hubungan pengetahuan dan sikap perawat terhadap

27
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS Oleh IDAYANTI 067010008/KK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008

Upload: yakin-crlm-mu-barca

Post on 22-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubunngan perawat asdgadgsdgdagsdgagadgadgadgadgadgadgadgadgadgadgadgadgdagadgadgadgadg fasfasfas asdasg hgfgasf rg hghasgfahfhgasdfsaf v fgsfaahsgf aasfgfsafhgr a fghyga sf asf fgsjhhfghasgfgasfsafasf

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS Oleh IDAYANTI 067010008/KK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (MKes) dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh IDAYANTI 067010008/KK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008 PERNYATAAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU T E S I S Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, September 2008 Idaynti Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008Judul Tesis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU Nama Mahasiswa : Idayanti Nomor Pokok : 067010008 Program Magister : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Menyetujui Komisi Pembimbing (Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Yusrawati Hasibuan, SKM, MKes) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc) Tanggal Lulus : 16 September 2008 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008 ABSTRAK Standar Operasional Prosedur adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu klien yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. Kelalaian perawat serta kurangnya pengetahuan dan sikap dalam penerapan SOP teknik menyuntik dapat membahayakan perawat dan pasien. Rasio peluang penularan HIV akibat kecelakaan tertusuk jarum sebenarnya rendah, 3 : 1000, artinya dari 1000 kasus kecelakaan tertusuk jarum, hanya ada tiga kasus penularan HIV. Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2006 dan 2007 terjadi kecelakaan kerja yaitu 4 orang tenaga perawat dan 1 orang mahasiswa kedokteran terpajan jarum suntik dan jarum infus penderita HIV/AIDS dan mereka tidak memakai sarung tangan saat bekerja, kondisi ini menimbulkan kecemasan pada mereka. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) teknik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 153 orang dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan uji regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,7% perawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru menerapkan SOP teknik menyuntik. Pada uji Chi-Square ditemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan terhadap penerapan SOP teknik menyuntik dengan nilai P =0,025dan tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel sikap terhadap penerapan SOP nilai P=0,403. Disarankan adanya komitmen yang tegas dalam penerapan SOP sebagai upaya pencegahan infeksi, mengembangkan pengetahuan perawat melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat teknis serta pendidikan dan pelatihan dibidang keselamatan kerja, disarankan penelitian lanjutan tentang penerapan SOP keperawatan di rumah sakit yang berbeda dengan menambah variabel ?variabel lain yang berkaitan dengan SOP. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, SOP keperawatan, menyuntik i Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008 ABSTRACT Standard Operational Procedure is a set of instructions or steps of activities which is estabilished to meet the need of a certain client who intends to direct the nursing care activities for an efficient and effective goal that is consistent and safe in the framework of improving the quality of service through meeting the existing standard. The carelessness of nurses and their less knowledge and attitude in the application of SOP of injecting technique can endanger the nurse and patient. The ratio of HIV transmission opportunity resulted from the accident of injection is low, 3 :1000, meaning, only 3 cases of HIV transmission are found in the1000 cases of the accident of injection. At Arifin Achmad General Hospital Pekanbaru in 2006 and 2007 occurred and occupational accident involving 4 (four) nurses and 1 (one) medical student who had physical contact with the neddles used to give an injection and to infuse the HIV/AIDS patient. Since they did not wear their gloves when they were working, this condition made them worried. This observational study with cross sectional design is intended to examine the relationship between the nurses knowledge and attitude in applying the SOP of injecting technique to prevent injection at Arifin Achmad General Hospital Pekanbaru. The population for this study is 153 persons and 60 of them were selected to be the samples.The data obtained were analyzed through univariate, bivariate (using Chi-square test), and multivariate (using double regression test) analysis. The result of this study shows that 91,7% of the nurses working for Arifin Achmad General Hospital Pekanbaru applied the SOP of injection technique. The result of Chi-square test shows that there is a significant relationship between nurses knowledge in the application the SOP of injecting technique ( P=0,025) and is not significant relationship between nurses attitude in the application the SOP of injecting technique (P=0,403). In is suggested that there be a strict commitment in the application of SOP as an attempt to prevent injection, to develop the nurse knowledge through technical education and training departemen of safety work and to conduct further study on the application of the SOP of nursing at the other hospitals and including the other variables related to SOP. Key words : Knowledge, Attitude, SOP Nursing, Giving injection. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Pasca Sarjana USU, Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara serta Bapak dan Ibu seluruh staf Dosen yang selama ini memberikan pengajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis. 2. Komisi pembimbing yaitu : Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, dan Ibu Yusrawati Hasibuan, SKM, MKes yang selalu membimbing dan memberi saran-saran hingga selesainya Tesis ini. 3. Komisi penguji yaitu : Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK dan Ibu Sri Utami AKP, SPd, Mkes yang banyak memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan Tesis ini. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 20084. Ibu Sofiah Saimin, SKM, Mkes, selaku Direktur Politeknik kesehatan Dep Kes Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Dr. Zulkifli Malik, Sp.Pa, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru beserta seluruh staf yang turut membantu terlaksananya penelitian hingga selesai 6. Rekan-rekan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Angkatan 2006 yang selalu memberi motivasi dalam penyelesaian tesis ini. Tidak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Ayahnda Sudjai (Alm) dan Ibunda Zulfidar yang telah membesarkan, mendidik dan membina dengan penuh kasih sayang serta diiringi do?a hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Strata Magister. Kiranya hanya do?a yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT yang akan membalas segala apa yang telah mereka berikan. Dengan penuh rasa kasih penulis sampaikan kepada suami tercinta, Haris Fadillah, ST yang selalu memberi perhatian, motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan Tesis ini, seiring rasa hormat dan terimakasih kepada Pamanda Azaly Djohan, SH dan Bunda Masni. R, abang, kakak dan adik yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat dalam hidup ini. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tesis ini, semoga karya ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan kerja khususnya. Medan, September 2008 Penulis Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS 1. Nama : Idayanti 2. Jenis Kemin : Perempuan 3. Agama : Islam 4. Tempat/Tanggal lahir : Pringsewu, 22 Oktober 1969 B. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Muhammadiyah Pringsewu Tahun 1977 - 1982 2. SMP Muhammadiyah Pringsewu Tahun 1982- 1985 3. SMA Muhammadiyah Pringsewu Tahun 1985- 1988 4. Akademi Perawat Tahun 1989 - 1992 5. FKIP UNRI Tahun 2001- 2003 6. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pasca Sarjana USU Medan Tahun 2006 ? 2008 C. RIWAYAT PEKERJAAN 1. Staf Pengajar Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Tahun 1994- 2001 2. Staf Pengajar di Poltekkes Dep Kes Riau Tahun 2001 ? Sekarang Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Permasalahan ................................................................................ 9 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 10 1.4 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 10 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 12 2.1 Pengetahuan .................................................................................. 12 2.2 Sikap ............................................................................................ 14 2.3 Perawat .......................................................................................... 19 2.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) ............................................ 23 2.5 Teknik Menyuntik ......................................................................... 24 2.6 Pencegahan Infeksi ........................................................................ 28 2.7 Landasan Teori............................................................................... 32 2.8 Kerangka Konsep Penelitian.......................................................... 33 BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 34 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 34 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 34 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 35 3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 36 3.5.Variabel dan Defenisi Operasional ............................................... 39 3.6 Metode Pengukuran ...................................................................... 41 3.7 Analisis Data ................................................................................. 42 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 43 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................... 43 4.2 Analisis Univariat ......................................................................... 45 4.3 Analisis Bivariat???????????????????. 48 BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 51 5.1. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ........... 51 5.2. Hubungan Sikap Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik menyuntik Di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru .............. 54 5.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 58 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60 6.1 Kesimpulan ................................................................................... 60 6.2 Saran ............................................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Variabel dan Defenisi Operasional ..................................................... 41 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru................................................... 46 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru............ 47 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ................... 48 4.5 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.................... 49 4.6 Hubungan Sikap Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ............................... 50 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 33 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 64 2. Lembar Kuesioner ............................................................................... 65 3. Instrumen Observasi ............................................................................ 69 4. Hasil Out Put Pengolahan Data Penelitian .......................................... 72 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) menyebutkan bahwa upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan di Rumah Sakit bersifat menyeluruh, terpadu, bermutu merata, terjangkau dan dapat di terima oleh masyarakat luas. Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan perlindungan yang layak. Oleh karena itu rumah sakit dalam memberikan pelayanan wajib mematuhi standar profesi dan memperhatikan hak pasien (DepKes RI, 2004). Keperawatan sebagai salah profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena selain jumlahnya yang dominan, juga pelayanannya menggunakan metoda pemecahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan yang menjadi prinsip dasar dalam program quality assurance. Peran perawat dalam mensukseskan program menjaga mutu secara menyeluruh menjadi sangat penting, karena perawat adalah kunci dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah pelayanan dan asuhan pasien dalam sistem pelayanan di rumah sakit (srf/www/portalkalbe/files/cdk/files/04_Quality AssuranceKeperawatan91.pdf_ Quality). Dalam pelayanan keperawatan standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, disamping itu juga standar dapat menjaga keselamatan kerja, sehingga perawat harus berpikir realistis tentang pentingnya 1 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada perawat itu sendiri. Keberhasilan rumah sakit dalam penerapan standar operasional prosedur praktik keperawatan harus didukung oleh adanya berbagai sistem, fasilitas, sarana dan pendukung lainnya yang ada di rumah sakit tersebut (DepKes RI, 2006). Agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan dapat mencapai tujuan, diperlukan suatu perangkat instruksi atau langkah ? langkah kegiatan yang dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu pasien, langkah-langkah kegiatan tersebut adalah Standar Operasional Prosedur (SOP). Tujuan umum standar operasional prosedur adalah untuk mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku (DepKes RI, 2006). Memberikan pengobatan kepada pasien melalui tindakan menyuntik merupakan wewenang dokter. Tindakan menyuntik dapat saja dilakukan perawat setelah adanya pelimpahan wewenang dari dokter yang bertanggung jawab mengobati pasien. Sejalan menurut pendapat Hidayat A .Aziz (2002), apabila bentuk pelayanan kesehatan membutuhkan kerjasama tim seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit komplek dan pemantauan reaksi obat yang telah diberikan, maka kerjasama dalam pemberian obat boleh saja dilakukan oleh perawat sesuai dengan fungsi perawat yaitu fungsi interdependen. Komite perawat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad pada tahun 2006 sudah Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008membuat draft dan mengusulkan pada pihak rumah sakit tentang pengakuan dan perlindungan tindakan menyuntik oleh perawat, meskipun belum ada realisasinya, komite perawat terus berupaya untuk mewujudkannya. Pemberian obat melalui suntikan dapat melalui empat rute, yaitu intra cutan, sub cutan, intra muskuler dan intra vena. Risiko yang paling berbahaya dan merugikan dalam pemberian obat adalah melalui intra vena. Setelah masuk ke dalam aliran darah, obat mulai bekerja dengan cepat dan tidak ada cara yang dapat menghentikan kerja obat tersebut. Disamping merugikan ada juga keuntungan dalam situasi kedaruratan ketika obat bekerja lebih cepat dan harus segera diberikan. Untuk itu pada saat memberikan obat melalui intra vena, perawat harus mengobservasi pasien dengan cermat adanya gejala reaksi yang merugikan. Sebagai upaya untuk mengurangi kecelakaan akibat bekerja terutama dalam tindakan menyuntik, perawat dibekali pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang standar operasional prosedur yang berlaku di rumah sakit dan prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan praktik keperawatan, karena tindakan sekecil apapun yang berhubungan dengan nyawa manusia dapat menimbulkan risiko terhadap perawat dan pasien. (Harry & Potter, 1999). Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dibuat untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga petugas dapat bekerja dengan baik dan tercapai tujuan yang diharapkan. Tanggung jawab secara umum terletak pada pimpinan, namun setiap petugas mempunyai kewajiban untuk mencegah terjadinya Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008kecelakaan akibat kerja, dengan cara menggunakan pakaian kerja dan peralatan tertentu serta tindakan yang menjamin kesehatan dan keselamatan (Supartono,1993). Pakaian kerja dan peralatan tertentu serta tindakan nyata yang dapat menjamin kesehatan dan keselamatan perawat dalam memberikan perawatan rutin kepada pasien adalah sebagai berikut: Gown (gaun), masker, sarung tangan, kacamata pelindung dan tindakan mencuci tangan. Sarung tangan dapat mencegah penularan pathogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung. Williams (1983) menyebutkan alasan mengenakan sarung tangan dalam perawatan rutin pasien adalah untuk mengurangi kemungkinan perawat kontak dengan organisme infeksius yang menginfeksi pasien. (Potter & Perry, 1999). Standar minimal yang harus dilakukan pekerja medis adalah selalu mengenakan sarung tangan karet setiap sekali menyuntik pasien (Soeroso, 2007). The Occupational Safety and Health Act of 1991 menetapkan kaidah dan peraturan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan infeksius dalam tempat kerja (OSHA, 1991). Panduan OSHA digabungkan dengan kebijakan dan prosedur dari institusi pelayanan kesehatan. Elemen dari panduan OSHA memuat beberapa kaidah diantaranya adalah pemenuhan tindakan pencegahan standar. Pada tahun 1987, Pusat Kontrol Penyakit (Center for Disease Control) mengeluarkan pedoman komprehensif yang disebut Universal Precaution (kewaspadaan universal) yang meliputi anjuran penggunaan dan pembuangan instrumen tajam yang aman. Tindakan kewaspadaan ini semata-mata berfungsi sebagai pedoman untuk institusi dan tidak diselenggarakan oleh hukum. Pada tahun 1991, Keamanan kerja dan pelayanan kesehatan Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008(Occupational Safety and Health Administration, OSHA) mengeluarkan sebuah mandat tindakan kewaspadaan yang disebut kewaspadaan standar (standart precaution), yang menyatakan bahwa institusi harus menyediakan alat pelindung untuk pegawai guna mencegah penularan patogen yang ditularkan melalui darah, karena rute pajanan penyakit yang ditularkan melalui darah paling sering berasal dari jarum suntik (Bohony, 1993), dewasa ini banyak institusi menyuplai ?spuit pengaman? (safety syringes) untuk perawat yang digunakan ketika memberi injeksi (Potter & Perry, 1999). Pencegahan universal berprinsip, setiap pasien berpotensi menularkan virus hepatitis B, hepatitis C dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui darah dan cairan tubuhnya. Pencegahan tersebut penting sebab selama ini di rumah sakit, pekerja medis kerap kecelakaan tertusuk jarum bekas pakai. Kecelakaan tertusuk jarum dapat terjadi, misalnya ketika pekerja medis menyuntik pasien yang tiba-tiba bergerak spontan saat ujung jarum menusuk kulitnya. Selain itu yang juga rawan adalah saat pekerja medis melakukan recapping (memasukan suntik bekas pakai pada tutupnya sebelum dibuang). Di Amerika tahun 1987 baru diketahui bahwa kecelakaan saat recapping merupakan kecelakaan tertusuk yang paling sering, sekitar 300.000 kejadian pertahun. Sejak itu di Amerika recapping tidak dilakukan lagi. Jarum suntik bekas pakai langsung dibuang ke tempat khusus tanpa ditutup dulu dengan penutupnya, seharusnya rumah sakit di Indonesia juga demikian (Soeroso, 2007). Rasio peluang penularan HIV akibat kecelakaan tertusuk jarum sebenarnya rendah, 3 : 1000, artinya dari 1000 kasus kecelakaan tertusuk jarum, hanya ada tiga Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008kasus penularan HIV. Meskipun rasio peluang penularan HIV rendah, tetapi tidak boleh dianggap enteng. Apalagi penularan hepatitis B lebih tinggi, yaitu dalam 100 kasus kecelakaan tertusuk terdapat 30-40 kasus penularan hepatitis B. Sangat disayangkan, jarang sekali yang melapor jika kecelakaan tertusuk, mungkin dianggap biasa (Soeroso, 2007). Cidera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini . Diperkirakan lebih dari satu juta jarum digunakan setiap tahun oleh tenaga perawat . Ketika perawat tanpa sengaja menusuk dirinya sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk ke dalam jaringan tubuh pasien, perawat berisiko terjangkit sekurang-kurangnya 2 patogen potensial. Dua patogen yaitu hepatitis B (HBV) dan menyebabkan masalah ialah virus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV) (Jagger, 1992). Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksi adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam metode universal precautions yaitu suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien tanpa memperdulikan status infeksi. Dasar kewaspadaan universal adalah cuci tangan secara benar, penggunaan alat pelindung, desinfeksi dan mencegah tusukan alat tajam dalam upaya mencegah transmisi mikroorganisme (http://www.infeksi.com/article.php,2008). Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru mengalami kemajuan pesat dalam pembangunan dibidang kesehatan. Sebagai Rumah Sakit Kelas B pendidikan, tugas dan fungsi yang diemban oleh RSUD Arifin Achmad semakin Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008kompleks yaitu mencakup upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit Kabupaten dan Kota se Propinsi Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Fungsi pusat rujukan bagi Rumah Sakit Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit lainnya di Propinsi Riau, menyebabkan peningkatan beban kerja RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sudah melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dari performance kinerja pelayanan, dimana BOR pada akhir desember 2006 mencapai 95,3% dengan rata-rata pasien rawat inap 344 orang /hari, dengan 370 tempat tidur yang tersedia. Secara komulatif BOR tahun 2006 adalah 93%, rata-rata kunjungan rawat jalan 576 per hari dan rata-rata kunjungan rawat darurat 81 pasien per hari, sehingga perlu dilakukan relokasi ruang perawatan dan realokasi tempat tidur untuk disesuaikan dengan banyaknya kunjungan. Jumlah tenaga medis non medis pada akhir tahun 2007 sebanyak 894 dimana jumlah tenaga perawat sebanyak 420 orang yang tersebar di 14 ruang rawat inap dan beberapa di poliklinik. Pihak Rumah Sakit akan terus menambah sumber daya manusia, peralatan medis dan non medis, mengingat pembangunan gedung perawatan kelas utama berlantai 7 dengan luas ? 20.031 M? masih menunggu tahap penyelesaiannya sampai akhir tahun 2008. (Profil RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2006). Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk tindakan keperawatan dan di ruangan perawatan sudah menerapkannya, berdasarkan penetapan Direktur Rumah Sakit Umum tertanggal penerbitan 13 mei 2006 dengan No Dokumen 04/keperawatan/05/110-113 yang Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008secara rinci memuat prosedur tetap (protap) pelayanan keperawatan, namun kendalanya SOP keperawatan tersebut belum sepenuhnya diterapkan oleh perawat. Berdasarkan informasi kepala ruangan medikal dan surgikal serta pengamatan langsung, bahwa ada kecenderungan responden bekerja menurut pengalaman dan pengaruh orang lain, Kemudian sejak tahun 2007 rumah sakit umum daerah Pekanbaru sudah memiliki Surat Keputusan (SK) sistem pencatatan dan pelaporan tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, kebakaran dan bencana alam serta Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3RS) dengan rutin melaporkan setiap kejadian akibat bekerja. Dalam laporan kecelakaan kerja petugas ruang rawat inap RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tanggal 10 Mei 2006 terjadi kecelakaan kerja yaitu dua orang tenaga perawat dan satu orang mahasiswa kedokteran terpajan jarum suntik penderita HIV/AIDS, kemudian tanggal 22 Oktober 2007 telah terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan dua perawat tangannya tersentuh ceceran darah dari jarum infus pasien HIV/AIDS. Kejadian tersebut menimbulkan kecemasan pada mereka setelah tangannya terkena ceceran darah penderita HIV/AIDS, pemaparan terhadap pathogen ini meningkatkan risiko mereka terhadap infeksi yang serius bahkan kemungkinan kematian. Dalam laporan tersebut ditambahkan bahwa saat bekerja perawat tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker. Untuk terapi tindakan mereka sudah berikan konseling dan pengobatan medis (Panitia K3, 2007). Strategi untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam kewaspadaan universal adalah dengan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008kemampuan petugas. Berdasarkan informasi yang diperoleh, Rumah Sakit Umum Arifin Achmad sudah mengikutsertakan perawat untuk mengikuti pelatihan pencegahan infeksi dan universal precaution sebanyak 23 orang rinciannya adalah sebagai berikut pelatihan pencegahan infeksi Exhause training sebanyak 3 orang dan pelatihan Universal Precaution inhause training sebanyak 20 orang. Kelalaian dalam bekerja serta kurangnya pengetahuan dan sikap terhadap penerapan standar operasional prosedur keperawatan khususnya dalam tindakan menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi dapat membahayakan perawat dan pasien, seperti yang terjadi pada empat orang tenaga perawat dan satu orang mahasiswa kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang bekerja tidak menggunakan sarung tangan dan tangannya terpapar jarum suntik dan tersentuh ceceran darah dari jarum infus pasien HIV/AIDS, dengan demikian dapat tertular penyakit dari pasien ke perawat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui ?Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik dalam Upaya Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru?. 1.2 Permasalahan Perawat sebagai profesi, senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan keperawatan. Penerapan SOP keperawatan di Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengaruh orang lain yang dapat menyebabkan Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008meningkatnya kecelakaan dalam bekerja. Memberikan pengobatan kepada pasien melalui tindakan menyuntik merupakan wewenang dokter. Tindakan menyuntik dapat saja dilakukan perawat setelah adanya pelimpahan wewenang dari dokter yang bertanggung jawab mengobati pasien, hal ini sesuai dengan fungsi perawat yaitu fungsi interdependen. Namun pengakuan dan perlindungan tindakan menyuntik oleh perawat yang diusulkan komite keperawatan pada pihak Rumah Sakit sejak tahun 2006 belum ada realisasinya sampai sekarang. Tindakan menyuntik mempunyai pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan perawat saat pemberian obat pada pasien. Berdasarkan laporan kecelakaan, maka pada tahun 2006 dan 2007, ada 4 (empat) orang tenaga perawat dan 1 (satu) mahasiswa kedokteran terpajan jarum suntik dan jarum infus penderita HIV/AIDS, sehingga menimbulkan kecemasan pada mereka. Dari masalah tersebut dapat dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut : ?Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) teknik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad Pekanbaru?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) khususnya dalam tekhnik menyuntik intra vena dalam upaya pencegahan infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 20081.4 Hipotesis Ho : Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) teknik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Ha : Adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) teknik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi di Rumah sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1.Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisa masalah pengetahuan dan sikap perawat terhadap penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tekhnik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. 1.5.2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan dalam lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru untuk melakukan perencanaan, pengembangan, pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan praktik keperawatan. 1.5.3. Sebagai bahan informasi dan pengembangan keilmuan yang berkelanjutan di lembaga pendidikan khususnya pada penelitian sejenis. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari ?tahu? ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga. Bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka dapat dikatakan mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan (Notoatmodjo, 1993). Sebagaimana uraian diatas dapat dikatakan bahwa Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil proses penginderaan mengenai suatu objek tertentu dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada pada objek tersebut, merupakan bagian tingkah laku yang termasuk domain kognitif tingkat pertama. Melalui lingkungan seseorang mendapat pengalaman dan pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal atau pendidikan informal. Makin tinggi pendidikan formal seseorang makin luas pengetahuannya. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia yang dapat mempengaruhi sikap seseorang (Notoatmodjo, 1993). Menurut Machfoedz, et al (2005) cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik 12 Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008lisan atau tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu stimulus yang dapat berupa pertanyaan lisan maupun tertulis. Seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi apabila mampu mengungkapkan sebagian besar informasi dari suatu objek dengan benar. Demikian juga bila seseorang hanya mampu menggunakan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar maka dikategorikan berpengetahuan rendah tentang objek tersebut. 2.1.1 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (1993) mencakup 6 (enam) tingkatan yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berakaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 1993). 2.2. Sikap Bogardus, et al (1931) yang dikutip oleh Azwar (1995) menyatakan bahwa sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008Louis Thurstone, et al (1928) dikutip oleh Azwar (1995) menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Menurut Notoatmodjo (1993), sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. 2.2.1. Struktur Sikap Menurut Breckler (1984) yang dikutip oleh Azwar (1995) menjelaskan bahwa sikap mempunyai struktur, yaitu : a. Komponen kognitif ; kepercayaan individu pemilik sikap b. Komponen afektif ; perasaan yang menyangkut aspek emosional c. Komponen konatif ; aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimilikinya 2.2.2 Perbedaan Sikap Menurut Ahmadi (1990) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) sikap dibedakan menjadi: a. Sikap positif, yaitu yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima atau mengakui, menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008b. Sikap negatif yaitu : menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada 2.2.3 Pembentukan Sikap Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologi yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan agama serta pengaruh emosi dalam diri individu (Azwar, 1995). Berikut akan diuraikan peranan masing-masing faktor tersebut dalam membentuk sikap manusia. a. Pengalaman Pribadi Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. b. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. c. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus. d. Media Massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan sebagainya mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. f. Pengaruh emosi dalam diri individu Kadang-kadang bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 2008sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. 2.2.4 Berbagai Tingkatan Sikap Berbagai tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (1993) sebagai berikut : a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang berkaitan (objek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008. USU e-Repository ? 20082.3 Perawat dilalui dalam suatu