tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI
TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO
MOJOSONGO SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Lusi Wulandari
NIM. B11.091
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun 2014”. Karya Tulis
Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini
tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Naila Faizah, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Pimpinan BPS Anik Suroso yang telah memberi ijin kepada penulis untuk
pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Seluruh responden yang telah berpatisipasi untuk pengisian kuesioner dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014
Lusi Wulandari
B11 091
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI
TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO
MOJOSONGO SURAKARTA
TAHUN 2014
xiii + 54 halaman + 18 lampiran + 12 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000
kelahiran hidup. Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah
ibu hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil. Pemberian Imuniasi TT pada ibu
hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorumVaksinasi
tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian
bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat baik,
cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta
April 2014. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data
berasal dari data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid. Analisa menggunakan
analisa univariat dengan persentase.
Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid
di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%)
tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden
(66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid
di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat cukup
Kata Kunci : Pengetahuan, hamil, imunisasi tetanus toksoid
Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2005 – 2013)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis
untuk masa lalu
Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan
(Sarah Caldwell)
Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat
(Henry Ward Beecher)
Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan
yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara
Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-nya
sehingga terciptalah Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Terima kasih untuk Kedua Orang Tuaku serta Nenekku
Kromo Pabilan dan Papah Slamet Sujarwo, Alm Ibu Giyanti
serta Ibu Nur Sofia yang selalu memberikan kasih sayang,
doa, dukungan dan cinta yang tak terhingga.
3. Buat Kakakku dan Adikku, Budi Cahyono, Via Jean Collin,
Lia fatmawati, Iin Noviana serta Wini Ika Suryaningrum
yang sudah memberi pengertian dan dukungannya selama
ini.
4. Buat penyemangatku Mamas Bambang Handhoko Kusumo
terima kasih atas semua kasih sayang yang sudah
memberikan warna dalam hari hariku.
5. Teman teman seperjuangan yang terutama kelas 3B dan
sahabatku Suryani, Desita Agias putri dan anita.
6. Buat pembimbingku Bu Eni Rumiyati SST dan Bu Naila…..
terima kasih sudah membimbing saya dalam membuat karya
tulis ini, I LOVE YOU
7. Buat Bu Hutari Puji Astuti S.SST M.Kes yang telah
memberikan bimbingan dan ACC ASKEB.
8. Semua dosen STIkes Kusuma Husada Surakarta terima
kasih atas bimbingannya.
9. Almamater Tercinta
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Lusi Wulandari
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 06 Maret 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngabeyan RT 02 RW 02 Kartasura Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Ngabeyan 3 Kartasura Lulus tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Kartasuara Lulus tahun 2008
3. SMA Negeri 2 Sukoharjo Lulus tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus.................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8
1. Pengetahuan ........................................................................... 8
2. Konsep Kehamilan ................................................................ 20
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ............................................ 23
B. Kerangka Teori............................................................................. 27
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
x
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 30
D. Instrumen Penelitian .................................................................... 31
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
G. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
H. Definisi Operasional .................................................................... 35
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 36
J. Etika Penelitian ........................................................................... 39
K. Jadwal Penelitian ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 41
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 42
C. Pembahasan ................................................................................. 49
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 27
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 28
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 29
Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur ............................... 42
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ....................... 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ........................ 43
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan trimester........................... 44
Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan .................................... 44
Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan ................. 45
Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan ............................. 46
Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan ............ 46
Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 47
Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta .................... 48
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Hasil Penelitian
Lampiran 16. Hasil perhitungan manual
Lampiran 17. Hasil perhitungan dengan SPSS
Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran
hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia hasil Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yaitu sebesar 32 per
1.000 kelahiran hidup faktor penyebab kematian bayi yaitu tingkat pelayanan
antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,
kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan penyakit tetanus yaitu sebanyak 114
kejadian (69%) (Depkes RI, 2012).
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000
kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
10,34/1.000, sedangkan AKB di Kota Surakarta pada tahun 2012 yaitu sebesar
5,33 (Dinkes Jateng, 2013).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang
sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit
penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti bodi yang
pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit
penyakit yang menyerang tubuh (Marimbi, 2010).
Strategi program imunisasi ditingkatkan dan dimantapkannya
jangkauan serta waktu pemberian pelayanan imunisasi sampai ke tingkat
puskesmas induk dan puskesmas pembantu. Di samping itu kebijaksanaan
lainnya, yaitu mendistribusikan pelayanan secara merata dan meminimalkan
2
hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dengan
meningkatkan skrining serta meningkatkan keterlibatan swasta baik dalam
pelayanan maupun motivasi. Program imunisasi dilaksanakan dalam kerja
sama lintas program dan lintas sektor yang terkait (Depkes RI, 2006).
Tetanus Toksoid merupakan penyakit kelainan neurologis yang ditandai
dengan meningginya tonus otot dan spasme yang disebabkan toksin protein
dan clostridium tetani. Untuk menghindari terjadinya penyakit Tetanus
Toksoid dengan mejalankan imunisasi Tetanus Toksoid (Djauzi dan Sundaru,
2003).
Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah ibu
hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil, yang melakukan TT1 sebanyak
2.310.926 (40,5%), yang melakukan TT2 sebanyak 2.152.113 (37,7%), yang
melakukan TT3 sebanyak 563.167 (9,9%), yang melakukan TT4 sebanyak
472.188 (8,3%), yang melakukan TT5 sebanyak 439.619 (7,7%), yang
melakukan TT2 sebanyak 3.627.087 (63,6%) (Kemenkes RI, 2012).
Cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil di Jawa Tengah tahun 2011,
Jumlah ibu hamil di Jawa Tengah sebanyak 533.474, ibu hamil yang
melakukan TT1 sebanyak 226.254 (42,4%), yang melakukan TT2 sebanyak
226.254 (42,4%), yang melakukan TT3 sebanyak 150.176 (28,2%), yang
melakukan TT4 sebanyak 121.992 (22,9%), yang melakukan TT5 sebanyak
103.800 (19,5%) (Ditjen PPPL Kemenkes RI, 2012).
Pemberian Imuniasi TT pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksinasi tetanus pada pemeriksaan
antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah
kematian ibu akibat tetanus. Dampak jika ibu hamil tidak mendapatkan
3
imunisasi TT dapat menyebabkan terjadinya infeksi tetanus neonatorum yang
dapat mengakibatkan kematian pada bayi (Bartini, 2012).
Peran bidan dalam pemberian imunisasi TT yaitu bidan memberikan
informasi deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul apabila
tidak diberikan imunisasi TT dan harus melakukan pencegahan penyakit
tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar
terhadap penyebab kematian bayi dengan gejala timbul kekakuan seluruh
tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, serta
kejang-kejang pada saat beberapa hari setelah lahir (Sulistyawati, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di di BPS Anik Suroso
Mojosongo Surakarta pada tanggal 28 Oktober 2013 didapatkan data ibu
hamil yang melakukan ANC dari bulan Januari - September 2013 ibu hamil
sejumlah 332 ibu hamil, yang rata-rata tiap bulan ada 36 ibu hamil yang
melakukan ANC setelah melakukan wawancara terstruktur dengan 3
pertanyaan terhadap 7 ibu hamil didapatkan 5 ibu hamil belum mengerti
tentang Imunisasi TT dan 2 orang cukup mengerti tentang imunisasi TT
dengan pertanyaan imunisasi TT setahu ibu ada berapa?, sejauh mana ibu
mengetahui tentang imunisasi TT? dan pemberian TT yang keberapa?.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang
4
Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun
2014?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat
kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang
imunisasi Tetanus Toksoid.
2. Diri Sendiri
Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah, serta menambah
5
pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang imunisasi Tetanus
Toksoid.
3. Institusi
a. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta
Dapat dijadikan masukan untuk meningkatan pelayanan khususnya
pada ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid.
b. Pendidikan
Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa khususnya tentang imunisasi
Tetanus Toksoid.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini pernah
dilakukan yaitu:
1. Ratri Wulani Chasanah (2009), dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) di Desa Arjowinangun Puring Kebumen“. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif eksploratif, dengan pendekatan Cross
sectional. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan pada 51 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
pengetahuan tentang Imunisasi TT mayoritas baik (62,7%).
2. Mahkota Orrysa Sativa (2013), Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 18 –
25 Tahun Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Desa
Ngepringan Sragen Tahun 2013 Metode Penelitian penelitian ini
menggunakan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk
penilaian dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisa data
6
menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil
penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia 18-25 tahun tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) di Desa Ngepringan Sragen tahun 2013 dengan 46
responden dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(8,7%), pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (71,7%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,6%).
3. Sri Lestari (2012), dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Imunisasi Tetanus Toksoid di Forum Kesehatan Desa Purwosuman
Sidoharjo Sragen. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel
penelitian ini sebanyak 40 ibu hamil. Analisa data menggunakan analisis
univariat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik
sebanyak 10 responden (25%), kategori cukup sebanyak 24 responden
(60%), dan kategori kurang sebanyak 6 responden (15%).
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan keaslian di atas
adalah lokasi, waktu dan sampel penelitian sedangkan persamaan penelitian
ini adalah jenis penelitian dan variabel penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika
penulisan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan meliputi
pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran pengetahuan
dan Imunisasi TT terdiri dari pengertian, manfaat, jumlah dan dosis
pemberian imunisasi TT, jarak pemberian imunisasi TT, efek
samping imunisasi TT, pelaksanaa imunisasi TT, efek jangka
panjang apabila tidak melakukan imunisasi TT, kerangka teori dan
kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, metode pengolahan dan analisa data, etika
penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang
meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan
peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha
manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap
sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera
maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
9
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysys)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
10
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
11
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
12
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
13
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan
cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang
khsusukepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khsusuke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
14
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
15
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
16
diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang
tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin
banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan
sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
2) Mass media / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media
massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut.
17
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
18
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang
dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
19
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian
untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,
sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu
dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang
lainnya
2) Pertanyaan obyektif
Misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), bentul salah,
dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul
salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena
pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya
pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat
ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan
dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih
cepat (Arikunto, 2006).
Menurut Riwidikdo (2009), untuk menentukan tingkat pengetahuan,
maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.
20
2. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2009).
b. Tanda kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda kehamilan meliputi:
1) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)
d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)
2) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin
dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
21
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler
pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -
umur kehamilan 17 – 22 minggu.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka
janin dapat dilihat.
3) Dugaan hamil
a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
b) Mual dan mutah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama
pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
22
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini
sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi
(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae
nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin
menonjol).
23
c. Trimester dalam kehamilan
Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga
triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu
3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu
3. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
a. Pengertian
1) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah preparat toksin tetanus
yang diinaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam
aluminium untuk meningkatkan antigenesitasnya (Wahab, 2005).
2) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus
(Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang
telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
b. Manfaat imunisasi TT
Menurut Bartini (2012), imunisasi tetanus toxoid dianjurkan
untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksin tetanus
pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian
bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.
1) Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
24
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun)
dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2006).
2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
(Depkes RI, 2004).
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).
c. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT
Menurut Bartini (2012), semua ibu hamil harus dijelaskan
tentang pentingnya imunisasi TT sebanyak 5 kali seumur hidup. Setiap
ibu hamil yang belum pernah imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi TT paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil yaitu pertama
saat kunjungan pertama dan diulang setelah 4 minggu kemudian.
Pemberian imunisasi ke dua atau dosis terakhir saat hamil diberikan
paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan. Apabila ibu telah
diimunisasi TT caten sebanyak 2 kali, kemudian dalam satu tahun ibu
hamil, maka saat hamil diberikan 1 kali suntikan paling lambat 2
minggu sebelum melahirkan.
Menurut Saifuddin (2006), jumlah dan dosis pemberian
imunisasi TT untuk ibu hamil, yaitu:
1) Pasien dianggap mempunyai kekebalan jika telah mendapat 2 dosis
terakhir dengan interval 4 minggu, dan jarak waktu sekurangnya 4
minggu antara dosis terakhir dengan saat terminasi kehamilan.
25
Pasien yang telah mendapat vaksinasi lengkap (5 suntikan) lebih
dari 10 tahun sebelum kehamilan sekarang perlu diberi booster,
berupa tetanus toksoid 0,5 ml IM.
2) Jika pasien belum pernah imunisasi, berikan serum anti tetanus
1500 unit IM dan suntikan booster tetanus toksoid (TT) 0,5 ml IM
diberikan 4 minggu kemudian.
3) Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit
tetanus dilakukan dengan pemberian 5 (lima) dosis imunisasi untuk
mencapai kekebalan penuh (Depkes RI, 2007).
d. Jarak pemberian imunisasi
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah
diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling
sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat
kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian).
Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid
Antigen Interval Lama
Perlindungan
%
Perlindungan
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Kunjungan awal
4 minggu setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
–
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun/longlife
–
80
95
99
99
Sumber: Depkes RI, 2007
e. Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan
pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2006). TT adalah
antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak
26
ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri
dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Saifuddin dkk, 2006).
f. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
Menurut Depkes RI (2004), Tempat pelayanan untuk mendapatkan
imunisasi TT yaitu :
1) Puskesmas
2) Puskesmas pembantu
3) Rumah sakit
4) Rumah bersalin
5) Polindes
6) Posyandu
7) Rumah sakit swasta
8) Dokter praktik
9) Bidan praktik.
27
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Suparyanto (2012)
Faktor yang mempengaruhi
tingkat Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Mass media / informasi
3. Sosial budaya dan ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Imunisasi TT
1. Pengertian imunisasi TT
2. Manfaat imunisasi TT
3. Jumlah dan dosis
pemberian imunisasi TT
4. Jarak pemberian imunisasi
5. Efek samping imunisasi
TT
6. Tempat pelayanan
Imunisasi TT
Tingkat Pengetahuan
Ibu Hamil
28
C. Kerangka Konsep Penelitian
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
faktor yang mempengaruhi
Tingkat Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Mass media / informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Tingkat Pengetahuan Ibu
hamil tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid
Baik
Cukup
Kurang
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.
Menurut Nursalam (2009), penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi
pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Penelitian kuantitatif
adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka,
baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).
Penelitian ini meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi
tetanus toksoid.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014.
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik
Suroso Mojosongo Surakarta pada bulan April sebanyak 36 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2010), jika populasi kecil (<100) maka semua anggota
populasi menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 36 ibu hamil.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009).
Teknik sampling pada penelitian dengan menggunakan sampling
jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota
populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
31
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang
digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus
toksoid adalah kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun
berdasarkan kisi-kisi yang diambil tentang Imunisasi Tetanus toksoid
Pernyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif
(unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan
positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0.
Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah
dengan skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√)
pada jawaban yang dianggap benar. Sehingga pernyataan dalam penelitian ini
menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2011), skala guttman
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas seperti jawaban ya dan tidak, positif dan negatif.
32
Untuk mempermudah pertanyaan pembuatan kuesioner maka peneliti
membuat kisi-kisi pernyataan dalam penelitian dibawah ini :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan
Ibu hamil
tentang
Imunisasi
Tetanus
Toksoid (TT)
1. Pengertian imunisasi
TT
1,2,5 3,4 5
2. Manfaat imunisasi
TT
6,7,8 9* 4
3. Jumlah dan dosis
pemberian imunisasi
TT
10,11,12,
14*16,18
13,15,17 9
4. Jarak pemberian
imunisasi
19,20,21* 22 4
5. Efek samping
imunisasi TT
23,26,28,29
30
24*,25,27 8
6. Tempat pelayanan
Imunisasi TT
31,32* 33 3
Jumlah 33
Keterangan: *) tidak valid
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, yaitu:
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
33
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Uji validitas dilakukan Bidan Pudji Setiyani Mojosongo Surakarta
terhadap 30 ibu hamil. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah
responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh
distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan
uji aliditas didapatkan 5 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 9, 14,
21, 24 dan 32 dikarenakan nilai rhitung < rtabel (0,361). Untuk selanjutnya
nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam kuesioner penelitian karena
kuesioner yang valid sudah bisa mewakili kuesioner yang tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
34
Dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach,
yaitu :
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16,0. Instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronchbach minimal 0,7
(Riwidikdo, 2009). Setelah dilakukan uji instrumen didapatkan nilai Alpha
Cronchbach sebesar 0,856 > 0,7, sehingga instrument dikatakan reliabel
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di BPS Anik
Suroso Mojosongo Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri
dari:
35
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner
tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo
Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik
Suroso Mojosongo Surakarta..
G. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu
hamil tentang imunisasi tetanus toksoid.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
36
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Tingkat
pengetahuan
Ibu hamil
tentang
imunisasi
tetanus
toksoid
Merupakan hasil
tahu dari manusia
terhadap sesuatu,
atau segala
perbuatan manusia
untuk memahami
suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat
berwujud barang-
barang baik lewat
indera maupun lewat
akal, dapat pula
objek yang dipahami
oleh manusia
berbentuk ideal atau
yang bersangkutan
dengan masalah
kejiwaan
(Notoatmodjo, 2010)
1. Baik : Bila
nilai responden
yang diperoleh (x)
> mean + 1 SD
2. Cukup : Bila
nilai responden
mean -1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) <
mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2010)
Kuesioner Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang
dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan
analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna
mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak
mendapat kendala. Langka-langkah pengolahan yaitu:
a. Editing (penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum
37
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
soffware komputer.
d. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
38
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), maka digunakan
perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
xå
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus SD :
SD = 1
)(1
2
1
-
-å=
n
xxn
i
Keterangan:
x : nilai responden
n : jumlah responden
39
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mendapatkan distribusi
persentase pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus toksoid
Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persen = ––– x 100%
n
fi = Frekuensi pernyataan responden
n = Total responden
J. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
40
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
K. Jadwal penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir
41
BAB IV
HASIL PENELITI
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada
bulan April 2014. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta dengan terdiri dari 1
pimpinan dibantu 2 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan BPS
Anik Suroso Mojosongo Surakarta meliputi ANC (Ante Natal Care),
persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memberikan
layanan kepada pasien BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta buka 24 jam.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah
cukup memadai, yaitu 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2
tempat tidur, 2 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar
mandi untuk pasien. dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Anik
Suroso Mojosongo Surakarta menerapkan perawatan ibu dan bayi dirawat
dengan sistem rawat gabung (rooming in). Selain itu BPS Anik Suroso
Mojosongo Surakarta juga melayani pijat bayi, fisioterapi, USG (Ultra
Sonografi).
42
B. Hasil Penelitian
Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai
mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di
bawah ini, yaitu:
Tabel 4.1 Karakteristi Responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persentase(%)
1
2
3
< 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
1
32
3
2,8
88,9
8,3
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden yang berumur
kurang 20 tahun sebanyak 1 responden (2,8%), responden yang
berumur 20 – 35 tahun sebanyak 32 responden (88,9%) dan responden
yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 3 responden (8,3%)
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini, yaitu
Tabel 4.2 Karakteristi Responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1
2
3
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
13
17
6
36,1
47,2
16,7
Total 36 100
Sumber: Data Primer 2014
43
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan
pendidikan tamat SMP sebanyak 13 responden (36,1%), tamat Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebanyak 17 responden (47,2%) dan 6
responden (16,7%) dengan pendidikan Sarjana.
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.3 Karakteristi Responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Ibu Rumah Tangga
Swasta
PNS
14
19
3
38,9
52,8
8,3
Total 36 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui pekerjaan responden
yaitu sebagai Ibu RumahTangga sebanyak 14 responden (38,9%),
bekerja di bidang swasta sebanyak 16 responden (52,8%) dan bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 3 responden (8,3%).
d. Karakteristik berdasarkan trimester
Tabel 4.4 KarakteristiK Responden berdasarkan trimester
No Trimester Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Trimester I
Trimester II
Trimester III
12
17
7
33,3
47,2
19,4
Total 36 100
Sumber: Data Primer 2014
44
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui trimester ibu hamil yaitu
trimester I sebanyak 12 responden (33,3%), trimester II sebanyak 17
responden (47,2%) dan trimeter III sebanyak 7 responden (19,4%).
e. Cross tabulasi
1) Umur dengan pengetahuan
Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan
Umur
Pengetahuan Total
(%) Baik
(%)
Cukup
(%)
Kurang
(%)
< 20 tahun 0
(0%)
0
(0)
1
(2,8)
1
(2,8)
20 – 35 tahun 4
(11,1)
23
(63,9)
5
(13,9)
32
(88,9)
> 35 tahun 1
(2,8)
1
(66,7)
1
(2,8)
3
(8,3)
Total 5
(13,9)
24
(66,7)
7
(19,4)
36
(100)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui umur kurang 20 tahun
dengan pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak
1 responden (28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik
sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23
respoden (63,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(13,9) dan umur lebih dari 35 tahun pengetahuan baik sebanak 1
responden (2,8).
45
2) Pendidikan dengan pengetahuan
Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan
Pendidikan Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
SMP 1 7 5 13
2.8% 19.4% 13.9% 36.1%
SMA 1 15 1 17
2.8% 41.7% 2.8% 47.2%
Perguruan
Tinggi
3 2 1 6
8.3% 5.6% 2.8% 16.7%
Total 5 24 7 36
13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
Berdasarkan tabel crosstabulasi di atas di dapat diketahui
pendidikan SMP dengan pengetahuan baik terdapat 1 responden
(2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (19,4%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Pendidikan
SMA dengan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8%),
pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (41,7%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2,8%) dan untuk
pendidikan Perguruan Tinggi didapatkan pengetahuan baik
sebanyak 3 responden (8,3%) dan pengetahuan cukup sebanyak 2
responden (5,6%) dan pengetahua kurang sebanyak 1 responden
(2,8%).
46
3) Pekerjaan dengan pengetahuan
Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan
Pekejaan Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Swasta 4 10 5 19
11.1% 27.8% 13.9% 52.8%
IRT 1 11 2 14
2.8% 30.6% 5.6% 38.9%
PNS 0 3 0 3
.0% 8.3% .0% 8.3%
Total 5 24 7 36
13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
Berdasarkan tabel crosstabulasi pekerjaan dengan pengetahuan
didapatkan responden dengan pekerjaan swasta dengan
pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan
cukup sebanyak 10 responden (27,8) dan pengetahuan kurang
sebanyak 5 responden
4) Trimester Kehamilan dengan pengetahuan
Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan
Trimester
Kehamilan
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Trimester 1 2 8 2 12
5.6% 22.2% 5.6% 33.3%
Trimester 2 3 11 3 17
8.3% 30.6% 8.3% 47.2%
Trimester 3 0 5 2 7
.0% 13.9% 5.6% 19.4%
Total 5 24 7 36
13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
47
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui trimester kehamilan
dengan pengetahuan yaitu trimester I dengan pengetahuan baik
sebanyak 2 responden (5,6%), pengetahuan cukup sebanyak 8
responden (22,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden
(5,6). Trimester II dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden
(8,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,3%) sedangkan
trimester III dengan pengetahuan baik tidak ada, pengetahuan
cukup sebanyak 5 responden (13,9%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 2 responden (5,6%).
2. Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu
hamil tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid
19,6
3,2
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 19,6
dan standari deviasi sebesar 3,2. Berdasarkan nilai mean dan standar
deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan yaitu
a. Baik : (x) > mean+1 SD
(x) > 19,6+ 1 x 3,2
(x) > 22,8
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 22,8
b. Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
19,6 – 1 x 3,2 ≤ x ≤ 19,6 + 1 x 3,2
48
(x) 16,4 ≤ x ≤ 22,8
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 16,4 ≤ x ≤ 22,8
c. Kurang : (x) < mean–1 SD
(x) < 19,6 – 1 x 3,2
(x) < 16,4
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 16,4
3. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS
Anik Suroso Mojosongo Surakarta
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil
tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo
Surakarta”. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil.
Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
5
24
7
13,9
66,7
19,4
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikategorikan tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik
Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat
pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden
(66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
49
Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di
BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta terbanyak pada tingkat
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 responden (66,7%).
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso
Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat
pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (66,7%)
dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu”
pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Karena
dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Hasil penelitian dapat diketahui umur kurang 20 tahun dengan
pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden
(28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 5 responden (13,9) dan umur lebih dari 35 tahun
50
pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8). Jadi hasil penelitian
menunjukan bahwa mayoritas responden berumur 20 – 35 tahun dengan
pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%).
Sedangkan Menurut Erfandi (2009), usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia
tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Hasil penelitian diketahui pendidikan SMP dengan pengetahuan baik
terdapat 1 responden (2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden
(19,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Pendidikan
SMA dengan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8%), pengetahuan
cukup sebanyak 15 responden (41,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1
responden (2,8%) dan untuk pendidikan Perguruan Tinggi didapatkan
pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%) dan pengetahuan cukup
sebanyak 2 responden (5,6%) dan pengetahua kurang sebanyak 1 responden
(2,8%). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pendidikan SMA dengan
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (41,7%).
51
Menurut Erfandi (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari
media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga
dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap
obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui respnden yang bekerja di
sektor swasta dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (27,8%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Sedangkan responden
bekerja sebagai IRT didapatkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1
responden (2,8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%)
52
dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6%). Berdasarkan
pekerjaan sebagai PNS didapatkan tingkat pengetahuan baik tidak ada, tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 3 responden (8,3%) dan tingkat pengetahuan
kurang tidak ada. Jadi penelitian menunjukkan mayoritas pekerjaan IRT
dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,%)
Menurut Erfandi (2009), pengalaman dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
Hasil penelitian menunjukkan yaitu trimester I dengan pengetahuan
baik sebanyak 2 responden (5,6%), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden
(22,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6). Trimester II
dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%), pengetahuan cukup
sebanyak 11 responden (30,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3
responden (8,3%) sedangkan trimester III dengan pengetahuan baik tidak ada,
pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (13,9%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 2 responden (5,6%). Jadi mayoritas pengetahuan pada trimester II
pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%). Trimester II dengan
tingkat pengetahuan cukup dikarenakan ada beberapa faktor, salah satunya
pengalaman dari trimester I.
53
Menurut Erfandi (2009), Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu.
Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tetanus toksoid di BPS Anik Suroso
Mojosongo Surakarta mayoritas dengan kategori cukup yaitu sebanyak 24
responden (66,7%). Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor umur
responden sebagian besar 20 – 35 tahun, pendidikan responden sebagian besar
tamat SMA dengan, pekerjaan responden sebagian besar swasta, dan sebagian
besar responden kehamilan trimester 2.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Saat pengisian kuesioner kadang terlewati, sehingga berpengaruh pada
jawaban, sehingga penelitian harus mengulangi untuk nomor pernyataan
yang terlewati.
2. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.
3. Dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup
sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil
tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo
Surakarta”. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil. Tingkat
pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS
Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%)
tingkat pengetahuan baik,
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS
Anik Suroso Mojosongo Surakarta tingkat pengetahuan cukup sebanyak
24 responden (66,7%)
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS
Anik Suroso Mojosongo Surakarta tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7
responden (19,4%)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:
1. Bagi Responden
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan khususnya imunisasi tetanus
toksoid dengan banyak membaca dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan
yang diadakan tenaga kesehatan terkait.
54
2. Institusi Pendidikan
Sebaikanya institusi lebih banyak menambah referensi tentang kesehatan
reproduksi khususnya tentang imunisasi tetanus toksoid.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah
variabel penelitian sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang lebih
sempurna.