laporan akhir risbinkes hubungan anemia gizi ......laporan akhir risbinkes hubungan anemia gizi...

72
LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr. MUCHLIS SYAHNUDDIN drh. GUNAWAN PHETISYA PAMELA F. SUMOLANG, S.Si LEONARDO TARUK LOBO, S.Si BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

LAPORAN AKHIR RISBINKES

HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGANPADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU

TIM PENGUSUL :dr. MUCHLIS SYAHNUDDIN

drh. GUNAWANPHETISYA PAMELA F. SUMOLANG, S.Si

LEONARDO TARUK LOBO, S.Si

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI2015

Page 2: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

i

Page 3: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

ii

Page 4: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

iii

SUSUNAN TIM PENELITI

No Nama Kedudukandalam tim

Keahlian Uraian Tugas

1.Dr. MuchlisSyahnuddin

Ketua PelaksanaS1 Profesi

KedokteranUmum

Bertanggung jawab atassemua aspek penelitian.

2.Phetisya Pamela FSumolang, S.Si

Peneliti S1 BiologiBertanggung jawab terhadappelaksanaan wawancara dananalisis data.

3. Drh. Gunawan PenelitiS1 Profesi

KedokteranHewan

Bertanggung jawab terhadappelaksanaan pemeriksaan Hb.

4.Leonardo TarukLobo, S.Si

Teknisi

S1Tekhnologi

LaboratoriumKesehatan

Bertanggung jawab terhadappelaksanaan survey tinja.

Page 5: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

iv

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

Page 6: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

v

Page 7: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

vi

Page 8: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

vii

Page 9: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

viii

Page 10: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

ix

KATA PENGANTAR

Puji, syukur, hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami naikkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberi kekuatan, ketekunan,

kesabaran, hikmat, berkat dan penyertaan-Nya yang tiada henti dan begitu sempurna

sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan laporan akhir penelitian

Risbinkes dengan judul “HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI

KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU”.

Penelitian ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dari berbagai pihak,

khususnya Sekretariat Badan Litbang Kesehatan yang telah mendanai kegiatan ini, para

reviewer yang telah membimbing dan memberikan masukan mulai dari penyusunan

protokol sampai dengan penyusunan laporan akhir, serta pihak lain yang membantu

sehingga kegiatan penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini sepenuhnya ada berbagaiketerbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga laporan akhir ini masih jauh darisempurna.

Demikian laporan ini kami susun, dengan harapan hasil kegiatan ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan masyarakat daerah penelitian pada

khususnya.

Donggala, November 2015

Penulis

Page 11: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penelitian ini berjudul Hubungan Anemia GIzi Dengan Infeksi Kecacingan PadaRemaja Putri Siswa SLTA Di Kota Palu dengan Ketua Pelaksana dr.MuchlisSyahnuddin dan anggotanya yaitu, drh. Gunawan, Phetisya Pamela F. Sumolang S,S.Si dan Leonardo Taruk Lobo, S.Si.

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atauhemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menunjukkanbahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu 57,1% remaja putrimenderita anemia. Prevalensi anemia diperkotaan menurut Riskesdas 2007 palingtinggi terjadi pada kelompok wanita yaitu 19,7%, diikuti kelompok laki-laki dewasa12,1%. Pada anak-anak prevalensinya mencapai 9,8%. WHO Guidelines menyebutkanbila prevalensi anemia dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakanmasalah kesehatan nasional.

Remaja putri menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktorantara lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizilebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiapbulannya sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makananyang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk.

Pengambilan data pada penelitian “Hubungan Anemia Gizi Dengan InfeksiKecacingan Pada Remaja Putri Siswa SLTA Di Kota Palu” dengan hasil penelitian inimeliputi gambaran kejadian anemia pada remaja putri Siswa SLTA Di Kota Palu,meliputi proporsi kecacingan, hubungan anemia dengan infeksi kecacingan, hubungantingkat kecukupan zat besi dan vitamin C dengan infeksi kecacingan, serta jenis infeksikecacingan pada remaja Putri Siswa SLTA.

Hasil pemeriksaan sampel tinja pada remaja putri siswa SLTA di Kota Palumenunjukkan bahwa dari 72 sampel tinja yang terkumpul, sebanyak 8 sampel (11,11%)ditemukan positif terinfeksi telur cacing. Tidak ada hubungan antara anemia dankecacingan. Sebagian besar responden tidak tercukupi jumlah asupan zat besi hariansedang jumlah asupan vitamin C harian pada hampir semua responden juga tidaktercukupi. Spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalah Hookwormdan Trihuris Trichiura.

Untuk mengantisipasi ketidakcukupan asupan zat gizi pada siswa khususnyaremaja putri, sebaiknya dilakukan komunikasi antara guru dengan orang tua siswa agarmemperhatikan makanan, status gizi dan kesehatan putra-putrinya.Sebaiknya instansiterkait seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas, serta pihak sekolahsetempat lebih meningkatkan pendidikan gizi dan kesehatan, yang diintegrasikan padamata pelajaran seperti IPA (Biologi) dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani danKesehatan), UKS dan PMR melalui kader remaja dapat dijadikan sarana untukmemberikan penyuluhan tentang anemia kepada para siswa khususnya remaja putri.Pihak sekolah seharusnya juga lebih memperhatikan, membina, dan mengarahkankualitas makanan yang dijual di kantin sekolah, agar tercapainya pemenuhan asupanzat gizi para siswa khususnya remaja putri.

Page 12: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

xi

HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGANPADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU

ABSTRAK

Muchlis Syahnuddin1, Phetisya Pamela Frederika Sumolang1, Gunawan1,dan Leonardo Taruk Lobo1

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobinkurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putridikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl. Tingginya angka kecacingan serta masihtingginya angka kejadian anemia pada remaja putri secara nasional sangat berhubungankarena infeksi kecacingan merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh pada anemia remajaputri SLTA di Kota Palu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desainpenelitian Case Control. Hasil pemeriksaan sampel tinja pada remaja putri siswa SLTA diKota Palu menunjukkan bahwa dari 72 sampel tinja yang terkumpul, sebanyak 8 sampel(11,11%) ditemukan positif terinfeksi telur cacing. Tidak ada hubungan antara anemia dankecacingan. Sebagian besar responden tidak tercukupi jumlah asupan zat besi dan asupanvitamin C harian. Spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalahHookworm dan Trihuris Trichiura.

Kata kunci : Anemia, Gizi, Infeksi Kecacingan, Siswa SLTA

1Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI

ABSTRACT

Anemia is a medical condition in which the number of red blood cells or the hemoglobin isless than normal. Normal hemoglobin levels in young women is 12 g / dl. Young women issaid to be anemic if Hb <12 g / dl. The high number of worm infection and the highincidence of anemia among adolescent girls nationwide are closely related because theworm infection is one of the causes of anemia. This study aimed to analyze the factors -factors that affect the anemia girls high school in the city of Palu. This study was anobservational study with case control study design. Stool sample test results in adolescenthigh school students in Palu showed that of 72 stool samples were collected, a total of 8samples (11.11%) were found positive was infected by the worm eggs. There is norelationship between anemia and worm infection. most respondents are insufficient intakeof iron and vitamin C daily. Most species of worms were found in a row is hookworm andTrihuris trichiura.

Key word : Anemia, nutrient, worm infection, high school students.

Page 13: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

xii

DAFTAR ISI

SUSUNAN TIM PENELITI .................................................................................................. iii

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN.................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF....................................................................................................x

ABSTRAK ............................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv

I. PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................3

III.TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..............................................4

a. Tujuan Umum .................................................................................................................4

b. Tujuan Khusus ................................................................................................................4

MANFAAT PENELITIAN .................................................................................................4

a. Manfaat bagi Program.....................................................................................................4

b. Manfaat bagi Iptek ..........................................................................................................4

c. Manfaat bagi masyarakat ................................................................................................4

IV. HIPOTESIS ........................................................................................................................4

V. METODE PENELITIAN ...................................................................................................5

5.1 Kerangka teori................................................................................................................5

5.2 Kerangka konsep............................................................................................................6

5.3 Desain dan Jenis Penelitian............................................................................................6

5.4 Tempat dan Waktu.........................................................................................................6

5.5 Populasi dan Sampel ......................................................................................................6

5.6 Besar Sampel .................................................................................................................7

5.7 Kriteria inklusi dan ekslusi ............................................................................................8

5.8 Variabel..........................................................................................................................8

5.9 Definisi Operasional ......................................................................................................8

5.10 Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................10

5.11 Bahan Dan Prosedur Pengumpulan Data...................................................................13

5.12 Managemen Dan Analisis data ..................................................................................13

Page 14: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

xiii

VI. HASIL PENELITIAN......................................................................................................13

6.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................................15

6.2 Hasil Pemeriksaan........................................................................................................15

VII. PEMBAHASAN .............................................................................................................20

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................23

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................................24

DAFTAR KEPUSTAKAAN..................................................................................................25

LAMPIRAN ...........................................................................................................................25

Page 15: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

xiv

DAFTAR TABEL/GAMBAR/ PETA

Peta 1. Peta Wilayah Kota Palu 15Gambar 1 Diagram Proporsi Kecacingan pada Remaja Putri 17Tabel 1. Hubungan Anemia dengam Kecacingan 18Tabel 2 Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi dengan Kadar Hb 18Tabel 3 Hubungan Tingkat kecukupan Vitamin C dengan Kadar Hb 19Tabel 4 Jenis Cacing yang menginfeksi Remaja Putri 19

Page 16: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Distribusi frekuensi dan Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi 28Kecacingan

Lampiran 2. Food Recall 24 Jam 40

Lampiran 3. FFQ 41

Lampiran 4. Naskah Penjelasan dan Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan 43

Lampiran 5. Lembar Persetujuan 46

Lampiran 6. Kuesioner Untuk Penderita Anemia 47

Lampiran 7. Etik Penelitian 49

Lampiran 8. Perizinan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 50

Lampiran 9. Rekomendasi Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palu 52

Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan Penelitian 53

Page 17: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

1

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menunjukkan bahwa

secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu 57,1% remaja putri menderita

anemia1 . Prevalensi anemia di indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah 21,7 % dengan

proporsi 20,6 % diperkotaan dan 22,8 % di pedesaan. paling tinggi terjadi pada kelompok

wanita yaitu 23,9 %, diikuti kelompok laki-laki dewasa 18,4 %2. Pada anak-anak

prevalensinya mencapai 9,8%. WHO Guidelines menyebutkan bila prevalensi anemia

dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakan masalah kesehatan

nasional3.

Remaja putri menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara

lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi

termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya

sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi

lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk1.

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau

hemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.

Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl4.

Penyebab anemia besi antara lain disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang

meningkat, berkurangnya intake zat besi, bertambahnya kehilangan zat besi, berkurangnya

penyerapan zat besi. Interaksi antara infeksi kecacingan dan anemia gizi sudah banyak

terungkap dari berbagai penelitian yang telah dilakukan. Masing-masing saling

memberikan kontribusi terhadap terjadinya kesakitan. Apabila diperhatikan dari segi

hematology, biokimia, gejala dan terapinya, maka anemia yang disebabkan oleh

Ancylostoma duodenale dan Necator americanus tergolong anemia defisiensi besi5.

Dari data laporan penelitian Balai Litbang P2B2 donggala tahun 2009

menunjukkan bahwa Prevalensi infeksi cacing usus di kota Palu dan Kabupaten Donggala

Provinsi Sulawesi tengah adalah T. trichiura (43,01 %), A. lumbricoides (27,96 %),

Hookworm (11,95 %), O. vermicularis (9,68 %), dan infeksi campuran (1,08 %)6.

Tingginya angka kecacingan serta masih tingginya angka kejadian anemia pada remaja

putri secara nasional sangat berhubungan karena infeksi kecacingan merupakan salah satu

penyebab terjadinya anemia. Sementara itu, anemia yang terjadi pada remaja putri

merupakan risiko terjadinya gangguan fungsi fisik dan mental, serta dapat meningkatkan

risiko terjadinya gangguan pada saat kehamilan.

Page 18: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

2

Masalah anemia membutuhkan penanggulangan yang tepat. Tindakan yang

dilakukan akan tepat apabila diketahui prioritas masalah dari berbagi faktor yang

menyebabkan anemia khususnya pada remaja putri. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian untuk menganalisis faktor – faktor yang menyebabkan anemia pada remaja putri

diwilayah kota Palu.

Page 19: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau

hemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.

Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.7

Prevalensi anemia di perkotaan menurut Riskesdas 2013 paling tinggi terjadi pada

kelompok wanita yaitu 23,9%, diikuti kelompok laki-laki dewasa 18,4%. Pada anak-anak

prevalensinya mencapai 9,8%.2 WHO Guidelines menyebutkan bila prevalensi anemia

dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakan masalah kesehatan

nasional.3

Penyebab anemia besi antara lain disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang

meningkat, berkurangnya intake zat besi, bertambahnya kehilangan zat besi, berkurangnya

penyerapan zat besi. faktor – faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada remaja

adalah adanya penyakit infeksi yang kronis, mentruasi yang berlebihan pada remaja putri,

pendarahan mendadak seperti kecelakaan, serta jumlah makanan atau penyerapan yang

buruk dari zat besi,vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, dan tembaga.8

Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja putri adalah apabila

remaja putri nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya

dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat

meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR,

dan angka kematian perinatal.9

Interaksi antara infeksi kecacingan dan anemia gizi sudah banyak terungkap dari

berbagai penelitian yang telah dilakukan. Masing-masing saling memberikan kontribusi

terhadap terjadinya kesakitan. Apabila diperhatikan dari segi hematology, biokimia, gejala

dan terapinya, maka anemia yang disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator

americanus tergolong anemia defisiensi besi.5

Dari data laporan penelitian Balai Litbang P2B2 donggala tahun 2009

menunjukkan bahwa Prevalensi infeksi cacing usus di kota Palu dan Kabupaten Donggala

Provinsi Sulawesi tengah adalah T. trichiura (43,01 %), A. lumbricoides (27,96 %),

Hookworm (11,95 %), O. vermicularis (9,68 %), dan infeksi campuran (1,08 %).6

Page 20: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

4

3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

a. Tujuan Umum

Menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh pada anemia remaja putri SLTA

di Kota Palu.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui proporsi kecacingan pada remaja putri SLTA di Kota Palu.

2. Menilai hubungan anemia dengan infeksi kecacingan pada remaja putri SLTA

di Kota Palu.

3. Mendeskripsikan asupan zat gizi besi dan Vitamin C pada remaja putri.

4. Menentukan jenis infeksi kecacingan pada remaja putri.

MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat bagi Program

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data prevalensi kecacingan dan

sebagai acuan keberhasilan program pemberantasan kecacingan serta membantu

program pemerintah memberantas anemia gizi.

b. Manfaat bagi Iptek

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang hubungan

anemia gizi dengan infeksi kecacingan.

c. Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor penyebab

terjadinya anemia dan akibat dari anemia bagi remaja putri.

d. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

4. HIPOTESIS

Ha : Ada hubungan antara anemia gizi dengan infeksi kecacingan.

H0 : Tidak ada hubungan antara anemia gizi denga infeksi kecacingan.

Page 21: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

5

5. METODE PENELITIAN

5.1 Kerangka teori

Gambar 1. Kerangka Teori

( sumber : Arlinda Sari wahyuni : 2004, dengan modifikasi)

Kebutuhan zat besimeningkat1. Masa pertumbuhan.2. Kehamilan.3. menyusui.

Berkurangnya intake zat besi:1.Vegetarian.2. Intake zat besi yang kurang.3. Alkoholisme.4.Diet yang tidak seimbang.

Bertambahnya kehilangan zatbesi :1.Infeksi kecacingan.2.Menstruasi.3.Perdarahan4.penyakit kelainan darah

Penurunan HB Anemia

Berkurangnya penyerapan zatbesi :1. Faktor diet(tannin,kalsium,kopi, minumanberkarbonasi).2. Patologi saluran cerna.3. Pemakaian antasid.

Page 22: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

6

5.2 Kerangka konsep

Gambar 2 . Kerangka konsep

5.3 Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian

Case Control.

5.4 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksananakan di SLTA seluruh Kota Palu Sulawesi Tengah

dan laboratorium Parasitologi Balai Litbang P2B2 Donggala.

Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan dari Maret sampai Oktober

2015.

5.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa wanita SLTA di kota

Palu Sulawesi Tengah. Dalam hal ini jumlah sekolah tingkat atas dikota palu

yang terdaftar berjumlah 62 sekolah.

Sampel adalah Siswa yang teridentifikasi menderita Anemia.

Kontrol adalah Siswa yang tidak menderita Anemia.

Kejadian Infeksi Kecacingan Anemia

Tingkat konsumsi zat besidan vit.C

Page 23: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

7

5.6 Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel

Dengan menggunakan rumus menurut Lameshow :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

P1 = Proporsi pemaparan pada kelompok kasus

P2 = Proporsi pemaparan pada kelompok control

Zα = Tingkat kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)

Zβ = Tingkat kuasa / kekuatan yang diinginkan (0,84)

Berdasarkan rumus diatas, dengan menggunakan odd ratio 0,18, berdasarkan

penelitian Hayani, dkk 2009 dan tingkat kepercayaan 80 % maka dapat

ditentukan bahwa jumlah n = 33, dengan memperhitungkan drop out maka

ditambah 10 % sehingga didapatkan jumlah sampel berjumlah 36. Untuk jumlah

sampel kontrol juga 36 siswa sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini

berjumlah 72 orang siswa.

Cara pemilihan dan penarikan sampel dilakukan dengan cara stratifikasi.

Dimana dari seluruh sekolah SLTA di kota Palu dikelompokkan untuk

menentukan proporsi. Kemudian pada setiap sekolah yang terpilih diambil

sampel yang termasuk kelompok kasus anemia sesuai proporsi yang telah

ditentukan, sehingga seluruhnya berjumlah 36 orang dan kelompok kontrol

sesuai proporsi yang telah ditentukan sehingga seluruhnya berjumlah 36 orang.

Page 24: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

8

5.7 Kriteria inklusi dan ekslusi

Kriteia Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

- Siswa wanita SLTA kelas 1 dan 2 yang pada saat pengambilan data tidak

sedang haid karena diperkiraan selama haid kehilangan zat besi ± 1,3 mg

per hari.

- Siswa yang bersedia mengikuti penelitian.

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

- Siswa wanita yang sedang haid.

- Siswa wanita yang memiliki riwayat lama haidnya lebih dari 7 hari dalam

3 bulan terakhir.

- Siswa wanita yang menderita kelainan darah seperti leukemia, anemia

aplastik, thalassemia, ITP, gangguan perdarahan, serta sedang sakit diare,

TBC, dan lainnya.

5.8 Variabel

Variabel terikat penelitian ini adalah Anemia.

Variabel bebas penelitian ini adalah Kecacingan, Konsumsi Zat Besi dan

Vitamin C.

5.9 Definisi Operasional

No variabel Definisi

operasional

Cara dan alat

pengukuran

Skala hasil

1 Anemia Suatu kondisi

dimana kadar Hb

kurang dari

normal.

Hb meter

(DiaSpect®)

Nominal Hemoglobin (Hb)

= 12 g/dL = Tidak

Anemia

Hemoglobin (Hb)

< 12 g/dL =

Anemia

2 Kecacingan Suatu penyakit Pemeriksaan Nominal (+) jika

Page 25: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

9

tropis yang

disebabkan oleh

cacing seperti

cacing tambang,

kremi dan gelang.

Langsung ditemukan telur

cacing Ascaris

lumbricoides,

hookworm,

Trichuris

trichura,dan

Oxyuris

vermicularis.

(-) Jika tidak

ditemukan telur

cacing Ascaris

lumbricoides,

hookworm,

Trichuris

trichura,dan

Oxyuris

vermicularis.

.

3 Kadar Hb Jumlah Gr/dL

hemoglobin

dalam darah.

Hb meter

(DiaSpect®)

Nominal Normal bila Hb

12 g/dL.

4 Zat Besi Zat yang

membentuk

hemoglobin yang

berasal dari

protein

bersumber dari

hewani.

Dengan

wawancara

menggunakan

tehnik food

recall maka

ditentukan

Angka

Kecukupan Gizi

Nominal

5 Vitamin C Asam organik

yang membantu

Dengan

wawancara

Nominal

Page 26: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

10

penyerapan Zat

Besi.

menggunakan

tehnik food

recall maka

ditentukan

Angka

Kecukupan Gizi

5.10 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

A. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Tinja yang digunakan sebagai sampel untuk pemeriksaan tinja.

2. Sediaan darah jari untuk pemeriksaan Hb.

3. Kuesioner Food Recall 24 jam.

B. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Hb meter (DiaSpect®).

2. Stik es krim untuk mengambil tinja.

3. Pot tinja untuk penampung tinja.

4. Kertas label untuk identifikasi sampel.

5. Masker.

6. Hand schoen.

7. Objek glass.

8. Kawat saring.

9. Karton berlubang.

10. Selophane.

11. Mikroskop.

12. Kamera.

Cara pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan klinis anemia meliputi

menanyai subjek tentang gejala anemia yang dirasakannya antara lain keluhan

lemah, letih, lesu, lelah dan lalai (5L), sering mengeluh pusing dan mata

berkunang-kunang. Kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan

Page 27: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

11

tanda anemia antara lain kelopak mata, bibir, lidah, dan telapak tangan terlihat

pucat. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan Hb dengan menggunakan

alat Hb meter (DiaSpect®) untuk mengetahui kadar Hb dari subyek. Untuk

mengetahui infeksi kecacingan dilakukan pemeriksaan tinja dengan

menggunakan metode langsung, serta wawancara dan pengisian kuisioner food

recall 1 X 24 jam terhadap siswa yang terpilih yang menjadi subyek penelitian.

5.11. Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pemeriksaan Tinja

Pemeriksaan sampel tinja dilakukan untuk menghitung tingkat infeksi atau

kepadatan telur cacing dalam sampel tinja responden. Pemeriksaan sampel

tinja akan dilakukan oleh Analis Laboratorium Parasitologi Balai Litbang

P2B2 Donggala.

Koleksi Sampel Tinja :

Pada hari pemeriksaan, siswi penderita anemia diberi pot untuk

wadah tinja sebanyak 1 buah per orang.

Tinja penderita anemia dikumpulkan selama 3 hari.

Tinja sebanyak kurang lebih 5 gr ditampung dalam pot tinja, saat

penderita buang air besar dipagi hari.

Selama 3 hari petugas mengumpulkan pot yang telah berisi tinja

penderita anemia.

Bagi penderita yang belum mengumpulkan tinja pada hari yang

ditentukan maka petugas akan mengunjungi kembali pada hari

berikut hingga 3 hari.

Jika selama 3 hari kunjungan susulan petugas, siswi penderita anemia

tidak mengumpulkan tinja maka siswi tersebut dianggap batal.

Pemeriksaan preparat tinja dengan metode langsung

Prosedur pemeriksaan kecacingan dengan metode langsung langkah-

langkahnya adalah:

Dengan pipet diambil 1-2 tetes Lugol, ditaruh diatas gelas benda yang

sudah diberi kode sesuai kode pot tinja.

Page 28: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

12

Dengan tusuk sate diambil sedikit tinja kira-kira 1-2 mg, dan

dihancurkan sampai merata dalam tetesan lugol tadi. Bagian-bagian

yang kasar dibuang. Sesudah dipakai lidi dibuang ke dalam larutan

desinfektan.

Ambil gelas penutup, letakkan diatasnya sedemikian rupa sehingga

cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung-

gelembung udara, dan sediaan ini harus cukup tipis (kertas koran yang

diletakkan dibawahnya cukup jelas terbaca).

Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil (10X) dahulu,

bila sudah ditemukan baru dengan perbesaran kuat (40X).

Pemeriksaan ini diulangi sedikitnya 3 kali (3 sediaan).

Pemeriksaan Secara Mikroskopik

Tenaga mikrokopis yang digunakan dalam pemeriksaan slide sediaan tinja

adalah tenaga mikroskopis yang telah terlatih yang merupakan tenaga inti pada

laboratorium Parasitologi Balai Litbang P2B2 Donggala.

Prosedur kerja pemeriksaan Hb dengan Hb meter (DiaSpect®):

Siapkan alat Hb meter (DiaSpect®) dan letakkan test strip ke wadahnya.

Siapkan lancing device dengan membuka penutup dan masukkan sterile

lancets kemudian tutup kembali.

Siapkan apusan alkohol di bagian perifer ujung jari, tusukkan sterile

lancets dengan menggunakan lancing device.

Kemudian hisap darah dengan menempelkan darah yang keluar di area

penghisap darah pada test strip.

Baca hasil yang ditampilkan dilayar Hb meter (DiaSpect®)

Wawancara Food Recall 24 jam

Metode Multiple Food Recall 24 jam adalah metode wawancara dengan

menggunakan kuesioner, dimana pewawancara menanyakan dengan lengkap

makanan dan minuman apa yang telah dikonsumsi oleh remaja putri 24 jam

yang lalu apa yang telah dikonsumsi kemarin ketika makan pagi, makan siang,

makan malam dan makanan kecil diluar waktu makan tersebut. Dalam

Page 29: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

13

wawancara ini responden ditanyai tentang jenis makanan yang dikonsumsi,

berapa banyak yang dikonsumsi dengan menggunakan satuan ukur yang umum

digunakan seperti sendok makan, sendok teh, potongan kecil, sedang atau besar

kemudian mengambil bahan makanan yang serupa untuk ditimbang berat

makanan tersebut dalam keadaan mentah dan matang sehingga akan didapatkan

jumlah kalori yang di konsumsi.

5.12. Managemen dan Analisis data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan manual.

1. Pengolahan dan Analisis Kadar Hemoglobin

Data kadar hemoglobin didapatkan melalui pengukuran kadar hemoglobin

dengan metode menggunakan alat Hb meter (DiaSpect®), Kadar hemoglobin

yang didapat kemudian dibandingkan dengan kadar hemoglobin normal untuk

anak sekolah menengah atas menurut Departemen Kesehatan tahun 1995 yaitu :

Hemoglobin (Hb) = 12 g/dL = Tidak Anemia

Hemoglobin (Hb) < 12 g/dL = Anemia

Data kadar hemoglobin yang didapat kemudian ditabulasi untuk mendapatkan

informasi mengenai rata-rata kadar hemoglobin anak sekolah menengah atas,

kadar hemoglobin menurut umur, kadar hemoglobin menurut jenis kelamin dan

untuk memperoleh informasi prevalensi anemia pada anak sekolah menengah

atas.

2. Pengolahan dan Analisis Tingkat Kecukupan Zat Besi dan Vitamin C

Data tingkat kecukupan zat besi didapatkan melalui survey konsumsi yaitu

wawancara secara lengkap apa yang telah dikonsumsikan oleh anak-anak pada

hari kemarin dengan menggunakan Kuesioner Food Recall 24 jam. Hasil

wawancara makanan apa yang telah di konsumsi oleh anak-anak, kemudian

dikonversi dalam satuan berat (gram) dengan berat menggunakan daftar bahan

penukar. Hasil konversi tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program

Nutri Survey untuk mendapatkan jumlah asupan zat besi. Asupan pada hari

pertama dan kedua dijumlahkan dan dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut

dibandingkan dan dibagi dengan angka kecukupan gizi (zat besi) yang

Page 30: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

14

dianjurkan. Hasil pembagian dari rata-rata jumlah zat besi yang diasup dengan

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan, kemudian di kalikan dengan 100 %

untuk mendapatkan tingkat kecukupan zat besi.

Tingkat kecukupan zat besi dinyatakan dalam :

Tingkat kecukupan < 100 % = asupan zat besi dibawah angka kecukupan gizi

yang dianjurkan.

Tingkat kecukupan 100 % = asupan zat besi memenuhi angka kecukupan gizi

yang dianjurkan.

Tingkat kecukupan > 100 % = asupan zat besi diatas angka kecukupan gizi yang

dianjurkan.

Data asupan zat besi yang didapat kemudian ditabulasi untuk mendapatakan

informasi mengenai rata-rata jumlah asupan dan tingkat kecukupan zat besi anak

sekolah menengah atas, serta jumlah dan tingkat kecukupan zat besi menurut

jenis kelamin dan kelompok umur.

3. Prevalensi Kecacingan

Untuk mengetahui prevalensi kecacingan digunakan indeks prevalensi, untuk

frekuensi jenis cacing digunakan indeks frekuensi, dan untuk intensitas cacing

digunakan standar WHO.

4. Analisis statistik Chi square

Untuk mengetahui adanya hubungan anemia dengan kecacingan digunakan

analisis chi square.

Page 31: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

15

6. HASIL PENELITIAN

6.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Palu adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah , Indonesia merupakan kota yang

terletak di Sulawesi Tengah. Berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah

barat, Kabupaten Sigi Biromaru di sebelah selatan dan utara, Kabupaten Parigi

Moutong di sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah barat dan utara. Kota Palu

merupakan kota lima dimensi terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan

teluk. Koordinatnya adalah 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Kota Palu dilewati

oleh garis khatulistiwa. Kota Palu dibagi menjadi Delapan Kecamatan yaitu, Palu

Barat, Palu Selatan, Palu Timur, Palu Utara, Mantikulore, Ulujadi, Tatanga, dan

Tawaeli. (BPS Kota Palu, 2014).

Sumber Data : Sistem Informasi Penanaman Modal Kota Palu Peta Administrasi Kota

Palu, 2015

6.2 Hasil Pemeriksaan

Telah dilaksanakan pengambilan data pada penelitian “Hubungan

Anemia Gizi Dengan Infeksi Kecacingan Pada Remaja Putri Siswa SLTA Di

Page 32: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

16

Kota Palu” dengan hasil penelitian ini meliputi gambaran kejadian anemia pada

remaja putri Siswa SLTA Di Kota Palu, meliputi proporsi kecacingan, hubungan

anemia dengan infeksi kecacingan, hubungan tingkat kecukupan zat besi dan

vitamin C dengan infeksi kecacingan, serta jenis infeksi kecacingan pada remaja

Putri Siswa SLTA.

1. Proporsi Kecacingan pada Siswa Sekolah dasar Pada remaja Putri

Siswa SLTA Di Kota Palu

Pada penelitian ini pengambilan sampel tinja dilakukan di remaja Putri

Siswa SLTA Di Kota Palu Propinsi Sulawsi Tengah. Data penelitian dikumpulkan

dari data primer dan data sekunder. Data pimer diperoleh melalui pengambilan serta

pemeriksaan sampel tinja pada manusia. Sedangkan data sekunder diperoleh

melalui diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palu.

Untuk pengambilan sampel tinja dilakukan sesuai dengan prosedur yang

direkomendasikan oleh WHO yaitu pada hari pemeriksaan, siswi penderita anemia

diberi pot untuk wadah tinja sebanyak 1 buah per orang. Tinja penderita anemia

dikumpulkan selama 3 hari. Tinja sebanyak kurang lebih 5 gr ditampung dalam pot

tinja, saat penderita buang air besar dipagi hari. Selama 3 hari petugas

mengumpulkan pot yang telah berisi tinja penderita anemia. Bagi penderita yang

belum mengumpulkan tinja pada hari yang ditentukan maka petugas akan

mengunjungi kembali pada hari berikut hingga 3 hari. Jika selama 3 hari kunjungan

susulan petugas, siswi penderita anemia tidak mengumpulkan tinja maka siswi

tersebut dianggap batal.

Pemeriksaan sampel tinja dilakukan di laboratorium Parasitologi Balai

Litbang P2B2 Donggala. Pemeriksaan sampel tinja dilakukan dengan

menggunakan metode langsung sesuai dengan rekomendasi dari WHO yaitu :

prosedur pemeriksaan kecacingan dengan metode langsung langkah-langkahnya

adalah : dengan pipet diambil 1-2 tetes Lugol, ditaruh diatas gelas benda yang

sudah diberi kode sesuai kode pot tinja. Dengan tusuk sate diambil sedikit tinja

kira-kira 1-2 mg, dan dihancurkan sampai merata dalam tetesan lugol tadi. Bagian-

bagian yang kasar dibuang. Sesudah dipakai lidi dibuang ke dalam larutan

desinfektan. Ambil gelas penutup, letakkan diatasnya sedemikian rupa sehingga

cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung-gelembung

Page 33: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

17

udara, dan sediaan ini harus cukup tipis (kertas koran yang diletakkan dibawahnya

cukup jelas terbaca). Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil (10X)

dahulu, bila sudah ditemukan baru dengan perbesaran kuat (40X). Pemeriksaan ini

diulangi sedikitnya 3 kali (3 sediaan). Proporsi kecacingan remaja putri siswa

SLTA di Kota Palu dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sebanyak 72 siswa SLTA terpilih. Dari hasil pemeriksaan ditemukan 8

sampel (11,11%) terinfeksi kecacingan dan 64 sampel (88,89%) tidak terinfeksi

kecacingan (gambar 1).

Gambar 1. Diagram Proporsi Kecacingan pada Remaja Putri

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa angka kecacingan pada remaja purri

siswa SLTA di Kota Palu adalah 11,11 %, artinya bahwa angka kecacingan pada

remaja putri masih cukup tinggi. Menurut Depkes RI (2014) angka kejadian

nasional kecacingan adalah sebesar 10 %.1

2. Hubungan Infeksi Anemia dengan Kejadian Kecacingan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa putri yang menderita

kecacingan terdistribusi merata baik pada kelompok kontrol ( tidak anemia)

berjumlah 4 orang (5,55 %), dan pada kelompok kasus (anemia) juga berjumlah 4

orang (5,55 %). Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai odd ratio 1,0 dan nilai

probabiltasnya sebesar 0,654 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan antara anemia

dengan kecacingan. Hubungan Infeksi Anemia dan Kejadian Kecacingan dapat

dilihat pada tabel 1. dibawah ini :

cacingan = 8 (11,11%)

tidak kecacingan = 64(88,89%)

Page 34: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

18

Tabel 1.

Hubungan Anemia dengan Kecacingan

Kejadian

kecacingan

Kadar Hb

Anemia

Tidak

Anemia Jumlah OR P CI

N % N % N %

Kecacingan 4 5,55% 4 5,55% 8 11,1%1,0 0,645

0,23 –

4,39Tidak Kecacingan 32 44,45% 32 44,45% 64 88,9%

Jumlah 36 50% 36 50% 72 100%

3. Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi dan vitamin C dengan Kejadian

Kecacingan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kecukupan Zat Besi menunjukkan

hasil yang hampir sama pada tiap kelompok perlakuan. Pada kelompok kaus

(anemia), ditemukan 9 orang (12,5 %) yang mencukupi asupan Zat Besi harian,

sedang 27 orang (37,5%) tidak tercukupi asupan Zat Besi harian. Pada kelompok

kontrol (tidak Anemia ), terdapat 11 orang (15,3%) yang yang mencukupi asupan

Zat Besi harian, sedang 25 orang (34,7%) tidak tercukupi asupan Zat Besi harian

Dengan odd ratio 0,793 dan nilai P 0,396 ( p > 0,05), artinya tidak ada hubungan

tingkat kecukupan Zat Besi dengan kadar Hb. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 2. di bawah ini :

Tabel 2.

Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi dengan Kadar Hb

Tingkat

kecukupan zat

besi

Kadar Hb

Jumlah OR P Ci

Anemia

Tidak

Anemia

N % N % N %

Cukup 9 12,5 % 11 15,3 % 20 27,8 %

0,793 0,396

0,42-

3,71Tidak Cukup 27 37,5 % 25 34,7 % 52 72,2 %

Jumlah 36 50 % 36 50 % 72 100 %

Page 35: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

19

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kecukupan vitamin c

juga menunjukkan hasil yang sama pada tiap kelompok perlakuan. Pada kedua

kelompok ditemukan 1 orang (1,4%) yang mencukupi asupan vitamin C harian,

sedang 35 orang (48,6%) tidak tercukupi asupan vitamin C harian. Dengan odd

ratio 1,0 dan nilai P 0,754 ( p > 0,05), artinya tidak ada hubungan tingkat

kecukupan vitamin C dengan kadar Hb. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 3. di bawah ini :

Tabel 3.

Hubungan Tingkat kecukupan Vitamin C dengan Kadar Hb

4. Jenis Infeksi Kecacingan Pada Remaja Putri Siswa SLTA

Berdasarkan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari 8 orang sampel yang

menderita kecacingan, 4 orang (50%) terinfeksi cacing jenis Hook Worm, 3 orang (

37,5 %) terinfeksi cacing jenis Trichuris Trichiura, dan 1 orang (12,5%) terinfeksi

2 (dua) jenis cacing yaitu Hook Worm dan Trichuris Trichiura.

Tabel 4. Jenis Cacing yang menginfeksi Remaja Putri

D

a

r

Tingkat

kecukupan Vit.C

Kadar Hb

Jumlah OR P Ci

Anemia

Tidak

Anemia

N % N % N %

Cukup 1 1,4% 1 1,4% 2 2,8%

1,0 0,7540.06 -

16,6Tidak Cukup 35 48,6% 35 48,6% 70 97,2%

Jumlah 36 50% 36 50% 72 100%

Jenis Cacing

Kadar Hb

Anemia Tidak Anemia Jumlah

N % N % N %

Hook worm 3 37,5 1 12,5 4 50

Trichuris Trichiura 0 0 3 37,5 3 37,5

Hook worm +

Trichuris 1 12,5 0 0 1 12,5

Jumlah 4 50 4 50 8 100

Page 36: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

20

7. PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan sampel tinja pada remaja putri siswa SLTA di Kota Palu

menunjukkan bahwa dari 72 sampel tinja yang terkumpul, sebanyak 8 sampel (11,11%)

ditemukan positif terinfeksi telur cacing. Angka ini masih tinggi bila dibandingkan

dengan angka nasional infeksi kecacingan yaitu 10%1. Tingginya angka kecacingan dapat

digunakan sebagai indikator bahwa upaya pencegahan dan pemberantasan kecacingan pada

remaja Putri Siswa SLTA di Kota Palu belum dilakukan secara maksimal. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa jenis cacing yang menginfeksi pada siswa putri SLTA di Kota Palu

adalah Trichuris trichiura dan Hookworm. Distribusi jenis cacing yang terbanyak

menginfeksi adalah jenis Hookworm (50%), Trichuris trichiura (37,5%), serta sisanya

adalah campuran Trichuris trichiura dan Hookworm (12,5%). Data dari WHO dilaporkan

satu miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing

Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm11. Hal ini disebabkan

karena penyakit kecacingan merupakan penyakit yang kurang mendapatkan perhatian

(neglected disease) dan kurang terpantau oleh petugas kesehatan12.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Steinmann, et all (2014) menunjukkan

bahwa prevalensi pada remaja berumur 15 – 24 tahun adalah 21 % sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Samudar (2013) menyebutkan bahwa prevalensi angka kecacingan

pada anak sekolah dasar sebanyak 57 %13. Perbedaan proposi kejadian kecacingan pada

setiap idividu dapat saja terjadi, hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti perilaku hidup

bersih perorangan, sanitasi lingkungan dan pengobatan adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi prevalensi kecacingan. Pada hasil penelitian ini menunjukkan, infeksi

kecacingan yang tinggi pada jenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Tekeste, et all (2013) bahwa tingkat infeksi kecacingan tinggi pada

jenis kelamin perempuan sebanyak 25,64% sedangkan pada jenis kelamin laki laki adalah

sebesar 21,18 %14.

Hasil penelitian berdasarkan uji statistik didapatkan nilai odd ratio 1,0 dan nilai

probabiltasnya sebesar 0,654 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan antara anemia dengan

kecacingan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara anemia

dengan infeksi kecacingan. Hal ini dikarenakan zat pembentuk hemoglobin adalah protein

yang kaya akan zat besi13. Sedangkan pada siswa remaja Putri SLTA konsumsi protein

pada anak sekolah cukup tinggi. Dimana salah satu penyebab anemi adalah asupan protein

yang kurang dari kebutuhan. Konsumsi protein yang tinggi dikarenakan hasil komunitas

Page 37: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

21

utama dari daerah tersebut adalah ikan. Ikan merupakan sumber protein hewani dan

memiliki nilai biologis yang cukup tinggi yaitu 76. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Samudar (2013) bahwa tidak ada hubungan antara anemia dengan infeksi

kecacingan13.

Untuk mengetahui faktor terjadinya anemia, penelitian ini menghubungkan

dengan asupan zat besi harian. Hasilnya bahwa tingkat kecukupan zat besi dari seluruh

sampel remaja putri baik dalam kelompok kasus maupun kelompok kontrol sebagian besar

tidak memenuhi asupan zat besi harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada

kelompok kasus dan kelompok kontrol, asupan zat besi, asupan vitamin C dan status gizi

dapat dikatakan hampir sama. Asupan zat besi pada kedua kelompok perlakuan sebagian

besar tidak mencukupi kebutuhan15. Kecukupan zat besi pada wanita kelompok umur 13 –

18 tahun adalah sebesar 26 mg. Hasil penelitian ini mendapatkan 11 orang (15,3%) yang

yang mencukupi asupan Zat Besi harian, sedang 25 orang (34,7%) tidak tercukupi asupan

Zat Besi harian, dengan odd ratio 0,793 dan nilai P 0,396 ( p > 0,05), artinya tidak ada

hubungan tingkat kecukupan Zat Besi dengan kadar Hb. Namun perhitungan kecukupan

zat gizi yang dianjurkan haruslah berdasarkan pada rata-rata patokan berat badan untuk

masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin. Ketidakcukupan asupan zat besi pada

remaja putri pada kedua kelompok perlakuan dalam penelitian ini disebabkan pola

konsumsi yang sangat minim penggunaan sayur dan buah, minimnya kosnumsi daging

merah sebagai sumber besi heme pada menu makanan mereka sehari-hari, konsumsi zat

penghambat absorbsi besi dalam tubuh juga terbilang cukup tinggi yakni tannin yang

terdapat dalam teh, minuman berkarbonasi dan susu. Putih telur dan susu sapi juga disebut-

sebut sebagai penghambat absorbsi besi dalam tubuh. Fitat, fosfat dan fosfoprotein juga

mempunyai efek yang sama16. Sedangkan asupan zat besi yang berasal dari preparat zat

besi hampir semua responden menyatakan tidak pernah mengkonsumsi.

Sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan terjadinya anemia adalah tingkat

kecukupan asupan vitamin C harian. Ditemukan bahwa tingkat kecukupan vitamin C juga

menunjukkan hasil yang sama pada tiap kelompok perlakuan. Pada masing - masing

kelompok ditemukan 1 orang (1,4%) yang mencukupi asupan vitamin C harian, sedang 35

orang (48,6%) tidak tercukupi asupan vitamin C harian. Dengan odd ratio 1,0 dan nilai P

0,754 ( p > 0,05), artinya tidak ada hubungan tingkat kecukupan vitamin C dengan kadar

Hb. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh hamid (2007) bahwa ada

pengaruh konsumsi vitamin C terhadap kejadian anemia, yaitu remaja putri yang konsumsi

Page 38: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

22

vitamin C kurang dari 100 % AKG memiliki resiko 3,5 kali lebih tinggi mengalami anemia

dibandingkan dengan remaja putri yng mengkonsumsi vitamin C lebih dari 100 % AKG17.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Satyaningsih (2007) menemukan bahwa resiko

mengalami anemia lebih tinggi 4 kali pada remaja putri yang konsumsi vitamin C kurang

dari AKG18.

Page 39: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

23

8. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kejadian kecacingan pada seluruh responden sebesar 11,1 %.

2. Tidak ada hubungan antara anemia dan kecacingan.

3. Semua responden tercukupi jumlah asupan zat besi harian sedang jumlah asupan

vitamin C harian pada hampir semua responden tidak tercukupi.

4. Spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalah Hookworm dan

Trihuris Trichiura.

Saran

1. Sebaiknya instansi terkait seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas,

serta pihak sekolah setempat lebih meningkatkan pendidikan gizi dan kesehatan,

yang diintegrasikan pada mata pelajaran seperti IPA (Biologi) dan Penjaskes

(Pendidikan Jasmani dan Kesehatan).

2. Sebaiknya UKS dan PMR melalui kader remaja dapat dijadikan sarana untuk

memberikan penyuluhan tentang anemia kepada para siswa khususnya remaja

putri.

3. Untuk mengantisipasi ketidakcukupan asupan zat gizi pada siswa khususnya

remaja putri, sebaiknya dilakukan komunikasi antara guru dengan orang tua

siswa agar memperhatikan makanan, status gizi dan kesehatan putra-putrinya.

4. Pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan, membina, dan mengarahkan

kualitas makanan yang dijual di kantin sekolah, agar tercapainya pemenuhan

asupan zat gizi para siswa khususnya remaja putri.

Page 40: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

24

9. UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan

Litbang Kesehatan atas dukungan dana sehingga penelitian ini dapat terlaksana, Sekretariat

Risbinkes Pusat dan Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala, atas disetujuinya usulan

penelitian ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Kota Palu, Kepala

Sekolah SMAN 4 Palu, Kepala Sekolah SMAN 8 Palu, Kepala Sekolah SMK PONPES

AL-KHAIRAAT Palu, Kepala Sekolah MAN 1 Palu, Kepala Sekolah MAN 2 Palu, Kepala

Sekolah SMAN 3 Palu, Kepala Sekolah SMAN 5 Palu, Kepala Sekolah SMK

Muhammadiyah Palu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palu, Kepala Sekolah SMK

Justitia Palu, serta Kepala Sekolah SMAN 9 Palu, atas izin penelitian dan dukungan yang

telah diberikan kepada kami.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. Astuti Lamid, MCN dan

Ibu DR. Ir. Anies Irawati, M.Kes sebagai pembimbing yang telah membantu serta

memberikan bimbingan mulai dari penyusunan protokol penelitian sampai dengan

pembuatan laporan akhir.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman Balai Litbang P2B2

Donggala khususnya Hayani Anastasia, SKM, MPH, Tri Juni Wijatmiko, Made Agus

Nurjana, SKM., M.Epid, serta Endra Tigordo Motto, SE atas bantuannya selama penelitian

ini berlangsung sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada adik-adik siswa SLTA yang telah

bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

Donggala, November 2014

Penulis

Page 41: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

25

10. DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Direktorat Jenderal PP & PL. Pedoman pengendalian kecacingan. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI; 2007

2. Balitbangkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

Indonesia tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia.

3. WHO[World Health Organitation]. 2008. Worldwide Prevalence of Anemia 1993-

2005. Dikutip dari http://www.who.int. Diakses pada tanggal 2 November 2015.

4. [WHO] World Health Organization. 2011. Iron deficiency anaemia.

http://www.who.int/nutrition/topics/ida/en/index.html. Diakses pada tanggal 17

Sep 2015

5. Brown, H.W. 1993. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta : Gramedia.

6. Siti Chadijah, Hayani Anastasia, Junus Wijaya, Made Agus Nurjana, 2013.

Kejadian Penyakit Cacing Usus Di Kota Palu dan Kabupaten Donggala sulawesi

Tengah. Jurnal Buski, Vol 4 No.4

7. Proverawati, Atikah.2011. Anemia dan Anemia kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika

8. Andriani, M. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

9. Sihotang, S. D. & Febriany, N. 2012. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri

Tentang Anemia Defisiensi Besi di SMA Negeri 15 Medan. Jurnal Keperawatan

Holistik ; 1 (2)

10. Nahdiyati., A. Taslim N dan A. Faisal. Studi Infeksi Kecacingan Dan Anemia

Pada Siswa Sekolah Dasar Di Daerah Endemik Malaria, Kabupaten Mamuju.

Makasar : Universitas Hasanuddin; 2013

11. Soil Transmitted Helminths. WHO. 2006. Accessed February 20, 2013. Available

at: http://who.int/intestinal_worms/en.

12. Sudomo, M. Penyakit Parasitik Yang Kurang Diperhatikan. Orasi Pengukuhan

Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska. Badan Litbang Kesehatan.

Jakarta. 2008

13. Samudar et al. 2013. Hubungan infeksi kecacingan dengan status hemoglobin

pada anak sekolah dasar diwilayah pesisir kota makassar propinsi sulawesi tahun

Page 42: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

26

2013. Dikutip pada : http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5670 diakses

tanggal 1 desember 2015.

14. Takeste, Zinaye et al. 2013. Epidemiology of Intestinal Schistosomiasis and Soil

Transmitted Helminthiasis Among Primary School Children in Gorgora. Diakses

pada 15 November 2015.

15. Depkes RI. 2014. Daftar tabel AKG. Dikutip pada: http:

//gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf diakses tanggal 1

Desember 2015.

16. Marina, indriasari et al. 2015. Asupan Zat Gizi Mikro, Pelancar Dan Penghambat

Absorbsi Zat Besi Dengan Status Hemoglobin Pada Remaja Putri Di Sma Negeri

10 Makassar. Dikutip pada http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/13530.

diakses pada 2 Desember 2015.

17. Hamid S, Safyanti, Mulyati N. 2007. Prevalensi anemia gizi pada remaja putri

tingkat SLTP dan alternatif upayapencegahan melalui makanan jajanan

sekolah diPropinsi Sumatra Barat. Jurnal Sehat Mandiri Jilid 1 No.1. 2007:13-21.

18. Setyaningsih, Elsa. 2007. Anemia Gizi Pada Remaja Putri SMK Amaliyah Sekadau

Kalimantan Barat. Depok : Thesis FKMUI.

Page 43: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

27

LAMPIRAN

Page 44: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

28

Lampiran 1. Distribusi frekuensi dan Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi

Kecacingan

CrosstabsNotes

Output Created 14-DEC-2015 08:31:43

Comments

Input

Data

D:\My Documents\laporan

hasil risbinkes\tab_dr_ujang

(fix).sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File72

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used

Statistics for each table are

based on all the cases with

valid data in the specified

range(s) for all variables in

each table.

Syntax

CROSSTABS

/TABLES=Hasil_Kecacingan

BY Indikator_anemia

/FORMAT=AVALUE

TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Resources

Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.05

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav

Page 45: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

29

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

status kecacingan * Status

anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

status kecacingan * Status anemia Crosstabulation

Count

Status anemia Total

anemia Normal

status kecacinganpositif 4 4 8

negatif 32 32 64

Total 36 36 72

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .645

Linear-by-Linear Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 72

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for status

kecacingan (positif / negatif)1.000 .230 4.349

For cohort Status anemia =

anemia1.000 .480 2.085

For cohort Status anemia =

Normal1.000 .480 2.085

N of Valid Cases 72

Page 46: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

30

FREQUENCIES VARIABLES=BESI_K100 Besi__mg/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM/ORDER=ANALYSIS.

FrequenciesNotes

Output Created 14-DEC-2015 08:32:01

Comments

Input

Data

D:\My Documents\laporan

hasil risbinkes\tab_dr_ujang

(fix).sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File72

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values

are treated as missing.

Cases UsedStatistics are based on all

cases with valid data.

Syntax

FREQUENCIES

VARIABLES=BESI_K100

Besi__mg

/STATISTICS=STDDEV

MINIMUM MAXIMUM

SEMEAN MEAN MEDIAN

MODE SUM

/ORDER=ANALYSIS.

ResourcesProcessor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.05

[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav

Statistics

Konsumsi zat

besi menurut

100%AKG

Besi__mg

NValid 72 72

Missing 0 0

Mean 1.2778 24.1411

Page 47: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

31

Std. Error of Mean .05316 .40320

Median 1.0000 23.6430

Mode 1.00 20.33a

Std. Deviation .45105 3.42124

Minimum 1.00 16.22

Maximum 2.00 35.62

Sum 92.00 1738.16

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency TableKonsumsi zat besi menurut 100%AKG

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 52 72.2 72.2 72.2

2.00 20 27.8 27.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Besi__mg

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

16.22 1 1.4 1.4 1.4

17.89 1 1.4 1.4 2.8

19.81 1 1.4 1.4 4.2

19.86 1 1.4 1.4 5.6

19.97 1 1.4 1.4 6.9

20.33 3 4.2 4.2 11.1

20.49 1 1.4 1.4 12.5

20.52 1 1.4 1.4 13.9

20.75 1 1.4 1.4 15.3

20.85 1 1.4 1.4 16.7

20.91 1 1.4 1.4 18.1

21.11 1 1.4 1.4 19.4

21.16 2 2.8 2.8 22.2

21.27 1 1.4 1.4 23.6

21.58 1 1.4 1.4 25.0

21.68 1 1.4 1.4 26.4

21.74 1 1.4 1.4 27.8

22.00 1 1.4 1.4 29.2

22.27 1 1.4 1.4 30.6

Page 48: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

32

22.31 1 1.4 1.4 31.9

22.38 1 1.4 1.4 33.3

22.61 1 1.4 1.4 34.7

22.67 2 2.8 2.8 37.5

22.72 1 1.4 1.4 38.9

22.78 1 1.4 1.4 40.3

22.93 1 1.4 1.4 41.7

23.00 1 1.4 1.4 43.1

23.23 1 1.4 1.4 44.4

23.29 1 1.4 1.4 45.8

23.30 1 1.4 1.4 47.2

23.61 1 1.4 1.4 48.6

23.63 1 1.4 1.4 50.0

23.66 1 1.4 1.4 51.4

23.80 1 1.4 1.4 52.8

23.87 1 1.4 1.4 54.2

23.97 1 1.4 1.4 55.6

24.23 1 1.4 1.4 56.9

24.28 1 1.4 1.4 58.3

24.36 1 1.4 1.4 59.7

24.44 1 1.4 1.4 61.1

24.49 1 1.4 1.4 62.5

24.65 1 1.4 1.4 63.9

25.43 1 1.4 1.4 65.3

25.55 1 1.4 1.4 66.7

25.60 1 1.4 1.4 68.1

25.66 1 1.4 1.4 69.4

25.84 1 1.4 1.4 70.8

25.94 1 1.4 1.4 72.2

26.00 3 4.2 4.2 76.4

26.10 1 1.4 1.4 77.8

26.79 2 2.8 2.8 80.6

26.85 1 1.4 1.4 81.9

27.30 1 1.4 1.4 83.3

27.75 1 1.4 1.4 84.7

28.08 1 1.4 1.4 86.1

28.34 1 1.4 1.4 87.5

Page 49: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

33

28.44 1 1.4 1.4 88.9

28.88 1 1.4 1.4 90.3

29.33 1 1.4 1.4 91.7

29.54 1 1.4 1.4 93.1

29.80 1 1.4 1.4 94.4

30.18 1 1.4 1.4 95.8

30.37 1 1.4 1.4 97.2

30.84 1 1.4 1.4 98.6

35.62 1 1.4 1.4 100.0

Total 72 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=VITc_K100 Vit._C__mg_/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM/ORDER=ANALYSIS.

FrequenciesNotes

Output Created 14-DEC-2015 08:32:40

Comments

Input

Data

D:\My Documents\laporan

hasil risbinkes\tab_dr_ujang

(fix).sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File72

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values

are treated as missing.

Cases UsedStatistics are based on all

cases with valid data.

Syntax

FREQUENCIES

VARIABLES=VITc_K100

Vit._C__mg_

/STATISTICS=STDDEV

MINIMUM MAXIMUM

SEMEAN MEAN MEDIAN

MODE SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.03

Page 50: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

34

Elapsed Time 00:00:00.17

[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav

Statistics

Konsumsi

vitamin C

menurut

100%AKG

Vit._C__mg_

NValid 72 72

Missing 0 0

Mean 1.0278 66.7066

Std. Error of Mean .01950 1.17628

Median 1.0000 65.2000

Mode 1.00 58.65

Std. Deviation .16549 9.98106

Minimum 1.00 46.80

Maximum 2.00 102.75

Sum 74.00 4802.88

Frequency Table

Konsumsi vitamin C menurut 100%AKG

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 70 97.2 97.2 97.2

2.00 2 2.8 2.8 100.0

Total 72 100.0 100.0

Vit._C__mg_

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

46.80 1 1.4 1.4 1.4

51.29 1 1.4 1.4 2.8

51.60 1 1.4 1.4 4.2

52.28 1 1.4 1.4 5.6

55.67 1 1.4 1.4 6.9

55.96 1 1.4 1.4 8.3

Page 51: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

35

56.52 1 1.4 1.4 9.7

57.15 1 1.4 1.4 11.1

57.30 1 1.4 1.4 12.5

57.51 1 1.4 1.4 13.9

57.60 1 1.4 1.4 15.3

58.22 1 1.4 1.4 16.7

58.65 3 4.2 4.2 20.8

59.07 1 1.4 1.4 22.2

59.10 1 1.4 1.4 23.6

59.49 1 1.4 1.4 25.0

59.85 1 1.4 1.4 26.4

60.15 1 1.4 1.4 27.8

60.90 1 1.4 1.4 29.2

60.90 1 1.4 1.4 30.6

61.05 2 2.8 2.8 33.3

61.35 1 1.4 1.4 34.7

62.25 1 1.4 1.4 36.1

62.55 1 1.4 1.4 37.5

62.70 1 1.4 1.4 38.9

63.45 1 1.4 1.4 40.3

63.59 1 1.4 1.4 41.7

63.87 1 1.4 1.4 43.1

64.01 1 1.4 1.4 44.4

64.15 1 1.4 1.4 45.8

64.35 1 1.4 1.4 47.2

64.86 1 1.4 1.4 48.6

65.00 1 1.4 1.4 50.0

65.40 2 2.8 2.8 52.8

65.55 1 1.4 1.4 54.2

65.70 1 1.4 1.4 55.6

66.15 1 1.4 1.4 56.9

66.98 1 1.4 1.4 58.3

67.01 1 1.4 1.4 59.7

67.12 1 1.4 1.4 61.1

67.20 1 1.4 1.4 62.5

68.10 1 1.4 1.4 63.9

68.25 2 2.8 2.8 66.7

Page 52: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

36

68.85 1 1.4 1.4 68.1

69.15 1 1.4 1.4 69.4

69.38 1 1.4 1.4 70.8

69.90 1 1.4 1.4 72.2

70.05 1 1.4 1.4 73.6

70.50 1 1.4 1.4 75.0

70.65 1 1.4 1.4 76.4

71.10 1 1.4 1.4 77.8

72.21 1 1.4 1.4 79.2

74.55 1 1.4 1.4 80.6

75.00 2 2.8 2.8 83.3

75.30 1 1.4 1.4 84.7

75.46 1 1.4 1.4 86.1

77.28 1 1.4 1.4 87.5

81.00 1 1.4 1.4 88.9

81.75 1 1.4 1.4 90.3

82.05 1 1.4 1.4 91.7

84.60 1 1.4 1.4 93.1

85.20 1 1.4 1.4 94.4

85.95 1 1.4 1.4 95.8

87.60 1 1.4 1.4 97.2

88.95 1 1.4 1.4 98.6

102.75 1 1.4 1.4 100.0

Total 72 100.0 100.0

CROSSTABS/TABLES=BESI_K100 VITc_K100 BY Indikator_anemia/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ RISK/CELLS=COUNT/COUNT ROUND CELL.

CrosstabsNotes

Output Created 14-DEC-2015 08:42:17

Comments

InputData

D:\My Documents\laporan

hasil risbinkes\tab_dr_ujang

(fix).sav

Active Dataset DataSet1

Page 53: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

37

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File72

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used

Statistics for each table are

based on all the cases with

valid data in the specified

range(s) for all variables in

each table.

Syntax

CROSSTABS

/TABLES=BESI_K100

VITc_K100 BY

Indikator_anemia

/FORMAT=AVALUE

TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Resources

Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.11

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Konsumsi zat besi menurut

100%AKG * Status anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

Konsumsi vitamin C menurut

100%AKG * Status anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%

Page 54: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

38

Konsumsi zat besi menurut 100%AKG * Status anemia

Crosstab

Count

Status anemia Total

anemia Normal

Konsumsi zat besi menurut

100%AKG

1.00 27 25 52

2.00 9 11 20

Total 36 36 72

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .277a 1 .599

Continuity Correctionb .069 1 .792

Likelihood Ratio .277 1 .598

Fisher's Exact Test .793 .396

Linear-by-Linear Association .273 1 .601

N of Valid Cases 72

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Konsumsi zat

besi menurut 100%AKG (1.00

/ 2.00)

1.320 .469 3.717

For cohort Status anemia =

anemia1.154 .665 2.001

For cohort Status anemia =

Normal.874 .537 1.422

N of Valid Cases 72

Page 55: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

39

Konsumsi vitamin C menurut 100%AKG * Status anemia

Crosstab

Count

Status anemia Total

anemia Normal

Konsumsi vitamin C menurut

100%AKG

1.00 35 35 70

2.00 1 1 2

Total 36 36 72

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .754

Linear-by-Linear Association .000 1 1.000

N of Valid Cases 72

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Konsumsi

vitamin C menurut 100%AKG

(1.00 / 2.00)

1.000 .060 16.629

For cohort Status anemia =

anemia1.000 .245 4.078

For cohort Status anemia =

Normal1.000 .245 4.078

N of Valid Cases 72

GETFILE='D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

Page 56: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

40

Lampiran 2. Food Recall 24 jam

Nama Anak / ID Sample :.................................................../...............

Recall 1x24 jam

NomorUrut

Hidangan

WaktuMakan

(Jam)

Nama Hidangan(Makanan / Minuman)

RincianBahan

Makanan /Minuman

BeratMakananMentah

(gr)

BeratMakananMatang

(gr)

Catatan : Kondisi anak saat recall sehat / sakit

Page 57: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

41

Lampiran 3. FFQ

Tanggal wawancara : ..... / ..... / 2015 Nama Petugas :....................................

Frekuensi Konsumsi Makanan dalam 1 bulan terakhir

Nama Makanan/ BahanMakanan

2-3Kali/hr

1 Kali/hr 2-3Kali/mg

1 Kali /mg

2 minggusekali

Jarang

A. Mkn Utama

B. Lauk

C. Sayur-buah

Page 58: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

42

D. Lain-lain

Page 59: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

43

Lampiran 4. Naskah Penjelasan dan Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan(Pemeriksaan darah, pemeriksaan tinja dan wawancara)

KEMENTERIAN KESEHATAN RIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG DONGGALA

Jalan Masitudju No. 58 Labuan Panimba, Kec. Labun, Kab. Donggala, Sulawesi TengahSurat Elektronik : [email protected], [email protected]

Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi Kecacingan Pada Remaja PutriSiswa SLTA Di Kota Palu

NASKAH PENJELASAN

Anemia atau kurang darah sampai saat ini masih merupakan masalah di masyarakatkarena dapat menyebabkan dampak yang merugikan terutama pada kelompok risiko tinggiantara lain anak, balita, ibu hamil dan remaja putri sehingga dapat secara langsungmenurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Salah satu penyebab dari terjadinya kurangdarah adalah adanya infeksi kecacingan. Infeksi kecacingan adalah suatu penyakit tropisyang disebabkan oleh cacing seperti cacing tambang, kremi dan gelang. Salah satu aspekprogram pemberantasan untuk memutus rantai penularan kecacingan serta mencegahterjadinya anemia adalah penemuan penderita dini dan pengobatan cepat. Pemeriksaanpada seseorang yang dicurigai menderita kurang darah dilakukan dengan wawancaralangsung dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan tinja denganmengidentifikasi gejala-gejala yang terdapat pada penderita kurang darah.

Kami dari Balai Litbang P2B2 Donggala, Kementerian Kesehatan RI mulai bulan marets/d oktober 2015 meminta anda untuk turut mengambil bagian dalam penelitian yangberjudul “Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi Kecacingan Pada Remaja Putri SiswaSLTA Di Kota Palu”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yangberpengaruh pada anemia remaja putri SLTA di Kota Palu. Respondennya adalah siswikelas 1 dan 2 pada SLTA di sekolah yang terpilih di kota Palu. Jumlah sampel untukpenelitian ini berjumlah 72 orang siswa.

PEMERIKSAAN DARAH

Semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih akan dilakukan pengambilan sediaan darahdi ujung jari tangan untuk pemeriksaan Hb, sebanyak 1 – 2 tetes darah ( ± ).Pengambilan darah akan menimbulkan sedikit rasa nyeri tetapi tidak berakibatmembahayakan subyek penelitian.

Page 60: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

44

PEMERIKSAAN TINJA

Semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih yang telah dilakukan pengambilan darahdan dari hasil pemeriksaan Hb diketahui mengalami kurang darah, maka akan dilanjutkandengan pemeriksaan tinja. Kepada siswi yang kurang darah akan diberikan pot tinja danstik es krim. Pot tinja berguna untuk menampung tinja sedang stik es krim berguna untukmengambil tinja. Tinja yang diambil sebanyak sebesar ibu jari tangan/ jempol ( 10 gram)dengan menggunakan stik es kemudian disimpan dalam pot tinja untuk diserahkan padatim peneliti. Pengumpulan sampel tinja akan dilakukan oleh tim peneliti selama 3 hari, jikadalam 3 hari responden tidak menyerahkan sampel tinja maka responden dianggapmengundurkan diri.

WAWANCARA

Wawancara dilakukan pada semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih yang telahdilakukan pengambilan darah dan dari hasil pemeriksaan Hb diketahui mengalami kurangdarah, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan tinja. Wawancara ini memakan waktusekitar 30 menit. Metode wawancara dengan menggunakan kuesioner, dimanapewawancara menanyakan identitas responden dan menanyakan dengan lengkap makanandan minuman apa yang telah dikonsumsi oleh remaja putri 24 jam yang lalu apa yang telahdikonsumsi kemarin ketika makan pagi, makan siang, makan malam dan makanan kecildiluar waktu makan tersebut. Dalam wawancara ini responden ditanyai tentang jenismakanan yang dikonsumsi, berapa banyak yang dikonsumsi dengan menggunakan satuanukur yang umum digunakan seperti sendok makan, sendok teh, potongan kecil, sedang ataubesar kemudian mengambil bahan makanan yang serupa untuk ditimbang berat makanantersebut dalam keadaan mentah dan matang sehingga akan didapatkan jumlah kalori yangdi konsumsi.

KERAHASIAAN

Untuk menjaga kerahasiaan sampel maka setiap sampel wawancara, sampel darah jari, dansampel tinja akan diberikan nomor identitas penganti nama dan data yang dihasilkan tidakakan diberikan kepada pihak ketiga.

PERTANYAAN-PERTANYAAN

Apabila ada pertanyaan mengenai penelitian ini, mengenai hak-hak anda, anda dapatmenghubungi dr.Muchlis Syahnuddin (08114511541), drh.Gunawan (082292684506),Leonardo Taruk Lobo (081341233060), Phetisya P.F. Sumolang, S.Si (085296599559).

KEIKUTSERTAA SUKARELA DAN HAK UNDUR DIRI

Keikutsertaan anda bersifat sukarela, setiap waktu anda dapat mengundurkan diri tanpadikenai sanksi atau bayaran. Sebagai pengganti waktu dalam keikutsertaan penelitian inidiberikan uang tunai senilai Rp.50.000,00.

Page 61: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

45

KEUNTUNGAN

Dapat mengetahui apakah anda menderita kurang darah atau kecacingan secara cepat dantanpa membayar. Selain itu dapat memberikan pengetahuan tentang faktor penyebabterjadinya anemia dan akibat dari anemia bagi remaja putri, memberikan data prevalensikecacingan dan sebagai acuan keberhasilan program pemberantasan kecacingan, sertaMembantu program pemerintah memberantas anemia gizi.

Akan diberikan pengobatan anemia atau kecacingan dilakukan oleh petugas puskesmassetempat terhadap penderita yang diketahui positif menderita anemia dan atau kecacingan.Bagi responden yang ketika pengambilan darah mengalami kejadian darah sulitberhenti/membeku maka akan dirujuk ke puskesmas/rumah sakit terdekat untuk diberikanpengobatan lebih lanjut.

Page 62: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

46

Lampiran 5. Lembar Persetujuan.

LEMBAR PERSETUJUAN

TANDA TANGAN

Saya telah membaca atau dibacakan pada saya apa yang tertera di atas ini dan saya telahdiberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan membicarakan penelitian ini dengananggota tim penelitian. Saya memahami maksud, risiko, waktu dan prosedur penelitian ini.

Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya menyatakankeikutsertaan saya secara sukarela dalam penelitian ini untuk diwawancara sertadiambil sampel darah dan tinja.

Nama Responden Tanggal Tanda Tangan

Nama Saksi Tanggal Tanda Tangan

Nama Peneliti Tanggal Tanda Tangan

Palu, 2015

Ketua Pelaksana Penelitian

dr. Muchlis SyahnuddinNIP. 198211072014021001

Keterangan:- Persetujuan dan tanda tangan responden dapat diwakili orang tua/wali.- Nama saksi diwakili oleh Bapak / Ibu Guru di Sekolah responden.

Page 63: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

47

Lampiran 6. Kuesioner Untuk Penderita Anemia

KUESIONER(UNTUK PENDERITA ANEMIA)

No:Tanggal wawancara :………………………….

A. IDENTITAS1. Nama Responden :2. Umur :3. Jenis Kelamin : L / P4. Pendidikan :5. Pekerjaan :6. ALAMAT : Jalan…………………..Nomor…………….

RT/RW:…………./………………

Dusun:……………………………..

Desa :………………………………

B. GEJALA ANEMIA YANG DIRASAKAN1. PUSING2. LEMAS3. MUAL4. MUNTAH5. SAKIT KEPALA6. BERDEBAR7. RAMBUT RONTOK8. NAPSU MAKAN MENURUN9. KERINGAT DINGIN10. DLL ( SEBUTKAN)

1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK…………………………

C . PEMERIKSAAN FISIK

1. KONDISI UMUM2. KESADARAN3. PEMERIKSAAN FISIK

A.TANDA VITALB. KULITC. KEPALAD. THORAKSE. ABDOMENF. EKTREMITAS

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 64: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

48

1. Hb

2. TINJA

………….. g/dl

negatif/ positif (namaspesies………...…..)

E. DIAGNOSA

Page 65: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

49

Lampiran 7. Etik Penelitian

Page 66: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

50

Lampiran 8. Perizinan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Page 67: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

51

Page 68: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

52

Lampiran 9. Rekomendasi Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palu

Page 69: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

53

Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan Penelitian

Penjelasan Kegiatan Penelitian

Pemeriksaan Anemia

Page 70: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

54

Wawancara Food Recall

Pengukuran TB dan BB

Page 71: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

55

Pemeriksaan Hb

Hasil Pemeriksaan Sampel Tinja

Hookworm

Page 72: LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr

56

Trichuris trichiura