daya tarik remaja putri pada produk kerajinan …

15
83 JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97 Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582 DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN MAKRAME Maryana 1 , Fikriah Noer 2 , Fadhilah 2 Program Studi Pendidikan Kesejahteraan keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia Email Correspondence: [email protected] ABSTRAK Kerajinan pada sebuah busana akan menunjukkan sebuah keindahan yang terkandung di dalamnya Desain busana remaja dapat menggunakan bahan tekstil untuk membuat teknik makrame. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi remaja putri terhadap busana dari produk kerajinan makrame, faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik remaja putri pada produk kerajinan macrame pada busana dan penerapan produk kerajinan makrame pada busana remaja putri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi, dan penegasan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi remaja putri terhadap busana produk kerajinan makrame sangat positif. Remaja putri sangat teratrik dengan kerajinan makrame karena kerajinan ini dapat dengan mudah dibuat tanpa menggunakan mesin. Remaja putri juga beranggapan bahwa kerajinan makrame merupakan suatu kerajinan yang memanfaatkan tali dan benang sebagai bahan utama, sehingga memudahkan dalam membuatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik remaja putri terhadap produk kerajinan makrame pada busana dikarenakan kerajinan ini dapat dimodifikasi dalam bentuk apapun. Remaja putri beranggapan bahwa keindahan dan kualitasnya mampu meyaingi persaingan-persaingan kerajinan lainnya. Penerapan produk kerajinan makrame pada remaja putri tidak hanya pada busana saja, namun juga pada asesoris-asesoris lainnya. Adapun jenis-jenis kerajinan makrame yang digunakan atau dipakai oleh remaja putri tersebut diantaranya; baju sweater, tas, jilbab atau kerudung. Kata kunci: Daya Tarik Remaja Putri, dan Kerajinan Makrame ABSTRACT Craft in a dress will show a beauty that is contained in it. Teenage fashion design can use textile materials to make macramé techniques. The purpose of this study was to determine the perceptions of adolescent girls towards clothing from macrame handicraft products, the factors that influence the attractiveness of adolescent girls to macrame handicraft 1 Alumni Program Studi PKK FKIP Unsyiah 2 Dosen Program Studi PKK FKIP Unsyiah

Upload: others

Post on 13-Jan-2022

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

83

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK

KERAJINAN MAKRAME

Maryana1, Fikriah Noer2, Fadhilah2

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan keluarga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia

Email Correspondence: [email protected]

ABSTRAK

Kerajinan pada sebuah busana akan menunjukkan sebuah keindahan yang terkandung di

dalamnya Desain busana remaja dapat menggunakan bahan tekstil untuk membuat teknik

makrame. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi remaja putri

terhadap busana dari produk kerajinan makrame, faktor-faktor yang mempengaruhi daya

tarik remaja putri pada produk kerajinan macrame pada busana dan penerapan produk

kerajinan makrame pada busana remaja putri. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri

wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri

dari pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi, dan penegasan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi remaja putri terhadap busana produk

kerajinan makrame sangat positif. Remaja putri sangat teratrik dengan kerajinan makrame

karena kerajinan ini dapat dengan mudah dibuat tanpa menggunakan mesin. Remaja putri

juga beranggapan bahwa kerajinan makrame merupakan suatu kerajinan yang

memanfaatkan tali dan benang sebagai bahan utama, sehingga memudahkan dalam

membuatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik remaja putri terhadap produk

kerajinan makrame pada busana dikarenakan kerajinan ini dapat dimodifikasi dalam

bentuk apapun. Remaja putri beranggapan bahwa keindahan dan kualitasnya mampu

meyaingi persaingan-persaingan kerajinan lainnya. Penerapan produk kerajinan makrame

pada remaja putri tidak hanya pada busana saja, namun juga pada asesoris-asesoris lainnya.

Adapun jenis-jenis kerajinan makrame yang digunakan atau dipakai oleh remaja putri

tersebut diantaranya; baju sweater, tas, jilbab atau kerudung.

Kata kunci: Daya Tarik Remaja Putri, dan Kerajinan Makrame

ABSTRACT

Craft in a dress will show a beauty that is contained in it. Teenage fashion design can use

textile materials to make macramé techniques. The purpose of this study was to determine

the perceptions of adolescent girls towards clothing from macrame handicraft products,

the factors that influence the attractiveness of adolescent girls to macrame handicraft

1 Alumni Program Studi PKK FKIP Unsyiah 2 Dosen Program Studi PKK FKIP Unsyiah

Page 2: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

84

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

products on clothing and the application of macrame handicraft products to women's

clothing. The research method used in this research is descriptive qualitative. Data

collection techniques in this study consisted of interviews, documentation and literature.

Data analysis techniques in this study consisted of data collection, data reduction, data

display, verification, and confirmation of conclusions. The results showed that the

perception of young women towards the fashion of makrame handicraft products was very

positive. Young women are very interested in macramé crafts because they can be easily

made without using machines. Young women also think that macramé is a craft that uses

rope and thread as the main material, making it easier to make. The factors that affect the

attractiveness of young women to makrame handicraft products in clothing are because

this craft can be modified in any form. Young women think that their beauty and quality

can compete with other craft competitions. The application of makrame handicraft

products to young women is not only in clothes, but also in other accessories. The types of

makrame crafts used or used by these young women include; sweater, bag, headscarf or

veil.

Keywords: Young Women Attraction, and Macrame Craft

PENDAHULUAN

Kerajinan pada sebuah busana akan

menunjukkan sebuah keindahan yang

terkandung di dalamnya. Banyak manfaat

dan ragam kreasi yang bisa digunakan

dalam membuatnya. Menurut Ismadi

(2011:2), tekstil ini terdiri dari berbagai

macam ragam yang dapat dimanfaatkan

untuk membuat suatu kerajinan. Jadi

salah satu bahan tekstil dapat digunakan

untuk membuat sebuah produk kerajinan

makrame. Pada teknik makrame yang

dapat digunakan.

Teknik makrame adalah seni

menghias simpul terdiri atas satu, dua,

tiga, empat, atau lebih tali kerajinan

makrame ini, terdapat beberapa

dalam satu kelompok bentuk pola

(Murtono dkk, 2007:84). Produk

makrame yang lebih dikenal masyarakat

berupa produk interior seperti wall

hanging dan gantungan pot, serta dari

produk fashion, makrame lebih dikenal

sebagai teknik membuat aksesoris seperti

tas dan gelang. Pengenalan masyarakat

akan istilah makrame dalam kehidupan

sehari-hari masih minim, begitu juga

dengan teknik makrame yang dapat

dijadikan busana masih jarang adanya

(Harka, 2014:2).

Hasil pengamatan yang dilakukan

selama ini dan sesuai dengan

perkembangan teknik kerajinan yang

menggunakan berbagai macam tekstil,

maka dapat dilihat bahwa manfaat dan

kekreatifan seseorang pengrajian atau

sebagai ahli desain busana dapat

memanfaatkan keragaman tekstil ini

Page 3: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

85

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

untuk memperindah suatu busana, salah

satunya adalah pada busana remaja.

Desain busana remaja dapat

menggunakan bahan tekstil untuk

membuat teknik makrame. Jadi dengan

kerajinan makrame ini, banyak remaja-

remaja putri yang tertarik dengan produk

tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini

akan melihat mengenai daya tarik remaja

putri terhadap produk kerajinan

makrame.

Berdasarkan penjelasan dan latar

belakang masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya, tentang berrbagai fenomena

dan ragam manfaat yang terdapat pada

bahan tekstil dalam membuat busana

dengan menggunakan produk kerajinan

makrame, maka sebagai peneliti tertarik

untuk melakukan sebuah penelitian

dengan judul “Daya Tarik Remaja Putri

pada Produk Kerajinan Makrame”.

LANDASAN TEORETIS

Kerajinan Makrame

Seni Makrame berasal dari Arab,

yang pertama kali dikenal awal Abad

Pertengahan. Para penenun pada abad ini

merajut benang dan rami dengan simpul

dan ikat menjadi dekorasi yang menarik.

Makrame berasal dari kata mikramah

yang berarti hiasan tangan atau anyaman.

Di Turki dikenal dengan nama magrama.

Pada awal Abad pertengahan ketika

bangsa Moor menundukkan Spayol, seni

makrame ikot berkembang di sana dan

menyebar secara merata ke Italia dan

Eropa serta mulai dikenal di Inggris pada

akhir Abad ke-17 (Murtono dkk,

2007:85).

Makrame sebenarnya tergolong

pada teknik kerajinan tangan klasik,

tetapi pada tahun-tahun terakhir ini orang

tidak lagi tahu cara memanfaatkannya.

Selain membuat kantung jala untuk

berbelanja yang menjemukan, orang tidak

tahu lagi harus membuat apa dengan

makramé itu. Penggunaan makramé

sebagai hiasan yang bersifat mode

merupakan barang baru. Makramé adalah

hasil kerajinan griya tekstil dengan teknik

simpul yang menggunakan tali atau

benang (Sartini, 2011: 27).

Menurut Rusmawati (2014:60)

makrame adalah hasil kerajinan dengan

teknik simpul yang menggunakan tali.

Teknik makrame menggunakan berbagai

macam simpul dalam pembuatannya,

mulai dari simpul dasar sampai simpul

variasi. Biasanya makrame diwujudkan

menjadi ikat pinggang, kalung gelang,

hiasan dinding, hiasan botol, sarung

bantal bahkan media bervolum misal:tas.

Menurut Asriyani (2013:8) makrame

adalah suatu teknik tertua yang dibuat

Page 4: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

86

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

dengan cara menyimpul beberapa tali

maupun benang menjadi suatu bentuk

berpola dekoratif-geometrik. Tiga macam

simpul makrame yaitu simpul pembuka,

simpul inti dan simpul penutup.

Berdasarkan penjelasan di atas

dapat disimpulkan bahwa makrame

merupakan sebuah teknik yang dilakukan

berdasarkan kerasi yang digunakan.

Teknik makarame ini dapat dibuat sebuah

kerajinan berdasarkan simpul-simpul

yang kita gunakan.

Penggunaan produk makrame dapat

sebagai benda fungsional berupa

assesories (assesories rumah maupun

assesories busana). Sebagai contoh benda

fungsional berupa alat penangkap ikan,

seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan

sampai perlengkapan pakaian, seperti

topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang

atau tas, dan masih banyak lagi contoh

lainnya, yang semuanya dikerjakan

dengan teknik simpul, dengan

mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa

menggunakan alat bantu mesin.

Seni kerajinan yang berbasis

macramé telah menyebar ke penjuru

dunia, dan saat ini telah mulai

berkembang dan dikenal di Indonesia.

Saat ini, telah banyak ditemui hasil karya

yang merupakan hasil dari jenis-jenis

kerajinan simpul seperti ikat pinggang,

penghias gerabah atau keramik, tas,

hiasan dinding, keranjang untuk

menggantung tanaman, gorden, gelang,

topi, rompi, taplak meja dan sebagainya

(Hartati dan Kurniasari, 2017).

Alat yang biasa digunakan yaitu

gunting atau cutter, penggaris atau

meteran, hak pen, stick kayu, dan papan

landasan. Sedangkan bahan yang

digunakan dalam pembelajaran makrame

yaitu benang atau tali, manik-manik,

gesper, handel, karet gelang, dan lem.

Makrame terdiri dari beberapa

simpul. Menurut Trisnawati (2017:31)

Simpul dari teknik makrame ini terdiri

dari simpul pipih, pipih berganda,

kordon, kordon berganda, dan simpul

rantai. Simpul dapat dibuat secara

horizontal dan pertikal.

Dari berbagai teknik simpul yang

dapat digunakan, maka dapat dibentuk

suatu kerajinan, baik pada busana

seseorang, asesoris, sandal dan lain

sebagainya. Simpul ini merupakan

sebuah kerasi yang dapat pengrajin

mempermudah dalam menentukan

sebuah kerasi yang akan dipakai. Secara

lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1. Simpul Mati

Simpul mati (overhandknot), sesuai

dengan namanya adalah simpul yang

susah dibuka setelah jadi. Bentuk simpul

Page 5: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

87

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

ini dipakai sebagai variasi dari susunan

beberapa simpul yang lain ataupun untuk

pembuatan jala, (Ginting, 2002:96).

Simpul mati merupakan simpul ini susah

untuk melepaskan kembali, karena

simpul ini sudah dibuat sekuat mungkin.

Gambar 1 Simpul Mati

(Sumber: www.google.com)

2. Simpul Tunggal

Hasil dari simpul ini akan terlihat seperti

tangga. Desain bentuk dapat diputar ke

kanan atau ke kiri. Lakukan percobaan

terus menerus agar dapat menghasilkan

sesuai keinginanmu. Contoh simpul

tunggal dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.9 Simpul Tunggal

(Sumber: www.google.com)

3. Simpul kepala

Simpul ini dipakai untuk

menggantukan tali pada suatu benda. oleh

karena itu simpul kepala ini merupakan

pusat pegangan tali bawah dari makrame

atau dapat dikatakan sebagai pekerjaan

awal dari pembuatan makrame

selanjutnya. (Ginting, 2002:97). Simpul

kepala diperlukan tali yang bisa

direntangkan sebagai tempat

menyimpulkan simpul kepala. Kamu

dapat membuat simpul-simpul ini

berulang sesuai dengan jumlah yang

dibutuhkan. Contoh simpul kepala dapat

dilihat pada gambar 3.

Gambar 2.10 Simpul Kepala

(Sumber: www.google.com)

4. Simpul Rantai

Simpul rantai ini merupakan simpul

berbentuk rantai, dimana tali atau benang

yang digunakan membuat teknik

makrame, yang dibuat semacam rantai.

Sehingga simpul-simpulnya dapat

dibentuk sesuai denga rantai. Teknik

simpul ini menggunakan kreasi seperti

Page 6: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

88

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

rantai, sehingga simpul ini dinamakan

simpul rantai. Contoh simpul rantai dapat

dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Simpul Rantai

(Sumber: www.google.com)

5. Simpul Ganda

Cara membuat simpul ganda ini cukup

mudah, yaitu cukup menyediakan dua

utas tali yang warnanya berbeda, supaya

jalinan kedua utas tali itu terlihat jelas. Di

bawah ini dapat melihat variasi simpul

ganda. Simpul ganda ini merupakan

simpul yang digabungkan atau

digandakan. Contoh simpul ganda dapat

dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 Simpul Ganda

(Sumber: www.google.com)

6. Simpul Gordin

Simpul ini merupakan rangkaian

simpul yang nyaris menyerupai garis

bergandengan dan terputus-putus. Di buat

untuk membuat variasi ikatan. Simpul ini

dapat di bentuk dalam berbagai macam

variasi, contohnya: diagonal, horizontal

dan vertikal. Manfaat simpul

diperuntukkan untuk bisa membentuk

suatu variasi ikatan dalam membuat tirai,

partisi ruang atau gordin. Contoh simpul

gordin dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Simpul Gordin

(Sumber: www.google.com)

Berdasarkan berbagai macam jenis

simpul yang digunakan untuk membuat

kerajinan dengan menggunakan teknik

makrame dapat dilihat berbagai

keindahannya. Teknik makrame ini dapat

dibuat dengan berbahan utama yaitu

benang. Salah satu benang yang dapat

digunakan adalah benang rajut. Benang

rajut ini memiliki tektur bahan yang

lembu, sehingga banyak digunakan untuk

Page 7: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

89

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

membuat teknik makrame pada busana.

Kreasi teknik makrame ini hanya

memerlukan bahan-bahan yang

sederhana, akan tetapi keindaha dari hasil

teknik makrame ini akan terlihat secara

langsung. Teknik makrame ini dapat

diterapkan untuk membuat berbagai

macam bentuk kerajinan.

Masalah Daya Tarik dari Remaja

Daya tarik merupakan kemampuan

menarik atau memikat perhatian,

sehingga akan muncul sebuah keinginan

terhadap sesuatu produk maupun lain

sebagainya. Remaja merupakan masa

yang penuh dengan “badai dan tekanan

jiwa”, yaitu masa di mana terjadi

perubahan besar secara fisik, intelektual

dan emosional pada seseorang yang

menyebabkan kesedihan dan

kebimbangan (konflik) pada yang

bersangkutan, serta menimbulkan konflik

dengan lingkungannya (Jannah, 2016).

Oleh karena itu, permasalahan daya tarik

dari seorang remaja terhadap suatu hal

merupakan sebuah dampak dari tingkat

emosional dan intelektual anak yang

merespon suatu bentuk baik itu produk

tertentu maupun kerajinan yang

membawa remaja untuk memikat sesuatu

yang diinginkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Daya Tarik

Daya tarik merupakan sebuah

keinginan seseorang terhadap sesuatu

benda ataupun produk tertentu. Faktor-

faktor yang mendukung daya tarik

interpersonal secara garis besar

dibedakan menjadi dua, yaitu faktor

personal dan situasional faktor personal

yaitu faktor-faktor yang berasal dari

karakteristik peribadi individu sedangkan

faktor situasional berasal dari sifat-sifat

obyektif (Dewi, 2013). Adapunn kedua

faktor tersebut dapat dibedakan sebagai

berikut:

1) Faktor personal

Faktor ini merupakan sebuah faktor

yang mmepengaruhi kepribadian

seseorang, sehingga faktor ini terdiri dari

motivasi, pengaruh keturunan dan

kehalian dasar secara individu. Dalam hal

ini motivasi dapat dibedakan menjadi tiga

hal; pertama motivasi disebabkan oleh

rasa takut jika tidak dilakukannya maka

akan terjadnya sesuatu yang buruk.

Kedua, motivasi karena ingin mencapai

sesuatu yaitu seseorang mau melakukan

sesuatu karena dia ingin mencapai suatu

sasaran atau prestasi tertentu. Ketiga,

Page 8: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

90

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

motivasi didorong oleh kekuatan dari

dalam diri yaitu didasarkan oleh misi dan

tujuan hidupnya (Sari dan Bodroastuti,

2012). Dalam hal ini faktor personal

terdiri dari kesamaan karakteristik

personal, tekanan emosional, harga diri

yang rendah dan isolasi sosial.

2) Faktor situsional

Faktor situasional menunjuk pada

semua faktor yang terkait dengan waktu

dan tempat tertentu yang terlepas dari

karakteristik individu dan produk, yang

mencakup variabel-variabel lingkungan

fisik, lingkungan sosial, perspektif waktu,

definisi tugas, dan keadaan terdahulu

(Mamuaya, 2016). Faktor situsional

merupakan suatu faktor yang terdiri dari

daya tarik fisik, ganjaran, kedekatan dan

kemampuan.

Timbulnya Daya Tarik

Daya tarik merupakan suatu dorongan

keinginan seseorang untuk mendapatkan

suatu produk tertentu baik dalam bentuk

kerajinan maupun produk lainnya. Daya

tarik seseorang timbul dari keinginan

untuk memiliki maupun untuk mencoba

mengembangkan sebuah kerajinan

tertentu agar dikenal oleh kalangan

masayarakat pada umumnya. Timbulnya

daya tarik seseorang terhadap apa yang

dilihatnya akan menjadi sebuah dorongan

tertentu bagi orang tersebut untuk

memotivasi dirinya dalam mencapai

tujuan yang akan diinginkannya.

Daya Tarik Remaja Putri pada Produk

Kerajinan Makrame

Daya tarik produk dibentuk oleh

delapan pernyataan seperti harga produk,

kelebihan produk, reputasi perusahaan,

ketersediaan produk pendukung, aksesori

dan jasa, baik buruknya review mengenai

produk, kompleksitas produk,

keuntungan relative dan level standarisasi

(Afandi, 2008).

Makrame adalah suatu teknik tekstil

tertua yang dibuat dengan cara

menyimpul beberapa tali maupun benang

menjadi suatu bentuk berpola dekoratif-

geometrik. Makrame ditemukan pada

Abad ke-13 oleh penenun Arab yang

menyebutnya dengan miqrama yang

berarti hiasan pinggiran. Karena memang

pada zaman itu macrame dibuat sebagai

hiasan pada pinggiran permadani

(Asriyani, 2013).

Kerajinan dari produk makrame ini

banyak diminati oleh remaja-remaja

putri. Hal ini dikarenakan makrame

merupkan sebuah pola dekoratif yang

dapat dibuat dengan beberapa teknik

disesuaikan dengan keinginannya. Jadi

Page 9: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

91

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

ketertarikan para remaja putri ini

membuat kerajinan makrame dapat

dikenal oleh kalangan masyarakat

lainnya.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang

dilakukan pada penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan

penelitian kualitatif lebih banyak

menggunakan logika hipotetiko

verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai

dengan berpikir deduktif untuk

menurunkan hipotesis, kemudian

melakukan pengujian di lapangan

(Margono, 2000:35). Menurut Sugiyono

mengatakan bahwa penelitian kualitatif

pada umumnya disusun berdasarkan

masalah yang ditetapkan (Sugiyono,

2013:11).

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Penelitian ini dilakukan di kawasan

Banda Aceh terhadap remaja-remaja

putri. Penelitian ini dilakukan selama

kurun waktu satu bulan pada bulan

Maret-April 2020. Hal ini dilihat dari

proses analisa langsung dilapangan yang

memerlukan waktu yang lebih efektif dan

konkret.

Penentuan subjek dalam penelitian

ini secara purposive sampling yaitu

pertimbangan tertentu, minimal memiliki

kerajinan makrame. Oleh karena itu,

subjek dalam penelitian adalah 10 remaja

putri yang tinggal di Asrama Putri IPPAT

Aceh Timur yang beralamat di Jl. Al

Huda No 61, Laksana Kuta Alam.

Laksana, Kec. Kuta Alam, Kota Banda

Aceh. Hal ini dapat dianalisa secara

langsung tentang daya tarik remaja putri

tersebut terhadap produk kerajinan

makrame.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pedoman wawancara,

observasi dan kepustakaan. Analisis data

dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan penelitian secara kualitatif.

Penelitian ini adalah dengan menganalisa

secara langsung di lapangan tentang daya

tarik remaja putri terhadap produk

kerajinan makrame. Hal ini dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian

integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada

penelitian ini adalah dengan

menggunakan wawancara dan studi

dokumentasi. Wawancara dilakukan

terhadap 10 remaja putri kemudian

Page 10: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

92

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

dokumentasi dengan merekam dan

mengambil foto-foto kerajinan makrame.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi

data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis di lapangan. Reduksi

dilakukan sejak pengumpulan data

dimulai dengan membuat ringkasan,

mengkode, menelusur tema, membuat

gugus-gugus, menulis memo dan

sebagainya dengan maksud menyisihkan

data/informasi yang tidak relevan.

Reduksi data dalam penelitian ini adalam

menganalisis hasil pengumpulan data dari

wawancara dan dokumentasi.

3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian

sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif

disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk

matrik, diagram, tabel dan bagan. Display

data dalam penelitian adalah menuliskan

hasil penelitian yang sudah dilakukan.

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan

(Conclution Drawing and

Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari

analisis data. Penarikan kesimpulan

berupa kegiatan interpretasi, yaitu

menemukan makna data yang telah

disajikan. Verivikasi dan penegasan

kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil

penelitian dari hasil wawancara.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kota

Banda Aceh dengan melakukan kegiatan

observasi dan wawancara. Subjek dalam

penelitian ini terdiri dari sepuluh

responden remaja putri. Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi

sebelumnya pada kesepuluh responden

remaja putri tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulannya sebagai berikut:

1. Persepsi remaja putri terhadap busana

dari produk kerajinan macramé

Hasil observasi dan wawancara

kesepuluh responden remaja putri

tersebut mengemukakan bahwa persepsi

tentang kerajinan makrame ini sangat

positif. Remaja putri sangat tertarik

dengan produk makrame. Kerajinan

makrame merupakan salah satu kerajinan

yang memanfaatkan tali dan benang

sebagai bahan utama. Kerajinan ini

sangat mudah dilakukan, karena tidak

menggunakan mesin, tetapi hanya

Page 11: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

93

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

menggunakan tangan melalui proses

simpul menyimpul. Remaja putri juga

beranggapan bahwa kerajinan makrame

ini memiliki kenyamanan, disebabkan

oleh bahannya yang lembut, halus, dan

dingin. Adapun berbagai kerajinan

makrame yang dipakai oleh remaja putri

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1 Modifikasi Busana Produk

Kerajinan Makarame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 2 Tas Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 3 Busana Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 4 Tas Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Page 12: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

94

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

Gambar 5 Tas Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 6 Kerudung Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 7 Busana Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 8 Tas Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 9 Busana Sweater Produk

Kerajinan Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Gambar 9 Busana Produk Kerajinan

Makrame

Sumber: Dokumen Penelitian (2020)

Remaja putri juga beranggapan

bahwa kerajinan makrame ini memiliki

keindahan, kualitasnya menarik, dan

meiliki kemewahan tersendiri. Selain itu,

koleksi-koleksi ataupun variansi model-

model, corak, ukiran sudah banyak,

sehingga remaja putri tertarik terhadap

Page 13: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

95

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

kerajinan ini. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sartini

(2011) mengatakan bahwa Kerajinan

makrame sudah lama dikenal di

Indonesia. Makrame sebenarnya

tergolong pada teknik kerajinan tangan

klasik. Penggunaan Kerajinan makrame

dapat sebagai benda fungsional berupa

assesories (assesories rumah /assesories

busana). Sobandi (2006) mengatakan

bahwa jenis-jenis kerajinan simpul atau

makrame yang sering kita lihat adalah

hasil karya berupa: ikat pinggang,

penghias gerabah atau keramik, tas,

hiasan dinding, keranjang untuk

menggantung tanaman, gorden, gelang,

topi, rompi, taplak meja dan sebagainya.

Pokoknya demikian banyak benda yang

dapat dibuat dengan teknik makrame atau

menyimpul.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

daya tarik remaja putri pada produk

kerajinan makrame pada busana

Hasil observasi dan wawancara

melalui kesepuluh responden

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi daya tarik tehadap produk

kerajinan makrame dikarenakan kerajinan

ini dapat dimodifikasi dalam bentuk

apapun. Remaja putri beranggapan bahwa

keindahan dan kualitasnya mampu

meyaingi persaingan-persaingan

kerajinan lainnya.

3. Penerapan produk kerajinan makrame

pada busana remaja putri

Hasil observasi dan wawancara

sebelumnya menunjukkan bahwa

penerapan produk kerajinan makrame

pada remaja putri tidak hanya pada

busana saja, namun juga pada asesoris-

asesoris lainnya. Adapun jenis-jenis

kerajinan makrame yang digunakan atau

dipakai oleh remaja putri tersebut

diantaranya; baju sweater, tas, jilbab atau

kerudung.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian

yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Persepsi remaja putri terhadap busana

produk kerajinan makrame sangat

positif. Remaja putri sangat teratrik

dengan kerajinan makrame karena

kerajinan ini dapat dengan mudah

dibuat tanpa menggunakan mesin.

Remaja putri juga beranggapan

bahwa kerajinan makrame merupakan

suatu kerajinan yang memanfaatkan

tali dan benang sebagai bahan utama,

sehingga memudahkan dalam

membuatnya.

Page 14: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

96

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

daya tarik remaja putri terhadap

produk kerajinan makramen pada

busana dikarenakan kerajinan ini

dapat dimodifikasi dalam bentuk

apapun. Remaja putri beranggapan

bahwa keindahan dan kualitasnya

mampu meyaingi persaingan-

persaingan kerajinan lainnya.

3. Penerapan produk kerajinan makrame

pada remaja putri tidak hanya pada

busana saja, namun juga pada

asesoris-asesoris lainnya. Adapun

jenis-jenis kerajinan makrame yang

digunakan atau dipakai oleh remaja

putri tersebut diantaranya; baju

sweater, tas, jilbab atau kerudung.

SARAN

1. Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai pedoman untuk

lebih memperkenalkan produk

kerajinan makrame bukan hanya pada

remaja tetapi dewasa lainnya.

2. Penelitian ini juga diharapkan sebagai

pedoman bagi remaja putri atau

masyarakat lainnya, untuk

meningkatkan potensi dalam proses

pembuatan kerajinan makrame.

3. Penelitian ini diharapkan kepada

pembaca setelah melakukan

penelitian tentang daya tarik remaja

putri terhadap produk kerajinan

makrame, maka dapat memberikan

motivasi bagi mahasiswi lainnya

untuk mencoba membuat kerajinan

makrame ini dengan berbagai

modifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Pandi. 2008. Analisis Faktor

Penantu Daya Traik Produk pada

Pasar UKM Lopait Kecamatan

tentang Kabuapaten Semarang.

Jurnal Among Makarti. 1(1): 67-81.

Asriyani, Indah. 2013. Inspirasi

Macrame. Surabaya: Tiara Aksa.

Dewi, Rusuma Ayu Dian Anike. 2013.

Studi Komprasi Daya Tarik

Intrepersonal pada Mahasiswa

Unnes. Journal of Social and

Industial Psychology. 2(2): 32-44.

Ginting, Masta. 2002. Pengembangan

Kewirausahaan. Jurnal Pengabdian

Kepada Masyarakat. 8(28):91-102.

Harka, Zaskia Ayu. 2014. Teknik

Makrame Menggunakan Benang

Katun untuk Busana Pesta. Jurnal

Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan

Desain, 1: 2-3.

Hartati, Indah dan Kurniasari, Laeli.

2017. Penumbuhkembangan Jiwa

Kewirausahaan Mahasiswa Melalui

Pelatihan Teknik Dasar Makrame

dalam Pembuatan Tas dari Taliukur.

Jurnal Abdimas Unwahas, (Online),

Jilid 2 No.1,

(http://file:///C:/Users/User/AppData/

Local/Temp/1789-3653-1-PB.pdf.,

diakses 07 Januari 2018).

Ismadi, 2011. Bahan Ajar Kriya Tekstil

UN Yogya. Tidak diterbitkan.

Jannah, Miftahul. 2016. “Remaja dan

Tugas-Tugas dalam Islam”. Jurnal

Page 15: DAYA TARIK REMAJA PUTRI PADA PRODUK KERAJINAN …

97

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

VOLUME: 5 NOMOR : 2 MEI 2020 hal : 83-97

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 582

Psikoislamedia , (Online), Volume 1

Nomor 1, Diakses 9 Oktober 2018.

Margono. 2000. Metodelogi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Mamuaya, Christiana Nova. 2016. The

Effect of Situsional Faktors

Production Consumer Buying

Decision in Hypermart at Manado

City. Jurnal Manajemen. 11(1):132-

170.

Murtono Sri. Dkk. 2007. Seni Budaya

dan Keterampilan. Bogor:

Yudhistira.

Rusmawati, Yesy dan Nahari, Inty. 2014.

“Pengaruh Ukuran Lebar Cotton

Combed dengan Teknik Makrame

Terhadap Hasil Jadi Kalung”. Jurnal

Edisi Yudisium, (Online), Jilid 3

Nomor 1, Diakses 12 Februari 2018.

Sari, Kurnia Fitri Fransisca dan

Bodroastuti, Tri. 2012. Pengaruh

Faktor Organisasional dan Faktor

Non Organisasi terhadap Komitmen

Organisasional (Studi pada Pegawai

Bagian Produksi PT Kubota

Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Widya Manggala. Email:

[email protected].

Sartini, 2011. “Pengembangan Modul

Kerajinan Makrame untuk

Pembelajaran Keterampilan PKK di

SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Skripsi

tidak diterbitkan. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Sobandi, Bandi. 2006. Makrame

(Kerajinan Irhas F.L, Edi. 2010:

Belajar Membuat Makrame”.

Jakarta: PT. Multazam Mulia Utama.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Trisnawati, Desi dkk. 2017. Pelatihan

Membuat Tas Makrame Bagi

Remaja Putus Sekolah di UPTD Bina

Harapan Remaja Padangpanjang

untuk Menumbuhkan Minat

Berwirausaha. Jurnal Batoboh,

(Online), Jilid 2 No 1,

(http://file:///C:/Users/User/AppData/

Local/Temp/322-885-1-PB.pdf.,

diakses 12 Februari 2018)