tingkat pengetahuan siswa tentang cuci...

52
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Lhelyana Prihatin NIM B.12083 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: hoangduong

Post on 17-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI

TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2

MOJOLABAN SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Lhelyana Prihatin

NIM B.12083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci

Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, SST, Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Wahyu Dwi Agussafutri, SST,Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Drs.Sutaryo M.Si, Kepala Sekolah SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo,

yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk dijadikan

objek penelitian.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada SurakartaKarya Tulis Ilmiah, Juni 2015Lhelyana PrihatinNIM B.12 083

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI

TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2

MOJOLABAN SUKOHARJO

Xii + 37 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambarABSTRAK

Latar Belakang: Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Indonesia sudahmulai mengalami peningkatan dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % padatahun 2013. Namun proporsi penduduk Jawa Tengah yang berperilaku benardalam cuci tangan hanya 49,5 % (Kemenkes RI, 2014).Tujuan: Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VIItentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, sedangkanuntuk tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VIItentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkatbaik, cukup dan kurang.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasipenelitian diambil di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tanggal 13 April 2015,populasi penelitian 959 siswa, teknik pengambilan sampel dengan proportionate

stratified random sampling sehingga diperoleh sampel 240 siswa. Instrumenpenelitian dengan kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data menggunakananalisis univariate.Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian terhadap 240 siswa di SMP N 2 MojolabanSukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, yang berpengetahuan baik sebanyak32 siswa (13,3%), berpengetahuan cukup sebanyak 173 siswa (72,1%), dan yangberpengetahuan kurang sebanyak 35 siswa (14,6%).Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkatpengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 MojolabanSukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 173 siswa(72,1%).

Kata Kunci : Pengetahuan, peserta didik, cuci tangan pakai sabun.Kepustakaan : 19 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

MOTTO

• Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan

(QS. Al-Insyiroh :6).

• Menjadi pribadi yang jujur adalah cara kita meraih kesuksesan di masa

depan kelak(penulis).

• Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

PERSEMBAHAN

Dengan rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini

Penulis persembahkan untuk:

Allah SWT dzat yang maha sempurna, yang

Maha mengetahui apa yang terbaik untuk

hambaNYA.

Ibu dan ayah yang selalu memberikan

penulis semangat, doa dan kasih sayang

yang tulus selama ini.

Semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan tugas ini.

Almamater tercinta

Pembaca yang budiman

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi
Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

KATA PENGANTAR............................................................................ iv

ABSTRAK ………………………………………………………………. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………… viii

CUCICULUM VITAE………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori.............................................................................. 8

B. Kerangka Teori ............................................................................ 18

C. Kerangka Konsep Penelitian......................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 20

B. Lokasi danWaktu Penelitian ......................................................... 20

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 21

D. Variabel Penelitian ....................................................................... 23

E. Definisi Operasional..................................................................... 23

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

F. Instrumen Penelitian..................................................................... 23

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 27

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 27

I. Etika Penelitian ............................................................................ 30

J. Jadwal Penelitian.......................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian………………………………. 32

B. Hasil Penelitian……………………………………………………... 32

C. Pembahasan………………………………………………………… 33

D. Keterbatasan………………………………………………………... 35

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 36

B. Saran………………………………………………………………… 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Cuci Tangan Pakai Sabun………………. 23

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun………………... 25

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo……………………………… 33

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur…………………… 34

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………… 18

Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………… 19

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian( Dalam Bentuk Tabel )

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden (Informed Concent)

Lampiran 10 Perhitungan Sampel

Lampiran 11 Kuesioner Penelitian

Lampiran 12 Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 13 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 14 Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 15 Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 16 Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 17 Dokumentasi

Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir )

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga

intervensi untuk meningkatkan produktifitas kerja guna meningkatkan

kesejahteraan keluarga. Oleh karena, itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden

RI mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang artinya

setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap

kesehatan (Proverawati dan Rahmawati, 2012).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014), kondisi sehat dapat dicapai

dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan

menciptakan lingkungan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

salah satunya yaitu dengan tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Prof.

Ali Ghufron memaparkan pada hasil Riskesdas Tahun 2013, proporsi

penduduk umur > 10 tahun yang berperilaku cuci tangan dengan benar di

Indonesia telah meningkat dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % pada

tahun 2013. Oleh karena itu, upaya besar perlu dilakukan dengan dukungan

semua pihak agar perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menjadi

kebiasaan sehari-hari.

Pemantauan tentang PHBS di Indonesia meliputi pengetahuan, sikap

dan perilaku. Pengetahuan, sikap dan perilaku dikumpulkan pada penduduk

umur ≥10 tahun. Jumlah sampel sebesar 835.258 orang. Topik yang

dikumpulkan meliputi perilaku higienis (BAB dan perilaku cuci tangan),

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

penggunaan tembakau, aktivitas fisik, perilaku konsumsi buah dan sayur,

makanan beresiko (makan/minum manis, makanan asin, makanan berlemak,

makanan dibakar, makanan olahan dengan pengawet, bumbu penyedap, kopi,

dan minuman berkafein buatan bukan kopi ) dan konsumsi makanan olahan

dari tepung terigu. Proporsi penduduk di Jawa Tengah yang berperilaku benar

dalam cuci tangan yaitu 49,5 % (Riskesdas, 2013).

Pada tahun 2009-2011, penyakit yang paling sering diderita oleh warga

di wilayah Sukoharjo yaitu ISPA dengan persentase 33,25% pada tahun 2009,

42,30% pada tahun 2010 dan 40,20% pada tahun 2011. Pada hasil studi kasus

WHO (2007) yang menyebutkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi

dasar dapat menurunkan kejadian diare 32%, perilaku Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) 45% dan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah

tangga 39%. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku tersebut,

diare menurun sebesar 94% (DKK Sukoharjo, 2011).

Perilaku cuci tangan yang sering dilakukan akan mengurangi

penyebaran infeksi dari kedua belah tangan petugas kesehatan, tetapi juga

dari setiap orang. Misalnya, khusus pada anak-anak, mencuci kedua belah

tangan mereka dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet, menggendong

bayi, mengganti pakaian bayi yang kotor, atau melakukan tugas lainnya

(membersihkan sayur-sayuran, daging segar atau ikan) yang secara potensial

mengontaminasi kedua belah tangan, akan dapat mengurangi penyakit diare

sekitar 45% sehingga menyelamatkan nyawa sejuta anak setiap tahun.

Kemudian, pada sebuah studi yang berskala besar, pihak militer Amerika

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

Serikat menemukan bahwa ketika tentara mencuci kedua belah tangan mereka

lima atau enam kali sehari maka sakit pilek, batuk, dan influenza pada

umumnya berkurang hingga 43% (Bossemeyer, dkk, 2004).

Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara

mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air

mengalir (Kusmiyati, 2010). Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat

beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Mencuci tangan dengan air dan

sabun dapat lebih efektif meghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari

permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme

penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua

tangan. Masalah-masalah yang sering muncul karena kurangnya kepedulian

terhadap cuci tangan pakai sabun akan dapat timbul penyakit seperti diare,

ISPA, kolera, cacingan, flu, dan Hepatitis A.

(Proverawati dan Rahmawati, 2012)

Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang

tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di

pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah

diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah

(Kusmiyati, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 22 Oktober

2014 pada siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, didapatkan data jumlah

siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316 siswa,dan

siswa kelas IX sebanyak 322 siswa. Setelah dilakukan wawancara tidak

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

terstuktur pada 10 siswa didapatkan hasil 5 siswa dapat menjawab 4 dari 10

pertanyaan dengan benar, 2 siswa dapat menjawab 6 dari 10 pertanyaan

dengan benar dan 3 siswa hanya dapat menjawab 3 dari 10 pertanyaan dengan

benar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul “Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP

N 2 Mojolaban Sukoharjo”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat

masalah penelitian yaitu “ Bagaimana tingkat pengetahuan siswa tentang

cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan

pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai

sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai

sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat cukup.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

c. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai

sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah kekayaan

ilmu pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada anak usia

sekolah dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian lanjutan.

2. Bagi peneliti

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang cuci tangan pakai

sabun ini, maka peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah

diperoleh dari perkuliahan dan menjadi pengalaman yang nyata dalam

melaksanakan penelitian.

3. Bagi institusi

a. SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo

Diharapkan memberi masukan kepada institusi untuk

meningkatkan lagi kesadaran para siswa akan pentingnya cuci

tangan pakai sabun dan dalam hal ini dapat menjadi faktor yang

mempermudah terjadinya penularan pengetahuan dan kebiasaan

cuci tangan menggunakan sabun pada murid sekolah tersebut.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan dapat menambah referensi, baik untuk institusi

maupun para dosen dalam memberikan materi kepada mahasiswa

tentang cuci tangan pakai sabun.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Kristiyah (2014), dengan judul Tingkat

Pengetahuan Siswa Kelas VII Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di

SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014. Hasil penelitian ini

adalah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 3 siswa (4%),

berpengetahuan cukup sebanyak 69 siswa (92%), dan berpengetahuan

kurang sebanyak 3 siswa (4%). Populasi pada penelitian ini berjumlah

75 siswa. Sampel yang digunakan sejumlah 75 siswa karena populasi

<100 maka semua populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini

teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan variabel

yang dipakai yaitu variabel tunggal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2011), dengan judul

Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan

terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V

di SD N Bulukantil Surakarta. Penelitian menggunakan metode

penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan rancangan one

group pretest-postest design. Objek penelitian ini adalah siswa kelas V

SD N Bulukantil Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik

total sampling dengan jumlah responden sebanyak 47 orang. Hasil

penelitian nilai t hitung variabel pengetahuan adalah -8,578 sedangkan

nilai t hitung untuk variabel sikap adalah -7,245 dengan menggunakan

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

uji statistic paired t-test nilai p value variabel pengetahuan sebesar

0,000 < 0,05 sedangkan nilai p value variabel sikap sebesar 0,000 <

0,05. Maka disimpulkan ada pengaruh pemberian penyuluhan PHBS

tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan dan sikap tentang

mencuci tangan pada siswa SD kelas V.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kristiyah yaitu pada teknik sampling. Penelitian ini menggunakan

teknik sampling proportionate stratified random sampling, untuk

penelitian yang dilakukan Kristiyah menggunakan sampling jenuh.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ratna Wati yaitu pada variabel, jenis rancangan dan teknik

sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, jenis

rancangan deskriptif kuantitaif, dan teknik pengambilan sampel

menggunakan proportionate stratified random sampling. Sedangkan

penelitian Ratna Wati menggunakan variabel ganda, jenis rancangan

one group pretest-postest design, dan teknik pengambilan sampel

menggunakan total sampling.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior) ( Notoatmodjo, 2012).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, disingkat AIETA yang artinya (Notoatmodjo, 2012):

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

b.Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilain ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

c. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif

yaitu:

1. Kategori baik yaitu jika menjawab benar 76% - 100% dari yang

diharapkan.

2. Kategori cukup yaitu jika menjawab benar 56% - 75% dari yang

diharapkan.

3. Kategori kurang yaitu jika menjawab benar <56% dari yang

diharapkan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu :

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat menigkatkan

kualitas hidup.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan.

c. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

2.Peserta Didik

a. Pengertian Peserta Didik

Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah

memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun, di taman kanak-kanak.

Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 tahun di SMP

dan usia 16 sampai 19 tahun di SLTA. Jadi, peserta didik adalah anak,

individu, yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan

pendidikan (Fatimah, 2010).

b. Lingkungan Peserta Didik

Menurut Fatimah (2010), peserta didik memiliki tiga lingkungan

pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda-beda yaitu :

1) Lingkungan pendidikan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama bagi anak-anak. Pendidikan keluarga lebih menekankan

aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan

untuk menguasai ilmu pengetahuan. Di dalam keluarga, anak

berkedudukan sebagai anak didik sedangkan orang tua sebagai

pendidiknya.

2) Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan informal yang

dikenal oleh anak-anak. Anak sudah banyak mengenal

karakteristik masyarakat dengan berbagai nilai dan norma sosial.

Dalam menjalankan fungsi sebagai media pendidikan, tokoh-

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

tokoh masyarakat memiliki pengaruh terhadap pola kehidupan

masyarakatnya.

3) Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang sengaja

diciptakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai media

pendidikan bagi generasi muda, khususnya memberikan

kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupan di

kemudian hari. Bagi remaja, sekolah dipandang sebagai lembaga

pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya

konsep dan wawasan yang berkenaan dengan nasib karier

mereka di masa depan.

3. Cuci Tangan Pakai Sabun

a. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan adalah cara untuk membersihkan kedua tangan dari

kotoran dan debu yang menempel di tangan dengan dicuci

menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuannya adalah

menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit

dan mengurangi jumlah mokroorganisme sementara.

(Bossemeyer,dkk, 2004)

Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan

cuci tangan menggunakan sabun anti mikrobial, iritasi kulit jauh lebih

rendah apabila menggunakan sabun biasa. Cuci tangan sebaiknya

dilakukan sebelum memeriksa atau kontak langsung dengan pasien,

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT, setelah kedua

tangan terkontaminasi (memegang instrument yang kotor dan alat

lainnya, menyentuh selaput lendir, darah atau duh tubuh lainnya, kontak

yang lama dan intensif dengan pasien serta setelah melepas sarung

tangan) (Kusmiyati, 2010).

b. Fungsi Cuci Tangan

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012) dan DKK

Sukoharjo (2011), fungsi dari cuci tangan diantaranya yaitu :

1) Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi

mikroorganisme yang menempel di tangan.

2) Untuk pencegahan penyakit seperti diare, kolera, ISPA, cacingan, flu

dan Hepatitis A.

3) Menjadikan tangan bersih dan terhidar dari penyakit.

4) Melindungi kesehatan keluarga.

5) Merupakan upaya sederhana, mudah dan terjangkau untuk mencapai

sehat.

6) Mendidik anggota keluarga untuk berperilaku bersih.

c. Waktu Untuk Mencuci Tangan

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat

untuk mencuci tangan yaitu :

1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang binatang,

berkebun, memegang uang ,dll )

2) Setelah buang air besar

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

3) Setelah menceboki bayi atau anak

4) Sebelum makan dan menyuapi anak

5) Sebelum memegang makanan

6) Sebelum menyusui bayi

7) Sebelum menyuapi anak

8) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari

bepergian, dan

9) Setelah bermain, memberi makan atau memegang hewan peliharaan

d. Cara Mencuci Tangan yang Benar

Menurut Dinkes Magetan (2014), cara yang tepat untuk cuci

tangan adalah sebagai berikut:

1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir

2) Beri sabun secukupnya

3) Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan

4) Gosok sela-sela jari kedua tangan

5) Gosok kedua tangan dengan jari-jari rapat

6) Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan

kiri ke kanan dan sebaliknya

7) Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan

sebaliknya

8) Gosok kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan

sebaliknya

9) Basuh dengan air mengalir

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

10) Keringkan tangan dengan tisu ( handuk tidak direkomendasikan

karena lembab terus menerus dan justru menyimpan bakteri )

11) Matikan kran air dengan tisu

12) Tangan sudah bersih

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi : Fatimah (2010), Notoatmodjo (2012), Wawan dan Dewi (2011),

Bossemeyer, dkk, 2004, Proverawati dan Rahmawati (2012), dan DKK

Sukoharjo (2011)

Tingkat Pengetahuan Siswa tentang

Cuci Tangan Pakai Sabun

Peserta Didik Pengetahuan Cuci Tangan Pakai

Sabun

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1.Faktor Internal

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

2.Faktor Eksternal

a. Faktor

Lingkungan

b. Sosial budaya

1. Pengertian

peserta

didik

2. Lingkungan

peserta

didik

1. Pengertian cuci

tangan pakai sabun

2. Fungsi cuci tangan

pakai sabun

3. Waktu untuk

mencuci tangan

4. Cara mencuci tangan

yang benar

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

B. Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Siswa

tentang Cuci Tangan Pakai

Sabun

Baik

Cukup

Kurang

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan

untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi

di dalam masyarakat. Penelitian kuantitatif adalah data yang berhubungan

dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun

dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif

ke dalam data kuantitatif (Notoatmodjo, 2012). Jadi deskriptif kuantitatif

adalah cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang berhubungan

dengan angka-angka yang diperoleh dari suatu kejadian yang ada di

masyarakat. Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan siswa kelas VII

tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah menjelaskan tempat atau lokasi penelitian tersebut

dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di SMP N 2

Mojolaban Sukoharjo.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang akan dilakukan peneliti dalam

melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan Juni

2015.

C. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 959 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2006),

penentuan sampel jika besar populasi>100, maka sampel bisa diambil

10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jumlah sampel yang diambil yaitu

25% dari jumlah siswa kelas VII, kelas VIII dan kelas IX yang

berjumlah 959 siswa. Untuk siswa kelas IX tidak dijadikan sampel

dikarenakan dari pihak sekolah tidak mengijinkan siswa kelas IX

untuk dilakukan penelitian oleh karena siswa kelas IX akan difokuskan

pada persiapan ujian nasional. Jadi jumlah sampel yang diperoleh yaitu

240 siswa.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk

menyeleksi porsi dari populasi agar dapat mewakili populasi

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan

bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini

sampel memiliki strata yaitu kelas VII dan kelas VIII. Sampel yang

dibutuhkan adalah 240 siswa yang diambil dari dua strata yaitu kelas

VII dan kelas VIII. Dari hasil perhitungan diperoleh persentase tiap

strata kelas VII dan kelas VIII sama yaitu 50%. Dikarenakan

persentase tiap strata sama, maka pengambilan sampel tiap strata bisa

langsung dibagi dua dari total sampel yang diperoleh. Jadi sampel

yang diperoleh untuk tiap kelas sebanyak 12 siswa. Sehingga total

sampel yang diperoleh genap 240 siswa. Untuk cara pengambilan

sampel dengan dirandom menggunakan undian yang terlebih dahulu

sudah ditulis nomor absen siswa dari nomor absen 1-33. Setelah itu,

masing-masing kelas akan diundi sebanyak 12, sehingga nomor absen

yang keluar pada saat pengundian tersebut akan dijadikan sebagai

sampel.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian

tentang sesuatu konsep tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam

penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2

Mojolaban Sukoharjo.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang digunakan untuk

membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang

diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Siswa TentangCuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo

Nama Indikator Kategori Alat Skala

Variabel Ukur Ukur

Tingkat Kemampuan siswa 1.Baik :Bila Kuesioner OrdinalPengetahuan menjawab dengan nilaisiswa benar tentang respondententang cuci tangan pakai (x)> mean +1SDcuci tangan sabun yang 2.Cukup:Bila nilaipakai sabun meliputi:pengertian, respondendi SMP N 2 fungsi cuci tangan, mean-1 SDmojolaban waktu untuk cuci ≤x≤ mean +1 SDsukoharjo tangan, dan cara 3.Kurang: Bila nilai

cuci tangan. yang diperolehresponden(x)<mean-1 SD

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui (Arikunto, 2010).

Menurut Hidayat (2010), skala pengukuran data yang

digunakan pada kuesioner yaitu skala Guttman. Skala Guttman adalah

skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

dari pertanyaan/ pernyataan dengan jawaban ya dan tidak, positif dan

negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman dibuat

seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilai

satu dan apabila skor salah nilainya 0.

Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan

siswa tentang cuci tangan pakai sabun adalah kuesioner tertutup

dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi

yang diambil dari sumber teori tentang cuci tangan pakai sabun.

Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favourable) atau pernyataan

negatif (unfavourable) dengan pilihan jawaban benar atau salah.

Penilaian pernyataan positif (favourable) jika responden menjawab

dengan benar mendapatkan skor 1 dan jika menjawab salah

mendapatkan skor 0. Pernyataan negatif (unfavourable) jika

responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 0 dan jika

responden menjawab salah mendapatkan skor 1. Pengisian kuesioner

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

tersebut dengan memberikan tanda check (√ ) pada jawaban yang

dianggap benar.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun

Variabel Indikator Pernyataan JumlahFavourable Unfavourable Pernyataan

Tingkat 1.Pengertian 1,2 3 3Pengetahuan 2.Fungsi cuci 4,5,6 7*,8*,9 6

tangan pakaisabun

3.Waktu untuk 12,13,16,17 10,11*,14,15,18 12mencuci tangan 19 20,21

4.Cara mencuci 26*,27,30,34 22,23*,24*,25*, 14tangan yang benar 35 28,29*,31*,32*,

33

Total 15 20 35

Ket: *) = Pernyataan yang tidak valid

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas

dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di dalam lokasi

penelitian. Uji validitas telah dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo

dengan 30 siswa dan 35 item pernyataan. Siswa yang mengikuti uji

validitas tidak diikutkan dalam penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012).

Pengukuran ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment (Sujarweni dan Endrayanto, 2012) yaitu:

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

Keterangan :

N : Jumlah responden

r : Koefisien korelasi product moment

x : skor pertanyaan

y : skor total

xy : skor pertanyaan dikalikan skor total

Parameter dari hasil uji adalah besarnya koefisien korelasi

pearson product moment antara 0,0 sampai 1. Dikatakan valid jika

besarnya hitung lebih besar dari tabel (

, atau menggunakan software SPSS dikatakan valid jika p-

value < 0,05 (Riwindikdo, 2013). Uji validitas dilakukan di SMP N 2

Mojolaban Sukoharjo dengan menggunakan 35 item pernyataan pada

30 siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien

item pernyataan nomor 7, 8, 11, 23, 24, 25, 26, 29, 31, dan 32 kurang

dari 0,05 sehingga pernyataan tersebut dianggap tidak valid dan tidak

digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah ada pernyataan

yang dapat mewakili pernyataan tersebut. Jadi, kuesioner untuk

penelitian selanjutnya hanya terdiri dari 25 item pernyataan. Nilai

hasil p yaitu 0,138.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012), dalam penelitian

uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronchbach ,yaitu :

Keterangan :

r : koefisien reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan

∑ : total varians butir

σt2 : total varians

Uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,60 (Sujarweni

dan Endrayanto, 2012). Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan

terhadap 25 item pernyataan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo

didapatkan nilai alpha 0.86. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha

diatas 0,60 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswa tentang

cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, kemudian

menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh

peneliti.

Data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari

objek yang diteliti (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Dari penelitian ini

data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner secara langsung

oleh responden tentang cuci tangan pakai sabun.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan

sumber lain atau pihak lain (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Data

sekunder didapatkan dari bagian Tata Usaha (TU) dan diperoleh data

siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316

siswa, siswa kelas IX sebanyak 322 siswa, dan jumlah guru,

staff/karyawan sebanyak 75 orang.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang penting dikarenakan data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan

belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012).

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah pengolahan data

yaitu:

a. Editing ( Penyuntingan Data)

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum

editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Setelah dilakukan

penelitian, peneliti langsung melakukan pengecekan terhadap

kuesioner responden.

b. Coding (Pengkodean)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pengkodean

pada kategori baik dengan angka 1, kategori cukup dengan angka 2,

dan kategori kurang dengan angka 3.

c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Memasukkan data yakni jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau software komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses

ini disebut pembersihan data.

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariate adalah

analisa deskriptif untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap

variabel.

Adapun rumus untuk memperoleh skor persentase menurut

Riwindikdo (2013), yaitu sebagai berikut :

Untuk mengetahui tingkat perkembangan menurut Riwindikdo (2013),

adalah sebagai berikut :

a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

X > 13,42 + 1 (1,84) = X > 15,26

b. Cukup: Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

13,42 – 1 (1,84) ≤ X ≤ 13,42 + 1 (1,84) = 11,58 ≤ X ≤ 15,26

c. Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

X < 13,42 – 1 (1,84) = X < 11,58

I. Etika Penelitian

Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan

penelitian dengan memperhatikan masalah etika (Hidayat, 2010) meliputi :

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian,

peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang

akan dilakukan serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah

diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek

penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan ,namun jika subyek penelitian

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan akan

tetap menghormati haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

32

BAN IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo terletak di Jl. Veteran No.69. Batas

sebelah utara adalah DesaPalur, batas sebelah selatan adalah Desa Wirun, batas

sebelah timur adalah Desa Joho, batas sebelah barat adalah Desa Dukuh. Jarak ke

tempat pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Mojolaban dengan jarak

± 1 km.

Secara umum, keadaan lingkungan SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo

terlihat bersih dan tertata rapi dengan luass ekitar ± 12.500 m2. Terdiri dari 3

kelas yaitu kelas VII ada 10 kelas, kelas VIII ada 10 kelas dan kelas IX ada 10

kelas. Jumlah keseluruhan siswa adalah 959 siswa, jumlah keseluruhan guru,

staff/karyawan adalah 75 orang. Fasilitas kesehatan untuk siswa adalah UKS yang

dilengkapi dengan kotak obat dan tempat tidur. Adapun sarana prasarana yang

meliputi 1 ruang perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 mushola, 1 koperasi, 3

kantin, 1 ruang laboratorium terapan, 1 laboratorium bahasa, 1 ruang ketrampilan

dan 1 laboratorium TIK.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

33

B. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2

Mojolaban Sukoharjo dapat dilihat pada table hasil analisis gambaran

pengetahuan siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai

sabun.

Tabel 4.1 Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N2 Mojolaban Sukoharjo

No. Tingkat Frekuensi Persentase(%) Mean Standar

Pengetahuan Deviasi

1. Baik 32 13,3 13,42 1,842. Cukup 173 72,13. Kurang 35 14,6

Jumlah 240 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswa di

SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan terbanyak pada kategori cukup yaitu 173

siswa (72,1%).

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur

No. Umur Frekuensi Presentase (%)

1. 12 tahun 48 202. 13 tahun 72 303. 14 tahun 66 274. 15 tahun 54 23

Total 240 100 %

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

34

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban

Sukoharjo adalah 32 siswa (13,3%) berpengetahuan baik, 173 siswa (72,1%)

berpengetahuan cukup, dan 35 siswa (14,6%) berpengetahuan kurang.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil tahu dari

manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan“what”, misalnya apa air, apa

manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab apa

sesuatu itu. Dalam pengetahuan, objek yang disadari memang harus ada

sebagaimana adanya.

Cuci tangan pakai sabun adalah cara yang paling sederhana, mudah dan

murah dan bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit penyebab kematian,

seperti diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang sering menjadi

penyebab kematian anak-anak juga penyakit Hepatitis, Thypus dan Flu burung

(KementrianKesehatan RI, 2014).

Perilaku mencuci tangan yang benar adalah bila kita mencuci tangan

dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, ketika tanga kotor (setelah

memegang uang, binatang, berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki

bayi atau anak), setelah menggunakan pestisida atau insektisida, dan sebelum

menyusui bayi(KementrianKesehatan RI, 2014).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

35

Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai

sabun mayoritas tingkat pengetahuan siswa berpengetahuan cukup yaitu sebanyak

173 siswa (72,1%). Dalam hal ini tingkat pengetahuan siswa masih dapat

ditingkatkan lagi agar mayoritas siswa dapat berpengetahuan baik dalam hal cuci

tangan pakai sabun.

D. Keterbatasan

1. Kendala dalam penelitian

Selama penelitian terdapat kendala yaitu siswa kelas IX tidak diperbolehkan

untuk dilakukan penelitian karena melakukan persiapan ujian.

2. Kelemahan dalam penelitian

a. Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam penyusunan alat (kuesioner)

yang menggunakan kuesioner tertutup, sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawabannya selain dari jawaban yang tersedia.

b. Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci

tangan pakai sabun dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diteliti.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu untuk mengetahui

tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2

Mojolaban Sukoharjo, maka peneliti mengambil 240 responden, dari hasil

penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci

tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori baik sebanyak 32 siswa

(13,3%)

2. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori cukup sebanyak 173 siswa

(72,1%)

3. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori kurang sebanyak 35 siswa

(14,6%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa

tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, maka

saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

37

1. Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode

yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan menggunakan

kuesioner terbuka sehingga hasil yang diperoleh lebih baik.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti dapat meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan

kesehatan, penyuluhan, pengalaman, dan membaca materi khususnya

tentang cuci tangan pakai sabun.

3. Bagi Institusi

a. SMP N 2 Mojolaban

Diharapkan pihak sekolah dapat:

1) Meningkatkan pengetahuan siswa didiknya tentang cuci tangan

pakai sabun.

2) Mengaplikasikan perilaku cuci tangan pakai sabun.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun dengan menggunakan

variabel lebih dari satu, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

38

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta

Bossemeyer, D, Mcintosh, N, Tierjen, L. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi.

Jakarta: Tridasa Printer

Dinas Kesehatan Magetan. 2014. Cara Mencuci Tangan Yang Benar. Diakses diwww.dinkes.magetankab.go.id tanggal 19 Desember 2014

DKK Sukoharjo. 2011. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.

Diakses di www.dkksukoharjo.go.id tanggal 12 November 2014

Fatimah, E. 2010.Psikologi Perkembangan. Lingkar Selatan: CV Pustaka Setia

Hidayat, A. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta:Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.Diaksesdi http//www.depkes.go.id.htm, tanggal 4 November 2014

Kusmiyati, Y. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan .Jakarta:Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

__________________. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Proverawati, A. dan Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Yogyakarta: Nuha Medika

Riskesdas. 2013. Laporan nasional 2013. Diakses di http//www.depkes.go.id.htm,tanggal 30 November 2014

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press

___________. 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-lhelyanapr... · Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir ) ... intervensi

40

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, W. dan Endrayanto, P. 2012. Statistik Untuk Penelitian.Yogyakarta:Graha Ilmu

Sunyoto, D. dan Setiawan, A . 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: NuhaMedika

Wawan, A. dan Dewi, M. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika