tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan...

59
1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA DI DESA GUNUNGDUK GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Siti Lestari NIM : B11 048 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: leduong

Post on 29-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

1

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN

PADA BALITA DI DESA GUNUNGDUK GONDANGREJO

KARANGANYAR TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Siti Lestari

NIM : B11 048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Menu Makanan Pada

Balita Di Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014. Karya Tulis

Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu

syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Prodi DIII STIKes Kusuma Husada

Surakarta

3. Ibu Kartika Dian Listiyaningsih, S.ST, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Bapak Ali Usman, selaku Kepala Desa Gunungduk Gondangrejo

Karanganyar, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam

pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

5

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang memberikan motivasi, dukungan dan biaya demi

keberhasilanku.

8. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah bersama-sama

dalam menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu diharapkan masukan dari semua pihak

berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Surakarta, 2014

Penulis

iv

v

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

6

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014

Siti Lestari

B11.048

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA

BALITA DI DESA GUNUNGDUK GONDANGREJO KARANGANYAR

TAHUN 2014

xiv + 44 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar belakang : Balita merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi selain

ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Pada masa ini, pertumbuhan sangat cepat

diantaranya pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan

sosial. Anak usia bawah 5 tahun (balita) mempunyai risiko yang tinggi dan harus

mendapatkan perhatian yang lebih. Semakin tinggi faktor risiko yang berlaku

terhadap anak tersebut maka akan semakin besar kemungkinan anak menderita

kurang gizi. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 23 Oktober 2013 melalui

wawancara dengan 10 ibu diketahui sebanyak 6 orang (60%) hanya dapat

menjawab tentang menu makanan balita dan sebanyak 4 orang (40%) dapat

menjawab tentang menu dan manfaat makanan yang diberikan kepada balita.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di

desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014.

Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai balita

di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar. Sampel sebanyak 36 orang dengan

teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa

Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak 5

responden (13,9%). Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di

desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat cukup

sebanyak 24 responden (66,7%). Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan

balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat

kurang sebanyak 7 orang (19,4%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di Desa

Gunungduk Gondangrejo Karanganyar dalam kategori cukup.

Kata Kunci: Pengetahuan, menu makanan, balita

Kepustakaan: 25 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)

vi

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup harus dijalani dan harus selalu berusaha untuk mencapai keberhasilan,

karena hidup itu adalah dua pilihan yaitu siap menghadapi masalah dan risikonya

atau kita akan dikalahkan oleh masalah itu sendiri

Yakinlah bahwa kesabaran akan memberikan hasil yang terbaik untuk kita dalam

mencapai kesuksesan dan jangan berhenti sebelum kamu berhasil mencapai apa

yang kamu inginkan

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang yang tidak

henti-hentinya memberikan doa dalam setiap

langkahku serta mendidik dengan penuh cinta tanpa

mengenal lelah

2. Kakak-kakakku tercinta Amin Tohar, Tri Nur

Hayati, Yunianto yang tak pernah lelah selalu

memberikan support dan memotivasi kepada penulis

3. Penghuni apartemen 99 yang selalumemberikan

keceriaan

4. Sahabatku yang selalu menemaniku dalam suka

maupun duka

5. Almamater tercinta

vii

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

8

CURICULUM VITAE

Nama : Siti Lestari

Tempat/Tgl Lahir : Sei Bahar IX, 30 Juli 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Tanjung Harapan RT 01/RW 01 Sungai Bahar Muaro

Jambi, Jambi

Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta

Riwayat Pendidikan

1. SD N 179 Jambi Lulus Tahun 2005

2. SMP Muhammadiyah Jambi Lulus Tahun 2008

3. MA Al Muayyad Surakarta Lulus Tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011

viii

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

CURRICULUM VITAE ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5

F. Sistematika Penelitian ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................... 8

1. Pengetahuan ......................................................................... 8

ix

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

10

2. Balita .................................................................................... 16

3. Menu Makanan .................................................................... 18

B. Kerangka Teori ........................................................................... 23

C. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 26

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 27

E. Definisi Operasional ................................................................... 27

F. Instrumen Penelitian ................................................................... 28

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 32

I. Etika Penelitian........................................................................ ... 34

J. Jadwal Penelitian ........................................................................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 36

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 37

C. Pembahasan ............................................................................... 40

D. Keterbatasan ................................................................................ 42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 43

B. Saran ........................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN x

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penyusunan Menu Makanan 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel 27

Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuisioner 28

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 37

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 37

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 38

Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi 39

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan......................... 40

xi

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………... 24

xii

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Jawaban Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas

Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas

Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden

Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden

Lampiran 12. Kuesioner

Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden

Lampiran 15. Hasil Penelitian dengan Program SPSS

Lampiran 16. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Secara Manual

Lampiran 17. Lembar Konsultasi

xiii

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan gizi dalam pembangunan kependudukan masih merupakan

persoalan yang dianggap menjadi masalah utama dalam tatanan kependudukan

dunia. Oleh karena itu, persoalan ini menjadi salah satu butir penting yang

menjadi kesepakatan global dalam Milleneum Development Goals (MDGs).

Setiap negara secara bertahap harus mampu mengurangi jumlah balita yang

bergizi buruk atau gizi kurang sehingga mencapai 15 persen pada tahun 2015

(Saputra dan Nurrizka, 2012).

Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa saat ini Indonesia berada di

peringkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia. Jumlah balita yang

kekurangan gizi di Indonesia saat ini sekitar 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut

merupakan 4,5 persen dari jumlah balita Indonesia, yakni 23 juta jiwa. Daerah

yang kekurangan gizi tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya daerah bagian

timur Indonesia (Tarigan, 2013). Sedangkan untuk prevalensi provinsi Jawa

Tengah terdiri dari 3,3% gizi buruk dan 12,4% gizi kurang (Setiyani, 2013).

Balita merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi selain ibu

hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Pada masa ini, pertumbuhan sangat cepat

diantaranya pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental dan

sosial. Anak usia bawah 5 tahun (balita) mempunyai risiko yang tinggi dan

harus mendapatkan perhatian yang lebih. Semakin tinggi faktor risiko yang

berlaku terhadap anak tersebut maka akan semakin besar kemungkinan anak

menderita kurang gizi (Kurniawati, 2012).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

2

Masalah gizi berawal dari ketidakmampuan rumah tangga mengakses

pangan, baik karena masalah ketersediaan di tingkat lokal, kemiskinan,

pendidikan dan pengetahuan akan pangan dan gizi, serta perilaku masyarakat.

Kebiasaan makan dapat terbentuk sejak usia balita yang merupakan masa

penting dalam kehidupan seseorang karena pada masa inilah ditanamkan

sikap, kebiasaan dan pola tingkah laku yang memegang peranan menentukan

dalam perkembangan individu selanjutnya (Kusumawati dan Rahardjo, 2011).

Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan anak, termasuk

dalam pemberian nutrisi. Asupan nutrisi berkaitan erat dengan makanan yang

diberikan. Balita dapat menderita kekurangan gizi lantaran kurangnya

perhatian orang tua terhadap kebutuhan nutrisi anak (Sumarno, 2011).

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku dalam pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh

pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Keadaan gizi yang rendah

akan menentukan tingginya angka prevalensi kurang gizi secara nasional.

Ketidaktahuan tentang bahan makanan dapat menyebabkan pemilihan

makanan yang salah dan rendahnya pengetahuan gizi akan menyebabkan sikap

masa bodoh terhadap makanan tertentu (Maulana, dkk, 2012).

Kebutuhan zat gizi pada balita usia 1-3 tahun dan 3-5 tahun. Asupan

makanan yang bergizi amat penting untuk si balita agar bisa tumbuh dan

berkembang dengan optimal, maka orang tua perlu memastikan bahwa menu

yang disajikan bagi si balita memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Dalam

menu sehari misalnya terdapat sayuran, buah-buahan, biji-bijian, produk susu

dan sebagainya (Andini, 2013).

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

3

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 23 Oktober 2013 di desa

Gunungduk Kelurahan Bulurejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar diketahui bahwa ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang. Hasil wawancara dengan 10

ibu yang mempunyai balita diketahui sebanyak 6 orang (60%) hanya dapat

menjawab tentang menu makanan balita dan sebanyak 4 orang (40%) dapat

menjawab tentang menu dan manfaat makanan yang diberikan kepada balita.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan Balita di

Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan

balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa

Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di

desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat

baik.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

4

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di

desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat

cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di

desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat

kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya

dalam pengetahuan tentang menu makanan balita.

2. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.

3. Bagi institusi

a. Pendidikan

Sebagai referensi dan sumber bacaan meliputi pengetahuan tentang

menu makanan balita serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian

selanjutnya.

b. Bagi lahan

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menambah

pengetahuan tentang menu makanan balita.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

5

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Endah Purwatiningsih (2008), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu

tentang Gizi Balita di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta”. Jenis

penelitian ini deskriptif dengan rancangan cross secitonal. Sampel

sebanyak 63 ibu yang mempunyai anak balita dengan teknik total

sampling. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik

sebanyak 35 orang (56%), berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden

(32%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 8 orang

(12%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variable

penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian sedangkan persamaan

penelitian adalah pada teknik analisis data.

2. Novi Nilasari (2012), melakukan penelitian dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita Tentang Gizi Balita Desa

Pungsari Plupuh Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian adalah deskriptif

kuantitatif. Populasi seluruh ibu yang mempunyai anak balita dengan

sampel sebanyak 42 orang dengan teknik simple random sampling.

Teknik analisis menggunakan diskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi.

Hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan

baik sebanyak 5 orang (11,90%), berpengetahuan cukup sebanyak 32

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

6

responden (76,20%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak

5 orang (11,90%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel

penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian sedangkan persamaan

penelitian adalah pada teknik analisis data.

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika

penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari tinjauan teori tentang pengetahuan yang

meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh

pengetahuan, cara mengukur pengetahuan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Teori tentang balita yang terdiri dari

pengertian dan perkembangan balita. Teori tentang menu makanan

balita yang terdiri dari pengertian, jenis makanan, manfaat,

kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

7

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika

penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil

penelitian, pembahasan serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Notoatmodjo (2010), mendefinisikan pengetahuan (knowledge)

adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan

what. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior).

b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

8

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

9

2) Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

4) Analisis (analysys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti

sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

10

5) Sintesa (syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (trial and error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

11

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

12

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

13

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intutif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

14

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejal tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

15

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Widianti, dkk, (2007), pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang

2) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

3) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa

mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya

positif maupun negatif

4) Fasilitas

Fasilitas–fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuann seseorang, misalnya radio, televisi,

majalah, koran, dan buku.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

16

5) Penghasilan

Seseorang yang berpenghasilan cukup besar maka dia akan

mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas– fasilitas sumber

informasi.

6) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

e. Pengukuran pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

2. Balita

a. Pengertian

Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata

bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan.

Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran

program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan.

Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat

dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang

anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang

akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

17

berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya (Choirunisa, 2009).

b. Perkembangan balita

Menurut Choirunisa (2009), beberapa bentuk-bentuk

perkembangan yang terjadi pada balita antara lain adalah sebagai

berikut :

1) Perkembangan fisik

Di awal balita, pertambahan berat badan balita merupakan

singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan

rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan

periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan

sangat pesat. Periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan

menurun disebabkan banyaknya energi yang terserap untuk

bergerak.

2) Perkembangan psikologis

Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam

pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat,

berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk

mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang

atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga

mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar,

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

18

menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya

menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis

atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan

ke mulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman

tehadap obyek telah lebih baik. Kemampuan bahasa balita tumbuh

dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa

kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah

menjadi diatas 1.000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai

berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai

mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.

3. Menu Makanan

a. Pengertian

Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang

untuk sekali makan atau untuk sehari (Wachdani, dkk, 2012). Makanan

adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat

dimakan. Makanan biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah

terlebih dahulu diolah atau dimasak (Rosyidi, 2006).

Menu makanan adalah susunan hidangan makanan yang telah

ditetapkan, misalnya menu makanan sehari yaitu menu sarapan

(breakfast), menu makan siang (lunch) dan menu makan malam

(dinner), bahkan makan selingan berupa snack, puding atau minuman

(Ambarini, 2008).

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

19

Makanan seimbang merupakan makanan yang harus dimakan

untuk memastikan tubuh badan seseorang berfungsi dengan normal.

Makanan seimbang seharusnya memberikan tenaga. makanan yang

mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak secara optimum,

kandungan fiber yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin

dan lemak. Makanan yang memberi tenaga dapat membina badan, dan

dapat menjauhkan diri dari penyakit. Makanan seimbang merupakan

salah satu faktor penting dalam rangka meningkatkan kesehatan

(Azida, 2009).

Pola menu makanan adalah cara memilih hidangan yang terdiri

dari olahan bahan pangan untuk dikonsumsi. Dalam menentukan pola

makan balita, seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai bahan

makanan, jumlah kalori yang dikandung setiap makanan, pengetahuan

hidangan dan kebutuhan harian balita terhadap energi, karbohidrat,

lemak dan protein (Wachdani, dkk, 2012).

Pemilihan menu makanan harus meliputi semua golongan bahan

makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan

unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya. Keadaan tubuh sebagai

akibat keseimbangan antara konsumsi makanan yang seimbang dengan

penggunaan zat-zat gizi disebut sebagai status gizi seimbang atau biasa

disebut dengan status gizi normal. Kebutuhan gizi harian balita yang

tidak seimbang dengan makanan yang dikonsumsinya menyebabkan

malnutrisi atau gizi salah sehingga dapat berdampak buruk dalam

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

20

perkembangannya, baik secara fisik maupun mentalnya

(Wachdani, dkk, 2012).

b. Penyusunan menu makanan

Penyusunan pola menu makanan perlu memperhatikan menu

seimbang, anekaragaman hidangan dan kondisi orang tersebut. Pada

anak balita, kondisinya adalah dalam periode transisi dari makanan bayi

ke makanan orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi. Pada umur

dua tahun ASI dihentikan dan makanan anak diganti dengan jenis

makanan orang dewasa yang dikonsumsi oleh keluarga pada umumnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun menu makanan yaitu

kandungan gizi harus lengkap sesuai dengan kebutuhan dan semua

bahan makanannya termasuk empat sehat. Empat sehat pada bahan

makanan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur dan buah.

Pemenuhan bahan makanan tersebut dalam penyusunan menu

merupakan upaya dalam penganekaragaman konsumsi makanan.

Walaupun balita usia 3-5 tahun telah dapat menkonsumsi makanan

yang diperuntukkan untuk seluruh keluarga, tetapi makanan tersebut

tidak boleh yang merangsang lambung, seperti pedas dan asam

(Wachdani, dkk, 2012).

Dalam menentukan pola menu makanan yang mengandung

energi, lemak, karbohidrat dan protein yang dibutuhkan balita, input

yang digunakan meliputi jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi

badan. Keempat input tersebut digunakan untuk mengetahui status gizi

balita serta menentukan kebutuhan energi, karbohidrat, lemak dan

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

21

protein yang sesuai dengan status gizinya. Proses untuk menentukan

pola menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan balita

(Wachdani, dkk, 2012).

Menurut Sulistyoningsih (2012), kebutuhan gizi untuk anak usia 1

– 5 tahun antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penyusunan Menu Makanan

Bahan makanan Porsi anak 1-3

tahun Energi:

1000 Kkal per hari

Porsi anak 4-5

tahun; Energi:

1.550 Kkal per

hari

Sumber karbohidrat-pati

(nasi, roti, kentang)

1 porsi senilai dengan:

· 4 sendok makan nasi

· 1 lembar roti tawar

· 1 buah kentang sedang

3 – 4 porsi

7-8 porsi

Lauk Pauk Hewani dan

Nabati: ikan, daging, telur,

ayam/unggas

Satu porsi senilai dengan:

· 1 butir telur ayam,

· 1 potong ayam dada

sebesar kotak korek api

· 1 potong ikan ukuran

sedang, 1 potong tenggiri

75 gram

· 2 potong tempe sebesar

@ kotak korek api

· 3 potong tahu sebesar @

kotak korek api

2-3 porsi

3-4 porsi

Sayuran

1 porsi: setengah mangkuk

sedang, ½ gelas belimbig

2 porsi 3-4 porsi

Buah 1 porsi senilai dengan:

· 1 buah jeruk sedang

· pepaya potong 1

mangkuk sendang

· apel setengah buah

2 porsi 3 porsi

Susu

· 1 gelas: 200 ml

2-3 gelas: 2-3 gelas;

c. Jenis asupan dan manfaatnya bagi balita

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

22

Menurut Dannci (2013), jenis asupan makanan dan manfaatnya

bagi balita antara lain :

1) Nasi, roti, sereal, dan gandum (oat) mengandung karbohidrat yang

sangat tinggi, selain itu juga terdapat serat larut, protein nabati,

vitamin, dan mineral. Karbohidrat bermanfaat sebagai sumber

energi bagi anak-anak untuk beraktivitas. Sumber karbohidrat lain

yang juga bisa dikenalkan adalah kentang dan umbi-umbian (ubi

jalar, misalnya).

2) Ikan, daging, ayam, telur, dan kacang-kacangan merupakan sumber

protein yang berperan sebagai zat pembangun. Biasanya anak yang

kurang asupan protein hewani, akan terhambat proses pertumbuhan.

3) Sayur-sayuran dan buah mengandung serat yang sangat dibutuhkan

dalam proses pencernaan makanan. Fungsinya membantu kerja

usus, sehingga memudahkan buang air besar dan mencegah susah

buang air besar pada anak.

4) Keju dan yoghurt merupakan produk turunan dari susu. Semua

produk dari susu mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan

tulang dan sebagai pembentuk sel darah merah selain itu juga

mengandung mineral dan protein.

5) Mentega, margarin, dan minyak merupakan sumber lemak, selain

lemak bahan-bahan ini juga mengandung vitamin dan mineral.

Berfungsi sebagai sumber energi yang lebih efektif (dibandingkan

dengan karbohidrat dan protein) dan memberikan cita rasa enak.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

23

B. Kerangka Teori

2.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Widianti, dkk (2007), Wachdani, dkk (2012),

Dannci (2013) dengan modifikasi

Pengetahuan

Menu Makanan

Balita

1. Pengertian

2. Penyusunan menu

makann

3. Jenis asupan dan

manfaatnya

Faktor – faktor yang

berpengaruh terhadap

pengetahuan:

1. Pengalaman

2. Tingkat pendidikan

3. Keyakinan

4. Fasilitas

5. Penghasilan

6. Sosial budaya

Tingkat pengetahuan : 1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintesis

6. Evaluasi

Ibu yang

mempunyai

balita

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

24

C. Kerangka Konsep Penelitian

Diteliti

Tidak Diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat Pengetahuan

Ibu tentang Menu

Makanan Balita

Baik

Cukup

Kurang

Faktor – faktor yang

berpengaruh terhadap

pengetahuan:

1. Pengalaman

2. Tingkat pendidikan

3. Keyakinan

4. Fasilitas

5. Penghasilan

6. Sosial budaya

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai

matang ketika persiapan penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau

data kualitatif yang diangkakan. Metode ini digunakan untuk memecahkan

atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang

(Sugiyono, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan

variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah di desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 24 Desember 2013.

25

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar

sebanyak 36 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono,

2010). Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

subjeknya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10 - 15%, atau 20-

25% atau lebih (Arikunto, 2010).

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di desa

Gunungduk Gondangrejo Karanganyar sebanyak 36 orang.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,

2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

27

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel

dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

tentang menu makanan balita.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter dan

kriteria

Alat ukur Skala

pengukuran

Pengetahuan

ibu tentang

menu

makanan

balita

Segala sesuatu

informasi yang

diketahui dan

dimengerti oleh ibu

tentang menu

makanan balita yang

terdiri dari pengertian,

penyusunan dan jenis

asupan serta manfaat

menu makanan

Baik bila (x) >

mean + 1 SD

Cukup :

bila mean - 1

SD x

mean + 1 SD

Kurang :

bila (x) <

mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

28

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian ini

menggunakan kuesioner. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup. Menurut Sekaran (2006), kuesioner tertutup adalah

kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk memilih

jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah.

1) Kisi-kisi kuesioner

Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner

Variabel Sub Variabel No. Item

Jumlah Favourable unfavourable

Tingkat

Pengetahuan

ibu tentang

menu

makanan

balita

Pengertian 1,2,4 3,5 5

Penyusunan

menu makanan

6,7,8,9,10 11,12,13 8

Jenis asupan

dan manfaat

14,15,16,17,18

,19,20,26,27*,

28,29,30*

21,22,23,24,

25*,31,32

19

20 12 32

* nomor kuesioner yang tidak valid

2) Cara penilaian

Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah

skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan

memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau

pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar

dan salah (Hidayat, 2007). Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable

yaitu pernyataan positif jika responden memilih jawaban “benar” nilai 1

(satu) jika “salah” nilai 0 (nol) sedangkan pernyataan unfavourable yaitu

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

29

pertanyaan negatif jika responden menjawab “benar” nilai 0 (nol) jika

“salah” nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi

tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur

yang sahih atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji coba instrumen akan dilakukan kepada sebanyak 30 ibu yang

mempunyai balita di desa Jengglong, Bulurejo, Gondangrejo Karanganyar.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam

penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product

moment. Rumus korelasi product moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

(Statistical Program for Social Science) Ver. 16,0. Sebuah instrumen

}y - y{n }x x {

y) .x ( - xy)n.(

222 2nrxy

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

30

dikatakan valid apabila p value < 0,05 pada taraf signifikan 5%

(Ghozali, 2009).

Hasil uji validitas yang dilakukan pada tanggal 17 Desember

2013 diketahui bahwa sebanyak 29 item pernyataan dinyatakan valid

dimana p value < 0,05. Sedangkan sebanyak 3 item pernyataan yaitu

nomor 25, 27 dan 30 dinyatakan tidak valid karena p value > 0,05. Item

pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dibuang dan tidak

digunakan dalam pernyataan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto,

2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan

Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS Ver 16,0.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

t

b

k

kr

2

2

11 11 t2

b2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

31

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2

= Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)

(Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha

sebesar 0,870 > 0,70 sehingga dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal

sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian

(Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data

yang diperoleh terdiri dari :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Dalam

penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil kuesioner

pengetahuan ibu tentang menu makanan balita.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara

langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dalam hal ini adalah jumlah

ibu yang mempunyai balita di desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar

sebanyak 36 orang.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

32

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Entry data

Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk

dilakukan analisis lanjut.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

33

prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo

(2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala

pengukuran sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

b. Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti

menghitung nilai mean dan standard deviation. Menurut Riwidikdo

(2009), rumus menghitung nilai mean dan standard deviation yaitu :

a. Mean

Keterangan :

n : jumlah responden

xi : nilai responden

b. Standard deviation

Keterangan :

SD : Standard deviation

xi : nilai responden

n : jumlah responden

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

34

Perhitungan mean dan standar deviasi menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social Science) Versi 16,0, setelah didapatkan

hasil nilai mean dan standard deviation tiap responden kemudian hasil

tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan untuk menghitung distribusi

frekuensi responden.

Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2013), sebagai

berikut :

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

35

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,

2010). Jadwal penelitian terlampir.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Gunungduk merupakan salah satu bagian Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dengan luas wilayah sekitar 3 Ha.

Jumlah penduduk Desa Gunungduk sebanyak 4.735 orang yang terdiri dari

2.164 laki-laki dan 2.571 perempuan. Dari jumlah perempuan tersebut terdiri

36 ibu yang mempunyai anak balita.

Batas wilayah Desa Gunungduk Gondangrejo Karanganyar meliputi :

1. Sebelah utara : Desa Cinet

2. Sebelah selatan : Desa Jengglong

3. Sebelah timur : Desa Jambu

4. Sebelah barat : Desa Watu Dakan

Jarak antara Desa ke Kelurahan sekitar 500 meter, jarak antara Desa ke

kecamatan sekitar 3 km, jarak antara Desa Gunungduk ke Kabupaten sekitar

5 km. Tempat pelayanan kesehatan yang ada di Desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar adalah 1 BPS, 1 Polides dan 1 dokter praktek

swasta.

36

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

37

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden

Responden dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Desa

Gunungduk Gondangrejo Karanganyar. Karakteristik responden dalam

penelitian ini meliputi : umur, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik

responden diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Responden

Jumlah Persentase (%)

< 20 th

20-35 th

> 35 th

3

25

8

8,4

69,4

22,2

Jumlah 36 100

Sumber : Data primer, Mei 2014

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil bahwa responden

dengan umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (8,3%), umur 20 – 35

tahun sebanyak 25 orang (69,4%) dan lebih dari 35 tahun sebanyak 8

orang (22,2%), sehingga mayoritas responden berumur antara 20 – 35

tahun (69,4%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Responden

Jumlah Persentase (%)

SD

SMP

SMA

PT

3

10

18

5

8,3

27,8

50,0

13,9

Jumlah 36 100

Sumber : Data primer, Mei 2014

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

38

Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa responden dengan

tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang (8,3%), pendidikan SMP

sebanyak 10 orang (27,8%), pendidikan SMA sebanyak 18 orang (50,0%)

dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (13,9%), sehingga mayoritas

tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 18 orang (13,9%).

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Responden

Jumlah Persentase (%)

IRT

Swasta

Wiraswasta

PNS

20

7

5

4

55,6

19,4

13,9

11,1

Jumlah 36 100

Sumber : Data primer, Mei 2014

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden

sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 20 orang (55,6%), swasta sebanyak 7

orang (19,4%), wiraswasta sebanyak 5 orang (13,9%) dan PNS sebanyak 4

orang (11,1%), sehinggga mayoritas responden adalah Ibu Rumah Tangga

(IRT) sebanyak 20 orang (55,6%).

2. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai mean dan

standar deviasi dengan program SPSS seperti tertera pada tabel di bawah

ini :

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

39

Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

Variabel Mean Std. Deviation

Tingkat pengetahuan ibu tentang menu

makanan balita 16,78 3,86

Sumber : Data primer, Mei 2014

Berdasarkan hasil nilai mean dan standar deviasi tersebut, kemudian

digunakan sebagai dasar perhitungan tingkat pengetahuan tentang menu

makanan balita menjadi 3 tingkat pengetahuan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :

: (x) > mean +1 SD

: (x) > 16,78 + 1 (3,86)

: (x) > 20,64

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 20,64

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :

: mean -1 SD x mean + 1 SD

: 16,78 – 1 (3,86 ) x 16,78 + 1 (3,86)

: 12,92 x 20,64

Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden : 12,92 x 20,64

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh sebagai berikut :

: (x) < mean–1 SD

: (x) < 16,78 – 1 (3,86)

: (x) < 12,92

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 12,92

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

40

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menu Makanan Balita

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

5

24

7

13,9

66,7

19,4

Jumlah 36 100

Sumber : Data Primer, Mei, 2014

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan

ibu tentang menu makanan balita di Desa Gunungduk Gondangrejo

Karanganyar pada kategori baik sebanyak 5 responden (13,9%), kategori

cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan kategori kurang sebanyak 7

orang (19,4%), jadi tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita

pada kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden (66,7%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 36 responden menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita pada kategori

baik sebanyak 5 responden (13,9%), kategori cukup sebanyak 24 responden

(66,7%) dan kategori kurang sebanyak 7 orang (19,4%), jadi tingkat

pengetahuan ibu tentang menu makanan balita pada kategori cukup.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil

tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Menurut

Widianti, dkk, (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan,

fasilitas, penghasilan dan social budaya.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

41

Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah dalam

kategori cukup hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

dimana mayoritas ibu adalah SMA (50,0%). Menurut Widianti, dkk (2007)

menyatakan bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang

tingkat pendidikannya lebih rendah.

Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah dalam

kategori cukup juga dipengaruhi oleh pekerjaan responden di mana mayoritas

adalah oleh umur 20 – 35 tahun (69,44%). Umur berhubungan dengan

pengalaman seseorang. Menurut Widianti, dkk (2007) menyatakan bahwa

pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang

Mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita adalah

dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh pekerjaan, di mana mayoritas

pekerjaan ibu adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (55,6%). Ibu Rumah Tangga

mempunyai waktu yang lebih luang untuk mendapatkan akses informasi

misalnya dengan rutin berkunjung ke posyandu ataupun memperoleh

informasi dari media cetak maupun media elektronik (Purwaningsih, 2008).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

42

D. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada saat penelitian, banyak

responden yang kurang pahan tentang pernyataan yang diajukan pada

peneliti sehingga peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang kuesioner

tersebut.

2. Kendala penelitian

Kendala dalam penelitian ini yaitu :

a. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga

tidak mengetahui apakah ibu sudah memberikan menu makannan yang

tepat kepada balitanya atau belum.

b. Kuesioner

Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup di

mana responden hanya menjawab benar dan salah, sehingga kurang

memperoleh informasi secara lebih mendalam.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

43

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat baik sebanyak 5

responden (13,9%).

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat cukup sebanyak 24

responden (66,7%).

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang menu makanan balita di desa Gunungduk

Gondangrejo Karanganyar tahun 2014 pada tingkat kurang sebanyak 7

orang (19,4%).

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan hendaknya menambah sumber referensi, sumber

bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan menu

makanan balita.

2. Bagi Bidan atau Tenaga Kesehatan

Bagi bidan atau tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan

kesehatan melalui promosi kesehatan yaitu penyuluhan ke posyandu

khususnya tentang pemberian menu makanan balita.

43

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

44

3. Bagi Ibu yang mempunyai balita

Ibu yang mempunyai balita hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang

menu makanan balita dengan mengikuti pendidikan kesehatan, membaca

buku, menonton televisi atau yang lain sehingga ibu dapat memberikan

menu makanan balita yang tepat bagi balitanya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan

mengembangkan variabel penelitian misalnya dengan mengembangkan

hubungan pemberian menu makanan balita dengan status gizi balita

ataupun juga melakukan observasi mendalam tentang menu makanan yang

dikonsumsi balita sehari-hari.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

DAFTAR PUSTAKA

Ambarini. 2008. Menu Sehari-Hari Untuk Sebulan Golongan Darah B. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Andini. 2013. Gizi Pada Balita, Kebutuhan Gizi pada Balita. Diakses

www.duniaberbicara.com. 2 Juni 2014

Anonim. 2013. Kebutuhan Nutrisi Balita. Diakses

http://www.melindahospital.com. 1 Desember 2013

Azida. 2009. Makanan Seimbang. Diakses http://maribelajar.forumotion.com. 15

Nopember 2015

Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta :

Moncer Publisher

Dannci. 2013. Jenis Asupan dan Manfaatnya bagi Balita. Diakses dari

www.makananbayi.org. 15 Nopember 2013

Ghozali, I. 2009, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang

: Universitas Diponegoro.

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Kurniawati, 2012, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan

Status Gizi Balita Di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo,

Kabupaten Purworejo, Jurnal Komunikasi Kesehatan, Vol 3. No. 2

Kusumawati, E dan Raharadjo, S. 2011. Peran Ibu Dalam Pembentukan Pola

Konsumsi Makan Pada Balita Di Puskesmas II Sumbang Kabupaten

Banyumas. Prosiding Seminar Nasional. Purwokerto Fakultas Kedokteran

dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Ilmu-Ilmu

Unsoed Purwokerto

Maulana, LAM, dkk. 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan

Terhadap Status Gizi Siswa SD Inpres 2 Pannampu. Makasar : Program

Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Makassar

Nilasari, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita

Tentang Gizi Balita Desa Pungsari Plupuh Sragen Tahun 2012. Karya Tulis

Ilmiah. Surakarta : STIKes Kusuma Husada

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-sitilestar... · 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU MAKANAN PADA BALITA

Notoatmodjo, 2. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pandi, E dan Wirakusumah. 2012. Panduan Lengkap Makanan Balita. Jakarta :

Plus

Purwaningsih, E. 2008. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita di

Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta. KTI. Yogyakarta : STIKES

Aisyiyah Yogyakarta

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.

Rosyidi, D. 2006. Macam-macam Makanan Tradisional yang Terbuat dari Hasil

Ternak yang Beredar di Kota Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil

Ternak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Vol 1. No. 1

Saputra, W dan Nurrizka, RH. 2012. Faktor Demografi dan Risiko Gizi Buruk dan

Gizi Kurang. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 2

Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Untuk

Bisnis), Jakarta : Salemba Empat.

Setiyani, L. 2013. Hubungan Kejadian Anemia Pada Ibu Menyusui Dengan Status

Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan. Artikel Penelitian. Semarang : Program Studi Ilmu

Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Sulistyoningsih. H. 2012. Gizi Untuk Kebutuhan Gizi dan Anak. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Sumarno. 2013. 150 Balita di Sukoharjo Kekurangan Gizi. http://koran-

sindo.com. 15 Nopember 2013.

Tarigan, M. 2013. RI Negara di Urutan ke 5 yang Warganya Kurang Gizi.

http://www.tempo.com. 15 Nopember 2013.

Wachdani, R, dkk. 2012. Pengatur Pola Menu Makanan Balita Untuk Mencapai

Status Gizi Seimbang Menggunakan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

Fakultas Sains dan Teknologi, Malang : Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang

Widianti, dkk. 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan

Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Bandung : FIK-

Universitas Padjajaran