tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi...

62
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI MENERAN DI BPS WIJI SURYANTI PALUR SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan Disusun Oleh : WILDA ARUNINDYA NIM. 08.055 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: phungtram

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

POSISI MENERAN DI BPS WIJI SURYANTI

PALUR SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh :

WILDA ARUNINDYA

NIM. 08.055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi

meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo”.

Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Proposal Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes., selaku Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Ibu Wiji Suryanti selaku Pimpinan BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo RB

yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh ibu hamil di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo yang telah bersedia

menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

v

7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Wilda Arunindya

B08.055

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

POSISI MENERAN DI BPS WIJI SURYANTI

PALUR SUKOHARJO

xiii + 49 halaman + 14 lampiran + 7 tabel + 6 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Proses fisiologis kala dua persalinan diartikan sebagai

serangkaian peristiwa yang terjadi sepanjang periode tersebut dan diakhiri dengan

lahirnya bayi secara normal (dengan kekuatan ibu sendiri). Untuk menurunkan

angka kematian ibu sekaligus penyebabnya, maka diperlukan “Asuhan Sayang Ibu

Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa membiarkan ibu mengambil posisi

yang diinginkannya selama meneran dan saat melahirkan akan memberi banyak

manfaat, termasuk sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan, lama kala dua yang

lebih pendek, rupture perineum yang lebih sedikit, lebih membantu meneran dan

nilai apgar yang lebih baik

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di

BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo pada 22 Mei 2012. Sampel dalam penelitian sebanyak 34 ibu hamil dengan teknik

sampling menggunakan accidental sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan data Primer dan

data sekunder serta variabel penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran. Analisis Data mengguanakan

analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian

untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang posisi meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo sebanyak 34

responden 7 responden (20,6%) dengan pengetahuan baik tentang posisi meneran,

pengetahuan cukup tentang posisi meneran sebanyak 23 responden (67,6%) dan

pengetahuan kurang tentang posisi meneran sebanyak 4 responden (11,8%).

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 23

responden (67,6%).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu hamil, Posisi meneran

Kepustakaan : 19 literatur (tahun 2003 – 2011)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun.

Di sanalah nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan

Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu

Betapapun Suburnya Tanah, Sejuknya Embun, Teraturnya Hujan Dan Bagusnya Sinar Matahari, Hasil Tak Pernah Dipetik

Tanpa Menabur

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan

kepada :

1. Kedua orang tua terima kasih semua ”tanpamu

aku bukanlah apa-apa”.

2. Anakku ”Farrel Al Fathoni” dan Suamiku,

terima kasih do’a dan kasih sayang selama ini

kau penyemangat dalam hidupku.

3. Adik-adikku yang telah memberikan doa dan

dukungannya.

4. Teman-temanku ”Arista, Siti, Mb Dina serta

Mb Dwi” yang setia menemani, menghibur dan

memotivasi serta telah mengajarkan arti

persahabatan.

5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2009.

6. Almamaterku tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Wilda Arunindya

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 Oktober 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Panjangrejo, RT 03/20 Palur, Sukoharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Babadan 123 Surakarta Lulus tahun 2002

2. SMP Negeri 20 Surakarta Lulus tahun 2005

3. SMA Negeri I Karangpandan Lulus tahun 2008

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2008

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

C. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7

1. Pengetahuan ......................................................................... 7

2. Kehamilan Normal ............................................................... 18

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

x

B. Kerangka Konsep ..................................................................... 29

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 30

BAB III. METODOLOGI LAPORAN KASUS

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 31

C. Populasi dan Sampel dan Teknik Sampling ............................... 31

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35

F. Variabel Penelitian ................................................................... 36

G. Definisi Operasional ................................................................. 36

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 36

I. Etika Penelitian ......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ..................................................................... 41

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 41

C. Pembahasan .............................................................................. 43

D. Keterbatasan ............................................................................. 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 48

B. Saran ........................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Meneran Duduk atau Setengah Duduk ......................... 23

Gambar 2.2 Posisi Meneran Merangkak .................................................... 23

Gambar 2.3 Posisi Meneran Jongkok atau berdiri ...................................... 24

Gambar 2.4 Posisi Meneran terlentang (supine) ......................................... 25

Gambar 2.5 Kerangka Teori ...................................................................... 29

Gambar 2.6 Kerangka Konsep ................................................................... 30

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Mineral dan Untuk Ibu Hamil ................................. 22

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan tentang Posisi Meneran ............................ 33

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 37

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ............................... 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

PendidikanTerakhir ................................................................. 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........... 42

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran

di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo ...................................... 43

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Ijin Permohonan Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 10. Koesioner Penelitian

Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 12. Data Hasil Penelitian

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi

Lampiran 14. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AKI di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang dicapai pada

tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan millenium.

Hasil survei Depkes RI, 2007 AKI di Indonesia masih berada pada angka 228

per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak

adalah sewaktu bersalin sebesar 49,5%, kematian waktu hamil 26%, pada

waktu nifas 24% (Dinkes, 2011). Penyebab terjadinya angka kematian Ibu

(AKI) terbesar di Indonesia adalah pendarahan, infeksi dan eklamsi, selain

itu ada juga “4Terlalu “ terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, terlalu

sering hamil, faktor fisiologis yang secara langsung dapat menambah angka

tersebut (Saifuddin, 2006).

Kehamilan adalah peristiwa alamiah, meski begitu setiap kehamilan

tetap saja perlu perhatian, karena mungkin saja rawan bagi ibu atau janin

dalam kandungan. Karena itu perlu mengenal berbagai hal yang akan anda

alami per trimester dan langkah tepat untuk mengatasinya. Pada saat awal

memang belum terjadi perubahan fisik yang luar biasa, hanya saja pada pada

bulan ke-3 perut mulai membuncit (Maulana, 2010).

Proses fisiologis kala dua persalinan diartikan sebagai serangkaian

peristiwa yang terjadi sepanjang periode tersebut dan diakhiri dengan lahirnya

bayi secara normal (dengan kekuatan ibu sendiri). Gejala dan tanda kala dua

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

2

juga merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolong persalinan bahwa

proses pengeluaran bagi sudah dimulai. Setelah terjadi pembukaan lengkap,

beritahukan pada ibu bahwa dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ia

untuk meneran dan kemudian beristirahat di antara kontraksi. Ibu dapat

memilih posisi yang nyaman, baik berdiri, berjongkok atau miring yang dapat

mempersingkat kala dua. Beri keleluasaan untuk ibu mengeluarkan suara

selama persalinan dan kelahiran jika ibu memang menginginkan atau dapat

mengurangi rasa tidak nyaman yang dialaminya (APN, 2007).

Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan.

Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses

persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan

tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri

penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong

akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa

yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan

(misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam) (Srifati, 2009).

Untuk menurunkan angka kematian ibu sekaligus penyebabnya, maka

diperlukan “Asuhan Sayang Ibu” dalam pemilihan posisi bersalin. Asuhan

sayang ibu yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu

standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif

dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, maka dari itu dalam

proses persalinan dan kelahiran diharapkan membangun ibu agar tetap tenang

dan rileks. Bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

3

oleh ibu dalam persalinannya. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa

membiarkan ibu mengambil posisi yang diinginkannya selama meneran dan

saat melahirkan akan memberi banyak manfaat, termasuk sedikit rasa sakit

dan ketidaknyamanan, lama kala dua yang lebih pendek, rupture perineum

yang lebih sedikit, lebih membantu meneran dan nilai apgar yang lebih baik

(Depkes, RI, 2007).

Hasil survey pendahuluan rata-rata jumlah kunjungan ibu hamil di

BPS Wiji Suryanti Sukoharjo pada bulan Desember 2011 yaitu sebanyak 35

kunjungan ibu hamil. Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu

hamil yang berkunjung di BPS Wiji Suryanti Sukoharjo didapatkan 6 ibu

hamil belum mengerti apakah posisi meneran itu dan 4 ibu hamil sudah

mengerti posisi meneran

Berdasarkan survey data tersebut penulis tertarik melakukan penelitian

dengan mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Posisi

Meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan

“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Posisi Meneran di BPS

Wiji Suryanti Palur Sukoharjo?”.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

4

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan peneliti tentang kehamilan dan mampu

mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di BPS

Wiji Suryanti Palur Sukoharjo.

2. Bagi Profesi

Dapat memberikan informasi kepada tenaga kerja lainnya dan dapat

digunakan untuk kebijakan dalam promosi kesehatan kepada ibu hamil

tentang posisi meneran.

3. Bagi Institusi

a. Puskesmas

Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan pengetahuan ibu

hamil melalui penyuluhan-penyuluhan tentang posisi meneran.

b. Pendidikan

Menambah bahan bacaan atau referensi tentang pengetahuan ibu hamil

tentang posisi meneran.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS

Wiji Suryanti Palur Sukoharjo.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

5

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian, yaitu:

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan,

pekerjaan di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di

BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat baik.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di

BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat cukup.

d. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di

BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat kurang.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian pada penelitian ini belum ada yang 1 variabel.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti yaitu pengetahuan, kehamilan, posisi meneran serta

kerangka teori, kerangka konsep.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, alat

penelitian, pengumpulan data, variabel penelitian, definisi

operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil

penelitian dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan

saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”. (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik

atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha

manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik

lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah

kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu :

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

8

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan

sebagainya

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

9

4) Analisis (Analysys)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan

dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

10

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2010) cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

11

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

12

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

13

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khsusuke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

14

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Pro Health (2009), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, antara lain:

1) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

15

yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang

tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2) Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

16

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media

massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

17

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

18

2. Kehamilan Normal

a. Pengertian

Masa kehamilan yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).

b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi 2 yaitu :

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenore (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita

hamil tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama

haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan.

b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi

hari, tetapi tidak selalu.

c) Mengidam terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang

dengan makin tuanya kehamilan.

d) Mammae menjadi tegang dan membesar.

e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh

uterus yang mulai membesar.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

19

g) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun.

h) Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon

kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

2) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membersar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismus, menjadi panjang dan lunak)

d) Tanda chadwik (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam

e) Tanda piscaceck (uterus membesar ke salah satu jurusan).

f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.

g) Teraba ballotement

h) Reaksi kehamilan positif.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat

diraba secara obyektif oleh pememeriksa dan bagian-bagian

janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur

kehamilan 18 – 20 Minggu memakai Doppler dan stetoskop

Leannec.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada

usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16

minggu.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

20

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka

janin dapat dilihat.

c. Klasifikasi kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2005), klasifikasi kehamilan dibagi menjadi 3

trimester yaitu meliputi :

1) Kehamilan trimester 1 : 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : 12 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : 28 sampai 40 minggu

d. Asuhan pada ibu hamil

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa

kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal

yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur

tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan

pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

Tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin (2003), antara lain :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

21

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Jadwal pemeriksaan :

a) Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28

minggu : 4 minggu sekali

b) 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali

c) Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali

Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan

penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan

intensif.

e. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan

yang mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi, maka oleh karena itu

harus banyak makan yang mengandung protein, banyak ditemukan

defisiensi Fe dan vitamin B12 pada calon ibu baik diberikan Fe

sehingga sulfas ferosus 200 mg 3 kali sehari, kalsium dengan tablet

berisi macam-macam vitamin seorang wanita hamil memerlukan 2000

kalori sehari (Wiknjosastro, 2005).

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

22

Untuk tetap sehat dilanjutkan makanan yang mengandung zat-

zat berikut :

Tabel 2.1

Kebutuhan Mineral dan Untuk Ibu Hamil

Mineral dan Vitamin Jumlah/Hari

Protein 65 gr Kalsium 1 g

Besi 17 g Vitamin A 4500 mcg

Thiamin 1 mg

Riboflavin 1,3 mg

Niazin 1,5 mg

Vitamin C 170 mg

Sumber : Wiknjosastro (2005).

3. Posisi Meneran

a. Pengertian

Meneran menurut Kamus Besar (2009), yaitu menahan napas

dan menekan. Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala

dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan

hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan

perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran

proses persalinan dan kelahiran bayi.

b. Macam-Macam Posisi Meneran

Macam-macam posisi meneran menurut APN (2007), meliputi:

1) Duduk atau setengah duduk

Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam

membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat

memperhatikan perineum.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

23

Gambar 2.1 Posisi Meneran Duduk atau setengah duduk

2) Merangkak

Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit

punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta

peregangan pada perineum berkurang.

Gambar 2.2 Posisi Meneran merangkak

3) Jongkok atau berdiri

Jongkok atau berdiri memudahkan penuran kepala janin,

memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen lebih besar

pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran.

Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan

lahir). Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa

lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

24

kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian

bawah janin.

Gambar 2.3 Posisi Meneran Jongkok atau berdiri

4) Berbaring miring kekiri

Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada

vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu, dapat

member suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan

dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.

5) Posisi terlentang (supine)

Posisi terlentang tidak dianjurkan bagi ibu sebab dapat

menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan

aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain

sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang,

dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal

distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu

persalinan menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

25

laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf

kaki dan punggung.

Gambar 2.4 Posisi Meneran terlentang (supine)

c. Cara Meneran

Cara meneran menurut Asuhan Persalinan Normal (APN) (2007),

yaitu:

1) Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya

selama kontraksi.

2) Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.

3) Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara

kontraksi.

4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin

merasa lebih mudah untuk meneran jika ia menarik lutut ke arah

dada dan menempelkan dagu ke dada.

5) Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.

6) Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu

kelahiran bayi.

7) ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak

boleh mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus

memfasilitasi ibu di dalam memilih sendiri posisi meneran dan

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

26

menjelaskan alternative-alternatif posisi meneran yang dipilih ibu

tidak efektif.

d. Manfaat Posisi Meneran

Menurut APN (2007), pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu

memberikan banyak manfaat, antara lain :

1) Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

2) Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek

3) Laserasi perineum lebih sedikit

4) Lebih membantu meneran

5) Nilai agar lebih baik

e. Mengatur Posisi Meneran

Menurut Srifati (2009), pengaturan posisi meneran antara lain:

1) Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman

selama persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan

pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu

boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau

merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok

dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali

memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti

posisi selama persalinan.

2) Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10

menit, karena jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan

isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dan lain-lain) akan menekan

vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan turunnya aliran

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

27

darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat

menyebabkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada

janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan dengan gangguan

terhadap proses kemajuan persalinan.

3) Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai

dengan dorongan alamiahnya, dan beristirahat diantara kontraksi.

Jika diinginkan, ibu dapat mengubah posisinya. Posisi berdiri atau

jongkok, dapat mempersingkat kala dua persalinan. Biarkan ibu

untuk mengeluarkan suara selama persalinan dan proses kelahiran

berlangsung.

4) Sebagian besar penolong akan memimpin persalinan dengan

menginstruksikan untuk menarik nafas panjang dan meneran,

segera setelah pembukaan lengkap. Biasanya, ibu dibimbing untuk

meneran tanpa berhenti selama 10 detik atau lebih, tiga sampai

empat kali per kontraksi. Meneran dengan cara ini dikenal sebagai

meneran dengan tenggorokan terkatup atau manuver Valsava. Hal

ini ternyata dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin. Pada

banyak penelitian, meneran dengan cara tersebut di atas,

berhubungan dengan kejadian menurunya denyut jantung janin

(DJJ) dan rendahnya Apgar. Karena cara ini berkaitan dengan

buruknya keluaran janin, maka cara ini sebaiknya tidak digunakan.

Dianjurkan untuk menatalaksana kala dua persalinan secara

fisiologis.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

28

f. Membimbing Ibu untuk Meneran

Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu sampai ibu

merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Teruskan

pemantauan kondisi ibu dan bayi. Persalinan merupakan suatu

peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus berlangsung/progresif.

Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks,

maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran.

Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu di dalam memilih sendiri

posisi meneran dan menjelaskan alternative-alternatif posisi meneran

yang dipilih ibu tidak efektif (APN, 2007).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

29

B. Kerangka Teori

Gambar 2.5 Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo 2010 dan APN (2007)

Pengetahuan Ibu Hamil Posisi Meneran

1. Pengertian

2. Macam-Macam Posisi

Meneran

3. Cara Meneran

4. Manfaat Posisi Meneran

Faktor Yang mempengaruhi

Pengetahuan 1. Tingkat Pendidikan

2. Informasi 3. Sosial ekonomi

4. Pengalaman 5. Budaya

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

30

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.6. Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Posisi Meneran

Baik

Cukup

Kurang

Faktor Yang mempengaruhi Pengetahuan

1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi

3. Sosial ekonomi 4. Pengalaman

5. Budaya

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan

dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2007). Penelitian

deskritptif kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan meggambarkan suatu

fenomena dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini telah dilakukan

di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

Penelitian ini telah dilaksanakan pada 22 Mei 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

32

ditetapkan oleh peneliti, dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Alimul, 2007 ). Populasi yang akan diteliti adalah seluruh ibu hamil yang

berkunjung di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo pada bulan Desember

2011 – Maret 2012 rata-rata per bulan berjumlah 34 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).

adalah seluruh Ibu hamil yang berkunjung di BPS Wiji Suryanti Palur

Sukoharjo yaitu sebanyak 34 ibu hamil

3. Teknik sampling

Tehnik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Alimul, 2007).

Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling jenuh. Sampling jenuh

yaitu tehnik pemenetuan sampel bila semua anggota popoulasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2007).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal

yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006).

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

33

Dalam penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan

“salah”, kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pernyataan dengan

kriteria positif skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah

pernyataan negatif skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban

salah.

Tabel. 3.1

Kisi-kisi Pertanyaan tentang Posisi Meneran

Variabel Sub Variabel Pertanyaan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Pengetahuan

ibu hamil

tentang

posisi

meneran

1. Pengertian 1 1

2. Macam Posisi

Meneran

2,3,5,6,7,15,

16,17

4,8 10

3. Cara Meneran 9,10,12,14,

19

5

4. Manfaat Meneran 11,13,18,20 4

Jumlah 20

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan

komputerisassi, rumus product moment, yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

Nrxy

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

34

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Pertanyaan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Setelah dilakukanya uji

validitas instrument penelitian terhadap 30 ibu hamil di BPS Nur Hidayah

Mojolaban Sukoharjo didapatkan hasil pertanyaan valid semua

dikarenakan memenuhi taraf signifikasi 5% dengan menggunakan SPSS

for Windows.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha

Chronbach adalah sebagai berikut:

Σ−

=t

b

k

kr

2

2

11 11 σ

σ

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

35

σt2

= Varians total

Setelah dilakukan uji instrumen didapatkan nilai 0,807 > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Sehingga pernyataan dikatakan reliabel dapat dipercaya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada Ibu hamil di BPS

Wiji Suryanti Palur Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan

kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri

dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

pengetahuan tentang posisi meneran.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data

Ibu hamil di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

36

F. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam

penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil

tentang posisi meneran.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2005).

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Pengetahuan Ibu hamil

tentang

Posisi Meneran

Kemampuan Ibu hamil menjawab

kuesioner tentang

Posisi meneran

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh

(x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2009)

Kuesioner Ordinal

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

37

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2005).

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

38

Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase adalah :

P = n

xx 100%

Keterangan:

P = Skor prosentase

x = Nilai yang diperoleh responden

n = Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang posisi meneran maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

c. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

x∑

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

∑ x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

39

Rumus :

SD = 1

)(1

2

1

−∑=

n

xxn

i

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian

peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan

serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

40

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo. BPS

Wiji Suryanti Palur Sukoharjo memiliki 2 tenaga medis yaitu 2 bidan. Untuk

menunjang perawatan kebidanan BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo

mempunyai 1 kamar bersalin, 1 kamar nifas dan 1 ruang periksa. BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo memberikan pelayanan kebidanan yaitu pelayanan

ANC dan Imunisasi, Pelayanan Persalinan, Kesehatan Ibu dan Anak serta

KB. Waktu pelayanan setiap hari pukul 06.00 – 08.00 WIB dan pukul 16.00 –

21.00 WIB.

B. Hasil penelitian

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1

Karakteristik responden berdasarkan umur

Umur

(tahun)

Frekuensi

(F)

Prosentase

(%)

< 20 tahun 1 2,9

20 – 35 tahun 29 85,3

> 35 tahun 4 11,8

Jumlah 34 100

Sumber: Data Primer, 2012.

Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 34 ibu terdapat 1 responden

(2,9%) berumur kurang dari 20 tahun, responden yang berumur 20 - 35

tahun dan sebanyak 29 responden (85,3%) dan responden yang berumur

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

42

> 35tahun sebanyak 4 responden. Ibu yang umurnya kurang dari 20 tahun

dan lebih dari 35 tahun tergolong resiko tinggi.

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir

Pendidikan

Terakhir

Frekuensi

(F)

Prosentase

(%)

SMP 13 38,2

SMA 18 52,9

Sarjana 3 8,8

Jumlah 34 100

Sumber: Data Primer terolah, 2012

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 34 responden yang

berpendidikan SMP sebanyak 13 responden (38,2%), pendidikan SMA

sebanyak 18 responden (52,9%) dan jenjang pendidikan sarjana sebanyak

3 responden (8,8%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi

(F)

Prosentase

(%)

IRT 6 17,6

Swasta 25 73,5 PNS 3 8,8

Jumlah 34 100

Sumber: Data Primer terolah, 2012

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 34 responden terdiri dari

6 responden (17,5%) sebagai Ibu Rumah Tangga dan 25 responden

(73,6%) pekerja swasta dan sebanyak 3 responden (8,8%) sebagai PNS.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

43

4. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo

Tabel 4.4

Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

7

23

4

20,6

67,6

11,8

Total 34 100

Sumber: Data Primer terolah, 2012

Berdasarkan tabel 4.4 di atas tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi

meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo sebanyak 34 responden 7

responden (20,6%) dengan pengetahuan baik tentang posisi meneran,

pengetahuan cukup tentang posisi meneran sebanyak 23 responden

(67,6%) dan pengetahuan kurang tentang posisi meneran sebanyak 4

responden (11,8%). Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi

meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo kebanyakan pada tingkat

cukup yaitu sebanyak 23 responden (67,6%).

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo dari

34 ibu hamil sebanyak 7 responden (20,6%) dengan pengetahuan baik tentang

posisi meneran, pengetahuan cukup tentang posisi meneran sebanyak 23

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

44

responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang posisi meneran sebanyak

4 responden (11,8%). Umur resiko tinggi masuk ke pengetahuan kurang.

Menurut pendapat Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan

merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan

manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud

barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang

dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan

masalah kejiwaan.

Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan (knowledge) adalah hasil

tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Menurut

pendapat Notoatmodjo (2010). Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh

manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu

merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses

usaha manusia untuk tahu.

Memahami (Comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari

tentang posisi meneran (Notoatmodjo, 2010).

Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo kebanyakan pada tingkat cukup yaitu sebanyak 23

responden (67,6%). Sesuai dengan karakteristik sebagian besar responden

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

45

tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 responden (52,9%). Menurut Pro

Health (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.

Pengetahuan ibu dalam katagori baik, dikarenakan ada beberapa ibu

tidak mengerti tentang pengertian dan macam posisi meneran. Meneran

menurut Kamus Besar (2009), yaitu menahan napas dan menekan. Macam-

macam posisi meneran menurut Asuhan Persalinan Normal (2007) salah

satunya adalah duduk atau setengah duduk dengan posisi ini penolong lebih

leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

46

memperhatikan perineum. Pengetahuan ibu dikatakan cukup, dikarenakan ada

beberapa ibu yang tidak mengerti tentang manfaat posisi meneran. Manfaat

posisi meneran menurut Asuhan Persalinan Normal (2007) salah satunya

adalah laserasi jalan lahir lebih sedikit. Pengetahuan ibu dikatakan kurang,

dikarenakan ada beberapa ibu yang tidak mengerti tentang macam posisi

meneran. Menurut Asuhan Persalinan Normal (2007), salah satu dari posisi

meneran adalah terlentang, posisi ini tidak dianjurkan oleh ibu sebab dapat

menyebabkan hipotensi karena karena bobot uterus dan isinya menekan aorta,

vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga

menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu

dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin.

Pendapat Pro Health (2009), faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, antara lain pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

47

D. Keterbatasan Penelitian

1. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi

meneran saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti.

Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

2. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya

bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa untuk

mengukur pengetahuan secara mendalam.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

48

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini dilakukan di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo dengan

responden yang berjumlah 34 responden.

1. Karakteristik responden ibu hamil di BPS Wiji Suryanti Palur Sukoharjo

kebanyakan berumur 20 - 35 tahun yaitu sebanyak 29 responden (85,3%),

pendidikan SMA sebanyak 18 responden (52,9%) dan karakteristik

berdasarkan pekerjaan sebanyak 25 responden (73,6%) pekerja swasta.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat pengetahuan baik sebanyak

7 responden (20,6%).

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak

23 responden (67,6%)

4. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang posisi meneran di BPS Wiji

Suryanti Palur Sukoharjo pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak

4 responden (11,8%).

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG POSISI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-wildaaruni... · adalah kuesioner tertutup. Cara pengumpulan data menggunakan

49

B. Saran

1. Bagi BPS

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan

masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan

pengetahuan ibu hamil melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang

posisi meneran.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu

hamil tentang posisi meneran dan kehamilan, sehingga akan mengurangi

rasa sakit pada saat persalinan nanti.