farmakologi dasar

85
RUTE PEMBERIAN OBAT

Upload: pekik-wiji

Post on 08-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi Dasar

RUTE PEMBERIAN OBAT

Page 2: Farmakologi Dasar

ORAL

DEFINISI

Pemberian obat melalui mulut (per oral) adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman. Tetapi, jalur ini merupakan rute terpanjang dan terlama untuk obat menyampai jaringan target. Kebanyakan obat oral akan diserap oleh usus halus baru kemudian masuk ke sistem peredaran darah. Obat yang diberikan secara oral dapat dalam berbagai bentuk sediaan, seperti cair, kapsul, tablet, atau tablet kunyah.

Page 3: Farmakologi Dasar

KeuntunganSangat menyenangkan

Biasanya harganya terjangkau

Aman, tidak merusak pertahanan kulit

Pemberian biasanya tidak menyebabkan stress

KerugianSulit bagi yang enggan menelan obat

Rasa cenderung pahit

Proses cenderung lama

keuntungan dan kerugian

Page 4: Farmakologi Dasar

Perlu kita ketahui bahwa rute jalannya obat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu yang melewati sistem pencernaan dan yang tidak. Per oral merupakan jalur yang melewati sistem pencernaan lalu penyerapan kebanyaan dilakukan di usus halus. Dari usus halus kemudian akan menuju ke reseptor obat lewat aliran darah. Jika ada sisa-sisa dari obat maka akan dikeluarkan lewat urine.

Rute pemberiaan obat

Page 5: Farmakologi Dasar
Page 6: Farmakologi Dasar

Untuk mencapai efek local di usus dilakukan pemberian oral, misalnya obat cacing atau antibiotika untuk mensterilkan lambung-usus pada infeksi atau sebelum pembedahan (streptomisin, kanamisin, neomisin, beberapa sulfonamida). Obat-obat ini justru tidak boleh diserap

Bentuk sediaan dan contoh

Tidak semua obat dapat diberikan peroral, misalnya obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung, seperti benzilpenisilin, insulin, oksitosin dan hormone steroida.

Page 7: Farmakologi Dasar

Sublingual&Buccal

Definisi

Keuntungan dan Kerugian

Jalur/rute pemberian obat

Bentuk sediaan dan contohnya

Page 8: Farmakologi Dasar

Obat setelah dikunyah halus (bila perlu) diletakkan di bawah lidah (sublingual), tempat berlangsungnya rebsorpsi oleh selaput lender setmpat ke dalam vena lidah yang banyak di lokasi ini. Keuntungan cara ini ialah obat langsung masuk ke peredaran darah besar tanpa melalui hati. Oleh karena itu, cara ini digunakan bila efek yang pesat dan lengkap diinginkan, misalnya pada serangan angina (suatu penyakit jantung), asma atau migrain (nitrogliserin, isoprenalin, ergotamin juga metiltesteron). Kekurangannya adalah kurang praktis untuk digunakan terus-menerus dan dapat merangsang mukosa mulut. Hanya obat yang bersifat lipofil saja yang dapat diberikan dengan cara ini

DEFINISI

Page 9: Farmakologi Dasar

KeuntunganProses absorpsi cepat, langsung pada vena mukosa

Bentuk kecil tidak ribet diletakkan pada bawah lidah atau pipi

KerugianPemakaian bisanya hanya untuk seseorang yang pingsan

Dapat merangsang mukosa mulut

Page 10: Farmakologi Dasar

RUTE PEMBERIAAN OBAT

Jalur sublingual bisa diklasifikasikan sebagai parenteral karena tidak melewati jalur gastrointestinal, namun karena obat dalam jalur ini diletakkan di bawah lidah maka jalur ini masuk ke kelompok oral. Obat akan berdifusi langsung ke jaringan kapiler dan memasuki sistem sirkulasi. Dalam jalur ini, obat akan sangat cepat diabsorbsi, resiko infeksi kecil, dapat melewati lingkungan yang sulit di GIT, dan tidak ada first-pass metabolism.

Page 11: Farmakologi Dasar
Page 12: Farmakologi Dasar

Tidak semua obat dapat diberikan peroral, misalnya obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung, seperti benzilpenisilin, insulin, oksitosin dan hormone steroida. Untuk mencapai efek local di usus dilakukan

pemberian oral, misalnya obat cacing atau antibiotika untuk mensterilkan lambung-usus pada infeksi atau sebelum pembedahan (streptomisin, kanamisin, neomisin, beberapa sulfonamida). Obat-obat ini justru tidak boleh diserap

BENTUK SEDIAAN DAN CONTOH

Page 13: Farmakologi Dasar

Tablet yang digunakan dalam rongga mulut1. Tablet buccal atau sublingual

Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut agar dapat melepaskan ibatnya sehingga di serap langsung oleh selaput lendir.

2. Traches dan lotenges Kedua jenis ini adalah bentuk lain tablet untuk pemakaian

dalam rongga mulut, penggunaan kedua jenis tablet ini dimasukkan untuk member efek local pada mulut atau kerongkongan.

3. Kerucut gigi (dental cones) Adalah suatu bentuk tablet yang cukup kecil dirancang untuk

di tempatkan di dalam gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Ibid, Hlm. 713-714

BENTUK SEDIAAN DAN CONTOH

Page 14: Farmakologi Dasar

INJEKSI SUBKUTAN & INTRAKUTAN

DEFINISI

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang harus dilakukan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Rute pemberian obat secara injeksi :• Injeksi subkutan dan intrakutan• Injeksi intramuskular dan intravena• Injeksi intralumbal dan intr-arteri

Page 15: Farmakologi Dasar

Pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Bertujuan untuk memasukkan obat pada jaringan subkutan dibawah kulit untuk diabsorpsi

Injeksi Subkutan

Pemberian obat/Suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intradermis (tepat dibawah startum korneum)Bertujuan menghindarkan pasien dari efek alergi obat

Injeksi Intrakutan

Page 16: Farmakologi Dasar

Rute pemberian obat

Page 17: Farmakologi Dasar
Page 18: Farmakologi Dasar
Page 19: Farmakologi Dasar

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan Kerugian

Injeksi Subkutan • Kerja obat lebih cepat dari pemberian oral

• Harus menggunakan teknik steril (merusak kulit)  

• Diberikan hanya dalam jumlah sedikit

• Lebih lambat dari pemberian intaramuscular-

• Lebih mahal dari obat oral, beberapa obat dapat mengiritasi jaringan kulit dan menyebabkan nyeri-

• Dapat menimbulkan kecemasan

• Menyebabkan diare, muntah, perubahan warna kulit, anoreksia, dan dispepsia stomatitis

Injeksi Intrakutan • Absorpsi lambat• Digunakan untuk melihat

reaksi alergi

• Jumlah obat yang digunakan harus sedikit

• Merusak barier kulit

Page 20: Farmakologi Dasar

Bentuk sediaan

Menurut FI ed III : Injeksi intraderma/intrakutan umumnya larutan atau suspensi dalam air, digunakan untuk diagnosa, voluma kurang lebih 100 mikroL sampai 200 mikroL

Injeksi subkutan atau hipoderma umumnya larutan isotonik, pH netral dengan kekuatan sedemikian rupa hingga volume yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml, jika tidak mungkin disuntikkan infus, vol. Injeksi 3.1-4.1 L sehari masih dapat disuntikkan secara subkutan dengan penambahan hialuronidase ke dalam injeksi atau diberi sebelumnya, cara ini disebut hipodermoklisa.

Page 21: Farmakologi Dasar

Intramuskular

Page 22: Farmakologi Dasar

Lokasi Injeksi Intramuskular

Page 23: Farmakologi Dasar

Keuntungan & kekurangan

Keuntungan

Cocok untuk injeksi obat dalam larutan air (tindakancepat), suspensi atau emulsi (rilis

berkelanjutan).

Kekurangan

Nyeri di situs injeksi untuk obat-obatan tertentu.

Page 24: Farmakologi Dasar

Intravena

Page 25: Farmakologi Dasar

Lokasi Injeksi Intravena

Page 26: Farmakologi Dasar

Keuntungan & kekurangan

Keuntungan

Tepat, akurat dan langsung onset aksi, 100% bioavailabilitas

Kekurangan

1.risiko emboli.2.konsentrasi tinggi mencapai

cepat mengarah ke risiko yang lebih besar dari efek samping

Page 27: Farmakologi Dasar

http://www.aviva.co.uk/health-insurance/home-of-health/medical-centre/medical-encyclopedia/entry/process-drugs-in-your-body/

www.gla.ac.uk/media/media_109797_en.ppt

www.emcp.com/files/PharmPractice3e/Chapter04.ppt

Referensi

Page 28: Farmakologi Dasar

Injeksi Intra Arteridefinisi

Injeksi obat intraarterial adalah metode penyampaian obat langsung ke arteri untuk melokalisasi efek ke daerah organ / tubuh tertentu, sekaligus meminimalisasi paparan efek berpotensi toksik terhadap tubuh

Injeksi obat intraarterial ini biasanya digunakan untuk obat kanker, contohnya Intra-Arterial Chemotherapy (IAC)

Page 29: Farmakologi Dasar

Kemoterapi intra-arteri (IAC) memberikan obat kemoterapi langsung ke tumor, dan meminimalisasi paparan ke jaringan sehat

Page 30: Farmakologi Dasar

Injeksi Intra Lumbal

Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum

Page 31: Farmakologi Dasar

IMPLANTASI SUBKUTANDEFINISI

Bentuk sediaan melalui rute implantasi berupa obat steril yang ditanam di bawah

kulit dengan alat khusus yang disebut “trocar”

Metode ini digunakan untuk mendapat absorpsi yang lambat dan berlangsung terus menerus. Akibat absorpsi yang lambat, satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3-5 bulan lamanya. Bahkan

dewasa ini tersedia implantasi obat kontrasepsi dengan lama kerja 3 tahun

Page 32: Farmakologi Dasar

Obat dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan

kulit dijahit kembali

Obat dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan

kulit dijahit kembali

Page 33: Farmakologi Dasar

KEUNTUNGAN

Keuntungan & kerugian

Kerja obat lebih cepat dari pemberian oral

Memberi efek sistemik

Memberi efek dalam jangka waktu yang lama

atau tahan lama

KERUGIAN

Harus menggunakan teknik steril karena merusak

barier kulit

Diberikan hanya dalam jumlah kecil

Beberapa obat dapat mengiritasi jaringan kulit dan menyebabkan nyeri

Diberikan hanya dalam jumlah kecil

Page 34: Farmakologi Dasar

Implantasi subkutan suatu pelet yang biasanya dilakukan untuk hormon-hormon steroid seperti deoksikorton (obat penyakit Addison), testosteron, dan progesteron (untuk kontrasepsi)

Page 35: Farmakologi Dasar

RECTALDEFINISI

Pemberian Obat melalui Anus / Rektum / Rectal, dengan tujuan memberikan efek lokal (ex. Dulcolac supositoria) dan sistemik (ex. aminofilin supositoria).

Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria (diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna)

untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar

Page 36: Farmakologi Dasar

RECTAL

Page 37: Farmakologi Dasar

RECTAL

Page 38: Farmakologi Dasar

KEUNTUNGAN & KERUGIAN

• Dapat digunakan pada pasien tidak sadar (pingsan) dan anak-anak

• Memberikan bantuan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi sediaan oral

• Menyediakan rute yang aman dan nyaman

• Mendorong relaksasi sfingter, mengurangi rasa sakit dan iritasi lokal, menurunkan demam, dan merangsang peristaltik dan buang air besar pada penderita sembelit.

• Mencegah penghancuran obat oleh enzim usus atau dengan pH dalam lambung

• Eliminasi lintas-pertama (first pass elimination) obat oleh hati dihindari sebagian

KEUNTUNGAN

• Peradangan atau iritasi pada mukosa rectal dan kebocoran/perembesan rectal dapat terjadi

• Absorpsi lebih lambat, tidak teratur atau tidak menentu

• Menyebabkan disritmia jantung (pola jantung abnormal)

• Menyebabkan rasa sakit pada pasien yang baru pulih dari operasi rektum atau prostat

KERUGIAN

Page 39: Farmakologi Dasar

RUTE PEMBERIAN OBAT

Page 40: Farmakologi Dasar

3 cara penyerapan di rektum

Pembuluh darah secara

langsung

Melalui vena haemorrhoidalles

inferior, vena haemorrhoidales

medialis

Pembuluh darah secara tidak

langsung melalui hati

Melalui vena haemorrhoidalles

superior Contoh: obat thiazinamium

Pembuluh getah bening

Hanya berlaku pada obat-obat

yang larut lemak

Page 41: Farmakologi Dasar
Page 42: Farmakologi Dasar

MEKANISME KERJA SUPOSITORIA

Berefek mekanik, bertujuan sebagai

pencahar(ex. Gliserin)

Berefek setempatYaitu antiwasir,

disebabkan sifat astringent

Berefek sistemik:Supositoria nutritif

(ex. Pepton) dan supositoria obat

(ex. Gol Ketoprofen)

Page 43: Farmakologi Dasar

BENTUK SEDIAAN OBAT

Obat dapat diberikan dalam beberapa bentuk

sediaan melalui rute rektal.

Bentuk sediaan obat yang digunakan adalah larutan, suppositoria, aerosol, dan

salep.

Penggunaan salep pada rektum ditujukan untuk efek lokal atau sistemik,

sedangkan yang bentuk larutan digunakan untuk larutan pembersih

(pengosongan usus besar)

Page 44: Farmakologi Dasar

MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN REKTAL

Rectal semisolid

ANUSOL ointment TRONOLANE cream

ANALPRAM-HC cream Diastat gel

Page 45: Farmakologi Dasar

Rectal suppositoria

Page 46: Farmakologi Dasar

Rectal larutan

Page 47: Farmakologi Dasar

47

Rectal Aerosol

Page 48: Farmakologi Dasar

Daftar Pustaka Ansel, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 3rd edition. http://intranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/internal/

meds/classes_stud/en/nurse/en/BSN-%284y%29/3%20year/Fall%20semester/Foundations%20of%20Nursing%20Practicum/07.%20Medication%20administration%20Administering%20medications%20per%20os%20by%20inhalations%20%20irrigations%20topical%20applications.htm

http://www.paincommunitycentre.org/article/route-administration-0

48

Page 49: Farmakologi Dasar

Referensi

Syamsuni, H. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kumpulan kuliah farmakologi/Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya – ED.2 – Jakarta : EGC, 2008.

http://www.aviva.co.uk/health-insurance/home-of-health/medical-centre/medical-encyclopedia/entry/process-drugs-in-your-body/

Page 50: Farmakologi Dasar

INHALASI

Pemberian obat melalui saluran pernapasan dengan cara dihirup atau disemprotkan dari hidung atau mulut. Saluran pernafasan memiliki epitel yang sangat luas. EFEK LOKAL

misalnya salbutamol ( ventolin ).

Combivent, berotek untuk asma.

EFEK SITEMIKMisalnya

pemberian insulin pada penderita

diabetes

TUJUAN• Mengurangi efek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil• Mempercepat efek terapi obat, karena obat akan dengan cepat terabsorbsi oleh membran mukosa yang terdapat dalam saluran pernafasan.

DEFINISI

Page 51: Farmakologi Dasar

SKEMA RUTE PEMBERIAN OBAT INHALASI

Page 52: Farmakologi Dasar

Obat di aplikasikan

Partikel terhirup

Partikel berada dalam

mulut dna hidung

Partikel tersuspensi dalam aliran

gas di bronkus

Partikel tersuspensi dalam aliran

gas di bronkiolus

Partikel tersuspensi

dalam alveoli

Partikel berdifusi melaui membran

kapiler-alveoli

Zat aktif dalam pembuluh darah

Zat aktif menempel pada

reseptor

Memberikan efek

Page 53: Farmakologi Dasar

kEUNTUNGAN

Terapi ini lebih efektif, karena kerjanya lebih cepat pada organ target

Absorbsi yang terjadi cepat dan homogen, karena saluran pernapasan tersusun oleh membran mukosa

ynag cukup luas

Membutuhkan dosis yang lebih kecil, sehingga efek samping terhadap organ lainpun lebih sedikit

Terhindar dari efek metabolisme first-pass yang terjadi di hati

Page 54: Farmakologi Dasar

KERUGIAN

Memerlukan alat dan metode khusus

Sukar mengatur dosis

Sering mengiritasi mulut dan saluran pernafasan

Harga obat yang realtif mahal

Page 55: Farmakologi Dasar

Bentuk sediaan

Sediaan obat atau larutan atau suspensi yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran pernapasan. Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam larutan natrium klorida untuk inhalasi dapat disemprotkan menggunakan gas inert. Penyemprotan hanya sesuai untuk pemberian larutan inhalasi jika memberikan tetesan dengan ukuran cukup halus dan seragam sehingga kabut mencapai bronkioli ( 2-6 um )

Larutan Tersuspensi

Suspensi atau larutan obat dalam gas propilan cair dengan atau tanpa konsolven dan dimaksud untuk memberikan dosis obat terukur kedalam saluran pernapasan. Volume dosis tunggal yang umum diberikan mengandung 25-100 ul/ug tiap kali semprot, sedangkan dosisi ganda biasanya lebih dari beberapa ratus ( ex: alupent aerosol )

Inhaler Dosis Terukur

Page 56: Farmakologi Dasar

Serbuk juga dapat diberikan dengan cara inhalasi, menggunakan alat mekanik secara manual untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi penderita. (ex: Bricasma inhaler )

Serbuk

Terdiri dari satu atau kombinasi beberapa obat yang karena bertekanan uap tinggi dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam saluran hidung dan memberikan efek. ( ex Vicks Inhaler )

Inhalat

Page 57: Farmakologi Dasar

INTERNASALDEFINISI

suatu rute pemberian obat melalui nasal ( hidung) yang dapat diaplikasikan untuk beberapa macam terapi yakni pengobatan lokal (ex : obat tetes hidung ) maupun efek sistemik (ex : pemberian insulin melalui hidung). Rute nasal merupakan rute pemberian yang menarik terbukti dengan introduksi bentuk sediaan yang dapat diterima misalnya kalsitonin untuk osteolorosis dan analog dari luteinizing hormone-releasing hormone untuk endometrosis.

TUJUANSebagai alternative ideal untuk menggantikan sistem penghantar sistematik parenteral dan pra oral, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu keberadaan vaskulator yang besar dan struktur yang sangat permeabel, mukosa nasal ideal untuk bsorbsi sistemik.

Page 58: Farmakologi Dasar

Saluran Respirasi, meliputi :

• Mukosa hidung•Hipofaring•Saluran udara besar dan kecil

Luas permukaan mukosa relatif besar

kira-kira 100 m2 ( pada orang dewasa normal ) untuk penyerapan obat

a. Vestibula hidung

b. Platum ( langit-langit mulut )

c. Turbinat inferior

d. Turbinat tengah

e. Turbinat superoir ( mukosa oflaktori

f. nasofaring

Page 59: Farmakologi Dasar

SKEMA RUTE PEMBERIAN OBAT INTERNASAL

Obat dihirup melalui rongga hidung

Melewati nasofarin

g

Faring

Melalui glotistrakheabronkus

bronkiolus alveoli

Berdifusi kesaluran darah

Page 60: Farmakologi Dasar

keuntungan

Area permukaan untuk absorbsi luas/ action yang cepat

Banyak suplai darah sehingga absorbsinya cepat

Aktivitas metabolisme yang rendah dibandingkan peroral/ menghindari reaksi saluran cerana Atau metabolisme hati

Page 61: Farmakologi Dasar

Mudah diakses untuk penghantaran obat

Bentuk sediaan alternative, jika tidak dapat digunakan obat saluran cerna

Dosis yang diperlukan untuk efek farmakologinya dapat dikurangi

Konsentrasi rendah dalam sirkulasi sistemik dapat mengurangi efek

samping sistemik

Page 62: Farmakologi Dasar

kerugian

Difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus

Mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat

Iritasi lokal dan sensitivitas obat harus diperhatikan

Mucociliary clearance mengurangi waktu retensi obat dalam rongga hidung

Iritasi lokal dan sensitivitas obat harus diperhatikan

Hanya untuk obat yang poten ( dosis kecil ) dengan ukuran

partikel 5-10 mikrometer)

Page 63: Farmakologi Dasar

Bentuk sediaan

Sediaan nasal adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidug untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif. Sediaan nasal sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negative pada fungsi mukosa hidung dan ciliany. Sediaan hidung mengandung air atau yang berupa larutan pada umumnya isotonik dan mungkin berisi bahan tambahan, misalnya untuk penyusuaian viskositas sediaan, penyesuaaian dan stabilitas pH serta meningkatkan kelarutan bahan aktif juga kesetabilan sediaan tersebut

Obat tetes hidung menurut FI III hal 10 adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendar, dan pengawet

Sedangkan menurut BP 2002 p 1879 tetes hidung dan larutan spray adalah larutan emulsi atau susoensi yag digunkaan untuk diteteskan atau disemprotkan kedalam rongga hidung.

Page 64: Farmakologi Dasar

INTRAOCULAR & INTRAAURICULAR

DEFINISI

Memberikan obat ke dalam mata berupa cairan dan salep

Tujuan : Untuk mengobati gangguan pada mata

Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mataUntuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata

Untuk mencegah kekeringan mata

Page 65: Farmakologi Dasar
Page 66: Farmakologi Dasar

Rute pemberian obat okular

TOPIKAL

INTRAOKULAR

SISTEMIK

Page 67: Farmakologi Dasar

Kekurangan/keterbatasanmetode pengobatan mata saat ini

(topikal,sistemik)

Sering gagal untuk menyediakan tingkatterapeutik dalam rongga vitreous atau segmen posterior

TOPIKAL

• Tergantung pada tingkat izin dari vitreous dari obat tertentu• Bolus besar dan Pemberian sering mungkin

diperlukan untuk memastikan tingkat terapeutik selama jangka waktu

• Praktek klinis, tidak praktis untuk penyakit kronis yang kadang-kadang dapat memerlukan pemberian mingguan selama beberapa bulan atau tahun.• Dapat mengakibatkan kemungkinan peningkatan

komplikasi, seperti perdarahan vitreous, lepasan retina, & endophthalmitis.• Penghalang darah-mata merupakan kendala utama

dalam pengobatan penyakit intraokular dengan obat-obat sistemik.

SISTEMIK

Page 68: Farmakologi Dasar

Keunggulan pemberian obat lokal intraokular

memungkinkan tingkat obat intraokular yang lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh pemberian topikal atau sistemik.

Menghindari banyak efek samping yang berhubungan dengan terapi sistemik. Hal ini terutama bermanfaat dalam hal obat yang mungkin terlalu beracun untuk pemberian sistemik namun akan ditoleransi dengan baik oleh mata

Page 69: Farmakologi Dasar

Kekurangan pemberian obat local intraokular

Obat pengiriman lokal untuk satu mata tidak memperlakukan mata

kontralateral

pemberian obat lokal gagal untuk mengobati penyakit luar mata (seperti

penyakit menular CMV)

Intravitreal konsentrasi yang lebih tinggi obat dapat menawarkan efek

terapeutik lebih besar, tetapi juga dapat dikaitkan dengan toksisitas

okular meningkat.

Page 70: Farmakologi Dasar

Efek Samping Obat Tetes Dan Salep untuk mata

Penglihatan Kabur 

Alergi Kontak

Nyeri Pada Mata

Iritasi atau Infeksi Mata

Sakit Kepala

Page 71: Farmakologi Dasar

salep mata

OBAT TETES MATA

Page 72: Farmakologi Dasar

Subjunctival route mengurangi frekuensi pemberian obat dan menyediakan sistem penghantaran obat yang diperlambat

Injeksi

Intravitreal steroid sebagai obat anti radang

Page 73: Farmakologi Dasar

OBAT TETES INTRAAURICULAR

DEFINISI

Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit

a. Untuk memberikan effek terapi lokal

b. Menghilangkan nyeri

TUJUAN

Page 74: Farmakologi Dasar

Obat telinga dapat terbagi menjadi

Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi. Biasanya merupakan antibiotik seperti

chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin dengan tambahan penghilang sakit lokal

(lidokain/benzokain).

Antiseptik telinga dengan kortikosteroid. Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung

antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk

menghilangkan gejala alergi pada telinga

Obat telinga lainnya. Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran

yang mengeras

Page 75: Farmakologi Dasar

Cara menggunakan obat tetes telinga

Page 76: Farmakologi Dasar

Keuntungan : Memiliki homogenitas yang cukup tinggi

Kerugian : Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan

sulit untuk dituang Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum

digunakan Pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan

sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan

Keuntungan dan kerugian

Page 77: Farmakologi Dasar
Page 78: Farmakologi Dasar

INTRAVAGINAL

definisi

Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan vagina secara lokal.

Untuk mengobati gangguan vagina secara lokal tersedia salep, tablet atau sejenis suppositoria vaginal (ovula) yang harus dimasukkan ke dalam vagina dan melarut di dalamnya. Contohnya adalah metronidazol pada vaginitis (radang vagina) akibat parasit trichomonas dan candida

Obat intravaginal dapat pula digunakan sebagai cairan bilasan. Penggunaan lain adalah untuk mencegah kehamilan, di mana zat spermicide (dengan daya mematikan sel-sel mani) dimasukkan dalam bentuk tablet busa, krem atau foam

Page 79: Farmakologi Dasar

Kelebihan dan kekurangan

KELEBIHAN

Efek kerjanya cepat, mengenai daerah target

KEKURANGAN

Pemberiannya relatif lebih sulit, melalui vaginaTerbatas pada obat dengan daya larut tinggiDistribusi obat dapat dihambat oleh sirkulasi darah yang menurun

Page 80: Farmakologi Dasar

Jalur/rute Pemberian Obat Intravaginal

Pemberian obat secara intravaginal temasuk dalam rute pemberian obat parenteral

Aplikasi mukosa obat melalui rute rektal atau vagina dapat dilakukan dengan menggunakan suppositoria dan tablet vagina. Pada aplikasi dubur, penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik mungkin terjadi. Dengan tablet vagina, efek umumnya terbatas pada lokasi target

Biasanya obat ini dimasukkan ke dalam lemak yang membeku pada suhu kamar, tapi mencair di rektum atau vagina. Film berminyak yang dihasilkan menyebar di mukosa dan memungkinkan obat untuk masuk ke mukosa

Page 81: Farmakologi Dasar

Topikal (Kulit)definisi

Obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit

Pada penyakit kulit, obat yang digunakan berupa salep, krim, atau lotion (kocokan).

Kulit yang sehat dan utuh sukar sekali ditembus obat, tetapi absorpsi berlangsung

lebih mudah bila ada kerusakan

Efek sistemis yang menyusul kadang-kadang berbahaya, seperti dengan kortikosterida (kortison, betametason, dan lain-lain), terutama bila digunakan dengan cara occlusi

Page 82: Farmakologi Dasar

Kelebihan & kekurangan

Kelebihan

Memberikan efek lokal

Efek samping yang terjadi pada pasien lebih sedikit

KekuranganDapat kotor

dan mengotori pakaian

Cepat memasuki tubuh melalui

abrasi dan efek sistematik

Page 83: Farmakologi Dasar

Jalur/rute Pemberian Obat Topikal

Transdermal merupakan sistem pengiriman obat yang disisipkan ke epidermis yang berisi reservoir darimana obat dapat meredakan dan diserap melalui kulit. Memungkinkan obat yang akan diberikan dalam cara yang mirip dengan infus. Obat topikal harus :

(1) mampu menembus penghalang kulit; (2) efektif dalam dosis yang sangat kecil (kapasitas waduk

dibatasi); dan (3) memiliki margin terapi lebar (dosis tidak

disesuaikan) Contoh obat topikal seperti bubuk, salep, dan pasta dioleskan di permukaan kulit.Ada beberapa produk topikal yang tidak mengandung obat, namun dikhususkan untuk perlindungan kulit atau perawatan. Namun, obat dapat ditambahkan jika tindakan topikal pada kulit luar dikhususkan untuk mengobati penyakit dan menghasilkan efek sistemik tertentu.

Page 84: Farmakologi Dasar
Page 85: Farmakologi Dasar

Lullman, Heinz, et al. (2000). Color Atlas Of Pharmacology 2th Edition page 12-13. New York : Thieme Stuttgard.

Referensi