hasil penelitian gambaran penerapan phbs pada …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/karya tulis...

77
1 HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 01 POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : KARMINI NIM P00320013015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2016

Upload: dangnguyet

Post on 28-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

1

HASIL PENELITIAN

GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH

DI SDN 01 POASIA KOTA KENDARI

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IIIKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

KARMINI

NIM P00320013015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2016

Page 2: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

2

Page 3: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

3

Page 4: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

4

MOTTO

Terkadang orang lupa bahwa menjadi ‘’luar biasa’’ sungguh

mudah,

namun untuk menjadi ‘’biasa” sangat sukar dilakukan,

karena ‘’biasa’’ akan membuat citra diri sendiri

akan mengungkapkan seberapa jauh nurani

memiliki ‘’ilmu pengetahuan’’

untuk menyikap tabir masa depan...

Ilmu adalah suatu jalan dan hikmah yang tak pernahberhenti,

meskipun raga hancur oleh waktu

karena ilmu selalu ada

bagi yang mencarinya….

(Wolfgang von goethe)

Kupersembahkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta

yang senantiasa menjadi mentari dalam gelapnya hari

Page 5: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Karmini

Tempat Tanggal lahir : Tinobu, 30 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Muara Tinobu Konawe Utara

B. Pendidikan

1. SD Negeri 3 Lasolo, tamat tahun 2007

2. SMP Negeri 1 Lasolo, tamat tahun 2010

3. SMA Negeri 1 Lasolo, tamat tahun 2013

4. Poltekes Kemenkes Kendari tamat tahun 2016

Page 6: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

6

ABSTRAK

Karmini (P00320013015). “Gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih danSehat Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016”.Dibimbing oleh ibu Dali dan ibu Reni Devianti Usman. (ix + 54 Hal + 8 Tabel + 9Lampiran). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upayauntuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu,ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkansekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulanperilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungansekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandirimampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktifdalam mewujudkan lingkungan sehat. Tujuan penelitian untuk memperolehgambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak UsiaSekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalahdeskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2016. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa di SDN 01 Poasia Kota Kendari yangberjumlah sebanyak 975 siswa-siswi yang tersebar di 4 kelas dengan jumlahsampel 98 siswa-siswi dengan tehnik stratified random sampling. Hasil penelitianpenerapan PHBS berdasarakan kebiasaan memelihara rambut bersih dan rapikategori baik 58 orang (59,18%), kategori cukup 18 orang (18,37%), kategorikurang 22 orang (22,45%). Kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi kategoribaik 57 orang (58,16%), kategori cukup 27 orang (27,55 %), kategori kurang 14orang (14,29%). Kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersih kategoribaik 26 orang (26,53%), kategori cukup 41 orang (41,84%), kategori kurang 31orang (33,63%). Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya kategori baik 22orang (23,45%), kategori cukup 52 orang (53,06%), kategori kurang 24 orang(24,49%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagian besar penerapanPHBS dengan criteria cukup. Saran bagi setiap siswa-siswi yang berada di SDN01 Poasia diharapkan untuk lebih memiliki motivasi dan inisiatif yang aktif dalammelaksanakan dan menciptakan PHBS agar terhindar dari berbagai macammasalah kesehatan.

Daftar pustaka : 26 (2000-2012)Kata kunci : Penerapan PHBS Anak usia Sekolah

Page 7: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

7

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,

hidayah dan inayah-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu

ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Penerapan PHBS Pada

Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016”, tepat pada

waktunya dan semoga segala aktifitas keseharian kita bernilai ibadah di sisi-Nya.

Segala upaya untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna

telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan

banyak dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh

sebab itu, dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dali.,SKM.,M.Kes

selaku pembimbing I dan Reni Devianti U.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing

II, atas segala waktu, kesediaan dan kesungguhan dalam memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan. Melalui

kesempatan ini pula secara khusus dan dengan hati yang tulus penulis sampaikan

terima kasih kepada Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Rosmina atas segala doa,

dukungan dan kasih sayang yang tulus demi kesuksesan penulis. Melalui

kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari

Page 8: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

8

2. Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kendari

3. Abdul Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM selaku penguji I dan Fitri Wijayanti,

S.Kep.,NS.,M.Kep selaku penguji II dan Dian Yuniar SR,SKM.,M.Kep selaku

penguji III yang telah memberikan saran dan masukkan dalam proses

penulisan karya tulis ini

4. Bado,S.Pd.,M.Pd Selaku Kepala Sekolah SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun

2016

5. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas ilmu

pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan

seluruh staf Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas

pelayanan sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.

6. Untuk saudara-saudaraku kak Kahar, kak Kamir, kak Mila, kak Ardi, atas

segala doa dan dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini

7. Untuk teman-temanku Riska, Nita, Hasmi, Isma, Rahmat, Hujri, Jayadi yang

terus menemani dan memberikan dukungan yang sangat berarti selama ini.

8. Sahabat-sahabatku Lina, iin, iis, dan Vina atas segala doa dan dukungan dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

9. Serta teman-teman angkatan 2013 khususnya tingkat III A dan tingkat III B

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan,

kerjasama dan kekompakannya selama pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan

Page 9: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

9

bantuan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Kendari, 2016

penulis

Page 10: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

MOTTO………………………………………………………………………................................ iv

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. .............................. v

ABSTRAK…………………………………………………………………... ................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... ............................... xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... ............................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......... 8

B. Tinjauan Tentang Anak Usia Sekolah...................................... ...... 25

Page 11: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

11

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Penelitian............................................................ 30

B. Kerangka Konsep ........................................................................... 31

C. Variabel Penelitian......................................................................... 32

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif..................................... 32

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35

B. Tempat danWaktu Penelitian........................................................ . 35

C. Populasi dan Sampel...................................................................... 35

D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 37

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ . 37

F. Pengolahan Data............................................................................ . 38

G. Analisa Data............................................................................ ...... 38

H. Penyajian Data............................................................................... . 39

I. Etika Penelitian............................................................................. 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian………………………………… ........... 40

B. Karakteristik Responden……………………………………………................. 41

C. Pembahasan………………………………………………………... .................. 45

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………........................ 52

B. Saran ……………………………………………………………….. ......................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

12

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di SDN 01 Poasia Kota

Kendari Tahun 2016 ……………………………………………. 41

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SDN 01

Poasia Kota Kendari Tahun 2016……………………………...... 41

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kelas Responden di SDN 01 Poasia

Kota Kendari Tahun 2016 ………………………….……........... 42

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan

Rapi Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota

Kendari Tahun 2016 ……………………..................................... 42

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi

Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari

Tahun 2016 ……………………….............................................. 43

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan

Bersih Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota

Kendari Tahun 2016 ………….................................................... 43

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan Kebiasaan membuang Sampah Pada Tempatnya

Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari

Tahun 2016 …………………….................................................. 44

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Penerapan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah di SDN

01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016 ………………………….. 44

Page 13: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permintaan Persetujuan Menjadi Responden

2. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

3. Lembar Kuisioner Penelitian

4. Surat Pengambilan Data Awal

5. Surat izin Penelitian dari Poltekes Kemenkes Kendari

6. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi

Sulawesi Tenggara

7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SDN 01 Poasia

8. Tabulasi data Gambaran Generapan PHBS Pada Anak Usia Sekolah di

SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

9. Master Tabel Gambaran Generapan PHBS Pada Anak Usia Sekolah di

SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

Page 14: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesehatan menekankan

pada upaya tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Inti dari tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup

sehat bagi setiap penduduk yang didasari pengetahuan, dan diwujudkan

dalam perbuatan menggerakkan sumber yang ada untuk kesehatan salah

satunya yaitu melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan

sekolah (Depkes RI, 2000).

Kasus yang berhubungan dengan PHBSmenurut WHO bahwa setiap

tahun terdapat anak Indonesia meninggal akibat diare, munculnya berbagai

penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), yang

umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai

PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui

pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS) (Kamisah, 2012).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya

untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar

tahu, ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

Page 15: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

15

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).

Adapun indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan

sekolah yaitu memelihara rambut agar bersih dan rapih, memakai pakaian

bersih dan rapi,memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih,memakai

sepatu bersih dan rapi,berolahraga teratur dan terukur, tidak merokok di

sekolah, tidak menggunakan NAPZA, memberantas jentik nyamuk,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, menggunakan air bersih,

mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, membuang sampah

ke tempat sampah yang terpilah, mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin

sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

(Depkes RI, 2000).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sebaiknya dilakukan

dilingkungan tatanan sekolah, didalamnya adalah seluruh siswa, guru dan

segala pengelola dan individu yang berada dilingkungan sekolah. Apabila

guru dapat membimbing dan menuntut semua siswanya untuk memiliki

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), maka dengan sendirinya segala

masalah kesehatan dapat dicegah dan dihindari sedini mungkin. Namun

kebijakan dan keputusan guru dalam usaha mencapai derajat kesehatan yang

optimal melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sangat

dipengaruhi oleh siswa. (Depkes RI, 2004).

Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-

nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai

agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah,

Page 16: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

16

keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000

sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama. Jika tiap sekolah memiliki 20

kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu

terlaksananya dua strategi utama Kementerian Kesehatan yaitu “menggerakan

dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehatserta surveilans,

monitoring dan informasi kesehatan usia sekolah rawan penyakit”.

Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat

menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia

sekolah juga merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit seperti

cacingan, diare. Penyakit cacingan dan anemia pada anak berdampak tidak

baik pada pertumbuhan dan perkembangan anak dimana dapat mempengaruhi

fungsi organ termasuk otak. Penyakit diare merupakan penyebab dehidrasi

pada anak dapat dicegah melalui berbagai upaya diantaranya

memperhatikanPHBS dalam sekolah dengan cara membiasakan mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan serta sesudah buang air besar.

Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan diperoleh data

penyakit yang di derita oleh anak sekolah (SD) terkait PHBS adalah diare

(41%), cacingan (60%), anemia (23,2 %), karies &periodontal (74,4 %).

Diare merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi permasalahan

global di dunia terutama Negara – Negara berkembang dengan tingkat sosial

ekonomi yang masih rendah karena buruknya perilaku kebersihan perorangan

dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial

ekonomi dan pendidikan(Depkes RI, 2003).

Page 17: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

17

Menggalakkan kegiatan PHBS merupakan hal yang penting untuk

mencegah berbagai masalah kesehatan pada anak sekolah, utamanya penyakit

menular. Kegiatan PHBS diantaranya adalah menggunakan pakaian yang

bersih, kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku dan membuang sampah.

Menerapkan PHBS dalam tatanan sekolah atas kesadaran siswa sendiri dan

secara sukarela sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar

lagi.Masyarakat dan lingkungan sekolah yang sehat berarti mampu menjaga,

meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap siswa dan guru dari gangguan

penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif.Melalui PHBS setiap siswa

dapat meningkat kesehatannya, tidak mudah sakit sehingga produktivitas

belajar meningkat, absensi dalam belajar menurun,tumbuh sehat dan cerdas

(Depkes RI, 2007).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kendaripada tahun

2015 pada 12.431 anak sekolah tentang kejadian penyakit yaitu cacingan

1.345 orang, karies dan periodontal 4.126 orang, diare 3.523 orang dan ISPA

3.437 orang (Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2015).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

SDN 1 Poasia Tahun 2016 jumlah siswa975 orang terdiri dari kelas 2 = 256

siswa, kelas 3 = 244 siswa, kelas 4 = 237 siswa, kelas 5 = 238 siswa). Adapun

penyakit yang terkait dengan PHBS yang ada di SDN 1 Poasia yaitu diare,

karies dan ISPA.Hasil survei yang dilakukan pula oleh peneliti

tentang penerapan PHBSdi SDN 1 Poasia pada 20 siswa, nampak masih

terdapat 3 siswa (15 %) yang penampilannya tidak terawat seperti rambut

yang tidak rapi, pakaian yang nampak kotor, sepatu nampak kotor, kuku yang

Page 18: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

18

panjang dan hitam, 10 siswa (50 %) tidak mencuci tangan sebelum makan

jajanan serta 7 siswa (35 %) membuang sampah disembarang tempat.

Sedangkan pengamatan tentang sarana yang dapat menunjang PHBS di

lingkungan sekolah yaituUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) belum berjalan

lancar, tempat sampah sudah tersedia dimasing-masing kelas, tempat mencuci

tangan masih dalam pembuatan dan kamar mandi/WC terdapat 3 unit.

Melihat fenomena diatas dapat dikatakan bahwa pada umumnya siswa

belum sepenuhnya menerapkan tentang PHBS, belum sepenuhnya dilakukan

dalam tatanan sekolah, yang tentunya akan berdampak mengalami penurunan

kesehatan sehingga mudah sakit, produktivitas belajar menurun dan absensi

belajar meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang mengalami

persentase kehadiran kurang dari target karena menderita sakit seperti ISPA,

diare, dan sakit gigi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarikmelakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun

2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Sekolah di SDN 1

Poasia Kota Kendari Tahun 2016?

Page 19: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

19

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Memperoleh gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Anak Usia Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun

2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan

kebiasaan memelihara rambut bersih dan rapi pada Anak Usia Sekolah

di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.

b. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan

kebiasaan memakai pakaian bersihdan rapipada Anak Usia Sekolah di

SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.

c. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan

kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersihpada Anak Usia

Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

d. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan

kebiasaan membuang sampah pada Anak Usia Sekolah di SDN 1

Poasia Kota Kendari Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan informasi kepada pihak pengelola Sekolah di SDN 1

Poasia tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa di

tatanan sekolah.

Page 20: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

20

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi anak sekolah tentang

kebiasaan menerapkanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan

sekolah guna meningkatkan kehadiran dan prestasi belajar di sekolah.

3. Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan pada Poltekes

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.

4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan

penelitian dengan variabel penelitian yang berbeda mengenai PHBS pada

anak Sekolah Dasar.

Page 21: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan TentangPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy),

bina suasana (sosial support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah

tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya atau dikatakan juga

tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang

sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan

berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008).

2. Tujuan dan Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan

sehat,serta menigkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan

dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Page 22: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

22

sedangkan manfaat PHBS terdiri atas (1) Setiap rumah tangga akan

mampu meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit (2) Rumah tangga

sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga. (3) Dengan

meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya

dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti

biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan

anggota rumah tangga (4) Salah satu indikator menilai keberhasilan

Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang kesehatan (5)

Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat

menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain (Depkes RI,

2008).

3. Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Depkes RI (2008), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

dianggap penting oleh karena :

a. Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat

merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga

investasi untuk meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan

kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa “Sehat

memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatansegalanya menjadi

tidak berarti”. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan

ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan

oleh semua pihak.

b. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI

mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang

Page 23: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

23

artinya setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan

terhadap kesehatan

c. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang

tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat

di rumah tangga

d. Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud

apabila

ada keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan

dan

lintas sektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan

menjadi

salah satu agenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta didukung

oleh masyarakat.

4. Program PHBS

Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

sudah dilakukan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas

dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan

seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatannya. Bidang PHBS yaitu :

a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih

yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali/hari, dll.

Page 24: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

24

b. Bidang gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi

garam beryodium, menimbang berat badan dan tinggi badan setiap

bulan, dll.

c. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya,

menggunakan jamban, memberantas jentik, dll

Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada

setiap orang bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses

yang panjang. Setiap orang hidup dalam tatanannya dan saling

mempengaruhi serta berinteraksi antar pribadi dalam tatanan tersebut.

Memantau, menilai, dan mengukur tingkat kemajuan tatananlebih mudah

dibandingkan dengan perorangan. Oleh karena itu, pembinaan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui pendekatan 5 tatanan

masyarakat yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum,

tempat kerja dan institusi kesehatan.

5. Keterkaitan PHBS dengan Keperawatan Kesehatan di Sekolah

Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada

anak di tatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam

perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan

praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok,

dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah

satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan

menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan

lingkungan, dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat

Page 25: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

25

kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang

adalah guru dan kader (Roni, 2010).

Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang

ditempatkan untuk memberikan arahan terhadap program kesehatan

sekolah terkoordinasi. Perawat dapat berperan sebagai manajer, konsultan,

pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area

khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan,

memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan

memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan

keluarganya dan aktif juga dalam mengidentifikasikan anak-anak yang

mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang

ada menyangkut anak usia sekolah seperti memberikan libur kepada siswa

karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam

melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru,

perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan

pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang terkait

dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat

khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).

The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan

ada tiga peran perawat komunitas di sekolah yaitu:

a. Peran klinik (Generalist Clinical Role)

1) Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan

pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan kepada siswa dan

keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.

Page 26: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

26

2) Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan

selama jam sekolah. Perawat membaur dengan fungsional sehari-

hari komunitas sekolah.

3) Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan

kesehatan (case finding), mengembangkan dan implementasi

intervensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan

menyusun kebijakan dan program yang sesuai untuk memecahkan

permasalahan baik yang aktual maupun potensial.

b. Peran Perawatan Primer (Primary Role)

Perawat komunitas melaksanakan teknik tindakan keperawatan

sesuai prosedur. Selain itu dalam melaksanakan perannya

berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain. Beberapa item

yang menjadi perhatian dalam peran ini antara lain: kesehatan fisik,

kesehatan emosional, kebiasaan (makan, merokok), perhatian sosial

(lingkungan rumah, kemiskinan).

c. Peran Manajemen (Management Role)

1) Mengembangkan, koordinasi, dan evaluasi program kesehatan

sekolah

2) Mengembangkan dan implementasi kebijakan dan prosedur

kesehatan sekolah

3) Manajemen kasus pada siswa dan keluarga dengan kebutuhan

kesehatan yang khusus

4) Supervisi dan evaluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan

mendukung personal(Sumijatun, 2005).

Page 27: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

27

6. Indikator penerapan PHBS di tatanan sekolah

Menurut Depkes RI (2000), indikator PHBS pada tatanan sekolah

yaitu :

a. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih

Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga

terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam,

tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan

rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS

minimal seminggu sekali.

Mencuci rambut adalah suatu tindakan untuk membersihkan

rambut dan kulit kepala dari kotoran dan lemak dengan menggunakan

sampo dan air. Tujuannya yaitu untuk membersihkan kulit kepala dan

rambut, mencegah terjadinya ketombe dan memberikan kesegaran

serta kenyamanan. Mencuci rambut minimal dilakukan 2 kali

seminggu. Mencuci rambut sebaiknya menggunakan shampo untuk

mengurangi kuman dan minyak pada rambut. Bila menggunakan

shampo diupayakan yang tidak menimbulkan alergi pada kulit kepala.

Alergi dapat menimbulkan gatal atau bengkak pada kulit. Prosedur

mencuci rambut yaitu pertama-tama rambut dibasahi dengan air lalu

ambil shampo dan diusapkan dikepala, setelah itu dibilas dengan air

sampai bersih, setelah mencuci rambut, mengeringkan rambut dengan

handuk yang bersih lalu menyisir rambut agar rapi dan tidak kusut.

Rambut harus cepat dikeringkan agar tidak masuk angin atau

kedinginan. Dampak jika tidak mencuci rambut secara teratur yaitu

Page 28: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

28

terdapat kutu atau dikenal dengan istilah tinea kapitis, ketombe yang

dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala, menimbulkan bau,

rambut rontok. Seorang individu terutama wanita, kadang – kadang

mengalami kesulitan untuk mencuci rambut sehingga perlu mendapat

bantuan. Sama halnya dengan kulit, rambut terkadang kehilangan

lemak pada saat keramas sehingga sehabis keramas perlu diberikan

hair conditioner.

b. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih

Menggunakan pakaian hendaknya yang bersih, tidak berbau, dan

rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju

setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang

dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS

minimal seminggu sekali.

Mengganti pakaian sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari.

Tujuannya yaitu untuk mencegah bau badan, mencegah pertumbuhan

bakteri akibat keringat yang melekat pada pakaian, memberikan

kenyamanan dan kesegaran. Pakaian tidak boleh dibuat dari bahan

yang kasar. Dasar kain harus lunak, harus mudah dikenakan dan

mudah dibersihkan. Pakaian lanjut harus dijaga agar tetap rapi, karena

terkadang seseorang sering tidak perduli lagi terhadap pakaiannya.

Biasanya terdapat orang yang kalau sudah senang terhadap pakaian

tertentu, apalagi yang yang mempunyai sejarah tertentu, akan dipakai

terus menerus, misalnya hadiah dari orang tua atau teman.

Page 29: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

29

Hal demikian tidak apa, asalkan pakaian lanjut itu tetap bersih

dan rapi, masalah model tidaklah menjadi soal. Agar tetap kelihatan

rapi hendaklah pakaian disesuaikan dengan kegunaan, misalnya baju

tidur hanya dipakai untuk tidur, tidak dipakai untuk bersantai di

rumah, baju bepergian juga harus lain.

c. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih

Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur 1 kali /

minggu dan membersihkannya sehingga tidak hitam atau kotor.

Memeriksa kuku secara rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader

kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapat perawatan. Tujuannya

yaitu untuk mencegah kuman dan bakteri bersarang pada kuku,

mencegah terjadinya infeksi atau penularan penyakit melalui garukan.

Menggunting kuku jangan terlalu pendek jangan sampai terluka,

diusahakan sebelum menggunting kuku sebaiknya kuku direndam

pada air hangat untuk melemaskan kuku untuk memudahkan saat

pemotongan. Kuku sebaiknya pendek tidak panjang karena kuku yang

panjang dan kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri

yang apabila kita pergunakan untuk menggaruk bagian-bagian tubuh

kemungkinan terjadinya infeksi pada kulit sangat besar.

d. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih

Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada

sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu

bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor.

Page 30: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

30

Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter

kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

e. Berolahraga Teratur dan Terukur

Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/

aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari.

Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta

meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak

mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara

bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di

ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan

dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan

membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan

alat/sarana untuk berolahraga.

f. Tidak Merokok di Sekolah

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di

lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan

orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang

diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya:

Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta

pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan

kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah

membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok

di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah

dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah

diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan

sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi

Page 31: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

31

diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan

diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas

asap rokok.

g. Tidak Menggunakan NAPZA

Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan

NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA

membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.

h. Memberantas Jentik Nyamuk

Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang

dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-

tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot

bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah

pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa

menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di

lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat

penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari

gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat

mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam

berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan

dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu

minggu sekali.

i. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat

Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah menggunakan WC

dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai

Page 32: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

32

pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil.

Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun

buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi

bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari

sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari

datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti:

diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah

diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara

siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai

adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.

j. Menggunakan Air Bersih

Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah menggunakan air bersih

untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah

diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur

terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air

ledeng, dan air dalam kemasan dengan sumber air berasal dari sumur

pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari

tempat penampungan kotoran atau limbah atau WC. Air diharapkan

tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap

saat.

k. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun

Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah selalu mencuci tangan

sebelum makan, sesudah buang air besar atau sesudah buang air kecil,

Page 33: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

33

sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan

memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang

mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang

kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat

membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi

bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya

penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan,

penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.

l. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan, karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit dan

juga binatang serangga penyebar penyakit. Oleh sebab itu sampah

harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu

atau mengancam kesehatan. Pengelolaan sampah yang baik, bukan

saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan

lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Sampah adalah sisa bahan dari kegiatan yang dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri, sekolah maupun tempat-tempat

umum lainnya, dan pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup. Olehnya itu sampah sebaiknya dapat dikelola atau memiliki

tempat pembuangan yang baik seperti tidak mengakibatkan

kontaminasi terhadap sumber air minum, tidak mengakibatkan

pencemaran terhadap permukaan tanah, tidak menyebabkan

Page 34: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

34

pencemaran lingkungan, tidak dapat dihinggapi serangga atau tikus

dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit

dan vektor, tidak terbuka atau terkena udara luar serta tidak dapat

dicapai anak-anak serta baunya tidak mengganggu (Notoatmodjo,

2003)

Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah membuang sampah ke

tempat sampah yang tersedia. Tempat sampah yang tersedia di sekolah

sebaiknya tempat sampah tertutup, tempat sampah harus selalu

dibersihkan agar sampah tidak berserakan. Diharapkan tersedia tempat

sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan

sampah bahan berbahaya, serta membuang sampah pada tempatnya

sesuai dengan jenis sampah. Sampah selain kotor dan tidak sedap

dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan

membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat

membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari

berbagai kuman penyakit.

m. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah

Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah mengkonsumsi

jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari

rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan

makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga

membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun,

dan proses belajar berjalan dengan baik.

Page 35: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

35

Makanan memegang peranan penting dalam proses

pertumbuhan tubuh anak, karena makanan adalah salah satu faktor

yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan seorang anak. Hal ini

dikarenakan proses pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh

ketahanan makanan (food security). Mengingat pentingnya makanan

bagi pertumbuhan anak, maka konsumsi makanan yang tidak dimasak

secara memadai, konsumsi ikan mentah, serta pendingin yang tidak

memadai saat penyimpanan harus dihindari karena dapat

menyebabkan makanan terkontaminasi oleh berbagai racun yang

berasal dari tanah, udara, manusia dan vector. Makanan yang telah

terkontaminasi oleh berbagai racun tersebut bisa menimbulkan diare.

Anak-anak rentan terkena diare karena anak-anak memiliki

daya tahan tubuh yang masih rendah sehingga sangat mudah terinfeksi

virus. Sebagian besar (sekitar 90%) diare disebabkan oleh infeksi

rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan, diare dapat disebabkan

infeksi bakteri, parasit, jamur seperti karena keracunan makanan,

alergi, faktor psikologis yaitu stres. Penularannya disebut dengan 3F

yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat). Atau dengan kata

lain diare sangat mudah menyerang anak-anak karena mereka sering

tidak menghiraukan kebersihan makanan yang mereka makan.

Anak- anak terutama anak usia sekolah pada umumnya belum

paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya. Ketidaktahuan anak-

anak akan arti kesehatan bagi tubuhnya ini berpengaruh terhadap

ketidaktahuan anak-anak terhadap bahan makanan yang mereka

Page 36: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

36

nikmati terutama yang berupa jajan. Jajan adalah makanan yang dibeli

dan dikonsumsi dari luar rumah, misalnya jajan di kantin sekolah.

Anak-anak sangat menyukai jajan apalagi ketika mereka

menghabiskan waktu istirahat mereka di sekolah. Biasanya mereka

membeli jajan yang menarik bentuk dan warnanya tanpa

memperhatikan nilai gizi dan kebersihan dari makanan yang mereka

beli.

Jajanan yang tidak sehat dan bersih tersebut dapat

menyebabkan anak-anak terserang diare. Sebab jajanan yang sering

dikonsumsi anak sekolah ini sangat sensitif terhadap pencemaran yang

bersumber dari bahan tambahan pangan seperti pewarna tekstil, zat

pengawet, dan pemanis buatan (menurut hasil penelitian Badan

Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) lebih 90 persen makanan

jajanan sekolah menggunakan pemanis buatan (sakarin/siklamat) dan

pewarna tekstil (Arafah Madjid, 2004). Hal ini juga diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor,

dari 34 sampel makanan dan 15 sampel minuman yang diteliti,

terhadap 58,8 persen makanan dan 73,3 persen minuman terbukti

mengandung bakteri E. coli dan enterobacter (penyebab diare), zat

pewarna (rhodamin yang biasanya dijumpai pada es sirup warna

warni), zat pengawet, atau pemanis buatan sakarin.

n. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan

Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap

bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan

Page 37: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

37

pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi

badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau

tidak normal.

7. Penilaian penerapan PHBS

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah

dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan

oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS

meliputi masukan, proses, dan keluaran kegiatan. Waktu penilaian dapat

dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun, caranya dengan

membandingkan data dasar PHBS, hasil evaluasi selanjutnya menilai

kecenderungan masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan

atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan

pemecahannya kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data hasil

evaluasi PHBS.

Cara melakukan penilaian melalui :

a. Pengkajian ulang tentang PHBS

b. Menganalisis data PHBS

c. Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten / kota

(SP2TP)

d. Observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah kepada

petugas, kader.

Hasil yang dicapai pada tahap penilaian adalah :

a. Pelaksaan program PHBS sesuai rencana

b. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

Page 38: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

38

c. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi hambatan

d. Adanya peningkatan program PHBS (Depkes RI, 2007)

Penialaian PHBS dapat dikategorikan berdasarkan kriteria sebagai

berikut :

a. Baik bila jumlah jawaban responden 76 – 100 % dari total skor

b. Cukup bila jumlah jawaban responden 56 – 75 % dari total skor

c. Kurang bila jumlah jawaban responden < 56 % dari total skor.

(Notoatmodjo, 2003).

B. Tinjauan Tentang Anak Usia Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang biasanya berusia antara 6 – 12

tahun, anak yang berada pada rentangan usia ini merupakan masa

perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat

penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh

potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang

secara optimal (Soetjiningsih, 2002).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Menurut Soetjiningsih (2002), anak usia sekolah adalah anak yang

berusia 6-12 tahun. Secara fisik, memilikipertumbuhan yang berbeda

dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya, diantaranya :

a. Tinggi badan dan berat badan menurut umur

Pertumbuhanfisik cenderung lebih lambat dankonsisten bila

dibandingkandengan masa usia dini. Rata-rata

Page 39: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

39

anakusiasekolahmengalamipenambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg

dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun.

b. Proporsi dan bentuk tubuh menurut umur

Anak usia sekolah umumnya memiliki proporsi tubuh yang

kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit mulai

berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5

atau 6.Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah

mendekati seimbang. Berdasarkan tipologi Sheldon (Hurlock 1980)

ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD yaitu endomorph

yakni berbentuk gemuk dan berbadan besar, mesomorph yang

kelihatannya kokoh, kuat dan lebih kekar serta ectomorph yang

tampak jangkung, dada pipih, lemak dan seperti tak berotot.

3. Kebiasaan-kebiasaan anak usia sekolah

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak sekolah sangat

kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD/MI biasanya

berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi

yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, serta

membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia SMP/MT dan SMU/MA

(remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan

perilaku beresiko seperti perilaku merokok, penyalahgunaan NAPZA,

kehamilan yang tak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular

seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress

dan trauma.

Page 40: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

40

Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS untuk anak usia

TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS sedini mungkin dengan

membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan,

serta membersihkan kuku dan rambut.

4. Masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang berkaitan dengan penyakit

akibat PHBS

Berbagai permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak

usia sekolah sehingga mengganggu kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Kurang asupan buah dan sayur

Banyak orangtua mengeluh anaknya sering menolak mengkonsumsi

buah dan sayur. Hal ini menjadi masalah klasik pada anak-anak, baik

usia sekolah maupun balita, padahal berbagai vitamin, mineral, dan

serat yang dibutuhkan tubuh dapat dipenuhi dengan konsumsi buah

dan sayur sehingga anak sering mengeluh susah buang air besar atau

mengalami sembelit. Untuk mengatasinya, ibu dapat menyajikan buah

dan olahan sayur secara menarik dan kreatif.

b. Kurang istirahat

Anak seringkali melupakan tidur siangnya karena aktivitasnya yang

padat atau terlalu asyik bermain usai sekolah. Di malam hari, tak

jarang anak tidur terlambat karena mengerjakan beberapa tugas atau

malah asyik menonton televisi. Orangtua harus mengarahkan anak

agar mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jika kurang tidur,

konsentrasi anak bisa berkurang, tidur di kelas, masalah berat badan,

bahkan beresiko penyakit diabetes.

Page 41: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

41

c. Jajan sembarangan

Semua anak memang doyan jalan, orangtua memang tidak bisa

memantau secara langsung aktivitas anak di sekolah, termasuk

kebiasaannya jajan sembarangan. Padahal, jajanan yang dikonsumsi

anak seringkali mengandung banyak pengawet, pewarna dan MSG

yang tidak aman untuk kesehatan.

d. Tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah dari toilet

Berbagai penyakit bisa disebabkan karena kurang menjaga kebersihan,

terutama tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet.

Berbagai aktivitas anak bisa membuat tangannya terpapar kuman

seperti bermain di lapangan yang penuh debu, bermain boneka

bersama teman-temannya, bermain dengan binatang peliharaan, dll.

Biasakan anak mencuci tangannya hingga bersih menggunakan sabun

sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.

Akibat / efek / pengaruh dari kebiasaan anak sekolah yang tidak

baik seperti anak sering bermain dengan tanah atau bermain di tempat-

tempat yang kurang bersih dapat menyebabkan anak sakit yang berdampak

pada penurunan kehadiran disekolah dan dapat menyebabkan penurunan

IQ dan motivasi belajar pada anak sehingga anak tidak cerdas, akibat

jangka panjang dimana generasi penerus bangsa tidak produktif sehingga

kemajuan perkembangan di semua sektor menjadi lemah yang berakibat

pada kemiskinan. Kondisi ini akan berulang-ulang dan bergulir pada

generasi selanjutnyayang berakibat terlambatnya pembangunan di

Indonesia. Meskipun tidak meningkat di semua segi tetapi dapat

Page 42: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

42

menyebabkan kemiskinan sepanjang jaman sehingga ketergantungan pada

Negara lain yang sudah maju.

Page 43: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

43

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran Penelitian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya

untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar

tahu, ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat terwujud jika memperhatikan dan

menerapkan PHBS di sekolah sehingga terbebas dari berbagai penyakit.

Adapun indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan

sekolah yaitu memelihara rambut agar bersih dan rapih, memakai pakaian

bersih dan rapi, memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih, memakai

sepatu bersih dan rapi, berolahraga teratur dan terukur, tidak merokok di

sekolah, tidak menggunakan NAPZA, memberantas jentik nyamuk,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, menggunakan air bersih,

mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, membuang sampah

ke tempat sampah yang terpilah, mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin

sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

Adapun 10 variabel yang tidak di teliti di karenakan keterbatasan

waktu peneliti dalam melalukan penelitian, dan dari 10 variabel ada beberapa

variabel tidak dapat di lihat oleh peneliti.

Page 44: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

44

B. Kerangka Konsep Penelitian

Penerapan PHBS :

Keterangan

: Variabel bebas yang diteliti

: Variabel bebas yang tidak diteliti

Tidak merokok di sekolah

Memakai pakaian bersih dan rapi

Memelihara rambut bersih dan rapi

Memelihara kuku selalu pendek danbersih

Membuang sampah pada tempatnya

Mencuci tangan dengan air mengalirdan menggunakan sabun

Menggunakan jamban yang bersihdan sehat

Memakai sepatu Bersih dan Rapi

Berolahraga teratur dan terukur

Tidak menggunakan NAPZA

Menggunakan air bersih

Mengkonsumsi jajanan sehat darikantin sekolah

Memberantas jentik nyamuk

Menimbang berat badan danmengukur tinggi badan setiap bulan

Anak Usia Sekolah

Page 45: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

45

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas(variabel independent) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependent (variabel terikat), yang mana dalam

penelitian ini variabel independent yaitupenerapan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) meliputi memelihara rambut bersih dan rapi, memakai

pakaian bersih dan rapi,memelihara kuku selalu pendek dan bersih,

danmembuang sampah pada tempatnya.

2. Variabel terikat (variabel dependent), variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent (variabel bebas), yang mana variabel dependent

dalam penelitian ini yaitu anak usia sekolah.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Anak usia sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa dan

siswi yang bersekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari tahun 2016.

2. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kebiasaan untuk bertindak atau mengaplikasikan pola

hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah yang meliputi : memelihara

rambut bersih dan rapi, memakai pakaian bersih dan rapi, memelihara

kuku selalu pendek dan bersih, dan membuang sampah pada tempatnya.

Kriteria Objektif :

- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%

- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%

- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%

3. Memelihara rambut bersih dan rapi yaitu perilaku siswa dalam memelihara

rambut agar bersih dan rapi yang meliputi mencuci rambut 2 kali / minggu

Page 46: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

46

dengan bersih menggunakan shampo, mengeringkan rambut dengan

handuk bersih, menyisir rambut dengan rapi.

Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,

bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.

Kriteria Objektif :

- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%

- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%

- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%

4. Memakai pakaian bersih dan rapiyaitu perilaku siswa mengganti pakaian 2

kali sehari, memakai baju yang telah dicuci bersih dan dirapikan dengan

setrika, pakaian tidak kotor, tidak berbau dan rapi, mencuci baju setelah

dipakai, mengganti pakaian setiap kali basah akibat keringat.

Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,

bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.

Kriteria Objektif :

- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%

- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%

- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore < 56%

5. Memelihara kukuselalu pendek dan bersihyaitu perilaku siswa dalam

memelihara kukuyang meliputi memotong kuku secara teratur 1 kali /

minggu, membersihkan kuku agar tidak hitam atau kotor, menggunting

kuku tidak terlalu pendek, pemeriksaan kuku secara rutin disekolah

seminggu sekali.

Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,

bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.

Kriteria Objektif :

- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%

Page 47: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

47

- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%

- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%

6. Membuang sampah pada tempatnya yaitu perilaku siswa dalam membuang

sampah pada tempat sampah yang tersedia di lingkungan sekolah

:tersediatempat pembuangan sampahyang terpisah organik dan anorganik,

membuang sampah sesuai jenis sampahnya, serta tersedianya tempat

sampah yang tertutup, tempat sampah selalu dibersihkan agar sampah

tidak berserakan.

Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,

bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.

Kriteria Objektif :

- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%

- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%

- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%

Page 48: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

48

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif, dalam hal ini

untuk memperoleh gambaran penerapan PHBS pada anak usia sekolah di SDN

01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 01 Poasia Kota Kendari pada

tanggal 14 maret sampai dengan 18 Juni 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo Soekidjo, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

siswa-siswi di SDN 01 Poasia Kota Kendari yang berjumlah sebanyak 975

siswa yang tersebar di 4 kelas yaitu,Kelas 2 = 256 siswa, kelas 3 = 244

siswa, kelas 4 = 237 siswa, kelas 5 = 238 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

siswa di SDN 01 Poasia Kota Kendari.

Page 49: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

49

a. Besaran sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu diambil sebesar 10% dari

jumlah populasi atau 10/100 x975 = 97,5 dibulatkan 98 siswa. Menurut

Arikunto (2010), apabila populasi < 100 maka sampel dapat diambil 50-

100% dan apabila jumlah > 100 maka sampel dapat diambil 10-30%.

b. Cara pengambilan sampel

Penentuan sampel ditentukan dengan stratified random sampling

yaitu pengambilan sampel yang digunakan secara acak berdasarkan

tingkat kelas sehingga diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan.

Adapun jumlah sampel tiap kelas yaitu :

1) Kelas 2 = 256 x 10 %=26 siswa

2) Kelas 3 = 244 x 10 %=24 siswa

3) Kelas 4 = 237 x 10 %=24 siswa

4) Kelas 5 = 238 x 10 %=24 siswa

Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 siswa.

c. KriteriaSampel

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu

1) Kriteria Inklusi

Sampel merupakan siswa SDN 01 Poasia, bersedia menjadi

responden, dapat membaca dan menulis.

2) Kriteria Eksklusi

a) Bukan siswa SDN 01 Poasia, tidak bersedia menjadi

responden,belum dapat membaca dan menulis (kelas 1)

b) serta siswa yang telah selesai mengikuti ujian nasional

(kelas 6).

Page 50: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

50

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelilitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner untuk mengetahui gambaran PHBS pada anak usia sekolah.

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

melalui pengisian lembar kuesioner yang meliputi data tentang

kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi, kebiasaan mencuci

tangan, kebiasaan membuang sampah dan kebiasaan memelihara kuku.

b. Data sekunder adalah data yang diambil dari jumlah murid SD dan

gambaran umum tentang SDN 01 Poasia.

2. Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan

lembar kuesioner. Sebelum ambil data peneliti mengajukan permohonan

menjadi responden (lampiran 1) untuk menjelaskan tujuan penelitian,

responden yang setuju selanjutnya menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden (lampiran 2) kemudian data diambil menggunakan

kuesioner (lampiran 3).

F. Pengolahan Data dan Analisa Data

Data yang sudah diolah dengan tahap :

1. Pengolahan Data

a. Coding yaitu memberikan kode pada data yang diperoleh dari hasil

kuesioner menurut jenisnya.

Page 51: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

51

b. Editing yaitu mengoreksi kembali data sehingga tidak terjadi

kesalahan baik dalam penempatan maupun penjumlahan dan

pengisian.

c. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap hasil jawaban kuesioner

dari responden.

d. Tabulating yaitu menyusun data – data kedalam tabel sesuai dengan

kategorinya untuk selanjutnya dianalisis.

2. Analisa Data

Data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan statistik deskriptif

untuk mengetahui besarnya persentase dari tiap – tiap variabel yang diteliti

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

fx = x k%

n (Arikunto, 2010)

Keterangan :

x : Persentase dari variabel yang diteliti

f : Frekuensi kategori variabel yang diteliti

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%)

G. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian

dinarasikan.

H. Etika Penelitian

1. Informed Concent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Page 52: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

52

Lembar persetujuan ini diberikan pada subjek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset dilakukan serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pasien

bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan

tersebut. Selanjutnya jika pasien menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

2. Anomity (tanpa nama)

Untuk menjaga keharmonisan responden. Peneliti tidak mencantumkan

namanya pada Lembar Pengumpulan Data, cukup dengan memberi inisial

nama pada masing-masing lembar tersebut.

3. Contideltiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden diamankan oleh peneliti. Hanya data-

data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset

(Nursalam, 2003).

Page 53: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

53

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 01 Poasia merupakan sekolah dasar yang

terletak di Jln. Bunggasi No. 19 Kelurahan Andunohu Kecamatan Poasia

Kota Kendari, letaknya sangat strategis mudah dijangkaun dengan

kendaraan umum dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Bunggasi

b. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Ex Gersa Mata

c. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk

d. Sebelah barat berbatasan dengan gedung

Sekolah Dasar Negeri 01 Poasia berdiri diatas tanah seluas

7.313 m2, luas bangunan 1396 m2 jumlah gedung 12 gedung, jumlah

ruangan 31 ruamgan, dan jumlah kelas 18.

Adapun guru tetap (PNS dan CPNS) 41 orang, guru tidak tetap

(Honor) 15 orang, Staf Tata usaha 4 orang, penjaga sekolah 2 orang jadi

jumlah keseluruhan 62 orang.

Page 54: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

54

2. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu :

a. Umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur RespondenDi SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

No Umur f %

1.2.3.

6 – 7 tahun8 – 9 tahun

10 – 11 tahun

264329

26,5343,8729,60

Jumlah 98 100

Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.1 menunjukkan karakteristik responden

berdasarkan umur, sebagian besar umur 8-9 tahun yaitu

43 orang (43,87%) dan sebagian kecil umur 6-7 tahun yaitu

26 orang (26,53%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis KelaminResponden Di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun2016

No Jenis Kelamin f %

1.2.

Laki-LakiPerempuan

4949

50,0050,00

Jumlah 98 100

Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.2 menunjukkan karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin perempuan yaitu 49 orang (50%) dan

laki-laki yaitu 49 orang (50%).

Page 55: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

55

c. Kelas

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas RespondenDi SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

No Kelas f %

1.2.3.4.

2345

26242424

26,5324,4924,4924,49

Jumlah 98 100

Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.3 menunjukkan karakteristik responden

berdasarkan kelas, diperoleh kelas 2, 3, 4, dan 5 masing-masing

sebanyak 24 orang (24,49%).

2. Variabel Penelitian

a. Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan Rapi

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memelihara RambutBersih Dan Rapi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016

NoKebiasaan Memelihara

Rambut Bersih dan Rapi f %

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

58

18

22

59,18

18,37

22,45

Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.4 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih

dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara rambut pada anak usia

sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%),

sebagian kecil adalah kriteria cukup yaitu 18 orang (18,37%).

Page 56: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

56

b. Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memakai PakaianBersih dan Rapi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016

NoKebiasaan Memakai

Pakaian Bersih dan Rapi f %

123

BaikCukupKurang

572714

58,1627,5514,29

Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.5 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih

dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara pakaian bersih dan rapi

pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57

orang (58,16%) dan sebagian kecil kriteria kurang yaitu 14 orang

(14,29%).

c. Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan Bersih

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memelihara KukuSelalu Pendek dan Bersih Pada Anak Usia Sekolah DiSDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

NoKebiasaan Memelihara Kuku

Selalu Pendek dan Bersih f %

123

BaikCukupKurang

264131

26,5341,8431,63

Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.6 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih

dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan

bersih pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup

yaitu 41 orang (41,84%) dan sebagian kecil adalah kriteria baik yaitu

26 orang (26,53%).

Page 57: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

57

d. Kebiasaan Membuang Sampah Pada Tempatnya

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan kebiasaan Membuang SampahPada Tempatnya Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016

NoKebiasaan Membuang

Sampah Pada Tempatnya f %

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

22

52

24

22,45

53,06

24,49

Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.7 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih

dan sehat berdasarkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya

pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52

orang (53,06%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 22 orang

(22,45%).

e. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Penerapan PerilakuHidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah DiSDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016

NoPerilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) f %

123

BaikCukupKurang

185426

18,3755,1026,53

Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016

Pada tabel 5.8 menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup

yaitu 54 orang (55,10%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 18

orang (18,37%).

Page 58: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

58

B. Pembahasan

1. Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan Rapi

Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memelihara rambut

bersih dan rapi, sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%),

sebagian kecil adalah kriteria cukup yaitu 18 orang (18,37%) dan kriteria

kurang 22 orang (22,45). Hal ini dikarenakan hasil yang dilakukan oleh

peneliti diperoleh keterangan dari siswa tersebut bahwa mereka

memelihara rambut minimal 3 hari sekali, mereka selalu mencuci rambut

bila sudah terlihat kotor menggunakan sampo serta rambut dipotong bila

sudah terlihat panjang. Perilaku ini mereka lakukan selain karena adanya

kontrol atau perhatian orang tua juga tidak berketombe, segar, da anak

dapat berkosentrasi pada saat belajar

Frekuensi terendah cukup yaitu 18 orang (18,37) tidak memelihara

rambut bersih dan rapi. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan

pemahaman anak tersebut tentang pentingnya memelihara rambut yang

bersih dan rapi, sebab berdasarkan hasil observasi nampak rambut anak

tersebut kurang bersih dan tidak rapi serta acak-acakan akibat bermain

ditempat yang berdebu.

Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat

rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau,

dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat

dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu

sekali. Mencuci rambut adalah suatu tindakan untuk membersihkan rambut

Page 59: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

59

dan kulit kepala dari kotoran dan lemak dengan menggunakan sampo dan

air. Tujuannya yaitu untuk membersihkan kulit kepala dan rambut,

mencegah terjadinya ketombe dan memberikan kesegaran serta

kenyamanan. Depkes RI (2010).

Mencuci rambut minimal dilakukan 2 kali seminggu

menggunakan shampo untuk mengurangi kuman dan minyak pada rambut.

Bila menggunakan shampo diupayakan yang tidak menimbulkan alergi

pada kulit kepala. Setelah mencuci rambut, mengeringkan rambut dengan

handuk yang bersih lalu menyisir rambut agar rapi dan tidak kusut.

Rambut harus cepat dikeringkan agar tidak masuk angin atau kedinginan.

Dampak jika tidak mencuci rambut secara teratur yaitu terdapat kutu atau

dikenal dengan istilah tinea kapitis, ketombe yang dapat menyebabkan

iritasi pada kulit kepala, menimbulkan bau, rambut rontok. Sama halnya

dengan kulit, rambut terkadang kehilangan lemak pada saat keramas

sehingga sehabis keramas perlu diberikan hair conditioner. Depkes RI

(2010).

2. Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi

Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memakai pakaian

bersih dan rapi, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57 orang

(58,16%) dan sebagian kecil kriteria kurang yaitu 14 orang (14,29%) dan

kriteria cukup 27 orang (27,55). Hal ini dikarenakan hasil yang dilakukan

oleh peneliti diperoleh keterangan dari siswa tersebut bahwa mereka selalu

mengganti pakaian sekolah minimal 2 hari sekali, mereka selalu

Page 60: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

60

mengganti pakaian sekolah bila sudah terlihat kotor, menggunakan

pakaian sekolah yang telah disetrika, serta memiliki seragam sekolah lebih

dari 2 pasang. Perilaku ini mereka lakukan selain karena adanya kontrol

atau perhatian orang tua juga karena adanya tata tertib dan aturan

kedisiplinan yang ditetapkan oleh pihak institusi SDN 01 Poasia.

Sedangkan sebagian kecil responden atau 14 orang (14,29%)

memiliki kriteria kurang dalam kebiasaan memakai pakaian bersih dan

rapi. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan pemahaman anak

tersebut tentang pentingnya menggunakan pakaian yang bersih dan rapi,

sebab berdasarkan hasil observasi nampak pakaian anak tersebut kurang

bersih dan tidak rapi.

Menurut Depkes RI (2009), memakai baju yang tidak ada

kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapi

diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan

disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter

kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. Mengganti

pakaian sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari, tujuannya yaitu untuk

mencegah bau badan, mencegah pertumbuhan bakteri akibat keringat yang

melekat pada pakaian, memberikan kenyamanan dan kesegaran. Pakaian

tidak boleh dibuat dari bahan yang kasar. Dasar kain harus lunak, harus

mudah dikenakan dan mudah dibersihkan. Pakaian lanjut harus dijaga agar

tetap rapi, karena terkadang seseorang sering tidak perduli lagi terhadap

pakaiannya. Biasanya terdapat orang yang kalau sudah senang terhadap

Page 61: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

61

pakaian tertentu, apalagi yang yang mempunyai sejarah tertentu, akan

dipakai terus menerus, misalnya hadiah dari orang tua atau teman.

3. Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan Bersih

Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memelihara kuku

selalu pendek dan bersih, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 41

orang (41,84%) dan sebagian kecil adalah kriteria baik yaitu 26 orang

(26,53%) dan kriteria kurang 31 orang (31,63). Hal ini dikarenakan

berdasarkan hasil pengisian kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti diperoleh keterangan dari siswa-siswa tersebut menunjukkan

bahwa mereka selalu menjaga kuku selalu pendek dan bersih. Perilaku ini

mereka lakukan karena disekolah mereka dilakukan pemeriksaan kuku

bagi siswa-siswi yang memiliki kuku panjang dan kotor. Selain itu pula

siswa-siswa tersebut sudah memahami bahwa kuku yang panjang dan

kotor merupakan tempat berkembang biaknya kuman sehingga dapat

menimbulkan gangguan kesehatan.

Menurut Depkes RI (2010), memotong kuku sebatas ujung jari

tangan secara teratur 1 kali / minggu dan membersihkannya sehingga

tidak hitam atau kotor. Memeriksa kuku secara rutin dapat dilakukan oleh

dokter kecil / kader kesehatan / guru UKS minimal seminggu sekali. Kuku

jari tangan dan kaki perlu mendapat perawatan. Tujuannya yaitu untuk

mencegah kuman dan bakteri bersarang pada kuku, mencegah terjadinya

infeksi atau penularan penyakit melalui garukan. Menggunting kuku

jangan terlalu pendek jangan sampai terluka, diusahakan sebelum

Page 62: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

62

menggunting kuku sebaiknya kuku direndam pada air hangat untuk

melemaskan kuku untuk memudahkan saat pemotongan. Kuku sebaiknya

pendek tidak panjang karena kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi

tempat berkembang biaknya bakteri yang apabila kita pergunakan untuk

menggaruk bagian-bagian tubuh kemungkinan terjadinya infeksi pada

kulit sangat besar.

4. Kebiasaan Membuang Sampah Pada Tempatnya

Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan membuang sampah

pada tempatnya, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52 orang

(53,06%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 22 orang (22,45%) dan

kriteria kurang 24 orang (24,49). Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil

pengisian kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh

keterangan bahwa mereka sudah dapat memahami dan pentingnya

membuang sampah pada tempatnya, selain itu pula sarana dan prasana

tempat membuang sampah sudah tersedia di masing-masing kelas dan

adanya kontrol dari guru-guru kepada siswa agar tidak membuang sampah

disembarang tempat.

Sedangkan sebagian kecil yaitu 22 orang (22,45%) masih

memiliki kriteria kurang dalam kebiasaan membuang sampah pada

tempatnya, karena data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa tersebut

masih belum disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya karena

siswa tersebut belum memiliki kesadaran yang baik tentang manfaat

membuang sampah pada tempatnya.

Page 63: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

63

Menurut Depkes RI (2010), anak sekolah/guru/masyarakat

sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan

tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik,

dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap

dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan

membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat

membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai

kuman penyakit.

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat siswa, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 54 orang

(55,10%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 18 orang (18,37%) dan

kriteria kurang 26 orang (26,53). Hal ini karena adanya guru memberikan

pengarahan pada saat upacara di Sekolah dalam mengingatkan dan

membimbing siswanya agar memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di tatanan sekolah seperti mengingatkan agar siswa memelihara

rambut bersih dan rapi, memakai pakaian yang bersih dan rapi,

memelihara kuku selalu pendek dan bersih, dan mengarahkan untuk

membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan untuk mengatasi masalah

kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, pihak sekolah berusaha

membangun sarana atau tempat sampah disetiap kelas.

Sedangkan sebanyak 26 orang (26,53%) masih memiliki perilaku

hidup bersih dan sehat dengan kriteria kurang karena siswa tersebut tidak

Page 64: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

64

melaksanakan arahan dari guru di sekolah karena kurangnya pengetahuan

dan kesadaran mereka tentang manfaat perilaku hidup bersih dan sehat.

Depkes RI (2007 : 23), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS

dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih

dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Page 65: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada anak usia sekolah

di SDN 01 Poasia Kota Kendari tahun 2016 yang di lakukan pada tanggal

14 maret sampai dengan 18 juni bahwa dari 98 responden perilaku frekuensi

tertinggi dengan kategori cukup yaitu 54 orang (55,10) dan terendah dengan

kategori baik yaitu 18 orang (18,37) berdasarkan hasil penelitian yang ada,

secara umum yaitu perilaku hidup bersih siswa :

1. Perilaku hidup bersih dan sehat Berdasarkan kebiasaan memelihara

rambut bersih dan rapi di SDN 01 Poasia Kota kendari tahun 2016

diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%), kriteria

kurang yaitu 22 orang (22,45%), dan sebagian kecil cukup yaitu 18

orang (18,37%).

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan kebiasaan memakai

pakaian bersih dan rapi pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota

Kendari Tahun 2016 diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57

orang (58,16%), kriteria cukup yaitu 27 orang (27,55%), dan sebagian

kecil kriteria kurang yaitu 14 orang (14,29%).

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan kebiasaan memelihara

kuku selalu pendek dan bersih pada Anak Usia Sekolah di SDN 01

Poasia Kota Kendari Tahun 2016diperoleh sebagian besar kriteria cukup

yaitu 41 orang (41,84%), kriteria kurang yaitu 31 orang (31,63%), dan

sebagian kecil kriteria baik yaitu 26 orang (26,53%).

Page 66: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

66

4. Perilaku hidup bersih dan sehat berdasarkan kebiasaan membuang

sampah pada anak usia sekolah di SDN 01 Poasia kota kendri tahun 2016

diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52 orang (53,06%), kriteria

kurang yaitu 24 orang (24,49%) dan sebagian kecil kriteria baik yaitu

22 orang (22,45%).

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian tentang Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada anak

usia sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari, yaitu :

1. Diharapkan kepada Pimpinan atau pengambil kebijakan dan petugas

kesehatan yang berada di SDN 01 Poasia untuk memperhatikan atau

mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang PHBS untuk

menambah pengetahuan dan wawasan agar tujuan dari PHBS dapat

tercapai.

2. Bagi setiap siswa yang berada di SDN 01 Poasia diharapkan untuk lebih

memiliki motivasi dan inisiatif yang aktif dalam melaksanakan dan

menciptakan PHBS agar terhindar dari berbagai macam masalah

kesehatan.

3. Bagi orang tua diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak baik ditatanan

rumah tangga maupun di lingkungan sekolah.

4. Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan variabel dan

menggunakan sampel yang lebih besar juga area penelitian yang lebih

luas dalam penelitian selanjutnya.

Page 67: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

67

Page 68: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rhineka Cipta.Jakarta.

Depkes RI. 2009. Pedoman Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Dirjen PPM dan PLP : Jakarta.

Depkes RI. 2010. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku HidupBersih danSehat di Tatanan Sekolah, Pusat Penyuluhan KesehatanMasyarakat.Jakarta

_________. 2010.Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta

_________.2009.Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/Kota, Pusat Promosi Kesehatan Jakarta

__________.2004.Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.Pusat PromosiKesehatan. Jakarta

__________.2007.Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, PusatPromosi Kesehatan. Jakarta

__________.2008.Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta

Djaiman. 2000. Perawatan Pada Lansia. EGC : Jakarta.

Effendy.2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. EGC:Jakarta

Friedman. 2002. Keperawatan Keluarga. EGC:Jakarta

Gie. 2001. Konsep Personal Hygiene Pada Lansia. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Hidayat. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep danProses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Kamisah.2012. Pedoman Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat TingkatPuskesmas, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Maryam. 2008. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam BerbagaiBagiannya. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Natsir. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Ghalia Indonesia : Bogor.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta.

Page 69: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

69

Nugraha. 2000. Buku Saku Psikiatrik. EGC : Jakarta.

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Geontik dan Geriatrik Edisi 3. EGC :Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Roni.2010.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Sekolah(http//www. perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-anak-sekolah.com), diakses tanggal 28Februari2016

Siburia. 2002. Perawatan Pada Lansia. EGC : Jakarta.

Soetjiningsih.1998.Tumbuh Kembang Anak. FK Universitas Udayana. EGC : Bali

Sumijatun.2010.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Sekolah (http//www.sehatgroup.web.id), diakses tanggal 28Februari 2016

Taylor. 2001. Dermatologi. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Wartona. 2004. Dermatologi. EGC : Jakarta.

Page 70: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

70

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Bapak / Ibu

Di_

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya:

Nama : Karmini

Nim : P00320013015

Sebagai mahasiswa politehnik kesehatan kemenkes kendari jurusan

keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian GAMBARAN

PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH SDN 01 POASIA

KOTA KENDARI TAHUN 2016”.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk

meluangkan waktunya menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk

menyetujui atau menolak menjadi responden. Apabil setuju, maka bapak/ibu di

persilahkan untuk menandatangani surat responden persetujuan ini.

Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya

di ucapkan terima kasih.

Peneliti

Karmini

Page 71: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

71

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang di lakukan oleh makasiswa politeknik kesehatan

kemenkes kendari juransan keperawatan. Karmini (P00320013015), dengan

judul “GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH

SDN 01 POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016”. Dan saya memahami

bahwa data ini bersifat rahasia

Demikian pernyataan ini, di buat dengan suka rela tanpa ada paksaan dari

pihak manapun, semoga dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari,............………….2016

Responden

(nama lengkap dan tanda tangan)

Page 72: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

72

KUESIONER

GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) PADA USIA SEKOLAH DI SDN 1 POASIA KOTA KENDARI

TAHUN 2016

I. Identitas Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Kelas :

II. Petunjuk pengisian :

Pilihlah item jawaban yang anda anggap benar dengan membrikan tanda ceklis

(√) pada item jawaban tersebut.

III. Variabel yang diteliti

1. Kebiasaan memelihara rambut bersih danrapi

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak1 Apakah anda selalu mencuci rambut

secara teratur 2 kali / minggu?2 Apakah anda menggunakan shampo

setiap kali mencuci rambut?3 Apakah setelah mencuci rambut anda

segera mengeringkan rambut?4 Saat mengeringkan rambut apakah

anda menggunakan handuk yangbersih?

5 Setelah mencuci rambut, apakah andamenyisir rambut dengan rapi?

2. Kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi

No :………Hari/Tgl :………

Page 73: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

73

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak1 Apakah anda mengganti pakaian 2 kali

sehari?2 Apakah anda selalu memakai pakaian

yang telah di cuci bersih ?3 Apakah anda menggunakan pakaian

yang telah disetrika?4 Apakah anda selalu mengganti pakaian

setiap kali basah akibat keringat?5 Apakah baju anda selalu di cuci setelah

di pakai ?

3. Kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersih

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak1 Apakah anda selalu memotong kuku

secara teratur1 kali / minggu?2 Apakah anda memotong kuku setiap

kali terlihat panjang?3 Apakah anda selalu membersihkan

kuku bila sudah terlihat kotor ?4 Apakah anda menggunting kuku tidak

terlalu pendek?5 Apakah guru UKS memeriksa kuku

anda secara rutin seminggu sekali?

4. Kebiasaan membuang sampah

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak1 Apakah di sekolah anda tersedia tempat

sampah yang terpisah organik dan anorganik2 Apakah anda membuang sampah ke tempat

sampah yang tersedia?3 Apakah anda selalu membuang sampah pada

tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya ?4 Apakah tempat sampah yang tersedia di

sekolah anda adalah tempat sampah tertutup ?5 Apakah tempat sampah tersebut selalu

dibersihkan sehingga sampah tidakberserakan?

Page 74: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

74

Page 75: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

75

Page 76: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

76

Page 77: HASIL PENELITIAN GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/398/1/KARYA TULIS ILMIA KARMINI.pdfKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari ... dan masyarakat lingkungan

77