farmakologi kelompok

23
MACAM-MACAM RUTE PEMBERIAN OBAT Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Farmakologi Dasar Oleh : Eni Faristin 14055 Ika Fajar 14085 Nur Ihsan 14141 Putri Diana 14154 Yeni Indah P.S 14195 AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Upload: dahlisasoleman

Post on 10-Nov-2015

243 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

MACAM-MACAM RUTE PEMBERIAN OBAT

Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Farmakologi Dasar

Oleh :

Eni Faristin14055Ika Fajar14085Nur Ihsan14141Putri Diana14154Yeni Indah P.S 14195

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Mei 2015

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakang Semakin majunya bangsa kita maka semakin maju pula teknologi dan pengetahuan yang berkembang pada saat ini. Bukan hanya dari segi teknologi, namun juga dalam bidang kefarmasiaan. Banyak jenis sediaan yang kini hadir dipasaran demi memnuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan obat. Banyak bermunculan industri-industri farmasi karena melihat prospek yang begitu menjanjikan dibidang farmasi.Industri farmasi adalah salah satu tempat apoteker maupun tenaga kesehatan kefarmasian lain berinovasi dan bekerja membuat dan mengawasi pembuatan obat. Terutama menyangkut pembuatan, pengadaan, pengendalian mutu sediaan farmasi, penyimpanan, pendistribusian,dan pengembangan obat.Dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, industri farmasi banyak melakukan inovasi produk obat. Selain itu, juga untuk tetap menjadi industri farmasi yang selalu menjadi piihan utama masyarakat. Dipasaran sering kita temui macam-macam sediaan diantaranya seperti sediaan tablet, kapsul, pil, sirup dan sediaan lainnya.Obat sendiri merupakan alat terapi primer yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang di derita oleh pasien. Tidak peduli dimanapun pasien menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit, klinik,a tau di rumah, petugas kesehatan memegang peranan penting dalam persiapan dan pemberian obat, mengajarkan cara menggunakan obat dan mengevaluasi respons pasien terhadap pengobatan.Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.Rute pemberian yang dimaksud adalah bagaimana jalan atau proses awal obat itu dapat digunakan atau diminum untuk tubuh dan cara untuk pemakaiannya melalui apa seperti rute pemberian obat memalui Oral yaitu rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Bentuk sediaan obatnya dapat berupa Tablet, Kapsul, Larutan (solution), Sirup, Eliksir, Suspensi, Magma, Jel, dan Bubuk selain itu masih banyak lagi rute pemberian obat lainnya diantaranya rute pemberian obat secara Sublingual, Bukal, Parenteral, Topikal, Intravena (iv), Rektal, subkutan dan masih banyak lainya.Selanjutnya perjalanan obat tidak berhenti begitu saja perjalanan obat dalam tubuh masih memerlukan proses lagi diantarannya untuk pertama adalah transfer guna mentransfer obat ketempat yang tepat didalam tubuh, selanjutnya Resorpsi yaitu proses penyerapan obat yang dilakukan dalam usus maupun hati yang nantinya dapat di metabolis oleh tubuh dan dapat di ekskresikan oleh tubuh sesuai dengan Rute pemberiaan obat tersebut dapat diserap di dalam usus atau hati maupun langsung dapat di ekskresikan oleh tubuh manusia.Dengan demikian obat nantinnya dapat diberikan sesuai dengan rute maupun proses pemberiaanya agar dapat sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memberikan efek terapi yang benar sehingga tidak menyebabkan efek toksik.1.2. Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana sifat kerja obat dalam tubuh manusia?1.2.2 Apa yang dimaksud dengan rute pemberian obat?1.2.3 Jelaskan jenis-jenis rute pemberian obat!1.2.4 Bagaimana mekanisme rute pemberian obat dalam tubuh manusia?

1.3. TujuanSesuai dengan uraian singkat di atas, karya tulis ini atau makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis, tentang pentingnya cara pemberian obat kepada pasien karena berbagai macam cara pemberian obat yang ada memberikan efek terapi yang berbeda-beda dengan mengetahui cara pemberian obat terapi yang berbeda-beda di harapkan kita sebagai ahli madya kefarmasian dapat memberikan obat terapi kepada pasien sesuai dengan cara pemakaiannya yang benar agar dapat meminimalisir efek samping yang di timbulkan oleh obat dan obat dapat berkerja secara maksimal sesuai yang kita harapkan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kerja ObatObat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam mendiagnosis, mengurangi rasa sakit serta mengobati suatu penyakit. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Sebuah obat tidak menciptakan suatu fungsi di dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi mengubah fungsi fisiologis. Obat dapat melindungi sel dari pengaruh agens kimia lain, meningkatkan fungsi sel, atau mempercepat atau memperlambat proses kerja sel. Obat dapat menggantikan zat tubuh yang hilang (contoh insulin, hormon tiroid,dan estrogen).Obat bekerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor. Gel aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung). Obat-obatan, misalnya gas anestesi umum, berinteraksi dengan membran sel. Setelah sifat sel berubah, obat mengeluarkan pengaruhnya. Mekanisme kerja obat yang paling umum adalah terikat pada tempat reseptor sel. Reseptor melokalisasi efek obat tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya. Ketika obat dan reseptor saling berikatan, efek terapeutik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik, misalnya reseptor pada sel jantung berespon terhadap preparat digitalis.Secara umum, sifat kerja obat dalam tubuh manusia diperdalam oleh ilmu farmakologi. Ilmu farmakologi yang berhubungan langsung dengan sifat kerja obat dalam tubuh dibagi menjadi dua, yaitu farmakokinetika dan farmakodinamika.

2.1.1 FarmakokinetikaFarmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk kedalam tubuh, mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme dan keluar dari tubuh. Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan obat, memilih rute pemberian obat, menilai resiko perubahan kerja obat, dan mengobservasi respon klien. Secara umum, dapat dikatakan bahwa ilmu farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari respon tubuh terhadap obat. Farmakokinetika dibagi lagi menjadi 4 yaitu:2.1.1.1 AbsorbsiAbsorpsi adalah cara molekul obat masuk ke dalam darah. Kebanyakan obat, kecuali obat yang di gunakan secara topikal untuk memperoleh efek lokal, harus masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk menghasilkan efek yang terapeutik. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain Suplay darah, adanya makanan dalam lambung, adanya obat lain dalam lambung, derajat metabolisme pada sel-sel usus, status penyakit.Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi obat, tergantung pada struktur fisik jaringan. Kulit relatif tidak dapat ditembus zat kimia, sehingga absorpsi menjadi lambat. Membran mukosa dan saluran napas mempercepat absorpsi akibat vaskularitas yang tinggi pada mukosa dan permukaan kapiler-alveolar. Pencernaan untuk diabsorpsi, kecepatan absorpsi secara keseluruhan melambat. Injeksi intravena menghasilkan absorpsi yang paling cepat karena dengan rute ini obat dengan cepat masuk kedalam sirkulasi sistematik.2.1.1.2 DistribusiSetelah diabsorpsi, obat didistribusikan didalam tubuh ke jaringan dan organ tubuh hingga akhirnya ketempat kerja obat tersebut. Laju dan luas distribusi bergantung pada sifat fisik dan kimia obat dan struktur fisiologis individu yang menggunakannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi meliputi perfusi darah melalui jaringan, kadar gradien, partisipasi kedalam lemak, transfer aktif, sawar (penghalang), ikatan obat dengan protein plasma

2.1.1.3 MetabolismeSetelah mencapai tempat kerjanya, obat dimetabolisasi menjadi bentuk tidak aktif, sehingga lebih mudah di ekskresi. Sebagian besar biotransformasi berlangsung di bawah pengaruh enzim yang mendetoksifikasi, mengurai (memecah), dan melepas zat kimia aktif secara biologis. Kebanyakan biotransformasi berlangsung di dalam hati, walaupun paru-paru, ginjal, darah dan usus juga memetabolisasi obat. Hati sangat penting karena strukturnya yang khusus mengoksidasi dan mengubah banyak zat toksik. Hati mengurai banyak zat kimia berbahaya sebelum didistribusi ke jaringan. Penurunan fungsi hati yang terjadi seiring penuaan atau disertai penyakit hati mempengaruhi kecepatan eliminasi obat dari tubuh. Perlambatan metabolisme yang dihasilkan membuat obat terakumulasi di dalam tubuh, akibatnya klien lebih berisiko mengalami toksisitas obat.

2.1.1.4 EkskresiSetelah dimetabolisme, obat keluar dari tubuh melalui ginjal, hati, usus dan kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin mengekskresi obat larut lemak, ketika obat keluar melalui kelenjar keringat, kulit dapat mengalami iritasi. Perawat membantu klien melakukan praktik hygiene yang baik untuk meningkatkan kebersihan dan intergritas kulit. Apabila obat keluar melalui kelenjar mamae, bayi yang disusui dapat mengabsorpsi zat kimia obat tersebut, resiko pada bayi yang menerima obat dan resiko pada ibu yang tidak mendapatkan obat harus dipertimbangkan dengan cermat. Saluran cerna adalah jalur lain ekskresi obat. Banyak obat masuk kedalam sirkulasi hati untuk dipecah oleh hati dan diekskresi kedalam empedu. Setelah zat kimia masuk kedalam usus melalui saluran empedu, zat tersebut diabsorpsi kembali oleh usus.Faktor-faktor yang meningkatkan peristaltic, misalnya laksatif dan enema, mempercepat ekskresi obat melalui feses, sedangkan factor-faktor yang memperlambat misalnya tidak melakukan aktivitas atau diet yang tidak tepat akan memperpanjang efek obat. Ginjal adalah organ utama ekskresi obat, apabila fungsi ginjal menurun, karena perubahan yang umum terjadi dalam penuaan, maka risiko toksisitas meningkat. Apabila ginjal tidak dapat mengeluarkan obat secara adekuat, maka dosis obat perlu dikurangi. Apabila asupan cairan yang normal dipertahankan, obat akan dieliminasi dengan tepat.

2.2 Rute pemberian obat2.2.1 OralPemberian obat melalui mulut (secara peroral) adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman. Obat diberikan melalui mulut, ditelan dengan minuman atau makanan atau dikunyah. Obat jenis ini reaksinya lebih lambat dan efeknya lebih panjang. Obat yang diberikan melalui sublingual didesain agar dapat diserap setelah obat diletakkan dibawah lidah. Obat ini tidak boleh dikunyah, karena akan mengganggu efek dari obat tersebut, pasien juga tidak boleh minum sampai habis. Sedangkan pemberian obat melalui bukal, dilakukan dengan cara meletakkan obat dalam bentuk sediaan padat dimukosa membran mulut hingga obat habis. Pasien juga dilarang menelan atau mengunyah obat, klien juga tidak boleh minum sebelum obat habis. Reaksi obat bisa lokal dimulut, bisa juga sistemik ke seluruh tubuh. Namun, tidak semua obat diberikan peroral, misalnya obat yang bersifat merangsang atau yang diuraikan oleh getah lambung. Untuk mencapai efek lokal di usus dilakukan pemberian oral, misalnya obat cacing atau antibiotika untuk mensterilkan lambung-usus pada infeksi atau sebelum pembedahan. Keuntungan dan kerugian cara pemberian oralKeuntungan pemberian oral :1. Tidak diperlukan latihan khusus2. Nyaman (penyimpanan,muda dibawa) Non-invasiv, 3. Harga relative lebih murah4. Tidak menimbulkan rasa nyeri5. Bila terjadi keracunan, obat masih bisa dikeluarkan dari tubuh dengan cara reflex muntahKerugian pemberian oral :1. Sangat tergantung kepatuhan pasien2. Tingginya Interaksi : obat + obat, obat-makanan 3. Banyak obat rusak dalam saluran cerna.4. Reaksinya sangat lambat2.2.2 InjeksiPemberian obat melalui parenteral adalah pemberian obat dengan cara menginjeksikan obat dalam bentuk cair ke jaringan tubuh. Biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat dan lengkap atau untuk obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormon), atau tidak direpsorpsi usus (streptomisin). Begitu pula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama. Keberatannya adalah cara ini lebih mahal dan nyeri serta sukar digunakan oleh pasien sendiri. Selain itu, ada pula bbahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat. Tipe pemberian obat parenteral antara lain yaitu :a. Subkutan (hypodermal). Injeksi dibawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intrameskuler atau intravena. Misalnya insulin pada pasien penyakit gula.b. Intrakutan (didalam kulit) absorpsi sangat lambatc. Intramuskular (i.m). Dengan injeksi didalam otot, obat yang terlarut bekerja dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat resorpsi dengan maksud memperpanjang kerja obat. Tempat injeksi umumnya dipilih pada otot bokong yang tidak memiliki banyak pembuluh dan saraf.d. Intravera (i.v). injeksi kedalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat: dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar keseluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai pentakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloida darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini benda asing langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekana darah mendadak turun dan timbulnya shock.e. Intra-arteri. Injeksi ke pembuluh nadi adakalanya dilakukan untuk membanjiri suatu organ, misalnya hati, dengan obat yang sangat cepat diinaktifkan atau terikast atau terikat pada jaringan, misalnya pada obat kanker.f. Intralumbal (antara ruas tulang belakang pinggang), intraperitoneal (kedalam ruang selaput perut), intrapleural (selaput paru-paru), intracardial (jantung) dan intra-artikular (kecelah-celah sendi) adalah beberapa cara injeksi lainnya untuk memasukkan obat langsung ke tempat yang dinginkan. Keuntungan dan kerugian pemberian injeksiKeuntungan 1. Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung berhenti)2. Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang dirusak oleh sekresi asam lambung3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar)4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan keseimbangan elektrolitKerugian 1. Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama2. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat6. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.2.2.3 Implantasi subkutanImplantasi subkutan adalah memasukkan obat yang berbentuk pellet steril (tablet silindris kecil) kebawah kulit dengan menggunakan suatu alat khusus (trocar). Obat ini terutama digunakan untuk efek sistemis lama. Keuntungan dan kerugian pemberian implantasi sukbutanKeuntungan1. Diperlukan latihan sederhana 2. Absorbsi cepat obat larut dalam air3. Mencegah kerusakan sekitar saluran cerna Kerugian1. Rasa sakit dan kerusakan kulit 2. Tidak dapat dipakai jika volume obat besar3. Bioavibilitas berfariasi, sesuai lokasi

2.2.4 RektalRektal adalah pemberian obat melalui rectum (dubur) yang layak untuk obat yang merangsang atau diuraikan oleh asam lambung, biasanya dalam bentuk suppositoria. Obat ini trutam digunakn pada pasien yang mual atau muntah (mabuk perjalanan atau migrain) atau yang terlampau sakit untuk menelan tablet. Keuntungan dan kerugian pemberian rectalKeuntungan1. Dapat dipakai jika pasien tidak bisa per-oral2. Pilihan terbaik pada anak-anak 3. Terhindar dari rasa pahit4. Absorpsi cepat karena langsung memasuki vena mokosa5. Cepat melebur pada suhu tubuhKerugian1. Absorbsi tidak kuat2. Banyak pasien tidak nyaman / risih per-rektal3. Sediaan mudah tengik dan harus dijaga kesterilannya dari mikroorganisme2.2.5 IntranasalSecara intrasal (melalui hidung) digunakan tetes hidung pada selesma untuk menciutkan mukosa yang bengkak. Keuntungan dan kerugianKeuntungan1. Banyak suplai darah sehingga absorpsinya cepat2. Aktivitas metabolism yang rendah di babdingkan dengan peroral3. Bentuk sediaan alternative, jika dapat digunakan obat saluran cernaKerugian1. Difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus2. Mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat3. Iritasi lokal dan sensitivisasi obat harus diperhatikan

2.2.6 Intra-okuler dan intra-aurikuler (dalam mata dan telinga)Obat berbentuk tetes atau salep yang digunakan untuk mengobati penyakit mata atua telinga. Pada penggunaan beberapa jenis obat tetes mata harus waspada karen aobat dapat diresorpsi kedarah dan menimbulkan efek toksis.2.2.7 Inhalasi (intrapulmonal) Gas, zat terbang, atau larutan sering kali diberikan sebagai inhalasi (aerosol), yaitu obat yang disemprotkan ke dalam mulut dengat alat aerosol. Semprotan obat dihirup dengan udara dan saluran napas. Tanpa melalui hati, obat dengan cepat memasuki peredaran darah dan menghasilkan efeknya. Yang digunakan secara inhalasi adalah anestetika umum (eter,halotan) dan obat-obat asma (adrenalin, isoprenalin, budesonida dan klometason) dengan maksut mencapai kadar setempat yang tinggi dan memberikan efek terhadap bronchia. Keuntungan1. Pemberian obat melalui saluran pernapasan2. Obat dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar

Kerugian1. Obat dimaksudkan pada efek setempat2. Menghasilkan efek sistemik3. Hanya digunakan untuk saluran pernapasan

2.2.8 IntravaginalUntuk mengobati gangguan vagina secara lokal tersedia salep, tablet atau sejenis suppositoria vagina (ovula) yang harus dimasukkan kedalam vagina dan melarut di situ. Keuntungan dan kerugianKeuntungan 1. Proses penyembuhan lebih cepat2. Mengurangi peradangan3. Mengobati infeksi pada vaginaKerugian1. Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan vagina berupa bau dan tidak nyaman

2.2.9 Kulit (topical)Obat diberikan dengan cara mengoleskan di kulit atau membran mukosa sengan efek obat lokal maupun sistemik tergantung jenis obat dan dosisnya. Keuntungan dan kerugian pemberian topicalKeuntungan1. Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan pemakaian obat2. Pelepasan obat dapat mudah dan diakhiri dengan cara melepaskan patch3. Mencegah metabolisme presistemik dihati dan saluran cerna4. Mengurangi variabilitas antar pasien5. Pengurangan fluktuasi kadar plasma obat6. Pemanfaatan calon obat dengan indeks terapeutik pendek setengah-hidup dan rendah7. Kadar obat dapat dikontrol pada sirkulasi sistemik untuk obat yang kerjanya diperanjang8. Untuk kerja obat yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat9. Mengurangi tingkat konsentrasi plasma obat, dengan efek samping yang menurun.10. Dosis yang dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding dosis oral, karena obat diharapkan langsung masuk ke sasaran, sehingga tingkat toksisitasnya pun lebih rendah dibanding oral.Kekurangan1. Terbatas untuk obat-obat oten lebih kecil atau sama dengan 10mg2. Mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak3. Kadang- kadang mengiritasi kulit

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Pemberian Rute Obat3.1.1 OralUntuk pemberian obat dengan menggunakan rute oral, maka prosedur umumnya adalah sebagai berikut:a. Siapkan obat yang akan digunakan, misalnya tablet Paracetamolb. Siapkan media untuk membantu proses penelanan obat, misalnya air putih atau pisangc. Masukkan tablet Paracetamol kedalam mulut lalu langsung teland. Segera minum agar menghindari obat terhenti di kerongkongan.3.1.2 InjeksiSecara umum, injeksi dibagi menjadi 5 yaitu subkutan, intra-kutan, intramuskular, intravena dan intraarteri. Sebenarnya, prosedur awal pemberian obat mealui rute injeksi sama, seperti membersihkan area kulit dengan diameter sekitar 3-5cm terlebih dahulu menggunakan alkohol, baru menyuntikkan obat kedalam tubuh. Perbedaan dari kelimanya yaitu terletak pada arah jarum suntik yang digunakan untuk memasukkan obat kedalam tubuh. Beberapa perbedaannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:Jenis InjeksiLetak Pelepasan ObatSudut Antara Jarum dan PermukaanKulit

SubkutanDi lapisan lemak45o

IntrakutanDibawah epidermis10 o - 15 o

IntramuskularDi otot90o

3.1.3 Implantasi SubkutanSecara umum, prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut:a. Siapkan implant yang akan digunakanb. Bersihkan area kulit yang akan digunakan untuk menempelkan implantc. Tempelkan dengan hati-hati implant pada kulit

3.1.4 RektalSecara umum pemberian obat melalui rute rektal memiliki prosedur sebagai berikut:a. Siapkan obat yang akan digunakan, misalnya dalam sediaan suppositoriab. Siapkan sarung tangan karetc. Masukkan suppositoria perlahan kedalam anus hingga kurang lebih 2-3 cm dari lubang anus3.1.5 SublingualSecara umum, pemberian obat secara sublingual memiliki prosedur sebagai berikuta. Siapkan obat yang akan digunakanb. Buka mulut dan angkat lidah ke atasc. Letakkan obat dibawah lidahd. Turunkan kembali lidah3.1.6 TopikalTopikal adalah rute pemberian obat yang paling mudah, prosedurnya adalah sebagai berikut:a. Siapkan obat yang akan digunakan, misalnya salepb. Cuci bersih bagian kulit yang akan di obatic. Cuci tangan terlebih dahulud. Oleskan salep pada bagian kulit yang akan diobati3.1.7 InhalasiSecara umum, prosedur pemberian obat mealui inhalasi adalah sebagai berikut:a. Siapkan alat inhalasib. Masukkan corong inhalasi kedalam mulutc. Tekan salah satu sisinya, untuk lebih jelas bisa dilihat di gambar di bawah ini