farmakologi insulin

24
Insulin A. Definisi Insulin Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas.Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen.Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Insulin telah digunakan sebagai terapi pada manusia sejak awal tahun 1990.Insulin memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasar pada durasi kerjanya. Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan mulai menurunkan kadar gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh penderita. Berdasar waktu yang diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4 jenis insulin yaitu reaksi pendek, reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi cepat. B. Sekresi Insulin Sekresi insulin tidak hanya diatur oleh kadar glukosa dalam darah, tapi juga asam amino tertentu,

Upload: gadispinandita

Post on 12-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

farmakologi insulin

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi Insulin

Insulin

A. Definisi Insulin

Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta di dalam

pankreas.Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh dikenal juga sebagai sebutan

insulin endogen.Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi

guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon

insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga

sebagai sebutan insulin eksogen.

Insulin telah digunakan sebagai terapi pada manusia sejak awal tahun

1990.Insulin memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasar pada durasi

kerjanya. Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah lamanya waktu yang

diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan mulai menurunkan kadar

gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh penderita. Berdasar waktu

yang diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4 jenis insulin yaitu reaksi

pendek, reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi cepat.

B. Sekresi Insulin

Sekresi insulin tidak hanya diatur oleh kadar glukosa dalam darah, tapi

juga asam amino tertentu, hormone, dan mediator otonom. Sekresi paling sering

dipicu oleh kadar glukosa darah yang tinggi, yang diambil oleh pengangkut

glukosa memasuki sel β-pankreas. G;ukosa difosforilasi glukokinase sebagai

sensor glukosa. Produk metabolism glukosa memasuki rantai respirasi

mitokondria dan memicu ATP, peningkatan kadat ATP menyebabkan

penghambatan kanal K+ yang menghasilkan depolarisasi membrane dan

pemasukan Ca2+, megakibatkan eksositosis insulin.

Page 2: Farmakologi Insulin

C. Sumber Insulin

Insulin manusia diproduksi dengan teknologi DNA rekombinan

menggunakan strain khusus dari Eschericia coli atau ragi yang telah diubah secara

genetic sehingga menghasilkan gen yang mengandung insulin manusia.

D. Pemberian Insulin

Insulin merupakan polipeptida yang didegradasi dalam saluran cerna jika

digunakan per oral. Oleh karena itu, maka insulin biasanya diberikan dengan

injeksi subkutan.

E. Mekanisme Kerja Insulin

Tempat kerja insulin ialah pada permukaan luar membran sel.Beberapa

peneliti mendapatkan bahwa adenilsiklase dihambat, sedangkan enzim

fosfodiesterase dirangsang. Sintesis glikogen dan glikogenolisis tergantung dari

rangkaian reaksi fostorilasi protein.Siklik AMP mengaktivasi proteinkinase

dengan akibat perangsangan glikogenolisis dan hambatan glukoneogenesis.

Insulin bekerja sebaliknya yaitu ke arah sintesis glikogen.Insulin

mendefosforilasi enzim tertentu dengan akibat terjadinya penghambatan

glikogenolisis dan lipolisis.I nsulin meningkatkan ambilan K+ ke dlm sel,

efekserupa terjadi pada Mg++ dan diduga ion tsb bertindak sebagai

second messenger yang memperantarai kerja insulin.

Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor

glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah

tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan

meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi

sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.

Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau sebelum

makan) dan insulin prandial (setelah makan).

Page 3: Farmakologi Insulin

1. Sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu

makan, waktu malam hari dan keadaan puasa.

2. Sekresi insulin prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar

dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1

jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian

menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal.

Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan

ambilan glukosa oleh jaringan perifer.

Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki kemampuan untuk

mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat. 

1. Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin. Sehingga

pemberian insulin eksogen diperlukan. 

2. Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak

meerespon insulin dengan normal. Namun demikian, insulin juga

digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel terhadap

insulin.

F. Kerja Fisik

Tanpa insulin, kontraksi otot dpt menyebabkan glukosa lebih banyak

masuk ke dalam sel.  Jadi suatu kerja fisik akan mengurangi kebutuhan

insulin, sehingga mudah terjadi hipoglikemia. Ltulah sebabnya maka

seorang penderita DM yang bekerja lebih berat daripd biasanya, harus

mendapat ekstra kalori atau dosis insulin yang lebih rendah.

1. Jadi hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan,

demikian pula halnya dengan sindrom DM.

2. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semua keadaan yang

menghambat produksi dan sekresi insulin,terdapatnya zat yg bersifat

Page 4: Farmakologi Insulin

anti-insulin dlm darah serta keadaan yg menghambat efek insulin pd

reseptornya,semua dapat menyebabkan DM.

G. Indikasi terapi Insulin

Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan terapi insulin

eksogen : 

1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena

produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada

atau hampir tidak ada

2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi

insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan

kadar glukosa darah

3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan,

infark miokard akut atau stroke

4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi

insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa

darah.

5. Ketoasidosis diabetic

6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia

hiperosmolar non-ketotik.

7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan

suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang

meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk

mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama

periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan

insulin.

8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO (Obat Hiperglikemik Oral)

10. Pada keadaan tertentu di mana kendali glikemik amat buruk dan

disertai kondisi katabolisme, seperti kadar glukosa darah puasa > 250

m g/dL , kadar glukosa darah acak menetap >300 mg/dL, A1C >10%,

Page 5: Farmakologi Insulin

atau ditemukan ketonuria, maka terapi insulin dapat mulai diberikan

bersamaan dengan intervensi pola hidup.

H. Penggolongan Sediaan Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Kerja cepat dan singkat (rapid acting)

Bentuknya larutan jernih, efek puncak 1 - 3 jam setelah

penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya

insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur

dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.

Empat sediaan insulin yang masuk dalam kategori ini adalah :

insulin regular, insulin lispro, insulin aspart dan insulin glulisine.

Insulin regular merupakan zink insulin yang berbentuk kristalin yang

mudah larut, dan kerja singkat, biasanya diberikan subkutan (dapat

secara intravena dalam keadaan gawat darurat), dan dapat dengan

cepat menurunkan kadar glukosa darah. Kadar puncak insulin regular

terlihat setelah 50-120 menit.

Insulin lispro biasanya diberikan 15 menitsebelum makan atau

segera setelah makan. Insulin glulisine dapat du=igunakan 15 menit

sebelum makan atau 20 menit setelah mulai makan. Sedangkan insulin

aspart harus diberikan tepat sebelum makan.

Semua formula kerja cepat tersebut sesuai untuk pemberian

intravena. Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc

Insulin/ CZI). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam

bentuk asam dan netral. Contoh sediaan CZI misalnya Velosulin,

Semilente.

2. Kerja menengah/sedang (intermediate acting)

Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai

dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.

Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat

dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat

dengan cara memperlambat penyerapan insulin kedalam darah.

Page 6: Farmakologi Insulin

Dengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau

zinc (pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan

memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk

NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein. Obat ini

digunakan sebagai kontrol basal dan biasanya diberikan bersama

dengan insulin kerja cepat untuk kendali sewaktu makan, biasanya

dikombinasikan dengan insulin lispro (NPL/ Neutral Protamin Lispro)

Contoh : Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente.

3. Kerja panjang (long acting)

Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan

lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup

lama, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Insulin bentuk ini diperlukan untuk

tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis

insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak

murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau

lipohipertrofi. Contoh: Insulin Glargine, insulin determir Insulin

Ultralente, PZI (Protamine Zinc Insulin).

Insulin glargine : obat ini lebih rendah awitannya

dibandingkan NPH insulin dan memiliki efek hipoglikemik

yang panjang.

Insulin determir : memiliki rantai samping asam lemak yang

dapat meningkatkan kaitan dengan albumin. Dosisiasi lambat

dari albumin mengakibatkan sifat kerja lama.

4. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin

premix)

Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja

sedang. Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam).

Berbagai kombinasi pencampuran insulin manusia, seperti 70% NPH

insulin ditambah dengan 30% insulin regular. Contoh : Mixtard 30 / 40.

I. Cara pemberian insulin

Page 7: Farmakologi Insulin

ada beberapa macam:

a. intra vena: bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi

penurunan glukosa darah,

b. intramuskuler: penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada

subkutan,

c. subkutan: penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan,

kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha

maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal,

insulin analog lebih cepat dari insulin human.

J. Dosis

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin. Untuk tujuan pengobatan, dosis insulin dinyatakan

dalam unit (U). Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk

menurunkan kadar gula darah kelinci sebanyak 45 mg% dalam bioassay.

Sediaan homogen human insulin mengandung 25-30 IU/mg.

Cara Kerja Insulin Terhadap DM

Jenis DM ada dua :

1. Diabetes Melitus Tipe 1

Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya

kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan.

Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara

alami dengan cara :

1. Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.

2. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.

3. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula

dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh

hati.Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk

tenaga.Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami

terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi

Page 8: Farmakologi Insulin

(produksi)hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses

penyerapanhormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya

diabetes melitus sangat besar sekali.

DM tipe I atau disebut DM yang tergantung pada insulin.DM

inidisebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi

karenakerusakan dari sel beta pankreas.Gejala yang menonjol adalah

terjadinyasering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering

haus,sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau

kurus.Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur

hidup.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari

malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan

utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin,

yakni sel-sel darah.

Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan

baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup

pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.Walau belum

dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat

beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal

tersebut:

1. Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)

2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat

3. Kurang gerak badan (olahraga)

4. Faktor keturunan (herediter)

DM tipe II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM

inidisebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar

insulin14dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin

untukmetabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darahtetap

tinggi sehingga terjadi hiperglikemia (Anonim, 2003).

Page 9: Farmakologi Insulin

ANALOG AMYLIN SITETIK

Pramlitide merupakan analog amylin sintetik yang dihasilkan sebagai

tambahan bagi terapi insulin sewaktu makan pada pasien DM tipe 1 atau tipe 2.

Pramlitide menunda pengosongan lambung, menurunkan sekresi glucagon

pascaprandial, dan memperbaiki kepuasan. Pramlitide diberikan dengan suntikan

subkutan dan harus disuntikkan segera sebelum makan. Pramlitide tidak boleh

dicampur dalam spuit yang sama dalam sediaan insulin apapun. Efek samping

terutama terjadi pada saluran cerna, seperti mual, anoreksia dan muntah.

Pramlitide tidak bleh diberikan pada pasien yang mengalami gastroparesis

diabetikum atau dengan riwayat ketidakwaspadaan terhadap hipoglikemia.

AGEN-AGEN ORAL : PERANGSANG SEKRESI INSULIN

Agen-agen ini berguna dalam penatalaksanaan pasien yang mengalami

DM tipe 2, namun tidak dapat diterapi dengan diet saja. Pasien dengan penyakit

yang telah lama dapat memerluka kombinasi obat-obat hipoglikemik dengan

insulin atau tanpa insulin untuk memantau hiperglikemia pasien tersebut. Insulin

ditambahkan karena penut=runan progresif pada sel β yang terjadi akibat penyakit

DM atau penuaan. Agen hipogilkemia oral tidak boleh dierikan pada pasien

dengan DM tipe 1.

a) SULFONILUREA

Agen ini mencetuskan pelepasan insulin dari sel-sel β pancreas. Obat

primer yang digunakan adalah tulbotamide dan derivate generasi kedua

glyburide, glipizide dan glimepiride.

Mekanisme kerja :

Stimulasi pelepasan insulin oleh sel β pancreas dengan cara

menghambta kanal K+ sensitive ATP, mengakibatkan

depolarisasi dan pemasukan Ca2+

Penutunan produksi glukosa hepatic

Peningkatan sensitivitas perifer terhadap insulin

Page 10: Farmakologi Insulin

Farmakokinetik dan metabolisme obat : diberikan per oral, obat ini

berikatan dengan protein serum, dimetabolisme dalam hepar, dan

diekskresikan oleh hati atau ginjal. Tulbolamide memiliki durasi

kerja terendek (6-12 jam), sedangkan agen-agen generasi kedua

sekitar 24 jam.

Efek samping : cenderung dapat meningkatkan berat badan,

hiperinsulinemia, dan hipoglikemia. Harus digunakan secara hati-

hati pada pasien dengan insufisiensi hati atau ginjal karena ekresi

obat yang lambat, akumulasinya menyebabkan hipoglikemia.

b) ANALOG MEGLITIDINE

Agen golongan ini meliputi repaglinide dan nateginide. Meskipun bukan

merupakan sulfonylurea, obat ini memiliki kerja yang sama.

Mekanisme kerja : kerjanya bergantung pada fungsi sel β pankreas.

Obat ini berikatan pada lokasi yang berbeda pada reseptor

sulfonylurea yang terkait kanal kalium sensitive ATP. Terapi

kombinasi agen ini dengan metformin atau glitazone tampaknya

lebih baik daripada monoterapi dengan salah satu dari dua agen

tersebut. Meglitidinde tidak boleh digunakan dalam bentuk

kombinasi dengan sulfonylurea karena mekanisme kerjanya

tunpang tindih.

Farmakokinetik dan metabolism obat : diabsorbsi dengan baik per

oral setelah 1-30 menit sebelum makan. Kedua meglitidine

dimetabolisme menjadi produk inaktif oleh CYP3A4 di hati dan

diekskresi oleh empedu.

Efek samping : menyebabkan hipoglikemia, namun efeknya masih

lebih rendah dari sulfonylurea. Harus digunakan hati-hati pada

pasien dengan kerusakan hepar.

AGEN-AGEN ORAL : PENYENSITISASI INSULIN

Page 11: Farmakologi Insulin

Agen-agen ini menurunkan kadar glukosa darah dengan memperbaiki respon sel

target terhadap insulin tanpa meningkatkan sekresi insulin oleh pankreas.

a) BIGUANID

Metformin merupakan satu-satunya biguanid yang tersedia saat ini.

Obat ini meningkatkan ambilan glukosa dengan penggunaannya oleh

jaringan target sehingga ,menurunkan resitensi insulin.

Mekanisme kerja : menghambat glukoneogensis hepatik.

Metformin juga memperlambat absorpsi gula oleh usus dan

meningkatkan ambilan dan penggunaan glukosa perifer.

Mampu menurunkan hiperlipidemia dalam batas sedang dan

lipoprotein berdensitas sangat rendah menurun, dan kolesterol

lipoprotein berdensitas tinggi.

Farmakokinetik dan metabolism obat : metformin diabsorbsi

dengan baik per oral, tidak berikatan dengan protein serum, dan

tidak dimetabolisme. Ekskresi melalui urin.

Efek samping : sebagian besar pada saluran cerna. Metformin

diindikasikan pada diabetes dengan penyakit ginjal/hepar,

infark miokardium akut, infeksi berat atau ketoasidosis

daibetikum. Harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang

berusia lebih dari 80 tahun atau memiliki riwayat jantung

kongestif atau penyalahgunaan alcohol.

Kegunaan lain : metformin efektif untuk terapi penyakit

ovarium polikistik.

b) THIAZOLIDINEDIONE atau GLITAZONE

Troglitazone merupakan agen pertama dari kelompok ini yang

digunakan unruk terapi DM tipe 2. Dua kelompok anggota ini yang

tersedia adalah pioglitazone dan rosiglitazone.

Mekanisme kerja : agen ini menargetkan reseptor-γ yang

diaktivasi poliferator peroksisom. Ligan-ligan untuk PRAR-γ

mengatur produksi adiposit dan sekresi asam lemak, serta

metabolisme glukosa, yang mengakibatkan sensitivitas insulin

Page 12: Farmakologi Insulin

pada jaringan adipose, hepar, otot rangka. Hiperglikemia,

hiperinsulinemia, hipertriasilgliserotomia dan peningkatan

kadar HbA1c diperbaiki. TZD menyebabkan redistribusi lemak

yang menguntungkan dari visceral menuju jaringan subkutan.

Farmakokinetik dan metabolism obat : pioglitazone dan

rosiglitazone diabsorbsi sangat baik per oral dan barikatan luas

dengan albumin. Sebagian besar obat akan diekskresikan

melalui empedu dan dieliminasi melalui feses. Agen ini tidak

disarankan untuk ibu hamil.

Efek samping : dapat terjadi peningkatan berat badan.

Glitazone dapat menagkibatkan osteopenia dan peningkatan

resiko fraktur. Efek samping lain meliputi nyeri kepala dan

anemia.

Kegunaan lain: pemulihan resistensi insulin, TZD dapat

menyebabkan ovulasi kembali terjadi pada wanita

pramenopause yag memiliki sindrom ovarium polikistik.

AGEN-AGEN ORAL : PENGHAMBAT α-GLUKOSIDASE

Acarbose dan miglitol merupakan obat per oral yang aktif digunakan untuk erapi

pasien dengan DM tipe 2.

Mekanisme kerja : digunakan saat permulaan makan. Bekerja menunda

pencernaan karbohidrat sehingga mengakibatkan penurunan kadar glukosa

pascaprandial. Menhasilkan efek dengan menghambat α-glukosidase yang

terikat membrane secara reversible pada batas vili usus. Obat ini tidak

merangsang pelepasan insulin dan tidak meningkatkan kerja insulin pada

jaringan target, sehingga tidak menyebabkan hipoglikemia. Namun jika

digunakan kombinasi dengan sulfonylurea dapat menyebabkan

hipoglikemia.

Farmakokinetik : acarbose diabsorbsi dengan buruk. Dimetabolisme

terutama oleh bakteri usus dan metabolit tersebut diabsorbsi dan diekskresi

dalam urin. Miglitol diabsorbi sangat baik namun tidak memiliki efek

sistemik. Dikeresikan tanpa diubah oleh ginjal.

Page 13: Farmakologi Insulin

Efek samping : kembung, diare, kram abdomen. Tidak boleh digunakan

untuk pasien penyakit usus inflamasi, ulserasi kolon, atau obstruksi usus.

AGEN-AGEN ORAL : PENGHAMBAT DIPEPTIDIL PEPTIDASE-IV

Sitagliptin merupakan penghambat dipeptidil peptidase-IV (DPP) yang

aktif per oral digunkan untuk terapi pasien DM tipe 2.

Mekanisme kerja : sitagliptin menghambat enzimDPP-IV yang

bertanggungjawab untuk inaktivasi hormone-hormon incretin, seperti

peptide-1-mirip glucagon. Pemanjangan aktivitas hormone-hormon

incretin mengakibatkan peningkatan pelepasan insulin sebagai respon

terhadap makan dan resuksi sekresi glucagon yang tidak sesuai.

Farmakokinetik dan metabolism obat : sitagliptin diabsorbsi dengan baik

pada pemberian per oral, sebagian besar diekskresi tanpa diubah dalam

urine.

Efek samping : nasofaringitis, dan nyeri kepala.

INCRETIN MIMETICS

Glukosa oral mengakibatjan sekresi insulin yang lebih tinggi disbanding yang

terjadi ketika muatan glukosa yang setara diberikan secara intravena. Efek incretin

memperlihatkan peran penting hormone saluran cerna terutapa GLP-1 dan

polipeptida penghambat gaster. Exenatide merupakan incretin memietics dengan

rangkaian polieptida sekitar 50% yang homolog dengan GLP-1. Exenatide selain

memperbaiki sekresi insulin tapi juga memperlambat pengosongan lambung.

Sebagai polipeptida exenamide harus diberikan secara subkutan.

Kelas obat Mekanisme

kerja

Efek

terhadap

insulin

plasma

Resiko

hipoglikemia

Keterangan

Sulfonylurea Merangsang

sekresi insulin

Ya Dapat terjadi

kenaikan

Page 14: Farmakologi Insulin

G1

(tulbotamide)

berat badan

Sulfonylurea G2

(glipizide,

glyburide,

glimepidie)

Merangsang

sekresi insulin

Ya Dapat terjadi

kenaikan

berat badan

Meglitinide

(nateglinide,

repaglinide)

Merangsang

sekresi insulin

Ya (jarang) Kerja pendek

dengan

hipoglikemia

lebih sedikit,

efek

pascaprandial

Biguanid

(metformin)

Menurunkan

prouksi

glukosa

hepatic

endogen

Tidak Agen yang

dipilih untuk

DM tipe 2.

Dapat terjadi

kenaikan

berat badan.

Tiazolidinedione

(glitazone)

Pioglitazone,

rosiglitazone

Berkaitan

dengan

reseptor γ

yang

diaktifkan

poliferator

proksisom

dalam otot,

lemak dan

hepar untuk

meurunkan

Tidak Efektif untuk

pasien yang

sangat

resisten

insulin

Page 15: Farmakologi Insulin

resistensi

insulin

Penghambat α-

glukosidase

Acarbose

Miglitol

Menurunkan

absorbs

glukosa

tidak Digunakan

saat makan.

Efek samping

saluran cerna

Penghambat

DPP-IV

stagliptin

Meningkatkan

pelepasan

insulin

bergantung

glukosa,

menurunkan

sekresi

glukagon

Tidak Dapat

digunakan

dengan atau

tanpa makan.

Ditoleransi

baik

Daftar pustaka

Anonim. 2006. Obat-Obat Penting Untuk Pelayanan Kefarmasian edisi

revisi.Fakultas Farmasi UGM.Yogyakarta.

Page 16: Farmakologi Insulin

Anonim. 2010. Phenformin.diakses dari http://www.drugbank.ca Price, A. S dan

Wilson, M. L. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit Edisi

IV.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harvey, Richard A. 2009. FARMAKOLOGI ulasan bergambar. Jakarta : EGC.