tonsilitis 14 nov 2012
DESCRIPTION
tonsilitisTRANSCRIPT
Tonsilitis
Pembagian tonsilitis
1. Tonsilitis akut
2. Tonsilitis kronis
Tonsilitis akut
Peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Keluhan berlangsung kurang dari 3 minggu. Sering terjadi pada anak2, terutama usia 5 thn
dan 10 thn. Dibagi menjadi 2 :
- tonsilitis viral
- tonsilitis bakterial
Etiologi
Bakteri :› Streptococcus beta hemolyticus,› Streptococcus viridans,› Streptococcus pyogenes adalah penyebab terbanyak
Virus :› Hemofilus influenza
1. Tonsilitis viral
Gejala pada penyakit ini lebih mirip common cold yang di sertai rasa nyeri pada tenggorok.
Penyebab : virus epstain barr
Klinis : luka – luka kecil pada palatum dan pasien mengeluhkan tonsil yang sangat nyeri.
Terapi : istirahat yang cukup, minum yang cukup, analgesik, antivirus (bila gejala berat)
2. Tonsilitis baterialRadang akut yang disebabkan oleh kuman grup A
streptokokus B hemolitikus yang dikenal sebagai strept throat, pneumokokus, streptokokus viridan, dan streptokokus piogenes.
Klinis : masa inkubasi 2-4 hari, nyeri tenggorok, nyeri telan, demam tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu makan, rasa nyeri ditelinga (otalgia)
Terapi : antibiotik spektrum luas (penisilin, eritromicin), antipiretik, obat kumur yang mengandung desinfektan
Gejala & Tanda umum1. Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di
tenggorokan (leher)
2. Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan.
3. Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
4. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot.
5. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.
Pemeriksaan Pada pemeriksaan, dijumpai :
› Pembesaran tonsil (amandel)
› Tonsil berwarna merah (hiperemi)
› Kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil
› Warna merah yang menandakan peradangan di sekitar tonsil dan tenggorokan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan2. Hemoglobin : terjadi penurunan3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
Komplikasi
Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses parafaring dan otitis media akut.
Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).
Terapi
Tonsilitis akut pada dasarnya termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik.
Istirahat dan makan makanan yang lunak. Pengobatan simtomatik berupa analgetik, antipiretik, dan obat
kumur yang mengandung desinfektan. Antibiotika tidak dianjurkan karena penyebab tonsilitis
sebagian besar karena virus. Pemberian antibiotika hanya diberikan bila dicurigai penyebab infeksinya adalah bakteri (yang paling sering streptokokus). Antibiotik sprektum luas : penisilin, eritromisin.
Antivirus juga bisa diberikan jika dicurigai tonsilitis virus
Tonsilitis kronis
Definisi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsil
setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis.
Etiologi
25% disebabkan Streptokokus β hemolitikus 25% disebabkan Streptokokus golongan lain Sisanya Pneumokokus, Stafilokokus, Hemofilus
influenza
Faktor predisposisi
1. Rangsangan kronis (rokok, makanan) 2. Higiene mulut yang buruk 3. Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab) 4. Alergi (iritasi kronis dari alergen) 5. Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik) 6. Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Patologi
Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil. Proses radang berulang epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut jaringan akan mengerut kripta akan melebar.
Secara klinis kripta tampak diisi oleh detritus proses ini meluas hingga menembus kapsul akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris.
Pada anak-anak, proses ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula
Manifestasi klinis
Rasa sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan
Terasa kering dan pernafasan berbau Nyeri menelan pada eksaserbasi akut
Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari tonsilitis kronis yang mungkin tampak, yakni :
1. Tampak pembesaran tonsil karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen. 2. Tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi : T0 : Tonsil masuk di dalam fossa T1 : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring T4 : >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
Diagnosis 1. Anamnesa. Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada
tenggorokan yang terus menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher.
2. Pemeriksaan Fisik Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan
jaringan parut. Sebagian kripta mengalami stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Pada beberapa kasus, kripta membesar, dan suatu bahan seperti keju atau dempul amat banyak terlihat pada kripta. Gambaran klinis yang lain yang sering adalah dari tonsil yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.
3. Pemeriksaan Penunjang - Uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil. - Biakan swab
Komplikasi 1. Komplikasi sekitar tonsil a.Peritonsilitis Peradangan tonsil dan daerah sekitar yang berat tanpa adanya
trismus dan abses.b.Abses Peritonsilar (Quinsy) Kumpulan pus yang terbentuk di dalam ruang peritonsil.
Sumber infeksi berasal dari perjalanan tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan perjalanan dari infeksi gigi.
c.Abses Parafaringeal Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran
getah bening/pembuluh darah. Infeksi berasal dari tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os petrosus.
d.Abses Retrofaring Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring.
Biasanya terjadi pada anak usia 3 bulan - 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
e.Kista Tonsil Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh
jaringan fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa cekungan, biasanya kecil dan multiple.
f.Tonsilolith (kalkulus dari tonsil) Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam
jaringan tonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.
2. Komplikasi Organ jauh
a.Demam rematik dan penyakit jantung rematik b.Glomerulonefritis c.Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis d.Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura e.Artritis dan fibrositis
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Pemberian antibiotik penisilin yang lama b. Irigasi tenggorokan sehari-hari c. Usaha untuk membersihkan kripta tonsillaris dengan alat irigasi gigi (oral).
2. Tonsilektomi (operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina) :
Indikasi : 1. Aspek pembesaran tonsil Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan
gangguan bernafas. Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan
gangguan suara. Tonsilitis kronis atau tonsil hipertrofi yang menimbulkan
gangguan menelan.
2.Aspek tonsil sebagai fokal infeksi
Tonsilitis kronis dengan eksaserbasi akut ≥3x setahun. Tonsilitis kronis dengan sakit menelan ≥ 4-6xsetahun. Tonsilitis kronis dengan komplikasi dekat atau jauh. Tonsilitis kronis dengan karier difteri. Tonsilitis kronis dengan swab di dapat streptokokus
hemolitikus. Tonsilitis kronis dengan otitis media yang berulang. Tonsilitis kronis dengan pembesaran kelenjar limfe leher atau
limfadenitis Tuberkulosis. Tonsilitis kronis dengan kasus-kasus alergi. Tonsilitis kronis dengan ISPA yg berulang. Tonsilitis kronis dengan rencana untuk pemeriksaan PA Tonsilitis kronis dengan pertumbuhan anak yang terganggu.
3. Aspek tonsil dicurigai mengalami keganasan (neoplasia)
Tonsil dengan ulkus yang tidak ada perbaikan menggunakan terapi konvensional.
Tonsil dengan pembesaran yang unilateral.
Kontraindikasi
1. Kontraindikasi Relatif Radang akut, termasuk tonsilitis Poliomyelitis epidemica Umur < 3 tahun. 2.Kontraindikasi Absolut Gangguan hemostasis, leukemia, purpura, anemia aplastik,
ataupun hemofilia. Penyakit sistemik yg tdk terkontrol : DM, penyakit jantung.
Komplikasi tonsilektomi :
Komplikasi akibat anestesi : hipertermi,laringosspasme, gelisah pasca operasi, mual muntah, kematian saat induksi pada pasien dengan hipovolemi, induksi iv dengan pentotal bisa menyebabkan hipotensi dan henti jantung, hipersensitif tehadap obat anestesi.
komplikasi dari pembedahan meliputi hal-hal berikut ini :1. Perdarahan saat atau setelah operasi dan nyeri.2. Suara nasal berubah : a.Beberapa hari setelah operasi b.Permanen3. Aspirasi darah ke paru-paru.4. Bakterimia atau infeksi5. Trauma pada gigi.7. Pembengkakan pada lidah8. Trauma pada uvula, palatum mole dan dinding faring.