penatalaksanaan lbp

28
Diagnosis Hal yang paling utama dalam mendiagnosis pasien adalah dengan cara anamnesis dan juga ditunjang dengan pemeriksaan lainnya, baik itu pemeriksaan fisik dasar, atau pemeriksaan penunjang seperti halnya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis, ataupun pemeriksaan elektrodiagnosis. Begitu pula halnya dengan mendiagnosis pasien dalam hal gangguan pada tulang belakang, seperti pada pasien dalam kasus. Adanya keluhan yang lama, akan sakit yang dirasa, dapat juga dilakukan pemeriksaan psikologis sebagai pemeriksaan tambahan. Semua data yang dibutuhkan dalam mendiagnosis antara lain semua data tentang keluhan yg dirasakan sekarang dan juga yang dahulu, baik itu keluhan penyakit lain, yang kira-kira dapat berkaitan dengan keluhan yang dirasakan sekarang. Mengenai keluhan yang dirasakan sekarang, harus dapat dicari tahu mengenai sifat sakit yang dirasa, sejak kapan, letaknya, bagaimana penjalaran rasa sakitnya, berapa lama durasi rasa sakitnya, dll. Dalam keluhan nyeri punggung bawah, dengan mengetahuin waktu timbulnya keluhan dalam suatu harinya dapat memudahkan dalam mendiagnosis, apa sebenarnya penyebab dari rasa sakit tersebut. Keluhan yang timbul dan dirasakan pada pagi hari, dan terus sepanjang hari, cenderung merupakan adanya proses / kondisi peradangan. Sedangkan, apabila timbul keluhannya pada malam hari, itu dapat menjadi sebuah tanda bahwa adanya proses keganasan atau

Upload: kir4yamat0

Post on 11-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dfsdfd

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan LBP

Diagnosis

Hal yang paling utama dalam mendiagnosis pasien adalah dengan cara anamnesis dan

juga ditunjang dengan pemeriksaan lainnya, baik itu pemeriksaan fisik dasar, atau pemeriksaan

penunjang seperti halnya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis, ataupun

pemeriksaan elektrodiagnosis. Begitu pula halnya dengan mendiagnosis pasien dalam hal

gangguan pada tulang belakang, seperti pada pasien dalam kasus. Adanya keluhan yang lama,

akan sakit yang dirasa, dapat juga dilakukan pemeriksaan psikologis sebagai pemeriksaan

tambahan.

Semua data yang dibutuhkan dalam mendiagnosis antara lain semua data tentang keluhan

yg dirasakan sekarang dan juga yang dahulu, baik itu keluhan penyakit lain, yang kira-kira dapat

berkaitan dengan keluhan yang dirasakan sekarang. Mengenai keluhan yang dirasakan sekarang,

harus dapat dicari tahu mengenai sifat sakit yang dirasa, sejak kapan, letaknya, bagaimana

penjalaran rasa sakitnya, berapa lama durasi rasa sakitnya, dll. Dalam keluhan nyeri punggung

bawah, dengan mengetahuin waktu timbulnya keluhan dalam suatu harinya dapat memudahkan

dalam mendiagnosis, apa sebenarnya penyebab dari rasa sakit tersebut. Keluhan yang timbul dan

dirasakan pada pagi hari, dan terus sepanjang hari, cenderung merupakan adanya proses / kondisi

peradangan. Sedangkan, apabila timbul keluhannya pada malam hari, itu dapat menjadi sebuah

tanda bahwa adanya proses keganasan atau infeksi. Rasa sakit yang dirasakan nyeri pada

punggung, biasanya akan menjalar dan dirasakan pada tungkai bawah.

Gejala neurologi yang terjadi pada keadaan adanya nyeri punggung bawah, harus dapat

didentifikasi, gejala-gejala itu antara lain, adanya rasa kebas dan juga rasa kesemutan pada

tungkai bawah, dan adanya rasa lemah pada otot – otot tungkai bawah. Selain itu, rangsangan

neurologi yang dapat terjadi pada kasus nyeri punggung bawah, adanya perubahan – perubahan

fungsi dan kontrol pada kandung kemih dan peristaltik usus, dan juga gangguan pada fungsi

sexual. Hilangnya kemampuan untuk memulai untuk berkemih dan sulitnya mengeluarkan urin

atau bahkan fecal merupakan gejala – gejala yang dapat terjadi pada syndrom pada kelainan

cauda equina, dan hal – hal tersebut termasuk dalam suatu kegawatdaruratan yang perlu

dievaluasi. Perkembangandari kelemahan pada tungkai bawah dan ‘foot drop’ serta gejala –

gejala lainnya yang terjadi sangat membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Page 2: Penatalaksanaan LBP

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan antara lain, mulai dari inspeksi, palpasi,

pengukuran rentang gerak dan test neurologis. Pergerakan tubuh, observasi keseluruhan, dan

inspeksi pada keadaan postur pasien ketika berdiri akan memberikan informasi – informasi

terhadap gejala – gejala yang timbul dan memberikan tampilan keterbatasan terhadap suatu

fungsi.

Penatalaksanaan LBP

Penatalaksanaan pasien dengan nyeri punggung telah mengalami perubahan besar

selama dekade terakhir. Pada umumnya, pasien pulih dari episode akut dalam beberapa hari

sampai beberapa minggu dan memerlukan sedikit perawatan.

Setiap pengobatan harus mencakup (a) informasi tentang nyeri punggung dan prognosis

yang sangat baik; (b) membantu mengendalikan gejala, termasuk pengobatan dan nasihat tentang

kegiatan; dan (c) rencana penilaian kembali. Banyak pasien khawatir tentang masalah punggung

ketika pertama kali muncul dan memiliki kesalahpahaman tentang efek pada kehidupan masa

depan mereka. Rasa takut ini dapat dihilangkan dengan informasi yang tepat. Kontrol gejala

biasanya dicapai dengan pengobatan, tetapi manipulasi juga dapat memiliki efek menguntungkan

pada tahap akut dari masalah. Analgesik dan obat nonsteroid antiinflamasi (NSAID) adalah obat

yang paling sering digunakan. Relaksan otot dapat menyebabkan kantuk dan tampaknya tidak

lebih efektif daripada NSAID.

Saran kegiatan sangat penting. Beberapa derajat pembatasan aktivitas seringkali

diperlukan untuk mengurangi keparahan gejala. Ini sering dapat dicapai dengan memodifikasi

aktivitas kerja dan postur kerja, sementara memungkinkan pasien untuk terus bekerja. Jika kasus

lebih parah pasien disarankan untuk beristirahat tidak lebih dari 2 sampai 3 hari. Kembali bekerja

penting untuk mencegah kecacatan berkepanjangan dan harus ditekankan sebagai bagian dari

proses pemulihan. Pembatasan kegiatan mungkin termasuk keterbatasan mengangkat, memutar,

dan membungkuk, dan pada durasi duduk, berdiri, dan berjalan. Pembatasan harus tetap di

tempat hanya untuk jangka pendek.

Page 3: Penatalaksanaan LBP

Banyak alternatif pengobatan telah dan sedang digunakan dalam pengobatan nyeri

punggung bawah akut, tetapi hanya sedikit yang telah dipelajari ketat untuk efek pengobatan.

Tidak ada bukti bahwa modalitas terapi fisik mempengaruhi pemulihan, meskipun banyak pasien

kadang-kadang merasa lega sementara. Literatur medis juga tidak mendukung manfaat dari

penggunaan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), korset, traksi, akupunktur, atau

biofeedback dalam pengobatan nyeri punggung bawah akut. Penggunaan korset dapat

memungkinkan pasien untuk kembali ke aktivitas fisik sebelumnya, tetapi tidak mempengaruhi

hasil jangka panjang. Kembali sekolah memberikan metode pendidikan yang efisien, tetapi

bukan merupakan metode pengobatan yang efektif. Manipulasi muncul untuk mempercepat

pemulihan pada pasien dengan nyeri punggung bawah akut tanpa radiculopathy, bila digunakan

dalam 4 minggu pertama gejala. Manipulasi tidak boleh digunakan pada pasien dengan defisit

neurologik dan tidak boleh dilanjutkan jika beberapa upaya tidak berhasil.

Pembedahan hampir tidak pernah diindikasikankan dalam 6 sampai 12 minggu pertama,

tetapi kemudian harus dipertimbangkan untuk pasien dengan linu panggul persisten berat yang

tidak respon terhadap pengobatan konservatif dan ketika temuan pada pemeriksaan klinis dan

konfirmasi tes diagnostik menunjukkan kompromi akar saraf. Pengecualian pada sindrom cauda

equina, harus ditangani melalui pembedahan tanpa penundaan yang tidak perlu. Operasi diskus

sederhana tidak mencegah kembali ke pekerjaan fisik.

McPhee SJ, Papadakis MA. Tierneyt LM. Current medical diagnosis and treatment. Arthritis and

musculoskeletal disorders. 46th edition. New York: McGraw Hill, 2007.p.838.

Sementara rencana manajemen harus individual, unsur kunci dari perawatan yang paling

konservatif untuk sakit punggung termasuk analgesia dan edukasi. Analgesia biasanya dapat

diberikan dengan NSAID, namun rasa sakit yang parah mungkin memerlukan opioid, kebutuhan

opioid jarang melampaui 1-2 minggu.

Diazepam, cyclobenzaprine, carisoprodol, dan methocarbamol telah diresepkan sebagai

relaksan otot, meskipun efek sedative mungkin membatasi penggunaan mereka. Obat tersebut

harus dicadangkan untuk pasien yang tidak merespon NSAID dan juga harus dibatasi 1-2

minggu. Penggunaannya harus dihindari pada pasien yang lebih tua, yang beresiko untuk jatuh.

Page 4: Penatalaksanaan LBP

Semua pasien harus diajarkan bagaimana melindungi punggung dalam kegiatan sehari-hari,

untuk tidak mengangkat benda berat, untuk menggunakan kaki ketimbang punggung ketika

mengangkat, untuk menggunakan kursi dengan sandaran tangan, dan bangkit dari tempat tidur

dengan terlebih dahulu bergulir ke satu sisi dan kemudian menggunakan lengan untuk

mendorong ke posisi tegak.

Istirahat dan kembali latihan, pernah dianggap pilar terapi konservatif, sekarang tidak

efektif untuk nyeri punggung akut. Saran untuk beristirahat di tempat tidur kurang efektif

daripada saran untuk tetap aktif. Tidak ada istirahat di tempat tidur dengan kelanjutan dari

kegiatan biasa sebagai ditoleransi lebih unggul 2 hari istirahat di tempat tidur, 7 hari bedrest, dan

latihan kembali memobilisasi. Sama, untuk nyeri punggung akut, terapi latihan tidak efektif.

Nilai dari korset atau traksi meragukan. Suntikan kortikosteroid epidural dapat memberikan

bantuan jangka pendek sciatica tetapi tidak meningkatkan status fungsional atau mengurangi

kebutuhan operasi. Dalam studi double-blind, suntikan berulang tidak lebih efektif daripada

injeksi tunggal. Untuk nyeri punggung bawah kronis, yoga efektif sebagai program latihan dan

lebih efektif daripada sebuah buku perawatan diri. Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi facet

tidak efektif untuk nyeri punggung bawah kronis

Konsultasi bedah sangatlah dibutuhkan untuk setiap pasien dengan defisit neurologis

besar. Operasi penyakit diskus diindikasikan bila ada dokumentasi dari herniasi oleh pencitraan,

nyeri persisten, dan defisit neurologis yang konsisten yang telah gagal 4-6 minggu terapi

konservatif. Lumbal discectomy percutanneous, dilakukan dengan anestesi lokal, alternatif

(sampai 75%) yang aman dan efektif untuk Laminektomi. Prosedur perkutan merupakan

kontraindikasi adanya tumor, infeksi, spondylolisthesis, stenosis foraminal, fragmen disk

longgar, atau radang sendi facet sendi yang parah .

keluhan tanpa temuan obyektif menunjukkan peran psikologis dalam pembentukan

gejala. Pengobatan analgesik termasuk jaminan dan nonopioid.

Preventif

Cara-cara aman dalam mengangkat/membawa benda berat:

Page 5: Penatalaksanaan LBP

1. Ambil benda dan angkat dengan punggung lurus dan dengan lutut ditekuk.

2. Letakkan benda sedekat mungkin dengan tubuh dengan memegang beban sebisa mungkin

antara lutut dan dengan tetap memperhatikan posisi tumpuan pada kaki dengan benar, hal ini

dimaksudkan agar adanya kekuatan saat mengangkat benda dan mulai untuk berdiri.

3. Pastikan posisi benda yang mulai diangkat itu tidak lebih rendah dari posisi lutut, sehingga

memudahkan untuk mengangkat benda ke posisi yang lebih atas lagi, yakni ke pinggang,

atau bahkan untuk dinaikkan lagi ke posisi angkut yang lebih nyaman (misal bahu). Dengan

demikian, kekuatan dalam mengangkat akan lebih terkumpul.

4. Apabila benda yang akan diangkat tidak dapat melampaui kekuatan tangan, maka sebaiknya

digunakan sejenis ikatan/simpul tali pada benda tersebut, lalu kaitkan pada suatu kail

pengangkut barang.

5. Hindari gerakan memutar, atau melakukan pemindahan yang membuat badan berputar,

ketika membawa atau menurunkan benda.

6. Sebaiknya apabila memungkinkan, gunakan benda- benda alat pembantu untuk mengangkut

benda berat, seperti troley, tali pengangkut, atau semacamnya.

7. Sebaiknya juga mengusahakan agar barang itu ditarik/didorong, daripada diangkat lalu

diletakkan. Karena dengan mendorong atau menarik, daya beban tulang belakang dapat

diminimalkan. Seringkali pembawa barang pun akan merasa lebih mudah untuk

menarik/mendorong.

Pencegahan nyeri punggung bawah yang berhubungan kerja merupakan tantangan yang

kompleks. Pencegahan nyeri punggung bawah dalam lingkungan kerja yang terbaik dicapai

dengan kombinasi langkah-langkah yang tercantum dalam Tabel 1. Nyeri punngung bawah dapat

dikontrol dengan mengurangi probabilitas episode awal, mengurangi keparahan gejala,

mengurangi panjang kecacatan, dan mengurangi kekambuhan.

Diperkirakan bahwa desain ergonomis yang baik dapat menghilangkan hingga sepertiga

dari kasus-kasus nyeri punggung bawah di industri. Tidak hanya dapat merancang pekerjaan

yang baik tetapi mengurangi kemungkinan episode awal dan berulang, tetapi juga

memungkinkan pekerja dengan gejala sedang untuk tetap pada pekerjaan lama dan

memungkinkan pekerja penyandang cacat untuk kembali ke pekerjaan lebih cepat. Desain

Page 6: Penatalaksanaan LBP

ergonomis yang baik mengurangi eksposur pekerja untuk faktor-faktor risiko nyeri punggung

bawah melalui berikut:

1. Bantuan mekanik (bertenaga atau manual) untuk membantu angkat beban berat.

2. Pekerjaan tingkat optimal untuk mengurangi yang tidak perlu membungkuk dan peregangan.

3. Tata letak tempat kerja yang baik untuk mengurangi memutar dan mencapai beban yang

tidak perlu.

4. Kerja duduk / berdiri untuk mengurangi lama duduk dan berdiri

5. Kemasan yang tepat untuk mencocokkan berat badan objek dengan kemampuan manusia.

6. Organisasi kerja yang baik untuk mengurangi beban tinggi berulang-ulang dan kelelahan.

7. Kursi yang baik untuk mendukung punggung dengan benar.

Lembaga Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) telah memberikan

pedoman untuk mengevaluasi dan merancang tugas-tugas mengangkat manual. Pedoman untuk

tugas-tugas penanganan manual lainnya, seperti mendorong, menarik, atau membawa, juga telah

dikembangkan.

Perhatian dan harapan telah ditempatkan pada penggunaan "sabuk mengangkat" sebagai

alat untuk mengurangi cedera punggung dari mengangkat. Saat ini, ada data yang cukup tentang

penggunaan sabuk ini untuk membuat rekomendasi secara ilmiah. Efek mekanis dari sabuk tidak

jelas, tetapi sehubungan dengan pemuatan tulang belakang tampaknya menjadi kecil. Studi

menunjukkan bahwa efek menguntungkan awal pada laporan cedera punggung dapat terjadi,

tetapi data tetap jangka awal dan pendek.

Meskipun desain pekerjaan dapat diterapkan untuk banyak operasi manufaktur, ada

pekerjaan lain yang sulit untuk merancang dan kontrol, seperti pemadam kebakaran, pekerjaan

polisi, dan konstruksi tertentu dan operasi pengiriman. Pekerjaan ini memerlukan ketergantungan

lebih besar pada pengujian preplacement dan pilihan pekerja. Di masa lalu pemeriksaan

preemployment kedokteran digunakan di banyak industri, terutama sejak diberlakukannya

undang-undang kompensasi pekerja. Pengenalan American Disabilities Act mengubah situasi ini.

Pemeriksaan Preemployment tidak lagi dapat diterima, namun pemeriksaan preplacement terus

digunakan untuk menentukan apakah pekerja, pernah mempekerjakan, mampu peforming

pekerjaan tertentu.

Page 7: Penatalaksanaan LBP

Banyak yang percaya bahwa sejarah medis adalah bagian paling penting dari

pemeriksaan medis untuk mengidentifikasi pekerja yang rentan terhadap sakit punggung.

Gunakan informasi ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung, namun, karena nyeri

punggung begitu umum dan dampaknya pada individu bervariasi.

Radiografi rutin tulang belakang lumbal sering menjadi bagian dari pemeriksaan

preplacement medis, namun bukti dominan menunjukkan bahwa hasil kecil tidak membenarkan

paparan radiasi atau biaya meningkat. Sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh American

College of Occupational and Environmental Medicine, Pemeriksaan radiologis tulang belakang

lumbal tidak boleh digunakan sebagai prosedur penilaian risiko untuk masalah punggung.

Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara kekuatan dan kebugaran dan

timbulnya nyeri punggung bawah. Studi pengujian kekuatan isometrik telah menunjukkan bahwa

probabilitas dari gangguan muskuloskeletal adalah tiga kali lebih besar ketika pekerjaan

mengangkat melebihi kemampuan kekuatan pekerja isometrik. Sebuah penelitian di Denmark

mengungkapkan bahwa pria yang mengalami nyeri punggung bawah untuk pertama kalinya

memiliki daya tahan lebih rendah, isometrik otot punggung diukur sampai 1 tahun sebelum

episode. Pada wanita, namun, seperti daya tahan yang lebih rendah tidak memiliki nilai prediktif.

Meskipun pengujian kekuatan isometrik mungkin merupakan teknik pemilihan yang efektif,

harus digunakan hanya untuk pekerjaan yang sulit untuk desain atau kontrol dan evaluasi dimana

ergonomi telah dibuat. Kekuatan pengujian tidak boleh digunakan sebagai pengganti untuk

desain pekerjaan yang baik. Selain itu, harus digunakan hanya ketika pekerjaan telah dianalisis

sehingga tes benar-benar mencerminkan tuntutan pekerjaan. Kekuatan pengujian bawah protokol

umum tampaknya tidak efektif dalam mencegah kembali laporan cedera.

Pelatihan dan pendidikan adalah pendekatan tertua dan paling umum digunakan untuk

mengurangi nyeri punggung bawah di industri. Keselamatan dan departemen personil biasanya

digunakan pendidikan dan pelatihan untuk menginstruksikan karyawan dalam metode yang tepat

dan prosedur kerja. Misalnya, pelatihan pekerja di biomekanik mengangkat yang aman telah

menjadi bagian dari program keselamatan di industri selama lebih dari 50 tahun. Namun,

menurut NIOSH, nilai program pelatihan dalam mengangkat aman adalah terbuka untuk

dipertanyakan karena belum ada studi terkontrol menunjukkan penurunan konsekuen dalam

tingkat kecelakaan penanganan manual atau cedera punggung. Masalah utama adalah kepatuhan;

bahkan setelah pelatihan, kebanyakan pekerja tidak mengangkat dengan benar karena itu adalah

Page 8: Penatalaksanaan LBP

cara yang lebih sulit untuk mengangkat. Kepatuhan yang lebih besar dengan pelatihan terjadi

dengan pekerja yang memiliki nyeri punggung bawah. Latihan untuk meningkatkan kekuatan

dan kebugaran telah menjadi bagian dari program perawatan nyeri punggung bawah selama

bertahun-tahun, tetapi hanya baru-baru ini memiliki kekuatan dan kebugaran program telah

dianjurkan dalam industri untuk mengurangi atau mencegah timbulnya nyeri punggung bawah

Kembali sekolah adalah upaya untuk mendidik pekerja di semua aspek perawatan

punggung; itu merupakan pendekatan yang lebih komprehensif untuk perawatan punggung yang

mencakup topik-topik sebelumnya mengangkat aman, kekuatan, dan kebugaran fisik. Konsep

asli dari kembali sekolah adalah untuk mendidik pasien yang sudah menderita nyeri punggung

bawah, yaitu adalah bentuk pengobatan. Suatu penggunaan yang lebih baru dari sekolah telah

kembali untuk mendidik para pekerja tentang bagaimana mencegah nyeri punggung bawah.

Namun, tidak ada studi terkontrol telah menunjukkan efektivitas seperti sekolah sebagai teknik

pencegahan untuk pekerja.

Pelatihan manajer adalah sama pentingnya dengan pelatihan pekerja, baik untuk

pencegahan primer dan tersier. Kecacatan jangka panjang dikaitkan dengan situasi, litigasi, rawat

inap, dan kurangnya tindak lanjut dan perhatian. Banyak dari situasi ini dapat diatasi dengan

pelatihan mandor, supervisor, dan manajer tingkat atas dalam respons yang tepat untuk keluhan

pekerja nyeri punggung bawah. Juga penting adalah menyediakan dimodifikasi, alternatif, atau

paruh waktu kerja sebagai sarana untuk pekerja kembali untuk pekerjaan secepat mungkin.

Suatu masalah di mana manajemen dilatih dalam penerimaan positif dari laporan nyeri

punggung telah dijelaskan. Suasana diciptakan di mana para pekerja didorong untuk melaporkan

semua episode nyeri punggung bawah, bahkan episode kecil ke klinik perusahaan. Segera dan

konservatif dalam perawatan rumah, termasuk pendidikan pekerja, diberikan oleh perawat

perusahaan. Upaya dilakukan untuk menjaga pekerja pada pekerjaan, seringkali dengan tugas

dimodifikasi atau pekerjaan didesain ulang. Jika perlu, referals dibuat untuk dokter perusahaan,

yang dimonitor pengobatan dan kemajuan. Selama periode 3 tahun, biaya kompensasi tahunan

untuk pekerja nyeri punggung bawah berkurang dari lebih dari $ 200,000 menjadi kurang dari $

20,000. Meskipun ini bukan penelitian terkontrol, hasilnya sangat mengesankan.

Selain pelatihan untuk manajer, upaya untuk memasukkan para pemimpin serikat dalam

upaya-upaya pencegahan penting. Kembali bekerja harus didorong sebagai bagian penting dari

pengobatan nyeri punggung bawah. Serikat pekerja sering dapat membantu dalam pemulihan

Page 9: Penatalaksanaan LBP

anggota mereka dengan memungkinkan kembali bekerja melalui aturan-aturan kerja yang

fleksibel dan referals untuk dokter dan pengacara yang tidak akan perlu memperpanjang

kecacatan.

Personel perusahaan medis harus dilatih dalam manfaat dari intervensi awal, pengobatan

konservatif, follow up pasien, dan teknik penempatan kerja. Baik dokter dan perawat harus

familiar dengan literatur terbaru yang secara obyektif mengevaluasi berbagai jenis pengobatan

untuk nyeri punggung bawah. Tenaga medis juga harus menjadi familiar dengan tuntutan fisik

pekerjaan yang dilakukan di perusahaan sehingga dapat menempatkan mereka baik pekerja

terluka dan karyawan baru.

Efektivitas pendekatan standar untuk diagnosis dan pengobatan nyeri punggung bawah

dalam industri telah ditunjukkan. Pendekatan ini digunakan untuk memonitor program dan

pengobatan nyeri punggung bawah. Apakah ada ketidaksepakatan antara para peneliti (ahli

bedah ortopedi) dan dokter yang merawat, mereka membahas kasus bersama-sama secara rinci.

Biasanya, mereka mencapai kesepakatan, jika tidak, dokter lain berkonsultasi pendapat yang

independen. Program ini secara dramatis menurunkan jumlah hari yang hilang, dan jumlah

pasien yang dikirim ke operasi.

Meskipun pengetahuan tentang nyeri punggung bawah terbatas, cukup sudah dikenal

untuk mengontrol masalah dalam industri. Daripada menunggu terobosan medis utama terjadi,

penekanan harus ditempatkan pada penerapan pengetahuan yang sudah tersedia. Sesungguhnya

kontrol nyeri punggung bawah memerlukan upaya gabungan dari pekerja, manajer, serikat

pekerja, perawat, dokter, dan lain-lain.

Jeyaratnam, J. Buku praktik kedokteran kerja / J. Jeyaratnam, David Koh ; alih bahasa, Suryadi ;

editor edisi bahasa Indonesia, Retna Neary Elseria Sihombing, Palupi Widyastuti. – Jakarta :

EGC, 2009. 206 - 14

Pencegahan Nyeri Punggung Bagian Bawah

Sangat ideal bila faktor risiko digunakan untuk mengidentifikasi individu yang

berisiko terhadap nyeri punggung bawah. Sayangnya, epidemiologi masalah ini kompleks

sehingga identifikasi dan penyaringan dini sukar dilakukan. Upaya pencegahan nyeri

punggung bawah belum berhasil sepenuhnya. Strategi pencegahan yang umumnya

Page 10: Penatalaksanaan LBP

digunakan dalam kelainan punggung akibat kerja meliputi seleksi pegawai baru yang tepat,

pelatihan teknik penanganan secara manual, dan modifikasi ergonomi pada tempat kerja

dan melakukan tugas (Snook, 1978).

Pelamar pekerjaan disaring dengan harapan untuk dapat mengidentifikasi dan

menghindari pekerja yang mungkin mempunyai risiko mengalami nyeri punggung bawah.

Prosedur yang biasanya dipakai adalah riwayat sebelum bekerja dan pemeriksaan risiko.

Diperkirakan bahwa 10% pekerja yang diduga akan mengalami nyeri punggung bawah

dapat dikenali melalui riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik sebelum diterima sebagai

pegawai. Hal yang dapat memberikan perkiraan yang tepat adalah adanya riwayat masalah

punggung tapi calon pegawai yang mengalami hal ini tidak akan mau menyampaikan

intormasi tersebut secara sukarela (Rowe, 1971). Secara medis, rontgen punggung bawah

calon pegawai yang dilakukan secara rutin tidak mempunyai nilai prediksi (LaRocca dan

MacNab, 1969; Rowe, 1971; Gibson, 1988).

Tes kekuatan sebelum diterima kerja digunakan dengan harapan mengurangi risiko

cedera punggung dengan mencocokan kekuatan pekerja terhadap tuntutan pekerjaan.

Memakai simulasi isometrik pekerjaan, Chaffin dkk., (1978) menemukan bahwa

kecenderungan seorang pekerja menderita cedera punggung meningkat bila tuntutan

pekerjaan mendekati atau melampaui kapasitas kekuatan seseorang (Chaffin dkk., 1978).

Namun, pertanyaan mengenai jenis tes kekuatan yang efektif, jurnlah tes, risiko terhadap

pelamar kerja pada saat dilakukan tes, dan penentuan jumlah kekuatan yang "dapat melin-

dungi", masih tetap belum dapat dipecahkan. Sebaliknya, Battie dKK., (1991) menemukan

bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam membandingkan kekuatan orang yang cedera

dengan yang tidak cedera berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan yang sama

(Battie dan Bigos, 1991).

Pendidikan dan latihan mengenai metode pengangkatan telah dipakai untuk

mengurangi kejadian nyeri punggung dan cedera. Pengetahuan ergonomi penting untuk

mengurangi kadar ketegangan tulang belakang sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan

dengan arnan tanpa memicu atau menyebabkan gejala punggung. Hal ini juga

memungkinkan pekerjaan diteruskan atau langsung kembali bekerja bagi mereka yang

mengalami gejala punggung. Kewaspadaan terus-menerus untuk menggunakan teknik

yang aman dalam menangani bahan adalah penting. Petunjuk dapat diberikan kepada

Page 11: Penatalaksanaan LBP

pekerja dalam bentuk instruksi kelornpok kerja sebagai bagian dari pembahasan

kesehatan secara teratur atau dengan peran serta "Sekolah Punggung",

Bila mungkin, tempat kerja harus dirubah untuk menyesuaikan kemarnpuan para

pekerja. Merubah tinggi bangku kerja, mengurangi berat dan ukuran benda, serta

merubah posisi dan mekanisme mesin atau alat adalah beberapa tindakan untuk

menghasilkan tempat kerja yang lebih "ramah punggung”. Pendekatan lain yang

mungkin dilakukan meliputi eliminasi tugas penanganan secara manual, pemakaian alat

pembantu mekanis, dan reorgnisasi jadwal kerja untuk menjamin pembagian kegiatan

berbahaya yang lebih merata di antara para pegawai (Smedley dan Coggon, 1994).

Epidemiologi

Nyeri punggung bagian bawah adalah kondisi medis yang paling sering diiumpai.

dialami harmpir 85% orang pada satu waktu tertentu selama hidupnya (Beals dan

Hickman, 1972; HuIt, 1954; Spengler, 1986). Angka prevalensi yang sebenarnya

mengenai nyeri punggung bawah dalam dunia industri tidak diketahui. Dari dua penelitian

terpisah yang dilakukan terhadap sejumlah besar pekerja di Swedia dan Amerika, Hult

(1954) dan Rowe (1969, 1971,1982) menemukan bahwa 60% dan 56% pegawai menderita

nyeri punggung pada satu waktu tertentu selama bekerja yang membutuhkan penanganan

medis (Hult, 1954; Rowe 1969). Diperkirakan bahwa 2% tenaga kerja di Amerika Serikat

menderita cedera punggung berhubungan dengan industri setiap tahun (Bond dkk., 1986;

Leavitt dkk., 1971; Spengler, 1986). Dampak nyeri punggung bagian bawah dalam industri

cukup berat. Di Amerika Serikat, nyeri punggung bagian bawah menduduki peringkat

kedua setelah penyakit saluran napas bagian atas yang mengakibatkan kerugian waktu

akibat sakit.

Cedera punggung mencakup sekitar 19% hingga 25% klaim kompensasi seluruh

pekerja (Klein dkk., 1984; Yu dkk., 1984) dengan biaya sekitar USD 14 miliar yang

digunakan pada tahun 1976 untuk pengobatan dan kompensasi penderita nyeri punggung

bagian bawah. Diperkirakan bahwa dampak kompensasi nyeri punggung bagian bawah

terhadap finansial akan melampaui USD 25 miliar dalam pengeluaran tahunan pada akhir

tahun 1990-an (Akeson dan Murphy, 1977; Snook, 1988).

Page 12: Penatalaksanaan LBP

Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah

I. Faktor individu

Usia

Terdapat kenaikan angka kejadian dan prevalensi nyeri punggung dengan

bertambahnya usia yang tidak dipengaruhi kondisi kerja. Namun, masalah punggung

mungkin secara tidak langsung berhubungan dengan proses menua vertebra lumbal.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan di satu pabrik industri yang besar di Amerika

Serikat, Bigos dkk., (1986a) menemukan risiko cedera punggung yang lebih tinggi

secara bermakna pada pegawai yang berusia kurang dari 25 tahun. Hal ini

mencerminkan waktu dan pengalaman yang diperlukan untuk mempelajari metode

penggunaan punggung yang aman dan efisien. Walaupun angka cedera lebih tinggi

pada kelompok usia muda, biaya klaim cenderung lebih rendah yang mungkin

mencerminkan potensi pegawai usia muda untuk mengalami pemulihan gejala yang

lebih cepat. Data mereka juga menunjukkan bahwa kelompok yang rentan terhadap

cedera punggung dengan biaya tinggi cenderung pada kelompok usia 31-40, penemuan

yang sarna pada penelitian nyeri punggung bawah lain (Rowe, 1969; Snook, 1978).

Jenis kelamin

Masalah punggung dilaporkan mengenai baik pria maupun wanita dalam

perbandingan yang sarna banyak (Andersson, 1979; Nachemson, 1976). Berdasarkan

data kompensasi pekerja, pria dilaporkan melakukan 76% dan 80% semua klaim

kompensasi punggung (Klein dkk., 1984; Snook, 1978). Secara keseluruhan, wanita

lebih sedikit mengalami cedera dibandingkan pria tapi wanita cenderung mempunyai

peluang yang bertambah untuk mengajukan klaim dan menjadi penagih kompensasi

cedera yang mahal (Bigos, 1986b).

Kebugaran jasmani

Pekerja dengan kebugaran jasmani yang lemah mungkin berisiko mengalami

Page 13: Penatalaksanaan LBP

cedera punggung. Cady dkk., (1979) dalarn sebuah penelitian prospektif terhadap

1.652 pemadam kebakaran melaporkan frekuensi cedera yang dialami kelompok

pekerja yang kurang bugar sebanyak sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan

kelompok pekerja yang sebagian paling bugar. Mereka mengambil kesimpulan

bahwa kebugaran jasmani dan penyesuaian berperan dalam mencegah terjadinya

cedera punggung. Tinggi dan berat badan mungkin tidak penting (Andersson, 1979;

Bigos, 1986) walaupun ada laporan penelitian yang menyatakan bahwa

bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang berlebih membuat seseorang

menjadi lebih rentan pada gejala punggung

(Kelsey 1988).

Faktor psikososial

Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya tingkat pendidikan sebagai faktor

prognostik nyeri punggung dan penyakit musculoskeletal lain (Vallfors, 1985; Deyo,

1987). Korelasi ini kuat hanya untuk kaum pria (Deyo, 1987). Penjelasan yang

diberikan mengenai hal ini adalah pria yang memiliki tingkat pendidikan yang

terbatas dan pekerjaan dengan bayaran yang rendah lebih mungkin melakukan

pekerjaan berat atau pekerjaan yang melibatkan getaran atau beban lain terhadap

tulang belakang. Dalam satu penelitian mengenai prevalensi nyeri punggung

terhadap 575 sampel penduduk di Malmo berusia paruh baya, individu dengan nyeri

punggung kurang berhasil saat melakukan tes inteligensia pada masa kanak-kanak.

Memiliki jangka waktu pendidikan lebih pendek, dan mengerjakan pekerjaan fisik

yang berat (Bergenudd dan Nilsson, 1988). Faktor psikososial lain yang ditemukan

pada pasien dengan nyeri punggung meliputi depresi, kecanduan alkohol, perceraian,

ketidakpuasan melakukan pekerjaan, ketidakmampuan membangun kontak emosi,

masalah keluarga, riwayat operasi punggung, dan angka Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (MMPI) tidak normal. Namun, hal yang tetap ditanyakan apakah faktor

psikososial ini dapat meramalkan timbulnya cedera dalam industri atau apakah faktor

ini justru muncul akibat cedera yang terjadi (Bigos, 1986b).

Perubahan radiografis

Page 14: Penatalaksanaan LBP

Nyeri punggung bawah berhubungan dengan abnormalitas struktur vertebra

lumbosakral hanya pada 3% pasien (Rowe, 1982). Pada pekerja muda, manifestasi

degenerasi diskus pada gambaran radiologi jarang ditemukan. Abnormalitas

radiologi seperti vertebra lumbal berjumlah 4 atau 6, adanya vertebra transisional,

pertambahan sudut lumbosakral, perbedaan panjang tungkai, spina bifi a occulta,

tropisme, spondilosis dan spondilosistesis ditemukan dalam frekuensi yang sama

baik pada pasien dengan keluhan nyeri punggung maupun kelompok kontrol. Pada

pasien yang lebih tua, bukti radiologi berupa degenerasi diskus dapat ditemukan dan

mungkin penting secara klinis. Tonjolan tulang traksi atau penyempitan jarak antar

diskus atau keduanya antara vertebra lumbal 4 dan 5 berhubungan dengan

bertambahnya angka kejadian nyeri punggung bagian bawah dan tungkai yang berat,

sedangkan vertebra transisional, nodus Schmorl, dan tanda vakum diskus tidak

berhubungan (Frymoyer, 1984). Rowe melaporkan bahwa perubahan degeneratif

diskus ditemukan pada 80% pasien yang telah kehilangan waktu kerja karena nyeri

punggung dan hanya 20% kelompok kontrol yang ditemukan perubahan degeneratif

pada diskus tanpa mengalami masalah punggung. Penulis lain melaporkan frekuensi

degenerasi diskus sama banyak baik pada pasien maupun pada kelompok kontrol.

II. Faktor tempat kerja

Jenis pekerjaan

Bertambahnya jumlah absen karena nyeri akibat gejala punggung bagian bawah

ditemukan pada pekerjaan dengan tuntutan fisik tinggi, pekerjaan dengan sikap

badan statis dalam waktu lama, pekerjaan yang terutama membutuhkan posisi sikap

badan bungkuk, dan pekerjaan mendadak tak terduga menerima beban kerja fisik

berat (Andersson, 1979). Pekerjaan tertentu, terutama sopir truk, perawat, dan

pekerjaan yang menangani material menunjukkan adanya tingkat ketidakmampuan

yang tinggi. Pekerja yang bekerja pada pemerintah dan bagian finansial memiliki

kemungkinan terkecil untuk terpengaruh.

Mengangkat dan memutar adalah gerakan spesifik yang paling berhubungan

dengan nyeri punggung. Bigos dkk., menemukan penanganan material dengan cara

yang paling umum dan cara mengangkat yang tidak tepat merupakan penyebab

Page 15: Penatalaksanaan LBP

cedera tersering di perusahaan Boeing (Bigos, 1986a). Terjatuh hanya meliputi 10%

cedera punggung dalam penelitian ini dan pembagiannya mencerminkan dasar

manufaktur perusahaan. Klein dkk., (1984) dengan menggunakan data kompensasi

pekerja menemukan bahwa "penggunaan tenaga yang berlebihan" termasuk

mengangkat barang, menarik, dan melempar menghasilkan 72% klaim kompensasi

(Klein dkk., 1984). Sering mengangkat benda dengan berat lebih dari 10 kg,

mengerahkan tenaga maksimal secara mendadak dan tidak terduga, mengangkat

benda berat jauh di atas badan, dan gagal membengkokkan lutut sewaktu mengangkat

benda adalah gerakan spesifik lain yang dihubungkan dengan bertambahnya risiko

nyeri punggung bawah.

Faktor pekerjaan selain beban mekanis tulang belakang juga penting. Ketegangan

fisik yang lebih ringan tapi membosankan dan repetitif (pekerjaan ban berjalan) dan

pekerjaan yang melibatkan getaran (mengendarai kendaraan dan mengoperasikan alat

bertenaga) dikaitkan dengan meningkatnya pelaporan nyeri punggung. Suatu

penelitian terhadap 672 pekeria operator wanita penuh waktu pada tiga organisasi

besar di Singapura menunjukkan 54% pekerja mengalami nyeri punggung bawah dan

60% mengalami kekakuan dan rasa tidak enak pada leher (Jeyaratnam, 1989).

Bertumpuknya pajanan pengangkatan berulang-ulang. Pemakaian alat pelubang

beton, gergaji rantai, atau mesin pengolah tanah berputar juga dilaporkan

berhubungan dengan angka kejadian nyeri punggung bawah yang lebih tinggi

(Frymoyer, 1987).

Kepuasan kerja

Pekerja yang tidak puas dengan pekerjaan sekarang, tempat bekerja, atau situasi

sosial mempunyai angka kejadian nyeri punggung bawah yang lebih tinggi (Magora,

1973; Bergenudd dan Nilsson, 1988). Pada penelitian prospektif longitudinal

terhadap 3.020 pegawai pesawat terbang, faktor yang paling dapat diramalkan yang

didapatkan dari laporan mengenai masalah punggung adalah pemahaman pekerjaan,

reaksi psikososial tertentu yang ditemukan pada MMPI. Pekerja yang menyatakan

bahwa mereka "nyaris tidak pernah" menikmati tugas pekerjaan mereka 2/5 kali lebih

mungkin melaporkan cedera punggung daripada pekerja yang "hampir selalu"

Page 16: Penatalaksanaan LBP

menikmati tugas pekerjaan mereka. Bigos dkk., (1986) melaporkan satu korelasi yang

menarik antara cedera punggung dan pemberian nilai pengkajian pegawai setiap enam

bulan sekali (Bigos/ 1986b). Pegawai dengan hasil evaluasi buruk dari atasan langsung

tampak mempunyai risiko lebih besar terhadap cedera punggung dengan biaya tinggi.

Gambaran Klinis

Timbulnya nyeri punggung bawah dapat terjadi mendadak atau perlahan-lahan.

Awitan mendadak dapat muncul setelah mengangkat atau menarik dan rasa nyeri dialami

segera/ sering bertambah berat setelah beberapa jam. Pasien mengeluh tidak mampu

meluruskan punggung dan mungkin menyadari bahwa tubuhnya miring ke satu sisi. Nyeri

lebih sering muncul perlahan tanpa ada riwayat terjadi cedera. Nyeri punggung secara khas

muncul saat seseorang duduk atau berdiri selama beberapa waktu, saat ia mengangkat atau

menarik, atau saat mengambil posisi tertentu yang tidak lazim pada pekerjaannya, misalnya

membungkukkan badan dan berjongkok saat mengelas. Gejala berkurang atau hilang

dengan istirahat. Sering ada riwayat masalah punggung bagian bawah yang hilang timbul.

Nyeri punggung dapat berkaitan dengan penjalaran ke bawah pada satu atau kedua

tungkai. Nyeri tersebut dapat merupakan nyeri alih yang berasal dari diskus intervertebralis

atau dari daerah datar sendi tulang belakang, atau "radikular" akibat terkenanya akar saraf

tulang belakang oleh diskus intervertebralis yang mengalami prolaps. Nyeri alih secara

khas menjalar dari bagian belakang paha ke bagian belakang lutut sedangkan gejala

radikular terasa pada daerah derma tom akar saraf yang terkena, menjalar melampaui lutut

ke kaki dan dapat terjadi bersamaan dengan parestesia pada daerah dermatom akar saraf

yang tekena. Penting untuk menanyakan pengendalian kandung kencing untuk

menyingkirkan adanya tekanan pada kauda ekuina akibat prolaps diskus sentralis yang

masif.

Saat terdapat keluhan nyeri di daerah spinal, pada pemerikaan fisik umumnya

diperiksa adanya spasme otot paraspinal, kemiringan batang tubuh, keterbatasan derajat,

dan arah gerakan tulang belakang, namun hal ini tidak spesifik untuk diagnosis tertentu.

Adanya deformitas tulang belakang dicatat. Ketegangan akar saraf tulang belakang

diperiksa dengan tes mengangkat tungkai yang diluruskan. Lakukan pemeriksaan

neurologis yang lengkap pada tungkai bawah termasuk pemeriksaan sensorik daerah

Page 17: Penatalaksanaan LBP

perianal. Sendi paha dan sakroiliaka rutin diperiksa pada pemeriksaan tulang belakang.

Sakroilitis dan osteoartritis paha, dan kondisi patologis sendi lain sering disalahartikan

sebagai nyeri tulang belakang. Pemeriksaan gerakan tulang belakang dan tes mengangkat

tungkai yang diluruskan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien yang mengalami

nyeri punggung akut. Bila pasien tidak bisa bekerja sama dalam pemeriksaan lengkap

tulang belakang pada tahap ini, maka ia diperbolehkan beristirahat dan pemeriksaan

dilakukan kembali bila nyeri membaik.

Diagnosis

Diperkirakan bahwa gejala punggung pada kurang lebih 70% pasien disebabkan

oleh penyakit degeneratif vertebra lumbosakral. Cedera akibat rudapaksa mendadak yang

menyebabkan fraktur atau gangguan diskus tidak umum terjadi dan hanya meliputi 5%

pasien dengan keluhan punggung. Penyebab keluhan punggung akut yang lebih umum

terjadi berdasarkan adanya latar belakang masalah punggung kronis yang hilang timbul

yang berasal dari penyakit degeneratif. Pada pasien yang mengalami akumulasi stres atau

mengangkat beban berat secara mendadak dan tidak biasa dapat menyebabkan cedera

ligamen, robekan anulus fibrosa, atau prolaps diskus. Penyebab nyeri punggung yang

kurang umum adalah spondilolistesis, spondilitis ankilosis, dan keadaan perkembangan

seperti spondilosis. Infeksi dan neoplasma tulang belakang bukan penyebab nyeri

punggung yang umum dan tidak berhubungan dengan cedera, tapi harus dicurigai saat

nyeri punggung yang dialami terjadi secara progresif dan terus menerus yang tidak

berkurang dengan istirahat terutama bila terjadi demam atau malaise.

Page 18: Penatalaksanaan LBP