0 0 hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu

14
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Oleh: ARDIAN PRIYO SETIAJI NIM: J 210 080 024 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: vuongdien

Post on 13-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

0 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

0

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh: ARDIAN PRIYO SETIAJI

NIM: J 210 080 024

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

1 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh:

Page 3: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

2 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG GIZI DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SONOREJO SUKOHARJO

Ardian Priyo Setiaji* Irdawati, S.Kep., Ns., M.Si, Med. Arina Maliya. A. Kep. M. Si. Med

ABSTRAK

Tingkat pengetahuan gizi dari seorang ibu akan membentuk sikap terhadap status gizi anak. Pengetahuan dan sikap yang baik diharapkan anak mendapat asupan gizi yang baik agar pertumbuhan anak sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangan. pengetahuan dan sikap ibu akan memandang untuk menyediakan atau menyiapkan makanan sehari-hari dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan gizi anak. Namun hasil studi pendahuluan melalui wawancara diperoleh gambaran bahwa masih terdapat ibu yang masihk kurang mengerti, memahami akan pengetahuan gizi, demikian sikap ibu masih ada yang kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuai hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang gizi dalam meningkatkan status gizi anak usia pra sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu yang memiliki anak usia Pra Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo dengan jumlah 151 orang. Sampel penelitian sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel proposional random sampling. Intrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan tentang gizi dan sikap tentang status gizi. Pengukuran status gizi anak pra sekolah menggunaka NCHS. Pengukuran berdasarkan parameter berat badan/ tinggi badan berdasarkan kategori Z score. Hasil pengukuran data penelitian kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan korelasi Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan 11 responden (21,2%) mempunyai pengetahuan kategori baik, 18 responden (34,6%) dengan pengetahuan cukup, dan 23 responden (44,2%) dengan pengetahuan yang kurang. Sebanyak 27 responden mempunyai sikap baik (51,9%), 25 responden mempunyai sikap negatif (48,1%). Terdapat 44 anak responden memiliki status gizi kategori normal (84,6%), 4 anak dengan status gizi kurang (7,7%) dan 4 anak responden dengan status gizi lebih (7,7%).Hasil uji hipotesis hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi diperoleh nilai p = 0,727 (p> 0,05), sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra sekolah. Uji hipotesis hubungan antara sikap ibu tentang gizi dengan status gizi diperoleh nilai p = 0,021 (p<0,05), sehingga Ho ditolak, yang artinya ada hubungan sikap ibu tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo. Kata kunci : pengetahuan, sikap, status gizi, ibu, anak usia pra sekolah

Page 4: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

3 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

MOTHER KNOWLEDGE AND ATTITUDET NUTRITIONAL WITH TODDLER SCHOOL PRE AGE NUTRITIONAL STATUS IN SONOREJO PUBLIC HEALTH SERVICE AREA

OF SUKOHARJO

Abstract

Mother’s knowledge level of nutritional will shape mother’s attitude of nutritional status for todller. Good Knowledge and attitude of mother is expected toddler to get nutritional which according to toddler growth development. knowledge and attitude of mother will provide or prepares everyday food of nutritional. At the previous studies result with interview is obtained mother still understand yet of nutritional, mother attitude still has poor. The objective research is aim to know relation between mother knowledge and attitudet nutritional with toddler school pre age nutritional status in Sonorejo public health service area of Sukoharjo. The kind of research is quantitative research, with cross sectional approach. Population is all mothers who have toddler preschool age in Sonorejo public health service area of Sukoharjo with 151 persons. Sample are 52 respondents with taking sample with proposional random sampling technique. Intrument research is using knowledge questionaire and attitude questionaire about nutritional status. Measurement of nutritional status toddler is using NCHS. Measurement based on high / weight parameter of body based on Z score. Result data then is test with correlation kendall tau. Result of research shows 11 respondents ( 21,2%) has good, knowledge 18 respondents ( 34,6%) with fair knowledge, and 23 respondents ( 44,2%) with poor knowledge. 27 respondents ( 51,9%), has good attitude, 25 respondents ( 48,1%) with poor attitude . there are 44 toddler has normal nutritional status ( 84,6%), 4 toddler has less nutritional status ( 7,7%) and 4 toddler ( 7,7%) has over nutritional status. hypothesis test between mother knowledge about nutritional with nutritional status is obtained p = 0,727 ( p> 0,05), so Ho is received. Its means there is no relation between mother knowledge with toddler school pre age nutritional status. Hypothesis test relation between mother attitude with nutritional status is obtained p = 0,021 ( p< 0,05), so t Ho is rejected, its means there is a relation mother attitude with nutritional status at todlder pre school age in Sonorejo public health service area of Sukoharjo Keyword : knowledge, attitude, nutritional status, mother, toddler PENDAHULUAN Latar Belakang

Anak usia dibawah lima tahun (Balita) merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi. Dampak kekurangan gizi yang paling ditakutkan adalah gagal tumbuh (growth faltering), terutama gagal tumbuh kembang otak (Ruby, 2005).

Berdasarkan Laporan Bulanan (LB) 3 gizi bulan Februari 2009 dan laporan bulan Maret 2009 di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo kasus gizi kurang pada anak balita sebanyak 4,3 % dan kasus gizi buruk sebanyak 0,5%. Wilayah Kecamatan Sonorejo didapatkan 352 anak balita, 2 balita berstatus gizi buruk, 16 balita

gizi kurang, dan 258 balita berstatus gizi baik.

Penyebab munculnya kasus gizi buruk dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, faktor langsung adalah konsumsi makanan yang tidak seimbang dan infeksi. Faktor tidak langsung adalah tingkat pengetahuan yang rendah tentang pentingnya pemeliharaan gizi sejak masa bayi bahkan ibu hamil, (Suhardjo, 2002).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2011 di Puskesmas Sonorejo yang diperoleh dari petugas kesehatan bahwa masih banyak ibu di desa Sororejo memiliki pengetahuan tentang gizi yang

Page 5: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

4 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

kurang. Informasi tersebut diperkuat dengan adanya status gizi anak baik yang balita maupun yang masuk anak usia pra sekolah yang masuk dalam kelompok balita gizi kurang. Hasil wawancara terhadap 4 orang ibu yang mempunyai anak usia pra sekolah diperoleh informasi bahwa 3 orang ibu menyatakan kurang memahami mengenai pengetahuan tentang gizi yang baik bagi anak. Ibu tidak mengerti berapa ukuran yang tepat untuk asupan makan bagi anak usia pra sekolah. Sikap ibu dalam hal status gizi anak juga masih kurang, dimana ibu menyatakan asuapan makan pada anak disamakan dengan asupan makan orang dewasa dan hanya berbeda jumlah porsi untuk asupan anak.

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang gizi dalam meningkatkan status gizi anak usia pra sekolah. TINJAUAN TEORI Pengetahuan gizi ibu

Pengetahuan gizi ibu adalah tingkat pengetahuan tentang bahan makanan, yang berhubungan dengan sumber-sumber zat gizi, pengetahuan yang kurang tentang makanan sehat akan menimbulkan anggapan bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang mahal dan sulit didapatkan. Tingkat pengetahuan ibu banyak menentukan sikap dan ketrampilan dalam menghadapi berbagai masalah gizi karena ibu memiliki peran besar dalam keluarga antara lain: ibu yang mengatur pangan keluarga, mengatur menu keluarga, mengolah makanan keluarga, dan mendistribusikan makanan (Furqan, 2008). Sikap ibu dalam pemenuhan status gizi anak

Menurut Soetjiningsih, (2002) Sikap ibu sangat penting memberikan

makanan yang baik kepada anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu untuk dalam pemberian gizi kepada anak: 1. Tingkat pendapatan

Rendahnya pendapatan merupakan salah satu penyebab orang-orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Rendahnya pendapatan disebabkan oleh pengangguran. (Proverawati, 2010). 2. Keadaan sosial budaya

Faktor budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah gizi di berbagai masyarakat dan negara. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan penduduk yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda-beda terhadap pangan atau makanan (Suhardjo, 2002).

3. Status Gizi anak Usia Pra

Sekolah a. Pengertian Gizi

WHO menterjemahkan ilmu gizi sebagi ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencangkup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan dan pertumbuhan.

b. Status Gizi Perlunya perhatian lebih

dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible atau tidak dapat dipulihkan. Sementara di Posyandu, telah disediakan

Page 6: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

5 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS (Marimbi, 2010).

Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: 1) Gizi Buruk ( Sangat Kurang) : <-3

SD 2) Gizi Kurang (Kurang): -3SDs/d<-

2SD 3) Gizi Baik (Normal): -2SDs/d+2SD 4) Gizi Lebih (Gemuk) : >+2SD Peran Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Pra Sekolah

Ada hal yang sangat penting bagi ibu untuk menanamkan kebiasaan memilih bahan makanan yang baik pada usia ini. Dalam hal ini ibu harus bertindak sedemikian rupa untuk mengajak memakan bahan-bahan yang berfaedah dan menginsafi benar. bahwa jumlah bahan makanan yang diperlukan oleh seorang anak akan semakin bertambah, dengan bertambahnya usia (Moehji, 2009).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, dimana rancangan penelitian yang dipakai menggunakan pendekatan cross sectional Populasi dan Sampel

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia Pra Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo dengan jumlah 151 orang. sampel penelitian adalah 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling (Sugiyono, 2010).

Kriteria sampel 1. Ibu yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesma Sonorejo

2. Ibu memiliki anak usia pra sekolah 3. Bersedia menjadi responden

penelitian 4. Tidak mengalami penyakit infeksi

atau penyakit lainya yang menganggu pertumbuhan

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner pengetahuan ibu tentang gizi, sikap ibu tentang gizi anak pra sekolah. Instrumen tentang pengetahuan menggunakan skala Guttman (Alimul, 2003).

Alat ukur untuk mengetahui sikap ibu tentang status gizi berupa kuesioner dengan 20 pertanyaan dengan menggunakan jawaban skala Likert (Alimul, 2003).

Pengukuran Status gizi pada anak pra sekolah menggunakan NCHS. Pengukuran berdasarkan parameter berat badan/ tinggi badan berdasarkan kategori Z score. Hasil pengukuran status gizi dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Gizi Kurang (Kurang): -3SDs/d<-

2SD 2. Gizi Baik (Normal) : -2SDs/d+2SD 3. Gizi Lebih (Gemuk): >+2SD

Analisa Data

Analisa data menggunakan uji statistik korelasi non parametrik yaitu uji Korelasi Kendall tau dengan batas kemaknaan p 0,05. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Umur Ibu Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu

umur ibu Jumlah (%) < 20 tahun 1 1,9

21-35 tahun 45 86,5 > 35 tahun 6 11,5

Total 52 100,0

Page 7: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

6 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

Tabel 1 menunjukkan terdapat 1 responden yang berumur kurang dari 20 tahun (1,9%), 45 responden yang berumur antara 21-35 tahun (86,5%) dan 6 responden yang berumur lebih dari 35 tahun (11,5%). Dasar pembagian umur mengacu pada BKKBN (2003) yaitu kelompok ibu risiko tinggi dalam hamil dan melahirkan yaitu umut kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, sementara risiko rendah dalam kehamilan dan melahirkan adalah rentang umur 21-35 tahun.

Pendidikan ibu Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu Pendidikan ibu Jumlah (%)

SD 2 3,8

SMP 12 23,1 SMA 22 42,3 DIII 8 15,4 S1 8 15,4

Total 52 100,0 Tabel 2 menunjukkan 2

responden berpendidikan SD (3,8%), 12 responden berpendidikan SMP (23,1%), 22 responden berpendidikan SMA (42,3%), 8 responden berpendidikan DIII (15,4%) dan 8 responden berpendidikan S1 (15,4%).

Pekerjaan ibu Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu Pekerjaan ibu Jumlah (%)

PNS 12 23,1 IRT 18 34,6

Buruh 17 32,7 Pedagang 5 9,6

Total 52 100,0

Tabel 3. Menunjukkan bahwa 12 responden bekerja sebagai PNS (23,1%), 18 responden sebagai IRT (34,6%), 17 responden bekerja sebagai buruh (32,7%), dan 5 responden bekerja sebagai pedagang (9,6%).

Pendapatan keluarga Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu Pekerjaan ibu Jumlah (%)

<UMR 14 26.9 >UMR 38 73.1 Total 52 100,0

Pendapatan keluarga dihitung

berdasarkan pendapatan ayah dan ibu yang kemudian dijumlah. Jumlah pendapatan keluarga kemudian dibandingkan dengan Upah Minum Regional (UMR) di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 sebesar Rp. 800.000, - pendapatan keluarga diatas Rp. 800.000,- masuk diatas UMR, sedangkan pendapatan keluarga dibawah Rp. 800.000,- masuk dalam kategori di bawah UMR. Tabel 8. Menunjukkan banyak responden yang mempunyai pendapatan keluarga diatas UMR.

Umur anak Tabel 5. Distribusi frekuensi anak berdasarkan umur

Umur anak Jumlah (%) 31-40 bulan 17 32,7 41-50 bulan 25 48,1 51-60 bulan 10 19,2

Total 52 100,0

Tabel 5 menunjukkan 17 anak responden berumur antara 31-40 bulan (32,7%), 25 anak berumur antara 41-50 bulan, dan 10 anak berumur antara 51-60 bulan (19,2%).

Page 8: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

7 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

Analisis univarite Pengetahuan ibu tentang status gizi Tabel 6. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan tentang gizi

Pengetahuan Jumlah (%) Baik 11 21,2

Cukup 18 34,6 Kurang 23 44,2 Total 52 100,0

Tabel 6 menunjukkan 11

responden mempunyai pengetahuan tentang gizi dalam kategori baik (21,2%), 18 responden dengan pengetahuan cukup (34,6%), dan 23 responden dengan pengetahuan yang kurang (44,2%). Sikap ibu tentang status gizi Tabel 7. Distribusi frekuensi responden menurut sikap tentang gizi

Sikap Jumlah (%) Positif 27 51.9 Negatif 25 48.1 Total 52 100,0

Tabel 13 Sebanyak 27 responden mempunyai sikap baik (51,9%), 25 responden mempunyai sikap negatif (48,1%). Status gizi anak Tabel 8. Distribusi frekuensi anak berdasarkan status gizi

Status Gizi Jumlah (%) Normal 44 84,6 kurang 4 7,7 Lebih 4 7,7 Total 52 100,0

Tabel 8 menunjukkan bahwa

44 anak responden memiliki status gizi kategori normal (84,6%), 4 anak dengan status gizi kurang (7,7%) dan 4 anak responden dengan status gizi lebih (7,7%).

Analisis bivariat Hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak Tabel 9. Distribusi frekuensi responden dengan tingkat pengetahuan tentang

status gizi dengan status gizi anak Penge- tahuan

Status gizi Total p* Keputusan Normal Kurang Lebih

n % n % n % n % Baik 9 17,30 0 0,00 2 3,80 11 21,20

0,727 Ho diterima Cukup 16 30,80 1 1,90 1 1,90 18 34,60 Kurang 19 36,50 3 5,80 1 1,90 23 44,20 Total 44 84,60 4 7,70 4 7,70 52 100 *uji korelasi Kendall tau

Page 9: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

8 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

8

Hasil uji hipotesis penelitian dengan uji korelasi Kendall tau menunjukkan nilai p = 0,727 (p> 0,05), sehingga keputusan yang diambil dalam penelitian ini adalah Ho diterima. Ho diterima memiliki arti

tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Hubungan antara sikap ibu dengan status gizi anak Tabel 10. Distribusi frekuensi responden dengan sikap ibu tentang status gizi

dengan status gizi anak Sikap

Status gizi Total p* Keputusan Normal Kurang Lebih

n % n % n % n % positif 18 34,6 4 7,7 1 1,9 23 44,2

0,021 Ho ditolak negatif 26 50,0 0 0 3 5,8 29 55,8 Total 44 84,60 4 7,70 4 7,70 52 100 *uji korelasi Kendall tau

Hasil uji hipotesis dengan uji

kendall tau diperoleh nilai p = 0,021 (p< 0,05), dengan nilai p< 0,05 keputusan yang diambil adalah Ho ditolak yang berarti ada hubungan sikap ibu tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diperoleh hasil status anak usia pra sekolah dalam keadaan normal sebesar 84,6%. Pengetahuan ibu tentang gizi yang baik akan mempengaruhi cara berpikir ibu dalam memberikan asupan gizi yang baik yang akhirnya anak memilki status gizi normal. Menurut Notoadmojo (2003) bahwa tingkat pengetahuan terdapat 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ibu yang tahu bahwa anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan asupan gizi secara baik. Ibu memahami jenis asupan makan yang baik bagi anak, dan mengaplikasikan

dalam memberikan asupan gizi kepada anak sehingga anak mendapatkan status gizi secara normal.

Namun dari pendapat Notoadmojo (2003) berbeda dengan hasil penelitian ini, dimana masih terdapat 44,2% responden memilki pengetahuan tentang status gizi yang kurang, namun terdapat 21,2% responden dengan pengetahuan tentang gizi dalam kategori baik. Dari 21,2% responden dengan pengetahuan baik, 17,30% dengan status gizi anak yang normal. Kondisi ini menggambarkan bahwa status gizi anak tidak hanya dipengaruhi oleh factor pengetahuan saja. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi anak adalah usia responden.

Hasil penelitian mengenai usia responden menunjukkan banyak responden berumur antara 21 sampai 35 tahun sebanyak 86,5%. Soekanto (2002) menyatakan bahwa umur mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin dewasa usia maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan menerima informasi lebih baik

Page 10: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

9 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

dibandingkan dengan umur yang masih muda atau belum dewasa. Banyaknya umur responden antara 21 sampai 35 tahun dapat dikaitkan adanya kemampuan dalam memberikan gizi yang baik kapada anaknya dengan dasar pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam memenuhi asupan gizi bagi anaknya.

Faktor lain yang mempangaruhi responden tentang status gizi anak adalah tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan banyak responden berpendidikan SMA sebesar 42,3%. Undang-undang Nomor 33 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa tingkat pendidikan wajib belajar adalah 9 tahun yang meliputi pendidikan SD selama 6 tahun dan pendidikan SMP selama 3 tahun. Ditinjau dari tingkatkan pendidikan terdapat tingkatan yaitu pendidikan pra sekolah, SD dan SLTP adalah pendidikan dasar, SLTA dan sederajat adalah pendidikan menengah, sedangkan pendidikan tinggi adalah DI, DII, DIII, Sarjana dan seterusnya adalah pendidikan lanjutan. Responden dengan pendidikan SMA sudah dianggap dapat menerima dari berbagai informasi pengetahuan tentang gizi baik dari pelajaran sekolah ataupun dari sumber lain seperti televisi, radio, majalah kesehatan, penyuluhan dari petugas kesehatan pada saat kegiatan posyandu. Adanya informasi kesehatan tentang gizi dapat menambah pengetahuan responden yang pada akhirnya dapat memberikan asupan gizi yang terbaik pada anak.

Faktor pekerjaan juga ikut mempengaruhi responden tentang status gizi. hasil penelitian menunjukkan banyak sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 34,6%.

Banyaknya responden sebagai IRT adalah suatu kesempatan bagi responden untuk dapat lebih mempunyai kesempatan dalam mengasuh, mendidik anak dan dapat lebih mengontrol dalam asupan gizi yang baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Tingkat pendapatan keluarga dapat mempengaruhi status gizi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendapatan lebih dari UMR sebanyak 73,1%. Tingginya UMR ini adalah hasil penjumlahan dari pendapatan suami dengan pendapatan responden. Pendapatan keluarga dapat mempengaruhi bagaimana memberikan asupan gizi yang baik, termasuk jumlah, kandungan gizi makanan dan variasi makanan serta pemberian asupan tambahan lain agar anak tidak merasa bosan. Sulistyoningsih (2011) faktor sosial ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Faktor lainya yang berpengaruh adalah pola asuh anak, dimana dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 23 (44.2%) anak diasuh oleh ibu. Pola asuh anak yang langsung ditangani oleh ibu akan lebih cenderung ditangani lebih baik dari pada anak diasuh oleh orang lain seperti pengasuh. Hal ini karena ibu merasa bahwa anaknya harus mendapat perhatian yang baik termasuk dalam asupan gizi yang baik.

Hal ini sejalan dengan penelitin yang dilakukan oleh Diana (2004)

Page 11: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

10 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

yang menyatakan bahwa ibu rumah tangga lebih memiliki waktu yang cukup untuk memberikan pola makan yang baik kepada anak. Pola makan yang baik pada anak akan membentuk status gizi yang baik pula pada anak.

Hasil penelitian mengenai sikap responden tentang status gizi menunjukkan 51,9% bersikap positif banyak yang menjadikan anak dengan status gizi normal. Menurut Notoatmodjo (2007) sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Sikap yang positif dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik, sehingga akan mempengaruhi sikap responden dalam memberikan asupan makanan yang seimbang kepada anaknya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 25 responden dengan sikap positif, dengan anak responden memiliki status gizi yang baik. Sulistyoningsih (2011) sikap ibu sangat penting memberikan makanan yang baik kepada anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa status gizi anak tidak hanya dipengaruhi oleh sikap ibu. Hal yang sama dari hasil penelitian adalah bahwa sikap yang baik pada responden dapat berdampak pada status gizi anak. Terdapat 25 responden dengan sikap baik menjadikan status gizi anak menjadi normal.

Purwanto (2002) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hal yang dapat mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tersebut, artinya pengetahuan responden yang baik dapat mempengaruhi sikap dalam hal pemberian asupan gizi anak. Semakin baik pengetahuan tentang gizi, semakin baik sikap ibu dalam

memberikan asupan gizi. Pengetahuan yang baik pada responden tidak terlepas dari pendidikan yang telah dicapai oleh responden. Adanya pendidikan yang baik yaitu mayoritas tingkat SMA menjadikan pengetahuan tentang gizi menjadi baik dan mempengaruhi sikap dalam hal status gizi.

Faktor lain dalam mempengaruhi sikap tentang gizi adalah pendapatan. Pendapatan responden yang banyak di atas upah minimum regional daerah Sukoharjo menjadikan responden memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam memilih jenis makanan yang akan dibeli sebelum diberikan kepada anaknya. Sikap positif akan berdampak pada tingkat status gizi anak yang baik. Sikap yang positif tercermin dalam hal pembelian jenis makanan, jumlah atau porsi yang diberikan kepada anak. Farida (2004) menyatakan pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola makan pada anak sebagai akibat sikap dan perilaku orang tua yang baik akan menjadikan anak tetap terjaga pada kondisi badan untuk tetap memiliki status gizi yang baik. Sikap yang negatif akan mempengaruhi pola makan yang buruk yaitu pola makan berlebihan (binge-eating disorder) menyebabkan kegemukan atau obesitas.

Pola asuh yang diterima anak juga dapat mempengaruhi status gizi. hasil penelitian menunjukkan 44,2% diasuh oleh ibu. Ibu dalam mengasuh anak akan melakukan pemberian asupan makan yang menjadikan asupan gizi menjadi normal. Pola pengasuhan anak adalah perilaku yang dipraktekkan oleh pengasuh (ibu, bapak, nenek, keluarga, pengasuh) dalam memberikan pemeliharaan kesehatan, memberikan

Page 12: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

11 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

stimulasi, serta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan (Husaini, 2009).

Hasil penelitian mengenai sikap menunjukkan ada hubungan atara sikap ibu tentang status gizi dengan status gizi anak. Menurut Notoadmojo (2003) bahwa sikap seseorang yang baik akan mempengaruhi cara berperilaku, termasuk sikap responden dalam masalah status gizi anak. Sikap ibu yang positif akan lebih mempertatikan masalah asupan makan yang akan diberikan kepada anak sedemikan hingga anak memiliki status gizi normal.

Sikap positif responden tercermin dari distribusi frekuensi ibu dengan status gizi anak. Data menunjukkan sikap positif sebanyak 51,9% sedangkan anak dengan status gizi normal sebannyak 48,1%. Gambaran distribusi tersebut dapat diartikan bahwa sikap ibu sudah lebih banyak yang bersikap positif. Sikap positif diwujudkan dengan sikap kehati-hatian dalam memilih makanan sebelum diberikan kepada anak, sehingga anak dalam memenuhi kebutuhan gizi sudah dalam pengawasan yang baik dari ibu.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa secara statitik bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak usia prasekolah, tetapi ada hubungan sikap ibu dengan status gizi anak usia prasekolah. Keadaan ini menunjukkan bahwa tidak cukup kuat faktor pengetahuan ibu untuk menjadikan status gizi anak selalu dalam kondisi normal. Sedangkan kurangnya pengetahuan yang kurang tidak selalu berbanding lurus dengan sikap yang negatif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa meskipun responden memiliki pengetahuan yang kurang, namun responden

berusaha mempunyai sikap positif didalam upaya memberikan asupan gizi yang baik hingga anak tetap dalam gizi yang normal. Adanya hubungan antara sikap dan status gizi dengan tingkat hubungan yang lemah menunjukkan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi anak pra sekolah seperti prasangka buruk terhadap makanan tertentu atau jarak kelahiran yang terlalu rapat (Marimbi, 2010).

Hasil penelitian ini juga berbeda dari pendapat Suhardjo (2002), yang menyatakan bahwa dalam penyediaan makanan keluarga dalam hal ini dilakukan oleh seorang ibu, banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan yang bergizi, hal ini disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi dan kwantum makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. Ibu yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik pancaindera, dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang gizi makanan tersebut.

Simpulan 1. Banyak responden yang memiliki

pengetahuan yang kurang tentang status gizi

2. Banyak responden yang memiliki sikap positif tentang status gizi

3. Status gizi pada anak usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo banyak yang memiliki status normal.

4. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra

Page 13: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

12 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

5. Ada hubungan sikap ibu tentang gizi dengan status gizi pada anak usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Saran

1. Bagi Puskesmas Diharapkan petugas kesehatan Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat khususnya ibu balita, dengan cara menambah frekuensi kegiatan penyuluhan di posyandu, PKK dan tempat perkumpulan ibu-ibu lainnya, karena wilayah kerja Puskesmas Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo ibu masih memiliki pengetahuan tentang gizi yang kurang dan masih terdapat anak dengan status gizi kurang

2. Bagi Peneliti Lain Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dengan cakupan yang lebih luas seperti budaya, penyakit-penyakit yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, tempat tinggal, jarak kelahiran anak, sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih variatif.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul,A.H 2003. Riset Keperawatan. Teknik dan Penulisan Ilmiah. Edisi pertama Jakarta: Salemba Medika

BKKBN, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta.

Depkes RI, 2005. Pedoman Penggunaan KMS Balita. Jakarta

Diana F. M. 2004. Hubungan Pola Asuh Dengan Status Gizi Anak Batita Di Kecamatan Kuranjikelurahan Pasar Ambacangkota Padang Tahun 2004. Artikel penelitian, Universitas Andalas Sumatera Barat.

Farida baliwati, yayuk dkk. 2004. pengantar Farida Baliwati, Yayuk dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Swadaya, Jakarta

Furqon, Mohammad. 2008. Pentingnya Pengetahuan Gizi Bagi Ibu. (http://www.peduligizi.com diakses tanggal 10 November 2011).

Husaini, M. (2009), Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Marimbi, H. 2010.Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta. Nuha Medika

Moehji, S. 2009. Penangulangan Gizi Buruk. Edisi Ilmu Gizi 2. Jakarta. Papas Sinar Sinanti.

Notoatmodjo S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Proverawati, Atikah. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan

Page 14: 0 0 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

13 Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo

Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.

Purwanto, M.N. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Ruby M 2005. "Otak Kosong" Melanda Indonesia: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/30/opini/1779485.htm

Soedjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Sugiyono.2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Suhardjo, 2002. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta

Sukanto, S. 2002. Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Raja Rafindo Persada.

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. PT Graha Ilmu: Yogyakarta.

Ardian Priyo Setiaji: mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Irdawati, S.Kep., Ns., M.Si, Med: Staff Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arina Maliya. A. Kep. M. Si. Med: Staff Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.