tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia...

61
i TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2 TAWANGMANGU KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Hesty Handayani B.12 077 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: duongtram

Post on 08-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA

PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2

TAWANGMANGU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Hesty Handayani

B.12 077

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA

PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2

TAWANGMANGU

Diajukan Oleh :

Hesty Handayani

B.12 077

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal : Juni 2015

(Rahajeng Putriningrum, S.ST.,M.Kes)

NIK. 201083059

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA

PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2

TAWANGMANGU

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

Hesty Handayani

B.12 077

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada tanggal : 14 Juli 2015

Penguji I

(Anis Nurhidayati,S.ST.,M.Kes )

NIK. 200685025

Penguji II

(Rahajeng Putriningrum, S.ST.,M.Kes)

NIK. 201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka Prodi D III Kebidanan

(RETNO WULANDARI, S.ST)

NIK. 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Anemia Pada Siswi SMP N 02 Tawangmangu”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun

dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan

dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.ST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

kepada penulis.

4. Bapak Sugeng Haryadi, S.Pd, M.pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri

2 Tawangmangu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam

pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi

kuesioner yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

vi

Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Hesty Handayani

B 12.077

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA

PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2

TAWANGMANGU

Xiii + 46 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar belakang : Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang dari normal. Remaja putri lebih rentan terhadap

anemia, Hal ini berkaitan dengan kondisi remaja putri itu sendiri yang mengalami

masa haid (menstruasi). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada

tanggal 14 November 2014 di SMP Negeri 2 Tawangmangu dari 157 siswi,

penulis berhasil mewawancarai 10 siswi dengan hasil 4 siswi berpegetahuan baik

dan 6 siswi bepengetahuan kurang tentang anemia.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

kelas IX di SMP N 2 Tawangmangu.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi

penelitian diambil di SMP N 2 Tawangmangu pada tanggal 30 Mei 2015. Jumlah

sampel sebanyak 50 siswi, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel

sample jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk

analisa data dilakukan dengan analisis univariant yang menghasilkan distribusi

frekuensi.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori pengetahuan baik

sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (56%)

dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas

IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu sebagian besar dalam kategori cukup yaitu

sebanyak 28 responden (56)%.

Kata kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Anemia

Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2007 s/d 2014)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

vii

MOTTO

1. Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan

membuat mereka bahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai,

sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan (Tom bodett)

2. Train your mind to see the good in everything

3. Life for something, or die for nothing

4. Slow but sure

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT, karya tulis ilmiah ini

penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibu tercinta terimakasih atas cinta, dukungan dan doa restunya

yang selalu mengalir untukku. I Love You

2. Kakakku Hasan yang sedikit cerewet tapi selalu memberiku motivasi.

3. Seseorang yang selalu sabar memberi semangat dan tak pernah lelah

berhenti menyayangiku.

4. Teman-teman kos tersayang Amel, Nina, Mira, Desy, Medika, Retno,

Prisma terimakasih kalian selalu memberi kecerian yang tak pernah bisa

digantikan oleh siapapun. I love you all

5. Sahabat-sahabatku Erna, Ike, Peni, Erma dan Nusaibah yang selalu ada

sejak semester pertama.

6. Sahabat kecilku Arin Mulyaningsih .

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Hesty Handayani

Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 10 Mei 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dawung Rt.01/08 Bandardawung, Tawangmangu,

Karanganyar

Riwayat Pendidikan

1. SD N 1 Bandardawung : LULUS TAHUN 2006

2. SMP N 2 Tawangmangu : LULUS TAHUN 2009

3. SMK Wijaya Kusuma Jakarta : LULUS TAHUN 2012

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7

1. Pengetahuan ....................................................................... 7

2. Remaja ............................................................................... 14

3. Anemia .............................................................................. 15

B. Kerangka Teori .......................................................................... 24

C. Kerangka Konsep ...................................................................... 25

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................. 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 27

D. Variable penelitian ..................................................................... 28

E. Definisi Operasional .................................................................. 28

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 29

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32

H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ..................................... 33

I. Etika Penelitian .......................................................................... 36

J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 39

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 39

C. Pembahasan ............................................................................... 41

D. Keterbatasan ............................................................................. 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 45

B. Saran .......................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Kisi-kisi kuesioner ......................................... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ........................................................................... 30

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Std. Deviation ......................................................... 40

Tabel 4.2 Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas IX di

SMP Negeri 2 Tawangmangu .............................................................. 40

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 2.1. Kerangka Teori ................................................................................24

Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ............................................................................25

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 17. Lembar Konsultasi

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal,

baik mental, emosional, sosial dan fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi

pada masa remaja menyebabkan perubahan dalam perilaku konsumsi.

Remaja yang masih dalam proses mencari indentitas diri, seringkali mudah

tergiur oleh modernisasi dan teknologi. Hal ini karena remaja paling cepat

dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif, baik dalam

kebutuhan primer maupun sekunder (Suharto, 2008).

Remaja sebagai generasi penerus merupakan kelompok yang perlu

mendapat perhatian. Data dari beberapa penelitian menunjukan bahwa

lebih dari separuh remaja putri di Indonesia menderita anemia. Remaja

putri secara normal akan mengalami kehilangan darah melalui menstruasi

setiap bulan. Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluarkan sejumlah zat

besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu

kebutuhan zat besi untuk remaja wanita lebih banyak dibandingkan pria.

Di lain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan

karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan

zat-zat gizi yang lebih tinggi (Dep.Kes, 2007).

Menurut Utamadi (2008), yang dikutip dari remaja punya banyak

kegiatan seperti sekolah dari pagi sampai siang, dilanjutkan dengan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

2

kegiatan ekstra sekolah sampai sore, belum lagi kalau ada kegiatan

tambahan yang lainnya. Semua kesibukan itu sering membuat kita tidak

sempat untuk makan, apalagi memikirkan komposisi dan kandungan gizi

dari makanan yang kita masuk ke tubuh kita. Akan tetapi, kondisi cepat

lelah dan lemas bisa juga disebabkan oleh anemia.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan tanggapan dari remaja putri

terhadap masalah-masalah yang akan timbul akibat dari anemia tersebut,

yang tentunya dibutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap hal tersebut

serta sikap yang positif dalam menghadapi masalah tersebut

(Notoatmodjo, 2003) dikutip dari KTI Sari (2011). Hasil peneliti yang

dilakukan Suharto, (2008) pada remaja putri didapatkan 3,89% remaja

melakukan diet penurunan berat badan, 16,78% tidak melakukan sarapan

pagi. Perilaku remaja yang tidak sehat sehinnga terjadi anemia dapat juga

disebabkan oleh berbagai faktor. Masalah anemia pada remaja putri

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja

akibat kurangnya penyampaian informasi, kurang kepedulian orang tua,

masyarakat dan pemerintah terhadap kesehatan remaja serta belum

optimalnya pelayanan kesehatan remaja (Dep.kes, 2010).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia

sebanyak 233 jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10

sampai 24 tahun. Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional

(susenas) tahun 2009, jumlah penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468

jiwa dengan jumlah remaja putri 10-17 tahun 3.878.474 jiwa. Di Indonesia

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

3

prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2006, yaitu 28% (Depkes RI,

2007). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004

menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada bayi 40,5%, ibu

hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-24 tahun 57,1% dan

usia 19-45 tahun 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita

mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja

putri. Berbagai gejala anemia defisiensi anemia ditimbulkan akibat

menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah yaitu seperti

mudah lelah, lemas, lesu, muka pucat, kuku mudah pecah, kurang selera

makan, napas pendek, hingga menurunkan ketahanan hingga kinerja fisik,

sehingga menurunkan kapasitas kerja, juga dapat mempengaruhi fungsi

kognitif seperti konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya

tangkap pada anak usia sekolah, remaja putri dan kelompok usia lainnya

(isniati, 2007).

Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia

pada remaja putri berjumlah 33,7%. Sedangkan menurut Inayati (2007)

angka kejadian anemia di Jawa Tengah masih 30,4% dan Semarang

sebanyak 26% remaja menderita anemia (SKRT, 2006).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal

14 November 2014 di SMP Negeri 2 Tawangmangu dari 157 siswi,

penulis berhasil mewawancarai 10 siswi dengan hasil 4 siswi

berpegetahuan baik dan 6 siswi berpengetahuan kurang tentang anemia.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

4

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang

Anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 02 Tawangmangu tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraikan yang terdapat pada latar belakang, maka

peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimanakah

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada siswi kelas IX di

SMP N 02 Tawangmangu tahun 2014 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat baik

b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat cukup

c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat kurang.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

5

d. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia di

SMP Negeri 2 Tawangmangu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang

anemia pada remaja putri.

2. Bagi institusi Pendidikan SMP N 02 Tawangmangu

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan

sebagai informasi bagi pihak sekolah tentang anemia terhadap remaja

(Peserta didik) saat ini sehingga pihak sekolah dapat membantu kualitas

dan kuantitas pendidikan dalam bidang kesehatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

Menjadi bahan bacaan dan referensi tambahan bagi mahasiswa

kebidanan tentang anemia.

4. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan yang diperoleh dari perkuliahan dan

pengalaman nyata dalam penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang

anemia antara lain :

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

6

Melani Puji Astuti (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan

judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas

XI di SMA Muhammadyah 1 Sragen menggunakan metode Deskriptif

Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan

sampel dengan Accidental sampling. Hasil penelitian terhadap 33 siswi

kelas XI di SMA Muhammdyah 1 Sragen tentang Anemia, yang

berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%), berpengetahuan cukup 22 siswi

(66,67%) dan berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Persamaan dengan

penelitian ini adalah jenis penelitiannya yaitu deskriptif, sedangkan

perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi, waktu dan tehnik

pengambilan sampelnya.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) tingkat pengetahuan ada enam

tingkat yaitu :

1) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mempelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-

tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

8

2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau

objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

9

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan di atas.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang antara lain :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,

jika seseorang memeliki tingkat pendidikan rendah, maka akan

menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

10

dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental,

taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang

cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.

Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka

secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang.

Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif

dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkunggan sangat berpengaruh dalam pembentukan

sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan

tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah

mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

11

mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga

kebersihan lingkungan.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), untuk memperoleh pengetahuan

ada 2 macam cara, yaitu :

1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga,

dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan

keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

trial (coba) dan eror (gagal atau salah) atau metode coba

salah (coba-coba).

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

12

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah,

tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan

pengetahuan. Prinsip inilah orang lain menerima pendapat

yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan

penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang

menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

dikemukakannya adalah sudah benar.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan.

e) Cara akal sehat (comman sense)

Akal sehat atau (comman sense) kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

13

berkembang, orang tua jaman dahulu menggunakan cara

hukuman fisik agar anaknya menuruti keinginan orang

tuanya. Ternyata cara ini berkembang menjadi teori, bahwa

hukuman adalah metode bagi pendidikan anak.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus di terima dan

diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas

dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran ini secara intitutif diperoleh manusia

secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa

melalui proses penalaran atau berfikir.

h) Melalui jalan pikiran

Dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

kebenaran pengetahuannya.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan

umum. Kemudian disimpulkan kedalam konsep yang

memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

14

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan yang khusus. Di dalam proses berfikir

deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara

umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada

peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas

itu.

2) Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu

cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penlitian ilmiah.

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam

hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal

kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa

pubertas. Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa

anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak terjadi

perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

15

tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan

remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan

perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya

globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi

(Depkes RI, 2007).

Remaja putri adalah individu dengan jenis kelamin perempuan

berusia 11-14 tahun yang sudah mengalami menarche (Depkes RI,

2007).

b. Ciri – ciri khusus pada remaja putri:

1) Pinggul melebar

2) Pertumbuhan rahim dan vagina

3) Menstruasi awal

4) Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak

5) Payudara membesar

6) Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)

7) Pertambahan berat badan dan tinggi badan (Depkes RI, 2007)

c. Pembagian Masa Remaja

Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibagi menjadi 3,

yaitu :

1) Remaja awal (10–13 tahun)

2) Remaja Tengah (14–16 tahun)

3) Remaja Akhir (17–19 tahun)

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

16

3. Konsep Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin

normal umumnya berbeda pada laki-laki da perempuan. Untuk pria,

anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5

gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0

gram/100ml (Proverawati, 2011).

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti

kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya

nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang

mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah/

hemoglobin (Hb) yang levelnya kurang dari 11,5 gr/dL (Wikipedia,

2014).

Darah merupakan jaringan tubuh yang berbeda dengan

jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam

suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan

menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostasis.

Sel darah merah adalah sel yang terbanyak didalam darah yang

mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin.

Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari

paru – paru untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh sel di berbagai

jaringan. Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

17

Peranan zat besi dalam hemoglobin yaitu, besi yang berada

didalam molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan

fungsi pengikatan dan penglepasan oksigen. Hanya dengan molekul

besi yang berada didalam hemoglobin itulah oksigen diikat dan

dibawa. Bila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga akan

berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa juga bekurang. Hal

ini akan tampak jelas pada keadaan kekurangan (defisiensi) besi yang

menimbulkan keadaan kekurangan darah (anemia).Anemia merupakan

penyakit yang banyak dijumpai dan disebabkan oleh berbagai hal.

Salah satunya adalah kekurangan berbagai zat gizi yang dapat

menyebabkan anemia. Jenis anemia yang sering terjadi adalah anemia

defisiensi besi yang sering terjadi pada masa – masa pertumbuhan.

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat

menurunnya jumlah zat besi total dalam tubuh, sehingga cadangan

besi untuk eritropoesis berkurang.

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui

beberapa tahap, awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat

besi, yang lama – kelamaan timbul gejala anemia. Zat besi yang

terdapat dalam sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai reaksi

biokimia, diantaranya memproduksi sel darah merah. Selain itu sangat

diperlukan untuk mengangkut oksigen (O2) keseluruh jaringan tubuh.

Sedangkan O2 sangat penting dalam proses pembentukan energi agar

produktifitas kerja sel penting dalam mempertahankan daya tahan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

18

tubuh, agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang

dengan kadar Hb kurang dari normal (< 11,5 gr/dL) memiliki kadar

sel darah putih ( leokosit ) untuk melawan bakteri yang rendah juga.

b. Sebab Anemia

1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan

a) Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia,

atau multiple myeloma

b) Masalah dengan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan

kerusakan sel-sel darah (anemia hemolitik)

c) Kemoterapi

d) Penyakit kronis: AIDS

2) Kehilangan darah

a) Perdarahan: menstruasi, persalinan

b) Penyakit: malaria

c) Penyakit kronis seperti kanker,kolitis ulserativa, atau

rheumatoid arthitis

d) Kehilangan darah (misalnya, dari periode menstruasi berat

atau borok lambung)

3) Penurunan produksi sel darah merah

a) Obat-obatan/racun (obat penekan sumsum tulang:

kortikosteroid, alcohol)

b) Diet yang rendah, vegetarian ketat

c) Gagal ginjal

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

19

d) Genetik – beberapa bentuk anemia, seperti talasemia,

e) Kehamilan

f) Operasi untuk lambung atau usus yang mengurangi

penyerapan zat besi, vitamin B12, atau asam folat

(Proverawati, 2011).

c. Tanda dan gejala anemia

1) Anemia Ringan

Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan

berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh,

anemia bisa membuat buruk hampir semua kondisi medis lainnya

yang mendasari. Jika anemia ringan, biasanya menimbulkan

gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus

(kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan,

dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia

menjadi lebih berat (Proverawati, 2011).

Gejala anemia yang mungkin terjadi adalah sebagai

berikut:

a) Kelelahan

b) Penurunan energi

c) Kelemahan

d) Sesak napas

e) Ringan

f) Palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur)

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

20

g) Tampak pucat

2) Anemia Berat

Beberapa tanda tanda yang mungkin menunjukkan anemia

berat pada seseorang dapat mencakup:

a) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket

dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak

berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran

pencernaan.

b) Denyut jantung cepat

c) Tekanan darah rendah

d) Frekuensi pernapasan cepat

e) Pucat atau kulit dingin

f) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan

sel darah merah

g) Murmur jantung

h) Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu

i) Nyeri dada

j) Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri)

k) Kelelahan atau kekurangan energi

l) Sakit kepala

m) Tidak bisa berkonsentrasi

n) Sesak napas (khususnya selama latihan)

o) Nyeri dada, angina, atau serangan jantung

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

21

p) Pingsan

d. Akibat anemia

1) Anemia mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,

penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Mudah batuk-pilek,

mudah flu, atau mudah terkena infeksi saluran napas, jantung juga

menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.

2) Anemia dapat mengganggu proses tumbuh kembang bahkan

perkembangan berfikir juga akan terganggu dan mudah terserang

penyakit.

3) Gangguan penyembuhan luka

4) Kemampuan mengatur suhu tubuh menurun

5) Menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi

6) Menurunkan kemampuan kerja

7) Bila terjadi kehamilan akan berpotensi melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR) dan juga perdarahan hingga

kematian saat melahirkan (Proverawati, 2011).

e. Remaja Putri Lebih Rentan Terhadap Anemia

Hal ini berkaitan dengan kondisi remaja putri itu sendiri yang

mengalami masa haid (menstruasi). Saat remaja mulai mengalami

menstruasi di masa puber. Dalam fase itu, zat gizi seperti zat besi,

vitamin A dan kalsium sangat diperlukan. Akibat menstruasi pada

remaja putri dapat kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang

dikeluarkan oleh remaja putra. Karena itu kebutuhan zat besi pada

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

22

remaja putri adalah tiga kali lebih besar dari remaja putra untuk

mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula untuk mengganti

darah yang keluar pada saat menstruasi (Wikipedia,2014).

f. Pencegahan Pada Anemia

1) Mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti

daging, dan sayuran yang berwarna hijau sesuai kebutuhan.

2) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kualitas sel darah

merah (hemoglobin)

3) Harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang

dibutuhkan akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan

kesehatan.

4) Istirahat yang teratur dan menggunakan kebiasaan hidup sehat.(

Proverawati, 2011).

g. Penatalaksanaan Pada Anemia

1) Tindakan umum :

a) Transfusi darah

b) Kortikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan sitem

kekebalan tubuh

c) Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang

membuat sel-sel darah

d) Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan

mineral (Proverawati, 2011).

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

23

2) Penatalaksanaan pengobatan anemia defisiensi besi :

a) Zat besi diberikan peroral dalam dosis 2-3 mg/kg unsur besi,

semua bentuk zat besi sama efektifnya ( fero sulfat, fero fumarat,

fero suksinat, fero glukonat)

b) Vitamin C harus diberikan bersama dengan besi (vitamin C

meningkatkan absorbsi besi) dan kurangi atau hindari konsumsi

teh (Proverawati, 2011).

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

24

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi Notoatmodjo (2012), Mubarak (2012)

Sumber pengetahuan:

1. Kepercayaan berdasarkan

traidisi, adat dan agama.

2. Pengetahuan berdasarkan

otoritas kesaksian orang

lain.

3. Pengalaman

4. Akal pikiran

5. instuisi

pengetahuan

Remaja putri

1. Pengertian

2. Ciri perkembangan

fisik

3. Ciri perkembangan

psikologi

Anemia

1. Pengertian

2. Tanda tanda

3. Penyebab

4. Dampak

5. pencegahan

Faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan:

1. Sosial ekonomi

2. Kultur (budaya dan

agama)

3. Pendidikan

4. pengalaman

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

25

C. Kerangka konseptual Penelitian

`

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.

Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode

ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang

dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data

yang dipaparkan dalam bentuk angka - angka (Riwidikdo, 2012).

Pada penelitian ini mendiskripsikan tingkat pengetahuan remaja putri

tentang anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat yang dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian

ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tawangmangu.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang dilakukan

oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Notoatmodjo,

2012). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Mei 2015.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

27

C. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

siswi kelas IX SMP Negeri 2 Tawangmangu yang berjumlah 50 siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil

10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2013). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas IX di SMP

Negeri 2 tawangmangu yang berjumlah 50 siswi.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Penelitian ini

menggunakan “sample jenuh”. Menurut Hidayat (2010), sample jenuh

merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota

populasi menjadi sampel.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

28

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan remaja putri tentang anemia.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mengidentifikasikan variable secara

operasional berdasarkan karateristik yang diamati, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010).

Tabel 1.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Skala

Ukur

Hasil Alat

Ukur

Tingkat

pengetahuan

remaja putri

tentang

anemia

Kemampuan/pengeta

huan remaja putri

tentang anemia yang

meliputi:

a. Pengertian

anemia

b. Sebab anemia

c. Tanda dan

gejala anemia

d. Akibat anemia

e. Penatalaksanaan

anemia

Ordinal a. Baik, bila nilai

responden (x) >

mean + 1 SD

b. Cukup, bila

nilai mean – 1

SD £ x £ mean

+ 1 SD

c. Kurang, bila

nilai responden

(x) < mean – 1

SD

(Riwidikdo,2013)

kuesioner

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

29

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yaitu memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah

ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah

(Notoatmodjo, 2012).

Instrumen ini ada 30 soal, dimana permasalahan soal tersebut

mengenai tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia. Sistem penilaian

pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar

nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif unfavorable bila

menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian

kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (Ö) pada jawaban yang

dianggap benar.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

30

Tabel 3.1 kisi-kisi kuesioner

Variabel Sub variable Pernyataan Jumlah

soal Favorable Unfavorable

Tingkat

pengetahuan

remaja putri

tentang

anemia

1. Pengertian anemia 1, 3 2,4 4

2. Penyebab anemia 6, 27 5*, 7, 8, 21

28

7

3. Tanda dan gejala

anemia

9, 12, 24 10, 11 5

4. Pencegahan Anemia 13*, 16, 28, 29 14, 15, 30 7

5. Dampak atau

pengaruh anemia

19, 22, 23, 26* 20 5

6. Resiko penderita

anemia

17 - 1

7. Kebutuhan zat besi

pada pria dan

wanita

18 - 1

Jumlah 17 13 30

Keterangan: *tidak valid

Sebelum kuesioner diberikan pada responden, kuesioner diuji

kevaliditas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk

mendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel. Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan di SMP Penda Tawangmangu.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan

valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini

menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan

bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

31

rhitung > rtabel, dengan a= 5%. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361

(Riwidikdo, 2013).

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product adalah :

Keterangan :

r : Korelasi antara masing – masing butir pernyataan

N : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total pertanyaan

xy : Skor pernyataan dikalikan skor total

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMP Penda

Tawangmangu pada 30 responden dengan jumlah soal 30 pernyataan

diperoleh 27 item pernyataan dikatakan valid (rhitung > rtabel) dan diperoleh

3 item pernyataan yang tidak valid (rhitung < rtabel) yaitu soal nomor 5, 13

dan 26 sehingga ketiga item tersebut tidak digunakan untuk penelitian

selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari

27 pernyataan. Dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,368-

0,866) > rtabel (0,361)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

32

(Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika

memiliki nilai alpha (a) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

r : Reliabilitas Instrument

k : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

st2 : Varians total

Dari hasil reliabilitas yang telah peneliti lakukan, didapatkan nilai

alpha 0.859 yang berarti 0,859 > 0,7. Sehingga kuesioner ini dikatakan

reliabel untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan

lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada

siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu, kemudian menjelaskan

tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai

selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

33

Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2

yaitu data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek

atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban pertanyaan siswi kelas

IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang disediakan melalui kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung

dari objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara

komersial maupun non komersial. Dalam penelitian ini data sekunder

berupa data jumlah siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang

diperoleh dari Guru Kemahasiswaan.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data

adalah :

a. Editing (Memeriksa Data)

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan

harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

34

umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden

yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat. Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan nilai mean atau rata–rata, median dan standar deviasi.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

35

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 katagori yaitu baik,

cukup dan kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai Mean – 1 SD £ x £ + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden (x) < Mean – 1 SD

Menurut Riwidikdo (2013) instrument dikatakan reliabel bila nilai

Alpha Chonbach > r kriteria (0.7).

Menurut Riwidikdo (2013), rumus mean yaitu :

Rumus : X =

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

∑ x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai data terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD =

Keterangan :

SD : simpangan baku

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

36

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk mengetahui skor

prosentase tiap responden adalah sebagai berikut:

Skor Prosentase =diperoleh seharusnya yang maksimalskor Total

respondendiperoleh yangSkor x 100%

I. Etika Penelitian

1. Prinsip – prinsip Petunjuk Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi

subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak

dasar manusia. Menurut Hidayat (2010), prinsip penelitian pada manusia

yang harus dipahami antara lain :

a. Prinsip Manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan manusia.

b. Prinsip menghormati manusia

Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus

dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan

antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

c. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan

manusia dengan menghargai hak.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

37

2. Masalah etika penelitian

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian (Hidayat, 2010). Menurut Hidayat (2010), masalah etika

yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Informed consent

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah–masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

38

J. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan adalah uraian langkah–langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

39

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang terletak

di Desa Bandardawung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

SMP Negeri 2 Tawangmangu dipimpin oleh Kepala Sekolah yang

membawahi 24 guru dan 10 karyawan. Luas SMP Negeri 2 Tawangmangu

sekitar 3 hektar, yang terdiri dari 12 kelas, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1

ruang tata usaha, 1 ruang UKS, sarana olah raga, 1 mushola, 2 ruang

laboratorium biologi dan komputer, ruang kesenian dan kantin. Jumlah siswa

di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kelas VII yaitu 106 siswa, kelas VIII

berjumlah 131 siswa dan kelas IX berjumlah 101 siswa.

Letak SMP Negeri 2 Tawangmangu pada sebelah selatan dan timur

berbatasan dengan kecamatan Tawangmangu, sebelah utara dan barat

berbatasan dengan kecamatan Matesih.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu dengan jumlah sampel 50

responden. Hasil perhitungan nilai Mean dan Standard Deviation adalah

sebagai berikut:

39

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

40

Tabel 4.1. Nilai Mean dan Std. Deviation

Variabel N Mean Std. Deviation

Tingkat pengetahuan remaja

putri tentang anemia

50 20,7 5,2

Berdasarkan tabel 4.1 di atas nilai Mean sebesar 20,7 dan Standard

Deviation 5,2, kemudian dihitung kategori pengetahuan responden, yaitu:

1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD

(x) > 20,7 + (1 x 5,2)

(x) > 25,9

Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) > 25,9

2. Cukup : Bila nilai responden Mean – 1 SD < x < Mean + 1 SD

20,7 – (1 x 5,2) < x < 20,7 + (1 x 5,2)

15,5 < x < 25,9

Jadi tingkat pengetahuan responden cukup bila nilai (x) 15,5 < x < 25,9

3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1 SD

(x) < 20,7 – (1 x 5,2)

(x) < 15,5

Jadi tingkat pengetahuan responden kurang bila nilai (x) < 15,5

Pengetahuan remaja putri tentang anemia dapat dilihat pada tabel 4.2 di

bawah ini.

Tabel 4.2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu

No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1.

2.

3.

Baik

Cukup

Kurang

11

28

11

22

56

22

Total 50 100%

Sumber: Data primer

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

41

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan remaja putri tentang

anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori

pengetahuan baik sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup

sebanyak 28 responden (56%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11

responden (22%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang paling banyak

dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 28 responden (56%).

C. Pembahasan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011).

Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja putri yaitu

pengetahuan tentang anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis di mana

jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar

hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk

pria, anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/

100 ml dan pada wanita sebagai hemglobin kurang dari 12,0 gram/ 100 ml

(Proverawati, 2011).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

42

Remaja putri lebih rentan terhadap anemia, Hal ini berkaitan dengan

kondisi remaja putri itu sendiri yang mengalami masa haid (menstruasi). Saat

remaja mulai mengalami menstruasi di masa puber. Dalam fase itu, zat gizi

seperti zat besi, vitamin A dan kalsium sangat diperlukan. Akibat menstruasi

pada remaja putri dapat kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang

dikeluarkan oleh remaja putra. Karena itu kebutuhan zat besi pada remaja

putri adalah tiga kali lebih besar dari remaja putra untuk mengembalikan

kondisi tubuhnya kekeadaan semula untuk mengganti darah yang keluar pada

saat menstruasi (Wikipedia, 2014).

Menurut Proverawati (2011), pencegahan yang dapat dilakukan pada

anemia antara lain mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi

seperti daging, dan sayuran yang berwarna hijau sesuai kebutuhan, melakukan

tes laboratorium untuk mengetahui kualitas sel darah merah (hemoglobin),

harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang dibutuhkan

akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan kesehatan, istirahat yang teratur

dan menggunakan kebiasaan hidup sehat.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada

siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori pengetahuan

baik sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup sebanyak 28

responden (56%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%).

Menurut Mubarak (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman,

kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Umur mempengaruhi

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

43

pengetahuan, dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri

baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan

dewasa.

Informasi juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang

yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai

pengetahuan yang luas. Lingkungan merupakan kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok. Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah

dialami oleh seseorang. Pengalaman akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang bersifat informal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswi kelas IX di SMP

Negeri 2 Tawangmangu, di sekolah belum pernah ada penyuluhan tentang

anemia. Lingkungan disekitar siswi mempengaruhi perkembangan dan

perilaku siswi yang akan mendukung tingginya pengetahuan siswi itu sendiri.

Sebagian siswi mendapatkan informasi tentang anemia dari, media cetak,

media elektronik, internet dan dari keluarga masing-masing berupa penjelasan

dari orang tua atau keluarga. Dari informasi tersebut maka siswi dapat

mengetahui tentang anemia. Semakin banyak informasi tentang anemia yang

diperoleh maka pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Siswi yang dapat

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

44

menyerap informasi dengan baik maka pengetahuan yang diperoleh semakin

baik pula.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

remaja putri tentang anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2

Tawangmangu terbanyak pada kategori berpengetahuan cukup sebanyak 28

responden (56%). Hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswi. Demikian dengan informasi

yang diperoleh siswi dari media cetak, media elektronik, internet dan dari

keluarga yang dapat mempengaruhi pengetahuan siswi.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitian

Pada saat penelitian ini dilakukan waktunya bersamaan dengan

kegiatan pembelajaran siswi di SMP Negeri 2 Tawangmangu, sehingga

waktunya terbatas.

2. Keterbatasan

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat tingkat pengetahuan remaja putri

tentang anemia saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau

“salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur

pengetahuan secara mendalam.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 2015

dengan judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi

Kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu Tahun 2015 dapat disimpulan

sebagai berikut:

1. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 11

responden (22%).

2. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28

responden (56%).

3. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11

responden (22%).

4. Faktor pendukung yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja putri

tentang anemia adalah informasi yang dapat diperoleh dari media cetak,

media elektronik, keluarga maupun lingkungan sekitar dan faktor

penghambat yang mempengaruhi pengetahuan remaja putri tentang

anemia adalah siswi yang tidak bisa menyerap informasi dengan baik.

45

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

46

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Lahan Penelitian

Diharapkan institusi pendidikan (SMP Negeri 2 Tawangmangu)

bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan

khususnya tentang anemia, sehingga dari penyuluhan tersebut diharapkan

pengetahuan siswi tentang anemia dapat meningkat.

2. Bagi Siswi

Siswi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia

dengan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan,

media cetak, elektronik ataupun internet.

3. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Kusuma Husada)

Diharapkan dapat dijadikan sumber bacaaan khususnya tentang

anemia agar dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian

menggunakan metode penelitian yang berbeda dengan cara

mengembangkan variabel penelitian, menggunakan jenis kuesioner yang

berbeda dan meningkatkan jumlah responden, sehgga didapatkan hasil

yang lebih baik.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Astuti, M. P. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia pada

Siswi kelas IX di SMA Muhammadyah 1 Sragen. Surakarta. STIKes

Kusuma Husada Surakarta. KaryaTulis Ilmiah.

Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007.

Depkes RI. 2010. Kesehatan Remaja. http:// depkes.co.id/aspirasi-anda/anemia-

pada-remaja-putri.

Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Surabaya :

Salemba Medika.

Isniati, abd. 2007. Wanita Lebih Beresiko Terkena Anemia. 23 November 2014.

http://www.pemkomedan.go.id/wanita-lebih-beresiko-terkena-anemia.htm.

Mubarak, W. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta.

___________, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : Pustaka

Rihama.

Sari, L. P. 2011. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri terhadap

Anemia di Desa Meunasah Blang Kecamatan Lhoksukon Aceh utara.

Banda Aceh. Stikes U’budiyah Banda Aceh. Karya Tulis Ilmiah.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-hestyhanda... · tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharto. 2008. Saat Anemia Mengintai. pada tanggal 23 November,

www.google/majalahnirmala.com.

Wikipedia. 20014. Pengertian Anemia. 22 November 2014. www.wikipedia.org/.