tingkat pengetahuan dan sikap (k3) teknik bisnis

136
Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti Pada Praktik Bangunan di SMK N Jawa Tengah Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Oleh Didik Saputra NIM.5101414040 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Konstruksi dan Properti Pada Praktik Bangunan di SMK

N Jawa Tengah

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

Didik Saputra

NIM.5101414040

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis
Page 3: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis
Page 4: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

iv

Page 5: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

MOTTO

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal

yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah

mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah. (Thomas Alva Edison)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah :

68)

v

Page 6: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

PERSEMBAHAN

Untuk Ayah tercinta Slamet dan ibunda tersayang Dwi Puji Susanti yang

selalu memberi materi dan membimbing untuk kemelakukanan dunia

akhirat.

Untuk saudara kandung Mbak Evi Agustina yang selalu mendoakan dan

membuat saya selalu bersemangat.

Untuk dosen pembimbing skripsi (Bpk. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd.,

M.T IPP.) yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian

skripsi ini.

Untuk Bpk. Drs. Tugino, M.T, selaku dosen penguji 1 yang telah

memberikan petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

Untuk Bpk. Ir. Ispen Safrel, M.Si. selaku dosen penguji 2 yang telah

memberikan petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

Untuk partner skripsi saya ( Gandha ) yang telah mensupport .

Untuk teman-teman Pendidikan Teknik Bangunan S1 Universitas Negeri

Semarang angkatan 2014 terkhusus (Alif,Darma,Fais,Juna,Adika,Ubait),

terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, dan kekeluargaan selama kuliah.

Untuk teman-teman KKN Lokasi UNNES desa Kumejing Kecamatan

Subah yang selalu mendukung untuk penyelesaian skripsi ini.

Semua teman-teman satu almamater tercinta Universitas Negeri Semarang.

Almamater kebanggaanku Universitas Negeri Semarang.

vi

Page 7: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

ABSTRAK

Didik Saputra. 2020. Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Konstruksi dan Properti Pada Praktik Bangunan di SMK N Jawa Tengah.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan

kecerdasan, keterampilan, serta mengembangkan potensi diri untuk dapat

membentuk pribadi yang bertanggung jawab, kreatif dan cerdas. Oleh sebab itu

pengembangan potensi peserta didik menjadi salah satu tugas penting

penyelenggaraan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Bagaimana

pengetahuan peserta didik tentang K3 teknik bisnis konstruksi dan properti di SMK

N Jawa Tengah dan bagaimana sikap peserta didik tentang K3 teknik bisnis

konstruksi dan properti di SMK N Jawa Tengah

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan suatu fenomena,

peristiwa, gejala, melakukan menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif.

dalam penelitian ini metode wawancara, tes, angket, observasi, dan dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data pengetahuan dan sikap K3 siswa kelas X1

program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa

Tengah. Pengetahuan K3 pada SMK Negeri Jawa Tengah telah tersusun dalam

kurikulum sekolah. Pada SMK N Jawa Tengah telah diterapkan K3 khususnya pada

keselamatan penggunaan alat kerja yang proses pengajarannya terintegrasi dengan

pelajaran praktik. Pelaksanaannya dilakukan sebelum praktikum dimulai dan

disesuaikan dengan SOP pada tahapan pembelajaran yang akan dilakukan.

Hasil analisis deskriptif presentase menunjukkan bahwa Tingkat

pengetahuan siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri

Jawa tengah tentang K3 memperoleh hasil 65% dengan kategori BAIK.Tingkat

Sikap siswa kelas XI program keahlian Teknik Bisnis Kontruksi dan Properti SMK

N Jawa Tengah dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

sebesar 95% termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan pengetahuan dan sikap tentang

K3 oleh siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa

Tengah diperlukan adanya peningkatan pengetahuan siswa salah satunya dapat

dilakukan dengan cara penggunaan jobsheet.

Kata kunci : Deskriptif, Kuantitatif, Kualitatif, Pengetahuan peserta didik, Sikap

peserta didik, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)

vii

Page 8: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taā€Ÿala atas segala rahmat dan

hidayahnya sehingga penulisan Skripsi dengan judul ā€œSikap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Kontruksi dan Properti Peserta Didik SMK N

Jawa Tengah.ā€.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

pembuatan skripsi, tidak sedikit adanya bantuan, petunjuk, saran maupun arahan

dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan melakukan,

oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Dra. Sri Handayani, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

4. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T IPP. dosen pembimbing 1 yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan

skripsi ini.

5. Drs. Tugino, M.T,dosen penguji 1 yang telah memberikan petunjuk, saran,

dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

6. Ir. Ispen Safrel, M.Si., dosen penguji 2 yang telah memberikan petunjuk,

saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini

7. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

8. Seluruh Staf, Karyawan, dan Tendik Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

9. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan motivasi, doā€Ÿa dan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman ā€“ teman satu angkatan Pendidikaan Teknik Bangunan S1 2014 yang

selalu memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini sehingga dapat berjalan dengan melakukan dan lancar.

viii

Page 9: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan

kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi sempurnanya

penulisan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan sebagai bekal untuk

pengembangan pengetahuan penulis di masa mendatang.

Semarang, Februari 2020

Penulis

ix

Page 10: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Daftar Isi

COVER ............................................................................................................................... i

PERMELAKUKANAN PEMBIMBING ......................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................................. iii.

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.................................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................................... ix

Daftar Gambar ................................................................................................................. iii

Daftar Tabel ................................................................................................................... ivii

Daftar Lampiran .............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................................. 9

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................... 11

2.1.1 Keselamatan Kerja ................................................................................. 11

2.1.2 Kesehatan Kerja ...................................................................................... 12

2.1.3 Unsur dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................... 12

2.1.4 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................... 13

2.1.5 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................... 14

2.1.6 Kecelakaan Kerja dan Upaya Pencegahannya ..................................... 16

2.1.6.1 Kecelakaan Kerja .................................................................................... 16

2.1.6.2 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja .................................................. 18

2.1.7 Kebersihan dan Kesehatan Pribadi ....................................................... 19

x

Page 11: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

2.1.8 Alat Pelindung Diri (APD) ..................................................................... 20

2.1.9 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja .................................... 23

2.1.10 Peralatan Lingkungan Kerja ................................................................. 24

2.2 Teori Pengetahuan dan Sikap ........................................................................ 25

2.2.1 Pengetahuan ............................................................................................ 25

2.2.2 Sikap ...................................................................................................26

2.3 Penelitian yang Relevan ................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 30

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 30

3.3.1 Populasi ......................................................................................................30

3.3.2 Sampel ......................................................................................................30

3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................... 31

3.5 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 32

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 33

a. Wawancara .............................................................................................. 33

b. Tes .................................................................................................34

c. Angket .................................................................................................35

d. Observasi.......... ....................................................................................... 36

e. Dokumentasi ............................................................................................ 38

3.6.2 Instrumen Penelitian .............................................................................. 38

a. Penyusunan Instrumen ........................................................................... 39

b. Langkah-langkah Menyusun Instrumen .............................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 57

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 57

4.1.1 Pengetahuan K3 ....................................................................................... 57

4.1.2 Hasil Penelitian Sikap ............................................................................... 66

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 82

5.1 Simpulan .......................................................................................................... 82

5.2 Saran................ ................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30

LAMPIRAN .................................................................................................................... 87

xi

Page 12: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Daftar Gambar

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 32

Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang K3 ..................... 58

Gambar 4. 2 Tingkat Pengetahuan Siswa pada Masing-masing Sub Indikator ................ 63

gambar 4. 3 Gambar Grafik Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ............................ 66

Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Sikap Siswa Tentang K3 ................................. 67

Gambar 4. 5 Tingkat Sikap Siswa pada Masing-masing Sub Indikator ........................... 77

gambar 4. 6 Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa ....................................... 79

gambar 4. 7 Grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-

masing indikator ............................................................................................................... 81

xii

Page 13: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Daftar Tabel

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan K3 ....................................................39

Tabel 3. 2 Kategori Skala Likert ............................................................................46

Tabel 4. 1 Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ........................................................ 57

Tabel 4. 2 Persentase Indikator Pengetahuan Siswa .......................................................... 59

Tabel 4. 3Nilai pengetahuan ............................................................................................ 64

tabel 4. 4 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ............................................... 65

Tabel 4. 5 Persentase Indikator Syarat dan Prinsip Kerja Praktik ..................................... 68

Tabel 4. 6 Persentase Indikator Sebelum Memulai Pekerjaan........................................... 70

Tabel 4. 7 Persentase Indikator Kebersihan dan Kesehatan Saat Bekerja ......................... 73

Tabel 4. 8 Persentase Indikator Perawatan Bengkel .......................................................... 74

tabel 4. 9 Nilai sikap................................................................................................. 77

tabel 4. 10 Tabel penilaian ................................................................................................ 78

tabel 4. 11 Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa.................................................. 78

tabel 4. 12 Rangkuman Uji statistik deskriptif .................................................................. 80

tabel 4. 13 Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa..................................... 80

xiii

Page 14: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

Daftar Lampiran

lampiran 1Usulan Topik Skripsi ............................................................................88

lampiran 2 Usulan Pembimbing .............................................................................90

lampiran 3 SK Pembimbing ...................................................................................91

lampiran 4 Surat Tugas ..........................................................................................92

lampiran 5Berita Acara Seminar ............................................................................93

lampiran 6 Daftar Hadir Seminar ...........................................................................94

lampiran 7Daftar Hadir seminar.............................................................................95

lampiran 8Izin Observasi .......................................................................................97

lampiran 9 Izin Penelitian ......................................................................................98

lampiran 10 Kisi Kisi Instrumen ..........................................................................100

lampiran 11 Dokumentasi ....................................................................................102

lampiran 12 Lembar Soal .....................................................................................105

lampiran 13 Lembar Penilaian Diri ......................................................................114

lampiran 14 Struktur Kurikulum ..........................................................................116

lampiran 15HASIL UJI SOAL PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ....................................................................................... 117

lampiran 16HASIL UJI KUISIONER SIKAP KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ....................................................................................... 121

Lampiran 17 PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR SOAL DENGAN

KETENTUAN R HITUNG > R TABLE ADALAH VALID, dan R HITUNG < R

TABLE ADALAH TIDAK VALID ................................................................... 158

xiv

Page 15: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu cara untuk mengembangkan potensi peserta didik dapat

dilakukan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan

lembaga pendidikan yang berpotensi untuk mempersiapkan SDM yang

dapat terserap oleh dunia kerja, karena materi teori dan praktik yang bersifat

aplikatif telah diberikan sejak pertama masuk SMK, dengan harapan lulusan

SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja (Jatmoko,

Dwi. 2013: 2).

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah untuk: (1)

Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang

Maha Esa, (2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga

negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

demokratis dan bertanggung jawab, (3) Mengembangkan potensi peserta

didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami, dan menghargai

keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (4) Mengembangkan potensi

peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan

secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta

memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

1

Page 16: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

2

Sementara itu tujuan khususnya adalah sebagai berikut: (1)

Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi wongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai 2 dengan kompetensi dalam program keahlian yang

dipilihnya, (2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet

dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang

diminatinya, (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari

melakukan secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, dan (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi

yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali

lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau

membuka lapangan usaha sendiri. Selain itu, SMK juga dapat diarahkan

untuk mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa.

Kurikulum SMK selalu memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan

potensi wilayah dan lapangan kerja. Oleh sebab itu kegiatan praktikum

memiliki peranan selalu penting dalam mengembangkan keterampilan

peserta didik sebagai bekal untuk bekerja.

Salah satu SMK terbaik yang terdapat di kota Semarang adalah

SMK N Jawa Tengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa

Tengah merupakan sekolah vokasi di bawah naungan langsung pemerintah

Page 17: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

3

Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini memberikan layanan pendidikan gratis

bagi putra-putri termelakukan dari keluarga tidak mampu di Provinsi Jawa

Tengah. SMK N Jawa Tengah berdiri atas prakarsa dan dukungan dari

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tujuannya untuk meningkatkan

Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah kejuruan serta

menurunkan angka kemiskinan melalui upaya peningkatan angka

keterserapan tenaga kerja dari lulusan kompeten yang nantinya dihasilkan

dari SMK N Jawa Tengah. Program pilihan kejuruan yang ada di SMK N

Jateng yaitu Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik

Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif.

Seiring berkembangnya zaman, kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan menjadikan berbagai perusahaan menghadapi persaingan

dalam dunia bisnis. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan teknologi canggih dalam proses produksi. Semakin canggih

alat yang digunakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja yang

lebih besar (Afifah, Miftachul. 2017: 1).

Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan

SMK/MAK pada Dasar Kompetensi Kejuruan dijelaskan bahwa salah satu

Standar Kompetensi yang diajarkan adalah menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3). Oleh sebab itu diperlukan pemahaman bagi peserta

didik tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Menerapkan pemahaman

dasar tentang keselamatan kerja merupakan hal yang selalu penting bagi

Page 18: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

4

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai kelompok teknologi dan

industri yang merupakan tempat untuk mencetak tenaga profesional yang

siap bekerja dan untuk menanamkan sikap disiplin dalam bekerja. Para

peserta didik SMK akan selalu berhadapan dengan mesin dan alat-alat yang

rawan akan terjadinya kecelakaan pada saat melaksanakan praktek di

bengkel. Hal tersebut menunjukkan bahwa para peserta didik akan

berhadapan dengan masalah keselamatan kerja melakukan di bengkel

praktek maupun di dunia kerja nantinya, sehingga dalam kegiatan praktik di

bengkel, peserta didik dibudayakan untuk menerapkan pedoman kesehatan

dan keselamatan kerja.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada hari Senin 18

Februari 2019 pukul 11.00 WIB dengan Bapak Tohari selaku kepala jurusan

teknik bangunan di SMK N Jawa Tengah, didapatkan beberapa informasi

terkait sikap K3 dalam praktik peserta didik khususnya pada teknik bisnis

konstruksi dan properti. Sikap K3 telah tersusun dalam kurikulum sekolah.

Sikap K3 yang melakukan dan benar yaitu dinaungi oleh hukum dan

dirumuskan sesuai kondisi karena sikap K3 pada setiap instansi berbeda. K3

yang perlu dipelajari mencakup beberapa aspek, yaitu manusia sebagai

pelaksana, material kerja yang digunakan selama proses praktik, mesin atau

alat yang digunakan, serta lingkungan sekitar. Pada SMK N Jawa Tengah

telah diterapkan K3 khususnya pada keselamatan penggunaan alat kerja

yang proses pengajarannya terintegrasi dengan pelajaran praktik.

Page 19: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

5

Seluruh peserta didik yang akan melakukan praktik dituntut untuk

dapat melakukan sikap K3, tetapi sanksi yang diberikan hanya berupa

teguran bagi peserta didik yang tidak menerapkannya. Dalam kegiatan

praktiknya, seluruh peserta didik selalu dengan tertib menggunakan pakaian

kerja yang meliputi wearpack, sepatu safety, masker, kaca mata, sarung

tangan bila diperlukan dan penutup kepala.

Kegiatan praktik teknik bisnis konstruksi dan properti di SMK N

Jawa Tengah tidak menggunakan jobsheet tetapi langsung dari penjelasan

oleh guru, selain itu juga dengan melihat tutorial, meskipun seharusnya

jobsheet selalu diperlukan agar kegiatan pembelajaran jadi lebih terarah dan

terstruktur. Kegiatan praktik teknik bisnis konstruksi dan properti didukung

oleh peralatan kerja yang dinilai cukup lengkap dan memadai. Prosedur

yang dilakukan setelah kegiatan praktik selesai adalah dengan

membersihkan seluruh peralatan yang perlu dibersihkan, menghitung

kembali jumlah peralatan agar sesuai dengan jumlah pada saat sebelum

praktik, mengembalikan dan merapikan peralatan sesuai pada tempatnya

agar tetap jadi satu dan terkunci di dalam ruangan meskipun penataannya

masih terbilang acak.

Kegiatan evaluasi jarang dilakukan setelah kegiatan praktik

disebabkan oleh waktu praktik yang terbatas. Kecelakaan kerja belum

pernah terjadi di SMK N Jawa Tengah karena dalam waktu praktik selalu

dalam pengawasan dan pembimbingan oleh guru yang mengajar. Pelaporan

perkembangan pembelajaran oleh guru dilakukan dalam bentuk presensi,

Page 20: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

6

RPP, serta lembar nilai peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul ā€œSikap Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi Dan Properti Peserta

Didik SMK N Jawa Tengah Semarangā€.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya tindakan tegas dari guru untuk memberi sanksi kepada peserta

didik yang kurang memperhatikan pentingnya K3 saat praktik berlangsung.

2. Tidak adanya sikap penggunaan jobsheet selama praktikum.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan di SMK Negeri Jawa Tengah.

2. Penelitian dilakukan pada peserta didik program keahlian teknik bisnis

konstruksi dan properti.

3. Penelitian ditekankan pada pengetahuan dan sikap K3 oleh peserta didik

saat kegiatan praktik berlangsung.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 21: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

7

1. Bagaimana pengetahuan peserta didik tentang K3 teknik bisnis konstruksi

dan properti di SMK N Jawa Tengah?

2. Bagaimana sikap peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis konstruksi dan

properti di SMK N Jawa Tengah?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Mengetahui pengetahuan peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis

konstruksi dan properti di SMK N Jawa Tengah.

2. Mengetahui sikap peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis konstruksi

dan properti di SMK N Jawa Tengah.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam penelitian

tentang K3 secara lebih lanjut. Selain itu menjadi sebuah nilai tambah

pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Page 22: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

8

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan

ilmu pengetahuan dan bahan masukan khususnya pada program

keahlian teknik bangunan.

b. Bagi Peneliti

Memahami lebih lanjut tentang pengetahuan dan sikap K3 untuk

menambah bekal persiapan dalam menghadapi dunia kerja.

Page 23: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.1 Letak Geografis SMK Negeri Jawa Tengah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah terletak di Jl.

Brotojoyo No.1, Plombokan, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah

50171. Telepon: (024) 3549403

2.1.2 Sejarah Berdirinya

Salah satu SMK termelakukan yang terdapat di kota Semarang adalah SMK

N Jawa Tengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah

merupakan sekolah vokasi di bawah naungan langsung pemerintah Provinsi Jawa

Tengah. Sekolah ini memberikan layanan pendidikan gratis bagi putra-putri

termelakukan dari keluarga tidak mampu di Provinsi Jawa Tengah. SMK N Jawa

Tengah berdiri atas prakarsa dan dukungan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar

Pranowo. Tujuannya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK)

pendidikan menengah kejuruan serta menurunkan angka kemiskinan melalui upaya

peningkatan angka keterserapan tenaga kerja dari lulusan kompeten yang nantinya

dihasilkan dari SMK N Jawa Tengah. Program pilihan kejuruan yang ada di SMK

N Jateng yaitu Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan,

Teknik Mesin, Teknik Otomotif.

2.1.3 Visi dan Misi

a. Visi: Pendidikan Berkualitas, Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.

b. Misi:

9

Page 24: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

10

1. Menyelenggarakan pendidikan berwawasan keunggulan global yang mampu

bersaing di tingkat nasional dan internasional.

2. Menyelenggarakan pendidikan yang dapat diterima semua kalangan

masyarakat secara sosial dan ekonomi.

3. Menyelenggarakan pendidikan dengan membekali IPTEK serta ketrampilan

yang selaras dengan tuntutan DU/DI di masa yang akan datang.

4. Menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan kewirausahaan dan

ekonomi kreatif dalam bingkai nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam

kegiatan pendidikan.

5. Menyelenggarakan pendidikan yang berkarakter.

6. Menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan lingkungan.

c. Siswa

Jumlah siswa pada tahun ajaran 2017/2018 di SMK Negeri Jawa

Tengah, Siswa Laki-laki : 277, Siswa Perempuan : 77 dengan Rombongan Belajar.

Penelitian ini menggunakan sampel yaitu siswa kelas X1 Teknik keahlian Bisnis

Kontruksi dan Properti dengan total siswa 24 menjadi 1 rombongan belajar dengan

Jumlah siswa laki-laki 13 dan siswa perempuan 11. Dengan total data yang

diperoleh dari 20 siswa dengan keterangan siswa tidak berangkat sebanyak 4 siswa.

d. Deskripsi Data

Page 25: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

11

Data penelitian diperoleh melalui tes dan instrumen kuisioner tentang

ā€œSikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan

Properti Peserta Didik SMK N Jawa Tengahā€ dengan subyek penelitian siswa kelas

X1 TBKP SMK Negeri Jawa Tengah sebanyak 20 siswa. Data hasil penelitian ini

terdiri dari variabel bebas yaitu variabel pengetahuan K3, serta variabel terikat yaitu

variabel sikap saat melaksanakan praktik TBKP.

2.1.4 Kajian Teori

2.1.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.5 Keselamatan Kerja

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016,

Keselamatan Kerja merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya

kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian melakukan terhadap manusia,

maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan

lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.

Keselamatan kerja merupakan situasi dimana pekerja merasa aman dan

nyamaan dengan lingkungan kerja dan berpengaruh kepada produktivitas dan

kualitas bekerja. Rasa nyaman muncul dalam diri buruh atau karyawan, apakah

buruh merasa nyaman dengan alat pelindung diri untuk keselamatan kerja, alat-alat

yang digunakan tata letak ruang kerja dan bebaan kerja yang diperoleh saat bekerja

(Kartikasari Ratih D. 2017: 90).

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

2.2 Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.

2.3 Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

Page 26: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

12

2.4 Teliti dalam bekerja.

2.5 Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

kesehatan kerja.

2.1.6 Kesehatan Kerja

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016,

Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan

kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko

akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja

dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia

dan manusia dengan jabatannya.

Kesehatan kerja merupakan suatu usaha yang diterapkan sebuah aturan-

aturan untuk menjaga kondisi karyawan/tenaga kerja dari kejadian atau keadaan

yang dapat merugikan kesehatan buruh/karyawan, melakukan keadaan yang sehat,

fisik ataupun sosial sehingga akan didapat kemungkinan bekerja lebih optimal dan

produktif (Kartikasari Ratih, 2017: 90).

2.1.7 Unsur dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam suatu

pekerjaan diperlukanlah unsur-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan dan

kesehatan kerja. Adapun unsurnya adalah sebagai berikut menurut Gayatri I. A. E.

M., (2014: 186):

2.1.7.1.1 Adanya APD (alat pelindung diri) di tempat kerja.

2.1.7.2 Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.

Page 27: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

13

2.1.7.3 Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggungjawab.

2.1.7.4 Adanya tempat kerja yang sesuai standar SMLK (Syarat-Syarat

Lingkungan Kerja) antara lain tempat kerja yang steril dari debu, kotoran, asap

rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja

aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup mamadai, ventilasi dan sirkulasi

udara yang nyaman, adanya aturan kerja dan aturan keprilakuan.

2.1.7.5 Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.

2.1.7.6 Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.

2.1.7.7 Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

Menurut Gayatri I. A. E. M., (2014: 186): prinsip keselamatan dan kesehatan

kerja meliputi aspek hiegine, aspek sanitasi, dan aspek lingkungan kerja:

1. Aspek Hiegine meliputi kesehatan dan kebersihan pribadi makanan,

minuman, serta pakaian.

2. Aspek Sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan tempat sampah,

merawat dan menyimpan peralatan, serta penataan lingkungan.

3. Aspek lingkungan kerja meliputi mengantisipasi penyebab penyakit maupun

kondisi fisik di lingkungan kerja, kondisi kimia, kondisi biologi, dan kondisi

psikologi kerja.

2.1.8 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Syarat dalam keselamatan dan kesehatan kerja dalam peraturan perundangan

No. 1 tahun 1970 Pasal 3 adalah sebagai berikut:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.

Page 28: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

14

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian yang berbahaya.

5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

6. Memberi alat ā€“ alat perlindungan diri pada para pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau memyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, dan hembusan angin, cuaca, sinar

radiasi, suara dan gertaran.

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja melakukan

fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang melakukan.

11. Menyelenggarakan kesegaran udara yang cukup.

12. Memelihara kesehatan, ketertiban, dan kebersihan.

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara

proses kerjanya.

14. Mengamankan dan mempelancar pengangkatan kerja orang, binatang,

tanaman atau barang.

2.1.9 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan K3 adalah mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera

sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman,

mencapai tenaga kerja yang sehat fisik, sosial, dan bebas kecelakaan, peningkatan

produktivitas dan efisien perusahaan, peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga

Page 29: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

15

kerja.Usaha-usaha K3 meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja, perlindungan

terhadap bahan dan peralatan produksi agar selalu terjamin keamanannya dan

efisien, perlindungan terhadap orang lain yang berada ditempat kerja agar selamat

dan sehat (Solichin dkk, 2014: 90).

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bertujuan untuk mencegah kecelakaan

dan penyakit dalam lingkungan kerja. Resiko yang membahayakan tenaga kerja dan

lingkungan contohnya pekerja yang terluka peralatan kerja yang rusak, kuantitas

dan kualitas produksi menurun, dan kerugian ekonomi akibat pension dini

(Mohammadfam, Iraj. Dkk. 2017: 2).

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada intinya adalah untuk

melindungi pekerja dari kecelakaan akibat kerja serta untuk tercapainya

keselamatan karyawan saat bekerja dan setelah bekerja. Sedangkan Gayatri I. A. E.

M., (2014: 187) mengatakan bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

1. Melindungi dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi

akibat kecerobohan.

2. Memelihara kesehatan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal.

3. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja.

4. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang

ditimbulkan oleh sesama pekerja.

5. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.

6. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja.

7. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Page 30: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

16

2.1.10 Kecelakaan Kerja dan Upaya Pencegahannya

2.1.10.1 Kecelakaan Kerja

Pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dapat ditingkatkan dengan undang-

undang kesehatan dan keselamatan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan

pekerja dan seluruh masyarakat. Namun, kematian dan cedera tetap menjadi

masalah dalam industri (Adeyemo, Omobolanle and John Smallwood. 2017: 785).

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja,

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakan

yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan kerja

merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan melakukan kecelakaan

akibat langsung pekerjaan maupun kecelakaan yang terjadi pada saat (Rizka

Zahara, R. A., dkk, 2017: 154).

Kecelakaan adalah kejadian/peristiwa yang menyebabkan orang celaka.

Menurut WHO kecelakaan adalah suatu kejadian di luar kemampuan manusia yang

disebabkan kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan

kerusakan melakukan jasmani atau rohani/jiwa (WHO). Menurut Ketut (2018),

kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan mesin, lingkungan

kerja dan cara kerja yang dapat mengakibatkan kerugian, kerusakan, sakit, cidera

serta mengancam keselamatan jiwa.

Timbulnya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh:

1. Unsafe acts (tindakan tidak selamat).

Page 31: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

17

Adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Seorang

manusia/karyawan melakukan tindakan tidak selamat dapat dilatarbelakangi antara

lain oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan

b. Keletihan dan kelesuan

c. Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

2. Unsafe conditions (kondisi tidak selamat).

Adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi di tempat kerja yang tidak

aman. Meliputi:

a. Mesin, peralatan dan perlengkapan kerja, bahan dsb.

b. Lingkungan

c. Proses

d. Sifat pekerjaan

Akibat langsung dari kecelakaan kerja diantaranya adalah kerusakan mesin

dan bahan-bahan, Keluhan dan penderitaan korban kecelakaan juga menimbulkan

kesedihan bagi keluarga serta teman, Kelainan dan cacat. Kematian, Biaya

pengobatan, perawatan, upah/gaji selama tidak mampu bekerja dan kompensasi

cacat. Sedangkan akibat tidak langsung adalah menimbulkan kekacauan organisasi

yaitu berhentinya proses produksi saat terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan kerja dapat menyebabkan sakit, cacat, kerusakan mesin,

terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan, dan pengeluaran-pengeluaran

biaya kecelakaan kerja. Secara umum kecelakaan kerja terjadi karena dua hal

penyebab yaitu keadaaan lingkungan yang tidak aman dan tindak perbuatan

Page 32: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

18

manusia yang tidak memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja (Solichin dkk,

2014: 89).

Jenis-jenis kecelakaan kerja menurut Narida, Adelia. (2014: 26) antara lain:

1. Terjatuh (fall).

2. Terluka benda tajam (cut).

3. Luka bakar (burn and scals).

4. Ledakan gas (explotion).

5. Kecelakaan listrik (electric).

6. Kecelakaan bahan kimia (chemical).

2.1.10.1.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja adalah sebuah isu yang kompleks, maka mengelola

fungsi keamanan merupakan hal yang penting. Kesehatan dan keselamatan kerja

adalah masalah internasional yang kompleks untuk manajemen dan masyarakat,

dan itu harus selalu menjadi prioritas. Kesalahan kecil dapat memiliki efek yang

besar. Itulah sebabnya mengapa negara harus bersatu dan mempromosikan

kesehatan dan keselamatan kerja. Penyediaan lingkungan yang aman dan sehat

untuk karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan secara keseluruhan.

Kesehatan Oleh karena itu, selalu paling penting untuk menegakkan Kesehatan dan

keselamatan di tempat kerja karena memiliki dampak yang cukup besar pada

reputasi perusahaan (Tawiah, Kwesi Amponsah., dkk. 2016: 13).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja adalah dengan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan berfungsi

sebagai:

Page 33: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

19

1. Peringatan bahaya dari atas.

2. Peringatan bahaya benturan kepala.

3. Peringatan bahaya longsoran.

4. Peringatan bahaya api.

5. Peringatan tersengat listrik.

6. Penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai).

7. Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.

8. Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.

9. Larangan memasuki area tertentu.

10. Larangan membawa bahan-bahan berbahaya.

11. Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).

12. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.

13. Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).

14. Peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang-orang

tertentu).

Pimpinan perusahaan harus memberikan lisensi untuk pekerja untuk

berpartisipasi dalam kursus pelatihan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Salah satu fitur dari undang-undang tentang keselamatan dan Kesehatan di tempat

kerja adalah memberdayakan Departemen tenaga kerja untuk memonitor dan

mengontrol karyawan (Cruz, Ismael and Huerta Mercando, 2015: 571).

2.1.11 Kebersihan dan Kesehatan Pribadi

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan melakukan secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan

Page 34: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

20

perawatan diri dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada

individu atau keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi terhadap

perawatan diri (Zakiudin, Ahmad, 2016: 77).

2.1.12 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri merupakan bagian penting dalam sikap Keselamatan dan

kesehatan kerja dalam laboratorium, kecelakaan kerja bisa terjadi jika tidak

memperhatikan prinsip"Unsaveconditiondan unsaveaction" (Solichin dkk, 2014:

89).

APD merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk

melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi

bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha

melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif

tidak dapat dilakukan dengan melakukan. Namun pemakaian APD bukanlah

pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Berikut ini merupakan jenis alat-alat perlindungan diri:

1. Alat Pelindung Kepala

Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa

mengenai kepala secara langsung.

a. Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda

keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.

b. Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,

panas/dingin.

Page 35: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

21

c. Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin

berputar.

2. Alat Pelindung Muka dan Mata (Face Shield and Safety GlaSMes)

Fungsinya melindungi muka dan mata dari lemparan benda-benda kecil,

lemparan benda-benda panas, pengaruh cahaya, pengaruh radiasi tertentu.

3. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja

di tempat yang bising.

a. Sumbat telinga (ear plug): Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB.

b. Tutup telinga (ear muff): Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.

4. Alat Pelindung Pernafasan

Fungsi dari alat pelindung pernafasan yaitu memberikan perlindungan

terhadap sumber-sumber bahaya seperti kekurangan oksigen, pencemaran oleh

partikel (debu, kabut, asap dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap.Masker

(Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat

dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan

sebagainya).

5. Alat Pelindung Tangan & Kaki

Pada industri ringan/ tempat kerja biasa cukup dengan sepatu yang

melakukan. Sepatu pelindung (safety shoes) dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik

atau plastik. Untuk mencegah tergelincir digunakan sol anti slip. Untuk mencegah

tusukan digunakan sol dari logam. Serta terhadap bahaya listrik sepatu seluruhnya

harus di jahit atau direkat tidak boleh memakai paku.

Page 36: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

22

Sepatu karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di

tempat yang becek ataupun berlumpur. Sepatu pelindung (Safety Shoes), berfungsi

untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam

atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya. Sarung tangan, berfungsi

sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat

mengakibatkan cedera tangan.

6. Safety Belt

Safety Belt berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh,

biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup

atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg. Jenis dari safety belt yaitu:

a. Penggantung unifilar.Penggantung berbentuk U.

b. Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U.

c. Penunjang dada (chest harneSM).

d. Penunjang dada dan punggung (chest waist harneSM).

e. Penunjang seluruh tubuh (full body harneSM).

7. Jas Hujan (Rain Coat)

Jas hujan berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja (misal

bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).

APD mutlak diperlukan apabila:

1. Lingkungan tempat bekerja menunjukkan atau akan menunjukkan keberadaan

potensi bahaya (hazard) yang dapat mengakibatkan cidera pada badan atau

anggota tubuh yang lain.

Page 37: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

23

2. Proses kerja yang dilakukan menunjukkan atau akan menunjukkan keberadaan

potensi bahaya (hazard) yang dapat mengakibatkan cidera pada badan atau

anggota tubuh yang lain.

3. Selama bekerja, pekerja mempunyai kemungkinan terkena bahan kimia bahaya

(hazardous chemicals), fisika, radiasi maupun iritasi mekanik.

4. Potensi bahaya yang timbul tidak dapat dieliminasi dengan pengendalian

teknik dan pengendalian administrasi.

2.1.13 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang

dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya melakukan sebagai perseorangan maupun kelompok (Prasetyo

Budiharjo, P. H., dkk, 2017: 4147) Indikator-indikator lingkungan kerja sebagai

berikut:

1. Menyenangkan

2. Tentram

3. Kesehatan

4. Vitalitas

5. Lingkungan fisik

6. Budaya organisasi

7. Keamanan

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruh

kinerja setiap orang. Karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung

terhadap setiap orang dalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan

Page 38: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

24

meningkatkan kinerja setiap orang dalam suatu perusahaan. Suatu kondisi

lingkungan kerja dikatakan melakukan apabila setiap orang dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman (Ristiani, Eka, 2015: 4).

Adanya pengawas mempengaruhi perilaku dan kepatuhan pekerja terhadap

peraturan keselamatan kerja. Seorang supervisor yang menyadari bahaya di tempat

kerja dan memahami risiko keselamatan kerja memiliki peran penting dalam

menciptakan lingkungan kerja yang aman (Yanar, Basak., dkk, 2018: 2).

Penyebab kecelakaan kerja adalah:

1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

2.1.13.1 Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang

kurang diperhitungkan keamanannya.

2.1.13.2 Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

2.1.13.3 Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pemakaia n peralatan kerja, yang meliputi:

2.1.13.3.1 Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2.1.13.3.2 Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang

melakukan.

2.1.14 Peralatan Lingkungan Kerja

Menurut Dr. Ir. Erizal Departemen teknik sipil dan lingkungan, sarana

peralatan lingkungan berupa:

1. Tabung pemadam kebakaran.

Page 39: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

25

2. Pagar pengamanan.

3. Penangkal petir darurat.

4. Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.

5. Jaring pengamanan pada bangunan tinggi.

6. Pagar pengaman lokasi proyek.

7. Tangga.

8. Peralatan P3K.

2.1.14 Teori Pengetahuan dan Sikap

2.1.14.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia,yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

menurut Rahmawati, Fitria, (2016: 10) yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah

karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Page 40: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

26

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan

materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponenā€“komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi ā€“ formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyek berdasarkan kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriaā€“criteria yang telah ada.

2.1.15.2 Sikap

Menurut Anderson (1995) yang dikutip Zumrotul (2012), menyatakan

karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal terdiri dari berpikir, berbuat, dan

perasaan. Dimana pada tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, berbuat

berkaitan dengan ranah psikomotor, dan perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Pada ranah afektif ini mencakup perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,

atau nilai.

Page 41: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

27

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut

Soekidjo (2003), adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai

tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang

berkaitan dalam objek psikologi.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

3. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan mewarnai sikap anggota

masyarakat, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman

individu-individu yang menjadi anggota masyarakat.

4. Media Massa

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Page 42: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

28

Sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap

dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral

dalam diri individu.

2.1.15.3 Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) tentang ā€œSikap keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) pada praktik kerja kayu siswa kelas X1II program keahlian

teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Depokā€. Sampel dalam penelitian ini 55

peserta didik. Metode penelitian menggunakan tes, angket,dan wawancara. Hasil

penelitian dikatehui bahwa: (1) pengetahuan siswa tentang pendidikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebanyak 98,19% dalam kategori melakukan

dan 1,81% dalam kategori kadang melakukan, (2) sikap siswa dalam

melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada praktik sebanyak 96,37%

dalam kategori melakukan dan 3,63% dalam kategori kadang melakukan, (3)

sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada praktik kerja kayu memiliki rata-

rata siswa yang selalu menerapkan tindakan K3 sebesar 78,28%; rata-rata siswa

yang kadang menerapkan tindakan K3 sebesar 8,995%; dan rata-rata siswa yang

tidak menerapkan K3 sebesar 12,73%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2018) tentang ā€œImplementasi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja SMK PIRI Slemanā€. indikator penetapan kebijakan dan

perencanaan K3 tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Ditunjukkan dengan: Skor

rata-rata 17,18 dari skor maksimal 40 dengan persentase 50% (kurang sesuai)

oleh guru dan berdasarkan peserta didik rata-rata 18,91 dari skor maksimal 32

dengan persentase 64,05% (kurang sesuai). Berdasarkan data tersebut, K3 di

Page 43: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

29

SMK PIRI Sleman berjalan tanpa adanya perencanaan dan tujuan khusus yang

tertulis, kebijakan K3 hanya berdasarkan tata tertib yang ada di bengkel jurusan

SMK PIRI Sleman yaitu berupa perintah dan larangan-larangan yang tidak boleh

dilakukan peserta didik saat berada di bengkel praktikum. Pada indikator sarana

prasarana yang tidak terlaksana yaitu pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja.

Kegiatan perencanaan dapat menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan

maupun evaluasi K3. Evaluasi Sistem Manajemen K3 di SMK PIRI Sleman

indikator pemantauan dan evaluasi tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Hal ini

dapat buktikan dengan : Skor rata-rata 24,83 dari skor maksimal 40 dengan

persentase 50% 83(kurang sesuai) oleh guru dan skor rata-rata 10 dari skor

maksimal 16 dengan presentase 67,42%(kurang sesuai) oleh peserta didik.

Berdasarkan data tersebut pada indicator pemantauan dan evaluasi K3 tidak

berjalan sesuai SMK3.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Andriansyah (2011) yang berjudul ā€œHubungan

Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Prestasi Praktik Peserta

Diklat Otomotif BLKPP Yogyakartaā€. Kesimpulannya terdapat hubungan

positif antara pengetahuan K3 dengan prestasi praktik peserta diklat otomotif

BLKPP Yogyakarta.

Page 44: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang bersifat menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, gejala,

melakukan menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Jawa Tengah, tempat ini dianggap

tepat untuk menjadi sasaran penelitian, dan dapat menambah pengetahuan tentang

pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Waktu pelaksanaan penelitian

dimulai dari bulan April 2019 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakterik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 Program Keahlian Teknik

Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti SMK Negeri Jawa Tengah.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Penelitian ini menggunakan Total

30

Page 45: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

31

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan jumlah sampel sama dengan

populasi.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2013:61) kalsifikasi dari variable penelitian berdasarkan

hubungan antara variable berikut:

1. Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. (variable terikat)

2. Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Pada

penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015: 61). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa kelas X1 tentang K3 program

keahlian teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa

Tengah. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian teknik

Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa Tengah.

Dapat ditulis sebagai berikut:

Page 46: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

32

1. Pengetahuan siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis

Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3.

2. Sikap siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan

Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3.

3.5 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

3.6 Metode Pengumpulan Data

Page 47: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

33

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,

dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, daa dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah

dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain lan. Bila

lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bisa dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, tes,

angket, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2015: 195).

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian

(Wahono, 2017:204). Tanya jawab ā€žsepihakā€Ÿ berarti bahwa pengumpul data yang

Page 48: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

34

aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau

tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab

dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian

yang dilakukan.

Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer,

pelengkap atau sebagai kriterium. Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari

wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian.

Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap

metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.

Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan

kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu dilakukan, misalnya,

untuk memeriksa apakah para kolektor data memeang telah memperoleh data

dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk itu dilakukan wawancara

dengan sejumlah sample subjek tertentu.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data maupun informasi awal dalam

penelitian. Wawancara dilakukan dengan narasumber bapak Tohari selaku ketua

program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa

Tengah.

b. Tes

Tes adalah sesuatu yang dilkukan untuk mengukur suatu kemapuan dengan

berbagai cara untuk mengetahui hasil dari apa yang akan di ukur. Tes merupakan

suatu alat pengumpulan informasi. suatu teknik atau cara yang digunakan dalam

rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

Page 49: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

35

pertanyaan-pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Selain itu, Tes merupakan alat pengumpul informasi yang digunakan dalam

rangka melakukan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

pertanyaan-pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Berdasarkan

pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sesuatu yang dilkukan

untuk mengukur suatu kemapuan dengan berbagai cara untuk mengetahui hasil dari

apa yang akan di ukur.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa kelas X1 program keahlian Teknik

Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3. Tes

berisi pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa, sehingga dapat diketahui seberapa

jauh pengetahuan setiap siswa.

c. Angket

Angket adalah beberapa pertanyaan seacara tertulis. Sebagaimana dijelaskan

oleh Sugiyono (2015) menyatakan Kusioner (angket) merupakan teknik data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.Lembar angket yang akan digunakan oleh

peneliti yaitu angket terhadap sikap percayadiri, sikap peduli dan sikap tanggung

jawab.

c) Penilaian diri

Page 50: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

36

Penilaian diri merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik

untuk mengemukakan sikap dan perilaku yang positif dan negatif dari dirinya.

Instrumen penilaian diri berupa lembar penilaian yang berisi butirbutir pertanyaan

yang terdapat pada kolom YA dan TIDAK.

d) Penilaian antar teman

Penialaian antar teman merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik

untuk saling menilai sikap dan perilaku keseharian temannya.

Instrumen penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman yang bersisi

butir-butir pertanyaan yang terdapat pada kolom YA dan TIDAK.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Pada penelitian ini, metode angket digunakan

untuk mengetahui bagaimana sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik

Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah.

d. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner

(Sugiyono, 2015: 203). Selain itu, observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.

Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden

yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksaan pengumpulan data,

Page 51: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

37

observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan

serta) dan non participant observations, selanjutnya dari segi instrumentasi yang

digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak

terstruktur.

Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data

sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan

Properti di SMK N Jawa Tengah.

Pengetahuan K3 pada SMK Negeri Jawa Tengah telah tersusun dalam

kurikulum sekolah. Pengetahuan K3 yang baik dan benar yaitu dinaungi oleh

hukum dan dirumuskan sesuai kondisi karena pengetahuan K3 pada setiap instansi

berbeda. K3 yang perlu dipelajari mencakup beberapa aspek, yaitu manusia sebagai

pelaksana, material kerja yang digunakan selama proses praktik, mesin atau alat

yang digunakan, serta lingkungan sekitar. Pada SMK N Jawa Tengah telah

diterapkan K3 khususnya pada keselamatan penggunaan alat kerja yang proses

pengajarannya terintegrasi dengan pelajaran praktik. Pelaksanaannya dilakukan

sebelum praktikum dimulai dan disesuaikan dengan SOP pada tahapan

pembelajaran yang akan dilakukan.

Seluruh siswa yang akan melakukan praktik dituntut untuk dapat mematuhi

K3 dan diberikan sanksi berupa teguran bagi siswa yang tidak menerapkan.

Kegiatan praktik di SMK N Jawa Tengah tidak menggunakan jobsheet tetapi

langsung dari penjelasan oleh guru, selain itu juga dengan melihat tutorial,

meskipun seharusnya jobsheet selalu diperlukan agar kegiatan pembelajaran jadi

lebih terarah dan terstruktur. Kegiatan praktik kayu didukung oleh peralatan kerja

Page 52: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

38

yang dinilai cukup lengkap dan memadai. Prosedur yang dilakukan setelah kegiatan

praktik selesai adalah dengan membersihkan seluruh peralatan yang perlu

dibersihkan, menghitung kembali jumlah peralatan agar sesuai dengan jumlah pada

saat sebelum praktik

Kegiatan evaluasi jarang dilakukan setelah kegiatan praktik disebabkan oleh

waktu praktik yang terbatas sehingga hanya dilakukan tanya jawab pada kegiatan

praktik selanjutnya mengenai apa yang telah dipelajari pada hari sebelumnya.

Kecelakaan kerja tidak pernah terjadi di SMK N Jawa Tengah karena dalam waktu

praktik selalu dalam pengawasan dan pembimbingan oleh guru yang mengajar.

e. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang

dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

kemudian ditelaah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

silabus, RPP dan profil sekolah.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi.

Dokumentasi pada penelitian ini meliputi jumlah siswa yang digunakan sebagai

sampel yaitu 30 siswa. Di SMK N Jawa Tengah K3 tidak diajarkan secara khusus

dalam mata pelajaran, K3 hanya dijelaskan secara spontan saat praktikum

dilaksanakan.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Page 53: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

39

Pada penelitian ini yang bertindak sebagai instrumen adalah peneliti sendiri.

Peneliti sebagai human instrument akan mengamati proses pembelajaran di kelas.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah manusia, hal ini disebabkan

adanya ciri-ciri umum yang dimiliki manusia, sedangkan instrumen pendukung dan

alat bantu lainnya seperti, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan alat

pengambilan gambar sebagai peralatan tambahan (Indira Maharani Putri. 2017: 3).

a. Penyusunan Instrumen

Instrumen digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengumpulan data yang

dibutuhkan. Dalam penelitian ini menggunakan angket dan observasi untuk

mengetahui pengetahuan dan sikap oleh siswa kelas X1 SMK Negeri Jawa Tengah.

b. Langkah-langkah Menyusun Instrumen

1) Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen pengetahuan K3 menurut KemaSMias, Gagam (2017) disajikan

pada Tabel.

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan K3

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Soal Total

Pengetahuan

K3 oleh siswa

ProgramTeknik

Ruang Lingkup

K3

Definisi K3 1,2

35 Tujuan K3

Manfaat K3 3,4,5

UU K3 6,7

Page 54: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

40

Bisnis

Konstruksi dan

Properti di

SMK Negeri

Jawa Tengah

Bahaya dan

Penanganan

Kecelakaan

Kerja

Kecelakaan Kerja 8,9,10

Identifikasi

Bahaya 11,12,13

Alat pelindung diri ( APD)

14, 15

Prosedur Kerja Tahapan Kerja 16, 17, 18

Kebersihan dan

Kesehatan

Pribadi

Kesehatan pribadi 19,20

Kebersihan dan

Kesehatan

Lingkungan

Kerja

Kebersihan dan

kesehatan

lingkungan kerja

21,22

Pencahayaan 23,24

Ventilasi 25,26

Sanitasi tempat kerja

27,28

Pembuangan limbah

29,30

P3K 31,32,33

Tata letak alat dan bahan praktik

34,35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap K3

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Soal Total

Sikap K3

oleh siswa

Memelihara Ketertiban

saat kerja 1,2 21

Page 55: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

41

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Soal Total

Program

Teknik Bisnis

Konstruksi

dan Properti

di SMK

Negeri Jawa

Tengah

Syarat dan

prinsip kerja

praktik

Perencanaan dan

pengorganisasian

praktik

3,4

Sebelum

memulai

pekerjaan

Kebersihan Pribadi 5,6,7,8,9

Penggunaan APD 10,11,12,13

Kebersihan dan

kesehatan saat

Bekerja

Kesehatan Lingkungan

bengkel

14,15

Kebersihan

Lingkungan Bengkel 16,17

Perawatan

Bengkel

Pemilihan Peralatan

18,19

Perawatan

Bengkel Pengggunaan Peralatan 20,21

2) Menyusun Instrumen Yang Berupa Angket

a) Pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan setiap siswa tentang K3

dilakukan tes pengetahuan dengan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda (multiple

choice).

b) Sikap

Untuk mengetahui sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik

Bisnis Konstruksi dan Properti SMK N Jawa Tengah pada praktik Teknik Bisnis

Konstruksi dan Properti dilakukan dengan menggunakan observasi sekaligus

penyebaran angket.

3) Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a) Validitas

Page 56: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

42

Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan

validitas atau kesahihan suatu instrument. Seperti pendapat Arikunto (2009: 58),

yang menyatakan bahwa ā€œValiditas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat

validitas atau kesahihan suatu instrument, sebuah instrument dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil

ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Menurut Sugiyono (2009), validitas instrumen adalah keandalan instrumen

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas logis instrumen dapat

diperoleh dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun

kepada para ahli (judgement expert) dari para pakar yang

kompeten,untukmengetahui apakah maksud kalimat dalam butir-butir pertanyaan

maupun pernyataan dapat dipahami responden dan menggambarkan indikator-

indikator. Setelah mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang disusun kepada

para ahli, didapatkan instrumen pengetahuan dan sikap. Pengujian empiris

menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji validitas ini

mengkorelasikan skor antara skor butir soal dengan skor total.

b) Reliabilitas

Selain harus valid, instrumen juga harus memenuhi standar reliabilitas.Suatu

instrumen dikatakan reliabel jika dapat dipercaya untuk mengumpulkan data

penelitian. Suharsimi Arikunto(2006:178) menyatakan bahwa reliabilitas

Page 57: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

43

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

kadang melakukan. Suatu hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel jika alat

pengukur tersebut dapat dipercaya, sehingga mendapatkan hasil yang tetap dan

konsisten.Dalam menghitung reliabilitas instrumen, peneliti menggunkan rumus

Cronbachā€Ÿs Alpha.Rumus Cronbaachā€Ÿs Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya berbentuk skala.

1. Data Pengetahuan

Tes pengetahuan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

adalah tes pilihan ganda (multiple choice). Setelah didapatkan jawaban dari setiap

siswa kemudian akan dihitung rata-rata nilai dari seluruh siswa sesuai dengan batas

kriteria ketuntasan minimal. Untuk mengetahui rata-rata nilai dari seluruh siswa

dapat digunakan rumus mean untuk data kelompok.

Rumus rata-rata hitung data kelompok (mean)

Rumus:

Keterangan:

= āˆ‘š‘“š‘– . š‘–

āˆ‘š‘“š‘– (3.1)

= Rata-rata nilai data kelompok

fi = frekuensi

xi = nilai tengah

Nilai tengah adalah jumlah tepi bawah dan tepi atas di bagi 2.

2. Data Sikap

Data sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan atau observasi

secara langsung terhadap sikap K3 setiap responden selama menjalani praktik

Page 58: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

44

menggunakan check list yang berupa pernyataan mengenai sikap K3. Setelah

didapatkan respon jawaban dari setiap responden. Untuk menganalisis data dari

hasil angket menggunakan deskriptif persentase,

maka langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.

2. Membuat tabulasi.

3. Menghitung nilai rata-rata.

4. Menghitung persentase dengan rumus:

š‘«š‘· = š‘›

Ɨ 100 % (3.2) š‘

Keterangan:

DP = Deskriptif Persentase

n = Skor yang diperoleh

N = Skor tertinggi

5. Menentukan tingkat kriteria

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh

(dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel

kriteria. Tabel kriteria digunakan untuk menentukan kategori ā€œSelalu Melakukanā€,

ā€œMelakukanā€, ā€œKadang melakukanā€, dan ā€œTidak melakukanā€. Untuk membuat

tabel kriteria digunakan nilai maksimum, nilai minimum dan panjang kelas

intervalnya. Nilai maksimum berasal dari angka persentase tertinggi dan nilai

minimum berasal dari angka persentase terendah.

a. Menentukan angka persentase tertinggi:

š‘†š‘˜š‘œš‘Ÿ š‘šš‘Žš‘˜š‘ š‘–š‘šš‘Žš‘™

š‘†š‘˜š‘œš‘Ÿ š‘šš‘Žš‘˜š‘ š‘–š‘šš‘Žš‘™

4 Ɨ 100% =

4

Ɨ 100% = 100%

Page 59: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

45

b. Menentukan angka persentase terendah:

š‘†š‘˜š‘œš‘Ÿ š‘šš‘–š‘›š‘–š‘šš‘Žš‘™

š‘†š‘˜š‘œš‘Ÿ š‘šš‘Žš‘˜š‘ š‘–š‘šš‘Žš‘™

c. Menentukan range/rentang

1 Ɨ 100% =

4

Ɨ 100% = 25%

Range = 100% - 25% = 75%

d. Menentukan interval yang dikehendaki

Ada 4 kelas interval sesuai kategori ā€œSelalu Melakukanā€, ā€œMelakukanā€,

ā€œKadang melakukanā€, dan ā€œTidak melakukanā€.

e. Menentukan panjang kelas interval (p) dengan rumus :

š‘ = š‘Ÿš‘’š‘›š‘”š‘Žš‘›š‘”

š‘š‘Žš‘›š‘¦š‘Žš‘˜ š‘˜š‘’š‘™š‘Žš‘ 

75% =

4

= 18,75%

Berdasarkan perhitungan tersebut maka tabel kriteria untuk hasil penilaian

f. Penentuan Skor Jawaban

Skor jawaban merupakan nilai jawaban yang akan diberikan oleh responden,

menurut sugiono dijelaskan hal pertama yang harus kita lakukan adalah

menentukan skor dari tiap jawaban yang akan diberikan.contohnya sikap yang

akan kita pakai yaitu ā€Sangat baik,Baik,Cukup Baik,Kurang Baik.

No. Skala Jawaban Nilai

1. Sangat Baik 4

2. Baik 3

3. Cukup Baik 2

4. Kurang Baik 1

5. Sangat Kurang Baik 0

g. Skor Ideal

Skor ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor

menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban.untuk menghitung jumlah

skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus beriku, yaitu:

Page 60: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

46

Skor Kriterium = Nilai Skala x Jumlah responden

Skor tertinggi adalah 4 dan jumlah responden 20, maka dapat dirumuskan

menjadi:

Rumus Nilai

4x20=80 SB

3x20=60 B

2x20=40 CB

1x20=20 KB

0x0=0 SKB

Selanjutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan kedalam

scale dan ditentukan daerah jawabanya.

h. Rating Scale

Rating scale berfungsi untuk mengetahui hasil data angket (kuisioner) dan

wawancara secara umum dan keseluruhan yang didapat dari penilaian angket

(kuisioner) dengan ketentuan sebagai berikut.

Nilai Jawaban Skala

80-100 SB

60-79 B

40-59 CB

20-39 KB

0-19 SKB

Tabel 3. 2 Kategori Skala Likert

No. Persentase Kategori

1. 80% < skor ā‰¤ 100% Sangat Baik

2. 40% < skor ā‰¤ 80% Baik

3. 20% < skor ā‰¤ 40% Cukup Baik

4. 1% ā‰¤ skor ā‰¤ 20% Kurang Baik

5 0% Sangat Kurang Baik

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji Validitas

Page 61: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

47

Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah nenunjukkan derajad

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang

dapat dikumpulkan oleh peneliti. Metode yang digunakan untuk uji validitas

adalah uji korelasi pearson. Rumus yang digunakan adalah : (Sugiyono,

2010:248)

rhitung =

Keterangan :

n = Jumlah responden (sampel)

rhitung = Koefisien korelasi antara X1 dan Y

X1 = Skor butir

Y = Skor total

X1Y = Skor butir x skor total

Selanjutnya nilai rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan

tabel product moment. Soal dikatakan valid apabila rhitung mempunyai

korelasi lebih besar dari nilai rtable dengan taraf signifikasi 5% maka soal

dikatakan valid dan jika rhitung < r tabel maka soal dikatakan tidak valid.

Hasil uji validitas pengetahuan dari SPSM

No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI

SOAL 1 .583** 0.4227 VALID

SOAL 2 .667** 0.4227 VALID

SOAL 3 .526* 0.4227 VALID

Page 62: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

48

No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI

SOAL 4 .431 0.4227 VALID

SOAL 5 .724** 0.4227 VALID

SOAL 6 .748** 0.4227 VALID

SOAL 7 .788** 0.4227 VALID

SOAL 8 .642** 0.4227 VALID

SOAL 9 .589** 0.4227 VALID

SOAL 10 .583** 0.4227 VALID

SOAL 11 .500* 0.4227 VALID

SOAL 12 .463* 0.4227 VALID

SOAL 13 .630** 0.4227 VALID

SOAL 14 .638** 0.4227 VALID

SOAL 15 .631** 0.4227 VALID

SOAL 16 .501* 0.4227 VALID

SOAL 17 .657** 0.4227 VALID

SOAL 18 .626** 0.4227 VALID

SOAL 19 .766** 0.4227 VALID

SOAL 20 .502* 0.4227 VALID

SOAL 21 .595** 0.4227 VALID

SOAL 22 .748** 0.4227 VALID

SOAL 23 .479* 0.4227 VALID

SOAL 24 .644** 0.4227 VALID

SOAL 25 .654** 0.4227 VALID

SOAL 26 .576** 0.4227 VALID

SOAL 27 .699** 0.4227 VALID

SOAL 28 .576** 0.4227 VALID

SOAL 29 .635** 0.4227 VALID

SOAL 30 .551* 0.4227 VALID

SOAL 31 .654** 0.4227 VALID

SOAL 32 .654** 0.4227 VALID

SOAL 33 .712** 0.4227 VALID

SOAL 34 .735** 0.4227 VALID

SOAL 35 .482* 0.4227 VALID

Sumber: Data diolah 2019

KETERANGAN

Dari pengujian validitas butir soal menggunakan SPSM, dengan ketentuan

r hitung > r table adalah valid, dan r hitung < r table adalah tidak valid.

Page 63: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

49

Dengan hal ini nilai yang dirujuk untuk R Tabel yaitu : 0.4227

Rekap Analisis Validitas Pengetahuan

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Soal

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24

,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35 35

Tidak Valid - -

Sumber: Data diolah 2019

Hasil uji validitas sikap dari SPSM

No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI

SOAL 1 .767** 0.4227 VALID

SOAL 2 .706** 0.4227 VALID

SOAL 3 .580** 0.4227 VALID

SOAL 4 .685** 0.4227 VALID

SOAL 5 .589** 0.4227 VALID

SOAL 6 .574** 0.4227 VALID

SOAL 7 .747** 0.4227 VALID

SOAL 8 .557* 0.4227 VALID

SOAL 9 .642** 0.4227 VALID

SOAL 10 .663** 0.4227 VALID

SOAL 11 .494* 0.4227 VALID

SOAL 12 .793** 0.4227 VALID

SOAL 13 .747** 0.4227 VALID

SOAL 14 .747** 0.4227 VALID

SOAL 15 .529* 0.4227 VALID

SOAL 16 .483* 0.4227 VALID

SOAL 17 .574** 0.4227 VALID

SOAL 18 .642** 0.4227 VALID

SOAL 19 .642** 0.4227 VALID

SOAL 20 .740** 0.4227 VALID

SOAL 21 .751** 0.4227 VALID

Sumber: Data diolah 2019

KETERANGAN

Dari pengujian validitas butir soal menggunakan SPSM, dengan ketentuan

r hitung > r table adalah valid, dan r hitung < r table adalah tidak valid.

Dengan hal ini nilai yang dirujuk untuk R Tabel yaitu : 0.4227

Page 64: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

50

Rekap Analisis Validitas Sikap

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21 21

Tidak Valid - -

Sumber: Data diolah 2019

Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3) reliabiltas adalah ā€œDerajad

konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentuā€. Reliabilitas

digunakan untuk menunjukkan suatu soal tes dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena soal tes tersebut sudah

melakukan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

š‘Ÿ = š‘˜

š‘‰š‘”āˆ’āˆ‘ š‘š‘ž}

11

Keterangan:

{ š‘˜āˆ’1 š‘‰š‘”

r11 : reliabilitas

k : banyaknya butir pertanyaan

Vt : varians total

p : proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (1/N)

q : proporsi subjek yang mendapat skor 0 / (q = 1-p)

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel Klasifikasi Nilai Reliabilitas

Page 65: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

51

Indeks Nilai Reliabilitas Kriteria

<0,2 Selalu Rendah

0,2-0,4 Rendah

0,4-0,5 Cukup

0,5-0,8 Tinggi

0,8-1 Sanggat Tinggi

Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r11, kemudian

harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel. Jika

r11 > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.

Hasil uji reliabilitas pengetahuan dari SPSM

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.951 35

Sumber: SPSM Statistic 23

KETERANGAN

Dari pengujian Analisis Butir Soal menggunakan pengujian Reliabilitas, dapat

disimpulkan dengan hasil Reliabilitas 0,951 > R Tabel = 0,4227, Sehingga dapat

disimpulkan Nilai Reliabilitas dari Analisis Butir Soal adalah Selalu Tinggi

(sumber dari penelitian yang diteliti) dan Reliabel.

Hasil uji reliabilitas sikap dari SPSM

Page 66: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

52

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.921 21

Sumber: SPSM Statistic 23

KETERANGAN

Dari pengujian Analisis Butir Soal menggunakan pengujian Reliabilitas, dapat

disimpulkan dengan hasil Reliabilitas 0,921 > R Tabel = 0,4227, Sehingga dapat

disimpulkan Nilai Reliabilitas dari Analisis Butir Soal adalah Selalu Tinggi

(sumber dari penelitian yang diteliti) dan Reliabel.

Hasil Uji Deskriptif sikap k3 Siswa

Statistics

Nilai_sikap

N Valid 20

MiSMing 0

Mean 79.7000

Median 81.5000

Mode 84.00

Std. Deviation 5.26258

Minimum 63.00

Maximum 84.00

Sum 1594.00

Sumber: SPSM Statistic 23

Page 67: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

53

Penilaian yang digunakan berdasarkan kriteria penilaian kuisioner berdasarkan

skala jawaban yang dipilih, dengan total soal sejumlah 20 butir soal, dengan bobot

penilaian sebagai berikut:

Skala Jawaban Nilai

Tidak melakukan 1

Kadang Melakukan 2

Melakukan 3

Selalu Melakukan 4

Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa

Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase

81-100 Selalu melakukan 11 55%

61-80 Melakukan 9 45%

41-60 Kadang melakukan 0 0%

21-40 Tidak melakukan 0 0%

0-20 Selalu Tidak melakukan 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data diolah 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat sikap k3 siswa

masuk dalam dua kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori

selalu tidak melakukan, tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan

Page 68: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

54

selalu melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan dengan

rentang skor 0 sampai dengan 20 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk

dalam kategori tidak melakukan dengan rentang skor 21 sampai dengan 40

sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan

dengan rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang

masuk dalam kategori melakukan dengan rentang skor 61 sampai dengan 80

sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang masuk dalam kategori selalu melakukan

dengan rentang skor 81 sampai dengan 100 sebanyak 11 siswa atau 55%. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat sikap K3 siswa pada Gambar

berikut:

Cukup baik 0%

Sangat Kurang Baik 0%

Kurang Baik 0%

Baik 45%

sangat baik 55%

Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa

Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa sikap k3 siswa kelas X1

program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di SMK N Jawa

Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam dua kategori dari lima kategori

yang ditetapkan, yaitu kategori selalu tidak melakukan, tidak melakukan,

Page 69: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

55

kadang melakukan, melakukan, dan selalu melakukan. Dari kelima kategori

yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa lebih banyak masuk kedalam ketegori

selalu melakukan yaitu sebanyak 55% siswa.

Rangkuman Uji statistik deskriptif

Statistics

Nilai_pengetahuan Nilai_sikap

N Valid 20 20

MiSMing 0 0

Mean 61.1500 79.7000

Median 60.0000 81.5000

Mode 46.00a 84.00

Std. Deviation 29.00685 5.26258

Minimum 14.00 63.00

Maximum 100.00 84.00

Sum 1223.00 1594.00

Sumber: SPSM Statistic 23

o Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa

Nilai

Jawaban

Skala

Pengetahuan Sikap

Frekuens

i

Presentas

e

Frekuens

i

Presentas

e

80-100 Sangat Baik 11 55% 9 45%

60-79 Baik 9 45% 0 0%

40-59 Cukup Baik 0 0% 5 25%

20-39 Kurang Baik 0 0% 4 20%

0-19 Sangat Kurang

Baik 0 0% 2 10%

Jumlah 20 100% 20 100%

Sumber: Data diolah 2019

Page 70: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

56

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-

masing indikator pengetahuan dan sikap adalah indikator pengetahuan yaitu

sebesar 55% siswa masuk dalam kategori sangat baik, 45% siswa masuk dalam

kategori melakukan. Sedangkan persentase rendah adalah pada indikator sikap

yaitu sebesar 45% siswa masuk dalam kategori sangat baik, 25% siswa masuk

dalam kategori cukup baik, 20% siswa masuk dalam kategori kurang baik, dan

10% siswa masuk dalam kategori sangat kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada

masing-masing indikator pada Gambar berikut.

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

1 2 3 4 5

Sumber: Data diolah 2019

Page 71: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan instrumen kuisioner tentang

ā€œSikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan

Properti Peserta Didik SMK N Jawa Tengahā€ dengan subyek penelitian siswa kelas

X1 TBKP SMK Negeri Jawa Tengah sebanyak 20 siswa. Data hasil penelitian ini

terdiri dari variabel bebas yaitu variabel pengetahuan K3, serta variabel terikat yaitu

variabel sikap saat melaksanakan praktik TBKP.

4.1.1 Hasil Penelitian

Pengetahuan K3

Data penelitian pengetahuan diperoleh dari hasil lembar soal yang dibagikan

kepada siswa kelas X1. Jumlah butir soal sebanyak 35 soal dengan kisi-kisi yang

telah sesuai.

Tabel 4. 1 Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa

No. Persentase Kategori

1. 80% < skor ā‰¤ 100% Sangat Baik

2. 40% < skor ā‰¤ 80% Baik

3. 20% < skor ā‰¤ 40% Cukup Baik

4. 1% ā‰¤ skor ā‰¤ 20% Kurang Baik

5 0% Sangat Kurang Baik

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa masuk dalam 2

kategori dari 4 kategori yang ditentukan yaitu kategori baik dan cukup baik. Siswa

Page 72: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

58

35

65

yang masuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 62,5% hingga 81,25%

sebanyak 13 siswa dengan presentase 65%. Siswa yang masuk kategori cukup baik

dengan rentang skor 43,75% hingga 62,5% sebanyak 7 siswa dengan presentase

35%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat pengetahuan K3

siswa pada gambar 4.1.

0 0

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang K3

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa kelas X1 program

keahlian TBKP di SMKN Jawa Tengah tentang K3 skor terbanyak masuk dalam

kategori baik yaitu 65%.

Penjabaran indikator pengetahuan K3 antara lain yaitu Ruang Lingkup K3,

Bahaya dan Penanganan Kecelakaan Kerja, Prosedur Kerja, Kebersihan dan

Kesehatan Pribadi serta Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 73: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

59

Tabel 4. 2 Persentase Indikator Pengetahuan Siswa

Indikator Sub

Indikator

Persentase Juml

ah

(%)

Keterangan SB B CB KB

Ruang

Lingkup K3

Definisi

K3

50%

50%

0%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 2

terdiri dari 18 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Baik di soal

nomor 1 terdiri dari 16

siswa dengan jawaban benar.

Tujuan K3

Manfaat

K3

33,3

%

33,3

%

0%

33,

3%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 4

terdiri dari 18 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Baik di soal

nomor 3 terdiri dari 14

siswa dengan jawaban

benar, persentase

Kurang Baik di soal

nomor 5 terdiri dari 2

siswa dengan jawaban

benar.

UU K3

0%

0%

50

%

50

%

100

%

Persentase Kurang

Baik di soal nomor 6

terdiri dari 2 siswa

dengan jawaban benar,

persentase cukup baik

di soal nomor 7 terdiri

dari 10 siswa dengan

jawaban benar.

Bahaya dan

Penanganan

Kecelakaan

Kerja

Kecelakaa

n Kerja

100

%

0%

0%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 8

terdiri dari 17 siswa

dengan jawaban benar,

di soal nomor 9 terdiri

dari 19 siswa dengan

jawaban benar, di soal

nomor 10 terdiri dari

17 siswa dengan

jawaban benar.

Page 74: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

60

Indikator

Sub

Indikator

Persentase Juml

ah

(%)

Keterangan

SB B CB KB

Identifikasi

Bahaya

33,

3%

0%

0%

66,

7%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 12

terdiri dari 17 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Kurang

Baik di soal nomor 11

terdiri dari 6 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Kurang

Baik di soal nomor 13

terdiri dari 2 siswa

dengan jawaban benar.

Alat

pelindung

diri (APD)

10

0%

0%

0%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 14

terdiri dari 20 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Sangat Baik

di soal nomor 15

terdiri dari 20 siswa

dengan jawaban benar.

Prosedur

Kerja

Tahapan

Kerja

66,

7%

0%

0%

33,

3%

100

%

Persentase Sangat Baik di soal nomor 16

terdiri dari 20 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Sangat Baik

di soal nomor 18

terdiri dari 19 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Kurang

Baik di soal nomor 17

terdiri dari 3 siswa

dengan jawaban benar,benar,

Page 75: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

61

Indikator

Sub

Indikator

Persentase Juml

ah

(%)

Keterangan

SB B CB KB

Kebersihan

dan

Kesehatan

Pribadi

Kesehatan

pribadi

100

%

0%

0%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor

19 terdiri dari 20

siswa dengan

jawaban benar,

persentase Sangat

Baik di soal nomor

20 terdiri dari 19

siswa dengan

jawaban benar.

Kebersihan

dan

kesehatan

lingkungan

kerja

Kebersihan

dan

kesehatan

lingkungan

kerja

0%

0%

0%

100

%

100

%

Persentase Kurang

Baik di soal nomor

21 terdiri dari 1 siswa

dengan jawaban

benar, persentase

Kurang Baik di soal

nomor 22 terdiri dari

3 siswa dengan

jawaban benar.

Pencahayaan

50%

0%

0%

50

%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor

24 terdiri dari 20

siswa dengan

jawaban benar,

persentase Sangat

Baik di soal nomor

23 terdiri dari 4 siswa

dengan jawaban

benar.

Ventilasi

50%

50

%

0%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor

25 terdiri dari 20

siswa dengan

jawaban benar,

persentase Baik di

soal nomor 26 terdiri

dari 16 siswa dengan

jawaban benar.

Page 76: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

62

Indikator

Sub

Indikator

Persentase Juml

ah

(%)

Keterangan

SB B CB KB

Sanitasi

tempat kerja

0%

0%

0%

100

%

100

%

Persentase Kurang

Baik di soal nomor 27

terdiri dari 8 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Kurang

Baik di soal nomor 28

terdiri dari 3 siswa

dengan jawaban benar.

Pembuangan

limbah

50%

0%

50

%

0%

100

%

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 29

terdiri dari 20 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Cukup Baik

di soal nomor 30

terdiri dari 10 siswa

dengan jawaban benar.

P3K

33,3

%

66,

7%

0%

0%

100

%

Persentase Selalu

Persentase Sangat

Baik di soal nomor 31

terdiri dari 19 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Baik di soal

nomor 32 terdiri dari

13 siswa dengan

jawaban benar.

persentase Baik di soal

nomor 33 terdiri dari

14 siswa dengan

jawaban benar.

Tata letak

alat dan

bahan

praktik

0%

50

%

50

%

0%

100

%

Persentase Kurang

Baik di soal nomor 34

terdiri dari 5 siswa

dengan jawaban benar,

persentase Cukup Baik

di soal nomor 35

terdiri dari 12 siswa

dengan jawaban benar.

Page 77: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

63

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dengan kategori

sangat baik pada masing-masing indikator pengetahuan adalah indikator

kecelakaan kerja, alat perlindungan diri dan kesehatan pribadi yaitu sebesar 100%.

Sedangkan presentase tertinggi dengan kategori tidak melakukan pada masing-

masing indikator pengetahuan adalah indikator kebersihan dan kesehatan

lingkungan kerja dan sanitasi tempat kerja yaitu sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 4.2.

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0% Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 4. 2 Tingkat Pengetahuan Siswa pada Masing-masing Sub Indikator

Page 78: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

64

Hasil Uji Deskriptif Pengetahuan k3 Siswa

Statistics

Nilai_pengetahuan

N Valid 20

MiSMing 0

Mean 21.4000

Median 21.0000

Mode 16.00a

Std. Deviation 10.14837

Minimum 5.00

Maximum 35.00

Sum 428.00

Sumber: SPSM Statistic 23 Tabel 4. 3Nilai pengetahuan

Skor minimal ideal adalah 0, skor maksimal ideal adalah 35, dan rerata

ideal adalah 17,5. Skor minimal hitung sebesar 5, berarti skor minimal hitung

di atas skor minimal ideal yang hanya sebesar 0. Dengan demikian, skor

minimal yang diperoleh siswa termasuk tinggi dan diatas skor minimal ideal.

Skor maksimal hitung sebesar 35, sama dengan skor maksimal ideal yang

sebesar 35. Hal ini menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa memperoleh skor

maksimal. Rata-rata hitung sebesar 21,0 diatas rata-rata ideal yang sebesar

17,5. Ini berarti rata-rata hitung lebih tinggi dari rata-rata ideal. Berikut

disajikan pada Tabel, untuk mengenai kategori tingkat pengetahuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Page 79: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

65

Skor pengetahuan kemudian dijadikan nilai pengetahuan, dengan cara

sebagai berikut:

N= šµ 100

š‘†

Keterangan: N= Nilai

B= Jumlah Benar

S= Jumlah Soal

tabel 4. 4 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa

Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase

81-100 Sangat baik 9 45%

61-80 Baik 0 0%

41-60 Cukup Baik 5 25%

21-40 Kurang Baik 4 20%

0-20 Sangat Kurang Baik 2 10%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data diolah 2019

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan

k3 siswa masuk dalam empat kategori dari lima kategori yang ditetapkan,

yaitu kategori sangat kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat

baik. Siswa yang masuk dalam kategori cukup baik dengan rentang skor 0

sampai dengan 20 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang masuk dalam

kategori kurang baik dengan rentang skor 21 sampai dengan 40 sebanyak 4

siswa atau 20%. Siswa yang masuk dalam kategori cukup baik dengan

rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang

Page 80: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

66

Sangat kurang baikā€¦

Kurang baik 20%

Sangat baik 45%

Cukup baik 25%

masuk dalam kategori baik dengan rentang skor 61 sampai dengan 80

sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori sangat baik

dengan rentang skor 81 sampai dengan 100 sebanyak 9 siswa atau 45%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat pengetahuan K3

siswa pada Gambar berikut:

gambar 4. 3Gambar Grafik Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa

Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan k3 siswa

Baik 0%

kelas XI program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di

SMK N Jawa Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam empat

kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat

kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Dari kelima

kategori yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa lebih banyak masuk

kedalam ketegori sangat baik yaitu sebanyak 45% siswa.

4.1.2 Hasil Penelitian Sikap

Page 81: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

67

95

Data penelitian sikap diperoleh dari hasil angket atau kuisioner yang

dibagikan kepada siswa kelas X1. Jumlah butir pernyataan sebanyak 21 pernyataan.

Dari tabel hasil angket diketahui bahwa tingkat sikap siswa masuk dalam 2

kategori dari 4 kategori yang ditentukan yaitu kategori selalu melakukan dan

melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori selalu melakukan dengan rentang

skor antara 81,25% hingga 100% sebanyak 19 siswa dengan presentase 95%. Siswa

yang masuk kategori melakukan dengan rentang skor 62,5% hingga 81,25%

sebanyak 1 siswa dengan presentase 5%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik

kategori tingkat sikap K3 siswa pada gambar 4.3.

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Sikap Siswa Tentang K3

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sikap siswa kelas X1 program keahlian

TBKP di SMKN Jawa Tengah tentang K3 skor terbanyak masuk dalam kategori

selalu melakukan yaitu 95%.

Penjabaran indikator sikap K3 antara lain yaitu Ruang Lingkup K3, Bahaya dan

Penanganan Kecelakaan Kerja, Kebersihan dan Kesehatan Pribadi serta Kebersihan

Page 82: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

68

dan Kesehatan Lingkungan Kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5

sampai dengan table 4.8.

Tabel 4. 5 Persentase Indikator Syarat dan Prinsip Kerja Praktik

No.

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah

(%) SM M KM TM SM S TS TM

1.

Mematuhi peraturan

yang berlaku saat

praktik berlangsung

di bengkel.

17

3

0

0

85

15

0

0

100

2.

Mengatur tata letak

peralatan bengkel

yang melakukan agar

pekerjaan praktik

runtun dan efisien.

14

6

0

0

70

30

0

0

100

3.

Melaksanakan

langkah kerja sesuai

yang tertera pada

jobsheet saat praktik

di bengkel.

16

4

0

0

80

20

0

0

100

4.

Melaksanakan

praktik di bengkel

sesuai dengan jam

yang telah

ditentukan.

14

6

0

0

70

30

0

0

100

Rerata (%) 76 24 100

Dari tabel 4.5 siswa yang masuk kategori pertama yaitu mematuhi peraturan

yang berlaku saat praktik berlangsung di bengkel, responden yang menyatakan

selalu melakukan (SM) sebesar 85% yaitu 17 siswa dari total responden yang

dijadikan sampel. Kemudian terdapat 15% responden atau 3 siswa menyatakan

Page 83: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

69

melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama

dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Kategori kriteria sikap siswa saat melaksanakan tata letak peralatan bengkel

yang melakukan agar pekerjaan praktik runtun dan efisien, responden yang

menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total

responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 30% responden atau 6 siswa

menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada

pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

siswa yang melaksanakan langkah kerja sesuai yang tertera pada jobsheet

saat praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)

sebesar 80% yaitu 16 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian

terdapat 20% responden atau 4 siswa menyatakan melakukan atau mereka

berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang

responden rasakan atau amati.

Tingkat sikap siswa dalam melaksanakan praktik di bengkel sesuai dengan

jam yang telah ditentukan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)

sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian

terdapat 30% responden atau 6 siswa menyatakan melakukan atau mereka

berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang

responden rasakan atau amati.

Page 84: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

70

Tabel 4. 6 Persentase Indikator Sebelum Memulai Pekerjaan

No.

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah

(%) SM M KM TM SM M KM TM

5.

Mencuci tangan

sebelum dan

sesudah praktik di

bengkel.

12

8

0

0

60

40

0

0

100

6. Mencuci wearpack

secara teratur. 15 5 0 0 75 25 0 0 100

7.

Memotong kuku

secara teratur

sehingga tidak

mengganggu ketika

praktik.

12

8

0

0

60

40

0

0

100

8. Sarapan sebelum

praktik dimulai. 14 6 0 0 70 30 0 0 100

9.

Istirahat dengan

cukup sebelum

praktik.

15

5

0

0

75

25

0

0

100

10.

Menggunakan

wearpack pada saat

praktik di bengkel.

18

2

0

0

90

10

0

0

100

11.

Menggunakan

sepatu pada saat

praktik di bengkel.

17

3

0

0

85

15

0

0

100

12.

Menggunakan

masker pada saat

melakukan

pekerjaan yang

berdebu.

18

2

0

0

90

10

0

0

100

13.

Menggunakan

sarung tangan saat

melakukan

pekerjaan dengan

peralatan yang

19

1

0

0

95

5

0

0

100

Page 85: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

71

mempunyai bagian

yang tajam.

Rerata (%) 78 22 100

Dari tabel 4.6 Kategori kriteria sikap siswa saat mencuci tangan sebelum

dan sesudah praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu melakukan

(SM) sebesar 60% yaitu 12 siswa dari total responden yang dijadikan sampel.

Kemudian terdapat 40% responden atau 8 siswa menyatakan melakukan atau

mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang

responden rasakan atau amati.

siswa yang melaksanakan mencuci wearpack secara teratur, responden yang

menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total

responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau 5 siswa

menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada

pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Tingkat sikap siswa dalam melaksanakan memotong kuku secara teratur

sehingga tidak mengganggu ketika praktik., responden yang menyatakan selalu

melakukan (SM) sebesar 60% yaitu 12 siswa dari total responden yang dijadikan

sampel. Kemudian terdapat 40% responden atau 8 siswa menyatakan melakukan

atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa

yang responden rasakan atau amati.

siswa yang melaksanakan sarapan sebelum praktik dimulai., responden

yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total

Page 86: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

72

responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 30% responden atau 6 siswa

menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada

pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

siswa yang melaksanakan istirahat dengan cukup sebelum praktik,

responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa

dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau

5 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan

pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Berdasarkan tingkat pengetahuan K3 siswa, dalam hal ini menggunakan

wearpack pada saat praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu

melakukan (SM) sebesar 90% yaitu 18 siswa dari total responden yang dijadikan

sampel. Kemudian terdapat 10% responden atau 2 siswa menyatakan melakukan

atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa

yang responden rasakan atau amati.

Yang merupakan indikator menggunakan sepatu pada saat praktik di

bengkel, responden atau siswa yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar

85% yaitu 17 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat

15% responden atau 3 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa

yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau

amati.

Untuk pernyataan menggunakan masker pada saat melakukan pekerjaan

yang berdebu, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 90%

yaitu 18 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 10%

Page 87: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

73

responden atau 2 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang

disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

siswa yang menggunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan dengan

peralatan yang mempunyai bagian yang tajam , responden yang menyatakan selalu

melakukan (SM) sebesar 95% yaitu 19 siswa dari total responden yang dijadikan

sampel. Kemudian terdapat 5% responden atau 1 siswa menyatakan melakukan atau

mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang

responden rasakan atau amati.

Tabel 4. 7 Persentase Indikator Kebersihan dan Kesehatan Saat Bekerja

No.

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah

% SM M KM TM SM M KM TM

14.

Menyalakan lampu

ketika ruang praktik

di bengkel terasa

gelap.

19

1

0

0

95

5

0

0

100

15.

Menggunakan

pencahayaan yang

terang apabila

lingkungan kerja

dirasa kurang

pencahayaan

18

2

0

0

90

10

0

0

100

16.

Memilih peralatan

sesuai dengan

fungsinya.

16

4

0

0

80

20

0

0

100

17.

Mengambil

peralatan sesuai

dengan yang

dibutuhkan.

15

5

0

0

75

25

0

0

100

Page 88: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

74

Rerata (%) 85 15

100

Dari tabel 4.7 siswa yang menyalakan lampu ketika ruang praktik di bengkel

terasa gelap, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 95% yaitu

19 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 5%

responden atau 1 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang

disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Tabel 4. 8 Persentase Indikator Perawatan Bengkel

No. Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Keterangan SM M KM TM SM M KM TM

18.

Menggunakan

peralatan sesuai

dengan

fungsinya.

15

5

0

0

75

25

0

0

100

19.

Membersihkan

peralatan dan

mengembalikan

peralatan

setelah

memakainya.

15

5

0

0

75

25

0

0

100

20.

Membuang

sampah pada

tempat yang

telah

disediakan.

17

3

0

0

85

15

0

0

100

21.

Membersihkan

atau menyapu

lantai sesudah

praktik di

bengkel.

16

4

0

0

80

20

0

0

100

Rerata (%) 79 21 100

Page 89: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

75

Dari tabel 4.8 untuk pernyataan siswa yang menggunakan pencahayaan

terang apabila lingkungan kerja dirasa kurang pencahayaan, responden yang

menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 90% yaitu 18 siswa dari total

responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 10% responden atau 2 siswa

menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada

pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Dari tabel 4.6 siswa yang memilih peralatan sesuai dengan fungsinya,

responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 80% yaitu 16 siswa

dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 20% responden atau

4 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan

pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Dari tabel 4.8 untuk pernyataan siswa yaitu mengambil peralatan sesuai

dengan yang dibutuhkan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)

sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian

terdapat 25% responden atau 5 siswa menyatakan melakukan atau mereka

berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang

responden rasakan atau amati.

Dari tabel 4.8 Tingkat sikap siswa dalam membersihkan peralatan dan

mengembalikan peralatan setelah memakainya, responden yang menyatakan selalu

melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total responden yang dijadikan

sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau 5 siswa menyatakan melakukan

Page 90: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

76

atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa

yang responden rasakan atau amati.

Dari tabel 4.8 7 siswa yang membuang sampah pada tempat yang telah

disediakan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 85% yaitu

17 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 15%

responden atau 3 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang

disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.

Dari tabel 4.8 Berdasarkan tingkat pengetahuan K3, siswa membersihkan

atau menyapu lantai sesudah praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu

melakukan (SM) sebesar 80% yaitu 16 siswa dari total responden yang dijadikan

sampel. Kemudian terdapat 20% responden atau 4 siswa menyatakan melakukan

atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa

yang responden rasakan atau amati.

Diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-masing indikator

pengetahuan adalah indikator kesehatan lingkungan bengkel yaitu sebesar 92,5%

sedangkan presentase tertinggi dengan kategori melakukan pada masing-masing

indikator adalah indikator kebersihan lingkungan bengkel yaitu sebesar 22,5%.

Untuk jelasnya dilihat pada gambar 4.4.

Page 91: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

77

1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4. 5 Tingkat Sikap Siswa pada Masing-masing Sub Indikator

Hasil Uji Deskriptif sikap k3 Siswa

Statistics

Nilai_sikap

N Valid 20

MiSMing 0

Mean 79.7000

Median 81.5000

Mode 84.00

Std. Deviation 5.26258

Minimum 63.00

Maximum 84.00

Sum 1594.00

Sumber: SPSM Statistic 23

tabel 4. 9 Nilai sikap

Page 92: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

78

Penilaian yang digunakan berdasarkan kriteria penilaian kuisioner berdasarkan

skala jawaban yang dipilih, dengan total soal sejumlah 20 butir soal, dengan bobot

penilaian sebagai berikut:

Skala Jawaban Nilai

Tidak Melakukan 1

Kadang Melakukan 2

Melakukan 3

Selalu Melakukan 4

tabel 4. 10 Tabel penilaian

tabel 4. 11 Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa

Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase

81-100 Selalu Melakukan 11 55%

61-79 Melakukan 9 45%

41-60 Kadang Melakukan 0 0%

21-40 Tidak Melakukan 0 0%

0-20 Selalu Tidak melakukan 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data diolah 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat sikap k3 siswa

masuk dalam dua kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori

selalu tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan selalu

melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan dengan

rentang skor 0 sampai dengan 20 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang

Page 93: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

79

masuk dalam kategori tidak melakukan dengan rentang skor 21 sampai

dengan 40 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori

kadang melakukan dengan rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 0

siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori melakukan dengan

rentang skor 61 sampai dengan 80 sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang

masuk dalam kategori selalu melakukan dengan rentang skor 81 sampai

dengan 100 sebanyak 11 siswa atau 55%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

grafik kategori tingkat sikap K3 siswa pada Gambar berikut:

Kadang Melakukan

0%

Selalu Tidak

Melakukan 0%

Tidak Melakukan 0%

Melakukan 45%

Selalu Melakukan 55%

gambar 4. 6Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa

Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa sikap k3 siswa kelas

X1 program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di SMK N

Jawa Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam dua kategori dari

lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori selalu tidak melakukan,

tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan selalu

Page 94: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

80

melakukan. Dari kelima kategori yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa

lebih banyak masuk kedalam ketegori selalu melakukan yaitu sebanyak

55% siswa.

tabel 4. 12 Rangkuman Uji statistik deskriptif

Statistics

Nilai_pengetahuan

Nilai_sikap

N Valid 20 20

MiSMing 0 0

Mean 61.1500 79.7000

Median 60.0000 81.5000

Mode 46.00a 84.00

Std. Deviation 29.00685 5.26258

Minimum 14.00 63.00

Maximum 100.00 84.00

Sum 1223.00 1594.00

Sumber: SPSM Statistic 23

tabel 4. 13 Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa

Nilai

Jawaban Skala

Pengetahuan Sikap

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

81-100 Sangat Baik 11 55% 9 45%

61-80 Baik 9 45% 0 0%

41-60 Cukup Baik 0 0% 5 25%

21-40 Kurang Baik 0 0% 4 20%

0-20 Sangat Kurang

Baik 0 0% 2 10%

Jumlah 20 100% 20 100%

Sumber: Data diolah 2019

Page 95: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

81

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-

masing indikator pengetahuan dan sikap adalah indikator pengetahuan yaitu

sebesar 55% siswa masuk dalam kategori selalu melakukan, 45% siswa masuk

dalam kategori melakukan. Sedangkan persentase rendah adalah pada indikator

sikap yaitu sebesar 45% siswa masuk dalam kategori selalu melakukan, 25%

siswa masuk dalam kategori kadang melakukan, 20% siswa masuk dalam

kategori tidak melakukan, dan 10% siswa masuk dalam kategori selalu tidak

melakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik rangkuman persentase

pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-masing indikator pada Gambar

berikut.

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

1 2 3 4 5

gambar 4. 7 Grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-masing indikator

Sumber: Data diolah 2019

Page 96: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ā€œSikap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti Peserta Didik

SMK N Jawa Tengahā€ di BAB IV maka dapat diperoleh simpulan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan

Properti di SMK Negeri Jawa tengah tentang K3 memperoleh hasil 65%

dengan kategori BAIK.

2. Tingkat Sikap siswa kelas XI program keahlian Teknik Bisnis Kontruksi

dan Properti SMK N Jawa Tengah dalam melaksanakan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 95% termasuk dalam kategori Sangat

Baik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan pengetahuan dan sikap

tentang K3 oleh siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di

SMK Negeri Jawa Tengah diperlukan adanya peningkatan pengetahuan

siswa salah satunya dapat dilakukan dengan cara penggunaan jobsheet.

DAFTAR PUSTAKA

82

Page 97: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

83

Adeyemo, Omobolanle and John Smallwood. 2017. Impact of Occupational Health

and Safety Legislation on Performance Improvement in the Nigerian

Construction Industry. Procedia Engineering 196 (2017) 85-791.

Amponsah-Tawiah, Kwesi. dkk. 2016. Occupational Health and Safety

Management and Turnover Intention in the Ghanaian Mining Sector.

Journal of Occupational Safety and Health Research Institute. Iran:

Elsevier Inc.

Budiharjo, P. H., dkk. 2017. Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Pt. Air Manado.

Jurnal EMBA 5(3): 4145-4154.

Cruz, Ismael and Huerta Mercando. 2015. Occupational Safety and Health in Peru.

Elsevier Inc. Behalf of Icahn School of Medicine at Mount Sinai 81(4): 568-

575.

Erizal. 2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Gayatri I. A. E. M., 2014. Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Dengan Kinerja Karyawan pada PT. Uob Indonesia Cabang Bengkulu.

Bengkulu: Ekombis Review Universitas Dehasen Bengkulu.

Ismara, Ketut Ima, dkk. 2018. Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

dalam LKS SMK. Yogyakarta: UNY PreSM.

Kartikasari Ratih D. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT.

Surya Asbes Cement Group Malang). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB)44(1): 89-95.

Mohammadfam, Iraj. dkk. 2017. Evaluation of the Quality of Occupational Health

and Safety Management Systems Based on Key Performance Indicators in

Certified Organizations. Journal of Occupational Safety and Health

Research Institute. Iran: Elsevier Inc.

Narida, Adelia. 2014. Perilaku Sanitasi, Higiene Dan Keselamatan Kesehatan Kerja

(K3) Dalam Praktik Masakan Indonesia Siswa Program Keahlian Tata Boga

SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013-2014. Skripsi. Universitas

Negeri Yogyakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor66 Tahun 2016. Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Menteri Kesehatan

Republik Indonesia2016. Jakarta.

Page 98: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

84

Rahmawati, Fitria. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pada Keselamatan

Kerja. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Ristiani, Eka. 2015. Pengaruh Program Kesehatan & Keselamatan Kerja Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Pt.

Surya Bratasena PlantationPelalawan. JOM FEKON 2(1): 1-17.

Solichin, dkk. 2014. Sikap Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri)

Pada Laboratorium Pengelasan. Jurnal Teknik Mesin22(1): 89-103.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja. 12

Januari 1970. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1.

Jakarta.

Wahyunan, Ahsin., dkk. 2015. Optimalisasi Sikap Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Pada Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

Malang. Jurnal Teknik Mesin 23(2): 1-10.

Yanar, Basak., dkk. 2018. The Interplay Between Supervisor Safety Support and

Occupational Health and Safety Vulnerability on Work Injury. Journal of

Occupational Safety and Health Research Institute. Korea: Elsevier Inc.

Zahara, R. A., dkk. 2017. Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Ditinjau dari Pengetahuan dan Perilaku pada Petugas Instalasi Pemeliharaan

Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS). Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu

Kesehatan 2(2): 153-158.

Zakiudin, Ahmad. 2016. Perilaku Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Santri di

Pondok Pesantren Wilayah Kabupaten Brebes akan Terwujud Jika

Didukung dengan Ketersediaan Sarana Prasarana. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia 11(2): 64-83.

Budi, Agus Setiya dan Sugiyarto. 2013. Kuat Lekat Tulangan Bambu Wulung dan

Petung Takikan pada Beton Normal (208S). Konferensi Nasional Teknik

Sipil 7: 253-259.

Busyairi, Muhammad., dkk. 2014. Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan

Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Teknik

Industri 13(2): 112-124.

Kani, Bobby Rocky., dkk. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama).

Jurnal Sipil Statik 1(6): 430-433.

Page 99: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

85

Oktaviastuti, Blima., dkk. 2016. Meningkatkan Technical Skill Siswa SMK Teknik

Bangunan Melalui Pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Jurnal Pendidikan:

Teori, Penelitian dan Pengembangan 1(4): 681-685.

Afifah, Miftachul. 2017. Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bengkel

Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 1 Magelang. Jurnal

Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan: 1-10.

Handayani, Sri. 2007. Pengujian Sifat Mekanik Bambu (Metode Pengawetan

dengan Boraks). Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan 1(9): 43-53.

Cahyaka, Hendra Wahyu., dkk. 2017. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

(JKPTB). Jurnal Teknik Sipil-Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

1(1): 77-85.

Tawiah, Kwesi Amponsah., dkk. 2016. Occupational Health and Safety

Management and Turnover Intention in the Ghanaian Mining Sector.

Journal Safety and Health at Work 7: 12-17.

Jatmoko, Dwi. 2013. Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan Terhadap Kebutuhan Dunia Industri di Kabupaten

Sleman. Jurnal Pendidikan Vokasi 3(1): 1-13.

Suaeb, Achmad. 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus:

Pembersihan Kaca Jendela. Jurnal. Universitas Gunadarma.

Prasetyo, Ardiansah Eko. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan K3 dengan Sikap

Terhadap Pemakaian APD pada Pekerja Sentra Industri Pande Besi Desa

Padas Kecamatan Karanganom Kabupaten Katen. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rudyarti, Edwina. 2017. Hubungan Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan Sikap Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Kecelakaan

Kerja pada Pengrajin Pisau Batik di PT. X1. Jurnal of Industrial Hygiene

and Occupational Health 2(1): 31-43.

Yudayani, Yudi. 2017. Pengelolaan Sarana Praktik Laboratorium Jurusan Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri I Minasatā€Ÿene Kabupaten Pangkep. Tesis.

Universitas Negeri Makasar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2009. Tentang Standar

Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK). Jakarta.

Putri, Khaliqa. 2017. Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Praktik

Kerja Kayu Siswa Kelas X1 Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

Page 100: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

86

SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Mulyono, Ragil Kumoyo. 2015. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Pada Praktik Membubut di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Sedayu Bantul Yogyakarta. Sripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Juniarto, Indra T. 2018. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di

SMK Piri Sleman. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Izaz, Bahar Al. 2013. Studi Kasus Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Sriyolja, Zelmi. 2013. Kontribusi Literasi Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja. Jakarta.

Page 101: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

87

LAMPIRAN

Page 102: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

88

lampiran 1Usulan Topik Skripsi

Page 103: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

89

Page 104: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

90

lampiran 2 Usulan Pembimbing

Page 105: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

91

lampiran 3 SK Pembimbing

Page 106: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

92

lampiran 4 Surat Tugas

Page 107: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

93

lampiran 5Berita Acara Seminar

Page 108: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

94

lampiran 6 Daftar Hadir Seminar

Page 109: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

95

lampiran 7Daftar Hadir seminar

Page 110: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

96

Page 111: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

97

lampiran 8Izin Observasi

Page 112: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

98

lampiran 9 Izin Penelitian

Page 113: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

99

Page 114: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

100

lampiran 10 Kisi Kisi Instrumen

Page 115: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

101

Page 116: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

102

lampiran 11 Dokumentasi

Page 117: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

103

Page 118: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

104

Page 119: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

105

lampiran 12 Lembar Soal

Page 120: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

106

Page 121: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

107

Page 122: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

108

Page 123: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

109

Page 124: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

110

Page 125: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

111

Page 126: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

112

Page 127: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

113

Page 128: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

114

lampiran 13 Lembar Penilaian Diri

Page 129: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

115

Page 130: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

116

lampiran 14 Struktur Kurikulum

Page 131: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

117

lampiran 15 HASIL UJI SOAL PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

No SOAL

Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

7 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

9 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

12 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

17 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1

1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0

3 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0

Page 132: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

118

16 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1

14 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0

18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1

8 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0

13 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0

Page 133: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

119

No SOAL

Absen 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32

7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 31

10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30

19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 30

9 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29

17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 21

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 21

3 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 18

16 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 16

2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16

Page 134: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

120

14 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 13

18 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 11

8 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 10

13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 8

15 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7

11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

Page 135: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

121

lampiran 16 HASIL UJI KUISIONER SIKAP KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

No SOAL

Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Total

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 82

12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 82

14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82

16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 81

10 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 80

4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 79

5 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 78

18 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 78

2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 77

15 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 76

17 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 76

11 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 72

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63

Page 136: Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis

122

Lampiran 17 PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR SOAL DENGAN

KETENTUAN R HITUNG > R TABLE ADALAH VALID, dan R HITUNG < R

TABLE ADALAH TIDAK VALID