identifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri...
TRANSCRIPT
1
IDENTIFIKASI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 7 KENDARI
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada
Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
ZULIANA
NIM : P00324015085
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
2018
2
3
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Identitas
1. Nama : Zuliana
2. Temapat Tanggal Lahir : Tampunabale, 2 mey 1990
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Katukobari, Buton Tengah
b. Pendidikan
1. SD Negeri 21 Wakorumba Selatan 2003
2. SMP Negeri 3 Wakorumba Selatan 2006
3. MAS Almuhajirin Lambelu
4. Masuk Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan tahun 2015
sampai sekarang.
iv
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati penulis
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena berkat
limpahan Rahmat dan Ridho-Nya, penulis masih tetap memiliki
kemampuan dan kekuatan untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, meski penulis telah berupaya semaksimal
mungkin untuk mengerahkan segala kemampuan dan potensi serta
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
menghadapi kendala, namun bantuan dari berbagai pihak, Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diselesaikan. Seiring dengan selesainya Karya Tulis
Ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Aswita,S.Si.T, M.
PH selaku pembimbing pertama dan Heyrani, S.KM, S.Si,T, M. Kes selaku
pembimbing kedua yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam mengarahkan penulis sehingga kesulitan-kesulitan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat teratasi. Semoga segala amal
baik serta bantuan yang diberikan akan mendapat rahmat dan hidayah
disisi-Nya.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dan pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapakan terimah
kasih kepada :
v
1
1. Ibu Askrening,SKM.M., M.Kes., Selaku Direktur Poltekes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., Selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekes Kemeskes Kendari
3. Ibu Nasrawati, S.Si. T, M.Kes Selaku Penasehat Akademik
4. Ibu Aswita, S.Si. T,M.PH dan Ibu Heyrani,S,Si. T,M.Kes Selaku
Pembimbing I dan II
5. Ibu Hj, Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb, Ibu Nasrawati, S.Si. T, M,Kes
Dan Ibu Andi Malahayati N, S.Si. T. M.Kes Selaku Penguji
6. Para Dosen dan seluruh Staf Tata Usaha di lingkungan Politeknik
Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan
7. Drs, Abubakar, M,Pd BUU Selaku kepala sekolah SMA 7 Kendari
8. Teristimewa kepada Ayah handa dan Ibunda yang tercinta La Gande
Dan Ibu Wa Naihu yang tak kenal lelah dalam memberikan semangat,
bantuan, pengorbanan, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas.
9. Tak lupa Pula Ucapan Terima kasihku Kepada Suami Tercinta
;Samura S.Pd Yang selalu mendampingi, memotifasi, mendoakan
saya dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini
10. Sahabat- sahabatku Hesti, Marni, Krisna, Vera, Lian, Fudin dan
Smuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua bantuan dan motifasinya dan selalu kukenang dalam hidupku.
Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada ALLAH
SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua
pihak selama ini mendapat berkah dari ALLH SWT. Akhir kata penulis
vi
1
mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamminn.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
vii
1
ABSTRAK Identifikasi Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Di
SMA 7 Kendari Tahun 2018
Zuliana 1,Aswita 2, Heyrani 3
Latar belakang : Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering di jumpai di negara-negara maju maupun berkembang. Meskipun penyebab utama adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga merupakan masalah kurang gizi mikro yang cukup besar didunia dengan prevalensil. Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi, kebugaran tubuh berkurang, semangat belajar dan prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko tinggi
Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang anemia di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari Tahun 2018.
Metode penelitian ini : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan Juli 20018 bertempat di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari Tahun 2018.. Jumlah sampel 71 0rang dari 283 populasi. Data yang di kumpulkan adalah data primer dan sekunder.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian yang di peroleh yaitu Sikap remaja putri tentang anemia kategori baik yaitu dari 71 responden (100%) terdapat 58 responden (81,7%) yang memiliki sikap positif tentang anemia dan 13 responden (18,3%) yang memiliki sikap negatif tentang anemia.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Anemia
Daftar Pustaka : 17 Literatur (1974 – 2014) 1. Mahasiswa Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 3. Dosen Pembimbing Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
viii
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. I
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. Ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... Iii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................. Iv
KATA PENGANTAR............................................................................. V
ABSTRAK......................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. Xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................
C. Tujuan penelitian.............................................................
D. Manfaat penelitian...........................................................
E. Keaslian Penelitian..........................................................
1
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teiaah Pustaka................................................................
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.....................
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan....
B. Tinjauan Umum Tentang Sikap.......................................
C. Tinjauan Umum Tenyang Remaja Putri..........................
D. Tinjauan Umum Tentang anemia....................................
E. Landasan Konsep...........................................................
F. Kerangka Konsep............................................................
8
8
11
12
15
18
26
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian...............................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................
C. Populasi dan Sampel......................................................
D. Variabel Penelitian..........................................................
29
29
29
30
ix
2
BAB IV
BAB V
E. Definisi Operasional........... ............................................
F. Instrumen Penelitian.......................................................
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.................................
H. Pengolahan Data dan Analisis Data................................
I. Penyajian data................................................................
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi................................................
B. Data Penelitian...............................................................
C. Pembahasan..................................................................
1. Pengetahuan..................................................................
2. Sikap..............................................................................
Kesimpulan
A. Kesimpulan...................................................................
B. Saran............................................................................
30
31
32
33
34
35
36
39
39
43
46
46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
3
DAFTAR TABEL TABEL Halaman
1. Tenaga pengajar yang Mengajar di SMAN 7 Kota Kendari Tahun 2018.....................................................
35
2. Jumlah sarana dan prasarana di SMAN 7 Kota Kendari Tahun 2018.....................................................
36
3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri Di SMAN 7 Kota Kendari..................................... .
37
4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Remaja Putri Di SMAN 7 Kota Kendari......................................
37
5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia di SMAN 7 Kota Kendari Tahun 2018.....................................................
38
6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Di SMAN 7 Kota Kendari Tahun 2018..................................................................
39
xi
1
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman 1. Skema Kerangka Konsep.......................................... 29
xii
1
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
2. Kuisioner Penelitian
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Izin dari Litbang
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
6. Surat Keterangan Bebas Pustaka
7. Master Tabel
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anemia yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit
kurang darah merupakan berkurangnya hingga dibawah normal sel
darah merah matang yang membawa oksigen keseluruh jaringan yang
dijalankan oleh protein yang disebut hemoglobin (Hb) dengan level
normal antara 11,5 – 16,5 gr/dL untuk perempuan dan 12,5 – 18,5
gr/dL untuk laki – laki (Suryoprajogo, 2009). Salah satu masalah gizi
remaja yang berkaitan AKI adalah anemi defisiensi besi. Jenis
defisiensi besi merupakan jenis kasus anemi yang paling sering
dijumpai (Suryoprajogo, 2009).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering di
jumpai di negara-negara maju maupun berkembang. Meskipun
penyebab utama adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga
merupakan masalah kurang gizi mikro yang cukup besar didunia
dengan prevalensi 40% (WHO, 2008). Anemia pada umumnya banyak
terjadi di Negara berkembang (developing countries) dan pada
kelompok sosial – ekonomi rendah (Siahaan, 2012).
Remaja merupakan individu baik perempuan yang berada pada
masa atau usia antara anak – anak dan dewasa. Batasan usia ini
menurut World Health Organization (WHO) adalah usia 10– 19 tahun,
yang ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Pada masa ini
terjadi pertumbuhan yang sangat pesat (Adolescence Growth Spurt),
1
2
sehingga mereka memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar
jumlahnya (Sediaoetomo, 2009). Dalam hal ini remaja putri
memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada
masa ini merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan untuk
menjadi seorang ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat
dengan adanya pertumbuhan dan datangnya menstruasi, sehingga
pada remaja putri sangat rentan sekali terjadi anemia.
Angka kejadian anemia remaja putri di Indonesia terjadi
penurunan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi
tertinggi terdapat pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1%,
dibandingkan pada ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, dan balita
40,5%. Data Riskesdas 2016 juga menunjukkan secara nasional
prevalensi anemia pada wanita perempuan dewasa (≥15 tahun)
ditemukan kejadian anemia sebesar 19,7 % dan hasil Riskesdas 2013
ditemukan proporsi anemia pada remaja (15-24 tahun) sebesar
18,4%. Prevalensi anemia dianggap menjadi masalah kesehatan jika
> 15%. Berarti hal ini masih menunjukkan bahwa kejadian anemia
pada remaja putri masih tinggi walaupun sudah terjadi penurunan
(Badan Litbangkes Depkes RI, 2013).
Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa
pertumbuhan mudah terinfeksi, kebugaran tubuh berkurang, semangat
belajar dan prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon
ibu dengan keadaan berisiko tinggi (Fransis, 2008). Pada remaja putri
3
juga memiliki banyak dampak lain, diantaranya: menurunkan
kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan
sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal, menurunkan
kemampuan fisik olahragawati dan mengakibatkan muka pucat (Martini
2015). Di samping itu hasil penelitian pada wanita usia 15-49 tahun di
Bangladesh menunjukkan bahwa ketersedian besi dalam tubuh, tinggi
badan, dan konsumsi tablet besi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kadar hemoglobin (Bhargava dkk., 2015).
Masalah anemia pada remaja putri disebabkan karena
kurangnya pemgetahuan, sikap dan keterampilan remaja akibat
kurangnya penyampaian informasi, kurang kepedulian orang tua,
masyarakat dan pemerintah terhadap kesehatan remaja serta belum
optimalmya pelayanan kesehatan. SMA 7 Kendari, merupakan sekolah
yang letaknya Kelurahan Wawombalata Kecamatan Mandonga Kota
Kendari. Dari Studi Pendahuluan yang dilakukan pada Remaja Putri
Kelas X dan Kelas XI SMA 7 Kendari, jumlah murid Remaja Putri untuk
kelas X berjumlah 164 sedangkan kelas XI jumlah murid berjumlah
119. Dari semua siswi remaja putri kelas X dan kelas XI, setelah
dilakukan pada 25 orang Remaja Putri ditemukan 14 di antaranya
belum mengerti dan mengetahui tentang Anemia pada remaja putri di
SMA 7 Kota Kendari.
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita anemia. Karena pada masa itu mereka juga mengalami
menstruasi, lebih-lebih pengetahuan mereka yang kurang akan
4
anemia. Pada saat remaja putri mengalami menstruasi yang pertama
kali membutuhkan lebih banyak besi untuk menggantikan kehilangan
akibat menstruasi tersebut. Jumlah kehilangan besi selama satu siklus
menstruasi (sekitar 28 hari) kira-kira 0,56 mg per hari. Jumlah tersebut
ditambah dengan kehilangan basal sebesar 0,8 mg per hari. Sehingga
jumlah total besi yang hilang sebesar 1,36 mg per hari (Suryani dkk .,
2015).
Remaja putri pada umumnya memiliki karakteristik kebiasaan
makan tidak sehat. Antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas
minum air putih, diet tidak sehat karena ingin langsing (mengabaikan
sumber protein, karbohidrat, vitamin dan mineral), kebiasaan ngemil
makanan rendah gizi dan makan makanan siap saji. Sehingga remaja
tidak mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang
dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses sintesis pembentukan
hemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan kadar Hb terus berkurang dan .menimbulkan
anemia (Suryani dkk, 2015).
Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja
puteri adalah apabila remaja puteri nantinya hamil, maka ia tidak akan
mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam
kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat
meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka
prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal (Hayati, 2010).
Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi, maka
5
remaja puteri perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia
defisiensi besi itu sendiri (Dharmadi, dkk, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri Tentang Anemia di SMA 7 Kendari Tahun 2018.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini
adalah “ Bagaimanakah Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang
anemia di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari Tahun
2018?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan dan
Sikap Remaja Putri Tentang anemia di SMA 7 Kendari Kecamatan
Mandonga Kota Kendari Tahun 2018
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang anemia
di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari
b. Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang anemia di SMA
7 Kendari Kecamatan Mandaonga Kota Kendari
c. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang anemia di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga
Kota Kendari.
6
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma III Politeknik Kesehatan
Kendari dan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga
dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia
2. Masyarakat (Remaja)
Penelitian ini dapat memotivasi masyarakat khususnya remaja
untuk menambah pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang anemia, serta mengerti bagaimana sikap yang
tepat untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri. .
3. Manfaat bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang dapat digunakan
sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa yang dapat menambah
peningkatan wawasan dan keilmuwan terutama mengenai
metodologi penelitian.
4. Keaslian penelitian
Melani Piji Astuti (2013) Stikrs Kusuma Husana Surakarta dengan
judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia pada Siswa
kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sargen menggunakan metode
Deskriptif Kuntitatif dengan pendekatan Cross Sectional dan teknik
pengambilan sampel dengan Accidental Sampling. Hasil penelitian
terhadap 33 siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Sargen tentang
7
Anemia, yang berpengetahuan baik 5 siswa (15,15%),
berpengetahuan cukup 22 siswa (66,67%) dan berpengetahuan
kurang 6 siswa (18,18%). Persamaan dengan penelitian ini adalah
jenis penelitian Deskriptif, perbedaan dengan penelitian ini adalah
terletak pada lokasi tempat penelitian dan waktu dan teknik
pengambilan sampelnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta
dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman,
maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang
sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal
menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami
reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya ( Notoatmodjo,
2010).
8
9
b. Tingkat dan Pengukuran Pengetahuan
Domain dalam tindakan seseorang sangat
ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki. Tingkatan
pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) membagi
pengetahuan dalam 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah
diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar.
3) Menerapkan (application)
Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode,
prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analysis (analisa)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Seseorang mampu mengenali kesalahan-
kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau
10
membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi
dan simpulan serta mampu menggambarkan hubungan
antar ide.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu
menyusun formulasi.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek dan
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau dengan ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu
menyatakan alasan untuk pertimbangan tersebut.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Notoatmodjo (2010), pengukuran hasil pengetahuan ketiga
domain ini selanjutnya oleh para ahli diukur dari:
1. Pengetahuan terhadap materi yang diberikan (knowledge)
2. Sikap atau tanggapan terhadap materi yang diberikan
(attitude)
3. Praktik atau tindakan yang dilakukan sehubungan dengan
materi yang diberikan (practice).
11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Berdasarkan Teori Soekamto (2005) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
a) Tingkat pengetahuan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan
mengakibatkan semakin baik kesadaran dasar akan
pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat memacu
seseorang untuk bersikap aktif dalam meningkatakan
pengetahuan.
b) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,
melalui media elektronika maupun media cetak.
c) Budaya
Tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
d) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang akan
menambah pengetahuan sesuatu yang bersifat informal.
e) Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi kebutuhan
hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat
12
tingkat pengetahuan dengan semakin luasnya mendapat
informasi
B. Tinjauan Umum Tentang Sikap
1. Definisi sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern
sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup
tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian
respons terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah
menerima, merespons, menghargai dan bertanggung jawab
(Notoatmodjo, 2003).
Dalam bagian lain Allport (1954) yang dikutip
menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok.
a) Kepercayaan (keyakinan),ide,konsep,terhadap suatu objek
b) Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek.
c) Kecendrungan untuk bertindak.
2. Komponen Sikap
Baron dan Byrne juga Myers dan Gerungan menyatakan
bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :
a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan
yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap sikap.
13
b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen
yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang
terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif
dan negatif.
c. Komponen Konatif (komponen perilaku, atau action
component), yaitu komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen
ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar
kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap (Wawan. A & Dewi. M
,2011).
3. Sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu:
a) Menerima (receiving)
Menerima adalah mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
b) Merespons (responding)
Merespon adalah memberikan jawaban jika ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c) Menghargai (valuing)
Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah.
14
d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resikonya.
4. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif
a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
5. Factor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap
obyek sikap antara lain :
a. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
15
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan
telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-
individu masyarakat asuhannya.
d. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh
sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh sikap
konsumennya.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan
tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep
tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yangdidasari emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego (Wawan,A dan Dewi,M.,2011)
16
C. Tinjauan Umum Tentang Konsep Remaja Putri
1. Definisi Konsep Remaja Putri
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa
latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Baik
kematangan fisik, sosial maupun psikologis.
Masa remaja didefinisikan sebagai proses terjadinya
peralihan secara bertahap seseorang dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Permulaanya ditandai dengan perubahan
biokimia dan fisiologis pubertas, berakhirnya kurang pasti,
bervariasi antara pertengahan belasan tahun dan pertengahan
20-an. Karena alasan yang tidak semuanya jelas tetapi diduga
berkaitan dengan status kesehatan yang meningkat secara
umum dan gizi secara khusus, permulaan masa remaja secara
bertahap menjadi lebih dini (George dan John, 2008)
Saat ini populasi remaja di dunia telah mencapai 1.200
juta jiwa atau sekitar 19 persen dari total populasi dunia (WHO,
2001). WHO menyebutkan bahwa masalah gizi pada remaja
masih terabaikan karena masih banyaknya faktor yang belum
diketahui (Departemen Gizi dan Kesehatn Masyarakat FKM UI,
2009)
Kusmiran (2015), mengungkapkan bahwa masa remaja
merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa
dewasa yang meliputi semua perkembangan yang di alami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Pembagian
17
Perkembangan Masa Remaja Menurut Mansur (2014), masa
remaja menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Masa remaja awal atau dini (early adolescence), adalah anak
Yang telah mencapai usia 11 sampai 13 tahun
b) Masa remaja pertengahan (middle adolenscence), adalah
anak Yang telah mencapai usia 14 sampai 16 tahun.
c) Masa remaja lanjut (late adolenscence), adalah anak yang
telah Mencapai usia 17 sampai 20 tahun.
Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan cepat
pertumbuhan dan pematangan fisik. Masa remaja menengah
ditandai dengan hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas,
timbulnya keterampilan-keterampilan berpikir yang baru,
peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa, dan
keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis
dengan orangtua.Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan
untuk peran sebagai orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan
pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi (Dhamayanti,
2011).
Berdasarkan Teori (Mansur 2014), perubahan fisik remaja
berhubungan dengan karateristik fisik remaja, perubahan
hormonal remaja, tanda kematangan seksual dan reaksi terhadap
menarche. Menarhce merupakan tanda-tanda dari kematangan
fungsi seksual pada wanita
18
a. Karateristik Perubahan Fisik Remaja Putri
Perubahan fisik remaja yaitu terjadinya perubahan
secara biologi yang ditandai dengan kematangan organ seks
primer dan sekunder, remaja wanita memiliki kematangan
organ-organ seks yang ditandai dengan berkembangnya
rahim, vagina dan ovarium (indung telur). kondisi tersebut
dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual, seperti :
1) Pertumbuhan payudara, terjadi pada anak yang telah
mencapai usia 7 sampai 13 tahun.
2) Pertumbuhan rambut kemaluan, terjadi pada anak yang
telah mencapai usia 7 sampai 14 tahun.
3) Pertumbuhan badan atau tubuh, terjadi pada anak yang
telah mencapai usia 9,5 sampai 14,5 tahun.
4) Menarche, pada anak yang telah berusia 10 sampai 16,5
tahun.
5) Pertumbuhan bulu ketiak, terjadi pada 1 sampai 2 tahun
setelah tumbuhnya rambut pubis (pubic hair).
b. Karateristik Perubahan Hormonal Remaja
Perubahan hormonal merupakan awal dari masa
puberitas remaja yang terjadi sekitar usia 11 sampai 12 tahun.
Pengaruh hormonal perkembangan organ-organ tubuh remaja
wanita, yaitu, menambah lemak tubuh, memperkuat
kematangan organ tubuh dan memperbesar payudara
(Mansur, 2009).
19
D. Tinjauan Umum Tentang Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang
lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi
ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan
hemoglobin. Semakin rendah kadar hemoglobin maka anemia
yang diderita semakin berat.
Berikut batasan anemia menurut Departemen Kesehatan : Tabel 1. Batasan Anemia Kelompok Batas Normal
Anak balita 11 gram%
Anak usi sekolah 12 gram%
Wanita dewasa 12 gram%
Laki-laki dewasa 13 gram%
Ibu hamil 11 gram%
Ibu menyusui >3 bulan 12 gram%
Sumber: Wijayanti, 2011.
Anemia dikenal sebagai kekurangan darah. Hal ini dikarenakan :
1. Berkurangnya konsentrasi hemoglobin
2. Turunnya hematokrit
3. Jumlah sel darah merah kurang (Faisal Yatim, 2003)
Sedangkan menurut Arisman MB (2004) anemia gizi
adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel
darah merah lebih rendah dari normal, sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsure makanan yang
esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.
Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai
konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 11 gram % selama
20
kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah
pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita
sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas
alasan tersebut, Centers for disease control (1990)
mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11
g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl
pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia
defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein
dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan
akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti
pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan
dari penyakit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat
besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum
(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat
besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan
cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain
sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
2. Klasifikasi Anemia
21
Menurut Wijayanti (2011) Secara morfologis, anemia dapat
diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin yang
dikandung seperti berikut:
a) Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah merupakan
salah satu tanda anemia mikrositik. Penyebabnya adalah
defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan heme,
serta gangguan metabolism besi lainnya.
b) Normositik
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak
berubah. Penyebabnya adalah kehilingan darah yang parah,
meningkatnya volume plasma secara berlebihan, penyakit-
penyakit hemolitik, gangguan endokrin ginjal dan hati.
Menurut Faisal Yatim (2003) anemia tidak hanya dikenal
sebagai kurang darah. Perlu diketahui bahwa ada bermacam-
macam anemia, yakni :
1. Anemia kurang zat besi (Fe)
2. Anemia karena perdarahan
3. Anemia kronis
4. Anemia karena gangguan penyerapan zat besi (Anemia
dispagia sideropenik)
5. Anemia karena kurang Fe selama kehamilan
6. Anemia karena infeksi parasit
7. Anemia sel besar (megalobastik)
22
8. Anemia pernisiosa karena gangguan penyerapan vitamin B12
akibat kekurangan asam lambung (anhydria)
9. Anemia sejak lahir (kelainan penyerapan vitamin B12 sejak
lahir)
10. Anemia karena infeksi cacing dipilobotrium (juga terganggu
penyerapan vitamin B12)
11. Anemia karena gangguan penyerapan vitamin B12 karen
23
12. Anemia karena gangguan penyerapan vitamin B12 karena
beberapa kelainan seperti operasi pemotongan usus halus atau
akibat diare kronis (chronic tropical sprue)
13. Anemia skorbut (kekurangan vitamin C)
14. Anemia sel besar dalam kehamilan (megalobastic anemia of
pregnancy)
15. Anemia asam orotik (karena kekurangan enzim asam orotidilik
dekarboksilase, hingga tubuh tidak mampu mengubah asam
orotik menjadi orotidilik hingga asam orotik dikeluarkan melalui
air seni)
16. Anemia sel besar akibat mengkonsumsi obat anti kejang.
3. Penyebab Anemia
Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya
anemia gizi adalah besi. Defisiensi besi adalah penyebab utama
anemia gizi dibanding defisiensi zat gizi lain seperti asam folat,
vitamin B12, protein, dan vitamin lainnya. Menurut Wijayanti (2011)
secara umum, faktor utama yang menyebabkan anemia gizi
sebagai berikut :
a. Banyak Kehilangan Darah
Pendarahan menyebabkan tubuh kehilangan banyak sel
darah merah. Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan
dalam jumlah banyak seperti pada kecelakaan yang disebut
pendarahan eksternal. Sedangkan pendarahan kronis terjadi
24
secara terus menerus dalam jumlah sedikit demi sedikit yang
disebabkan oleh kanker saluran pencernaan, wasir, atau peptik
ulser. Investasi cacing tambang juga dapat menyebabkan banyak
darah keluar. Selain itu, pada gadis remaja dan wanita dewasa,
kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat terjadi akibat
menstruasi. hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid eksterna
sangat mudah diketahui karena hemoroid jenis ini akan menonjol
keluar. Sedangkan hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat
untuk menilai tingkat keparahannya, yaitu : Grade 1, terjadi
perdarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum. Grade 2, terjadi
tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.
Grade 3, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan
bantuan tangan. Grade 4, terjadi tonjolan rektum disertai dengan
bekuan darah dan tonjolan ini menutupi muara anus.
Sedangkan untuk hemoroid eksternal, gejalanya tidak separah
hemoroid internal terutama masalah nyeri dan perdarahan.
b. Rusaknya Sel Darah Merah
Perusakan sel darah merah dapat berlangsung di
dalam pembuluh darah akibat penyakit malaria atau
thalasemia. Meskipun sel darah merah telah rusak, zat besi
yang berada di dalamnya tidak ikut rusak tetapi asam folat yang
berada di dalam sel darah merah ikut rusak sehingga harus
dibuat lagi. Oleh sebab itu pada pengobatan anemia hemolitik
25
lebih diperlukan penambahan asam folat daripada pemberian
zat besi.
c. Kurangnya Produksi Sel Darah Merah
Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu
apabila zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi.
Terganggunya produksi sel darah merah bisa disebabkan
makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi,
terutama zat gizi penting seperti, besi, asam folat, vitamin B12,
protein dan vitamin C. selain itu, jga dapat disebabkan oleh
tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan
lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dan
terbuang bersama kotoran.
Peradangan mukosa lambung atau gastritis disebabkan
oleh kebiasaan minum alkohol, alergi terhadap makanan
tertentu, keracunan makanan, virus, obat-obatan, stress, dan
kebiasaan makan tidak teratur (Djoko, 2007). Peradangan dari
gastritis dapat ahnya superfisial dan oleh karena itu tidak begitu
berbahaya, atau dapat menembus secara dalam ke dalam
mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang berlangsung
lama menyebabkan atrofi mukosa lambung yang hamper
lengkap.
Atrofi lambung pada banyak orang dengan gastritis
kronis, mukosa secara bertahap menjadi atrofi sampai sedikit
26
atau tidak ada aktivitas kelenjar lambung yang tersisa.
Kehilangan sekresi lambung pada atrofi lambung menimbulkan
aklohidria dan kadang-kadang anemia pernisiosa
4. Tanda dan Gejala Anemia
Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas
kompensasi jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan
lamanya jaringan mengalami kekurangan oksigen. Bebrapa tanda
dan gejal anemia yaitu, penderita mengeluh lemah, sakit kepala,
telinga mendenging, penglihatan berkunang-kunang, merasa cepat
letih, mudah tersinggung, gangguan saluran cerna, sesak nafas,
nadi lemah dan cepat, hipotensi ortostatik (Faisal Yatim, 2003).
5. Akibat Anemia
Kekurangan zat besi menyebabkan terjadinya anemia, yaitu
kadar Hb berada di bawah normal. Anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan pendarahan pada saat melahirkan dan gangguan
pertumbuhan janin. Sementara pada anak sekolah dan pekerja
akan menyebabkan menurunnya prestasi (Rizqie Auliana, 2001).
Kekurangan besi dapat menurunkan ketahanan tubuh
menghadapi penyakit infeksi. Anemia gizi besi yang terjadi pada
anak-anak, baik balita maupun usia sekolah, akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak menjadi lemah karena
sering terkena infeksi akibat pertahanan tubuhnya menurun. Dalam
kegiatan sehari-hari anak menjadi tidak aktif, malas, cepat lelah,
27
dan di sekolah sulit berkonsentrasi dalam belajar, serta cepa
mengantuk. Akibat lanjutnya akan mempengaruhi kecerdasan dan
daya tangkap anak.
E. Landasan Teori
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tau
seseorang terhadap obyek melalui indra yang di milikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap
obyek mempunyai tingkat yang berbeda-beda. (Nototadmodjo, 2015)
Menurut Notoatmodjo (2015) bahwa pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi
materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2015), adalah : Sosial ekonomi, kultur (Budaya dan
agama), pendidikan, dan pengalaman.
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup tersebut. Sikap
secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap
stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima, merespons,
menghargai dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2014).
28
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih
tesrtutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2015).
Bentuk-Bentuk Sikap Sikap seseorang terbagi menjadi 2 bentuk yaitu:
a. Sikap positif
Sikap poositif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa yang yang
terutama memperhatikan hal-hal yang positif. Ini adalah suasana jiwa
yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang
menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan, harapan dari pada
keputusasaan.
b. Sikap Negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang
pada kesulitan diri dan kegagalan.
Remaja putri cenderung bersikap acuh tak acuh menanggapi
fenomena anemia yang makin marak terjadi di kalangan remaja,
khususnya di pedesaan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang
kurang tentang resiko-resiko yang bisa ditimbulkan akibat anemia.
29
F. Kerangka Konsep
Gambar 1. Skema kerangka konsep
Keterangan :
Variabel Bebas (Independent) : Pengetahuan dan sikap
Variabel terikat ( Dependent) : Identivikasi pengetahuan
remaja putri tentang anemia
Pengetahuan
anemia
Sikap
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah jenis penelitian yang mendeskripsikan variabel sesuai dengan
tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif
(Notoatmodjo, 2015).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA 7 Kendari Kecamatan
Mandonga Kota Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli Tahun 2018.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja Putri Kelas X dan XI
yang berada di SMA 7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari
dengan jumlah siswa putri sebanyak 283 orang pada tahun 2018.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah Remaja Putri Kelas X dan Kelas XI
sebanyak 71 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Sistematis Sampling yaitu salah satu metode
penarikan sampel dengan menggunakan interval sampel dalam
30
31
melakukan pemilihan sampel. Jika subyek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10 – 15% atau
20-25%. Peneliti mengambil 25% dari jumlah populasi 175 orang
remaja putri, maka jumlah sampel yaitu:
n = 25% x jumlah populasi
n = 25 x 283 100
= 70,45, 100
=70,75 =71
Jadi jumlah sampel yang diambil yaitu 70,75 orang. (Arikunto 2006)
D. Variabel Penelitian
a. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) dalam penelitian ini adalah
tentang anemia.
b. Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Variabel Bebas (Independent Variabel) dalam penelitian ini adalah
Pengetahuan dan sikap.
E. Definisi operasional
1. Pengetahuan tentang anemia
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang diketahui oleh remeja putri tentang anemia, tujuan
32
pemberian obat pada remaja putri yaitu untuk mencegah dan
memberikan pertolongan.
2. Pengetahuan
pengetahuan adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diketahui
mengenai sikp remaja putri tentang anemia.
Kriteria Objektifnya :
a. Baik : bila responden menjawab dengan benar >50%
b. Kurang : bila responden menjawab dengan kurang < 50%
(Hidayat,A 2016)
3. Sikap
Sikap adalah bagaimana respon remaja mengenai anemia.
Sikap ini bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif,
kecenderungan tindakan adalah menyenangi mengharapkan obyek
tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan
untuk menjauhi, menghindari, tidak menyukai obyek tertentu dalam
hal ini makanan yang mengandung zat besi.
Kriteria Objektifnya :
a. Sikap positif : jika responden menjawab dengan benar >50%
b. Sikap negatif : jika responden menjawab dengan benar < 50%
(Hidayat,A 2016)
F. Instrument Penelitian
Adapaun Instrument dalam penelitian ini adalah pengukuran
pengetahuan dapat diukur melalui kemampuan responden menjawab
33
20 pertanyaan yang didapatkan dengan kuisioner dan di ukur
menggunakan skala Guttman dengan cara memberi tanda (√) pada
kolom yang tersedia, indikasi pengukuran sikap berdasarkan jawaban
responden yang terdiri atas benar (B) dan salah (S) terhadap
pertanyaan dalam kuisioner dengan sistem skoring sebagai berikut
Untuk pernyataan kalimat positif, benar (B) diberi skor 1 dan
salah (S) diberi skor 0. Dan untuk pertanyaan kalimat negatif dibalik
Benar (B) diberi skor 0 dan Salah (S) diberi skor 1. (Hidayat, A 2016)
Skala sikap pada sikap temaaja putri tentang anemia ini
berbentuk skala Likert, yaitu skala yang menilai sikap atau tingkah
laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada responden yang terdiri dari 19 pertanyaan didalam
kuisioner. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban
atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan dengan cara
memberi tanda silang (√) pada kolom yang tersedia, Untuk pertanyaan
kalimat positif Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi skor (1). Dan untuk pertanyaan kalimat negatif dibalik, Sangat
Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 3 dan Sangat Setuju (ST) diberi skor 4. ( Hidayat, A 2010).
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Pengumpulan data primer diambil langsung dari responden dengan
menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) dengan cara
34
wawancara dan observasi langsung dengan siswi remaja putri SMA
7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari .
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil perlakuan diolah secara manual
dengan menggunakan kalkulator dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Coding yaitu pemberian kode pada jawaban dengan
menggunakan angka, huruf sehingga lebih mudah dan
sederhana.
b. Entri yaitu mengolah data yang telah didapatkan secara
manual.
c. Editing yaitu mengoreksi kembali data sehingga tidak terjadi
kesalahan baik dalam penempatan maupun penjumlahan.
d. Tabulasi yaitu memasukkan data yang telah diolah secara
manual kedalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara manual
dengan menggunakan kalkulator, Kemudian hasilnya disajikan
dalam bentuk table frekuensi disertai penjelasan-penjelasan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif
Sedangkan dalam pengolahan data maka digunakan rumus:
35
X = n
fx K
Keterangan:
X = Presentase yang dicapai variabel
f = frekuensi variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
K = Konstanta (100%)
(Arikunto, 2006)
I. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan di narasikan secara deskriptif (memaparkan)
variabel yang diteliti.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
1. Wilayah Kerja SMAN 7 Kota Kendari
a. Letak Geografi
SMA Negeri 7 Kota Kendari terletak di Kecamatan
Mandonga, Terletak di Ibu kota Propinsi serta memiliki kondisi
geografis daerah dataran rendah yang berbatasan dengan :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wuawua .
2) Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Kendari Barat .
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Powatu.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kadia.
b. Tenaga Pengajar
Jumlah tenaga pengajar yang mengajar di SMAN 7 Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Tenaga pengajar yang Mengajar di SMAN
7 Kota Kendari Tahun 2018.
No Jenis tenaga Jumlah
1
2
3
4
Kepala Sekolah
Guru PNS
Guru GGT
Tenaga Staf
1 Orang
16 Orang
17 Orang
2 Orang
Total 36 Orang
Sumber : Data sekunder
36
37
c. Keadaan Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana SMAN 7 Kota Kendari sebagai
penunjang dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Jumlah sarana dan prasarana di SMAN 7
Kota Kendari Tahun 2018.
No Jenis tenaga Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
Gudang perkantoran
Perpustakaan
Ruangan belajar
Laboratorium
Mesjid
Komputer
Leptop
Printer
1 unit
1 unit
18 unit
3 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
Total 27 unit
Sumber : Data sekunder
SMAN 7 Kota Kendari dengan sarana Penunjang yang
digunakan untuk olahraga yaitu 1 unit lapangan sepak bola, 1
unit lapangan bola voli, 1 unit lapangan basket dan 1 unit
lapangan takrau.
B. Penelitian
1. Umur Hasil
Distribusi responden berdasarkan umur remaja putri di SMAN
7 Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut :
38
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri
Di SMAN 7 Kota Kendari
No Umur Jumlah (n) Persentase (%)
1 14 Tahun 4 5.6
2 15 Tahun 32 45.1
3 16 Tahun 35 49.3
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah Bulan Juni Tahun 2018
Berdasarkan tabel 1 diatas, tampak bahwa dari 71
responden (100%) terdapat 35 responden (49,3%) yang berumur
16 Tahun dan 15 responden (45,1%) serta 4 responden 5,6%) yang
berumur 14 tahun. Tabel diatas juga menunjukan bahwa dari 71
responden (100%) mayoritas responden berumur 16 tahun dengan
jumlah 35 responden (49,3%).
2. Kelas
Distribusi responden berdasarkan kelas remaja putri di
SMAN 7 Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Remaja Putri
Di SMAN 7 Kota Kendari
No Kelas Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kelas X 36 50.7
2 Kelas XI 35 49.3
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah Bulan Juni Tahun 2015
Berdasarkan tabel 2 diatas, tampak bahwa dari 71
responden (100%) terdapat 36 responden (50,7%) yang berada
pada kelas X dan 35 responden (49,3%) yang berda pada kelas XI
Tabel diatas juga menunjukan bahwa dari 71 responden (100%)
39
mayoritas responden berada pada kelas X dengan jumlah 36
responden (50,7%).
3. Pengetahuan
Distribusi responden berdasarkan berdasarkan pengetahuan
remaja putri tentang perkawinan usia dini di SMAN 7 Kota Kendari
Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Anemia di SMAN 7 Kota
Kendari Tahun 2018
No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 51 71.8
2 Kurang 20 28.2
Total 71 100
Sumber : Data Primer Diolah Bulan Juni Tahun 2018
Berdasarkan tabel 3 diatas, tampak bahwa dari 71
responden (100%) terdapat 51 responden (71,8%) yang memiliki
pengetahuan baik tentang anemi dan 20 responden (28,2%) yang
memiliki pengetahuan kurang tentang anemia. Tabel diatas juga
menunjukan bahwa dari 71 responden (100%) mayoritas
responden memiliki pengetahuan baik tentang anemia dengan
jumlah 51 responden (71,8%).
4. Sikap
Distribusi responden berdasarkan berdasarkan sikap remaja
putri tentang anemia di SMAN 7 Kota Kendari Tahun 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut :
40
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja
Putri Tentang Anemia Di SMAN 7 Kota Kendari
Tahun 2018
No Sikap Jumlah (n) Persentase (%)
1 Sikap Positif 58 81.7
2 Sikap Negatif 13 18.3
Total 71 100.0
Sumber : Data Primer Diolah Bulan Juni Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4 diatas, tampak bahwa dari 71
responden (100%) terdapat 58 responden (81,7%) yang memiliki
sikap Positif tentang anemia dan 13 responden (18,3%) yang
memiliki sikap negatif tentang anemia. Tabel diatas juga
menunjukan bahwa dari 71 responden (100%) mayoritas
responden memiliki sikap positif tentang anemia dengan jumlah 58
responden (81,7%).
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta
dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun
lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada
41
dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian
lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya ( Notoatmodjo, 2016).
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melali mata
dan telingga.pengetahuan merupakan keyakinan suatu objek yang
telah dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior) semakin tinggi pendidikan atau
pengetahuan seseorang, makin tinggi kesadaranya untuk berperan
serta (Notoatmodjo, 2014 dalam Sembiring 2015).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang menuju kearah cita-cita tertentu.
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu sebagai
suatu kegiatan yang sistematik terarah kepada terbentuknya
kepribadian (Hartono, 2014). Remaja putri yang berpendidikan
mengerti dan mengetahui tentang perlunya mengetahui dampak dan
bahaya serta kerugian dari Anemia dari pada remaja putri yang tidak
42
memiliki pengetahuan yang cukup. Tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi rendahnya pengetahuan tentang Anemia yaitu
remaja putri yang tidak memiliki pengetahuan tentang Anemia.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 71 responden
(100%), mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang anemia yaitu sebanyak 51 responden (71,8%) sedangkan
20 responden (28,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang
anemia.
Hasil penelitian ini didapatkan juga bahwa banyaknya
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang anemia yakni
sebagian besar siswa/responden suda memahami dan mengetahui
mengenai dampak, bahaya dan kerugian anemia. Pengetahuan dan
informasi mengenai dampak dan kerugian serta kerugian anemia
biasanya responden mendapatkanya lewat media masa yang sering
memberikan informasi mengenai bahaya dan kerugian anemia yakni
lewat media televisi, lewat internet, koran dan majalah serta media
masa lainya. Faktor lain responden memiliki pengetahan baik
tentang anbemia yakni faktor pengelaman yang terjadi di lingkunag
sekitar mereka yaitu banyak kejadian yang remaja putri yang masih
duduk dibangku sekolah yang kurang memperhatikan kesehatanya
dengan usia mudah yang disebabkan karena sibuk mengurusi
tugas-tugas sekolah yang tidak terkontrol yang mengantarkan
mereka kurang memperhatikan kesehatan mereka.
43
Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa adanya
siswa/responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang
anemia. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan responden
mengenai anemia. Selain itu penyebab lain responden memiliki
pengetahuan kurang tentang anemia yakni kurangnya tanggapan
dan respon siswa/responden mengenai informasi tentang bahaya
dan kerugian yang didapatkan bila menderita anemia di usia dini
hal ini dikarenakan siswa masih memiliki sifat yang kekanak-
kanakan dan masih polosnya responden sehingga responden
kurang mengetahui tentang anemia.
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan dan
perilaku serta pemahaman remaja putri tentang anemia. Semakin
tinggi pendidkan seseorang maka semakin baik pengetahuan,
perilaku dan pemahaman remaja putri tentang anemia. Hal ini
terbukti dari hasil penelitian ini bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia yaitu dari 71
responden (100%) terdapat 51 responden (71,8%) yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang anemia sedangkan 20 responden
(28,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang Anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gauri Shrestha, 2015 menyimpulkan bahwa dari 84
responden, 75 responden memiliki pengetahuan yang baik tentang
44
anemia dini sedangkan 9 responden memiliki pengetahuan yang
kurang tentang anemia.
2. Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek, baik yang bersifat internal maupun eksternal
sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup tersebut.
Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons
terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima,
merespons, menghargai dan bertanggung jawab (Notoatmodjo,
2003).
Sikap seseorang adalah komponen yang sangat penting
dalam perilaku kesehatanya yang kemudian diasumsikan bahwa
adanya hubungan langsung antara sikap dengan perilaku
seseorang, sikap positif seseorang terhadap kesehatan
kemungkinan tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang
menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir
pasti berdampak negatif terhadap perilakunya.
Newcom, salah seorang ahli psikologi dalam notoatmodjo
(2010) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu. Dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan
45
(reaksi terbuka) tetapi merupakan predisposisi perilaku (reaksi
tertutup).
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 71 responden
(100%), mayoritas responden memiliki sikap positif tentang anemia
yaitu sebanyak 58 responden (81,7%) sedangkan 13 responden
(18,3%) memiliki sikap negatif tentang anemia.
Hasil penelitian ini didapatkan juga bahwa banyaknya
responden yang memiliki sikap positif tentang anemia yakni
responden suda memahami dan mengetahui tentang bahaya serta
kerugian yang didapatkan bila terjadi anemia dimana responden
mendapat informasi tentang anemia lewat media masa baik lewat
koran, majalah, lewatat televisi dan lewat internet serta media masa
lainya. Selain itu pembelajaran yang sering di sampaikan oleh orang
tua siswa/reponden yang sering mewanti-wanti siswa/responden
untuk menjaga dan pola hidup sehat sehingga tidak mengalami
kekurangan zat besi pada remaja putri yang akan menimbulkan
anemia.
Sikap seseorang sangat penting dalam perilaku
kesehatanya yang kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan
langsung antara sikap dengan perilaku seseorang remaja putri,
sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak
otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif, tetapi
sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak
46
negatif terhadap perilakunya, oleh sebab itu dalam penelitian ini
didapatkan bahwa sikap remaja putri yang baik mendorong remaja
putri memgetahui tentang anemia sehingga remaja putri dapat
mengetahui dampak, bahaya dan kerugian dari anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
ole Hardawi, 2014 menyimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap
remaja sangat mempengaruhi kejadian anemia pada remaja usia
dini. Penelitian ini juga senada dengan penelitian Jusria, 2012
menyimpulkan bahwa sikap remaja putri memiliki pengaruh
terhadap kejadian anemia pada remaja puitri dengan Pvalue=0,000
dan a=0,05.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan remaja putri tentang anemia Di SMAN 7 Kota Kendari
tahun 2018 kategori baik yaitu dari 71 responden (100%) terdapat
51 responden (71,8%) yang memiliki pengetahuan baik tentang
anemia dan 20 responden (28,2%) yang memiliki pengetahuan
kurang tentang anemia.
2. Sikap remaja putri tentang Anemia Di SMAN 7 Kota Kendari tahun
2018 kategori baik yaitu dari 71 responden (100%) terdapat 58
responden (81,7%) yang memiliki sikap positif tentang Anemia dan
13 responden (18,3%) yang memiliki sikap negatif tentang Anemia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan
maka , dapat dikemukaka saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi pihak sekolah SMAN 7 Kota kendari untuk selalu memberikan
informasi tentang dampak dan bahaya serta kerugian dari Anemia
pada setiap kegiatan apel pagi dan diharapkan kepada guru-guru
sebelum memulai proses pembelajaran di kelas agar selalu
memberikan masukan dan saran bagi siswa untuk selalu menjaga
pola hidup sehat yang berdampak pada Anemia dengan tujuan
47
48
untuk memberikan pengetahuan kepada siswa khususnya remaja
putri mengenai dampak dan bahaya serta kerugian dari Anemia.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian yang
serupa agar dapat memperluas kajian dan temuan tentang
Anemia.
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Metode Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik Badan Litbangkemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013, [Online], Tersedia [http://labdata.litbang.kemenkes.go.id/] (9 Februari 2014)
Bhargava, A. dkk., 2015. Dietary Intakes and Socioeconomic Factors are
Associated with The Hemoglobin Concentration of Bangladesh Women. Am J Clin Nutr, vol 131, p:758-764.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2009, Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Dharmadi, M. dkk. 2011. Penyuluhan anemia Defisiensi Besi (ADB) pada
remaja puteri di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangli. 03 Oktober 2011. http://www.communityhealthy.com/penyuluhan-anemia-defisiensi-besi-pada-remaja-puteri-di-sma-Negeri1-bangli.htm.
Djoko Pekik Irianto, 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan, Yogyakarta: ANDI OFFSET. Faisal Yatim, 2003, Talasemia, Leukemia, dan Anemia, Jakarta: Pustaka
Populer Obor. Fransis, 2008. Dampak Anemia.Tersedia Online:
[http://fransis.wordpress.com] [10-06-2014] George Pickett dan John J. Hanlon, 2008, Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC. Hayati, R.,M 2010. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Defisiensi Besi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN MEDAN Tahun 2009/2010. 20 September 2011. http://www.repository.usu.ac.id .
Martini. 2015. Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri di Man 1 Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X
50
Meliono, l. 2007, Pendidikan dan Pengetahuan, http://knowledge.com. Diakses tanggal 5 Maret 2018.
Notoatmodjo, 2015, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Binapura Aksara, Jakarta.
Notoatmodjo, 2014, Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Binapura Aksara, Jakarta. Rizqie Auliana, 2001, Gizi dan Pengelolaan Pangan, Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa. Sediaoetomo, (2009). Anemia Pada Remaja
Putri.(http://media.isnet.org/wika/anemi). Diakses tanggal 23 Agustus 2018.
Siahaan, Nahsty Raptauli, 2012, Factor – Factor yang Berhubungan
Dengan Status Anemia Pada Remaja Putri di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Tersedia Online: [http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id] [16 Januari 2018]
Suryani, D., Riska, H., Rinsesti, J. 2015. Analisis Pola Makan dan
Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Oktober 2015 - Maret 2016. Vol. 10, No. 1, Hal. 11-18.
Suryoprajogo,Nadine.(2009).Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-
Z.Yogyakarta:Diglosia Printika. Suheimi, 2007, Anemia pada Kehamilan, http://gizinet.com. Diakses
tanggal 3 Maret 2018. Wijayanti, Y. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri Siswa SMK An Nuroniyah Kemadu Kec. Sulang kab. Rembang. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
WHO, 2008, Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005. Tersedia
Online: [http://whqlibdoc.who.int] [3 Maret 2018]. WHO. 2001. Iron Deficiency Anemia: Assessment, Prevention, and
Control, A Guide For Programme Managers.Geneva.
51
52
KUESIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PURTI
TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 7 KENDARI
TAHUN 2018
Nomor Responden :………..
A. Karakteristik Responden
1. Nama responden :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
B. Pengetahuan
1. Anemia adalah suatu kondiai dimana berkurangnya sel darah
merah dalam sirkulasi darah sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah dalam tubuh
a. Benar b. Salah
2. Anemia pada remaja putri sering terjadi pada saat mentrusi atau
bahkan setelah mestruasi disebabkan karena kurangnya
mengkonsumsi Sayur-sayuran, telur, daging, ikan, tempe, buah dan
susu adalah jenis makanan bergizi
a. Benar b. salah
2. Selain wanita hamil anemia juga sering terjadi pada anak-anak,
remaja dan orang dewasa
a. Benar b. Salah
3. Selain karena kurangnya konsumsi zat besi, anemia juga terjadi
karena adanya perdarahan
a. Benar b. Salah
53
4. Anemia pada remaja putri terjadi karena faktor keturunan
a. Benar b. Salah
5. Anemia juga disebabkan oleh penyakit infeksi yang kronis
a. Benar b. Salah
6. Tanda-tanda dari remaja putri yang anemia adalah pucat, keletihan
berat, atau berat badan menurun
a. Benar b. Salah
7. Kurang darah pada remaja putri akan berdampak negatif pada
kesehatan
a. Benar b. Salah
8. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh maka perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
a. Benar b. Salah
9. Anemia hanya terjadi pada remaja putri dan ibu hamil
a. Benar b. Salah
10. Untuk mencegah kurang darah pada remaja putri pada saat
menstruasi harus mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
a. Benar b. Salah
11. Remaja putri yang kekurangan gizi akan menyebabkan anemia
(kurang darah)
a. Benar b. Salah
12. Remaja putri yang menderita anemia (kurang darah) harus
mengkonsumsi tablet tambah darah selama hamil
a. Benar b. Salah
13. Jika seorang remaja putri menderita kurang darah (anemia) harus
memeriksakan kesehatanya secara teratur kepada dokter, bidan
atau petugas kesehatan terlatih.
a. Benar b. Salah
54
14. Remaja putri yang menderita kurang darah (anemia) sangat
dianjurkan untuk segera kepuskesmas terdekat, di klinik atau
dirumah sakit untuk mendapatkan transfusi
a. Benar b. Salah
15. Agar kesehatan remaja putri tetap terjaga pada saat menjelang
mestrusai, maka seorang remaja putri perlu mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi
a. Benar b. Salah
16. Kekurangan gizi pada remaja putri sangat berbahaya bagi
kesehatan bagi remaja putri itu sendiri
a. Benar b. Salah
17. Seorang remaja putri selain mengkonsumsi makanan yang bergizi
juga perlu mengkonsumsi vitamin untuk remaja putri
a. Benar b. Salah
18. Suatu kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
haemoglobin disebut anemia
a. Benar b. Salah
19. Untuk menentukan kadar hemoglobin maka harus dilakukan
pemeriksaan darah
a. Benar b. Salah
20. Sayur-sayuran, telur, daging, ikan, tempe, buah dan susu adalah
jenis makanan bergizi yang dikonsumsi oleh remaja putri untuk
mencegah kurang darah (anemia)
a. Benar b. Salah
55
KUNCI JAWABAN
1. A
2. A
3. A
4. B
5. A
6. A
7. A
8. A
9. B
10. A
11. A
12. A
13. A
14. A
15. A
16. A
17. A
18. A
19. A
20. A
56
57
58
59
60
Nama Umur Kel
as
Variabel Pengetahuan Sk
or
Kateg
ori
Variabel Sikap Sk
or Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
RANI 15 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 62
Sikap
Positif
JUANA 15 X 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 8 Kuran
g 1 1 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 1 1 2 1 2 2 2
40
Sikap
Negatif
RISKA 15 X 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7 Kuran
g 2 2 1 2 1 2 2 2 4 4 2 4 2 1 2 1 2 4 1
41
Sikap
Negatif
WAHYUNI 15 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 13 Baik 3 3 4 3 1 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 58
Sikap
Positif
WILDA 14 X 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 9 Kuran
g 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
51
Sikap
Positif
RASKA 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 2 2 1 4 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 4 3 45
Sikap
Negatif
SRI
PUSPITASARI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
58
Sikap
Positif
CICIANA 15 X 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 9 Kuran
g 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
57
Sikap
Positif
SUSUSINAR 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 12 Baik 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 4 53
Sikap
Positif
61
RILANTI 15 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 55
Sikap
Positif
ISNAR 15 X 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 Kuran
g 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3
55
Sikap
Positif
SERNITA 14 X 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7 Kuran
g 3 2 4 2 1 3 2 2 4 2 2 3 2 3 1 1 2 2 3
44
Sikap
Negatif
DWI TRIUSRY 15 X 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 13 Baik 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 53
Sikap
Positif
CUCI AYU
LESTARI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
62
Sikap
Positif
LISTIATIN 15 X 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 7 Kuran
g 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3
55
Sikap
Positif
ISNAR 14 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 58
Sikap
Positif
ASNA
SAPUTRI 15 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3
56
Sikap
Positif
SISKA
ANDRIANTI 15 X 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 14 Baik 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2
59
Sikap
Positif
ASDIANA 15 X 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6 Kuran
g 3 1 2 3 4 2 1 2 1 2 3 1 2 3 2 2 4 2 3
43
Sikap
Negatif
LURY
ARIESRIN 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11 Baik 4 4 4 3 3 2 1 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 1
55
Sikap
Positif
JURNIATIN 15 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57 Sikap
62
Positif
ASRIANI 15 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 3 3 4 3 1 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 58
Sikap
Positif
ANNISAH 15 X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 10 Baik 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 52
Sikap
Positif
ASNI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 2 1 2 3 4 4 3 2 55
Sikap
Positif
EKA PUSPITA
SARI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 3 3 4 3 4 3 4 2 1 2 4 2 1 4 3 1 2 4 4
54
Sikap
Positif
INDRI YANI 15 X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
USMAYANTI 15 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 4 2 1 3 2 2 2 1 4 1 2 3 2 2 1 2 3 2 1 40
Sikap
Negatif
MEGA
WAHYUNI 15 X 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7
Kuran
g 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 2
57
Sikap
Positif
NOVRIANI 15 X 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6 Kuran
g 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 1
42
Sikap
Negatif
NURMITRIANI 14 X 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 Kuran
g 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
58
Sikap
Positif
RUNA YANTI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 10 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
SARPIANA 15 X 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 8 Kuran
g 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 4
53
Sikap
Positif
63
SALHAHAN 15 X 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 Kuran
g 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3
55
Sikap
Positif
RITRAWATI 15 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 55
Sikap
Positif
NUR FAIDAR 15 X 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 Kuran
g 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
53
Sikap
Positif
DEWI
SUSISTIAWAT
I
15 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
62
Sikap
Positif
DHEA SARI
MASA 16 XI 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 8
Kuran
g 4 4 3 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 1 2 1 2 1 2
41
Sikap
Negatif
ERLIN FARITA 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
INDRIANI 16 XI 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 1 2 2 2 4 3 3 3 4 56
Sikap
Positif
JUMRIAS 16 XI 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 8 Kuran
g 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3
55
Sikap
Positif
RIFTAHUL
JANNAH 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2
58
Sikap
Positif
MUSLIAWATI 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
NUR ANNISA 16 XI 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 9 Kuran
g 4 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2
56
Sikap
Positif
64
RISMA 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2 59
Sikap
Positif
FITEA RESKI 16 XI 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 Baik 2 3 1 2 3 3 4 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 2 1 41
Sikap
Negatif
SUCI FITRI S 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 53
Sikap
Positif
YUYE ERISKA.
S 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 14 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
62
Sikap
Positif
IKA
ANGELYARI 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
57
Sikap
Positif
ECI RISNAWTI 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 58
Sikap
Positif
FITRIANI 16 XI 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 11 Baik 2 2 2 1 2 2 3 4 2 1 3 2 1 4 2 1 3 2 1 40
Sikap
Negatif
NUR
WAHYUNI 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 4 4 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4
61
Sikap
Positif
NUR FAEDAS 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 2 59
Sikap
Positif
HERTIANI 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 3 2 3 4 4 2 1 3 2 51
Sikap
Positif
RATNA SARI 16 XI 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 12 Baik 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 1 3 3 2 1 2 56
Sikap
Positif
RISKA 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 2 60 Sikap
65
ANANTI Negatif
SITI ROSIANA 16 XI 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 13 Baik 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2 59
Sikap
Positif
SUNANI 16 XI 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5 Kuran
g 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
57
Sikap
Positif
ANGGIT
PANGESTU 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 11 Baik 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
53
Sikap
Positif
ANI MUSYANI 16 XI 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 11 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 62
Sikap
Positif
ERLIN ERNITA 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3 55
Sikap
Positif
ESTRI 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 58
Sikap
Positif
JUSNIATIN 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 2 2 4 2 3 3 1 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 41
Sikap
Negatif
MITRA
NURUL 16 XI 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 12 Baik 4 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 3 4 2 1 3 2
41
Sikap
Negatif
RESTIANI 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
SUSIANTI 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 53
Sikap
Positif
MIDRY 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 62
Sikap
Positif
66
ASTRI SARI 16 XI 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 Kuran
g 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
58
Sikap
Positif
EKI PRAWATI 16 XI 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 Baik 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 57
Sikap
Positif
INDAH
PURNAMA. S 16 XI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Baik 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 4
53
Sikap
Positif
TRI EPRIDA 16 XI 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 12 Baik 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 55
Sikap
Positif
MIKE
SULSULFA 16 XI 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7
Kuran
g 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3
55
Sikap
Positif
67
DOKUMENTASI PENELITIAN