tugas akhir - beta
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
1/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi. Hal ini membuat manusia bagaikan tak terpisah oleh
jarak ruang dan waktu. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, manusia
dapat membuat berbagai macam peralatan sebagai alat bantu dalam menjalankan
berbagai aktivitas untuk mendukung produktifitas.
Dengan segala aktifitas yang kian padat menjadikan sebagian orang
memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Terkadang hal yang tidak menjadi
prioritas namun suatu kewajiban terlalaikan. Salah satunya kewajiban ibadah
shalat fardhu lima waktu bagi umat Muslim yang kadang terlambat, terabaikan
bahkan terlupakan. Salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya informasi
atau peringatan ketika telah datang waktu shalat. Misalkan ketika seseorang
berada di suatu tempat atau daerah yang suara azan tidak terjangkau dari masjid
terdekat atau suatu lokasi yang baru, maka ketika waktu shalat tiba ada
kemungkinan orang tersebut tidak tahu.
Seiring dengan tingkat mobilitas yang tinggi, beberapa tahun terakhir tengah
marak perangkat bergerak atau mobile device. Salah satu perangkat mobile yang
paling pesat adalah Handphone dimana hampir setiap orang memilikinya.
Handphone yang sedianya sebagai alat komunikasi, saat ini sudah lebih dari
fungsi dasarnya. Berbagai macam fitur telah ditanamkan, seperti pengolah gambar
dan video, pengolah dokumen dan lain sebagainya. Hal ini tak lepas dari
1
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
2/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
penggunaan Sistem Operasi pada Handphone. Layaknya pada komputer,
handphone pun dapat di-install berbagai macam aplikasi yang diinginkan.
Android sebagai Sistem Operasi berbasis linux yang dapat digunakan di berbagai
perangkat mobile. Android memiliki tujuan utama untuk memajukan inovasi
piranti telepon bergerak agar pengguna mampu mengeksplorasi kemampuan dan
menambah pengalaman lebih dibandingkan dengan platform mobile lainnya.
Hingga saat ini Android terus berkembang, baik secara sistem maupun
aplikasinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan. Bagaimana membangun dan merealisasikan suatu aplikasi pada
paltform Android yang dapat digunakan di berbagai tempat untuk informasi arah
kiblat dan waktu shalat serta secara otomatis mengingatkan pada saat tiba waktu
shalat.
1.3. Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah membangun sebuah program
aplikasi pengingat shalat dan arah kiblat pada Sistem Operasi Android yang dapat
digunakan dimanapun dengan memanfaatkan Global Positioning System (GPS).
1.4. Manfaat
Manfaat dari pengembangan Aplikasi Pengingat Shalat ini adalah:
1. Membantu umat muslim khususnya pengguna Android yang memiliki
tingkat mobilitas tinggi untuk senantiasa tahu waktu shalat dan arah kiblat.
2. Membantu umat muslim untuk senantiasa melaksanakan ibadah shalat
2
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
3/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
tepat waktu dan arah kiblat yang tepat.
3. Meningkatkan pemahaman tentang struktur dan sistem kerja pada sistem
operasi Android.
1.5. Batasan Masalah
Agar dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat lebih terarah, maka pembahasan
penulisan ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:
1. Sistem pewaktuan shalat hanya dapat digunakan pada sistem operasi
Android dengan memanfaatkan Global Positioning System (GPS).
2. Penunjukkan arah qiblat sesuai dengan lokasi.
3. User dapat mengatur sistem pengingat waktu shalat. Sehingga sistem dapat
menampilkan pesan pengingat ketika waktu shalat tiba.
1.6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi Pewaktuan Shalat dan
menyusun laporan tugas akhir ini adalah:
1. Metode Pengumpulan Data (Data Gathering)
Mencari dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dan berkaitan
dengan pembuatan Aplikasi Pewaktuan Shalat.
2. Metode Wawancara
Dilakukan terhadap ahli pewaktuan shalat dan arah kiblat.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan seperti mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan Android dan pewaktuan shalat untuk membantu
dalam pembuatan Aplikasi Pewaktuan Shalat. Selain itu juga mempelajari
3
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
4/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
web-web referensi seputar hal yang sama untuk membantu dalam
penyajian informasi yang akan ditampilkan.
4. Merancang dan Mengimplementasi
Merancang dan mengimplementasi Aplikasi yang akan dikembangkan
agar sesuai dengan yang diharapkan.
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar materi laporan Tugas Akhir ini terbagi dalam beberapa bab
yang tersusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, batasan masalahh, metodologi dan sistematika penulisan
laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan judul
tugas akhir, seperti penentuan waktu shala berserta
perhitungannya, penentuan arah kiblat sesuai dengan lokasi berada,
dan hal-hal terkait mengenai android.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PENGINGAT
SHALAT
Bab ini menjelaskan mengenai analisa aplikasi pengingat shalat
dan perancangan yang dilakukan untuk membangun aplikasi.
BAB 4 IMPLEMENTASI APLIKASI PENGINGAT SHALAT
4
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
5/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
Pada bab ini menjelaskan bentuk implementasi rancang bangun
aplikasi yang meliputi isi, serta keterangan-keterangan dari aplikasi
beserta pengujiannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran guna
memperbaiki kelemahan yang terdapat pada aplikasi tersebut.
2. Landasan Teori
2.1. Shalat
2.1.1. Pengertian Shalat
Shalat menurut bahasa berarti doa. Menurut Istilah ahli fiqih berarti:
Perbuatan (gerak), dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam dengan syarat-syarat tertentu. Shalat merupakan ibadah yang paling
fundamental dalam Islam. Khususnya Shalat Fardhu lima kali sehari semalam
yang tak boleh ditinggalkan. [Tuntunan Shalat lengkap dan benar, Dra. Neni
Nuraeni, M.Ag, Mutiara Media]
Menurut syariat Islam, praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk
tata cara Rasulullah SAW sebagai figur penyampai perintah Allah. Nabi
Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka
meninggalkan shalat, diantaranya beliau bersabda: Perjanjian yang memisahkan
kita dengan mereka adalah Shalat. Barang siapa yang meninggalkan shalat,
berarti dia telah kafir, Hadist riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi.
5
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
6/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
2.1.2. Waktu Shalat - Shalat Fardhu
Untuk pelaksanaan ibadah shalat, semuanya diatur dan tertuang dalam Kitab
Suci Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Mengenai waktu shalat fardhu
nabi bersabda dalam sebuah hadist sebagai berikut:
Dari Jabir bin Abdullah meriwayatkan " Malaikat Jibril datang kepada Nabi
SAW lalu berkata: "Marilah shalat". Lalu ia melakukan shalat zhuhur di waktu
matahari telah condong (tergelincir). Kemudian Jibril datang kepada Nabi di
waktu Asar lalu berkata: "Marilah shalat". Lalu ia shalat Asar di waktu
bayangan tiap-tiap sesuatu jadi sama panjangnya dengan keadaan dirinya.
Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu maghrib lalu berkata:
"Marilah shalat" lalu ia shalat Maghrib di waktu matahari telah masuk
(terbenam). Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Isya lalu
berkata: "Marilah shalat". Lalu ia shalat Isya lalu berkata; "Marilah shalat".
Lalu ia shalat Isya di waktu telah hilang tanda merah di tempat matahari
terbenam. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu fajar lalu
berkata: "Marilah shalat" Lalu ia shalat Fajar (subuh) di waktu fajar telah terbit.
Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W pada esok harinya lagi di waktuzuhur lalu berkata: "Marilah shalat". Lalu ia shalat zuhur, di waktu bayangan
tiap-tiap sesuatu itu jadi sama panjangnya dengan keadaan dirinya. Kemudian
Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Asar lalu berkata: "Marilah shalat".
Lalu ia shalat di waktu Asar, di waktu bayangan tiap-tiap sesuatu itu jadi dua
kali panjang daripada dirinya. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di
6
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
7/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
waktu maghrib yang sama waktunya dengan kemarin, lalu ia shalat maghrib.
Kemudian jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Isya, sehabis tengah malam,
lalu berkata: "marilah shalat". Lalu ia shalat Isya. Kemudian Jibril datang
kepada Nabi pada waktu telah terang cuaca (sebelum terbit matahari). Lalu
berkata: "Marilah shalat". Lalu ia shalat fajar. Kemudian Jibril berkata: Antara
dua waktu itulah waktu bagi tiap-tiap shalat."(Hadist Riwayat: Ahmad, Tirmidzi,
Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim)
Hadits di atas memberikan penjelasan mengenai awal dan akhir waktu
shalat, yaitu berdasarkan pergerakkan matahari, baik di atas ufuk (horison)
maupun dampak pergerakkan matahari di bawah ufuk. Efek pergerakkan matahari
diantaranya adalah berubahnya panjang bayangan benda, terbit dan terbenamnya
matahari, munculnya mega merah di waktu fajar dan berakhirnya mega merah di
malam hari. [Dr. Rinto Anugraha, Eramuslim, 21 Oktober 2009.
http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/waktu-waktu-shalat.htm]
Dapat diambil kesimpulan berdasarkan hadits Rasulullah mengenai waktu shalat
adalah sebagai berikut:
1. Zhuhur
Waktu zhuhur dimulai saat pertengahan hari, yaitu ketika matahari
melewati garis meridian (lingkaran besar langit yang menghubungkan
utara dan selatan). Saat melewati garis meridian, ada tiga kemungkinan
azimuth matahari (dihitung dari arah utara). Pertama, azimuth matahari = 0
derajat, yaitu ketika matahari melewati garis meridian, posisinya di
7
http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/waktu-waktu-shalat.htmhttp://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/waktu-waktu-shalat.htm -
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
8/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
belahan langit utara. Kedua, azimuth 180 derajat, ketika posisinya di
belahan langit selatan. Ketiga, azimuthnya tidak dapat ditentukan, ketika
posisinya benar-benar tepat di zenith (atas kepala) atau ketinggiannya
tepat 90 derajat. Waktu zhuhur berakhir saat datangnya waktu shalat ashar.
2. Ashar
Berdasarkan hadits di atas, ada dua pendapat mengenai kapan datangnya
waktu shalat ashar. Ini berkaitan dengan bayangan benda yang ditegakkan
di atas tanah. Menurut mazhab Hanafi, waktu shalat Ashar adalah ketika
panjang bayangan sama dengan dua kali tinggi benda (ditambah panjang
bayangan saat Zhuhur). Panjang bayangan pada waktu Zhuhur yang
merupakan panjang bayangan minimum ini perlu diperhitungkan, karena
sangat mungkin panjang bayangan saat Zhuhur itu lebih panjang dari
tinggi benda itu sendiri seperti tempat yang memiliki lintang tinggi. Jika
bayangan saat Ashar = Sa, bayangan saat Zhuhur = Sz dan tinggi benda=
h, maka secara sederhana dapat ditulis Sa = h + Sz menurut mazhab Syafi'i
dan Sa = 2 * h + Sz menurut mazhab Hanafi. Untuk waktu Ashar berakhir
saat datangnya waktu shalat maghrib.
3. Maghrib
Waktu shalat maghrib dimulai saat matahari terbenam (sunset). Ketika
matahari terbenam dimana posisinya di bawah ufuk, langit tidak langsung
gelap. Hal ini disebabkan adanya atmosfer bumi yang membiaskan cahaya
matahari. Karena itu, matahari harus tenggelam hingga belasan derajat di
8
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
9/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
bawah ufuk supaya tidak ada lagi cahaya matahari yang dapat dibiaskan
sehingga langit menjadi gelap. Waktu shalat maghrib berakhir saat
datangnya waktu shalat Isya'.
4. Isya'
Waktu shalat Isya' dimulai saat langit gelap, atau berakhirnya mega merah
(astronomical twilight) di langit barat. Waktu Isya' berakhir saat datangnya
waktu shubuh.
5. Shubuh
Waktu shubuh dimulai ketika munculnya fajar (shidiq) atau cahaya secara
merata di langit timur. Meskipun saat itu matahari masih belasan derajat di
bawah ufuk, namun akibat pembiasan atmosfer cahaya matahari dapat
dibiaskan sehingga langit tidak lagi gelap. Beberapa catatan mengenai
penentuan waktu Isya' dan Shubuh disajikan pada catatan di bawah. Waktu
shubuh berakhir saat matahari terbit.
Sebelum manusia menemukan ilmu hisab/perhitungan falak/astronomi, pada
zaman Rasulullah waktu shalat yang telah disebutkan ditentukan berdasarkan
observasi terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari. Lalu
berkembang dengan dibuatnya jam Surya atau Jam Matahari serta Jam Istiwa atau
sering disebut Tongkat Istiwa dengan kaidah bayangan matahari.
9
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
10/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
2.1.3. Menghitung Waktu Shalat
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan para ahli astronomi
berusaha membuat rumus waktu shalat berdasarkan konsep posisi matahari
disuatu daerah, dengan melihat berdasarkan geografis dan ketinggian suatu tempat
di permukaan bumi. Sehingga dengan adanya rumusan matematika ini dapat
ditentukan posisi matahari tanpa harus melihat secara langsung dimana matahari
berada. Untuk menentukan waktu lima shalat wajib di suatu tempat pada tanggal
tertentu, ada beberapa parameter yang mesti diketahui:
1. Koordinat lintang tempat tersebut (L) atau altidude. Daerah yang terletak
di sebelah utara garis khatulistiwa (ekuator) memiliki lintang positif.
Sebaliknya, untuk yang disebelah selatan lintangnya negatif.
2. Koordinat bujur tempat tersebut (B) atau longitude. Daerah yang terletak
disebelah timur Greenwich memiliki bujur positif.
3. Zona waktu tempat tersebut (Z). Daerah yang terletak di sebelah timur
Greenwich memiliki Z positif.
4. Ketinggian lokasi dari permukaan laut (H). ketinggian lokasi dari
permukaan laut (H) menentukan waktu kapan terbit dan terbenamnya
matahari. Tempat yang berada tinggi di atas permukaan laut akan lebih
awal menyaksikan matahari terbit serta lebih akhir melihat matahari
terbenam, dibandingkan dengan tempat yang lebih rendah. Satuan H
adalah meter.
5. Tanggal (D), Bulan (M) dan Tahun (Y). Merupakan parameter yang
diperlukan untuk waktu shalat pada tanggal tersebut. Dari tanggal, bulan
10
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
11/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
dan tahun selanjutnya di hitung nilai Julian Day (JD). Dengan rumus
sebagai berikut:
JD = 1720994,5 + INT(365,25 * Y) + INT(30,6001(M + 1)) + B + D +
12/24
Ket:
INT : Lambang nilai integer (bilangan bulat)
Jika M>2, maka M dan Y tidak berubah.
Jika M = 1 atau M = 2, maka M +12 dan Y dikurangi 1
B = 2 + INT (A/4) A; dimana A = INT (Y/100)
Nilai JD berlaku untuk pukul 12.00 UT atau saat tengah hari di
Greenwich. Untuk JD yang digunakan dalam perhitungan yaitu JD lokasi
tempat yang ingin ditentukan waktu shalat. Diperoleh dari JD pukul 12.00
UT waktu Greenwich dikurangi dengan Z/24, dimana Z adalah zona waktu
lokal tersebut.
6. Sudut Deklinasi Matahari (Delta). Deklinasi matahari (Delta) untuk satu
tanggal tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Delta = 0,37877 + 23,264 * sin(57,297 * T 79,547) + 0,3812 * sin(2 *
57,297 * T 82, 682) + 0,17132 * sin(3 * 57,297 * T 59,722)
Ket:
11
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
12/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
T adalah Sudut tanggal, dengan rumus, T = 2 * PI * (JD 2451545) /
365,25
7. Equation of Time (ET). Equation of Time untuk satu tanggal dapat
dihitung, dengan rumus:
ET = (- (1789 + 237 * U) * sin(L0) (7146 62 * U) * cos(L0) + (9934
14 * U) * sin(2 * L0) (29 + 5 * U) * cos(2 * L0) + (74 + 10 * U) * sin(3
* L0) + (320 4 * U) * cos(3 * L0) 212 * sin(4 * L0))/1000
Ket:
L0 adalah Bujur rata-rata matahari, L0 = 280,46607 + 36000,7698 * U.
U = (JD 2451545)/36525.
8. Altitude matahari waktu Shubuh dan Isya. Shubuh saat fajar menyingsing
pagi disebut dawn astronomicaltwilightyaitu ketika langit tidak lagi gelap
dimana atmosfer bumi mampu membiaskan cahaya matahari dari bawah
ufuk. Sementara Isya' disebut dusk astronomical twilight ketika langit
tampak gelap karena cahaya matahari di bawah ufuk tidak dapat lagi
dibiaskan oleh atmosfer. Nilai altitude matahari berasal dari ketika langit
berubah dari gelap menjadi mulai terang, ketika fajar menyingsing di pagi
hari dan menyebar secara horisontal dengan seragam. Altitude matahari
sangat menentukan metode perhitungan waktu shalat, dimana perbedaan 1
derajat dapat memberikan perbedaan waktu sekitar 4 menit. Terdapat
12
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
13/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
beberapa pendapat mengenai nilai altitude matahari seperti tampak pada
tabel 2.1.
Organisasi Sudut Subuh Sudut Isya Regional
Indonesia 20 derajat 18 derajat
Universitas Sience
Islam, Karaci
18 derajat 18 derajat Pakistan,
Bangladessh, India,
Afghanistan,
sebaian Eropa
Amerika Utara 15 derajat 15 derajat Sebagian Amerika
Serikat, Kanada,
Sebagian Inggris
Liga Muslim Dunia 18 derajat 17 derajat Eropa, sebagian
Amerika
Komite Umm Al-
Qura
18.5 derajat 18 Semenanjung Arab
Mesir 19.5 derajat 17.5 derajat Afrika, Siria, Iraq,
Libanon, Malaysia,
Sebagian Amerika
9. Tetapan panjang bayangan Ashar, dalam hal ini terdapat dua pendapat
berbeda. Pendapat madzhab Imam Syafi'i menyatakan panjanga bayangan
benda saat Ashar adalah tinggi benda ditambah panjang bayangan saat
Zhuhur. Sementara madzhab Imam Hanafi menyatakan panjang bayangan
benda saat Ashar sama dengan dua kali tinggi benda ditambah panjang
bayangan saat Zhuhur.
Setiap parameter sangat menentukan datangnya waktu shalat, bila salah satu
parameter kurang akurat maka ketepatan datangnya waktu shalat akan sebanding.
Waktu shalat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus-rumus pergerakkan
matahari dengan tepat. Berikut adalah rumus waktu shalat.
13
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
14/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
a. Shubuh = waktu zhuhur (12/PI) * acos((sin(-1 * sudut altitude matahari
subuh) sin(delta) * sin(L)) / (cos(delta) * cos(L))
b. Zhuhur = 12 + Z B / 15 ET/60
c. Ashar = waktu zhuhur + (12/PI) * acos((sin(atan(1/MA + tan(abs(L
delta))))) sin(delta) * sin(L)) / (cos(delta) * cos(L)))
Dimana MA merupakan Mazhab yang digunakan, MA sama dengan 1
untuk mazhab imam Syafi'i dan MA sama dengan 2 untuk Mazhab imam
Hanafi.
d. Magrib = waktu zhuhur + (12/PI) * acos((sin((-0,8333 0,0347 * H ^
0,5)) sin(delta) * sin(L)) / (cos(delta) * cos(L)))
e. Isya' = waktu zhuhur + (12/PI) * acos((sin(-1 * sudut altitude matahari
isya') sin(delta) * sin(L)) / (cos(delta) * cos(lintang)))
2.2. Kiblat
2.2.1. Pengertian Kiblat
Kiblat berasal dari bahasa Arab Qiblah adalah arah yang merujuk ke suatu
tempat dimana bangunan Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Ka'bah
juga sering disebut dengan Baitullah (Rumah Allah). Menghadap arah kiblat
merupakan suatu masalah yang penting dalam syariat Islam. Menurut hukum
syariat, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh atau badan
14
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
15/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
seseorang menghadap ke arah Ka'bah yang terletak di Makkah yang merupakan
pusat tumpuan umat Islam bagi menyempurnakan ibadah-ibadah tertentu.
Pada awalnya, kiblat mengarah ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa
Jerusalem di Palestina, namun pada tahun 624 M ketika Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah, arah Kiblat berpindah ke arah Ka'bah di Makkah hingga kini
atas petunjuk wahyu dari Allah SWT. Menghadap ke arah kiblat menjadi syarat
sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat baik shalat fardhu lima
waktu sehari semalam atau shalat-shalat sunat yang lain. Kaidah dalam
menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau
sekurang-kurangnya meyakini arah yang dibenarkan sesuai dengan syariat.
[http://rukyatulhilal.org/]
2.2.2. Menentukan Arah Kiblat
2.2.2.1. Koordinat Posisi Geografis
Bola (sphere) adalah benda tiga dimensi yang unik dimana jarak antara
setiap titik di permukaan bola dengan titik pusatnya selalu sama. Karena bumi
sangat mirip dengan bola, maka cara menentukan arah dari satu tempat (misalnya
masjid) ke tempat lain (misalnya Ka'bah) dapat dilakukan dengan mengandaikan
bumi seperti bola.
Setiap titik di permukaan bumi dapat dinyatakan dalam duat koordinat, yaitu
bujur (longitude) dan lintang (latitude). Semua titik yang memiliki bujur nol
terletak pada garis meridian Greenwich (setengah lingkaran besar yang
menghubungkan kutub utara dan selatan dan melewati Greenwich). Sementara itu
15
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
16/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
semua titik yang memiliki lintang nol terletak pada garis ekuator (khatulistiwa).
Bujur timur terletak di sebelah timur Greenwich, sedangkan bujur barat terletak di
sebelah barat Greenwich. Sesuai kesepakatan umum, bujur timur bernilai positif,
sedangkan bujur barat bernilai negatif. Sementara itu semua titik yang terletak di
sebelah utara ekuator disebut lintang utara, demikian juga untuk titik di selatan
ekuator disebut lintang selatan. Lintang utara bernilai positif, sedangkan lintang
selatan bernilai negatif. [Dr. Rinto Anugraha, SEGITIGA BOLA DAN ARAH
KIBLAT, 13/04/09]
Gambar 2.1 Pembagian Bumi berdasarkan Bujur dan Lintang
2.2.2.2. Ilmu Ukur Segitiga Bola
Ilmu ukur segitiga bola atau disebut juga dengan istilah trigonometri bola
(spherical trigonometri) adalah ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan
pada permukaan berbentuk bola yaitu dalam hal ini Bumi. Segitiga bola menjadi
16
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
17/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
ilmu andalan tidak hanya untuk menghitung arah kiblat bahkan termasuk jarak
lurus dua buah tempat di permukaan bumi.
Sebagaimana yang sudah disepakati secara umum bahwa yang disebut arah
adalah jarak terpendek berupa garis lurus ke suatu tempat, sehingga Kiblat juga
menunjukkan arah terpendek dari suatu lokasi ke Ka'bah. Karena bentuk bumi
yang bulat, jarak ini membentuk busur besar sepanjang permukaan bumi. Lokasi
Ka'bah berdasarkan pengukuran menggunakan Global Positioning System (GPS)
maupun menggunakan software Google Earth secara astronomi berada di 21 25'
21.04 Lintang Utara dan 39 50' 34.04.
Perhitungan dan pengukuran arah qiblat dilakukan dengan derajat sudut dari
titik kutub Utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator.
Adapun untuk menghitung arah kiblat, ada 3 buah variabel yang diperlukan, yaitu:
1. Lokasi Ka'bah (Mekah)
2. Lokasi yang akan ditentukan arah kiblatnya.
3. Kutub utara
17
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
18/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
Gambar 2.2 Segitiga Bola ABC yang menghubungkan titik A (Ka'bah), titik B (Lokasi), dantitik C Kutub Utara
Berdasarkan ketiga variabel ini, lokasi Ka'bah dan Kutub Utara adalah dua
variabel yang tetap, sedangkan Lokasi yang akan ditentukan arah kiblat senantiasa
berubah. Bila ketiga variabel tersebut digambarkan pada permukaan bumi, maka
akan membentuk segitiga bola ABC seperti tampak pada Gambar. Dimana titik A
merupakan Lokasi Ka'bah, B Lokasi yang ditentukan arah kiblat dan titik C Kutub
Utara. Titik A (Ka'bah) memiliki koordinat bujur Ba dan lintang La. Titik B
(Lokasi) memiliki koordinat bujur Bb dan lintang Lb. Titik C memiliki lintang 90
derajat. Busur a adalah panjang busur yang menghubungkan titk B dan C. Busur b
adalah panjang busur yang menghubungkan titik A dan C. Busur c adalah panjang
busur yang menghubungkan titik A dan B. Sudut C tidak lain adalah selisih antara
bujur Ba dan bujur Bb. Jadi sudut C = Ba Bb. Sementara sudut B adalah arah
menuju titk A (Ka'bah). Jadi arah kiblat dari titik B dapat diketahui dengan
menentukan besar sudut B.
18
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
19/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
Dianggap jari-jari bumi sama dengan 1. Sudut yang menghubungkan titik di
khatulistiwa, pusat bumi dan kutub utara adalah 90 derajat. Karena lintang titik A
adalah La, maka busur b sama dengan 90 La. Karena lintang titik B adalah Lb,
maka busur a sama dengan 90 Lb.
2.2.2.3. Rumus Segitiga Bola
Dalam trigonometri bola, terdapat rumus-rumus standar sebagai berikut:
cos(b) = cos(a) cos(c) + sin(a) sin(c) cos(B)
cos(c) = cos(a) cos(b) + sin(a) sin(b) cos (C)
)sin(
)sin(
)sin(
)sin(
)sin(
)sin(
c
C
b
B
a
A==
Dengan menggabungkan ketiga rumus di atas, diperoleh rumus sebagai berikut:
)cos()cos()cot()sin(
)sin()tan(
Caba
CB
=
Sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya, C = Ba Bb, a = 90 Lb, b = 90 La,
serta mengingat cos (90 x) = sin(x), sin (90 x) = cos(x) dan cot (90 x) =
tan(x), maka rumus diatas menjadi:
)cos()sin()tan()cos(
)sin()tan(
BbBaLbLaLb
BbBaB
=
Sehingga sudut B adalah: ( ))tan(arctan BB =
19
-
8/8/2019 Tugas Akhir - Beta
20/38
Laporan Tugas Akhir
Muhammad Amiral
Institut Teknologi Indonesia
Azimuth arah kiblat ditujukkan oleh sudut B. Azimuth 0 derajat
menunjukkan arah utara (true north). Nilai B sangat tergantung dari pembilang
dan penyebut pada ruas kanan rumus tan(B). Dengan kata lain, nilai B bergantung
pada nilai sin(Ba Bb) dan nilai cos(Lb)*tan(La) sin(Lb)*cos(Ba Bb). Untuk
memudahkan, tan(B) dapat ditulis sama dengan y/x. Sehingga nilai sudut B yang
sesuai bergantung pula dari positif atau negatifnya nilai x dan y, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Jika x positif dan y positif, maka tan(B) positif yang menghasilkan 0 < B