trauma kepala

11
KELOMPOK 4 UPHIK TRY KURNIATI CHAIRUNNISA SARAH ARAFHANIE ANASTASYA SHINTA YULIANI ARIF MUNANDAR

Upload: uphik-try

Post on 17-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cedera kepala

TRANSCRIPT

KELOMPOK 4

KELOMPOK 4UPHIK TRY KURNIATICHAIRUNNISASARAH ARAFHANIEANASTASYA SHINTA YULIANIARIF MUNANDAR

Scenario 1 : Primary SurveySeorang laki-laki usia 20th, mengendarai mobil tanpa sabuk pengaman, menabrak tembok secara frontal. Pasien berbau alkohol. Saat benturan kepala mengenai kaca depan dan menderita laserasi pada kulit kepala. Di TKP pasien gaduh gelisah dengan skor GCS 11 dan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100x/ menit, laju pernapasan 20x/menit.

Primary surveyA : Airway, menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical spinecontrol)B : Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasiC : Circulation dengan kontrol perdarahan (hemorrage control)D : Disability, status neurologisE : Exposure/environmental control, membuka baju penderita, tetapi cegah hipotermia

AIRWAYKelancaran jalan napasAjak pasien bicaraAirway tidak baik bila: suara tidak jelas, gargling. Parau, pasien tidak sadarsianosis

Teknik-teknik mempertahankan airway :Head tiltChin liftJaw thrustOropharingeal Airway (OPA)Nasopharingeal Airway

BREATHINGApabila pernapasan tidak adekuat, ventilasi menggunakan teknik bag-valve-face-mask merupakan cara yang efektif,

6

CIRCULATION

Warna kulitNadi, tekanan darah

DISABILITYTingkat kesadaranUkuran dan reaksi pupilTanda-tanda lateralisasiTingkat cedera spinalMenggunakan GCS

EXPOSUREPenderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada keseluruhan bagian tubuh. Periksa punggung dengan memiringkan pasien dengan cara log roll. Selanjutnya selimuti penderita dengan selimut kering dan hangat, ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra-vena yang sudah dihangatkan untuk mencegah agar pasien tidak hipotermi.

Langkah selanjutnyaRontgen CT scan/ MRI

KesimpulanPada scenario 1 kami menegakkan diagnosa bahwa pasien mengalami trauma kepala setelah melakukan primary survey dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui diagnosa pasti pada pasien