tingkat pengetahuan remaja putri kelas viii...

74
i TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII TENTANG PENANGANAN DISMENOREA DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Lisa Kurniati Roziqoh NIM B11 148 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: hadang

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII

TENTANG PENANGANAN DISMENOREA

DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Lisa Kurniati Roziqoh

NIM B11 148

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII

TENTANG PENANGANAN DISMENOREA

DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA

TAHUN 2014

Diajukan oleh

Lisa Kurniati Roziqoh

NIM B11 148

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 2014

Pembimbing

Ernawati , S.S.T

NIK 200886033

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII

TENTANG PENANGANAN DISMENOREA

DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

Lisa Kurniati Roziqoh

B11 148

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal : 2014

Penguji I Penguji II

Hutari Puji Astuti S.SiT, M.Kes Ernawati S.S.T

NIK 200580012 NIK 200886033

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST

NIK 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII

Tentang Penanganan Dismenorea Di SMP 18 Surakarta Tahun 2014”. Karya Tulis

Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu

syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Retno Wulandari S.SiT, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ernawati SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Tarno S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 18 Surakarta yang telah

bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Seluruh guru dan staff SMP Negeri 18 Surakarta atas segala bantuan yang

telah diberikan.

7. Remaja putri kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta yang telah bersedia

memberikan informasi tentang pengetahuan mereka untuk penelitian.

8. Teman-teman kontrakan dan teman-teman satu angkatan 2011 Prodi D III

Kebidanan yang selalu memberikan motivasi dan saran dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Januari 2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Lisa Kurniati Roziqoh

B11 148

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII

TENTANG PENANGANAN DISMENOREA

DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA

TAHUN 2014

Xiv + 57 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata

lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Derajat

nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih

bisa beraktivitas, ada juga yang tidak bisa beraktivitas.Penanganan dismenorea

dapat dilakukan dengan cukup istirahat, makanan yang bergizi, kompres air

hangat, obat analgesik sesuai anjuran dokter. Berdasarkan studi pendahuluan yang

telah penulis lakukan di SMP Negeri 18 Surakarta tanggal 06 November 2013.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 remaja putri didapatkan 1 remaja putri

(10%) dalam tingkat berpengetahuan baik, 1 remaja putrid (10%) dalam tingkat

berpengetahuan cukup, dan 8 remaja putri (80%) dalam tingkat berpengetahuan

kurang.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam tingkat

pengetahuan baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan metode penelitian deskritif

kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 18 Surakarta pada

tanggal 19 Desember 2013. Populasi penelitian ini adalah 105 remaja putri dengan

jumlah sampel 32 remaja putri. Tehnik sampel yang digunakan adalah random

sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tertutup, variabel yang

digunakan adalah variabel tunggal dan analisa yang digunakan analisa univariant.

Hasil Penelitian : Berdasarkan perhitungan dengan SPSS hasil penelitian

menunjukkn bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta, 7 remaja putri (21,9%)

dalam tingkat berpengetahuan baik, 21 remaja putri (65,6%) dalam tingkat

berpengetahuan cukup dan 4 remaja putri (12,5%) dalam tingkat berpengetahuan

kurang.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 18

Surakarta didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII

tentang penanganan dismenorea adalah mayoritas cukup (65,6%). Dipengaruhi

oleh faktor pengalaman dan informasi.

Kata kunci : Pengetahuan, Remaja putri, Penanganan dismenorea

Kepustakaan : 24 literatur ( Tahun 2004 s/d 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

vii

MOTTO

Ø Kita dinilai dari apa yang kita selesaikan bukan apa yang kita mulai

Ø Kemampuan adalah apa yang anda mampu lakukan. Motivasi menentukan apa

yang anda lakukan. Sikap menentukan seberapa baik anda melakukan.

Ø Jangan menyerah untuk mencoba dan jangan mencoba untuk menyerah.

PERSEMBAHAN

Ø Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan karuniaNya kemudahan

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Ø Untuk orang tuaku tercinta yang selalu

memberikan doa, dukungan, kasih sayang

serta nasehat untukku.

Ø Untuk kakak-kakakku yang selalu memberi

ku dukungan selama kuliah ini.

Ø Untuk teman-teman kontrakan ku Rini, Yuli,

Nindita, Nia dan Nofita terima kasih atas

pertemanan selama ini kalian bukan hanya

teman tapi keluarga kedua bagiku.

Ø Sahabat-sahabatku Roro, Rosiana, Meida dan

Putri terima kasih atas dukungan dan

bantuannya selama kuliah ini.

Ø Teman-teman seangkatan 2011 Prodi DIII

Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Lisa Kurniati Roziqoh

Tempat / Tanggal Lahir : Sukaraja / 16 Juni 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. A. Yani RT 05, Ibul Kota Manna, Bengkulu

Selatan.

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 22 Lulus Tahun 2005

2. SMP Negeri 01 Bengkulu Selatan Lulus Tahun 2008

3. SMA Negeri 01 Randublatung, Blora Lulus Tahun 2011

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii

CURICULUM VITAE .............................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5

F. Sistematika Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8

1. Pengetahuan ...................................................................... 8

a. Pengertian ..................................................................... 8

b. Tingkat Pengetahuan .................................................... 9

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........ 10

d. Cara Memperoleh Pengetahuan .................................... 12

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan ................................ 14

2. Remaja............................................................................... 14

a. Pengertian ..................................................................... 14

b. Batasan Usia Remaja .................................................... 15

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

x

c. Karakteristik Remaja .................................................... 15

3. Menstruasi ......................................................................... 16

a. Pengertian ..................................................................... 16

b. Fase Menstruasi ............................................................ 17

c. Tanda dan Gejala .......................................................... 19

4. Dismenorea ....................................................................... 20

a. Pengertian ..................................................................... 20

b. Tanda dan Gejala .......................................................... 20

c. Macam-Macam Dismenorea ........................................ 22

d. Penyebab Dismenorea .................................................. 24

e. Pencegahan Dismenorea ............................................... 26

f. Penanganan Dismenorea .............................................. 30

B. Kerangka Teori ...................................................................... 35

C. Kerangka Konsep .................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 37

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel .............. 38

D. Variabel Penelitian ................................................................. 39

E. Definisi Operasional .............................................................. 40

F. Instrumen Penelitian .............................................................. 40

G. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 45

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 46

I. Etika Penelitian ...................................................................... 48

J. Jadwal Penelitian ................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................... 50

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 50

C. Pembahasan ........................................................................... 52

D. Keterbatasan ........................................................................... 54

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 56

B. Saran ...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner..................................................................... 42

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 43

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviation ....................................................... 51

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi .................................................................... 51

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 35

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 36

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Realibilitas

Lampiran 15. Perhitungan Manual

Lampiran 16. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 17. Lembar Konsultasi

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi

eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Berdasarkan survei

sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk dunia adalah

remaja. Sebanyak 85% di antaranya hidup di Negara berkembang (Kusmiran,

2011). Di Indonesia jumlah remaja tahun 2013 ada 43 juta atau 10,6 persen

dari jumlah penduduk (Brebesnews, 2013).

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi

reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan

perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pada remaja wanita

sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya

menstruasi (menarche) (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam

rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan suatu tanda awal

adanya perubahan lain seperti pertumbuhan panyudara, pertumbuhan rambut

daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul serta

perubahan status sosial dari anak-anak ke dewasa

(Proverawati dan Misaroh, 2009).

1

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

2

Secara berkala, perempuan normal akan mengalami menstruasi secara

teratur. Menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah haid merupakan

peluruhan dinding rahim yang terdiri atas darah dan jaringan tubuh

(Kumalasari dan Andhyantoro, 2013). Pada saat haid, sering muncul keluhan

atau gangguan, khususnya pada wanita produktif terutama pada remaja yaitu

sering terjadinya nyeri haid/dismenorea (Kasdu, 2005).

Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit (Anurogo

dan Wulandari,2011). Namun, istilah dismenorea hanya dipakai bila nyeri

begitu hebat sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan.

Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada

umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat

dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa

nyeri (Sukarni dan Margareth, 2013).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih

dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Sementara

di Indonesia angka presentasenya diperkirakan 55% perempuan usia produktif

yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri

menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada

umumnya tidak berbahaya, namun sering dirasa mengganggu bagi wanita yang

mengalaminya (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit perut saat

menstruasi yaitu kompres air hangat tepat pada bagian yang terasa kram, mandi

air hangat boleh menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri, minum-

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

3

minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, menggosok-gosok

perut/pinggang yang sakit, ambil posisi menungging sehingga rahim

tergantung ke bawah dan tarik nafas secara perlahan-lahan untuk relaksasi

(Proverawati dan Misaroh, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMPN 18

Surakarta tanggal 6 November 2013 data remaja putri kelas VIII sebanyak 105

orang. Setelah dilakukan wawancara terhadap 10 remaja putri yang sudah

mengalami menstruasi, ternyata pengetahuan remaja putri berbeda-beda.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang

penanganan dismenorea pada kelas VIII di SMPN 18 Surakarta adalah 1 dalam

tingkat pengetahuan baik, 1 dalam tingkat pengetahuan cukup dan 8 dalam

tingkat pengetahuan kurang.

Berdasarkan survey dari kurangnya pengetahuan tentang penanganan

dismenorea, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII tentang Penanganan Dismenorea di

SMPN 18 Surakarta Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII

Tentang Penanganan Dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun 2014?”

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam

tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam

tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam

tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang

kesehatan khususnya tentang penanganan dismenorea.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan penulis tentang

kesehatan reproduksi khususnya penanganan dismenorea.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

5

3. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi

pengetahuan tentang penanganan dismenorea.

b. Bagi SMP Negeri 18 Surakarta

Memberi pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea

sehingga remaja putri tahu dan mengerti bagaimana cara mengatasi dan

mengobati bila terjadi dismenorea.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea

pernah dilakukan oleh :

1. Ulayyah (2012) STIKES YARSIS SURABAYA, dengan judul gambaran

tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea

di Mts Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Metode

penelitian yang digunakan adalah deskritif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah 110 remaja putri

diambil 43 remaja putri sebagai responden. Instrument yang digunakan

berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar (58,1%)

remaja putri berpengetahuan baik dan (41,9%) berpengetahuan cukup.

2. Inda Irmawati (2012) STIKES YARSIS SURABAYA, dengan judul

gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea

di Wonosari Wetan Gang 1 RT 8 RW 7 Kelurahan Wonokusumo Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif analitik dengan

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

6

pendekatan cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah

101 remaja putri diambil 30 remaja putri sebagai responden. Instrumen yang

digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh sebagian

responden (73,33%) berpengetahuan kurang dan (26,67%) berpengetahuan

cukup.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

metode deskritif kuantitatif, variabel tunggal dan kuesioner sedangkan

perbedaanya adalah waktu, lokasi dan responden.

F. Sitematika Penelitian

Sistematika Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sitematika

penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan yang terdiri dari

pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan dan

pengukuran tingkat pengetahuan, remaja putri yang terdiri dari,

pengertian remaja, batasan usia remaja dan karakteristik remaja,

menstruasi yang terdiri dari pengertian menstruasi, fase menstruasi,

tanda dan gejala, dismenorea yang terdiri dari pengertian dismenorea,

tanda dan gejala dismenorea, macam-macam dismenorea, penyebab

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

7

dismenore, pencegahan dismenorea dan penanganan dismenorea,

kerangka konsep, dan kerangka teori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel,

instrument penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika

penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil

penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang ditunjukan bagi ilmu

pengetahuan, bagi penulis dan bagi institusi yaitu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

1) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2012).

2) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau

kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru

dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa

dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

3) Pengetahuan ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang

diketahui. Satu kesatuan dalam obyek itu dipandang oleh obyek

sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari

berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa,

diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan

8

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

9

berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan akhirnya mengetahui

(mengenal) benda (Jalal, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

10

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintetis (synthesis)

Sintesis menujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Nursalam (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan, antara lain :

1) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

11

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan

berhubungan dengan ekonomi. Semakin ekonomi meningkat maka

semakin mendukung tingginya tingkat pendidikan seseorang dan

bertambahnya tingkat pengetahuan.

4) Sosial ekonomi

Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi

seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. Lingkungan sosial

akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan

ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik

maka tingkat pendidikan juga tinggi dan diiringi oleh peningkatan

pengetahuan.

5) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,

meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

12

radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

6) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal yang

pernah dialami seseorang, bisa berasal dari mendengar atau melihat.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya,

manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Cara tradisional

a) Cara coba salah (trial and eror)

Cara yang dipaling tradisional, yang pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui cara

coba salah atau dengan kata lain “trial and eror”. Cara ini

merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya

dilakukan dengan cara coba-coba, bila salah satu tidak berhasil

dicoba cara yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun

dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan diperoleh

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

13

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu

pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud pepatah ini

bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa lalu.

d) Melalui jalan pikiran (induksi dan deduksi)

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan

dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah

atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan

antara proses, berpikir deduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah

suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

14

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan.

2. Remaja

a. Pengertian

1) Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa Latin “adolescere”

yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud

adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan

psikologi (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013)

2) Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu di mana terjadi

eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri

(Kusmiran, 2011).

3) Menurut Noerpramana (2011) masa remaja atau disebut juga dengan

adolescence adalah masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu

pada umur 11-19 tahun. Pada masa ini mulai terbentuk perasaan

identitas individu, pencapaian emansipasi dalam keluarga, dan

usahanya untuk mendapatkan kepercayaan dari ayah dan ibu, pada

masa peralihan tersebut, individu matang secara fisiologik dan

kadang-kadang psikologik.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

15

b. Batasan Usia Remaja

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial setempat.

Ditinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling

mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan dini.

Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan batas usia 10-20

tahun sebagai batasan usia remaja (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).

Dengan demikian dari segi program pelayanan, definisi remaja

yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia

10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN batasan

usia remaja adalah 10-21 tahun (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).

c. Karakteristik Remaja

Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2013), karakteristik remaja

berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

1) Masa remaja awal (10-12 tahun)

a) Lebih dekat dengan teman sebaya

b) Ingin bebas

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

d) Mulai berpikir abstrak

2) Masa remaja pertengahan (13-15 tahun)

a) Mencari identitas diri

b) Timbul keinginan untuk berkencan

c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

16

e) Berkhayal tentang aktivitas seks

3) Remaja akhir (16-21 tahun)

a) Pengungkapan kebebasan diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman

c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri

d) Dapat mewujudkan rasa cinta

3. Menstruasi

a. Pengertian

1) Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina

secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometriumuterus

(Sukarni dan Margareth, 2013).

2) Haid adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk

mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan

(Anurogo dan Wulandari, 2011)

3) Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.

Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai

tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya,

remaja yang mengalami menarche adalah pada usia 12 tahun sampai

dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa

aspek, misalnya psikologi dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama

kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

17

menstruasi normal terjadi 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi

selama 2-7 hari (kusmiran, 2011).

4) Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium

(Proverawati dan Misaroh, 2009).

b. Fase Menstruasi

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), setiap satu siklus menstruasi

terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini

merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis

anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :

1) Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai

perdarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratumbasale. Fase ini

berlangsung selama 3-4 hari.

2) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.

Kondisi ini dimulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung

selama ± 4 hari.

3) Fase intermenstum atau fase poliferasi

Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5

mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus

menstruasi.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

18

a) Fase poliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase

ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya

regenerasi epitel.

b) Fase poliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10.

Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel

permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.

c) Fase poliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-

14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dn

dijumpai banyaknya mitosis.

4) Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini

endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah

menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin

lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen

dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang

dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap,yaitu :

a) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase

sebelumnya karena kehilangan cairan.

b) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium

berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dari lemak. Akhir

masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua,

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

19

terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan

ini memudahkan terjadinya nidasi.

c. Tanda dan Gejala

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), tanda dan gejala menstruasi

terdiri dari:

1) Perut terasa mulas, mual dan panas

2) Kram pada perut bagian bawah dan vagina

3) Kurang darah (anemia)

4) Perut kembung

5) Terasa nyeri saat buang air kecil

6) Tubuh tidak fit

7) Demam

8) Sakit kepala dan pusing

9) Keputihan

10) Gatal-gatal pada vagina

11) Emosi meningkat

12) Mudah tersinggung

13) Gelisah

14) Gangguan konsentrasi

15) Rasa takut

16) Sukar tidur

17) Nyeri pada panyudara

18) Bau badan tidak sedap

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

20

19) Timbul jerawat

4. Dismenorea

a. Pengertian

1) Dismenorea yakni nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk

istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya

aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat nglimpruk tidak

berdaya). Dismenorea adalah nyeri daerah panggul akibat menstruasi

dan produksi zat prostaglandin (Proverawati dan Misaroh, 2009)

2) Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah

dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Dalam

kondisi ini, penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik

atau memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan penanganan,

perawatan, atau pengobatan yang tepat

(Anurogo dan Wulandari, 2011)

3) Dysmenorrheal berasal dari bahasaYunani dys yang berarti sulit,

nyeri, abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran.

Dysmenorrheal atau dismenorea dalam bahasa Indonesia berarti nyeri

pada saat menstruasi (Sukarni dan Margareth, 2013).

b. Tanda dan Gejala

Gejala utama adalah nyeri dismenorea terkonsentrasi di perut

bagian bawah, di daerah umbilikalis atau daerah suprapubik perut.

Gejala lain mungkin termasuk mual dan muntah, diare atau sembelit,

sakit kepala, pusing, disorientasi, hipersensitivitas terhadap suara,

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

21

cahaya, bau dan sentuhan, pingsan, dan kelelahan. Gejala dismenorea

sering dimulai segera setelah ovulasi dan dapat berlangsung sampai

akhir menstruasi (Sukarni dan Margareth, 2013).

Menurut Devi (2012), mengatakan gejala yang dirasakan adalah

rasa nyeri dibagian perut bawah seperti dicengkram atau diremas-

remas, sakit kepala yang berdenyut, mual dan muntah, nyeri punggung

dibagian bawah, diare bahkan hingga pingsan. Namun nyeri haid ini

tidak hanya terjadi pada perut bagian bawah saja. Beberapa remaja

perempuan sering merasakannya pada punggung bagian bawah,

pinggang, panggul, otot paha atas hingga betis.

Gejala dismenorea dapat disertai dengan gejala gastroinstestinal

seperti rasa mual,muntah,diare dan kram, sakit seperti kolik diperut.

Beberapa wanita bahkan mengalami pingsan. Keadaan ini muncul

cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami

“kelumpuhan” aktivitas untuk sementara, tetapi hal ini akan sangat

mengganggu syarafnya, kadang-kadang sampai mengalami penderitaan

yang menahun dan kronis, perasaan depresi seperti sedih tanpa sebab

dan perasaan berubah-ubah, merasa sakit dan nyeri pada otot dan

punggung bagian belakang sampai kebokong, terkadang berpengaruh

terhadap konsentrasi, dan daya ingat, sering merasa lemas, denyut nadi

mengeras, terasa lesu lemas seperti mau pingsan (Proverawati dan

Misaroh, 2009).

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

22

c. Macam-Macam Dismenorea

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), macam-macam dismenorea ada

dua yaitu:

1) Primary dysmenorrheal/ dismenorea primer

Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan

pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa

waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Sifat ras

nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut

bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.

Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit

kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.

Disebut dismenorea primer jika tidak ditemukan penyebab yang

mendasarinya. Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih

dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami

nyeri pada saat menstruasi yang hebat. Biasanya dismenorea primer

timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi

pertama. Nyeri pada dismenorea primer diduga berasal dari kontraksi

rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin

hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim

melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya

sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenorea adalah :

a) Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)

b) Kurang berolah raga

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

23

c) Stress psikis atau stress sosial

Dismenore primer juga disebabkan faktor prilaku dan psikologis.

2) Secondary dyamenorrhea/ dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang

disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya

terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri dapat

menyerupai nyeri menstruasi dismenorea primer namun lama nyeri

dirasakan melebihi periode menstruasi dan dapat pula terjadi bukan

pada saat menstruasi.

Dismenorea sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan

patologis yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis

peritoneum. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang

mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau

terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses

ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi sehingga

menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat

menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab

dismenorea sekunder dapat diklafikasikan dalam 2 golongan, yaitu

penyebab intrauterine dan penyebab ekstrauterin.

Penyebab dari dismenorea sekunder antara lain infeksi,

adenomiosis, mioma uteri, salpingitis kronis, stenosis serviks uteri,

kista ovarium, polip uteri dan lain-lain. Faktor-faktor risiko

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

24

dismenorea sekunder antara lain infeksi pelvis, penyakit menular

seksual dan endometriosis.

d. Penyebab Dismenorea

Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik

miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri

yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri

spasmodik di sisi medial paha (Anurogo dan Wulandari, 2011).

Berikut adalah faktor penyebab dismenorea menurut klasifikasinya

menurut (Anurogo dan Wulandari, 2011) yaitu :

1) Penyebab dismenorea primer

a) Faktor endokrin

Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum.

Hormone progesterone menghambat atau mencegah kontraktilitas

uterus sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas

uterus. Di sisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi

prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos.

Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaan darah

maka selain dismenorea dapat juga dijumpai efek lainnya seperti

nausea (mual), muntah, diare, flushing respon involunter (tak

terkontrol) dari system saraf yang memicu pelebaran pembuluh

kapiler kulit, dapat berupa wrna kemerahan atau sensasi panas.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

25

b) Kelainan organik

Seperti retrofleksia uterus (kelainan letak-rah anatomis rahim),

hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap),

obstruksi kanalis servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma

submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot),

dan polip endometrium.

c) Faktor kejiwaan atau gangguan psikis

Seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya

tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya, dan

imaturitas (belum mencapai kematangan).

d) Faktor konstitusi

Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat mempengaruhi

timbulnya dismenorea.

e) Faktor alergi

Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan

antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine dan asma.

2) Penyebab dismenorea sekunder

a) Intrauterine contracettive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)

b) Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim)

c) Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot),

terutama mioma submukosum (bentuk mioma uteri)

d) Uterine polpys (tumor jinak di rahim)

e) Adhesions (pelekatan)

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

26

f) Stenosis atau striktur serviks, striktur kanalis servikalis, varikosis

pelvic, dan adanya AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

g) Ovarium cysts (kista ovarium)

h) Ovarium torsion ( sel telur terpuntir atau terpelintir)

i) Pelvic congestion syndrome (gangguan atau sumbatan di panggul)

j) Uterine leiomyoma (tumor jinak otot rahim)

k) Mittelschmerz (nyeri saat pertengahan siklus ovulasi)

l) Psychogenic pain (nyeri psikogenik)

m) Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di

panggul)

n) Penyakit radang panggul kronis

o) Tumor ovarium, polip endometrium

p) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan

retrofleksi terfiksasi

q) Faktor psikis

Seperti takut tidak punya anak, konflik dengan pasangan, gangguan

libido.

r) Allen-Masters syndrome

(kerusakan lapisan otot di panggul sehingga pergerakan serviks

(leher rahim) meningkat abnormal).

e. Pencegahan dismenorea

Menurut (Anurogo dan Wulandari, 2011) cara mengatasi nyeri haid

adalah dengan memperhatikan pola dan siklus haidnya, lalu melakukan

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

27

langkah-langkah antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid. Berikut

Langkah-langkah pencegahannya:

1) Hindari stress

Sebisa mungkin hidup dengan tenang dan bahagia. Tidak usah terlalu

banyak pikiran, terutama pikiran negative yang menimbulkan

kecemasan-kecemasan. Putuskan saja untuk bersyukur apapun

keadaan kita dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.

2) Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,

memenuhi standart 4 sehat 5 sempurna. Sayur dan buah-buahan

mutlak diperlukan untuk hidup sehat.

3) Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang

cenderung asam dan pedas.

4) Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan

tidak menguras energi secara berlebihan.

5) Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam

sehari sesuai dengan kebiasaan.

6) Rajin minum susu dengan kalsium tinggi. Jika tidak gemar minum

susu, bisa diganti dengan makanan atau suplemen tinggi kalsium.

Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan ukuran dan porsi yang

sesuai.

7) Lakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari.

Olahraga secara teratur dapat mempelancar aliran darah pada otot di

sekitar rahim sehingga akan meredakan rasa nyeri pada saat haid.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

28

8) Lakukan peregangan (stretching) anti nyeri haid setidaknya 5-7 hari

sebelum haid. Peregangan ini dilakukan untuk meredakan nyeri haid.

Caranya adalah sebagai berikut :

a) Lakukan pemanasan dengan berlari-lari di tempat. Tarik nafas

dalam dan hembuskan secara perlahan-lahan dan sealami mungkin.

Lakukan secukupnya, kemudian lemaskan otot-otot tangan, kaki,

pinggang dan leher.

b) Setelah itu berbaringlah di atas matras dengan posisi telentang

dengan kedua tangan di samping badan. Rapatkan kedua kaki,

kemudian perlahan-lahan angkat kedua kaki hingga membentuk

sudut 90º dan tahan selama beberapa detik. Setelah itu luruskan

kaki hingga menyentuh atas muka. Tahan beberapa detik, lalu

kembalikan pada posisi semula saat kaki lurus. Ulangi gerakan ini

hingga 8 kali.

c) Ambil nafas untuk memulihkan energi. Baringkan badan dengan

posisi telentang. Kedua tangan lurus di atas kepala. Angkat kedua

kaki dengan posisi lurus bersamaan dengan badan hingga

membentuk sudut 120º. Setelah itu, raihlah lutut dengan kedua

tangan. Tahan posisi ini hingga beberapa detik. Naikkan lagi kedua

kaki hingga jarak perut dan kaki semakin dekat. Tahan posisi ini

selama beberapa detik. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.

Ulangi gerakan ini hingga 8 kali setelah itu cukup istirahat.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

29

9) Menjelang haid, cobalah berendam dengan air hangat yang diberi

garam mandi dan beberapa tetes minyak essensial bunga lavender atau

sesuai dengan selera. Berendamlah selama 10-15 menit. Cara ini

membantu mempelancar peredaran darah dalam tubuh sehingga

mencegah terjadinya nyeri haid.

10) Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri jika semua cara

pencegahan tersebut tidak mengatasi nyeri. Lebih baik segera

kunjungi dokter untuk mengetahui penyebab nyeri haid yang

berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau penyakit lainnya.

11) Selama masa haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja

berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan.

12) Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun cokelat karena

akan memicu bertambahnya kadar estrogen.

13) Jangan makan segala sesuatu yang dingin secara berlebihan, misalnya

ice cream. Perbanyak makan buah, sayur, makanan berkadar lemak

rendah, konsumsi vitamin E, vitamin B6, dan minyak ikan untuk

mengurangi peradangan.

14) Suhu panas merupakan ramuan tua yang perlu dicoba. Gunakan

heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air

panas di perut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang

hangat.

15) Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi

pada saraf uterus.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

30

16) Terapi alternative yang patut dicoba adalah memvisualisasikan diri

setiap hendak datang haid, yaitu visualisasi bahwa haid tidak sakit dan

tidak perlu mengganggu aktivitas. Pemusatan pikiran bahwa haid

nyaman dan bisa beraktivitas seperti biasa sangatlah penting. Ini akan

menyebabkan tubuh bereaksi membentengi diri sehingga haid dapat

terjadi tanpa nyeri.

17) Pijatlah dengan aroma terapi juga dapat mengurangi rasa tidak

nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan

telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri

haid.

18) Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat

membantu mengurangi rasa sakit.

f. Penanganan dismenorea

Penanganan dismenorea tergantung dari jenisnya. Setelah

mengetahui jenis dismenorea, maka dapat dilakukan pengobatan yang

tepat. Berikut adalah penanganan pada saat terjadi dismenorea menurut

Anggun (2012), yaitu:

1) Dismenorea primer kebanyakan wanita akan diberi obat anti

peradangan bukan steroid (NSAD) yang menghambat produksi serta

kerja prostaglandin. Bisa juga dengan menggunakan obat penghilang

rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxenon yang banyak

dijual bebas di pasaran. Meski obat ini dapat dibeli bebas, disarankan

agar pasien berkonsultasi dulu dengan dokter.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

31

2) Dismenorea sekunder ditangani dengan mengindentifikasikan dan

mengobati penyebabnya. Jika disebabkan oleh endometriosis, maka

yang harus dilakukan adalah menangani endometriosisnya agar nyeri

bisa dikurangi.

Pengobatan dismenorea menurut laila (2011), antara lain:

1) Obat analgesik

Obat analgesic diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat analgesik

yang diberikan misalnya kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.

Selain itu yang beredar di pasaran seperti novalgin, ponstan,

acetaminophen.

2) Melakukan terapi hormonal

Yaitu dengan cara memberikan pil kontrasepsi kombinasi. Tujuannya

dari pemberian pil hormonal ini yaitu menekan ovulasi, namun

tindakan ini hanya bersifat sementara.

3) Obat Nonstrocoid Anti prostaglandin

Dengan pemakaian obat ini, 70% perempuan yang merasa sakit saat

menstruasi dapat disembuhkan atau banyak mengalami perbaikan

yang dirasa. Sebaiknya, pengobatan ini diberikan dimulai 1 sampai 3

sebelum menstruasi. Obat steroid yang termasuk disini adalah

ibuprofen dan naproksen.

Menurut Laila (2011) Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga

bisa dikurangi dengan berbagai cara sebagai berikut :

1) Mengompres dengan suhu yang panas

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

32

Pengompresan bisa dengan menggunakan kompres handuk, atau botol

berisi air panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa

perut atau pinggang bagian belakang. Suhu panas dapat

meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks. Rasa nyeripun

akan berlangsung hilang.

2) Berolahraga secara teratur

Berolahraga yang teratur tidak hanya mengurangi stress yang biasanya

timbul saat PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa meningkatkan

produksi endorphin otak dan penawar sakit alami tubuh

3) Melakukan pemijatan

Pemijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemijatan yang

dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut

bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. Aktivitas

sehari-hari bisa membuat otot menegang dan rasa lelah yang

mengganggu, sehingga pikiran semakin stress dan nyeri haid akan

semakin parah.

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), penanganan dismenorea

primer dan sekunder antara lain :

1) Penanganan primer

a) Penerangan dan nasihat bahwa dismenorea adalah gangguan yang

tidak berbahaya untuk kesehatan.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

33

b) Pemberian obat analgesik

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi

aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di

pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan

sebagainya.

c) Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini

bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa

gangguan benar-benar dismenorea primer. Tujuan ini dapat dicapai

dengan pemberian salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi.

d) Terapi dengan obat nonstroid antiprostagladin

Penting buat dismenore primer. Termasuk di sini indometasin,

ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat

disembuhkan atau mengalami perbaikan. Hendaknya pengobatan

diberikan sebelum haid mulai 1-3 hari sebelum haid, dan pada hari

pertama haid.

e) Dilatasi kanalis servikalis

Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran

darah haid dan prostaglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral

(pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf

pusat) di tambah dengan neuroktomi ovarial (pemotongan urat

saraf sensorik yang ada di ligamentum infidubulum) merupakan

tindakan terakhir, apabila usaha-usaha lain gagal.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

34

2) Penanganan sekunder

a) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik umumnya akan memberikan petunjuk untuk

penegakan diagnosis atau diagnosis itu sendiri pada pasien yang

memiliki keluhan dismenorea atau nyeri pelvis yang sifatnya

kronis.

b) Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi

Tes laboratorium pada pasien dismenorea sekunder atau nyeri

pelvis kronis sangat terbatas. Tes ultrasonografi pada pelvis

memberikan manfaat yang besar karena memberikan gambaran

adanya myoma, tumor adnexal atau tumor lainnya dan lokasi

pemakaian IUD.

c) Manajemen terapi

Hanya terapi spesifik yang bertujuan untuk menghilangkan

penyebab yang pada akhirnya akan memberikan keberhasilan

terapi. Terapi yang bersifat spesifik ini dapat berupa dari

penghentian penggunaan IUD sampai dengan terapi menggunakan

anti estrogen pada kasus endometriosis. Dapat juga terapi dengan

pemindahan polip sampai dengan hysterektomy. Pada beberapa

pasien dengan diagnosa tidak spesifik dimana pemberian terapi

untuk meredakan keluhan nyeri tidak dapat mengurangi keluhan

dan gejalanya, presakral neuroktomy dapat bermanfaat.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

35

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber :Notoatmodjo 2012, Nursalam 2004, Sukarni dan Margareth 2013,

Anurogo dan Wulandari 2011, Proverawati dan Misaroh 2009.

Tingkat Pengetahuan :

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintetis

6. evaluasi

Dismenorea :

1. Pengertian dismenorea

2. Tanda dan gejala dismenorea

3. Macam-macam dismenorea

4. Penyebab dismenorea

5. Pencegahan dismenorea

6. Penanganan dismenorea

Pengetahuan

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Usia

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sosial Ekonomi

5. Informasi

6. pengalaman

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

36

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Keterangan :

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Baik

Cukup

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Kelas VIII tentang Dismenorea

Kurang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Usia

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sosial Ekonomi

5. Informasi

6. pengalaman

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis dan rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskritif

kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang

biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan)

yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk bilangan (angka-

angka) dan harganya berubah-ubah atau bersifat variabel (Riwidikdo, 2013).

Pada penelitian ini menggambarkan tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja

Putri tentang Penanganan Dismenorea pada Kelas VIII di SMPN 18

Surakarta”.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Menjelaskan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan. Lokasi

penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian dilakukan di SMP 18 Surakarta

pada remaja putri kelas VIII.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan

oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2013.

37

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

38

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan kateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010).

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh remaja

putri kelas VIII di SMP 18 Surakarta yang berjumlah 105 remaja putri.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari kateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010).

Menurut Arikunto (2006), populasi sampel kurang dari 100 lebih baik

diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15%

dan 20%-30% atau lebih, jadi jumlah sampel yang diambil peneliti adalah

30% dari 105 remaja putri adalah 32 remaja putri.

3. Tehnik pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Tehnik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling,

yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2010) .

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

39

Sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan Kriteria

pengambilan sampel. Kriteria pengambilan sampel dibedakan menjadi 2

yaitu kriteria inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria inklusi

Merupakan kriteria dimana subyek penelitian dapat mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2010).

Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut :

1) Remaja putri yang bersedia menjadi responden

2) Remaja putri yang sudah menstruasi

b. Kriteria eksklusi

Merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Hidayat, 2010). Kriteria eksklusi dari subyek penelitian adalah sebagai

berikut :

1) Remaja putri sudah menstruasi tetapi tidak bersedia untuk menjadi

responden.

2) Remaja putri yang tidak masuk pada waktu diadakan penelitian.

3) Remaja putri yang mengundurkan diri menjadi responden.

D. Variabel Penelitian

Ciri atau ukuran yang melekat pada obyek penelitian baik bersifat fisik

(nyata) atau psikis (tidak nyata) atau sesuatu yang digunakan sebagai ciri-ciri,

sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori

(Suyanto dan Salamah, 2008).

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

40

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal adalah

variabel yang terdiri atas satu variabel, yaitu tingkat pengetahuan remaja putri

kelas VIII tentang penanganan dismenorea.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2010).

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Kategori Skala Data

Tingkat

Pengetahuan

Remaja Putri

Kelas VIII

tentang

Penanganan

Dismenorea

Kemampuan

menjawab

pertanyaan

yang

diberikan

yang

berkaitan

dengan

penanganan

dismenorea

pada lembar

kuesioner

Kuesioner a. Baik : Bila nilai

responden yang

diperoleh (x) >

mean + 1 SD

b. Cukup : Bila

nilai mean – 1

SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : Bila

nilai responden

(x) < mean - 1

SD

(Riwidikdo,

2013)

Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini instrumen

penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

41

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan

beberapa pernyataan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya

besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal

yang bersifat rahasia (Hidayat, 2010).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

bersifat langsung dan tertutup yaitu yang disampaikan langsung kepada

orang yang dimintai informasinya tentang dirinya sendiri dimana

jawabannya telah disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang telah

tersedia (Notoatmodjo, 2012).

2. Kriteria Penilaian

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan

jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu

jawaban tersebut. Kuesioner ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan positif

(favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah

nilainya 0. Pernyataan negative (unfavorabel) bila responden menjawab

benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pemberian jawaban

ditunjukkan dengan menggunakan tanda centang (√) pada lembar kuesioner

yang sudah disediakan.

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karateristik seperti

sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 07 Surakarta.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

42

Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji reliabilitas kemudian

diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and

Service Solution).

3. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Pernyataan Total

Favourabel Unfavourabel

Tingkat

Pengetahuan

Remaja Putri

Kelas VIII

Tentang

Penanganan

Dismenorea

a. Pengertian

dismenorea

b. Tanda dan gejala

dismenorea

c. Macam-macam

dismenorea

d. Penyebab

dismenorea

e. Pencegahan

dismenorea

f. Penanganan

dismenorea

2

3, 4

6, 8

12

13, 16, 18,

19, 20

22, 23, 27,

28, 30

1

5

7

9, 10, 11

14, 15, 17

21, 24, 25,

26, 27

2

3

3

4

8

10

Jumlah 30

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji

validitas penelitian ini dilakukan pada remaja putri kelas VIII di SMP

Negeri 07 Surakarta pada tanggal 09 Desember 2013, dengan sampel

yang di ambil untuk validitas sebanyak 32 remaja putri.

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 32 remaja putri dengan

pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) diperoleh hasil 35 pernyataan dengan taraf signifikan

0,05 memiliki rhitung > rtabel (0,349) sebanyak 30 pernyataan dan 5

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

43

pernyataan memliki rhitung < rtabel (0,349) yaitu item pernyataan nomor 11,

13, 28, 34, 35. Sehingga kelima item pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid dan dihilangkan sehingga tidak digunakan untuk penelitian

selanjutnya karena 30 pernyataan sudah dapat mewakili untuk penelitian.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur.

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0, 349) dengan

taraf signifikan 0,05.

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah :

rxy=

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien skorelasi product moment

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

44

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator Pernyataan Total

Favourabel Unfavourabel

Tingkat

Pengetahuan

Remaja Putri

Kelas VIII

Tentang

Penanganan

Dismenorea

g. Pengertian

dismenorea

h. Tanda dan gejala

dismenorea

i. Macam-macam

dismenorea

j. Penyebab

dismenorea

k. Pencegahan

dismenorea

l. Penanganan

dismenorea

2

3, 4

6, 8

11*

14, 15, 18,

20

21, 22, 23,

24, 25, 31,

33, 34*,35 *

1

5

7

9, 10, 12

13*, 16, 17,

19

23, 26, 27,

28*, 29, 32

2

3

3

4

8

15

Jumlah 35

*pernyataan tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Menurut Riwidikdo (2009), rumus Alpha Cronbach adalah

sebagai berikut :

R11 =[ ][ 1- ]

Keterangan :

r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb² : Jumlah varian butir

σ²t : varians total

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

45

dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0, 7)

(Riwidikdo, 2009).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapat r

Alpha Cronbach’s sebesar 0,864. Maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya yaitu

(0,0864 > 0,7).

G. Tehnik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2010), tehnik pengumpulan data merupakan cara

peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Data

yang diperoleh terdiri dari :

1. Data primer

Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang

sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan

penelitian (Hidayat, 2010). Pengumpulan data primer didapat dari pengisian

kuesioner oleh responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara

komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2013).

Data sekunder ini diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data

jumlah remaja putri kelas VIII di SMPN 18 Surakarta.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

46

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2010), dalam melakukan analisis data terlebih dahulu

data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam

statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan

keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis.

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

c. Data entry

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master

table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

47

d. Melakukan tehnik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dianalisis.

2. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisa

Univariate yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian

untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap tabel

(Notoatmodjo, 2012).

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013),

adalah sebagai berikut :

a. Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut

Riwidikdo (2013), yaitu :

SD =

Keterangan :

SD : Simpangan baku

xi : Nilai dari data

n : Banyaknya data

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

48

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo

(2013), yaitu :

Rumus : X=

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

∑х : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Untuk memperoleh skor presentase menurut Riwidikdo (2013), yaitu

sebagai berikut :

Skor presentase = x 100%

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2010), etika penelitian kebidanan merupakan masalah

yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Informed consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

49

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam

informed consent tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan

dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain.

2. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMP Negeri 18 Surakarta terletak di Jl. Tembus Kadipiro, Kelurahan

Banjarsari, Kabupaten Surakarta. SMP ini terdiri dari 24 kelas yaitu kelas VII,

VIII dan IX. Kelas VII terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VII A, B, C, D, E, F, G,

H dan total seluruh kelas VII ada 115 siswa dan 110 siswi. Kelas VIII terdiri

dari 8 kelas yaitu A, B, C, D, E, F, G, H dan total seluruh kelas VIII ada 118

siswa dan 105 siswi. Kelas IX terdiri dari 8 kelas yaitu dari kelas A, B, C, D, E,

F, G, H dan total seluruh kelas IX ada 117 siswa dan 90 siswi. Total

keseluruhan siswa ada 350 siswa sedangkan siswi ada 305 siswi sehingga total

keseluruhan siswa dan siswi ada 655 orang.

SMP Negeri 18 Surakarta ini di kepalai oleh Bapak Tarno S Pd, M Pd

yang membawahi 49 guru dan 10 karyawan tata usaha. SMP Negeri 18

Surakarta ini memiliki beberapa fasilitas seperti perpustakaan, UKS (unit

kesehatan sekolah), ruang pramuka, ruang osis, ruang kesenian karawitan,

lapangan volley, lapangan basket dan musolah. Secara umum keadaan SMP

Negeri 18 Surakarta terlihat bersih dan juga rapi.

B. Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang telah dilaksanakan

pada tanggal 19 Desember 2013 dengan subyek penelitian sebanyak 32 remaja

putri diperoleh hasil sebagai berikut :

50

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

51

1. Hasil Perhitungan dan Standar Deviation

Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviation

N Minimum Maximum Mean Standar

Deviation

Tingkat

Pengetahuan

Remaja Putri

kelas VIII

tentang

Penanganan

Dismenorea di

SMP Negeri 18

Surakarta

32 10 25 17,5 3,9

Sumber : Data Primer 2014

2. Hasil Pengetahuan Remaja Putri tentang Penanganan Diamenorea pada

Kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Penanganan Dismenorea di SMP

Negeri 18 Surakarta

No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 7 21,9

2 Cukup 21 65,6

3 Kurang 4 12,5

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

52

Jumlah 32 100

Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja

putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP Negeri 18

Surakarta dalam kategori baik yaitu sebanyak 7 responden (21,9%)

sedangkan untuk kategori cukup sebanyak 21 responden (65,6%) dan untuk

kategori kurang sebanyak 4 responden (12,5%). Jadi tingkat pengetahuan

remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP Negeri 18

Surakarta dapat dikategorikan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu

sebanyak 21 responden (65,6%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP

Negeri 18 Surakarta adalah sebanyak 7 (21,9%) remaja putri berpengetahuan

baik dipengaruhi oleh lingkungan (orang tua dan saudara) dan informasi yang

mereka dapatkan dari media massa sehingga remaja putri tahu dan dapat

mengatasi bila terjadi dismenorea, 21 (65,6%) remaja putri berpengetahuan

cukup dikarenakan remaja putri kurang memanfaatkan media massa dan

kurangnya informasi yang didapatkan sehingga remaja putri cukup tahu

mengenai penanganan dismenorea dan 4 (12,5%) remaja putri berpengetahuan

kurang dikarenakan lingkungan rumah, pendidikan yang kurang memberikan

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya penanganan dismenorea

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

53

serta remaja putri yang tidak pernah memanfaatkan media massa yang ada dan

pengalaman mereka yang selalu membiarkan atau tidak peduli .

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013), adalah

sebagai berikut :

1. Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan,

informasi atau media massa, social budaya dan ekonomi, lingkungan,

pengalaman dan usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Masyarakat mendapatkan inovasi

baru melalui berkembangnya teknologi dan media massa. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu. Adanya interaksi timbale balik individu terhadap

lingkungan juga mempengaruhi (Notoatmodjo, 2010).

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

54

Dismenorea adalah nyeri menstruasi pada daerah panggul akibat

menstruasi dan produksi zat prostaglandin. (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Pencegahan dan penanganan dismenorea dapat dilakukan dengan menghindari

stress, pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, istirahat

yang cukup, rajin minum susu dengan kalsium tinggi, olahraga secara teratur,

selama haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan dan

hindari mengkonsumsi alcohol, rokok, kopi maupun coklat yang berlebihan.

(Anurogo dan Wulandari, 2011).

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 18 Surakarta

didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang

penanganan dismenorea adalah mayoritas berpengetahuan cukup yaitu

sebanyak 21 responden (65,5%). Hal ini dipengaruhi karena masih banyak

remaja putri yang tidak mengerti tentang pengertian dan cara penanganan

dismenorea. Kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman remaja putri saat haid

yang lalu atau pernah mengalami dismenorea sebelumnya. Kurangnya

memanfaatkan media massa, radio dan TV. Kurangnya informasi yang

diberikan baik dari orangtua maupun kurangnya penyuluhan dari tenaga

kesehatan tentang pengertian dan cara penanganan dismenorea, sehingga

responden cukup tahu tentang penanganan dismenorea, hal ini yang

mempengaruhi pengetahuan responden mejadi cukup.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ulayah (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Kelas VIII Tentang Penanganan Dismenorea Di Mts Pondok Pesantren Al-

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

55

Amien Prenduan Sumenep Madura” dengan hasil penelitian menunjukan

bahwa yang diperoleh sebagian besar (58,1%) remaja putri berpengetahuan

baik dan (41,9%) berpengetahuan cukup, sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Inda Irmawati (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penanganan Dismenorea Di Wonosari

Wetan Gang 1 RT 8 RW 7 Kelurahan Wonokusumo Surabaya” denga hasil

penelitian yang diperoleh sebagian responden (73,33%) berpengetahuan kurang

dan (26,67%) berpengetahuan cukup.

D. Keterbatasan

1. Kendala penelitian

Kendala dari penelitian adalah waktu dalam mengumpulkan responden

dikarenakan sedang ada kegiatan seperti class meeting di tempat penelitian

serta pada saat mengerjakan kuesioner ada beberapa responden yang belum

bisa memahami istilah-istilah dalam kuesioner.

2. Kelemahan/keterbatasan

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

56

Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan (kuesioner) yang

menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

c. Sampel

Penelitian ini hanya mengambil sampel dari remaja putri kelas VIII saja,

sehingga tidak dapat mewakili semua remaja putri di SMP Negeri 18

Surakarta.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII di SMP

Negeri 18 Surakarta dapat di simpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan

dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori baik yaitu

sebanyak 7 responden (21,9%).

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

57

2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan

dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori cukup

yaitu sebanyak 21 responden (65,6%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan

dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori kurang

yaitu sebanyak 4 responden (12,5%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja putri

tentang penanganan dismenorea, maka saran yang dapat penulis sampaikan

adalah:

1. Bagi responden

Diharapkan untuk lebih banyak menambah pengetahuan atau wawasan yaitu

dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti

tenaga kesehatan reproduksi untuk mengetahui cara penanganan dismenorea

yang tepat dan benar, maka diharapkan remaja putri dapat mencegah dan

mengatasi bila mengalaminya.

2. Bagi institusi

a. SMP Negeri 18 Surakarta

Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan yang menjalin

kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/

puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi

khususnya tentang penanganan dismenorea.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

56

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

58

Diharapkan akan menambah literature tentang kesehatan reproduksi

khususnya penanganan dismenorea.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel

penelitian dan sampel penelitian lebih bervariasi.

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

DAFTAR PUSTAKA

Anggun. 2012. Penanganan Dismenorea

http:///pengobatannyerihaidsecaraalami.com. Diunduh pada tanggal 04

Desember 2012.

Anurogo, D, Wulandari, A. 2011.Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta :

Andi Offset.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

BrebesNews.2013. Jumlah Remaja Indonesia

http:///BrebesNews.CO.mediainformatifedukatifdaninspiratif.

Diunggah 20 Febuari 2013.

Devi. 2012. Gizi Saat Sindrome Menstruasi. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Popular

Kelompok Gramedia.

Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Edisi 4.

Jakarta : Salemba Medika.

Irmawati, I. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja PutriTentang

Penanganan Dismenorea di Wonosari Wetan Gang 1 RT 8 RW 7

Kelurahan Wonokusumo Surabaya. STIKES YARSIS Surabaya.

Karya Tulis Ilmiah.

Jalal, A.2010. Pengertian Pengetahuan (Knowledge).htm. Diakses 28 November

2012.

Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Kumalasari, I, Andhyantoro, I. 2013. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba

Medika.

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba

Medika.

Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi + Solusi Atasi Segala Keluhannya.

Yogyakarta : Bukubiru.

Noerpramana. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/17/01-gdl-lisakurnia... · TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII ... 52 D. Keterbatasan

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Proverawati, A, Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur

Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.

Sarlito, dkk. 2004. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukarni, Margareth. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Suyanto, Salamah, U. 2008. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Edisi 3.

Yogykarta: Mitra Medika.

Ulayah. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII Tentang

Penanganan Dismenorea di Mts Pondok Pesantren Al-Amien

Prenduep Sumenep Madura. STIKES YARSIS Surabaya. Karya Tulis

Ilmiah.