tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI
DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG
TODANAN BLORA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
YAYUK DWI HARYANTI
NIM B12110
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di
Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, S.ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Subatin, AMK, selaku Kepala Desa Sambeng, Todanan, Blora, yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh ibu selaku responden di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan,
Blora yang telah bersedia membantu memberikan informasi mengenai pijat
bayi.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bapak, ibu, dan kakak yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
8. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Yayuk Dwi Haryanti
B12 110
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI
DI DUKUH SAMBENG, DESA SAMBENG
TODANAN BLORA
xiv + 61 halaman + 21 lampiran + 8 tabel + 48 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.
Teknik dan gerakan yang dilakukan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai
dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional ini diyakini dengan
sugesti yang mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil. Sementara sebagian
yang lain, mengganggap bahwa pijat bayi hanya dilakukan saat si kecil mengalami
sakit, seperti flu atau masuk angin. Namun, sebenarnya teknik pijatan bisa
dilakukan kapan pun dan baik juga dilakukan saat si kecil dalam kondisi sehat. Pijat
bayi ini perlu diketahui oleh seorang ibu karena dengan sentuhan dan pandangan
mata antara orang tua dan bayi pada saat pemijatan akan mampu mengalirkan
kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan dasar
komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi
kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri.
Tujuan : Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora pada kategori baik, cukup, kurang, serta
faktor pendorong dan penghambat.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Lokasi penelitian di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora pada bulan
September 2014 sampai bulan Juli 2015. Jumlah sampel sebanyak 39 ibu yang
mempunyai bayi usia 1-12 bulan, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan analisis
data yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora, ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 6
responden (15%), pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (62%), dan
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (23%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora sebagian besar dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 24 responden (62%) serta faktor pendorong dan penghambat Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan,
Blora yaitu Faktor Internal meliputi pendidikan, pekerjaan, usia, serta Faktor
Eksternal meliputi lingkungan dan sosial budaya.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pijat Bayi
Kepustakaan : 19 Literatur (tahun 2005 s/d 2014)
vii
MOTTO
Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-
insyiroh : 6).
Hari ini pasti akan lebih baik dari kemarin dan besok akan lebih baik dari hari
ini.
Jalani kehidupan ini dengan Doa, keikhlasan, dan positive thinking maka kamu
akan menikmati kehidupan yang sebenarnya.
Raihlah kesuksesan dengan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal)
Janganlah terlalu larut dalam sebuah penyesalan, jadikanlah penyesalan
sebagai pelajaran hidupmu.
Selalu tersenyum dan tetap semangat.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu dan bapak tercinta terima kasih atas doa restunya dan kasih sayangnya
selama ini.
3. Kakakku (Rian) dan kakak keponakanku (Dewi) tercinta yang selalu
memberikan support dan membantu setiap langkahku.
4. Kepada bu Tresia Umarianti selaku PA yang telah membimbing tugas
Askebnya, bu Annisaul Khoiriyah yang telah membimbing Proposal KTI dan
bu Arista Apriani yang telah membimbing KTI.
5. Teman-temanku (Lisa, Linda, Widy, Ana, Siska, Handa, dan Erma), teman-
teman Kost Griya Tentram (Dian, Norma, Ary, Mutiara, Intan, Lusiana, Santi,
Indah, dan Lussy) serta partner bisnis (Ari Andriani) yang telah membantu
dan memberi semangat dalam pembuatan KTI selama ini.
6. Almamater STIKes Kusuma Husada tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Yayuk Dwi Haryanti
Tempat / Tanggal Lahir : Blora, 25 Juni 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh Ledok Rt 003 Rw 001, Desa Prigi, Kec.
Todanan, Kab. Blora
Riwayat Pendidikan
1. SD N Prigi, Todanan, Blora Lulus Tahun 2005
2. SMP N 01 Todanan, Blora Lulus Tahun 2008
3. SMA N 01 Wirosari, Grobogan Lulus Tahun 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan tahun 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
CURICULUM VITAE .............................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan .................................................................. 6
2. Bayi .............................................................................. 15
3. Pijat Bayi ...................................................................... 17
B. Kerangka Teori .................................................................... 38
C. Kerangka Konsep ................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................... 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 40
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 41
x
D. Variabel Penelitian .............................................................. 42
E. Definisi Operasional ............................................................ 42
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 43
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 46
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 47
I. Etika Penelitian .................................................................... 50
J. Jadwal Penelitian ................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................. 52
B. Hasil Penelitian .................................................................... 52
C. Pembahasan ......................................................................... 55
D. Keterbatasan ........................................................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 60
B. Saran .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Pijat Bayi .................................................................................... 42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi ........................................ 44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian tentang Pijat Bayi ....................... 44
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 53
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................... 53
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .............................. 54
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data ................................................................ 54
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa
Sambeng, Todanan, Blora .......................................................... 55
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Kaki (Perahan Cara India) ......................................... 24
Gambar 2.2 Gambar Kaki (Peras dan Putar) ............................................... 24
Gambar 2.3 Gambar Kaki (Telapak Kaki) .................................................. 24
Gambar 2.4 Gambar Kaki (Tarikan Lembut Jari) ....................................... 24
Gambar 2.5 Gambar Kaki (Gerakan Peregangan) ...................................... 24
Gambar 2.6 Gambar Kaki (Titik Tekanan) ................................................. 25
Gambar 2.7 Gambar Kaki (Punggung Kaki)............................................... 25
Gambar 2.8 Gambar Kaki (Peras dan Putar Pergelangan Kaki) ................. 25
Gambar 2.9 Gambar Kaki (Perahan Cara Swedia) ..................................... 25
Gambar 2.10 Gambar Kaki (Gerakan Menggulung)................................... 26
Gambar 2.11 Gambar Kaki (Gerakan Akhir) .............................................. 26
Gambar 2.12 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda) ....................................... 26
Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat) .. 26
Gambar 2.14 Gambar Perut (Ibu Jari ke Samping) ..................................... 27
Gambar 2.15 Gambar Perut (Bulan Matahari) ............................................ 27
Gambar 2.16 Gambar Perut (Gerakan I Love U) ........................................ 27
Gambar 2.17 Gambar Perut (Gelembung atau Jari-Jari Berjalan) .............. 28
Gambar 2.18 Gambar Dada (Jantung Besar) .............................................. 28
Gambar 2.19 Gambar Dada (Kupu-kupu) ................................................... 29
Gambar 2.20 Gambar Tangan (Memijat Ketiak) ........................................ 29
Gambar 2.21 Gambar Tangan (Perahan Cara India) ................................... 29
Gambar 2.22 Gambar Tangan (Peras dan Putar) ........................................ 30
Gambar 2.23 Gambar Tangan (Membuka Tangan) .................................... 30
Gambar 2.24 Gambar Tangan (Putar Jari-jari) ........................................... 30
Gambar 2.25 Gambar Tangan (Punggung Tangan) .................................... 30
Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) ....... 30
Gambar 2.27 Gambar Tangan (Perahan Cara Swedia) ............................... 30
Gambar 2.28 Gambar Tangan (Gerakan Menggulung) .............................. 31
xiii
Gambar 2.29 Gambar Muka (Dahi: Menyetrika Dahi) ............................... 31
Gambar 2.30 Gambar Muka (Alis: Menyetrika Alis) ................................. 31
Gambar 2.31 Gambar Muka (Hidung: Senyum I) ...................................... 32
Gambar 2.32 Gambar Muka (Mulut Bagian Atas: Senyum II) ................... 32
Gambar 2.33 Gambar Muka (Mulut Bagian Bawah: Senyum III).............. 32
Gambar 2.34 Gambar Muka (Lingkaran Kecil di Rahang)......................... 32
Gambar 2.35 Gambar Muka (Belakang Telinga) ........................................ 33
Gambar 2.36 Gambar Punggung (Gerakan Maju Mundur) ........................ 33
Gambar 2.37 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika) ............................ 33
Gambar 2.38 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika dan Mengangkat) 33
Gambar 2.39 Gambar Punggung (Gerakan Melingkar) .............................. 34
Gambar 2.40 Gambar Punggung (Gerakan Menggaruk) ............................ 34
Gambar 2.41 Gambar Relaksasi (Relaksasi) ............................................... 35
Gambar 2.42 Gambar Peregangan (Tangan Disilangkan) .......................... 35
Gambar 2.43 Gambar Peregangan Lembut (Membentuk
Diagonal Tangan-Kaki) ....................................................... 35
Gambar 2.44 Gambar Peregangan Lembut (Menyilangkan Kaki) ............. 36
Gambar 2.45 Gambar Peregangan lembut (Menekuk Kaki) ....................... 36
Gambar 2.46 Gambar Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bergantian) ... 37
Gambar 2.47 Kerangka Teori ...................................................................... 38
Gambar 2.48 Kerangka Konsep .................................................................. 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Uji Coba dan Penelitian
Lampiran 11. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Coba dan Penelitian
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Perhitungan Manual Nilai Mean dan Standard Deviation
Lampiran 17. Perhitungan Persentase Tingkat Pengetahuan Responden
Lampiran 18. Tabel Perhitungan Mean dan Standart Deviasi
Lampiran 19. Tabel Kategori Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 21. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak hari pertama kelahirannya, bayi sebenarnya sudah mulai
melaksanakan tugas perkembangannya. Stimulasi perkembangan anak adalah
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar berkembang
secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin secara dini dan
terus-menerus pada setiap kesempatan (Sulistyawati, 2014).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
tentang Izin dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang
memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh
kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh
masyarakat adalah dengan pijat bayi.
Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia.
Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia
dan diwariskan secara turun temurun (Aminati, 2013). Pijat bayi disebut juga
sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena
melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman antara
ibu dan buah hatinya (Riksani, 2012).
Di Indonesia, pijat adalah metode penyembuh tradisional yang sangat akrab
bagi masyarakat. Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang juga
sudah lama berkembang dan dipraktikkan oleh masyarakat. Namun, teknik dan
2
gerakan yang dilakukan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan
adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional ini diyakini dengan
sugesti yang mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil (Riksani, 2012).
Masalah dalam pelaksanaan pijat bayi pada saat ini adalah masih adanya
anggapan dari orangtua atau keluarga yang mengganggap bahwa pijat bayi
bukanlah bentuk terapi sekaligus alamiah bagi bayi yang bisa memberikan
banyak manfaat. Sementara sebagian yang lain, mengganggap bahwa pijat bayi
hanya dilakukan saat si kecil mengalami sakit, seperti flu atau masuk angin.
Namun, sebenarnya teknik pijatan yang tepat dilakukan secara teratur kepada
bayi dan balita bisa dilakukan kapan pun dan baik juga dilakukan saat si kecil
dalam kondisi sehat (Riksani, 2012).
Pijat bayi ini perlu diketahui oleh seorang ibu karena dengan sentuhan dan
pandangan mata antara orang tua dan bayi pada saat pemijatan akan mampu
mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan
dasar komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi
kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri.
(Aminati, 2013).
Di masyarakat, dukun bayi masih memegang peranan penting dalam
pemijatan bayi. Seperti halnya di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan,
Blora kebiasaan hanya memijatkan bayinya pada saat sakit dan
dipercayakannya pada dukun bayi. Informasi dari desa tersebut, terdapat 32
bayi dari 273 Kepala Keluarga serta 2 dukun pijat bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora yang belum pernah mengikuti pelatihan pijat
3
bayi. Dari data tersebut, hampir semua ibu yang memijatkan bayinya hanya
pada saat bayinya sedang sakit saja. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora dengan
wawancara didapatkan dari 7 ibu yang ditanya tentang pijat bayi 1 ibu yang
mengetahui pengertian dan manfaat pijat bayi, 3 ibu yang mengetahui tentang
manfaat pijat bayi dan 3 yang lain tidak mengetahui tentang pijat bayi.
Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan masalah yaitu
“Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora dalam kategori baik.
4
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora dalam kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora dalam kategori kurang.
d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat
pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng,
Todanan, Blora.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai tambahan wacana bacaan dalam ilmu pengetahuan khususnya pijat
bayi.
2. Bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang pijat bayi dan mampu melakukan
pijat bayi.
4. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai
dokumentasi, bahan pustaka dan sebagai bahan referensi di perpustakaan.
5
E. Keaslian Penelitian
1. Astuti (2013), dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta, dengan judul “Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di BPS
Suratini Soerwarno Mojosongo, Surakarta”. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ibu yang berkunjung di
BPS Suratini Soerwarno Mojosongo, Surakarta yang memijatkan bayinya
sebanyak 31 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat .
Hasil penelitian didapatkan pada 5 responden (16%) mempunyai
pengetahuan baik, 19 responden (61%) mempunyai pengetahuan cukup,
dan 7 responden (23%) mempunyai pengetahuan kurang.
2. Oktobriariani (2010), dari Program Studi DIV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang Pijat Bayi terhadap Praktik Pijat Bayi di
Polindes Harapan Bunda, Sukoharjo”. Metode penelitian menggunakan
Quasi Eksperiment dengan rancangan One Group Pretes-Postest. Jumlah
sampel 32 orang tua yang mempunyai bayi usia 1-12 bulan. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan alat bantu
berupa cheklist. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan nilai thitung > ttabel (29,231 > 2,040) atau p-value
< α (0,000 < 0,05). Terdapat perbedaan bermakna antara praktik ibu dalam
melakukan pijat bayi sebelum diberi pendidikan kesehatan dan sesudah
diberi pendidikan kesehatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) menurut Notoatmodjo (2011), adalah
hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), ada enam tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif, yakni:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang
7
dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus sudah dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja, misalnya: dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
8
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan
sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara memeroleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara untuk memeroleh
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba–salah (Trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
9
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan manusia sehari-hari ditemukan banyak sekali
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada
masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah-olah diterima dari
sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber
pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat formal maupun informal, para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengamatan sendiri
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
10
pengalaman itu merupakan sumber pengalaman atau suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalah yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian
hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh
banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks
pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para
Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha
penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
11
proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh
melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari
sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Induksi dan deduksi pada
dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan.
Pembuatan kesimpulan melalui pernyataan-pernyataan
khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum kepada yang khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-
pengalaman empiris yang ditangkap oleh indera. Kemudian
12
disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan
seseorang untuk memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berfikir
deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara
umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada
semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk
dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research
methodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang
mengembangkan metode berpikir induktif kemudian
dikembangakan oleh Deobold van Dallen yang mengatakan bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap
semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya.
Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni:
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
13
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala gejala
yang berubah-berubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2011), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
14
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu
akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman
dan kematangan jiwa.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
15
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
e. Cara mengukur pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
(Notoatmodjo, 2011).
2. Bayi
a. Pengertian
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1
bulan sesudah lahir, sedangkan masa bayi adalah bayi yang berumur 1
sampai 12 bulan (Muslihatun, 2010).
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
(Soetjiningsih, 2012).
16
2) Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut adanya proses
diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Soetjiningsih, 2012).
Menurut Soetjiningsih (2012), sektor perkembangan terbagi 4
kelompok, yaitu:
a) Personal social (perilaku sosial), adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus), adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.
c) Language (bahasa), adalah kemampuan untuk memerlukan
respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.
17
d) Gross motor (gerakan motorik kasar), adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
3. Pijat Bayi
a. Pengertian
Menurut Saragih (2010), pijat bayi adalah terapi sentuh yang
merupakan seni perawatan kesehatan yang memberikan jaminan
kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan
aman pada bayi.
Menurut Riksani (2012), pijat bayi disebut juga sebagai stimulus
touch atau terapi sentuh, dengan melalui pijat bayi inilah akan terjadi
komunikasi yang nyaman dan aman antara ibu dan buah hatinya.
b. Manfaat
Menurut Roesli (2008), manfaat pijat bayi adalah:
1) Dampak biokimia yang positif
a) Penurunan kadar hormon stres (catecholamine).
b) Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobulin).
2) Dampak klinis yang positif
a) Peningkatan jumlah sel dan daya racun (sitotoksisitas) dari
sistem immunitas (sel pembunuh alami).
b) Mengubah gelombang otak secara positif.
c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.
d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan.
18
f) Mengurangi depresi dan ketegangan.
g) Meningkatkan kesiagaan.
h) Membuat tidur lelap.
i) Mengurangi rasa sakit.
j) Mengurangi kembung dan sakit perut (colic).
k) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi (bonding).
l) Meningkatkan volume ASI.
c. Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat Bayi)
Menurut Riksani (2012), ada beberapa mekanisme yang dapat
menerangkan mekanisme pijat bayi, antara lain: pengeluaran beta
endorphin, aktivitas nervus vagus, produksi serotonin dan mengubah
gelombang otak.
1) Pengeluaran beta endorphin
Pengeluaran beta endorphin dapat menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase), yaitu
suatu enzim yang menjadi petunjuk yang sensitif bagi
pertumbuhan sel dan jaringan.
b) Penurunan produksi enzim pertumbuhan.
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian
hormon pertumbuhan.
Pengurangan rangsangan taktil akan meningkatkan
pengeluaran neurochemical beta endorphin yang akan
19
mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena
menurunnya jumlah dan aktifitas ODC.
2) Aktifitas nervus vagus
Pada bayi yang rutin dipijat mengalami peningkatan tonus
saraf nervus vagus yang memudahkan pengeluaran hormon
penyerapan makanan dan peningkatan kadar enzim penyerapan
gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan terhadap sari
makanan pun akan lebih baik, sehingga menyebabkan pada bayi
yang rutin dipijat akan mengalami kenaikan berat badan yang
lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
3) Produksi serotonin
Pemijatan akan meningkatakn aktifitas neuroransmiter
serotonin, yaitu meningkatkan kerja sel reseptor yang berfungsi
mengikat hormon adrenalin. Proses ini akan menyebabkan
penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres atau
kecemasan). Penurunan kadar hormon stres ini akan berpengaruh
pada peningkatan daya tahan tubuh terutama IgM dan IgG.
4) Mengubah gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap, meningkatkan
kesiagaan, dan konsentrasi bayi. Ini disebabkan pijatan yang
dilakukan mengubah gelombang otak, yaitu dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang
20
beta dan tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan
dengan penggunaan EEG (Electro Encephalogram).
d. Waktu mulai pijat bayi
Pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi lahir, sesuai dengan
keinginan. Bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan lebih
besar. Hasil yang lebih optimal akan didapatkan jika pemijatan
dilakukan sejak bayi lahir secara teratur setiap hari hingga bayi berusia
6-7 bulan. Pijat dapat dilakukan lebih dari 1 kali dalam sehari. Waktu
terbaik untuk melakukannya saat bayi dalam keadaan terjaga dengan
baik. Hindari saat-saat ketika bayi terlihat lapar, lelah, atau sedang
menangis (Riksani, 2012).
Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini:
1) Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk
mulai beraktivitas. Hal ini dilakukan agar mudah membersihkan
minyak yang menempel di tubuh si kecil.
2) Pada malam hari, sebelum tidur. Jika pijat dilakukan pada saat ini,
akan membantu tidur bayi agar lebih nyenyak.
Menurut Riksani (2012), gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan
sesuai dengan perkembangan usia bayi. Berikut ini fase
perkembangan untuk proses pijat bayi :
1) Usia bayi 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus
seperti mengusap-usap.
21
2) Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit
memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat.
3) Usia bayi > 3 bulan, tekanan pemijatan semakin meningkat.
e. Persiapan Sebelum Memijat
Menurut Riksani (2012), hal-hal yang dipersiapkan sebelum
melakukan pemijatan antara lain:
1) Mencuci tangan dengan bersih dan tangan terasa hangat.
2) Kuku harus pendek dan lepaskan perhiasan yang dapat menyakiti
kulit bayi.
3) Ruang untuk memijat sebaiknya hangat dan terhindar dari
paparan angin secara langsung.
4) Bayi sudah selesai makan dan tidak lapar.
5) Secara khusus, menyediakan waktu untuk tidak diganggu kurang
lebih 15-20 menit untuk menyelesaikan seluruh tahapan
pemijatan bayi.
6) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
7) Baringkanlah bayi pada tempat dengan permukaan rata, lembut,
hangat dan bersih.
8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby
oil/lotion).
9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara.
22
f. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan
Menurut Santi (2012), selama pemijatan dianjurkan untuk selalu
melakukan hal-hal berikut :
1) Memandang mata bayi.
2) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut
untuk membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan
berlangsung.
3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan,
kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan
yang dilakukan, khususnya apabila Anda sudah merasa yakin
bahwa bayi mulai nyaman dengan pijatan yang sedang dilakukan.
4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion
yang lembut sesering mungkin.
5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian,
akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat
sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan
dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka,
dan diakhiri pada bagian punggung.
6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti
menangis. Cobalah menenangkan sebelum melakukan pemijatan
lebih keras. Hentikan pemijatan karena mungkin bayi
mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah ingin tidur.
23
7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi
merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi. Namun,
apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka
dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.
8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk lanjut tentang
pemijatan bayi.
9) Hindarkan mata bayi dari baby oil atau lotion.
g. Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan
Menurut Dewi (2011), hal-hal yang tidak dianjurkan selama
pemijatan antara lain :
1) Memijat bayi sebelum makan.
2) Membangunkan bayi untuk pemijatan.
3) Memijat bayi saat sakit.
4) Memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat.
5) Memaksakan posisi pijat pada bayi.
h. Teknik Pijat Bayi
Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi.
Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk
membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya
urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut,
dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung (Santi, 2012).
24
Berikut ini adalah gambar-gambar teknik pijat bayi menurut Santi (2012) :
1) Kaki
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
a) Perahan Cara India
(1) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul soft ball.
(2) Gerakan tangan ke bawah secara bergantian,
seperti memerah susu.
b) Peras dan Putar
(1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan
kedua tangan secara bersamaan.
(2) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut
dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki.
c) Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secara bergantian, dimulai dari tumit kaki
menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.
d) Tarikan Lembut Jari
Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan gerakan
memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan
tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
e) Gerakan Peregangan
(1) Dengan mempergunakan sisi dari jari
telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas
jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi
25
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
dari perbatasan jari ke arah tumit.
(2) Dengan jari tangan lain regangkan dengan
lembut punggung kaki pada daerah pangkal
kaki ke arah tumit.
f) Titik Tekanan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan
di seluruh permukaan telapak kaki dari arah
tumit ke jari-jari.
g) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dari
pergelangan kaki ke arah jari-jari secara
bergantian.
h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki
Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di
pergelangan kaki bayi.
i) Perahan Cara Swedia
(1) Peganglah pergelangan kaki bayi.
(2) Gerakkan tangan secara bergantian dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
26
Gambar 2.10
Gambar 2.11
2) Perut
Gambar 2.12
Gambar 2.13
j) Gerakan Menggulung
(1) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.
(2) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal
paha menuju pergelangan kaki.
k) Gerakan Akhir
(1) Setelah semua gerakan dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi.
(2) Letakkan kedua tangan secara bersamaan
pada pantat dan pangkal paha.
(3) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan
lembut dari paha ke arah pergelangan kaki.
a) Mengayuh Sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke
bawah perut, bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.
b) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat
(1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu
tangan.
(2) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi
dari perut bagian atas sampai ke jari-jari
kaki.
27
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
c) Ibu Jari ke Samping
(1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-
kiri pusar perut.
(2) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut
kanan dan kiri.
d) Bulan Matahari
(1) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari
tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan
bawah ke atas, kemudian kembali ke daerah
kanan bawah, seolah membentuk gambar
matahari beberapa kali.
(2) Gunakan tangan kanan untuk membuat
gerakan setengah lingkaran mulai dari bawah
perut bayi sampai bagian kiri perut bayi,
seolah membentuk gambar bulan.
(3) Lakukan kedua gerakan ini secara bersama-
sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan
penuh (matahari), sedangkan tangan kanan
membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).
e) Gerakan I Love You
(1) “I”. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri
atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan membentuk huru “I”.
28
Gambar 2.17
3) Dada
Gambar 2.18
(2) “LOVE”. Pijatlah perut bayi membentuk
huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke
kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri
bawah.
(3) “YOU”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf
“U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke atas,
kemudian ke kirr, ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah.
f) Gelembung atau Jari-jari Berjalan
(1) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada
perut bayi bagian kanan.
(2) Gerakkan jari-jari pada perut bayi dari bagian
kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan
gelembung udara.
a) Jantung Besar
(1) Buatlah gerakan yang menggambarkan
jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari
kedua telapak tangan di tengah dada atau ulu
hati.
(2) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher,
kemudian ke samping di atas tulang selangka
lalu ke bawah membentuk jantung dan
kembali ke ulu hati.
29
Gambar 2.19
4) Tangan
Gambar 2.20
Gambar 2.21
b) Kupu-kupu
(1) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran
kupu-kupu dimulai dengan tangan kanan
membuat gerakan memijat menyilang dari
tengah dada.
(2) Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati.
a) Memijat Ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari
atas ke bawah.
b) Perahan Cara India
(1) Peganglah lengan bayi bagian pundak
dengan tangan kanan seperti memegang
pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi.
(2) Gerakkan tangan mulai dari bagian pundak
ke arah pergelangan tangan, kemudian
gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah
pergelangan tangan.
(3) Gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah
memerah susu sapi.
30
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Gambar 2.27
c) Peras dan Putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut
mulai dari pundak ke pergelangan tangan.
d) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari.
e) Putar Jari-jari
(1) Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke
arah ujung jari dengan gerakan memutar.
(2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut
pada tiap ujung jari.
f) Punggung Tangan
(1) Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan
kita.
(2) Usap punggung tangannya dari pergelangan
tangan ke arah jari-jari dengan lembut.
g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan
ibu jari dan jari telunjuk.
h) Perahan Cara Swedia
(1) Gerakkan tangan kanan dan kiri kita secara
bergantian mulai dari pergelangan tangan
kanan bayi ke arah pundak.
31
Gambar 2.28
5) Muka
Gambar 2.29
Gambar 2.30
(2) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan
kiri bayi ke arah pundak.
i) Gerakan Menggulung
(1) Peganglah lengan bayi bagian atas atau bahu
dengan kedua telapak tangan.
(2) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal
lengan menuju ke arah pergelangan tangan
atau jari-jari.
a) Dahi: Menyetrika Dahi
(1) Letakkan kedua jari tangan pada pertengahan
dahi.
(2) Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian
tengah keluar ke samping kanan dan kiri.
(3) Gerakan ke bawah ke daerah pelipis,
membuat lingkaran kecil di daerah pelipis
gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di
bawah mata.
b) Alis: Menyetrika Alis
(1) Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis
mata.
(2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata dan di atas kelopak
mata, mulai dari tengah ke samping seolah
32
Gambar 2.31
Gambar 2.32
Gambar 2.33
Gambar 2.34
menyetrika alis.
c) Hidung : Senyum I
(1) Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan
alis.
(2) Tekankan ibu jari kita dari pertengahan
kedua alis turun melalui hidung ke arah pipi
dengan membuat gerakan ke samping dan
ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
d) Mulut Bagian Atas : Senyum II
(1) Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di
bawah sekat hidung.
(2) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke
samping dan ke atas ke daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
e) Mulut Bagian Bawah : Senyum III
(1) Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.
(2) Tekankan kedua ibu jari kita pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping
kemudian ke atas ke arah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
f) Lingkaran Kecil di Rahang
Dengan jari kedua tangan membuat lingkaran
kecil di daerah rahang bayi.
33
Gambar 2.35
6) Punggung
Gambar 2.36
Gambar 2.37
Gambar 2.38
g) Belakang Telinga
(1) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari,
berikan tekanan lembut pada daerah
belakang telinga kanan dan kiri
(2) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di
bawah dagu.
a) Gerakan Maju Mundur
(1) Tengkurapkan bayi melintang di depan kita
dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di
sebelah kanan kita.
(2) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan
gerakan maju mundur menggunakan kedua
telapak tangan, dari bawah leher sampai ke
pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
b) Gerakan Menyetrika
(1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
(2) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher
ke bawah sampai bertemu dengan tangan
kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya
kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan
34
Gambar 2.39
Gambar 2.40
gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.
d) Gerakan Melingkar
(1) Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah
gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil
mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di
sebelah kanan dan kiri tulang punggung
sampai ke pantat.
(2) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di
daerah leher, kemudian lingkaran yang
lebih besar di daerah pantat.
e) Gerakan Menggaruk
(1) Tekankan dengan lembut kelima jari-jari
tangan kanan kita pada punggung bayi.
(2) Buat gerakan menggaruk ke bawah
memanjang sampai ke pantat bayi.
7) Sentuhan Relaksasi (Touch Relaxation)
Gerakan relaksasi ini dapat berupa goyangan-goyangan ringan, tepuk-
tepukan halus, atau ayunan-ayunan lembut. Teknik sentuhan relaksasi mudah
dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau secara
tersendiri. Misalnya, waktu ibu memulai memijat bagian kaki bayi, ternyata
kakinya menegang dan kaku. Untuk mengatasinya, gunakanlah sentuhan
relaksasi dan suara ibu agar kaki bayi menjadi rileks dan lemas (Roesli, 2008).
35
Sentuhan relaksasi ini dapat dikerjakan di setiap bagian badan bayi seperti
di daerah tangan, pundak, dan perut dengan cara yang sama. Untuk bagian
pundak misalnya, tepuk-tepuklah dan goyangkan secara halus kedua pundak
dengan kedua tangan kita sambil mengajaknya bicara (Roesli, 2008).
Gambar 2.41
Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-
tepukan halus dan melambung-lambungkan secara
lembut.
8) Gerakan Peregangan Lembut
Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, dapat
berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta gerakan yang
bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan lembut ini dilakukan pada
akhir pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat
dilakukan sebanyak 4-5 kali (Roesli, 2008).
Gambar 2.42
Gambar 2.43
a) Tangan Disilangkan
(1) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan
silangkan keduanya di dada.
(2) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke
samping.
b) Membentuk Diagonal Tangan-Kaki
(1) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung
tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal.
(2) Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan
36
Gambar 2.44
Gambar 2.45
tangan kiri bayi ke posisi semula.
(3) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung
tangan kanan di atas tubuh bayi.
(4) Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki
bayi ke posisi semula.
c) Menyilangkan Kaki
(1) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri
bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan
sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata
kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan
posisi kaki pada posisi semula.
(2) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan
silangkan kedua kakinya ke atas sehingga
mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata
kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada
posisi semula.
d) Menekuk Kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi
dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki
perlahan menuju ke arah perut.
37
Gambar 2.46
e) Menekuk Kaki Bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi
dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
38
B. Kerangka Teori
Gambar 2.47 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2011) dan Riksani (2012),
Pengetahuan
Pengetahuan :
1. Pengertian
pengetahuan
2. Tingkat
pengetahuan
3. Cara memperoleh
pengetahuan
4. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
5. Cara mengukur
pengetahuan
Bayi
Bayi :
1. Pengertian
2. Pertumbuhan dan
perkembangan
bayi
Pijat Bayi:
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Mekanisme dasar
pemijatan (fisiologi pijat
bayi)
4. Waktu mulai pijat bayi
5. Persiapan sebelum
memijat
6. Hal-hal yang dilakukan
selama pemijatan
7. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama
pemijatan
8. Teknik pijat bayi
Pijat Bayi
Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Pijat Bayi
39
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.48 Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu
Tentang Pijat Bayi
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
a. Lingkungan
b. Sosial Budaya
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan
antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang
membutuhkan jawaban di mana, kapan, berapa banyak, siapa, dan analisis
statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2011). Sedangkan menurut
Arikunto (2013), kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Penelitian ini menggambarkan tentang Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Menurut Hidayat (2011), lokasi merupakan rencana tentang tempat yang
akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora.
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014
sampai bulan Juli 2015.
41
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia
1-12 bulan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora. Jumlah
populasi pada bulan Mei 2015 adalah 39 ibu yang mempunyai bayi usia 1-
12 bulan.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2013), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dengan kriteria apabila populasi kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2013). Dalam penelitian yang
dilakukan, peneliti mengambil sampel ibu yang mempunyai bayi usia 1-12
bulan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora. Sampel yang
diambil adalah keseluruhan dari populasi pada bulan Mei 2015 yaitu 39 ibu
yang mempunyai bayi usia 1-12 bulan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng,
Todanan, Blora.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Penelitian
ini menggunakan teknik sampel total sampling. Menurut Sugiyono (2012),
42
total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam
penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
ibu tentang pijat bayi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau
fenomena (Hidayat, 2011).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi
Variabel Definisi operasional Alat Ukur Skala Indikator
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
pijat bayi
Kemampuan responden
untuk menjawab:
a. Pengertian pijat
bayi
b. Manfaat pijat bayi
c. Waktu mulai pijat
bayi
d. Persiapan
pemijatan
e. Hal-hal yang
dilakukan selama
pemijatan
Kuesioner Ordinal 1. Baik : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai
responden mean -1
SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
43
f. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama
pemijatan
g. Teknik pijat bayi
diperoleh (x) <
mean – 1 SD
Sumber : Riwidikdo,
2013
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner
adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memeroleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui (Arikunto, 2013).
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2013),
kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Instrumen ini menggunakan
Skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten
dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan
salah. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar/Salah) atas
pernyataan tentang pengetahuan pijat bayi. Skala Guttman ini umumnya dibuat
seperti checklist dengan interpretasi penilaian pertanyaan dengan kriteria
positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah
nilainya 0 dan kriteria negatif unfavorable bila menjawab salah nilainya 1 dan
jika menjawab benar nilainya 0. Untuk memudahkan dalam menyusun
instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini yang
tersaji dalam tabel 3.2 (Hidayat, 2011).
44
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba tentang Pijat Bayi
Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah
Item Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
pijat bayi
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Waktu mulai pijat
bayi
4. Persiapan pemijatan
5. Hal-hal yang
dilakukan selama
pemijatan
6. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama
pemijatan
7. Teknik pijat bayi
1,2,3
7,8
10,13
15,17,18,20
,21
22,24,26,28
31
34,35,37,
38,40
4,5,6,9
11,12,14
16,19
23,25,27,29
30,32,33
36,39
3
6
5
7
8
4
7
Total 22 18 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian tentang Pijat Bayi
Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah
Item Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
pijat bayi
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Waktu mulai pijat
bayi
4. Persiapan pemijatan
5. Hal-hal yang
dilakukan selama
pemijatan
6. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama
pemijatan
7. Teknik pijat bayi
1,2,3
7*,8
10,13*
15,17,18,20
,21
22,24,26,28
31
34,35,37*,
38*,40*
4,5,6,9
11,12,14
16,19
23*,25,27,29
30,32,33
36*,39
3
6
5
7
8
4
7
Total 22 18 40
Keterangan : * item yang tidak valid
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih
dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas telah
dilakukan di Dukuh Klumpit, Desa Pelemsengir, Todanan, Blora pada tanggal
45
27 Desember 2014 – 4 Januari 2015 dengan jumlah responden 30 ibu yang
mempunyai bayi usia 1-12 bulan.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebelum
instrumen digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu
dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Pearson Product
Moment (Riwidikdo, 2013), diolah dengan SPSS versi 17. Rumus umum
korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
rxy =
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
x : Skor item atau pertanyaan
y : Skor total (item)
N : Jumlah responden
Kuesioner dikatakan valid bila rxy hitung > rxy tabel (Riwidikdo, 2013).
Setelah dilakukan uji validitas kepada 30 ibu di Dukuh Klumpit, Desa
Pelemsengir, Todanan, Blora pada bulan Januari didapatkan hasil dari 40
soal pernyataan 33 soal dinyatakan valid dan 7 soal dinyatakan tidak valid.
Butir pernyataan yang tidak valid adalah 7, 13, 23, 36, 37, 38, dan 40.
Selanjutnya nomor yang tidak valid gugur atau tidak diiukutkan dalam
penelitian.
46
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha
Cronbach. Menurut Riwidikdo (2013), suatu item dikatakan reliabel bila
nilai alpha cronbach > rkriteria (0,7).
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r =
Keterangan:
r : Reliabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Total varians butir
: Total varians
Instrumen dinyatakan reliabel jika nilai alpha cronbach minimal 0,7
(Riwidikdo, 2013). Setelah dilakukan uji reliabilitas, kuesioner dinyatakan
reliabel karena nilai alpha cronbach 0,918 > 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan. Tanpa adanya data, maka hasil penelitian tidak akan terwujud
dan penelitian tidak akan berjalan (Saryono, 2011). Menurut sumbernya, data
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
47
1. Data Primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari. Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung
dari sumbernya yaitu hasil jawaban pertanyaan yang disediakan melalui
kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng, Todanan, Blora.
2. Data sekunder
Disebut juga data tangan kedua. Data sekunder adalah data yang
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
subjek penelitiannya. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan
yang telah tersedia. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data
yang dimiliki kepala desa mengenai jumlah ibu yang mempunyai bayi usia
1-12 bulan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora pada bulan
Mei 2015 sebanyak 39 orang.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data diperlukan untuk memperoleh penyajian data sebagai
hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
48
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum,
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner tersebut.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau software komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses
ini disebut pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Univariat. Menurut Notoatmodjo (2012), analisis Univariat bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
49
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Data dimaknai
dengan parameter yang telah ditentukan (Riwidikdo, 2013), yaitu sebagai
berikut:
a. Pengetahuan baik : Bila nilai responden (x) > mean+1 SD
b. Pengetahuan cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu terlebih dahulu peneliti
menghitung nilai mean dan simpangan baku. Menurut Riwidikdo (2013),
rumus untuk menghitung nilai mean dan simpangan baku yaitu:
a. Mean
X =
Keterangan:
X : Mean atau nilai rata-rata
n : Jumlah responden
∑xi : Jumlah nilai yang diperoleh tiap responden
b. Simpangan Baku
sd =
Keterangan:
sd : Simpangan baku
xi : Nilai yang diperoleh tiap responden
50
∑xi : Jumlah nilai yang diperoleh tiap responden
n : Jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan simpangan baku tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan
yang sudah tercantum di atas.
Adapun rumus untuk mengetahui skor prosentase (Riwidikdo, 2013)
yaitu:
Skor prosentase = x100%
I. Etika Penelitian
Melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian
adalah manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia. Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh
bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian
kuesioner dikirim ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah
etika penelitian (Hidayat, 2011), adalah sebagai berikut :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
51
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Pada penelitian ini semua
responden akan di beri lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Anonymity, merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality, merupakan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal penelitian
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari menyusun proposal
penelitian sampai dengan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau
berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian
terlampir.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Dukuh Sambeng Desa Sambeng, Todanan, Blora mempunyai luas
wilayah 293,115 Ha. Secara geografis sebelah utara berbatasan dengan
Dukuh Ngrandu, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sambeng, sebelah
barat berbatasan dengan Dukuh Gadang, dan sebelah timur berbatasan dengan
Dukuh Tawang.
Jumlah seluruh penduduk di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan,
Blora sejumlah 1457 jiwa dan terdapat 273 Kepala Keluarga, memiliki 1
posyandu, terdapat 1 bidan dan 2 dukun pijat bayi serta terdapat 39 ibu yang
mempunyai bayi Usia 1-12 bulan di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng,
Todanan, Blora.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat
Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora”, dengan 39
responden.
1. Analisis Deskriptif
a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini, yaitu :
53
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 di atas mayoritas responden tingkat
pendidikan dalam penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat
Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora adalah
SMP sebanyak 20 responden (51%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini, yaitu :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 di atas mayoritas pekerjaan responden dalam
penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora adalah IRT sebanyak 20
responden (51%).
No Pendidikan Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
SD
SMP
SMA
PT
4
20
13
2
10
51
33
5
Total 39 99
No Pekerjaan Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1.
2.
3.
IRT
Wiraswasta
Swasta
20
11
8
51
28
21
Total 39 100
54
c. Karakteristik responden berdasarkan umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
di bawah ini, yaitu :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 di atas mayoritas umur responden dalam
penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh
Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora adalah umur 20-35 tahun
sebanyak 30 responden (77%).
2. Analisis Data Penelitian Skor Pengetahuan tentang Pijat Bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng, Desa
Sambeng, Todanan, Blora dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Sumber: Data Primer, 2015
No Umur Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1.
2.
3.
< 20 tahun
20– 35 tahun
>35 tahun
7
30
2
18
77
5
Total 39 100
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Tingkat Pengetahuan
Ibu tentang Pijat Bayi
Di Dukuh Sambeng,
Desa Sambeng,
Todanan, Blora
39 16.00 27.00 20.6923 2.96607
55
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng,
Todanan, Blora
No Tingkat Pengetahuan Jumlah
Responden
Prosentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
Total
6
24
9
39
15
62
23
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora
mayoritas pada kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden (62%).
C. Pembahasan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu: 1) Faktor Internal yang
meliputi pendidikan, pekerjaan, umur; 2) Faktor Eksternal yang meliputi
lingkungan dan sosial budaya.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan akhirnya
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan penelitian
didapatkan hasil responden yang memiliki tingkat pendidikan PT (5%),
56
SMA (33%), SMP (51%), dan SD (10%). Dari data tersebut tingkat
pendidikan PT memiliki tingkat pengetahuan baik, tingkat pendidikan SMA
rata-rata memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup, tingkat pendidikan
SMP rata-rata memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang, dan tingkat
pendidikan SD rata-rata memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang.
Pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebaliknya
orang yang tidak memiliki pekerjaan mereka tidak akan memiliki banyak
pengalaman sehingga pengetahuan yang didapat juga kurang. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan ibu yang bekerja sebagai Swasta (21%),
Wiraswasta (28%), dan IRT (51%). Dari data tersebut ibu yang bekerja
sebagai Swasta rata-rata memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup,
sedangkan ibu yang bekerja sebagai Wiraswasta memiliki tingkat
pengetahuan cukup, dan ibu sebagai IRT rata-rata memiliki tingkat
pengetahuan cukup dan kurang.
Usia mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ibu yang
usianya < 20 tahun (18%), 20 – 35 tahun (77%), dan > 35 tahun (5%). Dari
data tersebut ibu yang usianya < 20 tahun rata-rata memiliki tingkat
pengetahuan cukup dan kurang, sedangkan ibu yang usianya 20 – 35 tahun
rata-rata memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup, dan ibu yang
usianya > 35 tahun memiliki tingkat pengetahuan cukup.
57
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok. Jika lingkungan tersebut adalah lingkungan mayoritas
penduduk memiliki pendidikan rendah maka tingkat pengetahuan yang
didapatkan juga rendah begitupun sebaliknya, apabila mayoritas
penduduknya memiliki pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
memiliki pengetahuan yang tinggi. Informasi memberikan kemudahan
untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.
Sosial budaya juga mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan
informasi dan juga pengetahuan. Informasi lebih mudah diperoleh ketika
seseorang tersebut berada di wilayah perkotaan dengan kebiasaan hidup
mewah dan kecanggihan teknologi yang bisa mereka dapat semakin
mempermudah untuk memperoleh informasi dan juga tambahan
pengetahuan sedangkan masyarakat yang hidup di desa mayoritas informasi
yang mereka miliki juga kurang, karena masih banyak adat-istiadat yang
sangat kental yang masih diterapkan di desa.
Dari penelitian ini sebagian besar responden dengan tingkat
pengetahuan kurang baik, kurang mengetahui manfaat pijat bayi, waktu
mulai pijat bayi dan teknik pijat bayi. Menurut Roesli (2008), manfaat pijat
bayi terbagi dua yaitu 1) Dampak biokimia yang positif, 2) Dampak klinis
yang positif. Dampak klinis yang positif salah satunya sebagai merangsang
fungsi pencernaan serta pembuangan. Menurut Riksani (2012), waktu mulai
58
pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi lahir, sesuai dengan keinginan.
Bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan lebih besar. Hasil yang
lebih optimal akan didapatkan jika pemijatan dilakukan sejak bayi lahir
secara teratur setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Roesli
(2008), salah satu teknik pijat bayi adalah gerakan peregangan lembut.
Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, dapat
berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta gerakan yang
bertujuan meluruskan tulang belakang. Gerakan peregangan lembut dapat
dilakukan sebanyak 4 -5 kali setiap gerakan.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Astuti (2013),
dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta” dengan 31 responden diperoleh hasil
penelitian yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (61%), dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23%). Dari hasil pengetahuan
tersebut tingkat pengetahuan yang paling banyak pada kategori tingkat
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (61%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng,
Todanan, Blora paling banyak pada kategori cukup yaitu 24 responden
(62%), sehingga faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu
tentang pijat bayi yaitu 1) Faktor Internal yang meliputi Pendidikan,
59
Pekerjaan, Umur; 2) Faktor Eksternal yang meliputi Lingkungan dan Sosial
Budaya.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat kendala dari responden yaitu banyak
responden yang tidak serius mengisi kuesioner dikarenakan
ketidaktahuan serta setiap responden memiliki waktu luang yang
berbeda-beda untuk menjawab kuesioner.
2. Kelemahan dalam penelitian
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja, serta analisis
univariat saja dimana faktor pendorong dan faktor penghambat
diperoleh dari kesimpulan teori dan karakteristik responden tetapi
tidak di uji secara statistik.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar / salah,
sehingga kurang dapat mengukur pengetahuan responden secara
mendalam.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat
Bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng, Desa
Sambeng, Todanan, Blora kategori baik sebanyak 6 responden (15%).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng, Desa
Sambeng, Todanan, Blora kategori cukup sebanyak 24 responden (62%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Sambeng, Desa
Sambeng, Todanan, Blora kategori kurang sebanyak 9 responden (23%).
4. Faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu tentang pijat
bayi di Dukuh Sambeng, Desa Sambeng, Todanan, Blora yaitu Faktor
Internal, meliputi pendidikan, pekerjaan, usia serta Faktor Eksternal
meliputi lingkungan dan sosial budaya.
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan orang tua bayi lebih meningkatkan pengetahuan tentang
pijat bayi misalnya dengan mengikuti penyuluhan / kegiatan tentang
61
pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui media
(televisi, radio, buku, koran, majalah).
2. Bagi Bidan / Tenaga Kesehatan
Diharapkan bidan/tenaga kesehatan dapat meningkatkan pembinaan
peran serta masyarakat di bidang kesehatan bayi, khususnya
memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi agar masyarakat
mengetahui manfaat pijat bayi. Serta melakukan pembinaan kepada
dukun bayi tentang pijat bayi agar dukun bayi dapat memberikan
pelayanan pijat bayi kepada masyarakat dengan baik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan referensi buku atau bahan informasi tentang pijat
bayi di perpustakaan.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan pijat bayi dengan
menambah variabel penelitian tidak hanya satu variabel yang
berhubungan dengan pijat bayi, agar memperoleh hasil penelitian yang
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aminati, D. 2013. Pijat dan Senam untuk Bayi & Balita. Yogyakarta : Brilliant
Books
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Astuti, L. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta. STIKes Kusuma Husada Surakarta. Karya
Tulis Ilmiah
Dewi, V.N.L. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Cipta
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Oktobriariani, R. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pijat Bayi
terhadap Praktik Pijat Bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. UNS
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah
Riksani, R. 2012. Cara Mudah & Aman Pijat Bayi. Jakarta Timur : Dunia Sehat
Riwidikdo, H. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program
R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta :
Trubus Agriwidya
Santi, E. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi untuk Tumbuh Kembang Optimal, Sehat &
Cerdas. Yogyakarta : Pinang Merah Publisher
Saragih, D. 2010. Panduan Praktik Keperawatan Bayi dan Anak. Yogyakarta :
Citra Aji Parama
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta : Mitra Cendika Press
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Sulistyawati, A. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika
Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori & Pengukuran, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika