hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan …
TRANSCRIPT
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
279
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN CIDERA KEPALA RINGAN YANG DIRAWAT DI RUANG IGD RSUD
DR. M. YUNUS BENGKULU
Fernalia1 , Samsul Fajri2, S. Effendi3
1,3 STIKES Tri Mandiri Sakti, Bengkulu Email: [email protected] 2 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Email: [email protected]
ABSTRACT: RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF NURSES WITH TREATMENT OF MILD HEAD INJURY PATIENTS WHO TREATE IN IGD WARD RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Background: Head injuries occur at 750,000 year and are the leading cause of death in adulthood. Important component in nursing care head injuries is nurse competence which is influenced by knowledge and attitude factors. Providing appropriate nursing care can prevent complications in head injury patients Purpose: of this study is to determine the Relationship of Knowledge and Attitude of Nurses with Treatment of Mild Head Injury Patients who Treate in IGD Ward RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Methods:This study used descrptive correlational approach with cross sectional design. Population in this study were all nurses in IGD Ward RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu with the amount of 30 people. Sampling technique in this study used total sampling. Collecting data in this study used primary data with spreaded questionnaire and and observation directly to the nurses in IGD Ward RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Data analysis used Chi-Square. Result: of this study showed: (1) from 30 sample in IGD Ward RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu there were 5 people (16,7%) did not appropriate procedure and 25 people (83,3%) with appropriate procedure; (2) from 30 sample there were 1 people (3,3%) with lack of knowledge, 10 people (83,3%) with moderate knowledge, and 19 people (63,3%) with good knowledge; (3) from 30 sample there were 6 people (20,0%) with negative attitude and 24 people (80.0%) with positive attitude; (4) there is significant relationship between Knowledge with Treatment of mild head injury patients; (5) there is significant relationship between attitude of nurses with treatment of mild head injury patients; (6) There is no relationship between the knowledge and attitudes of nurses and the handling of mild head injury patients treated Conclusion: There is significant relationship between Knowledge with Treatment of mild head injury patients and there is significant relationship between Attitude of Nurses with treatment of mild head injury patients. The attitude and knowledge of a good nurse will increase the competence of nurses in handling head injury patients Keywords: knowledge, attitude, treatment of mild head injury
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
280
INTISARI:HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN CIDERA KEPALA RINGAN YANG DIRAWAT DI RUANG IGD RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Pendahualuan: Kejadian cedera kepala mencapai angka 750.000 per tahun dan sebagai penyebab kematian utama pada usia dewasa muda. Salah satu komponen penting dalam asuhan keperawatan penanganan cedera kepala adalah kompetensi perawat yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sikap. Pemberian asuhan keperawatan yang tepat akan dapat mencegah komplikasi pada pasien cidera kepala Tujuan: mempelajari hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Metode: penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebanyak 30 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Pengumpulan data dalam penelitan ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan observasi langsung pada perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan Uji Chi-Square. Hasil Penelitian: didapatkan: (1) Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 5 orang (16,7%) tidak sesuai prosedur dan 25 orang (83,3%) sesuai prosedur; (2) Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 1 orang (3,3%) dengan pengetahuan kurang, 10 orang (36,7%) dengan pengetahuan cukup dan 19 orang (63,3%) dengan pengetahuan baik; (3) Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 6 orang (20,0%) dengan sikap kurang baik dan 24 orang (80,0%) dengan sikap baik; (4) Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu; (5) Ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu;(6) Tidak ada hubungan antara kategori pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan, Ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan. Sikap dan pengetahuan perawat yang baik akan meningkatkan kompetensi perawat dalam penanganan pasien cidera kepala. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Penanganan Pasien CKR PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan mobilitas, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia semakin tinggi. Menurut World Health Organization (WHO)
memperkirakan di dunia 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,3-0,5% mengalami cedera kepala. Di Amerika Serikat, kejadian cedera
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
281
kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus, dari jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit, 60% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 30% termasuk cedera kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera berat (CKB). Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya karena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan (Irwana, 2014).Sebuah studi tahun 2015 oleh World Health Organization (WHO) yang mencakup 24 negara Asia dengan jumlah penduduk 56 persen dari populasi dunia, menunjukkan bahwa angka cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas di negara-negara tersebut mencapai 750.000 per tahun. Kecelakaan lalu lintas juga merupakan penyebab kematian utama bagi orang-orang berusia di bawah 30 tahun (Lumandung, 2016).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2%, prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%), diikuti Yogyakarta (12,4%) dan Nusa Tenggara Timur (12,1%). Prevalensi terendah di Jambi (4,5%). Provinsi Bengkulu prevalensi cedera sebasar 5,8% (BPPK Kemenkes RI, 2013).Data rumah sakit seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta pada tahun 2012 menunjukkan kasus cedera kepala mencapai 750 kasus dengan mortalitas sebanyak 23 kasus. Untuk penderita rawat inap, terdapat 50%-60% dengan insiden cedera kepala ringan (CKR), 20%-30% insiden cedera kepala sedang (CKS) dan sekitar 10% dengan insiden cedera kepala berat (CKB). Angka kematian tertinggi sekitar 35%-50% akibat cedera kepala berat, 5%-10% cedera
kepala sedang, sedangkan untuk cedera kepala ringan tidak ada yang meninggal (Fuadi, 2016).
Pada saat melakukan pertolongan tentunya sebagai tim kesehatan seperti perawat harus mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik dalam penanganan cedera kepala. Pengetahuan merupakan keseluruhan pemikiran gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia dari pengetahuan dasar yang telah dijelaskan tersebut sebagai perawat di ruangan gawat darurat dalam melakukan penanganan cedera kepala ringan harus memiliki pengetahuan yang baik karena dengan adanya pengetahuan yang baik tersebut bisa melakukan penanganan dengan baik dan maksimal sehingga tidak berakibat buruk pada bagi keadaan pasien.
Sikap merupakan respons evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif sebaiknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap arahnya negatif. Suatu sikap yang dipunyai individu mengenai pekerjaannya dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya, didasarkan pada faktor lingkungan kerja, gaya supervisi, kebijakan dan prosedur (Mubarak, 2012).
Kematian akibat dari cedera kepala dari tahun ke tahun terus bertambah, pertambahan angka kematian ini antara lain karena jumlah penderita cedera kepala yang bertambah dan penanganan yang kurang tepat atau sesuai dengan harapan. Peran perawat sangat penting dalam menangani kasus cidera kepala, dengan
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
282
pemberian asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan masalah yang muncul pada kasus cidera kepala segera dapat diatasi dan dapat mencegah terjadinya komplikasi yang serius yang disebabkan cidera kepala (Hajunik, 2008).
Hasil survei awal di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2015 jumlah pasien yang mengalami cedera kepala sebanyak 515 orang. Pada tahun 2016 sebanyak 438 dan tahun 2017 sebanyak 379 orang. Diantaranya cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas, sedangkan selebihnya diakibatkan oleh pukulan benda keras dan terjatuh dari ketinggian. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun kejadian cedera kepala tetap saja tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan pasien
cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu?”
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebanyak 30 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Pengumpulan data dalam penelitan ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan observasi langsung pada perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan Uji Chi-Square, dengan pengolahan data menggunkan software SPSS versi 20.
HASIL
Tabel 1 Gambaran penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2018
Penanganan Pasien Cidera Kepala Ringan
Frekuensi Presentase (%)
Tidak sesuai prosedur 5 16,7 Sesuai prosedur 25 83,3
Total 30 100,0
Berdasarkana tabel 1,
tampak bahwa dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu terdapat 5 orang (16,7%) tidak sesuai prosedur dan 25 orang (83,3%) sesuai prosedur.
Tabel 2
Gambaran pengetahuan perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2018
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 1 3,3 Cukup 10 36,7 Baik 19 63,3
Total 30 100,0
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
283
Berdasarkana tabel 2, tampak bahwa dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 1 orang
(3,3%) dengan pengetahaun kurang, 11 orang (36,7%) dengan pengetahuan cukup dan 19 orang (63,3%) dengan pengetahuan baik.
Tabel 3 Gambaran sikap perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Tahun 2018
Sikap Frekuensi Presentase (%)
Kurang baik 6 20,0 Baik 24 80,0
Total 30 100,0
Berdasarkana tabel 3,
tampak bahwa dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 6 orang
(20,0%) dengan sikap kurang baik dan 24 orang (80,0%) dengan sikap baik.
Tabel 4
Hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Tahun 2018
Pengetahuan
Penanganan Pasien Cidera Kepala Ringan
Total χ2 p C
Tidak Sesuai
Prosedur
Sesuai Prosedur
F % F % F %
Kurang 1 100 0 0 1 100
8,059 0,018 0,460 Cukup 4 36,4 7 63,3 11 100
Baik 1 5,3 18 94,7 19 100
Total 5 16,7 25 83,3 30 100
Berdasarkan tabel 4 tabulasi
silang antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan didapatakan bahwa dari 1 orang dengan pengetahuan kurang melakukan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur. Dari 10 orang dengan pengetahuan cukup terdapat 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 7 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai
prosedur. Dari 19 orang dengan pengetahuan baik terdapat 1 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 18 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur
Hasil uji statistic Pearson Chi-Square didapat nilai χ2=8,059 dengan p=0,018 < α 0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
284
cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Hasil uji Contingency Coefficient (C) didapat nilai C=0,460 dengan p=0,018 < α 0,05 berarti signifikan. Nilai C=0,460
tersebut dibandingkan dengan nilai
nilai Cmax=0,707 Jadi nilai
=
= 0,65, karena nilai ini terletak
dalam interval 0,60-0,80 maka kategori hubungan erat
Tabel 5
Hubungan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2018
Sikap
Penanganan Pasien Cidera Kepala Ringan
Total p C
Tidak Sesuai
Prosedur
Sesuai Prosedur
F % F % F %
Kurang Baik 3 50,0 3 50,0 6 100
0,041 0,408 Baik 2 8,3 22 91,7 24 100
Total 5 16,7 25 83,3 30 100
Berdasarkan tabel 5 tabulasi
silang antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan didapatakan bahwa dari 6 orang dengan sikap kurang baik terdapat 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur. Dari 24 orang dengan sikap baik terdapat 2 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 22 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur
Hasil uji statistic Fisher's Exact Test didapat nilai p=0,041 < α 0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.Hasil uji Contingency Coefficient (C) didapat nilai C=0,407 dengan p=0,014 < α 0,05 berarti signifikan. Nilai C=0,408 tersebut dibandingkan dengan nilai Cmax=0,707. Jadi nilai
=
= 0,577, karena nilai ini
terletak dalam interval 0,40-0,60 maka kategori hubungan sedang
Tabel 6 Hubungan kategori pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan
pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2018
Pengetahuan
Penanganan CKR
Total p Tidak sesuai prosedur
Sesuai prosedur
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
285
Kurang
Sikap Kurang baik
1 0 1
- Baik 0 0 0
Total 1 0 1
Cukup
Sikap Kurang baik
1 1 2
1.000 Baik 2 6 8
Total 3 7 10
Baik Sikap Kurang baik
1 2 3
0,158 Baik 0 16 16
Total 1 18 19
Berdasarkan tabel 6
didapatkan dari 1 orang dengan pengetahuan kurang dengan sikap kurang baik dan melakukan penangan cidera kepala tidak sesuai prosedur. Dari 10 orang dengan pengetahaun cukup terdapat 2 orang dengan sikap kurang baik dan 8 orang dengan sikap baik. Dari 3 orang dengan sikap kurang baik terdapat 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 1 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Dari 8 orang dengan sikap baik terdapat 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 6 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur
Dari 19 orang dengan pengetahaun baik terdapat 3 orang dengan sikap kurang baik dan 16
orang dengan sikap baik. Dari 3 orang dengan sikap kurang baik terdapat 1 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Dari 16 orang dengan sikap baik seluruhnya melakukan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur
Berdasarkan uji Fisher's Exact Test didapat pada pengetahuan cukup nilai p= 1,000 > α (0,05). Pada pengetahuan baik didapat nilai p= 0,158 > α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kategori pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel tabulasi silang antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan didapatakan bahwa dari 1 orang dengan pengetahuan kurang melakukan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur. Pengetahuan yang
kurang dimiliki oleh responden dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan D III dan responden merupakan tenaga perawat baru di UGD RSUD Dr. M. Yunus selan itu mengingat responden juga baru menyelesaikan pendidikan D III keperawatan,sehingga membutuhkan waktu dan
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
286
pendampingan saat bekerja untuk penyesuaian sehingga saat dilakukan observasi oleh klien responden terlihat tidakmelakukan tindakan sesuai perosedur dan hanya terpusat pada tindakan penanganan saja dan kurang memperhatikan aspek inform consent
Dari 10 orang dengan pengetahuan cukup terdapat 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan yang cukup saja tidak menjamin perawat untuk melakukan penganan pasien cidera kepala sesuai dengan prosedur karena, pengetahuan yang cukup dimiliki oleh perawata dipengaruhi oleh karena perawat belum mengkuti pelatihan kegawatdaruratan dan pengetahuan yang dmiliki sekarang berasal dari pendidikan yang diselesaikan oleh perawat sehingga ilmu yang dimiliki setelah pendidikan belum terbarukan dengan mengikuti pelatihan. Dibuktikan dengan saat melakukan penangan pasien cidera kepala ringan perawat masih sering terbalik dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai prosedur seperti perawatat menanyakan indentitas penderita setelah tindakan dilakukan seharusnya dilakukan pada awal tindakan dilakukan
Dari perawat dengan pengetahuan cukup terdapat 7 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur. Hasil ini menunjukkan bahwa pada perawat dengan pengetahuan yang cukup dapat memungkinkan untuk perawat melakukan penangan cidera kepala ringan sesuai dengan prosedur. Hal ini dikarenakan adanya monitoring yang baik dari masing masing ketua
tim yang lebih berpengalaman, sehingga walaupun responden hanya memiliki pengetahaun yang cukup, namun dalam bekerja responden lebih teratur dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan karenaadanya pengawasan dari ketua tim. Selain itu lama bekerja juga ikut mempengaruhi penanganan yang dilakukan perawat, karena semakin lama masa kerja seseorang maka akan semakin terampil dalam melakukan pekerjaan. Sesuai Menurut Robbins (2011) bahwa karyawan senior cendrung merasa puas dan menekuni pekerjaannya dibidang keperawatan, semakin lama seorang bekerja semakin terampil dalam menghadapi masalah dalam pekerjaannya dengan perawat yang masa kerjanya lebih pendek. Lamanya masa tugas dan masa kerja dalam mengelola kasus yang juga berpengaruh terhadap keterampilan seseorang
Dari 19 orang dengan pengetahuan baik terdapat 1 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur. Hal ini disebabkan perawat tersebut belum ada mengikuti pelatihan kegawatdaruratan khususnya tentang penanganan yang berhubungan berhubungan dengan kasus cedera kepala serta kurang adanya minat untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam pelayanan kesehatan hal ini dibuktikan pada waktu perawat dalam melakukan tindakan nya tersebut lebih mengutamakan penanganan airway, breathing dan sirkulasi kemudian dilanjutkan dengan mengkaji riwayat dan identitas penderita tanpa melaksanakan sesuai dengan urutan prosedur.
Dari perawat dengan pengetahuan baik terdapat 18 orang
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
287
dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur. Kondisi menunjukkan dengan pengetahuan yang baik akan memudahkan seseseorang dalam menentukan tindakannya. Pada saat melakukan pertolongan tentunya sebagai tim kesehatan seperti perawat harus mempunyai pengetahuan dan sikap yang mendukung dalam penanganan cedera kepala. Sejalan dengan Kuswendah (2012) pengetahuan merupakan keseluruhan pemikiran gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia dari pengetahuan dasar yang telah dijelaskan tersebut sebagai perawat di ruangan gawat darurat dalam melakukan penanganan cedera kepala ringan harus memiliki pengetahuan yang baik karena dengan adanya pengetahuan yang baik tersebut bisa melakukan penanganan dengan baik dan maksimal sehingga tidak berakibat buruk pada bagi keadaan pasien
Hasil uji statistic Pearson Chi-Square didapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan yang baik akan berpengaruh pada kesesuaian tindakan yang dilakukan oleh perawat dengan standar operasionel perosedur dalam penanganan pasien cidera kepala ringan. Sebaliknya dengan pengetahuan yang kurang akan membuat perawat melakukan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
Berdasarkan tabel tabulasi silang antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan didapatakan bahwa dari 6
orang dengan sikap kurang baik terdapat 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur. Kondisi ini menunjukkn bahwa dengan sikap yang kurang baik akan membuat sesorang kurang memperhatitan pekerjaan yang dilakukannya. Sesuai dengan Mubarak (2012) sikap merupakan respons evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif sebaiknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap arahnya positif sebaiknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap yang arahnya positif
Dari perawat dengan sikap kurang baik terdapat dan 3 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur. Hal ini bahwa kinerja perawat tidak selalu dipengaruhi oleh sikap. Kesesuaian tindakan penangan dengan prosedur dapat terwujud jika didukung dengan adanya kontrol dari atasan serta adanya pemberian reward dan punishment. Sehingga perawat akan selalu patuh dengan aturan yang dibuat dan melakukan tindakan seduai dengan prosedur yang ada.
Dari 24 orang dengan sikap baik terdapat 2 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur. Kondisi ini terjadi karena
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
288
pendidikan perawat yang masih DIII keperawatan dan bekerja < 1 tahun sehingga dengan masa kerja yang tegolong baru akan mempengaruhi pengalaman bekerja dan keterampil dalam melakukan penanganan pada pasein cidera kepala ringan. selian itu juga berdasarkan pengamatan peneliti kurangnya rasa ingn tahu sehingga walaupun sikapnya sudah bak namun tindakan yang dilakukan belum sesuai prosedur.
Dari perawat dengan sikap baik terdapat 22 orang dengan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai prosedur. Sikap yang baik dalam penanganan cidera kepala ringan akan membentuk perilaku perawat kearah yang baik pula sehngga perawat akan melakukan tindakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Menurut Rumbewas (2014) sikap dikatakan sebagai fungsi dari manusia seperti persepsi, motivasi dan berpikir yang seperti itu menunjukan hubungan-hubungan, bahwa sampai batas-batas tertentu perilakunya dapat diramalkan. Sikap yang baik dapat terwujud jika didasarkan pada tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi
Hasil uji statistic Fisher's Exact Test didapat hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Hasil ini menunjukkan bahwa sikap yang baik akan mempengaruhi perilaku seseorang kearah yang baik pula, sehingga dengan sikap yang baik maka perawat akan melakukan tindakan penanganan sesuai dengan prosedur pada pasen cidera kepala ringan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 1 orang dengan pengetahuan kurang dengan sikap kurang baik dan melakukan penangan cidera kepala tidak sesuai prosedur. Dari 10 orang dengan pengetahuan cukup terdapat 2 orang dengan sikap kurang baik dan 8 orang dengan sikap baik. Dari 3 orang dengan sikap kurang baik terdapat 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 1 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Dari 8 orang dengan sikap baik terdapat 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 6 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Kondsi ini menunjukkan dengan pengetahuan yang cukup bila didukung dengan sikap yang baik maka akan membuat perawat melakukan tindakan penanganan pasien cidera kepala ringan sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada, karena sikap dapat membentuk perilaku dan tindakan seseorang sehingga walaupun dengan pengetahuan kategori cukup perawat akan mencari informasi melalui pelatihan dan bertukar informasi dengan teman sejawat untuk menngkatkan kinerjanya sebagai perawat.
Menurut Rumbewas (2014) sikap dikatakan sebagai fungsi dari manusia seperti persepsi, motivasi dan berpikir yang seperti itu menunjukan hubungan-hubungan, bahwa sampai batas-batas tertentu perilakunya dapat diramalkan. Sikap yang baik dapat terwujud jika didasarkan pada tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi. Dari 19 orang dengan pengetahaun baik terdapat 3 orang dengan sikap
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
289
kurang baik dan 16 orang dengan sikap baik. Dari 3 orang dengan sikap kurang baik terdapat 1 orang dengan penanganan cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan 2 orang dengan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Dari 16 orang dengan sikap baik seluruhnya melakukan penanganan cidera kepala ringan sesuai prosedur. Kondsi ni menunjukkan dengan pengetahaun yang baik serta sikap yang baik akan memudahkan seseorang mendapatkan informasi sehingga seseorang akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kinerjanya. Jika suatu tindakan didasarkan dengan pengetahaun dan sikap yang baik maka hasilnya akan baik pula. Sejalan dengan penelitian Bawelle (20130 yang melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaaan keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna, dengan hasil terdapat hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaaan keselamatan pasien (patient safety)
Berdasarkan uji Fisher's Exact Test didapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kategori pengetahuan dan sikap perawat secara bersamaan dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Hal ini karena tidak semua perawat dengan pengetahuan cukup disertai dengan sikap yang kurang baik dan sebaliknya tidak semua perawat dengan pengatahuan yang baik disertai dengan sikap yang baik pula, sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap secara bersamaan dengan penanganan pasien cidera kepala ringan. Sejalan
dengan Mar’at (2009)Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overtbehavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.
Menurut Notoatmodjo (2014), merumuskan determinan perilaku itu sangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa mengapa seseorang berprilaku karena hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan pertimbangan - pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bersikap atau berprilaku. Berdasarkan hasil peneltian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuaun dan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Namun didalam penelitian ini terdapat 1 orang dengan pengetahuan baik penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur, terdapat 2 orang dengan sikap baik tidak melakukan penanganan pasien cidera kepala ringan tidak sesuai prosedur dan terdapat 3 orang dengan sikap yang kurang baik tetapi melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur. Hal ini disebabkan karena latar belakaang pendidikan yang masih DIII keperawatan, belum pernah mengikuti pelatihan gawat darurat dan masa kerja yang < 1 tahun. Maka implikasi didalam penelitian ini diharapakan kepada pihak RSUD M. Yunus Bengkulu dapat memberikan pelatihan kepada perawat pelaksana khususnya perawat baru di Ruang UGD tentang
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
290
kegawatdaruratan sehingga dapat menambah pengetahuan dan dan membetuk sikap perawat agar dapat melakukan penanganan pasien cidera kepala ringan. serta diharapkan kepada pihak RSUD M.Yunus untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dengan melakukan kegiatan monitoring pada perawat pelaksanan saat bertugas dan menerapkan sistem reward dan punishment untuk meningkatkan
kinerja perawat. Kepada perawat diharapkan untuk dapat mengikuti seminar dan pelatihan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan, sehngga perawat dapat malakukan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur dan tepat hasil untuk menunjang keberhaslan pengobatan pasien dan perbaikan kondisi pasien khususnya pasien cidera kepala.
KESIMPULAN
1. Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 5 orang (16,7%) tidak sesuai prosedur dan 25 orang (83,3%) sesuai prosedur
2. Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 1 orang (3,3%) dengan pengetahaun kurang, 10 orang (36,7%) dengan pengetahuan cukup dan 19 orang (63,3%) dengan pengetahuan baik
3. Dari 30 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 6 orang (20,0%) dengan sikap kurang baik dan 24 orang (80,0%) dengan sikap baik
4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dengan kategori hubungan erat
5. Ada Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu dengan kategori hubungan sedang
6. Tidak ada hubungan antara kategori pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan pasien cidera kepala ringan yang dirawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
SARAN diharapkan kepada pihak RSUD dr M.Yunus untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dengan melakukan kegiatan monitoring pada perawat pelaksana saat bertugas dan menerapkan sistem reward dan punishment untuk meningkatkan kinerja perawat. Kepada perawat diharapkan untuk dapat mengikuti seminar dan pelatihan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
291
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. (2011). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia,
Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar
Black, M. Joyce. (2009). Medical-
Surgcal Nursing: Clinical Management for positive outcome. 8th Editon . Singapora : Elsevier
Corwin, J. E. (2009). Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media
Fuadi, A. (2016). Penanganan
Anestesi Pada Cedera Otak Traumatik. Diakses pada tanggal 21 Maret 2018, dari http://www.inasnacc.org /images/vol1no2April2015/8.pdf
Gurning, Y. (2015). hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap petugas kesehatan igd terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas di IGD Rumah Sakit Eka Hospital. Diakses pada tanggal 12 April 2018, dari https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3530
Hajunik, I. (2008). Buku Ajar
Perawatan Cedera Kepala dan Stroke.
Yogyakarta: Ardana Media
Hudak, C. M & Gallo, B. M. (2012).
Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC
Irwana. (2014). Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara
Karsinah. (2008). Manajeman
pelayanan keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI. (2015). Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI
Lumandung. (2016). Gambaran
Korban Meninggal Dengan Cedera Kepala Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Bagian Forensik Blursup prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode tahun 2011-2012. Diakses pada tanggal 21 Maret 2018,dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/ view/3608
Meyers & Gray. (2001). The
Measurement and Antecedents of. Affective, Continuance and Normative Commitment to the. Organizational. Journal of Occupational Psychology.
Morton, P. G. (2012). Keperawatan
Kritis. Jakarta: EGC.
MARET
2020
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 2 MARET 2020] HAL 279-292
292
Mubarak. (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: salemba. Medika
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta
Nurarif, A,. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan. Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Nurrahma. (2008). Prosedur
Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Padila. (2012). Buku Ajar
Keperawatan Medkal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Price & Willson. (2010).
Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Radita. (2013). Hubungan
riwayat cedera kepala ringan dengan gangguan kognitif. Dakses pada tanggal 21 maret 2018, dari http://pannmed.poltekkes-medan.ac.id/files/2016/Vol.11%20No.1%20Mei-Agus%202016_Final .pdf
Setanto. (2007). Manajemen
Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi dalam praktik keperawatan. Jakarata: Salemba Medika
Soegiarto. (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Saraf. Jakarta: Salemba medika
Wijaya, A. S. (2013). KMB 2: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medica