tingkat pengetahuan dan sikap (k3) teknik bisnis
TRANSCRIPT
Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis
Konstruksi dan Properti Pada Praktik Bangunan di SMK
N Jawa Tengah
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Didik Saputra
NIM.5101414040
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
iv
MOTTO
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal
yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah
mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah. (Thomas Alva Edison)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah :
68)
v
PERSEMBAHAN
Untuk Ayah tercinta Slamet dan ibunda tersayang Dwi Puji Susanti yang
selalu memberi materi dan membimbing untuk kemelakukanan dunia
akhirat.
Untuk saudara kandung Mbak Evi Agustina yang selalu mendoakan dan
membuat saya selalu bersemangat.
Untuk dosen pembimbing skripsi (Bpk. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd.,
M.T IPP.) yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Untuk Bpk. Drs. Tugino, M.T, selaku dosen penguji 1 yang telah
memberikan petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
Untuk Bpk. Ir. Ispen Safrel, M.Si. selaku dosen penguji 2 yang telah
memberikan petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
Untuk partner skripsi saya ( Gandha ) yang telah mensupport .
Untuk teman-teman Pendidikan Teknik Bangunan S1 Universitas Negeri
Semarang angkatan 2014 terkhusus (Alif,Darma,Fais,Juna,Adika,Ubait),
terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, dan kekeluargaan selama kuliah.
Untuk teman-teman KKN Lokasi UNNES desa Kumejing Kecamatan
Subah yang selalu mendukung untuk penyelesaian skripsi ini.
Semua teman-teman satu almamater tercinta Universitas Negeri Semarang.
Almamater kebanggaanku Universitas Negeri Semarang.
vi
ABSTRAK
Didik Saputra. 2020. Tingkat Pengetahuan dan Sikap (K3) Teknik Bisnis
Konstruksi dan Properti Pada Praktik Bangunan di SMK N Jawa Tengah.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan
kecerdasan, keterampilan, serta mengembangkan potensi diri untuk dapat
membentuk pribadi yang bertanggung jawab, kreatif dan cerdas. Oleh sebab itu
pengembangan potensi peserta didik menjadi salah satu tugas penting
penyelenggaraan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Bagaimana
pengetahuan peserta didik tentang K3 teknik bisnis konstruksi dan properti di SMK
N Jawa Tengah dan bagaimana sikap peserta didik tentang K3 teknik bisnis
konstruksi dan properti di SMK N Jawa Tengah
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan suatu fenomena,
peristiwa, gejala, melakukan menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif.
dalam penelitian ini metode wawancara, tes, angket, observasi, dan dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data pengetahuan dan sikap K3 siswa kelas X1
program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa
Tengah. Pengetahuan K3 pada SMK Negeri Jawa Tengah telah tersusun dalam
kurikulum sekolah. Pada SMK N Jawa Tengah telah diterapkan K3 khususnya pada
keselamatan penggunaan alat kerja yang proses pengajarannya terintegrasi dengan
pelajaran praktik. Pelaksanaannya dilakukan sebelum praktikum dimulai dan
disesuaikan dengan SOP pada tahapan pembelajaran yang akan dilakukan.
Hasil analisis deskriptif presentase menunjukkan bahwa Tingkat
pengetahuan siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri
Jawa tengah tentang K3 memperoleh hasil 65% dengan kategori BAIK.Tingkat
Sikap siswa kelas XI program keahlian Teknik Bisnis Kontruksi dan Properti SMK
N Jawa Tengah dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sebesar 95% termasuk dalam kategori Sangat Baik.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan pengetahuan dan sikap tentang
K3 oleh siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa
Tengah diperlukan adanya peningkatan pengetahuan siswa salah satunya dapat
dilakukan dengan cara penggunaan jobsheet.
Kata kunci : Deskriptif, Kuantitatif, Kualitatif, Pengetahuan peserta didik, Sikap
peserta didik, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taāala atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga penulisan Skripsi dengan judul āSikap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Kontruksi dan Properti Peserta Didik SMK N
Jawa Tengah.ā.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
pembuatan skripsi, tidak sedikit adanya bantuan, petunjuk, saran maupun arahan
dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan melakukan,
oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
3. Dra. Sri Handayani, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
4. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T IPP. dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan motivasi dalam pembuatan
skripsi ini.
5. Drs. Tugino, M.T,dosen penguji 1 yang telah memberikan petunjuk, saran,
dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
6. Ir. Ispen Safrel, M.Si., dosen penguji 2 yang telah memberikan petunjuk,
saran, dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini
7. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
8. Seluruh Staf, Karyawan, dan Tendik Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
9. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan motivasi, doāa dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman ā teman satu angkatan Pendidikaan Teknik Bangunan S1 2014 yang
selalu memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini sehingga dapat berjalan dengan melakukan dan lancar.
viii
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan
kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi sempurnanya
penulisan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan sebagai bekal untuk
pengembangan pengetahuan penulis di masa mendatang.
Semarang, Februari 2020
Penulis
ix
Daftar Isi
COVER ............................................................................................................................... i
PERMELAKUKANAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................................. iii.
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................................. iii
Daftar Tabel ................................................................................................................... ivii
Daftar Lampiran .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................................. 9
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................... 11
2.1.1 Keselamatan Kerja ................................................................................. 11
2.1.2 Kesehatan Kerja ...................................................................................... 12
2.1.3 Unsur dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................... 12
2.1.4 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................... 13
2.1.5 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................... 14
2.1.6 Kecelakaan Kerja dan Upaya Pencegahannya ..................................... 16
2.1.6.1 Kecelakaan Kerja .................................................................................... 16
2.1.6.2 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja .................................................. 18
2.1.7 Kebersihan dan Kesehatan Pribadi ....................................................... 19
x
2.1.8 Alat Pelindung Diri (APD) ..................................................................... 20
2.1.9 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja .................................... 23
2.1.10 Peralatan Lingkungan Kerja ................................................................. 24
2.2 Teori Pengetahuan dan Sikap ........................................................................ 25
2.2.1 Pengetahuan ............................................................................................ 25
2.2.2 Sikap ...................................................................................................26
2.3 Penelitian yang Relevan ................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 30
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 30
3.3.1 Populasi ......................................................................................................30
3.3.2 Sampel ......................................................................................................30
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................... 31
3.5 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 32
3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 32
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 33
a. Wawancara .............................................................................................. 33
b. Tes .................................................................................................34
c. Angket .................................................................................................35
d. Observasi.......... ....................................................................................... 36
e. Dokumentasi ............................................................................................ 38
3.6.2 Instrumen Penelitian .............................................................................. 38
a. Penyusunan Instrumen ........................................................................... 39
b. Langkah-langkah Menyusun Instrumen .............................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 57
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 57
4.1.1 Pengetahuan K3 ....................................................................................... 57
4.1.2 Hasil Penelitian Sikap ............................................................................... 66
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 82
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 82
5.2 Saran................ ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................................................... 87
xi
Daftar Gambar
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 32
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang K3 ..................... 58
Gambar 4. 2 Tingkat Pengetahuan Siswa pada Masing-masing Sub Indikator ................ 63
gambar 4. 3 Gambar Grafik Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ............................ 66
Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Sikap Siswa Tentang K3 ................................. 67
Gambar 4. 5 Tingkat Sikap Siswa pada Masing-masing Sub Indikator ........................... 77
gambar 4. 6 Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa ....................................... 79
gambar 4. 7 Grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-
masing indikator ............................................................................................................... 81
xii
Daftar Tabel
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan K3 ....................................................39
Tabel 3. 2 Kategori Skala Likert ............................................................................46
Tabel 4. 1 Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ........................................................ 57
Tabel 4. 2 Persentase Indikator Pengetahuan Siswa .......................................................... 59
Tabel 4. 3Nilai pengetahuan ............................................................................................ 64
tabel 4. 4 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa ............................................... 65
Tabel 4. 5 Persentase Indikator Syarat dan Prinsip Kerja Praktik ..................................... 68
Tabel 4. 6 Persentase Indikator Sebelum Memulai Pekerjaan........................................... 70
Tabel 4. 7 Persentase Indikator Kebersihan dan Kesehatan Saat Bekerja ......................... 73
Tabel 4. 8 Persentase Indikator Perawatan Bengkel .......................................................... 74
tabel 4. 9 Nilai sikap................................................................................................. 77
tabel 4. 10 Tabel penilaian ................................................................................................ 78
tabel 4. 11 Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa.................................................. 78
tabel 4. 12 Rangkuman Uji statistik deskriptif .................................................................. 80
tabel 4. 13 Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa..................................... 80
xiii
Daftar Lampiran
lampiran 1Usulan Topik Skripsi ............................................................................88
lampiran 2 Usulan Pembimbing .............................................................................90
lampiran 3 SK Pembimbing ...................................................................................91
lampiran 4 Surat Tugas ..........................................................................................92
lampiran 5Berita Acara Seminar ............................................................................93
lampiran 6 Daftar Hadir Seminar ...........................................................................94
lampiran 7Daftar Hadir seminar.............................................................................95
lampiran 8Izin Observasi .......................................................................................97
lampiran 9 Izin Penelitian ......................................................................................98
lampiran 10 Kisi Kisi Instrumen ..........................................................................100
lampiran 11 Dokumentasi ....................................................................................102
lampiran 12 Lembar Soal .....................................................................................105
lampiran 13 Lembar Penilaian Diri ......................................................................114
lampiran 14 Struktur Kurikulum ..........................................................................116
lampiran 15HASIL UJI SOAL PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA ....................................................................................... 117
lampiran 16HASIL UJI KUISIONER SIKAP KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA ....................................................................................... 121
Lampiran 17 PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR SOAL DENGAN
KETENTUAN R HITUNG > R TABLE ADALAH VALID, dan R HITUNG < R
TABLE ADALAH TIDAK VALID ................................................................... 158
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu cara untuk mengembangkan potensi peserta didik dapat
dilakukan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan
lembaga pendidikan yang berpotensi untuk mempersiapkan SDM yang
dapat terserap oleh dunia kerja, karena materi teori dan praktik yang bersifat
aplikatif telah diberikan sejak pertama masuk SMK, dengan harapan lulusan
SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja (Jatmoko,
Dwi. 2013: 2).
Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah untuk: (1)
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga
negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab, (3) Mengembangkan potensi peserta
didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami, dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (4) Mengembangkan potensi
peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan
secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
1
2
Sementara itu tujuan khususnya adalah sebagai berikut: (1)
Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi wongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai 2 dengan kompetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya, (2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet
dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya, (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari
melakukan secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, dan (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali
lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau
membuka lapangan usaha sendiri. Selain itu, SMK juga dapat diarahkan
untuk mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa.
Kurikulum SMK selalu memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan
potensi wilayah dan lapangan kerja. Oleh sebab itu kegiatan praktikum
memiliki peranan selalu penting dalam mengembangkan keterampilan
peserta didik sebagai bekal untuk bekerja.
Salah satu SMK terbaik yang terdapat di kota Semarang adalah
SMK N Jawa Tengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa
Tengah merupakan sekolah vokasi di bawah naungan langsung pemerintah
3
Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini memberikan layanan pendidikan gratis
bagi putra-putri termelakukan dari keluarga tidak mampu di Provinsi Jawa
Tengah. SMK N Jawa Tengah berdiri atas prakarsa dan dukungan dari
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tujuannya untuk meningkatkan
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah kejuruan serta
menurunkan angka kemiskinan melalui upaya peningkatan angka
keterserapan tenaga kerja dari lulusan kompeten yang nantinya dihasilkan
dari SMK N Jawa Tengah. Program pilihan kejuruan yang ada di SMK N
Jateng yaitu Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik
Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif.
Seiring berkembangnya zaman, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan menjadikan berbagai perusahaan menghadapi persaingan
dalam dunia bisnis. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan teknologi canggih dalam proses produksi. Semakin canggih
alat yang digunakan akan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja yang
lebih besar (Afifah, Miftachul. 2017: 1).
Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan
SMK/MAK pada Dasar Kompetensi Kejuruan dijelaskan bahwa salah satu
Standar Kompetensi yang diajarkan adalah menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Oleh sebab itu diperlukan pemahaman bagi peserta
didik tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Menerapkan pemahaman
dasar tentang keselamatan kerja merupakan hal yang selalu penting bagi
4
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai kelompok teknologi dan
industri yang merupakan tempat untuk mencetak tenaga profesional yang
siap bekerja dan untuk menanamkan sikap disiplin dalam bekerja. Para
peserta didik SMK akan selalu berhadapan dengan mesin dan alat-alat yang
rawan akan terjadinya kecelakaan pada saat melaksanakan praktek di
bengkel. Hal tersebut menunjukkan bahwa para peserta didik akan
berhadapan dengan masalah keselamatan kerja melakukan di bengkel
praktek maupun di dunia kerja nantinya, sehingga dalam kegiatan praktik di
bengkel, peserta didik dibudayakan untuk menerapkan pedoman kesehatan
dan keselamatan kerja.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada hari Senin 18
Februari 2019 pukul 11.00 WIB dengan Bapak Tohari selaku kepala jurusan
teknik bangunan di SMK N Jawa Tengah, didapatkan beberapa informasi
terkait sikap K3 dalam praktik peserta didik khususnya pada teknik bisnis
konstruksi dan properti. Sikap K3 telah tersusun dalam kurikulum sekolah.
Sikap K3 yang melakukan dan benar yaitu dinaungi oleh hukum dan
dirumuskan sesuai kondisi karena sikap K3 pada setiap instansi berbeda. K3
yang perlu dipelajari mencakup beberapa aspek, yaitu manusia sebagai
pelaksana, material kerja yang digunakan selama proses praktik, mesin atau
alat yang digunakan, serta lingkungan sekitar. Pada SMK N Jawa Tengah
telah diterapkan K3 khususnya pada keselamatan penggunaan alat kerja
yang proses pengajarannya terintegrasi dengan pelajaran praktik.
5
Seluruh peserta didik yang akan melakukan praktik dituntut untuk
dapat melakukan sikap K3, tetapi sanksi yang diberikan hanya berupa
teguran bagi peserta didik yang tidak menerapkannya. Dalam kegiatan
praktiknya, seluruh peserta didik selalu dengan tertib menggunakan pakaian
kerja yang meliputi wearpack, sepatu safety, masker, kaca mata, sarung
tangan bila diperlukan dan penutup kepala.
Kegiatan praktik teknik bisnis konstruksi dan properti di SMK N
Jawa Tengah tidak menggunakan jobsheet tetapi langsung dari penjelasan
oleh guru, selain itu juga dengan melihat tutorial, meskipun seharusnya
jobsheet selalu diperlukan agar kegiatan pembelajaran jadi lebih terarah dan
terstruktur. Kegiatan praktik teknik bisnis konstruksi dan properti didukung
oleh peralatan kerja yang dinilai cukup lengkap dan memadai. Prosedur
yang dilakukan setelah kegiatan praktik selesai adalah dengan
membersihkan seluruh peralatan yang perlu dibersihkan, menghitung
kembali jumlah peralatan agar sesuai dengan jumlah pada saat sebelum
praktik, mengembalikan dan merapikan peralatan sesuai pada tempatnya
agar tetap jadi satu dan terkunci di dalam ruangan meskipun penataannya
masih terbilang acak.
Kegiatan evaluasi jarang dilakukan setelah kegiatan praktik
disebabkan oleh waktu praktik yang terbatas. Kecelakaan kerja belum
pernah terjadi di SMK N Jawa Tengah karena dalam waktu praktik selalu
dalam pengawasan dan pembimbingan oleh guru yang mengajar. Pelaporan
perkembangan pembelajaran oleh guru dilakukan dalam bentuk presensi,
6
RPP, serta lembar nilai peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul āSikap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi Dan Properti Peserta
Didik SMK N Jawa Tengah Semarangā.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya tindakan tegas dari guru untuk memberi sanksi kepada peserta
didik yang kurang memperhatikan pentingnya K3 saat praktik berlangsung.
2. Tidak adanya sikap penggunaan jobsheet selama praktikum.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan di SMK Negeri Jawa Tengah.
2. Penelitian dilakukan pada peserta didik program keahlian teknik bisnis
konstruksi dan properti.
3. Penelitian ditekankan pada pengetahuan dan sikap K3 oleh peserta didik
saat kegiatan praktik berlangsung.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:
7
1. Bagaimana pengetahuan peserta didik tentang K3 teknik bisnis konstruksi
dan properti di SMK N Jawa Tengah?
2. Bagaimana sikap peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis konstruksi dan
properti di SMK N Jawa Tengah?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Mengetahui pengetahuan peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis
konstruksi dan properti di SMK N Jawa Tengah.
2. Mengetahui sikap peserta didik tentang K3 pada teknik bisnis konstruksi
dan properti di SMK N Jawa Tengah.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam penelitian
tentang K3 secara lebih lanjut. Selain itu menjadi sebuah nilai tambah
pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
8
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan dan bahan masukan khususnya pada program
keahlian teknik bangunan.
b. Bagi Peneliti
Memahami lebih lanjut tentang pengetahuan dan sikap K3 untuk
menambah bekal persiapan dalam menghadapi dunia kerja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.1 Letak Geografis SMK Negeri Jawa Tengah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah terletak di Jl.
Brotojoyo No.1, Plombokan, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah
50171. Telepon: (024) 3549403
2.1.2 Sejarah Berdirinya
Salah satu SMK termelakukan yang terdapat di kota Semarang adalah SMK
N Jawa Tengah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah
merupakan sekolah vokasi di bawah naungan langsung pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. Sekolah ini memberikan layanan pendidikan gratis bagi putra-putri
termelakukan dari keluarga tidak mampu di Provinsi Jawa Tengah. SMK N Jawa
Tengah berdiri atas prakarsa dan dukungan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo. Tujuannya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK)
pendidikan menengah kejuruan serta menurunkan angka kemiskinan melalui upaya
peningkatan angka keterserapan tenaga kerja dari lulusan kompeten yang nantinya
dihasilkan dari SMK N Jawa Tengah. Program pilihan kejuruan yang ada di SMK
N Jateng yaitu Teknik Bangunan, Teknik Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan,
Teknik Mesin, Teknik Otomotif.
2.1.3 Visi dan Misi
a. Visi: Pendidikan Berkualitas, Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.
b. Misi:
9
10
1. Menyelenggarakan pendidikan berwawasan keunggulan global yang mampu
bersaing di tingkat nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang dapat diterima semua kalangan
masyarakat secara sosial dan ekonomi.
3. Menyelenggarakan pendidikan dengan membekali IPTEK serta ketrampilan
yang selaras dengan tuntutan DU/DI di masa yang akan datang.
4. Menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan kewirausahaan dan
ekonomi kreatif dalam bingkai nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam
kegiatan pendidikan.
5. Menyelenggarakan pendidikan yang berkarakter.
6. Menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan lingkungan.
c. Siswa
Jumlah siswa pada tahun ajaran 2017/2018 di SMK Negeri Jawa
Tengah, Siswa Laki-laki : 277, Siswa Perempuan : 77 dengan Rombongan Belajar.
Penelitian ini menggunakan sampel yaitu siswa kelas X1 Teknik keahlian Bisnis
Kontruksi dan Properti dengan total siswa 24 menjadi 1 rombongan belajar dengan
Jumlah siswa laki-laki 13 dan siswa perempuan 11. Dengan total data yang
diperoleh dari 20 siswa dengan keterangan siswa tidak berangkat sebanyak 4 siswa.
d. Deskripsi Data
11
Data penelitian diperoleh melalui tes dan instrumen kuisioner tentang
āSikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan
Properti Peserta Didik SMK N Jawa Tengahā dengan subyek penelitian siswa kelas
X1 TBKP SMK Negeri Jawa Tengah sebanyak 20 siswa. Data hasil penelitian ini
terdiri dari variabel bebas yaitu variabel pengetahuan K3, serta variabel terikat yaitu
variabel sikap saat melaksanakan praktik TBKP.
2.1.4 Kajian Teori
2.1.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.1.5 Keselamatan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016,
Keselamatan Kerja merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian melakukan terhadap manusia,
maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan
lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.
Keselamatan kerja merupakan situasi dimana pekerja merasa aman dan
nyamaan dengan lingkungan kerja dan berpengaruh kepada produktivitas dan
kualitas bekerja. Rasa nyaman muncul dalam diri buruh atau karyawan, apakah
buruh merasa nyaman dengan alat pelindung diri untuk keselamatan kerja, alat-alat
yang digunakan tata letak ruang kerja dan bebaan kerja yang diperoleh saat bekerja
(Kartikasari Ratih D. 2017: 90).
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
2.2 Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.
2.3 Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
12
2.4 Teliti dalam bekerja.
2.5 Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
2.1.6 Kesehatan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016,
Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia
dan manusia dengan jabatannya.
Kesehatan kerja merupakan suatu usaha yang diterapkan sebuah aturan-
aturan untuk menjaga kondisi karyawan/tenaga kerja dari kejadian atau keadaan
yang dapat merugikan kesehatan buruh/karyawan, melakukan keadaan yang sehat,
fisik ataupun sosial sehingga akan didapat kemungkinan bekerja lebih optimal dan
produktif (Kartikasari Ratih, 2017: 90).
2.1.7 Unsur dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam suatu
pekerjaan diperlukanlah unsur-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja. Adapun unsurnya adalah sebagai berikut menurut Gayatri I. A. E.
M., (2014: 186):
2.1.7.1.1 Adanya APD (alat pelindung diri) di tempat kerja.
2.1.7.2 Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
13
2.1.7.3 Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggungjawab.
2.1.7.4 Adanya tempat kerja yang sesuai standar SMLK (Syarat-Syarat
Lingkungan Kerja) antara lain tempat kerja yang steril dari debu, kotoran, asap
rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja
aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup mamadai, ventilasi dan sirkulasi
udara yang nyaman, adanya aturan kerja dan aturan keprilakuan.
2.1.7.5 Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.
2.1.7.6 Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
2.1.7.7 Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Menurut Gayatri I. A. E. M., (2014: 186): prinsip keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi aspek hiegine, aspek sanitasi, dan aspek lingkungan kerja:
1. Aspek Hiegine meliputi kesehatan dan kebersihan pribadi makanan,
minuman, serta pakaian.
2. Aspek Sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan tempat sampah,
merawat dan menyimpan peralatan, serta penataan lingkungan.
3. Aspek lingkungan kerja meliputi mengantisipasi penyebab penyakit maupun
kondisi fisik di lingkungan kerja, kondisi kimia, kondisi biologi, dan kondisi
psikologi kerja.
2.1.8 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Syarat dalam keselamatan dan kesehatan kerja dalam peraturan perundangan
No. 1 tahun 1970 Pasal 3 adalah sebagai berikut:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
14
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat ā alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau memyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, dan hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan gertaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja melakukan
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang melakukan.
11. Menyelenggarakan kesegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kesehatan, ketertiban, dan kebersihan.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
proses kerjanya.
14. Mengamankan dan mempelancar pengangkatan kerja orang, binatang,
tanaman atau barang.
2.1.9 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan K3 adalah mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera
sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman,
mencapai tenaga kerja yang sehat fisik, sosial, dan bebas kecelakaan, peningkatan
produktivitas dan efisien perusahaan, peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga
15
kerja.Usaha-usaha K3 meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja, perlindungan
terhadap bahan dan peralatan produksi agar selalu terjamin keamanannya dan
efisien, perlindungan terhadap orang lain yang berada ditempat kerja agar selamat
dan sehat (Solichin dkk, 2014: 90).
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bertujuan untuk mencegah kecelakaan
dan penyakit dalam lingkungan kerja. Resiko yang membahayakan tenaga kerja dan
lingkungan contohnya pekerja yang terluka peralatan kerja yang rusak, kuantitas
dan kualitas produksi menurun, dan kerugian ekonomi akibat pension dini
(Mohammadfam, Iraj. Dkk. 2017: 2).
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada intinya adalah untuk
melindungi pekerja dari kecelakaan akibat kerja serta untuk tercapainya
keselamatan karyawan saat bekerja dan setelah bekerja. Sedangkan Gayatri I. A. E.
M., (2014: 187) mengatakan bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
1. Melindungi dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi
akibat kecerobohan.
2. Memelihara kesehatan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal.
3. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja.
4. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang
ditimbulkan oleh sesama pekerja.
5. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.
6. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja.
7. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
16
2.1.10 Kecelakaan Kerja dan Upaya Pencegahannya
2.1.10.1 Kecelakaan Kerja
Pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dapat ditingkatkan dengan undang-
undang kesehatan dan keselamatan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
pekerja dan seluruh masyarakat. Namun, kematian dan cedera tetap menjadi
masalah dalam industri (Adeyemo, Omobolanle and John Smallwood. 2017: 785).
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakan
yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan kerja
merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan melakukan kecelakaan
akibat langsung pekerjaan maupun kecelakaan yang terjadi pada saat (Rizka
Zahara, R. A., dkk, 2017: 154).
Kecelakaan adalah kejadian/peristiwa yang menyebabkan orang celaka.
Menurut WHO kecelakaan adalah suatu kejadian di luar kemampuan manusia yang
disebabkan kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan
kerusakan melakukan jasmani atau rohani/jiwa (WHO). Menurut Ketut (2018),
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan mesin, lingkungan
kerja dan cara kerja yang dapat mengakibatkan kerugian, kerusakan, sakit, cidera
serta mengancam keselamatan jiwa.
Timbulnya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh:
1. Unsafe acts (tindakan tidak selamat).
17
Adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Seorang
manusia/karyawan melakukan tindakan tidak selamat dapat dilatarbelakangi antara
lain oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
b. Keletihan dan kelesuan
c. Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
2. Unsafe conditions (kondisi tidak selamat).
Adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi di tempat kerja yang tidak
aman. Meliputi:
a. Mesin, peralatan dan perlengkapan kerja, bahan dsb.
b. Lingkungan
c. Proses
d. Sifat pekerjaan
Akibat langsung dari kecelakaan kerja diantaranya adalah kerusakan mesin
dan bahan-bahan, Keluhan dan penderitaan korban kecelakaan juga menimbulkan
kesedihan bagi keluarga serta teman, Kelainan dan cacat. Kematian, Biaya
pengobatan, perawatan, upah/gaji selama tidak mampu bekerja dan kompensasi
cacat. Sedangkan akibat tidak langsung adalah menimbulkan kekacauan organisasi
yaitu berhentinya proses produksi saat terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan kerja dapat menyebabkan sakit, cacat, kerusakan mesin,
terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan, dan pengeluaran-pengeluaran
biaya kecelakaan kerja. Secara umum kecelakaan kerja terjadi karena dua hal
penyebab yaitu keadaaan lingkungan yang tidak aman dan tindak perbuatan
18
manusia yang tidak memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja (Solichin dkk,
2014: 89).
Jenis-jenis kecelakaan kerja menurut Narida, Adelia. (2014: 26) antara lain:
1. Terjatuh (fall).
2. Terluka benda tajam (cut).
3. Luka bakar (burn and scals).
4. Ledakan gas (explotion).
5. Kecelakaan listrik (electric).
6. Kecelakaan bahan kimia (chemical).
2.1.10.1.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Keselamatan kerja adalah sebuah isu yang kompleks, maka mengelola
fungsi keamanan merupakan hal yang penting. Kesehatan dan keselamatan kerja
adalah masalah internasional yang kompleks untuk manajemen dan masyarakat,
dan itu harus selalu menjadi prioritas. Kesalahan kecil dapat memiliki efek yang
besar. Itulah sebabnya mengapa negara harus bersatu dan mempromosikan
kesehatan dan keselamatan kerja. Penyediaan lingkungan yang aman dan sehat
untuk karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan secara keseluruhan.
Kesehatan Oleh karena itu, selalu paling penting untuk menegakkan Kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja karena memiliki dampak yang cukup besar pada
reputasi perusahaan (Tawiah, Kwesi Amponsah., dkk. 2016: 13).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan berfungsi
sebagai:
19
1. Peringatan bahaya dari atas.
2. Peringatan bahaya benturan kepala.
3. Peringatan bahaya longsoran.
4. Peringatan bahaya api.
5. Peringatan tersengat listrik.
6. Penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai).
7. Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.
8. Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.
9. Larangan memasuki area tertentu.
10. Larangan membawa bahan-bahan berbahaya.
11. Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).
12. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.
13. Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).
14. Peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang-orang
tertentu).
Pimpinan perusahaan harus memberikan lisensi untuk pekerja untuk
berpartisipasi dalam kursus pelatihan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Salah satu fitur dari undang-undang tentang keselamatan dan Kesehatan di tempat
kerja adalah memberdayakan Departemen tenaga kerja untuk memonitor dan
mengontrol karyawan (Cruz, Ismael and Huerta Mercando, 2015: 571).
2.1.11 Kebersihan dan Kesehatan Pribadi
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan melakukan secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan
20
perawatan diri dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada
individu atau keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri (Zakiudin, Ahmad, 2016: 77).
2.1.12 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan bagian penting dalam sikap Keselamatan dan
kesehatan kerja dalam laboratorium, kecelakaan kerja bisa terjadi jika tidak
memperhatikan prinsip"Unsaveconditiondan unsaveaction" (Solichin dkk, 2014:
89).
APD merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan melakukan. Namun pemakaian APD bukanlah
pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Berikut ini merupakan jenis alat-alat perlindungan diri:
1. Alat Pelindung Kepala
Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
a. Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda
keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
b. Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,
panas/dingin.
21
c. Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berputar.
2. Alat Pelindung Muka dan Mata (Face Shield and Safety GlaSMes)
Fungsinya melindungi muka dan mata dari lemparan benda-benda kecil,
lemparan benda-benda panas, pengaruh cahaya, pengaruh radiasi tertentu.
3. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja
di tempat yang bising.
a. Sumbat telinga (ear plug): Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB.
b. Tutup telinga (ear muff): Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.
4. Alat Pelindung Pernafasan
Fungsi dari alat pelindung pernafasan yaitu memberikan perlindungan
terhadap sumber-sumber bahaya seperti kekurangan oksigen, pencemaran oleh
partikel (debu, kabut, asap dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap.Masker
(Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan
sebagainya).
5. Alat Pelindung Tangan & Kaki
Pada industri ringan/ tempat kerja biasa cukup dengan sepatu yang
melakukan. Sepatu pelindung (safety shoes) dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik
atau plastik. Untuk mencegah tergelincir digunakan sol anti slip. Untuk mencegah
tusukan digunakan sol dari logam. Serta terhadap bahaya listrik sepatu seluruhnya
harus di jahit atau direkat tidak boleh memakai paku.
22
Sepatu karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di
tempat yang becek ataupun berlumpur. Sepatu pelindung (Safety Shoes), berfungsi
untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya. Sarung tangan, berfungsi
sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan.
6. Safety Belt
Safety Belt berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh,
biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup
atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg. Jenis dari safety belt yaitu:
a. Penggantung unifilar.Penggantung berbentuk U.
b. Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U.
c. Penunjang dada (chest harneSM).
d. Penunjang dada dan punggung (chest waist harneSM).
e. Penunjang seluruh tubuh (full body harneSM).
7. Jas Hujan (Rain Coat)
Jas hujan berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja (misal
bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).
APD mutlak diperlukan apabila:
1. Lingkungan tempat bekerja menunjukkan atau akan menunjukkan keberadaan
potensi bahaya (hazard) yang dapat mengakibatkan cidera pada badan atau
anggota tubuh yang lain.
23
2. Proses kerja yang dilakukan menunjukkan atau akan menunjukkan keberadaan
potensi bahaya (hazard) yang dapat mengakibatkan cidera pada badan atau
anggota tubuh yang lain.
3. Selama bekerja, pekerja mempunyai kemungkinan terkena bahan kimia bahaya
(hazardous chemicals), fisika, radiasi maupun iritasi mekanik.
4. Potensi bahaya yang timbul tidak dapat dieliminasi dengan pengendalian
teknik dan pengendalian administrasi.
2.1.13 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya melakukan sebagai perseorangan maupun kelompok (Prasetyo
Budiharjo, P. H., dkk, 2017: 4147) Indikator-indikator lingkungan kerja sebagai
berikut:
1. Menyenangkan
2. Tentram
3. Kesehatan
4. Vitalitas
5. Lingkungan fisik
6. Budaya organisasi
7. Keamanan
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruh
kinerja setiap orang. Karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap setiap orang dalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan
24
meningkatkan kinerja setiap orang dalam suatu perusahaan. Suatu kondisi
lingkungan kerja dikatakan melakukan apabila setiap orang dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman (Ristiani, Eka, 2015: 4).
Adanya pengawas mempengaruhi perilaku dan kepatuhan pekerja terhadap
peraturan keselamatan kerja. Seorang supervisor yang menyadari bahaya di tempat
kerja dan memahami risiko keselamatan kerja memiliki peran penting dalam
menciptakan lingkungan kerja yang aman (Yanar, Basak., dkk, 2018: 2).
Penyebab kecelakaan kerja adalah:
1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
2.1.13.1 Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang
kurang diperhitungkan keamanannya.
2.1.13.2 Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
2.1.13.3 Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pemakaia n peralatan kerja, yang meliputi:
2.1.13.3.1 Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2.1.13.3.2 Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang
melakukan.
2.1.14 Peralatan Lingkungan Kerja
Menurut Dr. Ir. Erizal Departemen teknik sipil dan lingkungan, sarana
peralatan lingkungan berupa:
1. Tabung pemadam kebakaran.
25
2. Pagar pengamanan.
3. Penangkal petir darurat.
4. Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.
5. Jaring pengamanan pada bangunan tinggi.
6. Pagar pengaman lokasi proyek.
7. Tangga.
8. Peralatan P3K.
2.1.14 Teori Pengetahuan dan Sikap
2.1.14.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia,yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
menurut Rahmawati, Fitria, (2016: 10) yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah
karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
26
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan
materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponenākomponen, tetapi masih didalam satu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi ā formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyek berdasarkan kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriaācriteria yang telah ada.
2.1.15.2 Sikap
Menurut Anderson (1995) yang dikutip Zumrotul (2012), menyatakan
karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal terdiri dari berpikir, berbuat, dan
perasaan. Dimana pada tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, berbuat
berkaitan dengan ranah psikomotor, dan perasaan berkaitan dengan ranah afektif.
Pada ranah afektif ini mencakup perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
atau nilai.
27
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut
Soekidjo (2003), adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dalam objek psikologi.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.
3. Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan mewarnai sikap anggota
masyarakat, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman
individu-individu yang menjadi anggota masyarakat.
4. Media Massa
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
28
Sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri individu.
2.1.15.3 Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) tentang āSikap keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada praktik kerja kayu siswa kelas X1II program keahlian
teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Depokā. Sampel dalam penelitian ini 55
peserta didik. Metode penelitian menggunakan tes, angket,dan wawancara. Hasil
penelitian dikatehui bahwa: (1) pengetahuan siswa tentang pendidikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebanyak 98,19% dalam kategori melakukan
dan 1,81% dalam kategori kadang melakukan, (2) sikap siswa dalam
melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada praktik sebanyak 96,37%
dalam kategori melakukan dan 3,63% dalam kategori kadang melakukan, (3)
sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada praktik kerja kayu memiliki rata-
rata siswa yang selalu menerapkan tindakan K3 sebesar 78,28%; rata-rata siswa
yang kadang menerapkan tindakan K3 sebesar 8,995%; dan rata-rata siswa yang
tidak menerapkan K3 sebesar 12,73%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2018) tentang āImplementasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja SMK PIRI Slemanā. indikator penetapan kebijakan dan
perencanaan K3 tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Ditunjukkan dengan: Skor
rata-rata 17,18 dari skor maksimal 40 dengan persentase 50% (kurang sesuai)
oleh guru dan berdasarkan peserta didik rata-rata 18,91 dari skor maksimal 32
dengan persentase 64,05% (kurang sesuai). Berdasarkan data tersebut, K3 di
29
SMK PIRI Sleman berjalan tanpa adanya perencanaan dan tujuan khusus yang
tertulis, kebijakan K3 hanya berdasarkan tata tertib yang ada di bengkel jurusan
SMK PIRI Sleman yaitu berupa perintah dan larangan-larangan yang tidak boleh
dilakukan peserta didik saat berada di bengkel praktikum. Pada indikator sarana
prasarana yang tidak terlaksana yaitu pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja.
Kegiatan perencanaan dapat menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
maupun evaluasi K3. Evaluasi Sistem Manajemen K3 di SMK PIRI Sleman
indikator pemantauan dan evaluasi tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Hal ini
dapat buktikan dengan : Skor rata-rata 24,83 dari skor maksimal 40 dengan
persentase 50% 83(kurang sesuai) oleh guru dan skor rata-rata 10 dari skor
maksimal 16 dengan presentase 67,42%(kurang sesuai) oleh peserta didik.
Berdasarkan data tersebut pada indicator pemantauan dan evaluasi K3 tidak
berjalan sesuai SMK3.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Andriansyah (2011) yang berjudul āHubungan
Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Prestasi Praktik Peserta
Diklat Otomotif BLKPP Yogyakartaā. Kesimpulannya terdapat hubungan
positif antara pengetahuan K3 dengan prestasi praktik peserta diklat otomotif
BLKPP Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang bersifat menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, gejala,
melakukan menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Jawa Tengah, tempat ini dianggap
tepat untuk menjadi sasaran penelitian, dan dapat menambah pengetahuan tentang
pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Waktu pelaksanaan penelitian
dimulai dari bulan April 2019 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakterik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 Program Keahlian Teknik
Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti SMK Negeri Jawa Tengah.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Penelitian ini menggunakan Total
30
31
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan jumlah sampel sama dengan
populasi.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2013:61) kalsifikasi dari variable penelitian berdasarkan
hubungan antara variable berikut:
1. Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. (variable terikat)
2. Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Pada
penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015: 61). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa kelas X1 tentang K3 program
keahlian teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa
Tengah. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian teknik
Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK Negeri Jawa Tengah.
Dapat ditulis sebagai berikut:
32
1. Pengetahuan siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis
Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3.
2. Sikap siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan
Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3.
3.5 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian
3.6 Metode Pengumpulan Data
33
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, daa dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain lan. Bila
lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bisa dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
ketiganya.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, tes,
angket, observasi, dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2015: 195).
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian
(Wahono, 2017:204). Tanya jawab āsepihakā berarti bahwa pengumpul data yang
34
aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau
tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab
dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian
yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer,
pelengkap atau sebagai kriterium. Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari
wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian.
Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap
metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.
Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan
kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu dilakukan, misalnya,
untuk memeriksa apakah para kolektor data memeang telah memperoleh data
dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk itu dilakukan wawancara
dengan sejumlah sample subjek tertentu.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data maupun informasi awal dalam
penelitian. Wawancara dilakukan dengan narasumber bapak Tohari selaku ketua
program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa
Tengah.
b. Tes
Tes adalah sesuatu yang dilkukan untuk mengukur suatu kemapuan dengan
berbagai cara untuk mengetahui hasil dari apa yang akan di ukur. Tes merupakan
suatu alat pengumpulan informasi. suatu teknik atau cara yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
35
pertanyaan-pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Selain itu, Tes merupakan alat pengumpul informasi yang digunakan dalam
rangka melakukan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan-pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Berdasarkan
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sesuatu yang dilkukan
untuk mengukur suatu kemapuan dengan berbagai cara untuk mengetahui hasil dari
apa yang akan di ukur.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa kelas X1 program keahlian Teknik
Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah tentang K3. Tes
berisi pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa, sehingga dapat diketahui seberapa
jauh pengetahuan setiap siswa.
c. Angket
Angket adalah beberapa pertanyaan seacara tertulis. Sebagaimana dijelaskan
oleh Sugiyono (2015) menyatakan Kusioner (angket) merupakan teknik data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.Lembar angket yang akan digunakan oleh
peneliti yaitu angket terhadap sikap percayadiri, sikap peduli dan sikap tanggung
jawab.
c) Penilaian diri
36
Penilaian diri merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik
untuk mengemukakan sikap dan perilaku yang positif dan negatif dari dirinya.
Instrumen penilaian diri berupa lembar penilaian yang berisi butirbutir pertanyaan
yang terdapat pada kolom YA dan TIDAK.
d) Penilaian antar teman
Penialaian antar teman merupakan bentuk penilaian yang meminta peserta didik
untuk saling menilai sikap dan perilaku keseharian temannya.
Instrumen penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman yang bersisi
butir-butir pertanyaan yang terdapat pada kolom YA dan TIDAK.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Pada penelitian ini, metode angket digunakan
untuk mengetahui bagaimana sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik
Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di SMK N Jawa Tengah.
d. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner
(Sugiyono, 2015: 203). Selain itu, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden
yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksaan pengumpulan data,
37
observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan
serta) dan non participant observations, selanjutnya dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data
sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik Bisnis Konstruksi dan
Properti di SMK N Jawa Tengah.
Pengetahuan K3 pada SMK Negeri Jawa Tengah telah tersusun dalam
kurikulum sekolah. Pengetahuan K3 yang baik dan benar yaitu dinaungi oleh
hukum dan dirumuskan sesuai kondisi karena pengetahuan K3 pada setiap instansi
berbeda. K3 yang perlu dipelajari mencakup beberapa aspek, yaitu manusia sebagai
pelaksana, material kerja yang digunakan selama proses praktik, mesin atau alat
yang digunakan, serta lingkungan sekitar. Pada SMK N Jawa Tengah telah
diterapkan K3 khususnya pada keselamatan penggunaan alat kerja yang proses
pengajarannya terintegrasi dengan pelajaran praktik. Pelaksanaannya dilakukan
sebelum praktikum dimulai dan disesuaikan dengan SOP pada tahapan
pembelajaran yang akan dilakukan.
Seluruh siswa yang akan melakukan praktik dituntut untuk dapat mematuhi
K3 dan diberikan sanksi berupa teguran bagi siswa yang tidak menerapkan.
Kegiatan praktik di SMK N Jawa Tengah tidak menggunakan jobsheet tetapi
langsung dari penjelasan oleh guru, selain itu juga dengan melihat tutorial,
meskipun seharusnya jobsheet selalu diperlukan agar kegiatan pembelajaran jadi
lebih terarah dan terstruktur. Kegiatan praktik kayu didukung oleh peralatan kerja
38
yang dinilai cukup lengkap dan memadai. Prosedur yang dilakukan setelah kegiatan
praktik selesai adalah dengan membersihkan seluruh peralatan yang perlu
dibersihkan, menghitung kembali jumlah peralatan agar sesuai dengan jumlah pada
saat sebelum praktik
Kegiatan evaluasi jarang dilakukan setelah kegiatan praktik disebabkan oleh
waktu praktik yang terbatas sehingga hanya dilakukan tanya jawab pada kegiatan
praktik selanjutnya mengenai apa yang telah dipelajari pada hari sebelumnya.
Kecelakaan kerja tidak pernah terjadi di SMK N Jawa Tengah karena dalam waktu
praktik selalu dalam pengawasan dan pembimbingan oleh guru yang mengajar.
e. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
kemudian ditelaah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
silabus, RPP dan profil sekolah.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi.
Dokumentasi pada penelitian ini meliputi jumlah siswa yang digunakan sebagai
sampel yaitu 30 siswa. Di SMK N Jawa Tengah K3 tidak diajarkan secara khusus
dalam mata pelajaran, K3 hanya dijelaskan secara spontan saat praktikum
dilaksanakan.
3.6.2 Instrumen Penelitian
39
Pada penelitian ini yang bertindak sebagai instrumen adalah peneliti sendiri.
Peneliti sebagai human instrument akan mengamati proses pembelajaran di kelas.
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah manusia, hal ini disebabkan
adanya ciri-ciri umum yang dimiliki manusia, sedangkan instrumen pendukung dan
alat bantu lainnya seperti, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan alat
pengambilan gambar sebagai peralatan tambahan (Indira Maharani Putri. 2017: 3).
a. Penyusunan Instrumen
Instrumen digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengumpulan data yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini menggunakan angket dan observasi untuk
mengetahui pengetahuan dan sikap oleh siswa kelas X1 SMK Negeri Jawa Tengah.
b. Langkah-langkah Menyusun Instrumen
1) Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen pengetahuan K3 menurut KemaSMias, Gagam (2017) disajikan
pada Tabel.
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan K3
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Soal Total
Pengetahuan
K3 oleh siswa
ProgramTeknik
Ruang Lingkup
K3
Definisi K3 1,2
35 Tujuan K3
Manfaat K3 3,4,5
UU K3 6,7
40
Bisnis
Konstruksi dan
Properti di
SMK Negeri
Jawa Tengah
Bahaya dan
Penanganan
Kecelakaan
Kerja
Kecelakaan Kerja 8,9,10
Identifikasi
Bahaya 11,12,13
Alat pelindung diri ( APD)
14, 15
Prosedur Kerja Tahapan Kerja 16, 17, 18
Kebersihan dan
Kesehatan
Pribadi
Kesehatan pribadi 19,20
Kebersihan dan
Kesehatan
Lingkungan
Kerja
Kebersihan dan
kesehatan
lingkungan kerja
21,22
Pencahayaan 23,24
Ventilasi 25,26
Sanitasi tempat kerja
27,28
Pembuangan limbah
29,30
P3K 31,32,33
Tata letak alat dan bahan praktik
34,35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap K3
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Soal Total
Sikap K3
oleh siswa
Memelihara Ketertiban
saat kerja 1,2 21
41
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Soal Total
Program
Teknik Bisnis
Konstruksi
dan Properti
di SMK
Negeri Jawa
Tengah
Syarat dan
prinsip kerja
praktik
Perencanaan dan
pengorganisasian
praktik
3,4
Sebelum
memulai
pekerjaan
Kebersihan Pribadi 5,6,7,8,9
Penggunaan APD 10,11,12,13
Kebersihan dan
kesehatan saat
Bekerja
Kesehatan Lingkungan
bengkel
14,15
Kebersihan
Lingkungan Bengkel 16,17
Perawatan
Bengkel
Pemilihan Peralatan
18,19
Perawatan
Bengkel Pengggunaan Peralatan 20,21
2) Menyusun Instrumen Yang Berupa Angket
a) Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan setiap siswa tentang K3
dilakukan tes pengetahuan dengan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda (multiple
choice).
b) Sikap
Untuk mengetahui sikap K3 siswa kelas X1 program keahlian Teknik Teknik
Bisnis Konstruksi dan Properti SMK N Jawa Tengah pada praktik Teknik Bisnis
Konstruksi dan Properti dilakukan dengan menggunakan observasi sekaligus
penyebaran angket.
3) Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a) Validitas
42
Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan
validitas atau kesahihan suatu instrument. Seperti pendapat Arikunto (2009: 58),
yang menyatakan bahwa āValiditas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat
validitas atau kesahihan suatu instrument, sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil
ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Menurut Sugiyono (2009), validitas instrumen adalah keandalan instrumen
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas logis instrumen dapat
diperoleh dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun
kepada para ahli (judgement expert) dari para pakar yang
kompeten,untukmengetahui apakah maksud kalimat dalam butir-butir pertanyaan
maupun pernyataan dapat dipahami responden dan menggambarkan indikator-
indikator. Setelah mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang disusun kepada
para ahli, didapatkan instrumen pengetahuan dan sikap. Pengujian empiris
menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji validitas ini
mengkorelasikan skor antara skor butir soal dengan skor total.
b) Reliabilitas
Selain harus valid, instrumen juga harus memenuhi standar reliabilitas.Suatu
instrumen dikatakan reliabel jika dapat dipercaya untuk mengumpulkan data
penelitian. Suharsimi Arikunto(2006:178) menyatakan bahwa reliabilitas
43
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
kadang melakukan. Suatu hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel jika alat
pengukur tersebut dapat dipercaya, sehingga mendapatkan hasil yang tetap dan
konsisten.Dalam menghitung reliabilitas instrumen, peneliti menggunkan rumus
Cronbachās Alpha.Rumus Cronbaachās Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya berbentuk skala.
1. Data Pengetahuan
Tes pengetahuan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan
adalah tes pilihan ganda (multiple choice). Setelah didapatkan jawaban dari setiap
siswa kemudian akan dihitung rata-rata nilai dari seluruh siswa sesuai dengan batas
kriteria ketuntasan minimal. Untuk mengetahui rata-rata nilai dari seluruh siswa
dapat digunakan rumus mean untuk data kelompok.
Rumus rata-rata hitung data kelompok (mean)
Rumus:
Keterangan:
= āšš . š
āšš (3.1)
= Rata-rata nilai data kelompok
fi = frekuensi
xi = nilai tengah
Nilai tengah adalah jumlah tepi bawah dan tepi atas di bagi 2.
2. Data Sikap
Data sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan atau observasi
secara langsung terhadap sikap K3 setiap responden selama menjalani praktik
44
menggunakan check list yang berupa pernyataan mengenai sikap K3. Setelah
didapatkan respon jawaban dari setiap responden. Untuk menganalisis data dari
hasil angket menggunakan deskriptif persentase,
maka langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2. Membuat tabulasi.
3. Menghitung nilai rata-rata.
4. Menghitung persentase dengan rumus:
š«š· = š
Ć 100 % (3.2) š
Keterangan:
DP = Deskriptif Persentase
n = Skor yang diperoleh
N = Skor tertinggi
5. Menentukan tingkat kriteria
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh
(dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel
kriteria. Tabel kriteria digunakan untuk menentukan kategori āSelalu Melakukanā,
āMelakukanā, āKadang melakukanā, dan āTidak melakukanā. Untuk membuat
tabel kriteria digunakan nilai maksimum, nilai minimum dan panjang kelas
intervalnya. Nilai maksimum berasal dari angka persentase tertinggi dan nilai
minimum berasal dari angka persentase terendah.
a. Menentukan angka persentase tertinggi:
šššš šššš šššš
šššš šššš šššš
4 Ć 100% =
4
Ć 100% = 100%
45
b. Menentukan angka persentase terendah:
šššš ššššššš
šššš šššš šššš
c. Menentukan range/rentang
1 Ć 100% =
4
Ć 100% = 25%
Range = 100% - 25% = 75%
d. Menentukan interval yang dikehendaki
Ada 4 kelas interval sesuai kategori āSelalu Melakukanā, āMelakukanā,
āKadang melakukanā, dan āTidak melakukanā.
e. Menentukan panjang kelas interval (p) dengan rumus :
š = šššš”ššš
šššš¦šš ššššš
75% =
4
= 18,75%
Berdasarkan perhitungan tersebut maka tabel kriteria untuk hasil penilaian
f. Penentuan Skor Jawaban
Skor jawaban merupakan nilai jawaban yang akan diberikan oleh responden,
menurut sugiono dijelaskan hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menentukan skor dari tiap jawaban yang akan diberikan.contohnya sikap yang
akan kita pakai yaitu āSangat baik,Baik,Cukup Baik,Kurang Baik.
No. Skala Jawaban Nilai
1. Sangat Baik 4
2. Baik 3
3. Cukup Baik 2
4. Kurang Baik 1
5. Sangat Kurang Baik 0
g. Skor Ideal
Skor ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor
menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban.untuk menghitung jumlah
skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus beriku, yaitu:
46
Skor Kriterium = Nilai Skala x Jumlah responden
Skor tertinggi adalah 4 dan jumlah responden 20, maka dapat dirumuskan
menjadi:
Rumus Nilai
4x20=80 SB
3x20=60 B
2x20=40 CB
1x20=20 KB
0x0=0 SKB
Selanjutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan kedalam
scale dan ditentukan daerah jawabanya.
h. Rating Scale
Rating scale berfungsi untuk mengetahui hasil data angket (kuisioner) dan
wawancara secara umum dan keseluruhan yang didapat dari penilaian angket
(kuisioner) dengan ketentuan sebagai berikut.
Nilai Jawaban Skala
80-100 SB
60-79 B
40-59 CB
20-39 KB
0-19 SKB
Tabel 3. 2 Kategori Skala Likert
No. Persentase Kategori
1. 80% < skor ā¤ 100% Sangat Baik
2. 40% < skor ā¤ 80% Baik
3. 20% < skor ā¤ 40% Cukup Baik
4. 1% ā¤ skor ā¤ 20% Kurang Baik
5 0% Sangat Kurang Baik
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji Validitas
47
Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah nenunjukkan derajad
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti. Metode yang digunakan untuk uji validitas
adalah uji korelasi pearson. Rumus yang digunakan adalah : (Sugiyono,
2010:248)
rhitung =
Keterangan :
n = Jumlah responden (sampel)
rhitung = Koefisien korelasi antara X1 dan Y
X1 = Skor butir
Y = Skor total
X1Y = Skor butir x skor total
Selanjutnya nilai rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
tabel product moment. Soal dikatakan valid apabila rhitung mempunyai
korelasi lebih besar dari nilai rtable dengan taraf signifikasi 5% maka soal
dikatakan valid dan jika rhitung < r tabel maka soal dikatakan tidak valid.
Hasil uji validitas pengetahuan dari SPSM
No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI
SOAL 1 .583** 0.4227 VALID
SOAL 2 .667** 0.4227 VALID
SOAL 3 .526* 0.4227 VALID
48
No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI
SOAL 4 .431 0.4227 VALID
SOAL 5 .724** 0.4227 VALID
SOAL 6 .748** 0.4227 VALID
SOAL 7 .788** 0.4227 VALID
SOAL 8 .642** 0.4227 VALID
SOAL 9 .589** 0.4227 VALID
SOAL 10 .583** 0.4227 VALID
SOAL 11 .500* 0.4227 VALID
SOAL 12 .463* 0.4227 VALID
SOAL 13 .630** 0.4227 VALID
SOAL 14 .638** 0.4227 VALID
SOAL 15 .631** 0.4227 VALID
SOAL 16 .501* 0.4227 VALID
SOAL 17 .657** 0.4227 VALID
SOAL 18 .626** 0.4227 VALID
SOAL 19 .766** 0.4227 VALID
SOAL 20 .502* 0.4227 VALID
SOAL 21 .595** 0.4227 VALID
SOAL 22 .748** 0.4227 VALID
SOAL 23 .479* 0.4227 VALID
SOAL 24 .644** 0.4227 VALID
SOAL 25 .654** 0.4227 VALID
SOAL 26 .576** 0.4227 VALID
SOAL 27 .699** 0.4227 VALID
SOAL 28 .576** 0.4227 VALID
SOAL 29 .635** 0.4227 VALID
SOAL 30 .551* 0.4227 VALID
SOAL 31 .654** 0.4227 VALID
SOAL 32 .654** 0.4227 VALID
SOAL 33 .712** 0.4227 VALID
SOAL 34 .735** 0.4227 VALID
SOAL 35 .482* 0.4227 VALID
Sumber: Data diolah 2019
KETERANGAN
Dari pengujian validitas butir soal menggunakan SPSM, dengan ketentuan
r hitung > r table adalah valid, dan r hitung < r table adalah tidak valid.
49
Dengan hal ini nilai yang dirujuk untuk R Tabel yaitu : 0.4227
Rekap Analisis Validitas Pengetahuan
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Soal
Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24
,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35 35
Tidak Valid - -
Sumber: Data diolah 2019
Hasil uji validitas sikap dari SPSM
No R Hitung R Tabel IDENTIVIKASI
SOAL 1 .767** 0.4227 VALID
SOAL 2 .706** 0.4227 VALID
SOAL 3 .580** 0.4227 VALID
SOAL 4 .685** 0.4227 VALID
SOAL 5 .589** 0.4227 VALID
SOAL 6 .574** 0.4227 VALID
SOAL 7 .747** 0.4227 VALID
SOAL 8 .557* 0.4227 VALID
SOAL 9 .642** 0.4227 VALID
SOAL 10 .663** 0.4227 VALID
SOAL 11 .494* 0.4227 VALID
SOAL 12 .793** 0.4227 VALID
SOAL 13 .747** 0.4227 VALID
SOAL 14 .747** 0.4227 VALID
SOAL 15 .529* 0.4227 VALID
SOAL 16 .483* 0.4227 VALID
SOAL 17 .574** 0.4227 VALID
SOAL 18 .642** 0.4227 VALID
SOAL 19 .642** 0.4227 VALID
SOAL 20 .740** 0.4227 VALID
SOAL 21 .751** 0.4227 VALID
Sumber: Data diolah 2019
KETERANGAN
Dari pengujian validitas butir soal menggunakan SPSM, dengan ketentuan
r hitung > r table adalah valid, dan r hitung < r table adalah tidak valid.
Dengan hal ini nilai yang dirujuk untuk R Tabel yaitu : 0.4227
50
Rekap Analisis Validitas Sikap
Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal
Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21 21
Tidak Valid - -
Sumber: Data diolah 2019
Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:3) reliabiltas adalah āDerajad
konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentuā. Reliabilitas
digunakan untuk menunjukkan suatu soal tes dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena soal tes tersebut sudah
melakukan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
š = š
šš”āā šš}
11
Keterangan:
{ šā1 šš”
r11 : reliabilitas
k : banyaknya butir pertanyaan
Vt : varians total
p : proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (1/N)
q : proporsi subjek yang mendapat skor 0 / (q = 1-p)
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Nilai Reliabilitas
51
Indeks Nilai Reliabilitas Kriteria
<0,2 Selalu Rendah
0,2-0,4 Rendah
0,4-0,5 Cukup
0,5-0,8 Tinggi
0,8-1 Sanggat Tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r11, kemudian
harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel. Jika
r11 > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.
Hasil uji reliabilitas pengetahuan dari SPSM
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.951 35
Sumber: SPSM Statistic 23
KETERANGAN
Dari pengujian Analisis Butir Soal menggunakan pengujian Reliabilitas, dapat
disimpulkan dengan hasil Reliabilitas 0,951 > R Tabel = 0,4227, Sehingga dapat
disimpulkan Nilai Reliabilitas dari Analisis Butir Soal adalah Selalu Tinggi
(sumber dari penelitian yang diteliti) dan Reliabel.
Hasil uji reliabilitas sikap dari SPSM
52
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.921 21
Sumber: SPSM Statistic 23
KETERANGAN
Dari pengujian Analisis Butir Soal menggunakan pengujian Reliabilitas, dapat
disimpulkan dengan hasil Reliabilitas 0,921 > R Tabel = 0,4227, Sehingga dapat
disimpulkan Nilai Reliabilitas dari Analisis Butir Soal adalah Selalu Tinggi
(sumber dari penelitian yang diteliti) dan Reliabel.
Hasil Uji Deskriptif sikap k3 Siswa
Statistics
Nilai_sikap
N Valid 20
MiSMing 0
Mean 79.7000
Median 81.5000
Mode 84.00
Std. Deviation 5.26258
Minimum 63.00
Maximum 84.00
Sum 1594.00
Sumber: SPSM Statistic 23
53
Penilaian yang digunakan berdasarkan kriteria penilaian kuisioner berdasarkan
skala jawaban yang dipilih, dengan total soal sejumlah 20 butir soal, dengan bobot
penilaian sebagai berikut:
Skala Jawaban Nilai
Tidak melakukan 1
Kadang Melakukan 2
Melakukan 3
Selalu Melakukan 4
Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa
Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase
81-100 Selalu melakukan 11 55%
61-80 Melakukan 9 45%
41-60 Kadang melakukan 0 0%
21-40 Tidak melakukan 0 0%
0-20 Selalu Tidak melakukan 0 0%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data diolah 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat sikap k3 siswa
masuk dalam dua kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori
selalu tidak melakukan, tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan
54
selalu melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan dengan
rentang skor 0 sampai dengan 20 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk
dalam kategori tidak melakukan dengan rentang skor 21 sampai dengan 40
sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan
dengan rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang
masuk dalam kategori melakukan dengan rentang skor 61 sampai dengan 80
sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang masuk dalam kategori selalu melakukan
dengan rentang skor 81 sampai dengan 100 sebanyak 11 siswa atau 55%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat sikap K3 siswa pada Gambar
berikut:
Cukup baik 0%
Sangat Kurang Baik 0%
Kurang Baik 0%
Baik 45%
sangat baik 55%
Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa sikap k3 siswa kelas X1
program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di SMK N Jawa
Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam dua kategori dari lima kategori
yang ditetapkan, yaitu kategori selalu tidak melakukan, tidak melakukan,
55
kadang melakukan, melakukan, dan selalu melakukan. Dari kelima kategori
yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa lebih banyak masuk kedalam ketegori
selalu melakukan yaitu sebanyak 55% siswa.
Rangkuman Uji statistik deskriptif
Statistics
Nilai_pengetahuan Nilai_sikap
N Valid 20 20
MiSMing 0 0
Mean 61.1500 79.7000
Median 60.0000 81.5000
Mode 46.00a 84.00
Std. Deviation 29.00685 5.26258
Minimum 14.00 63.00
Maximum 100.00 84.00
Sum 1223.00 1594.00
Sumber: SPSM Statistic 23
o Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa
Nilai
Jawaban
Skala
Pengetahuan Sikap
Frekuens
i
Presentas
e
Frekuens
i
Presentas
e
80-100 Sangat Baik 11 55% 9 45%
60-79 Baik 9 45% 0 0%
40-59 Cukup Baik 0 0% 5 25%
20-39 Kurang Baik 0 0% 4 20%
0-19 Sangat Kurang
Baik 0 0% 2 10%
Jumlah 20 100% 20 100%
Sumber: Data diolah 2019
56
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-
masing indikator pengetahuan dan sikap adalah indikator pengetahuan yaitu
sebesar 55% siswa masuk dalam kategori sangat baik, 45% siswa masuk dalam
kategori melakukan. Sedangkan persentase rendah adalah pada indikator sikap
yaitu sebesar 45% siswa masuk dalam kategori sangat baik, 25% siswa masuk
dalam kategori cukup baik, 20% siswa masuk dalam kategori kurang baik, dan
10% siswa masuk dalam kategori sangat kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada
masing-masing indikator pada Gambar berikut.
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5
Sumber: Data diolah 2019
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian diperoleh melalui tes dan instrumen kuisioner tentang
āSikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan
Properti Peserta Didik SMK N Jawa Tengahā dengan subyek penelitian siswa kelas
X1 TBKP SMK Negeri Jawa Tengah sebanyak 20 siswa. Data hasil penelitian ini
terdiri dari variabel bebas yaitu variabel pengetahuan K3, serta variabel terikat yaitu
variabel sikap saat melaksanakan praktik TBKP.
4.1.1 Hasil Penelitian
Pengetahuan K3
Data penelitian pengetahuan diperoleh dari hasil lembar soal yang dibagikan
kepada siswa kelas X1. Jumlah butir soal sebanyak 35 soal dengan kisi-kisi yang
telah sesuai.
Tabel 4. 1 Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa
No. Persentase Kategori
1. 80% < skor ā¤ 100% Sangat Baik
2. 40% < skor ā¤ 80% Baik
3. 20% < skor ā¤ 40% Cukup Baik
4. 1% ā¤ skor ā¤ 20% Kurang Baik
5 0% Sangat Kurang Baik
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa masuk dalam 2
kategori dari 4 kategori yang ditentukan yaitu kategori baik dan cukup baik. Siswa
58
35
65
yang masuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 62,5% hingga 81,25%
sebanyak 13 siswa dengan presentase 65%. Siswa yang masuk kategori cukup baik
dengan rentang skor 43,75% hingga 62,5% sebanyak 7 siswa dengan presentase
35%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat pengetahuan K3
siswa pada gambar 4.1.
0 0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang K3
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa kelas X1 program
keahlian TBKP di SMKN Jawa Tengah tentang K3 skor terbanyak masuk dalam
kategori baik yaitu 65%.
Penjabaran indikator pengetahuan K3 antara lain yaitu Ruang Lingkup K3,
Bahaya dan Penanganan Kecelakaan Kerja, Prosedur Kerja, Kebersihan dan
Kesehatan Pribadi serta Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
59
Tabel 4. 2 Persentase Indikator Pengetahuan Siswa
Indikator Sub
Indikator
Persentase Juml
ah
(%)
Keterangan SB B CB KB
Ruang
Lingkup K3
Definisi
K3
50%
50%
0%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 2
terdiri dari 18 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Baik di soal
nomor 1 terdiri dari 16
siswa dengan jawaban benar.
Tujuan K3
Manfaat
K3
33,3
%
33,3
%
0%
33,
3%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 4
terdiri dari 18 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Baik di soal
nomor 3 terdiri dari 14
siswa dengan jawaban
benar, persentase
Kurang Baik di soal
nomor 5 terdiri dari 2
siswa dengan jawaban
benar.
UU K3
0%
0%
50
%
50
%
100
%
Persentase Kurang
Baik di soal nomor 6
terdiri dari 2 siswa
dengan jawaban benar,
persentase cukup baik
di soal nomor 7 terdiri
dari 10 siswa dengan
jawaban benar.
Bahaya dan
Penanganan
Kecelakaan
Kerja
Kecelakaa
n Kerja
100
%
0%
0%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 8
terdiri dari 17 siswa
dengan jawaban benar,
di soal nomor 9 terdiri
dari 19 siswa dengan
jawaban benar, di soal
nomor 10 terdiri dari
17 siswa dengan
jawaban benar.
60
Indikator
Sub
Indikator
Persentase Juml
ah
(%)
Keterangan
SB B CB KB
Identifikasi
Bahaya
33,
3%
0%
0%
66,
7%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 12
terdiri dari 17 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Kurang
Baik di soal nomor 11
terdiri dari 6 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Kurang
Baik di soal nomor 13
terdiri dari 2 siswa
dengan jawaban benar.
Alat
pelindung
diri (APD)
10
0%
0%
0%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 14
terdiri dari 20 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Sangat Baik
di soal nomor 15
terdiri dari 20 siswa
dengan jawaban benar.
Prosedur
Kerja
Tahapan
Kerja
66,
7%
0%
0%
33,
3%
100
%
Persentase Sangat Baik di soal nomor 16
terdiri dari 20 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Sangat Baik
di soal nomor 18
terdiri dari 19 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Kurang
Baik di soal nomor 17
terdiri dari 3 siswa
dengan jawaban benar,benar,
61
Indikator
Sub
Indikator
Persentase Juml
ah
(%)
Keterangan
SB B CB KB
Kebersihan
dan
Kesehatan
Pribadi
Kesehatan
pribadi
100
%
0%
0%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor
19 terdiri dari 20
siswa dengan
jawaban benar,
persentase Sangat
Baik di soal nomor
20 terdiri dari 19
siswa dengan
jawaban benar.
Kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan
kerja
Kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan
kerja
0%
0%
0%
100
%
100
%
Persentase Kurang
Baik di soal nomor
21 terdiri dari 1 siswa
dengan jawaban
benar, persentase
Kurang Baik di soal
nomor 22 terdiri dari
3 siswa dengan
jawaban benar.
Pencahayaan
50%
0%
0%
50
%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor
24 terdiri dari 20
siswa dengan
jawaban benar,
persentase Sangat
Baik di soal nomor
23 terdiri dari 4 siswa
dengan jawaban
benar.
Ventilasi
50%
50
%
0%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor
25 terdiri dari 20
siswa dengan
jawaban benar,
persentase Baik di
soal nomor 26 terdiri
dari 16 siswa dengan
jawaban benar.
62
Indikator
Sub
Indikator
Persentase Juml
ah
(%)
Keterangan
SB B CB KB
Sanitasi
tempat kerja
0%
0%
0%
100
%
100
%
Persentase Kurang
Baik di soal nomor 27
terdiri dari 8 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Kurang
Baik di soal nomor 28
terdiri dari 3 siswa
dengan jawaban benar.
Pembuangan
limbah
50%
0%
50
%
0%
100
%
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 29
terdiri dari 20 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Cukup Baik
di soal nomor 30
terdiri dari 10 siswa
dengan jawaban benar.
P3K
33,3
%
66,
7%
0%
0%
100
%
Persentase Selalu
Persentase Sangat
Baik di soal nomor 31
terdiri dari 19 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Baik di soal
nomor 32 terdiri dari
13 siswa dengan
jawaban benar.
persentase Baik di soal
nomor 33 terdiri dari
14 siswa dengan
jawaban benar.
Tata letak
alat dan
bahan
praktik
0%
50
%
50
%
0%
100
%
Persentase Kurang
Baik di soal nomor 34
terdiri dari 5 siswa
dengan jawaban benar,
persentase Cukup Baik
di soal nomor 35
terdiri dari 12 siswa
dengan jawaban benar.
63
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dengan kategori
sangat baik pada masing-masing indikator pengetahuan adalah indikator
kecelakaan kerja, alat perlindungan diri dan kesehatan pribadi yaitu sebesar 100%.
Sedangkan presentase tertinggi dengan kategori tidak melakukan pada masing-
masing indikator pengetahuan adalah indikator kebersihan dan kesehatan
lingkungan kerja dan sanitasi tempat kerja yaitu sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 4.2.
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0% Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 4. 2 Tingkat Pengetahuan Siswa pada Masing-masing Sub Indikator
64
Hasil Uji Deskriptif Pengetahuan k3 Siswa
Statistics
Nilai_pengetahuan
N Valid 20
MiSMing 0
Mean 21.4000
Median 21.0000
Mode 16.00a
Std. Deviation 10.14837
Minimum 5.00
Maximum 35.00
Sum 428.00
Sumber: SPSM Statistic 23 Tabel 4. 3Nilai pengetahuan
Skor minimal ideal adalah 0, skor maksimal ideal adalah 35, dan rerata
ideal adalah 17,5. Skor minimal hitung sebesar 5, berarti skor minimal hitung
di atas skor minimal ideal yang hanya sebesar 0. Dengan demikian, skor
minimal yang diperoleh siswa termasuk tinggi dan diatas skor minimal ideal.
Skor maksimal hitung sebesar 35, sama dengan skor maksimal ideal yang
sebesar 35. Hal ini menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa memperoleh skor
maksimal. Rata-rata hitung sebesar 21,0 diatas rata-rata ideal yang sebesar
17,5. Ini berarti rata-rata hitung lebih tinggi dari rata-rata ideal. Berikut
disajikan pada Tabel, untuk mengenai kategori tingkat pengetahuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
65
Skor pengetahuan kemudian dijadikan nilai pengetahuan, dengan cara
sebagai berikut:
N= šµ 100
š
Keterangan: N= Nilai
B= Jumlah Benar
S= Jumlah Soal
tabel 4. 4 Tabel Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa
Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase
81-100 Sangat baik 9 45%
61-80 Baik 0 0%
41-60 Cukup Baik 5 25%
21-40 Kurang Baik 4 20%
0-20 Sangat Kurang Baik 2 10%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data diolah 2019
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
k3 siswa masuk dalam empat kategori dari lima kategori yang ditetapkan,
yaitu kategori sangat kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat
baik. Siswa yang masuk dalam kategori cukup baik dengan rentang skor 0
sampai dengan 20 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang masuk dalam
kategori kurang baik dengan rentang skor 21 sampai dengan 40 sebanyak 4
siswa atau 20%. Siswa yang masuk dalam kategori cukup baik dengan
rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang
66
Sangat kurang baikā¦
Kurang baik 20%
Sangat baik 45%
Cukup baik 25%
masuk dalam kategori baik dengan rentang skor 61 sampai dengan 80
sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori sangat baik
dengan rentang skor 81 sampai dengan 100 sebanyak 9 siswa atau 45%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik kategori tingkat pengetahuan K3
siswa pada Gambar berikut:
gambar 4. 3Gambar Grafik Kategori Tingkat Pengetahuan K3 Siswa
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan k3 siswa
Baik 0%
kelas XI program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di
SMK N Jawa Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam empat
kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat
kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Dari kelima
kategori yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa lebih banyak masuk
kedalam ketegori sangat baik yaitu sebanyak 45% siswa.
4.1.2 Hasil Penelitian Sikap
67
95
Data penelitian sikap diperoleh dari hasil angket atau kuisioner yang
dibagikan kepada siswa kelas X1. Jumlah butir pernyataan sebanyak 21 pernyataan.
Dari tabel hasil angket diketahui bahwa tingkat sikap siswa masuk dalam 2
kategori dari 4 kategori yang ditentukan yaitu kategori selalu melakukan dan
melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori selalu melakukan dengan rentang
skor antara 81,25% hingga 100% sebanyak 19 siswa dengan presentase 95%. Siswa
yang masuk kategori melakukan dengan rentang skor 62,5% hingga 81,25%
sebanyak 1 siswa dengan presentase 5%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik
kategori tingkat sikap K3 siswa pada gambar 4.3.
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Sikap Siswa Tentang K3
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sikap siswa kelas X1 program keahlian
TBKP di SMKN Jawa Tengah tentang K3 skor terbanyak masuk dalam kategori
selalu melakukan yaitu 95%.
Penjabaran indikator sikap K3 antara lain yaitu Ruang Lingkup K3, Bahaya dan
Penanganan Kecelakaan Kerja, Kebersihan dan Kesehatan Pribadi serta Kebersihan
68
dan Kesehatan Lingkungan Kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5
sampai dengan table 4.8.
Tabel 4. 5 Persentase Indikator Syarat dan Prinsip Kerja Praktik
No.
Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah
(%) SM M KM TM SM S TS TM
1.
Mematuhi peraturan
yang berlaku saat
praktik berlangsung
di bengkel.
17
3
0
0
85
15
0
0
100
2.
Mengatur tata letak
peralatan bengkel
yang melakukan agar
pekerjaan praktik
runtun dan efisien.
14
6
0
0
70
30
0
0
100
3.
Melaksanakan
langkah kerja sesuai
yang tertera pada
jobsheet saat praktik
di bengkel.
16
4
0
0
80
20
0
0
100
4.
Melaksanakan
praktik di bengkel
sesuai dengan jam
yang telah
ditentukan.
14
6
0
0
70
30
0
0
100
Rerata (%) 76 24 100
Dari tabel 4.5 siswa yang masuk kategori pertama yaitu mematuhi peraturan
yang berlaku saat praktik berlangsung di bengkel, responden yang menyatakan
selalu melakukan (SM) sebesar 85% yaitu 17 siswa dari total responden yang
dijadikan sampel. Kemudian terdapat 15% responden atau 3 siswa menyatakan
69
melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama
dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Kategori kriteria sikap siswa saat melaksanakan tata letak peralatan bengkel
yang melakukan agar pekerjaan praktik runtun dan efisien, responden yang
menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total
responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 30% responden atau 6 siswa
menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada
pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
siswa yang melaksanakan langkah kerja sesuai yang tertera pada jobsheet
saat praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)
sebesar 80% yaitu 16 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian
terdapat 20% responden atau 4 siswa menyatakan melakukan atau mereka
berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang
responden rasakan atau amati.
Tingkat sikap siswa dalam melaksanakan praktik di bengkel sesuai dengan
jam yang telah ditentukan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)
sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian
terdapat 30% responden atau 6 siswa menyatakan melakukan atau mereka
berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang
responden rasakan atau amati.
70
Tabel 4. 6 Persentase Indikator Sebelum Memulai Pekerjaan
No.
Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah
(%) SM M KM TM SM M KM TM
5.
Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah praktik di
bengkel.
12
8
0
0
60
40
0
0
100
6. Mencuci wearpack
secara teratur. 15 5 0 0 75 25 0 0 100
7.
Memotong kuku
secara teratur
sehingga tidak
mengganggu ketika
praktik.
12
8
0
0
60
40
0
0
100
8. Sarapan sebelum
praktik dimulai. 14 6 0 0 70 30 0 0 100
9.
Istirahat dengan
cukup sebelum
praktik.
15
5
0
0
75
25
0
0
100
10.
Menggunakan
wearpack pada saat
praktik di bengkel.
18
2
0
0
90
10
0
0
100
11.
Menggunakan
sepatu pada saat
praktik di bengkel.
17
3
0
0
85
15
0
0
100
12.
Menggunakan
masker pada saat
melakukan
pekerjaan yang
berdebu.
18
2
0
0
90
10
0
0
100
13.
Menggunakan
sarung tangan saat
melakukan
pekerjaan dengan
peralatan yang
19
1
0
0
95
5
0
0
100
71
mempunyai bagian
yang tajam.
Rerata (%) 78 22 100
Dari tabel 4.6 Kategori kriteria sikap siswa saat mencuci tangan sebelum
dan sesudah praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu melakukan
(SM) sebesar 60% yaitu 12 siswa dari total responden yang dijadikan sampel.
Kemudian terdapat 40% responden atau 8 siswa menyatakan melakukan atau
mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang
responden rasakan atau amati.
siswa yang melaksanakan mencuci wearpack secara teratur, responden yang
menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total
responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau 5 siswa
menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada
pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Tingkat sikap siswa dalam melaksanakan memotong kuku secara teratur
sehingga tidak mengganggu ketika praktik., responden yang menyatakan selalu
melakukan (SM) sebesar 60% yaitu 12 siswa dari total responden yang dijadikan
sampel. Kemudian terdapat 40% responden atau 8 siswa menyatakan melakukan
atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa
yang responden rasakan atau amati.
siswa yang melaksanakan sarapan sebelum praktik dimulai., responden
yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 70% yaitu 14 siswa dari total
72
responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 30% responden atau 6 siswa
menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada
pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
siswa yang melaksanakan istirahat dengan cukup sebelum praktik,
responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa
dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau
5 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan
pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Berdasarkan tingkat pengetahuan K3 siswa, dalam hal ini menggunakan
wearpack pada saat praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu
melakukan (SM) sebesar 90% yaitu 18 siswa dari total responden yang dijadikan
sampel. Kemudian terdapat 10% responden atau 2 siswa menyatakan melakukan
atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa
yang responden rasakan atau amati.
Yang merupakan indikator menggunakan sepatu pada saat praktik di
bengkel, responden atau siswa yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar
85% yaitu 17 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat
15% responden atau 3 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa
yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau
amati.
Untuk pernyataan menggunakan masker pada saat melakukan pekerjaan
yang berdebu, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 90%
yaitu 18 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 10%
73
responden atau 2 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang
disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
siswa yang menggunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan dengan
peralatan yang mempunyai bagian yang tajam , responden yang menyatakan selalu
melakukan (SM) sebesar 95% yaitu 19 siswa dari total responden yang dijadikan
sampel. Kemudian terdapat 5% responden atau 1 siswa menyatakan melakukan atau
mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang
responden rasakan atau amati.
Tabel 4. 7 Persentase Indikator Kebersihan dan Kesehatan Saat Bekerja
No.
Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Jumlah
% SM M KM TM SM M KM TM
14.
Menyalakan lampu
ketika ruang praktik
di bengkel terasa
gelap.
19
1
0
0
95
5
0
0
100
15.
Menggunakan
pencahayaan yang
terang apabila
lingkungan kerja
dirasa kurang
pencahayaan
18
2
0
0
90
10
0
0
100
16.
Memilih peralatan
sesuai dengan
fungsinya.
16
4
0
0
80
20
0
0
100
17.
Mengambil
peralatan sesuai
dengan yang
dibutuhkan.
15
5
0
0
75
25
0
0
100
74
Rerata (%) 85 15
100
Dari tabel 4.7 siswa yang menyalakan lampu ketika ruang praktik di bengkel
terasa gelap, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 95% yaitu
19 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 5%
responden atau 1 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang
disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Tabel 4. 8 Persentase Indikator Perawatan Bengkel
No. Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
Keterangan SM M KM TM SM M KM TM
18.
Menggunakan
peralatan sesuai
dengan
fungsinya.
15
5
0
0
75
25
0
0
100
19.
Membersihkan
peralatan dan
mengembalikan
peralatan
setelah
memakainya.
15
5
0
0
75
25
0
0
100
20.
Membuang
sampah pada
tempat yang
telah
disediakan.
17
3
0
0
85
15
0
0
100
21.
Membersihkan
atau menyapu
lantai sesudah
praktik di
bengkel.
16
4
0
0
80
20
0
0
100
Rerata (%) 79 21 100
75
Dari tabel 4.8 untuk pernyataan siswa yang menggunakan pencahayaan
terang apabila lingkungan kerja dirasa kurang pencahayaan, responden yang
menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 90% yaitu 18 siswa dari total
responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 10% responden atau 2 siswa
menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada
pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Dari tabel 4.6 siswa yang memilih peralatan sesuai dengan fungsinya,
responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 80% yaitu 16 siswa
dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 20% responden atau
4 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang disampaikan
pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Dari tabel 4.8 untuk pernyataan siswa yaitu mengambil peralatan sesuai
dengan yang dibutuhkan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM)
sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian
terdapat 25% responden atau 5 siswa menyatakan melakukan atau mereka
berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang
responden rasakan atau amati.
Dari tabel 4.8 Tingkat sikap siswa dalam membersihkan peralatan dan
mengembalikan peralatan setelah memakainya, responden yang menyatakan selalu
melakukan (SM) sebesar 75% yaitu 15 siswa dari total responden yang dijadikan
sampel. Kemudian terdapat 25% responden atau 5 siswa menyatakan melakukan
76
atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa
yang responden rasakan atau amati.
Dari tabel 4.8 7 siswa yang membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan, responden yang menyatakan selalu melakukan (SM) sebesar 85% yaitu
17 siswa dari total responden yang dijadikan sampel. Kemudian terdapat 15%
responden atau 3 siswa menyatakan melakukan atau mereka berpendapat apa yang
disampaikan pada pernyataan sama dengan apa yang responden rasakan atau amati.
Dari tabel 4.8 Berdasarkan tingkat pengetahuan K3, siswa membersihkan
atau menyapu lantai sesudah praktik di bengkel, responden yang menyatakan selalu
melakukan (SM) sebesar 80% yaitu 16 siswa dari total responden yang dijadikan
sampel. Kemudian terdapat 20% responden atau 4 siswa menyatakan melakukan
atau mereka berpendapat apa yang disampaikan pada pernyataan sama dengan apa
yang responden rasakan atau amati.
Diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-masing indikator
pengetahuan adalah indikator kesehatan lingkungan bengkel yaitu sebesar 92,5%
sedangkan presentase tertinggi dengan kategori melakukan pada masing-masing
indikator adalah indikator kebersihan lingkungan bengkel yaitu sebesar 22,5%.
Untuk jelasnya dilihat pada gambar 4.4.
77
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4. 5 Tingkat Sikap Siswa pada Masing-masing Sub Indikator
Hasil Uji Deskriptif sikap k3 Siswa
Statistics
Nilai_sikap
N Valid 20
MiSMing 0
Mean 79.7000
Median 81.5000
Mode 84.00
Std. Deviation 5.26258
Minimum 63.00
Maximum 84.00
Sum 1594.00
Sumber: SPSM Statistic 23
tabel 4. 9 Nilai sikap
78
Penilaian yang digunakan berdasarkan kriteria penilaian kuisioner berdasarkan
skala jawaban yang dipilih, dengan total soal sejumlah 20 butir soal, dengan bobot
penilaian sebagai berikut:
Skala Jawaban Nilai
Tidak Melakukan 1
Kadang Melakukan 2
Melakukan 3
Selalu Melakukan 4
tabel 4. 10 Tabel penilaian
tabel 4. 11 Tabel Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa
Nilai Jawaban Skala Frekuensi Presentase
81-100 Selalu Melakukan 11 55%
61-79 Melakukan 9 45%
41-60 Kadang Melakukan 0 0%
21-40 Tidak Melakukan 0 0%
0-20 Selalu Tidak melakukan 0 0%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data diolah 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat sikap k3 siswa
masuk dalam dua kategori dari lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori
selalu tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan selalu
melakukan. Siswa yang masuk dalam kategori kadang melakukan dengan
rentang skor 0 sampai dengan 20 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang
79
masuk dalam kategori tidak melakukan dengan rentang skor 21 sampai
dengan 40 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori
kadang melakukan dengan rentang skor 41 sampai dengan 60 sebanyak 0
siswa atau 0%. Siswa yang masuk dalam kategori melakukan dengan
rentang skor 61 sampai dengan 80 sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang
masuk dalam kategori selalu melakukan dengan rentang skor 81 sampai
dengan 100 sebanyak 11 siswa atau 55%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
grafik kategori tingkat sikap K3 siswa pada Gambar berikut:
Kadang Melakukan
0%
Selalu Tidak
Melakukan 0%
Tidak Melakukan 0%
Melakukan 45%
Selalu Melakukan 55%
gambar 4. 6Gambar Grafik Kategori Tingkat Sikap K3 Siswa
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa sikap k3 siswa kelas
X1 program keahlian Teknik Bisnis konstruksi dan Properti di SMK N
Jawa Tengah, tentang pendidikan K3 masuk dalam dua kategori dari
lima kategori yang ditetapkan, yaitu kategori selalu tidak melakukan,
tidak melakukan, kadang melakukan, melakukan, dan selalu
80
melakukan. Dari kelima kategori yang ditetapkan pengetahuan k3 siswa
lebih banyak masuk kedalam ketegori selalu melakukan yaitu sebanyak
55% siswa.
tabel 4. 12 Rangkuman Uji statistik deskriptif
Statistics
Nilai_pengetahuan
Nilai_sikap
N Valid 20 20
MiSMing 0 0
Mean 61.1500 79.7000
Median 60.0000 81.5000
Mode 46.00a 84.00
Std. Deviation 29.00685 5.26258
Minimum 14.00 63.00
Maximum 100.00 84.00
Sum 1223.00 1594.00
Sumber: SPSM Statistic 23
tabel 4. 13 Rangkuman uji Pengetahuan dan sikap k3 siswa
Nilai
Jawaban Skala
Pengetahuan Sikap
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
81-100 Sangat Baik 11 55% 9 45%
61-80 Baik 9 45% 0 0%
41-60 Cukup Baik 0 0% 5 25%
21-40 Kurang Baik 0 0% 4 20%
0-20 Sangat Kurang
Baik 0 0% 2 10%
Jumlah 20 100% 20 100%
Sumber: Data diolah 2019
81
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi pada masing-
masing indikator pengetahuan dan sikap adalah indikator pengetahuan yaitu
sebesar 55% siswa masuk dalam kategori selalu melakukan, 45% siswa masuk
dalam kategori melakukan. Sedangkan persentase rendah adalah pada indikator
sikap yaitu sebesar 45% siswa masuk dalam kategori selalu melakukan, 25%
siswa masuk dalam kategori kadang melakukan, 20% siswa masuk dalam
kategori tidak melakukan, dan 10% siswa masuk dalam kategori selalu tidak
melakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik rangkuman persentase
pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-masing indikator pada Gambar
berikut.
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5
gambar 4. 7 Grafik rangkuman persentase pengetahuan dan sikap k3 siswa pada masing-masing indikator
Sumber: Data diolah 2019
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan āSikap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti Peserta Didik
SMK N Jawa Tengahā di BAB IV maka dapat diperoleh simpulan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan
Properti di SMK Negeri Jawa tengah tentang K3 memperoleh hasil 65%
dengan kategori BAIK.
2. Tingkat Sikap siswa kelas XI program keahlian Teknik Bisnis Kontruksi
dan Properti SMK N Jawa Tengah dalam melaksanakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 95% termasuk dalam kategori Sangat
Baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan pengetahuan dan sikap
tentang K3 oleh siswa kelas X1 Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti di
SMK Negeri Jawa Tengah diperlukan adanya peningkatan pengetahuan
siswa salah satunya dapat dilakukan dengan cara penggunaan jobsheet.
DAFTAR PUSTAKA
82
83
Adeyemo, Omobolanle and John Smallwood. 2017. Impact of Occupational Health
and Safety Legislation on Performance Improvement in the Nigerian
Construction Industry. Procedia Engineering 196 (2017) 85-791.
Amponsah-Tawiah, Kwesi. dkk. 2016. Occupational Health and Safety
Management and Turnover Intention in the Ghanaian Mining Sector.
Journal of Occupational Safety and Health Research Institute. Iran:
Elsevier Inc.
Budiharjo, P. H., dkk. 2017. Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Pt. Air Manado.
Jurnal EMBA 5(3): 4145-4154.
Cruz, Ismael and Huerta Mercando. 2015. Occupational Safety and Health in Peru.
Elsevier Inc. Behalf of Icahn School of Medicine at Mount Sinai 81(4): 568-
575.
Erizal. 2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Gayatri I. A. E. M., 2014. Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dengan Kinerja Karyawan pada PT. Uob Indonesia Cabang Bengkulu.
Bengkulu: Ekombis Review Universitas Dehasen Bengkulu.
Ismara, Ketut Ima, dkk. 2018. Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
dalam LKS SMK. Yogyakarta: UNY PreSM.
Kartikasari Ratih D. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT.
Surya Asbes Cement Group Malang). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)44(1): 89-95.
Mohammadfam, Iraj. dkk. 2017. Evaluation of the Quality of Occupational Health
and Safety Management Systems Based on Key Performance Indicators in
Certified Organizations. Journal of Occupational Safety and Health
Research Institute. Iran: Elsevier Inc.
Narida, Adelia. 2014. Perilaku Sanitasi, Higiene Dan Keselamatan Kesehatan Kerja
(K3) Dalam Praktik Masakan Indonesia Siswa Program Keahlian Tata Boga
SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013-2014. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor66 Tahun 2016. Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Menteri Kesehatan
Republik Indonesia2016. Jakarta.
84
Rahmawati, Fitria. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pada Keselamatan
Kerja. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ristiani, Eka. 2015. Pengaruh Program Kesehatan & Keselamatan Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada Pt.
Surya Bratasena PlantationPelalawan. JOM FEKON 2(1): 1-17.
Solichin, dkk. 2014. Sikap Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri)
Pada Laboratorium Pengelasan. Jurnal Teknik Mesin22(1): 89-103.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja. 12
Januari 1970. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1.
Jakarta.
Wahyunan, Ahsin., dkk. 2015. Optimalisasi Sikap Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Malang. Jurnal Teknik Mesin 23(2): 1-10.
Yanar, Basak., dkk. 2018. The Interplay Between Supervisor Safety Support and
Occupational Health and Safety Vulnerability on Work Injury. Journal of
Occupational Safety and Health Research Institute. Korea: Elsevier Inc.
Zahara, R. A., dkk. 2017. Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Ditinjau dari Pengetahuan dan Perilaku pada Petugas Instalasi Pemeliharaan
Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS). Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu
Kesehatan 2(2): 153-158.
Zakiudin, Ahmad. 2016. Perilaku Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Santri di
Pondok Pesantren Wilayah Kabupaten Brebes akan Terwujud Jika
Didukung dengan Ketersediaan Sarana Prasarana. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia 11(2): 64-83.
Budi, Agus Setiya dan Sugiyarto. 2013. Kuat Lekat Tulangan Bambu Wulung dan
Petung Takikan pada Beton Normal (208S). Konferensi Nasional Teknik
Sipil 7: 253-259.
Busyairi, Muhammad., dkk. 2014. Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri 13(2): 112-124.
Kani, Bobby Rocky., dkk. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama).
Jurnal Sipil Statik 1(6): 430-433.
85
Oktaviastuti, Blima., dkk. 2016. Meningkatkan Technical Skill Siswa SMK Teknik
Bangunan Melalui Pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian dan Pengembangan 1(4): 681-685.
Afifah, Miftachul. 2017. Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bengkel
Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 1 Magelang. Jurnal
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan: 1-10.
Handayani, Sri. 2007. Pengujian Sifat Mekanik Bambu (Metode Pengawetan
dengan Boraks). Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan 1(9): 43-53.
Cahyaka, Hendra Wahyu., dkk. 2017. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan
(JKPTB). Jurnal Teknik Sipil-Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
1(1): 77-85.
Tawiah, Kwesi Amponsah., dkk. 2016. Occupational Health and Safety
Management and Turnover Intention in the Ghanaian Mining Sector.
Journal Safety and Health at Work 7: 12-17.
Jatmoko, Dwi. 2013. Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Terhadap Kebutuhan Dunia Industri di Kabupaten
Sleman. Jurnal Pendidikan Vokasi 3(1): 1-13.
Suaeb, Achmad. 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus:
Pembersihan Kaca Jendela. Jurnal. Universitas Gunadarma.
Prasetyo, Ardiansah Eko. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan K3 dengan Sikap
Terhadap Pemakaian APD pada Pekerja Sentra Industri Pande Besi Desa
Padas Kecamatan Karanganom Kabupaten Katen. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rudyarti, Edwina. 2017. Hubungan Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Sikap Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Kecelakaan
Kerja pada Pengrajin Pisau Batik di PT. X1. Jurnal of Industrial Hygiene
and Occupational Health 2(1): 31-43.
Yudayani, Yudi. 2017. Pengelolaan Sarana Praktik Laboratorium Jurusan Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri I Minasatāene Kabupaten Pangkep. Tesis.
Universitas Negeri Makasar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2009. Tentang Standar
Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK). Jakarta.
Putri, Khaliqa. 2017. Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Praktik
Kerja Kayu Siswa Kelas X1 Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
86
SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Mulyono, Ragil Kumoyo. 2015. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Pada Praktik Membubut di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Sedayu Bantul Yogyakarta. Sripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Juniarto, Indra T. 2018. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di
SMK Piri Sleman. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Izaz, Bahar Al. 2013. Studi Kasus Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sriyolja, Zelmi. 2013. Kontribusi Literasi Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja. Jakarta.
87
LAMPIRAN
88
lampiran 1Usulan Topik Skripsi
89
90
lampiran 2 Usulan Pembimbing
91
lampiran 3 SK Pembimbing
92
lampiran 4 Surat Tugas
93
lampiran 5Berita Acara Seminar
94
lampiran 6 Daftar Hadir Seminar
95
lampiran 7Daftar Hadir seminar
96
97
lampiran 8Izin Observasi
98
lampiran 9 Izin Penelitian
99
100
lampiran 10 Kisi Kisi Instrumen
101
102
lampiran 11 Dokumentasi
103
104
105
lampiran 12 Lembar Soal
106
107
108
109
110
111
112
113
114
lampiran 13 Lembar Penilaian Diri
115
116
lampiran 14 Struktur Kurikulum
117
lampiran 15 HASIL UJI SOAL PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
No SOAL
Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
7 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
9 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
12 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
17 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
3 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
118
16 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
14 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1
8 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
13 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
119
No SOAL
Absen 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 31
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 30
9 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29
17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 21
3 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 18
16 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 16
2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16
120
14 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 13
18 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 11
8 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 10
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 8
15 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7
11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
121
lampiran 16 HASIL UJI KUISIONER SIKAP KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
No SOAL
Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Total
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 82
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 82
14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 81
10 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 79
5 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 78
18 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 78
2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 77
15 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 76
17 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 76
11 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 72
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63
122
Lampiran 17 PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR SOAL DENGAN
KETENTUAN R HITUNG > R TABLE ADALAH VALID, dan R HITUNG < R
TABLE ADALAH TIDAK VALID