tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL
TANON I SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
DESTIA KARTIKASARI
NIM. B10.129
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL
TANON I SRAGEN
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
DESTIA KARTIKASARI
NIM. B10.129
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juli 2013
Pembimbing
(Arista Apriani, SST)
NIK. 201188069
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL
TANON I SRAGEN
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
DESTIA KARTIKASARI
NIM. B10.129
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2013
Penguji I Penguji II
(Retno Wulandari, S.ST) (Arista Apriani, SST)
NIK. 200985034 NIK. 201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi
(Dheny Rohmatika, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen”. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Wahyu Pimpinan BPS Wahyu yang telah memberi ijin kepada penulis
untuk penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Seluruh responden yang telah bersedia berpatisipasi dalam pengisian kuesioner
guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Destia Kartikasari
B10.129
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL
TANON I SRAGEN
TAHUN 2013
xiii + 53 halaman + 16 lampiran + 8 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Selain sudah terbukti bersih, ASI mengandung zat anti infeksi
dan tentunya bebas dari kontaminasi. ASI mengandung zat kekebalan karena
terdapat vitamin C dan zat anti peradangan sehingga dapat mencegah bayi
mengalami infeksi, baik disebabkan oleh jamur, virus, bakteri atau parasit.
Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif,
beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan
mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti
melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di BPS Wahyu
dengan melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil tentang manfaat ASI hanya 3 ibu hamil yang mengetahui tentang manfaat pemberian ASI, sedangkan 7 ibu
hamil belum mengetahui tentang manfaat ASI Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada bulan April 2013. Populasi dalam peneitian ini sebanyak 35 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 35
responden. Pengambilan sampel yaitu dengan accsidental sampling. Instrumen
penelitian ini adalah kuesioner menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan
ibu hamil tentang manfaat ASI. Analisa data menggunakan analisis univariat yang
menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS
Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(11,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS
Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19
responden (57,1%)
Kata Kunci : Pengetahuan, Kehamilan, Manfaat ASI
Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2005 – 2012)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ketika berada dalam keterpurukan, harapan adalah sesuatu yang kita bangun
sendiri, bukan orang lain tapi diri kita sendiri
Alaskan kepalamu di bantal kejujuran, rebahkan dirimu di kasur keikhlasan,
selimutkan dirimu dengan kain kesetiaan
dan tidurlah dalam keimanan
Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis
untuk masa lalu
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ku persembahkan teruntuk:
1. Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak - Ibu yang aku sayang terima kasih
atas doa nya tanpamu diriku bukanlah apa-
apa.
3. Ibu Arista Apriani, SST, terima kasih yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran
4. Adikku tercinta terima kasih semangatnya.
5. Sahabat-sahabatku kalian akan selalu ada di
dalam jiwa, di relung hati dan di setiap
langkah hidupku……. 6. Almaterku tercinta
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Destia Kartikasari
Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 22 Desember 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Grand Mangesti A 11, Gentan, Baki, Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Kandegan II Lulus tahun 2004
2. SMP Negeri 1 Bulukerto Lulus tahun 2007
3. SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi Magetan Lulus tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
CURRICULUM VITAE ..............................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 4
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan ......................................................................... 7
2. Konsep Dasar Kehamilan .................................................... 17
x
3. Konsep Dasar ASI ............................................................. 20
4. Manfaat ASI ........................................................................ 25
B. Kerangka Teori .......................................................................... 32
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 35
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 36
E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38
G. Variabel Penelitian ................................................................... 39
H. Definisi Operasional ................................................................. 39
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 40
J. Etika Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 44
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 44
C. Pembahasan .............................................................................. 48
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 52
B. Saran .......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 32
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 33
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Manfaat ASI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pernyataan .................................................................. 36
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 40
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur ............................... 45
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ...................... 45
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ........................ 46
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan............. 46
Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 47
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI
di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen ..................................... 47
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Hasil Penelitian
Lampiran 15. Distrubusi Frekuensi
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 menjadi 34 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2007, namun masih jauh lebih tinggi dari target
AKB dalam MDGs pada tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
Sementara itu, angka kematian neonatal menurun sedikit dari 20 menjadi 19
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Salah satu penyebab kematian
neonatus adalah disebabkan oleh masalah gangguan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) (Depkes RI dalam Sapriyudi, 2009).
Selain sudah terbukti bersih, ASI mengandung zat anti infeksi dan
tentunya bebas dari kontaminasi. ASI mengandung zat kekebalan karena
terdapat vitamin C dan zat anti peradangan sehingga dapat mencegah bayi
mengalami infeksi, baik disebabkan oleh jamur, virus, bakteri atau parasit.
Manfaat ASI yang lain yaitu menangkal alergi susu. Alergi tidak mengenal
usia, termasuk pada bayi dan balita itulah sebabnya pemberian ASI dapat
mengurangi kemungkinan terjadi alergi. Hingga kini tidak pernah ada bayi
yang alergi terhadap susu ibunya (Riksani, 2012).
Para bidan dituntut berperan menggalakkan ASI eksklusif, hal itu
sesuai dengan peran dan wewenang bidan yang mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900 / SK / VII / 2002 tentang
xv
Registrasi dan Praktik Bidan. Dalam keputusan tersebut, diharapkan semua
bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya
para ibu hamil, melahirkan dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan
penyuluhan mengenai pemberian ASI.
Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang
ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya
menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja
dan singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2004). Berdasarkan Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia tahun 1997 – 2003, diketahui bahwa angka
pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%, sedangkan penggunaan
susu formula meningkat 3 kali lipat (Prasetyono, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di BPS Wahyu
Pengkol Tanon I Sragen dengan jumlah ibu hamil sebanyak 33 orang pada
bulan November 2012, setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu
hamil tentang manfaat ASI hanya 3 ibu hamil yang mengetahui tentang
manfaat pemberian ASI, sedangkan 7 ibu hamil belum mengetahui tentang
manfaat ASI.
Mengingat manfaat ASI serta suatu upaya secara dini untuk
mempersiapkan ibu memberikan ASI secara Eksklusif dan ibu hamil di
Pengkol Tanon I Sragen yang belum mengetahui secara benar tentang manfaat
ASI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I
Sragen tahun 2013”.
xvi
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang
manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat
ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan
pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
xvii
2. Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
khususnya tentang manfaat ASI.
3. Institusi
a. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas
pendidikan kebidanan khususnya tentang ASI.
b. BPS Wahyu Pengkol Tanon I
Sebagai bahan masukan dan peningkatan pelayanan melalui
penyuluhan-penyuluhan khususnya upaya memberikan ASI secara
eksklusif.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang serupa dengan pernah dilakukan, yaitu :
1. Halina Julia (2008) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif di Puskesmas Padang Bulan Medan” Metode penelitian bersifat
deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian pengetahuan
ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan, ibu yang
berpengetahuan baik terdapat 79 responden (81,4%). Distribusi
berdasarkan umur mayoritas umur 20-30 tahun sebanyak 63 responden
(64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 50
responden (51,1%).
xviii
2. Luwis Megawati (2012), dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang ASI Eksklusif Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
dilakukan di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi pada
bulan Mei 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 41 ibu
hamil teknik sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen
penelitian ini adalah kuesioner dan variabel penelitian adalah pengetahuan
tentang ASI Eksklusif. Analisis data yang digunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI
Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (9,8%),
pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (70,7%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (19,5%).
Perbedaan penelitian ini adalah tempat, waktu dan teknik pengambilan
sampel sedangkan persamaannya yaitu pada variabel penellitian yaitu tingkat
pengetahuan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sistematika penulisan
Karya Tulis Ilmiah yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
xix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan, konsep dasar
kehamilan, konsep dasar ASI Eksklusif, kerangka teori dan
kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta
etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang
meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan
peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
1) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010).
2) Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha
manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
3) Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang
baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan
dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
4) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
xxi
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
5) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
6) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
7) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
xxii
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
8) Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
9) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
b. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
xxiii
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
xxiv
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
xxv
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-
pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus
kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
xxvi
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
xxvii
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Media masa/ informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
xxviii
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
xxix
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
d. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan
atau responden.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
xxx
2. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
b. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
b) Mual dan mutah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama
pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
xxxi
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini
sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma
gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra,
linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola mamae, puting susu semakin menonjol).
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)
xxxii
d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin
dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler
pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -
umur kehamilan 17 – 22 minggu.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka
janin dapat dilihat.
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga
triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu
3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu
xxxiii
3. Konsep dasar ASI
a. Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi (Kristiyana, 2009).
b. Jenis-Jenis ASI
Menurut Prasetyo (2009), proses terjadinya pengeluaran air susu
merupakan kejadian yang tidak bisa direkayasa dan sangat alami sekali,
dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir ke dalam cabang-
cabang besar menuju saluran ke dalam puting. Berdasarkan waktu
diproduksi ASI menurut dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Colostrum
Colustrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan redual
material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar
mammae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Hal
tersebut disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai
hari ketiga atau keempat dari masa laktasi. Ada beberapa hal
penting yang terjadi ketika colostrum diproduksi, antara lain :
a) Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
b) Colostrum meruakan cairan kental yang ideal yang berwarna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI mature.
xxxiv
c) Merupakan suatu laxatnif yang ideal untuk membersihkan
mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
d) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI mature,
tetapi berlainan dengan ASI mature dimana protein yang utama
adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah
globulin, sehingga daat memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi.
e) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI mature
yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan
pertama.
f) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan
dengan ASI mature.
g) Total energi lebih rendah dibandingkan ASI mature yaitu 58
kalori/100 ml colostrum.
h) Vitamin larut lemak lebih tinggi, sedangkan vitamin larut dalam
air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
i) Bila dipanaskan menggumpal, ASI mature tidak.
j) PH lebih alkalis dibandingkan ASI mature.
k) Lemaknya lebih banyak mengandung chelestrol dan lecsitin
dibandingkan ASI mature.
l) Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam
usus bayi menjadi kurang sempurna yang akan menambah
kadar antibodi pada bayi
xxxv
m) Volume berkisar 150 – 300 ml/24 jam.
2) Air susu masa peralihan (masa transisi)
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI mature.
Diskresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar
protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi.
3) Air susu mature
a) ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya yang
dikatakan komposisinya relatif konstan tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya
baru konstan.
b) Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan
ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan
makan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertam bagi
bayi.
c) ASI merupakan makanan yang mudah didapat selalu tersedia,
siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
d) Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena
mengandung casinenat, riboflaum dan caroten.
e) Tidak menggumpal bila dipanaskan.
f) Volume 300 – 850 ml/hari.
g) Terdapat anti mikrobakterial factor, yaitu antibodi terhadap
bakteri dan virus.
xxxvi
h) Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type),
enzim (lysozime, lactoperoxidese).
i) Protein (lactoferin, B12 ginding protein)
j) Faktor resisten terhadap staphyloccocus.
c. Komposisi ASI
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan
anak secara optimal. Menurut Arini (2012), komposisi yang
terkandung dalam ASI, yaitu :
1) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak
dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI
tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim
lipase yang terdapat dalam ASI.
2) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya
paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah
dipecah menjadi glukosa dan galaktrose dengan bantuan enzim
laktosa sejak lahir. Lakstosa mempunyai manfaat lain yang
xxxvii
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
lactobacilus bifidus.
3) Protein
Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI
sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain
mudah di cenan, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin
diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak.
4) Garam dan mineral
Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik
sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang
rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah
dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu
formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding
ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya
relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
5) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat
xxxviii
dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI
juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.
4. Manfaat Pemberian ASI
Menurut manfaat pemberian ASI, meliputi:
a. Manfaat ASI untuk Ibu
1) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan
pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah
dibandingkan yang tidak menyusui (Suradi, 2004).
2) Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu menjarangkan
kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui
adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon
yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon ovulasi,
sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering
hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan
risiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti
anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan.
xxxix
3) Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi
juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh
bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
Manfaat ASI dilihat aspek psikologis Ibu menyusui harus
mempunyai pikiran dan sikap yang positif tentang keberhasilannya
menyusui. Salah satunya ibu harus yakin bahwa ASInya bisa
mencukupi kebutuhan bayi. Rasa percaya diri inilah yang akan
mempengaruhi produksi ASI. Menyusui juga dipengaruhi oleh
emosi dan ikatan kasih sayang antara ibu terhadap bayi. Ikatan
kasih sayang ini akan terjalin sejak kontak pertama dilakukan
antara ibu dan bayi, yaitu saat pertama kalinya ibu mendekap dan
menyusui bayi ketika Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berlangsung.
Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologi antara ibu dan
bayi. Proses ini disebut perlekatan (bounding). Ikatan ini akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan bayi (Riksani, 2012).
b. Manfaat ASI untuk Keluarga
1) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
berobat (Suradi, 2004).
xl
Aspek lain yang turut menjadi salah satu manfaat pemberian ASI
adalah aspek penghematan secara ekonomis. Dengan pemberian
ASI orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu
formula dan segala perlengkapannya hingga bayi berusia 6 bulan.
Jadi dengan memberikan ASI akan menghemat pengeluaran rumah
tangga (Riksani, 2012).
2) Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bagi dengan keluarga (Suradi, 2004).
3) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol
dan dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak perlu minta
pertolongan orang lain (Suradi, 2004)
c. Manfaat ASI untuk Negara
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI
menjamin satus gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak
menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa
ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya
diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah.
xli
2) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI
lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang
mendapatkan susu formula.
3) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6
milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
4) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
Menurut Roesli (2008), keuntungan menyusui meningkat seiring
lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan
tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan,
keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya
lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih.
d. Manfaat ASI untuk bayi
Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu :
1) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
xlii
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini
akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat kadar
zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh
badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat
kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang
apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang
mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang
sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya
dibading anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.
3) ASI meningkatkan kecerdasan
Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk
pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak.
Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan
xliii
menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak
secara optimal.
Nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi
seperti taurin, laktosa, DHA, AA, omega 3 dan omega 6, tidak ada
atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Mengingat hal-hal
tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi
yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal
dengan kualitas yang optimal pula.
4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu
akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman
dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung
ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan
terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang
percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2005).
Bayi akan merasa aman dan terpuaskan karena merasakan
kehangatan dari ibunya. Selama proses menyusui berlangsung,
terdapat berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin
contact). Sentuhan inilah yang akan mempengaruhi ikatan kasih
sayang antara ibu dan bayi. Pemberian ASI berbanding lurus
dengan karakter positif anak. Semakin intensif pemberian ASI,
karakter positif akan semakin berkembang (Riksani, 2012)
xliv
5) Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan menyebabkan
volume ASI yang dihasilkan lebih banyak.
6) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat ASI akan lebih
sedikit dan bahkan tidak ada dibandingkan dengan pemberian susu
dengan menggunakan botol dan dot, karena kebiasaan menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan
gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan
asam yang terbentuk akan merusak gigi.
7) Mengurangi kejadian maloklusi
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang
adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu
dengan botol dan dot.
xlv
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Suradi (2009)
Pengetahuan Manfaat
ASI
2. Definisi Pengetahuan
3. Tingkat
Pengetahuan
4. Cara memperoleh
pengetahuan
5. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
6. Cara pengukuran
pengetahuan
1. Manfaat ASI untuk Ibu
2. Manfaat ASI untuk
Keluarga
3. Manfaat ASI untuk
Negara
4. Manfaat ASI untuk
bayi
Konsep
Kehamilan
Konsep dasar
ASI
1. Pengertian 2. Tanda-tanda
Kehamilan
3. Klasifikasi
kehamilan
1. Pengertian ASI
2. Jenis-Jenis
ASI
3. Komposisi
ASI
xlvi
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
= mempengaruhi
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Manfaat ASI
1. Pendidikan
2. Media masa/informasi
3. Sosial budaya dan ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman 6. Usia
xlvii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.
Menurut Nursalam (2008), penelitian deskritptif bertujuan untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi
pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif
adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka,
baik sebagai hasil pengukurang maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).
Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat
ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan 29 April 2013
xlviii
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang berkunjung di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada bulan 29
April 2013 yaitu sebanyak 35 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2006), jika populasi populasi <100 lebih baik diambil
semua dan apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka boleh
diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan
peneliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 35 responden.
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu hamil trimester I - III
2) Ibu yang bisa membaca dan menulis
3) Ibu bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
xlix
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu
dengan accsidental sampling.
Teknik sampling pada penelitian dengan menggunakan sampling
accidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang kebetulan itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010)
Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan Pengetahuan
Ibu Hamil tentang manfaat ASI adalah kuesioner tertutup di mana sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010).
Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori
tentang manfaat ASI. Pernyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan
pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah.
Penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika
salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0
dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi
tanda centang (�) pada jawaban yang dianggap benar. Sehingga pernyataan
dalam penelitian ini menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2007),
skala guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
l
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban “ya dan tidak”, “positif dan
negatif”.
Tabel 3.1Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan Ibu hamil
tentang manfaat ASI
di BPS Wahyu Pengkol Tanon
I Sragen.
1. Manfaat ASI untuk Ibu 1,2,4 3,5 5
2. Manfaat ASI untuk Keluarga
6,8,10 11,12,13,14
7,9,15 10
3. Manfaat ASI untuk Negara
16,18,20, 17,19*,21 6
4. Manfaat ASI untuk bayi
22,2426,28, 30
23,25*,27,29 9
Jumlah 18 12 30
Ket: *) = tidak valid
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
( ) ( ) }Y - Y{N }XX{
YX. - XY . N
222 2ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
li
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Uji Validitas dilaksanakan di BPS Dining Gabugan Tanon I Sragen
terhadap 30 ibu hamil dengan 30 pernyataan. Setelah dilakukan uji
validitas dengan bantuan SPSS for windows didapatkan nomor 19 dan 25
tidak valid karena nilai rhitung < 0,361, untuk selanjutnya normor 19 dan 25
tidak dipergunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
��
���
� Σ−��
���
�
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��b2 = Jumlah varian butir
�t2
= Varians total
lii
Soal dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali,
2005). Uji Validitas dan reliabilitas dilaksanakan di BPS Dining Gabugan
Tanon I Sragen terhadap 30 ibu hamil. Setelah dilakukan uji reliabilitas ada
28 item pernyataan yang valid dengan bantuan SPSS for windows
didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,853 > 0,60, sehingga
instrumen dikatakan reliabel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di BPS Wahyu
Pengkol Tanon I Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil
pada saat itu juga oleh peneliti.
Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari jawaban kuesioner
tentang manfaat ASI oleh ibu hamil di BPS Wahyu Pengkol Tanon I
Sragen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data
rekam medik ibu hamil di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
liii
G. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil
tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Tingkat
pengetahuan Ibu hamil
tentang
manfaat ASI
di BPS Wahyu Pengkol Tanon
I Sragen.
Kemampuan ibu
hamil menjawab kuesioner tentang
manfaat ASI
meliputi
untuk Ibu, untuk Keluarga, untuk
Negara, untuk bayi di BPS Wahyu Pengkol Tanon I
Sragen.
1. Baik : Bila nilai
responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai
responden mean -1 SD �
x � mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai
responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang
dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan
analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna
liv
mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak
mendapat kendala. langkah pengolahan data yaitu:
a. Editing (penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
soffware komputer.
d. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data
(data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
lv
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x�
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
� x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus : SD = 1
)(1
2
1
−
−�=
n
xxn
i
Keterangan:
x : nilai responden
n : jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2010), untuk mendapatkan distribusi
persentase pengetahuan ibu tentang manfaat ASI digunakan rumus
persentase.
lvi
Skor yang diperoleh responden
Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
J. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
lvii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Wahyu berada Desa Pengkol Kecamatan
Tanon I Kabupaten Sragen. Pimpinan BPS Wahyu yaitu Ibu Sri
Wahyumaningsih, Amd. Keb dengan dibantu 1 bidan. Secara umum jenis
pelayanan yang diberikan BPS Wahyu meliputi ANC (Ante Natal Care),
persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memberikan
layanan kepada pasien BPS Wahyu buka 24 jam. Fasilitas untuk mendukung
pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai, yaitu 3
ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 2 ruang
bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar mandi untuk pasien.
dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Wahyu menerapkan perawatan
ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat gabung (rooming in). Selain itu BPS
Wahyu juga melayani pijat bayi, fisioterapi, USG (Ultra Sonografi).
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen”. Penelitian ini
terdiri dari 35 responden, Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
lviii
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di
bawah ini, yaitu:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persentase
(%)
1 2
3
� 19 tahun 20 – 35 tahun
> 35 tahun
2 26
7
5,7 74,3
20,0
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden yang berumur
kurang 20 tahun sebanyak 2 responden (5,7%), responden yang
berumur 20 – 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dan responden
yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 7 responden (20,0%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Perguruan Tinggi
19
15
1
54,3
42,9
2,8
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2013
lix
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan
pendidikan tamat SMP sebanyak 19 responden (54,3%), tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebanyak 15 responden (42,9%) dan 1
responden (2,8%) tamat Perguruan Tinggi.
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
IRT
Swasta
PNS
17
16
2
48,6
45,7
5,7
Total 35 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui sebanyak 17 responden
(48,6%), sebagai ibu rumah tangga (IRT), sebanyak 16 responden
(45,7%), bekerja di bidang swasta dan sebanyak 2 responden (5,7%)
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
d. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%)
1 2
3
Trimester I Trimester II
Trimester III
23 7
5
65,7 20,0
14,3
Total 35 100
lx
Berdasarkan umur kehamilan sebanyak 23 responden (65,7%) pada
trimester I, kehamilan trimester II sebanyak 7 responden (20,0) dan
kehamilan trimester III 5 responden (14,3%).
2. Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil tentang manfaat ASI 18,7 4,6
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 18,7 dan
standari deviasi sebesar 4,6.
3. Tingkat pengetahuan
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil tentang manfaat ASI dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS
Wahyu Pengkol Tanon I Sragen
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
4
20
11
11,5
57,1
31,4
Total 35 100
Sumber: Data Primer, April 2013
Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen responden
dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%), tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%). Jadi tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI kebanyakan dengan tingkat
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (54,3%).
Tingkat pengetahuan respoden dapat digambarkan pada diagram
batang di bawah ini, yaitu :
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Manfaat ASI
C. Pembahasan
Berdasarkan karakteristik responden mayoritas berumur 20 – 35 tahun
sebanyak 26 responden (74,3%) dan responden yang berumur lebih dari 35
tahun sebanyak 7 responden (20,0%). Menurut Erfandi (2009), usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
����� ����� ����
4
(11,5%)
20
(57,1%)
11
(31,4%)
Tingkat Pengetahuan tentang
Manfaat ASI
Baik Cukup Kurang
lxii
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan
pendidikan tamat SMP sebanyak 19 responden (54,3%). Menurut Erfandi
(2009), diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui sebanyak 17 responden
(48,6%), sebagai ibu rumah tangga (IRT), sebanyak 16 responden (45,7%),
bekerja di bidang swasta dan sebanyak 2 responden (5,7%) sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Menurut Erfandi (2009), bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
Berdasarkan trimester kehamilan 23 responden (65,7%) pada trimester
I, sebanyak 7 responden (20,0) pada kehamilan trimester II dan sebanyak 5
responden (14,3%) pada kehamilan trimester III.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan
Ibu Hamil tentang Manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen
responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%)
lxiii
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” Pada dasarnya
pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat
berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula
objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan
dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi
pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu
(Nashrulloh, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20
responden (57,1%). Menurut Suradi (2004), manfaat ASI untuk Ibu yaitu
isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi
anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui
lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui. Menyusui secara murni
(eksklusif) dapat membantu menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata
jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak
menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan
hormon ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
lxiv
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang
Manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I pada tingkat pengetahuan
mereka cukup dikarenakan ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan
penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah sehingga
berpengaruh pada tingkat pengetahuan ibu.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :
1. Kendala
Waktu pengambilan data ada sangat sulit untuk mengumpulkan
responden dalam satu waktu sehingga peneliti harus menunggu pada
kegiatan kunjungan ibu hamil
2. Kelemahan
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil
jika menggunakan lebih dari satu variabel penelitian. Kuesioner yang
digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab
“ya” atau “tidak” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur
pengetahuan secara mendalam.
lxv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan hasil penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS
Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013”. Kesimpulan hasil penelitian ini
sebagai berikut:
d. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu
Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(11,5%),
e. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu
Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden
(57,1%)
f. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu
Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (31,4%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:
4. Institusi
a. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas
pendidikan kebidanan khususnya tentang manfaat ASI.
lxvi
b. BPS Wahyu Pengkol Tanon I
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan acuan dan bahan
masukan bagi BPS dalam upaya meningkatkan pengetahuan bagi
pengunjung BPS dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
khususnya manfaat ASI.
5. Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan responden
tentang manfaat ASI untuk persiapan pemberian ASI secara eksklusif pada
bayi
6. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian dengan variabel yang lain, sehingga akan didapatkan penelitian
yang lebih baik.