prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma …

61
i PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA MULTIPEL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK TAHUN 2015 - 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh : RONDANG DWI FEBRIANA SIHOTANG 150100136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

i

PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN

TRAUMA MULTIPEL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

HAJI ADAM MALIK TAHUN 2015 - 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran

Oleh :

RONDANG DWI FEBRIANA SIHOTANG

150100136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu

menyertai dan mencurahkan kasihNya yang begitu besar kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prevalensi Kejadian Trauma

Kepala dengan Trauma Multipel di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

tahun 2015 - 2017” ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk

mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa hormat,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S(K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Rr. Suzy Indharty, M.Kes, Sp. BS(K) selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak membantu penulis, meluangkan waktu, tenaga, dan

memberi banyak arahan dan masukan bagi penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

3. dr. Andre Marolop P. Siahaan, M.Ked(BS), Sp.BS dan Alm. Ibu Sri

Lestari, SP, M. Kes selaku ketua dosen penguji serta Ibu Nenni Dwi

Aprianti Lubis, SP,M.Gizi selaku anggota dosen penguji yang telah

memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat yang sangat

konstruktif dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. dr. Meivina Ramadhani Pane, M.Ked(PD), Sp. PD selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh

pendidikan.

5. Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang

telah membantu saya dalam pengumpulan data skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

iv

6. Keluarga penulis, ayahanda Ir. Marelison Sihotang, ibunda Dra. Aprina

Siregar, kakanda Rachel Sihotang yang menjadi penyemangat dengan

memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dan pendidikan dengan penuh semangat dan keyakinan.

7. Kepada seluruh sahabat penulis yang sudah penulis anggap seperti saudara

kandung, Lulu Anandita Putri, Ridha Mutiara, Nabila Nasution, Annisa

Marchia Marshal, Audhy Alivia Rambe, Triska Putri, Dinta Nisainda,

Widya Safitri, Fadilah Oliv Khairina, Wardatan Kaddihan, Sryita

Sembiring, Yustry Meliala, Monalisa Nainggolan, Helen Priccila, Agung

Siboro, Bayu Agustian, Gio Justisia, Josapat Sitepu, Ade Indrawan,

Susanto Handoko, Steven Theo, Sherin Hasibuan, Dearni Anggita,

Magdalenauli, Lumongga Azma Chadisya, keluarga besar TBM FK USU,

WIRUS PEMA FK USU yang telah banyak membantu dalam memberikan

dukungan semangat, saran, kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Abangda dr. Amiruddin Hidayatullah, kakanda dr. Putri Itonami Marbun,

Erpina Valentina Perangin-Angin S.Ked, Angelin Putri Ghozali S.Ked,

Ella Finarsih S.Ked, Geby Rut Abaginna Ginting S.Ked dan Nurfadhilah

Hasibuan S.Ked yang telah banyak membantu dalam memberikan

dukungan semangat saran, kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman - teman stambuk 2015 dan semua pihak yang telah membantu baik

dalam bentuk moril maupun materil yang namanya tidak dapat disebutkan

oleh penulis satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dari segi materi yang disampaikan maupun tata cara penulisannya. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan hasil

penelitian skripsi ini.

Medan, Desember 2018

Penulis,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

v

DAFTAR ISI

BAB Halaman

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

i

ii

iii

v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar

Daftar Singkatan

Daftar Lampiran

Abstrak

Abstract

viii

ix

x

xi

xii

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 Tujuan Khusus

2

2

2

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Peneliti

1.4.2 Untuk Rumah Sakit

1.4.3 Untuk Masyarakat

1.4.4 Untuk Institusi Pendidikan

3

3

3

3

3

II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Trauma Kepala

2.1.1 Definisi

2.1.2 Etiologi

2.1.3 Epidemiologi

2.1.4 Manifestasi Klinis

2.1.5 Klasifikasi & Patofisiologi

4

4

4

5

6

7

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

vi

2.1.6 Diagnosis

2.1.7 Tatalaksana

2.1.8 Komplikasi

2.2 Trauma Multipel

10

13

16

17

2.3 Kerangka Teori 19

2.4 Kerangka Konsep 20

III. METODE PENELITIAN 21

3.1 Jenis dan Desain Penelitian 21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

3.3.1.1 Kriterian Inklusi

3.3.1.2 Kriterian Eksklusi

3.3.2 Sampel Penelitian

21

21

21

21

22

3.4 Metode Pengumpulan Data 22

3.5 Definisi Operasional 22

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24

4.1 Hasil Penelitian 24

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 24

4.1.2 Distribusi Karakteristik Responden Penelitian 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 29

5.2 Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 35

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Skala Koma Glasgow 11

2.2 Survei Primer Pasien Cedera Otak 13

2.3 Abbreviated Injury Score 17

2.4 Injury Severity Score 18

3.1 Definisi Operasional Variabel yang Diteliti 22

4.1 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin 25

4.2 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Umur 26

4.3 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Pendidikan Terakhir 26

4.4 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Penyebab 27

4.5 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Trauma Multipel

Lain

28

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Teori Penelitian 19

2.2 Kerangka Konsep Penelitian 20

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

ix

DAFTAR SINGKATAN

ABC : Airway, Breathing, Circulation

AIS : Abbreviated Injury Score

ATLS : Advanced Trauma Life Support

AVPU : Alert, Verbal, Pain, Unresponsive

CDC : Centers for Disease Control and Prevention

CSF : Cerebrospinal Fluid

CSS : Cairan Serebrospinalis

CT – Scan : Computerized Tomography Scan

EDH : Epidural Hematoma

GCS : Glasgow Coma Scale

ICH : Intracerebral Hemorrhage

ISS : Injury Severity Score

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

MRI : Magnetic Resonance Imaging

NISS : New Injury Severity Score

SDH : Subdural Hematoma

TBI : Traumatic Brain Injury

TIK : Tekanan Intra Kranial

WHO : World Health Organization

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Daftar Riwayat Hidup 35

B. Lembar Pernyataan Orisinalitas 37

C. Surat Persetujuaan Komisi Etik 38

D. Surat Izin Penelitian 39

E. Data Pasien 41

F. Analisa Data Statistik SPSS 48

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

xi

ABSTRAK

Latar belakang. Cedera kepala atau sering disebut trauma kepala adalah trauma yang paling

umum ditemui di unit gawat darurat. Pasien yang pernah mengalami trauma kepala biasanya

mengalami gangguan neuropsikologis yang berakibat kecacatan sehingga berpengaruh pada

pekerjaan dan aktivitas sosial mereka. Trauma dapat terjadi di satu atau lebih bagian tubuh

selain kepala. Trauma yang terjadi pada minimal 2 bagian tubuh dengan derajat keparahan yang

cukup tinggi disebut dengan trauma multipel. Di Indonesia, prevalensi kejadian trauma kepala

sebesar 8,2% dan kejadian trauma multipel di Jerman sebesar 50000 orang dalam satu tahun.

Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kejadian trauma kepala dengan

trauma multipel. Metode. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam

Malik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data sekunder. Sampel penelitian

merupakan seluruh penderita trauma kepala dengan trauma multipel tahun 2015-2017, serta

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Hasil. Sebanyak 236 sampel

menjadi kriteria inklusi pada penelitian ini. Prevalensi trauma kepala terbanyak terjadi pada laki-

laki, berusia 18-35 tahun, pendidikan terakhir SMA, penyebab trauma yaitu kecelakaan lalu

lintas, trauma maksilofasial merupakan trauma multipel paling banyak pada trauma kepala.

Kesimpulan. Trauma penyerta tertinggi pada kejadian trauma kepala dengan trauma multipel

adalah trauma maksilofasial.

Kata kunci : Trauma kepala, trauma multipel

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

xii

ABSTRACT

Background. Head injuries or commonly called head trauma are the most common trauma that

can be found in the emergency department. Patients who have experienced head trauma usually

have a neuropsychological disorder that results in disability affecting their work and social

activities. Trauma can occur in one or more parts of the body other than the head. Trauma that

occurs in at least 2 parts of the body with a high degree of severity is called multiple trauma. In

Indonesia, the prevalence of head trauma events was 8.2% and the incidence of multiple trauma in

Germany was 50000 people in one year. Aim. This study aimed to show the prevalence of head

trauma with multiple trauma cases. Method. This study is going to be held at Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) H. Adam Malik with cross-sectional approach using secondary data. The samples

are all of head trauma with multiple trauma patients from 2015 to 2017 that meet the inclusion

and exclution categories. Results. A total of 236 samples became the inclusion criteria in this

study. Prevalence of head trauma occurs mostly in men, aged 18-35 years, most recent education

is high school, the cause of trauma is a traffic accident, maxillofacial trauma is the most common

multiple trauma in head trauma. Conclusion. The highest concomitant trauma in the incidence of

head trauma with multiple trauma is maxillofacial trauma.

Keywords : Head trauma, multiple trauma

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cedera kepala atau sering disebut trauma kepala adalah trauma yang paling

umum ditemui di unit gawat darurat. Banyak pasien dengan trauma kepala berat

meninggal sebelum sampai di Rumah Sakit, faktanya hampir 90% kematian

akibat trauma pra-rumah sakit menyangkut trauma kepala. Pasien yang pernah

mengalami trauma kepala biasanya mengalami gangguan neuropsikologis yang

berakibat kecacatan sehingga berpengaruh pada pekerjaan dan aktivitas sosial

mereka (ATLS, 2018).

Trauma dapat terjadi di satu atau lebih bagian tubuh. Trauma yang terjadi

pada minimal 2 bagian tubuh dengan derajat keparahan yang cukup tinggi (ISS >

16) disebut dengan trauma multipel (Pratama, 2015). Trauma multipel atau sering

disebut politrauma adalah kondisi dimana terdapat 2 atau lebih kecederaan secara

fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satu kecederaan tersebut

mengakibatkan kematian ataupun berdampak pada fisik, kognitif, psikologik atau

kelainan psikososial dan disabilitas fungsional (Lamichhane et al., 2013).

Dalam satu tahun, insidensi trauma multipel di Jerman sebanyak 50.000 pasien

dengan skor ISS ≥ 50 dialami oleh 3265 pasien (Rüden et al., 2013). Pada tahun

2013 di Indonesia, prevalensi kejadian trauma kepala sebesar 8,2% dengan urutan

penyebab cedera terbanyak adalah jatuh 40,9%, kecelakaan sepeda motor 40,6%,

cedera akibat benda tajam dan tumpul 7,3%, transportasi darat lainnya 7,1% dan

kejatuhan 2,5 % (Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan RI, 2013).

Di negara miskin dan negara berkembang terjadi peningkatan mobilisasi yang

bergantung pada kendaraan transportasi untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Namun tidak terjadi peningkatan kuantitas serta kualitas infrastruktur penunjang,

seperti ketersediaan jalan, regulasi transportasi yang baik, fasilitas keamanan

suatu kendaraan, serta sistem edukasi mengenai tata cara berlalu lintas yang baik

dan benar (Pratama, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

2

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik (RSUP HAM) Medan pada tahun 2010 jumlah penderita trauma kepala

adalah 1627 penderita, yang terdiri atas 1021 penderita cedera kepala ringan

(CKR),444 penderita cedera kepala sedang (CKS), dan 162 penderita cedera

kepala berat (CKB) (Data Departemen Bedah Saraf FK USU, 2010).

Berdasarkan latar belakang dan data yang didapatkan, penulis tertarik untuk

membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Prevalensi Kejadian Trauma Kepala

dengan Trauma Multipel di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-2017.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah : “Bagaimana prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma multipel di

RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-2017?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma multipel di RSUP

Haji Adam Malik tahun 2015-2017

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma

multipel berdasarkan jenis kelamin di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-

2017.

2. Untuk mengetahui prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma

multipel berdasarkan umur di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-2017.

3. Untuk mengetahui prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma

multipel berdasarkan pendidikan di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-

2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

3

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Peneliti

Diharapkan dapat menjadi wujud pengaplikasian disiplin ilmu serta untuk

meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan sarana untuk menambah pengetahuan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi kejadian trauma kepala.

1.4.2 Untuk Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai sebagai data dan rumah sakit yang menangani

penyakit ini dapat segera menindak lanjuti serta mencegah agar tidak

memperburuk keadaan pasien.

1.4.3 Untuk Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan informasi yang benar bagi masyarakat tentang

prevalensi kejadian trauma kepala dengan trauma multipel di RSUP Haji Adam

Malik tahun 2015-2017.

1.4.4 Untuk Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat untuk

penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trauma Kepala

2.1.1 Definisi

Cedera adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang terjadi

ketika tubuh manumur secara tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam jumlah

yang melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau akibat dari kurangnya satu

atau lebih komponen penting seperti oksigen (WHO, 2014).

Cedera dapat terjadi disatu atau lebih bagian tubuh manumur termasuk kepala.

Cedera kepala atau sering disebut trauma kepala adalah cedera mekanik yang

mengenai kepala secara langsung atau tidak langsung dan menyebabkan luka pada

kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan

jaringan otak, serta dapat mengganggu fungsi neurologis (Manarisip et al., 2014).

2.1.2 Etiologi

Pada Cedera kepala dapat terjadi karena beberapa mekanisme, namun

penyebab paling umum kejadian trauma kepala adalah sebagian berikut:

1. Kecelakaan lalu lintas

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 1993 ayat 1,

kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang tidak

disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau

tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manumur atau

kerugian harta benda.

2. Jatuh

KBBI mendefinisikan jatuh sebagai (terlepas) turun atau meluncur ke

bawah dengan cepat karena gravitasi bumi, baik ketika masih dl gerakan

turun maupun sesudah sampai ke tanah dan sebagainya).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

5

3. Tindak kekerasan

Menurut kamus sosiologi, kekerasan adalah ekspresi yang dilakukan

seseorang atau sekelompok secara fisik ataupun verbal orang yang

mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau

martabat seseorang.

4. Cedera olahraga

Pada tahun 2006, Fuller mendefinisikan cedera olahraga sebagai cedera

yang timbul akibat berolahraga, baik sebelum selama maupun sesudah

berolahraga.

5. Trauma kepala tembus

Trauma kepala tembus adalah luka dimana proyektil menembus tengkorak

tetapi tidak keluar (Vinas, 2015).

Kecelakaan lalu lintas dapat berupa tabrakan antara kendaraan, pejalan kaki

ditabrak oleh kendaraan bermotor, ataupun kecelakaan sepeda. Di Amerika dan di

daerah pinggiran kota / pedesaan, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab

kejadian trauma kepala yang paling sering. Namun, di kota-kota dengan populasi

lebih dari 100.000 orang, tindak kekerasan, jatuh, dan trauma kepala tembus

adalah etiologi yang lebih umum. Rasio kejadian trauma kepala pada laki-laki

dibanding perempuan hampir 2:1 dan trauma kepala lebih sering dialami orang

yang berumur dibawah 35 tahun (Ainsworth, 2015). Penyebab kejadian trauma

kepala di Indonesia akibat jatuh sebesar 40,9%, akibat kecelakaan sepeda motor

sebesar 40,6%, akibat cedera akibat benda tajam dan tumpul sebesar 7,3%,

transportasi darat lainnya sebesar 7,1% dan sebesar 2,5 % oleh karena kejatuhan

(Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan RI, 2013).

2.1.3 Epidemiologi

Insidensi kejadian cedera kepala di dunia tidak diketahui. Di Amerika pada

tahun 2002 – 2006 sebesar 579 per 100.000 atau kira-kira 1,7 juta kasus per tahun

(Faul et al., 2010). Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

6

Prevention (CDC), dari 1,7 juta orang di Amerika yang mengalami cedera kepala

setiap tahun, 1,4 juta orang yang ditangani di unit gawat darurat, ada 5,3 juta

orang yang hidup dengan kecacatan akibat cedera kepala, 275.000 orang

memerlukan rawat inap, dan 52.000 orang mengalami cedera fatal (Roozenbeek,

2013). Pasien cedera kepala yang dirawat inap di Eropa pada data meta analisis

tahun 1990an sampai 2000an sebesar 235 per 100000 orang (Tagliaferri et al.,

2005). Sementara itu pada tahun 2006 – 2007 di Ontario dan Kanada, pasien

cedera kepala yang dirawat inap telah dihitung sebesar 22 per 100000 orang untuk

wanita dan 52 per 100000 orang untuk laki-laki (Colantonio et al., 2010). 3

tingkat insiden kira-kira berkisar antara 47,3 hingga 694 per 100.000 penduduk

per tahun, dan angka kematian kasar berkisar 9-28,10 per 100.000 penduduk per

tahun dalam penelitian Eropa (Essentials of Neuroanesthesia, 2017).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Pasien dengan cedera kepala mempunyai beberapa tanda dan gejala. Cedera

kepala dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan manifestasi klinis, yaitu (Wong, D.L.

et al., 2009):

1. Cedera Kepala Ringan

Dapat menimbulkan kehilangan kesadaran, periode konfusi (kebingungan)

transien, somnolen, gelisah, iritabilitas pucat dan juga muntah (satu kali

atau lebih) dengan perubahan status mental memuncaknya agitasi, muncul

tanda-tanda neurologik lateral fokal dan perubahan tanda-tanda vital yang

tampak jelas sebagai tanda-tanda progestivitas.

2. Cedera Kepala Berat

Tanda-tanda peningkatan TIK, perdarahan retina, paralisis ekstraokular

(terutama saraf kranial VI), hemiparesis, kuadriplegia, peningkatan suhu

tubuh, cara berjalan yang goyah, papiledema (anak yang lebih besar) &

perdarahan retina. Cedera ini dapat juga disertai tanda-tanda seperti cedera

kulit (daerah cedera pada kepala), cedera lainnya (misalnya pada

ekstremitas).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

7

2.1.5 Klasifikasi & Patofisiologi

Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, morfologinya, dan

beratnya. Menurut mekanismenya cedera kepala dibagi menjadi trauma tumpul

dan trauma tembus. Menurut morfologinya cedera kepala dikelompokan menjadi

fraktur tulang tengkorak (dasar dan atap tengkorak) dan lesi intracranial (lesi fokal

dan difus). Sedangkan menurut beratnya dikelompokkan sebagai cedera kepala

ringan (GCS 14-15), sedang (GCS 9-13) dan berat (GCS 3-8) (Mahadewa, 2017).

Cedera kepala merupakan suatu proses yang progresif sehingga dapat

diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan progresivitasnya, yaitu (Satyanegara,

2014):

1. Cedera Primer

Cedera primer adalah cedera pada otak akibat efek mekanik dari luar

menyebabkan kontusio dan laserasi parenkim otak dan kerusakan akson

pada substantia alba hemisper otak hingga batang otak (Arifin, 2002).

Cedera ini disebabkan oleh adaanya perdarahan intrakranial yang berupa

epidural hematom, subdural hematom ataupun intracranial hematom,

terdapat kontusio cerebri atau diffuse axonal injury (Nangoi, 2015).

Epidural hematom (EDH) merupakan penimbunan darah di antara tulang

tengkorak dengan duramater. Subdural hematom (SDH) merupakan

penimbunan darah di antara lapisan duramater dan lapisan araknoid.

Sedang Intrakranial hematom adalah penimbunan darah di dalam jaringan

otak (Partogi et al., 2016). Dengan kata lain, cedera primer dapat berupa:

a. Fraktur tulang kepala

Fraktur linear

Fraktur yang mengenai seluruh ketebalan tulang kepala dan

berbentuk garis tunggal / stellate pada tulang tengkorak.

Fraktur diastasis

Fraktur yang menyebabkan melebarnya sutura-sutura tulang

kepala.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

8

Fraktur kominutif

Fraktur dengan fragmen tulang lebih dari satu dalam satu

area fraktur.

Fraktur impresi

Fraktur akibat benturan dengan tenaga besar yang langsung

mengenai tulang kepala di area yang kecil dan dapat

menekan atau laserasi durameter jaringan otak.

Fraktur basis kranii

Fraktur pada dasar tulang tengkorak yang disertai robekan

pada durameter yang lengket pada dasar tengkorak

b. Cedera fokal

Perdarahan epidural / epidural hematoma (EDH)

Terdapatnya darah di ruang epidural, yaitu ruang potensial

antara tabula interna tulang tengokorak dan duramater.

Perdarahan subdural akut / subdural hematoma (SDH) akut

Menumpuknya darah di ruang subdural selama 6 jam – 3

hari.

Perdarahan subdural kronik / subdural hematoma (SDH)

kronik

Menumpuknya darah di ruang subdural lebih dari 3 minggu

pasca trauma.

Perdarahan intra serebral / intra cerebral hematoma (ICH)

Daerah perdarahan yang sama dan konfluen di dalam

parenkim otak.

c. Cedera difus

Cedera difus menggambarkan kelainan yang tersebar merata di

permukaan otak dan substansia alba karena gaya percepatan dan

perlambatan, dan gaya rotasi dan translasi yang menggeser

parenkim otak dari permukaan terhadap parenkim yang sebelah

dalam akibat perbedaan massa jenis dan kepadatan antar inti di

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

9

permukaan dan serabut subkortikal dan inti yang ada di bagian

dalam atau profundal.

Berdasarkan gambaran morfologi pencitraan cedera difus dapat

dikelompokan menjadi:

Cedera akson difus

Rusaknya serabut subkortikal (penghubung inti permukaan

otak dengan inti profunda otak), serabut penghubung inti-

inti dalam satu hemisfer (asosiasi) dan serabut penghubung

inti-inti permukaan kedua hemisfer (komisura).

Kontusio serebri

Rusaknya parenkimal otak akibat efek gaya percepatan dan

perlambatan serta gaya coup dan countercoup.

Edema serebri

Gangguan vaskuler akibat trauma kepala yang tidak

menunjukkan kerusakan parenkimal otak namun

menunjukkan perdorongan hebat pada daerah yang

mengalami edemal; atau hilangnya system ventrikel, ruang

subarahnoidal dan sulkus otak jika edem dikedua sisi.

Iskemia serebri

Kurang atau berhentinya persediaan aliran darah ke bagian

otak tertentu karena penyakit degeneratif pembuluh darah

otak yang berlangsung lama.

Perdarahan subarahnoidal traumatika

Pecahnya pembuluh darah kortikal dalam jumlah tertentu

akibat trauma yang memasuki ruang subarahnoidal.

d. Trauma tembak

Trauma akibat terjadinya penetrasi atau persentuhan anak peluru

secara cepat dengan tubuh, sehingga menembus kulit, masuk

kedalam tubuh serta merusak jaringan tubuh di dalamnya.

2. Cedera Sekunder

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

10

Weisberg et al. (1989) mendefinisikan cedera sekunder sebagai lanjutan

cedera primer yang terjadi akibat gangguan proses metabolisme dan

homeostatis ion-ion sel otak, hemodinamika intrakranial, dan

kompartemen cairan serebrospinalis (CSS) serta berbagai proses patologik

seperti perdarahan, edema otak, kerusakan neuron yang berkelanjutan,

iskemia. dan perubahan neurokimiawi yang dimulai setelah terjadinya

trauma namun tidak langsung tampak secara klinis pasca trauma.

Penanganan secara komprehensif harus segera dilakukan agar cedera otak

sekunder tidak terjadi. Apabila terdapat perdarahan seperti epidural

hematom, subdural hematom atau intracranial hematom, dan

menimbulkan gejala, dilakukan tindakan evakuasi dalam 2-4 jam (Awaloei

et al., 2016).

3. Secondary Brain Insults

Peristiwa sistemik pasca trauma kepala yang berpotensi memperparah

kerusakan sel saraf, akson, dan pembuluh darah otak, seperti hipoksia,

hipotensi, hipekarbia, hiperpireksia, hiperglikemia, kejang dan

ketidakseimbangan elektrolit (Satyanegara, 2014)

2.1.6 Diagnosis

Mendiagnosis cedera otak dan menentukan tingkat keparahan cedera adalah

dua hal yang berbeda. Dalam kasus di mana cedera lebih parah, biasanya telah

terjadi beberapa jenis cedera otak jelas dari gejala individu sedangkan cedera otak

ringan atau sedang, penilaian lebih lanjut sering diperlukan untuk mendiagnosis

cedera otak. Maka, untuk menegakan diagnosis cedera kepala dapat melalui satu

atau lebih tes yang menilai cedera fisik seseorang, otak dan fungsi saraf, dan

tingkat kesadaran, yaitu (NIH,2016):

1. Glasgow Coma Scale (GCS)

GCS mengukur fungsi seseorang dalam tiga area:

a. Cedera dianggap ringan jika tidak sadarkan diri atau tidak sadar

selama kurang dari 30 menit, kehilangan memori berlangsung

kurang dari 24 jam dan skor GCS adalah 14 hingga 15.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

11

b. Cedera dianggap sedang jika tidak sadarkan diri selama lebih dari

30 menit dan hingga 24 jam, kehilangan memori berlangsung dari

24 jam hingga 7 hari dan skor GCS adalah 9 hingga 13.

c. Cedera dianggap berat jika tidak sadarkan diri selama lebih dari 24

jam, kehilangan memori berlangsung lebih dari 7 hari dan skor

GCS adalah 8 atau lebih rendah.

Tabel 2.1 Skala Koma Glasgow

1.1 Membuka Mata

Spontan

Terhadap rangsang suara

Terhadap nyeri

Tidak ada

4

3

2

1

2.1 Respon Verbal

Orientasi baik

Orientasi terganggu

Kata-kata tidak jelas

Suara tidak jelas

Tidak ada respon

5

4

3

2

1

3.1 Respon Motorik

Mampu bergerak

Melokalisasi nyeri

Fleksi menarik

Fleksi abnormal

Ekstensi

Tidak ada respon

6

5

4

3

2

1

Total 2 – 15

2. Measurements for Level of TBI

a. Cedera dianggap ringan jika tidak sadarkan diri atau tidak sadar

selama kurang dari 30 menit, kehilangan memori berlangsung

kurang dari 24 jam dan skor GCS adalah 14 hingga 15.

b. Cedera dianggap sedang jika tidak sadarkan diri selama lebih dari

30 menit dan hingga 24 jam, kehilangan memori berlangsung dari

24 jam hingga 7 hari dan skor GCS adalah 9 hingga 13.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

12

c. Cedera dianggap berat jika tidak sadarkan diri selama lebih dari 24

jam, kehilangan memori berlangsung lebih dari 7 hari dan skor

GCS adalah 8 atau lebih rendah.

3. Speech and Language Test

Evaluasi formal kemampuan berbicara dan bahasa, termasuk evaluasi

motor mulut terhadap kekuatan dan koordinasi otot-otot yang

mengontrol ucapan, pemahaman dan penggunaan tata bahasa dan kosa

kata, serta membaca dan menulis.

4. Cognition and Neuropsychological Tests

Kognisi menggambarkan proses berpikir, penalaran, pemecahan

masalah, pemrosesan informasi, dan memori. Kebanyakan pasien

cedera berat menderita cacat kognitif, termasuk kehilangan banyak

keterampilan mental tingkat tinggi. Tes neuropsikolog adalah tes untu

memperoleh informasi tentang kemampuan kognitif, perilaku,

motorik, dan eksekutif individu dan memberikan informasi mengenai

kebutuhan untuk layanan rehabilitatif. dengan mengevaluasi tugas

berorientasi khusus dari hubungan otak-perilaku manumur,

mengevaluasi fungsikognitif yang lebih tinggi serta proses sensorik-

motorik dasar.

5. Tests for Assessing TBI in Military Settings

Cedera yang parah dapat terlihat jelas dalam situasi militer, tetapi cedera

yang lebih ringan mungkin tidak mudah diidentifikasi. Maka harus

dilakukan penilaian dengan cepat untuk menilai apakah pasien mengalami

kehilangan kesadaran, masalah memori, dan gejala neurologis, seperti

kebingungan atau koordinasi yang buruk.

6. Imaging Test

a. CT Scan

Computerized tomography scan (CT Scan) biasa digunakan untuk

pasien dengan nyeri kepala menetap atau muntah -muntah yang

tidak menghilang setelah pemberian obat-obatan

analgesia/antimuntah, pasien kejang – kejang, jenis kejang fokal

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

13

lebih bermakna terdapat pada lesi intrakranial dibandingkan dengan

kejang general, pasien dengan GCS menurun lebih dari 1 dimana

faktor – faktor ekstrakranial seperti syok, febris, dan sebagainnya

telah disingkirkan, terdapat fraktur impresi dengan lateralisasi yang

tidak sesuai, terdapat luka tembus akibat benda tajam dan peluru,

serta pasien yang sudah dirawat selama 3 hari namun GCS tidak

membaik.

b. MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) biasa digunakan untuk pasien

dengan abnormalitas status mental yang digambarkan oleh CT

Scan. MRI telah terbukti lebih sensitif daripada CT Scan, terutama

dalam mengidentifikasi lesi difus non hemoragik cedera aksonal.

2.1.7 Tatalaksana

Menurut Neurotrauma Guideline (2014), cedera kepala dapat ditatalaksana

dengan beberapa langkah yaitu:

1. Perlindungan umum / general precaution

a. Informed to Consent dan Informed Consent

b. Perlindungan diri

Mencuci tangan dengan antiseptik, memakai alat pelindung diri,

menjaga kebersihan alat dan lingkungan, hindari benda tajam, dan

menjauhkan pasien dari kemungkinan kontaminasi.

c. Persiapan alat dan sarana pelayanan

2. Survei Primer

Tabel 2.2 Survei primer pasien cedera otak.

Pemeriksaan Evaluasi Perhatikan, catat, dan

perbaiki

Airway Patensi saluran napas?

Suara tambahan? Obstruksi?

Breathing Apakah oksigenasi

efektif?

Rate dan depth

Gerakan dada

Air entry

Sianosis

Circulation Apakah perfusi Pulse rate dan volume

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

14

adekuat? Warna kulit

Capilarry return

Perdarahan

Tekanan darah

Disability

( status neurologis )

Apakah ada kecacatan

neurologis?

Tingkat kesadaran

menggunakan

sistem

GCS atau AVPU.

Pupil (besar, bentuk,

reflek cahaya,

bandingkan kanan-

kiri)

Exposure

(buka seluruh

pakaian)

Cedera organ lain?

Jejas, deformitas, dan

gerakan ekstremitas.

Evaluasi respon

terhadap perintah atau

rangsang nyeri

3. Survei Sekunder

Survei Sekunder meliputi pemeriksaan status umum terdiri dari anamnesa

dan pemeriksaan fisik seluruh organ

a. Anamesis

Identitas pasien, keluhan utama, mekanisme trauma, waktu dan

perjalanan trauma, pernah pingsan atau sadar setelah trauma,

apakah terjadi amnesia retrograde atau antegrade, keluahan

tambahan, riwayat penyakit dan obat-obatan.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang berkaitan erat dengan cedera otak adalah:

Pemeriksaan kepala

Jejas di kepala, tanda patah dasar tengkorak, tanda patah

tulang wajah, tanda trauma pada mata, dan auskultasi

karotis untuk melihat apakah ada bruit yang berhubungan

dengan diseksi karotis.

Pemeriksaan leher dan tulang belakang

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

15

Jejas, deformitas, status motorik, sensorik, dan autonomik

pada pada tulang servikal dan tulang belakang dan cedera

pada medula spinalis.

4. Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis yang berkaitan erat dengan cedera otak adalah:

a. Tingkat Kesadaraan

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS)

dan setelah ABC stabil.

b. Saraf Kranial

Saraf II-III, yaitu pemeriksaan besar & bentuk, reflek cahaya,

reflek konsensuil pupil serta melihat tanda-tanda lesi saraf VII

perifer.

c. Fundoskopi dicari

Mencari tanda-tanda edema pupil, perdarahan pre retina, retinal

detachment.

d. Motoris & sensoris

Membandingkan kanan dan kiri, atas dan bawah mencari tanda

lateralisasi.

e. Autonomis

Bulbocavernous reflek, cremaster reflek, spingter reflek, reflek

tendon, reflek patologis dan tonus spingter ani.

5. Observasi

Menggunakan lembar observasi umum (tanda vital: tensi, nadi,

pernafasan, dan suhu) dan lembar observasi neurologis khusus bedah

saraf.

6. Pemeriksaan Foto Polos Kepala

7. Pemeriksaan CT Scan

Setelah melakukan langkah-langkah diatas, selanjutnya dilakukan

tatalaksana medikamentosa pada pasien cedera kepala agar tidak terjadi

cedera kepala sekunder. Prinsip dasarnya adalah bila sel saraf diberikan

suasana yang optimal untuk pemulihan, maka diharapkan sel tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

16

dapat pulih dan kembali ke fungsi normal. Terapi medikamentosa pada

pasien cedera kepala adalah sebagai berikut (Japardi, 2017):

a. Cairan Intravena

Pemberian larutan Ringer Laktat atau garam fisiologis untuk

mempertahankan keadaan normovolemia.

b. Hiperventilasi

Hiperventilasi bertujuan untuk mengurangi tekanan intrakranial

pada pasien dengan perburukan neurologis akibat hematoma

intrakranial yang membesar, sampai operasi kraniotomi emergensi

dapat dilakukan. Hiperventilasi dilakukan secara selektif dan hanya

dalam batas waktu tertentu. Umumnya, PaCO2 dipertahankan pada

35 mmHg.

c. Manitol

Manitol berguna untuk menurunkan tekanan intrakranial (TIK)

yang meningkat. Sediaan yang tersedia cairan manitol dengan

konsentrasi 20% (20 gram setiap 100 ml larutan) dan dosis 1

gram/kg BB bolus IV.

d. Furosemid

Diberikan bersamaan dengan manitol untuk menurunkan TIK dan

akan meningkatkan diuresis dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kg BB

bolus IV.

e. Barbiturat

Bermanfaat untuk menurunkan tekanan intrakranial (TIK), namun

tidak boleh diberikan bila terdapat hipotensi dan fase akut

resusitasi, karena barbiturat dapat menurunkan tekanan darah.

f. Antikonvulsan

Fenitoin sebagai profilaksis bermanfaat untuk menurunkan angka

insidensi kejang dalam minggu pertama cedera namun tidak

bermanfaat untuk mencegaah terjadinya epilepsi pasca trauma.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

17

2.1.8 Komplikasi

Komplikasi jangka pendek yang paling umum pada pasien cedera kepala

adalah gangguan kognitif, gangguan integritas sensorik, kejang segera,

hidrosefalus, kebocoran cairan serebrospinal (CSF), cedera saraf vaskular atau

kranial, tinnitus, kegagalan organ, dan politrauma. Politrauma termasuk disfungsi

paru, kardiovaskular, gastrointestinal, ketidakseimbangan cairan dan hormon,

trombosis vena dalam, pembekuan darah yang berlebihan, dan cedera saraf.

Pasien trauma kepala biasanya memiliki peningkatan laju metabolisme, yang

mengarah ke jumlah panas yang berlebihan yang diproduksi di dalam tubuh.

Pembengkakan otak terjadi akibat trauma kepala dan berkontribusi terhadap

peningkatan tekanan intrakranial sebagai akibat dari vasodilatasi serebral dan

peningkatan aliran darah otak. Komplikasi jangka panjang yang terkait dengan

trauma kepala termasuk penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, demensia

pugilistika, dan epilepsi pasca trauma (Ahmed, 2017).

2.2 Trauma Multipel

Trauma Multipel atau politrauma adalah kondisi dimana seseorang telah

mengalami beberapa luka traumatis, seperti cedera kepala serius selain luka bakar

yang serius. Trauma multipel adalah terdapat dua atau lebih kecederaan secara

fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satu trauma tersebut

menyebabkan kematian dan memberi dampak pada fisik, kognitif, psikologik atau

kelainan psikososial dan disabilitas fungsional (Lamichhane P et al., 2010).

Untuk menentukan apakah pasien dikatakan trauma multipel dilakukan

penilaian yang lebih objektif yaitu dengan menggunakan Injury Severity Score

(ISS), bila nilai ISS 15 sampai 26 atau lebih besar (Nerida E et al., 2013).

Untuk menilai anatomis, terdapat beberapa scoring system, antara lain

Abbreviated Injury Score (AIS), Injury Severity Score (ISS), New Injury Severity

Score (NISS) (Chawda M N et al., 2004).

1. Abbreviated Injury Score

Dasar dari ISS dan menjelaskan suatu cedera namun tidak memprediksi

outcome.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

18

Tabel 2.3 Abbreviated Injury Score

Injury Score

Minor 1

Moderate 2

Serious 3

Severe 4

Critical 5

Unsurvival 6

2. Injury Severity Score

Jumlah kuadrat dari AIS score tertinggi pada tiga regio tubuh yang

mengalami cedera terparah. ISS mempunyai rentang antara 1-75 dan

dikatakan trauma multipel apabila nilai ISS lebih dari atau sama dengan 16.

Dalam penghitungan ISS, sering terjadi underscoring karena jumlah dari

cedera yang diperhitungkan hanya tiga region dengan cedera yang terparah.

ISS hanya menghitung data anatomis tanpa menghitung data fisiologi

Tabel 2.4 Injury Severity Score

Body region Injury AIS Top three

AIS score squared

Head/Neck No injury 0

Face No injury 0

Thorax Flail chest 4 16

Abdomen No injury 0

Extremity Femur fracture 3 9

External Contusio 1 1

Total ISS 26

3. New Injury Severity Score

Jumlah kuadrat dari nilai AIS score dari tiga cedera terparah pada pasien

tanpa mempertimbangkan regio tubuh lokasi cedera tersebut (Chawda M N

et al., 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

19

2.3 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Mekanisme Trauma Kepala

Akselerasi Deselerasi Rotasi - Strangulasi

Trauma Kepala + Multipel

Thorax

Servikal Abdomen

Ekstremitas Maksilofasial

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

20

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Jenis Kelamin

Umur

Pendidikan

Prevalensi

Trauma Kepala

Trauma Multipel

Maksilofasial Abdomen Ekstremitas Thorax Servikal

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

Data yang akan digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari rekam

medis. Pada penelitian ini ingin diketahui prevalensi kejadian trauma kepala

dengan trauma multipel di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-2017.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

selama enam bulan, yaitu Juni sampai November 2018. Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan rumah sakit

pusat dan rumah sakit rujukan di Provinsi Sumatra Utara.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita trauma kepala yang menderita

trauma multipel di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2015-2017 dan

memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah pasien

yang menderita trauma kepala dengan trauma multipel

2. Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria eksklusi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah

pasien dengan data rekam medis yang tidak memiliki variabel umur, jenis

kelamin, dan pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

22

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi (total sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien trauma

kepala yang menderita trauma multipel di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015-

2017. Data dikelompokkan berdasarkan variabel yang telah ditentukan

3.5 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel independen dan dependen yang

diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Hasil Ukur Skala

Ukur

Umur Perhitungan ulang tahun pasien

yang dihitung sejak tahun lahir

sampai ulang tahun terakhir

berdasarkan klasifikasi WHO saat

mengalami trauma yang diperoleh

melalui data rekam medis di

RSUP H. Adam Malim tahun

2015 - 2017.

< 18 tahun

18-35 tahun

36-45 tahun

46-65 tahun

> 65 tahun

Rasio

Jenis

Kelamin

Perbedaan bentuk, sifat, dan

fungsi biologi laki-laki dan

perempuan sejak seseorang lahir

yang diperoleh melalui data

rekam medis di RSUP H. Adam

Malik tahun 2015 - 2018.

Pria

Wanita

Nominal

Pendidikan Pendidikan terakhir pasien yang

diperoleh melalui data rekam

medis di RSUP H. Adam Malik

tahun 2015 - 2018.

Tidak Bersekolah

SD

SMP

SMA/ SMK

Perguruan Tinggi

Nominal

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

23

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan variabel

selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program komputer berupa aplikasi

statistik. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga

Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan dengan

jarak sekitar 12 km dari Universitas Sumatera Utara. Luas wilayah lebih kurang

21,58km2. Berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI No. HK.02.03/I/0913/2015

tanggal 27 Maret 2015, RSUP H. Adam Malik Medan memiliki izin operasional

sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan

yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan,

juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang

meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

Dalam rangka melayani kesehatan masyarakat umum, RSUP H. Adam Malik

Medan didukung oleh 1.995 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenaga

medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi, 604 orang paramedis

perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 orang tenaga non medis

serta ditambah dengan Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.

RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari

pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat

darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi

diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi

medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi

gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik,

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) ), dan pelayanan non

medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah).

Bagian Rekam Medis terletak di lantai dasar tepat di belakang Poliklinik

Obstetrik dan Ginekologik RSUP H. Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

25

4.1.2 Distribusi Karakteristik Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami trauma kepala

dengan trauma multiple di RSUP. H. Adam Malik Medan pada tahun 2015-2017.

Penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel yang

terlibat adalah 236 orang. Berdasarkan data responden, karakteristik yang

diperoleh meliputi trauma multipel, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan

penyebab trauma kepala.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan jenis kelamin.

Pada tabel 4.1 di atas, diperoleh hasil pasien yang terbanyak menderita

trauma kepala dengan trauma multipel berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak

206 orang (87,3%) sedangkan pasien yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

30 orang (12,7%).

Hasil ini menunjukkan angka yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Zamzami et al., (2013) di RS. Hasan Sadikin Bandung tahun 2008-2010

dengan prevalensi penderita trauma kepala pada laki-laki (79,8%) lebih tinggi

dibandingkan perempuan (20,2%).

Penelitian yang dilakukan oleh Ilyas (2010) di RSUP Haji Adam Malik

Medan pada tahun 2009 menunjukan prevalensi penderita trauma kepala pada

laki-laki (79,2%) lebih tinggi dibandingkan perempuan (20,8%).

Pada penelitian yang dilakukan Habibie et al., (2016) di Manado didapatkan

pasien laki-laki (76,3%) dan pasien perempuan (23,7%).

Jenis Kelamin Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Laki-laki 206 87,3

Perempuan 30 12,7

Total 236 100

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

26

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan umur.

Pada tabel 4.2 di atas, diperoleh pasien trauma kepala dengan trauma

multipel pada rentang umur < 18 tahun sebanyak 3 orang (1,3%), rentang umur

18-35 tahun sebanyak 130 orang (55,1%), rentang umur 36-45 tahun sebanyak 39

orang (16,5%), rentang umur 46-65 tahun sebanyak 33 orang (14%), rentang

umur >65 tahun sebanyak 31 orang (13,1%).

Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok umur produktif antara

15-44 tahun (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Zamzami et

al., (2013) mendapati prevalensi umur tertinggi antara 18-45 tahun (59,9%) dan

umur 21-40 tahun (39,6%) merupakan prevalensi tertinggi pada penelitian Ilyas,

(2010).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan pendidikan terakhir.

Umur Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

<18 tahun 3 1,3

18-35 tahun 130 55,1

36-45 tahun 39 16,5

46-65 tahun 33 14

>65 tahun 31 13,1

Total 236 100

Pendidikan Terakhir Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Tidak Bersekolah 13 5,5

SD 26 11

SMP 55 23,3

SMA 137 58,1

Perguruan Tinggi 5 2,1

Total 236 100

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

27

Pada tabel 4.3 di atas, diperoleh pasien trauma kepala dengan trauma

multipel dengan pendidikan akhir perguruan tinggi sebanyak 5 orang (2,1%),

SMA sebanyak 137 orang (58,1%), SMP sebanyak 55 orang (23,3%), SD

sebanyak 26 orang (11%) dan tidak bersekolah sebanyak 13 orang (5,5%).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawengian et al.,

(2017) prevalensi tertinggi berdasarkan pendidikan terakhir yaitu SMA (61,3%)

sementara yang paling sedikit adalah pendidikan terakhir Perguruan Tinggi

(2.2%) dan prevalensi pendidikan terakhir berdasarkan penelitian Habibie et al.,

yaitu pendidikan terakhir tertinggi yaitu SMA (50%) dan terendah yaitu

Perguruan Tinggi (10,5%).

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan penyebab.

Pada tabel 4.4 di atas, diperoleh pasien trauma kepala dengan trauma

multipel dengan penyebab kecelakaan tertinggi akibat kecelakaan lalu lintas

sebanyak 183 orang (77,5%), bukan kecelakaan lalu lintas sebanyak 19 orang

(8,1%), dan tidak diketahui penyebabnya sebanyak 34 orang (14,4%).

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Lumandung et al., (2014)

didapati 84 pasien (76%) trauma kepala dari 110 pasien Kecelakaan Lalu Lintas.

Pada penelitian Nasution, (2015) juga didapatkan pasien trauma kepala akibat

Kecelakaan Lalu Lintas sebesar 72,89% dan Bukan Kecelakaan Lalu Lintas

sebesar 27,11%

Penyebab Trauma Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Kecelakaan Lalu Lintas

Motor 119 50,4

Mobil 64 27,1

Tidak Diketahui 34 14,4

Bukan Kecelakaan Lalu Lintas 19 8,1

Total 236 100

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

28

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan trauma multipel lain.

Pada tabel 4.5 di atas, diperoleh hasil pasien yang menderita trauma kepala

dengan trauma maksilofasial sebanyak 97 orang (41,1%), trauma servikal

sebanyak 13 orang (5,5%), trauma thorax sebanyak 28 orang (11,9%), trauma

abdomen sebanyak 7 orang (3%), trauma ekstremitas atas sebanyak 47 orang

(19,9%) dan ekstremitas bawah sebanyak 44 orang (18,6%).

Sedangkan pada penelitian Kristanto et al., (2009) 8 pasien trauma kepala, 6

mengalami trauma thorax, 5 mengalami trauma abdomen dan 8 orang mengalami

trauma ekstremitas. Pasien diatas yang mengalami trauma pada satu bagian selain

kepala sebanyak 1 orang dan 7 orang lainnya mengalami trauma pada dua bagian

atau lebih. Namun pada penelitian Nasution, (2015) hanya didapati 64 pasien

trauma maksilofasial dengan trauma kepala dari 276 pasien trauma maksilofasial.

Pada penelitian Arifin, (2011) didapatkan 14 pasien (3,95%) trauma servikal dari

354 pasien trauma kepala.

Keterbatasan dalam penelitiaan ini adalah data sekunder yaitu rekam medis

yang tidak memuat data Abbreviated Injury Score sehingga dalam penelitian

penulis hanya melihat diagnosa hasil foto rontgen pasien serta beberapa rekam

medis tidak memuat penyebab terjadinya trauma kepala.

Trauma Multipel Lain Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Maksilofasial 97 41,1

Ekstermitas Atas 47 19,9

Ekstremitas Bawah 44 18,6

Thorax 28 11,9

Sevikal 13 5,5

Abdomen 7 3

Total 236 100

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUP Haji Adam Malik

Medan tahun 2015 - 2017 dengan total sampel sebanyak 236 orang, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan umur sampel, didapatkan prevalensi sampel berumur 18-35 tahun

sebesar 55,1%, 36-45 tahun sebesar 16,5%, 46-65 tahun sebesar 14%, > 65

tahun 13,1% dan < 18 tahun sebesar 1,3%.

2. Berdasarkan jenis kelamin sampel, didapatkan prevalensi sampel berjenis

kelamin laki-laki sebesar 87,3% dan perempuan sebesar 12,7%.

3. Berdasarkan tingkat pendidikan sampel, didapatkan prevalensi sampel dengan

pendidikan terakhir SMA sebesar 58,1%, SMP sebesar 23,3%, SD sebesar

11%, tidak bersekolah sebesar 5,5%, dan perguruan tinggi sebesar 2,1%.

4. Berdasarkan penyebab trauma kepala, didapatkan prevalensi sampel akibat

kecelakaan lalu lintas yaitu motor sebesar 50,4%, mobil sebesar 27,1%, bukan

kecelakaan lalu lintas sebesar 8,1% dan tidak diketahui penyebabnya sebesar

14,4%.

5. Berdasarkan lokasi trauma multipel lain, didapatkan prevalensi sampel dengan

trauma maksilofasial sebesar 41,1%, trauma leher sebesar 5,5%, trauma thorax

sebesar 11,9%, trauma abdomen sebesar 3%, trauma ekstremitas atas sebesar

19,9% dan trauma ekstremitas bawah sebesar 18,6%.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

30

5.2 SARAN

1. Diharapkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan trauma kepala

dengan trauma multipel dan perbandingan outcome pasien trauma kepala

murni dengan trauma kepala dengan trauma multipel

2. Diharapkan kepada pihak rumah sakit, khususnya pihak rekam medis,

paramedis dan dokter untuk lebih melengkapi data-data yang berkaitan

dengan penyakit pasien seperti penyebab kejadian trauma kepala dan juga

riwayat penggunaan helm di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

sehingga dapat membantu penelitian dari segi kuantitas dan kualitas

variabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

31

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, S., Venigalla, H., Mekala, H. M., Dar, S., Hassan, M., & Ayub, S.

2017, ‘Traumatic brain injury and neuropsychiatric complications’,

Indian journal of psychological medicine, vol 39, no. 2, pp. 114.

Ainsworth, C. 2015. ‘Head Trauma: Background, Epidemiology, Etiology’.

[online] Emedicine.medscape.com. Available at:

https://emedicine.medscape.com/article/433855-overview#a6 [Accessed

20 May 2018].

American College of Surgeons 2018, Advanced Trauma Life Support, 10th ed,

Elsevier, Chicago.

Arifin, M. 2002. Peranan oksigen reaktif pada cedera kepala berat pengaruhnya

pada gangguan fungsi enzim akinitase dan kondisi asidosis primer otak:

Penelitian Observasional Laboratoris. Disertasi. Universitas Airlangga.

Surabaya

Arifin, M. Z., & Gunawan, W. 2011, ‘Hubungan Cedera Servikal dengan

Fraktur Depresi Tulang Frontal pada Cedera Kepala Ringan’, MKB, vol

43, no. 2, pp. 122-126

Awaloei, A. C., Mallo, N. T., & Tomuka, D. 2016, ‘Gambaran cedera kepala

yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal

RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado, e-CliniC, vol 4, no. 2.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2016, Kamus besar bahasa

Indonesia, 5th edn, Balai Pustaka, Jakarta.

Butcher, N., D’Este, C. & Balogh, Z. 2014, ‘The quest for a universal definition

of polytrauma’. Journal of Trauma and Acute Care Surgery, vol 77, no.

4, pp. 620-623.

Chawda, M., Hildebrand, F., Pape, H. and Giannoudis, P. 2004, ‘Predicting

outcome after multiple trauma: which scoring system?’, Injury, vol 35,

no. 4, pp. 347-358.

Colantonio, A., Mroczek, D., Patel, J., Lewko, J., Fergenbaum, J., & Brison, R.

2010, ‘Examining occupational traumatic brain injury in

Ontario’, Canadian Journal of Public Health/Revue Canadienne de

Sante'e Publique, pp. 58-62.

Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human

Development. 2016, ‘Traumatic Brain Injury (TBI)’. [online] Available

at: https://www.nichd.nih.gov/health/topics/tbi/conditioninfo/diagnose

[Accessed 20 May 2018]

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

32

Faul, M., & Coronado, V. 2015, Handbook of clinical neurology, Elsevier, New

York.

Fuller, C. W., Ekstrand, J., Junge, A., Andersen, T. E., Bahr, R., Dvorak, J.,

Hägglund, M., McCrory, P. & Meeuwisse, W. H. 2006, ‘Consensus

statement on injury definitions and data collection procedures in studies

of football (soccer) injuries’, Centre for Sports Medicine.

Habibie, T., Bidjuni, H., & Malara, R. 2017, ‘Hubungan Cedera Kepala Dengan

Disorientasi Pada Pasien Kecelakaan Lalu Lintas Di Igd RS

Bhayangkara Manado’ Jurnal Keperawatan, vol. 5, no. 1.

Ilyas, K. K. 2010. Gambaran Glasgow Coma Scale Pada Pasien Trauma Kapitis

Di RSUP H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2009. Skripsi. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Indharty, R. 2013. Peran ACTH4-10PRO8-GLY9-PRO10 Dan Inhibitor HMG-

COA Reduktase Dalam Peningkatan BCL-2 Dan BDNF Terhadap Hasil

Akhir Klinis Penderita Kontusio Serebri. Disertasi. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Iskandar, M. K. 2017. Diagnosis Dan Penanganan Cedera Kepala Di Daerah

Rural. Unsyiah Conferences. National symposium & workshop ‘Aceh

Surgery Update 2’. 16 September. Aceh.

Kawengian, F., Mulyadi, N., & Malara, R. 2017, ‘Hubungan Penggunaan Helm

Dengan Derajat Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Di

Rsup. Prof. Dr. RD Kandou Manado Dan RS. Bhayangkara Tk. III

Manado’. Jurnal Keperawatan, vol. 5, no. 1.

Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia

tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kemenkes RI; 2013

Kristanto, E., Mallo, J., & Yudhistira, A. 2009. ‘Cedera akibat kecelakaan lalu

lintas di kota Manado’, Jurnal Biomedik, vol. 1, no. 3.

Lamichhane, P., Shrestha, S., Banskota, B., & Banskota, A. K. 2013, ‘Serum

Lactate–An indicator of morbidity and mortality in polytrauma and

multi-trauma patients’, Nepal Orthopaedic Association Journal, vol. 2,

no. 1, pp. 7-13.

Lumandung, F. T., Siwu, J. F., & Mallo, J. F. 2014, ‘Gambaran Korban

Meninggal Dengan Cedera Kepala Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di

Bagian Forensik BLU RSUP PROF. Dr. RD Kandou Manado Periode

Tahun 2011-2012’, e-CliniC, vol. 2, no. 1.

Mahadewa, T. 2017, Pegangan Praktis Bedah Saraf, Sagung Seto, Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

33

Manarisip, M. E. I., Oley, M. C., & Limpeleh, H. 2014, ‘Gambaran CT-Scan

Kepala Pada Penderita Cedera Kepala Ringan Di Blu Rsup Prof. Dr. Rd

Kandou Manado Periode 2012–2013’, e-CliniC, vol. 2, no. 2.

Mustofa, B. and Maharani, E. 2011, Kamus lengkap sosiologi, 3rd edn, Panji

Pustaka, Jogjakarta.

Nasution, R. M. 2015, ‘Hubungan Cedera Maksilofasial dengan Cedera Kepala

Di RSUP H. Adam Malik Medan’, Tesis, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Partogi, A. S., Umar, N., Saleh, S. C., & Rehata, N. M. 2002, ‘Penatalaksanaan

Perioperatif Cedera Kepala Traumatik yang Terlambat’, Jurnal

Neuroanestesi Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Prasarana

dan Lalu Lintas Jalan Presiden Republik Indonesia. 14 Juli 1993.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49. Jakarta.

Prabhakar, H. 2017, Essentials of Neuroanesthesia. 1st edn. Sheridan Books,

Cambridge

Rawis, M. L., Lalenoh, D. C., & Kumaat, L. T. 2016, ‘Profil pasien cedera

kepala sedang dan berat yang dirawat di ICU dan HCU’. e-CliniC, vol.

4 no. 2.

Roozenbeek, B., Maas, A. I., & Menon, D. K. 2013. Changing patterns in the

epidemiology of traumatic brain injury. Nature Reviews Neurology,

vol. 9, no.4, pp. 231.

Satyanegara 2014, Ilmu Bedah Saraf Edisi V. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Tagliaferri, F., Compagnone, C., Korsic, M., Servadei, F., & Kraus, J. 2006, ‘A

systematic review of brain injury epidemiology in Europe’, Acta

neurochirurgica, vol. 148 no.3, pp. 255-268.

Tim Neurotrauma RSU Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga Surabaya 2014, Pedoman Tatalaksana Cedera Otak, 2nd ed.

Surabaya.

Trentz OL 2000, AO Principles of Fracture Management, Thieme Medical

Publishers, New York.

Vinas, F. 2015, ‘Penetrating Head Trauma: Background, History of the

Procedure, Problem’ [online] Emedicine.medscape.com. Available at:

https://emedicine.medscape.com/article/247664-overview [Accessed 20

May 2018].

von Rüden, C., Woltmann, A., Röse, M., Wurm, S., Rüger, M., Hierholzer, C.,

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

34

& Bühren, V. 2013, ‘Outcome after severe multiple trauma: a

retrospective analysis’, Journal of trauma management &

outcomes, vol. 7 no. 1, pp. 4.

Wong, D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. 6th ed. EGC. Jakarta.

World Health Organization, 2014, ‘Violence and Injury Prevention’. [online]

Available at:

http://www.who.int/violence_injury_prevention/key_facts/VIP_keyfacts

.pdf?u [Accessed 20 May 2018].

Zamzami, N. M., Fuadi, I., & Nawawi, A. M. 2013, ‘Angka Kejadian dan

Outcome Cedera Otak di RS. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2008-

2010’, Jurnal Neuroanastesi Indonesia, vol. 2 no.2, pp. 89-94.

.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

35

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Rondang Dwi Febriana Sihotang

NIM : 150100136

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 5 Februari 1998

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Ir. Marelison R H Sihotang

Nama Ibu : Dra. Aprina N A Siregar

Alamat : Jl. Raya Menteng No. 236A Medan

Riwayat Pendidikan

1. SD Swasta St. Antonius 6 Medan (2003 - 2009)

2. SMP Swasta St. Maria Medan (2009 - 2012)

3. SMA Swasta Sutomo 1 Medan (2012 - 2015)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2015 - sekarang)

Riwayat Pelatihan

1. Pelatihan Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) FK USU 2015

Riwayat Organisasi

1. Anggota Divisi Pengabdian Masyarakat TBM FK USU 2017

2. Anggota Departemen Kewirausahaan PEMA FK USU 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

36

Riwayat Kepanitiaan

1. Anggota Seksie Dana Natal FK USU 2015

2. Anggota Seksie Band Porseni FK USU 2016

3. Anggota Seksie Acara & Konsumsi PMO FK USU 2016

4. Anggota Seksie Administrasi dan Kesekretariatan Try Out FK USU 2016

5. Anggota Seksie Dana dan Usaha MMB FK USU 2016

6. Anggota Seksie Dana Paskah FK USU 2016

7. Anggota Seksie Konsumsi Senjun FK USU 2016

8. Sekretaris Acara HUT & PPGDM TBM FK USU 2016

9. Anggota Seksie Konsumsi Natal FK USU 2016

10. Anggota Seksie Liaison Officer SRF FK USU 2017

11. Anggota Seksie Administrasi dan Kesekretariatan PM Akbar TBM FK

USU 2017

12. Anggota Seksie Ceremony Semnas Baksosnas PTBMMKI Cup TBM FK

USU 2017

13. Wakil Koordinator Seksie Band Porseni FK USU 2017

14. Bendahara Acara BLS TBM FK USU 2017

15. Anggota Seksie Konsumsi Paskah FK USU 2017

16. Anggota Seksie Dana Bakti Sosial KMK FK USU 2017

17. Koordinator Seksie Publikasi dan Dokumentasi TBM CAMP TBM FK

USU 2017

18. Anggota Seksie Liaison Officer IMO FK USU 2017

19. Sekertaris 2 Acara Natal FK USU 2017

20. Anggota Seksie Liaison Officer SRF FK USU 2018

21. Bendahara Acara Try Out FK USU 2018

22. Sekertaris 2 Acara Bakti Sosial KMK FK USU 2018

23. Anggota Seksie Acara PKKMB FK USU 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

37

Lampiran B. Lembar Pernyataan Orisinalitas

PERNYATAAN

PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN

TRAUMA MULTIPEL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

HAJI ADAM MALIK TAHUN 2015 - 2017

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai

syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi

Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari

hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan

sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian

ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian

skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam

bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar

akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Medan, 2 Desember 2018

Penulis,

Rondang Dwi Febriana Sihotang

150100136

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

38

Lampiran C. Surat Persetujuan Komisi Etik

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

39

Lampiran D. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

40

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

41

Lampiran E. Data Pasien

Nama Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan

Terakhir

Trauma

Multipel Lain

Penyebab

Trauma

DNY Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

BBY Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

IFN Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

MTN Pria 36-45 SD Maksilofasial KLL Motor

PJG Pria <18 SMP Maksilofasial Non KLL

HDI Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

MLD Wanita 18-35 SMA/SMK Leher KLL Mobil

ISK Pria 18-35 SMP Ex Bawah KLL Motor

JPR Pria 46-65 SMP Maksilofasial Non KLL

AND Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

MSL Pria 46-65 SMA/SMK Thorax Non KLL

THD Pria 18-35 SMA/SMK Leher KLL Motor

AEF Pria 46-65 SMP Ex Atas KLL Mobil

RWY Pria 36-45 Perguruan

Tinggi

Ex Atas KLL Motor

MHN Pria 46-65 SMA/SMK Leher Non KLL

CZM Wanita >65 Tidak

Bersekolah

Leher Tidak

Diketahui

SDS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

WAA Pria 18-35 SMA/SMK Leher KLL Mobil

BIS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

IIW Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

EWT Pria 18-35 SD Maksilofasial KLL Mobil

ZFM Pria 18-35 SMA/SMK Leher Tidak

Diketahui

MRD Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

CSA Pria 18-35 SMA/SMK Leher KLL Mobil

WMA Wanita 18-35 SMA/SMK Abdomen KLL Mobil

RNY Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Mobil

ALS Pria 46-65 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

RRS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

MTS Pria <18 SD Maksilofasial Non KLL

SPA Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

AHI Pria >65 Tidak

Bersekolah

Maksilofasial KLL Mobil

BGA Wanita 46-65 SD Maksilofasial KLL Motor

SBB Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

42

FSB Pria 36-45 SMP Maksilofasial KLL Motor

MDS Pria >65 Tidak

Bersekolah

Maksilofasial KLL Mobil

BPL Pria 18-35 Tidak

Bersekolah

Leher Tidak

Diketahui

MPW Pria 18-35 SMP Leher KLL Mobil

AST Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

AAD Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

TNI Pria 18-35 SMA/SMK Abdomen KLL Mobil

AJS Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

CFP Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Non KLL

SYN Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

NDA Wanita >65 Tidak

Bersekolah

Maksilofasial KLL Mobil

ASI Wanita 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

PRG Pria 18-35 SD Maksilofasial KLL Mobil

SBG Pria 36-45 SMP Ex Atas KLL Motor

ABB Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

HSG Pria 46-65 SMP Ex Bawah KLL Mobil

ELM Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

MHS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

AGS Pria 18-35 SMA/SMK Leher Tidak

Diketahui

YEA Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

JAO Pria 46-65 SMP Ex Atas Tidak

Diketahui

SSG Pria >65 SD Maksilofasial KLL Mobil

LSG Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Mobil

MZA Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

ESB Pria >65 SMP Ex Bawah KLL Mobil

JRG Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

PGG Pria 36-45 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

MSR Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

JSS Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

HSR Pria 36-45 SMA/SMK Leher Tidak

Diketahui

LLL Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Mobil

AHS Pria 36-45 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

CFT Pria 18-35 Perguruan

Tinggi

Thorax KLL Mobil

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

43

EGL Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

SSD Pria 46-65 SMA/SMK Ex Bawah KLL Mobil

DSR Pria 36-45 SMP Maksilofasial KLL Motor

RBP Wanita 46-65 SMA/SMK Ex Atas Tidak

Diketahui

DPD Pria >65 SMP Maksilofasial Tidak

Diketahui

HBU Wanita 18-35 SMP Ex Atas KLL Motor

IGN Pria 36-45 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

MST Wanita 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

UGA Pria >65 SMP Thorax KLL Mobil

DAR Wanita 36-45 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

AAG Pria 18-35 Tidak

Bersekolah

Maksilofasial KLL Motor

WYD Pria >65 SMP Ex Atas Tidak

Diketahui

WDP Pria 18-35 SMP Thorax KLL Mobil

RWT Pria 18-35 SMP Thorax KLL Motor

NAT Wanita >65 SD Ex Bawah KLL Mobil

SYN Pria >65 Tidak

Bersekolah

Ex Bawah KLL Mobil

SRS Pria 46-65 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

FBF Pria 18-35 SMA/SMK Thorax Tidak

Diketahui

INP Pria >65 SD Thorax KLL Mobil

DSF Pria 18-35 Perguruan

Tinggi

Abdomen KLL Mobil

DSP Pria 46-65 SMA/SMK Thorax KLL Motor

AWU Pria 36-45 SMP Ex Atas KLL Motor

HLI Pria 36-45 Perguruan

Tinggi

Ex Atas KLL Motor

SDR Wanita 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Mobil

SHM Pria 46-65 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

YDM Wanita 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

MSR Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

MRK Pria >65 SD Thorax KLL Mobil

RTA Pria 46-65 Tidak

Bersekolah

Thorax Tidak

Diketahui

RAA Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas Tidak

Diketahui

JAL Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

SPA Pria 36-45 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

WNA Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas Tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

44

Diketahui

SBR Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Mobil

ABM Pria 36-45 SD Ex Atas KLL Motor

AAT Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

KRD Pria 18-35 SMP Thorax KLL Mobil

ESM Wanita 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Mobil

HSB Pria 46-65 SD Maksilofasial Non KLL

RFB Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

HSB Pria 46-65 SD Ex Atas KLL Motor

EAT Wanita >65 Tidak

Bersekolah

Maksilofasial KLL Mobil

APG Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

YZB Pria 36-45 SMP Ex Bawah Tidak

Diketahui

KLD Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

DNB Pria 36-45 SMP Ex Atas Non KLL

JNI Pria >65 Tidak

Bersekolah

Ex Bawah Non KLL

SBR Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Mobil

STA Pria 46-65 SMP Ex Bawah KLL Mobil

JKO Pria 36-45 SMP Thorax Tidak

Diketahui

HRM Pria 46-65 SMP Ex Bawah KLL Mobil

EML Wanita 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

JST Pria 36-45 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

DSJ Pria 36-45 SMP Maksilofasial KLL Mobil

WWA Wanita 18-35 SMA/SMK Ex Bawah Tidak

Diketahui

SRT Pria 46-65 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

HDH Wanita 18-35 SMP Ex Atas KLL Motor

ZKL Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

HNN Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

AAF Pria 18-35 SMP Maksilofasial Tidak

Diketahui

SGS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Mobil

SBN Pria >65 SMP Maksilofasial KLL Mobil

ARS Pria 18-35 SMA/SMK Thorax Tidak

Diketahui

SHN Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah Tidak

Diketahui

SBR Pria 46-65 SMP Ex Atas KLL Motor

IMN Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

45

RAD Pria >65 SD Thorax Non KLL

SFB Pria 36-45 SMA/SMK Ex Bawah KLL Mobil

DJH Pria 18-35 SMP Ex Bawah KLL Motor

ARM Wanita 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

BEB Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

AGW Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Mobil

HRW Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

PGT Wanita 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

DHP Pria 46-65 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

TSN Pria 46-65 SMP Ex Atas Non KLL

ESY Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

RKS Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

BRG Pria 36-45 SMA/SMK Ex Atas Tidak

Diketahui

SMA Wanita 36-45 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

SMN Pria 36-45 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

SML Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Mobil

RKA Pria 36-45 SMA/SMK Abdomen KLL Mobil

LSS Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

ISR Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

MTS Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

AHT Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

EWO Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas Tidak

Diketahui

SKR Pria <18 SMA/SMK Ex Bawah Non KLL

MDD Pria >65 Tidak

Bersekolah

Ex Atas KLL Motor

AMI Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

MAL Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

AJE Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

JSY Pria 18-35 SMP Ex Atas KLL Motor

EDR Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

MNT Wanita 36-45 SMP Ex Atas KLL Motor

AAR Pria 18-35 SD Ex Atas KLL Motor

SKN Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

ESA Pria 46-65 SMP Ex Bawah Non KLL

MZS Pria 18-35 SMP Maksilofasial Tidak

Diketahui

ADA Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

JYI Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

SPM Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

FDS Wanita 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

46

BMS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

JNA Pria 18-35 SMP Thorax Tidak

Diketahui

ARH Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

GSA Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

CIF Wanita >65 SD Ex Bawah Non KLL

IBR Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

JDA Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

HZU Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

MNU Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah Non KLL

KTW Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

RSP Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

RQP Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Mobil

CSA Pria 18-35 SMA/SMK Abdomen KLL Mobil

JMI Pria 46-65 SD Maksilofasial KLL Mobil

NJH Wanita 36-45 SMP Maksilofasial KLL Motor

PTG Pria 46-65 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

PDR Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

DMK Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

AAZ Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

ISR Pria >65 SD Maksilofasial Tidak

Diketahui

RWY Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

MYK Pria 18-35 SMP Abdomen KLL Mobil

AHI Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

HSA Pria 18-35 Perguruan

Tinggi

Maksilofasial KLL Motor

JNB Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

GSI Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

HSH Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

ANN Wanita >65 SD Ex Atas KLL Mobil

CRT Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

ELG Pria >65 SMA/SMK Ex Bawah KLL Mobil

FIS Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

RYI Pria 36-45 SMP Ex Bawah Tidak

Diketahui

DME Pria 46-65 SMP Maksilofasial Non KLL

ERN Pria >65 SD Maksilofasial KLL Motor

VBS Wanita >65 SMP Ex Atas Tidak

Diketahui

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

47

AAF Pria >65 SD Maksilofasial KLL Motor

JBG Wanita 36-45 Tidak

Bersekolah

Ex Atas KLL Motor

FHA Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

FNZ Pria >65 SMA/SMK Maksilofasial Non KLL

SDM Pria 18-35 SMA/SMK Thorax KLL Mobil

PNH Wanita 46-65 SMP Ex Bawah KLL Motor

SIN Pria 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

MTI Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

SPT Pria 18-35 SMA/SMK Leher KLL Mobil

KMZ Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

AFL Pria 46-65 SMA/SMK Leher KLL Mobil

SNA Pria 18-35 SD Maksilofasial Non KLL

ONO Pria >65 SD Maksilofasial Tidak

Diketahui

AWG Pria 18-35 SD Abdomen KLL Mobil

MHU Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

DPC Pria >65 Tidak

Bersekolah

Ex Atas KLL Motor

AMD Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

JTG Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

RLT Pria 18-35 SMA/SMK Ex Bawah KLL Motor

ZFA Pria 18-35 SMP Ex Atas KLL Motor

LLO Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

WIS Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial Tidak

Diketahui

HSI Pria >65 SD Ex Bawah KLL Motor

FRL Pria 18-35 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

APA Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas KLL Motor

YDI Pria >65 SD Thorax KLL Mobil

SNR Pria 18-35 SMA/SMK Ex Atas Non KLL

RDS Pria 18-35 SMP Ex Atas KLL Motor

SSA Wanita 18-35 SMP Maksilofasial KLL Motor

HSG Pria 36-45 SMA/SMK Maksilofasial KLL Motor

VDA Pria >65 SD Maksilofasial KLL Motor

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

48

Lampiran F. Analisa Data Statistik SPSS

ANALISA DATA SPSS

1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 206 87.3 87.3 87.3

Wanita 30 12.7 12.7 100.0

Total 236 100.0 100.0

2. Umur

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <18 3 1.3 1.3 1.3

18-35 130 55.1 55.1 56.4

36-45 39 16.5 16.5 72.9

46-65 33 14.0 14.0 86.9

>65 31 13.1 13.1 100.0

Total 236 100.0 100.0

3. Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Bersekolah 13 5.5 5.5 5.5

SD 26 11.0 11.0 16.5

SMP 55 23.3 23.3 39.8

SMA/SMK 137 58.1 58.1 97.9

Perguruan Tinggi 5 2.1 2.1 100.0

Total 236 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PREVALENSI KEJADIAN TRAUMA KEPALA DENGAN TRAUMA …

49

4. Penyebab Trauma

Penyebab Trauma

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid KLL Motor 119 50.4 50.4 50.4

KLL Mobil 64 27.1 27.1 77.5

Non KLL 19 8.1 8.1 85.6

Tidak Diketahui 34 14.4 14.4 100.0

Total 236 100.0 100.0

5. Trauma Multipel Lain

Trauma Multipel Lain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Maksilofasial 97 41.1 41.1 41.1

Leher 13 5.5 5.5 46.6

Thorax 28 11.9 11.9 58.5

Abdomen 7 3.0 3.0 61.4

Ex Atas 47 19.9 19.9 81.4

Ex Bawah 44 18.6 18.6 100.0

Total 236 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara