anemia gizi besi

Upload: retno-e-sari

Post on 14-Jul-2015

667 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

AGB (Anemia Gizi Besi).

KATA PENGANTARPuji dan syukur atas berkat dan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa karena olehnya penulis dapat menyusun sedemikian rupa makalah ini sebagai bentuk salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi. Penghargaan yang setinggi tingginya penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu penulis baik moril dan materiil dalam tersusunnya makalah ini dengan baik.Adapun metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah menggunakan literatur literatur yang sesuai dengan konsep yang penulis susun,baik melalui internet maupun dari buku buku lainnya. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan sumbangsih bagi para pembaca sehingga bisa dipergunakan sesuai dengan tempatnya dan sekaligus memberikan sedikit konsep yang berarti. Sekalipun demikian penulis menyadari sekali bahwa proses penyusunan makalah ini merupakan pekerjaan yang sedikit sulit sehingga memungkinkan adanya kesalahan maupun kekurangan baik dalam hal teknis penulisan,tata bahasa maupun isinya.Oleh karena itu guna penyempurnaan pada penyusunan berikutnya penulis sangat mengharapkan saran,kritik,maupun masukan dari pembaca dan pemakai makalah ini.

DAFTAR ISIKata Pengantar ................................................................................................... i Daftar isi............................................................................................................. ii BAB I : PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 I.2 Pembatasan Masalah...................................................................................... 3 I.3 Tujuan Masalah.............................................................................................. 3 BAB II: DEFENISI II.1 Pengertian.................................................................................................... 4 II.2 Metabolisme dan Absobsi Besi.................................................................... 5 II.3 Fungsi Besi................................................................................................... 8 II.4 Sumber Besi................................................................................................. 10 II.5 Akibat Kekurangan Besi.............................................................................. 11 BAB III: PEMBAHASAN

III.1 Pengertian Anemia Gizi Besi...................................................................... II.2 Penyebab Anemia Gizi Besi......................................................................... II.3 Tanda dan Gejala Anemia Gizi Besi............................................................ II.4 Pengobatan dan Pencegahan........................................................................ BAB IV PENUTUP IV.1 Kesimpulan................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA

13 14 16 18 21

ii

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar BelakangAnemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Menurut FKUI ( 1998 ), anemia dibagi menjadi empat macam : 1. Anemia pasca perdarahan ( Post Haemmorhagic ) ini terjadi akibat perdarahan yang seperti kecelakaan, luka operasi,persalinan atau karena menahun.

2.

Anemia hemolitik terjadi akibat penghancuran ( hemolisis ) sel darah merah yang berlebihan. Disebabkan oleh dua hal : a) Faktor intra sel misalnya : talasemia, hemoglobinopatia ( talasemia Hb E, siclle cellanemia ), dll. b) Faktor ekstrasel misalnya : intoksikasi, infeksi ( malaria ), imunologis inkompatibilitas golongan darah, reaksi hemoliti pada traspusi darah ). (

3.

Anemia defisiensi, anemia yang disebabkan kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat, vit B12, protein,piridoksin, eritripoitin, dsb )

4. Anemia aplastik, anemia ini terjadi karena terjadinya pembuatan sel darah merah oleh sumsum tulang. Dari berbagai jenis anemia yang telah di uraikan diatas, anemia gizi karena kurang zat besi adalah yang paling umum terjadi dimasyarakat (WHO, 1972, Husaini,dkk, 1983 ).Anemia gizi yang disebabkan oleh zat besi sangat umum dijumpai di Indonesia.

1

Masalah Anemia gizi besi merupakan salah satu persoalan kesehatan yang banyak dialami oleh negara berkembang dan juga negara maju khususnya pada ibu hamil.. Diperkirakan penyakit ini menuntut semua Bangsa untuk memberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Anemia gizi besi merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang prefalensinya paling tinggi dibandingkan dengan masalah kurang gizi lainnya. Dalam empat dekade terakhir prefalensi Anemia tidak menunjukan penurunan yang cukup bermakna.Dalam era pembangunan di Indonesia seperti sekarang ini dimana mutu sumberdaya manusia merupakan keadaan yang sangat diprioritaskan maka masalah Anemia gizi perlu mendapat penanganan yang serius. Hingga saat ini di indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP (Kurang Kalori Protein), Kurang vitamin A, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan kurang zat

besi yang disebut Anemia Gizi (kodyat, A,1993) Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik terang keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum dijumpai terutama di negaranegara sedang berkembang. anemia gizi pada umumnya dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah (wijayanti,Y,1989). Berdasarkan hasilhasil penelitian terpisah yang dilakukan dibeberapa tempat di Indonesia pada tahun 1980-an, prevalensi anemia pada wanita hamil 50-70%, anak belita 3040%, anak sekolah 25-35% dan pekerja fisik berpenghasilan rendah 30-40% (Husaini 1989). Menurut SKRT 1995, prevalensi ratarata nasional pada ibu hamil 63,5%, anak balita 40,1% (kodyat, 1993). Prevalensi anemia gizi yang tinggi pada anak sekolah membawa akibat negatif yaitu rendahnya kekebalan tubuh sehingga menyebabkan tingginya angka kesakitan. Dengan demikian konsekuensi fungsional dari anemia gizi menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia (scrimihow, 1984). Khusus pada anak balita, keadaan anemia gizi secara perlahan lahan akan menghambat pertumbuhan dan perkambangan kecerdasan, anak anak akan lebihmudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh, dan hal ini tentu akan melemahkan keadaan anak sebagai generasi penerus (wijayanti, T.1989). Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang berada di bahwa normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi,sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bahwa 11 gr/dl selama trimester III.(Depkes RI,1998).

I.2 Pembatasan MasalahDalam makalah ini,penulis membahsa mengenai pengertian zat besi,manfaat,sumbersumber dari pangan hewani maupun nabati serta penyakit-penyakit yang berhuungan dengan defisiensi besi maupn kelebihan konsumsi zat besi dalam hal ini yang lebih di bahas adalah masalah AGB (Anemia Gizi Besi).

I.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa itu anemia gizi besi,metabolisme dan penyerapan serta pengobatan atau penanggulangannya. 2. Untuk mengetahui sumber pangan nabati maupun nabati yang banyak mengandung besi (Fe).

BAB II DEFENISIII.1 PengertianZat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia. besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang menyangkut oksigen dari paruparu. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke selsel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di dalam selsel otot. Mioglobin akan berkaitan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah ke selsel otot. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah menyebabkan daging dan otototot menjadi berwarna merah. Di samping sebagai komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom paksidase, xanthine oksidase, suksinat dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase. Besi (Fe) adalah salah satu mineral mikro yang terdapat dalam tubuh manusia sekitar 3,5 g dimana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin dan 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam hati,limfa dan sumsum tulang belakang.Besi yang tersimpan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis.Komponen besi lainnya dalam jumlah yang sangat kecil terdapat

pada jaringan padat.Mioglobin yang mengandung sekitar empat persen dari besi total adalah besi yang memberikan warna merah pada otot tulang.

Zat Besi Dalam Tubuh 4

Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagin, yaitu yang fungsional dan yang reserve (simpanan). Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan jumlah yang sangat kecil tetapi vitl adalah hem enzim dan non hem enzim. Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhan kan eritropoiesis (pembentukan sel darah merah) dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak,misalnya pada anak yang sedang tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah. Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi yang dikeluarkan lewat basal. Dalam memenuhi kebutuhan akan zat gizi, dikenal dua istilah kecukupan (allowance) dan kebutuhan gizi (requirement). Kecukupan menunjukkan kecukupan rata rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan kebutuhan gizi menunjukkan banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan masing masing individu untuk hidup sehat. Dalam kecukupan sudah dihitung faktor variasi kebutuhan antar individu, sehingga kecukupan kecuali

energi, setingkat dengan kebutuhan ditambah dua kali simpangan baku. Dengan demikian kecukupan sudah mencakup lebih dari 97,5% populasi (Muhilal et al, 1993).

II.2 Metabolisme dan absorbsi besi.Absorpsi besi terutama terjadi di bagian ats usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein khusus.Ada dua jenis alat angkut protein di dalam penyerapan besi yaitu ternsferin dan feritin.Transferin,protein yang disintesis dalam hati terdapat dalam dua bentuk.Transferin mukosa membentuk besi dari saluran cerna ke dalam sel mukosa dan memindahkannya ke transferin reseptor yang ada di dalam sel mukosa.Transferin kemudian kembali ke dalam saluran cerna untuk mengangkut esi lain,sedangkan transferin reseptor mengengkut besi melalui darah ke semua jaringan tubuh.Dua ion feri diikatkan pada transferin untuk di bawa ke jaringan-jaringan tubuh.Banyaknya transferin yang terdapat pada membrane sel bergantung pada kebutuhan tiap sel.Kekurangan besi pertma dapat dilihat sebagai kejenuhan transferin. Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdpat dalam haemoglobin dan mioglobin makanan hewani dan besi non-hem dalam makanan nabati.Besi-hem di absorpsi kedalam sel mukosa sebagai kompleks porifirin utuh.Cincin porifirin di dalam sel mukosa kemudian dipecah oleh enzim khusus (hemoksigenase) dan besi dibbaskan.Besi hem dan non hem kemudian melewati alur yang sama dan meninggalkan sel mukosa dalam bentuk yang sama dengan menggunakan alat angkut yang sama.Absorsi besi hem tidak banyak dipengaruhi oleh komposisi makanan dan sekresi saluran cerna serta oleh status besi seseorang.Besi hem hanya merupakan bagian kecil dari besi yang diperoleh dari makanan (kurang lebih 5% dari besi total makanan),terutama Indonesia namun yang dapat di absorbsi hanya mencapai 25% sedangkan non hem hanya 5%. Agar dapat diabsorbsi,besi non hem di dalam usus halus harus berada dalam bentuk terlarut.Besi non hem diionisasi oleh asam lambung,direduksi menjadi bentuk ferro dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat,gula dan asam amino yag mengandung sulphur.Pada suasana pH 7 di dalam duodenum,sebagian besar besi dalam bentuk ferri akan

mengendap kecuali dalm keadaan terlarut sperti disebutkan diatas.Besi ferro lebih mudah lrut pada pH 7,oleh karena itu dapat diabsorbsi. Taraf absorbsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh.Transferin mukosa yang dikeluarkan ke dalam empedu berperan sebagai alat angkut protein yang bolak balik mengangkut besi ke permukaan usus halus untuk diikat oleh transferin reseptor dan kembali ke rongga saluran cerna untuk mengangkut besi lain .Di dalam sel mukosa besi dapat mengikat apoferitrin dan membentuk feritrin sebagai simpanan besi sementara dalam sel.Di dalam sel mukosa apoferitrin dan feritrin membentuk pool besi. Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sum-sum tulang dan bagian tubuh lain .Di dlm sumsum tulang besi digunakan untuk membuat hemoglobin yag merupkan bagian dari sel darah merah.Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan.Kelebihan besi yang mencapai 200 hingga 1500mg,disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin dalam hati (30%),sumsum tulang belakang (30%) dan selebihnya didalam limpa dan otot.Dari simpanan besi tersebut hingga 50 mg sehari dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti pembentukan hemoglobin .Feritrin yang bersirkulasi di salam darah mencerminkan simpanan besi di dalam tubuh.Pengukuran feritrin di dalam serum merupakan indicator penting dalam menentukan status besi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi besi. Diperkirakan hanya 5-15 % besi makanan yang diabsorbsi oleh seorang dewasa yang berada dalam status besi baik.Dalam keadaan defisiensi besi absorbsi dapat mencapai 50%.Banyak hal yang mempengaruhi absorbsi besi. Bentuk besi dalam makanan mempengaruhi penyerapannya.Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat didalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem.Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging,ayam dan ikan terdapat sebagai besi hem dan selebihnya sebagai non hem.Besi non hem juga terdapat pada telur,serealia,kacang-kacangan sayuran hijau dan beberapa jenis buah-buahaan.

Asam organic,seperti vitamin c sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah bentuk feri manjadi bentuk fero karena sepert yang telah dijelaskan besi fero lebih muda diserap. Asam fitat,dan factor lain did lam serat serealia dan asam oksalat didalam sayuran menghambat penyerapannya Tanin,yang merupakan polifenol dan terdapat di dalam the,kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorbsi dengan cara mengikatnya.Tingkat keasaman lambung meningkatkan daya larut besi.Kekurangan asam kloridadi dalam lambung atau penggunaan obat obatan yang bersifat basa seprti antacid menghalangi absorbsi besi. Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi diduga karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12. Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.Bila tubuh kekurangan besi atau kebutuhan menigkat pada masa pertumbuhan,absorpsi besi non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,sedangkan besi hem dua kali. penyerapan besi.Faktor-faktor ini mengikat besi sehingga mempersulit

II.3 Fungsi BesiDalam kadaan tereduksi besi kehilangan dua electron,oleh karena itu mempunyai dua sisa muatan positif.Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini adalah bentuk ferro (Fe++).Dalam keadaan teroksidasi besi kehilangan tiga electron ehinga mempunyai sisa tiga muatan positif yang dinamakan bentuk ferri (Fe+++).Karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini,besi

berperandalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlbat di dalam reaksi oksidasi-reduksi. Metabolisme energi.Di dalam tiap sel,besi bekerja samadengan rantai protein pengangkut electron,yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.Protein ini memindahkan hidrogrn dan electron yang berasal dari zat gizipenghasil energi ke oksigen,sehingga membentuk air.Dalam proses tersebut dihasilkan ATP.Sebagian besar besi berada di dalam hemoglobin ,yaitu molekul protein mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot.Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksioda dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen,menerima,menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.Sebanyak kurang lebih 80% besi berada di dalam hemoglobin.Selebihnya terdapat di dalam mioglobin dan protein lain yang mengandung besi. Kemampuan belajar.Politt pada tahun 1970 an terkenal akan penelitian-penelitian yang menunjukkan perbedaan antara keberhsilan anak-anak yang menderita anemia gizi besi dan anak-anak yang sehat.Hubungan defisiensi besi dan fungsi otak dijelaskan oleh Lozoff dan Youdimn pd tahun 1988.Beberpa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin.Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan otak dapat diganti setelah dewasa.Defisiensi berpengaruh negative terhadap fungsi otak terutama terhadap fungsi neurotransmitter.Akibatnya kepekaan reseptor dopamine berkurang yang dapat berakhir denga hilangnya reseptor tersebut.Daya konsentrasi,daya ingat,dan kemampuan belajar terganggu,ambang batas rasa sakit meningkat,fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu menurun. Sistem kekebalan tubuh.Besi memegang peranan penting daam sitem kekebalan tubuh.Respons kekebalan sel limfosit T terganggu kare aberkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,yang kemungkinan di sebabkan oleh berkutangnya sintesis DNA.Berkurangnya sintesis DNA ini diseabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleutida yang membutuhkan besi untuk berfungsi.Disamping itu sel darah putih yang mengahncurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan kekurangan besi.Enzim lain yang berfungsi sebagai system

kekebalan tubuh adalah mieloperoksidase yang juga tergangu fungsinya jika defisiensi besi.Disamping itu dua protein pengikat besi transferin dan laktoferin mencegah terjdinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorganisme yang membutuhkannya untuk perkembangbikannya. Pelart obat-obatan.Obat-obatan yang tak larut air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga dapat dkeluarkan dari tubuh.

II.4 Sumber BesiSumber baik besi adalah makanan hewani,seperti daging ,ayam,dan ikan.Sumber baik lainnya adalah telur,serealia tumbuk,kacan-kacangan ,sayuran hijau,dan beberpa jenis buah.Disamping umlah besi,perlu diperhatikan kualitas besi didalam makanan,dinamakan juga ketersediaan biologic (bioavailability).Pada umumnya besi didalam daging,ayam,dan ikan mempunyai ketersediaan biologic tinggi,besi didalam serealia dan kacang kacangan mempunyai ketersediaan biologic sedang,dan besi didalam sebagian besar sayuran,terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,seperti bayam mempunyai ketersediaan biologic rendah.Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan dserta sumber gizi lain yang dapat membantu C. Tabel daftar nilai besi (Fe) berbagai bahan makanan (mg/100 g) absorbsi.Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi,daging/ayam/ikan,kacang kacangan,serta sayuran dan buah-buahan dan kaya akan vitamin

Bahan makananTempe kacang kedelai murni Kacang kedelai kering Kacang hijau Kacang merah Kelapa tua Udang segar

Nila i Besi (Fe)10,0 8,0 6,7 5,0 2,0 8,0

Bahan Makanan

Nila i Besi (Fe)6,6 2,8 2,8 2,7 2,0 1,5 2,8 2,7 2,4 1,5 1,2 0,7 6,2 3,9 2,9 2,7 2,5 2,0 0,5 1,5

Hati sapi Daging sapi Telur bebek Telur ayam Ikan segar Ayam Gula kelapa Biskuit Jagung kuning,pipil lama Roti putih Beras setengah giling Kentang Daun kacang panjang Bayam Sawi Daun katuk Kangkung Daun singkong Pisang ambon Keju

Sumber:Daftar Komposisi bahan makanan,Depkes 1979

II.5 Akibat Kekurangan zat besi (Fe)

Defisiensi besi merupakan defiiensi gizi yang paling umum terdapat baik di negara maju maupun negara berkembang.Defsiensi besi terutama menyerang kelompok rentan seperti anakanak,remaja,ibu hamil,dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah.Secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi besi.Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumberdaya manusia yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi mkanan yang jurang seimbang atau gangguan absorbsi besi.Disamping itu kekuragan besi dapat akibat cacingan atau luka dan akibat penyakit-penyakit yang menghambat penyerapan besi seperti penyakit gastroitestinal.Kekurangan besi pada umumnya menyebebkan pucat,rasa lemah,pusing,kurang nafsu makan,menurunnya kebugaran tubuh,menurunnya kemampuan kerja,menurunya kekebalan tubuh dan pada ank-anak dapat menyebabkan apatis,menurunnya prestasi belajar dan mudah tersinggung.

BAB III PEMBAHASANIII.1 Pengertian Anemia Gizi BesiArif mansoer, dkk ( 2000 ) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil menderita AGB. Ibu hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperluka semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar. Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan jantung dapat menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan AGB. Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi yang dikeluarkan lewat basal. Kebutuhan zat besi relatif lebih tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa apabila dihitung berdasarkan per kg berat badan. Bayi yang berumur dibawah 1 tahun, dan anak berumur 6 16 tahun membutuhkan jumlah zat besi sama banyaknya dengan laki laki dewasa. Tetapi berat badannya dan kebutuhan energi lebih rendah daripada laki laki dewasa. Untuk dapat memenuhi jumlah zat besi yang dibutuhkan ini, maka bayi dan remaja harus dapat mengabsorbsi zat besi yang lebih banyak per 1000 kcal yang dikonsumsi.

1 3

Kebutuhan gizi besi pada balita dapat di lihat dari tabel berikut ini:

Kebutuhan Zat Besi Anak Umur 0 6 bulan 7 12 bulan 1 3 tahun 4 6 tahun 7 9 tahun

Kebutuhan 0,5 mg 7 mg 8 mg 9 mg 10 mg

Sumber : Tabel AKG 2004 Adapun kebutuhan zat besi ada ibu hamil juga tergantung dari tiap trisemesternya. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda-beda pada tiap trimester kehamilan, pada trimester pertama kebutuhan zat besi justru lebih rendah disebabkan wanita hamil tidak mengalami menstruasi dan janin yang dikandung belum membutuhkan zat besi. Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut ( Emma S. 1999 ) : Trimester 1 : Kebutuhan zat besi kurang lebih 1 mg / hari ( kehilangan basal 0,8 mg/hari ) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

Trimester 2 : Kebutuhan zat besi kurang lebih 5mg /hari ( kehilangan basal 0,8 mg / hari ) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan konseptus 115 mg. Trimester 3 : Kebutuhan zat besi 5 mg / hari ( kehilangan basal 0,8 mg /hari ) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan konseptus 223 mg

III.2 Penyebab Anemia Gizi Besi (AGB)Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi besi yaitu: 1. Kehilangan darah secara kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum,hemoroid,infestasi parasit,dan proses keganasan. 2. Asupan zat gizi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat 3. Peningkatan kebutuhan zat besi untuk pembentukan sel darah merahyang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi,masa pubertas,masa kehamilan dan menyusui.

Kehilangan darah secara kronis Pada lelaki dewasa,sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh proses pendarahan akibat penyakit atau trauma atau akibat pengobatan sutau penyakit.Sementara pada wanita,terjadi kehilangan darah secara aamiah setiap bulan.Jika darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak akan terjadi defisiensi besi.Sepanjang usia reproduktif wanita akan mengalami kehilagan darah akibat peristiwa haid.Beberapa penelitian telah membuktikan,bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara 20 25 cc.Jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5 15 mg/bulan,atau kira-kira sama dengan 0,4 0.5 mg sehari.Jika jumlah tersebut di tambah dengan kehilangan basal,jumlah total besi yang hilang sebesar 12,5 mg per hari. Selain ulasan d atas kehilangan darah juga dapat disebabkan oleh infeksi parasit seperti cacing tambang,Schitosoma,dan mungkin pula Trichuris Trichiura.Kasus-kasus tersebut lazim terjadi di negara tropis ,lembab serta sanitasi yang buruk.Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi antara 2 sampai 100 cc/hari,bergantung pada beratnya infestasi.Jika jumlah zat besi

dihitung berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat dalam tinja jumlah zat besi yang hilang per seribu telur adalah sekitar 0,8 mg sampai 1,2 mg sehari. Kadar hemoglobin (Hb) dan volume hematokrit (Ht) sebagai indikator anemia. Dikutip dari WHO,2000 Usia/jenis kelamin Anak 6 bln 2 tahun Anak 5 11 tahun Anak 12 14 tahun Lelaki dewasa Wanita tidak hamil Wanita hamil Kadar Hb (g/L)2