostat merupakan
penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab
utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang
ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun. Pria yang memiliki resiko
lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang
berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium.
Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.
Kanker prostat dikelompokkan menjadi:
a. Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik,
biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat
karena penyakit lain.
b. Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada
pemeriksaan fisik atau tes PSA.
c. Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum
sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening
regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
Gambar Kanker Prostat
Mekanisme terjadinya kanker
Banyak teori yang menjelaskan terjadinya pembesaran kelenjar prostat,
namun sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai hal tersebut. Ada
beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami
hiperplasia, yaitu :
1. Teori Sel Stem (Isaacs 1984)
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada
keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut
steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat
berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.
2. Teori MC Neal (1978)
Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi
yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi
veromontatum di zona periurethral.
3. Teori Di Hidro Testosteron (DHT)
Testosteron adalah hormon pria yang dihasilkan oleh sel leyding.
Testosteron sebagian besar dihasilkan oleh kedua testis, sehingga timbulnya
pembesaran prostat memerlukan adanya testis yang normal. Jumlah
testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi
testosteron, sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Sebagian besar testosteron dalam tubuh berada dalam keadaan terikat
dengan protein dalam bentuk Serum Binding Hormon (SBH). Sekitar 2 %
testosteron berada dalam keadaan bebas. Hormon yang bebas inilah yang
memegang peranan dalam proses terjadinya pembesaran kelenjar prostat.
Testosteron bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus
membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT –
reseptor komplek yang akan mempengaruhi Asam Ribo Nukleat (RNA)
yang dapat menyebabkan terjadinya sintetis protein sehingga dapat terjadi
proliferasi sel (MC Connel 1990). Perubahan keseimbangan testosteron 50
tahun ke atas dan estrogen dapat terjadi dengan bertambahnya usia
Terjadinya kanker sebenarnya merupakan mekanisme balancing
homeostasis antara onkogen dan tumor supressor gen. Onkogen merupakan
gen yang terdapat pada setiap individu yang berasal dari aktivasi
proonkogen oleh berbagai karsinogen sehingga ekspresi berlebihan dari
onkogen seluler tersebut dapat menginduksi kanker (inisiator). Tumor
supressor gen merupakan protein yang berfungsi sebagai pengendali
pertumbuhan tumor melalui kemampuannya dalam menginduksi apoptosis
dan DNA repair gen.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri,
dan tidak mengindahkan kaidah hukum-hukum pembiakan. Kanker bisa terjadi
dari berbagai jaringan dalam berbagai organ, seperti sel kulit, sel hati, sel
darah, sel otak, sel lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan
berbagai macam sel tubuh lainnya. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan
ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar
(metastasis) ke seluruh tubuh. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal
dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi. Tahapan karsinogenesis
ada tiga yaitu inisiasi, promosi, dan progresi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen , yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor , menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas, sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi, karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Pada
saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan tubuh sering dapat
merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu
kanker. Namun apabila sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi secara normal,
maka tubuh cenderung rentan terhadap resiko kanker, seperti yang terjadi pada
penderita aids, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan
pada penyakit autoimun tertentu. Tetapi sistem kekebalan tubuh pun tidak
selalu efektif, sehingga kanker kadangkala masih dapat menembus
perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.
Faktor resiko pada kanker prostat, antara lain:
1. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling penting
mengingat kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Beberapa
keluarga bisa jadi memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya, misalnya resiko wanita
untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau
saudara perempuannya menderita kanker payudara. Beberapa kanker
payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih
sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga. Wanita
dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita
kanker payudara dan 40-50% untuk menderita kanker indung telur,
misalnya seperti yang ditemukan pada 1% wanita yahudi ashkenazi. Kanker
lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan
kanker usus besar.
2. Kelainan Kromosom
Misalnya seseorang dengan sindroma down , yang memiliki 3 buah
kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita
leukemia akut.
3. Faktor Lingkungan
Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker, salah satunya yang paling penting adalah merokok. Merokok
meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara)
dan kandung kemih. Faktor lingkungan lain misalnya pemaparan yang
berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan
kanker kulit. Selain itu, radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik)
yang digunakan dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga
nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh,
juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. Misalnya orang yang
selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada
perang dunia II, memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya leukemia.
Pemaparan uranium pada pekerja tambang juga meningkatkan resiko
terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian, dan resiko tersebut akan
semakin tinggi jika para penambang juga merokok.
4. Makanan
Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Misalnya makan makanan yang banyak
mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Peminum alkohol
juga memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker
kerongkongan. Bila seseorang makan makanan yang tinggi serat, maka
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengurangi
lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko
terjadinya kanker usus besar, payudara dan prostat.
5. Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan banyak
pula lainnya yang dicurigai sebagai penyebab kanker. Pemaparan terhadap
bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah
beberapa tahun kemudian, misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan
kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura), dan kanker kulit banyak
ditemukan pada pekerja cat dan pekerja yang membersihkan cerobong asap
karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.
6. Tempat Tinggal
Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal
seseorang. Misalnya, resiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di
Jepang rendah, tetapi resiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang
tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama
besarnya dengan penduduk Amerika lainnya. Uniknya lagi, orang Jepang
memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi pada
orang Jepang yang lahir di Amerika angka ini lebih rendah.
Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak
faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.
7. Virus
Beberapa virus diketahui menyebabkan kanker pada manusia dan
virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker. Virus penyebab kanker ini
disebut juga virus onkogenik. Misalnya, virus papilloma yang menyebabkan
kutil genitalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim
pada wanita, virus sitomegalo menyebabkan sarkoma Kaposi, virus hepatitis
B dan hepatitis C bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen
ataupun promotor nya tidak diketahui. Di Afrika, virus Epstein-Barr
menyebabkan limfoma burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan
kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor
tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker
yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Beberapa virus retro manusia,
misalnya virus HIV, dapat menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
8. Infeksi
Infeksi oleh parasit schistosoma (bilharzia) bisa menyebabkan kanker
kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih.
tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker. Infeksi
oleh clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di timur jauh, bisa
menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
9. Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang berfungs
mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Diethyl stilbestrol, suatu hormon seks
buatan yang umumnya digunakan untuk menggemukkan hewan ternak,
terbukti sebagai penyebab timbulnya kanker rahim, payudara, dan alat
reproduksi lainnya. Pada beberapa penelitian, diketahui bahwa pemberian
hormon tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan kanker pada organ
tubuh yang dipengaruhinya, seperti payudara, rahim, indung telur dan
prostat. Pengaruh hormone sehingga dapat menyebabkan kanker belum
dapat diketahui dengan pasti.
Gejala kanker prostat
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak
menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang
gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering
berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan
parsial pada aliran air kemih melalui uretra. Kanker prostat bisa menyebabkan
air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan
terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus, kanker
prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul,
iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker
tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah
mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker menyebar, biasanya penderita
akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan
menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala lainnya adalah:
1. Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
2. Nyeri ketika berkemih
3. Nyeri ketika ejakulasi
4. Nyeri punggung bagian bawah
5. Nyeri ketika buang air besar
6. Nokturia (berkemih pada malam hari)
7. Inkontinensia uri (beser)
8. Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
9. Hematuria (darah dalam air kemih)
10. Nyeri perut
11. Penurunan berat badan
Penyebab terjadinya kanker prostat
Kanker prostat merupakan penyakit keganasan tersering pada laki-laki di
beberapa negara Barat. Meski di Asia belum banyak dijumpai, dalam sepuluh
tahun terakhir terjadi kenaikan kasus yang bermakna. Risiko terjadinya kanker
prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Peranan lingkungan terbukti dari penelitian migrasi di mana ditemukan
kenaikan insiden kanker prostat pada generasi pertama imigran dari Jepang dan
Cina di Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut dibuat hipotesis bahwa
diet berperan sebagai salah satu risiko terjadinya atau meluasnya kanker
prostat.
Penelitian pada binatang membuktikan bahwa diet bebas lemak dapat
mengurangi pertumbuhan tumor ganas prostat. Sebaliknya, diet tinggi lemak
menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker prostat lebih cepat. Peranan lemak
dalam meningkatkan risiko kanker prostat terjadi dengan beberapa mekanisme.
Pertama, dibuktikan bahwa lemak dapat mempengaruhi kadar testosteron,
suatu hormon yang diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel prostat baik jinak
maupun ganas. Pria yang mengonsumsi sedikit lemak akan mempunyai kadar
hormon testosteron yang relatif rendah. Kedua, lemak adalah sumber radikal
bebas, dan yang ketiga adalah hasil metabolisme asam lemak diduga
merupakan zat karsinogenik. Contohnya adalah asam lemak tidak jenuh
omega-6 yang dapat memacu pertumbuhan sel kanker prostat. Korelasi antara
konsumsi lemak dan risiko kanker prostat juga dibuktikan pada beberapa
penelitian epidemiologik. Giovannucci dan kawan-kawan (1993) melakukan
penelitian prospektif tentang hubungan antara diet dan kanker prostat.
Penelitian ini membuktikan bahwa diet tinggi lemak meningkatkan risiko
berkembangnya kanker prostat lanjut. Selain itu, masih ada beberapa penelitian
lain yang menunjang antara lain suatu studi kohort di Hawaii.
Kelenjar prostat adalah kelenjar kelamin pada pria yang
memproduksi sperma/mani. Dalam menjalankan fungsinya kelenjar prostat
memerlukan hormone testosterone yang dihasilkan oleh buah zakar (testis).
Kelenjar prostat terbentuk oleh beberapa jenis sel yang secara normal akan
membelah dengan teratur. Apabila pembelahan berlebihan maka terjadi
pembesaran kelenjar yang bersifat jinak maupun ganas.
Penyebab pasti kanker prostat belum diketahui tetapi ada beberapa
keadaan yang menjadi faktor resiko untuk terjadinya keganasan pada kelenjar
prostat yaitu :
1. Usia di atas 50 tahun
2. Diet tinggi lemak
3. Pembesaran prostat jinak
4. Infeksi virus yang ditularkan melalui hubungan kelamin
5. Riwayat kanker prostat dalam keluarga
6. Pekerja di industry karet dan pekerja tang kontak lama dengan logam
Cadmium (bahan pembuat baterai)
Obat modern yang digunakan & Mekanisme Kerjanya
Pil Abiraterone
Sebuah pil yang cukup diminum sekali sehari ditemukan bisa
memperkecil kanker prostat, bahkan pada penderita yang tidak lagi bisa
ditangani dengan terapi lain. Studi itu dilakukan terhadap responden yang
mengidap sel aktif kanker prostat. Para peneliti yakin bahwa jaringan tumor
bisa memproduksi suplai hormon sendiri untuk bertahan. Mekanisme obat ini
yaitu mencegah kanker memproduksi hormon yang membuat sel kanker bisa
bertahan hidup yaitu enzim yang disebut CYP17. Enzim inilah yang
memainkan peran kunci dalam pembentukan hormon kanker tersebut.
Hasilnya, sekitar 70-80 persen responden memperlihatkan penurunan level
PSA (prostate specific antigen). Tumor menjadi mengecil. Selama dua
setengah tahun pemberian obat yang dinamai Abiraterone itu, responden juga
bisa mengendalikan efek samping yang ditimbulkan. Di antaranya, mudah
lelah dan berat badan naik. Cara kerja obat ini tidak hanya menghalangi
pembentukan hormon di prostat, tapi juga di bagian tubuh lain, termasuk
hormon dalam kanker itu sendiri. Obat yang dikembangkan oleh Cougar
Biotechnology Inc's tersebut bisa menunda memburuknya penyakit itu hingga
rata-rata 400 hari.
Obat tradisional yang dapat digunakan
1. Brokoli
Makan brokoli satu kali dalam seminggu dapat mengurangi
kemungkinan seorang pria menderita kanker prostat, dan bahkan dapat
memperlambat pertumbuhan tumor yang sudah ada. Para ahli dari Autralia
sangat antusias terhadap penelitian terbaru dari Inggris ini. Penelitian
mengenai kegunaan dari sayuran terhadap kanker ini telah dilakukan pada
tubuh manusia dan bukan hanya pada tikus percobaan. Peneliti dari Institute
of Food Research di Norwich, Inggris Timur, memberikan diet 400 gram
brokoli atau kacang-kacangan kepada 22 pria setiap minggunya. Brokoli
diberikan sebanyak satu hingga dua porsi sebagai tambahan di dalam diet
atau makanan mereka sehari-hari selama setahun. Contoh jaringan
kemudian diambil dari kelenjar prostat mereka sebelum dan sesudah
penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa brokoli mengubah gen yang
berkaitan dengan keaktifan kanker prostat. Hal ini menunjukkan bahwa diet
kaya brokoli mengurangi risiko menderita kanker prostat dan juga
kemungkinan untuk melokalisasi kanker sebelum kanker tersebut menjadi
agresif.
2. Kedelai
Perbedaan yang nyata antara diet masyarakat Asia dan negara-negara
Barat adalah pada konsumsi produk-produk kedelai. Studi epidemiologik
melaporkan, bahwa masyarakat Asia mengonsumsi produk kedelai dalam
jumlah banyak, sedangkan insiden kanker prostatnya rendah. Kedelai
mengandung beberapa bahan yang mempunyai aktifitas estrogenik lemah.
Phytooestrogen ini atau isoflavon, diduga mempunyai kemampuan
antikarsinogenik. Genistein adalah isoflavon yang paling banyak dijumpai
dalam produk-produk kedelai, mempunyai kemampuan menghambat
reseptor tirosin kinase seperti EGFR dan her-2/neu yang keduanya
berdampak pada prosesterjadinya kanker prostat. Mekanisme lain adalah
kemampuan Genistein untuk mengurangi ekspresi reseptor androgen dan
reseptor estrogen dalam jaringan prostat. Pengurangan reseptor-reseptor
androgen dan estrogen dapat menyebabkan rendahnya insiden kanker
prostat pada populasi yang banyak mengonsumsi diet yang mengandung
banyak phytooestrogen. Wang dan kawan-kawan (2002) menguji hipotesa
efek penghambatan genistein pada binatang percobaan dan berhasil
membuktikan bahwa diet ini dapat digunakan untuk proteksi pertumbuhan
kanker prostat. Selain itu, juga terdapat beberapa studi pada binatang
percobaan yang membuktikan hal tersebut, salah satunya bahkan dapat
membuktikan efek penghambatan isoflavon terhadap pertumbuhan sel
kanker prostat yang dipicu oleh diet tinggi lemak. Pada penelitian klinik,
Jacobsen dan kawan-kawan (1998) menyimpulkan bahwa pria yang
mengonsumsi susu kedelai mempunyai insiden terjadinya kanker prostat 70
persen lebih rendah dibanding yang tidak mengonsumsi. Namun demikian,
penelitian ini hanya mempunyai kekuatan statistik yang rendah di mana
mungkin masih ada faktor-faktor diet lain yang menyebabkan hal tersebut.
Dengan demikian, masih diperlukan penelitian tambahan guna memastikan
peran kedelai untuk pencegahan kanker prostat.
3. Tomat
Likopen adalah zat karotenoid yang didapat pada konsentrasi tinggi
dalam tomat dan merupakan suatu antioksidan yang kuat. Beberapa studi
kasus-kontrol dan studi prospektif menyimpulkan, bahwa konsumsi tomat
atau produk-produk tomat dapat berhubungan dengan rendahnya risiko
kanker prostat. Walaupun saat ini belum dapat dipastikan, keuntungan ini
lebih banyak dalam hal mencegah perluasan atau agresifitas kanker prostat
(Miller dan kawan-kawan, 2002). Proses pemasakan buah tomat tampaknya
tidak mengurangi keuntungan ini, malah sebaliknya akan meningkatkan
bioavailabilitas komponen-komponen yang berguna. Mekanisme kerja
likopen untuk mengurangi risiko kanker prostat belum diketahui secara jelas
sampai saat ini. Kemungkinannya adalah kemampuan proteksi likopen
terhadap proses penuaan sel-sel epitel prostat yang disebabkan oleh spesies
oksigen reaktif. Hal lain adalah kemampuan likopen untuk menghambat
proliferasi sel melalui hambatan fosforilase tirosin reseptor IGF seperti yang
dibuktikan oleh Karas dan kawan-kawan (2000), pada sel-sel kanker
payudara. Sekurangnya, terdapat empat studi kohort yang telah melaporkan
adanya hubungan antara konsumsi lycopene dan risiko kanker prostat.
Gioannucci (1999) melaporkan penurunan risiko kanker prostat sebesar 21
persen pada pria yang mengonsumsi likopen dalam jumlah besar. Penelitian
lain juga melaporkan, bahwa populasi yang mengonsumsi likopen tinggi
mempunyai risiko 36 persen lebih rendah dibanding populasi yang
mengonsumsi likopen sedikit. Gann dan kawan-kawan (1999) melaporkan
bahwa pria dengan kadar likopen tinggi dalam darah berisiko lebih rendah
25 persen terkena kanker prostat. Penelitian-penelitian di atas juga
melaporkan bahwa konsumsi jus tomat tanpa proses pemasakan) tidak
mempunyai efek pencegahan, sehingga disimpulkan bahwa proses
pemasakan justru akan meningkatkan bioavailibilitas likopen.
4. Sarang semut
Sarang semut mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang
berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru
besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol
berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan
radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E
itu juga berfaedah sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak
lemak dan radikal bebas, dengan adanya tokoferol akan mengatasinya, ujar
ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus University of
Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat
vital. Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari
oksidasi oleh radikal bebas.
Uji penapisan kimia dari tumbuhan sarang semut menunjukkan bahwa
tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid
dan tanin. Hal ini sesuai dengan basil penelitian yang telah dilakukan oleh
para peneliti yang mempelajari golongan senyawa ini dalam kaitannya
dengan sistem pertahanan diri tumbuhan sarang semut. Flavonoid
merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang
banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa
yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan
bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai
antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat
flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki
hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C),
antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung
sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti
bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak
dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain
itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan
beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik,
migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi).
Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari
flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan
kanker. Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap,
misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel,
induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan
resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.
Kemampuan sarang semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis
kanker atau tumor, TBC, dan encok/rematik diduga kuat berkaitan dengan
kandungan flavonoid sarang semut.
5. Teh hijau
Teh Hijau adalah minuman pengulur usia. Studi di Norwegia
menunjukkan bahwa mereka yang rajin minum teh minimal secangkir sehari
akan dapat menekan angka kematian. Penelitian lainnya dengan subjek
manusia usia lanjut (manula) di Belanda menghasilkan temuan bahwa risiko
kematian akibat penyakit jantung menurun seiring dengan kebiasaan minum
teh. Hal ini juga telah dibuktikan sendiri pada masyarakat China yang
memiliki usia lebih dari 100 tahun. Di Indonesia usia 50 tahun meninggal
dianggap biasa. Apalagi meninggalnya karena penyakit degeneratif. Teh
merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit degenaratif. Sejarah
bangsa Cina menyebutkan teh hijau (camelia sinensis) mulai digunakan
sebagai minuman sejak 2700 tahun sebelum Masehi pada dinasti Kaisar
Shen Nung, namun tercatat dalam kamus kuno pada 350 tahun sebelum
Masehi. Sekitar 200 tahun sebelum Masehi dalam buku tanaman obat Cina
disebutkan daun teh berkhasiat menghilangkan racun dari tubuh.
Di Jepang tradisi minum teh berasal dari Cina sekitar abad ke-6
Masehi. Sejak itu teh hijau mulai dikenal berkhasiat untuk kesehatan dan
digunakan awak kapal dalam pelayaran jauh. Penelitian tentang teh hijau
terus dilakukan hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh
adanya komponen-komponen dalam teh hijau sebagai antioksidan kuat,
yaitu yang mampu menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan
gangguan degenerasi pada organ-organ manusia, termasuk timbulnya
berbagai jenis kanker, di antaranya di esofagus (saluran masuk makanan ke
lambung), lambung, pankreas, usus, dubur, kandung kemih, prostat,
bahkan juga paru-paru dan payudara. Kandungan senyawa polifenol yang
sangat banyak dalam teh hijau berperan sebagai pelindung terhadap kanker.
Polifenol tergolong dalam antioksidan yang sangat ampuh. Senyawa ini
akan menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker tersebut.
6. Kunyit
Komposisi utama penyusun kunyit yaitu minyak atsiri, furmerol,
sineol, zingiberin, borneol, karvon, dan kurkumin. Ternyata seperti dugaan
para ahli sebelumnya, kurkuminlah (senyawa fenolik alam), yang memiliki
potensi dalam pengobatan kanker. Penelitiannya sendiri melibatkan proses
pengujian atau dikenal sebagai ‘screening process terhadap kurang lebih
3000 jenis senyawa yang diperkirakan aktif menghambat pertumbuhan sel
kanker dan akhirnya diperoleh fakta bahwa senyawa kurkumin memiliki
aktivitas kemopreventif. Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari
hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa). Senyawa tersebut
memiliki 2 gugus vinilguaiacol yang saling dihubungkan dengan rantai alfa
beta diketon.
Penemuan tentang kehebatan kurkumin ini tak lepas dari semakin
majunya pemahaman dunia medis tentang mekanisme pertumbuhan sel
kanker. Walaupun sejak awal 1990-an telah diketahui bahwa kurkumin
memang memperlambat pertumbuhan sel kanker baru, namun masih sedikit
informasi tentang perannya dalam memerangi kanker. Ternyata dari hasil
penelitian terakhir bisa sedikit terkuak proses kurkumin menahan kanker,
yaitu dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh darah baru. Pada
penderita kanker, umumya diawali dengan proses menjalarnya sel kanker
melalui pembuluh darah (metastasis) dan tumbuh disembarang jaringan
menjadi tumor. Seiring dengan itu, terjadi pula pertumbuhan pembuluh
darah baru (angiogenesis) menyebar ke arah berkembangnya tumor.
Angiogenesis ini diperlukan oleh sel tumor sebagai saluran penyedia
nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran agar dapat terus tumbuh dan
menyebar.
Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa
dijelaskan tapi rupanya dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase N,
(APN) dan menghambat aktivitas enzimatiknya. APN adalah suatu enzim
yang terdapat pada jaringan membran di dalam tubuh (dikenal sebagai zinc-
dependent metalloproteinase) dan bertanggung jawab terhadap angiogenesis
dan pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi membongkar protein
pada permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel kanker dapat mengambil
alih kedudukan sel jaringan tadi dan tumbuh tak terkendali. Dugaan
sementara, kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan
beta di sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen
dengan dua nukleofil asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan
mampu menghambat (inhibit) aktivitasnya secara tak-dapat balik
(irreversible).
SUMBER:
Anonim, 2009. Kanker Prostat.http://www.bagaimanaprosesterjadinya.vivaborneo.com.htm Diakses tanggal 2 Desember 2009
Anonim, 2009. Kanker Prostat.http://www.wikipedia.org.html Diakses tanggal 2 Desember 2009
Anonim. 2009. Obat Tradisional untuk Kanker Prostat.http://www.chemystry.org.kimiapangan.kunyitobatantioksida.htm Diakses tanggal 2 Desember 2009
Noorwati. 2009. Kanker & Cara Penaggulangannya.http://www.kanker.indeksphp.htm Diakses tanggal 2 Desember 2009
Robins S, Kumar V. 1994. Buku Ajar Patalogi I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Umbas R, 2002. Diet dan Kanker Prostat Dalam: Konsultasi Kesehatan. Kompas Cyber Media. Jakarta.