persepsi pengaruh pengetahuan keuangan, sikap …

27
Jurnal Bisnis STRATEGI 70 Vol. 23 No. 2 Des. 2014 PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN, SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU (Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro) Aminatuzzahra’ Abstrak Penelitian ini ditujukan untuk menguji persepsi pengaruh pengetahuan keuangan, sikap keuangan, social demografi terhadap perilaku keuangan dalam pengambilan keputusan investasi individu. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro dengan populasi sebanyak 135 responden dan sampel yang kembali sebanyak 102 responden. Dalam penelitian digunakan metode Analisis Regresi Berganda dan Uji Beda T-Test dengan menggunakan SPSS IBM 20 untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan sosial demografi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi individu. Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi dengan nilai sigifikansi sebesar 0,003; sikap keuangan berpengaruh signifikan pengambilan keputusan investasi dengan nilai sigifikansi sebesar 0,001; sosial demografi berpengaruh signifikan pengambilan keputusan investasi dengan nilai sigifikansi sebesar 0,019; tidak terdapat perbedaan pengambilan keputusan investasi berdasarkan status pekerjaan dengan nilai signifikansi 0,411 lebih besar dari 5%. Kata Kunci: pengambilan keputusan investasi, pengetahuan keuangan, sikap keuangan, sosial demografi. 4

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI70 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN

KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN, SOSIALDEMOGRAFI TERHADAP PERILAKUKEUANGAN DALAM PENGAMBILANKEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa MagisterManajemen Universitas Diponegoro)

Aminatuzzahra’

AbstrakPenelitian ini ditujukan untuk menguji persepsi pengaruh pengetahuan keuangan, sikapkeuangan, social demografi terhadap perilaku keuangan dalam pengambilan keputusaninvestasi individu. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Magister ManajemenUniversitas Diponegoro dengan populasi sebanyak 135 responden dan sampel yang kembalisebanyak 102 responden. Dalam penelitian digunakan metode Analisis Regresi Bergandadan Uji Beda T-Test dengan menggunakan SPSS IBM 20 untuk menganalisis data. Hasilanalisis menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan sosial demografiberpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi individu.

Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruhsecara signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi dengan nilai sigifikansi sebesar0,003; sikap keuangan berpengaruh signifikan pengambilan keputusan investasi dengan nilaisigifikansi sebesar 0,001; sosial demografi berpengaruh signifikan pengambilan keputusaninvestasi dengan nilai sigifikansi sebesar 0,019; tidak terdapat perbedaan pengambilankeputusan investasi berdasarkan status pekerjaan dengan nilai signifikansi 0,411 lebih besardari 5%.

Kata Kunci:pengambilan keputusan investasi, pengetahuan keuangan, sikap keuangan, sosial demografi.

4

Page 2: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

71

1. PENDAHULUANPerilaku keuangan mencoba

menjelaskan dan meningkatkan pemahamantentang pola penalaran investor dalam aspekemosional dan sejauh mana aspek tersebutdapat mempengaruhi investor dalam prosespengambilan keputusan. Secara lebih spesifikperilaku keuangan mencoba menjelaskan tentangwhat, why and how keuangan dan investasidari sudut pandang manusia, Ricciardi danSimon (2000). Perilaku Keuangan adalahparadigma di mana pasar keuangan yangmempelajari dengan menggunakan model yangberbeda dari Von Neumann-Morgenstern yaituteori utilitas yang diharapkan dan asumsiarbitrase. Secara khusus, perilaku keuanganmemiliki dua sudut pandang: kognitif psikologidan batas-batas arbitrase. Kognitif mengacupada bagaimana orang berpikir, Ritter (2003),sedangkan menurut Lintner (1998) menjelaskanbahwa:

“Behavioral finance is the study of howhumans interpret and act on information tomake informed investment decisions”

Artinya adalah keuangan keperilakuanmerupakan suatu ilmu yang mempelajaribagaimana manusia menyingkapi dan bereaksiatas informasi yang ada kemudian digunakanuntuk mengambil keputusan yang dapatmengoptimalkan tingkat pengembalian keputusaninvestasi dengan memperhatikan risiko yangmelekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakanmanusia merupakan faktor penentu dalamberinvestasi). Untuk memahami isu-isu yangberkaitan dengan perilaku keuangan setiapindividu, maka seseorang harus mengelolakeuangan pribadinya dalam satu cara atauberbeda cara. Seper ti, beberapa orangcenderung untuk menyimpan banyak informasi,beberapa ingin mengumpulkan informasisebelum melakukan tiap-tiap pembelian, dansebagian orang ingin mengikuti insting

mereka. Investor swasta bukanlah kelompokyang homogen melainkan individu denganberbagai praktek keuangan yang dikombinasikandengan berbagai tingkat pengalaman,kecemasan dan minat dalam hal keuangan padaFu”nfgeld (2009).

Di indonesia banyak orang mungkinmengalami masalah keuangan yang ditandaidengan beberapa fakta, antara lain pada hutangrumah tangga atau individu yang semakinmeningkat, semakin berkembang bisniskonsultasi kredit konsumen, ketergantungan akanpenggunaan kartu kredit meningkat. Seperti yangtercantum pada Kajian Stabilitas Keuangan No18 tahun 2012 Bank Indonesia, menjelaskanbahwa kredit rumah tangga yang meningkatdengan NPL yang terus membaik. Pada sisilain, kredit perbankan kepada rumah tanggaterus menunjukan tren yang meningkat, dimanapada posisi Desember 2011 kredit sektor rumahtangga tercatat sebesar Rp 422,9 triliun atautumbuh 33,23%. Sementara itu, non performingloans (NPL) kredit menunjukkan tren yangmenurun dengan rasio relatif rendah yaitu 1,42%posisi Desember 2011.

Hal ini menyiratkan bahwa adapeningkatan kebutuhan konsumen untuk jenislayanan, semakin tingginya kesenjangan sosialyang terjadi dan budaya hedonisme yangmeningkat. Setiap individu dengan masalahhutang memiliki empat pilihan untukmendistribusikan pendapatan mereka saat ini,seper ti: membayar hutang, menyesuaikanpengeluaran, memuaskan keinginan danmenabung untuk masa depan. Fenomenaperilaku keuangan ini akan mempengaruhiseseorang dalam proses pengambilan keputusanyang akan diambil. Perilaku keuangan seseorangdalam keputusan pengambilan investasimerupakan hal yang cukup menarik untuk dikaji.Karena pada umumnya penelitian-penelitiansebelumnya dilakukan di negara maju dan di

Page 3: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI72 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

negara indonesia sendiri masih terbatas. Olehkarena itu penelitian ini dilakukan untukmenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhiperilaku keuangan seseorang dilihat daripengambilan keputusan investasi. Perilakukeuangan seseorang tersebutmemper timbangkan berbagai faktor dalampengambilan keputusan investasi denganmemperhatikan pengetahuan keuangan, sikapkeuangan, keadaan sosial demografi.

Menurut hasil penelitian Xiao et al.,(2006) mendasarkan penelitian perilakukeuangan dilihat dari pengambilan keputusan

Table 1.1Rata-Rata Perbandingan Perilaku Keuangan Dilihat dari Status Pekerjaan

investasi seseorang dengan membandingkankeadaan sosial demografi dilihat dari statuspekerjaan (seseorang yang bekerja vspengangguran). Oleh karena itu penelitian inimembandingkan dari perilaku keuangan daristatus pekerjaan. Fenomena rata-rata yangterjadi pada responden mahasiswa MMuniversias diponegoro dalam kaitannya denganperilaku keuangan dilihat dari rata-ratapengambilan keputusan investasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan perbandingandari status pekerjaan dapat dilihat dari tabel1.1 sebagai berikut:

Keterangan Status Pekerjaan

Swasta (%) PNS (%)

pengetahuan keuangan

memiliki pengetahuan yang luas 6.80 5.20 Pengelolaan keuangan 7.40 7.07 Perencanaan pengeluaran 10.60 8.40

rata-rata 8.27 6.89

sikap keuangan

kepercayaan diri 9.83 10.67 pengembangan diri 9.67 10.17 Keamanan 10.33 11.00

rata-rata 9.94 10.61

sosial demografi

tingkat pendidikan 9.17 9.00 pengalaman kerja 9.33 9.33 Pendapatan 10.17 9.83

rata-rata 9.56 9.39 pengambilan keputusan

investasi 13.25 9.13

 Sumber : responden mahasiswa MM UNDIP kelas 41 dan 42 pagi

Penjelasan singkat fenomena gap dapatdilihat dari tabel 1.1 sebagai berikut:

1. Pengetahuan keuangan dilihat daripengetahuan yang luas, pengelolaandan perencanaan pengeluaran rata-

rata swasta 8,27% lebih besar darirata-rata PNS/pemerintah 6,89%.Tingginya tingkat pengetahuankeuangan (pengetahuan keuanganyang luas, pengelolaan keuangan,

Page 4: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

73

perencanaan keuangan) swastadianding PNS berar ti tingkatpengetahuan swasta lebih baikdaripada PNS sehingga pengambilankeputusann investasi swasta lebihtinggi daripada PNS. Penelitian inididukung dengan penelitian Robb CliffA (2011) menunjukkan bahwapengetahuan keuangan merupakanfaktor yang signifikan dalampengambilan keputusan inveatasi.Seseorang yang memiliki pengetahuankeuangan lebih tinggi perilakukeuangannya lebih baik danber tanggung jawab. Hal ini positifdengan teori prespektif perilakukeuangan yang menggunakan proseskognitif (keterampilan mental manusiadalam memahami dan mengenali hal-hal sekitar) dalam pengelolaan danpemecahan masalah dalampengambilan keputusan.

2. Sikap keuangan yang terjadi dilihat darisisi rata-rata kepercayaan diri 9,83%,pengembangan diri 9,67% dankamanan 10,33%, rata-rata swastalebih kecil dari rata-rata PNS/pemerintah dilihat dari sisikepercayaan diri 10,67%,pengembangan diri 10,17% dankeamanan 11%. Ar tinya, keamanankondisi keuangan PNS lebih tinggimenimbul kepercayaan diri danmeningkatkan keinginanpengembangan diri atas kondisikeuangan. Didukung dengan penelitanXiao et al., (2006) bahwa seseorangyang merasa aman danberpenghasilan tetap maka tingkatkeputusan investasi yang jauh lebihbaik dan significant positif, yang artinyadengan tingkat pengalaman yang lebihlama, merasa aman dan penghasilan

lebih tetap maka tingkat keputusaninvestasinya jauh lebih besar danberperilaku positif. Namun terdapatperbedaan ketika tingkat keamanankepercayaan diri dan pengembangandiri PNS/pemerintah lebih besar tetapidalam pengambilan keputusan rata-rata swasta 13,25% lebih besardaripada rata-rata PNS/pemerintah9,13%. Sehingga perlu dilakukaknpenelitian terhadap gap tersebut. Halini positif dengan teori prespektifperilaku keuangan dalam pengambilankeputusan keuangan secara neurologiscenderung untuk menggabungkanmempengaruhi (emosi) ke dalamproses pengambilan keputusan,.

3. Sosial demografi dilihat dari tingkatpendidikan semua responden samatelah menempuh S1. Pengalaman kerjamemiliki rata-rata sama 9,33% danpada pendapatan swasta memiliki rata-rata 10,17% lebih besar dari PNS/pemerintah 9,83%. Ketika dilihat daripengambilan keputusan investasinyarata-rata swasta 9,56% lebih besardari PNS/pemerintah 9,39%. Artinyatingginya pendapatan swsata daripadapemerintah menimbulkan perbedaandalam pengambilan keputusaninvestasi meski memiliki tingkatpendidikan dan pengalaman kerja yangsama. Penelitian ini didukung olehpenelitian Xiao et al., (2006) yangmenyatakan seseorang denganpenghasilan tinggi, tetap dan amanstatus pekerjaanya maka tingkatkeputusan investasinya lebih besar danpositif. Tetapi berbeda PendapatanPNS lebih tetap,dan aman daripadaswasta, sehingga perlu dilakukanpenelitian terhadap gap tersebut. Halini teori prespektif perilaku keuangan

Page 5: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI74 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

dalam pengambilan keputusan yangadaptif bahwa sifat keputusan danfaktor lingkungan dimana itu membuatpengaruh jenis proses yangdigunakan.

1. TINJUAN PUSTAKAa. Perilaku Keuangan (FinancialBehaviour)

Keputusan investasi ini didasarkan padadua hal yaitu por tofolio dan profitabilitas(keuntungan). Portofolio itu sendiri merupakanpembelian saham dengan momentum hargapada saat yang sama mengabaikan prinsipsupply and demand yang sebenarnya sudahdiketahui dalam financial behavior sebagai herdbehavior (perilaku serentak).

Perilaku keuangan menurut Michael M.Pompian (2006) dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perilaku Keuangan Mikro (BFMI)menel i t i perilaku atau bias dariinvestor individu yang membedakanmereka dari para segi rasionaldigambarkan dalam teori ekonomiklasik. Teori ini mengatur bahwamanusia membuat keputusan ekonomisangat rasional di setiap saat.

2. Perilaku Makro Keuangan (BFMA)m e n d e t e k s imenjelaskan anomali dalam pasarefisien bahwa model perilaku dapatmenjelaskan hipotesis. Pasar yangefisien pada dasarnya dapatdidefinisikan sebagai pasar dimanasejumlah investor besar ber tindaksecara rasional untuk memaksimalkankeuntungan ke arah sekuritasindividual.

Dua hal tersebut BFMI dan BFMAdidasarkan pada gagasan bahwa individuber tindak secara rasional dan

memper timbangkan semua informasi yangtersedia dalam proses pengambilan keputusaninvestasi.

Perilaku ekonomi dan psikologikeuangan telah mengeksplorasi berbagai tingkatrasionalitas dan perilaku irasional di manaindividu dan kelompok dapat bertindak atauberperilaku berbeda di dunia nyata , berangkatdari asumsi yang dibatasi rasionalitas dandidukung oleh literatur standar keuangan.Disiplin alternatif perilaku keuangan, ekonomi,dan akuntansi berangkat dari model murnitradisional statistik dan matematika di manarasionalitas (yaitu, teori keputusan klasik) telahmenjadi pusat dari teori yang diterima di seluruhspektrum disiplin ilmu yang berbeda (misalnya,standar N keuangan, ekonomi konvensional,akuntansi tradisional). Perspektif alternatif dikenalsebagai teori perilaku keputusan (BDT), yangmemiliki sejarah akademis yang luas dalamilmu-ilmu sosial seperti psikologi kognitif daneksperimental yang telah memberikan modelyang lebih deskriptif dan realistis perilakumanusia. Dasar dari teori ini adalah bahwaindividu secara sistematis melanggar hak(melanggar) prinsip-prinsip normatif dariekonomi (keuangan) rasionalitas oleh: (1)miscalculating (meremehkan atau melebih-lebihkan) probabilitas, dan (2) membuat pilihanantara pilihan yang berbeda berdasarkan faktornon ekonomi (non finansial).

Sedangkan Olseon, (2001) memberikanperspektif perilaku keuangan dari prosespengambilan keputusan sebagai berikut:

• preferensi pengambil keputusanKeuangan ‘cenderung multifaceted,terbuka untuk perubahan dan seringterbentuk selama proses pengambilankeputusan itu sendiri.

• pengambil keputusan keuangan adalahsatisficers dan tidak pengoptimalan.

• pengambil keputusan keuangan yang

Page 6: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

75

adaptif berarti bahwa sifat keputusandan lingkungan di mana itu membuatpengaruh jenis proses yang digunakan

• pengambil keputusan keuangan secaraneurologis cenderung untukmenggabungkan mempengaruhi(emosi) ke dalam proses pengambilankeputusan. (hal. 158)

Perilaki keuangan itu sendiri juga berasaldari ekonomi neoklasik, Homo economicusadalah model perilaku ekonomi manusia yangsederhana mengasumsikan bahwa prinsip-prinsip kepentingan pribadi sempurna, rasionalitasyang sempurna, dan informasi yang sempurnamengatur keputusan ekonomi individu (MichaelM. Pompian, 2006). Penggunaan konsepmanusia ekonomi (homo economicus) rasionalterdapat dua alasan utama: (1) Homoeconomicus membuat analisis ekonomi yangrelatif sederhana. Dan kebanyakan orangmungkin mempertanyakan bagaimana modelyang sederhana dapat berguna sederhana. (2)Homo economicus memungkinkan ekonomuntuk mengukur temuan mereka, membuatpekerjaan mereka lebih elegan dan lebih mudahuntuk dicerna. Jika manusia yang sangat rasionalmemiliki informasi yang sempurna dankeuntungan pribadi yang sempurna, makaperilaku mereka dapat diukur.

Terdapat tiga asumsi yang mendasarisempurna rasionalitas, keuntungan pribadi yangsempurna, dan informasi yang sempurna,menurut Michael M. Pompian (2006) antaralain:

1. Rasionalitas sempurna (Per fectRationality). Ketika rasional manusiamemiliki kemampuan memberikanalasan dan membuat penilaian yangmenguntungkan. Namun, rasionalitasbukan pendorong tunggal dalamperilaku manusia. Pada kenyataannya

mungkin bukan pendorong utama,karena banyak psikolog percayabahwa intelektualitas manusiasebenarnya tunduk kepada emosimanusia. Mereka berpendapat bahwaperilaku manusia kurangmenggunakan logika ketika doronganbersifat subyektif, seperti rasa takut,cinta, benci, kesenangan, dan rasasakit. Manusia menggunakankecerdasan mereka hanya untukmencapai atau untuk menghindarihasil dari emosional.

2. Keuntungan pribadi yang sempurna(Per fect Self-Interest). Banyakpenelitian telah menunjukkan bahwaorang tidak sempurna mementingkandiri sendiri. Jika mereka Philanthropytidak akan ada penilaian agama yangtidak mementingkan diri sendiri,pengorbanan, dan kebaikan kepadaorang asing. Keuntungan diri yangsempurna akan menghalangi orang-orang dari perilaku yang tidak egoisseper ti perbuatan sebagai relawan,membantu orang miskin, tetapi akanmengabaikan perilaku merusak dirisendiri, seper ti bunuh diri,alkoholisme, dan penyalahgunaan zat.

3. Informasi yang sempurna mungkinmemiliki kesempurnaan ataumendekati informasi yang sempurnatentang subyek tertentu. Hal itu tidakmungkin, namun setiap orang dapatmenikmati pengetahuan yangsempurna dari setiap mata pelajaran.Seperti halnya didunia investasi, adahampir tak terbatas untuk mengetahuidan belajar; dan bahkan investor yangpaling sukses tidak menguasai semuadisiplin ilmu.

Page 7: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI76 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

b. Pengetahuan Keuangan (FinancialKnowladge)

Pengetahuan keuangan telah terbuktimemiliki dampak yang signifikan terhadapmanajemen keuangan, dan lebih konsisten ketikaberbagai macam kebijakan digunakan (Sarah,2009). Hal ini dapat dijelaskan melalui caraseseorang mengelola keuangan pribadinya danpengelolaan keuangan itu menjadi faktor utamayang berkontribusi terhadap kepuasan keuanganatau ketidakpuasan keuangan seseorang. Secarateoritis, pengetahuan keuangan tentangbagaimana pasar keuangan beroperasi harusmenghasilkan individu yang membuat keputusanlebih efektif, (Robb dan Woodyard, 2011).Garman, (1985) mengemukakan untuk memilikipengetahuan keuangan maka perlumengembangakan kemampuan keuangan(financial skill) dan belajar menggunakan alatkeuangan (financial tools). Alat keuanganmerupakan bentuk dari perilaku keuangan dalampengambilan keputusan. Sedangkan Hilgert etal., (2003) seseorang yang memilikipengatahuan keuangan lebih cenderungberperilaku keuangan dengan cara-cara yangbertanggung jawab secara keuangan. Penelitiantersebut menunjukkan bahwa pengetahuankeuangan dan perilaku keuangan berpengaruhpositif. Hasil penelitian ini didukung oleh teoriperilaku keuangan yang mengguakan proseskognitif (keterampilan mental manusia dalammemahami dan mengenali hal-hal sekitar) dalampengelolaan dan pemecahan masalah dalampengambilan keputusan. Semakin terampilmental seseorang (pengetahuan seseorang akankeuangan tinggi) maka akan semakin baikpengelolaan dan pemecahan masalah dalampegambilan keputusan investasi. Berdasarkanuraian tersebut, maka dapat dirumuskanhipotesis sebagai berikut:H1 : Semakin tinggi pengetahuan keuangan,semakin baik perilaku keuangan dalam

pengambilan keputusan investasi individu.

c. Sikap Keuangan (Financial Attitudes)Pemahaman tentang sikap keuangan

akan membantu seseorang untuk mengerti apayang dipercaya terkait hubungan dirinya denganuang. Oleh sebab itu, pengertian sikap keuangandiartikan sebagai keadaan pikiran, pendapat,ser ta penilaian tentang keuangan. MenurutMichael M. Pompian, (2006) Aspek pertamaberkaitan dengan kepribadian percaya diriinvestor dalam perilaku keuangan, itu terlepasdari pendekatan untuk karirnya, kesehatannya,keuangnya. Hal Ini merupakan keadaanemosional dan seberapa percaya diri investortentang beberapa hal atau berapa banyakinvestor cenderung merasa khawatir. Elemenkedua pendekatan yang berkaitan denganapakah investor berfikir secara metodis, hati-hati, dan analitis dalam perilaku keuangannyaatau investor bersifat emosional, intuitif, dansabar.

Seseorang yang bersikap rasional danlebih percaya diri dalam hal pengetahuankeuangan berpengaruh terhadap perilakukeuangan yang lebih menguntungkan. Karenapenelitian ini menunjukkan bahwa seseorangumumnya tidak memiliki pemahaman besartentang tingkat pengetahuan keuangan, ketikapengetahuan keuangan dilihat secara obyektifdan subyektif. Hasil ini menunjukkan bahwasebagian orang percaya bahwa mereka memilikibanyak pengetahuan berperilaku keuangan yangbaik dan rasional daripada seseorang yangmemiliki tingkat pengetahuan sedikit(Courchane, 2005).

Analisis tersebut mendukung temuanRobb dan Woodyard, (2011) yangmengemukakan bahwa pengetahuan keuanganbersifat objektif dan keyakinan keuangan atausikap keuangan bersifat subyektif menghasilkan

Page 8: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

77

rendahnya tingkat korelasi terhadap perilakukeuangan dan keduanya memiliki dampak yangsignifikan terhadap perilaku keuangan. Hasilpenelitian ini didukung oleh teori prespektifperilaku keuangan yang dalam pengambilkeputusan keuangan secara neurologiscenderung untuk menggabungkan pengaruh(emosi) ke dalam proses pengambilankeputusan. Semakin baik sikap atau metalkeuangan seseorang maka semakin baik perilakikeuangan dalam pengambilan keputusaninvestasi. Hal tersebut menjadi dasar untukdirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:H2 : Semakin baik sikap keuangan, semakinbaik perilaku keuangan dalam pengambilankeputusan investasi individu.

d. Sosial Demografi (Sosial Demografi)Sosial demografi merupakan ilmu yang

mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutamamengenai jumlah, struktur (komposisipenduduk) dan perkembangannya(perubahannya) dari waktu ke waktu. Variabeldemografi termasuk status pekerjaan, statusperkawinan, pendapatan, jenis pekerjaan, usia,jenis kelamin, pengalaman pekerjaan, dan tingkatpendidikan. Menurut Robb dan Woodyard,(2011) Banyak program keuangan yangditargetkan pada keadaan sosial demografi,penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaandalam perilaku keuangan pada sosial demografidari tingkat pengetahuan.

Menurut Hayhoe et al., (2000)perbedaan gender berpengaruh signifikan dalamperilaku keuangan. Perempuan lebih mungkinuntuk melaporkan penggunaan praktik keuanganyang baik tetapi cenderung memiliki skor lebihrendah terhadap pengukuran pengetahuankeuangan darpada laki-laki. Chen dan Volpe(2002) juga meneliti bahwa wanita kurangpercaya diri dan kurang tertarik untuk belajar

tentang pengetahuan keuangan dibandingkandengan laki-laki.

Pendidikan, Kiran dan Rao, (2004)melakukan penelitian terhadap investor di Indiadengan menggunakan kuesioner. Dari 96responden yang terpilih dapat disimpulkan bahwasemakin tinggi tingkat pendidikan seorang makasemakin risk averter atau berhati-hati terhadappengambilan keputusan investasi, sehinggacenderung menghindari loss dari pada gainyang cenderung bias dalam pemikiran dansemakin kearah positif perilaku keuangannya

Menurut John et al, (2009) terdapathubungan yang positif antara pendapatan(income) dengan perilaku manajemen keuangan,yang bertanggung jawab. Artinya semakin baikpendapatan maka semakin baik danbertanggung jawab perilaku keuangannya. Hasilpenelitian ini didukung oleh teori prespektifperilaku keuangan dalam pengambil keputusankeuangan yang adaptif berar ti bahwa sifatkeputusan dan lingkungan di mana itu membuatpengaruh jenis proses yang digunakan. Semakinbaik keadaan sosial demografi seseorang akanberpengaruh terhadap jenis proses pengambilankeputusan investasi yang digunakan kearah yangbaik.

Sedangkan Menurut Xiao et al., (2006)perbandingan antara seseorang yang lebih tuadan memiliki pekerjaan paruh waktu vspengangguran, menganggap seseorang yanglebih tua dan memiliki pekerjaan paruh waktu,rencana dana pensiunnya lebih aman, hubungandengan keluarganya lebih baik, dan memilikiskor yang lebih baik pada evaluasi diri terhadapperilaku keuangan yang lebih baik, daripadasseorang yang tidak bekerja. Seseorang yangmemiliki hutang kartu kredit dan persentasehutang yang lebih rendah, merasakan pensiunlebih aman, kesehatan yang lebih baik, danhubungan keluarga yang lebih baik, dan laporankeuangan yang cenderung lebih baik dalam

Page 9: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI78 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

perilaku keuangannya. Umur dan statuspekerjaan memiliki hubungan yang signifikandengan jumlah perilaku keuangan, tetapi secarasignifikan berpengaruh terhadap perilaku evaluasidiri. Artinya semakin tinggi umur yang dimilikidan semakin aman status pekerjaan seseorang,semakin baik evaluasi diri seseorang danperilaku keuangan dalam pengambilan keputusainvestasi. Kedua faktor ekonomi dan non-ekonomi tersebut yang menyebabkan perilakukeuangan yang baik. Untuk itu perilaku keuanganyang baik mempengaruhi hasil keputusaninvestasi yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, makadapat dirumuskan hipotesis keempat sebagaiberikut:H3 : Semakin baik faktor sosial demografi,semakin baik perilaku keuangan dalampengambilan keputusan investasi individuH4 : Pegawai swasta dan PNS memilikiperilaku keuangan yang berbeda dalampengambilan keputusan investasi individu.

2. METODE PENELITIANObyek penelitian adalah mahasiswa

maupun pekerja yang berada di MegisterManajemen di Universitas Diponegoro. Populasidalam penelitian ini adalah seseorang yangsudah memiliki pekerjaan dan memiliki tabungan(deposito) yang berada di kampus MagisterManajemen Universitas Diponegoro. Untukmahasiswa MM sendiri dari angkatan 41 – 43dari kelas pagi, kelas malam dan kelas akhirpekan sejumlah 312 dan terdiri dari 2 sektorpekerja swasta dan pegawai negeri sipil. Teknikyang digunakan dalam pengambilan sampeldalam penelitian ini adalah purposive sampling,yaitu pemilihan sample yang dipilih berdasarkanper timangan-per timbangan ter tentu sesuaidengan tujuan penelitian. Kriteria-kriteriapopulasi yang sudah diketahui antara lain: 1)

Seseorang yang sudah bekerja dan memilikipengalaman bekerja. 2) Seseorang yang memilikitabungan di bank. Dari populasi pada KampusMagister Manajemen Universitas Diponegorosebanyak 312 responden diperoleh 135 respodenyang memenuhi kriteria sebagai sampel. Datayang diperoleh dari hasil wawancara denganmenggunakan kuesioner yang dilakukan pada135 responden data yang kembali 106. Datakembali tidak dapat digunakan sebanyak 4kuesioner, data tidak kembali 21 kuesioner dankembali dapat digunakan sebanyak 102kuesioner

Pengumpulan data kuesioner penelitiandipilih dengan menggunakan mekanismepengumpulan data yang efisien untukmengetahui dengan tepat apa yang akandiperlukan dan bagaimana mengukur variabelpenelitian (Sekaran, 2006). Per tanyaan-per tanyaan kuesioner menggunakan Agree-Disagree Scale yang menghasilkan jawabansangat tidak setuju – jawaban sangat setujudalam rentang nilai 1 s/d 10 (Ferdinand, 2006).

Teknik analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis data kuantitatif,untuk memperkirakan secara kuatitatif pengaruhdari beberapa variabel indipenden secarabersama-sama maupun secara sendiri-sendiriterhadap variabel indipenden. Pengaruh secarafungsional antara satu variabel dependen denganvariabel indipenden dapat dilakukan dengananalisis regresi. Sedangkan untuk mengujiperbedaan pengambilan keputusan investasiberdasarkan status pekerjaan menggunakan UjiBeda T-Test. Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independent terhadap pengambilankeputusan investasi, maka dalam penelitian inidigunakan analisis regeresi dengan persamaansebagai berikut:

Keterangan :

= Pengambilan keputusan investasi

Page 10: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

79

= Pengetahuan keuangan

= Sikap keuangan

= Social demografi

e = Variabel residual

= Konstanta

= Koefisien regresi dari masing –masing variabel independen

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2Analisis Regresi

1. Uji Signifikansi Parameter Individual(Uji Statistik t)

Analisis regresi linear bergandadilakukan dengan cara menganalisispengetahuan keuangan (X1), sikap keuangan(X2) dan sosial demografi (X3) sebagai variabelindependen dan pengambilan keputusaninvestasi (Y) sebagai variabel dependen.Berdasarkan perhitungan dengan SPSS IBM 20secara parsial pengaruh dari variabel indipendenterhadap variabel dependen ditunjukkan Tabel4.1 sebagai berikut:

 

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .535 .261 2.044 .044 PengetahuanKeu1.1 .252 .083 .300 3.019 .003 SikapKeuangan .363 .108 .363 3.374 .001 SosialDemografi .209 .087 .208 2.386 .019

a. Dependent Variable: PengambilanKepInvestasi Sumber: data primer yang diolah, 2014

Dari Tabel 4.17 diatas diperolehpersamaan sebagai berikut:Y = 0,535 + 0,252 X1 + 0,363 X2 + 0,209 X3

Dari persamaan regresi linier bergandadiatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 0,535 menyatakanbahwa jika variabel independendianggap konstan, maka nilaipengambilan keputusan investasisebesar 0,535.

b. Koefisien regresi pengetahuankeuangan (X1) sebesar 0,252menunjukkan arah pengaruh antarapengetahuan keuangan (X1) terhadap

pengambilan keputusan investasiadalah signifikan positif. Dan nilaisignifikansinya 0,003 lebih kecil dari5%. Dalam hal ini pengaruh darivariable pengetahuan keuanganberbanding lurus dengan pengambilankeputusan investasi ar tinya semakinbaik pengetahuan keuangan yang luas,pengelolaan keuangan, perencanaankeuangan maka semakin baik perilakukeuangan dalam pengambilankeputusan invesatasi, begitu pulasebaliknya.

c. Koefisien regresi sikap keuangan (X2)

Page 11: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI80 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

sebesar 0,363 menunjukkan arahpengaruh antara sikap keuangan (X2)terhadap pengambilan keputusaninvestasi adalah signifikan positif. Dannilai signifikansinya 0,001 lebih kecildari 5%. Dalam hal ini pengaruh darivariable sikap keuangan berbandinglurus dengan variabel pengambilankeputusan investasi artinya semakinbaik keamanan keuangan,kepercayaan diri, pengembangan dirimaka semakin baik perilaku keuangandalam pengambilan keputusaninvesatasi, begitu pula sebaliknya.

d. Koefisien regresi sosial demografi (X3)sebesar 0,209 menunjukkan arahpengaruh antara sosial demografi (X3)terhadap pengambilan keputusaninvestasi adalah signifikan positif. Dannilai signifikansinya 0,019 lebih kecil

dari 5%. Dalam hal ini pengaruh darivariable sosial demografi berbandinglurus dengan variabel pengambilankeputusan investasi ar tinya semakinbaik tingkat pendidikan, pendapatan,pengalaman kerja maka semakin baikperilaku keuangan dalam pengambilankeputusan invesatasi, begitu pulasebaliknya.

1. Uji beda T-testPenelitian ini ini menguji apakah ada

perbedaan status pekerjaan antara PNS(pemerintah) atau swasta dengan menggunakanuji T-test sebagai berikut:a. Variabel Pengambilan KeputusanInvestasi

Hasil dari uji beda t-test pengambilankeputusan investasi dapat dilihat pada Tabel4.3 sebagai berikut ini:

Tabel 4.3Uji Beda T-Test Pengambilan Keputusan Investasi

Page 12: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

81

1. Terlihat bahwa rata-rata pengambilankeputusan investasi responden yangstatus pekerjaannya PNS adalah3.6229 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.3800. secara absolute jelasbahwa rata-rata pengambilankeputusan investasi berbeda antaraPNS dan swasta. Sedangkan secarastatistik perbedaan ini tidak terlihat.Karena dari hasil output SPSS bahwaF hitung levene test sebesar 0.680dengan probabilitas 0,411 karenaprobabilitas kurang dari 5% maka dapatdisimpulkan bahwa H0 tidak dapatditolak atau memiliki variance yangsama. Dengan demikian analisis ujit-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.564dengan probabilitas sigfikansi 0,121(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-ratapengambilan keputusan investasi tidakberbeda secara signifikan antara PNSdan Swasta.

2. Terlihat bahwa rata-rata indikatormanajemen kas responden yangstatus pekerjaannya PNS adalah3.6768 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.4348. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikator manajemenkas berbeda antara PNS dan swasta.Sedangkan secara statistik perbedaanini tidak terlihat, karena dari hasil outputSPSS bahwa F hitung levene testsebesar 0.003 dengan probabilitas0,954. Probabilitas lebih besar dari 5%maka dapat disimpulkan bahwa H0

tidak dapat ditolak atau memilikivariance yang sama. Dengan demikiananalisis uji t-test harus menggunakan

asumsi equal variance assumed. Hasiloutput SPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.401dengan probabilitas sigfikansi 0,164(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-rataindikator manajemen kas tidak berbedasecara signifikan antara PNS danSwasta.

3. Terlihat bahwa rata-rata indikatortabungan darurat responden yangstatus pekerjaannya PNS adalah3.6465 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.3865. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikator tabungandarurat berbeda antara PNS danswasta. Sedangkan secara statistikperbedaan ini terlihat, karena dari hasiloutput SPSS bahwa F hitung levenetest sebesar 6.535 dengan probabilitas0,012. Probabilitas kurang dari 5%maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak atau memiliki variance yangberbeda. Apabila diuji menggunakanasumsi equal variance assumed, hasiloutput SPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.228dengan probabilitas sigfikansi 0,222(two tail) lebih besar dari 5% makaH0 tidak dapat ditolak berarti variancesama. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator tabungan daruratberbeda secara signifikan antara PNSdan Swasta.

4. Terlihat bahwa rata-rata indikatorproper ty responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.5455sedangkan kelompok pegawai swasta3.3188. secara absolute jelas bahwarata-rata indikator property berbedaantara PNS dan swasta. Sedangkansecara statistik perbedaan ini tidak

Page 13: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI82 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

terlihat, karena dari hasil output SPSSbahwa F hitung levene test sebesar0.171 dengan probabilitas 0,680karena probabilitas lebih besar dari5% maka dapat disimpulkan bahwaH0 tidak dapat ditolak atau memilikivariance yang sama. Dengandemikian analisis uji t-test harusmenggunakan asumsi equal varianceassumed. Hasil output SPSS bahwanilai t pada equal variance assumed

Tabel 4.4Uji Beda T-Test Pengetahuan Keuangan

adalah 1.041 dengan probabilitassigfikansi 0,300 (two tail) lebih besardari 5%. Jadi dapat disimpulkanbahwa rata-rata indikator proper tytidak berbeda secara signifikan antaraPNS dan Swasta.

b. Variabel Pengetahuan KeuanganHasil dari uji beda t-test pengetahuan

keuangan dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagaiberikut ini:

1. Terlihat rata-rata pengetahuankeuangan responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.4697sedangkan kelompok pegawai swasta3.0761. Secara absolute jelas bahwa

rata-rata pengetahuan keuanganberbeda antara PNS dan swasta.Sedangkan secara statistik perbedaanini tidak terlihat, karena dari hasil outputSPSS bahwa F hitung levene test

Page 14: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

83

sebesar 1.915 dengan probabilitas0,170. Probabilitas lebih besar dari 5%maka dapat disimpulkan bahwa H0

tidak dapat ditolak atau memilikivariance yang sama. Dengan demikiananalisis uji t-test harus menggunakanasumsi equal variance assumed. Hasiloutput SPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 2.148dengan probabilitas sigfikansi 0,034(two tail) kurang dari 5%. Jadi dapatdisimpulkan bahwa rata-ratapengetahuan keuangan berbedasecara signifikan antara PNS danSwasta.

2. Terlihat bahwa rata-rata indikatorpengetahuan keuangan yangresponden yang status pekerjaannyaPNS adalah 3.2121 sedangkankelompok pegawai swasta 3.0580.Secara absolute jelas bahwa rata-rataindikator pengetahuan keuangan yangluas berbeda antara PNS dan swasta.Sedangkan secara statistik perbedaanini tidak terlihat, karena dari hasil outputSPSS bahwa F hitung levene testsebesar 1.525 dengan probabilitas0,220. Probabilitas lebih besar dari 5%maka dapat disimpulkan bahwa H0

tidak dapat ditolak atau memilikivariance yang sama. Dengan demikiananalisis uji t-test harus menggunakanasumsi equal variance assumed. Hasiloutput SPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 0.615dengan probabilitas sigfikansi 0,540(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-rataindikator pengetahuan keuangan yangluas tidak berbeda secara signifikanantara PNS dan Swasta.

3. Terlihat bahwa rata-rata indikatorpengelolaan keuangan responden yang

status pekerjaannya PNS adalah3.1818 sedangkan kelompok pegawaiswasta 2.7101. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikator pengelolaankeuangan berbeda antara PNS danswasta. Sedangkan secara statistikperbedaan ini tidak terlihat, karena darihasil output SPSS bahwa F hitunglevene test sebesar 2.757 denganprobabilitas 0,100. Probabilitas lebihbesar dari 5% maka dapat disimpulkanbahwa H0 tidak dapat ditolak ataumemiliki variance yang sama. Dengandemikian analisis uji t-test harusmenggunakan asumsi equal varianceassumed. Hasil output SPSS bahwanilai t pada equal variance assumedadalah 1.566 dengan probabilitassigfikansi 0,121 (two tail) lebih besardari 5% maka H0 tidak dapat ditolakberar ti variance sama. Jadi dapatdisimpulkan bahwa rata-rata indikatorpengelolaan keuangan tidak berbedasecara signifikan antara PNS danSwasta.

4. Terlihat bahwa rata-rata indikatorperencanaan keuangan respondenyang status pekerjaannya PNS adalah3.9192 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.3382. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikator perencanaankeuangan berbeda antara PNS danswasta. Sedangkan secara statistikperbedaan ini tidak terlihat, karena darihasil output SPSS bahwa F hitunglevene test sebesar 1.677 denganprobabilitas 0,198. Probabilitas lebihbesar dari 5% maka dapat disimpulkanbahwa H0 tidak dapat ditolak ataumemiliki variance yang sama. Dengandemikian analisis uji t-test harusmenggunakan asumsi equal varianceassumed. Hasil output SPSS bahwa

Page 15: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI84 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

nilai t pada equal variance assumedadalah 2.978 dengan probabilitassigfikansi 0,004 (two tail) lebih kecildari 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator perencanaankeuangan berbeda secara signifikan

Tabel 4.5Uji Beda T-Test Sikap Keuangan

antara PNS dan Swasta.

c. Variabel Sikap KeuanganHasil dari uji beda t-test sikap keuangan

dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikutini:

1. Terlihat bahwa rata-rata sikapkeuangan responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.9057sedangkan kelompok pegawai swasta3.6216. Secara absolute jelas bahwarata-rata sikap keuangan berbedaantara PNS dan swasta. Sedangkansecara statistik perbedaan ini tidakterlihat, karena dari hasil output SPSSbahwa F hitung levene test sebesar

0.000 dengan probabilitas 0,995.Probabilitas lebih besar dari 5% makadapat disimpulkan bahwa H0 tidakdapat ditolak atau memiliki varianceyang sama. Dengan demikian analisisuji t-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.836

Page 16: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

85

dengan probabilitas sigfikansi 0,069(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-ratasikap keuangan tidak berbeda secarasignifikan antara PNS dan Swasta.

2. Terlihat bahwa rata-rata indikatorkepercayaan diri dibedakanberdasarkan status pekerjaan,responden yang status pekerjaannyaPNS adalah 3.8283 sedangkankelompok pegawai swasta 3.5507.Secara absolute jelas bahwa rata-rataindikator kepercayaan diri berbedaantara PNS dan swasta. Sedangkansecara statistik perbedaan ini tidakterlihat, karena dari hasil output SPSSbahwa F hitung levene test sebesar0.11 dengan probabilitas 0,915.Probabilitas lebih besar dari 5% makadapat disimpulkan bahwa H0 tidakdapat ditolak atau memiliki varianceyang sama. Dengan demikian analisisuji t-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.628dengan probabilitas sigfikansi 0,107(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-rataindikator kepercayaan diri tidak berbedasecara signifikan antara PNS danSwasta.

3. Terlihat bahwa rata-rata indikatorpengembangan diri responden yangstatus pekerjaannya PNS adalah3.9495 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.5459. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikatorpengembangan diri berbeda antara PNSdan swasta. Sedangkan secarastatistik perbedaan ini tidak terlihat,karena dari hasil output SPSS bahwaF hitung levene test sebesar 0,746

dengan probabilitas 0,390. Probabilitaslebih besar dari 5% maka dapatdisimpulkan bahwa H0 tidak dapatditolak atau memiliki variance yangsama. Dengan demikian analisis ujit-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.928dengan probabilitas sigfikansi 0,057(two tail) lebih besar dari 5% makaH0 tidak dapat ditolak berarti variancesama. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator pengembangan diritidak berbeda secara signifikan antaraPNS dan Swasta.

4. Terlihat bahwa rata-rata indikatorkeamanan kondisi responden yangstatus pekerjaannya PNS adalah3.9394 sedangkan kelompok pegawaiswasta 3.7681. Secara absolute jelasbahwa rata-rata indikator keamanankondisi keuangan berbeda antara PNSdan swasta. Sedangkan secarastatistik perbedaan ini tidak terlihat,karena dari hasil output SPSS bahwaF hitung levene test sebesar 0,328dengan probabilitas 0,568. Probabilitaslebih besar dari 5% maka dapatdisimpulkan bahwa H0 tidak dapatditolak atau memiliki variance yangsama. Dengan demikian analisis ujit-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 0,906dengan probabilitas sigfikansi 0,367(two tail) lebih besar dari 5% makaH0 tidak dapat ditolak berarti variancesama. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator keamanan kondisikeuangan tidak berbeda secarasignifikan antara PNS dan Swasta.

Page 17: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI86 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

d. Variabel Sosial DemografiHasil dari uji beda t-test sosial

demografi dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagaiberikut ini:

Tabel 4.6Uji Beda T-Test Sosial Demografi

1. Terlihat bahwa rata-rata sosialdemografi responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.7636sedangkan kelompok pegawai swasta3.6580. Secara absolute jelas bahwarata-rata sosial demogafi berbedaantara PNS dan swasta. Sedangkansecara statistik perbedaan ini tidakterlihat, karena dari hasil output SPSSbahwa F hitung levene test sebesar0.072 dengan probabilitas 0,789.Probabilitas lebih besar dari 5% makadapat disimpulkan bahwa H0 tidakdapat ditolak atau memiliki variance

yang sama. Dengan demikian analisisuji t-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 0.675dengan probabilitas sigfikansi 0.502(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-ratasosial demografi tidak berbeda secarasignifikan antara PNS dan Swasta.

2. Terlihat bahwa rata-rata indikator tingkatpendidikan responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.7677sedangkan kelompok pegawai swasta

Page 18: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

87

3.8309. Secara absolute jelas bahwarata-rata indikator tingkat pendidikanberbeda antara PNS dan swasta.Sedangkan secara statistik perbedaanini tidak terlihat, karena dari hasil outputSPSS bahwa F hitung levene testsebesar 0,172 dengan probabilitas0,679. Probabilitas lebih besar dari 5%maka dapat disimpulkan bahwa H0

tidak dapat ditolak atau memilikivariance yang sama. Dengan demikiananalisis uji t-test harus menggunakanasumsi equal variance assumed. Hasiloutput SPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah -0,363dengan probabilitas sigfikansi 0,717(two tail) lebih besar dari 5%. Jadidapat disimpulkan bahwa rata-rataindikator kepercayaan diri tidak berbedasecara signifikan antara PNS danSwasta.

3. Terlihat bahwa rata-rata indikatorpendapatan yang dibedakanberdasarkan status pekerjaan,responden yang status pekerjaannyaPNS adalah 3.7121 sedangkankelompok pegawai swasta 3.5145.Secara absolute jelas bahwa rata-rataindikator pendapatan berbeda antaraPNS dan swasta. Sedangkan secarastatistik perbedaan ini tidak terlihat,karena dari hasil output SPSS bahwaF hitung levene test sebesar 0,608dengan probabilitas 0,437. Probabilitaslebih besar dari 5% maka dapatdisimpulkan bahwa H0 tidak dapatditolak atau memiliki variance yangsama. Dengan demikian analisis ujit-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 0,973

dengan probabilitas sigfikansi 0,333(two tail) lebih besar dari 5% makaH0 tidak dapat ditolak berarti variancesama. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator pendapatan tidakberbeda secara signifikan antara PNSdan Swasta.

4. Terlihat bahwa rata-rata indikatorpengalaman responden yang statuspekerjaannya PNS adalah 3.7636sedangkan kelompok pegawai swasta3.6580. Secara absolute jelas bahwarata-rata indikator pengalaman kerjaberbeda antara PNS dan swasta.Sedangkan secara statistik perbedaanini tidak terlihat, karena dari hasil outputSPSS bahwa F hitung levene testsebesar 0,12 dengan probabilitas 0,914.Probabilitas lebih besar dari 5% makadapat disimpulkan bahwa H0 tidakdapat ditolak atau memiliki varianceyang sama. Dengan demikian analisisuji t-test harus menggunakan asumsiequal variance assumed. Hasil outputSPSS bahwa nilai t pada equalvariance assumed adalah 1.702dengan probabilitas sigfikansi 0,092(two tail) lebih besarl dari 5% makaH0 tidak dapat ditolak berarti variancesama. Jadi dapat disimpulkan bahwarata-rata indikator pengalaman kerjatidak berbeda secara signifikan antaraPNS dan Swasta.

1. KESIMPULAN DAN IMPLIKASIMANAJERIAL1. Kesimpulan

Penelitian ini mengembangkan 4(empat) hipotesis yang akan dibuktikan dengandata yang diperoleh. Hasil yang diperoleh dariuji hipotesis sebagai berikut :

Page 19: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI88 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

1. Hipotesis 1: Terdapat pengaruh antarapengetahuan keuangan (X1) terhadappengambilan keputusan investasi (Y)(p-value 0,003 < 0,05)’!diterima H0.Dari tabel menunjukkan nilaisignifikansi lebih kecil dari 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positifantara variabel pengetahuan keuanganterhadap pengambilan keputusaninvestasi. Oleh karena itu penelitianini juga sesuai dengan teori prespektifperilaku keuangan yang mengguakanproses kognitif (keterampilan mentalmanusia dalam memahami danmengenali hal-hal sekitar) dalampengelolaan dan pemecahan masalahdalam pengambilan keputusan.Semakin terampil mental seseorang(pengetahuan seseorang akankeuangan baik) maka akan semakinbaik perilaku keuangan seper tipengelolaan dan pemecahan masalahdalam pegambilan keputusaninvestasi. Hasil penelitian inimendukung penelitiaan yang dilakukanXiao et al., (2006) dan juga mendukungpenelitian Robb Cliff, (2011) yangmengemukakan seseorang dengantingkat pengetahuan keuangan yangbaik perilaku keuangannya cenderungkearah yang lebih baik dibandingankandengan seseorang yang memilikipengetahuan keuangan lebih rendah.

2. Hipotesis 2: Terdapat pengaruh antarasikap keuangan (X2) terhadappengambilan keputusan investasi (Y)(p-value 0,001 < 0,05)’!diterima H0.Dari tabel menunjukkan nilaisignifikansi lebih kecil dari 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positif

antara variabel sikap keuanganterhadap pengambilan keputusaninvestasi. Sehingga penelitian ini jugasesuai dengan teori prespektif perilakukeuangan dalam pengambilankeputusan keuangan secara neurologiscenderung untuk menggabungkanmempengaruhi (emosi) ke dalamproses pengambilan keputusan.Semakin baik sikap atau mentalkeuangan seseorang maka perilakukeuangan seseorang dalampengambilan keputusan investasisemakin baik. Hasil penelitian ini jugamendukung penelitian Roob danWoodyard, (2011) yang menunjukkanseseorang yang sikap keuangannyalebih percaya diri dalam halpengetahuan keuangan, keadaankeuangan, berpengaruh terhadapperilaku keuangan yang lebih baik.Penelitian Danes dan Haberman,(2007) menunjukkan bahwa sikapkeuangan yakin akan kondisi keuangandiri dapat mempengaruhi pengelolaankeuangan masa depan sehinggameningkatkan keyakinan diri dalampengambilan keputusan.

3. Hipotesis 3: Terdapat pengaruh antarasocial demografi (X3) terhadappengambilan keputusan investasi (Y)(p-value 0,019 < 0,05)’!diterima H0.Dari tabel menunjukkan nilaisignifikansi lebih besar dari 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positifantara variabel social demografiterhadap pengambilan keputusaninvestasi. Hal ini sesuai dengan teoriprespektif perilaku keuangan dalampengambilan keputusan yang adaptifbahwa sifat keputusan dan lingkungan

Page 20: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

89

dimana itu membuat pengaruh jenisproses yang digunakan. Semakinpositif keadaan sosial demografiseseorang akan berpengaruh terhadapjenis proses pengambilan keputusaninvestasi yang digunakan kearah yangpositif. Hasil penelitian ini mendukungpenelitian Xiao et al., (2006) yangmenunjukkan bahwa keadaaan sosialdemografi seseorang (umur, tingkatpengalaman kerja, status pekerjaan,hubungan keluarga, jaminan pensiun)berpengaruh positif terhadap perilakukeuangan yang positif.

4. Hipotesis 4: Berdasarkan hasil diatasdapat dilihat bahwa nilai signifikansidari uji T adalah sebesar 0.411 > 0.05,sehingga keputusan adalah tidakdapat tolak H0. Hal ini menunjukanbahwa tidak terdapat perbedaanKeputusan Investasi yang signifikanantara status pekerjaan sebagai PNSdan Swasta karena varience sama.Hal ini sesuai dengan teori prespektifperilaku keuangan yang mengguakanproses kognitif (keterampilan mentalmanusia dalam memahami danmengenali hal-hal sekitar) dalampengelolaan dan pemecahan masalahdalam pengambilan keputusan.Semakin terampil mental seseorang(pengetahuan seseorang akankeuangan baik) maka akan semakinbaik perilaku keuangan seper tipengelolaan dan pemecahan masalahdalam pegambilan keputusaninvestasi. Tetapi bertentangan denganhasil penelitian ini juga tidakmendukung penelitian Xiao et al.,(2006) yang menunjukkan terdapatperbedaan pengambilan keputusaninvestasi berdasarkan status pekerjaan

seseorang. Dimana seseorang yangmerasa lebih aman akan kondisikeuangannya berperilaku keuanganyang baik.

2. Implikasi TeoritisImplikasi teoritis ini dikembangkan untuk

memperkuat dukungan atas beberapa penelitianterdahulu yang menjadi rujukan pada studi ini.Dimana penelitian ini menunjukkan variabel yangdigunakan yaitu pengetahuan keuangan, sikapkeuangan, sosial demografi berpengaruhterhadap perilaku keuangan dalam pengambilankeputusan investasi. Beberapa dukungandiberikan secara khusus pada beberapa studirujukan sebagai berikut :1. Pengetahuan keuangan berpengaruh positif

terhadap perilaku keuangan dalampengambilan keputusan investasi individu,hasil penelitian ini mendukung penelitianXiao et al., (2006) dan Robb Cliff (2011).

2. Sikap keuangan berpengaruh positifterhadap perilaku keuangan dalampengambilan keputusan investasi individu,hasil penelitian ini mendukung penelitianRoob dan Woodyard, (2011) dan Danesdan Haberman, (2007).

3. Faktor-faktor sosial demografi (tingkatpendidikan, pendapatan, dan pengalamankerja) berpengaruh positif terhadap perilakukeuangan dalam pengambilan keputusaninvestasi individu, hasil penelitian inimendukung penelitiin Xiao et al., (2006).

3. Implikasi ManajerialImplikasi manajerial berhubungan

dengan dampak strategis atas perilakukeuangan dalam pengambilan keputusaninvestasi baik untuk per timbangan danperencanaan individu maupun praktisi. Hal inidisebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Page 21: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI90 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

1. Pengetahuan keuangan memiikikoefisien sebesar 0,252 berpengaruhterhadap perilaku keuangan dalampengambilan keputusan investasidengan pembuktikan yang signifikansebesar 0,003. Digunakan sebagaipertimbangan perencanaan investasijangka panjang:· Semakin tinggi tingkat

pengetahuan keuangan semakinbaik pengambilan keputusaninvestasi. Maka padapengetahuan keuangan perluadanya peningkatan dankeselarasan pada pengetahuankeuangan. Karena pada indikatorpengetahuan keuangan memilikinilai rata-rata indeks paling kecildaripada lainnya, dengan frekuensisebesar 63,4. Peningkatan dankeselarasan ini dapatdikembangkan denganmempergunakan ilmu yangdiketahui untuk memprediksi risikoyang akan muncul dan mengelolasegala pengeluaran danpendapatan untuk beberapa pos-pos investasi. Hal ini dapatdilakukan dengan cara seseorangdapat mencari informasi yanglebih banyak melalui mediaelektronik maupun cetak,membaca majalah atau buku,setiap harinya atau setiapbulannya mengamati faktor yangmempengaruhi investasi sepertitingkat suku bunga, inflasi. Danjuga dapat mencatat segalamacam pengelolaan pengeluransetiap bulannya dan melakukanperencanaan ulang keuangandengan seksama, sehingga

kondisi keuangan terkontroldengan baik.

2. Sikap keuangan memiliki koefisiensebesar 0,363 berpengaruh terhadapperilaku keuangan dalam pengambilankeputusan investasi denganpembuktikan yang signifikan sebesar0,001. Digunakan sebagaipertimbangan perencanaan investasijangka panjang:· Semakin baik sikap keuangan

maka semakin baik pengambilankeputusan investasi. Maka padasikap keuangan perlu adanyapeningkatan pada indikatorpengembangan diri karena nilairata-rata indikator pengembangandiri paling kecil dari yang lain, yaitudengan nilai frekuensinya sebesar74,93. Hal ini dikarenakan dalamperilaku keuangan yang positifperlu mengembangkan pos-posyang dinvestasikan.Pengembangan diri dalam halkeuangan ini dapat dilakukandengan cara melakukan investasilebih dari satu jenis (jangkapanjang, tabungan darurat, danjangka pendek), menabungsecara rutin tiap bulannya,membayar semua tagihan tepatwaktu, menghindari hutang,perencanaan perumahan,asuransi, perencanaan pensiundari dini.

3. Sosial Demografi memiliki koefisiensebesar 0,209 berpengaruh terhadapperilaku keuangan dalam pengambilankeputusan investasi denganpembuktikan yang signifikan sebesar0,019. Digunakan sebagaipertimbangan perencanaan investasi

Page 22: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

91

jangka panjang:· Semakin baik faktor sosial

demografi semakin baikpengambilan keputusan investasi.Maka pada sosial demografi perluadanya peningkatan dankeselarasan pengelolaankeuangan pada indikatorpendapatan karena nilai rata-rataindikator pendapatan paling kecildari yang lain, yaitu dengan nilaifrekuensinya sebesar 73,2.Sebagian dari respondenpengalokasian dana diluar gajipokok digunakan untuk kegiatanlainya diluar investasi dan jugadilihat dari faktor usia sebagaianbesar tergolong muda 20-29 danbelum menikah. Oleh karena itudalam perilaku keuangan yangbaik perlu memper timbangkanpengalokasian sumber danainvestasi dengan baik. Hal inidapat dilakukan dengan cara

seper ti, menahan diri untukberperilaku boros, sumber danayang dihasilkan diluar gaji pokokdialokasikan untuk penambahaninvestasi, baik itu untuk pos-posinvestasi jangka panjang,tabungan darurat, atau jangkapendek, mencari tambahanpendanaan dengan pekerjaansampingan, dan berbelanja lebihkecil dari pendapatan.

4. Agenda Penelitian MendatangDengan kemampuan prediksi sebesar

59,8% yang ditunjukkan pada nilai adjustedR2 yang mengindikasikan perlunya variabelperi laku keuangan dalam pengambilankeputusan investasi individu yang lain danbelum dimasukkan sebagai var iabelindipenden yang mempengaruhi perilakukeuangan. Variabel yang disarankan antaralain kepuasan keuangan (f inancialsatisfaction), kesadaran atau melek keuangan(financial literacy).

Page 23: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI92 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

DAFTAR PUSTAKA

Amos Tversky; Daniel Kahneman, 1974. Judgment under Uncertainty: Heuristics and Biases.Science, New Series, Vol. 185, No. 4157. (Sep. 27, 1974), pp. 1124-1131.

Barberis, N., & Thaler, R. (2008). A Survey of Behavioral Finance Constatinides (Handbook ofEconomics and Finance ed.). Amsterdam, North Holland,: G.M.,Harris, M and Stulz.

Baron, Reuben M. and David A. Kenny (1986), “Moderator-Mediator Variables Distinction inSocial Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations,”Journal of Personality and Social Psychology, 51 (6), 1173-82.

Chen, H., & Volpe, R. P. (2002). Gender differences in personal financial literacy among collegestudents. Financial Services Review, 11, 289-307.

Courchane, M. (2005). Consumer literacy and creditworthi-ness. Proceedings, Federal ReserveBank of Chicago.

Danes, S. M., & Haberman, H. R. (2007). Teen Financial Knowledge, Self-Efficacy and Behaviour:A Gendered View. Financial Counseling and Planning , 18 (2).

Danes, S. M., Huddleston-Casas, C., & Boyce, L. (1999). Financial planning curriculum forteens: Impact evaluation. Financial Counseling and Planning Journal, 10 (1), 25-37

Dennis, M., & McCready, B. (2009). Sample field report: Familial response to financial instability.Menlo Park, CA: Knowledge Networks.

Dew, J., & Xiao, J. J. (2011). The Financial Management Behaviour scale: development andValidation. Association for Financial Counseling and Planning Education , 22 (1).

Fu”nfgeld, B. (2009). Attitides and Behaviour in everyday finance: evidence from switzerland.international journal of bank marketing, 27 (2), 108-128.

Ghozali, I. (2011). aplikasi analisis multivarate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: universitasdiponegoro.

Ghazali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro

Handbooks: Gilman, Huebner, & Furlong, 2009; Linley & Joseph, 2004; Lopez & Snyder, 2004;Ong & van Dulmen, 2006; Peterson & Seligman, 2004; Synder & Lopez, 2002.

Hansen, T., Slagsvold, B., & Moum, T. (2008). Financial Satisfaction In Old Age: A SatisfactionParadox Or A Result Of Accumulated Wealth? Age and financial satisfaction .

Hayhoe, C. R., Leach, L. J., Turner, P. R., Bruin, M. J., & Lawrence, F. C. (2000). Differencesin spending habits and credit use of college students. Journal of Consumer Affairs,34(1), 113-133.

Page 24: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

93

Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi Dan Financial Constraints:Studi Empiris Pada BursaEfek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan .

Hilgert, M. A. (2003, July). Household Financial Management: The Connection Between Knowledgeand Behaviour. pp. 309-322.

Huston, S. J. (2010). Measuring financial literacy. The Journal of Consumer Affairs, 44(2),296-316.

Hogarth, J.M., Beverly, S.G. & Hilgert, M.A. (2003) Patterns of financial behaviours: implicationsfor community educators and policy makers. Paper presented at Federal ReserveSystem Community Affairs Research Conference.

H.Kent Baker and John R. Nofsinger, 2010. Behavioral Finance Investor, Corporation and Market.EditiorThe Robert W Kolb Series in Finance. JohnWiley & Sons, Inc. 2010

H. Raiffa, Decision Analysis: Introductory Lectures on Choices under Uncertainty (Reading,MA: Addison-Wesley, 1968)

ida, & Dwinta, C. Y. (2010). pengaruh Locus of control, financial knowladge, income terhadapfinancial management behaviour. Jurnal bisnis dan akuntansi, 12 (3), 131- 144.

John, G. E., Park, J.-Y., & Joo, S.-H. (2009). Explaining Financial Management Behavior forKoreans Living in the United States. The Journal of Consumer Affairs , 80.

John Maynard Keynes, The General Theory of Employment (New York: Harcourt, Brace, 1936).

Joseph F. Hair, JR.. William C. Black. Barry J. Babin. Rolph E. Anderson. 2010. MultivariateData Analysis, edisi 7. by Pearson Prentice Hall.

Kajian Stabilitas Keuangan No 18 tahun 2012 Bank Indonesia.

Kiran D, and Rao US, 2004, ‘Identifying Investor Group Segments Based on Demographic and PsychograPhicCharacteristics’. MBA Proiect Report, Sri Sathya Sai Instinrteof Higher Leaming

Koonce, J. C., Mimura, Y., Mauldin, T. A., Rupered, A. M., & Jordan, J. (2008). Financialinformation: is it related to savings and investing knowledge and financial behaviourof teenagers. Journal of Financial Counseling and Planning , 19 (2).

Lintner, G. (1998). Behavioral Finance: Why Investors Make Bad Decisions. The Planner 13 , 7-8.

Lusardi, A., & Mitchell, O. S. (2007). Baby Boomer re-tirement security: The roles of planning,financial literacy, and housing wealth. Journal of Monetary Economics, 54, 205-224.

Lusardi, A., Mitchell, O. S., & Curto, V. (2010). Financial literacy among the young. The Journalof Consumer Affairs, 44(2), 358-380.

Lynne M. Borden Æ Sun-A Lee Æ Joyce Serido Æ Dawn Collins. 2007. Changing CollegeStudents’ Financial Knowledge, Attitudes, and Behavior through Seminar Participation.Published online: 27 November 2007. Springer Science+Business Media, LLC 2007 JFam Econ Iss (2008) 29:23–40 DOI 10.1007/s10834-007-9087-2

Page 25: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI94 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

Lyons, A. C. (2004). A profile of financially at-risk col-lege students. The Journal of ConsumerAffairs, 38(1), 56-80.

Marianne A. Hilgert and Jeanne M. Hogarth, of the Board’s Division of Consumer and CommunityAffairs and Sondra G. Beverly, of the University of Kansas, prepared this ar ticle.Household Financial Management: The Connection between Knowledge and Behavior.Federal Reserve Bulletin, July 2003.

Michael M. Pompian, 2006.. Behavioral Finance and WealthManagement. (New Jersey, Canada:John Wiley & Sons, Inc., Hoboken)

S. C. Myers, 1977, “Determinants of Corporate Borrowing”, Journal of Financial Economics,Vol. 5(2), pp. 147-175.

Nicki A. Dowling, Tim Corney, and Lauren Hoiles. 2009. Financial Management Practices andMoney Attitudes as Determinants of Financial Problems and Dissatisfaction in YoungMale Australian Worker. Journal of Financial Counseling and Planning Volume 20,Issue 2.

Nik Maheran Nik Muhammad, 2009. Behavioral Finance vs Tradisional Finance. Faculty of BusinessManagementUniversiti Technology Mara, Kelantan Advance Management Journal, Vol02 (6) June.

Olsen, R. (1998). Behavioral Finance and It’s Implication for Stock Price Volatility. FinancialAnalyst Journal, 54 (2), 10-18.

Olson, J. M., & Hafer, C. L. (2001). Tolerance of personal deprivation. In J. T. Jost & B. Major(Eds.), The psychology of legitimacy: Emerging perspectives on ideology, justice,and intergroup relations (pp. 157-175). Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Olson, J. M., Hafer, C. L., & Taylor, L. (2001). I’m mad as hell, and I’m not going to take it anymore: Reports of negative emotions as a self-presentation tactic. Journal of AppliedSocial Psychology, 31, 981-999.

Olson, J. M., Vernon, P. A., Harris, J. A., & Jang, K. (2001). The heritability of attitudes: Astudy of twins. Journal of Personality and Social Psychology, 80, 845-860.

Paul Slovic, Melissa Finucane, Ellen Peters, Donald G. MacGregor, 2002. Rational actors or rationalfools: implications of the affect heuristic for behavioral economics. Journal of Socio-Economics31 (2002) 329–342. Decision Research, 1201 Oak Street, Eugene, OR 97401, USA

Peter Dybdahl Hade & bookboon.com, 2012. Behavioral Finance. Ventus Publising Aps.

Perry, V. G., & Morris, M. D. (2005). Who is in control? The role of self-perception, knowledge,and income in explaining consumer financial behavior. The Jour-nal of ConsumerAffairs, 39(2), 299-313.

Porter, N. M., & Garman, E. T. (1993). Testing a conceptu-al model of financial well-being.Journal of Finan-cial Counseling and Planning, 4, 135-164.

Page 26: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGANDALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

95

Ricciardi, V., & Simon, H. K. (2000). What is Behavioral Finance. Business, Education andTechnology Journal , 2 (2), 1-9.

Richard H. Thaler; ”Psychology and Savings Policies.”American Economic Review, 1994, 84(2),pp. 186-92.

Ritter, J. R. (2003). Behaviour Finance. Pacific-basin Finance Journal, 11 (4), 429-437.

Robb, C. A., & Woodyard, A. S. (2011). finanacial knowledge and best practice behaviour.Journal of financial Counseling and planning Volume 22 Issue 1 .

Robb, Cliff A;. (2011). Financial Knowledge and credit card behaviour of college students.Springer science and business media .

Ronald C. Clute dan Goerge Garman, 1985. How to Select The Optimal Write off Method forDepreciable Property, Jurnal Business Research, Vol 1, pp. 103-109, Fall 1985.

Roth, Allan S 2007, Behavioral Finance, Article Wealth Logic, LLC.

Sarah, N. (2009, september). Financial Knowledge, Locus Of Control, Cultural Values And FinancialBehaviour Among New Vision. A Dessertation Submitted In Partial Fulilment Of TheRequirements For The Award Of The Degree Of Master Of Makerere University Kampala., 54.

Senduk, S. 2004, Seri Perencana Keuangan Keluarga : Mencari Penghasilan Tambahan. Jakarta,Alex Media Komputoindo.

Tamara Madern & Anna van der Schors. 2012. Financial attitudes and skills as early-warningsigns of financial problems by, researchers on the staff of the Dutch National Institutefor Family Finance Information (Nibud). This ar ticle also appeared (in Dutch) in theJune 2012 issue of the journal Schuldsanering.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi (teori dan aplikasi). Yogyakarta: KANISIUS.

Tang, T. L. P. (1992). The meaning of money revisited. Journal of Organizational Behavior, 13,197-202

Vanessa G. Perry And Marlene D. Morris, 2005. Who Is in Control? The Role of Self-Perception,Knowledge, and Income in Explaining Consumer Financial Behavior . The Journal OfConsumer Affair, Vol 39 No 2

Victor Ricciardi, 2008. The Psychology of Risk: The Behavioral Finance Perspective. AssistantProfessor of Finance, Kentucky State University, and Editor, Social Science ResearchNetwork Behavioral & Experimental Finance eJournal

Wagland, S. P. and Taylor, S., 2009. When it comes to financial literacy, is gender really anissue?, Australasian Accounting Business and Finance Journal, 3(1).

Widyastuti, A. (n.d.). Behavioural Finance dalam Proses Pengambilan Keputusan.

Page 27: PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP …

Jurnal Bisnis STRATEGI96 Vol. 23 No. 2 Des. 2014

PERSEPSI PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN,SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PERILAKU KEUANGAN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI INDIVIDU(Studi Kasus Pada Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro)

Xiao, J. J., Sorhaindo, B., & Garman, E. T. (2006, March 2). Financial behaviour of consumer incredit counseling. International Journal of Consumer Studies , 108-121.

Zuroni Md Jusoh dan Lim Yen Lin, 2012. Personal Financial Knowledge and Attitude towardsCredit Card Practices among. International Journal of Business and Social ScienceVol. 3 No. 7; April.

Akses tanggal 04 Maret 2014 Handbooks http://books.google.co.id/books?id=7c3-r5QmAn0C&pg=PA37&lpg=PA37&dq=White,+J.+M.,+%26+Klein,+D.+M.+(2002).+Family+T h e o r i e s + ( 2 n d + e d . ) . + T h o u s a n d +Oaks ,+CA:+Sage+Pub l i sh ing .&sou rce=b l&o ts=Nwv lUp4YmA&s ig=j R J j 4 E H D b T x T R C T W e X f q g 9 U x P R 0 & h l = i d & s a = X & e i =RDkVU_K8HcitrAewjYGoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Akses tanggal 11 Maret 2014. http://www.smartasset.com/blog/news/why-attitude-impacts-financial-decision-making/ Why Attitude Impacts Financial Decision Making July 08,2013 by Chris Atkins.

Akses tanggal 11 Maret 2014 http://www.crosswalk.com/family/finances/debt/how-to-solve-financial-problems-by-changing-your-attitude-about-money.html How to Solve Financial Problemsby Changing Your Attitude About Money, Whitney Hopler, Wednesday, February 06,2013.

Akses tanggal 11 Maret 2014. http://www.examiner.com/article/financial-attitude Jerry TroyerApril 20, 2009.