hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap...

69
i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PENDIDIK DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA SISWA YANG MENGALAMI SINKOP DI SD KECAMATAN MOJOLABAN KABABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI “Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan” Oleh : Romadhona Nur Hidayat NIM S10041 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: dodat

Post on 17-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP

PENDIDIK DALAM PERTOLONGAN PERTAMA

PADA SISWA YANG MENGALAMI SINKOP

DI SD KECAMATAN MOJOLABAN

KABABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Romadhona Nur Hidayat

NIM S10041

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

i

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

i

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Hubungan

Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pendidik dalam Pertolongan Pertama

pada Siswa yang Mengalami Sinkop di SD Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat diselesaikan

dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang Tua tercinta bapak Sartono dan Ibu Tutik Handayani, yang selalu

mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segimoril,

materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

3. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Kepala Program Studi

S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Lucky Erlandi Pranianto, S.kep., Ns, selaku pembimbing II yang telah

memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

v

6. Bapak Oktavianus, S.Kep., Ns, selaku pembimbing dalam penyusunan

proposal skripsi yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan

memberikan motivasi bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

7. Seluruh partisipan yang telah berperan dalam penelitian ini dan telah

berkenan untuk menjadi partisipan yang tidak dapat disebutkan satu –

persatu.

8. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu penulis.

9. Bapak Drs. Suratnoroto Selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di Sekolah Dasar Kecamatan Mojolaban kabupaten

Sukoharjo.

10. Ibu Puji Hastuti, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Laban 01 yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD Negeri

Laban 01.

11. Bapak Sunarno, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Negeri laban 02 yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD Negeri

Laban 02.

12. Bapak Suparna, S.Pd.I Selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah GUPPI

Laban yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian

di Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Laban.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

vi

13. Kakak-kakak tercinta, (Mas Goro dan Mbak Lilis) yang selalu memberikan

motivasi dan dana bagipenulis, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

14. Adik-adik tersayang (Dik Ana dan Dik Ani) yang selalu mendoakan,

memberikan motivasi dan seemangat kepada penulis, sehingga skripsi ini

dapat selesai dengan baik.

15. Sahabat PAIDI (Pino, Azis, Irawan, Indro) dan teman – teman seperjuangan

dan seangkatan yang tak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan

dukungan kepada penulis.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan

kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari

berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, 13 Juni 2014

Romadhona

NIM. S10041

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

ABSTRAK .........................................................................................................xv

ABSTRACT .......................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................5

1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................5

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................5

1.4.1 Peneliti .........................................................................5

1.4.2 Institusi Pendidikan ......................................................5

1.4.3 Masyarakat ...................................................................6

1.4.4 Peneliti Lain .................................................................6

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

viii

1.5 Keaslian Penelitian ................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ......................................................................9

2.1.1 Pendidik .......................................................................9

2.2.1 Siswa ...........................................................................10

2.3.1 Pengetahuan .................................................................10

2.4.1 Sikap ............................................................................15

2.5.1 Sinkop ..........................................................................20

2.2 Kerangka Teori .....................................................................26

2.3 Kerangka Konsep .................................................................27

2.4 Hipotesis Penelitian ..............................................................27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 28

3.2 Populasi dan Sampel 28

3.2.1 Populasi 28

3.2.2 Sampel 29

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 30

3.3.1 Tempat Penelitian ........................................................30

3.3.2 Waktu Penelitian .........................................................30

3.4 Variabel, Definisi, dan Skala Pengukuran 31

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 31

3.5.1 Alat Penelitian .............................................................31

3.5.2 Cara Pengumpulan Data ..............................................32

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

ix

3.5.3 Tahap Pengumpulan Data ...........................................32

3.5.4 Tahap Pelaksanaan ......................................................33

3.5.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................33

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 36

3.6.1 Pengolahan data ...........................................................36

3.6.2 Analisa Data ................................................................37

3.7 Etika Penelitian 37

3.7.1 Informed Consent ........................................................37

3.7.2 Anonymity ....................................................................38

3.7.3 Confidentiality .............................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat ..................................................................39

4.1.1 Karakteristik Responden .............................................39

4.1.2 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop 41

4.1.3 Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 41

4.2 Analisa Bivariat ....................................................................42

4.2.1 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 42

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop 45

5.2 Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 46

5.3 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

x

Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 47

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan 49

6.1.1 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop 49

6.1.2 Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 49

6.1.3 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

Sikap Pertolongan Pertama Sinkop 49

6.2 Saran 49

6.2.1 Institusi Pendidikan 49

6.2.2 Pelayanan Kesehatan 50

6.2.3 Masyarakat 50

6.2.4 Peneliti Lain 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

1.1

Judul Tabel

Keaslian Penelitian

Halaman

6

3.1

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

Variabel, Definisi Operasional, dan Skala

Pengukuran

Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia

Responden di SD Kecamatan Mojolaban

Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin

Responden di SD Kecamatan Mojolaban

Distribusi Frekuensi Karakteristik Masa Kerja

Responden di SD Kecamatan Mojolaban

Distribusi Frekuensi Karakteristik Pelatihan

UKS Responden di SD Kecamatan Mojolaban

Tingkat pengetahuan tentang Sinkop di SD

Kecamatan Mojolaban

Sikap Pertolongan Pertama Sinkop di SD

Kecamatan Mojolaban

Hasil uji korelasi gamma tentang hubungan

tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik

dalam pertolongan pertama sinkop

31

39

40

40

41

41

41

42

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar

Halaman

2.1 Hubungan Sikap dengan Perilaku 16

2.2 Pengaruh Sikap Terhadap Diri Sendiri 20

2.3 Skema Kerangka Teori 26

2.4 Skema Kerangka Konsep 27

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : F.01 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 3 : F.02 Pengajuan Persutujuan Judul

Lampiran 4 : F.04 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : F.05 LembarOponent

Lampiran 6 : F.06 Lembar Audience

Lampiran 7 : Permohonan Pengantar Untuk Studi Pendahuluan

Lampiran 8 : Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9 : Balasan Surat Ijin Uji Validitas dan Reliablitas

Lampiran 10 : Surat Permohonan Calon Responden

Lampiran 11 : Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 12 : Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13 : Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 14 : F.07 Pengajuan Ijin Penelitian

Lampiran 15 : Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 16 : Surat Izin Penelitian / Survey

Lampiran 17 : Surat Permohonan Calon Responden Penelitian

Lampiran 18 : Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 19 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 20 : Hasil Analisis SPSS Penelitian

Lampiran 21 : Balasan Surat Penelitian

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xiv

Lampiran 22 : Poster

Lampiran 23 : Dokumentasi

Lampiran 24 : Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 25 : Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Lampiran 26 : Lembar Konsultasi Penguji

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xv

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Romadhona Nur Hidayat

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pendidik dalam

Pertolongan Pertama pada Siswa yang Mengalami Sinkop

di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Jatuh pingsan (sinkop) adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk

sesaat (beberapa detik hingga beberapa menit) yang menyebabkan seseorang

terjatuh secara mendadak. Pertolongan pertama sinkop dipengaruhi oleh

pengetahuan yang baik dan sikap dalam pertolongan yang tepat dan cepat.

Pertolongan pertama sinkop di Sekolah Dasar (SD) banyak dilakukan oleh

pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain

cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pendidik yang

bekerja di SD Negeri Laban 01, 02 dan MI GUPPI di Kelurahan Laban

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah30 sampel.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling. Penelitian ini

menggunakan uji Korelasi Gamma. Hasil didapatkan nilai korelasi gamma 0,506

dengan p value 0,041 (p < 0,05). Dengan demikian kekuatan hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo termasuk

dalam kategori sedang dan arah korelasi + (positif) yaitu searah.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop. Dengan demikian diharapkan pendidik dapat bekerja sama

dengan instansi kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan

pelatihan tentang kesehatan kususnya terampil dalam penanganan sinkop.

Kata Kunci: Pendidik, Sinkop, Pengetahuan, Sikap.

Daftar Pustaka : 37 (2000 – 2013)

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

xvi

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA

2014

Romadhona Nur Hidayat

The Correlation between Knowledge Level and Attitude of Educators in First

Aids for Students Experiencing Syncope at Primary Schools of Mojolaban

Sub-district, Sukoharjo Regency

ABSTRACT

Syncope is defined as transient loss of consciousness and postural tone

(several seconds to several minutes) which causes one to fall suddenly. The first

aids for those experiencing syncope are affected by good knowledge and attitude

in appropriate and quick aids. The first aids for the syncope students at Primary

Schools are done by teachers.The objective of this research is to investigate the

correlation between knowledge level and attitude of educators in first aids for

students experiencing syncope.

This research used the correlational quantitative method with the cross-

sectional design. The samples of the research were taken by means of the cluster

random sampling. They were educators as many as 30 of State Primary School

Laban 01, State Primary School Laban 02, and Islamic Primary School GUPPI of

Laban ward, Mojolaban sub-district, Sukoharjo regency. The data of the research

were analyzed by using Gamma Correlation Test.

The result of the analysis shows that the value of Gamma correlation test

is 0.506 with the value of p = 0.041 which is smaller than 0.05. Thus, the strength

of the correlation between knowledge level and attitude of educators in first aids

for the students experiencing syncope at Primary Schools in Mojolaban sub-

district, Sukoharjo regency belongs to moderate category and the direction of

correlation is positive or unidirectional.

The result of research shows that there is a correlation between knowledge

level and and attitude of educators in first aids for the students experiencing

syncope at Primary Schools in Mojolaban sub-district, Sukoharjo regency.

Therefore, the educators are expected to cooperate with health institutions in their

regions to materialize training on health particularly the skills for handing

syncope.

Keywords: Educators, syncope, knowledge, and attitude

References: 37 (2000 – 2013)

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebanyakan orang pernah jatuh dalam suatu keadaan pingsan.

Penyebabnya adalah panas disertai dehidrasi, tekanan emosi, posisi tubuh

yang naik mendadak seperti dari jongkok ke berdiri, sakit perut, berdiri

terlalu lama, kehilangan darah, batuk-batuk, nyeri saat buang air kecil,

pengobatan tertentu, merosotnya kadar gula darah (hipoglikemi) dan

gangguan jantung (Saubers 2011). Penyebab pingsan dapat dikatakan tidak

secara pasti, karena ada kekurangan darah dalam otak, hingga terlalu

sedikit memperoleh zat asam. Tanda – tanda adanya perasaan pingsan

adalah kram, terlihat gugup, menguap dan menelan, kulit pucat, lembab,

ingin muntah dan perasaan pusing melayang – layang, serta rasa

mendengung di telinga (Steven 2000).

Di Amerika diperkirakan 3% dari kunjungan pasien digawat

darurat disebabkan oleh sinkop dan merupakan 6% alasan seseorang

datang kerumah sakit. Angka rekurensi dalam 3 tahun diperkirakan 34%.

Sinkop sering terjadi pada orang dewasa, insiden sinkop meningkat

dengan meningkatnya umur. Hamilton mendapatkan sinkop sering pada

umur 15-19 tahun, lebih sering pada wanita dari pada laki-laki, sedangkan

pada penelitian Framingham mendapatkan kejadian sinkop 3% pada laki-

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

2

laki dan 3,5% pada wanita, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan

wanita. Penelitian Framingham di Amerika Serikat tentang kejadian

sinkop dari tahun 1971 sampai 1998 (selama 17 tahun) pada 7814

individu, bahwa insiden sinkop pertama kali terjadi 6,2/1000 orang/tahun.

Sinkop yang paling sering terjadi adalah sinkop vasovagal (21,1%), sinkop

kardiak (9,5%) dan 36,6% sinkop yang tidak diketahui penyebabnya.

Sedangkan di Eropa dan Jepang kejadian sinkop adalah 1-3,5%. Sinkop

vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak, kemudian diikuti

oleh sinkop kardiak (Alimurdianis 2010).

Pemicu umum untuk sinkop dalam beberapa posisi penurunan

frekuensi berdiri adalah rasa sakit (12,77%), bau (10,64%), ketakutan

(8,51%), dan melihat darah (4,26%). Sementara di terlentang dan posisi

duduk, bau (50% dan 18,75%, masing-masing), dan rasa sakit (16,67%

dan 12,50%, masing-masing) adalah pemicu umum. Sinkop situasional

terlihat pada berdiri (17,12%) dan posisi duduk (4,5%). Micturation

(16,22%) adalah pemicu umum di antara berbagai penyebab sinkop

situasional, sedangkan batuk (12,50%), tertawa (6,25%), dan buang air

besar (6,25%) yang ditemui dalam posisi duduk. Pemicu lain seperti

gerakan kepala, kurang tidur, melihat darah, keracunan alkohol, angkat

berat, membaca, konsentrasi, gelisah, bermain, dan membersihkan telinga

yang jarang, berdiri terlalu lama (35.59%) adalah keadaan umum,

mendahului episode syncopal, terutama sambil berdiri dalam antrian

dikeramaian, terutama di musim panas (Khadilkar 2013).

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

3

Jatuh pingsan biasanya terjadi secara mendadak. Pingsan dapat

disebabkan akibat penderita terlalu lama berada di bawah terik sinar

matahari. Gejala ringan yang sering terjadi pada penderita sinkop adalah

kelelahan yang menyeluruh, sakit kepala atau pusing, mata berkunang –

kunang, haus, nafas sesak dan pendek. Pingsan bisa juga disebabkan

penyakit luar (cuaca angin panas) atau penyakit dalam yaitu emosi atau

keterkejutan (Sukanta 2008).

Seseorang yang mengalami sinkop dapat diatasi dengan cara yang

sederhana. Pasien dibaringkan dengan kaki ditinggikan untuk

memperbaiki aliran darah ke otak, jaga agar aliran darah di sekitar cukup

baik, dan longgarkan pakaiannya. Pasien yang kemudian terlihat sadar

langsung diberikan minuman manis untuk menaikkan tingkat gula

darahnya, jika seseorang kehilangan kesadaran dan belum siuman, segera

lakukan pertolongan pertama dan bawa ke rumah sakit (Smith 2006).

Kejadian pingsan biasa terjadi di sekolah – sekolah seperti SD,

SMP, dan SMA atau sekolah lainnya yang mengadakan upacara rutin

setiap hari senin. Referensi diatas telah menyebutkan bahwa pingsan

banyak terjadi karena penderita terpapar langsung dengan sinar matahari,

oleh karena itu perlunya pembekalan bagi setiap guru untuk dapat

menangani kasus pingsan yang terjadi pada siswanya.

Studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri Laban 01

Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo didapatkan informasi dari

kepala sekolah bahwa setiap upacara bendara hari senin ada kurang lebih 3

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

4

siswa yang mengalami pingsan atau sinkop dalam satu bulan. Menurut

kepala sekolah penanganan tentang kesehatan lebih banyak dilakukan oleh

guru olahraga. Hal ini berkaitan dengan peran dan fungsi dari guru olahraga

merangkap sebagai guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tugas guru UKS

adalah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan kejadian-

kejadian yang membahayakan siswanya di sekolah.

Kejadian pingsan dan kecelakaan pada siswa di sekolah dapat

terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu semua guru sebaiknya mampu

menguasai penatalaksanaan siswa yang mengalami pingsan di sekolah.

Penguasaan suatu tindakan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya

adalah pengetahuan. Pengetahuan yang lebih luas akan mempengaruhi sikap

untuk berubah atau menetap (Gunarsa 2008).

Uraian diatas melandasi penulis untuk meneliti tentang

pengetahuan pendidik terhadap penanganan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap

pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop ?

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam

pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD kecamatan

mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pendidik tentang pertolongan

pertama sinkop.

1.3.2.2 Mengidentifikasi sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa

yang mengalami sinkop.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam

pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Peneliti

Peneliti dapat mengetahui apakah tingkat pengetahuan pendidik tentang

sinkop memiliki hubungan dengan sikap pendidik dalam melakukan

pertolongan pertama saat terjadi sinkop dan peneliti dapat memberikan

pendidikan kesehatan terhadap subyek penelitian.

1.4.2 Institusi Pendidikan

Menambah literatur tentang penelitian, sehingga dapat menambah

pengetahuan dalam institusi.

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

6

1.4.3 Masyarakat

Menambah pengetahuan tentang pertolongan pertama yang harus

dilakukan saat terjadi sinkop dan masyarakat dapat mengaplikasikan.

1.4.4 Peneliti Lain

Peneliti lain dapat mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan serta

dapat menambah pengetahuan peneliti tersebut. Peneliti lain dapat

melakukan penelitian yang sama dengan responden yang berbeda tempat,

sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan.

1.5 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang terkait dengan Penangan Sinkop

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil

Satish V.

Khadilkar,

Rakhil S.

Yadav dan

Kamlesh

A Jagiasi

Are syncope in

sitting and supine

position different ?

Body positions and

syncope : A study

of 111 patients

Penelitian ini

menggunakan

studi prospektif

Hasil penelitian

bahwa sinkop dapat

terjadi pada semua

posisi tubuh dan

lebih dari satu posisi

pada pasien individu.

Birsen

Arici,

Mirjam

Maeder,

Philipp

Schuetz,

Beat

Mueller

dan

Werner

C.Albrich

Potential Role of

Biomarkers in the

Management of

Syncope

Penelitian ini

menggunakan

studi

observasional

Hasil bahwa peneliti

menemukan

biomarker yang

berkorelasi dengan

efek samping dengan

demikian dapat

meningkatkan

penilaian risiko pada

pasien dengan

sinkop.

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

7

Penelitian Judul Metode Hasil

Glend L.

Sumner,

M.D.,

F.R.C.P(C

), M.

Sarah

Rose,

Ph.D.,

Mary Lou

Koshman,

R.N.,

Debbie

Ritchie,

R.N., and

Robert S.

Sheldon,

M.D., Ph.

D.,

F.R.C.P.

(C)

Recent History of

Vasovagal Syncope

in a Young,

Referral-Based

Population Is a

Stronger Predictor

of Recurrent

Syncope Than

Lifetime Syncope

Burden

Penelitian ini

menggunakan

studi kohort

retrospektif

hasil penelitian

Jumlah

kejadiansinkoppada

tahun

sebelumevaluasi

klinisadalah

prediktor

terbaikdarisinkopkek

ambuhan.

rekuensisinkopvasov

agalpada tahun

sebelumpresentasikli

nisungguldengan

totalseumur

hidupnomorsinkopse

bagai

prediktorsinkopkeka

mbuhanpada

tahunberikutnya.

Sejarahtidaksinkopdi

bandingkan

dengansinkoppada

tahun

sebelumnyadikaitkan

dengan

probabilitas1tahun7

% dibandingkan

dengan 46%

untuksinkopkekamb

uhan

Jonathan

A. Bolles,

MD,

Philip J.

Gentlesk,

MD, Paul

C. Lewis,

PhD,

Ronald D.

Ross, MD,

PhD,

Robert E.

Eckart,

DO

Resource

Utilization in the

Management of

Young Patients

with Syncope in a

Combat Theater of

Operations

Penelitian ini

menggunakan

Retrospektif

review

Hasil penelitian

bahwa mayoritas

kasus sinkop dalam

dewasa muda

menyebabkan risiko

kematian. Hasil dari

penelitian

mengidentifikasi

848pasien

dengansinkop.

Sebagian besar

(80,8%) berada di

bawahusia 40.

HasildiagnostikEKG

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

8

adalah 2,0%.

Dalam<40 tahun,

tidak

adakepalaCTatauEch

ocardiogramstransth

oracicyangmengiden

tifikasipenyebabsink

op.

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pendidik

2.1.1.1 Pengertian

Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional mengkarakteristikan bahwa guru termasuk kelompok tenaga

kependidikan khususnya tenaga pendidik yang bertugas untuk

membimbing, mengajar, dan atau melatih pesera didik (Surya 2004).

Guru sebagai pengajar atau pendidik harus mempunyai

“pemahaman” (understanding) agar (1) dapat melihat hubungan-hubungan

dalam perilaku manusia yang menurut pandangan sepintas tidak nampak,

(2) menjelaskan perilaku dari berbagai aspek dan titik pandang,

mengembangkan kesadaran peranan faktor-faktor penting dalam perilaku,

menemukan sebab-sebab perilaku, dan (3) membuat prediksi-prediksi yang

akurat mengenai perilaku. Seorang guru akan terperangkap dalam reaksi

terhadap perilaku anak didik sebagai akibat latar belakang atau karena

aspek-aspek lain yang bermakna apabila tanpa pemahaman (Ali 2007).

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

10

2.2.1 Siswa

2.2.1.1 Pengertian

Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Pada umumnya siswa adalah remaja

masih belajar di sekolah menengah atau perguruan tinggi. Rata-rata remaja

menyelesaikan sekolah lanjutan pada usia kurang lebih 18 tahun. Siswa

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal

maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis

pendidikan tertentu (Megawati 2010).

2.3.1 Pengetahuan

2.3.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba (Notoatmodjo 2003).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin

luas pula pengetahuannya (Wawan & Dewi 2011). Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan & Dewi 2011).

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

11

2.3.1.2 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang ada 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara

benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil

(nyata).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen

tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu dengan yang lainnya .

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan

atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

12

f. Evaluasi (Evaluation)

Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo

2003).

2.3.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

a. Cara Tradisional

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan “kemungkinan” dalam memecahkan masalah dan

apabila “kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan masyarakat

formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya

baik berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi masa lalu.

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

13

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode

penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmodjo 2003).

2.3.1.4 Proses perilaku “Tahu”

Proses perilaku ada 5, yaitu :

a. Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik)

Dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang)

Dimana individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan

terhadap stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial

Dimana individu ini mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption

Adaptasi dan sikap individu terhadap stimulus (Wawan & Dewi 2011).

2.3.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

14

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih banyak merupakan

cara mencari nafkah yang membosankan, menyita waktu, berulang

dan banyak tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja

(Wawan & Dewi 2011).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

15

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan &

Dewi 2011).

2.3.1.6 Kriteria tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : 76 % - 100 %

b. Cukup : 56 % - 75 %

c. Kurang : < 56 % (Arikunto 2006).

2.4.1 Sikap

2.4.1.1 Pengertian

Sikap adalah pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang

bertingkah laku ketika seseorang menyukai atau tidak menyukai sesuatu.

Sikap sendiri mengandung tiga komponen yaitu : kognisi, emosi dan

perilaku serta bisa konsisten dan bisa juga tidak, tergantung permasalahan

apa yang mereka hadapi (Poespodihardjo 2010).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan (Maulan 2009).

Sikap atau “attitude” digunakan untuk menunjukkan status mental

individu. Sikap individu selalu diarahkan kepada suatu hal atau objek

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

16

tertentu dan sifatnya masih tertutup. Manifestasi sikap tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup

tersebut. Sifat yang tertutup, sikap juga bersifat sosial, dalam arti bahwa

sikap kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain. Sikap

menuntun perilaku kita sehingga kita akan bertindak sesuai dengan dengan

sikapyang kita ekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah

laku nyata dan perilaku yang mungkin terjadi itulah yang dimaksud

dengan sikap. Individu memiliki sikap terhadap bermacam-macam objek,

mungkin benda, orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, lembaga

dan sebagainya.

Sikap menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial. Sikap menuntun perilaku seseorang

sehingga seseorang akan bertindak sesuai dengan sikap. Berikut ini

gambar hubungan sikap dengan perilaku.

Gambar 2.1 Hubungan sikap dengan perilaku (Sunaryo 2004)

STIMULUS PROSES

STIMULUS REAKSI

TINGKAH LAKU

TERBUKA

SIKAP

(TERTUTUP)

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

17

Sikap masih merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,

bukan pelaksana motif tertentu. Sikap itu belum merupakan tindakan atau

aktifitas, tetapi merupakan suatu kecenderungan (predisposisi) untuk

bertindak terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek tersebut (Sunaryo 2004).

2.4.1.2 Objek dan komponen sikap

Objek-objek sikap adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu

sendiri dan dapat juga berasal dari lingkungan fisik serta lingkungan

sosial. Komponen-komponen sikap adalah : kognitif, afektif dan konatif

(Poespodihardjo 2010).

a. Komponen kognitif ( komponen perceptual )

Komponen yang berisi kepercayaan yang berhubungan

persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan

diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi,

kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.

b. Komponen afektif (komponen emosional).

Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif

individu terhadap objek sikap, baik bersikap positif (rasa senang)

maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak

dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar

terhadap objek sikap tersebut.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

18

c. Komponen konatif (komponen perilaku).

Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan

bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya (maulana 2009).

2.4.1.3 Fungsi sikap

Sikap memiliki lima fungsi, yakni sebagai berikut :

a. Fungsi instrumental, yaitu sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis

atau manfaat dan menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.

b. Fungsi pertahanan ego, yaitu sikap yang diambil untuk melindungi

diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.

c. Fungsi nilai ekspresi, yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang ada

pada dirinya. Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang

diambil individu yang bersangkutan.

d. Fungsi pengetahuan, Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu,

ingin mengerti, ingin banyak mendapat pangalaman dan pengetahuan,

yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Fungsi penyesuaian sosial, yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk

adaptasi dengan lingkungannya (Maulana 2009).

2.4.1.4 Pembentukan dan perubahan sikap

Pembentukan dan perubahan sikap dapat disebabkan oleh situasi

interaksi kelompok dan situasi komunikasi media.Semua kejadian tersebut

mendapatkan pengalaman dan pada akhirnya akan membentuk keyakinan,

perasaan serta kecenderungan berperilaku. Beberapa cara untuk

membentuk atau mengubah sikap individu adalah sebagai berikut :

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

19

a. Adopsi

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kegiatan

yang berulang dan terus menerus sehingga lama-kelamaan secara

bertahap akan diserap oleh individu.

b. Differensiasi

Terbentuk dan berubahnya sikap karena individu telah memiliki

pengetahuan, pengalaman, inteligensi dan bertambahnya umur. Hal

yang pada awalnya dipandang sejenis, sekarang dipandang tersendiri

dan lepas dari jenisnya sehingga membentuk sikap tersendiri.

c. Integrasi

Sikap terbentuk secara bertahap, diawali dari pengetahuan dan

pengalaman terhadap objek sikap tertentu.

d. Trauma

Pembentukan dan perubahan sikap terjadi melalui kejadian yang

tiba-tiba dan mengejutkan sehingga menimbulkan kesan mendalam.

e. Generalisasi

Sikap terbentuknya dan berubah karena pengalaman traumatik

pada individu terhadap hal tertentu dapat menimbulkan sikap tertentu

(positif atau negatif) terhadap semua hal (Maulana 2009).

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

20

Berikut gambar pengaruh sikap terhadap diri individu.

Gambar 2.2 Pengaruh sikap terhadap diri sendiri (Maulana 2009).

2.5.1 Sinkop

2.5.1.1 Pengertian

Sinkop yaitu hilangnya kesadaran secara sementara yang di

sebabkan oleh menurunnya sirkulasi darah ke otak atau terhentinya fungsi

normal otak (Callaham &barton 1997).

Jatuh pingsan adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk

sesaat (beberapa detik hingga beberapa menit) yang menyebabkan

seseorang terjatuh secara mendadak (Saubers 2011).

FAKTOR INTERNAL

• Fisiologis

(sakit, lapar, haus)

• Psikologis

(minat dan perhatian)

FAKTOR EKSTERNAL

• Pengalaman

• Situasi

• Norma

• Hambatan

• Pendorong

SIKAP

REAKSI

OBJEK

SIKAP

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

21

Penyebab sinkop dapat di katakan tidak secara pasti, karena ada

kekurangan darah dalam otak, sehingga otak terlalu sedikit memperoleh

zat asam. Tanda – tanda adanya perasaan pingsan adalah kram, terlihat

gugup, menguap dan menelan, kulit pucat, lembab, ingin muntah dan

perasaan pusing melayang – layang, serta rasa mendengung di telinga

(Steven 2000). Penyebab sinkop dipengaruhi oleh stimulus yang

menghasilkan respon berlebihan di bagian sistem syaraf yang mengatur

fungsi-fungsi tubuh yang di kontrol syaraf tak sadar seperti detak jantung

dan aliran darah. Respon yang terpicu di karenakan tekanan jantung dan

tekana darah merosot tajam, sehingga mengurangi aliran darah ke otak,

menyebabkan korban jatuh pingsan (Saubers 2011).

2.5.1.2 Penyebab sinkop

Tanda-tanda pingsan yaitu suatu lingkungan yang panas disertai

dehidrasi, posisi tubuh yang naik mendadak seperti dari jongkok ke

berdiri, sakit perut, berdiri terlalu lama, kehilangan darah, buang air kecil

disertai nyeri, hipoglikemi dan gangguan jantung (Saubers 2011).

Penyebab sinkop juga dipengaruhi oleh segala bentuk emosi, seperti

ketakutan, sakit, terkejut, melihat darah, atau melihat peristiwa kecelakaan

(Stevens dkk 2000).

Sinkop dibagi 5 bagian besar menurut etiologinya :

a. Neurally mediated syncopal syndromes : sinkop vasovagal, sinkop sinus

karotis, sinkop situasional (sinkop karena adanya perdarahan akut,

sinkop akibat batuk, bersin)

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

22

b. Disfungsi otonom : sindromedisfungsi otonom primer (disfungsi

otonom murni, atropi sistem multipel, penyakit parkinson dengan

disfungsi otonom)

c. Sinkop akibat aritmia jantung : disfungsi nodus SA, gangguan konduksi

atrioventrikular.

d. Penyakit struktural jantung atau kardio pulmoner

e. Serebrovaskuler : subclavian steal syndrome (Dewanto dkk 2009).

2.5.1.3 Anamnesis

Anamnesis sinkop meliputi episode sinkop yang mencakup; faktor

pencetus, aktivitas sebelum terjadinya sinkop, posisi pasien (berdiri, duduk

atau tidur) saat serangan sinkop dapat membantu membedakan sinkop

kardiogenik atau nonkardiogenik.Klinisi juga disarankan untuk

mengumpulkan informasi mengenai gejala-gejala sebelum timbulnya

sinkop.

Rasa ingin pingsan, kepala terasa ringan, vertigo, kelemahan,

diaforesis, perasaan tidak nyaman di perut, mual, penglihatan kabur, pucat

dan parestesia sering terjadi sebelum sinkop. Sepertiga dari pasien

(terutama lansia) hanya menampilkan sedikit gejala prodromal, bahkan

ada yang tidak mengalaminya. Pada kasus kasus demikian biasanya diikuti

oleh trauma fisik, misalnya terjatuh.

Riwayat pengobatan harus diteliti dengan seksama, terutama obat-

obat yang sering dihubungkan dengan penyebab sinkop, antara lain :

a. Obat-obat yang menurunkan tekanan darah

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

23

b. Obat-obat yang mempengaruhi curah jantung

c. Obat-obat yang memperpanjang interval Q-T (sepertiga dari setiap

siklus detak jantung)

d. Obat-obat yang mempengaruhi kesadaran

2.5.1.4 Pemeriksaan fisik dan penunjang

a. Pemeriksaan jantung yang menyeluruh dan lengkap dapatmemberikan

gambaran mengenai etiologi sinkop.

b. Tanda-tanda vital.

c. Pemeriksaan neurologis sebagai barometer perbaikan ataupun

perburukan gejala. Status mental biasanya normal.

d. Identifikasi trauma

e. Beberapa pemeriksaan bedside dapat membantu menunjukkan sumber

sinkop

f. Pemeriksaan EKG 12 sadapan

2.5.1.5 Pemeriksaan neurologi

Pemeriksaan neurologis pada sinkop meliputi jenis gangguannya

yaitu, disfungsi autonom, gangguan serebrovaskuler, nonsyncopal attact,

dan evaluasi psikiatrik. Pada disfungsi autonom, sistem saraf autonom

tidak mampu menyesuaikan pada perubahan posisi sehingga menyebabkan

hipotensiortostatik dan sinkop. Derajat sinkop didasarkan pada lamanya

pasien dapat berdiri sebelum akhirnya duduk. Hipotensi dan gangguan

miksi merupakan jenis disfungsi otonom lainnya (Dewanto dkk 2009).

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

24

Gangguan serebrovasculer juga merupakan salah satu tanda

penyebab terjadinya sinkop. Gangguan tersebut dikarenakan steal

syndromes dan TIA. Steal syndrom ini terjadi stenosis pada bagian

proximal arteri subclavicula (ditandai dengan bruit pada leher bawah dan

penurunan tekanan darah serta volume nadi lengan ipsilateral) yang dapat

menyebabkan aliran retrograd arteri vertebralis ke bawah saat lengen di

gerakkan (Ginsberg 2007). TIA (Transient Ischemic Attack) merupakan

gangguan fungsi otak singkat yang reversibel akibat hipoksia serebral

(Corwin 2009).

Nonsyncopal attact menjadi pemicu terjadinya sinkop meliputi

epilepsi yang disebabkan oleh lepasnya listrik paroksismal dalam neuron

serebral yang menyebabkan berbagai pola klinis berbeda termasuk sinkop

(Rubenstein dkk 2007). Katapleksi juga termasuk ke dalam nonsyncopal

attact. Penderita katapleksi mengalami serangan tiba-tiba dan hilangnya

kelenturan otot temporal pada tubuh, sehingga seluruh otot lurik dalam

tubuh terpengaruh dan bisa memicu terjadinya sinkop (Rafknowledge

2004). Jenis nonsyncopal attact yang terakhir adalah drop attact yang

merupakan kehilangan tonus otot yang tiba-tiba (Ginsberg 2007).

2.5.1.6 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan sederhana

Baringkan pasien terlentang dengan kaki ditinggikan untuk

memperbaiki aliran darah ke otak. Jaga agar aliran udara disekitar

cukup baik, dan kendurkan pakaiannya. Bila yakin bahwa pasien

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

25

sepenuhnya sadar, tawarkan minuman manis untuk menaikkan gula

darahnya. Bila pasien kehilangan kesadaran dan belum siuman dalam 3

menit, segera lakukan pertolongan pertama dan bawalah ke rumah sakit

(Smith 2006).

b. Indikasi rawat

Pertimbangan merawat pasien sinkop di rumah sakit didasarkan

pada 2 tujuan, yaitu tujuan diagnosis, dan terapi. Kasus sinkop yang

pada evaluasi awal belum diketahui penyebabnya dapat di rawat di

rumah sakit. Pasien yang telah didiagnosis pada evaluasi klinis awal,

keputusan merawat pasien di rumah sakit tergantung pada prognosis

dari etiologi yang mendasari sinkop dan perawatan yang dibutuhkan.

Terapi yang di dapatkan pada pasien sinkop meliputi terapi non

farmakologis (pencegahan sekunder, ekspansi volume, latihan

ortostatik) dan pengobatan farmakologis seperti penyakit-β, agonis-α

dan alat pacu jantung (Dewanto 2009).

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

26

2.2 Kerangka Teori

Keterangan : : Tidak termasuk dalam komponen penelitian

: Komponen penelitian

Gambar 2.3 Skema Kerangka Teori (Annisa 20012)

Gejala/Tanda-tanda

• Terlihat Gugup, pucat

• Sering menguap dan

menelan

• Rasa mendengung di

telinga

• Segala bentuk emosi,

seperti

ketakutan,terkejut.

Penyebab

• Lingkungan panas disertai

dehidrasi

• Posisi tubuh yang naik

mendadak seperti dari jongkok

ke berdiri

• Sakit perut

• Berdiri terlalu lama

• Kehilangan darah

• Belum sarapan

• Melihat darah atau melihat

peristiwa kecelakaan.

• Pusing melayang-layang

Sinkop

Penatalaksanaan

Sinkop

Sederhana Farmakologi

s

Sikap Pengetahuan

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

27

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.4 Skema Kerangka Konsep (Wawan&Dewi 2011)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi keilmuan yang dilandasi oleh kerangka konseptual

penelitian dan merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

dihadapiserta dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta empiris. Hipotesis

yang digunakan adalah H1

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap

pertolongan pertama sinkop

H1 : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap

pertolongan pertama sinkop

Hipotesis dalam Penelitian ini Adalah Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan

sikap terhadap pertolongan pertama sinkop.

Pengetahuan Pendidik

tentang Sinkop Sikap Pendidik dalam

Prnanganan Sinkop

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan

hubungan korelatif antarvariabel (Nursalam 2011). Hubungan dalam

penelitian ini menggunakan hubungan Kausal yaitu hubungan yang

bersifat sebab akibat (Sugiono 2010). Penelitian korelasional biasanya

dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara serentak

dari suatu kelompok subjek.

Desain pada penelitian ini adalah cross-sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2011).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam 2011). Apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Arikunto 2010).

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

29

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pendidik yang bekerja

di Sekolah Dasar Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo sebanyak

448 responden.

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam 2011). Sampel pada penelitian ini

adalah poendidik yang berada di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Pendidik yang berada di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo

Kriteria eksklusi Pendidik yang berada di SD kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:

1. Pendidik yang sakit pada saat pembagian kuesioner

2. Pendidik yang sedang cuti

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo sebanyak 30 responden yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Cluster Sampling

yaitu pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau lokasi penelitian

dengan karakteristik yang berbeda (Nursalam 2011).

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

30

Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah Seluruh

Pendidik di SD yang berada di Kelurahan Laban, kecamatan mojolaban

kabupaten Sukoharjo yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi

sebanyak 30 responden. Pada masing-masing SD diambil sampel sebagai

berikut untuk SD Laban 01 diambil 11 Responden, SD Laban 02 diambil

10 Responden dan SD Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Laban diambil 9

Responden. Semua Sekolah Dasar tersebut berada di satu desa yaitu di

Desa Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di beberapa Sekolah Dasar yang

berada di Kecamatan Mojolaban yaitu di SD Laban 01, Laban 02 dan

Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Laban.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan 4 Desember 2013 sampai 12 Mei 2014

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

31

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 DefinisiOperasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Score AlatUkur Skala

Independen

Pengetahuan

tentang

penanganan

pertama

sinkop

Merupakan

pemahaman

pendidik

tentang

penanganan

sinkop

Tingkat

pengetahuan

i.Kategori Kurang

yaitu menjawab

benar < 56% dari

yang diharapkan

ii.Kategori cukup

yaitu menjawab

benar 56%-

75%dari yang

diharapkan

iii.Kategori Baik

yaitu menjawab

benar 76%-100%

dari yang

diharapkan

Kuesioner Ordinal

Dependen

Sikap

pendidik

dalam

managemen

sikop

Merupakan

respon

pendidik

tentang

penanganan

sinkop

Managemen

sinkop

i.Kategori Kurang

skor < 26

ii.Kategori Cukup

skor 26-30

iii.Kategori Baik

skor >30

Kuesioner Ordinal

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah jenis

pengukuran dengan mengumpulkan data secara formal kepada subjek

untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam 2011).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah closedended

questions yaitu kuesioner yang sudah tersedia jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Nursalam 2011). Penelitian ini menggunakan

2 jenis kuesioner sesuai dengan 2 variabel yang akan dihubungkan.

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

32

Kuesioner tersebut meliputi kuesioner pengetahuan pendidik tentang

managemen sinkop dengan 15 pertanyaan dan kuesioner tentang sikap

pendidik dalam manajemen sinkop dengan 10 pertanyaan.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

3.5.2.1 Data primer

Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan

secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian. Data primer dalam

penelitian ini adalah data yag diambil dari subyek peneliti yang diukur

sesudah pemberian kuesioner tentang pertolongan pertama pada

siswanyang mengalami sinkop.

3.4.1.1 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang ada di SD kecamatan mojolaban

kabupaten sukoharjo, literatur yang relevan dan sumber lain yang

mendukung penelitian ini.

3.5.3 Tahap Pengumpulan Data

Sebelum melakukan tahap pertama, peneliti melakukan langkah

awal, yaitu tahap orientasi meliputi pengajuan surat ijin kepada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo.

Tahap pertama, peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang

mendukung penelitian ini dengan membaca berbagai referensi dan jurnal.

Peneliti mencari literatur lain untuk mendalami topik penelitian ini. Tahap

kedua, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui angka

kejadian sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

33

Tahap ketiga, peneliti menyusun proposal yang sebelumnya sudah

dikonsultasikan kepada pembimbing I dan pembimbing II. Tahap keempat,

peneliti melakukan revisi proposal penelitian sebelum melaksanakan

penelitian yang kemudian dikonsultasikan kembali kepada pembimbing I

dan pembimbing II. Tahap kelima, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada UPTD dan SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

3.5.4 Tahap Pelaksanaan

Tahap pertama, peneliti menetapkan objek penelitian dengan

pemilihan sampel yaitu semua pendidik yang bekerja di SD laban 01,laban

02 dan SD MI GUPPI Desa Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo. Tahap kedua, peneliti melakukan pengambilan data dengan

cara melakukan pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap. Tahap ketiga,

peneliti melakukan pengambilan data pertolongan pertama pada siswa

yang mengalami sinkop. Tahap keempat, peneliti membuat laporan hasil

penelitian.

3.5.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.5.1 Uji validitas

Uji validitas menggunakan rumus Pearson product moment, setelah

itu diuji dengan menggunakan uji t dan baru dilihat penafsiran dari indeks

korelasi. Untuk tα = 0,05 derajat kebebasan. Jika nilai t hitung > t tabel

berarti valid dan jika t hitung < t tabel maka tidak valid (Hidayat 2007).

Uji validitas dilakukan di SDN Wirun 03, Wirun 04, dan Wirun 05

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

34

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan menggunakan 30

responden.

Rumus Pearson product moment:

������� = (�� )�(∑�). (∑ )�(. ��� − (∑�)�). (. � � − (� )�)

��������: ������� = koefisien korelasi

�� = jumlah skor item

�y = jumlah skor total item

n = jumlah responden

Uji validitas pada kuesioner tingkat pengetahuan tentang sinkop

pada 30 responden, didapatkan hasil dari 36 item pernyataan, 15 item

diantaranya dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel dengan taraf signifikasi 5% (0,361). Sedangkan 21 item pernyataan,

yaitu item pernyataan no 2, 6, 8, 10, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 34, 35, dan 36 dinyatakan tidak valid karena r hitung lebih

kecil dari nilai r tabel. Sama halnya dengan kuesioner tingkat pengetahuan

tentang sinkop, pada kuesioner sikap pertolongan pertama sinkop juga

dilakukan uji validitas. Dari 20 item pernyataan 10 diantaranya dinyatakan

tidak valid, yaitu item pernyataan no 1, 2, 6, 11, 12, 13, 14, 17, 18 dan 20.

Item pernyataan dari kedua kuesioner yang telah dinyatakan tidak valid,

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

35

selanjutnya tidak diikutsertakan dalam item pernyataan kuesioner

penelitian ini.

3.5.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut

sudah baik, metode item varian yang digunakan untuk mengukur

reliabilitas adalah cronbach alpa. Uji Cronbach’s alpha dapatdigunakan

pada tes yang respon terhadap item yang diberi skor dikotomi (skor 0 atau

1) maupun terhadap item skor bukan dikotomi (misal skor 1 sampai 4)

(Azwar 2012). Kuesioner dianggap reliabel apabila nilai alpha 0,7

(Priyatno 2012). Rumus uji Cronbach alpha :

��� = � �� − 1� �1 −

∑ 12 "2 #

Keterangan:

��� = Reliabilitas instrumen

∑ �� = Jumlah varians butir

∑ �� = Varian total

$ = banyaknya soal

Setelah didapat nilai hasil uji reliabilitas, maka nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai uji reliabilitas tabel. Jika nilai uji reliabilitas tabel lebih besar

dari nilai uji reliabilitas tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel.

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

36

Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka kuesioner tingkat

pengetahuan tentang sinkop dengan sikap pertolongan pertama sinkop

dinyatakan reliabel. Hal ini ditunjukkan dari nilai r hitung tingkat

pengetahuan = 0,881 dan r hitung sikap pertolongan sinkop = 0,885 lebih

besar dari nilai r tabel = 0,364 yang berarti kedua kuesioner layak

digunakan.

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data meliputi :

3.6.1.1 Editingataumengedit data, dimasukanuntukmengevaluasikelengkapan,

konsistensidankesesuaian kriteria data yang

diperlukanuntukmenguncihipotesisataumenjawabtujuanpenelitian.

3.6.1.2 Codingataumengkode data merupakansuatumetodeuntukmengobservasi

data yangdikumpulkanselamapenelitiankedalam simbol yang

cocokuntukkeperluananalisisterhadaphasilobservasi yang dilakukan.

Dalampenelitianini coding dilakukandenganmenggunakanangka

1,2,3danseterusnya.

3.6.1.3 Entri data merupakan proses memasukkan data kedalam computer.

3.6.1.4 Tabulasimerupakan proses mengklasifikasikan data menurut criteria

tertentusehinggafrekuensidarimasing-masing item.

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

37

3.6.2 Analisa Data

3.6.2.1 Analisa univariat

Analisaunivariatadalahanalisa yang

dilakukanuntukmenganalisistiapvariabel darihasilpenelitian yang

disajikandalambentukdistribusi yang dinarasikan (Notoatmodjo, 2005).

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan variabel pengetahuan,

sikap dan karakteristik responden yang meliputi Umur, Jenis Kelamin,

Masa Kerja dan Pelatihan UKS. Variabel pengetahuan, sikap, Umur Jenis

kelamin, Masa Kerja dan Pelatihan UKS dijelaskan menggunakan

distribusi frekuensi dengan ukuran presentase atau proporsi.

3.6.2.2 Analisa bivariat

Analisabivariatadalahanalisis yang

dilakukanuntukmengetahuiketerkaitanduavariabel,

untukmengetahuihubunganantarapengetahuan dan sikap pendidik dalam

penanganan pertama sinkop dilakukanuji Korelasi Gamma yaitu uji yang

digunakan untuk menguji korelasi dua variabel dimana kedua variabel

yang dihubungkan adalah variabel ordinal (Dahlan 2008).

3.7 Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lai adalah sebagai berikut :

3.7.1 Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consenttersebut

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

38

diberikan senelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah

agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menanda tangani

lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam

informed consent tersebut antara lain: partisipasi perawat, tujuan

dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

3.7.2 Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada BAB ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo. Berdasarkan data yang diambil selama 7 hari penelitian yaitu pada

tanggal 5 mei 2014 sampai 12 Mei 2014 dengan 30 responden yang telah

memenuhi kriteria. Dari kegiatan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari pendidik yang berada di

SD Kecamatan Mojolaban yang telah sesuai kriteria yang diinginkan

peneliti dan memiliki karakteristik yang beragam. Sesuai dengan hasil

penelitian, diperoleh data karakteristik responden sebagai berikut :

4.1.1.1 Usia responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden di SD

Kecamatan Mojolaban

(N=30)

No Usia Responden (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 24-34 12 40,0

2 35-45 10 33,3

3 46-56 8 26,7

Total 30 100

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

40

Pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berada pada usia 24–34 tahun, yaitu 40%.

4.1.1.2 Jenis kelamin responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin Responden di

SD Kecamatan Mojolaban

( N=30)

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 15 50%

2 Perempuan 15 50%

Total 30 100%

Pada Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden

penelitian berdasarkan jenis kelamin memiliki frekuensi yang sama yaitu

50% jenis kelamin Laki-laki dan 50% jenis kelamin Perempuan.

4.1.1.3 Masa kerja responden

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Masa Kerja Responden di

SD Kecamatan Mojolaban

(N=30)

No Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 1-10 18 60%

2 11-21 3 10%

3 22-32 9 30%

Total 30 100

Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai masa kerja antara 1-10 tahun, yaitu 60%.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

41

4.1.1.4 Pelatihan UKS

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pelatihan UKS di SD

Kecamatan Mojolaban

(N=30)

No Pelatihan UKS Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 6 20%

2 Tidak 24 80%

Total 30 100

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang tidak mengikuti pelatihan UKS, yaitu 80%.

4.1.2 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan tentang Sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

(N=30 )

No Kategori Tingkat

Pengetahuan

Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 12 40,0%

2 Cukup 14 46,7%

3 Kurang 4 13,3%

Total 30 100

Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan cukup tentang sinkop, yaitu 46,7%.

4.1.3 Sikap Pertolongan Pertama Sinkop

Tabel 4.6 Sikap Pertolongan Pertama Sinkop di SD Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo

(N=30)

No Kategori Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 6 16,7%

2 Cukup 19 63,3%

3 Kurang 5 20,0%

Total 30 100%

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

42

Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap yang cukup, yaitu 63,3% dalam penatalaksanaan sinkop.

4.2 Analisa Bivariat

4.2.1 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pendidik dalam

Pertolongan Pertama pada Siswa yang Mengalami Sinkop antara variabel

dependen dan independen.

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Gamma tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama sinkop

(N=30)

No Sikap

Baik Cukup Kurang Total r p

1 Pengetahuan Baik 2 8 2 12 0,506 0,041

2 Cukup 2 7 5 14

3 Kurang 0 1 3 4

Total 4 16 10 30

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang baik dengan sikap yang Cukup, yaitu ada 8

responden. Hasil pengujian korelasi gamma dengan tingkat kesalahan 5 %

didapatkan nilai korelasi gamma 0,506 dengan p= 0,041. Karena nilai p <

0,05 maka Ho di tolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

tingkat pengetahuan dengan sikap terhadap pertolongan pertama sinkop.

Berdasarkan nilai uji korelasi Gamma sebesar 0,506 maka kekuatan

hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dan arah korelasi +

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

43

(positif) yaitu searah. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan

tentang sinkop, berarti semakin baik pula sikap pendidik dalam

pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

44

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada

pendidik di Sekolah Dasar (SD) yang berada di kecamatan Mojolaban. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap terhadap pertolongan pertama sinkop.

Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya

bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pendidik tentang

sikap dalam pertolongan pertama pada saat terjadi sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 5

mei 2014 sampai 12 mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 30 responden

pendidik yang mengajar di SD LABAN 01, LABAN 02 dan MI GUPPI

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini menguraikan

tingkat pengetahuan pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukogharjo, sikap

pendidik dalam pertolongan pertama siswa yang mengalami sinkop di SD

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dan hubungan tingkat pengetahuan

dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami

sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Pembahasan hasil

penelitian dapat kita lihat di bawah ini :

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

45

5.1 Tingkat Pengetahuan pendidik dalam pertolongan pertama pada

siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan MojolabanKabupaten

Sukoharjo

Tingkat pengetahuan tentang sinkop di SD kecamatan Mojolaban

pada kategori cukup sebanyak 14 (46,7%) pendidik dan tingkat

pengetahuan kategori baik sebanyak 12 (40%) pendidik, sedangkan 4

(13,3%) pendidik memiliki kategori kurang.

Responden yang memiliki pengetahuan baik mampu mengetahui,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi

sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup hanya

mampu mengetahui dan memahami saja keusioner yang diberikan oleh

peneliti mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala sinkop yang

ditujukan dengan kemampuan responden menjawab 72,9 % menjawab

benar. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek. Ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan yaitu cara tradisional dan cara modern dalam

memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo 2003). Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ovent behavior) (Wawan & Dewi 2011).

Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menunjukan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh para pendidik tentang

sinkop memiliki kategori cukup dan baik hal ini dikarenakan beberapa

pendidik ada yang sudah mengetahui pengertian, tanda dan gejala dan

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

46

faktor-faktor penyebab dari sinkop. Menurut salah satu responden yang

memiliki kategori baik mengatakan pernah mengikuti pelatihan dari

petugas kesehatan. Pelatihan yang diikuti oleh peserta diharapkan dapat

meningkatkan kemampuannya, baik dalam pengetahuan, keterampilan

maupun sikap (Notoatmodjo 2003).

5.2 Sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang

mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo.

Sikap adalah pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang

bertingkah laku ketika seseorang menyukai atau tidak menyukai sesuatu.

Sikap mengandung tiga komponen, yaitu kognisi, emosi dan perilaku serta

konsistenan atau justru sebaliknya,tergantung permasalahan apa yang

mereka hadapi (Poespodiharjo 2010). Ada beberapa cara untuk

membentuk atau mengubah sikap individu yaitu Adopsi, Differensiasi,

Integrasi, Trauma dan Generalisasi (Maulana 2009). Faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap antara lain, pengetahuan, pengalaman pribadi,

pengaruh orang lain yang dianggap penting, serta pengaruh kebudayaan

(Azwar 2005).

Sebanyak 19 pendidik (63,3%) melaksanakan sikap yang cukup

dalam melakukan pertolongan pertama pada siswa yang mengalami

sinkop. Sikap yang cukup tersebut ditandai dengan pendidik yang bisa

mengerjakan soal melebihi skor yang sudah ditentukan oleh peneliti. Sikap

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

47

menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Sikap juga menuntun perilaku seseorang

sehingga seseorang akan bertindak sesuai dengan sikap (Sunaryo 2004).

Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada

siswa yang mengalami sinkop memiliki kategori cukup. Hal ini ditandai

dengan rata-rata pendidik hanya mampumenjawab soal dengan score ≤

28,2 dari klasifikasi dan beberapa responden sdah tahu bagaimana

melakukan pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop.

5.3 Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam

pertolongan pertama siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Analisa bivariat pada penelitian ini, yaitu menghubungkan tingkat

pengetahuan pendidik dengan sikap dalam pertolongan pertama pada saat

terjadi sinkop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik terhadap pertolongan pertama

siswa yang mengalami sinkop di SD kecamatan mojolaban kabupaten

sukoharjo. Sebanyak 8 pendidik memiliki tingkat pengetahuan baik

dengan sikap pendidik yang cukup dalam pertolongan pertama sinkop.

Adanya hubungan antara kedua variabel ditunjukkan dari hasil perhitungan

uji korelasi Gamma dengan tingkat kesalahan 5% didapatkan nilai korelasi

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

48

Gamma = 0,506 termasuk dalam kategori sedang dan arah korelasi +

(positif) yaitu searah dan nilai p = 0,041. Karena nilai p < 0,05 maka Ho

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan pertama siswa

yang mengalami sinkop di SD kecamatan mojolaban.

Pendidik di SD kecamatan mojolaban sudah memahami dengan

cukup tentang sinkop. Hal ini ditunjukkan dalam pengisian kuesioner

tingkat pengetahuan dengan menjawab benar 72,9%, sehingga

pengetahuan yang cukup mempengaruhi sikap yang akan dilakukan dalam

pertolongan pertama sinkop. Sedangkan sikap para responden

menunjukkan dalam kategori cukup. Hal ini dapat diketahui pada

pengisian kuesioner terbanyak masuk pada kategori cukup, yaitu sebesar

63,3% atau sebanyak 19 orang pendidik.

Tindakan seseorang dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuannya

(Sunardi 2004). Sebagai informasi yang di simpan dalam ingatan,

pengetahuan didapatkan dari serangkaian proses pengolahan informasi.

Pengetahuan yang lebih luas akan mempengaruhi sikap untuk berubah atau

menetap (Gunarsa 2008).

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

49

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Tingkat pengetahuan pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa

yang mengalami sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo sebagian besar berada pada kategori cukup, yaitu 46,7 % atau

sebanyak 14 pendidik.

6.1.2 Sikap pendidik dalam pertolongan pertama pada siswa yang mengalami

sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Sebagian besar

berada pada kategori cukup, yaitu 63,3% atau sebanyak 19 pendidik.

6.1.3 Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam

pertolongan pertama pada siswa yang mengalami sinkop di SD Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

6.2 Saran

6.2.1 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat bekerjasama dengan Instansi

kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan pelatihan tentang

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

50

kesehatan kususnya terampil dalam penanganan sinkop. Sehingga

kesehatan serta keselamatan siswa terjaga dengan baik.

6.2.2 Pelayanan Kesehatan

Perawat dan tenaga kesehatan lain dapat melakukan pendidikan kesehatan

ke Sekolah Dasar dan masyarakat di Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pendidik dalam

pertolongan pertama siswa yang mengalami sinkop.

6.2.3 Masyarakat

Masyarakathendaknya memperoleh pendidikan kesehatan tentang sinkop

sehingga masyarakat mampu mengetahuai dan melaksanakan pertolongan

pertama sinkop.

6.2.4 Peneliti Lain

Peneliti lain dapat melakukan penelitian terkait sinkop dengan mengubah

metode maupun jenis penelitian. Peneliti lain dapat melakukan penelitian

dengan topik yang sama dengan responden yang berbeda, sehingga hasil

penelitian dapat dibandingkan.

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad 2007, Ilmu & Aplikasi pendidikan, PT Imperial Bhakti Utama,

Bandung.

Alimudianis 2010, Diagnosis dan Penatalaksanaan sinkop kardiak, Sub Bagian

Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakltas kedokteran UNAND,

Padang.

Annisa 2012, ‘Hubungan Antara Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Bullying

Remaja’, Fakultas Ilmu Kedokteran UI, Jakarta.

Arikunto, S 2010, Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktik, Jakarta, PT

Rineka Cipta.

Azwar, S 2012, ‘Metode Penelitian’, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Azwar, S 2005, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, edisi kedua, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta

Callahan, Barton, Schumaker 1997, Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan

gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Corwin, Elisabeth J 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Dahlan, M.S 2008, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat

dan Multvariat di Lengkapi Dengan Menggunakan SPSS, Salemba

Medika, Jakarta.

Dewanto, Suwono, Priyanto dan Turana, Yuda 2009, Panduan Praktis Diagnosis

dan Tatalaksana Penyakit Syaraf, EGC, Jakarta.

Dharma, K, K 2011, Metodologi penelitian keperawatan pedoman melaksanakan

dan menerapkan hasil penelitian, Jakarta Timur, CV. Trans Info Media.

Ginsberg, Lionel 2007, Lecture Notes Neurologi, Erlangga, Jakarta.

Gunarsa, Singgih 2008, Psikologi Perawatan, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Handoko, T.H 2003 Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia Edisi

Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

Hidayat 2007, Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data, Salemba

medika, Jakarta.

Khadilkar, Satish V, Rakhil S Yadov, Kamlesh A Jagrasi 2013, ‘Are Syncopes In

Sitting and Supine Position Different? Body Positions and Syncope : A

Study Of III Patients’, Indra Original Articel.

Kumala, Poppy 1999, Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer, EGC, Jakarta.

Maulana, Heri J 2009, Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta.

Megawati 2010, ‘Perbedaan Self Confidence Siswa SMP yang Aktif dan Tidak

Aktif Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Di SMPN 1

Perbaungan’, Skripsi, Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi, Sumatera

Utara.

Notoatmodjo,S 2003 Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineka

Cipta.

Nursalam 2011, Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba

Medika, Jakarta.

Perry & Potter 2000, Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Alih bahasa

Monica Ester, EGC, Jakarta.

Poespodihardjo, Widodo Ari S 2010, Beyond Borders Communication Modernity

and Histori, STIKOM The London School Of Public Relation, Jakarta.

Potter, PA. & Perry A.G 2005, Fundamental of Nursing, Concepft, Process and

Partice 4 th eds st Louis, Mosby.

Priyatno, D 2012, Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan

spss, Penerbit gava media, Yogyakarta.

Rafknowledge 2004, Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, Gramedia, Jakarta.

Rivai, V, Mulyadi, D 2010, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta,

Raya Grafindo Persada.

Rubenstein, Wayne and Bradley, Jhon 2007, Lecture Note Kedokteran Klinis,

Erlangga, Jakarta.

Saubers, Nadin 2011, Semua yang Harus Anda Ketahui Tentang P3K, Mitra Setia,

Yogyakarta.

Smith, Tony 2006, Dokter Di Rumah Anda, Dian Rakyat, Jakarta.

Steven dkk 2000, Ilmu Keperawatan, EGC, Jakarta.

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-romadhonan... · i hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pendidik dalam pertolongan

Sugiyono 2013, Statistk untuk penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukanta, Putu Oka 2008, Pijat Akupresur Untuk Kesehatan, Penebar Plus, Jakarta

Sunardi, Euis 2004, Mengasuh dengan Hati Tantangan yang menyenangkan, PT

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sunaryo 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

Surya, Mohamad 2004, Bunga Rampai Guru dan Pendidikan, Balai Pustaka,

Jakarta

Wawan, A & Dewi M 2011, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan

Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.