tinjauan pustaka lbp

33
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar risiko pekerjaan atau terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting, tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya produktivitas orang yang mengalami back pain. Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan disabilitas kronik. Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke arah model biopsy kososial dari low back pain. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang membuat seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti: mencari penyembuhan, klarifikasi diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat keterangan sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang mana yang sesuai dengan masing-masing pasien dan meresponnya dengan tepat.

Upload: annisa-nurhasana

Post on 09-Aug-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Low Back Pain

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka LBP

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan

tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar risiko pekerjaan

atau terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.

Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back pain, telah dideskripsikan

sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting, tetapi jika

menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya

produktivitas orang yang mengalami back pain. Banyak penyebab nyeri

muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan

besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan

perkembangan disabilitas kronik. Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke

arah model biopsy kososial dari low back pain.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang

membuat seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti: mencari

penyembuhan, klarifikasi diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat

keterangan sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang mana yang sesuai dengan

masing-masing pasien dan meresponnya dengan tepat.

Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang

bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah balekang

samping luar. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga penderita

mengalami kesulitan dalam pegerakan yang mengharuskan penderita mengalami

ganguan aktivitasnya karena keterbatasan pergerakan.

Keluhan Low Back Pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering

setelah sakit kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik

neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang

dengan keluhan low back pain ternyata jumlahnya cukup banyak. Di amerika

serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan data

epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40%

Page 2: Tinjauan Pustaka LBP

penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri

pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6% insiden

berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di indonesia berkisar

antara 3-17%.

Mengingat bahwa low back pain ini sebenarnya hanyalah suatu

simptom/gejala, maka yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar

dapat diberikan pengobatan yang tepat. Kasus ini melaporkan penderita dengan

LBP serta tindakan rehabilitasnya.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah

kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa

menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha LBP atau

nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang

disebabkan oleh akt ivitas tubuh yang kurang baik.

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang

termasuk dalam low back pain terdiri dari:

1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis

transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra

thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui

ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh

garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.

2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis

transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra

sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui

sendi sakrokoksigeal pos- terior dan lateral oleh garis imajiner melalui

spina iliaka superior posterior dan inferior.

3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain

dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain

Klasifikasi Low Back Pain (LBP)

Page 3: Tinjauan Pustaka LBP

Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Acute low back pain

Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya

hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri

ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan

karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri

dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak

jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan

yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat

masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri

pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

2) Chronic low back pain

Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang

berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset

yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back

pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses

degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik

yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :

1) Trauma

2) Infeksi

3) Neoplasma

4) Degenerasi

5) Kongenital

Epidemiologi

Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang

dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri

pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering

kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar

Page 4: Tinjauan Pustaka LBP

tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang

paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.

Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara

keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada

negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di

Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.

Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan

usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP

meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh

dengan sendirinya.

Anatomi

Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus

invertebralis, ligamen antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ

dalam disekitar pelvis,  abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung.

Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :

1. Vertebrae cervicales 7 buah

2. Vertebrae thoracalis 12 buah

3. Vertebrae lumbales 5 buah

4. Vertebrae sacrales 5 buah

5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true

vertebrae.Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :

1) Musculus trapezius

2) Muskulus latissimus dorsi

3) Muskulus rhomboideus mayor

4) Muskulus rhomboideus minor

5) Muskulus levator scapulae

6) Muskulus serratus posterior superior

Page 5: Tinjauan Pustaka LBP

7) Muskulus serratus posterior inferior

8) Muskulus sacrospinalis

9) Muskulus erector spinae

10) Muskulus transversospinalis

11) Muskulus interspinalis

Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah

ekstrremitas maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada

punggung memiliki fungsi sebagai pelindung dari columna spinalis, pelvis dan

ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka mungkin dapat menyebabkan

terjadinya low back pain.

Page 6: Tinjauan Pustaka LBP

Penyebab Low Back Pain

Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di

antaranya dapat disebut :

1) Kelainan Koengenital

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut

Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat

berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada

saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang

disertai dengan skoliosis ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah

vertebra yang melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak

Page 7: Tinjauan Pustaka LBP

menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah

karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina

Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat

sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya.

namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.

Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:

a) Spondilolisis dan spondilolistesis

Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae

itu ( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya

sendiri.Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 )

tergeser ke depan.Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih

berada dalam kandungan, namun (oleh karena timbulnya kelinan-kelainan

degeneratif ) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri

pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau

tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau

berjalan.Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5

sehingga timbul nyeri radikuler.

Soeharso (1978) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini adalah:

Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya.

Antara dada dan panggul terlihat pendek.

Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra

yang menimbulkan skoliosis ringan.

Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas

bawah.

Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara

ujung spina dan garis depan corpus pada vertebra yang

mengalami kelainan lebih panjang dari garis spina corpus vertebrae

yang terletak diatasnya.

b) Spina Bifida

Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh

kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada

Page 8: Tinjauan Pustaka LBP

tersembunyi suatu spina bifida okulta.Pada foto rontgen tampak bahwa

terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral.

Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu

ligamentum interspinosum.Keadaan ini akan menimbulkan suatu “lumbo-

sakral sarain” yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.

c) Stenosis kanalis vertebralis

Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit

telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah

penderita berumur 35 tahun.Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri

radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu

penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa

nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.

d) Spondylosis lumbal

Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

e) Spondylitis.

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini

merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama

mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai

akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi

tulang belakang.

f) Penyakit Kissing Spine

Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus

bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang

ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui

dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral.

g) Sacralisasi Vertebrae Lumbal ke V

Penyakit ini disebabkan karena processus transversus dari vertebra

lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum.

2) Trauma dan Gangguan Mekanis

Page 9: Tinjauan Pustaka LBP

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri

pinggang bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan

otot atau sudah lama tidak melakukan kegiatan dapat menderita nyeri

pinggang bawah yang akut. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan

pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat

menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Gerakan bagian punggung

belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme

yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma

punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat

sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada

kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008).

Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut yang

sering disebabkan trauma kecil dapat menimbulkan fraktur kompresi pada

korpus vertebra. Hal ini banyak ditemukan pada wanita terutama yang

sudah sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi

sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus

transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang

melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.

Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low

back pain yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa

keadaan, seperti:

Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa

nyeri pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah

saat batuk dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague

symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint terbatas.

Perubahan pada sendi Lumba Sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan

sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia.

Page 10: Tinjauan Pustaka LBP

Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra

lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.

3) Radang (inflamasi)

Artritis rematoid; dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.

Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan

ikat mesenkimal.

Penyakit Marie-Strumpell; yang juga dikenal dengan nama spondilitis

ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta

mengenai kolum vertebra dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang

sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pnggang

disertai kekakuan ( stiffness ) dan kelainan ini bersifat progresif.

Osteoartritis (Spondylosis Deformans); Dengan bertambahnya usia

seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi berkurang

sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau

sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel

seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang

belakang hingga ke pinggang.

Penyakit Fibrositis; Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism

Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan nyeri dan pegal di otot,

khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat beraktivitas,

sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

4) Tumor (Neoplasma)

Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak

dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering

dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri

lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor

tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang

terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat

Page 11: Tinjauan Pustaka LBP

dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh

tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang

bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang

jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang

besar seperti kelumpuhan

5) Gangguan Metabolik

Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab

banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan

protein atau oleh gangguanhormonal (menopause,penyakit cushing).

Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh

panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra.

penderita menjadi bongkok dan pendek denga nyeri difus di daerah

pinggang.

6) Psikis

Gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah,

misalnya anksietas yang dapat menyebabkan tegang otot yang

mengakibatkan rasa nyeri, seperti dikuduk atau di pinggang;rasa nyeri ini

dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anksietas dan

diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa nyeri.kelainan

histeria,kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang bawah.

Faktor Resiko

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,

etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang

berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan

faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50

tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan

insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.

Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-

macam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi

kelemahan pada tungkai.

Lokasi

Page 12: Tinjauan Pustaka LBP

Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya

disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus,

bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.

Diagnose

1) Anamnesis

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien

dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain.

Apakah terasa nyeri ?

Dimana terasa nyeri ?

Sudah berapa lama merasakan nyeri ?

Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)

Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih

ringan?

Adakah keluhan lain?

Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?

Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?

Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?

2) Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang

meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan

neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-

refleks.

a) Motorik.

Berjalan dengan menggunakan tumit.

Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

b) Sensorik.

Nyeri dalam otot.

Rasa gerak.

c) Refleks.

Page 13: Tinjauan Pustaka LBP

Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan

Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk

mengetahui  lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.

d) Test-Test

Test Lassegue

Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0° )  didorong

kearah muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40°

dan sejauh 90°.

Test Patrick

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada

sendi sakro iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi,

eksorotasi dan ekstensi.

Test Kebalikan Patrick

Page 14: Tinjauan Pustaka LBP

Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi,

dan ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick

positif menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

3) Pemeriksaan Penunjang

a) Foto

Plain

X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi, dan

luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang

dilakukan, sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat

meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat

dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu

untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray

merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri

punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang

lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi

anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.

Myelografi

Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis

spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang

berwarna medium disuntikan kekanalis spinalis, sehingga struktur

Page 15: Tinjauan Pustaka LBP

bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-

ray. Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang

berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk

abses spinal.

Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance

Imaging (MRI )

CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan

untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan

ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas

daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak

mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang

secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat

memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya

pada punggung.

Page 16: Tinjauan Pustaka LBP

Electro Miography ( EMG ) / Nreve Conduction Study ( NCS )

EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang

digunakan untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.EMG / NCS

dapat memberikan informasi tentang :

Adanya kerusakan pada saraf

Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau

distal )

Tingkat keparahan dari kerusakan saraf

Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf

Page 17: Tinjauan Pustaka LBP

Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi

kondisi fisik pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan

selanjutnya yaitu pambedahan.

Pengobatan

Obat

1. Obat-obat analgesic

- Analgetik narkotik :Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada

susunan saraf digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal

dari organ viseral. Obat golongan ini hampir tidak digunakan untuk

pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi pada penggunaan

jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.

- Analgetik antipiretik :Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa

nyeri mempunyai khasiat anti piretik, dan beberapa diantaranya juga

berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4

golongan :

2. Golongan salisilat

Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga

mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik.

Contohnya : Aspirin, dosisnya sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4

x sehari, Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg, diberikan 4 x sehari

danKontraindikasinya adalah pda Penderita tukak lambungdengan resiko

terjadinya pendarahan, gangguan faal ginjal, hipersensitifitas. Efek

samping obat adalah terjadinya gangguan pada saluran cerna, anemia

defisiensi besidan serangan asma bronkial.

3. Golongan Paraaminofenol

Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman

untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.Dosis terapi 600 –

900 mg, diberikan 4 x sehari

4. Golongan pirazolon

Page 18: Tinjauan Pustaka LBP

Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih

kuat dari pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.Dosis

terapi 0,5 – 1 gram, diberikan 3 x sehari

5. Golongan asam organik yang lain

- Derivat asam fenamat : Yang termasuk golongan ini misalnya asam

mefenamt, asam flufenamat, dan Na-meclofenamat.Golongan obat ini

sering menimbulkan efek samping terutama diare.Dosis asam

mefenamat sehari yaitu 4×500 mg,sedangkan dosis Na-meclofenamat

sehari adalah 3-4 kali 100 mg.

- Derivat asam propionate : Golongan obat ini merupakan obat anti

inflamasi non-steroid (AINS) yang relatif baru, yang juga mempunyai

khasiat anal getik dam antipiretik. Contoh obat golongan ini misalnya

ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.

- Derifat asam asetat : Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na

Diklofenak. Selain mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, juga

mempunyai efek analgesik dan antipiretik. Dosis terapinya 100-150

mg 1 kali sehari.

- Derifat Oksikam : Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis

terapi 20 mg 1 kali sehari.

Fisioterapi

1. Terapi Panas :Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas.

Dengan menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang

terasa nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam

rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong hangat).

2. Elektro Stimulus

- Acupunture : Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan

yang ringan tetapi cara ini  tidak terlalu efisien karena ditakutkan

resiko komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan

sehingga menyebabkan infeksi.

- Ultra Sound :Untuk menghangatkan

Page 19: Tinjauan Pustaka LBP

- Radiofrequency Lesioning : dengan menggunakan impuls listrik

untuk merangsang saraf

- Spinal Endoscopy : dengan memasukkan endoskopi pada kanalis

spinalis untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.

- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)

- Elektro Thermal Disc Decompression

- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS ) :

Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

3. Traction

Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

4. Pemijatan atau massage

Dengan   terapi  ini   bisa  menghangatkan,   merileksi  otot  belakang   dan

melancarkanperdarahan.

Page 20: Tinjauan Pustaka LBP

Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Lying supine hamstring stretch

2. Knee to chest stretch

3. Pelvic Tilt

4. Sitting leg stretch

5. Hip and quadriceps stretch

Page 21: Tinjauan Pustaka LBP

6. Alat Bantu

- Back corsets ; Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu

untuk mengatasi Low Back Pain  yang dapat membungkus punggung

dan perut.

- Tongkat Jalan

Operasi

Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang

belakang atau punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada

LAMINECTOMY yang menghendaki bagian yang diangkat dari vertebral arch

untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disk menonjol

atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk

mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered disk (disc yang buruk), dan

mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disk yang bergenerasi,

khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.

Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL

FUSION, jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya.

Spinal fusion merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone

grafts. Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat

yang lain.

Ada juga sebagian herniated disc (disk yang menonjol) yang dapat diobati

dengan teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki

menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray

sebagai pemandu. Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini

Page 22: Tinjauan Pustaka LBP

menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang

digunakan.

Larangan

1. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.

2. Membawa beban yang berat.

3. Duduk terlalu lama.

4. Memakai sepatu hak tinggi.

5. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.

6. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau

menggunakan kasur yang terlalu empuk.

Anjuran

1. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.

2. Duduk tegak 90 derajat.

3. Gunakanlah sepatu yang nyaman.

4. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di

lantai atau apa saja yang mnurut anda nyaman.

5. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau

jika tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.

6. Hindari berat badan yang berlebihan.

7. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan

diatas   supaya sudut ferguson tidak terlalu besar ( sudut ferguson adalah

sudut kemiringan sakrum dengan garis horisontal )