texbook reading kelompok b-9

13
KELOMPOK B-9 Ketua : Putri Rachmawati 1102013234 Sekretaris : Putri Nurfaadhilah Basari 1102013232 Anggota : Syafira Kusuma Wardhanie 1102012287 Yudha Kusuma 1102012 Putri Elinda Karina 1102013231 Putri Pratiwi Merdekawati 1102013233 Putri Shabrina Amalia 1102013235 Ra’za Nurul R. 1102013245 Risa Apriliani 1102013252 Rizka Kurnia Gemilang 1102013253

Upload: putri-nurfadhilah

Post on 26-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hyponatremia

TRANSCRIPT

KELOMPOK B-9

KELOMPOK B-9Ketua : Putri Rachmawati1102013234Sekretaris : Putri Nurfaadhilah Basari1102013232Anggota: Syafira Kusuma Wardhanie1102012287 Yudha Kusuma1102012 Putri Elinda Karina1102013231 Putri Pratiwi Merdekawati1102013233 Putri Shabrina Amalia1102013235 Raza Nurul R.1102013245 Risa Apriliani1102013252 Rizka Kurnia Gemilang1102013253

HIPONATREMIAAbstrakHiponatremia adalah gangguan elektrolit yang banyak di jumpai pada pasien rawat inap dan juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti kejang, peningkatan mortalitas dan perpanjangan waktu rawat inap.Terdapat 3 patofisiologi utama yang menyebabkan hiponatremia, yaitu :

Pendahuluan

Hiponatremia adalah kelainan elektrolit yang paling umum ditemukan pada pasien rawat inap, terjadi pada 20-30% dari penerimaan akut.

Meningkatnya gejala hiponatremia berdasarkan dengan tingkat keparahan hiponatremia itu sendiri.

Hiponatremia dikaitkan secara signifikan dengan morbiditas dan mortalitas. Pemeriksaan Hiponatremia

Ada banyak faktor yang menyebabkan Hiponatremia, tergantung keakuratan pemeriksaan dan pengobatannya. Diagnosa yang salah dapat menyebabkan terapi yang tidak tepat dan berbahaya bagi pasien. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:Pemeriksaan volume darahPemeriksaan kadar urea dalam darahPemeriksaan kadar sodium dalam urinPemeriksaan tekanan vena sentral

Daftar penyebab hiponatremia dapat dilihat pada Tabel berikut. Dan merupakan salah satu penemuan yang praktis dan mudah digunakan untuk dokter umum dan non-konsultan dokter rumah sakit, serta ahli endokrin.

Setiap osmolalitas urine lebih besar dari 100 mOsm/kg dengan adanya Hiponatremia menunjukkan konsentrasi urine yang benar sebenarnya tidak dibutuhkan, karena osmolalitas urine melebihi osmolalitas plasma untuk mendiagnosa SIADH. Dan konvensi menyatakan bahwa SIADH termasuk dalam kategori Hiponatremia Euvolemik.

Pemeriksaan SIADH harus mencakup urea dan elektrolit, plasma dan urine osmolalitas, konsentrasi natrium urin, penilaian volume darah, tes fungsi tiroid dan pengujian Synacthen pendek untuk glukokortikoid cadangan. Jika terjadi hiponatremia cepat dan bertepatan dengan gangguan otak, penting untuk diingat bahwa mungkin ada respon kortisol normal Synacthen, jika belum ada waktu untuk atrofi adrenal untuk mengikuti kegagalan hipofisis. Sebuah penilaian hati-hati kortisol dasar dalam konteks penyakit akut mungkin menyarankan defisiensi ACTH, meskipun tes integritas seluruh hipotalamus-hipofisis-adrenal axis, seperti tes toleransi insulin atau tes glukagon mungkin terindikasi.Penatalaksanaan Hiponatremia

Hiponatremia HipovolemikPenanganan utama adalah dengan diberikan cairan infus untuk menaikan volume darahMenghentikan terapi diuretik

2. Hiponatremia EuvolemikRestriksi fluid pada kadar 800-1.200 ml/24 jamDemeclocylineVaptans

3. Hiponatremia HipervolemikPenggunaan vaptan dianjurkan untuk penanganan pada hypervolaemic hyponatremia karena mampu menjadikan konsentrasi plasma sodium kembali normal

Central Pontine MyelinolysisPeningkatan konsentrasi plasma sodium secara cepat pada pasien dengan hyponatremia kronis dapat memicu pada kondisi central pontine myellinolysis.

Ciri-ciri: Coma Quadriplegia Kerusakan Saraf Otak

Untuk mencegah kerusakan otak dapat dilakukan:1. Pembatasan Cairan2. Pemberian Infus Hypertonik

Karena peningkatan konsentrasi plasma sodium yang terlalu cepat dapat mengakibatkan central pontine myelinolysis, maka pemberian cairan hypertonic harus digunakan dengan dosis yang tepat dan pengawasan dengan cara pengukuran konsentrasi plasma sodium selama dua jam untuk memastikan peningkatan konsentrasi plasma sodium tidak terlalu cepatPasien dengan hyponatremia kronik cenderung memiliki kemungkinan mengidap central pontine myelinolysis dibandingkan dengan pasien dengan hyponatremia akut.

Pasien peminum alkohol dan ibu hamil muda juga memiliki kecenderungan untuk mengidap central pontine myelinolysis

Berikut ini adalah petunjuk penanganan untuk hyponatremia parah dengan menggunakan infus cairan hypertonik.3% sodium cloride dengan 500 ml selama 24 jam dengan menyesuaikan peningkatan konsentrasi plasma sodium tidak lebih dari 6mmol/L selama 12 jam atau 4 mmol/L selama 12 jam untuk alkoholicSalinan infus dapat diberhentikan apabila telah mencapai 12 mmol/L dalam 24 jam

Infus cairan hypertonic merupakan terapi berbahaya, oleh karena itu harus dipastikan dengan pengukuran minimum plasma sodium setiap 2 jam dan dibawah pengawasan pakar.

Vasopressin Antagonist (vaptan) berkontribusi secara signifikan, aman dan efektif dalam mengatasi euvolaemic and hypervolaemic hyponatremia.

Kesimpulan

Hiponatremia adalah gangguan elektrolit paling umum yang dapat dijumpai pada pasien dan dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti kejang, peningkatan mortalitas dan perpanjangan waktu rawat inap. Pemeriksaan volume darah dan kadar sodium dalam urin sangat penting untuk keakuratan diagnosis dari penyebab Hipontremia. Hiponatremia tidak selalu dikaitkan dengan SIADH oleh karena itu Dokter harus bisa mendiagnosis pasien dengan tepat. Penanganan Hiponatremia adalah dengan infus cairan saline hipertonik dengan dosis yang tepat.