gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat …repository.unjaya.ac.id/2568/1/alvian...

33
i GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TERPASANG VENTILATOR DI ICU RSUD WATES YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: ALVIAN KURNIANTO 3211074 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Upload: lamkhanh

Post on 19-Aug-2019

265 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

i

i

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT

DALAM PENATALAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN

TERPASANG VENTILATOR DI ICU RSUD WATES

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

ALVIAN KURNIANTO

3211074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2016

Page 2: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

ii

ii

Page 3: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

iii

iii

Page 4: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam

Penatalaksanaan Oral Hygiene pada Pasien Terpasang Ventilator di ICU

RSUD Wates Yogyakarta”. Rangkaian penyusunan skripsi ini merupakan salah

satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih dan rasa

hormat serta penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan terutama

kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Ns., Sp., Kep.MB selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan.

3. Muhamat Nofiyanto, S.Kep,. M.Kep selaku Penguji yang telah memberikan

masukan, saran dan koreksi kepada penulis.

4. Maryana, S.Si.T., S.Psi., S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

6. dr. Lies Indriyati, Sp.A selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah Wates

Kulon Progo yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

7. Trihibul Fuadi, SST selaku kepala ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah

Sakit Umum Daerah Wates Yogyakarta yang telah memberikan izin

penelitian dan dukungan kepada penulis.

8. Retno Sumiyarini, S.Kep., Ns dan Agus Warseno., S.Kep., Ns., M.Kep selaku

pembimbing akademik yang selalu memberikan masukan, motivasi, dan

semangat.

9. Kedua orang tua, keluarga, dan saudara yang selalu memberikan dukungan,

do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Page 5: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

v

v

10. Semua sahabat saya mahasiswa keperawatan angatan 2011 yang telah

memberikan masukan, semangat, teguran dan dukungan kepada penulis.

11. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dapat bermanfaat dan

mendapat balasan kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah

khasanah ilmiah pengetahuan. Masih banyak hal yang perlu dibenahi, oleh karena

itu saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis

harapkan.

Penulis

Page 6: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

vi

vi

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii PERNYATAAN .................................................................................................. KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR SKEMA ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi INTISARI ......................................................................................................... iii ABSTRACT ..................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Landasan Teori .................................................................................. 7 1. Konsep Pengetahuan .................................................................... 7 2. Konsep Sikap ............................................................................... 11 3. Konsep Ventilator Mekanik ........................................................... 15 4. Konsep Oral Hygiene ................................................................... 20

B. Kerangka Teori .................................................................................. 25 C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 26 D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 27 C. Populasi .............................................................................................. 27 D. Variabel Penelitian ............................................................................ 28 E. Definisi Operasional .......................................................................... 28 F. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................... 30 G.Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 31 H.Pengolahan dan Analisa Data ............................................................. 33 I. Etika Penelitian ................................................................................... 34 J. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 37

A. Hasil Penelitian ………………………..…………………………….. 37 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………...... 37 2. Karakteristik Responden ……………..………………………….. 37 3. Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Penatalaksanaan

Page 7: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

vii

vii

Oral Hygiene ……………………………………………………… 38 4. Sikap Perawat dalam Penatalaksanaan Oral hygiene …………….. 39

B. Pembahasan …………………………..……………………………..... 39 1. Karakteristik Perawat ……..……………………………………..... 39 2. Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Penatalaksanaan

Oral Hygiene ……………………………………………………… 41 3. Sikap Perawat dalam Penatalaksanaan Oral Hygiene ………..…… 43

C. Keterbatasan Penelitian ………………………………..……………... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….45 A. Kesimpulan …………..……………………………………………..... 45 B. Saran ……………………………………………………………......... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 8: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ……………………………………………….... 29

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan …………………………… 30

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Sikap …………………………………………… 31

Tabel 4. Tabel Realibilitas …………………………………………………..... 32

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat …………………………. 33

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat ………………… 34

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap Perawat ……………………………….... 35

Page 9: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

ix

ix

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Teori ……………………………………………… 25

Skema 2. Kerangka Konsep Penelitian ………………………………… 26

Page 10: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 5. Surat-Surat Perijinan

Page 11: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

xi

xi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN

TERPASANG VENTILATOR DI ICU RSUD WATES YOGYAKARTA

Alvian Kurnianto1, Maryana2, Yanita Trisetyaningsih3

INTISARI

Latar Belakang : Insiden VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia) pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik di dunia adalah sekitar 22,8%, dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik menyumbang sebanyak 86% dari kasus infeksi nosokomial (Augustyn, 2007). Perawatan oral hygiene merupakan salah satu tindakan yang tepat dilakukan pada pasien dengan ventilator oleh perawat untuk mencegah kejadian VAP. Kurangnya pengetahuan perawat tentang tindakan oral hygiene juga dapat berpengaruh terhadap ketidakefektifan pencegahan VAP. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta. Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif. Populasi perawat sebanyak 16 dan teknik sampel dengan total sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan analisa univariat. Hasil penelitian : Sebagian besar tingkat pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta adalah baik sebanyak 10 perawat (62,5%). Sebagian besar sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta adalah positif sebanyak 13 perawat (81,3%). Kesimpulan : Sebagian besar tingkat pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta adalah baik. Sebagian besar sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta adalah positif. Kata kunci : tingkat pengetahuan, sikap.

THE OVERVIEW OF NURSES’ KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN

1 Mahasiswa Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Keperawatan Poltekes Kemenkes Yogyakarta 3 Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

xii

xii

ORAL HYGIENE MANAGEMENT OF PATIENT’S INSTALLED VENTILATOR IN ICU’s OF GENERAL HOSPITAL OF WATES

YOGYAKARTA

Alvian Kurnianto4, Maryana5, Yanita Trisetyaningsih6

ABSTRACT

Latar Belakang : In world, the incidence of VAP (Ventilator Associated Pneumonia) in patients who received mechanical ventilation is about 22,8%, and patients who received mechanical ventilation contributed as much as 86% from nosocomial infection cases (Augustyn, 2007). Oral hygiene treatment is one of the appropriate actions performed in patients with ventilator by nurses to prevent the incidence of VAP. Less of knowledge in nurses about oral hygiene action is also can be effect to the ineffectiveness on prevention of VAP. Research Objective: To know the overview of nurses’ knowledge and attitude in oral hygiene management of patient’s installed ventilator in ICU’s of General Hospital of Wates Yogyakarta. Research Method: Deskriptif design. Research result analyzed by univariat analysis. Research Result: Nurses’ knowledge about oral hygiene management of patient’s installed ventilator in ICU’s of General Hospital of Wates Yogyakarta in good category as many 10 nurses (62,5%). Nurses’ attitude in oral hygiene management of patient’s installed ventilator in ICU’s of General Hospital of Wates Yogyakarta in positive category as many 13 nurses (81,3%). Conclusion: Nurses’ knowledge about oral hygiene management of patient’s installed ventilator in ICU’s of General Hospital of Wates Yogyakarta is good. Nurses’ attitude in oral hygiene management of patient’s installed ventilator in ICU’s of General Hospital of Wates Yogyakarta is positive. Keywords: Knowledge Level, Attitude.

4 Student of Nursing Management of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 5 Lecturer of Nursing Management of Poltekes Kemenkes Yogyakarta 6 Lecturer of Nursing Management of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 13: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hospital Association Infection atau yang dikenal sebagai infeksi nosokomial

didefinisikan sebagai infeksi yang didapat oleh pasien saat berada di pelayanan

rumah sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya. Infeksi nosokomial (inos)

memiliki rentang waktu 48 hingga 72 jam untuk inkubasi (Nugraheni, 2012). Inos

saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka morbiditas dan

mortalitas di rumah sakit, sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di

negara berkembang maupun negara maju, dan telah dijadikan salah satu tolak

ukur mutu pelayanan rumah sakit (Dharmadi, 2008). Faktor-faktor yang

memengaruhi kejadian inos di pelayanan kesehatan, antara lain adanya penurunan

imunitas pasien, prosedur medis yang beragam, teknik invasive yang

mengakibatkan peningkatan potensi terhadap infeksi, dan yang terakhir yaitu

adanya resistensi obat terhadap bakteri di rumah sakit dimana rendahnya kontrol

infeksi dapat mempermudah transmisi bakteri (Asati, Sharma, Khandpur, dkk,

2008).

Penelitian terbaru menyatakan bahwa 5% pasien akan terinfeksi di rumah

sakit dan meningkat menjadi 8% jika pasien telah mendapatkan prosedur invasive

(Zulkarnain, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization

(WHO) tahun 2006 menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14

negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Pasifik terdapat infeksi

nosokomial, khususnya di Asia Tenggara sebanyak l0% (Nugraheni, 2012).

Tindakan invasive medis banyak dilakukan di ruangan instalansi gawat

darurat, ruang operasi, ruang rawat inap medikal bedah, dan intensive care unit

(Zulkarnain, 2009). Rumah sakit yang memiiki Intensive Care Unit (ICU), angka

inosnya lebih tinggi karena lebih banyak dilakukan tindakan pemeriksaan

(diagnostik), dan pengobatan yang bersifat invasive (Zulkarnain, 2009). Inos yang

paling umum terjadi di ICU adalah pneumonia akibat pemasangan ventilator

(Darmadi, 2008). Pasien yang terintubasi memiliki kemungkinan mengalami

pneumonia lebih tinggi 21% dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan

saluran nafas buatan (Chan, Ruest, Meade, et.al, 2007). Insiden VAP (Ventilator

1

Page 14: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

2

Assosiated Pneumonia) pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik di dunia

adalah sekitar 22,8%, dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik menyumbang

sebanyak 86% dari kasus infeksi nosokomial (Augustyn, 2007). Secara nasional

belum ada penelitian mengenai jumlah kejadian VAP di Indonesia (Wiryana,

2007).

Salah satu tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya VAP

adalah dengan pembersihan sekret saluran nafas. Pembersihan sekret di saluran

nafas atau hygienetas saluran nafas merupakan proses fisiologis normal yang

diperlukan untuk menjaga kinerja saluran nafas dan mencegah terjadinya infeksi.

Pencegahan terjadinya inos VAP yang lebih lanjut diperlukan suatu tindakan oral

hygiene (Berry, Davidson, Masters, et al 2007). Perawatan oral hygiene

merupakan salah satu tindakan yang tepat dilakukan pada pasien dengan ventilator

oleh perawat untuk mencegah kejadian VAP. Hal tersebut dikarenakan oral

hygiene dapat menyegarkan, membersihkan dan menjaga mulut tetap terhindar

dari infeksi kuman (Potter & Perry, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 Maret 2015 di ICU

RSUD Wates Yogyakarta didapatkan bahwa terdapat 49 pasien terpasang

ventilator dalam waktu 1 tahun terakhir terhitung dari bulan September 2014 -

Agustus 2015. Dari 49 pasien yang terpasang ventilator di ICU 6 diantaranya

mengalami pneumonia, namun perawat ICU tetap berusaha untuk menekan

bertambahnya jumlah pasien yang mengalami pneumonia karena pemasangan

ventilator mekanik dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menjaga

kebersihan mulut dan gigi pasien, agar faktor penyebab atau risiko terkena

pneumonia dapat dihindari. Tindakan oral hygiene pada pasien terpasang

ventilator merupakan langkah yang tepat karena dengan menjaga kebersihan

mulut pasien dapat mengurangi jumlah bakteri yang dapat menginvasi pasien dan

dapat berakhir pneumonia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di ICU RSUD Wates, diketahui bahwa

perawatan oral hygiene pada pasien yang terpasang ventilator dilakukan setiap

hari pada saat jaga pagi tepatnya setelah pergantian jaga. Namun masih ada

beberapa hal yang dikeluhkan oleh perawat, seperti minimnya peralatan khusus

Page 15: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

3

untuk oral hygiene. Sehingga tidak jarang perawat menggunakan peralatan yang

ada untuk beberapa pasien di ruang ICU. Tentunya hal tersebut dapat

menimbulkan masalah baru untuk perawat, yakni besarnya risiko perpindahan

bakteri dari satu pasien ke pasien yang lain karena pemakaian peralatan secara

bergantian dan dapat memperpanjang masa rawat jika pasien terinfeksi bakteri

tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Evans (2008), didapatkan

budaya dan tradisi di ICU yang diteliti bahwa oral hygiene di ICU jarang

dilakukan sehingga menyebabkan perpanjangan masa rawat pasien. Pada

penelitian tersebut, didapatkan bahwa faktor pengetahuan perawat berperan

penting dalam melakukan oral hygiene. Merubah budaya dan tradisi meskipun itu

tidak tepat, maka harus dibuat intervensi memberikan pendidikan kesehatan,

pelatihan dan workshop secara tepat. Perawat sebagai pemberi perawatan harus

mampu melakukan implementasi sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien.

Mengingat kompleksnya perawatan pasien dengan ventilator dan perawatan yang

maksimal, maka idealnya perawat ICU harus memilki kriteria yang sesuai dengan

Kementrian Kesehatan RI, (2010) tentang kompetensi perawat ICU. Pada

kenyataannya yang terjadi saat ini, dari hasil wawancara 3 orang perawat yang

telah mendapatkan pelatihan khusus ICU mengatakan bahwa tindakan oral

hygiene belum maksimal, karena keterbatasan peralatan khusus untuk tindakan

oral hygiene. Sehingga, dalam tindakan oral hygiene kepada pasien perawat

melakukannya karena tugas bukan berdasarkan kebutuhan pasien serta

menggunakan peralatan yang ada secara bergantian antara pasien satu dengan

yang lain. Selain adanya keterbatasan peralatan, perawatan oral hygiene di ruang

ICU masih menggunakan larutan NaCL 0,9% sedangkan menurut penelitian

terbaru perawatan oral hygiene lebih efektif menggunakan larutan Chlorhexidine

0,2%. Kurangnya pengetahuan perawat tentang tindakan oral hygiene juga dapat

berpengaruh terhadap ketidakefektifan pencegahan VAP. Berdasarkan fenomena

di atas, peneliti ingin mengetahui “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Perawat dalam Penatalaksanaan Oral Hygiene pada Pasien Terpasang Ventilator

di ICU RSUD Wates Yogyakarta.

Page 16: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut: Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan

sikap perawat dalam penatalaksanan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator

di ICU RSUD Wates Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam

penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD

Wates Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang

penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU

RSUD Wates Yogyakarta.

b. Diketahuinya gambaran sikap perawat dalam penatalaksanaan oral

hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat :

1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi tambahan informasi tentang gambaran tingkat

pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada

pasien kritis.

Page 17: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

5

2. Praktis

a. Perawat di ICU RSUD Wates Yogyakarta.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran tingkat pengetahuan

dan sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien kitis di

ICU.

b. Peneliti selanjutnya.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dasar untuk penelitian

selanjutnya. Dari penelitian ini dapat menggambarkan tingkat pengetahuan

dan sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien

terpasang ventilator di ruang ICU.

E. Keaslian Penelitian

1. Rukmana (2010) dengan judul “Hubungan Frekuensi Tindakan Oral Hygiene

Terhadap Angka Kejadian Infeksi Pneumonia pada Pasien yang Menggunakan

Alat Ventilator di ICU RSPAD Gatot Soebroto”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan oral hygiene terhadap angka

kejadian infeksi pneumonia pada pasien yang menggunakan alat ventilator di

ICU RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD. Desain penelitian ini adalah

menggunakan quasi eksperiment. Sampel yang diambil sebanyak 10

responden yaitu 5 pasien yang menggunakan alat ventilator diberikan tindakan

oral hygiene 1 kali sehari dan 5 pasien yang menggunakan alat ventilator

diberikan tindakan oral hygiene 2 kali sehari. Analisa dilakukan secara

bertahap yaitu analisa univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi

untuk mengetahui data demografi responden dan data yang didapatkan dari

hasil penelitian serta analisa bivariat dengan uji T dependent. Hasil

pengolahan dan analisa di dapat bahwa tindakan oral hygiene 2 kali sehari

tidak terjadi peningkatan nilai Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS)

pada pasien yang menggunakan alat ventilator. Berdasarkan hal di atas,

diharapkan perawat menjadikan frekuensi tindakan oral hygiene 2 kali sehari

pada pasien yang menggunakan alat ventilator untuk mencegah terjadinya

infeksi pneumonia sebagai standar opersional prosedur tetap. Perbedaan

Page 18: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

6

penelitian di atas dengan penelitian ini adalah desain penelitian, penelitian

diatas menggunakan desain penelitian quasi experiment, sedangkan penelitian

ini adalah cross sectional.

2. Yanti,dkk (2010). Dengan judul “Efektifitas Oral Hygiene dengan Suction

Menggunakan Larutan Chlorhexidine 0,2% terhadap Pencegahan Ventilator

Associated Pneumonia (vap) pada Pasien yang Terpasang Ventilator

Mekanik”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kebersihan

mulut dengan menggunakan Chlorhexidine hisap cair 0,2 % untuk pencegahan

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada pasien yang dipasang ventilator

mekanik. Desain penelitian ini adalah pendekatan Quasi - Experimental Acak

Posttest Only Control Design, yaitu menentukan apakah intervensi

menciptakan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Penelitian ini

dilakukan di RS.Arifin Achmad Pekanbaru yang melibatkan 30 responden.

Metode pengambilan sampel adalah purpossive sample. Alat ukur yang

digunakan adalah lembar observasi. Penelitian ini menggunakan analisis yang

digunakan univariat dan bivariat. Hasil uji statistik uji T diperoleh nilai p =

0,005 signifikan nilai p > α ( 0,05 ) maka Ho gagal ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil nilai

indikator kebersihan mulut antara klien menggunakan Chlorhexidine (CHX)

tanpa menggunakan CHX dalam pencegahan VAP, sehingga penggunaan

CHX sebagai kebersihan mulut mungkin lebih efektif daripada tanpa

menggunakan CHX. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah

dalam alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan desain

penelitian cross sectional.

Page 19: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Wates merupakan Rumah Sakit dengan

tipe B yang mempunyai pelayanan rawat jalan maupun rawat inap.

Pelayanan rawat jalan diberikan di poliklinik serta di Instalasi Gawat Darurat

(IGD) yang memberikan pelayanan 24 jam, sedangkan pelayanan rawat inap

diberikan di bangsal umum dan khusus (ICU/ICCU, kamar bayi).

Ruang ICU yang memiliki 6 bed, ruang ICU merupakan bangsal

gawat darurat yang menampung pasien untuk golongan umum maupun

pasien dengan asuransi kesehatan. Ruang ICU mempunyai jumlah perawat

sebanyak 16 orang dengan latar belakang pendidikan D3 sebanyak 15

sedangkan S1 sebanyak 1 perawat.

Berdasarkan hasil penelitian dalam waktu 1 tahun terdapat 49 pasien

terpasang ventilator, dalam 1 bulan rata-rata pasien yang terpasang ventilator

adalah 5 pasien dan ada 8 pasien mengalami VAP dalam waktu 1 tahun

terakhir. Perawat ICU selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi pasien agar

pasien terhindar dari infeksi atau pneumonia akibat dari pemasangan

ventilator. Perawatan mulut dan gigi (oral hygiene) dilakukan setiap pagi

setelah perawat melakukan pergantian jaga dengan cara menggosok gigi

serta mulut menggunakan pinset dan kasa yang telah diberikan NaCl,

tindakan tersebut dilakukan sampai mulut pasien bersih. Keterbatasan dalam

melakukan perawatan oral hygiene adalah kurangnya peralatan, belum

tersedianya peralatan khusus untuk perawatan oral hygiene membuat

perawat dalam melakukan perawatan oral hygiene harus menggunakan

peralatan yang ada secara bergantian.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian, diperoleh karakteristik perawat di ruang

rawat ICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates yang ditampilkan dalam tabel

5.

38

Page 20: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

39

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Ruang Rawat ICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) 1 Jenis Kelamin Laki-laki 4 25,0 Perempuan 12 75,0 2 Usia 21 - 30 tahun 8 50,0 31 - 40 tahun 7 43,8 41 - 50 tahun 1 6,2 3 Pengalaman kerja 2-3 tahun 6 37,5 4-5 tahun 2 12,5 > 5 tahun 8 50,0 4 Pendidikan D3 Keperawatan 15 93,8 S1 Keperawatan (Ners) 1 6,2 Jumlah 16 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan sebagian besar perawat ICU

berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 perawat (75%) dan perawat yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 perawat (25%). Usia perawat sebagian

besar adalah 21-30 tahun sebanyak sebanyak 8 perawat (50%), dan usia

perawat 31-40 tahun sebanyak 7 perawat (43,8%), sedangkan usia perawat

41-50 tahun hanya sebanyak 1 perawat (6,2%). Sebagian besar perawat

memiliki pengalaman kerja > 5 tahun sebanyak 8 perawat (50%), dan

perawat yang memiliki pengalaman kerja 4-5 tahun sebanyak perawat

(12,5%), peawat yang memilikipengalaman kerja 2-3 tahun cukup banyak

yaitu sejumlah 6 perawat (37,5%). Pendidikan perawat sebagian besar D3

Keperawatan sebanyak 15 perawat (93,8%) dan perawat yang mempunyai

pendidikan SI Kepeawatan (Ners) hanya 1 orang perawat.

3. Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Penatalaksanaan Oral Hygiene

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan perawat tentang

penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU RSUD

Wates Yogyakarta disajikan pada tabel 6.

Page 21: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

40

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat tentang PenatalaksanaanOral Hygiene pada Pasien Terpasang Ventilator

di ICU RSUD Wates Yogyakarta

Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang

10 6 -

62,5 37,5

0 Jumlah 16 100

Sumber : Data Primer Tahun 2016

Tabel 6 menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat

pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan oral hygiene pada pasien

terpasang ventilator sebanyak 10 perawat (62,5%). Namun masih ada

perawat dengan tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 6 perawat

(37,5%) dan tidak ada perawat yang tingkat pengetahuannya kurang.

4. Sikap Perawat dalam Penatalaksanaan Oral Hygiene

Hasil pengukuran sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene

pada pasien terpasang ventilator di ICU Rumah Sakit Umum Daerah Wates

Yogyakarta disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap Perawat dalam Penatalaksanaan Oral Hygiene pada Pasien Terpasang Ventilator di ICU

Rumah Sakit Umum Daerah Wates Yogyakarta

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Positif Negatif

13 3

81,3 18,7

Jumlah 16 100 Sumber : Data Primer Tahun 2016

Tabel 7 menunjukkan sebagian besar perawat memiliki sikap yang

positif sebanyak 13 perawat (81,3%) dan sikap perawat yang negative

sebanyak 3 perawat (18,7%) dalam penatalaksanaan oral hygiene pada

pasien terpasang ventilator.

Page 22: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

41

B. Pembahasan

1. Karakteristik Perawat

Umur perawat dalam penelitian ini sebagian besar adalah berumur 21-

30 tahun sebanyak 8 perawat (50%). Umur berpengaruh dalam

meningkatkan pengetahuan karena kemampuan mental yang diperlukan

untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru seperti

mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogi dan

berpikir kreatif mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan (Soekanto,

2007). Umur menentukan banyak sedikitnya pengalaman pribadi seseorang.

Pengalaman pribadi dan juga pengaruh faktor emosional merupakan faktor

pembentuk sikap (Azwar, 2009).

Jenis kelamin perawat sebagian besar adalah perempuan sebanyak 12

perawat (75%). Hal ini sama dengan rumah sakit umum lainnya yang

didominasi oleh perawat perempuan. Pada dasarnya karakteristik perempuan

dan laki-laki memang berbeda, bukan hanya dari segi fisik saja, tetapi juga

dalam hal berpikir dan bertindak. Bastable (2006) menyebutkan bahwa

perempuan cenderung lebih mampu menjadi pendengar yang baik, langsung

menangkap fokus diskusi dan tidak selalu berfokus terhadap diri sendiri,

sementara laki-laki tidak demikian.

Pendidikan perawat sebagian besar adalah D III Keperawatan

sebanyak 15 perawat (93,8%). Pendidikan merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun

pendidikan non formal yang diinginkan adalah adanya perubahan

kemampuan, penampilan atau perilakunya (Notoatmodjo, 2003). Menurut

Notoatmodjo (2007) bahwa semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah

menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.

Tingkat pendidikan rendah akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain yang baru

diperkenalkan (Mubarak dkk, 2007).

Sebagian besar perawat telah bekerja selama > 5 tahun sebanyak 8

perawat (50%). Semakin lama seseorang bekerja maka pengalaman mereka

Page 23: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

42

akan bertambah. Pengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan

sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Hasil pengalaman yang disusun

secara sistematis oleh otak adalah ilmu pengetahuan (Soekanto, 2007).

Menurut Azwar (2009) apa yang telah dialami seseorang akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial yang

akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

2. Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Penatalaksanaan Oral Hygiene

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perawat tentang

penatalaksanaan Oral Hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU

RSUD Wates Yogyakarta adalah baik sebanyak 10 perawat (62,5%). Hasil

penelitian ini sesuai dengan Wachidatin (2013) yang menyimpulkan perawat

yang memiliki pengetahuan baik tentang oral hygiene lebih banyak

dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan kurang, yaitu sebanyak 30

(75,0%) responden. Pengetahuan dan kemampuan perawat yang baik dalam

penelitian Wachidatin (2013) disebabkan oleh karena tingkat pendidikan

responden yang cukup dengan masa kerja yang dominan cukup lama.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang,

berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih tahan lama daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Sebelum seseorang berperilaku, individu tersebut harus

mengerti terlebih dahulu manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau

keluarganya. Apabila seseorang dalam proses adopsi perilaku didasari oleh

pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat long lasting. Menurut

pendapat Notoadmodjo (2010), bahwa dengan bekal pengetahuan yang

cukup, individu akan mengetahui keuntungan dan kerugian dari perilaku

Page 24: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

43

yang dilakukan. Pengetahuan yang baik tentunya akan berdampak pada

kemampuan perawat dalam melaksanakan oral hygiene pada pasien.

Pengetahuan perawat yang baik dalam penelitian ini dikarenakan

pendidikan perawat yang sebagian besar sudah tinggi yaitu D III

Keperawatan. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada

umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuannya. Kondisi ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Depkes

RI (2007), pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada

peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih

rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru

dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Hasil

penelitian ini sesuai dengan Wachidatin (2013) yang menyimpulkan perawat

berpendidikan D3 yang memiliki pengetahuan baik tentang oral hygiene

sebanyak 19 (67,9%).

Faktor lain yang menyebabkan tingkat pengetahuan perawat yang

baik adalah umur perawat yang sebagian besar berada pada usia 21-30 tahun.

Menurut Kartono (2006) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah usia. Semakin dewasa usia akan berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi

tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan Wachidatin (2013) yang

menyimpulkan perawat kategori dewasa muda sebanyak 24 (73,7%)

memiliki pengetahuan baik tentang oral hygiene.

Pengetahuan perawat yang baik juga disebabkan oleh masa kerja

perawat yang sebagian besar telah bekerja > 5 tahun. Lamanya seseorang

bekerja menentukan banyak atau sedikitnya pengalaman mereka. Menurut

Notoatmodjo (2003), pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan Wachidatin (2013) yang menyimpulkan perawat

dengan masa kerja kategori lama sebanyak 18 (81,8%) memiliki

pengetahuan baik tentang oral hygiene.

Page 25: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

44

Pengetahuan perawat yang cukup juga disebabkan oleh pendidikan

perawat tersebut adalah DIII Keperawatan yang secara umum lebih

mengutamakan praktik lapangan daripada pengetahuan. Sebagian besar hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perawat yang memiliki pengeahuan

cukup adalah dengan pendidikan DIII Keperawatan, sehingga perawat

tersebut dapat meningkatkan pengetahuannya melalui seminar, talk how,

atau pelatihan.

3. Sikap Perawat dalam Penatalaksanaan Oral Hygiene

Sikap perawat dalam penatalaksanaan Oral Hygiene pada pasien

terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta adalah positif

sebanyak 13 perawat (81,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Rosyid

(2008) yang menyimpulkan bahwa sikap perawat dalam pelaksanaan oral

hygiene pada penderita stroke paling banyak mempunyai sikap positif. Sikap

yang positif dikarenakan pengetahuan sebagian besar perawat cukup,

sehingga mudah menerima, merespon sebuah informasi dan dapat

memberikan dorongan kepada seseorang untuk bertingkah laku.

Newcomb menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk

bertindak, sikap bukan suatu tindakan akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilku yang didukung oleh pengetahuaan yang dimiliki

seseorang (Notoatmojo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2012) domain sikap

antara lain menerima yaitu bahwa perawat mau memperhatikan stimulus

yang diberikan tentang pelaksanaan oral hygiene, merespon yaitu memberi

jawaban dengan baik terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang melaksanakan

oral hygiene, menghargai yaitu mengajar orang lain dalam hal ini penderita

dan keluarga untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan oral hygiene pada

pasien terpasang ventilator dan bertanggung jawab yaitu merasa bahwa

perawat perlu bertangggung jawab terhadap kebersihan rongga mulut

penderita melalui tindakan oral hygiene.

Sikap perawat yang positif dikarenakan usia perawat yang sebagian

besar dalam rentang 21-30 tahun. Usia menentukan banyak sedikitnya

Page 26: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

45

pengalaman pribadi seseorang. Disamping itu umur juga berpengaruh

terhadap emosi dalam diri individu. Hal ini sesuai pendapat Azwar (2009),

bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi dan

juga pengaruh faktor emosional. Hasil penelitian ini sesuai dengan Rosyid

(2008) yang menyimpulkan karakteristik umur perawat yang memiliki sikap

positif dalam pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke sebagian besar

44,8% atau 13 orang, berusia 20-30 tahun.

Dilihat dari pendidikan perawat sebagian besar sudah berpendidikan

tinggi D III Keperawatan. Menurut Azwar (2009) lembaga pendidikan

merupakan faktor yang mempengaruhi sikap. Lembaga pendidikan sebagai

suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu.pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang

boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan Rosyid (2008) yang menyimpulkan karakteristik

pendidikan perawat yang memiliki sikap positif dalam pelaksanaan oral

hygiene pada pasien stroke sebagian besar adalah D III Keperawatan (79.3%

atau 23 orang).

Sikap perawat yang positif juga dikarenakan faktor lama kerja

perawat yang sebagian besar sudah bekerja > 5 tahun. Menurut Mubarak

(2011), bahwa pengalaman yang baik akan meninggalkan kesan yang

mendalam bagi jiwa seseorang dan akan bersifat positif dalam

kehidupannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Rosyid (2008) yang

menyimpulkan karakteristik lama kerja perawat yang memiliki sikap positif

dalam pelaksanaan oral hygiene pada pasien stroke sebagian besar telah bekerja

lebih dari 5 tahun (55.2 % atau 16 orang).

Sikap perawat yang negatif juga dikarenakan faktor lama kerja perawat

yang sebagian besar bekerja < 5 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena

kurangnya pengalaman kerja perawat, sehingga perawat tersebut harus banyak

belajar dan menyesuaikan dengan perawat yang memiliki sikap yang positif.

Page 27: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

46

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pengambilan data yang tidak

dilakukan dalam satu waktu sehingga memungkinkan saling komunikasi antara

satu responden dengan responden lain dalam pengisian jawaban kuesioner.

Page 28: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Tingkat pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan oral hygiene pada

pasien terpasang ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta sebagian besar

baik sebanyak 10 perawat (62,5%). Namun masih ada tingkat pengetahuan

perawat yang cukup sebanyak 6 perawat (37,5%) sehingga perlu adanya

pelatihan atau pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

2. Sikap perawat dalam penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang

ventilator di ICU RSUD Wates Yogyakarta sebagian besar positif sebanyak

13 perawat (81,3%) dan sikap perawat yang negatif sebanyak 3 perawat

(18,7%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Perawat di ICU RSUD Wates Yogyakarta

Perawat hendaknya mempertahankan pengetahuan yang baik melalui

pendidikan berkelanjutan, media informasi dan lain-lain. Sikap positif

hendaknya dipertahankan dengan cara mengaplikasikan pengetahuan yang

dimiliki dengan tindakan yang kongkret. Bagi perawat yang memiliki tingkat

pegetahuan yang cukup dan sikap yang negatif harus meningkatkan

pengetahuannya dengan cara mengikuti pelatihan, talk show, maupun belajar

dari rekan perawatnya yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi

dan sikap yang positif dari perawat tersebut.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik pengambilan data dengan

satu waktu sehingga meminimalis adanya saling bertanya dalam mengisi

kuesioner penelitian. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan

penelitian ini dengan meneliti tindakan perawat dalam penatalaksanaan oral

47

Page 29: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

48

hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU sebagai bagian dari

pemberian asuhan keperawatan dan dapat menjadi salah satu tindakan untuk

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

3. Bagi RSUD Wates Yogyakarta

RSUD Wates harus memberikan fasilitas yang memadai khususnya untuk

perawatan oral hygiene, agar perawat yang melakukan perawatan oral

hygiene tidak menggunakan alat secara bergantian antara pasien satu dengan

yang lain. Dengan adanya peralatan yang memadai dapat mengurangi resiko

terjadinya inos yang dapat menyebabkan pasien mengalami pneumonia.

Berdasarkan hasil penelitian ini masih terdapat perawat dengan tigkat

pengetahuan cukup dan perawat yang mempunyai sikap negatif, sehingga

RSUD Wates perlu memberikan fasilitas seperti talk show atau seminar

untuk meningkatkan pengetahuan perawat khususnya tentang

penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator.

Page 30: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta Rineka cipta.

Asati DP, Sharma VK, Khandpur S, Khilnani GC, Kapil A. (2008) Clinicoetiological Study Of Nosocomial Sepsis In Dermatology Ward. 13th International Congress On Infectious Diseases.

Augustyn B. (2007). Ventilator-Associated Pneumonia: Risk Factors And Prevention. Critical Care Nurse 27.32

Axelsson P. (2007). Diagnosis and Risk Prediction of Periodontal Disease. Chicago Quintessance Publishing

Azwar, S. (2010). Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka pelajar.

Bambang, Warsita. (2008). Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar, Jurnal Teknodik, vol. XII (1) Juni 2008.

Bastable, S.B. (2006). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip Pengajaran. Jakarta EGC.

Berry AM, Davidson PM, Masters J, and Rolls K. (2007). Systematic Literature Review Of Oral Hygiene Practices For Intensive Care Patients Receiving Mechanical Ventilation, Am J Crit Care (16) 552-562

Bouwhuizen, M. (2006). Ilmu Keperawatan. EGC Jakarta.

Chan EY, Ruest A, Meade M, Cook DJ. (2007). Oral Decontamination For Prevention Of Pneumonia In Mechanically Ventilated Adults: Systematic Review And Meta-Analysis. BMJ 2007;334:889. Available from : (http//www.medscape.com/ viewarticle/707833_4). Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Penerbit Salemba Medika Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Erasmus, Vicki., Daha, Thea J., Brug, Hans., Richardus, Jan H., Behrendt, M., Vos, M., et al .(2010). Systematic Review of Studies on Compliance with Hand Hygiene Guidelines in Hospital Care. Chicago Journal. , (http://www.jstor.org/stable/10.1086/650451) Diakses tanggal 07 Januari 2015.

Evans, J.R, dan Lindsay W.M. (2008). The management and contol of quality

(7th Edition). Ohio Thomson south-western.

Page 31: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

50

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial, PT. Refika Aditama, IKAPI, Bandung

Hidayat, A.A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta Salemba Medika.

Hunter JD. (2006). Ventilator Associated Pneumonia. Postgrad Med J 82: 172-8. Available from : (http//www.pmj.bmj.com/content/82/965/172.full). Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Ireland R. (2006). Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. Oxford: Blackwell Munksgaard.

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta Binarupa Aksara. p. 17-35.

Kementerian Kesehatan RI (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11K.02.02/Menke/148/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat.

Kollef MH. (2005). Prevention Of Hospital-Associated Pneumonia And Ventilator-Associated Pneumonia. ;32:1396–1405.

Latief Said, dkk. (2007). Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi ke 2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI.

Meliono, I. (2008). Pengetahuan. Dalam: MPKT Modul 1. Jakarta Lembaga Penerbitan FEUI; 33-35.

Mubarak, (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta Graha Ilmu

Notoatmodjo, Soekidjo.(2011). Metode penelilian kesehatan. Jakarta Rineka cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka Cipta.

Nugraheni, Ratna, dkk. (2012). Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 11, no.1: h. 94-100.

Nursalam.(2010). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: panduan, skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta Salemba medika.

Peter JP, Burkhard L. (2008). Mechanical Ventilation: Clinical Applications and Pathophisiology. Philadelphia Saunders Elsevier.

Polit, Denise .F, Beck, CT.(2006). Essential Of Nursing Research Volume 1.USA: Lippicont Williams & Wilkins.

Potter Perry. (2009). Fundamental of Nursing, Buku 1, Edisi : 7, Salemba Medika Jakarta.

Page 32: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

51

Pranggono, E.M (2011). Ventilasi Mekanik. Diakses pada tanggal 20 April 2015. (http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/03/ventilasi_mekanik.pdf).

Rello, J. (2007). Incidence, etiology and outcome of nosocomial pneumonia in ICU patients requiring percutaneous tracheostomy for mechanical ventilation. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2014 dari http://www.bjmp.org/content/ventilato r-associated-pneumonia.

Roeslan, B.O. (2002). Imunologi Oral: Kelainan di dalam Rongga Mulut, FK UI, Jakarta.

Rosyid, F. N. (2009). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Pelaksanaan Oral Hygine pada Pasien Stroke di Ruangan Interna (Kelas II, dan VIP) RSI Darus Syifa’ Surabaya. Jurnal Ilmiah Media. ISSN: 0854-2929.

RSUP Sanglah Denpasar. (2013). Laporan Data Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Tahun 2012. RSUP Sanglah Denpasar.

Salvatore G, Luciana M, Marco R. (2010). in Miller’s Anesthesia. 7th ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier.

Shaila, S. (2010). Practical Application of mechanical ventilator. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014 dari (http://chestjournals.org/cgi/content/ab stract/130/2/597).

Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta Rajawali Grafindo Persada.

Sugiyono.(2014). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sundana K. (2008). Ventilator Pendekatan Praktis di Unit Perawatan Kritis Edisi ke 1. Bandung CICU RSHS.

Taylor, R., Carol, et al. (2011). Fundamentals of Nursing : the Art and Science of nursing Care. Seventh edition Library Of congres cataloging in publication Data.

Tortora GJ., Funke BR., Case CL., (2004). Microbiology an Introduction. 8th edition. San Fransisco: Pearson Education. Inc. p. 743-57.

Wachidatin, B. (2013). Hubungan Pengetahuan Tentang Oral Hygiene dengan Kemampuan Perawat dalam Pelaksanaan Oral Hygiene pada Pasien di Ruang ICU dan HCU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Wawan, A, Dewi. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, motivasi. Yogyakarta Salemba medika.

Page 33: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT …repository.unjaya.ac.id/2568/1/Alvian Kurnianto_3211074_nonfull.pdf · i i gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam penatalaksanaan

52

Wiryana M. (2007).Ventilator Associated Pneumonia. Jurnal penyakit dalam 2007 ; 8(3):254-69. Available from : (http // ejournal.unud.ac.id/.../ ventilator%20associated%20pneumonia. Diakses tanggal 07 Januari 2015).

Wolf HF, Rateitschsk HK, Hasse TM. (2004). Color Atlas of Dental Medicine New York. Periodontology. Thieme.

Zulkarnain. (2009). Infeksi Nosokomial. Jakarta Interna Publishing